Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Studi Kasus Pt. United Can Co. Ltd.
Analisis Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Studi Kasus Pt. United Can Co. Ltd.
Rudi Nugroho
Abstract
Nowadays, the domestic wastewater have become a big problem in Indonesia especially
in Jakarta. The governor of DKI Jakarta has established new regulation of domestic
wastewater standard which can be discharge to the environment. The regulation namely
Pergub 122 tahun 2005. To comply the regullation, PT. United Can Co. Ltd. has already
built a domestic wastewater treatment using anaerobic-aerobic biofilter. The wastewater
treatment has 130m3/day of treatment capacities. During the start-up periods till 3 months
running, the compossition of influent and efluent were analysed weekly. The results show
that the concentration of parameter of COD, BOD, TSS, Amonia, pH and MBAS in the
effluent have bellow the limit noted in the Pergub 122 th 2005.
149
sekitar 80 m3. Dari jumlah ini 80% nya terbuang 3. Total suspended mg/l 50
sebagai limbah domestik, Jadi berdasarkan solid (TSS)
pemakaian air, air limbah domestik yang
dihasilkan per hari di perkirakan sebanyak 64 m
3 4. Amonia (NH3-N) mg/l 10
per hari. 5. Minyak & lemak mg/l 10
Jumlah karyawan di PT. UCC sekitar
1400 orang. Dari referensi maupun Pergub DKI 6. Detergen mg/l 2
122 tahun 2005 tentang limbah domestik, (MBAS)
pemakaian air oleh karyawan di suatu Industri 7. Biochemical mg/l 50
adalah 70 liter per orang per hari. Apabila 80% oxygen demand
nya dibuang menjadi limbah domestik, maka air (BOD5)
limbah domestik yang dihasilkan oleh PT. UCC
dihitung berdasarkan jumlah karyawan adalah 8. Chemical oxygen mg/l 80
sekitar 78 m3 per hari. demand (COD)
Dalam menentukan kapasitas IPAL,
perlu dipertimbangkan faktor keamanan dan Sedangkan kualitas air yang ditargetkan dari
kemungkinan pengembangan dari Industri yang proses re-use adalah seperti pada tabel 4
bersangkutan. Dengan mempertimbangkan
faktor tersebut diatas, maka diputuskan kapasitas Tabel 4. Kualitas Air Hasil Proses Re-use
3
IPAL sebesar 130 m per hari. Angka ini sudah
sangat aman untuk PT. United Can. No. PARAMETER SATUAN BESARAN
2.2. Kriteria Kualitas air IPAL Domestik 1. pH - 6-9
2. Kalium mg/l <20
Tabel 2 menunjukkan kualitas air yang permanganate
dipersyaratkan untuk dapat diolah di IPAL (KMnO4)
domestik PT. UCC. Melihat konsentrasi yang
ditetapkan, angka COD, BOD, SS maupun debit 3. Total suspended mg/l <5
sudah berada di angka yang aman sebagai dasar solid (TSS)
perencanaan IPAL. 4. Amonia (NH3-N) mg/l <0,1
Tabel 2. Kualitas Air Limbah Yang Diijinkan 5. Minyak & lemak mg/l <1
Masuk IPAL 6. Detergen mg/l <0,2
(MBAS)
No PARAMETER Konsentrasi 7. Biochemical mg/l <10
oxygen demand
1 COD mg/l 600 (BOD5)
8. Chemical oxygen mg/l <20
2 BOD mg/l 300 demand (COD)
4 DEBIT m3/hari 130 IPAL PT. UCC secara garis besar terdiri
dari 3 sistem yaitu sistem pengumpulan air
Kualitas air hasil olahan IPAL yang di limbah, sistem IPAL dan sistem re-use air limbah.
targetkan adalah memenuhi standar baku mutu Untuk IPAl sistem re-use dibangun pada satu
2
yang tertuang dalam Peraturan Gubernur No. lokasi ahan seluas 240 m . IPAL ini tediri dari
122 Tahun 2005. Parameter nya seperti yang unit-unit pemroses yaitu :
ada pada tabel 3 di bawah ini: - Unit Bak Equalisasi,
- Unit Bak Pengendap Awal,
Tabel 3. Baku Mutu Limbah Cair Domestik - Unit Bak Biofilter Anaerob,
Komunal (5) - Unit Biofilter Aerob,
- Unit Bak Pengendap Akhir,
- Unit Bak Biofilter Pengolah Lanjut,
No. PARAMETER SATUAN BESARAN - Unit Penampung Proses Olahan IPAL,
1. pH - 6-9 - Unit Karbon Filter,
2. Kalium mg/l 85 - Unit Bak Penampung Feed Ultrafiltrasi,
permanganate - Unit Ultrafiltrasi (UF),
(KMnO4) - Unit Penampung Akhir.
150
Gambar 2. Foto IPAL Domestik PT. UCC dengan Gambar 5. Bak Pengumpul Air Limbah
Biofilter Anaerob-aerob
2.5. Sistem Pengolahan Air Limbah
2.4. Sistem Pengumpulan Air Limbah Domestik di IPAL
Domestik
Air limbah dari seluruh bak pengumpul
Penanganan yang dilakukan untuk dialirkan ke bak pemisah lemak atau minyak
mengolah air limbah domestik dengan IPAL, yang menyatu dengan bak ekualisasi seperti
adalah seluruh air limbah yang dihasilkan dari yang ada pada gambar 1 pada lampiran. Bak
kegiatan domestik pabrik dialirkan menuju ke Bak pemisah lemak tersebut berfungsi untuk
Pengumpul (BP). Dari BP dialirkan menuju ke memisahkan lemak atau minyak yang berasal
IPAL dengan sistem perpompaan. Khusus untuk dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan
air limbah dari WC, dialirkan ke dalam septik tank, kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang
kemudian air limpasan dari septik tank ditampung tak dapat terurai secara biologis dan tidak
ke dalam bak pengumpul (BP) untuk selanjutnya sempat terpisahkan pada bak bak pengumpul.
dialirkan menuju ke IPAL. Jumlah keseluruhan Selanjutnya limpasan dari bak pemisah
BP ada 12 unit. Skema aliran limbah ke IPAL lemak dialirkan ke bak ekualisasi yang berfungsi
dapat dilihat pada gambar 3 pada lampiran. sebagai bak penampung limbah dan bak kontrol
Bak pengumpul dibuat dalam 2 ruangan aliran. Waktu tinggal hidrolis (WTH) di bak
seperti terlihat pada gambar 4-5. Antara ruang ekualisasi dirancang 8 jam. Air limbah di dalam
pertama dan ruang kedua dipasang perpipaan bak ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit IPAL.
dilengkapi dengan Tee. Sistem Tee ini Di dalam unit IPAL, pertama air limbah dialirkan
dimaksudkan untuk menahan kotoran yang masuk ke bak pengendap awal dengan waktu
mengapung seperti minyak, lemak, kotoran padat, pengendapan 2-3 jam, untuk mengendapkan
plastik, saset sampo, karet dan lain-lain sehingga partikel lumpur, pasir dan kotoran organik
tidak masuk ke ruang kedua. Pada ruang kedua tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan,
dipasang pompa submersible dan pompa juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa
centrifugal (BP 4, BP7 dan BP 12), Pompa organik yang berbentuk padatan, sludge
dilengkapi dengan sistem otomatis yang akan digestion (pengurai lumpur) dan penampung
bekerja pada saat ada air sampai ketinggian lumpur.
tertentu. Tipe pompa pada tiap tiap bak Air limpasan dari bak pengendap awal
pengumpul beserta kebutuhan listriknya dapat selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob
dilihat pada tabel 5. (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas
ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob
Pipa tersebut diisi dengan media khusus dari bahan
limbah ke
plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor
anaerob terdiri dari satu ruangan. Penguraian
Lapisan zat-zat organik yang ada dalam air limbah
minyak/lema Pipa over
flowf
dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif
aerobik (1,3). Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang
Pompa akan menguraikan zat organik yang belum
Endapan otomati
lumpur/ sempat terurai pada bak pengendap. WTH di bak
kontaktor anaerob dirancang 8 jam.
151
Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) saluran pembuangan melewati flow meter
anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di bersama dengan air olahan IPAL.
dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan
media khusus dari bahan plastik tipe sarang
tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan
udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel
pada permukaan media yang mana hal tersebut
dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, serta mempercepat proses nitrifikasi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonia
menjadi lebih besar. Proses ini sering di
namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration) (3).
WTH di bak kontaktor aerob dirancang 12 jam.
Dari bak aerasi, air mengalir ke bak Gambar 6. Diagram Proses Pengolahan Air
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif limbah Domestik PT. UCC dengan Proses
yang mengandung mikro-organisme diendapkan Biofilter Anaerob - Aerob yang
dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak dilengkapi proses re-use
pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur.
Debit pompa sirkulasi ini dapat diatur dengan 2.4. Prosedur Start-Up IPAL
buka tutup kran. Sama halnya dengan di bak
pengendap awal, WTH di bak pengendap akhir Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL
dirancang 2-3 jam. baru selesai dibangun atau pada saat terjadi
Sebagian air di bak pengendap akhir masalah besar sehingga perlu total pengurasan.
melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju Untuk melakukan start-up IPAL, langkah pertama
ke bak pengolah lanjut. Di bak pengolah lanjut yang harus dilakukan adalah pengecekan sistem
ini air limbah olahan IPAL di proses lagi dengan IPAL secara keseluruhan. Pengecekan IPAL
biofilter aerobik. Bak pengolah lanjut ini terdiri meliputi pengecekan kebocoran bak,
dari 5 ruang. Ruang pertama adalah ruang pengecekan perpipaan dalam IPAL, pengecekan
aerasi, ruang kedua ruang biofilter aerobik, ruang sistem kelistrikan, pengecekan pompa-pompa,
ketiga penampung air olahan, ruang ke empat pengecekan sistem suplai udara ke reaktor
ruang biokontrol dan ruang ke lima adalah ruang aerobik dan pengecekan bak-bak pengumpul.
penampung air untuk diproses UF. Dari ruang Setelah yakin kalau sistem IPAL sudah
aerasi, air limbah selanjutnya mengalir ke ruang sempurna, selanjutnya dilakukan pengisian IPAL
biofilter aerobik dengan arah aliran dari bawah dengan urutan sebagai berikut:
keatas. Dari biofilter aerobik air limbah melimpas 1. Semua aliran air limbah dari sumber limbah
melalui weir menuju ke ruang penampung air ke bak pengumpul disambung, pompa di bak
limbah. Dari ruang penampung air limbah ini pengumpul dihidupkan, sehingga aliran air
dipompa menuju filter karbon, sebagian yang limbah akan menuju ke bak pemisah lemak
tidak sempat terpompa akan melimpas ke yang menyatu dengan ekualisasi. Biarkan
saluran pembuangan melalui flow meter. Dari bak ekualisasi terisi penuh dengan air
filter karbon air limbah selanjutnya dialirkan limbah sampai air limbah over flow melalui
menuju ke bak penampungan untuk diproses pipa menuju ke saluran air hujan. Sistem
Ultrafiltrasi sambil diijeksikan khlor melalui over flow ini dibuat untuk mengantisipasi
pompa dozing. kalau pompa di bak ekualisasi ada
Ultra filtrasi yang digunakan terdiri dari 8 kerusakan sehingga tidak terjadi luapan air di
3
membran dengan kapasitas sekitar 80m per hari ekualisasi. Pada posisi penuh dengan air
yang ditempatkan bersama filter karbon di dalam limbah, cek semua dinding bak ekualisasi
ruang operator. Alat ini beroperasi secara apakah ada kebocoran atau tidak.
otomatis yang diatur dengan PLC. Air olahan 2. Selanjutnya air limbah dari bak ekualisasi
ultra filtrasi ditampung pada bak penampung re- dipompa ke IPAL (bioreaktor/bak anaerobik-
use yang berlokasi di samping ruang operator. aerobik dan pengendap akhir) sampai
Apabila air di bak penampung re-use ini penuh, mencapai level penuh. Pengisian IPAL
maka akan terjadi overflow. Over flow ini dialirkan diusahakan merata jangan sampai sebagian
ke bak biokontrol dan selanjutnya apabila di bak penuh, bagian yang lain masih kosong. Ini
biokontrol ini penuh maka akan melimpas ke dimaksudkan untuk meratakan beban air di
152
IPAL guna menghindari risiko retaknya meliputi: derajat keasaman (pH), chemical
beton. oxygen demand (COD), biochemical oxygen
3. Setelah IPAL penuh selanjutnya blower pada demand (BOD5), total suspended solid (TSS),
bak aerobik dihidupkan dan cek apakah minyak/lemak, senyawa diterjen (MBAS),
udara keluar melalui difuser secara merata amonia, senyawa organik (KMNO4). Berikut ini
atau tidak. Kalau tidak merata maka perlu disajikan hasil-hasil pengamatan dan hasil
perbaikan difuser udara. analisa laboratorium dalam bentuk grafik serta
4. Langkah selanjutnya adalah mengisi IPAL bahasan terhadap hasil tersebut.
dengan bibit atau seed mikroba atau bakteri.
Seed mikroba diambilkan dari instalasi 3.1. Debit Air Limbah Yang Masuk IPAL
pengolahan air limbah domestik yang sudah
diketahui kinerjanya berjalan dengan baik. Seperti terlihat pada Gambar 7, pada
Jumlah seed mikroba sekitar 5 – 10 m3. awal beroperasinya IPAL jumlah air limbah yang
Untuk kasus PT. UCC, seeding mikroba masuk IPAL cukup tinggi dan berfluktuasi antara
3
dilakukan secara alami tanpa tambahan 70 sampai 100 m /hari. Mulai hari ke 22 sampai
mikroba dari luar. Ini dilakukan untuk hari ke 34 jumlah air limbah masuk IPAL sangat
menghindari bau yang dapat timbul karena kecil antara 25 sampai 60 m3/hari. Hal
ada sebagian mikroba yang mati pada saat disebabkan karena ada perbaikan pada BP4
seeding. Apabila proses pertumbuhan sehingga air limbah dari BP4 ini tidak dialirkan
mikroba lambat (ditandai dengan kualitas masuk IPAL. Mulai hari ke 35 air limbah dari BP4
hasil IPAL jelek) maka harus dilakukan sudah dimasukkan kembali kedalam IPAL
seeding mikroba. sehingga jumlah inlet IPAL naik lagi. Seperti
5. Selanjutnya hidupkan pompa sirkulasi, terlihat dalam gambar ini, diperkirakan jumlah air
dengan demikian mikroba lama kelamaan limbah dari BP4 ini sekitar separoh dari jumlah
akan tumbuh dan melekat pada permukaan air limbah domestik yang dihasilkan PT. UCC.
media biofilter. Setelah hari ke 35, total air limbah yang masuk
6. Pompa air limbah di bak equalisasi IPAL relatif berkurang dibanding pada hari-hari
dihidupkan dan kecepatan alir di atur sebagai awal IPAL beroperasi. Hal ini diduga karena
berikut : adanya penghematan pemakaian air bersih
• Minggu pertama : Aliran dibuat diatur setelah ada sosialisasi IPAL kepada karyawan
sebesar 60 m3/hari PT. UCC, sehingga jumlah air limbah yang
• Minggu kedua : Aliran diatur sebesar 100 masuk IPAL juga berkurang. Diharapkan
m3/hari langkah-langkah penghematan pemakaian air
• Minggu ke tiga : Aliran air limbah di set bersih dapat berjalan terus, sehingga beban IPAL
sampai kapasitas maksimum, yaitu 130 juga akan menjadi berkurang.
3
m per hari.
Debit air limbah dapat dipantau dari jalannya
meteran air limbah yang ada di outlet IPAL
maupun yang ada di Inlet filter karbon. Dan
pengaturan debit dilakukan dengan
memperbesar dan memperkecil bukaan
valve yang ada pada sistem perpompaan di
bak equalisasi.
Setelah selesai masa seeding, selanjutnya
dilakukan pemantauan secara kontinyu (swa-
pantau) dan evaluasi kinerja IPAL.
153
COD yang masuk IPAL PT. UCC berkisar antara keluar IPAL serta effisiensi pengurangannya.
150 sampai 325 mg/l, berada dalam batasan Pada awal-awal IPAL beroperasi, konsentrasi
umum limbah domestik. Sedangkan COD out amonia sangat berfluktuasi, bahkan pada minggu
IPAL berkisar dan 40 sampai 60 mg/l, jauh ke 3 konsentrasi amonia dalam air olahan IPAL
dibawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi inlet IPAL. Hal ini diduga karena ada
yaitu 80 mg/l. Seiring dengan berjalannya waktu, pembuangan bahan-bahan kimia yang
kinerja IPAL juga meningkat yang ditandai mengandung amonia kedalam saluran air limbah
dengan naiknya effisiensi mengurangan COD, domestik. Setelah minggu ke 5 IPAL beroperasi,
yaitu diatas 80% setelah minggu ke 6. Hal ini konsentrasi amonia dalam air limbah dan dalam
terjadi karena mikroba pengurai polutan limbah air olahan IPAL masing-masing sekisar 0,1 mg/l
terus tumbuh dan berkembang biak disamping dan 0,01 mg/l. Baku mutu untuk amonia nitrogen
sudah beradaptasi dengan limbah domestik PT. adalah 10 mg/l. Effisiensi pengurangan amonia
UCC. sangat tinggi diatas 90%.
3.3. Biologycal Oxygen Demand (BOD) 3.5. Total Suspended Solid (TSS)
Secara umum untuk limbah organik TSS adalah jumlah partikel padat polutan
seperti limbah domestik, performan konsentrasi yang tersuspensi dalam air limbah. Seperti
BOD hampir sama dengan COD. Seperti terlihat terlihat pada Gambar 11, mulai dari saat IPAL
pada Gambar 9, konsenrasi BOD dalam air start-up sampai hari terakhir sampling,
olahan IPAL berkisar antara 15 sampai 20 mg/l, konsentrasi TSS dalam air olahan IPAL berada
jauh di bawah baku mutu yang ditetapkan dibawah 10 mg/l, jauh dari konsentrasi yang
pemerintah yakni 50 mg/l. Effisiensi pengurangan dipersyaratkan pemerintah yakni 50 mg/l.
BOD juga naik sering dengan lamanya IPAL Effisiensi pengurangan TSS juga sangat tinggi,
beroperasi yang menandakan mikroba makin 80% sampai 90%. Rendahnya TSS ini
banyak dan makin aktif. Effisiensi pengurangan kemungkinan disebabkan oleh pemisahan
BOD di atas 80% setelah minggu ke 6. padatan di setiap bak pengumpul dan oleh
karena proses pengendapan dan biofiltrasi di
IPAL.
154
3.6. Senyawa Organik Permanganat 3.8. Senyawa Deterjen (MBAS)
(KMnO4)
Senyawa deterjen (MBAS) yang masuk
IPAL juga berfluktuasi (Gambar 14), namun
Seperti terlihat pada gambar 12, sampai
dalam air hasil olahan IPAL konsentrasinya dapat
minggu ke 6 senyawa organik KMnO4 yang
diturunkan sampai dibawah 0,8 mg/l dengan
masuk IPAL relatif stabil sekitar 100 mg/l. Pada
effisiensi pengurangan sekitar 80%. Baku mutu
minggu ke 7 naik hampir 300 mg/l. Namun
deterjen (MBAS) adalah 2 mg/l.
meskipun demikian konsentrasi senyawa organik
KMnO4 dalam air olahan IPAL relatif stabil antara
20 sampai 40 mg/l, jauh dibawah baku mutu
yakni 85 mg/l. Effisiensi pengurangan senyawa
organik KMnO4 setelah minggu ke 6 sangat
tinggi, sekitar 90 %
155
4. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
156
LAMPIRAN :
Gambar 1. Flow Proses IPAL Domestik PT. UCC dengan Biofilter Anaerob-aerob.
157
Tabel 5. Lokasi bak pengumpul dan tipe pompa pada setiap bak.
158