You are on page 1of 4

PENGUATAN TEMBAGA MURNI

DENGAN TEKNIK EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING

Solihin, Efendi Mabruri, I Nyoman Gede PA


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Metalurgi
Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
E-mail : solihin@lipi.go.id

Intisari

Penguatan tembaga murni dengan metode Equal Angular Channel Pressing telah dilakukan terhadap tembaga
murni. Hasil pengerjaan ECAP dengan jalur ekstrusi ECAP rute Bc, dimana benda kerja diputar 90 ° setiap pass,
menghasilkan pembelahan grain menjadi sub-grain yang memiliki ukuran yang menurun drastis dengan sudut
butir yang lebih kecil. Seiring dengan penurunan besar butir, kekerasan tembaga tersebut meningkat drastis.

Kata kunci: Equal Angular Channel Pressing, Severe Plastic Deformation, Sub-Grain, Tembaga

Abstract

The hardness of high purity copper has been increased through Equal Angular Channel Pressing method.
The application of ECAP method with extrution rute Bc , in which the sample was rotated 90° for each pass,
result in the generation of sub-grain within the grain. The size of new grain (sub –grain) is drastically smaller
than initial grain and also has low angle. With the decreasing of grain size, the hardness drastically increases.

Keywords : Equal Angular Channel Pressing, Severe Plastic Deformation, Sub-Grain, Copper

PENDAHULUAN diklasifikasikan sebagai cara top-down [2-4],


sebagai lawan dari cara bottom-up dimana
Proses penguatan umumnya dilakukan pembentukan butir dilakukan melalui
dengan metode solid solution pembentukan atom per atom [5-7].
strengthening dimana terhadap struktur Model pembentukan sub-grain
logam yang akan dikuatkan ditambahkan diperlihatkan dalam Gambar 1. Tegangan
atom-atom lain, baik dalam posisi sebagai per satuan luas yang sangat tinggi akan
selipan (interstition) ataupun pengganti menyebabkan disklinasi yang akhirnya
(substitution). Penambahan atom-atom lain akan menghasilkan sub-sub grain yang
ke dalam struktur level atom dari logam bisa dianggap sebagai butir baru [8].
induknya tersebut dalam level struktur
mikro akan terlihat sebagai fasa-fasa
paduan yang akan meningkatkan kekuatan
logam [1].

Alternatif lain penguatan logam adalah


dengan merubah ukuran butiran dari logam
bersangkutan. Proses-proses reduksi dalam
skala makro seperti rolling pada slab akan
berpengaruh secara mikro, yakni terjadi
perubahan mikrostruktur berupa
pengecilan ukuran butiran. Penghalusan
butiran dengan memecah butiran menjadi Gambar 1. Ilustrasi transformasi cacat struktur
ukuran yang lebih kecil umumnya yang diakibatkan oleh transmisi energi yang besar
dimana di atas jumlah tersebut tidak
terdapat lagi pembentukan sub grain.
Sudut belokan berpengaruh dalam
distribusi tekanan untuk menghasilkan efek
severe plastic deformation. Sudut belokan
90° akan memberikan distribusi tekanan
yang lebih terkonsentrasi pada area
belokan dibanding sudut belokan120°.
Penelitian yang kami lakukan bertujuan
untuk mempelajari prilaku proses ECAP
Gambar 2. Ilustrasi dies yang digunakan dalam terhadap material. Diharapkan akan
teknik ECAP dihasilkan material yang memiliki ukuran
butir dalam skala ultra fine grain yang
Ukuran dan bentuk butiran dari material memiliki kekuatan lebih tinggi dari
yang dikenai pengerjaan ECAP tergantung material awal.
dari variabel-variabel proses seperti jenis
rute pass, jumlah pass, sudut belokan, dan PERCOBAAN
komposisi material. Semua variabel proses
tersebut secara tidak langsung berpengaruh Bahan untuk pembuatan dies adalah
terhadap sifat mekanis material tool steel (ASSAB) yang telah mengalami
bersangkutan, sehingga dengan demikian proses heat treatment dan nitriding. Proses
sifat mekanis material dapat dikontrol heat treatment dan nitriding dilakukan
dengan cara mengendalikan variabel- untuk memperbaiki ketahanan material
variabel tersebut. Terdapat 4 (empat) jenis dies terhadap gesekan selama ekstrusi
pass yang umum digunakan, yakni: benda kerja selama pengerjaan ECAP.
1. Rute A : Benda kerja tidak diputar Dies yang digunakan dalam penelitian ini
setiap pergantian pass (θ = 0°) diperlihatkan pada Gambar 3.
2. Rute B A : Benda kerja diputar 90° setiap Sudut belokan dies ditentukan sebesar
pergantian pass kemudian dikembalikan 120°. Penentuan sudut ini
lagi pada posisi semula (θ, θ’ = 9°) mempertimbangkan optimasi kualitatif
3. Rute B C : Benda kerja diputar 90° setiap antara kelancaran gerak dies dan distribusi
pergantian pass (θ = 90°) tekanan untuk menghasilkan efek severe
4. Rute C : Benda kerja diputar 180° plastic deformation.
setiap pergantian pass (θ = 180°) Benda kerja yang digunakan adalah
tembaga murni. Hasil analisa dengan
Jenis rute-rute ECAP tersebut
SEM-EDS-X telah menunjukan tidak
berpengaruh dalam pembentukan geometri
adanya unsur-unsur lain selain tembaga.
butiran. Rute A akan menghasilkan
Sebelum pengerjaan dengan ECAP,
geomertri butiran yang eliptik sehingga
tembaga murni tersebut dipotong dan
kekuatan material akan terkonsentrasi pada
dimachining sampai memiliki bentuk dan
satu sisi, sedangkan rute Bc akan
ukuran yang sesuai dengan ukuran lubang
menghasilkan geometri butiran yang relatif
jalur ekstrusi pada dies. Pengerjaan
bulat dan kekuatannya bersifat equiaxial.
ECAP dilakukan dengan menggunakan
Jumlah pass berpengaruh terhadap
peralatan press dengan kecepatan
kemajuan pembentukan sub grain. Secara
penekanan yang relatif lambat.
umum, semakin banyak jumlah pass akan
Karakterisasi benda kerja sebelum dan
semakin aktif pembentukan sub grain,
sesudah pengerjaan ECAP dilakukan
tetapi karena karena pembentukan sub
melalui SEM-EDS-X untuk menentukan
grain dipengaruhi juga dengan gaya
morfologi, struktur mikro serta komposisi
tegangan dari butiran sekitarnya maka
kasar; dan uji kekerasan dalam skala vicker
akan terdapat jumlah pass maximum
untuk menentukan nilai kekerasan. Dalam

150 | Majalah Metalurgi, V 26.3.2011, ISSN 0126-3188/ hal 149-152


hal ini, dengan mempertimbangkan Terbentuknya sub grain ini akan
keterbatasan tertentu, nilai kekerasan membuat permukaan spesifik total butiran
mewakili kekuatan. menjadi besar sehingga mampu menahan
beban lebih berat. Selain itu, dengan
mengecilnya ukuran butiran, pergerakan
dislokasi selanjutnya menjadi lebih tidak
bebas sehingga memberi efek menambah
kekuatan. Itulah sebabnya benda kerja
yang dikenai proses ECAP ini akan naik
kekuatannya, dan hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya menggunakan
[10]
material lain .
Sifat mekanis benda kerja dapat
Gambar 3. Dies yang digunakan dalam pengerjaan diwakili oleh nilai kekerasan, walaupun
ECAP memerlukan faktor konversi jika dikaitkan
dengan kekuatan sesungguhnya. Dari
HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI pembahasan sebelumnya telah diuraikan
Struktur mikro dari sampel bisa bahwa perubahan struktur mikro berupa
memberikan gambaran kekuatan material pengecilan ukuran butiran akibat
bersangkutan. Pada percobaan akan pembentukan sub grain akan menaikkan
diselidiki pengaruh jumlah pass terhadap kekuatan benda bersangkutan, sesuai
struktur mikro. Pada Gambar 4 dengan persamaan Hall-Petch:
diperlihatkan struktur mikro dari benda
kerja mulai dari as received sampai yang
telah mengalami ekstruksi ECAP 8 pass. dimana,
Dari struktur mikro sample yang telah σ y = yield stress setelah penguatan
dikenai proses ECAP, terlihat perubahan σ o = yield stress awal
struktur mikro dengan jelas. Ukuran ky = konstanta
butiran terlihat lebih kecil dan orientasi d = ukuran butiran
butiran pun berubah. Sesuai dengan
penelusuran literatur terlihat bahwa selama Pengujian kekerasan terhadap benda
proses ECAP terjadi pemecahan butiran kerja menunjukan kesesuaian antara
menjadi sub-sub butir karena efek severe perubahan struktur mikro tersebut dengan
plastic deformation. Terbentuknya sub penambahan kekuatan, seperti yang
butir yang bisa dianggap butir baru ini diperlihatkan pada Gambar 5.
terjadi melalui tahapan slip dislokasi Sampai dengan proses ECAP 2 pass
menuju batas butir, perpindahan batas tidak terjadi perubahan nilai kekerasan
butir, twin deformation, sliding batas butir yang signifikan. Hal ini karena baru dalam
[8]
. tahap awal pembelahan (masih dalam skala
Pergerakan dan penumpukan dislokasi mikron), tetapi pada proses ECAP 4 dan 8
pada batas butir akan membentuk dinding pass terlihat kenaikan kekerasan yang
dislokasi yang kemudian bergeser cukup signifikan. Hal ini sesuai dengan
menyebabkan terbentuknya sub-grain. perubahan pada struktur mikro dimana
Sub-sub grain ini karena memiiki orientasi jumlah dislokasi semakin banyak
yang berbeda dengan butir induknya maka kemudian bermigrasi dan terkonsentrasi
bisa dipandang sebagai butiran baru yang yang diakhiri dengan pembentukan sub-
lebih kecil. Dan umumnya sub grain yang butir, yang secara otomatis berpengaruh
terbentuk memiliki sudut butir yang kecil dalam menaikkan kekuatan (dalam hal ini
[9]
. diwakili kekerasan) secara drastis.

Penguatan Tembaga Murni …../Solihin | 151


5. Berubahnya ukuran butiran menaikkan
kekuatan benda kerja. Kenaikan
kekuatan secara drastis terjadi pada
proses ECAP pass 4 dan 8.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Callister Jr WD, Fundamentals of
Materials Science and Engineering,
Jon Wiley and Son, 2001.
[2] Langdon, TG, Rev. Adv. Matter.Sci.
13 (2006) 15.
[3] Zrinc J, Dobatkin SV, Mamuzic I,
Metalurgija 47 (2008) 3.
[4] V. M. Segal, V. I. Rezhnikov, A. E.
Dobryshevsky, V. I.Kopylov, Russ.
Metall. (Engl. Transl.) 1 (1981) 99.
Gambar 4. Struktur Mikro dari tembaga yang telah [5] Koch, CC, Rev. Adv. Matter.Sci. 5
mengalami proses ECAP pada jumlah pass yang (2003) 91.
berbeda [6] Koch, CC, Rev. Adv. Matter.Sci. 42
135
(2007) 1403.
Copper, ECAP, Rute 0-90-180-360-
[7] Koch, CC, Ovidko IA, Seal S,
130
Structural Nanocrystalline Materials:
125
Fundamentals and Applications,
Hardness (Vicker)

120
Cambridge U. Press, 2007.
115
[8] Bobylev SV, Ovidko IA, Rev. Adv.
110
Mater. Sci. 17 (2008) 76-79.
105
[9] Rodak K, Pawlicki, Arch. Mat. Sci.
100
0 2 4 6 8 10
Eng. 28 (2007) 7.
Jumlah Pass (kali) [10] Molodova X, Berghammer R,
Gambar 5. Pengaruh proses ECAP (jumlah pass) Gottstein G, Hellmig RJ, Int. J. Mat.
terhadap kekerasan benda kerja Res. 98 (2007) 3.
KESIMPULAN RIWAYAT PENULIS
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan: Solihin, alumni program studi Metalurgi
1. Proses ECAP terbukti mampu jurusan Teknik Pertambangan Institut
mengadakan efek severe plastic Teknologi Bandung dan program studi
deformation pada logam. ecomaterial Graduate School of
2. Rute B c dimana setiap pass benda kerja Environmental Studies Tohoku University.
diputar 90° merupakan rute yang Pernah melakukan penelitian berdurasi
memberikan grain geometry yang equi- pendek di Advanced Industrial Science and
axial. Technology (AIST), Miyagi, Jepang
3. Sudur belokan 120° memiliki (2000-2001), dan juga pernah terlibat
kemoderatan dalam hal kemudahan dalam kerjasama penelitian antara JFE
pergerakan benda kerja dan derajat efek Mineral Company dengan Institute of
severe plastic deformation. Multidisciplinary Research for Advanced
4. Proses ECAP berpengaruh dalam Materials, Jepang (2004-2006). Saat ini
memperkecil ukuran butiran melalui bekerja sebagai peneliti pada Pusat
pembentukan sub-grain. Penelitian Metalurgi LIPI.

152 | Majalah Metalurgi, V 26.3.2011, ISSN 0126-3188/ hal 149-152

You might also like