Professional Documents
Culture Documents
PDF LP DM Dengan Referensi Sdki Slki Siki Compress
PDF LP DM Dengan Referensi Sdki Slki Siki Compress
Disusun Oleh :
Aswin Rahmad Ramadhan
191133008
Mengetahui
Mahasiswa
I KONSEP DASAR
A. Definisi
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2010).
B. Etiologi
C. Klasifikasi
E. Komplikasi
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dari glukosa darah
a. HIPOGLIKEMIA/ KOMA HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah
IV Cairan
1 sampai 12 jam NaCl 0,9% bila natrium 130 mEq/liter atau osmolitas plasma
330 mOsm/liter
NaCl 0.45% bila diatas 145 mEq/liter
Jam kedua dan Bila jumlah urin cukup dan serum kalsium kurang dari 5.5
jam berikutnya mEq/liter, berikan 20-30 mEq/liter K+
Untuk mengatasi dehidrasi diberikan cairan 2 jam pertama 1 - 2 liter
NaCl 0,2 %. Sesudah inisial ini diberikan 6 — 8 liter per 12 jam. Untuk
mengatasi hipokalemi dapat diberikan kalium.Insulin lebih sensitive
dibandingkan ketoasidosis diabetic dan harus dicegah kemungkinan
Elektrolit
Permulaan Bila serum K+ lebih besar dari 3.5
mEq/liter berikan 40 mEq/liter secara secara
intravena untuk mempertahankan kadar cairan
setengahdari KCl dan setengah dari KPO4
Jam kedua dan Bila jumlah urin cukup dan serum kalsium kurang
jam berikutnya dari 5.5 mEq/liter, berikan 20-30 mEq/liter K +
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar), mengenai sirkulasi
koroner, vaskular perifer dan vaskular serebral.
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil), mengenai mata
(retinopati) dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah untuk
memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskular
maupun makrovaskular.
c. Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik dan autonomi
serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki.
d. Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
e. Ulkus/ gangren/ kaki diabetik
F.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
a. Glukosa darah puasa ( GDP ) : lebih dari 120 mg/dl
b. Glukosa darah 2 jam PP ( post prandial ) : lebih dari 200 mg/dl
c. Glukosa darah acak : lebih dari 200 mg/dl
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan reduksi biasanya 3 x sehari dilakukan 30 menit sebelum
makan, dapat juga 4 x sehari, tapi lebih lazim dilakukan 3 x sehari.
Urine reduksi normal umumnya biru bila terdapat glukosa dalam urine
a. Warna hijau ( + )
b. Warna kuning ( ++ )
c. Warna merah bata ( +++ )
d. Warna coklat ( ++++ )
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan fehling benedict
dan ansipatik ( paper strip ).
3. Pemeriksaan penunjang
Perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk diabetes
melitus yaitu
a. Kelompok usia dewasa tua ( > 40 tahun )
b. Kegemukan
c. Tekanan darah tinggi
d. Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gr
e. Riwayat keluarga diabetes melitus
f. Riwayat diabetes melitus pada kehamilan
g. Dislipidemia
G. Penatalaksanaan
1. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
5) Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti
pedoman 3 J yaitu:
1) jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah
2) jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
3) jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM,
adalah :
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2
jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
Factor Genetic
Infeksi virus
Pengrusakan imunologik
Ketidakseimbangan
Gula dalam darah tidak produksi insulin
bisa dibawa masuk dalam sel
Hiperglikemi
Kekebalan tubuh menurun
(Nanda : 2016)
III PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pengkajian
dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan
B. Diagnosa Keperawatan
Ketidak stabilan kadar gula darah berhubungan dengan disfungsi pangkreas
Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemi
Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan neuropati perifer
Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume cairan
C. Rencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Hasil Intervensi
1
Ketidak stabilan kadar Luaran Utama Intervensi utama
Kestabilan kadar gula Management hiperglikemia
gula darah darah • Monitor kadar glukosa darah
berhubungan dengan KH: R/ mengetahui kadar gula darah
• Kesadaran meningkat • Ajarkan pengelolaan diabetes
disfungsi pangkreas • Kadar glukosa dalam (mis.penggunaan insulin, obat
darah membaik oral,monitor asupan cairan
• Kadar glukosa dalam penggantian karbohidrat, dan
urin membaik bantuan professional kesehatan)
R/ menambah pengetahuan pasien
Luaran Tambahan • Kolaborasi pemberian insulin, jika
Kontrol risiko perlu
Perilaku mempertahankan R/ menurunkan glukosa darah secara
berat badan farmakologis
Status nutrisi
Tingkat pengetahuan Intervensi pendukung
Edukasi diet
Edukasi latihan fisik
Dukungan kepatuhan program
pengobatan
2
Perfusi jaringan Luaran utama Intervensi utama
Perfusi perifer Perawatan sirkulasi
perifer tidak efektif KH: • Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
berhubungan dengan • Denyut nadi perifer perifer, edema, pengisian kapiler,
meningkat warna, suhu, ancle brachial indeks)
hiperglikemi • Penyembuhan luka R/ mengetahui kondisi perfusi
meningkat perifer
• Sensasi meningkat • Anjurkan berhenti merokok
• Nekrosis menurun R/ mengurasi resiko penyumbatan
• Pengisian kapiler pembuluh darah
membaik • Anjurkan penggunaan obat anti
• Akral membaik koagulan, jika perlu
• Indeks ankle brachial R/ mengencerkan darah
membaik
Intervensi pendukung
Luaran tambahan Manajemen medikasi
Fungsi sensori Bantuan berhenti merokok
Mobilitas fisik Pengambilan sampel darah vena
Status sirkulasi Edukasi diet
Penyembuhan luka Terapi bekam
3
Gangguan integritas Luaran utama Intervensi utama
Integritas kulit dan Perawatan Luka
jaringan berhubungan jaringan • Monitor karakteristik
dengan neuropati KH: luka(mis.drainase,
• Kerusakan jaringan warna,ukuran,bau)
perifer m en run R / m e n g e ta h u i
• P e r fus i j aringan • M o ni t o r ta n d a -
k o n d is i l u a
t a n d a in f e k s i
meningkat R/ mengetahui tingkat infeksi
• Nekrosis menurun • Bersihkan jaringan nekrotik
• Sensasi membaik R/ jaringan granulasi bisa tumbuh
• Pasang balutan sesuai jenis luka
Luaran tambahan R/ dressing yang diberikan sesuai
Penyembuhan luka dengan kondisi luka
Perfusi perifer • Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Status nutrisi R/ menambah pengetahuan pasien
Status sirkulasi tentang gejala infeksi
• Kolaborasi pemberian antibiotic jika
perlu
R/ mengatasi infeksi secara
farmakologis
Intervensi pendukung
Manajemen nyeri
Latihan rentang gerak
Pemberian obat
Terapi Lintah
Resiko syok Luaran Utama Intervensi Utama
4 Tingkat Syok Pencegahan syok
berhubungan dengan KH: • Monitor status cairan
• Kekuatan nadi R/ mengetahui status cairan
kekurangan volume meningkat • Monitor tingkat kesadaran dan
cairan • Output urin meningkat respon pupil
• Tingkat kesadaran R/ mengetahui kesadaran pasien
meningkat • Monitor status kardiopulmonal
• Akral dingin menurun ( frekwensi dan kekuatan nadi,
• Tekanan darah frekwensi nafas, TD ,MAP )
sistol membaik R/Mengetahui status perfusi dan
pernafasan
Luaran Tambahan • Pasang jalur IV, jika perlu
Keseimbangan asam basa R/Menambah asupan cairan melalui
Status cairan parenteral
Status sirkulasi • Pasang kateter urin untuk menilai
Tingkat infeksi produksi urin, jika perlu
R/ menilai produksi urin
• Jelaskan tanda dan gejala awal syok
R/menambah pengetahuan pasien
tentang syok
• Kolaborasi pemberian IV jika perlu
R/ memasukan cairan melalui vena
• Kolaborasi transfuse darah jika perlu
R/menambah darah
Intervensi Pendukung
Managemen hipoglikemi
Managemen hiperglikemi
Pencegahan infeksi
Pencegahan alergi
Resusitasi cairan
Managemen cairan
DAFTAR PUSTAKA
Indriastuti, Na. 2016. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan
Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Johnson, M., et all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid l edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Rab, T. 2016. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni
Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 20l6. Jakarta: Prima Medika