Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kecelakaan Kerja
Makalah Kecelakaan Kerja
Nirmayana (2110106)
Zainul Muttaqin (21101048)
Siti Rahma Azzahra (21101024)
Santi Wahyuni (21101035)
Hasan (21101085)
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami Rahmat, Hidayah
Tanpa pertolongannya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW.
Makalah kami susun atas perintah atau tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Selain itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan agar makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembacanya, dan bagi kami tim
penyusun pada khususnya. “Kecelakaan Kerja Laboratorium” ini kami susun
berdasarkan informasi dan data dari berbagai sumber.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
perlu dilakukannya perbaikan, oleh karena itu Kami mengharap kritik dan saran
membangun dari para pembaca. Kami dari selaku penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan penulisan maupun kesalahan lain yang ada di dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................6
1.4 Manfaat...............................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Definisi dan Tujuan Keselamatan Kerja..............................................................6
2.2 Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium..............................................8
2.3 Contoh Kasus Kecelakaan Dilaboratorium.......................................................12
2.4 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium...........................................16
BAB III........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................20
5.2 Saran.................................................................................................................20
KESIMPULAN...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah mengetahui bagimana cara kerja, prinsip kerja serta pengantar kecelakaan
kerja dan keamanan kerja di laboratorium maka dapat berguna bagi kita sebagai
panduan sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Cara kerja dan prinsip kerja
di laboratorium ini merupakan langkah-langkah sebelum dan sesudah kita melakukan
praktikum agar selama proses praktikum tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak
di inginkan serta dapat menimbulkan kecelakaan yang dapat merugikan diri sendiri
maupun orang lain (Salim, 2012). Untuk keamanan kerja di laboratorium kita
mengetahui bagaimana agar diri kita bisa terhindar dari kecelakaan di laboratorium
dan jika terjadi kecelakaan maka kita sudah mengetahui bagaimana cara
menanganinya. Dalam keamanan kerja hal pertama yang harus di patuhi adalah
kedisiplinan terhadap tata tertib serta aturan-aturan yang ada di laboratorium agar
tidak terjadinya kecelakaan (Subiantoro, 2011).
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Apakah sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium?
b. Bagaimana contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium?
c. Bagaimana pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja.
b. Mengetahui sumber yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
di laboratorium.
c. Mengetahui contoh kasus kecelakaan kerja di laboratorium.
d. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di laboratorium.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
a. Menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa khususnya didalam
bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
b. Memberikan alternatif supaya dapat mengantisipasi dan menghindari
kecelakaan di laboratorium.
c. Memberikan informasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
sangat bermanfaat didalam dunia kerja.
5
laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikun & lingkungannya serta
cara-cara melakukan praktikum. Menurut (Salim, 2012) keselamatan kerja
menyangkut segenap proses Praktikum di laboratorium. Sedangkan kecelakaan kerja
adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi pada saat
praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (Rahayuningsih, 2013).
Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing
individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka
menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium
dan bagi para pekerja.
Adapun contoh manajemen dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah
pada RSIA Kasih Ibu Manado dimana disana menerapkan analisis penerapan Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Hasil dari penelitian ini
adalah
6
adanya komitmen dan kebijakan manajemen dalam pelaksanaan SMK3, perencanaan
disusun oleh pimpinan RS secara lisan dan pelaksanaan K3 sudah terprogram tetapi
belum mempunyai organisasi khusus dan ahli K3 antara lain penyediaan APD dan
pelatih K3 bagi pegawai RS serta pengukuran dan evaluasi belum maksimal
dilaksanakan (Toding, 2016).
Selain itu terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan
pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan
golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Beberapa penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor manusia menempati posisi yang sangat
penting terhadap kecelakaan kerja yaitu antara 80-85% (Soyuno, 2013).
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis
terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab
terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:
Risiko bahaya, sekecil apapun kadarnya, dapat muncul di saat kapan pun, di
manapun, dan dapat menimpa siapapun yang sedang melakukan pekerjaan. Bahaya
8
kerja di laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti infeksi, terluka, cidera atau
bahkan cacat, serta bahaya kesehatan mental seperti stres, syok, ketakutan, yang bila
intensitasnya meningkat dapat menjadi hilangnya kesadaran (pingsan) bahkan
kematian (Winarni, 2014).
Berasarkan kasus di rumah sakit Islam Yarsis Surakarta penyebab kecelakaan kerja
Selain itu hasil survei pendahulaun yang dilakukan di laboratorium RSUD dr.
Mohamad Saleh Kota Probolinggo diperoleh informasi bahwa laboratoium tersebut
memiliki berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Bahaya yang paling menonjol di laboratorium itu adalah
bahaya biologis yang berasal dari spesimen-spesimen pasien yang akan diperiksa.
Spesimen- spesimen tersebut antara lain darah, sputum dan urin. Dari berbagai
spesimen tersebut para petugas laboratorium bisa tertular berbagai penyakit terutama
yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh, seperti HIV, hepatitis B, tuberculosis
dan penyakit menular lainnya (Rahman, 2013).
9
a. Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk
kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium. Akibatnya :
b. Ringan: memar
c. Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dan lain-lain.
Pencegahannya :
Pakai sepatu anti slip, jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar,
hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata
konstruksinya dan pemeliharaan lantai dan tangga.
Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang
mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3
unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas. Akibatnya
a. Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai
berat bahkan kematian.
b. Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahannya :
Konstruksi bangunan yang tahan api, sistem penyimpanan yang baik dan terhadap
bahan-bahan yang mudah terbakar, pengawasan terhadap terjadinya kemungkinan
timbulnya kebakaran didalam laboratoruim (Anonim, 2010).
10
a. Lembaga atau staf labolatorium bertanggung jawab atas fasilitas labolatorium
yaitu kelengkapannya, pemeliharaan, dan keamanan labolatorium.
b. Dosen atau guru bertanggung jawab didalam memberikan semua petunjuk
yang diperlukan kepada mahasiswa atau siswa termasuk didalamnya aspek
keamanan.
c. Mahasiswa atau siswa yang bertanggung jawab untuk mempelajari aspek
kesehatan dan keselamatan dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, baik
yang digunakan maupun yang dihasilakan dari suatu reaksi, dan keselamatan
dari teknik dan prosedur yang akan dilakukannya. Dengan demikian
mahasiswa atau siswa dapat menyusun peralatan dan mengikuti prosedur yang
seharusnya, sehingga bahaya kecelakaan dapat dihindari atau dikurangi.
Selain hal diatas dalam pengantar kecelakaan kerja kita harus mengetahui pokok-
pokok tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang berguna untuk
membantu dalam proses penanganan apabila terjadi kecelakaan dilaboratorium.
Pertolongan pertama pada kecelakaan dimaksudkan untuk memberikan perawatan
darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih lanjut diberikan ke dokter
(Hudori, 2010). Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
tindakan P3K yaitu :
1. Aktivitas
a. Pengambilan reagen dari lemari asam
2. Potensi/Bahaya
a. Keracunan
b. Sesak nafas
c. Iritasi mata
d. Iritasi kulit
e. Luka bakar
1. Aktifitas
a. Pengisian buret
2. Potensi/Bahaya
a. Luka
b. Iritasi mata
12
Tertelan bahan kimia
3. Pemipetan
- luka gores
4. Pengguna gelas yang sudah gumpil
- luka gores
5. Penggunaan tabung reaksi
- Iritasi kulit
6. Pengguna oven
-terpapar panas
7. Penggunaan BOD reactor
-Tersengat aliran listrik
8. Pengisian tower air
-Terpelest
-Keseleo
-Patah Tulang
9. Pensolderan
-Iritasi mata
-Terpapar panas
-Batuk
10. Analisa logam dan uji sampel air Kebakaran
-Ledakan
-Keracunan
11. Pengambilan reagen dari lemari penyimpana bahan kimia
-Pusing
-Mual
13
Berdasarkan studi kasus (Amanah, 2010) hasil identifikasi bahaya yang dilakukan
pada tiga bagian ruangan di laboratorium Undip (ruang praktikum, ruang komputer
laboran dan ruang tempat penyimpanan alat dan bahan) diketahui terdapat beberapa
hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan antara lain :
a. Tidak tersedianya prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Tidak tersedianya MSDS.
c. Tidak tersedianya APD.
d. Tidak tersedianya kelengkapan P3K dan eyewash.
e. Tidak tersedianya alat pemadam api.
Hal ini merupakan pekerjaan yang berbahaya akibat kurangnya pengetahuan dalam
mengoperasikan peralatan sehingga tindakan control bahaya sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan. Selain itu hasil penelitian ini dengan menganalisa
risiko menunjukkan bahwa risiko terbanyak terdapat pada katagori acceptable risk
yaitu kebakaran, tersengat arus listrik, fatigue, mengangkat beban berat, human error,
minyak pelumas bekas, tangan masuk kemesin gerinda, peralatan mengalami panas
berlebih, rambut tersangkut pada mesin dan tertarik, sharp edges/ point, percikan
tatal/ beram benda kerja, tangan terkilir, masalah ergonomik dan terpeleset.
14
2.3 Pengendalian Kecelakaan Kerja Di Laboratorium
Hal-hal yang penting dalam mengantisipasi pengendalian kecelakan kerja
dilboratorium adalah untuk mengetahui aturan-aturan yang aman, bahaya-bahaya
yang mungkin dapat terjadi dan hal-hal yang perlu dilakukan jika terjadi suatu
kecelakaan. Menurut (Fathimahhayati, 2015) kecelakaan didalam laboaratorium dapat
dianalisis potensi bahayanya dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) sebagai
upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium.
Melaui kerja dengan berbagai bahan kimia korosif dan bahan dengan zat warna,
maka pengetahuan mengenai metode perlindungan pribadi dalam hal ini sangatlah
penting (Ramli, 2012). Sedangkan tujuan utama adalah untuk mencegah kecelakaan,
penting untuk menggunakan perlengkapan keselamatan pribadi sebagai perlindungan
untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Kajian penerapan K3 dalam proses
mengajar dilaboratorium harus dilakukan dengan baik. Dimana fungsi dari
keselamatan kerja yaitu antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dari praktek
berbahaya (Indriyani, 2014).
15
Beberapa perlengkapan pribadi yang biasa digunakan adalah:
16
Menurut (Subiantoro, 2011) upaya keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium
melingkupi pengelolaan sebelum aktivitas kerja (pre-activity), saat kegiatan (in doing
process) sampai dengan penangan resiko (risk taking action). Ruang lingkup ini
menjadi tanggung jawab guru, koordinator laboratorium dan laboran secara bersama.
Meski tidak sedikit atau sederhana dan berpotensi menambah beban pekerjaan,
namun tanggung jawab moral bagi terciptanya situasi atau lingkungan yang nyaman
dan memberi jaminan keselamatan bagi praktikan adalah tujuan utama. Dalam
Laboratorium juga terdapat limbah yang harus ditanggualangi, ini merupakan salah
satu cara supaya dalam pengantar kecelakaan kerja dapat dikurangi.
17
f. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke
badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan
beracun.
(Salim, 2012).
18
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat
laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat terhindar
dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan lingkungan
disekitarnya, serta melindungi diri dengan APD.
B. Sumber terjadinya kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya pengetahuan
dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak tersedianya
perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan laboratorium dan
lain-lain.
C. Contoh kasus yang terjadi akibat kecelakaan kerja dilaboratoium yaitu di
Laboratorium Teknik Lingkungan UNDIP karena tidak tersedianya prosedur K3,
tidak tersedianya MSDS, APD, kelangkapan P3K dan alat pemadam api.
D. Pengendalian kecelakaan kerja dilaboratorium diantaranya sebelum mulai bekerja
kenalilah dulu kemungkinan bahaya yang akan terjadi dan ambil tindakan untuk
mengurangi bahaya tersebut, menggunakan perlengkapan keamanan, setiap orang
harus mengetahui letak kotak P3K dan lain-lain.
5.2 Saran
Disarankan kepada praktikan, dosen dan peneliti agar dapat mematuhi prosedur
keselamatan kerja di laboratorium dan harus mempelajari pengantar kecelakaan kerja
supaya dapat meminimalisir dan dapat menangani apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium.
19
KESIMPULAN
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Dengan pengantar keselamatan kerja dilaboratorium maka dapat
meminimalisir dan dapat dihindari kecelakaan yang akan terjadi didalam
laboratorium. Sehingga dengan K3 ini maka suasana laboratorium dapat menjadi
lebih aman. Apabila terjadi kecelakaan kerja didalam laboratorium maka kita sudah
bisa menangani dan mengantipasi kecelakaan tersebut. Karena kecelakaan kerja dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya stres, kecapekan, kelelahan dan lain-
lain yang tanpa sengaja dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
20
DAFTAR PUSTAKA
Amanah Ila, dkk. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Di Laboratorium Studi Kasus Di Laboratorium Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro. Undip. Semarang.
Andarini Desheila. 2014. Penilaian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Unit Laboratorium Teknik Sepeda Motor SMKN 2 Kota Palembang. UGM.
Yogyakarta.
Fathimahhayati Lina, dkk. 2015. Analisis Potensi Bahaya dengan Metode Job
Safety Analysis (JSA) Sebagai Upaya Penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Di Laboraorium X. Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Samarinda.
Vol 4 No.1 Tekinfo.
Harlan Arta, dkk. 2014. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan APD
Pada Petugas Laboratorium Rumah Sakit PHC Surabaya. FKM Universitas
Airlangga. Surabaya. Vol 1 No.1 Hal 107-119.
Hati Shinta, W. 2015. Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
Pembelajaran Di Laboratorium. Program Studi Teknik Mesin Politeknik
Negeri Batam. Riau.
21
Hidayati Wahyu. 2010. Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kerja dan Keterampilan
Kerja di Laboratorium Kimia Peserta Didik Kelas XI IPA Semester 1 SMAN
Di Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. UIN
Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Indrayani, dkk. 2014. Kajian Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
dalam Proses Belajar Mengajar Bengkel dan Laboratorium Politeknik Negeri
Sriwijaya. Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya.
Palembang. Vol. 10 No. 1 Pilar. ISSN: 1907-6975.
Sholihah Qomariyatus, dkk. 2015. Analisis Sif Kerja, Masa Kerja, dan Budaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Fungsi Paru Pekerja Tambang Batu
Bara. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. Vol. 10, No. 1: 24-28.
22
Salim Abdul. 2012. Program Kerja Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 4
Bengkulu. Majelis Pendidik Dasar dan Menengah SMA Muhammadiyah 4.
Bengkulu.
Syartini, Titi. 2010. Penerapan SMK3 dan Upaya Pencegahan Kecelakaan di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. UNS. Surakarta.
Toding Ryane, dkk. 2016. Analisis Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) Di RSIA Kasih Ibu Manado. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Univ. Sam Ratulangi. Manado. Vol 5 No. 1. ISSN 2302-2493.
Widyasari Jhohana. 2010. Hubungan Antara Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja
Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta. Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Surakarta.
Wijayanti Nur. 2014. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Ketersedian Alat Pelindung
Diri Terhadap Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja Petugas Laboratorium.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.
Winarni Airo, dkk. 2014. Cara Kerja Dilaboratorium. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Arrahmaniyah. Depok.
23
Wulandari Nindi. 2011. Hubungan Perilaku dan Penerapan Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di
Laboratorium Patologi Klinik RSD dr. Soebandi Jember. FKM Universitas Jember.
Jember.
Zulyanti Noer. 2013. Komitmen Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sebagai Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya. Vol. 11 No. 2 Hal 264- 275.
24