You are on page 1of 72

16.

Elektrokimia
Kimia Dasar 2A
Dr. Rukman Hertadi
Prodi Kimia FMIPA ITB
Mobil konsep ini memanfaatkan proses elektrokimia sebagai sumber energi

2/72
Tujuan kuliah

1. Mempelajari pemanfaatan reaksi redoks 2. Mempelajari pemanfaatan energi untuk


spontan sebagai sumber energi. mendorong reaksi redoks tidak spontan.

3/72
Reaksi redoks
Reaksi redoksi adalah reaksi yang melibatkan transfer elektron dari satu zat ke zat yang
lain. Reaksi ini melibatkan dua proses:

1. proses oksidasi = pelepasan elektron

+ −
Na ⟶ Na + e

Na berperan sebagai reduktor, yaitu zat yang melepaskan elektron

2. proses reduksi = pengambilan elektron

− −
Cl + 2e ⟶ 2 Cl
2

Cl
2
berperan sebagai oksidator, yaitu zat yang menerima elektron.

+ −
Reaksi total: 2 Na + Cl2 ⟶ 2 Na + 2 Cl

4/72
Penyetaraan reaksi redoks sederhana
Contoh reaksi redoksi belum setara:

2 + 3 +
Al(s) + Cu (aq) ⟶ Al (aq) + Cu(s)

Penyetaraan dengan metode setengah reaksi


2 + −
Setengah reaksi reduksi: Cu (aq) + 2 e ⟶ Cu(s)

3 + −
Setengah reaksi oksidasi: Al(s) ⟶ Al (aq) + 3 e

Kombinasi reaksi:

2 + − 2 + −
3 × [Cu (aq) + 2 e ⟶ Cu(s)] ⇒ 3 Cu (aq) + 6e ⟶ 3 Cu(s)

3 + − 3 + −
2 × [Al(s) ⟶ Al (aq) + 3 e ] ⇒ 2 Al(s) ⟶ 2 Al (aq) + 6e

2 + 3 +
2 Al(s) + 3 Cu (aq) ⟶ 2 Al (aq) + 3 Cu(s)

5/72
Menyetarakan reaksi dalam suasana asam
Reaksi: Cr2 O 7
2 − 2 + 3 + 3 +
(aq) + Fe (aq) ⟶ Cr (aq) + Fe (aq)

Tahapan penyetaraan reaksi:

1. Bagi reaksi ke dalam dua setengah reaksi 3. Setarakan O dengan menambahkan H 2 O

2 − 3 + 2 − 3 +
Cr O 7 ⟶ Cr Cr O 7 ⟶ 2 Cr + 7H O
2 2 2

2 + 3 + 2 + 3 +
Fe ⟶ Fe Fe ⟶ Fe

2. Seterakan atom selain H dan O 4. Samakan jumlah H dengan menambah-


kan H
+

2 − 3 +
Cr O 7 ⟶ 2 Cr
2
2 − + 3 +
2 + 3 + Cr O + 14 H ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2
Fe ⟶ Fe
2 + 3 +
Fe ⟶ Fe

6/72
Menyetarakan reaksi dalam suasana asam
5. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron

2 − + − 3 +
Cr O + 14 H + 6e ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2

2 + 3 + −
Fe ⟶ Fe + e

6. Setarakan jumlah elektron

2 − + − 3 +
Cr O + 14 H + 6e ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2

2 + 3 + − 2 + 3 + −
6 × [Fe ⟶ Fe + e ] ⇒ 6 Fe ⟶ 6 Fe + 6e

2 + + 2 − − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H + Cr O + 6e ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O + 6e
2 7 2

7. Hilangkan spesi yang sama di kedua sisi

2 + + 2 − 3 + 3 +
6 Fe + 14 H + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O
2 7 2

7/72
Menyetarakan reaksi redoks dalam suasana basa
Setelah langkah 1 - 7:

8. Tambahkan OH− dikedua sisi sebanyak jumlah H +

2 + + − 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H + 14 OH + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7 H O + 14 OH
2 7 2

9. Kombinasikan H dan OH untuk membentuk H 2 O


+ −

2 + 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H O + Cr O 7 ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O + 14 OH
2 2 2

10. Hilangkan sebagian H 2 O

2 + 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 7 H O + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 14 OH
2 2 7

8/72
Sel Galvani

9/72
Reaksi redoks spontan

Reaksi tembaga dalam larutan perak nitrat. (a) Gulungan kawat tembaga berdiri di sebelah
gelas berisi larutan perak nitrat. (b) Ketika kawat tembaga ditempatkan dalam larutan, tembaga
yang larut menghasilkan larutan warna biru, dan perak terdeposit pada kawat tembaga. (c)
Setelah beberapa saat, banyak tembaga telah larut dan hampir semua perak telah mengendap
sebagai logam bebas.

10/72
Sel Volta/Galvani
· Bila reaksi spontan antara kawat tembaga dalam larutan perak nitrat dapat dipisahkan ke
dalam dua setengah reaksi okidasi dan reduksi, maka kita dapat memanfaatkan aliran
elektron dari reaksi redoks spontan sebagai sumber listrik.
· Sel Volta/Galvani pada gambar di bawah ini dirancang untuk tujuan di atas.

11/72
Reaksi sel
Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam sel galvani disebut reaksi sel.

+ −
2Ag (aq) + 2e → 2Ag(s) (reduksi)

2+ −
Cu(s) → Cu (aq) + 2e (oksidasi)

+ 2+
2Ag (aq) + Cu(s) → 2Ag(s) + Cu (aq)

12/72
Elektroda

Katoda adalah elektroda tempat reduksi Anoda adalah elektroda tempat oksidasi
terjadi. Reduksi ion perak di katoda terjadi. Oksidasi atom tembaga di anoda
mengambil elektron dari elektroda, sehingga melepas elektron ke elektroda sehingga
elektroda menjadi bermuatan positif. elektroda menjadi bermuatan negatif.

13/72
Jembatan garam
· Ketika reaksi berlangsung dalam sel galvani Cu-Ag , ion Cu
2+
hasil oksidasi memasuki
larutan dan mengitari anoda, sehingga disekitar anoda akan kelebihan ion positif.
· Sementara ion Ag+ hasil reduksi meninggalkan larutan dan terdeposit pada katoda,
sehingga larutan kelebihan ion negatif.
· Agar sel galvani berfungsi, larutan di kedua setengah sel harus tetap netral.

· Jembatan garam berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan di kedua setengah sel
dengan mengalirkan ion berlawanan muatan.
· Garam KCl atau KNO 3 sering digunakan sebagai komponen jembatan garam.

· Sebagai contoh untuk jembatan garam KNO 3 , selama sel galvani Cu-Ag beroperasi, ion K +
akan dilepaskan ke setengah reaksi reduksi untuk menetralkan kelebihan ion NO 3 ,

sedangkan ion NO 3 akan dilepaskan untuk menetralkan kelebihan ion Cu2+ pada setengah

reaksi oksidasi.

14/72
Notasi sel
· Sel elektrokimia dengan notasi yang ringkas yang disebut notasi sel.
· Untuk sel elektrokimia yang dibahas sebelumnya di mana Cu dioksidasi menjadi Cu
2+
dan
Ag
+
direduksi menjadi Ag ditulis dalam bentuk notasi sel menjadi:

2+ +
Cu(s)|Cu (aq)||Ag (aq)|Ag(s)

· Dalam representasi ini,


- setengah reaksi oksidasi ada di sebelah kiri dan setengah reaksi reduksi ada di sebelah
kanan.
- garis vertikal ganda menunjukkan jembatan garam untuk memisahkan dua setengah
reaksi.
- zat dalam fasa yang berbeda dipisahkan oleh garis vertikal tunggal, yang mewakili batas
antara fasa.

15/72
Notasi sel

Untuk sel elektrokimia di atas, pada setengah reaksi reduksi reaktan dan produk memiliki fasa
yang sama. Notasi sel untuk kasus ini, reaktan dan produk dipisahkan dengan koma.

2+ − + 2+
Fe(s)|Fe (aq)||MnO (aq), H (aq), Mn (aq)|Pt(s)
4

16/72
Latihan
Perhatikan notasi sel galvani berikut:

2+ 3+ 2+
Zn(s) ∣ Zn (aq) ∣∣ Fe (aq), Fe (aq) ∣ C(s)

Pernyataan yang benar tekait notasi sel di atas adalah ...

A. elektron mengalir pada rangkaian luar ke arah elektroda karbon.


B. ion Zn2+ tereduksi

C. Zn adalah katoda
D. ion Fe2+ teroksidasi
Submit Show Hint Show Answer Clear

17/72
· Soal-1· Solusi-1A· Solusi-1B

Desain sel galvani dibuat menggunakan reaksi redoks berikut:

3+ 2+
Fe(s) + 2 Fe (aq) → 3 Fe (aq)

(A) Tuliskan setengah reaksi anoda dan katoda, serta notasi selnya.
(B) Buat sketsa sel Galvani. Beri label anoda dan katoda, tunjukkan arah aliran elektron dan
ion, dan beri label tanda (+) atau (-) masing-masing elektroda.

18/72
Arus dan beda potensial
· Pada sel elektrokimia arus listrik adalah laju aliran elektron pada kawat penghantar. Arus
listrik (I ) dinyatakan dalam satuan ampere (A).

1 A = 1 C/s

· Muatan elektron = 1.602 x 10-19 C, sehingga 1 A = 6.242 x 1018 elektron/detik

· Aliran elektron terjadi karena adanya beda potensial. Besarnya beda potensial diukur
berdasarkan perbedaan energi potensial (Joule) per muatan (Coulomb). Dalam satuan SI,
beda potensial dinyatakan dalam volt (V).

1 V = 1 J/C

· Beda potensial 1 V artinya partikel dengan muatan 1 C merasakan perbedaan potensial


sebesar 1 J antara dua elektroda.
· Dalam sel Galvani, beda potensial antara dua elektroda disebut potensial sel (Esel )

19/72
Potensial sel
· Dalam sel Galvani, beda potensial antara
dua elektroda disebut potensial sel (Esel )
· Bila pengukuran dilakukan dalam keadaan
standar seperti pada gambar di samping,
maka potensial sel yang terukur disebut
potensial sel standar (Esel

).

20/72
Elektroda hidrogen standar
· Potensial elektroda standar tidak dapat
diukur hanya dengan menggunakan
setengah sel. Oleh karena itu, digunakan
elektroda acuan yang secara konsensus
diset memiliki potensial nol, yaitu
elektroda hidrogen standar.
· Setengah sel elektroda hidrogen standar
terdiri dari elektroda platina inert yang
dicelupkan ke dalam larutan HCl 1 M dan
gas hidrogen bertekanan 1 atm dialirkan ke
dalam larutan.
· Ketika elektroda ini berperan sebagai
katoda, setengah reaksi berikut akan 2H
+ −
(aq) + 2 e → H 2 (g) E

katoda
= 0.00 V

terjadi:

21/72
Pengukuran potensial elektroda tembaga
Dengan menggabung setengah sel sampel dengan setengah sel standar hidrogen akan
terbangun sel Galvani untuk pengukuran potensial elektroda sampel. Contoh:

Ketika voltmeter digunakan untuk mengukur potensial sel, ditemukan bahwa elektroda
tembaga bermuatan positif dan elektroda hidrogen bermuatan negatif. Oleh karena itu,
tembaga adalah katoda dan elektroda hidrogen adalah anoda

22/72
Potensial reduksi standar tembaga
· Ketika dua setengah sel dalam keadaan standar (Konsentrasi elektrolit 1 M, tekanan gas 1
atm, temperatur 25o C) dihubungkan membentuk sel Galvani, setengah sel dengan potensial
reduksi standar lebih besar akan menerima elektron dari setengah sel dengan potensial
reduksi standar lebih rendah.
· Potensial sel standar (E )

dide nisikan sebagai beda potensial reduksi standar antara
dua setengah sel.

∘ ∘ ∘
E = E − E
sel zat tereduksi zat teroksidasi

· Untuk elektroda tembaga yang terhubung dengan elektroda standar hidrogen:

∘ ∘ ∘
Esel = E 2+ − E +
Cu H

· Pada keadaan standar Esel



= 0.34 V , karena EH

+ = 0.0 V , maka ECu

2+ dapat ditentukan.

0.34 V = E 2+ − 0.00 V
Cu


E 2+ = +0.34 V
Cu

23/72
Pengukuran potensial elektroda seng

Pada pengukuran E

sel
, voltmeter memberikan potensial positif ketika elektroda standar Zn

disambung ke kutub negatif dan elektroda standar hidrogen disambung ke kutub positif.
Dengan demikian Zn akan mengalami oksidasi menjadi Zn2+ .

∘ ∘ ∘ ∘ ∘
E = E + − E 2+ ⟹ 0.76 V = 0.00 − E 2+ ⟹ E 2+ = −0.76 V
sel H Zn Zn Zn

24/72
25/72
Menentukan potensial sel standar
Untuk sel Galvani perak-tembaga, nilai potensial sel standarnya adalah 0.46 V. Reaksi sel adalah

+ 2+
2 Ag (aq) + Cu(s) → 2 Ag(s) + Cu (aq)

Dari hasil pengukuran potensial reduksi standar Cu


2+
diperoleh E
Cu

2+ = +0.34 V , tentukan
potensial reduksi standar untuk Ag+ , EAg

. +

Solusi:

Karena Ag+ mengalami reduksi dan Cu mengalami oksidasi, maka persamaan potensial sel
standarnya adalah

∘ ∘ ∘
E = E + − E 2+
sel Ag Cu

Substitusi nilai Esel



dan ECu

2+,

0.46 V = E + − 0.34 V
Ag


E + = 0.46 V + 0.34 V = 0.80 V
Ag

26/72
Memprediksi kespontanan reaksi
Dengan menggunakan tabel potensial reduksi standar, mudah untuk memprediksi
kespontanan reaksi ketika zat dalam dua setengah reaksi pada keadaan standar dicampurkan.
Setengah reaksi dengan potensial reduksi yang lebih positif selalu terjadi seperti yang tertulis
(yaitu, sebagai reduksi), sedangkan setengah reaksi lainnya dipaksa berjalan terbalik (sebagai
oksidasi).

Contoh:

Tuliskan reaksi spontan yang akan terjadi jika Cl2 dan Br2 ditambahkan ke larutan yang
mengandung Cl dan Br−. Asumsi kondisi standar.

Analisis:

Bandingkan nilai potensial reduksi untuk Cl2 dan Br2 . Nilai yang paling besar akan mengalami
reduksi dan yang lebih kecil akan dipaksa mengalami oksidasi.
− − ∘
Cl2 (g) + 2 e → 2 Cl (aq) E = +1.36 V
− − ∘
Br2 (aq) + 2 e → 2 Br (aq) E = +1.07 V

27/72
Memprediksi kespontanan reaksi
Solusi:

Karena EC∘ l 2 |Cl


− > E

Br 2 |Br
− , maka setengah reaksi Cl2 akan tereduksi dan setengah reaksi Br2
akan teroksidasi.

− − ∘
Cl2 (g) + 2 e → 2 Cl (aq) E = +1.36 V
− − ∘
2 Br (aq) → Br2 (aq) + 2 e E = −1.07 V
− − ∘
Cl2 (g) + 2 Br (aq) → 2 Cl (aq) + Br2 (aq) Esel = +0.29 V

Perhatikan bahwa reaksi spontan akan memberikan nilai Esel



> 0

28/72
· Soal-2· Solusi-2

Perhatikan tabel potensial reduksi standar berikut


SETENGAH REAKSI REDUKSI E

(V)

3+ − +
A + 2e → A 1.47

2+ −
B + 2e → B 0.60

2+ −
C + 2e → C −0.21

+ −
D + e → D −1.38

(A) Diantara spesi di atas mana yang merupakan oksidator terkuat dan mana yang merupakan
reduktor terkuat?
(B) Spesi mana yang dapat dioksidasi oleh B2+ ? dan spesi mana yang dapat direduksi oleh C?
(C) Tuliskan reaksi total untuk pasangan redoks yang menghasilkan Esel

tertinggi dan tentukan
nilainya.

29/72
Esel dan ΔG
· Mengapa potensial sel dapat digunakan untuk meramalkan kespontanan reaksi?

· Ada hubungan antara Esel dan ΔG untuk reaksi. Ingat bahwa ΔG reaksi adalah ukuran
kerja maksimum yang dapat diperoleh dari reaksi kimia.

−ΔG = w max

· Dalam sistem kelistrikan, kerja disuplai oleh aliran muatan listrik yang diciptakan oleh
potensial sel. Kerja yang dihasilkan dapat dihitung dari persamaan berikut:

w max = nF Esel

- n = jumlah elektron yang ditransfer

= tetapan Faraday = 9.65 × 10


4 −
- F C/mol e

· Kombinasi kedua persamaan akan memberikan hubungan Esel dan ΔG

ΔG = −nFEsel

30/72

Esel dan tetapan kesetimbangan
· Pada keadaan standar:

∘ ∘
ΔG = −nF E
sel

· Ingat bahwa ΔG ∘ memiliki hubungan dengan nilai tetapan kesetimbangan, K c


ΔG = −RT ln K c

· Bila kedua persamaan di atas digabung akan diperoleh hubungan Esel



dan K c

RT

E = ln K c
sel
nF

· Pada 25o C, persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi

0.0592 V

E = log K c
sel
n

31/72
Contoh perhitungan
Untuk reaksi:

− + 2+ ∘
NiO 2 (s) + 2 Cl (aq) + 4 H (aq) → Cl2 (g) + Ni (aq) + 2 H 2 O E = 0.320 V
sel

Tentukan nilai ΔG ∘ dan K c

Analisis:

Untuk dapat menenetukan ΔG ∘ dan K c , tentukan jumlah elektron yang terlibat (n). Untuk
reaksi di atas paling mudah ditentukan dari oksidasi Cl− menjadi Cl2 :
2 Cl

(aq) → Cl2 (g) + 2 e

. Jadi n = 2 .

Solusi:

∘ ∘ − 4 − 4
ΔG = −nF E = −(2 mol e )(9.65 × 10 C/mol e )(0.320 J/C) = −6.18 × 10 J = −61.8 kJ
sel

∘ 4
E nF (0.320 J/C)(2)(9.65 × 10 C/mol)
sel 10
K c = exp = exp = 7 × 10
{ RT } {
−1 −1
}
(8.314 J. mol .K )(298 K)

32/72
Potensial sel dan konsentrasi
· Pada bab termodinamika telah dipelajari hubungan perubahan energi bebas (ΔG) dengan
hasil bagi reaksi Q :

ΔG = ΔG + RT ln Q

· Sebelumnya telah dide nisikan hubungan antara ΔG dan Esel pada kondisi umum dan
standar

∘ ∘
ΔG = −nF Esel dan ΔG = −nF E
sel

· Gabungan kedua persamaan ΔG akan memberikan hubungan Esel dan konsentrasi yang
dikenal sebagai persamaan Nernst:

−nF Esel = −nF E + RT ln Q
sel

RT

Esel = E − ln Q
sel
nF

33/72
Contoh perhitungan
Andaikan sel Galvani dibuat berdasarkan dua setengah reaksi berikut:

2+ − ∘
Ni (aq) + 2 e ⇌ Ni(s) E 2+ = −0.25 V
Ni

3+ − ∘
Cr (aq) + 3 e ⇌ Cr(s) E 3+ = −0.74 V
Cr

Tentukan potensial sel ketika [Ni2+ ] = 4.87 × 10


−4
M and [Cr3+ ] = 2.48 × 10
−3
M .

Analisis:

Nilai ENi , sehingga reaksi reduksi akan berlangsung pada setengah reaksi nikel.
∘ ∘
2+ > E 3+
Cr

2+ − 2+ −
Ni (aq) + 2 e ⇌ Ni(s) ∣ ×3 ∣ 3 Ni (aq) + 6 e ⇌ 3 Ni(s) (reduksi)

3+ − 3+ −
Cr(s) ⇌ Cr (aq) + 3 e ∣ ×2 ∣ 2 Cr(s) ⇌ 2 Cr (aq) + 6 e (oksidasi)

2+ 3+
3 Ni (aq) + 2 Cr(s) ⇌ 3 Ni(s) + 2 Cr (aq)

34/72
Contoh perhitungan
Solusi:

1. Tentukan nilai Esel


∘ ∘ ∘
E = E 2+ − E 3+
sel Ni Cr

= (−0.25 V) − (−0.74 V)

= 0.49 V

2. Tentukan Esel dengan persamaan Nernst

Reaksi sel: 3 Ni2+ (aq) + 2 Cr(s) ⇌ 3 Ni(s) + 2 Cr


3+
(aq)

3+ 2
RT [Cr ]

Esel = Esel − ln
2+ 3
nF [Ni ]

−1 −1 −3 2
(8.314 J. mol .K )(298 K) (2.48 × 10 )
= 0.49 V − ln
4 −1 −4 3
(6)(9.65 × 10 C. mol ) (4.87 × 10 )

= 0.44 V

35/72
Meramalkan kespontanan reaksi
Reaksi timah dan asam dapat dituliskan sebagai berikut:

+ 2+
Sn(s) + 2 H (aq) → Sn (aq) + H 2 (g)

Tentukan apakah reaksi berlangsung spontan jika (a) sistem pada keadaan standar, (b) pada pH
2.0 dan (c) pada pH 5.0. Diasumsikan [Sn2+ ] = 1.0 M dan PH = 1.0 atm 2

Solusi:

(a) Pada keadaan standar.


∘ ∘ ∘
E = E + − E 2+
sel H Sn

= 0.00 − (−0.14)

= 0.14 V

Karena Esel

> 0 , maka reaksi akan berlangsung spontan pada keadaan standar

36/72
Meramalkan kespontanan reaksi
(b) Pada pH 2.0.

2+
RT [Sn ]

Esel = E − ln
sel
+ 2
nF [H ]

−1 −1
(8.314 J. mol .K )(298 K) 1
= 0.14 V − ln
4 −1 −2 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) (10 )

= +0.02 V

Karena Esel > 0 , maka reaksi akan berlangsung spontan pada pH 2.0

(c) Pada pH 5.0

−1 −1
(8.314 J. mol .K )(298 K) 1
Esel = 0.14 V − ln = −0.16 V
4 −1 −5 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) (10 )

Karena Esel < 0 , maka reaksi tidak spontan pada pH 5.0

37/72
Penentuan konsentrasi dari pengukuran Esel
Untuk menentukan konsentrasi ion tembaga(II) dalam sampel air, disiapkan sistem sel Galvani
yang terdiri dari elektroda perak yang dicelupkan ke dalam larutan AgNO
3
0.225 M dan
elektroda kedua, yaitu elektroda tembaga dicelupkan ke dalam larutan sampel air. Hasil
pengukuran potensial sel memberikan nilai 0.62 V. Elektroda tembaga teramati mengemban
muatan negatif sehingga ditempatkan sebagai anoda. Tentukan konsentrasi ion tembaga(II)
dalam sampel air.

Solusi:

1. Tuliskan reaksi sel 2. Tentukan Esel


+ 2+ ∘ ∘ ∘
Cu(s) + 2 Ag → Cu (aq) + 2 Ag(s) E = E + − E 2+
sel Ag Cu

= (0.80 V) − (0.34 V)
Berdasarkan reaksi di atas n = 2 .
= 0.46 V

38/72
Penentuan konsentrasi dari pengukuran Esel
3. Penentuan konsentrasi Cu2+ dari persamaan Nernst

2+
RT [Cu ]

Esel = E − ln
sel
2F + 2
[Ag ]

−1 −1 2+
(8.314 J. mol .K )(298 K) [Cu ]
0.62 V = 0.46 V − ln
4 −1 + 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) [Ag ]

2+
[Cu ]
ln = −12.5
+ 2
[Ag ]

2+
[Cu ]
−6
= 4 × 10
+ 2
[Ag ]

2+ −6 + 2 −6 2 −7
[Cu ] = 4 × 10 [Ag ] = 4 × 10 (0.225) = 2 × 10 M

39/72
· Soal-3· Solusi-3

Untuk sel galvani berikut:

(A) Berapakah perubahan potensial sel pada peningkatan konsentrasi ion dalam
kompartemen anoda dengan faktor 10?
(B) Berapakah perubahan potensial sel pada peningkatan konsentrasi ion dalam
kompartemen katoda dengan faktor 10?

40/72
pH meter
· pH meter bekerja atas dasar persamaan
Nernst.
· Anoda pada pH meter adalah elektroda
hidrogen dan katodanya adalah elektroda
pembanding.

+
Pt ∣ H 2 (1 atm) ∣ H (? M) ∣∣ elektroda pembanding

· Alat pH meter saat ini menggunakan


elektroda gelas menggantikan elektroda
hidrogen yang rumit dan elektroda calomel
digunakan sebagai referensi, yaitu
campuran merkuri (I) klorida (Hg2 Cl2 )
yang bersentuhan dengan merkuri cair dan
larutan KCl.

41/72
Penentuan pH dengan metode elektrokimia
· Pada pengukuran menggunakan pH meter, · dengan E

H2 →H
+ = 0 dan PH
2
= 1 atm ,
elektroda hidrogen dicelupkan ke dalam persamaan di atas dapat dikonversi ke
larutan yang akan diukur pH nya. dalam variabel pH
· Potensial elektroda hidrogen ditentukan
2.303RT
dari setengah reaksi oksidasi hidrogen:
+ 2
EH + = − log [H ]
2 →H
( 2F )

+ −
H 2 (g) → 2 H (aq) + 2 e
2.303RT
+
= (−2 log [H ])
( )
· Hubungan potensial elektroda hidrogen 2F

dan konsentrasi H + ditentukan dengan 2.303RT


= pH
persamaan Nernst ( F )


+ 2 = (0.0592 V)(pH) pada 25 C
RT [H ]

EH →H
+ = E + − ln
2 H2 →H
2F PH
2 Esel = EH →H
+ + Eref = (0.0592 V)(pH) + Eref
2

Esel − Eref
pH =
0.0592 V

42/72
· Soal-4· Solusi-4

Sel berikut memiliki potensial 0.55 V pada 25o C:


+
Pt(s) ∣ H 2 (1 atm) ∣ H (? M) ∣∣ Hg Cl2 (s) ∣ Hg(l)
2

Diketahui Eref = 0.28 V. Berapakah pH larutan dalam kompartemen anoda?

43/72
Sel konsentrasi
· Kebergantungan potensial sel pada
konsentrasi memungkinkan kita
merancang sel galvani dari dua setengah
sel yang mengandung zat yang sama.
· Contoh: Pada gambar di samping adalah
sel galvani yang dibuat dari sepasang
elektroda tembaga yang dicelupkan ke
dalam larutan Cu
2+
0.1 M dan larutan
Cu
2+
1.0 M .
· Elektroda tembaga yang dicelupkan dalam
larutan yang lebih encer akan berperan 2+
RT [Cu ]encer
sebagai anoda, sehingga notasi selnya Esel = E
sel

− ln
2+
nF
adalah [Cu ]pekat

Cu(s) ∣ Cu
2+
(0.1 M) ∣∣ Cu
2+
(1.0 M) ∣ Cu(s)
Nilai Esel

= 0 , bila konsentrasi dimasukan

akan diperoleh nilai Esel = +0.030 V.

44/72
Aplikasi sel galvani

45/72
baterai primer

46/72
baterai nicad
Sel penyimpan nikel-kadmium, atau baterai nicad, adalah sel sekunder yang menghasilkan
potensial sekitar 1.4 V, yang sedikit lebih rendah dari sel seng-karbon. Reaksi elektroda dalam
sel adalah

Baterai nikel-kadmium dapat diisi ulang, dalam hal ini reaksi anoda dan katoda di atas dibalik
untuk membuat kembali reaktan.

47/72
baterai lithium
Baterai lithium yang dapat diisi ulang yang ditemukan di banyak ponsel, kamera digital, dan
komputer laptop tidak mengandung logam lithium. baterai ini disebut sel lithium-ion dan
menggunakan ion lithium sebagai gantinya.

Faktanya, operasi sel ini


sebenarnya tidak melibatkan
oksidasi dan reduksi. Alih-alih,
sel ini menggunakan
pengangkutan ion Li+ melalui
elektrolit dari satu elektroda ke
elektroda lainnya yang disertai
dengan pengangkutan elektron
melalui sirkuit eksternal untuk
menjaga keseimbangan muatan.

48/72
Sel Bahan Bakar
Sel-sel galvani umumnya hanya dapat menghasilkan daya untuk waktu yang terbatas karena
reaktan elektroda akhirnya habis.

Sel bahan bakar adalah sel


elektrokimia di mana reaktan
elektroda dipasok secara terus
menerus dan dapat beroperasi
tanpa batas teoretis selama
pasokan reaktan dipertahankan.
Cara kerja sel bahan bakar
diterangkan dengan diagram di
samping.

49/72
Korosi

50/72
Korosi

Korosi adalah proses alami yang mengubah logam menjadi bentuk yang lebih stabil secara
kimia seperti oksida, hidroksida, atau sul da. Contoh korosi yang paling membebani
ekonomi adalah korosi pada besi, yaitu konversi besi menjadi oksida besi yang stabil.

51/72
Kespontanan proses korosi
Pada keadaan standar E
Fe

2+ = −0.45 V dan E
O2

= 1.23 V . Ketika kedua sistem bergabung
akan membentuk sel Galvani dimana O 2 (g) akan tereduksi dan Fe(s) akan teroksidasi.

2+ −
2 × [Fe(s) → Fe (aq) + 2e ]

+ −
O 2 (g) + 4H (aq) + 4e → 2H 2 O(l)

+ 2+
2Fe(s) + O 2 (g) + 4H (aq) → 2 Fe (aq) + 2H 2 O(l)

Pada keadaan standar (pH 0) korosi besi berlangsung spontan.

∘ ∘ ∘
Esel = EO − E 2+ = 1.23 V − (−0.45 V) = +1.68 V
2 Fe

Bahkan pada keadaan tidak standar, andaikan pH air 7. EO 2


= +0.81 V masih memberikan
potensial sel positif, sehingga korosi berlangsung spontan.

52/72
Pembentukan karat besi
Oksigen terlarut selanjutnya mengoksidasi Fe2+ lebih lanjut menjadi Fe3+

2+ + 3+
4Fe (aq) + O 2 (g) + 4H (aq) → 4Fe (aq) + 2H 2 O(l)

Besi(III) membentuk oksida terhidrasi yang sukar larut (karat besi):


3+ +
2Fe (aq) + 4H 2 O(l) → Fe2 O 3 . H 2 O(s) + 6H (aq)

53/72
Proteksi katoda
Proteksi katoda adalah upaya proteksi secara elektrokimia dengan melapisi besi dengan
logam lain yang potensial reduksinya lebih kecil dari besi, sehingga lebih mudah teroksidasi.
Contoh proteksi katoda adalah melapisi besi dengan logam seng.

54/72
Elektrolisis

55/72
Sel elektrolisis
· Sel galvani/volta dirancang untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan reaksi redoks
spontan. Contohnya pada sel galvani Cu-Zn: Reaksi akan berlangsung spontan (Esel > 0)
jika pada setengah reaksi Cu berlangsung reaksi reduksi dan setengah reaksi Zn berlangsung
reaksi oksidasi. Jika dibalik reaksi tidak akan spontan.
· Sel elektrolisis dirancang untuk dapat mendorong reaksi redoks tidak spontan agak terjadi
dengan bantuan energi listrik.

56/72
Sel elektrolisis vs sel galvani
Ada persamaan mendasar pada sel elektrolisis dan sel galvani. Pada kedua sel elektrokimia,
reaksi reduksi berlangsung di katoda dan oksidasi berlangsung di anoda.

Disamping persamaan ada juga perbedaan yang mendasar di antara kedua tipe sel
elektrokimia:

SEL ELEKTROLISIS SEL GALVANI

Anoda adalah kutub positif Anoda adalah kutub negatif

Katoda adalah kutub negatif Katoda adalah kutub positif

Tidak spontan Spontan

Memerlukan energi Menghasilkan energi

57/72
Memprediksi produk elektrolisis
· Meramalkan produk elektrolisis bisa
sederhana bisa juga rumit tergantung
berapa banyak spesi yang saling
berkompetisi untuk direduksi/dioksidasi
· Untuk elektrolisis lelehan garam NaCl,
spesi yang ada hanya ion Na+ (l) dan ion
Cl . Oleh karena itu, produk elektrolisis

(l)

mudah diramalkan.

− −
Anoda: 2Cl (l) → Cl2 (g) + 2e

+ −
katoda: 2Na (l) + 2e → 2Na(s)
+ −
2Na (l) + 2Cl (l) → 2Na(s) + Cl2 (g)

58/72
Memprediksi produk elektrolisis
· Bagaimana memprediksi produk elektrolisis campuran lelehan garam, contohnya pada
elektrolisis lelehan garam NaCl dan KBr.
· Pada campuran garam ada kation Na+ dan K + , serta ada campuran anion Cl

dan Br

.
Produk apa yang cenderung teramati pada katoda dan anoda?
KATION: ANION:

· Untuk kation perhatikan potensial reduksi · Cara yang sama untuk anion dapat
kedua ion di dalam air: diprediksi dari potensial reduksi di dalam
+ − ∘
air.
Na (aq) + e → Na(s) E = −2.71 V
− − ∘
+ − ∘ 2Cl (aq) → Cl2 (s) + 2e E = 1.36 V
K (aq) + e → K(s) E = −2.92 V
− − ∘
2Br (aq) → Br2 (s) + 2e E = 1.09 V
· Berdasarkan potensial reduksi kedua
kation dapat diramalkan bahwa ion Na+ · Karena potensial reduksi brom lebih
akan memiliki tendensi lebih besar untuk rendah, maka elektron akan lebih mudah
tereduksi pada katoda dibanding ion K + terlepas sehingga ion Br− akan lebih
mudah teroksidasi.

59/72
Elektrolisis air
Air merupakan molekul yang dapat mengalami oksidasi dan reduksi. Elektrolisis air murni
memungkinkan kita untuk mendapatkan gas H 2 dan O 2 . Mengikuti reaksi redoks berikut:
+ − ∘
Oksidasi: 2 H 2 O(l) → O 2 (g) + 4 H (aq) + 4 e E = 1.23 V

E = 0.82 V (pada pH 7)
− − ∘
Reduksi: 2 H 2 O(l) + 2 e → H 2 (g) + 2 OH (aq) E = −0.83 V

E = −0.41 V (pada pH 7)

Pada pH 7 energi yang diperlukan untuk elektrolisis air murni


adalah

Esel = Ered − Eoks = −0.41 V − 0.82 V = −1.23 V

Ketika perangkat elektrolisis disambung ke sumber listrik tidak ada


reaksi yang teramati. Hal ini terjadi karena jumlah ion dalam air
murni terlalu rendah konsentrasinya [H + ] = [OH − ] = 10−7 M .
Ketika ke dalam air murni ditambahkan Na2 SO4 elektrolisis air
terjadi.

60/72
Elektrolisis larutan
Karena air dapat mengalami elektrolisis, maka air merupakan kompetitor dalam elektrolisis
larutan garam.

Sebagai contoh pada elektrolisis larutan NaI baik oksidasi dan reduksi molekul air dapat
menjadi kompetitor.
− − ∘
Oksidasi: 2 I (aq) → I2 (aq) + 2 e E = 0.54 V

+ − ∘
Oksidasi: 2 H 2 O(l) → O 2 (g) + 4 H (aq) + 4 e E = 0.82 V (pada pH 7)

+ − ∘
Reduksi: 2 Na (aq) + 2 e → 2 Na(s) E = −2.71 V
− − ∘
Reduksi: 2 H 2 O(l) + 2 e → H 2 (g) + 2 OH (aq) E = −0.41 V (pada pH 7)

61/72
Produk elektrolisis larutan NaI
Berdasarkan nilai potensial reduksinya, maka
I

akan lebih mudah teroksidasi dibanding
air karena potensial reduksinya lebih kecil.
Sedangkan untuk reduksi, air lebih mudah
tereduksi dibanding Na+ karena potensial
reduksi air lebih besar.

62/72
Aplikasi elektrolisis

63/72
Pemurnian natrium
Logam natrium diproduksi secara komersial dalam sel Downs dengan elektrolisis campuran
lelehan natrium klorida dan kalsium klorida.

Penambahan CaCl
2
memungkinkan sel untuk dioperasikan pada suhu yang lebih rendah
karena titik leleh campuran NaCl−CaCl2 (sekitar 580o C) jauh di bawah NaCl murni (801o C).

64/72
Produksi klor dan NaOH
Gas klor dan NaOH diproduksi dalam skala industri dari elektrolisis larutan NaCl.

65/72
Produksi Alumunium
Proses Hall-Heroult dalam produksi alumunium dari Al O
2 3
dilakukan mengikuti diagram di
bawah ini.

Pada proses Hall-Heroult, Al O


2 3
dicampurkan dengan mineral kriolit, Na AlF
3 6
untuk
menurunkan titik leleh Al2 O 3 .

66/72
Pemurnian tembaga
Ketika tembaga pertama kali diperoleh dari bijihnya, kemurniannya sudah sekitar 99%.
Pengotor tembaga kebanyakan perak, emas, platina, besi, dan seng, Kemurnian tembaga
ditingkatkan hingga 99.96% sebelum digunakan sebagai kawat lisrik.

67/72
Elektroplating
Elektroplating adalah prosedur di mana
elektrolisis digunakan untuk menerapkan
pelapisan ornamen atau pelindung yang tipis
(umumnya 0,03 hingga 0,05 mm) dari satu
logam ke logam lainnya.

Elektroplating adalah teknik umum untuk


meningkatkan penampilan dan daya tahan
benda logam. Misalnya, lapisan tipis perak
diaplikasikan pada benda-benda baja seperti
sendok untuk membuatnya menarik dan
untuk mencegah karat.

68/72
Stoikiometri elektrolisis
· Dalam sel elektrolisis, arus listrik (I ) · Tidak seperti reaktan biasa, yang
digunakan untuk menggerakan reaksi kuantitasnya diukur sebagai massa, untuk
kimia tertentu. elektron yang diukur adalah kuantitas
· Arus listrik dinyatakan dalam satuan muatannya (q) dan besarnya muatan
ampere (A): bergantung pada kuat arus (I ) dan
lamanya proses elektrolisis:
1 A = 1 C/s
C
q = I × waktu(s) = muatan(C)
· Dalam elektrolisis, elektron bertindak ( s )

sebagai reaktan, sehingga memiliki


hubungan stoikiometri dengan reaktan · Untuk perhitungan stokiometri, muatan
dan produk lainnya. elektron harus dikonversi ke dalam jumlah
mol elektron dengan membaginya dengan
tetapan Faraday (F):

4
9.65 × 10 C
F =

mol e

69/72
Skema perhitungan stoikiometri elektrolisis

70/72
Contoh perhitungan
Emas dapat disepuh dari larutan yang mengandung Au3+ sesuai dengan setengah reaksi:

3+ −
Au (aq) + 3e → Au(s)

Berapa massa emas (dalam gram) yang disepuh jika elektrolisis berlangsung selama 25 menit
dengan arus 5.5 A?

71/72
· Soal-5· Solusi-5

Tentukan besar arus yang digunakan dalam sel Downs untuk memproduksi logam natrium
dengan laju 30 kg/jam.

72/72

You might also like