Professional Documents
Culture Documents
Elektrokimia
Elektrokimia
Elektrokimia
Kimia Dasar 2A
Dr. Rukman Hertadi
Prodi Kimia FMIPA ITB
Mobil konsep ini memanfaatkan proses elektrokimia sebagai sumber energi
2/72
Tujuan kuliah
3/72
Reaksi redoks
Reaksi redoksi adalah reaksi yang melibatkan transfer elektron dari satu zat ke zat yang
lain. Reaksi ini melibatkan dua proses:
+ −
Na ⟶ Na + e
− −
Cl + 2e ⟶ 2 Cl
2
Cl
2
berperan sebagai oksidator, yaitu zat yang menerima elektron.
+ −
Reaksi total: 2 Na + Cl2 ⟶ 2 Na + 2 Cl
4/72
Penyetaraan reaksi redoks sederhana
Contoh reaksi redoksi belum setara:
2 + 3 +
Al(s) + Cu (aq) ⟶ Al (aq) + Cu(s)
3 + −
Setengah reaksi oksidasi: Al(s) ⟶ Al (aq) + 3 e
Kombinasi reaksi:
2 + − 2 + −
3 × [Cu (aq) + 2 e ⟶ Cu(s)] ⇒ 3 Cu (aq) + 6e ⟶ 3 Cu(s)
3 + − 3 + −
2 × [Al(s) ⟶ Al (aq) + 3 e ] ⇒ 2 Al(s) ⟶ 2 Al (aq) + 6e
2 + 3 +
2 Al(s) + 3 Cu (aq) ⟶ 2 Al (aq) + 3 Cu(s)
5/72
Menyetarakan reaksi dalam suasana asam
Reaksi: Cr2 O 7
2 − 2 + 3 + 3 +
(aq) + Fe (aq) ⟶ Cr (aq) + Fe (aq)
2 − 3 + 2 − 3 +
Cr O 7 ⟶ Cr Cr O 7 ⟶ 2 Cr + 7H O
2 2 2
2 + 3 + 2 + 3 +
Fe ⟶ Fe Fe ⟶ Fe
2 − 3 +
Cr O 7 ⟶ 2 Cr
2
2 − + 3 +
2 + 3 + Cr O + 14 H ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2
Fe ⟶ Fe
2 + 3 +
Fe ⟶ Fe
6/72
Menyetarakan reaksi dalam suasana asam
5. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron
2 − + − 3 +
Cr O + 14 H + 6e ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2
2 + 3 + −
Fe ⟶ Fe + e
2 − + − 3 +
Cr O + 14 H + 6e ⟶ 2 Cr + 7H O
2 7 2
2 + 3 + − 2 + 3 + −
6 × [Fe ⟶ Fe + e ] ⇒ 6 Fe ⟶ 6 Fe + 6e
2 + + 2 − − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H + Cr O + 6e ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O + 6e
2 7 2
2 + + 2 − 3 + 3 +
6 Fe + 14 H + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O
2 7 2
7/72
Menyetarakan reaksi redoks dalam suasana basa
Setelah langkah 1 - 7:
2 + + − 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H + 14 OH + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7 H O + 14 OH
2 7 2
2 + 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 14 H O + Cr O 7 ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 7H O + 14 OH
2 2 2
2 + 2 − 3 + 3 + −
6 Fe + 7 H O + Cr O ⟶ 6 Fe + 2 Cr + 14 OH
2 2 7
8/72
Sel Galvani
9/72
Reaksi redoks spontan
Reaksi tembaga dalam larutan perak nitrat. (a) Gulungan kawat tembaga berdiri di sebelah
gelas berisi larutan perak nitrat. (b) Ketika kawat tembaga ditempatkan dalam larutan, tembaga
yang larut menghasilkan larutan warna biru, dan perak terdeposit pada kawat tembaga. (c)
Setelah beberapa saat, banyak tembaga telah larut dan hampir semua perak telah mengendap
sebagai logam bebas.
10/72
Sel Volta/Galvani
· Bila reaksi spontan antara kawat tembaga dalam larutan perak nitrat dapat dipisahkan ke
dalam dua setengah reaksi okidasi dan reduksi, maka kita dapat memanfaatkan aliran
elektron dari reaksi redoks spontan sebagai sumber listrik.
· Sel Volta/Galvani pada gambar di bawah ini dirancang untuk tujuan di atas.
11/72
Reaksi sel
Reaksi keseluruhan yang terjadi dalam sel galvani disebut reaksi sel.
+ −
2Ag (aq) + 2e → 2Ag(s) (reduksi)
2+ −
Cu(s) → Cu (aq) + 2e (oksidasi)
+ 2+
2Ag (aq) + Cu(s) → 2Ag(s) + Cu (aq)
12/72
Elektroda
Katoda adalah elektroda tempat reduksi Anoda adalah elektroda tempat oksidasi
terjadi. Reduksi ion perak di katoda terjadi. Oksidasi atom tembaga di anoda
mengambil elektron dari elektroda, sehingga melepas elektron ke elektroda sehingga
elektroda menjadi bermuatan positif. elektroda menjadi bermuatan negatif.
13/72
Jembatan garam
· Ketika reaksi berlangsung dalam sel galvani Cu-Ag , ion Cu
2+
hasil oksidasi memasuki
larutan dan mengitari anoda, sehingga disekitar anoda akan kelebihan ion positif.
· Sementara ion Ag+ hasil reduksi meninggalkan larutan dan terdeposit pada katoda,
sehingga larutan kelebihan ion negatif.
· Agar sel galvani berfungsi, larutan di kedua setengah sel harus tetap netral.
· Jembatan garam berfungsi untuk menjaga kenetralan muatan di kedua setengah sel
dengan mengalirkan ion berlawanan muatan.
· Garam KCl atau KNO 3 sering digunakan sebagai komponen jembatan garam.
· Sebagai contoh untuk jembatan garam KNO 3 , selama sel galvani Cu-Ag beroperasi, ion K +
akan dilepaskan ke setengah reaksi reduksi untuk menetralkan kelebihan ion NO 3 ,
−
sedangkan ion NO 3 akan dilepaskan untuk menetralkan kelebihan ion Cu2+ pada setengah
−
reaksi oksidasi.
14/72
Notasi sel
· Sel elektrokimia dengan notasi yang ringkas yang disebut notasi sel.
· Untuk sel elektrokimia yang dibahas sebelumnya di mana Cu dioksidasi menjadi Cu
2+
dan
Ag
+
direduksi menjadi Ag ditulis dalam bentuk notasi sel menjadi:
2+ +
Cu(s)|Cu (aq)||Ag (aq)|Ag(s)
15/72
Notasi sel
Untuk sel elektrokimia di atas, pada setengah reaksi reduksi reaktan dan produk memiliki fasa
yang sama. Notasi sel untuk kasus ini, reaktan dan produk dipisahkan dengan koma.
2+ − + 2+
Fe(s)|Fe (aq)||MnO (aq), H (aq), Mn (aq)|Pt(s)
4
16/72
Latihan
Perhatikan notasi sel galvani berikut:
2+ 3+ 2+
Zn(s) ∣ Zn (aq) ∣∣ Fe (aq), Fe (aq) ∣ C(s)
C. Zn adalah katoda
D. ion Fe2+ teroksidasi
Submit Show Hint Show Answer Clear
17/72
· Soal-1· Solusi-1A· Solusi-1B
3+ 2+
Fe(s) + 2 Fe (aq) → 3 Fe (aq)
(A) Tuliskan setengah reaksi anoda dan katoda, serta notasi selnya.
(B) Buat sketsa sel Galvani. Beri label anoda dan katoda, tunjukkan arah aliran elektron dan
ion, dan beri label tanda (+) atau (-) masing-masing elektroda.
18/72
Arus dan beda potensial
· Pada sel elektrokimia arus listrik adalah laju aliran elektron pada kawat penghantar. Arus
listrik (I ) dinyatakan dalam satuan ampere (A).
1 A = 1 C/s
· Aliran elektron terjadi karena adanya beda potensial. Besarnya beda potensial diukur
berdasarkan perbedaan energi potensial (Joule) per muatan (Coulomb). Dalam satuan SI,
beda potensial dinyatakan dalam volt (V).
1 V = 1 J/C
19/72
Potensial sel
· Dalam sel Galvani, beda potensial antara
dua elektroda disebut potensial sel (Esel )
· Bila pengukuran dilakukan dalam keadaan
standar seperti pada gambar di samping,
maka potensial sel yang terukur disebut
potensial sel standar (Esel
∘
).
20/72
Elektroda hidrogen standar
· Potensial elektroda standar tidak dapat
diukur hanya dengan menggunakan
setengah sel. Oleh karena itu, digunakan
elektroda acuan yang secara konsensus
diset memiliki potensial nol, yaitu
elektroda hidrogen standar.
· Setengah sel elektroda hidrogen standar
terdiri dari elektroda platina inert yang
dicelupkan ke dalam larutan HCl 1 M dan
gas hidrogen bertekanan 1 atm dialirkan ke
dalam larutan.
· Ketika elektroda ini berperan sebagai
katoda, setengah reaksi berikut akan 2H
+ −
(aq) + 2 e → H 2 (g) E
∘
katoda
= 0.00 V
terjadi:
21/72
Pengukuran potensial elektroda tembaga
Dengan menggabung setengah sel sampel dengan setengah sel standar hidrogen akan
terbangun sel Galvani untuk pengukuran potensial elektroda sampel. Contoh:
Ketika voltmeter digunakan untuk mengukur potensial sel, ditemukan bahwa elektroda
tembaga bermuatan positif dan elektroda hidrogen bermuatan negatif. Oleh karena itu,
tembaga adalah katoda dan elektroda hidrogen adalah anoda
22/72
Potensial reduksi standar tembaga
· Ketika dua setengah sel dalam keadaan standar (Konsentrasi elektrolit 1 M, tekanan gas 1
atm, temperatur 25o C) dihubungkan membentuk sel Galvani, setengah sel dengan potensial
reduksi standar lebih besar akan menerima elektron dari setengah sel dengan potensial
reduksi standar lebih rendah.
· Potensial sel standar (E )
∘
dide nisikan sebagai beda potensial reduksi standar antara
dua setengah sel.
∘ ∘ ∘
E = E − E
sel zat tereduksi zat teroksidasi
∘ ∘ ∘
Esel = E 2+ − E +
Cu H
∘
E 2+ = +0.34 V
Cu
23/72
Pengukuran potensial elektroda seng
Pada pengukuran E
∘
sel
, voltmeter memberikan potensial positif ketika elektroda standar Zn
disambung ke kutub negatif dan elektroda standar hidrogen disambung ke kutub positif.
Dengan demikian Zn akan mengalami oksidasi menjadi Zn2+ .
∘ ∘ ∘ ∘ ∘
E = E + − E 2+ ⟹ 0.76 V = 0.00 − E 2+ ⟹ E 2+ = −0.76 V
sel H Zn Zn Zn
24/72
25/72
Menentukan potensial sel standar
Untuk sel Galvani perak-tembaga, nilai potensial sel standarnya adalah 0.46 V. Reaksi sel adalah
+ 2+
2 Ag (aq) + Cu(s) → 2 Ag(s) + Cu (aq)
Solusi:
Karena Ag+ mengalami reduksi dan Cu mengalami oksidasi, maka persamaan potensial sel
standarnya adalah
∘ ∘ ∘
E = E + − E 2+
sel Ag Cu
∘
E + = 0.46 V + 0.34 V = 0.80 V
Ag
26/72
Memprediksi kespontanan reaksi
Dengan menggunakan tabel potensial reduksi standar, mudah untuk memprediksi
kespontanan reaksi ketika zat dalam dua setengah reaksi pada keadaan standar dicampurkan.
Setengah reaksi dengan potensial reduksi yang lebih positif selalu terjadi seperti yang tertulis
(yaitu, sebagai reduksi), sedangkan setengah reaksi lainnya dipaksa berjalan terbalik (sebagai
oksidasi).
Contoh:
Tuliskan reaksi spontan yang akan terjadi jika Cl2 dan Br2 ditambahkan ke larutan yang
mengandung Cl dan Br−. Asumsi kondisi standar.
−
Analisis:
Bandingkan nilai potensial reduksi untuk Cl2 dan Br2 . Nilai yang paling besar akan mengalami
reduksi dan yang lebih kecil akan dipaksa mengalami oksidasi.
− − ∘
Cl2 (g) + 2 e → 2 Cl (aq) E = +1.36 V
− − ∘
Br2 (aq) + 2 e → 2 Br (aq) E = +1.07 V
27/72
Memprediksi kespontanan reaksi
Solusi:
− − ∘
Cl2 (g) + 2 e → 2 Cl (aq) E = +1.36 V
− − ∘
2 Br (aq) → Br2 (aq) + 2 e E = −1.07 V
− − ∘
Cl2 (g) + 2 Br (aq) → 2 Cl (aq) + Br2 (aq) Esel = +0.29 V
28/72
· Soal-2· Solusi-2
3+ − +
A + 2e → A 1.47
2+ −
B + 2e → B 0.60
2+ −
C + 2e → C −0.21
+ −
D + e → D −1.38
(A) Diantara spesi di atas mana yang merupakan oksidator terkuat dan mana yang merupakan
reduktor terkuat?
(B) Spesi mana yang dapat dioksidasi oleh B2+ ? dan spesi mana yang dapat direduksi oleh C?
(C) Tuliskan reaksi total untuk pasangan redoks yang menghasilkan Esel
∘
tertinggi dan tentukan
nilainya.
29/72
Esel dan ΔG
· Mengapa potensial sel dapat digunakan untuk meramalkan kespontanan reaksi?
· Ada hubungan antara Esel dan ΔG untuk reaksi. Ingat bahwa ΔG reaksi adalah ukuran
kerja maksimum yang dapat diperoleh dari reaksi kimia.
−ΔG = w max
· Dalam sistem kelistrikan, kerja disuplai oleh aliran muatan listrik yang diciptakan oleh
potensial sel. Kerja yang dihasilkan dapat dihitung dari persamaan berikut:
w max = nF Esel
ΔG = −nFEsel
30/72
∘
Esel dan tetapan kesetimbangan
· Pada keadaan standar:
∘ ∘
ΔG = −nF E
sel
∘
ΔG = −RT ln K c
RT
∘
E = ln K c
sel
nF
0.0592 V
∘
E = log K c
sel
n
31/72
Contoh perhitungan
Untuk reaksi:
− + 2+ ∘
NiO 2 (s) + 2 Cl (aq) + 4 H (aq) → Cl2 (g) + Ni (aq) + 2 H 2 O E = 0.320 V
sel
Analisis:
Untuk dapat menenetukan ΔG ∘ dan K c , tentukan jumlah elektron yang terlibat (n). Untuk
reaksi di atas paling mudah ditentukan dari oksidasi Cl− menjadi Cl2 :
2 Cl
−
(aq) → Cl2 (g) + 2 e
−
. Jadi n = 2 .
Solusi:
∘ ∘ − 4 − 4
ΔG = −nF E = −(2 mol e )(9.65 × 10 C/mol e )(0.320 J/C) = −6.18 × 10 J = −61.8 kJ
sel
∘ 4
E nF (0.320 J/C)(2)(9.65 × 10 C/mol)
sel 10
K c = exp = exp = 7 × 10
{ RT } {
−1 −1
}
(8.314 J. mol .K )(298 K)
32/72
Potensial sel dan konsentrasi
· Pada bab termodinamika telah dipelajari hubungan perubahan energi bebas (ΔG) dengan
hasil bagi reaksi Q :
∘
ΔG = ΔG + RT ln Q
· Sebelumnya telah dide nisikan hubungan antara ΔG dan Esel pada kondisi umum dan
standar
∘ ∘
ΔG = −nF Esel dan ΔG = −nF E
sel
· Gabungan kedua persamaan ΔG akan memberikan hubungan Esel dan konsentrasi yang
dikenal sebagai persamaan Nernst:
∘
−nF Esel = −nF E + RT ln Q
sel
RT
∘
Esel = E − ln Q
sel
nF
33/72
Contoh perhitungan
Andaikan sel Galvani dibuat berdasarkan dua setengah reaksi berikut:
2+ − ∘
Ni (aq) + 2 e ⇌ Ni(s) E 2+ = −0.25 V
Ni
3+ − ∘
Cr (aq) + 3 e ⇌ Cr(s) E 3+ = −0.74 V
Cr
Analisis:
Nilai ENi , sehingga reaksi reduksi akan berlangsung pada setengah reaksi nikel.
∘ ∘
2+ > E 3+
Cr
2+ − 2+ −
Ni (aq) + 2 e ⇌ Ni(s) ∣ ×3 ∣ 3 Ni (aq) + 6 e ⇌ 3 Ni(s) (reduksi)
3+ − 3+ −
Cr(s) ⇌ Cr (aq) + 3 e ∣ ×2 ∣ 2 Cr(s) ⇌ 2 Cr (aq) + 6 e (oksidasi)
2+ 3+
3 Ni (aq) + 2 Cr(s) ⇌ 3 Ni(s) + 2 Cr (aq)
34/72
Contoh perhitungan
Solusi:
∘ ∘ ∘
E = E 2+ − E 3+
sel Ni Cr
= (−0.25 V) − (−0.74 V)
= 0.49 V
3+ 2
RT [Cr ]
∘
Esel = Esel − ln
2+ 3
nF [Ni ]
−1 −1 −3 2
(8.314 J. mol .K )(298 K) (2.48 × 10 )
= 0.49 V − ln
4 −1 −4 3
(6)(9.65 × 10 C. mol ) (4.87 × 10 )
= 0.44 V
35/72
Meramalkan kespontanan reaksi
Reaksi timah dan asam dapat dituliskan sebagai berikut:
+ 2+
Sn(s) + 2 H (aq) → Sn (aq) + H 2 (g)
Tentukan apakah reaksi berlangsung spontan jika (a) sistem pada keadaan standar, (b) pada pH
2.0 dan (c) pada pH 5.0. Diasumsikan [Sn2+ ] = 1.0 M dan PH = 1.0 atm 2
Solusi:
= 0.00 − (−0.14)
= 0.14 V
Karena Esel
∘
> 0 , maka reaksi akan berlangsung spontan pada keadaan standar
36/72
Meramalkan kespontanan reaksi
(b) Pada pH 2.0.
2+
RT [Sn ]
∘
Esel = E − ln
sel
+ 2
nF [H ]
−1 −1
(8.314 J. mol .K )(298 K) 1
= 0.14 V − ln
4 −1 −2 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) (10 )
= +0.02 V
Karena Esel > 0 , maka reaksi akan berlangsung spontan pada pH 2.0
−1 −1
(8.314 J. mol .K )(298 K) 1
Esel = 0.14 V − ln = −0.16 V
4 −1 −5 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) (10 )
37/72
Penentuan konsentrasi dari pengukuran Esel
Untuk menentukan konsentrasi ion tembaga(II) dalam sampel air, disiapkan sistem sel Galvani
yang terdiri dari elektroda perak yang dicelupkan ke dalam larutan AgNO
3
0.225 M dan
elektroda kedua, yaitu elektroda tembaga dicelupkan ke dalam larutan sampel air. Hasil
pengukuran potensial sel memberikan nilai 0.62 V. Elektroda tembaga teramati mengemban
muatan negatif sehingga ditempatkan sebagai anoda. Tentukan konsentrasi ion tembaga(II)
dalam sampel air.
Solusi:
+ 2+ ∘ ∘ ∘
Cu(s) + 2 Ag → Cu (aq) + 2 Ag(s) E = E + − E 2+
sel Ag Cu
= (0.80 V) − (0.34 V)
Berdasarkan reaksi di atas n = 2 .
= 0.46 V
38/72
Penentuan konsentrasi dari pengukuran Esel
3. Penentuan konsentrasi Cu2+ dari persamaan Nernst
2+
RT [Cu ]
∘
Esel = E − ln
sel
2F + 2
[Ag ]
−1 −1 2+
(8.314 J. mol .K )(298 K) [Cu ]
0.62 V = 0.46 V − ln
4 −1 + 2
(2)(9.65 × 10 C. mol ) [Ag ]
2+
[Cu ]
ln = −12.5
+ 2
[Ag ]
2+
[Cu ]
−6
= 4 × 10
+ 2
[Ag ]
2+ −6 + 2 −6 2 −7
[Cu ] = 4 × 10 [Ag ] = 4 × 10 (0.225) = 2 × 10 M
39/72
· Soal-3· Solusi-3
(A) Berapakah perubahan potensial sel pada peningkatan konsentrasi ion dalam
kompartemen anoda dengan faktor 10?
(B) Berapakah perubahan potensial sel pada peningkatan konsentrasi ion dalam
kompartemen katoda dengan faktor 10?
40/72
pH meter
· pH meter bekerja atas dasar persamaan
Nernst.
· Anoda pada pH meter adalah elektroda
hidrogen dan katodanya adalah elektroda
pembanding.
+
Pt ∣ H 2 (1 atm) ∣ H (? M) ∣∣ elektroda pembanding
41/72
Penentuan pH dengan metode elektrokimia
· Pada pengukuran menggunakan pH meter, · dengan E
∘
H2 →H
+ = 0 dan PH
2
= 1 atm ,
elektroda hidrogen dicelupkan ke dalam persamaan di atas dapat dikonversi ke
larutan yang akan diukur pH nya. dalam variabel pH
· Potensial elektroda hidrogen ditentukan
2.303RT
dari setengah reaksi oksidasi hidrogen:
+ 2
EH + = − log [H ]
2 →H
( 2F )
+ −
H 2 (g) → 2 H (aq) + 2 e
2.303RT
+
= (−2 log [H ])
( )
· Hubungan potensial elektroda hidrogen 2F
∘
+ 2 = (0.0592 V)(pH) pada 25 C
RT [H ]
∘
EH →H
+ = E + − ln
2 H2 →H
2F PH
2 Esel = EH →H
+ + Eref = (0.0592 V)(pH) + Eref
2
Esel − Eref
pH =
0.0592 V
42/72
· Soal-4· Solusi-4
43/72
Sel konsentrasi
· Kebergantungan potensial sel pada
konsentrasi memungkinkan kita
merancang sel galvani dari dua setengah
sel yang mengandung zat yang sama.
· Contoh: Pada gambar di samping adalah
sel galvani yang dibuat dari sepasang
elektroda tembaga yang dicelupkan ke
dalam larutan Cu
2+
0.1 M dan larutan
Cu
2+
1.0 M .
· Elektroda tembaga yang dicelupkan dalam
larutan yang lebih encer akan berperan 2+
RT [Cu ]encer
sebagai anoda, sehingga notasi selnya Esel = E
sel
∘
− ln
2+
nF
adalah [Cu ]pekat
Cu(s) ∣ Cu
2+
(0.1 M) ∣∣ Cu
2+
(1.0 M) ∣ Cu(s)
Nilai Esel
∘
= 0 , bila konsentrasi dimasukan
44/72
Aplikasi sel galvani
45/72
baterai primer
46/72
baterai nicad
Sel penyimpan nikel-kadmium, atau baterai nicad, adalah sel sekunder yang menghasilkan
potensial sekitar 1.4 V, yang sedikit lebih rendah dari sel seng-karbon. Reaksi elektroda dalam
sel adalah
Baterai nikel-kadmium dapat diisi ulang, dalam hal ini reaksi anoda dan katoda di atas dibalik
untuk membuat kembali reaktan.
47/72
baterai lithium
Baterai lithium yang dapat diisi ulang yang ditemukan di banyak ponsel, kamera digital, dan
komputer laptop tidak mengandung logam lithium. baterai ini disebut sel lithium-ion dan
menggunakan ion lithium sebagai gantinya.
48/72
Sel Bahan Bakar
Sel-sel galvani umumnya hanya dapat menghasilkan daya untuk waktu yang terbatas karena
reaktan elektroda akhirnya habis.
49/72
Korosi
50/72
Korosi
Korosi adalah proses alami yang mengubah logam menjadi bentuk yang lebih stabil secara
kimia seperti oksida, hidroksida, atau sul da. Contoh korosi yang paling membebani
ekonomi adalah korosi pada besi, yaitu konversi besi menjadi oksida besi yang stabil.
51/72
Kespontanan proses korosi
Pada keadaan standar E
Fe
∘
2+ = −0.45 V dan E
O2
∘
= 1.23 V . Ketika kedua sistem bergabung
akan membentuk sel Galvani dimana O 2 (g) akan tereduksi dan Fe(s) akan teroksidasi.
2+ −
2 × [Fe(s) → Fe (aq) + 2e ]
+ −
O 2 (g) + 4H (aq) + 4e → 2H 2 O(l)
+ 2+
2Fe(s) + O 2 (g) + 4H (aq) → 2 Fe (aq) + 2H 2 O(l)
∘ ∘ ∘
Esel = EO − E 2+ = 1.23 V − (−0.45 V) = +1.68 V
2 Fe
52/72
Pembentukan karat besi
Oksigen terlarut selanjutnya mengoksidasi Fe2+ lebih lanjut menjadi Fe3+
2+ + 3+
4Fe (aq) + O 2 (g) + 4H (aq) → 4Fe (aq) + 2H 2 O(l)
53/72
Proteksi katoda
Proteksi katoda adalah upaya proteksi secara elektrokimia dengan melapisi besi dengan
logam lain yang potensial reduksinya lebih kecil dari besi, sehingga lebih mudah teroksidasi.
Contoh proteksi katoda adalah melapisi besi dengan logam seng.
54/72
Elektrolisis
55/72
Sel elektrolisis
· Sel galvani/volta dirancang untuk memanfaatkan energi yang dihasilkan reaksi redoks
spontan. Contohnya pada sel galvani Cu-Zn: Reaksi akan berlangsung spontan (Esel > 0)
jika pada setengah reaksi Cu berlangsung reaksi reduksi dan setengah reaksi Zn berlangsung
reaksi oksidasi. Jika dibalik reaksi tidak akan spontan.
· Sel elektrolisis dirancang untuk dapat mendorong reaksi redoks tidak spontan agak terjadi
dengan bantuan energi listrik.
56/72
Sel elektrolisis vs sel galvani
Ada persamaan mendasar pada sel elektrolisis dan sel galvani. Pada kedua sel elektrokimia,
reaksi reduksi berlangsung di katoda dan oksidasi berlangsung di anoda.
Disamping persamaan ada juga perbedaan yang mendasar di antara kedua tipe sel
elektrokimia:
57/72
Memprediksi produk elektrolisis
· Meramalkan produk elektrolisis bisa
sederhana bisa juga rumit tergantung
berapa banyak spesi yang saling
berkompetisi untuk direduksi/dioksidasi
· Untuk elektrolisis lelehan garam NaCl,
spesi yang ada hanya ion Na+ (l) dan ion
Cl . Oleh karena itu, produk elektrolisis
−
(l)
mudah diramalkan.
− −
Anoda: 2Cl (l) → Cl2 (g) + 2e
+ −
katoda: 2Na (l) + 2e → 2Na(s)
+ −
2Na (l) + 2Cl (l) → 2Na(s) + Cl2 (g)
58/72
Memprediksi produk elektrolisis
· Bagaimana memprediksi produk elektrolisis campuran lelehan garam, contohnya pada
elektrolisis lelehan garam NaCl dan KBr.
· Pada campuran garam ada kation Na+ dan K + , serta ada campuran anion Cl
−
dan Br
−
.
Produk apa yang cenderung teramati pada katoda dan anoda?
KATION: ANION:
· Untuk kation perhatikan potensial reduksi · Cara yang sama untuk anion dapat
kedua ion di dalam air: diprediksi dari potensial reduksi di dalam
+ − ∘
air.
Na (aq) + e → Na(s) E = −2.71 V
− − ∘
+ − ∘ 2Cl (aq) → Cl2 (s) + 2e E = 1.36 V
K (aq) + e → K(s) E = −2.92 V
− − ∘
2Br (aq) → Br2 (s) + 2e E = 1.09 V
· Berdasarkan potensial reduksi kedua
kation dapat diramalkan bahwa ion Na+ · Karena potensial reduksi brom lebih
akan memiliki tendensi lebih besar untuk rendah, maka elektron akan lebih mudah
tereduksi pada katoda dibanding ion K + terlepas sehingga ion Br− akan lebih
mudah teroksidasi.
59/72
Elektrolisis air
Air merupakan molekul yang dapat mengalami oksidasi dan reduksi. Elektrolisis air murni
memungkinkan kita untuk mendapatkan gas H 2 dan O 2 . Mengikuti reaksi redoks berikut:
+ − ∘
Oksidasi: 2 H 2 O(l) → O 2 (g) + 4 H (aq) + 4 e E = 1.23 V
E = 0.82 V (pada pH 7)
− − ∘
Reduksi: 2 H 2 O(l) + 2 e → H 2 (g) + 2 OH (aq) E = −0.83 V
E = −0.41 V (pada pH 7)
60/72
Elektrolisis larutan
Karena air dapat mengalami elektrolisis, maka air merupakan kompetitor dalam elektrolisis
larutan garam.
Sebagai contoh pada elektrolisis larutan NaI baik oksidasi dan reduksi molekul air dapat
menjadi kompetitor.
− − ∘
Oksidasi: 2 I (aq) → I2 (aq) + 2 e E = 0.54 V
+ − ∘
Oksidasi: 2 H 2 O(l) → O 2 (g) + 4 H (aq) + 4 e E = 0.82 V (pada pH 7)
+ − ∘
Reduksi: 2 Na (aq) + 2 e → 2 Na(s) E = −2.71 V
− − ∘
Reduksi: 2 H 2 O(l) + 2 e → H 2 (g) + 2 OH (aq) E = −0.41 V (pada pH 7)
61/72
Produk elektrolisis larutan NaI
Berdasarkan nilai potensial reduksinya, maka
I
−
akan lebih mudah teroksidasi dibanding
air karena potensial reduksinya lebih kecil.
Sedangkan untuk reduksi, air lebih mudah
tereduksi dibanding Na+ karena potensial
reduksi air lebih besar.
62/72
Aplikasi elektrolisis
63/72
Pemurnian natrium
Logam natrium diproduksi secara komersial dalam sel Downs dengan elektrolisis campuran
lelehan natrium klorida dan kalsium klorida.
Penambahan CaCl
2
memungkinkan sel untuk dioperasikan pada suhu yang lebih rendah
karena titik leleh campuran NaCl−CaCl2 (sekitar 580o C) jauh di bawah NaCl murni (801o C).
64/72
Produksi klor dan NaOH
Gas klor dan NaOH diproduksi dalam skala industri dari elektrolisis larutan NaCl.
65/72
Produksi Alumunium
Proses Hall-Heroult dalam produksi alumunium dari Al O
2 3
dilakukan mengikuti diagram di
bawah ini.
66/72
Pemurnian tembaga
Ketika tembaga pertama kali diperoleh dari bijihnya, kemurniannya sudah sekitar 99%.
Pengotor tembaga kebanyakan perak, emas, platina, besi, dan seng, Kemurnian tembaga
ditingkatkan hingga 99.96% sebelum digunakan sebagai kawat lisrik.
67/72
Elektroplating
Elektroplating adalah prosedur di mana
elektrolisis digunakan untuk menerapkan
pelapisan ornamen atau pelindung yang tipis
(umumnya 0,03 hingga 0,05 mm) dari satu
logam ke logam lainnya.
68/72
Stoikiometri elektrolisis
· Dalam sel elektrolisis, arus listrik (I ) · Tidak seperti reaktan biasa, yang
digunakan untuk menggerakan reaksi kuantitasnya diukur sebagai massa, untuk
kimia tertentu. elektron yang diukur adalah kuantitas
· Arus listrik dinyatakan dalam satuan muatannya (q) dan besarnya muatan
ampere (A): bergantung pada kuat arus (I ) dan
lamanya proses elektrolisis:
1 A = 1 C/s
C
q = I × waktu(s) = muatan(C)
· Dalam elektrolisis, elektron bertindak ( s )
4
9.65 × 10 C
F =
−
mol e
69/72
Skema perhitungan stoikiometri elektrolisis
70/72
Contoh perhitungan
Emas dapat disepuh dari larutan yang mengandung Au3+ sesuai dengan setengah reaksi:
3+ −
Au (aq) + 3e → Au(s)
Berapa massa emas (dalam gram) yang disepuh jika elektrolisis berlangsung selama 25 menit
dengan arus 5.5 A?
71/72
· Soal-5· Solusi-5
Tentukan besar arus yang digunakan dalam sel Downs untuk memproduksi logam natrium
dengan laju 30 kg/jam.
72/72