You are on page 1of 14

MAKALAH PEMBIAYAAN DAN

PENGANGGARAN KESEHATAN

OLEH :
WINDY RAHMADHANI
NIM: 2213201072

DOSEN PENGAMPU :
YULIA RAHMADONA, SKM.MKM

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pertolongan- Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “PEMBIAYAAN DAN
PENGANGGARAN KESEHATAN” ini dapat terselesaikan. Makalah ini di susun
sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin mendalami tentang
mata kuliah Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari
segi isi maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan
untuk kesempurnaan tugas-tugas berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

PENULIS

WINDY RAHMADHANI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................4
A. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................4
B. TUJUAN..................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
A. Pengertian Sistem Penganggaran..................................................................................................6
B. Jenis - Jenis Sistem Penganggaran...............................................................................................6
1. Line Item Budgeting................................................................................................................6
2. Incremental Budgeting.............................................................................................................7
3. Planning Programming Budgeting System.................................................................................8
4. Zero Based Budgeting (ZBB)..................................................................................................9
5. Performance Budgeting..........................................................................................................11
6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)........................................................................11
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................13
1. Kesimpulan.................................................................................................................................13
2. Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anggaran (Budgeting) merupakan alat perencanaan, pedoman, pengendalian


dan alat pengawasan di bidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan
yang berorientasi pada laba maupun non-laba. Bagi suatu perusahaan, penyusunan
anggaran merupakan alat yang dipakai untuk membantu aktivitas kegiatannya agar
lebih terarah. Dengan menggunakan anggaran maka perkembangan perusahaan akan
dapat dipelajari dengan teliti dan berkesinambungan. Anggaran dapat berjalan dengan
baik apabila dalam organisasi perusahaan tersebut ada dukungan aktif, baik dari
pelaksanaan tingkat atas maupun tingkat bawah. Hal ini menyangkut kepada manusia,
khususnya pada karyawan yang ada pada suatu organisasi dalam melaksanakan
kegiatannya.
Menurut Munandar (2010:1), “Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun
secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam
unit kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan
datang”.
Gunawan Adisaputro (2010:02) mendefinisikan “Business Budget adalah
suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab
manajemen didalam perencanaan koordinasi dan pengawasan”.
Sedangkan menurut Nafarin (2011:11), mendefinisikan bahwa “Anggaran
(budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa”.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa secara umum
anggaran merupakan suatu bentuk rencana aktivitas suatu kegiatan yang akan
dilaksanakan selama satu periode mendatang yang secara umum dinyatakan secara
kuantitatif berdasarkan angka-angka yang dibuat dengan pertimbangan yang
komprehensif.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu sistem penganggaran?


2. Apa saja jenis jenis sistem penganggaran?
a. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari jenis jenis sistem penganggaran
tersebut?
b. Apa saja contoh dari jenis sistem penganggaran tersebut?

4
B. TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui apa itu pengertian dari sistem penganggaran


2. Mahasiswa mengetahui kelebihan, kekurangan serta contoh dari setiap jenis
jenis sistem penganggaran tersebut

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Penganggaran

Sistem Penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri
dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling
berkaitan. Terdapat Enam jenis system penganggaran yang diterima umum yaitu :
(Abdul Halim 2007).

B. Jenis - Jenis Sistem Penganggaran

1. Line Item Budgeting

Line item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan kepada


dan dari mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut
digunakan (pos-pos pengeluaran).

Pendekatan line item atau sering disebut pendekatan tradisionil merupakan


pendekatan paling tua dan banyak mengandung kelemahan antara lain :
Berorientasi kepada input, dasar alokasi tidak jelas, tidak fleksibel dan berorientasi
jangka pendek.

Line item budget atau anggaran item baris adalah metode yang digunakan
saat membuat dan memantau pengeluaran keuangan. Item dikelompokkan
berdasarkan departemen atau biaya untuk menunjukkan area mana yang
menggunakan sebagian besar dana perusahaan.

Item baris menunjukkan data keuangan tertentu untuk tujuan akuntansi, tetapi
biasanya hanya digunakan untuk pelaporan pengeluaran. Ini dapat menunjukkan
perbandingan informasi keuangan selama periode ekonomi masa lalu, sekarang
dan masa depan.

Sistem line budgeting akan membantu bisnis memahami apakah dana masuk
mereka mampu menutupi pengeluaran. Perusahaan dapat dengan mudah melihat
apakah satu item akan melebihi atau berada di bawah anggaran.

Misalnya, jika bisnis memperhatikan produk tertentu yang mereka gunakan


memengaruhi anggaran berimbang, mereka dapat memperhatikan item tersebut dan
memantau tren untuk melihat apakah itu memengaruhi anggaran dari waktu ke
waktu.

a. Keunggulan Line-Item Budgeting

1. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan analisis yang


rumit.
2. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.

6
b. Kelemahan Line-Item Budgeting

1. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Anggaran tersebut tak terlalu pendek,


terutama untuk proyek modal & mendorong praktik yg tak sehat (KKN).
2. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
3. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
4. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
anggaran tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja
dievaluasi dalam bentuk apakah dana telah habis dibelanjakan, bukan apakah
tujuan tercapai.
5. Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. dan berpeluang menimbulkan konflik, overlapping,
kesenjangan, & persaingan antar departemen.
6. Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit.
7. Diabaikannya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran
yang dianggarkan.
8. Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan rasional dalam menetapkan
target penerimaan dan pengeluaran.
9. Aliran informasi (sistem informasi keuangan) yang tidak memadai yang
menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan
tindakan.

c. Contoh Line-Item Budgeting

Penganggaran dana untuk perjalanan dinas karyawan atau anggota di dalam


sebuah organisasi atau perusahaan. Di dalam anggaran tersebut terdapat detail
lokasi yang akan di tuju dan apa tujuan dari kunjungan dinas tersebut untuk
organisasi dan perusahan terkait.

2. Incremental Budgeting

Incremental Budgeting adalah system anggaran belanja dan pendapatan yang


memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan
usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos pengeluaran
merupakan perubahan ( kenaikan ) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan
yang harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental)
dari angka anggaran tahun sebelumnya.

Logika system anggaran ini adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan
merupakan kelanjutan kegiatan dari tahun sebelumnya.System penganggaran
Incremental Budgeting

7
a. Keunggulan

1. Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran.


2. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit untuk memahami
program-program baru.
3. Dapat mengurangi konflik.

b. Kelemahan
1. P e r h a t i a n t e r h a d a p l a p o r a n pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit.
2. Diabaikanya pencapaian prestasi realisasi penerimaan dan pengeluaran yang
di anggarkan.
3. Para penyusun anggaran tidak m e m i l i k i alasan rasional
d a l a m mnerapkan target penerimaan dan pengeluaran. Penerapan prinsip
“anggaran berimbang dan dinamis” merupakan salah satu bentuk
contoh penerapan sistem “incremental budget system”.

c. Contoh Incremental Budgeting

Penganggaran ulang budget yang sudah di tetapkan sebelumnya atau re-


budgeting. Misalnya penganggaran ulang budget untuk perjalanan dinas dalam
sebauah organisasi atau perusahaan. Hal tersebut terjadi dikarenakan estimasi
biaya penganggaran lebih kecil dari biaya yang keluar saat real time nya.

3. Planning Programming Budgeting System

P l a n i n g P r o g r a m m i n g B u d g e t i n g System a d a l a h s u a t u p r o s e s
perencanan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu
sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya
terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul.
Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua
kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi keputusan
terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang. P a d a h a k i k a t n y a ,
b e r b a g a i j e n i s a n g g a r a n y a n g m u n c u l b e l a k a n g a n berkarakter lebih
rasional di bandingkan dengan ‘line-item budgeting’. PPBS b e r u s a h a
merasionalkan proses pembuatan anggaran dengan cara
menjabarkan rencana jangka panjang ke dalam program-program, sub-
subprogram, serta berbagai proyek. Oleh karena itu, PPBS dikenal
sebagai ‘program budgeting’. Adapun pemelihan berbagai alternatif proyek yang
ada dilakukan melalui ‘cost and benefit analysis’. PPBS dianggap terlalu rasional
dan tentu saja terlalu mahal, sehingga sulit dilaksanakan.

8
a. Kelemahan
Adapun kelemahan dari Planning Programming and Budgeting
System (PPBS) antara lain:
1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
adanya sistem pengukuran dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar, karena PPBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
3. PPBS hanya bagus secara teori, namun peng implementasian nya cukup sulit.
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
5. Memerlukan pengelola yang ahli dan memiliki kualitas tinggi.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis. Hal ini terkait dengan
sifat program atau kegiatan yang lintas departemen, sehingga menyulitkan
didalam mengalokasikan biaya. Sementara itu, sistem akuntansi dibuat
berdasarkan departemen, bukan program.
b. Keunggulan
Adapun keunggulan dari Planning Programming and Budgeting
System (PPBS) antara lain:
1. Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu pimpinan
didalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian tujuan.
2. Menghindarkan adanya pertentangan dan overlaping program dan
mewujudkan sinkronisasi dan integrasi antar aparat organisasi dalam proses
perencanaan.
3. Alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan efektif berdasarkan analisis
manfaat dan biaya untuk mencapai tujuan, karena PPBS menggunakan
teori marginal utility.
4. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
5. Lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi
dan tentunya adalah kerja sama yang baik antara departemen.
c. Contoh Planning Programming and Budgeting System (PPBS)
Membuat anggaran untuk suatu program yang akan dilakukan. Misalnya
membuat anggaran untuk program penyuluhan ke desa terpencil yang
menyebabkan anak terkena stunting.

4. Zero Based Budgeting (ZBB)

Zero-Based Budgeting (Yang kemudian disingkat ZBB) adalah metode


penganggaran berdasarkan perkiraan tiap kegiatan tanpa mengacu pada rencana
kegiatan atau hasil kegiatan di periode sebelumnya atau dengan kata lain
penganggaran mulai dari nol. Sehingga segala alokasi yang disusun berdasarkan
visi dan juga rencana program pada periode saat itu. ZBB biasanya digunakan oleh
perintis usaha di awal periode, penyelenggara event, dan juga instansi
pemerintahan. ZBB digunakan dalam rangka mengidentifikasi, merencanakan dan

9
mengawasi program atau kegiatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Biasanya perusahaan menggunakan metode ZBB guna memangkas biaya-biaya
tertentu yang terjadi pada periode sebelumnya. Metode ZBB sebenarnya pertama
dilakukan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1962, namun
gagal diterapkan karena proses yang lama karena dalam metode ini memerlukan
keputusan-keputusan manajemen pada tingkat sub-departemen. Namun, metode
ZBB benar-benar dipublikasikan dan diterapkan pertama kali oleh perusahaan
Texas Instruments pada tahun 1969. Saat itu Peter A. Phyrr selaku manajer
keuangan Texas Instruments menerapkan Zero-Based Budgeting pada program
anggaran di tahun tersebut.

a. Kelebihan Zero-Based Budgeting

1. Jika dilakukan dengan benar dapat meningkatkan efisiensi anggaran, karena


dalam ZBB memiliki paket alternatif yang lebih bermanfaat.
2. ZBB lebih menekankan pada anggaran value for money. Artinya, dengan
metode anggaran tak bersisa ini para pemangku keputusan dapat memilih
bagian mana yang lebih menguntungkan.
3. Setiap alokasi dapat ditinjau ulang karena dalam ZBB memberikan informasi
yang lebih detail.
4. Meningkatkan pengetahuan dan memberikan analisis penyebab demotivasi
karyawan.
5. Memberikan kesempatan pada bottom-level management untuk berpartisipasi
dalam mengambil keputusan.

b. Kekurangan Zero-Based Budgeting

1. Terlalu banyak memakan waktu


2. ZBB cenderung digunakan untuk aktivitas jangka pendek dan rentan berubah-
ubah.
3. Perusahaan atau organisasi memerlukan teknologi yang akurat karena
penentuan paket keputusan harus berdasarkan data.
4. Rentan adanya kekeliruan sehingga manajemen harus terus
melakukan review dan juga ranking.
5. Rentan terhadap kecurangan oleh oknum perusahaan atau organisasi yang tidak
bertanggung jawab.

c. Contoh Kasus Zero-Based Budgeting

Salah satu contoh kasus sederhana dalam penerapan anggaran tak bersisa
atau zero based budgeting misalnya; Anda produsen makanan ringan dan
biasanya Anda menyewa tenaga desain grafis untuk keperluan promosi.

Namun, Anda merasa dengan menyewa tenaga desain grafis dari luar dirasa
lebih memakan biaya lebih. Lalu Anda memutuskan untuk merekrut tenaga
desain grafis internal.

10
Pada contoh kasus ini, Anda harus menyusun anggaran tak bersisa atau zero-
based budgeting karena periode sebelumnya Anda belum pernah menyewa
tenaga desainer grafis secara internal.

5. Performance Budgeting

Performance Budgeting adalah alokasi dana berdasarkan hasil terprogram yang


berkontribusi pada tujuan organisasi. Penganggaran kinerja memungkinkan
organisasi untuk lebih memahami dengan jelas efektivitas biaya program dan
sumber daya yang terkait dengan pencapaian hasil yang diinginkan. Anggaran
kinerja mengidentifikasi tujuan utama dana dialokasikan dan menetapkan tujuan
terukur yang terkait dengan tujuan tersebut.
Dengan berfokus pada hasil, penganggaran kinerja mengidentifikasi dampak
dari perubahan program tersebut pada hasil kinerja. Penganggaran berbasis kinerja
tidak dimaksudkan untuk menghukum atau memberi penghargaan kepada
departemen atau lembaga, melainkan untuk fokus pada kemajuan menuju tujuan
yang terukur selama proses anggaran.
a. Kelebihan
1. Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan
2. Merangsang partisipasi dan memotivasi unit kerja melalui proses pengusulan
dan penilaian anggaran yang bersifat factual
3. Membantu fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan
4. Memungkinkan alokasi dana secara optimal dengan didasarkan pada efisiensi
unit kerja
5. Menghindarkan pemborosan
b. Kekurangan
1. Tidak semua kegiatan dapat di standarisasikan
2. Tidak semua kinerja diukur secara kuantitatif
3. Tidak semua jelas mengenai siapa pengambil keputusan dan siapa yang
menanggung beban keputusan tersebut.
c. Contoh Performance Budgeting
Penurunan rasio kematian pasien HIV sebesar 30% pada akhir tahun 2022.
Peningkatan produksi sebesar 20% pada tahun 2018 melalui pelatihan staf
setiap bulan.

6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah sesuatu kerangka strategi


kebijakan pemerintah tentang anggaran belanja untuk dapertemen dan lembaga
pemerintah non dapertemen. Kerangka ini memberikantanggung jawab yang lebih
besar kepada dapertemen untuk penetapan alokasi dan penggunaan sumber dana
pembangunan. Keberhasilan suatu MTBF tergantung pada mekanisme
pengambilan keputusan anggaran secara agregat yang didasarkan pada skala
pioritas. Dalam mekanisme MTBF, komponen anggaran yang ditetapkan (top-
down), perkirakan anggaran biaya yang diusulkan (bottom-up), dan penyesuaian

11
perkiraan anggaran biaya, disesuaikan menurut sumber daya yang ada. Tingkat
kesiapan membangun MTBF tergantung pada kondisi keuangan Negara.
Ketidakstabilan kebijakan fiscal akan menyebabkan tidak tepat nya alokasi sumber
daya untuk berbagai program atau proyek. Selain itu ketidak terpaduan kebijakan
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaannya akan mengakibatkan kesulitan
pengalokasian dana, seperti yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia, pengalokasian
dana masih merupakan hal yangdidominasi aspek politik. Apabila ada pengeluaran
tertentu yang bersifat unsustainable (seperti gaji dan upah, uang pension, dan
pembayaranbunga), maka diperlukan waktu lebih lama untuk menghasilkan MTBF
yang lebih terpercaya. Kondisi semacam ini harus dihadapi, sehingga perubahan
struktur pengeluaran anggaran perlu dilakukan.

a. Kelebihan

Banyak peluang yang tidak bisa digunakan karena pendekatan yang


menyeluruh. Dalam pendekatan sectoral, kebijakan penggunaan sumber daya
secara sectoral dapat dilakukan dalam konteks perencanaan serta alokasi sumber
daya dan system anggaran secarakeseluruhan. Akibatnya, pendekatan MTBF
yang lebih bersifat sectoral akan menyeimbangkan.

b. Kelemahan

Pendekatan MTBF tergantung pada kondisi suatu negara atau organisasi.


Kebijakan fiscal yang tidak stabil dan kondisi social-politik merupakan contoh
yang melemahkan penerapan MTBF.

c. Contoh

Menetapkan dokumen standar harga

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Perencanaan anggaran sangatlah penting dalam sebuah organisasi atau


perusahaan. Secara garis besar hal tersebut bisa mengefesienkan dana yang keluar,
sehingga lebih tepat sasaran. Sehingga strategi dan plan kedepan perusahaan tidak
terganggu atau terbengkalai karena ketidak jelasan pengalokasian dan
penganggaran dana tersebut.

2. Saran

Penulis berharap ada kritikan dan masukan dari pembaca untuk makalah ini.
Karena makalah ini jauh dari sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA
p2k.stekom.ac.id (2022). Line item budgeting. Diakses pada 06 Mei 2023. Dari,
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Line-Item-Budgeting
diction.id (Januari 2017). Apa yang dimaksud dengan sistem penganggaran
(Budgeting Systems)?. Diakses pada 06 Mei 2023. Dari, https://dictio.id/t/apa-yang-
dimaksud-dengan-sistem-penganggaran-budgeting-systems/3995
studocu.com (2022). Performance Budgeting. Diakses pada 06 Mei 2023. Dari,
https://studocu.com/id/document/universitas-airlangga/akuntansi-manajemen/
performance-budgeting/28732325

14

You might also like