You are on page 1of 6

Nama : Dwi Kuswono

NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

ESSAY PENUGASAN HARI 1 ROHANI ISLAM PKKMB FIKES UB 2022

1. Arti sikap religius dalam Islam dan bagaimana cara menerapkan sikap tersebut
dalam kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa Kesehatan.

Nilai religius menjadi suatu sikap dan perilaku yang taat kepada ajaran agama
Islam untuk melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya
serta senantiasa dengan melakukan ibadah, karena tugas manusia sebagai hamba
Allah adalah untuk mengabdi kepada-Nya, sebagaimana Firman Allāh dalam Q.S.
Adz-Dzariyat ayat 56 Artinya :“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS, Adz-Dzâriyat 51:56) Dengan
memahami begitu pentingnya nilai religius bagi seorang muslim dimana nilai
religius, “...yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang bersumber
kepada kepercayaan atau keyakinan manusia”, maka adalah mutlak juga
ditanamkan dalam diri setiap muslim terutama generasi muda dan peserta didik
muslim di sekolah maupun di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun
non formal. Oleh karena itu nilai religius adalah sesuatu yang abstrak yang ada
dalam diri manusia yang bersumber pada keyakinan akan keberadaan Tuhan
sebagai Dzat yang harus disembah, yang kemudian memunculkan sikap dan
perilaku yang selalu mendasarkan pada keberadaan Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya.

Sikap dan perilaku tersebut tercermin dalam bentuk ritual ibadah yang
dilakukan, perkataan-perkataan yang diucapkan, aktifitas yang dilakukannya dan
juga pada akhlak kepribadiannya. Dimana nantinya apabila seorang perawat
bekerja akan mengemban tugasnya dengan tulus ikhlas, merawat sesame tanpa
membedakan suku, agama, ras dan antar golongan. (Sumber)

Dasir Muh., 2013, ‘Implementasi Nilai-Nilai Religius Dalam Materi Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti Tingkat SMA/SMK Kurikulum 2013. Jurnal
artikel
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

2. Menurut Anda, apakah seorang pemimpin harus beragama Islam? Sebutkan


alasannya serta dalil Al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut dan jelaskan
bagaimana sifat teladan kita Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya

Alangkah baiknya seorang pemimpin beragama Islam, karena kepemimpinan


di dalam islam itu berkaitan dengan aqidah maupun akhlak. Berkaitan dengan
keimanan, bukan semata-mata politik dalam arti sempit apalagi politik untuk
mencari kekuasaan. Sesuai dengan ajaran agama Islam dimana Islam telah
memberikan pedoman bagi pemeluknya dalam memilih pemimpin. Yang
paling pokok adalah seorang pemimpin itu haruslah beriman.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat


Al Maidah ayat 55 yang Artinya "Sesungguhnya waliyy (pemimpin/penolong) kamu
hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah SWT.

Sifat teladan Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya dijadikan cerminan bagi


seorang pemimpin adalah 1) Ucapan (Qauli) dimana Meneladani sifat baginda nabi
Muhammad Saw. yang senantiasa berkata lembut, jujur, dan mengandung banyak
hikmah serta tuntunan. 2) Perbuatan (Fi’li) dimana kita Senantiasa mengikuti apa
yang beliau ajarkan dengan kesungguhan. Nabi Muhammad Saw sangat terjaga
dalam melakukan apapun. 3) Penetapan (Takriri) artinya Meneledani penetapan
beliau yang bijaksana dan adil dalam memutuskan segala perkara dengan penuh
pertimbangan dan tidak berat sebelah.

Ahklah pemimpin menurut ajaran Rasulullah 1) Linta lahum. Rasulullah Saw.


senantiasa bersifat lemah lembut, baik terhadap kawan maupun lawan. 2) Fa’fu
’anhum wastagfirlahum. Rasulullah. senantiasa bersifat lapang dada, mudah
memaafkan dan memohonkan ampunan bagi setiap kesalahan. 3) Wa syawirhum
fil amri. Rasulullah senantiasa mentradisikan sikap bermusyawarah dalam setiap
mengambil keputusan.
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

Sumber :

1. Sauri, Sofyan,ddk., 2022, ‘Kepemimpina Rasulullah SAW Sebagai Teladan


Masyarakat Madani Menurut Kajian Surath Al- Ahzab Ayat 2’. Jurnal artikel

2. Ayat-ayat Al-Qur'an Tentang Kepemimpinan; Lengkap Arab, Latin, dan


Artinya

3. Memilih Pemimpin Non Muslim, Bolehkah? | NU Online

3. Buatlah kerangka singkat terkait menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim


yang senantiasa menanamkan sikap moralis dalam kehidupan sehari-hari
 Pertama, moralitas merupakan tolok ukur untuk menentukan baik
buruknya perbuatan manusia dan bukan sebagai pelaku peran
tertentu. Moral mengandung muatan nilai dan norma yang bersumber
pada hati nurani manusia.
 Kedua, moralitas mencakup dalam tiga unsur yaitu perilaku, kognisi,
dan afeksi. Dimensi moralitas berangkat dari ajaran tauhid,
penghayatan dan pengalaman Agama Islam terbagi kedalam tiga aspek
yaitu iman, Islam, dan ihsan.
 Ketiga, moralitas dalam pendidikan agama dapat dilihat dari sistem
nilai Islami yang hendak dibentuk dalam pribadi anak didik dalam
wujud keseluruhannya. Oleh karena pendidikan Islam bertujuan pokok
pada pembinaan akhlak mulia, maka sistem moral Islami yang
ditumbuh kembang dalam proses pendidikan adalah norma yang
berorientasi kepada nilai-nilai Islami.
 Keempat, pendidikan moral dimulai dari keluarga berlangsung dalam
suasana informal, pada setiap situasi, baik disadari atau pun tidak oleh
orang tua. Memberikan pujian pada saat anak melakukan hal-hal yang
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

baik dan benar serta menegur bahkan memberikan hukuman pada saat
anak melakukan kesalahan, tanpa disadari pada dasarnya merupakan
proses pembinaan nilai moral.
Sumber :

Moralitas pendidikan agama.pdf


Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

Tugas Mentoring

KISAH UMAR BIN KHATTAB YANG SELALU BERKELILING KOTA DI MALAM


HARI UNTUK MEMASTIKAN KESEJAHTERAAN WARGANYA

Pada suatu malam Khalifah Umar Bin Khattab berjalan-jalan berkeliling desa-desa
di seputar kota Madinah,yang memang sering dilakukan oleh Khalifah Rasyidin yang
kedua itu. Umar Bin Khattab sering mengunjungi sesuatu daerah tanpa di ketahui oleh
siapapun, karena Umar bin Khattab menyamar sedemikian rupa sehingga rakyat dan
para pejabat negara tidak mengetahuinya. Pada waktu sedang mengelilingi sebuah
pemukiman penduduk,maka terdengarlah tangisan bayi dari kejauhan yang menarik
perhatian Umar Bin Khattab .

Khalifah Umar Bin Khattab kemudian segera mendekati ibu tersebut dan
memberi salam lalu beliau masuk bertanya kepada perempuan tersebut. Umar bin
Khattab bertanya kepada ibu yang didepannya terdapat periuk seakan sedang
memasak sesuatu makanan untuk bayinya. Namun bayinya terus menangis ,tetapi ibu
tersebut membiarkannya meskipun bayi itu sudah lama menangis sehingga akhirnya ia
tertidur pulas karena lelah menangis. Umar bin Khattab bertanya kepada Ibu mengapa
anakmu menangis ,apakah ia lapar dan apa yang sedang engkau masak itu, Ibu itu
menjawab saya tidak masak apapun selain hanya seonggok batu yang terdapat didalam
periuk.

Umar Bin Khattab bertanya kembali apakah ibu tidak memiliki makanan untuk
dimakan, Ibu itu menjawab tidak, kami sudah lama tidak memiliki gandum untuk
dimasak. Kemudian Umar Bin Khattab dengan bergegas segera kembali ke kota
Madinah dan malam itu juga ia pergi menemui Abdurrahman bin Auf ,Kepala Baitalmal
dan minta diberikan dua karung gandum. Umar bin Khattab lalu menyerahkan dua
Nama : Dwi Kuswono
NIM : 225070209111019
Program Studi : PSIK 2022
Agama : Islam

karung gandum kepada ibu, dimana ibu tersebut bahwa orang yang dihaapannya
adalah Umar bin Khattab itu sendiri.

Sumber : Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kepedulian Umar
Bin Khattab Kepada Rakyatnya", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/saladin/550dcc72813311e078b1eb96/kepedulian-umar-
bin-khattab-kepada-rakyatnya

You might also like