You are on page 1of 21

0

̂ LUL QUR’AN”
“NUZ𝑼

Makalah

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Studi Qur’an

Oleh :

SRI DEVIYANTI
NIM :80500222022

PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 2

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 2

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4

A. Definisi Al-Qur’an ........................................................................................... 4

B. Nama-nama lain Al-Qur’an ............................................................................ 6

C. Definisi Nuzûlul Al-Qur’an ............................................................................ 7

D. Proses Turunnya Al-Qur’an ........................................................................... 8

E. Hikmah Turunnya Al-Qur’an ....................................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18


2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mempelajari Al-Qur’an adalah kewajiban bagi seorang muslim. Karena,

Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran Islam

yang pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam kehidupan

kita agar kita memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.

Sebelum mempelajari lebih dalam Ilmu-ilmu yang terkandung didalam Al-

Qur’an, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana sejarah dan awal

mula Al-Qur’an diturukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa

Sallam, penting bagi kita untuk mengetahui sejarah turunnya Al Qur`an, agar

menambah keteguhan iman kita kepada kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pembahasan nuzûl Al-Qur’an termasuk dalam pembahasan utama dalam

Ulûmul Quran, karena mengetahui nuzûl Al-qur’an merupakan dasar keyakinan

seseorang atas kebenaran Al-qur’an itu sendiri. Kalau tidak demikian, bagaimana

mungkin seseorang merealisasikan keyakinannya terhadap sesuatu tanpa didasari

pengetahuan sumber turunnya sesuatu itu? Untuk itu pembahasan ini dianggap

oleh para ulama sebagai batu fondasi bagi bangunan Ulûmul Quran selanjutnya.

Oleh karena itu dalam makalah ini akan menguraikan peristiwa tentang

nuzûlul Qur’an, dengan adanya pembahasan ini tentunya penulis berharap

semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang nuzûlul Qur’an.


3

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini pokok masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Bagaimana definisi Al-Qur’an dan Nuzûlul Al-Qur’an?

2. Apa saja nama-nama lain dari Al-Qur’an?

3. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?

4. Apa hikmah turunnya Al-Qur’an?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi Al-Qur’an dan Nuzûlul Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui nama-nama lain dari Al-Qur’an.

3. Untuk mengetahui proses turunnya Al-Qur’an serta

4. Untuk mengetahui hikmah dibalik diturunkkannya Al-Qur’an.


4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Al-Qur’an
Secara etimologi, ada beberapa pendapat tentang asal-usul kata al-Qur’an.

Namun, secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi tiga:

1) Kata al-Qur‘an adalah isim ‘alam (nama) yang dipakai untuk menyebut kitab
suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Ia seperti Taurat dan Injil
yang dipakai untuk menyebut kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa.
Menurut pendapat ini, al-Qur‘an bukan turunan (musytaqq) dari kata apapun,
melainkan isim murtajal, yakni kata yang terbentuk seperti itu sejak awal.
Menurut pendapat Al-Syafi‘i (150-204 H/767-820 M).1
2) Kata Al-Qur‘an berasal dari qarana yang artinya “menghimpun atau
menggabung”. Hal ini sesuai dengan sifat al-Qur‘an yang menghimpun huruf,
ayat, dan surat. Pendapat ini telah dijelaskan oleh Abu al-Hasan al-Asy‘ary
(260- 324 H/767-820 M). Pendapat yang hampir sama dijelaskan oleh al-
Farra (w. 207 H/823 M) yang mengatakan al-Qur‘an berasal dari kata qara’in
(jamak qarinah). Secara morfologis, kata qara’in juga berasal dari qarana.
Qara’in berarti pasangan, bukti, atau sesuatu yang menjelaskan. Dinamakan
seperti itu karena ayat-ayat al-Qur‘an bersifat saling berhubungan dan saling
menjelaskan satu dengan lainnya.2
3) Kata Al-Qur‘an adalah bentuk masdar dari qara’a yang berarti “membaca”.
Qur’an merupakan masdar yang juga bermakna maf‘ul, sehingga artinya
“bacaan”. Bentuk ini sama dengan ghufran (ampunan) yang merupakan
masdar dari ghafara (mengampuni), atau rujhan yang merupakan masdar dari
rajaha. Pendapat ini disampaikan oleh Al-Lihyany (w. 215 H/831 M) dan
AlZajjaj (w. 311 H/928 M). Hanya saja, Al-Zajjaj memilih “mengumpulkan”
sebagai makna qara’a. Meskipun begitu, antara “membaca” dan
“mengumpulkan” sesungguhnya memiliki kaitan makna, karena membaca

1
Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum al-Quran (Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1977), hal. 18
2
Jalaluddin al-Suyuthy, al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Muassasatu al-Risalah Nasyirun, 2008),
hal. 116.
5

hakikatnya adalah mengumpulkan huruf dan kata dalam ucapan, sehingga


antara keduanya bisa berarti sama.3 Pendapat ini juga didasarkan pada ayat al-
Qur‘an yang berbunyi: Sesungguhnya tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Maka, apabila Kami selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu. (al-
Qiyamah: 17-18)4
Secara terminologi, al-Qur‘an memiliki beberapa definisi. Banyaknya

definisi al-Qur‘an tidak lepas dari sudut pandang ulama yang menyusunnya atau

kepentingan kajiannya. Meskipun demikian, definisi-definisi itu memiliki esensi

yang sama. Beberapa di antaranya:

1) Al-Qur‘an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw
untuk melemahkan orang yang menentangnya sekalipun hanya dengan surat
terpendek, dan membacanya dianggap sebagai ibadah.5
2) Al-Qur‘an ialah firman Allah yang berfungsi sebagai mu‘jizat, diturunkan
kepada penutup nabi dan rasul melalui perantara malaikat Jibril As, ditulis
dalam mushaf, dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya
dianggap ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat al-
Nas.6
3) Al-Qur‘an ialah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi Allah kepada Rasul-
Nya Muhammad bin ‘Abdillah sang penutup para nabi, yang dinukilkan
secara mutawatir baik lafal maupun maknanya, dan merupakan kitab samawi
terakhir yang diturunkan.7
4) Al-Qur‘an adalah: firman Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir,

3
al-Shalih, Mabahits., hal. 19
4
Terjemahan Kemenag 2019
5
al-Suyuthy, al-Itqan, hal. 2
6
Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Dar alShabuni, 2003), hal. 7.
7
Afif ‘Abd al-Fattah Thabbarah, Ruh al-Din al-Islami (Beirut: Darul ‘Ilm lil-Malayin, t.t.), 18
6

membacanya bernilai ibadah, dan berfungsi sebagai mu‘jizat meski hanya


dengan satu surat darinya.8
B. Nama-Nama Lain Al-Qur’an
Ada 55 nama lain dari Al-Qur’an berdasarkan yang disebutkan dalam

Kitab Khozinatul Asror karya Syekh Sayyid Muhammad Haqqy An-Nazily, yaitu:
9

NO Nama Lain Al-Qur’an Firman Allah


1 al-Kitab QS al-Dukhan/44: 2
2 al-Mubin QS al-Dukhan/44: 2
3 al-Qur’an QS al-Qiyamah/75:17
4 al-Karim QS al-Waqi’ah/56:77
5 al-Kalam QS al-Taubah/9:6
6 al-Nur QS al-Nisa/4:174
7 al-Huda QS Yunus/10:57
8 al-Rahmah QS Yunus/10:57
9 al-Furqan QS al-Furqan/25:1
10 al-Syifa QS al-Isra/17:82
11 al-Mau’idhah QS Yunus/10:57
12 al-Dzikr QS al-Anbiya/21:50
13 al-Mubarak QS al-Anbiya/21:50
14 al-‘Aliy QS al-Zukhruf/43:4
15 Hikmah QS al-Qamar/54:5
16 al-Hakim QS Yunus/10:1
17 Al-Muhaimin QS al-Maidah/5:48
18 Al-Habl QS Ali Imran/3:103
19 Al- Shirath Mustaqim QS al-An’am/6:153
20 Al-Qayyim QS al-Kahfi/18:2
21 Al-Qaul QS al-Thariq/86:13
22 Al-Fashl QS al-Thariq/86:13
23 Al-Naba’ al-Adhim QS al-Naba/78:2
24 Ahsan al-Hadits QS al-Zumar/39:23
25 Al-Mutasyabih QS al-Zumar/39:23
26 Al-Matsani QS al-Zumar/39:23
27 Al-Tamzil QS Asy-Syu’ara/26/192
28 Al-Ruh QS Asy-Syura/42:52
29 Al-Wahy QS al-Anbiya/21:45
30 Al-‘Arabiy QS Yusuf/12:28
31 Al-Basha’ir QS al-A’raf/7:203
8
Dr. Nuruddin ‘Atar, Ulum Al-Qur’an al-Karim (Damaskus: As-shabah, 1414 H/1993 M), hal. 20
9
Kitab Al-Itqon Fi Ulumil Quran dan Khozinatul Asrar, https://purbalingga.kemenag.go.id/nama-
nama-al-quran/
7

NO Nama Lain Al-Qur’an Firman Allah


32 Al-Bayan QS Ali Imran/3:138
33 Al-‘ilm QS Al-Baqarah/2:145
34 Al-Haqq QS Ali Imran/3:62
35 Al-Hady QS al-Isra/17:9
36 Al-Ajab QS al-Jin/72:1
37 Al-Tadzkirah QS al-Haqqah/69:48
38 al-’Urwah al-Wutsqa QS Al-Baqarah/2:256

39 Al-Shidq QS Al-Zumar/39:33
40 Al-‘Adl QS al-An’am/6:115
41 Al-Amr QS al-Thalaq/65:5
42 Al-Munadiy QS Ali Imran/3:193
43 Al-Busyra QS al-Naml/27:2
44 Al-Majid QS al-Buruj/85:21
45 Zabur QS al-Anbiya/21:105
46 Al-Basyir QS Fussilat/41:3-4
47 Al-Nadzir QS Fussilat/41:3-4
48 Al-Aziz QS Fussilat/41:41
49 Al-Balagh QS Ibrahim/14:52
50 Al-Qashash QS Yusuf/12:3
51 Shuhuf QS Abasa/80:13
52 Al-Mukarramah QS Abasa/80:13
53 Al-Marfu’ah QS Abasa/80:14
54 al-Muthahharah QS Abasa/80:14
55 Al-Wa’id QS Ibrahim/14:14

C. Definisi Nuzûlul Al-Qur’an


Pengertian Nuzûl secara bahasa atau etimologi berasal dari kata “nazala-

yanzilu-nuzul’’ yang artinya: “turun”, sedangkan secara istilah Nuzûl Qur’an

adalah penyampaian/penetapan/turunnya Al-Qur’an, yaitu proses penyampaian

Al-Qur’an, baik ke Lauh Mahfuz ke Bait Al-‘Izah maupun kepada Rasul

sendiri.10

10
Drs. H Ahmad syadali, drs H.ahmad rofi’I, ulumul qur’an 1 (Bandung: Cv Pustaka Setia, Mei
1997) hal 31
8

Kata Nuzûl memiliki beberapa pengertian. Menurut Ibn Faris, kata Nuzul

berarti hubuth syay wa wuqu’uh, turun dan jatuhnya sesuatu.11Sedangkan menurut

al-Raghib al-Isfahaniy, kata Nuzûl berarti ‫س ْف ٍّل‬ ٍّ ُ‫عل‬


َ ‫ق ِا َلى‬ ُ ‫ ال ُهب ُْو‬, meluncur atau
ُ ‫ط مِ ْن‬

turun dari atas ke bawah.12 Menurut al-Zarqoni, kata Nuzûl di ungkapkan dalam

penuturanya yang lain untuk pengertian perpindahannya sesuatu dari atas ke

bawah.13

Dengan demikian, proses turunnya al-Qur’an (Nuzûl al-Qur’an)

merupakan pembahasan yang sangat penting dalam ilmu-ilmu al-Qur’an, bahkan

boleh dikata inilah pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling urgen secara

keseluruhan, karena pengetahuan tentang Nuzûl al-Qur’an adalah dasar untuk

meyakini al-Qur’an itu sendiri, dan bahwasanya alQur’an adalah betul-betul

firman Allah swt. juga dasar untuk mempercayai kenabian Rasulullah saw. dan

bahwasanya Islam itu benar. Kemudian Nuzûl al-Qur’an merupakan pokok dari

keseluruhan pembahasan-pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang lain.14

D. Proses Turunnya Al-Qur’an


Perbedaan kitab Al-Qur’an dipandang dari aspek proses penurunannya

sangat jauh berbeda dengan kitab-kitab wahyu lainnya. Sehingga karena alasan

perbedaan tersebut, sikap meragukan sumber munculnya teks wajar ketika

11
Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Beirut: Dar al-‘Ilm Li al-
Malayyin, t.t.), hlm.342. (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
12
Al-Raghib sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim (Beirut: Darul-Fikr, 1982),
hlm.824 (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/).
13
Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Beirut: Darul-Fikr,
1988), hlm. 41. (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an//).
14
Muhammad Abd al-Azhim al-Zarqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Beirut: Dar
al-Fikr, 1998), h.37.
9

dipertanyakan oleh orang-orang kafir. Dalam Al-Quran Allah mengabadikan

pertanyaan mereka;

ً َ ُ ٰ ْ َّ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ٰ َ ً َ َّ ً َ ْ ُ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ َ َ
‫احدةۛ كذ ِلكۛ ِلنث ِبت ِب ٖه فؤادك َو َرتلنه ت ْر ْتِيلا‬
ِ ‫وقال ال ِذين كفروا لولا ن ِزل علي ِه القران جملة و‬

)٣٢ :25/‫ ( الفرقان‬٣٢

32. Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus?” Demikianlah,531) agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya
dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).
531) Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi secara berangsur-angsur agar hati Nabi
Muhammad saw. menjadi kuat dan mantap. (Al-Furqan/25:32)15
Menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab pokok di kalangan

para ulama di seputar pemahaman tentang proses turunnya Al-Quran, yaitu:

1) Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama, bahwa yang dimaksud dengan
turunnya Al-Quran ialah turunnya Al-Quran secara sekaligus ke Baitul ’Izzah
di langit dunia untuk menunjukkan kepada para malaikatnya bahwa betapa
besar masalah ini, selanjutnya Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. secara bertahap selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-
peristiwa yang mengiringinya sejak beliau diutus sampai wafatnya. Pendapat
ini didasarkan pada riwayat-riwayat dari Ibnu Abbas. Antara lain:
“Al-Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailah al-qadr.
Kemudian setelah itu, ia diturunkan selama dua puluh tahun”16

“Al-Quran itu dipisahkan dari al-zikr, lalu diletakkan di Baitul ’Izzah di


langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi SAW.

15
Terjemahan Kemenag 2019

16
Menurut Manna’ al-Qaththan, pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hakim, al-Baihaqi dan al-
Nasa’i. Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Diterjemahkan oleh H. Aunur Rafiq el-
Mazni dengan judul, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Cet. I; Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), h.
126.
10

“Al-Quran diturunkan pada lailah al-qadr pada bulan Ramadhan ke langit


dunia sekaligus, lalu ia diturunkan secara berangsur-angsur.”17
18
2) Pendapat yang disandarkan pada al-Sya’bi bahwa permulaan turunnya Al-
Qur’an dimulai pada lailah al-qadr di bulan Ramadhan, malam yang
diberkahi. Sesudah itu turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang
mengiringinya selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian,
Al-Quran hanya memiliki satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahap
kepada Rasulullah SAW., sebab yang demikian inilah yang dinyatakan oleh
Al-Quran.
ً َْ ُ ْٰ َ ْ ُ ٰ َ َّ َ َ ٗ َ َ ْ َ ُ ٰ ْ َ َ ً ٰ ْ ُ َ
)١٠٦ :17/‫ ( الاسراۤء‬١٠٦ ‫ث َّونَّزلنه تن ِز ْيلا‬
ٍ ‫ك‬ ‫م‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫اس‬
ِ ‫الن‬ ‫وقرانا فرقنه ِلتقراه على‬

106. Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad)


membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar
menurunkannya secara bertahap.
(Al-Isra'/17:106)19
ً َ ُ ٰ ْ َّ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ٰ َ ً َ َّ ً َ ْ ُ ُ ٰ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َّ َ َ َ
‫احدةۛ كذ ِلكۛ ِلنث ِبت ِب ٖه فؤادك َو َرتلنه ت ْر ْتِيلا‬
ِ ‫وقال ال ِذين كفروا لولا ن ِزل علي ِه القران جملة و‬

َْ ْ َ َْ َ ٰ ْ َّ َ َ َ ُ ْ َ
)٣٣-٣٢ :25/‫ ( الفرقان‬٣٣ ‫ َولا َيأت ْونك ِب َمث ٍل ِالا ِجئنك ِبالح ِق َواح َس َن تف ِس ْي ًرا‬٣٢

32. Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus?” Demikianlah, 33. Tidaklah mereka datang kepadamu (membawa) sesuatu yang
aneh, kecuali Kami datangkan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang terbaik.
(Al-Furqan/25:32-33)20
Di samping dua pendapat mayoritas di atas, terdapat lagi pandangan-
pandangan yang lain, yaitu:
3) Pendapat yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia
pada dua puluh malam kemuliaan (lailah al-qadr), yang setiap malam
kemuliaan tersebut ada yang ditentukan oleh Allah untuk diturunkan setiap

17
Ibid
18
Ibid
19
Terjemah Kemenag 2019
20
Terjemah Kemenag 2019
11

tahunnya, dan jumlah untuk satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW.
4) Ada juga sebagian ulama yang berpandangan bahwa Al-Qur’an turun
pertamatama secara berangsur-angsur ke Lauh al-mahfuz, kemudian
diturunkan secara sekaligus ke Bait al-‘Izzah. Dan setelah itu, turun sedikit
demi sedikit.21
E. Hikmah Turunnya Al-Qur’an
Hikmah turunnya al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua bahagian, sesuai

dengan keadaan turunnya al-Qur’an itu sendiri.

Perbedaan kitab Al-Qur’an dipandang dari aspek proses penurunannya

sangat jauh berbeda dengan kitab-kitab wahyu lainnya. Sehingga karena alasan

perbedaan tersebut, sikap meragukan sumber munculnya teks wajar ketika

dipertanyakan oleh orang-orang kafir. Dalam Al-Qur’an Allah mengabadikan

pertanyaan mereka;

1) Hikmah Turunnya sekaligus :


Abu Syamah dalam bukunya “al-Mursyid al-Wajiz” menyebutkan,
bahwa rahasia atau hikmah diturunkannya alQur’an secara sekaligus ke
langit dunia adalah untuk meninggikan derajatnya dan derajat orang yang
diturunkan kepadanya, yaitu dengan memberi penyampaian kepada
penduduk langit tujuh, bahwasanya inilah kitab terakhir yang diturunkan
kepada rasul terakhir terhadap umat paling mulia, Kami telah
mendekatkannya kepada mereka untuk selanjutkan akan Kami turunkan
kepada mereka, sekiranya bukan karena hikmah ilahiyah (sunnatullah)
yang menghendaki adanya kitab ini turun kepada mereka secara bertahap
seiring denganperistiwa yang terjadi, niscaya ia akan turun ke bumi secara
sekaligus, sebagaimana halnya kitab-kitab lain sebelumnya. Akan tetapi
Allah swt telah membedakan kitab ini dengan kitab-kitab tersebut,

21
Lihat Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 125-130
12

sehingga Allah swt. menjadikan baginya dua hal: pertama: Diturunkannya


secara sekaligus, kedua: kemudian diturunkan secara terpisah-pisah
sebagai pemuliaan terhadap orang yang diturunkan kepadanya.22
Sementara al-Sakhawiy mengatakan, bahwa hikmahnya diturunkan
secara sekaligus ke langit dunia adalah untuk menyamakan antara
Rasulullah saw. dan Nabi Musa as. di mana kitabnya diturunkan secara
sekaligus, kemudian Muhammad dilebihkan dengan adanya diturunkan
secara bertahap agar dia mampu memeliharanya dengan baik.23
2) Hikmah turunnya secara berangsur-angsur
a) Memperbaharui wahyu. Berulangkali turun Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad Saw. Siang,malam,pagi dan sore membuat hati Nabi senang dan
lapang. Oleh sebab itu keberadaan Nabi yang paling terbaik adalah saat ia
bertemu dengan Jibril untuk bertadarus al-Qur’an.
b) Turun al-Qur’an secara berangsur memudahkan bagi Nabi untuk menghafal
dan memahaminya, terutama Nabi Muhammad Saw. sangat takut bila al-
Qur’an tidak menetap di hatinya hingga Allah menenangkannya.
ْ
َّ ُ ٗ َ ٰ ُ َّ َ ُ ٰ َ َ َ ٗ َ ٰ ُ ٗ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َْ َ َ ْ َ ُ َ
‫ ثَّم ِان‬١٨ ۚ‫ ف ِاذا ق َرأنه فات ِب ْع ق ْرانه‬17 ۚ‫ ِان علينا ج ْمعه َوق ْرانه‬١٦ ‫لا تح ِرك ِب ٖه ِل َسانك ِلتعجل ِب ٖه‬

ٰ ( ١٩ ‫َع َل ْي َنا بَ َي َان ٗه‬


)١٩-١٦ :75/‫القيمة‬

16. Jangan engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an)
karena hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya. 17. Sesungguhnya tugas Kamilah untuk
mengumpulkan (dalam hatimu) dan membacakannya 18. Maka, apabila Kami telah selesai
membacakannya, ikutilah bacaannya itu. 19. Kemudian, sesungguhnya tugas Kami (pula)-
lah (untuk) menjelaskannya.
(Al-Qiyamah/75:16-19)24
Allah sangat berkuasa untuk menurunkan al-Qur’an secara sekaligus dan
dengan gampangnya mampu membuat Nabi untuk menghafalnya dengan mudah
dan tidak lupa lagi, tapi hikmahnya Allah berkeinginan menurunkannya sesuai

22
Jalaluddin al-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I (Cet. IV; Damaskus dan Beirut: Dar Ibn
Katsir, 2000), h. 132.
23
Jalaluddin al-Suyuthiy, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, h. 132
24
Terjemah Kemenag 2019
13

dengan sunnatullah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (QS ar-
25
Ra'ad [13]: 8) hal ini memberikan dampak positif buat umat Nabi Muhammad Saw.
Dalam menghafal, karena mereka tidak bisa membaca,menulis, dan sarana tulis menulis
sangat langka pada saat itu, mereka hanya mengandalkan kekuatan akal untuk menghafal.
Kondisi ini sangat sesuai dengan diturunkannya Alquran secara berangsur-angsur. Al-
Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya
kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap.
(Al-Isra'/17:106).26 Diturunkannya al-Qur’an secara berangsur-angsur memberi ruang
yang besar untuk tadarus dan memahaminya. Sebagaimana diriwayatkan Abu
Abdurrahman as-Salmah tentang para sahabat Rasul bahwa mereka apabila telah
belajar dari Nabi sepuluh ayat tidak meminta untuk diteruskan hingga mereka
benar-benar mengetahui apa-apa yang ada di dalamnya untuk diyakini dan
diamalkan.

c) Setiap turunnya wahyu merupakan pembaharuan dakwah bagi kaum


musyrikin untuk masuk dalam agama Allah. Ini merupakan sikap lemah
lembut terhadap mereka agar mereka beriman dan merupakan ambisi Islam
untuk memberi hidayah bagi mereka, semoga mereka memperoleh petunjuk
dan tidak menghambat Islam. Kalau al-Qur’an diturunkan sekaligus pastilah
masa itu telah berlalu dan mereka mempunyai alasan untuk tidak memeluk
Islam. Di sisi lain terlihat dilihat di hadapan mereka kelemahan untuk
mendatangkan al-Qur’an sebagian apalagi seluruhnya. Hal ini membuktikan
bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak beriman.
d) Untuk membantah tuduhan musyrikin, dan propaganda pembangkang.
Sebagai contoh mereka menuduh malaikat turun dari langit, dan Nabi
Muhammad Saw tidaklah pantas memiliki istri dan keturunan serta makan
makanan dan berjalan di pasar. Allah mencounter tuduhan ini dengan firman
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau. Tidaklah pantas bagi kami
mengambil pelindung selain Engkau,527) tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek

25
Terjemahan Kemenag 2019
26
Terjemahan Kemenag 2019
14

moyang mereka kenikmatan hidup sehingga mereka melupakan peringatan dan mereka kaum
yang binasa.” (Al-Furqan/25:18)27
e) Menenteramkan hati Nabi Muhammad Saw dengan merasakan bahwa Allah
selalu bersamanya. Cara menenteramkan hati ini banyak, di antaranya dengan
mengisahkan sejarah para nabi sebelumnya
ُّ َ ْ ٰ َ َ َ َ َُ ُ َُ َ َْ َ َ َ ُّ ُ َّ ًّ ُ
‫َوكلا نقص عل ْيك ِم ْن انْۢبا ِۤء ا ُّلر ُس ِل َما نث ِبت ِب ٖه فؤادك َوجا َۤءك ِف ْي ه ِذ ِه الحق‬

َ ْ ْ ْ ٌ َ
)١٢٠ :11/‫ ( هود‬١٢٠ ‫َو َم ْو ِعظة َّو ِذك ٰرى ِلل ُمؤ ِم ِن ْين‬

120. Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad),


yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan
kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.
(Hud/11:120)28
atau memerintahkannya untuk bersabar
ُْ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ٰ َ ْ َ
( ٣٩ ۚ‫فاص ِب ْر على َما َيق ْول ْون َو َس ِبح ِبح ْم ِد َر ِبك ق ْبل طل ْو ِع الش ْم ِس َوق ْبل الغ ُر ْو ِب‬

)٣٩ :50/‫ق‬

39. Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka
katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit dan
terbenamnya matahari. (Qaf/50:39)29
f) Menjawab problematika masyarakat. Hal ini sangat logis karena problematika
tidak mungkin terjadi sekaligus. Merupakan hikmah dari Allah, Alquran
diturunkan secara berangsur-angsur untuk menerangkan apa-apa yang
dibutuhkan masyarakat sesuai dengan kondisi mereka dan problema yang
mereka hadapi. Seperti pertanyaan „Udai ibn Hatim dan Zaid bin al-Muhalhil
kepada Nabi Muhammad Saw: “Wahai Rasulullah telah diharamkan bagi
kami bangkai, maka apa pula yang dihalalkan? Maka turunlah ayat:

27
Terjemah Kemenag 2019
28
Terjemah Kemenag 2019
29
Terjemah Kemenag 2019
15

َّ َّ ُ َ ْ ُ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ََّ َ َ ُ ٰ َّ ُ ُ َ َّ ُ ْ ُ ْ ُ َ َّ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ
‫يس َٔـلونك ماذآ ا ِحل لهم قل ا ِحل لكم الط ِيبت وما علمتم ِمن الجو ِار ِح مك ِل ِبين تع ِلمونهن ِِما‬

ْ ُ ُ َ ْ َ ُ ُ ‫ََّ ُ ُ ه‬
‫اب‬ ‫س‬َ ‫الح‬
ِ ‫ع‬ َ ‫اّٰلل اَّن ه‬
ُ ‫اّٰلل َسر ْي‬ َ ‫اّٰلل َع َل ْي ِه‬
َ ‫ۖوَّات ُقوا ه‬ ِ
‫ْ َ ه‬
‫م‬‫اس‬ ‫وا‬ ُ ‫اّٰلل َف ُكل ْوا َِِّمآ ا ْم َسك َن َعل ْيك ْم َو ْاذك‬
‫ر‬ ‫عل َمكم‬
ِ ِ ِ

)٤ :5/‫ ( الماۤئدة‬٤

4. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad), “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”
Katakanlah, “Yang dihalalkan bagimu adalah (makanan-makanan) yang baik dan (buruan
yang ditangkap) oleh binatang pemburu yang telah kamu latih untuk berburu, yang kamu
latih menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka, makanlah apa yang
ditangkapnya untukmu201) dan sebutlah nama Allah (waktu melepasnya). Bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”. (Al-Ma'idah/5:4)30
g) Mengetahui nâsikh dan mansûkh. Dalam ayat Alquran ditemukan hal yang
berkaitan dengan hukum syariat. Hukum ini bisa mengalami perubahan
dengan bentuk penghapusan hukum pertama dengan datangnya hukum kedua.
Kalaulah Alquran turun sekaligus niscaya pelaksana hukum akan
kebingungan, mana yang didahulukan dan dilaksanakan dari dua hukum yang
berbeda? Maka ketika turun ayat:
ُ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ َُْ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ
ْ َ ُ‫ه‬
‫اّٰلل ف َيغ ِف ُر‬ ‫اس ْبك ْم ِب ِه‬ ‫ح‬‫ي‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ف‬ ‫خ‬‫ت‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬‫س‬ ‫ف‬ ‫ن‬‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ب‬‫ت‬ ‫ن‬ ِ‫ا‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬ْ ‫الس ٰم ٰوت َو َما فى ْال َا‬ ‫ه‬
َّ ‫ّٰلل َما فى‬
ِ ِ ٓ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

َ َ ُ ٰ َ ُ ‫َ ْ َّ َ ُ َ ُ َ ُ َ ْ َّ َ ُ َ ه‬
)٢٨٤ :2/‫ ( البقرة‬٢٨٤ ‫اّٰلل على ك ِل ش ْي ٍء ق ِد ْي ٌر‬‫ِلمن يشاۤء ويع ِذب من يشاۤء و‬

284. Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu
menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah
memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan
mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-
Baqarah/2:284)
31
Sahabat meresa kesulitan melaksanakannya, dengan pernyataan mereka:
“Selalu saja ada hal-hal yang tidak diingini timbul di diri kami, yang meresa
kami berdosa dengan pemahaman ayat ini, kalau demikian adanya maka hal
itu lebih berat dari kami dijatuhkan dari langit ke bumi, akhirnya mereka

30
Terjemah Kemenag 2019
31
Terjemah Kemenag 2019
16

minta keringanan kepada Rasul. Beliau menjawab: “Janganlah kamu sekalian


berkata seperti perkataan Yahudi: “Kami dengar tapi kami tidak
melaksanakan” tapi katakanlah: “Kami dengar dan kami laksanakan” Namun
Allah maha tahu keikhlasan para sahabat itu maka turunlah ayat
َ َ ْ َّ ْ َ ْ َ ُ َ َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ
‫اخذنآ ِان ن ِسينآ ا ْو‬ َ َ ْ َ َ ْ ُ َّ ً ْ َ ُ ‫ه‬ ُ َ ُ َ
ِ ‫لا يك ِلف اّٰلل نفسا ِالا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت ربنا لا تؤ‬

ْ
َ َ ْ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َّ َ َ ٗ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ
‫اخطأنا ۚ َربنا َولا تح ِمل علينآ ِاص ًرا كما ح َملته على ال ِذين ِم ْن ق ْب ِلنا ۚ َربنا َولا تح ِملنا َما لا‬

َ ٰ ْ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ ٰ ْ َ َ َْ َ ْ َ ََ ْ َّ َ ُ ْ ََ َ َ َ
( ٢٨٦ ࣖ ‫طاقة لنا ِب ٖهۚ َواعف عنا َواغ ِف ْر لنا َو ْارحمنا انت مولىنا فانص ْرنا على القو ِم الك ِف ِرين‬
ْ

)٢٨٦ :2/‫البقرة‬

286. Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada
sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu
(siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami,
janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi
kaum kafir.”(Al-Baqarah/2:286)32

32
Terjemah Kemenag 2019
17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses turunnya al-Qur’an (Nuzûl al-Qur’an) merupakan pembahasan

yang sangat penting dalam ilmu-ilmu al-Qur’an, bahkan boleh dikata inilah

pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling urgen secara keseluruhan,

karena pengetahuan tentang Nuzûl al-Qur’an adalah dasar untuk meyakini al-

Qur’an itu sendiri, dan bahwasanya alQur’an adalah betul-betul firman Allah

swt. juga dasar untuk mempercayai kenabian Rasulullah saw. dan

bahwasanya Islam itu benar. Kemudian Nuzûl al-Qur’an merupakan pokok

dari keseluruhan pembahasan-pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang lain

Nuzûl al-Qur’an adalah proses turunnya wahyu al-Qur’an kepada Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


18

DAFTAR PUSTAKA

Abi al-Hussein Ahmad Ibn Faris ibn Zakariya, Maqoyis al-Lughoh (Beirut: Dar

al-‘Ilm Li al-Malayyin, t.t.).

(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-qur’an/

Afif ‘Abd al-Fattah Thabbarah, Ruh al-Din al-Islami (Beirut: Darul ‘Ilm lil-

Malayin, t.t.)

Al-Raghib sal-Isfahaniy, al-Mufradat fi aAlfadz Alqur’an al-Karim (Beirut:

Darul-Fikr, 1982),(https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-

qur’an/).

Drs. H Ahmad syadali, drs H.ahmad rofi’I, ulumul qur’an 1 (Bandung: Cv

Pustaka Setia, Mei 1997)

H. Aunur Rafiq, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Cet. I; Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2006),

Jalaluddin al-Suyuthy, al-Itqan fi Ulum al-Quran (Beirut: Muassasatu al-Risalah

Nasyirun, 2008)

Kitab Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an dan Khozinatul Asrar,

https://purbalingga.kemenag.go.id/nama-nama-al-quran/

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. 2019. Al-Quran KEMENAG In Microsoft

Word. Indonesia: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Muhammad ‘Abd al-‘Azrqoni, Mahahil Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, jilid I (Beirut:

Darul-Fikr,1988). (https://samsulabidin.wordpress.com/2009/08/15/nuzulul-

qur’an//).
19

Muhammad Abd al-Azhim al-Zarqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz

I (Beirut: Dar al-Fikr, 1998).

Muhammad Ali al-Shabuni, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Dar alShabuni,

2003)

Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum al-Quran(Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin,

1977)
20

CATATAN
- Penanya :
1. Suchawardi
Bagaimana yang mengadakan acara Nuzûlul Qur’an di 17 Ramadhan atau
diakhir Ramadhan (Lailatul Qadr) ?
Jawaban: di Indonesia umumnya Nuzûlul Qur’an diperingati pada setiap
malam ke- 17 Ramadhan, padahal seperti yang kita ketahui bahwa al-
Qur’an turun pada malam lailatul qadr dan terjadi disepuluh terakhir
Ramadhan. Masyarakat islam banyak yang memperingati Nuzûlul Qur’an
pada malam ke-17 Ramadhan dikarenakan meyakini bahwa Al-Qur’an
diturunkan pertama kali kepada Rasulullah SAW pada malam ke-17
Ramadhan, wallahu’alam.
2. Ilman Nur
Bagaimana pendapat pemateri tentang pertentangan Ulama tentang surah
yang pertama turun?
Jawaban : saya lebih merunut ke pendapat yang paling rajah yaitu surah
yang pertama turun adalah surah Al-‘Alaq ayat 1-5

َّ ْ ْ ْ
ْ
ْ‫ الذي‬٣ ‫ك ْال َاك َر ُم‬
َ ُّ َ َ َ ْ ََ ْ َ ْ ْ ََ َ
َ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ
ِ ‫ ِاقرأ ورب‬2 ۚ‫ خلق ال ِانسان ِمن عل ٍق‬١ ۚ‫ِاق َرأ ِباس ِم ر ِبك ال ِذي خلق‬

َ ْ َ َ ْ ْ ََّ َ َ ْ ََّ
)5-١ :96/‫ ( العلق‬5 ‫ عل َم ال ِان َسان َما ل ْم َيعل ْم‬٤ ‫عل َم ِبالقل ِم‬

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! 2. Dia menciptakan


manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4. yang
mengajar (manusia) dengan pena. 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
33
diketahuinya

- Yang menambahkan
1. Ridwanto

33
Terjemah Kemenag 2019

You might also like