Professional Documents
Culture Documents
17 Deret Pangkat Tak Hingga
17 Deret Pangkat Tak Hingga
Si
3.1. Pendahuluan
Dalam pembahasan PDB liniear orde tinggi dengan koefisien konstan, kita telah
mempelajari metode-metode untuk menyelesaikan PDB tersebut dan hasil yang kita peroleh
adalah fungsi eksponen. Metode ini, ternyata tidak dapat kita gunakan dalam menyelesaikan
PDB dengan koefisien variabel. Penyelesaian PDB linier dengan koefisien variabel dapat
kita peroleh dengan cara mengubah fungsi dalam bentuk deret pangkat. Apakah deret itu,
bagaimana mengubah fungsi menjadi deret pangkat? Untuk dapat menjawab pertanyaan ini,
anda dapat mempelajari bahasan berikut. Pasal ini membahas tentang deret pangkat tak
hingga yang meliputi definisi deret, uji konvergensi deret, dan aplikasi deret dalam kasus-
kasus fisika.
suku yang tersisa. Karena itu, harus mencari metode lain untuk menghitung jumlahnya. Dan
yang lebih mandasar, haruslah kita definisikan dahulu tentang apa yang dimaksudkan dengan
jumlah deret tak hingga. Dalam kaitan ini marilah kita tinjau kembali bentuk umum deret
takhingga dengan meninjau terlebih dahulu secara berturut-turut jumlah suku-suku berhingga
sebagai berikut:
S1= a1
S2= a1 + a2
S3= a1 + a2+ a3
….
Besaran Sn ini disebut jumlah perbagian deret tak hingga, himpunan tak hingga dari Sn yang
disusun dalam urutan berikut:
{ S1, S2, S3, …, Sn, …}
membentuk pernyataan matematik lainnya yang disebut barisan tak hingga (infinite
sequence), yang diringkas penulisannya dengan notasi {Sn}n=1. Disini, Sn disebut suku ke-n
dari barisan, dan bentuk ummnya adalah Sn = f (n). Namun, perlu dicatat bahwa dalam
prakteknya bentuk Sn dari sebuah deret tak hingga tidakklah selalu mudah diungkapkan
pernyataan analitisnya. Himpunan urutan bilangan, seperti berikut:
2
3 3
1, , ,...
4 4
merupakan contoh sebuah barisan tak hingga {cn}n=1 yang bentuk umum suku ke-n nya
adalah cn= (3/4)n , n 0.
2. Jika lim
n→
S n = S berhingga dan tunggal, maka deret a
n =1
n dikatakan konvergen dengan
jumlah S.
3. Jika lim S n = , atau lim S n = S k ( k = 1,2,3,..., p,) berhingga tetapi tak tunggal (ada
n→ n→
sebanyak p buah limit), maka deret
a n =1
n
dikatakan divergen.
4. Jika a
n =1
n
konvergen, maka Rn=(S – Sn) dikatakan residu (sisa) deret setelah suku ke-n.
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
disebut deret ukur dengan a suku awal, dan r pembanding. Deret ini manarik, karena
pernyataan umum jumlah perbagiannya, Sn, sebagai fungsi dari n, telah kita peroleh di
sekolah menengah, yaitu:
a (1 − r n )
Sn = ,r 1
1− r
a. Uji awal
Jika lim a n 0 , deret pasti divergen tetapi jika lim a n = 0 , kita belum
n → n →
dapat mengatakan bahwa deret bersifat konvergen. Untuk memastikannya harus
dilakukan pengujian dengan cara lain.
b. Uji integral
Harganya tertentu, deret konvergen
Jika f (n)dn = L =
a Nilainya deret divergen
Batas bawah integral ditentukan oleh batas bawah notasi sigma dari deret. Pada uji
ini, f (n) diperoleh dari bentuk an.
c. Uji nisbah atau rasio
Jika
an +1 1 Deret konvergen
lim =
n → a
n 1 Deret divergen
an +1
Jika hasil lim = 1, artinya uji rasio tidak dapat digunakan untuk menguji
n → an
kekonvergenan deret yang bersangkutan (pengujian gagal), sehingga harus
digunakan cara lain. Dalam menggunakan uji rasio ini perlu kehati-hatian dalam
menentukan an+1. jika diketahui an maka an+1 diperoleh dari suku ke-n, dengan cara
megganti n dengan (n+1).
d. Uji banding
Jika a
n =1
n dibandingkan dengan deret b
n =1
n yang diketahui bersifat
Berikut ini, simaklah beberapa contoh penentuan sifat kekonvergenan sebuah deret.
Contoh 1.
Penyelesaian:
Untuk deret 2
n =1
n
ini, semua cara pengujian dapat digunakan untuk menunjukkan sifat
kekonvergenannya.
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Dari 2
n =1
n
diperoleh f (n) = 2n dan
(
f (n) dn = 2 n dn = 2 n ln 2 1 = )
n 1 n 1
Hasil integralnya , maka deret 2
n =1
n
bersifat divergen.
an +1 2 n +1
lim
n → a
n
= lim n = 2 1 deret
n → 2 2
n =1
n
bersifat divergen.
Ambil deret pembanding 1
n =1
n
= yang merupakan deret divergen. Jika bandingkan 2n
dengan 1n didapatkan 2n > 1n maka 2
n =1
n
bersifat diveren.
Dari keempat tes kita dapatkan 2
n =1
n
adalah deret divergen
Latihan 1.
Tentukan apakah deret berikut merupakan deret konvergen atau divergen dengan teknik
pengujian yang cocok!
1 2 22 22
+ + + + ...
3 5 7 9
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Contoh 2.
Deret berikut merupakan deret selang-seling.
23 25 2 7
(− 1 )
n
a. 1 − 3 + 5 − 7 + ... b. 1 −
3
+
5
−
7
+ ... c.
n ln n
deret selang-seling −1
n =1
n −1
an akan konvergen jika:
a. lim (−1n an ) = 0
n →
b. (−1) n +1 an +1 (−1) n an
Untuk deret selang seling ini, kita dapat membentuk deret mutlaknya.
Deret selang-seling:
a. − 1n −1 an konvergen maka
n =1
−1
n =1
n −1
an bersifat konvergen mutlak.
Jika deret konvergen mutlak maka deret itu dan deret mutlaknya merupakan deret
konvergen.
b. −1
n =1
n −1
an divergen maka −1
n =1
n −1
an bersifat konvergen bersyarat.
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Jika deret konvergen bersyarat maka deret itu dan deret mutlaknya merupakan deret
divergen.
C (x − a ) = co + c1 ( x − a ) + c2 ( x − a ) + c3 ( x − a ) + ...
n 2 3
n
n =0
Selang konvergensi deret pangkat dapat ditentukan dengan menggunakan konsep uji rasio
(uji nisbah), sbb:
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
− 2 x 2
Latihan 2.
Tentukan selang konvergensi deret pangkat pada contoh (b), (c), dan (d)
Cn ( x − a) n dx = Cn ( x − a) n dx, p, q x − a r
q
p
n =0 n =0
p
d
d
dx n=0
C n ( x − a) = C n ( x − a ) n dx
n
n =0 dx
Selang konvergensi seragam deret pangkat yang dihasilkan, sama seperti yang semula.
Untuk kedua titik ujungnya, perlu diselidiki.
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
2. Dua deret pangkat dapat di-jumlah/kurang-kan, dan diperkalikan; deret yang dihasilkan
memiliki selang konvergensi masing-masing deret. Jadi, misalkan I1 dan I2 selang
konvergensi masing-masing deret, maka selang konvergensi deret yang dihasilkan
adalah I1 I 2 ( lambang teori himpunan bagi irisan).
3. Dua deret pangkat dapat pula dibagi asalkan penyebutnya tak-nol di x = a, atau nol di x
ln(1 + x)
= a, tetapi tercoretkan (seperti ). Selang konvergensinya harus dicari
x
kembali.
4. Suatu deret pangkat dapat disisipkan ke dalam deret pangkat lainnya, asalkan selang
konvergensi deret yang disisipkan terkandung dalam deret lainnya. Jadi, misalkan I1
5. selang konvergensinya I2, maka I1 I 2 ( lambang teori himpunan bagi himpunan
bagian).
5. Pernyataan suatu fungsi f(x) dalam deret pangkat konvergen, adalah tunggal. Artinya
ada satu pernyataan deret pangkat untuk satu fungsi, sejauh variabel x berada dalam
selang konvergensi deret.
f ( x) = C0 + C1 ( x − a) + C2 ( x − a) 2 + + Cn ( x − a) n +
Jadi:
1 (n)
Cn = f (a)
n!
Dengan demikian,
1
f ( x) = f (a) + f ' (a)( x − a) + f " (a)( x − a) 2 +
2!
1
+ f n (a)( x − a) n +
n!
1 n
f ( x) = f (a)( x − a ) n
n =0 n!
Uraian Taylor dari fungsi f(x) disekitar x = a
Khusus untuk x = 0, uraian deret pangkat dari fungsi f(x) disebut deret McLaurin
Misalkan kita ingin menyatakan fungsi sinus x dalam deret pangkat disekitar x = 0
Bentuk umum :
Tugas kita adalah mencari a0, a1, a2, a3, .... dst
Pada x = 0,
Jadi : a1 = 1
Turunan kedua dari fungsi sin x terhadap x adalah :
pada x = 0
Jadi : a2 = 0
Dst........lakukan proses yang sama untuk turunan ke-tiga, ke-empat, ke-lima, akan didapat :
Notasi umum : x 2 n −1
(2n − 1) !
Dengan uji nisbah didapat :
n =
an +1
=
x 2 n +1 (2n − 1)!
2 n −1
an (2n + 1)! x
n =
x 2 n +1
(2n − 1)!
=
x2
(2n − 1)!(2n )(2n + 1) x 2 n−1 (2n + 1)(2n )
x2
= lim =0
n → (2n + 1)(2n )
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
didapat : =0 1
Untuk x berapa pun, jadi selang konvergensi untuk deret sin x adalah semua nilai x. Dengan
kata lain deret sin x konvergen untuk semua nilai x.
x3 x5 x7
1. Sin x = x − + − + ..., Semua nilai x
3! 5! 7 !
x2 x4 x6
2. Cos x = 1 − + − + ..., Semua nilai x
2! 4! 6!
x 2 x3 x 4
3. e = 1 + x +
x
+ + + ..., Semua nilai x
2! 3! 4!
x 2 x3 x 4
4. ln (1 + x ) = x − + − + ..., -1 < x 1
2 3 4
2! 3!
Disebut deret Binomial, dengan p adalah bilangan real positif atau negatif
Contoh 2
Untuk mencari pernyataan deret dari : (x + 1) sin x
Maka kita lakukan perkalian (x + 1) dengan deret sin x Sbb :
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Contoh 3
Untuk mencari pernyataan deret dari : ex cos x
Maka kita lakukan perkalian deret ex dengan deret cos x sbb :
B. Pembagian suatu deret dengan deret lainnya atau dengan suatu polinomial
Contoh 4
ln (1 + x )
Untuk mencari pernyataan deret dari : 1
x
Maka kita lakukan pembagian deret ln (1 + x) dengan sbb :
Contoh 5
Untuk mencari pernyataan deret dari : 1
1+ x
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Contoh 6
Untuk mencari pernyataan deret dari tan x
Maka kita lakukan pembagian deret sin x dengan deret cos x sbb:
D. Substitusi suatu polinomial atau suatu deret untuk variabel dalam deret lain
Contoh 8
e−x
2
Untuk mencari pernyataan deret dari :
Contoh 9
tan x
Untuk mencari pernyataan deret dari : e kita lakukan substitusi sbb :
E. Metode Kombinasi
Contoh 10
Untuk mencari pernyataan deret dari : arc tan x
Digunakan metode Sebagai berikut :
Karena
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
1
Kita tuliskan Sebagai deret Binomial sbb :
1+ t2
Latihan 3.
Nyatakan fungsi-fungsi berikut ini dalam pernyataan deret pangkat tak hingga dengan
menggunakan metode yang cocok.
ex
1.
1− x
2. sec x
1+ x
x
dt
3. ln =
1− x 0 1− t 2
e x + e− x
4. cosh x =
2
x 2 x3 x 4
ln (1 + x ) = x − + − + ...,
2 3 4
ln x = ln (1 + (x − 1)) = (x − 1) −
(x − 1)2 + (x − 1)3 − (x − 1)4 + ...,
2 3 4
Contoh 12
Cari uraian Taylor dari fungsi cos x disekitar x = 3
2
Kita tuliskan:
Cos x = Sin (x − 3 ) = (x − 3 )−
(x − 3 2 ) + (x − 3 2 )
3 5
+ ...
2 2 3! 5!
Latihan 4.
Cari uraian Taylor dari fungsi-fungsi berikut melalui uraian McLaurin :
1
1. f ( x) = disekitar a = 1
x
2. f ( x) = x disekitar a = 25
Contoh 13
Hitunglah di x = 0,0015
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Jawab :
Contoh 14
Hitunglah
Jawab :
B. Penjumlahan deret
Contoh 15
Hitunglah
Jawab :
Mulai dengan deret :
Ambil x = 1
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
Jadi
1 1 1
1 − + − + .... = 0,69
2 3 4
Latihan 5.
Selesaikan persoalan-persoalan berikut dengan menggunakan teknik yang cocok
1 1 1
1. 1 − + − + .... = ..... Petunjuk : gunakan deret arc tan x
3 5 7
2 4 6 sin x
2. − + − .... = ..... petunjuk : gunakan
x
3! 5! 7!
3. ln 3 +
(ln 3) (ln 3)
2
+
3
+ .... = .....petunjuk : gunakan ex – 1
2! 3!
C. Menghitung integral tertentu
Contoh 16.
Hitunglah
x 6 x10
sin x = x − +
2 2
− ....
3! 5!
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
D. Menghitung Limit
Contoh 17.
Hitunglah
Jawab :
Latihan 6.
Selesiakan persoalan-persoalan berikut :
0 , 01
1. 0
t e −t dt
d 3 x 2e x
2. di x = 0,01
dx 3 1 − x
ln (1 − x )
3. lim
x →0 x
E. Menentukan nilai e
Contoh 18.
Gunakan pernyataan deret pangkat untuk ex dengan x = 1
x 2 x3 x 4
e = 1+ x +
x
+ + + ...,
2! 3! 4!
12 13 14
e = 1 + 1 + + + + ...,
2! 3! 4!
e = 2 + 0,5 + 0,17 + 0,... + ... = 2,718..
1+ 8 atau (1+ 8)
Kita tidak bisa menulis 1/ 2
9 dengan
1(0,64)
2
(9)1/ 2 = 5 1 + 0,5(− 0,64) − + ... = 3
8
Itulah hasilnya
Jawab :
F = 0
FC = Fw sin
FC = mg sin
3 5
FC = mg − + + ....
3! 5!
3.11 Solusi Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dengan Metode Deret Pangkat
Contoh 21.
Cari solusi PDB berikut :
y '= 2 xy
Jawab :
Solusi dengan metode pemisahan variabel
dy dy
= 2 xy = 2 xdx
dx y
dy
y = 2 xdx
ln y = x 2 + ln c
y = Ce x
2
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
y = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x3 + a4 x 4 + ...
PDB yang dicari solusinya berorde satu (y’), maka perlu dicari y’ :
y '= 2 xy y ' − 2 xy = 0
x0 x x2 x3
didapat :
Dengan demikian :
y = a0 + a1 x + a2 x 2 + a3 x3 + a4 x 4 + ...
1 1
y = a0 + a0 x 2 + a0 x 4 + a0 x 6 + ....
2 3
Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si
1 1
y = a0 + 0 x + a0 x 2 + 0 x 3 + a0 x 4 + 0 x 5 + a0 x 6 + ....
2 3
x4 x6
y = a0 1 + x +
2
+ + ....
2 3
y = a0e x
2
Latihan 7.
Cari solusi PDB Berikut dengan metode deret pangkat
1. y ' = 3 x 2 y
2. y ' = xy + x