You are on page 1of 6

DIARE AKUT NONSPESIFIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Hj. Ramlah S.Kep. NS
CAMPALAGIAN Nip. 19681231 198803 2 140
1. Pengertian  Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak
cairan dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu
atau gangguan lain.
 Diare akut adalah buang air besar lembek/cair
konsistensinya encer, lebih sering dari biasanya disertai
berlendir, bau amis, berbusa bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan
berlangsung kurang dari 7 hari.
 Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh
kuman khusus maupun parasit.
 Cara menentukan derajat dehidrasi

Gejala Derajat Dehidrasi


Minimal (< Ringan Berat (> 9%
3% dari sampai dari berat
berat badan) sedang (3-9% badan)
dari berat
badan)
Status Baik, sadar Normal, lemas, Apatis, letargi,
mental penuh atau gelisah, tidak sadar
iritabel
Rasa haus Minum Sangat haus, Tidak dapat
normal, sangat ingin minum
mungkin minum
menolak
minum
Denyut Normal Normal sampai Takikardi, pada
jantung meningkat kasus berat
bradikardi
Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau
denyut nadi menurun tidak teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal Menurun Minimal
sampai
menurun
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan
Diare Akut Nonspesifik
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Campalagian No.............. tentang
pelayanan klinis Puskesmas Campalagian
4. Referensi Kapita Selekta Kedokteran, Jild 1 hal 500-504, Jild 2 hal 470-476
5. Prosedur / 1. Persiapan alat dan bahan:
Langkah- a. Masker
langkah b. Gaun pelindung
c. Face shield
d. Sarung tangan
2. Petugas yang melaksanakan:
a. Dokter Umum
b. Petugas kesehatan lainnya
c. Pj. Program Diare
3. Langkah - langkah
a. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
c. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan
BAB cair, berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat
lendir, darah atau ampas dalam tinja, adakah orang lain
yang terkena diare dan makanan atau minuman yang
dikonsumsi sebelum diare.
d. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah
pasien mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut
sampai kejang perut.
e. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti
lemas, merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara
serak, pada bayi ubun-ubun cekung, air mata tidak keluar
dan turgor kulit menurun.
f. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
g. Petugas mengukur suhu tubuh pasien
h. Perugas mengukur nadi pasien
i. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising
usus meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit
menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering.
j. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksaan.
k. Petugas menentukan derajat dehidrasi,
l. Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare,
gejala dan derajat dehidrasi,
m. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
1) Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
a) Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan tiap habis BAB:
 Anak <1 thn : 50 – 100 mL
 Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
 Anak >5 tahun : 200–300 mL
 Dewasa : 300–400 mL
b) Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.
2) Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan–sedang
(Terapi B):
a) Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan
dengan botol.
b) Jika anak muntah (karena pemberian cairan terlalu
cepat), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan
pemberian lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).
n. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk
dilakukan rehidrasi parental
a) Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam beberapa
waktu.
b) Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak
membaik tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam
(pasien lebih tua) pasien kembali di periksa
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidrasi Berat

Pemberian Pemberian

Umur pertama kemudian

30 mL/kg 70 mL/kg

Bayi <12 bulan dalam 1 jam dalam 5 jam

Bayi/anak > 12
dalam 30 menit 2,5 jam
bulan

o. Petugas menetukan terapi farmakologi,


a. Zink selama 10 hari berturut - turut
Bayi < 6 bulan dengan dosis 1 x 10 mg
Bayi > 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg
b. Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk
kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis
atau amubiasis
 Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x
2 tab / hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
 E. Coli : tidak memerlukan terapi
 Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x
500 mg atau Siprofloksasin 2 x 500 mg
 Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500
mg
 Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4
x 500 mg
 Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x
250 mg
 Virus : Simtomatik & Suportif
c. Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika
pasien mual
p. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan
makan dan minum lebih banyak, untuk bayi tetap
meneruskan ASI,
q. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare
dan prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah
(rehidrasi oral di rumah), waktu untuk kontrol ulang dan
upaya supaya diare tidak terulang
r. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan
penyebab diare:
s. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi
pada rekam medic pasien
t. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register.

6. Bagan Alir
7. Hal-hal Riwayat penyakit lain pasien
yang perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik
3. Ruang Pemeriksaan Umum
4. Ruang Laboratorium
5. Ruang Farmasi

9. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Catatan Tindakan

10. Rekaman
Tanggal mulai
historis No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Perubahan

You might also like