You are on page 1of 8

USAHATANI PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molkenb),

POTENSI, PELUANG DAN MASALAH


PENGEMBANGANNYA
JT. Yuhono
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

ABSTRAK ABSTRACT
Usahatani purwoceng, potensi, Potency, opportunity and
peluang dan masalah pengembangannya constraints in development of
telah diteliti di Desa Sikunang, Kecamatan
Kejajar, pegunungan Dieng, Kabupaten purwoceng (Pimpinella pruatjan
Wonosobo pada bulan September 2003. Molkenb)
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja Purwoceng (Pimpinella alpina)
dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut farming system, its potency and constraint in
merupakan daerah asal dan hanya di daerah development was studied at Dieng area,
tersebut terdapat pertanaman purwoceng. Wonosobo regency, at September 2003. The
Penelitian menggunakan metode survey. location was chosen purposively,
Penentuan petani dilakukan secara semi considering that the area is the center of
sensus. Untuk mengetahui pendapatan origin and the development of purwoceng
usahatani purwoceng digunakan analisis succeed only at this area. The study was
pendapatan dan untuk potensi, peluang dan conducted with a survey method, and the
masalah pengembangan digunakan analisis samples of farmers were taken by semi-
deskriptif kualitatif. Hasil analisis census. The income of purwoceng farming
menunjukkan bahwa dengan luasan lahan was studied by analysis of income, the
1.000 meter persegi setelah dipanen pada potency, prospect and constraint in
umur 7- 8 bulan diperoleh pendapatan tunai developing purwoceng were studied by
sebesar Rp. 34.900.000,-. Hal tersebut quantitative-descriptive analysis. The results
mengindikasikan pula bahwa peluang of analysis showed that a net income of
pengembangan purwoceng sangat besar. Rp. 34.900.000,- for 7 – 8 months yield after
Permintaan akan purwoceng tidak dapat harvest was achieved with a 1.000 m square
terpenuhi karena masih terkendala oleh of land. This indicate that developing
langkanya sumber bibit dan keterbatasan purwoceng farming system has a good
lahan yang sesuai untuk komoditas tersebut. prospect. Until now the demand for
Potensinya pengembangan purwoceng di purwoceng at Wonosobo regency can not be
kabupaten Wonosobo sebetulnya cukup full filled due to constrain in land that meet
tinggi karena mudah dikembangbiakkan the technical requirements for this
secara tradisional. commodity.
Kata kunci : Purwoceng, usahatani, potensi, peluang Keywords : Pimpinella pruatjan Molkenb, farming
system, potency, prospect

25
PENDAHULUAN katan derajat kesehatan. Namun sejalan
dengan perkembangan penelitian dan
Penggunaan tanaman obat
isu yang dihembuskan, tanaman ini
dibidang pengobatan pada prinsipnya
berkembang menjadi komoditas yang
tetap didasarkan pada prinsip-prinsip
sangat ”laku jual” sebagai bahan apro-
terapi seperti pada penggunaan obat
disiak, bahkan kini telah dipopulerkan
moderen. Oleh karenanya informasi
oleh masyarakat dan Kelompok Tani
kandungan senyawa aktif tanaman obat
setempat dengan sebutan ”Viagra
mutlak diperlukan, apakah digunakan
Jawa”.
sebagai jamu atau fitofarmaka
Keberadaan tanaman yang
(Anggadiredja, 1990). Umumnya
semakin langka disebabkan selain
tanaman obat jarang memiliki bahan
karena terdesak oleh pesatnya
senyawa tunggal, sehingga sulit untuk
permintaan, juga karena pengadaannya
memastikan kandungan aktif mana
memerlukan waktu. Atas dasar
yang berkasiat untuk pengobatan
penyakit tertentu. Misalnya khasiat kelangkaan dan isu aprodisiak tersebut
harga yang terjadi sekarang sangat
akar tanaman purwoceng (Pimpinella
tinggi, sekitar Rp. 90.000,- sampai
alpina) yang diketahui dari penga-
dengan Rp. 100.000,- setiap kilogram
laman-pengalaman orang kemudian
purwoceng segar (akar + batang +
berkembang menjadi image berkasiat
daun). Dikatakan pula bahwa
sebagai aprodisiak, ternyata mengan-
purwoceng berpeluang dan berpotensi
dung turunan dari senyawa sterol,
untuk dikembangkan. Seberapa besar
saponin dan alkaloida (Caropeboka dan
potensi dan peluang tersebut perlu
Lubis, 1985). Sidik, et al. (1985)
didukung oleh data analisis sosial
mengatakan bahwa akar purwoceng
ekonomi usahataninya serta kendala
mengandung turunan senyawa kumarin
dalam pengembangannya. Studi penda-
yang digunakan dalam industri obat
huluan mengenai usahatani purwoceng
modern, tetapi bukan untuk aprodisiak
ini bertujuan untuk mengetahui potensi,
melainkan untuk anti bakteri, anti fungi
peluang pengembangan dan permasa-
dan anti kanker. Hernani dan Yuliani
lahannya.
(1990) mengatakan bahwa bahan aktif
purwoceng terbanyak terletak pada
BAHAN DAN METODE
bagian akarnya.
Isu yang dihembuskan bahwa Lokasi, waktu penelitian dan metode
tanaman purwoceng mempunyai pengumpulan data
kandungan bahan yang bersifat Penelitian dilaksanakan di daerah
aprodisiak menyebabkan keberadaan- sentra produksi purwoceng di sekitar
nya semakin dicari orang. Pada mula- pegunungan Dieng pada bulan
nya, tanaman purwoceng digunakan September 2003. Lokasi penelitian
oleh penduduk disekitar pegunungan ditentukan secara sengaja di desa
Dieng (daerah asalnya) hanya untuk Sikunang, Kecamatan Kejajar,
pemeliharaan kesehatan atau pening- Kabupaten Wonosobo. Karena jumlah

26
petani penanam purwoceng yang Px = Harga purwoceng segar (kg)/
dijadikan sampel terbatas, maka Fresh pimpinella price
Cy = Sarana produksi yang digunakan/
sebanyak lima petani yang tergabung Production factor used
dalam Kelompok Tani Rukun berlokasi Py = Harga sarana produksi/Cost
di dusun Sikunang dikumpulkan Production factor
dirumah Ketua Kelompok, kemudian x = 1, 2, 3, ............ n
di wawancarai satu per satu. Untuk y = 1, 2, 3, ............ m
menghindari agar jawaban dari petani
HASIL DAN PEMBAHASAN
responden tidak sama maka dilakukan
wawancara dua tahap. Pada tahap Sejarah purwoceng
pertama dilakukan diskusi dalam Pada mulanya tanaman
Kelompok, diikuti oleh seluruh purwoceng dijumpai dan tumbuh
responden ditambah dengan Ketua secara liar di sekitar dataran tinggi
Kelompok, sekretaris dan Kepala Desa Dieng, disekitar gunung Pangrango
Sikunang sebagai nara sumber/ (Jawa Barat) dan daerah-daerah
informasi kunci. Diskusi tahap kedua pegunungan di Jawa Timur (Heyne,
dilaksanakan wawancara satu per satu 1985) pada ketinggian 1.800 – 3.000
terhadap ke lima responden. meter di atas permukaan laut. Karena
Metode analisis keberadaannya ditiga wilayah tersebut,
maka purwoceng dikenal dengan nama
Data yang terkumpul kemudian
antanan gunung untuk daerah Jawa
dianalisis sesuai tujuan penelitian.
Barat (Sunda), di Jawa Tengah disebut
Untuk mengetahui sejarah potensi,
purwoaceng atau purwoceng dan di
peluang pengembangan dan masalah-
daerah lainnya disebut pula dengan
nya, informasi yang terkumpul
suripandak abang atau gebangan.
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Purwoceng sampai saat ini
Usahatani purwoceng dianalisis secara
diperkirakan hanya terdapat di dataran
tabulasi, kemudian dilaksanakan
tinggi Dieng dan semakin dikenal
analisis pendapatan usahatani secara
keberadaannya karena khasiat yang
sederhana dimana pendapatan bersih
dimilikinya. Sejarahnya bermula dari
diperoleh dari nilai produksi dikurangi
penduduk/petani di dataran tinggi
biaya. Secara matematis ditulis sebagai
Dieng yang setiap habis bekerja keras,
berikut (Saputra, N. dan Yuhono,
kemudian mengkonsumsi air seduhan
1999).
purwoceng dengan air panas. Tujuan
n m awalnya untuk menjaga supaya
Y =  QxPx -  CyPy
...................(1)
kesehatannya terpelihara, tidak masuk
x-1 y=1 angin dan sekedar untuk meningkatkan
dimana : derajat kesehatan. Tetapi kemudian
Y = Pendapatan bersih/Net income terjadi pergeseran kesan (image), yang
Qx = Produksi purwoceng/Pimpinella tadinya hanya sekedar untuk
production memelihara derajat kesehatan,

27
kemudian berkembang menjadi hanya terbatas. Selain itu karena bahan
semacam obat kuat bagi kaum pria. aktif tanaman purwoceng terdapat pada
Daerah sekitar pegunungan Dieng bagian akarnya, maka cara panen
lahannya terjal, berbukit dengan tingkat dilakukan dengan mencabut seluruh
kecuraman sampai 80 derajat, ditambah bagian tanamannya.
cuaca dingin yang menusuk, menuntut Dilihat dari segi peluang,
para petani setempat harus tetap prima pengembangan/permintaan purwoceng
kesehatannya. masih terbuka luas. Hal tersebut dapat
Perkembangan selanjutnya, dilihat dari permintaan bibit oleh
komoditas tersebut semakin di cari instansi-instansi pemerintah seperti
orang terutama para pengusaha industri Pemda Banjar negara, Disbun
obat tradisional sebagai bahan baku Wonosobo, Dinas Kesehatan Medan
obat kuat bagi laki-laki. dan lain-lain, Kelompok Tani dari
Magelang, industri jamu seperti Air
Potensi, peluang dan permasalahan-
Mancur, Sidomuncul dan pengusaha
nya
jamu dari Surabaya maupun
Karena keterbatasan bibit dan perorangan. Petani, Kelompok Tani di
persyaratan tumbuh yang dikehendaki desa Sikunang kewalahan bahkan
agak spesifik seperti kelembaban kekurangan untuk memenuhi
tinggi, ketinggian tempat sekitar 1.800 permintaan sediaan segar atau kering
– 3.000 m dpl, tanah yang dikehendaki untuk bahan baku obat tradisional
harus subur dengan aerasi yang baik, secara kontinyu. Beberapa industri
maka tanaman tersebut hanya berada jamu minta dipasok secara rutin setiap
pada luasan yang sempit di desa minggu dengan kisaran 50 kg sampai
tertentu. Untuk daerah dataran Tinggi dengan 200 kg, namun kemampuan
Dieng hanya berkembang di empat petani/Kelompok Tani secara total baru
desa yaitu Desa Sikunang, Dieng, bisa menyiapkan sekitar 40 – 50 kg
Patak Banteng dan Desa Sembungan. setiap bulannya. Hal tersebut
Pada umumnya tanaman purwoceng di memberikan indikasi bahwa peluang
budidayakan petani disekitar rumah pengembangan purwoceng masih
dengan luasan yang sempit. terbuka luas.
Dilihat dari teknologi budidaya-
nya, tanaman purwoceng sebetulnya Usahatani purwoceng dan
mudah untuk diperbanyak melalui pendapatannya
perbanyakan generatif (bunga/buah). Usahatani tanaman purwoceng
Dari satu rumpun tanaman, setelah menurut pengalaman petani Desa
berumur 6 bulan dan sudah Sikunang tidak sulit, masalahnya hanya
berbunga/berbuah diperoleh bibit keterbatasan bibit. Luas pemilikan
sebanyak 50 sampai dengan 250 benih. lahan rata-rata setiap petani berkisar
Namun atas dasar keterbatasan sumber antara 10 – 400 m2. Purwoceng mulai
bibit dan kesesuaian lahan, maka berbunga setelah berumur  5 – 6 bulan
potensi pengembangan purwoceng di lapangan. Pada umumnya panen

28
dilakukan setelah tanaman berumur 7 – Biaya usahatani purwoceng
8 bulan, karena bunganya mulai terdiri atas kelompok upah, bahan dan
muncul pada umur 5 – 6 bulan dan peralatan pertanian. Produksi yang
bunga berguguran selama waktu sekitar diperoleh dalam bentuk segar (basah).
1,5 – 2 bulan. Pada saat panen (umur 7 Upah yang dikeluarkan terdiri atas
– 8 bulan) bunga/bakal buah telah pengolahan lahan, pembuatan bedeng-
berjatuhan disekitar tanaman atau an, naungan, penanaman purwoceng,
rontok dengan sendirinya. Dari satu penyulaman, penyiangan, pemupukan
rumpun tanaman purwoceng diperoleh dan kegiatan panen. Dengan standar
bibit (anakan) sebanyak 50 – 250 bibit. upah harian lepas yang terjadi di daerah
Dari bunga yang gugur (rontok) sampai penelitian sebesar Rp. 15.000,- per hari,
tumbuh bibit baru diperlukan waktu  1 maka total biaya upah yang harus
bulan. Tanaman baru tersebut setelah dikeluarkan sebesar Rp. 765.000,-/
berumur  45 hari baru bisa 1.000 m2.
dipindahkan ke polibag atau ditanam Bahan terdiri atas bibit, bambu
langsung ke lapangan. Pada umur 45 untuk naungan, paranet dan pupuk
hari tersebut tanaman baru berdaun kandang. Dengan jarak tanam antara 25
sekitar 3 – 4 helai, jarak tanam yang x 25 cm dan 30 x 30 cm, untuk luasan
digunakan antara 25 x 25 cm atau 30 x 1.000 m2 diperlukan lebih kurang
30 cm. Penyiangan dilakukan secara 13.000 bibit, termasuk sulaman.
ringan dengan harapan supaya tidak Dengan asumsi bibit yang ditanam
mengganggu bibit/buah yang jatuh berumur satu bulan, harga yang terjadi
disekitar rumpun. Bila perlu sekitar Rp. 1.000,-/bibit. Biaya bahan
penyiangan hanya dilakukan dengan atau biaya seluruhnya dalam usahatani
cara pencabutan gulma yang berada purwoceng adalah untuk pembelian
disekitarnya. Pupuk kandang diberikan bibit (84 %). Total biaya bahan seberas
bersamaan dengan pengolahan lahan Rp. 14.600.000,- (Tabel 1).
sebanyak lebih kurang 1 kg pupuk Biaya total merupakan
kandang/rumpun. Untuk menjaga keseluruhan biaya yang digunakan
kelembaban udara dibuat para-para dalam proses usahatani purwoceng.
dengan penutup daun alang-alang, daun Sedang biaya tunai adalah besarnya
kelapa atau digunakan paranet. biaya yang betul-betul dikeluarkan
Analisis usahatani menggunakan petani dalam bentuk uang (cash). Biaya
luasan sebesar 1.000 m2; karena diperhitungkan adalah biaya yang
pemilikan lahan petani relatif sempit. sebetulnya tidak dikeluarkan oleh
Meskipun tidak membeli bibit dalam petani secara tunai, tapi dalam analisis
usahataninya, tetapi dengan analisis diasumsikan petani membayarnya.
usahatani, bibit dimasukkan dalam Biasanya biaya diperhitungkan tersebut
struktur biaya tunai. berasal dari biaya tenaga kerja dari
mengolah lahan sampai dengan
kegiatan panen, dimana tenaga tersebut

29
Tabel 1. Analisis biaya dan pendapatan usahatani purwoceng (luas analisis 1 000
m2) di desa Sikunang, Kecamatan Dieng, Kabupaten Wonosobo
Table 1. Benefit and cost analysis purwoceng farming system (large of analysis
1 000 m2)
No. Uraian Volume Harga satuan Jumlah/Total
Number Description Uolume (Rp/HOK/Kg) (Rp.)
Cost/unit
I. UPAH/WAGES
1. Mengolah tanah /Tilage 10 HOK 15.000,- 150.000,-
2. Membuat bedengan/Mounds 5 HOK 15.000,- 75.000,-
3. Membuat naungan/Shading 5 HOK 15.000,- 75.000,-
4. Menanam/Planting 6 HOK 15.000,- 90.000,-
5. Menyulam/Replanting 2 HOK 15.000,- 30.000,-
6. Menyiang ,3 kali/Weeding 3 x 15 HOK 15.000,- 225.000,-
7. Memupuk/Fertilizing 2 HOK 15.000,- 30.000,-
8. Panen/Harvesting 6 HOK 15.000,- 90.000,-
Sub Jumlah / Sub total 765.000,-
II. BAHAN / MATERIAL
9. Bibit/Plant material 13.000 tan. 1.000,- 13.000.000,-
10. Bambu/Bambo 40 btg 5.000,- 200.000,-
11. Paranet/Paranet 8 bh 50.000,- 400.000,-
12. Pupuk kandang/Manure 4 engkel 250.000,- 1.000.000,-
Sub Jumlah/Sub total 14.600.000,-
III. ALAT / TOOLS
13. Alat pertanian/Agriculture tools 0,5 unit 100.000,- 50.000,-
Sub Jumlah / Sub total 50.000,-
IV. BIAYA / COST
14. Biaya total (I+II+III) Total cost Rp. 15.415.000,-
15. Biaya tunai (9+10+11+12) Rp. 14.600.000,-
Cash cost
16. Biaya diperhitungkan/Account Rp. 815.000,-
cost (1+2+3+4+5+6+7+8+13)
V. PRODUKSI/PRODUCTION 550 Kg
VI. HARGA /PRICE Rp./Kg -
VII. NILAI PRODUKSI/VALUE OF - 90.000,- 49.500.000,-
PRODUCTION
VIII. PENDAPATAN/REVENUE
17. Pendapatan dari biaya total/ 34.085.000,-
Revenue from total cost
18. Pendapatan dari biaya 34.900.000,-
tunai/Revenue from cash cost

30
berasal dari tenaga kerja keluarga 2. Potensi tanaman purwoceng cukup
sendiri dan biaya yang dibebankan besar, tetapi masih terkendala oleh
terhadap alat-alat pertanian yang langkanya penyediaan bibit dan
digunakan. Besarnya biaya yang keterbatasan lahan yang sesuai
diperhitungkan sebesar Rp. 815.000,- tanaman tersebut.
atau sekitar 5,3 % dari biaya total. 3. Hasil analisis usahatani
Dalam analisis, produksi yang purwoceng sangat fisibel dan
diperoleh adalah purwoceng segar menguntungkan. Penerapan tekno-
(akar + batang + daun) sebesar 550 kg logi budidaya sederhana untuk
dengan asumsi bahwa setiap kilogram luasan analisis sebesar 1.000 m2
purwoceng basah, pada saat umur menghasilkan pendapatan bersih
panen, terdiri dari sekitar 17 – 20 sebesar Rp. 34.000.000,-.
rumpun. Dengan harga jual yang terjadi
Saran-saran
saat penelitian sebesar Rp. 90.000,-/
kilogram basah, maka diperoleh 1. Panen hendaknya dilakukan tepat
penerimaan sebesar Rp. 49.500.000,- waktu dimana seluruh bunga (bakal
(Tabel 1). Dengan biaya total sebesar buah) sudah gugur, tetapi belum
Rp. 15.415.000,- per musim tanam, diikuti oleh gugurnya daun.
maka diperoleh pendapatan bersih Produksi purwoceng berasal dari
sebesar Rp. 34.085.000,- (Tabel 1). akar dan daun, sedang buah yang
Suatu pendapatan spektakuler diluar gugur akan menjadi bahan
mimpi yang diharapkan. Atas dasar perbanyakan.
analisis tersebut, usahatani purwoceng 2. Perlu dicari daerah-daerah pengem-
sangat menjanjikan. bangan baru dengan kondisi
agroklimat yang sama seperti di
KESIMPULAN DAN SARAN desa Sikunang untuk tanaman
purwoceng.
Kesimpulan
1. Purwoceng adalah tanaman asli DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, awalnya tumbuh secara Anggadiredja, J., 1990. Eksplorasi,
liar di daerah pegunungan Dieng Konservasi dan Pengembangan
(Jawa Tengah), pegunungan Tanaman Obat : Suatu Pemikiran
Pangrango di Jawa Barat dan Memanfaatkan Tanaman Nasional.
pegunungan di Jawa Timur. Di Makalah disampaikan pada Forum
kedua propinsi terakhir keberadaan Komunikasi Ilmiah Plasma Nutfah
purwoceng belum teridentifikasi dan Budidaya Tanaman Obat.
secara jelas. Akhir-akhir ini, sejalan Bogor. 10 h.
dengan permintaan yang sangat
banyak, purwoceng mulai Caropeboka, A.M. dan I. Lubis, 1985.
dibudidayakan dengan cara Pemeriksaan Pendahuluan
tersebar, disekitar rumah petani. Kandungan Kimia Akar
Purwoceng (Pimpinella alpina).

31
Prosiding Simposium Penelitian Sidik, Sasongko, E. Kurnia dan Ursula,
Tanaman Obat I. Bogor. 1985. Usaha Isolasi Turunan
Kumarin Dari Akar Purwoceng
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna
(Pimpinella alpina Molk.) Asal
Indonesia (terjemahan). Badan
Dataran Tinggi Dieng. Prosiding
Litbang Kehutanan – Jakarta.
Penelitian Tanaman Obat I –
Hernani dan Yuliani, S., 1990. Obat- Bogor.
Obata Afrodisiak yang Bersumber
Saputra, Naning dan Yuhono, 1999.
Dari Bahan Alami. Prosiding
Introduksi Teknologi Sistem Usaha
Seminar Pelestarian Pemanfaatan
Pertanian (SUP) Terhadap
Tumbuhan Obat Dari Hutan Tropis
Pendapatan Dan Respon Petani
Indonesia, Fahutan IPB – Bogor.
Transmigrasi Pada Lahan Pasang
Surut. Jurnal UMY Vol. VII/2 Juli
– Desember.

32

You might also like