You are on page 1of 102

SKRIPSI

ANALISIS DETERMINAN PARTISIPASI TENAGA KERJA


WANITA MENIKAH DALAM SEKTOR INFORMAL
DI KOTA PEKANBARU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive

OLEH
JOSUA GINTING
1802111994

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan anugrahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Determinan Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Menikah Dalam

Sektor Informal di Kota Pekanbaru)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada jurusan Ilmu Ekonomi Program Studi

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau.

Selama penulis mengerjakan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, saran, pemikiran, doa, dan

semangat. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimaksih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Alvi Furwanti Alwie, SE., MM

selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

2. Ibu Dr. Yusni Maulida SE., M.Si selaku

Ketua jurusan, Bapak Nobel Aqualdo, S.E.,

M.Ec selaku Sekertaris Jurusan Ilmu

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Riau.

3. Ibu Rahmita Budiartiningsih, S.E, M.Hum

selaku Koordinator Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Riau.


ii

4. Ibu Lapeti Sari, S.E, M.Si selaku

Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan bersedia memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Bunga Chintia Utami, S.IP, ME selaku

Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan bersedia memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf

Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pelayanan selama penulis mengikuti

perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Riau.

7. Terkhusus kepada kedua orang tua penulis

yang sangat penulis sayangi, S. Ginting dan

Ibunda Juria Br Sagala yang selalu

memberikan doa, semangat, dukungan, dan

kasih sayang kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.


iii

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan memohon maaf karna

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi

ini.

Peka
nbar
u, 7
Febr
uari
2023

Josua
G
i
n
t
i
n
g
NIM.1802111994
iv

Analisis Determinan Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Menikah Dalam

Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Oleh : JOSUA

ABSTRAK

Tenag
a kerja
merupakan
faktor yang
potensial
untuk
pembangunan
ekonomi.
Ketidakmamp
uan sektor
formal
menyerap
tenaga kerja
menjadikan
sektor
informal
sebagai
penyelamat.
Persoalan
umum yang
dihadapi
kebanyakan
wanita dalam
kaitannya
dengan
lapangan
pekerjaan
adalah
sulitnya
mendapat
pekerjaan
dengan
tingkat
pendapatan
yang layak
karena
v

kualitas
sumber daya
manusia
masih
rendah.
Tenaga kerja
wanita yang
sudah
menikah di
Kota
Pekanbaru
banyak
bekerja pada
sektor
perdagangan
yaitu sebagai
pedagang
berdasarkan
hasil survey
yang telah
dilakukan,
mereka
bekerja
dengan
berbagai
alasan
tertentu,
walaupun
mencari
nafkah bukan
kewajiban
mereka,
namun tidak
jarang
pendapatan
wanita
menjadi
penunjang
utama
ekonomi
keluarga.
Selain faktor
ekonomi
terdapat
motivasi
bekerja yang
vi

berbeda
antara wanita
yang sudah
menikah baik
dari kalangan
ekonomi
rendah,
menengah,
ataupun
ekonomi
tinggi.

Peneli
tian ini di
lakukan
kepada
masyarakat di
Kota
Pekanbaru,
sampel dalam
penelitian ini
adalah 100
responden
yang
populasinya
adalah
tenaga kerja
wanita
menikah yang
bekerja di
sektor
informal di
Kota
Pekanbaru
yang tersebar
di 12
kecamatan.
Uji yang
digunakan
adalah uji
regresi
berganda
yaitu untuk
melihat
pengaruh
antara
vii

variabel
indenpenden
terhadap
variabel
dependen.

Hasil
penelitiannya
adalah
Tingkat
pendidikan
wanita
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
partisipasi
tenaga kerja
wanita dalam
sektor
informal di
kota
Pekanbaru.
Tingkat
pendapatan
suami
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
partisipasi
tenaga kerja
wanita dalam
sektor
informal di
kota
Pekanbaru.
Jumlah
tanggungan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
partisipasi
tenaga kerja
wanita dalam
viii

sektor
informal di
kota
Pekanbaru.
Tingkat
pendapatan
wanita
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
partisipasi
tenaga kerja
wanita dalam
sektor
informal di
kota
Pekanbaru.
Tingkat
pendidikan,
tingkat
pendapatan
suami, jumlah
tanggungan,
dan tingkat
pendapatan
wanita
berpengaruh
secara
simultan atau
bersama-
sama
terhadap
partisipasi
tenaga kerja
wanita dalam
sektor
informal di
kota
Pekanbaru.

Kata kunci : Partisipasi Tenaga Kerja Wanita,


Pendidikan, Jumlah
Tanggungan, Pendapatan
Suami, Pendapatan Wanita,
ix

Determinant Analysis of Married Women Labor Participation in the

Informal Sector in Pekanbaru City

By: JOSUA

ABSTRACT

Labor
is a potential
factor for
economic
development.
The inability
of the formal
sector to
absorb labor
makes the
informal
sector a
savior. The
common
problem
faced by most
women in
relation to
employment
is the
difficulty of
getting a job
with a decent
income level
because the
quality of
human
resources is
still low.
Married
female
workers in
Pekanbaru
City work a
x

lot in the
trading
sector,
namely as
traders based
on the results
of a survey
that has been
conducted,
they work for
various
reasons, even
though
making a
living is not
their
obligation, it
is not
uncommon
for women's
income to be
the main
support for
the family
economy. In
addition to
economic
factors, there
are different
motivations
for work
between
married
women from
low, middle,
and high
economic
backgrounds.

This
research was
conducted on
the
xi

community in
Pekanbaru
City, the
sample in this
study was 100
respondents
whose
population is
married
women
workers who
work in the
informal
sector in
Pekanbaru
City which
are spread
across 12
sub-districts.
The test used
is the multiple
regression
test, namely
to see the
effect of the
independent
variables on
the dependent
variable.

The
result of the
research is
that the level
of education
of women has
a partial
effect on the
participation
of women
workers in
the informal
sector in the
xii

city of
Pekanbaru.
The
husband's
income level
has a partial
effect on the
participation
of women in
the informal
sector in the
city of
Pekanbaru.
The number
of dependents
has a partial
effect on the
participation
of women
workers in
the informal
sector in the
city of
Pekanbaru.
Women's
income level
has a partial
effect on
female labor
participation
in the
informal
sector in the
city of
Pekanbaru.
Education
level,
husband's
income level,
number of
dependents,
and women's
income level
xiii

simultaneousl
y or jointly
influence the
participation
of women
workers in
the informal
sector in
Pekanbaru
city.

Keywords: Female Labor Participation,


Education, Number of Dependents,
Husband's Income, Women's
Income,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
ABSTRAK………………………………………………………………………IV
DAFTAR ISI........................................................................................................VI
DAFTAR TABEL.............................................................................................VIII
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................IX
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................X
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah13
1.3 Tujuan Penelitian 14
1.4 Manfaat Penelitian 14
1.5 Sistematika Penulisan 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................16
2.1 Landasan Teori 16
2.2 Penelitian Terdahulu 24
2.3 Kerangka Pemikiran 32
xiv

2.4 Hipotesis 34
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................35
3.1 Lokasi Penelitian 35
3.2 Populasi dan Sampel 35
3.3 Jenis dan Sumber Data 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data 37
3.5 Definisi Operasional Variabel dan
Pengukuran Variabel 37
3.6 Metode Analisis Data 39
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN..................................44
4.1 Keadaan Penduduk Kota Pekanbaru....................................................44
4.2 Penduduk dan Jenis Kelamin...............................................................45
4.3 Penduduk dan Tingkat Pendidikan.......................................................46
4.4 Perkembangan Perekonomian..............................................................48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................51

5.1 Deskriptif Responden...........................................................................51


5.2 Hasil Analisis Data Penelitian..............................................................55
5.3 Pembahasan..........................................................................................60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................64
6.1 Kesimpulan...........................................................................................64
6.2 Keterbatasan Penelitian.......................................................................66
6.3 Saran....................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70
LAMPIRAN..........................................................................................................73
xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jumlah Pekerja Formal dan Informal Provinsi Riau


Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2021..................................3

Tabel 1.2 : Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan


Jenis Kelamin di Provinsi Riau Tahun 2021........................................5

Tabel 1.3 : Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut


Jenis Kegiatan Tahun 2020 di Kota Pekanbaru...............................7

Tabel 1.4 : Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut


Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang di Tamatkan Tahun 2021........11

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu............................................................................26

Tabel 4.1 : Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan


di Kota Pekanbaru Tahun 2021...........................................................44

Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di


Kota Pekanbaru Tahun 2021...............................................................46
xvi

Tabel 4.3 : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Berumur


7-18 Tahun di Kota Pekanbaru (%), 2018-2021.................................47

Tabel 4.4 : PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan


Usaha di Kota Pekanbaru (Juta Rupiah) Tahun 2018-2020..............49

Tabel 1.1 : Responden Menurut Jenjang Pendidikan.............................................51


Tabel 5.2 : Responden Menurut Jumlah Tanggungan...........................................52
Tabel 5.3 : Responden Menurut Tingkat Pendapatan Suami.................................53
Tabel 5.4 : Responden Menurut Tingkat Pendapatan Wanita...............................54

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Wanita Yang Bekerja di Sektor


Formal dan Informal Tahun 2017-2021 di Kota Pekanbaru.............8

Gambar 1.2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan


Utama di Kota Pekanbaru Tahun 2020..............................................9

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................34


xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner Analisis Determinan Partisipasi Tenaga Kerja


Wanita Menikah Dalam Sektor Informal di Kota Pekanbaru........73

Lampiran 2 : Uji Normalitas................................................................................75


Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolieritas.................................................................75
Lampiran 4 : Uji Heteroskedastisitas...................................................................75
Lampiran 5 : Hasil Uji Determinasi.....................................................................76
Lampiran 6 : Hasil Uji Simultan..........................................................................76
Lampiran 7 : Hasil Uji Parsial (Uji t)...................................................................76
Lampiran 8 : Regresi Linear Berganda................................................................77
Lampiran 9 : Identitas Responden.......................................................................78
Lampiran 10 : Dokumentasi...................................................................................81
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya manusia merupakan subjek sekaligus objek dari

pembangunan. Semua penduduk memiliki hak dan kewajiban dalam

pembangunan nasional. Meskipun berasal dari latar belakang dengan

tingkat pendidikan, keterampilan, umur, dan sebagainya yang berbeda-

beda. Kontribusi penduduk pada pembangunan ditunjukkan oleh peran

serta mereka dalam pasar tenaga kerja. Dalam rangka pembangunan

ekonomi sumberdaya manusia adalah sebagai modal (Jhingan, 2019).

Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumber daya produksi, serta

merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi

jangka panjang (Mugihardjo, 2018).

Dalam mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi, keterlibatan

masyarakat dalam hal ini dikenal dengan tenaga kerja sangat penting.

Sebagaimana diketahui bahwa tenaga kerja merupakan salah satu faktor

produksi yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Maka peran tenaga kerja dalam perekonomian harus sangat

diperhatikan.

Tenaga kerja mampu mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat

tenaga kerja tersebut ikut berpartisipasi dalam pasar kerja. Tingkat

partisipasi angkatan kerja ialah suatu kelompok umur yang menjelaskan

jumlah angkatan kerja sebagai bagian manusia yang termasuk golongan


2

umur tersebut, yakni membandingkan tenaga kerja dengan angkatan kerja

(BPS, 2020).

Secara umum tenaga kerja merupakan penduduk yang berada

dalam usia kerja. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk yang

tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.

Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64

tahun. Pengertian ini berpendapat, setiap orang yang mampu bekerja

disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia para

tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang

menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7

tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.

Menurut Mantra (2012), bekerja adalah melakukan suatu kegiatan

guna menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa

dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang dan atau

barang, dalam kurun waktu tertentu. Sehingga untuk memperoleh

pendapatan maka manusia harus bekerja. Dalam menghitung pekerja

informal, BPS melakukan pendekatan khusus untuk menentukan

penduduk yang bekerja di sektor formal dan informal yaitu

berdasarkan status pekerjaan dalam pekejaan utama dan jenis pekerjaan

atau jabatan (BPS, 2013).

Provinsi Riau memiliki 12 kabupaten/kota yang mana tenaga kerja


3

wanita memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian

masing- masing daerah. Sebagaimana diketahui bahwa tenaga kerja

merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perekonomian.

Tabel 1.1 : Jumlah Pekerja Formal dan Informal Provinsi Riau


Berdasarkan
Kabupaten/Kota Tahun 2021
Kabupaten/Kota Formal Informal (jiwa) Tot
(jiwa) al
Kuantan Singingi 18.535 29.219 47.7
54
Indragiri Hulu 24.006 42.995 67.0
01
Indragiri Hilir 30.609 72.529 103.
138
Pelalawan 28.918 43.073 71.9
91
Siak 27.569 35.779 63.3
48
Kampar 49.243 59.697 108.
940
Rokan Hulu 38.971 62.464 101.
435
Bengkalis 27.575 48.402 75.9
77
Rokan Hilir 30.467 47.932 78.3
99
Kepulauan 11.514 21.001 32.5
Meranti 15
Kota Pekanbaru 119.847 83.838 203.
685
Kota Dumai 24.072 26.663 50.7
05
RIAU 431.326 1.00
573.562 4.88
8
Sumber: Riau Dalam Angka Tahun 2022
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 diatas diketahui bahwa Kota

Pekanbaru menampung paling banyak pekerja pada sektor formal dan

informal yaitu sebanyak 203.685 jiwa. Dengan 59 persen atau sebanyak


4

119.847 jiwa bekerja pada sektor formal dan 41 persen atau sebanyak

83.838 jiwa bekerja pada sektor informal.

Keberadaan wanita, termasuk ibu rumah tangga dalam angkatan

kerja, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan,

menunjukkan seberapa besar tingkat partisipasi angkatan kerja wanita

suatu wilayah tertentu. Wanita sebagai salah satu anggota keluarga,

seperti halnya anggota keluarga yang lain mempunyai tugas dan fungsi

dalam mendukung keluarga. Dahulu dan juga sampai sekarang masih

ada anggota masyarakat yang menganggap peran wanita dalam keluarga

hanya untuk melahirkan keturunan, mengasuh anak, melayani suami, dan

mengurus rumah tangga.

Peranan wanita sebagai mitra yang sejajar dengan laki-laki pada

saat ini bukan merupakan suatu hal yang baru. Hal tersebut telah diakui

oleh pemerintah sejak masuknya peranan wanita dalam pembangunan

yang telah tersirat dalam lima falsafah dasar bangsa Indonesia, yaitu

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan

Negara. Wanita memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam

pembangunan di segala bidang, baik ekonomi, sosial, dan budaya (Majid,

2016).

Dalam perkembangannya sekarang ini ternyata tugas atau peranan

wanita dalam kehidupan rumah tangga semakin berkembang lebih luas

lagi. Wanita saat ini tidak hanya berkegiatan di dalam lingkup keluarga,

tetapi banyak diantara bidang-bidang kehidupan di masyarakat


5

membutuhkan sentuhan kehadiran wanita dalam ikut menopang

kehidupan dan penghidupan kelurga semakin nyata.

Meningkatnya kebutuhan manusia menuntut peran wanita yang

semakin tinggi sehingga harus memasuki dunia kerja. Peran wanita

dalam keluarga sebagai seorang anak, sebagai seorang istri dan sebagai

seorang ibu menyebabkan kualifikasi yang dimiliki oleh seorang wanita

juga terbatas baik itu dalam sisi pendidikan, waktu, ruang gerak dan

komunikasi. Perbedaan pemikiran dan prioritas setiap kepala keluarga

juga menjadi pemikiran tambahan saat wanita akan memasuki dunia

kerja.

Berkembangnya teknologi dan fasilitas komunikasi melalui

internet dan media sosial telah meningkatkan akses wanita dalam

beraktivitas. Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul usaha baru di

sektor informal yang dibuka oleh para wanita, baik itu wanita yang masih

bersekolah, bekerja juga yang sudah menikah. Keterbatasan dalam sisi

pendidikan, waktu, ruang gerak dan komunikasi yang semula menjadi

penghambat wanita memasuki dunia kerja menjadi tidak berarti lagi.

Berikut ini dapat dilihat jumlah tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di

Provinsi Riau tahun 2021:

Tabel 1.2 : Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis


Kelamin di Provinsi Riau Tahun 2021
Kabupaten/ Laki-laki/ Wanita /jiwa Total
Kota jiwa
Kuantan Singingi 96.844 47.754 144.59
8
Indragiri Hulu 129.117 67.001 196.11
8
Indragiri Hilir 224.832 103.138 327.97
6

0
Pelalawan 147.195 71.991 219.18
6
Siak 142.720 63.348 206.06
8
Kampar 236.255 108.940 345.19
5
Rokan Hulu 203.177 101.435 304.61
2
Bengkalis 156.078 75.977 232.05
5
Rokan Hilir 201.912 78.399 280.31
1
Kepulauan 52.651 32.515 85.166
Meranti
Kota Pekanbaru 310.515 203.685 514.20
0
Kota Dumai 89.895 50.705 140.60
0
RIAU 1.991.191 1.004.888 2.996.0
76
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (2022)
Kota Pekanbaru sebagai kota besar dan ibukota merupakan daerah

yang memiliki jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu sebanyak 514.200

jiwa. Dengan jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 310.515 jiwa dan

tenaga kerja wanita sebanyak 203.685 jiwa. Jumlah tenaga kerja wanita

pada Kota Pekanbaru merupakan terbanyak dibandingkan dengan

kabupaten/kota lainnya.

Peran wanita dalam pasar kerja semakin lama semakin

diperhitungkan. Keterlibatan wanita dalam kegiatan ekonomi dalam

banyak studi terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup wanita itu

sendiri dan meningkatkan perekonomian keluarganya. Bahkan pada saat

ini tidak jarang ditemui wanita yang berperan sebagai pencari nafkah

utama dalam keluarga (Vibriyanti, 2017).

Di negara sedang berkembang, sekitar 30-70 persen populasi

tenaga kerja di perkotaan bekerja di sektor informal. Sektor informal


7

memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak dalam skala

kecil; kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana

dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah,

akses ke lembaga keuangan daerah, produktivitas tenaga kerja yang

rendah dan tingkat upah yang juga relatif lebih rendah dibandingkan

sektor formal. Kebanyakan pekerja di sektor informal perkotaan

merupakan migran dari desa atau daerah lain. Motivasi pekerja adalah

memperoleh pendapatan yang cukup untuk sekedar mempertahankan

hidup (survival).

Tenaga kerja wanita bekerja di berbagai jenis pekerjaan sektor

formal, yaitu bidang usaha yang mendapat izin dari pejabat berwenang

dan terdaftar di kantor pemerintahan. Badan usaha tersebut apabila dilihat

di kantor pajak maupun kantor perdagangan dan perindustrian terdaftar

nama dan bidang usahanya. Sementara usaha informal yaitu bidang usaha

yang tidak memiliki keresmian usaha dan usaha tersebut tidak memiliki

izin dari pemerintah dan tidak terdaftar di lembaga pemerintahan.

Menurut Endah (2018) besar kecilnya tingkat partisipasi angkatan

kerja wanita dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga. Semakin besar

pendapatan keluarga akan menyebabkan keluarnya tenaga kerja wanita

dari pasar kerja apabila wanita tersebut adalah sebagai pencari

penghasilan tambahan bagi keluarganya. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa faktor ekonomi memang masih menjadi alasan mengapa seorang

wanita khususnya ibu rumah tangga memutuskan untuk bekerja. Begitu


8

pun dengan kondisi keluarga berupa berapa banyaknya yang harus

ditanggung atau dinafkahi. Keputusan seorang ibu rumah tangga untuk

bekerja juga dipengaruhi oleh hal tersebut.

Di Kota Pekanbaru angka tingkat partisipasi angkatan kerja

wanita masih sangat jauh dari angka tingkat partisipasi angkatan kerja

laki-laki, padahal jumlah penduduk antara laki-laki dan wanita tidak

berbeda terlalu jauh. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 1.3

Tabel 1.3 : Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut


Jenis Kegiatan Tahun 2020 di Kota Pekanbaru
Jenis Kelamin
Kegiatan Utama Jumlah
Laki Wanita
-laki
(1) (2) (3) (4)
Angkatan Kerja
Bekerja 298. 194.153 494.
201 354
Pengangguran/terbuka 30.2 14.290 44.5
13 03
Bukan angkatan
Kerja
Sekolah 37.9 46.004 83.9
55 59
Mengurus Rumah 39.7 165.796 205.
tangga 43 539
Lainnya 35.9 9.172 45.0
14 86
Jumlah Total 442. 429.415 871.
026 441
Tingkat Partisipasi
74,3 48,54 61,6
Tenaga kerja 1
Tingkat 9,2 6,86 8,29
Pengangguran
Sumber: Keadaan Angkatan Kerja Pekanbaru, 2021
Berdasarkan dari tabel 1.3 diatas terlihat jelas bahwa jumlah

wanita bekerja lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah laki-laki

yang bekerja, hal tersebut dapat terjadi karena di Kota Pekanbaru yang
9

penduduknya terdiri dari beberapa suku dan agama dimana pada

umumnya masih beranggapan bahwa laki-laki yang bertugas untuk

mencari nafkah yang utama.

Rendahnya TPAK wanita di Kota Pekanbaru diakibatkan oleh 4

perihal ialah minimnya data, tanggung jawab wanita dalam rumah

tangga, diskriminasi gender pada zona kerja serta bayaran pembelajaran

yang besar. Sehingga menimbulkan terhambatnya wanita buat masuk

dalam pasar tenaga kerja serta pekerjaan wanita lebih berkonsentrasi

pada sektor informal, dengan bekerja di rumah ataupun mempunyai

usaha mikro kecil (Kemenpppa, 2016).

Tenaga kerja wanita dalam perkembangannya semakin memenuhi

kualifikasi yang diperlukan untuk masuk ke dalam pasar kerja. Hal itu

terlihat dari jumlahnya yang setiap tahun semakin meningkat. Berikut ini

gambaran perkembangan tenaga kerja wanita yang bekerja pada sektor

informal di Pekanbaru:

250.000
Tenaga Kerja Wanita(Jiwa)

200.000 203.685
194.793
150.000 165.581 175.116
153.946
119.847
100.000 110.791 110.317 83.838
96.798 104.393
84.476
50.000 64.325
57.148 62.205
0.000
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun

Informal Formal Total


Sumber: BPS, Kondisi Angkatan Kerja Kota Pekanbaru 2021
Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Wanita Yang Bekerja di Sektor
10

Formal dan Informal Tahun 2017-2021 di Kota


Pekanbaru
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat perkembangan jumlah

tenaga kerja wanita di Kota Pekanbaru, dimana jika dilihat

perkembangan jumlah tenaga kerja wanita cenderung mengalami

peningkatan dimana tahun 2017 jumlah tenaga kerja wanita sebesar

153.946 jiwa dan meningkat hingga tahun 2021 menjadi 203.685 jiwa.

Tenaga kerja wanita itu sendiri bekeja di sektor formal dan informal, jika

dilihat perkembangan jumlah tenaga kerja wanita di Kota Pekanbaru

lebih besar di sektor formal. Akan tetapi perbandingan jumlah informal

dan formal memiliki jumlah yang tidak jauh berbeda.

Berdasarkan status pekerjaan dalam pekerjaan utama, penduduk

yang bekerja dibedakan ke dalam tujuh kategori yang selanjutnya dapat

digunakan untuk menggolongkan penduduk ke dalam dua jenis kelompok

pekerja, yaitu pekerja formal dan informal. Pekerja formal adalah mereka

yang dikategorikan berusaha dengan dibantu buruh tetap/dibayar dan

kategori buruh/karyawan/pegawai, sedangkan mereka yang memiliki

status pekerjaan di luar kategori tersebut digolongkan sebagai pekerja

informal. Berikut data persentase penduduk bekerja menurut status

pekerjaan utama di Kota Pekanbaru tahun 2020.


11

Gambar 1.2 Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan


Utama di Kota Pekanbaru Tahun 2020
Pada tahun 2020 jumlah pekerja formal di Kota Pekanbaru

mencapai 64,78% (54.285), sedangkan jumlah pekerja informal sebesar

35,22% (29.514). Penduduk yang bekerja sebagai pekerja informal paling

banyak berstatus berusaha sendiri sebesar 15,49% (12.986). Berusaha

sendiri adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara

ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah

dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan

pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifat

pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus seperti sopir

taksi lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak,

tukang bakso, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat,

tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha

sendiri, dokter/bidan yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo

tanah/rumah, dan lain-lain. Persentase penduduk bekerja sebagai pekerja

keluarga/tidak dibayar di Kota Pekanbaru cukup tinggi sebesar 9,5


12

persen.

Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada

orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam

sebolan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga

maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan

menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik

dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian

meliputi: pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan,

perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Pekerja bebas di

nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang

lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam

sebolan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau

imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem

pembayaran harian maupun borongan.Usaha non pertanian meliputi:

usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor

konstruksi/ bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan

dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan,

tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan

perorangan. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja

membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji,

baik berupa uang maupun barang. Berusaha dibantu buruh tidak

tetap/buruh tak dibayar, adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri,

dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak


13

tetap.

Salah satu indikator dari kualitas SDM adalah pendidikan.

Tingkat pendidikan dari penduduk bekerja di suatu wilayah menunjukkan

kualitas pekerja di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan

dari penduduk bekerja di suatu wilayah, maka semakin baik kualitas

pekerja di wilayah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut


Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang di Tamatkan Tahun
2021
Peringkat
Pendidikan Laki-laki/ Wanita/ jiwa Jumlah
Tertinggi jiwa Penduduk
SD 638. 343.1 957.716
274 94
SMP 413. 174.5 564.442
502 26
SMA 546. 269.7 754.177
119 25
SMK 291. 84.97 353.553
966 3
Diploma I/II/III 46.5 67.04 110.881
00 0
Perguruan Tinggi 17 234. 383.970
7.90 102
1
Sumber: Keadaan Tenaga Kerja Kota Pekanbaru 2022
Bila kita lihat dalam Tabel 1.4, dapat diketahui bahwa Pendidikan

tentunya akan menjadi faktor penentu wanita memutuskan bekerja.

Ehrenberg dan Smith (2012) menjelaskan bahwa keputusan untuk bekerja

merupakan keputusan bagaimana seseorang akan menggunakan

waktunya, yaitu pada pilihan-pilihan antara waktu yang digunakan untuk

santai/tidak bekerja (leisure), bekerja di rumah (unpaid work) atau

bekerja di pasar kerja untuk mendaptkan upah (paid work).


14

Kendala lain yang menjadi penghambat wanita untuk bekerja

adalah anggapan masyarakat bahwa wanita tidak boleh bekerja diluar

rumah, atau boleh bekerja setelah punya anak, bahkan ada juga

beranggapan bahwa wanita tidak boleh bekerja apabila sudah punya

anak. Pandangan lain dimasyarakat yang berkembang seolah laki-laki

penghasil utama dalam keluarga dan anggapan masyarakat terhadap

wanita masih didominasi oleh pola-pola lama, sehingga laki-laki

cenderung memperoleh kesempetan yang lebih besar.

Keterlibatan wanita dan laki-laki dalam pekerjaan mempunyai

motif dan tujuan yang berbeda. Bagi laki-laki, bekerja merupakan

kewajiban yang harus dijalani karena tanggung jawabnya sebagai pencari

nafkah. Sedangkan wanita, khususnya yang berstatus menikah menurut

(Fredlina, 2015), menentukan untuk memasuki angkatan kerja

merupakan pilihan yang sulit, karena semua tergantung dari keadaan

sosial ekonomi masing-masing keluarga mereka. Bagi wanita

keterlibatannya didalam ketenagakerjaan mempunyai arti tersendiri

dalam kehidupannya, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan anggota

masyarakat.

Besarnya tingkat partisipasi kerja wanita dipengaruhi oleh faktor

umum, yakni tingkat pendidikan, yang dimana semakin tinggi tingkat

pendidikan, maka akan semakin besar probabilitas wanita yang bekerja,

dimana semakin tinggi pendidikan maka akan menjadikan waktu yang

dimiliki menjadi mahal dan keinginan untuk bekerja semakin tinggi,


15

terutama bagi wanita yang memiliki pendidikan tinggi, mereka akan

memilih untuk bekerja dari pada hanya tinggal dirumah untuk mengurus

anak dan rumah tangga (Daulay, 2020).

Tingkat pendapatan suami memiliki peran yang cukup penting

dalam mempengaruhi keputusan wanita berstatus menikah untuk bekerja,

bahwa keluarga dengan penghasilan besar relatif cenderung memperkecil

jumlah anggota keluarga untuk bekerja, sedangkan keluarga yang biaya

hidupnya relatif sangat besar cenderung untuk memperbanyak jumlah

anggota keluarga untuk bekerja. Jumlah tanggungan menjelaskan bahwa

suatu rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja dan

mengurus rumah tangga, tergantung pada jumlah tanggungan keluarga

yang bersangkutan. Semakin banyak jumlah tangggungan keluarga, maka

semakin tinggi pula probabilitas wanita yang telah menikah untuk

bekerja (Daulay, 2020).

Berdasarkan pentingnya tingkat pendidikan, pendapatan suami,

jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan wanita terhadap partisipasi

tenaga kerja wanita di Kota Pekanbaru, oleh karena itu peneliti tertarik

untuk menguji pengaruh yang terjadi antar variabel dengan judul

“Analisis Determinan Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Menikah

Dalam Sektor Informal di Kota Pekanbaru”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap partispasi tenaga kerja

wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru?


16

2. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan suami terhadap partispasi tenaga

kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru?

3. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan terhadap partispasi tenaga kerja

wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru?

4. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan wanita menikah terhadap

partispasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota

Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap partisipasi

tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru.

2. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan suami terhadap partisipasi

tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru.

3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap

partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota

Pekanbaru.

4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendapatan wanita terhadap

partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota

Pekanbaru.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada pemerintah pada

umumnya, dan pemerintah Kota Pekanbaru pada khususnya dalam hal

penentuan kebijakan di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan,

wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan mengenai ketenagakerjaan.


17

3. Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang terkait mapun

yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penelitian ini penulis membagi atas enam bab, dimana

masing - masing bab terdiri dari sub-sub bab dengan kerangka penulis

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini merupakan pendahuluan yang menerangkan kenapa

penelitian ini menarik, apa yang dibahas, serta tujuan penelitian. Bagian

ini juga menjelaskan latar belakang persoalan, tujuan manfaat dan sifat

sistematis penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bagian ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian

ini, penguatan penelitian dari penelitian sebelumnya, kerangka

pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bagian ini menjabarkan variabel penelitian yang dipakai,

menjelaskan tentang jenis data dan sumber data, metode penelitian yang

dipakai dalam penelitian ini.

BAB IV : GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Dalam bab ini menyajikan tinjauan secara umum bagaimana daerah

penelitian.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


18

Bagian ini memperkenalkan hasil penelitian berdasarkan rumusan

masalah, tujuan, penelitian dan hipotesis yang diajukan, termaksud

uraian hasil penelitian, pengujian dan analisis.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bab terakhir yang akan menerangkan kesimpulan,

batasan, saran dan signifikan dari penelitian yang dilakukan.


19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Tenaga Kerja

Santoso (2012) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah setiap

orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan atau akan melakukan

pekerjaan, baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja, sedang mencari

kerja dan melakukan pekerjaan lain seperti bersekolah dan mengurus

rumah tangga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan tenaga kerja

menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Tenaga kerja

atau manpower menurut Simanjuntak (2012) adalah penduduk yang

sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang

melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Untuk golongan pencari kerja yang sedang bersekolah dan mengurus

rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap secara

fisik mampu dan sewaktu waktu dapat ikut bekerja.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tenaga kerja atau

manpower terdiri angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Besarnya

penyediaan tenaga kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang


20

menawarkan jasanya untuk proses produksi. Menurut Haris (2020)

menjelaskan bahwa angkatan kerja merupakan tenaga kerja atau

penduduk dalam usia bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan.

Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah tenaga

kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak

mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, seperti orang-

orang yang kegiatannya bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Dan angkatan kerja itu sendiri terdiri dari golongan bekerja dan

golongan menganggur atau mencari pekerjaan (Simanjuntak, 2012).

Dimana masyarakat yang aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan

barang dan jasa disebut golongan yang bekerja atau employed persons.

Sebagian lain merupakan golongan yang siap bekerja dan sedang

berusaha mencari pekerjaan, mereka disebut pengangguran.

Wanita kerja adalah wanita sebagai ibu rumah tangga dan

berpikiran merdeka untuk pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat

dan diri mereka masing-masing, berjiwa demokratis, terbuka pada

pendapat baru dan tidak apatis terhadap persoalan sosial, ekonomi, dan

politik yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan menurut Endah (2018)

wanita bekerja adalah suatu kesadaran feminis yang baru bahwa wanita

melihat diri mereka sendiri sebagai mitra kaum laki-laki dan patut

menerima baik imbalan sosial maupun ekonomi yang sama secara

tradisional diterima oleh laki-laki.

Sucihatiningsih (2016) menjelaskan bahwa keterlibatan wanita


21

dalam pekerjaan mencari nafkah dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi

mencakup tingkat pendidikan, umur dan sebagainya. Sedangkan faktor-

faktor luar meliputi tingkat upah, tingkat ekonomi, tingkat teknologi dan

lain sebagainya. Menurut Endah (2018) bahwa secara umum ada tiga hal

yang menyebabkan makin banyaknya dan semakin lama wanita yang

bekerja diluar rumah, yaitu keharusan ekonomi, karena pembangunan

memerlukan tenaga kerja, dan wanita menjadi sumber daya manusia.

2.1.2 Partisipasi Wanita dalam Ekonomi Keluarga

Keadaan suatu masyarakat sangat besar ditentukan oleh orang-

orang yang ada dalam masyarakat ini. Mengingat keluarga merupakan

satuan masyarakat terkecil, maka keluarga berperan penting dalam

menentukan bagaimana keadaan masyarakat. Keluarga sejahtera

memberikan pengaruh positif terhadap anggota- anggotanya, dan menjadi

wadah pembentukan penerus yang baik, inilah yang menjadi harapan

setiap anggota keluarga Nurmala (2020).

Dalam hal ini suami memiliki tanggung jawab memenuhi

kebutuhan keluarga. Namun selain suami yang notabene sebagai kepala

rumah tangga, isteri juga merupakan salah satu unsur penting dan

memiliki peran dalam menjalankan kehidupan rumah tangga. Oleh

karena itu wanita dalam keluarga memiliki dua pengertian yang saling

berkaitan. Dalam hal ini kesatuan keluarga merupakan dasar yang

signifikan dan relavan untuk memahami partisipasi wanita dalam

keluarga maupun masyarakat.


22

Partisipasi wanita dalam peningkatan sosial ekonomi keluarga

tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan laki-laki. Wanita mampu

untuk melakukan banyak hal baik itu bersifat reproduksi yang tidak

menghasilkan materi maupun bekerja mencari nafkah yang langsung

menghasilkan pendapatan guna kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan

rumah tangga. Seorang istri terlibat dalam pekerjaan adalah didorong

oleh pendapatan suami yang rendah, sehingga mereka bekerja sebagai

petani, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, buruh, karyawan dan

lain sebagainya. Dari penjelasan tersebut bahwa kondisi ekonomi suami

yang rendah dapat mendorong istri untuk berpartisipasi mencari

penghasilan dengan merubah perannya dari sektor domestik (dalam

rumah tangga) ke sektor publik (diluar rumah tangga) (Munandar, 2020).

Keikutsertaan wanita dalam sektor informal secara garis besar

didorong oleh beberapa hal. Pertama dan sangat terbesar didorong oleh

tekanan ekonomi rumah tangga. Hal ini disebabkan pemenuhan

kebutuhan pada keluarga dan masyarakat semakin lama semakin

kompleks. Dengan kata lain, pengeluaran untuk rumah tangga tidak

hanya terbatas pada kebutuhan pangan dan sandang, namun telah

mengalami penambahan seperti pendidikan, kesehatan, organisasi

(perkumpulan), rekreasi dan lain-lain. Dengan adanya kondisi tersebut

semakin besar kemungkinan muncul realita dimana suami tidak mampu

menanggung sendiri beban ekonomi keluarga. Kedua yaitu didorong

keinginan untuk meningkatkan harga diri, persamaan hak yang biasanya


23

terdapat pada wanita berpendidikan dan wanita perkotaan Nurmala

(2020).

2.1.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan menurut Lestari (2016) adalah suatu kegiatan

seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap , dan bentuk

tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang dimana

melalui organisasi tertentu ataupun tidak teroganisasi.Pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan wanita

berstatus menikah untuk bekerja. Pendidikan berguna untuk proses

kehidupan sekarang dan untuk masa yang akan datang, dan pendidikan

meliputi: pendidikan formal dan informal.

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

sistem pendidikan nasional, pendidikan formal adalah jalur pendidikan

yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dan latihan

merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengembangkan

sumber daya manusia. Menurut Endah (2018) yang mengatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak waktu yang

disediakan untuk bekerja, terutama bagi wanita, dengan semakin tinggi

pendidikan, kecenderungan untuk bekerja akan semakin besar.

2.1.4 Jumlah Tanggungan

Menurut Purwanto & Taftazani, (2018) Jumlah tanggungan

keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih menjadi


24

tanggungan dari keluarga tersebut, baik itu saudara kandung maupun

saudara bukan kandung yang tinggal dalam satu rumah tapi belum

bekerja. Jumlah tanggungan mempengaruhi tinggi rendahnya beban

pekerjaan istri, baik dalam mencari nafkah maupun yang menyelesaikan

pekerjaan rumah tangga. Sucihatiningsih (2012) mengatakan bahwa

jumlah anggota rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga.

Haris (2020) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan

keluarga maka akan semakin lama waktu tenaga kerja wanita untuk

bekerja. Sulaiman dalam Endah (2018) menyatakan bahwa variabel

jumlah tanggungan memiliki pengaruh bahwa semakin banyak jumlah

tanggungan, semakin besar partisipasi wanita untuk bekerja.

2.1.5 Tingkat Pendapatan Suami

Pendapatan keluarga, khususnya tingkat pendapatan suami sangat

memegang perenan didalam suatu rumah tangga termasuk dalam

keputusan wanita untuk masuk kepasar tenaga kerja. Tingkat pendapatan

suami memiliki peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi

keputusan wanita berstatus menikah untuk bekerja. Menurut Simbolon

(2017) partisipasi wanita menikah untuk bekerja tergantung pada

kemampuan suami untuk menghasilkan pendapatan, jika pendapatan

suami masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri

akan bekerja lebih lama untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah

tangga.
25

2.1.6 Tingkat Pendapatan Wanita/Upah

Pendapatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua arti, yaitu

Pendapatan adalah hasil pencarian (usaha, pengelola dan sebagainya) dan

Pendapatan adalah suatu yang diharapkan yang sedianya belum ada

(Poerwodarminto, 2012). hanya berupa uang tetapi Dapat berupa barang

atau lainnya. Pendapatan berupa uang merupakan penghasilan yang

diterima biasanya sebagai balas jasa, sumber utama gaji atau upah serta

balas jasa, misalnya dari atasan, pendaptan bersih dari Menurut Badan

Pusat Statistik (BPS). Salah satu faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya pendapatan adalah jumlah anggota keluarga. Keterlibatan dan

keputusan anggota rumah tangga untuk melakukan pekerjaan selain

dipengaruhi faktor budaya juga faktor internal yang terdapat dalam

rumah tangga itu sendiri, seperti keterbatasan pendapatan, beban yang

mesti ditanggung (dependency ratio) dari suatu rumah tangga (Sriyono,

2016).

2.1.7 Hubungan Antara Variabel Dependen Dengan Variabel


Independen

Berikut ini peneliti akan jelaskan bagaimana hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen, serta berbagai teori yang

bersumber dari penelitian sebelumnya.

1. Hubungan Antara Pendidikan Terhadap Partisipasi Wanita Menikah yang

Bekerja pada Sektor Informal

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin besar probabilitas


26

wanita yang bekerja. Simanjuntak (2012) menjelaskan semakin tinggi

pendidikan maka akan menjadikan waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan

keinginan untuk bekerja semakin tinggi, terutama bagi wanita yang memiliki

pendidikan tinggi, mereka akan memilih untuk bekerja daripada hanya tinggal

dirumah untuk mengurus anak dan rumah tangga. Hal ini juga didukung oleh

Sonny Sumarsono (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja, terutama

bagi wanita, dengan semakin tinggi pendidikan, kecenderungan untuk bekerja

akan semakin besar

2. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Terhadap Partisipasi Wanita Menikah

yang Bekerja pada Sektor Informal

Simanjuntak (2012) yang menjelaskan bahwa bagaimana suatu rumah

tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja dan mengurus rumah tangga

bergantung pada jumlah tanggungan keluarga yang bersangkutan. Maka

semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka probabilitas wanita yang

telah menikah untuk bekerja akan semakin tinggi.

3. Hubungan Antara Pendapatan Suami Terhadap Partisipasi Wanita Menikah

yang Bekerja pada Sektor Informal

Pendapatan suami memiliki peranan yang lumayan penting dalam

mempengaruhi keputusan wanita berstatus menikah untuk bekerja. Santoso

(2012) menjelaskan bahwa dengan penghasilan besar, relatif terhadap biaya

hidup cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja,

sedangkan keluarga dengan biaya hidupnya relatih sangat besar pada


27

pendapatannya cenderung untuk memperbanyak jumlah anggita untuk masuk

dalam dunia kerja. Artinya, bila tingkat pendapatan keluarga yang

bersangkutan belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga, maka akan

semakin banyak anggota keluarga yang akan masuk dalam pasar tenaga kerja.

4. Hubungan Antara Pendapatan Wanita/Upah Terhadap Partisipasi Wanita

Menikah yang Bekerja pada Sektor Informal

Salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya upah adalah jumlah

anggota keluarga. Keterlibatan atau keputusan anggota rumah tangga untuk

melakukan pekerjaan selain dipengaruhi oleh faktor budaya faktor internal

yang terdapat dalam rumah tanggga itu sendiri, seperti keterbatasan upah,

besarnya beban yang mesti ditanggung (dependency ratio) dari suatu rumah

tangga. Menurut Laswell (2013) pendapatan ekonomi wanita atau upah dalam

keluarga akan menghasilkan peningkatan dalam keuangan keluarga,

kepemilikan barang mewah, dan standar hidup yang lebih tinggi dengan

pencapaian rasa aman yang lebih baik sehingga berdampak pada

peningkatan status sosial keluarga.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

yaitu: Menurut Sulistriyanti (2015), Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Partisipasi Kerja Wanita Nikah di Kota Pekanbaru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berapa besar pengaruh

Variabel Tingkat Pendidikan Responden, Pendapatan Suami, dan jumlah

anggota keluarga terhadap upah Partisipasi Kerja Wanita Nikah di Kota


28

Pekanbaru. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linier

Berganda metode deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian yang didapat

adalah Variabel Tingkat Pendidikan Responden, Pendapatan Suami, dan

jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap upah Partisipasi Kerja Wanita Nikah di Kota Pekanbaru.

Njang Che and Sundjo (2018), Determinants of Female Labour Force

Participation in Cameroon. The purpose of this study was to analyze how

big the influence of Women's Labor Force Participation in Cameroon.

The analytical method used is the logit regression model used to test the

objectives. The results showed that, a woman with a husband who does

not work, increasing age, the presence of women in the household

increases the likelihood of women participating in the labor market. On

the other hand, the presence of young children aged 0-5 years in the

household reduces the likelihood of women participating in the labor

market. From a policy perspective, it is important for policy makers to

understand women's decisions to supply labor in the labor market and the

factors that enable them to participate or not in the labor market.

Menurut Kaarib (2019), Determinan Partisipasi Angkatan Kerja

Wanita di Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis seberapa besar pengaruh Partisipasi Angkatan Kerja Wanita

di Sumatera Barat. Metode analisis yang digunakan yaitu Analsis

deskriptif frekuensi. Hasil penelitian yang didapat adalah dimana pada

umur yang dewasa mempengaruhi tingkat partisipasi tenaga kerja dari


29

pada memiliki umur muda maupun umur tua. Pendidikan terakhir

berpengaruh terhadap keinginan wanita dalam berpartisipasi bekerja.

Daerah tempat tinggal di desa lebih tinggi pengaruhnya terhadap

partisipasi tenaga kerja wanita di bandingkan di kota.

Menurut Rahman (2019), Determinan Partisipasi Wanita Dalam

Angkatan Kerja Di Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

Partisipasi Wanita Dalam Angkatan Kerja Di Kabupaten Sekadau

Provinsi Kalimantan Barat. Metode analisis yang digunakan yaitu Data

sekunder. Metode analisis deskriptif dan inferensia. Hasil penelitian yang

didapat adalah tingkat pendidikan, usia, dan status sebagai kepala rumah

tangga (KRT) berpengaruh signifikan terhadap partisipasi wanita dalam

angkatan kerja di Kabupaten Sekadau tahun 2019.

Menurut Daulay (2020), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Partisipasi Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Medan Marelan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis berapa besar pengaruh tingkat

Pendidikan, Jumlah analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Analisis regresi berganda dengan bantuan Aplikasi SPSS

25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pendidikan

Wanita berpengaruh negatif signifikan, Pendapatan Suami berpengaruh

negative tidak signifikan. Sedangkan variabel Jumlah Tanggungan

keluarga dan Tingkat Pendapatan Wanita berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Partisipasi Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan


30

Medan Marelan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


N Judul Variabel Meto Hasil
o de
Penelitian Penelitian
.
Peneli
tian
1 Sulistriyanti Variabel X1 Analisis Variabel Tingkat
.
(2015) Tingkat Regresi Pendidikan
Analisis Pendidikan Linier Responden,
Faktor-Faktor Responden Berganda Pendapatan Suami
Yang Variabel X2 metode ,dan jumlah anggota
Mempengaruhi Pendapatan Suami deskriptif keluarga memiliki
Partisipasi Variabel X3 dan pengaruh positif dan
Kerja Wanita Jumlah Anggota kuantitatif signifikan terhadap
Nikah di Kota Keluarga upah Partisipasi Kerja
Pekanbaru Variabel Y Wanita Nikah Di
Partisipasi Kerja Kota Pekanbaru.
Wanita Nikah
2 Njang Che Variable X1 The logit The results showed
.
and Sundjo spouse working regression
that, a woman with a
(2018) status model is
husband who does
Determinants Variable X2 employed
of Female mothers/household to test not work, increasing
Labour Force characteristics the
age, the presence of
Variable X3 objecti
ves
31

Participation in the type of women in the


Cameroon religion practiced
household increases
Variable Y
the likelihood of
female labour
force participation women participating

in the labor market.

On the other hand,

the presence of young

children aged 0-5

years in the

household reduces

the likelihood of

women participating

in the labor market.

From a policy

perspective, it is

important for policy

makers to understand

women's decisions to

supply labor in the

labor market and the

factors that enable

them to
participate or
32

not in the labor

market.

3 Kaarib (2019) Variabel X1 Umur Analsis Dimana pada umur


.
Determinan Variabel X2 deskriptif yang dewasa
Partisipasi Pendidikan yang mempengaruhi
Angkatan Variabel X3 digunakan tingkat partisipasi
Kerja Wanita Daerah Tempat dalam tenaga kerja dari
di Sumatera Tinggal penelitian pada memiliki umur
Barat Variabel Y ini yaitu muda maupun umur
Partisipasi analisis tua.Pendidikan
Angkatan Kerja deskriptif terakhir berpengaruh
Wanita frekuensi. terhadap keinginan
Metode wanita dalam
Regresi berpartisipasi
Logistik bekerja. Daerah
tempat tinggal di
desa lebih tinggi
pengaruhnya
terhadap partisipasi
tenaga kerja wanita
di bandingkan di
kota.
4 Rahman Variabel X1 Data Hasil penelitian
.
(2019) Tingkat sekunder.
menunjukkan bahwa
Determinan Pendidikan Metode
tingkat pendidikan,
Partisipasi Variabel X2 Umur analisis
Wanita Variabel X3 deskriptif usia, dan status
Dalam Berstatus Kepala dan
sebagai kepala rumah
Angkatan Rumah inferensia.
tangga (KRT)
Kerja Di Tangga(KRT)
33

Kabupaten Variabel berpengaruh


Sekadau Y
signifikan terhadap
Provinsi Partisipasi
partisipasi wanita
Kalimantan Wanita
Barat dalam angkatan

kerja di Kabupaten

Sekadau tahun
2019.
5. Daulay(2020) Variabel X1 Analisis Tingkat
Analisis Pendapatan Suami Regresi
Pendidikan,
Faktor-Faktor Variabel X2 Linier
Tingkat
Yang Tingkat Berganda
Mempengaruhi Pendidikan Data primer Pendapatan
Partisipasi Variabel X3
Suami, dan
Tenaga Kerja Jumlah
Jumlah
Wanita di Tanggungan
Kecamatan Variabel Y Tanggungan
Medan Tingkat
berpengaruh
Marelan Partisipasi Tenaga
terhadap
Kerja
Wanita Partisipasi Kerja

Wanita di

Kecamatan Medan

Marelan.

6. Haris (2020) Variabel X1 Tingkat Menggunaka Bahwa variabel


Analisis Pendidikan n Regresi Tingkat Pendidikan
Faktor-Faktor Variabel X2 Linier Wanita berpengaruh
yang Pendapatan Berganda. negatif signifikan,
Mempengaruh Suami Pendapatan Suami
34

i Partisipasi Variabel X3 Jumlah berpengaruh


Tenaga Kerja Tanggungan negative tidak
Wanita di Variabel X4 signifikan.
Kecamatan Pendapatan Sedangkan variabel
Medan Wanita Jumlah Tanggungan
Sunggal Variabel Y keluarga dan Tingkat
Partisipasi Tenaga Pendapatan Wanita
Kerja Wanita di berpengaruh positif
Kecamatan Medan secara signifikan
Sunggal terhadap Partisipasi
Tenaga Kerja Wanita
di Kecamatan Medan
Sunggal.
7. Afriani (2017) Variabel X1 Umur Menggunaka Semua variabel
Analisis Variabel X2 n Regresi
yang diteliti yaitu
Partisipasi Pendidikan Linier
umur, pendidikan,
Tenaga Kerja Variabel X3 Jam Berganda
Perempuan Kerja dengan desain jam kerja dan
dalam Variabel X4 Jumlah Sample
jumlah
Meningkatkan Tanggungan Probabilitas.
tanggungan
Pendapatan Variabel Y
Keluarga di Pendapatan berpengaruh
Kabupaten Partisipasi Pekerja
positif dan
Simalungun Perempuan di
signifikan
Kelurahan
Pematang terhadap
Kerasaan
pendapatan
Kecamatan Bandar
partisipasi pekerja
Kabupaten
Simalungun. perempuan di

Kelurahan
35

Pematang

Kerasaan

Kecamatan

Bandar Kabupaten

Simalungun.

8 Ismayilov ( 2020) Variable X1 using The results show


Labor Force men’s income multiple
that women
Participation Variable X2 regressions
of women and divorce rate earnings and life
with log
marital status: Variable X3 specification expectancy of
The Case Of women’s
women are not
Azerbaizan schooling
satisfactory
Variable Y female
labour force indicators of
participation
whether married

women should

join the labor

force.

Nonetheless, there

exist strong

relationships

between the

decisions to work

and men’s income,

unemployment
36

rate, women’s

schooling as well

as divorce rate.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kota Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau yang memiliki letak

geostrategis. Hal ini menjadikan Kota Pekanbaru mudah dijangkau oleh

Kabupaten/Kota yang berada di sekitarnya. Kota Pekanbaru juga merupakan salah

satu pusat pertumbuhan di Riau dengan tingkat UMK paling tinggi diantara

Kabupaten/Kota lainnya di Riau. Hal yang menjadikan Kota Pekanbaru semakin

diminati oleh penduduk daari daerah lain unuk bekerja atau mencari kerja.

Namun, tingkat partisipasi tenaga kerja wanita di Kota Pekanbaru masih relatif

rendah dibandingkan oleh laki-laki. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,

seperti tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan suami dan

tingkat pendapatan wanita/upah.

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang

diterima, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat

pendapatan yang diterima dan semakin tinggi pula wanita berstatus menikah

untuk masuk dalam pasar tenaga kerja. Selanjutnya, variabel tingkat pendapatan

suami, dimana bagi wanita berstatus menikah yang memiliki tingkat pendapatan

suami tinggi, maka wanita berstatus menikah cenderung untuk tidak bekerja,

karena pendapatan suami telah mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

Sedangkan variabel jumlah tanggungan keluarga menjelaskan bahwa semakin

besar jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin besar probabilitas wanita
37

berstatus menikah untuk bekerja. Hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut:

Tingkat Pendidikan Wanita (X1)

Pendapatan Suami (X2)


Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Dalam Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Jumlah Tanggungan(X3)

Tingkat Pendapatan Wanita(X4)

Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian


2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,

setelah membuat anggaran dasar, maka membuat teori yang kebenarannya masih

perlu di uji (Arikunto, 2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Tenaga Kerja Wanita Menikah di Kota Pekanbaru adalah :

1. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap partisipasi

tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru.

2. Tingkat pendapatan suami mempunyai pengaruh yang negatif terhadap

partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota

Pekanbaru.

3. Jumlah tanggungan dalam keluarga mempunyai pengaruh yang positif

terhadap partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor informal di

Kota Pekanbaru.
38

4. Pendapatan/gaji wanita mempunyai pengaruh positif terhadap partisipasi

pekerja wanita menikah dalam sektor informal di Kota Pekanbaru.


39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan kepada masyarakat di Kota Pekanbaru.

Sedangkan waktu penelitian diperkirakan kurang lebih tiga bulan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam

penelitian ini populasinya adalah tenaga kerja wanita menikah yang bekerja di

sektor informal di Kota Pekanbaru yang tersebar di 12 kecamatan yang berjumlah

83.838 jiwa (Tabel 1.1).

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel penelitian diambil disebabkan

berbagai keterbatasan yang dihadapi peneliti. Dalam penelitian ini penulis

mempersempit populasi yang jumlah seluruh 83,838 orang dengan menghitung

ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut

(Sugiyono, 2013). Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena

dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penilitian

dapat digeneralisasikan.
40

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :


N
n=
1 +N (e) 2
Keterangan :

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran Populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang

bisa

ditolerir. Dalam penelitian ini sebesar 10%

N
n=
1 +N (e) 2

83.838
n=
1 +83.838 (0,1) 2

83.838
n=
1 + 838,1
83.838
n=
839,1

n = 99,89 dibulatkan menjadi 100 orang

Jadi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100

responden. Adapun cara penentuan sampel dengan menggunakan metode cluster

sampling. Cluster sampling, yaitu teknik pengambilan sampel ini digunakan

bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari

kelompok- kelompok individu atau cluster. Teknik Cluster Sampling sering

digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mana wilayahnya luas sehingga

elemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada

beberapa kelompok sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan datanya


41

(Sugiyono, 2013). 1.543,61

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data

yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan seperti

hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner. Survei kuisioner merupakan alat

pengumpulan data yang efektif karena dapat diperolehnya data standar yang dapat

dipertanggung jawabkan untuk keperluan analisis menyeluruh tentang

karakteristik populasi yang diteliti. Kuesioner penelitian ini diserahkan langsung

atau juga di share secara online kepada responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan

(field research) yaitu pengambilan data didaerah/lokasi penelitian dengan teknik

pengumpulan sebagai berikut:

1. Observasi atau penelitian lapangan, yaitu teknik pengumpulan melalui

pengamatan secara langsung pada objek penelitian (Sugiyono, 2013). Teknik

observasi bertujuan untuk mengamati suatu fenomena sosial sekaligus

melakukan pengumpulan data serta mengamati keseluruhan fenomena yang

terjadi.

2. Kuesioner atau angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis

pada responden yang dipilih untuk mendapatkan informasi yang diperlukan

mengenai permasalahn yang diteliti (Sugiyono, 2013).

3.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Beberapa variabel digunakan dalam penelitian ini, meliputi variabel


42

dependen yaitu Partisipasi Wanita Menikah yang bekerja pada Sektor Informal

serta variabel indenpenden yaitu Pendidikan, Jumlah tanggungan, pendapatan

suami dan pendapatan wanita /upah. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Variabel bebas (variabel independen)

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau yang timbulnya variabel dependen. (Daulay,2020) mengatakan

bahwa independen sering disebut variabel yang berguna sebagai stimulasi,

predictor, antecedent. Tanpa variabel ini maka variabel terikat tidak akan ada atau

tidak muncul.

1. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan responden adalah jenjang pendidikan wanita nikah yang

bekerja yang dihitung dari tahun sukses pendidikan dalam menempuh pendidikan

formal. Tingkat pendidkan diukur dalam satuan tahun.

2. Tingkat pendapatan suami

Tingkat Pendapatan suami yaitu besarnya pendapatan jenis suami yang

diterima setiap bulannya dari perkejaan yang dilakukan. pekerjaan suami diukur

dalam satuan rupiah per bulan.

3. Jumlah tanggungan

Jumlah Tanggungan Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih

menjadi tanggungan suami ibu rumah tangga dinyatakan dalam jiwa.

4. Pendapatan wanita /upah

Pendapatan wanita, merupakan sejumlah penerimaan/pendapatan pekerja

wanita dalam satuan Rp/bulan.


43

b) Variabel dependen

Variabel Dependen (Partisipasi Tenaga Kerja Wanita)Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dari Partisipasi Tenaga Kerja

Wanita untuk bekerja yang peneliti ukur dengan lama bekerja.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas yaitu variabel

Pendidikan (X1), Jumlah Tanggungan (X2) ,Pendapatan Suami (X3),dan

Pendapatan Wanita/ Upah (X4). Maka analisi data yang dilakukan menggunakan

metode analisis regresi linear berganda (multipel regression). Adapun variabel

dependen dalam penetilian ini adalah Partisipasi Wanita Menikah yang Bekerja

pada Sektor Informal (Y). Koefisien determinasi, uji t (uji parsial) dan uji F (uji

simultan). Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan bantuan

program Statistical Package for Social Science (SPSS).

Uji yang digunakan adalah uji regresi berganda yaitu untuk melihat

pengaruh antara variabel indenpenden terhadap variabel dependen (Widarjono,

2017).

Adapun persamaan umumnya adalah sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Partisipasi Wanita Menikah yang Bekerja pada Sektor informal (Lama

Bekerja)

a = Konstanta
44

b = Koefisien regresi

X1 = Pendidikan (Tahun)

X2 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X3 = Pendapatan Suami (Rp)

X4 = Pendapatan Wanita /Upah (Rp)

e = Standar eror

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas,

dan uji heteroskedastisitas). Uji asumsi klasik dilakukan karena model regresi

perlu memperhatikan adanya penyimpangan-penyimpangan atau asumsi klasik,

karena pada hakekatnya jika asumsi klasik tidak dipenuhi maka variabel- variabel

yang menjelaskan akan menjadi tidak efisien. Pada penelitinan ini dilakukan

beberapa uji asumsi klasik terhadap model regresi yang diolah dengan

menggunakan program SPSS versi 24.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016). Cara untuk

melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik (histogram dan normal

P-P Plot) dan analisis statistik.

1) Analisis Grafik

Kriteria pengambilan keputusan untuk metode grafik P-Plot, yaitu:

a) Bila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
45

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Bila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menguji model regresi terjadi kesamaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Bila varians dari residual satu

pengamatan-pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Pengujian

heterokedastisitas menggunakan metode grafik, sebagai berikut :

Berikut ini kriteria pengujian dengan metode grafik, yaitu:

a. Bila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

dan teratur (bergelombang, melebar, menyempit) dapat disimpulkan terjadi

gejela heteroskedastisitas.

b. Bila tidak terdapat pola tertentu seperti titik-titik menyebar di atas atau

dibawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Apabila terjadi

kolerasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolineritas (multiko)

pada model regresi tersebut. Pedoman suatu model regresi yang bebas

multikolineritas adalah koefisien korelasi antar variabel independen haruslah


46

lemah dibawah 0,05 Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolineritas.

3.6.2 Uji Statistik


Adapun yang termasuk uji statistik sebagai berikut :

1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menyelidiki berapa besarnya

persentase kontribusi variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel

terikat. Menurut Anjani (2019) koefesien determinasi (R2) mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memperediksi variasi variabel dependen.

2. Uji Simultan (Uji F)


Menurut Anjani (2019), uji F pada dasarnya bertujuan untuk

menunjukkan apakah semua variabel bebas atau independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat

atau dependen. Uji F ini dilakukan dengan mengunakan nilai signifikasi. Rumus

hipotesis sebahagai berikut:

Ho : 𝛽o = 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = 𝛽4 = 0 → variabel independen tidak berpengaruh Ha :

𝛽0 ≠ 𝛽1 ≠ 𝛽2 ≠ 𝛽3 ≠ 𝛽4 ≠ 0 → variabel independen berpengaruh Adapun

kinerja pengujian sebagai berikut:

Ho diterima jika tingkat pengaruh signifikansi > 0,05

Ha diterima jika tingkat pengaruh signifikansi <


47

0,05.

3. Uji Parsial (Uji T)

Menurut Anjani 2019, uji T pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variabel dependen.

Rumusan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Variabel independen tidak berpengaruh signifikansi terhadap

variabel dependen.

Ha : Variabel independen berpengaruh secara signifikansi terhadap

variabel dependen.

Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho diterima jika tingkat pengaruh signifikansi > 0,05 Ha diterima jika tingkat

pengaruh signifikansi < 0,05


48

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.1 Keadaan Penduduk Kota Pekanbaru

Perluasan wilayah yang telah dilakukan Kota Pekanbaru juga

mempengaruhi pertambahan dari jumlah penduduk. Hal tersebut juga dapat dilihat

dari jumlah penduduk yang berbeda-beda pada beberapa kecamatan di Kota

Pekanbaru. Dibawah ini disediakan tabel 4.1 yang menyajikan luas wilayah setiap

kecamatan dan persentasenya terhadap luas wilayah Kota Pekanbaru, jumlah

penduduk setiap kecamatan dan persentasenya terhadap jumlah penduduk Kota

Pekanbarun dan kepadatan penduduk di setiap kecamatan di Kota Pekanbaru.

Tabel 4.1 : Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di


Kota Pekanbaru Tahun 2021
Luas Penduduk Kepadatan
Kecamatan Jumlah penduduk per
Km2 % %
(jiwa) km2
Pekanbaru Kota 2,26 0,36 22.604 2,30 10.002
Sail 3.26 0,52 20.384 2,07 6.253
Sukajadi 3,76 0,59 42.852 4,36 11.397
LimaPuluh 4,04 0,64 38.613 3,93 9.558
Senapelan 6,65 1,05 35.357 3,60 5.317
Bukit Raya 22,05 3,49 93.478 9,51 4.239
Marpoyan Damai 29,74 4,70 127.600 12,98 4.291
Payung Sekaki 43,24 6,84 96.296 9,79 2.227
Tampan 59,81 9,46 203.238 20,67 3.398
Rumbai 128,85 20,38 78.185 7,95 607
Rumbai Pesisir 157,33 24,88 70.488 7,17 448
Tenayan Raya 171,27 27,09 154.261 15,69 901
Jumlah 632,26 100 983.356 100 1.555
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru,2022.

Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa Kecamatan Tampan merupakan wilayah

kecamatan dengan jumlah terbesar bila dibandingkan dengan 11 kecamatan yang


49

ada di Kota Pekanbaru. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya dua universitas

negeri yang ada di Kecamatan Tampan. Dan dua universitas tersebut merupakan

dua universitas negeri yang ada di Kota Pekanbaru. Tidak hanya Universitas Riau

dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II, terdapat pula beberapa

sekolah tinggi yang didirikan oleh lembaga swasta. Tidak hanya perguruan tinggi

saja, terdapat juga sarana pendidikan lengkap dari tingkat Sekolah Dasar (SD),

hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta.

Dari tabel 4.1 juga dapat dijelaskan bahwa tingkat kepadatan penduduk

yang terjadi di Kecamatan Sukajadi sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh

posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pekanbaru

Kota, Kecamatan Payung Sekaki,Kecamatan Senapelan, dan Kecamatan

Marpoyan Damai. Letak kecamatan sukajadi yang berada di tengah kota

merupakan salah satu faktor yang menyatakan bahwa kebutuhan lebuh mudah

didapatkan. Sarana dan prasarana umum yang ada di Kecamatan Sukajadi telah

memberikan kemudahan bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tidak hanya faktor lengkapnya sarana dan prasarana, letaknya yang berdekatan

dengan pusat kota membuat terbentuknya kesempatan kerja yang besar bagi

penduduk. bahkan, tidak jarang pasar kerja diadakan di pusat kota untuk

memberikan kesempatan kerja bagi penduduk pada usia produktif.

4.2 Penduduk dan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui banyaknya kelompok umur dan jenis kelamin di Kota

Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut ini.


50

Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kota
Pekanbaru Tahun 2021
Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah
Umur Laki-laki Wanita
0-4 50.006 47.223 97.229
5-9 45.342 43.277 88.619
10-14 41.675 38.537 80.212
15-19 40.171 38.241 78.412
20-24 41.925 42.129 84.054
25-29 42.783 43.627 86.410
30-34 41.759 42.541 84.300
35-39 38.932 40.137 79.069
40-44 36.402 37.090 73.492
45-49 33.234 33.444 66.678
50-54 27.279 27.174 54.453
55-59 22.247 21.456 43.703
60-64 15.264 14.606 29.870
65-69 10.192 10.285 20.477
70-74 4.248 4.302 8.550
75+ 3.658 4.170 7.828
Jumlah 495.117 488.239 983.356
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka,2022

Pada tabel 4.2 penduduk laki-laki di Kota Pekanbaru pada tahun 2021

adalah sebanyak 495.117 dan penduduk wanita di Kota Pekanbaru pada tahun

2021 sebanyak 488.239. Jumlah penduduk laki-laki dan wanita di Pekanbaru pada

tahun 2021 yaitu sebanyak 983.356 dengan selisih 6.878 jiwa.

4.3 Penduduk dan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pada umumnya semakin tinggi

tingkat pendidikan pada suatu daerah, maka akan semakin cepat pula daerah

tersebut berkembang atau lebih maju dibandingkan dengan daerah lain yang

tingkat pendidikan penduduknya masih rendah. Selain itu pendidikan juga

merupakan salah satu bentuk invertasi dalam sumber daya manusia. Secara tidak
51

langsung juga dapat menentukan kemampuan untuk melakukan pembangunan

suatu daerah melalui tingkat pendidikan dan keterampilan yang baik, sehingga

akan menjamin untuk mendapatkan pendapatan yang baik pula. Pendidikan

diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat peningkatan

kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam keberhasilan perkembangan

ekonomi dan juga merupakan tolak ukur mutu atau kualitas tenaga kerja. Salah

satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu melalui

pendidikan formal maupun informal. Pendidikan sering dikaitkan dengan modal

manusia, jika tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang tinggi berarti dia

mempunyai modal manusia yang tinggi. Untuk melihat keadaan pendidikan di

Kota Pekanbaru bisa dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah.

Tabel 4.3 : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Berumur 7-18 Tahun
di Kota Pekanbaru (%), 2018-2021
Tahun
Umur
2018 2019 2020 2021
7-12 99.17 99.55 99.54 99.99
13-15 97.05 97.5 97.81 97.95
16-18 81.96 82.53 84.01 84.68
Sumber : BPS Kota Pekanbaru,2022

APS Kota Pekanbaru bervariasi di semua jenjang pendidikan. Berdasarkan

data Susenas tahun 2018 – 2021, terjadi peningkatan APS pada semua kelompok

umur. Peningkatan ini menunjukkan bahwa ada peningkatan keinginan untuk

bersekolah yang lebih tinggi pada periode tersebut. APS pada kelompok umur

wajib belajar 9 (sembilan) tahun sudah mencapai hampir 100 persen, yaitu di atas

99 persen penduduk kelompok umur 7 – 12 tahun dan 97 persen penduduk

kelompok umur 13 – 15 tahun. Sedangkan pada penduduk kelompok umur 16 –


52

18 tahun, APS baru mencapai 84,68 persen. Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah bahwa semakin tinggi kelompok umur, nilai APS semakin menurun.

Kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat tetap harus ditingkatkan

agar penduduk usia sekolah semangat untuk terus bersekolah.

4.4 Perkembangan Perekonomian


Jika melihat suatu perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari struktur

perekonomiannya melalui PDRB (produk domestic regional bruto), lapangan

usaha, penduduk dan struktur penduduknya. Secara makro, struktur perekonomian

akan lebih mudah dan tepat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor dalam

PDRB maupun melalui perkembangannya.

Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

umum yang dapat menggambarkan kegiatan ekonomi suatu daerah dalam waktu

tertentu. PDRB mencakup seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu

wilayah tertentu. Nilai PDRB yang semakin tinggi dengan pertumbuhan ekonomi

yang meningkat menunjukan perekonomian daerah semakin membaik, yang

menggambarkan bahwa produk barang dan jasa semakin meningkat. Kondisi

pertumbuhan PDRB kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel berikut :


53

Tabel 4.4 : PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di
Kota Pekanbaru (Juta Rupiah) Tahun 2018-2020
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pekanbaru
Lapangan Usaha Utama Atas dasar Harga Konstan 2010
2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, dan
1.015,19 1.070,25 1.094.885,91
Perikanan
Pertembangan dan Penggalian 10,74 10,63 10.441,39
Industri Pengolahan 14.924,58 15.720,17 15.954.082
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 133,50 169,73 185.545,28
Ulang
Konstruksi 19.398,47 20.736,42 20.074.511,19
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda 19.431,65 20.835,47 17.956.633,14
Motor
Transportasi dan Pergudangan 1.657,78 1.602,11 1.289.030,96
Penyediaan Akomodasi dan
1.136,70 1.154,60 886.274,94
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 2.024,76 2.211,99 2.792.442,59
Jasa Keuangan dan Asuransi 2.419,50 2.421,80 2.545.452,23
Real Estate 1.846,06 1.951,44 1.985.559,15
Jasa Perusahaan 13,78 14,67 11.035,36
Administrasi Pemerintah,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 2.298,76 2.361,74 2.335.924,39
Wajib
Jasa Pendidikan 645,65 687,35 709.103,57
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
332,92 366,56 497.855,78
Sosial
Jasa Lainnya 806,97 873,46 675.705,83
Produk Domestik Regional
68.108,76 72.200,41 69.016.91973
Bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru 2021

Dari tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa di Kota Pekanbaru terdapat

tiga sektor yang memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan

ekonomi. Diantaranya adalah perdagangan besar dan eceran; reparasi Mobil dan

sepeda motor, Konstruksi dan industri pengolahan. Sesuai dengan misi Kota

Pekanbaru yaitu : Kota Metropolitan yang Madani, keberadaan sektor

perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, dapat dirasakan

oleh mayoritas penduduk Kota Pekanbaru. Selera masyarakat Kota Pekanbaru


54

yang sangat beragam memberikan peluang yang besar untuk berbagai jenis pasar,

seperti pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Dengan

adanya beragam jenis pasar tersebut, penduduk semakin mudah mendapatkan

kebutuhan fisiknya. Bahkan, tidak jarang bila barang-barang tersebut memiliki

kegunaan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dan juga penggunaan kendaraan

pribadi pun setiap tahunnya semakin meningkat jumlahnya di Kota Pekanbaru.

Rute dari kendaraan umum yang terbatas menyebabkan penduduk lebih memilih

menggunakan kendaraan pribadi agar sampai di tujuan. Namun tidak jarang

kendaraan pribadi membutuhkan perawatan agar dapat terus dikendarai dalam

jangka waktu lama. Hal tersebut menuntut keberadaan dari repasari mobil dan

sepeda motor untuk dapat membantu merawat dan memperbaiki kerusakan yang

mungkin terjadi.

Pada sektor konstruksi, keadaan Kota Pekanbaru mengalami

perkembangan di setiap tahunnya. Hal ini paling mudah ditemui adalah

bangunannya berbagai pusat perbelanjaan. Tidak hanya itu saja, beberapa fasilitas

umum milik pemerintah yang sudah ada kembali dilakukan renovasi dan

pemugaran agar lebih aman dan nyaman bagi penduduk Kota Pekanbaru yang

berkunjung.
55

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Responden

Berikut merupakan karakteristik responden yang di ketahui kriterianya

menggunakan hasil jawaban dari kuisioner yang telah disebar kepada 100

responden yang merupakan wanita menikah yang bekerja di sektor informal Kota

Pekanbaru. Karakteristik dapat dilihat sebagai berikut :

5.1.1 Tingkat Pendidikan Responden

Faktor pendidikan memiliki peran yang lumayan penting dalam

mempengaruhi keputusan wanita berstatus menikah untuk bekerja di sektor

informal. Karena dengan tinggi pendidikan maka akan menjadikan waktu yang

dimiliki semakin mahal dan memiliki keinginan akan bekerja semakin tinggi.

Responden yang diteliti memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1 : Responden Menurut Jenjang Pendidikan


NO Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 S1 22 22
2 SMA/SMK 46 46
3 SMP 21 21
4 SD 11 11
Total 100 100
Sumber data : Diolah oleh peneliti, 2022

Dari 100 kuisioner yang dapat diolah, perempuan yang bekerja di sektor

indormal didominasi oleh perempuan berpendidikan terakhir SMA/Sederajat yaitu

sebanyak 46%. Artinya bahwa kelompok responden yang memiliki Pendidikan

SMA merupakan kelompok yang paling banyak berpartisipasi menjadi tenaga


56

kerja. Semakin tinggi pendidikan terakhir yang ditamatkan wanita itu, maka

semakin besar peluang wanita tersebut untuk bekerja dibanding wanita yang

memiliki Pendidikan yang lebih rendah. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi

tingkat pendapatan yang diterima, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan

maka semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima dan semakin tinggi pula

wanita berstatus menikah untuk masuk dalam pasar tenaga kerja.

5.1.2 Jumlah Tanggungan Responden


Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang belum memiliki

pekerjaan atau sudah tidak memiliki penghasilan pribadi. Setiap responden

memiliki jumlah tanggungan yang berbeda-beda. Dari data primer yang diperoleh

jumlah responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat dari Tabel 5.2.

Tabel 5.2 : Responden Menurut Jumlah Tanggungan


Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase (%)
0-1 20 20
2-3 57 57
4-5 22 22
6-7 1 1
Total 100 100
Sumber : Data Primer Tahum 2022

Dari 100 kuisioner yang diolah, jumlah tanggungan terbesar yaitu antara 2-

3 anak. Jumlah tanggungan keluarga dapat menjadi salah satu alasan tenaga kerja

perempuan memutuskan untuk bekerja atau tetap berada di rumah. Semakin

banyak jumlah tanggungan keluarga, maka semakin tinggi curahan waktu

perempuan untuk bekerja. Dari sini dapat dikatakan bahwa jumlah tanggungan

keluarga berpengaruh terhadap keputusan perempuan untuk bekerja, dimana

semakin bertambahnya jumlah tanggungan keluarga, maka prohabilitas

perempuan untuk bekerja juga akan semakin besar (Yusoh, 2020).


57

5.1.3 Tingkat Pendapatan Suami


Dari 100 kuisioner yang dapat diolah, pada tabel 5.3 diketahui rata-rata

pendapatan suami yaitu sebesar Rp 2.852.633 – Rp 3.628.948. Word Bank (2021)

memaparkan bahwa gaji 1,2 juta – 6 juta/ bulan masuk pada kalompok middle

class. Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan suami masuk ke dalam

kelompok middle classs. Dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.3 : Responden Menurut Tingkat Pendapatan Suami


Jumlah Pendapatan Suami/Rp Jumlah Responden Persentase (%)
< 1.300.000 1 1
1.300.001 - 2.076.316 7 7
2.076.317 - 2.852.632 11 11
2.852.633 - 3.628.948 27 27
3.628.949 - 4.405.264 13 13
4.405.265 - 5.181.580 14 14
5.181.581 - 5.957.896 12 12
> 5.957.897 15 15
Total 100 100
Sumber : Data Primer Tahun 2022

Dimana bagi wanita berstatus menikah yang memiliki tingkat pendapatan

suami tinggi, maka wanita berstatus menikah cenderung untuk tidak bekerja,

karena pendapatan suami telah mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

5.1.4 Tingkat Pendapatan Wanita


Dari tabel 5.4 dimana dari 100 responden, pendapatan wanita terbanyak

yaitu dalam kelompok Rp 1.984.212 – Rp 2.576.317. Menurut Nur Hikmah

(2018) mengatakan bahwa semakin tinggi penghasilan pasangan, persentase

wanita menikah yang bekerja semakin berkurang. Dan dari hasil responden ini

menunjukkan hal tersebut, dimana rata rata pendapatan suami lebih tinggi dari

rata rata pendapatan wanita.


58

Tabel 5.4 : Responden Menurut Tingkat Pendapatan Wanita


Tingkat Pendapatan Wanita/Rp Jumlah Responden Persentase (%)
< 800.000 4 4
800.001 - 1.392.105 16 16
1.392.106 - 1.984.211 10 10
1.984.212 - 2.576.317 30 30
2.576.318 - 3.168.230 15 15
3.168.231 - 3.760.529 11 11
3.760.530 - 4.352.635 5 5
> 4.352.635 9 9
Total 100 100
Sumber : Data Primer Tahun 2022
Keterlibatan atau wanita untuk melakukan pekerjaan selain dipengaruhi

oleh faktor budaya faktor internal yang terdapat dalam rumah tanggga itu sendiri,

seperti keterbatasan upah, besarnya beban yang mesti ditanggung (dependency

ratio) dari suatu rumah tangga. Pendapatan ekonomi wanita atau upah dalam

keluarga akan menghasilkan peningkatan dalam keuangan keluarga Laswell

(2013).

5.1.5 Jenis Pekerjaan Wanita

Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko

secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah

dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja

dibayar maupun pekerja tak dibayar. Termasuk yang sifat pekerjaannya

memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Contoh: tukang becak, tukang bakso,

tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen

koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan yang buka

praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah, dan lain-lain (BPS, 2021).
59

Tabel 5.5 : Responden Menurut Jenis PekerjaanWanita


Jenis Pekerjaan Suami Jumlah Responden Persentase
Berusaha Sendiri 78 78
Berusaha dibantu buruh
7 7
tetap/buruh tidak dibayar
Pekerja bebas di non
2 2
pertanian
Pekerja Bebas di Pertanian 3 3
Pekerja Keluarga tidak
10 10
dibayar
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer 2022
Dari 100 kuisioner yang dioleh, gambaran umum responden yang terinci

pada tabel 5.5 dilihat dari jenis pekerjaan suami responden. Dimana pekerjaan

suami yang paling besar yaitu Berusaha Sendiri yaitu sebanyak 78 % dikuti

dengan Pekerja Keluarga tidak dibayar dengan persentase sebanyak 10%. Dimana

responden pada penelitian ini kebanyakan adalah pedagang.

5.2 Hasil Analisis Data Penelitian

5.2.1 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak

boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi

diantaranya empat asumsi dasar yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Untuk uji autokorelasi tidak digunakan

penguji karena data yang digunakan yaitu data primer. Pengujian dilakukan untuk

memeriksa ada atau tidaknya pelanggaran terhadap asumsi klasik model regresi.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
60

Uji normalitas dapat dilihat melalui grafik normal p-plot. Apabila pancaran titik

atau data residual berada disekitar garis lurus melintang atau diagonal, maka

dikatakan residual mengikuti distribusi normal (dapat dilihat pada lampiran 2).

Dari data hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa sebaran data berada disekitar

garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Artinya bahwa data atau residual

dalam regresi linier berganda ini sudah berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Nilai tolerance value untuk semua variabel independen lebih besar dari

0,10 sedangkan apabila nila VIF nya kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa

variabel independen yang digunakan dalam modal adalah dapat dipercaya dan

objektif.

a) Hasil Uji Multikolieritas


Hasil uji data penelitian ini dilihat bahwa tolerance value yang lebih besar

dari 0,10 yaitu tingkat pendidikan sebesar 0,935, tingkat pendapatan suami 0,956,

jumlah tanggungan sebesar 0,901 dan tingkat pendapatan wanita 0,893.

Sedangkan untuk nilai VIF masing-masing variabel dari penelitian ini dibawah 10

yaitu tingkat pendidikan 1,070, tingkat pendapatan suami 1,046, jumlah

tanggungan 1,109 dan tingkat pendapatan wanita 1,120 (dapat dilihat pada

lampiran 3). Maka dapat diketahui bahwa antara variabel-variabel independen

tidak terdapat gangguan multikolinearitas. Oleh karena itu, data dalam penelitian

ini telah memenuhi syarat uji multikolieritas.

b) Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


61

regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain dilakukan dengan mengamati scatter plot. Apabila titik-titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan jika tidak ada pola yang jelas

(bergelombang, melebar kemudian menyempit oada gambar scatter plot, maka

dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadi gejala heteroskodastisitas. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak diatas maupun

dibawah angka nol. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas (dapat dilihat pada lampiran 4).

5.2.2 Pengujian Statistik

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Diperoleh nilai

koefisien determinasi sebesar 0,781. Artinya adalah bahwa persentasi pengaruh

variabel tingkat pendidikan, tingkat pendapatan suami, jumlah tanggungan, dan

tingkat pendapatan suami terhadap partisipasi wanita menikah yang bekerja pada

sektor informal adalah sebesar 78%. Sedangkan sisanya 22% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini (dapat dilihat pada

lampiran 5).

2) Uji Simultan (Uji F)

Dalam pengujian ini dilakukan pada signifikan 10% atau 0,1. Dimana Ftabel

dimasukkan rumus (k;(n-k)), (5;95) yang berarti Ftabel adalah 2,00

a) Hasil Uji Simultan

Diketahui bahwa Fhitung (89,017) > Ftabel (2,00) dengan signifikansi (0,000) <
62

0,05. Artinya adalah bahwa variabel tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan

tingkat pendapatan suami secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

partisipasi wanita nikah bekerja pada sektor informal (dapat dilihat pada lampiran

6).

b) Hasil Uji Parsial


Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variable dependen atau tidak. Hasil uji t yang

diperoleh disajikan dalam tabel berikut (dapat dilihat pada lampiran 7) :

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa :

1) Nilai Probabilitas t-statistic tingkat pendidikan sebesar 0,000 berada lebih

kecil dari α 0.05 dengan nilai t-statistic sebesar 18,582. Artinya variabel

tingkat pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap lama bekerja.

2) Nilai Probabilitas t-statistic tingkat pendapatan suami sebesar 0,038 berada

lebih kecil dari α 0.05 dengan nilai t-statistic sebesar 0,472. Artinya

variabel tingkat pendapatan suami berpengaruh secara parsial terhadap

lama bekerja.

3) Nilai Probabilitas t-statistic jumlah tanggungan sebesar 0,018 berada lebih

kecil dari α 0.05 dengan nilai t-statistic sebesar 1,336. Artinya variabel

jumlah tanggungan berpengaruh secara parsial terhadap lama bekerja.

4) Nilai Probabilitas t-statistic tingkat pendapatan wanita sebesar 0,04 berada

lebih kecil dari α 0.05 dengan nilai t-statistic sebesar 0,522. Artinya

variabel tingkat pendapatan wanita berpengaruh secara parsial terhadap

lama bekerja.
63

c) Hasil Regresi Linier Berganda

Persamaan regresinya sebagai berikut (dapat dilihat pada lampiran 8):

Y = -3,888 + 0,694X1 + 1,412X2 - 0,112X3 + 4,292X4

1) Nilai konstanta sebesar -3,888 artinya variabel tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan suami, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan wanita

dianggap tidak ada atau memiliki nilai sama dengan nol (0), maka variabel

dependen partisipasi wanita bekerja tetap artinya bahwa yang

mempengaruhi nilai konstan adalah variabel lain.

2) Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendidikan sebesar 0,694 dan

bernilai positif yang berarti apabila variabel tingkat pendidikan naik

sebesar satu tahun, maka variabel dependen yaitu partisipasi wanita

bekerja akan naik sebesar 0,694.

3) Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendapatan suami sebesar 1,412

dan bernilai positif yang berarti apabila variabel tingkat pendapatan suami

naik sebesar satu rupiah, maka variabel dependen yaitu partisipasi wanita

bekerja akan naik sebesar 1,412.

4) Nilai koefisien regresi variabel jumlah tanggungan sebesar 0,112 dan

bernilai negatif yang berarti apabila variabel jumlah tanggungan naik

sebesar satu jiwa, maka variabel dependen yaitu partisipasi wanita bekerja

akan turun sebesar 0,112.

5) Nilai koefisien regresi variabel tingkat pendapatan wanita sebesar 4,292

dan bernilai positif yang berarti apabila variabel tingkat pendapatan wanita
64

naik sebesar satu rupiah , maka variabel dependen yaitu partisipasi wanita

bekerja akan naik juga sebesar 4,292.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Wanita Menikah


yang Bekerja pada Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa variabel tingkat

pendapatan suami memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi

wanita menikah yang bekerja pada sektor informal. Pengaruh tersebut dibuktikan

dengan nilai koefisien 0,694 dan nilai signifikansi yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan diduga

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap partisipasi wanita menikah yang

bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru.

Hasil ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang maka

akan memiliki wawasan yang lebih luas tentang berdagang dan memikirkan

upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan sehingga peluang dalam

memperoleh pendapatanpun semakin tinggi. Data responden menunjukkan tingkat

pendidikan yang terbanyak adalah SMA sebesar 46 persen, terlihat juga saat

dilapangan responden dengan pendidikan lebih tinggi dapat berinovasi dan

melakukan divertifikasi produk atau penganekaragaman produk yang berpeluang

meningkatkan penjualan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Majid & Handayani (2016) memperoleh

hasil penelitian dimana Pendidikan perempuan mempengaruhi wanita bekerja.

Begitu juha dengan Shadrina (2021) judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pekerja Wanita Sektor Perdagangan Informal di Kota Pangkalpinang


65

yang mengatakan bahwa pendidikan terhadap pendapatan pekerja wanita sektor

perdagangan informal di Kota Pangkalpinang berpengaruh positif dan signifikat.

5.3.2 Pengaruh Tingkat Pendapatan Suami Terhadap Partisipasi Wanita


Menikah yang Bekerja pada Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa variabel tingkat

pendapatan suami memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi

wanita menikah yang bekerja pada sektor informal. Pengaruh tersebut dibuktikan

dengan nilai koefisien 1,412 dan nilai signifikansi yaitu 0,018 < 0,05. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis yang menyatkan bahwa bahwa tingkat pendapatan suami

diduga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap partisipasi wanita menikah

yang bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru.

Dalam penelitian ini pendapatan suami berpengaruh positif dan signifikan,

artinya semakin tinggi pendapatan suami maka semakin tinggi pula tingkat

partisipasi kerja wanita nikah di Kota Pekanbaru. Hal ini dapat terjadi karena

semakin tinggi tingkat pendapatan suami, maka kemampuan suami untuk

memperkerjakan pekerja rumah tangga semakin besar, sehingga istri dapat

bekerja. Selain itu, karena istri memiliki tingkat pendidikan yang tinggi suami

memberi wewenang bagi istri untuk masuk pasar kerja. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Maulida (2014) semakin tinggi tingkat

pendapatan suami, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi kerja wanita

nikah. Semakin tinggi pendapatan suami pendapatan suami maka semakin

sejahtera suatu keluarga sehingga dapat menggaji tenaga kerja untuk melakukan

pekerjaan rumah tangga. Hal ini mengakibatkan waktu senggang wanita nikah

semakin besar dengan demikian semakin besar keinginan wanita nikah untuk
66

masuk pasar kerja.

5.3.3 Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Partisipasi Wanita Menikah

yang Bekerja pada Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa variabel jumlah

tanggungan memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhdap partisipasi

wanita menikah yang bekerja pada sektor informal. Pengaruh tersebut dibuktikan

dengan nilai koefisien 0,112 dan nilai signifikansi yaitu 0,038 < 0,05. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis yang menyatkan bahwa jumlah tanggungan diduga

mempunyai pengaruh yang positif terhadap partisipasi wanita menikah yang

bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru.

Hal ini disebabkan jumlah tanggungan keluarga rata-rata (4 orang), artinya beban

tanggungan mereka tidak terlalu besar, sehingga tidak teralu membebani rumah

tangga mereka, tapi karena wanita menikah yang bekerja sebagai pedagang kaki

lima masih tinggal dirumah orang tua menyebabkan mereka banyak sedikitnya

membantu kehidupan orang diluar tanggung jawab mereka, seperti adik atau

kakak mereka yang belum menikah yang samasama tinggal bersama mereka di

rumah orang tua mereka, mengharuskan mereka untuk ikut membantu ekonomi

rumah tangga mereka karena pendapatan suami mereka tidak memadai. Hal ini

sejalan dengan penelitian Murialti (2019) Peluang Wanita Menikah Bekerja di

Sektor Informal (Pedagang Kaki lima) di Desa Kemang Indah Kecamatan

Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau dimana hasil penelitan ini jumlah

tanggungan keluarga, dari hasil pengolahan data diperoleh jumlah tanggungan

keluarga berhubungan negated dan signifikan terhadap peluang wanita menikah


67

bekerja di sektor informal di desa Kemang Indah Kecamatan Tambang khususnya

pedagang kaki lima. Begitu juga dengan penelitian Sulistriyanti (2015) yang

mengatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikat terhadap

peluang wanita menikah untuk bekerja.

5.3.4 Pengaruh Tingkat Pendapatan Wanita Terhadap Partisipasi Wanita


Menikah yang Bekerja pada Sektor Informal di Kota Pekanbaru

Hipotesis keempat penelitian ini adalah bahwa tingkat pendapatan wanita

diduga mempunyai pengaruh yang positif terhadap partisipasi wanita menikah

yang bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru. Hasil pengujian dalam

penelitian ini membuktikan bahwa variabel tingkat pendapatan wanita memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi wanita menikah yang bekerja

pada sektor informal. Pengaruh tersebut dibuktikan dengan nilai koefisien 4,292

dan nilai signifikansi yaitu 0,040 < 0,05.

Bagi wanita yang memiliki keterampilan dan tingkat pendidikan yang

tinggi, produktivitas kerjanya juga tinggi, sehingga akan memutuskan untuk

bekerja daripada hanya diam dirumah. Hal ini juga dikarenakan adanya motivasi

dalam diri wanita untuk mengaktualisasikan dirinya dalam pasar tenaga kerja.

Selain itu, ketika tenaga kerja wanita memiliki peluang memperoleh penghasilan

yang tinggi maka akan mendorong wanita akan tetap bekerja untuk memenuhi

kebutuhan dalam rumah tanngga. Hal ini juga didukung jika penawaran pasar

tenaga kerja menjanjikan penghasilan yang tinggi untuk wanita maka

kemungkinan semakin banyak hasil yang diterima sehingga kebutuhan keluarga

bisa terpenuhi. Hal ini sejalan dengan penelitian Sholeha (2018) yang berjudul

Peran Aktif Keluarga di Kecamatan Ujung Balu Kabupaten Bulukumba


68

Berdasarkan hasil regresi, variabel upah istri berpengaruh positif dan berhubungan

signifikan terhadap peran aktif wanita dalam meningkatkan pendapatan keluarga

di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Upah istri ini merupakan salah

satu variabel dimana dapat meningkatkan pendapatan keluarga, dimana apabila

perempuan atau istri ikut serta dalam bekerja akan mendapatkan upah atau gaji

maka akan meningkatkan pendapatan keluarga.


69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dan pembahasan yang telah penulis kemukakan

pada Bab 1 sampai dengan Bab V mengenai pengaruh tingkat pendidikan,

pendapatan suami, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan wanita terhadap

partisipasi wanita menikah bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru

penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Menjawab tujuan penelitian satu menganalisis pengaruh tingkat

pendidikan terhadap partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam

sektor informal di Kota Pekanbaru dimana tingkat pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi wanita menikah

bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru. Apabila pendidikan

mengalami peningkatan, maka partisipasi wanita menikah akan naik dan

sebaliknya jika pendidikan mengalami penurunan maka partisipasi

wanita menikah bekerja pada sektor informal akan menurun.

2. Menjawab tujuan penelitian dua menganalisis pengaruh pendapatan

suami terhadap partisipasi tenaga kerja wanita menikah dalam sektor

informal di Kota Pekanbaru dimana tingkat pendapatan suami

berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi wanita menikah

pada sektor informal di Kota Pekanbaru. Artinya dimana setiap terjadi

peningkatan pada tingkat pendapatan suami maka partisipasi wanita

menikah bekerja pada sektor informal mengalami penurunan sebaliknya


70

jika tingkat pendapatan suami menurun maka partisipasi wanita menikah

bekerja pada sektor informal akan meningkat.

3. Menjawab tujuan penelitian tiga menganalisis pengaruh jumlah

tanggungan keluarga terhadap partisipasi tenaga kerja wanita menikah

dalam sektor informal di Kota Pekanbaru dimana jumlah tanggungan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap partisipasi wanita menikah

bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru. Artinya dimana setiap

terjadi peningkatan pada jumlah tanggungan maka partisipasi wanita

menikah bekerja pada sektor informal mengalami peningkatan

sebaliknya jika jumlah tanggungan menurun maka partisipasi wanita

menikah bekerja pada sektor informal akan menurun.

4. Menjawab tujuan penelitian empat menganalisis pengaruh tingkat

pendapatan wanita terhadap partisipasi tenaga kerja wanita menikah

dalam sektor informal di Kota Pekanbaru dimana tingkat pendapatan

wanita berpengaruh negatif dan signifikan terhadap partisipasi wanita

menikah bekerja pada sektor informal di Kota Pekanbaru. Artinya

dimana setiap terjadi peningkatan pada jumlah tingkat pendapatan

wanita maka partisipasi wanita menikah bekerja pada sektor informal

mengalami peningkatan sebaliknya jika tingkat pendapatan wanita

menurun maka partisipasi wanita menikah bekerja pada sektor informal

akan menurun.
71

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam Penelitian ini masih terdapat keterbatasan, yang diantaranya sebagai

berikut :

1. Objek penelitian ini hanya menggunakan variabel Pendidikan, tingkat

pendapatan suami, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan wanita,

sedangkan masih banyak lagi variabel lain yang mampu mempengaruhi

tingkat partisipasi wanita yang bekerja pada sektor informal di Kota

Pekanbaru, seperti variabel sosial budaya, kultur untuk mendapatkan

hasil yang lebih mendalam.

2. Peneliti hanya menggunakan empat variabel independen terhadap

dependen, yaitu pandidikan, tingkat pendapatan suami, jumlah

tanggungan dan tingkat pendapatan wanita.

3. Dalam penelitian ini masih terbatas dikarenakan keterbatasan data Badan

Pusat Statistik yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu data

primer yang terkumpul tidak terlepas dari kemungkinan data yang bias

dikarenakan data menyangkut privasi responden.

6.3 Saran
Dari kesimpulan diatas yang diteliti dengan judul analisis determinan

partipasi tenega kerja wanita menikah di Kota Pekanbaru dapat kita berikan

saran sebagai berikut:

1. Pekerja Wanita

a. Bahwa pekerja wanita di Kota Pekanbaru sangatlah berperan penting

dalam meningkatkan pendapatan keluarga, karena dapat membantu

beban suami dalam bekerja.


72

b. Pekerja wanita yang ada di Kota Pekanbaru agar dapat juga meluangkan

waktunya untuk suami dan anak-anaknya .

c. Tingkat pendidikan sangatlah penting bagi pekerja wanita untuk kualitas

hidupnya dan juga bisa menjadi panutan untuk anak-anaknya nanti.

2. Peneliti

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, sehingga diperoleh temuan yang

lebih bervariasi dan lebih baik dalam menjelaskan peran aktif wanita

dalam meningkatkan pendapatan ini, dengan menyertakan variabel

seperti curahan jam kerja agar bisa diketahui jam kerja wanita supaya

dapat meluangkan waktunya dengan keluarganya.

b. Dalam penelitian selanjutnya, dapat mengkaji lebih banyak sumber

maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan

maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitiannya dapat

lebih baik dan lebih lengkap lagi.

3. Akademik dan Pemerintah Kota Pekanbaru

Dapat membantu bagi peneliti selanjutnya agar dapat diarahkan dan di

beri informasi yang detail supaya peneliti selanjutnya bisa lebih mudah

dalam penelitian selanjutnya.


73

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. Nurmala. (2020). Analisis Perbedaan Tingkat Upah Pekerja Laki-laki


dan Wanita Pada Sektor Industri Di Provinsi Riau Pada Tahun 2012-2019.
Jurnal Ekonomi Vol 5. Universitas Riau.

Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau 2021.Kota Pekanbaru Dalam Angka. 2021

Badan Pusat Statistik. (2021). Keadaan Angkatan Kerja Provinsi Riau. Pekanbaru:
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.

CHE, Gladys NJANG .(2018). Determinants of Female Labour Force


Participation in Cameroon,88-103.

Daulay, A. H. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi


Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Medan Marelan . Universitas Sumatera
Utara. Skripsi

Ehrenberg, R. G., & Smith, R. S. (2012). Modern Labor Economics: Theory and
Public Policy (11th ed.). Boston: Pearson Education, Inc.

Endah. (2018). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Kerja Wanita


Menikah Indonesia”. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro. Vol.1 No.
2 (2018)

Fredlina, Fanny (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Angkatan


Kerja Wanita Dalam Kegiatan Ekonomi di Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan. Universitas Muhammadiyah Makasar. Skripsi

Haris, A. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Tenaga


Kerja Wanita Di Kecamatan Medan Sunggal. Universitas Sumatera Utara.
Skripsi

Jhingan, M. L. (2019). “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Cetakan 1


Edisi 10.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kaarib, A., Kamarni, N., & Purwasutrisno. (2019). Determinan Partisipasi


Angkatan Kerja Wanita di Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, Vol . 10 No. 3 2019 Edisi Khusus SMAR

Kemenpppa. (2016). Statistik Gender Tematik: Potret Ketimpangan Gender


Dalam Ekonom. Jakarta: CV Lintas Khatulistiwa.
74

Lasswell, M. E., & Lasswell T. E., (2012). Marriage and the Family. California:
Wadsworth Pub.

Majid, F., & Handayan, H. R. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Keputusan Wanita Berstatus Menikah Untuk Bekerja (Studi Kasus Kota
Semarang). Diponegoro Journal Of Economic 1(1),1-9

Mantra, IB. 2012. Demografi Umum. Pustaka Pelajar Yogyakarta

Maulida, Yusni. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi


Kerja Wanita Nikah di Kota Pekanbaru. Jurnal Universitas Riau. Vol 2

Mugihardjo. (2018). Ekonomi Pembangunan Teori dan Kebijakan. Semarang:


Studi Nusa Semarang.

Munandar, U. (2020). Emansipasi dan Peran Ganda. UI.

Murialti (2019) Peluang Wanita Menikah Bekerja di Sektor Informal (Pedagang


Kaki lima) di Desa Kemang Indah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
Propinsi Riau. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika Vol 9 No 1 Universitas
Muhammadiyah Riau

Nurmala, (2020). ”Membangun Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”.


Kedaulatan Rakyat, 28 Juni 2020 hal 16.

Poerwodarminto. (2012) “Peranan Industri Batik Terhadap Pendapatan Keluarga di


Keluarga Keliwon, Sragen”. Universitas Pembangunan Negeri Yogyakarta.
Skripsi

Purwanto, Agung dan Budi Taftazani. (2018) Pengaruh Jumlah Tanggungan Setiap
Keluarga Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pekerja K3L. Jurnal Universitas
Padjadjaran. Vol. 1 No. 2 (2018)

Rachman, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Angkatan


Kerja Wanita Dalam Kegiatan Ekonomi DI Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–
952., 10–27.

Rahman, A., & Putrie, D. A. (2019). Determinan Partisipasi Wanita dalam


Angkatan Kerja di Kabupaten Sekadau. Seminar Nasional Variansi, 29–38.

Ismayilov (2020) Labor Force Participation of women and marital status: The
Case Of Azerbaizan PMCID: PMC9319943

Santoso, R. P. (2012). Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan.


UPP STIM YKPN.
75

Shadrina (2021) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pekerja Wanita


Sektor Perdagangan Informal di Kota Pangkalpinang. Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Perencanaan Pembangunan Universitas Bangka Belitung. Vol. 1 No. 2
Juli- Desember 2021

Simanjuntak, Payaman. (2012), Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, edisi


kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Simbolon, Ria. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi


Pekerja Wanitadi Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Skripsi.

Sholeha (2018) Peran Aktif Keluarga di Kecamatan Ujung Balu Kabupaten


Bulukumba. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Skripsi.

Sriyono, (2016) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kontibusi Ibu Bekerja


Terhadap Pendapatan Keluarga Di Kecamatan Pamulang, UIN Syarif
Hidayatullah Skripsi.

Sucihatiningsih, W. (2016). Peran Dan Potensi Wanita Dalam Pemenuhan


Kebutuhan Ekonomi Keluarga Nelayan. Journal of Educational Social
Studies, Vol 1 No. 2.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sulistriyanti Fitri (2015). Anaisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi


Kerja Wanita Nikah di Kota Pekanbaru. Jurnal Fakultas Ekonomi Vol 2 No 2
Oktober 2015 Universitas Riau.

Sumarsono, Sonny. (2011). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan


Ketenagakerjaan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Vibriyanti, D.(2017).Ketimpangan Gender Dalam Partisipasi Ekonomi: Analisis


Data Sakernas 1980-2013 (Gender Inequality In Economic Participation:
Sakernas Data Analysis 1980-2013). Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 8
No.1 Tahun 2013 (ISSN 1907-290).

Widi, Lestari. (2016). “Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan dan Teknologi


Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Kecap di Kecamatan Pati
Kabupaten Pati”. Universitas Negeri Semarang Skripsi.

Yusoh, Weam (2020). Analisis Partisopasi Perempuan Dalam Meningkatkan


Perekonomian Keluarga. (Studi :Pedagang Sayur Di Pasar Palas Keb. Mayo
Prov.Pattani Selatan Thailand) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Skripsi.
76

LAMPIRAN

Lampiran 1 : KUISIONERANALISIS DETERMINAN PARTISIPASI TENAGA


KERJA WANITA MENIKAH DALAM SEKTOR INFORMAL DI
KOTA PEKANBARU

Selamat pagi/siang/sore/malam, salam sejahtera untuk kita semua.

Perkenalkan, saya Josua Ginting mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Riau. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian untuk tugas

akhir skripsi. Dengan segala kerendahan hati, saya meminta bantuan

saudara/saudari sekalian untuk dapat menjadi partisipan dalam rangka melakukan

penelitian penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Determinan Partisipasi Tenaga Kerja Wanita Menikah Dalam Sektor

Informal di Pekanbaru” maka kerahasian data dari responden akan dijaga.

Untuk menyelesaikan penelitian tersebut, penulis mengharapkan bantuan

informasi yang sesungguhnya dari saudara/saudari sebagai responden terpilih.

Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk pengisian :

1. Mohon kepada saudara/I untuk menjawab semua pertanyaan pada kolom

yang telah disediakan.

2. Untuk pertanyaan tertutup mohon memeberi tanda centang (√) pada kotak

jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda.

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap :
Alamat :
Umur :
II. PEKERJAAN
1. Apa pekerjaan ibu saat ini :
77

2. Sudah berapa lama ibu bekerja?.............................tahun


3. Alasan apa yang mendasari ibu untuk bekerja?
☐ Untuk menopang ekonomi keluarga
☐ Untuk menyalurkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
telah didapat
☐ Untuk mengisi waktu luang atau hobi kerja
☐ Adanya ijin dari suami
III. PENDIDIKAN
1. Pendidikan formal apa yang pernah ibu tempuh?
☐ TT SD (Tidak Tamat SD) (Sebutkan sampai kelas
berapa.............)
☐ Tamat SD TT SMP (Sebutkan sampai kelas berapa.........)
☐ Tamat SMP TT SMA/ SMK (Sebutkan sampai kelas
berapa........)
☐ Tamat SMA/ SMK / Sederajat Perguruan Tinggi (Sebutkan
jenjang
Diploma/ Strata.......)
IV. DEMOGRAFI
1. Apakah Ibu memiliki anak?
☐ Ya,sebutkan berapa.................
☐ Tidak
2. Berapa orang jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
anda.....................
V. PENDAPATAN KELUARGA
1. Berapa kira-kira pendapatan ibu setiap bulan ?Rp ...................
2. Apakah suami ibu mempunyai pekerjaan
☐ Ya, tetap
sebutkan................
☐ Tidak
3. Kalau iya, berapa kira-kira pendapatan suami ibu setiap bulannya?
Rp .......................

Lampiran 2 : Uji Normalitas


78

Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolieritas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Tingkat Pendidikan .935 1.070
Tingkat Pendapatan .956 1.046
Suami
Jumlah Tanggungan .901 1.109
Tingkat Pendapatan .893 1.120
Wanita
a. Dependent Variable: Lama Bekerja

Lampiran 4 : Uji Heteroskedastisitas


79

Lampiran 5 :Hasil Uji Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .889a .790 .781 .98389
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendapatan Wanita, Tingkat
Pendidikan, Tingkat Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan

Lampiran 6 : Hasil Uji Simultan

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 344.892 4 86.223 89.017 .000b
Residual 92.018 95 .969
Total 436.910 99
a. Dependent Variable: Lama Bekerja
b. Predictors: (Constant), Tingkat Pendapatan Wanita, Tingkat Pendapatan Suami, Tingkat
Pendidikan, Jumlah Tanggungan

Lampiran 7 : Hasil Uji Parsial (Uji t)


80

Model t Sig.
1 (Constant) 8.436 .000
Tingkat Pendidikan 18.582 .000
Tingkat Pendapatan Suami .472 .038
Jumlah Tanggungan 1.336 .018
Tingakt Pendapatan Wanita .522 .040
a. Dependent Variable: Lama Bekerja

Lampiran 8 : Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.888 .461 8.436 .000
Tingkat Pendidikan .694 .037 .905 18.582 .000
Tingkat Pendapatan 1.412 .000 -.022 .472 .038
Suami
Jumlah Tanggungan -.112 .084 -.066 1.336 .018
Tingkat Pendapatan 4.292 .000 -.026 .522 .040
Wanita
a. Dependent Variable: Lama Bekerja

Lampiran 9 : Identitas Responden


81

No. Lama Tingkat Tingkat Jumlah Tingkat


Bekerja Pendidikan Pendapatan Tanggungan Pendapatan
(Y) (X1) Suami (X2) (X3) Wanita (X4)
1 2 9 5,500,000 1 2,000,000
2 3 11 5,500,000 1 3,000,000
3 4 12 5,100,000 2 2,500,000
4 4 12 5,600,000 3 2,300,000
5 5 15 3,600,000 2 2,500,000
6 2 9 3,700,000 1 3,400,000
7 3 12 5,200,000 3 4,000,000
8 4 16 4,700,000 1 1,000,000
9 3 12 2,700,000 4 2,000,000
10 1 6 5,300,000 0 2,500,000
11 2 9 5,200,000 4 3,700,000
12 1 7 6,000,000 4 1,900,000
13 2 6 5,400,000 2 2,000,000
14 2 9 5,000,000 2 3,800,000
15 2 6 5,000,000 4 4,000,000
16 4 12 3,700,000 2 1,300,000
17 4 12 4,000,000 3 2,500,000
18 3 9 4,700,000 2 2,300,000
19 4 12 6,000,000 0 2,000,000
20 5 16 5,300,000 4 2,900,000
21 4 12 6,000,000 2 850,000
22 3 6 4,800,000 2 3,600,000
23 3 9 5,000,000 0 3,700,000
24 4 12 3,600,000 1 3,200,000
25 6 15 3,700,000 4 5,200,000
26 5 12 3,200,000 3 2,700,000
27 4 9 5,200,000 3 1,000,000
28 7 16 2,700,000 4 3,000,000
29 5 16 4,600,000 5 1,000,000
30 4 12 5,000,000 4 4,000,000
31 5 16 6,700,000 2 1,200,000
32 9 16 4,500,000 1 2,700,000
33 3 12 3,600,000 3 2,700,000
34 2 11 5,400,000 2 3,600,000
35 2 11 4,800,000 1 4,800,000
36 4 12 4,800,000 4 4,800,000
37 3 11 5,300,000 3 5,300,000
38 3 11 5,000,000 3 3,200,000
39 3 11 5,200,000 2 4,600,000
82

40 4 12 4,800,000 2 800,000
41 5 16 6,700,000 3 5,200,000
42 8 16 4,500,000 1 4,200,000
43 7 16 3,600,000 5 4,700,000
44 6 16 7,000,000 2 3,000,000
45 8 16 5,000,000 6 4,500,000
46 7 16 5,200,000 3 2,000,000
47 2 9 6,000,000 3 3,600,000
48 2 6 5,200,000 4 4,800,000
49 3 12 3,000,000 4 2,900,000
50 3 12 5,600,000 3 1,000,000
51 3 12 3,500,000 3 2,500,000
52 2 11 3,800,000 2 2,000,000
53 2 11 2,500,000 3 1,800,000
54 3 12 2,500,000 1 3,000,000
55 1 9 3,500,000 1 2,000,000
56 2 10 4,000,000 3 1,800,000
57 5 16 3,300,000 4 3,000,000
58 1 9 4,000,000 1 2,000,000
59 3 10 2,500,000 2 1,500,000
60 3 10 4,000,000 2 800,000
61 1 9 3,500,000 4 1,000,000
62 1 6 2,000,000 3 3,000,000
63 1 6 3,800,000 3 1,800,000
64 3 10 4,000,000 3 2,300,000
65 3 10 3,200,000 2 900,000
66 10 16 2,000,000 2 1,300,000
67 3 9 3,000,000 1 1,500,000
68 3 9 3,200,000 3 2,000,000
69 4 11 3,000,000 2 3,500,000
70 2 9 3,500,000 4 2,800,000
71 4 10 3,300,000 1 2,000,000
72 3 6 3,500,000 2 1,900,000
73 4 11 3,000,000 3 2,500,000
74 3 9 5,000,000 2 2,000,000
75 4 11 3,000,000 4 2,200,000
76 3 6 2,800,000 2 800,000
77 1 8 2,500,000 2 1,000,000
78 10 16 3,000,000 2 2,400,000
79 5 16 2,500,000 5 1,300,000
80 3 16 3,800,000 3 900,000
81 7 16 3,000,000 2 2,500,000
83

82 3 8 2,800,000 2 1,700,000
83 1 6 3,000,000 2 1,500,000
84 2 8 3,500,000 0 2,000,000
85 1 7 3,000,000 3 2,300,000
86 11 16 4,000,000 3 1,300,000
87 2 6 4,800,000 1 800,000
88 1 8 3,900,000 2 1,200,000
89 3 11 2,500,000 2 1,000,000
90 3 11 1,500,000 4 3,200,000
91 3 11 3,200,000 1 2,000,000
92 3 11 1,500,000 2 2,500,000
93 1 9 1,800,000 4 2,800,000
94 5 13 3,000,000 3 1,500,000
95 3 12 2,000,000 5 3,000,000
96 3 12 2,500,000 4 3,200,000
97 3 12 3,000,000 1 2,200,000
98 3 12 3,000,000 2 2,500,000
99 2 12 1,300,000 2 3,000,000
10 2 2,000,000 3 2,500,000
0 12

Lampiran 10 :Dokumentasi
84

You might also like