Professional Documents
Culture Documents
Degradasi Di Edukasi, Mari Berdamai Dengan Situasi
Degradasi Di Edukasi, Mari Berdamai Dengan Situasi
Sejak tahun 2019 lalu dunia telah digemparkan dengan munculnya virus covid 19
yang berasal dari Cina hingga menyebar ke seluruh dunia dan diberi status pandemi yang
menurut KBBI berarti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana dan meliputi daerah
geografi yang luas. Dalam hitungan bulan, wabah covid 19 telah mengakibatkan krisis di
berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Pandemi yang terjadi ini, telah menewaskan
hampir lebih dari 147.000 jiwa warga Indonesia. Covid 19 adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu,
sesak nafas, hilang indra penciuman maupun perasa.
Pembelajaran daring dimulai terhitung sejak bulan Maret 2020 lalu. Sehingga semua
sekolah juga pesantren ditutup dan dialihkan ke rumah masing-masing. Adapun siswa
secara mandiri harus terus aktif mengikuti informasi terbaru mengenai di platform mana
mata pelajaran mereka akan melaksanakan pembelajaran daring, pemberian tugas/kuis,
dan juga penyediaan materinya.
Efek yang ditimbulkan dari pembelajaran daring seperti putus sekolah. Pengalihan
belajar dari rumah membuat siswa harus mempersiapkan perangkat dengan sendirinya.
Dengan memandang dari sisi ekonomi, maka tidak semua keadaan siswa di Indonesia sama,
oleh karena itu, putus sekolah ini berisiko terjadi pada keluarga kelas menengah ke bawah
yang berpeluang untuk sulit menyediakan perangkat berupa HP atau Laptop (Pc) . Sehingga
juga tidak jarang orang tua yang lebih memilih anaknya berhenti bersekolah dan memilih
mempekerjakan anak untuk membantu perekonomian keluarga akibat krisis ekonomi yang
terjadi. Selain itu, banyak orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses
belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Selain itu, penurunan capaian belajar kerap pula terjadi. Bergantung pada koneksi
internet yang tidak selamanya menjamin jaringan akan baik-baik saja biasanya
mengakibatkan koneksi internet yang kurang baik, sehingga siswa dapat terganggu dan
terhambat jika ingin mengakses materi dari sumber internet. Hal lain yang menjadi perhatian
adalah risiko terjadinya learning loss. Studi menemukan bahwa pembelajaran tatap muka
menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik saat dibandingkan dengan learning
home.
Melihat hal tersebut semakin memperparah keadaan yang juga semakin dikecam
dengan peningkatan kasus omicron, varian baru Covid 19 yang meningkat secara signifikan.
Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Covid-19 akibat
penularan varian Omicron tercatat 5.277 kasus hingga Senin 21 Februari 2022. Dari jumlah
tersebut, mayoritas merupakan transmisi lokal. "Total Kasus Covid-19 akibat Omicron di
Indonesia saat ini 5.227, 1.879 adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan 3.348
adalah non-PPLN atau transmisi lokal," kata Nadia, Senin (21/2).
Juga dari Data Kemenkes mencatat kasus Covid-19 secara umum pada 20 Februari
2022 bertambah 48.484 kasus baru Covid-19. Dengan penambahan itu, total kasus Covid-19
saat ini mencapai 5.197.505, sejak kasus pertama diumumkan di tanah air pada 2 Maret 2020
lalu.
Selanjutnya, harmonisasi kolaborasi orang tua dan guru. Selama pandemi ini, para
pelajar tentunya akan menghabiskan waktunya untuk belajar di rumah. Dimana hal ini
membutuhkan kolaborasi inovatif antara orang tua dan guru agar siswa dapat terus belajar
online secara efektif. Selain itu, kolaborasi inovatif dapat mengatasi berbagai keluhan selama
pembelajaran online. Hal tersebut akan berdampak positif bagi dunia pendidikan baik saat ini
maupun yang akan datang.
Lalu, penerapan Ilmu dalam keluarga. Ketika semua sekolah ditutup, ini menjadi
kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan ilmu di tengah-tengah keluarganya. Baik itu
sekedar membuka diskusi kecil atau dengan mengajarkan ilmu yang didapat kepada keluarga.
Hal ini berperan penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu ilmu melalui
penerapan langsung. Ilmu yang diterapkan secara langsung akan berpengaruh tidak hanya
bagi yang mengaplikasikannya tetapi juga bagi yang menerimanya.
Kemudian guru menjadi lebih akrab dan melek teknologi. Tidak dapat dipungkiri
bahwa proses pembelajaran di tengah pandemi harus dilakukan melalui metode online.
Sehingga penggunaan perangkat teknologi sangat dibutuhkan. Selama pandemi ini, banyak
dilakukan pelatihan bagi para guru dengan tujuan memberikan pembinaan guna menentukan
metode pembelajaran yang bisa diterapkan pada saat pandemi, yang tentunya berbasis
teknologi.
Internet sebagai sumber informasi yang positif. Jika proses pembelajaran pada
umumnya menggunakan buku cetak sebagai sumber belajar utama, maka dalam proses
pembelajaran online internet merupakan sumber informasi yang dapat digunakan. Internet
tidak lagi hanya digunakan oleh siswa sebagai sarana hiburan atau bermain media sosial,
tetapi juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pelajaran yang diajarkan. Seperti
mengakses buku digital, video pembelajaran dan lain sebagainya. Meski begitu, tentunya hal
ini tetap harus mendapat pendampingan baik dari guru maupun orang tua siswa, agar siswa
tidak salah dalam mendapatkan informasi dan terhindar dari hoax.
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. Tetapi ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya dapat memenuhi potensi
tersebut. Para ahli meyakini bahwa peran orang tua dalam kehidupan seorang anak
berdampak luas dan dengan pengawasan orang tua anak akan mudah untuk memantau
perkembangannya secara langsung. Keterlibatan orang tua sangat penting agar anak
berprestasi di sekolah. Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa itu adalah peran guru
untuk mengajar, bukan mereka. Namun kepercayaan seperti itu tidak merugikan orang tua
dan anak. Anak-anak tidak mulai dan berhenti belajar hanya selama hari sekolah. Mereka
selalu terbiasa belajar, di rumah, dengan teman, dan melalui pengaruh lain.
Hidup berdampingan tersebut dapat kita wujudkan melalui, pertama, tetap patuh pada
protokol kesehatan dan (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak (T3) , juga
jangan keras kepala terhadap aturan vaksin. 3 hal tersebut sangat mewakili bentuk ikhtiar
yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri pribadi maupun orang lain. Karena penerapan
hal tersebut tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh beberapa pihak, maka selain
sebeagi konsumen, diharapkan pula untuk tetap saling mngingatkan antar sesama manusia.
Dengan berbaur dan beradaptasi, kita akan lupa terhadap pembatasan tersebut dan
terus fokus pada tujuan masing-masing, layaknya pendidikan. Sekolah online di tengah learn
from home tentu membuat anak-anak antusiasme karena dapat lebih banyak bersama hp,
namun nyatanya bukanlah pelajaran yang dibuka, melainkan apa yang mereka inginkan.
Namun hal inipula menjadi tantangan tersendiri agar sekolah online menjadi kebiasaan yang
juga didukung dengan semangat belajar siswa. Karena tidak dapat dipungkiri di masa depan
kita akan bergantung sepenuhnya pada teknologi yang dimana kita telah coba sekarang. Juga
dunia realitas sepertinya akan tergantikan dengan dunia virtual.
Sehingga perlu peran besar dari pemerintah agar hal ini dapat membuat proses
pembelajaran daring dapat terus berjalan dengan efektif. Seharusnya pemerintah membantu
perangkat untuk sekolah online. Karena tidak semua keluarga mampu untuk memenuhinya.
Oleh karena itu, APBN sebaiknya tidak hanya difokuskan kepada fasilitas kesehatan saja,
melainkan di bidang pendidikan juga. Juga dibutuhkan sistem di setiap sekolah agar
diperkuat kembali. Adanya beberapa siswa yang masih memiliki rasa malas bisa
mengakibatkan ketidaktercapaian tujuan dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu
ketegasan dari masing-masing pihak sekolah perlu diterapkan agar anak-anak dapat lebih
segan terhadap aturan pembelajaran daring.
Menciptakan aplikasi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, yakni antara
guru dan siswa. Kehadiran aplikasi seperti Zoom Meeting, Google Meet, Microsoft Teams
tentu sangat membantu proses pembelajaran daring, fungsinya untuk menghubungkan secara
virtual antara siswa dan guru. Melalui fasilitas secara audio dan visual, namun seringkali
terjadi masalah disebabkan ketika siswa mematikan kamera, sehingga seolah-olah guru
hanya berbicara sendiri dan siswa tidak bisa terpantau. Oleh karena itu, kehadiran inovasi
aplikasi baru dimana guru dapat memliki akses terbesar dan pengendali dari aplikasi tersebut
sehingga ia dapat mengontrol siswanya ketika kapan harus mematikan atau mengaktifkan
kamera. Hal ini sangat bermanfaat karena guru dapat mengendalikan kelas sepenuhnya
sehingga siswa tidak bisa seenaknya meninggalkan kelas atau melakukan apapun yang ingin
mereka lakukan.
Peran orang tua dan pemerataan iptek bagi seluruh warga negara Indonesia. Masalah
yang biasanya muncul dari pembelajaran adalah ketidakpahaman anak-anak terhadap IPTEK.
Sehingga dari hal tersebut dibutuhkan arahan dari orang tua untuk hal tersebut, namun acap
kali dan masih banyak orang tua yang belum mengerti tentang IT. Juga masih terdapat
beberapa orang tua yang tidak sepenuhnya mendukung pendidikan anak-anak, melainkan
lebih memilih untuk menyuruh anak-anak agar bekerja, inilah juga yang termasuk fakto
menurunnya semangat belajar anak-anak.
Pembelajaran daring memiliki sisi positif dan sisi negatif yang saling beriringan. Oleh
karena itu, tingkat keefektifannya bisa dikatakan relatif, tergantung dari masing-masing
komponen yang menunjang atau turut serta dalam proses pembelajaran daring ini sehingga
diharapkan pembelajaran ini membawa hasil yang terbaik meskipun dalam keterbatasan yang
ada. Siswa diharapkan mandiri dan lebih aktif belajar bukan hanya mengandalkan materi
yang telah diberikan saja tetapi juga dari sumber lain. Guru dan pihak sekolah hendaknya
menyesuaikan kurikulum dengan keadaan saat ini sehingga pembelajaran daring tetap dapat
dilaksanakan dan tidak terlalu membebani kedua belah pihak.