Professional Documents
Culture Documents
Determinan Perilaku CERDIK Dalam Pencegahan Hipertensi Pada Wanita Usia Subur
Determinan Perilaku CERDIK Dalam Pencegahan Hipertensi Pada Wanita Usia Subur
JurnalIlmu
Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat. 2023; 1212
2023; (4):(4):
320-329
320-329
Abstrak
Pencegahan penyakit hipertensi pada wanita usia subur harus ditekan dan dihentikan, sehingga wanita tersebut pada saat
hamil nanti tidak termasuk kedalam kategori kehamilan risiko tinggi. Salah satu bentuk pencegahan hipertensi pada
Wanita usia subur adalah dengan menerapkan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap
rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui determinan yang mempengaruhi perilaku CERDIK dalam upaya pencegahan hipertensi pada
wanita usia subur. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah seluruh wanita usia
subur yang berada di wilayah Kota Depok Jawa Barat sebanyak 320.067 orang. Berdasarkan perhitungan sampel
menggunakan rumus Slovin, diperoleh jumlah sampel sebanyak 400 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
multistage sampling, instrumen penelitian berupa kuesioner, dan analisis data menggunakan analisis multivariat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa determinan perilaku CERDIK dalam upaya pencegahan hipertensi pada wanita usia
subur adalah pengetahuan, sikap, literasi kesehatan, dan motivasi (nilai p < 0,05). Perilaku CERDIK perlu ditingkatkan
untuk mencegah wanita usia subur mengalami kejadian hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, Perilaku CERDIK, Wanita usia subur
Abstract
Prevention of hypertension in women of childbearing age must be suppressed and stopped, so that during pregnancy these women
were not included in the category of high-risk pregnancies. One form of prevention of hypertension in women of childbearing age
is to implement SMART behavior, namely periodic health checks, get rid of cigarette smoke, be diligent in physical activity, have a
healthy and balanced diet, get enough rest and manage stress. The research objective was to determine the determinants that
influence CERDIK behavior in an effort to prevent hypertension in women of childbearing age.This type of quantitative research
with cross-sectional design.The study population was all women of childbearing age in the Depok City area of West Java, totaling
320,067 people. Based on sample calculations using the Slovin formula, a total sample of 400 respondents was obtained. The
sampling technique used multistage sampling, the research instrument was a questionnaire, and data analysis used multivariate
analysis.The results of this study showed that the determinants of CERDIK behavior in efforts to prevent hypertension in women
of childbearing age include: knowledge, attitude, health literacy, and motivation (p-value< 0.05). CERDIK behavior needs to be
improved to prevent women of childbearing age from experiencing hypertension.
Keywords: Hypertension, CERDIK Behavior,Women of Childbearing Age
Korespondensi*: Achmad Lukman Hakim, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Indonesia Maju, Jl. Harapan No.50, Lentang Agung, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, E-mail: achmadlukmanhakim@gmail.com
https://doi.org/10.33221/jikm.v12i04.2243
320 : 23 Juni 2023
Received : 28 November 2022 / Revised : 16 Mei 2023 / Accepted
Copyright @ 2023, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN: 2252-4134, e-ISSN: 2354-8185
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
321
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
pada kuesioner.11 Penelitian yang dilakukan usia subur yang berada di Kota Depok, Jawa
oleh Sari LM & Ardianto AJ, diperoleh hasil Barat sebanyak 320.067 orang. Berdasarkan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara perhitungan sampel menggunakan rumus
tingkat pengetahuan, sikap, literasi Slovin, diperoleh jumlah sampel sebanyak
kesehatan, dan motivasi dengan perilaku 400 responden. Teknik pengambilan sampel
CERDIK penderita hipertensi di masa menggunakan multistage sampling, dimana
pandemi COVID-19. Disimpulkan bahwa semua sampel dibagi menjadi 10 kecamatan,
pengetahuan, sikap, literasi kesehatan, dan dan setiap kecamatan dilakukan acak
motivasi penderita hipertensi dapat sederhana untuk mewakili populasi yang
meningkat dan dapat mengubah gaya hidup dijadikan sebagai sampel penelitian.
dan dapat meningkatkan perubahan perilaku Sebaran sampel terdiri dari Kecamatan Beji
CERDIK sehingga derajat kesehatan sebanyak 34 responden, Kecamatan
meningkat secara optimal di masa pandemi Pancoran Mas sebanyak 53 responden,
COVID-19.12 Kecamatan Cipayung sebanyak 34
Penelitian ini akan membahasa lebih responden, Kecamatan Cimanggis sebanyak
jauh faktor-faktor apa saja yang 49 responden, Kecamatan Sukmajaya
mempengaruhi terjadinya perilaku CERDIK sebanyak 59 responden, Kecamatan
dan menfokuskan pada penyakit hipertensi Cilodong sebanyak 30 responden,
dan subjek Wanita usia subur, berbeda Kecamatan Limo sebanyak 19 responden,
dengan penelitian sebelumnya yang bersifat Kecamatan Cinere sebanyak 21 responden,
umum yaitu pada penyakit tidak menular, Kecamatan Tapos sebanyak 49 responden,
serta penelitian ini akan menggunakan Kecamatan Sawangan sebanyak 30
metode penelitian yang berbeda. Penelitian responden, dan Kecamatan Bojongsari
ini juga diharapkan dapat memberikan sebanyak 22 responden. Kriteria inklusi
informasi bahwa program CERDIK dapat penelitian terdiri dari wanita usia subur yang
dijadikan sebagai alat untuk pencegahan berada di wilayah Kota Depok Jawa Barat
penyakit tidak menular seperti hipertensi. dan bersedia menjadi responden.
Jadi dapat menjadi penguat bagi peneliti Data yang digunakan dalam penelitian
bahwa perlu dilakukan penelitian lebih ini adalah data primer, diperoleh dari
lanjut terkait perilaku CERDIK dalam upaya instrumen penelitian berupa kuesioner yang
pencegahan hipertensi pada wanita usia telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
subur. Hasil tersebut diperoleh pada variabel
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan ada 15 butir pertanyaan yang
determinan perilaku CERDIK dalam upaya valid dan reliabel, variabel sikap ada 14 butir
pencegahan hipertensi pada wanita usia pertanyaan yang valid dan reliabel, variabel
subur dan menguraikan variabel-variabel literasi kesehatan ada 12 butir pertanyaan
yang mempengaruhi perilaku CERDIK yang valid dan reliabel, variabel motivasi
dalam upaya pencegahan hipertensi pada diri ada 13 butir pertanyaan yang valid dan
wanita usia subur. Penelitian ini difokuskan reliabel, dan variabel perilaku CERDIK ada
pada bidang kesehatan masyarakat, 15 butir pertanyaan yang valid dan reliabel.
khususnya dalam pencegahan penyakit Analisis data menggunakan analisis
hipertensi. multivariat dengan uji hipotesis Regresi
Linier Berganda. Analisis multivariat
Metode tersebut dilakukan uji asumsi untuk menuju
Jenis penelitian yang digunakan ke tahap Uji Regresi Linier Berganda,
adalah penelitian kuantitatif dengan desain diantaranya asumsi normalitas, asumsi
potong lintang. Penelitian dilaksanakan di homocedacity, asumsi multicollinearity,
wilayah Kota Depok Jawa Barat pada bulan asumsi linieritas, dan asumsi independensi.
Mei sampai dengan November 2022. Berdasarkan hasil uji asumsi, diperoleh
Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita seluruh hasil memenuhi ke tahap Uji Regresi
322
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
Linier Berganda. Penelitian ini telah dengan nilai minimal 19 dan maksimum
dinyatakan layak oleh Komisi Etik 60,00 (Tabel 2).
Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia Hasil analisis korelasi antara variabel
Maju No. independen, yaitu pengetahuan, sikap,
1650/Sket/Ka-Dept/RE/UIMA/VIII/2022. literasi kesehatan, dan motivasi dengan
perilaku CERDIK, ditemukan bahwa semua
Hasil variabel berhubungan signifikan secara
Gambaran tentang karakteristik statistik (nilai p < 0,05). Selain itu, diperoleh
responden dalam penelitian ini yang juga nilai r dari semua variabel independen
meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan yang menunjukkan hubungan yang kuat (0,5
pada responden bisa dilihat pada tabel 1. < nilai r < 1) dan arah hubungan yang linier
Pada karakteristik responden, positif (nilai r = positif), yang berarti
mayoritas responden berusia antara 31-40 semakin tinggi pengetahuan, sikap, lietrasi
tahun sebanyak 225 responden (56,3%), Kesehatan, dan motovasi wanita usia subur
berpendidikan SMA sebanyak 259 maka akan semakin baik juga perilaku
responden (64,8%), dan bekerja sebagai ibu CERDIK (Tabel 3).
rumah tangga sebanyak 215 responden
(53,8%) (Tabel 1). Tabel 1. Karakteristik Responden
Variabel pengetahuan memiliki skor
rata-rata jawaban responden sebesar 11,89 Karakteristik Kategori n %
dengan nilai minimal 5 dan maksimal 15. Umur 18-30 Tahun 175 43,8
31-40 Tahun 225 56,3
Variabel sikap memiliki skor rata-rata Pendidikan SMP 45 11,3
jawaban responden sebesar 45,05 dengan SMA 259 64,8
nilai minimal 15 dan maksimal 56. Variabel Diploma 79 19,8
literasi kesehatan memiliki skor rata-rata Sarjana 17 4,3
jawaban responden sebesar 37,25 dengan Pekerjaan Ibu Rumah 215 53,8
nilai minimal 12 dan maksimal 48,00. Tangga
Pegawai Swasta 90 22,5
Variabel motivasi memiliki skor rata-rata
Wiraswasta 55 13,8
jawaban responden sebesar 41,20 dengan Pegawai Negeri 40 10,0
nilai minimal 13 dan nilai maksimal 52. Sipil
Variabel perilaku CERDIK memiliki skor
rata-rata jawaban responden sebesar 50,76
323
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
Unstandardized Standardized
Nilai
Model Coefficients Coefficients Nilai p
t-hitung
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9,865 1,042 9,465 0,000
Pengetahuan 0,545 0,091 0,157 6,003 0,000
Sikap 0,141 0,026 0,173 5,507 0,000
Literasi Kesehatan 0,272 0,038 0,274 7,219 0,000
Motivasi 0,435 0,040 0,431 10,760 0,000
324
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
325
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
menyebutkan bahwa sikap terhadap upaya dan positif antara literasi kesehatan dengan
pencegahan komplikasi hipertensi perilaku CERDIK dalam pencegahan
menunjukkan respon yang positif dan hipertensi pada wanita usia subur. Hasil
hubungan yang signifikan secara statistik penelitian ini sejalan dengan penelitian
terhadap pencegahan komplikasi hipertensi lainnya, yang menyebutkan adanya
di Puskesmas Sangkrah Surakarta. hubungan literasi Kesehatan atau health
Penelitian tersebut, mendukung sikap literacy terhadap perilaku CERDIK pada
dengan komitmen pencegahan tersier penderita hipertensi di masa pandemi
penyakit hipertensi menujukan bahwa sikap COVID-19.21 Di masa pandemi COVID-19
terbukti berhubungan secara signifikan ini, di masyarakat terjadi kekhawatiran
dengan komitmen pencegahan tersier untuk memeriksakan kesehatannya ke
penyakit hipertensi dengan sikap positif pelayanan kesehatan sehingga berbagai
meningkatkan komitmen yang lebih baik macam penyakit tidak dapat dikontrol
dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan baik, seperti hipertensi dan diabetes
yang memiliki sikap negatif pada melitus yang diketahui dapat memperberat
pencegahan tersier penyakit hipertensi.19 kondisi seseorang yang terpapar COVID-19.
Sikap memiliki empat tahapan, sikap Oleh karena itu, pemerintah membuat
sebagai penerimaan dengan memiliki rasa program melalui puskesmas yaitu dengan
ingin diterima, respon yang diterima manajemen perilaku CERDIK untuk
tergantung negatif atau positif yang dapat mencegah hal tersebut. Hal ini efektif dan
mempengaruhi tangung jawab bermanfaat untuk meningkatkan derajat
menyelesaikan. Sikap berhubungan dengan kesehatan.22
upaya pencegahan dikarenakan hasil Pada penelitian ini, didapat
menujukan upaya penerimaan dari respon kesimpulan bahwa kekhawatiran
verbal yang dilakukan. Kondisi ini masyarakat berkurang. Hal ini dikarenakan
dikarenakan penyakit hipertensi yang sudah aktifnya para tenaga kesehatan dalam
lama diderita yang selanjutnya menjadikan memberikan promosi kesehatan pada
reponden lebih selektif dalam upaya masyarakat. Selain itu, penderita hipertensi
pencegahan.18 juga aktif dalam mencari literasi kesehatan
Peranan sikap dengan menujukan khususnya tentang manajemen hipertensi.
pencegahan hipertensi menghasilkan reaksi Semakin tepat informasi, motivasi dan
positif terhadap niat untuk menghindari kemampuan seseoarang dalam mengakses,
faktor pencetus terjadinya peningkatan memahami, dan menggunakan informasi
tekanan darah. Hal ini dikarenakan kondisi yang didapatkan maka semakin bijaksana
digambarkan sebagai proses pembelajaran pula seseorang dalam mengambil
23
dan evaluasi dari sebuah dinamika akibat keputusan. Literasi kesehatan mempunyai
penyakit kronis yang secara tidak langsung peranan penting dalam penanggulangan
mendapatkan intervensi melalui berbagai masalah kesehatan, dan seseorang
pengetahuan, kelompok yang mengalami yang mempunyai litetasi kesehatan yang
hipertensi dan fasilitas kesehatan penunjang baik, cenderung memiliki menajemen diri
dalam pencegahan hipertensi. Konsep sikap yang baik agar terhindar dari penyakit
berdasarkan evaluasi, berkenan dengan kronik seperti hipertensi. Literasi kesehatan
objek tertentu yang menimbulkan motif mempunyai hubungan dengan penyakit
untuk berbuat sesuatu. Proses sikap ini yang dialami oleh seseorang. Selain itu,
belum dapat dilihat tetapi hanya dapat keyakinan kesehatan dianggap sebagai
ditafsirkan dalam hubungan sikap yang penentu dari koping yang akan diambil oleh
nyata dalam konotasi stimulus dalam seseorang.24
bereaksi terhadap pencegahan.20 Penerapan literasi kesehatan melalui
Hasil analisis bivariat penelitian ini pendekatan promotif dan preventif
menunjukkan adanya hubungan yang kuat merupakan cara utama untuk mencegah
326
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
terjadinya penyakit, terutama penyakit tidak CERDIK dalam pencegahan hipertensi pada
menular yang berkaitan erat dengan perilaku, wanita usia subur di Kota Depok Jawa Barat.
dan pola konsumsi individu. Tingkat literasi Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesehatan merupakan determinan dalam penelitian lainnya, yang memperlihatkan
perubahan perilaku kesehatan, tinggi adanya korelasi antara variabel motivasi
rendahnya tingkat literasi kesehatan setiap dengan variabel pengendalian hipertensi.
individu dilihat dari empat factor, yaitu Variabel motivasi memiliki korelasi positif
kemampuan mengakses, pengetahuan, dengan pengendalian hipertensi. Hasil
pemahaman, dan pengambilan keputusan analisis regresi logistik juga didapatkan
terkait literasi kesehatan. Pemanfaatan bahwa subjek yang memiliki motivasi tinggi
literasi kesehatan dapat meningkatkan akan berpeluang lebih besar untuk
kemampuan yang terdiri dari pemahaman melakukan perilaku pengendalian hipertensi.
dan sikap menjaga kesehatan diri. Literasi Semakin baik motivasi pasien maka tingkat
kesehatan merupakan cara untuk kepatuhan diet semakin tinggi. Sebaliknya,
membangun keterampilan dan sikap, dimana semakin rendah motivasi rendah pasien
literasi kesehatan merupakan determinan maka tingkat kepatuhan diet semakin
terjadinya perubahan perilaku kesehatan dan rendah.28 Upaya pencegahan dan
sikap menjaga kesehatan.25 pengendalian hipertensi harus berawal dari
Perilaku kesehatan yang baik, pribadi individu yang mengalami hipertensi,
berhubungan dengan tingkat literasi jadi memerlukan kesadaran dan motivasi
kesehatan yang baik pula dari seseorang dalam menjalankan program terapi.
dalam mengupayakan kesehatannya. Motivasi merupakan dorongan yang
Optimalisasi literasi kesehatan di masa terdapat dalam diri seseorang untuk
pandemi COVID-19 adalah masyarakat berusaha mengadakan perubahan tingkah
diharapkan lebih aktif dalam manajemen laku yang lebih baik dalam memenuhi
kesehatannya dan dapat mengambil kebutuhannya.28
keputusan yang tepat terhadap kesehatannya. Motivasi merupakan pendorong dan
Dalam memutuskan apa yang baik dan pengendali seseorang secara langsung.
bermanfaat bagi kesehatan, seseorang Motivasi memegang peranan penting karena
membutuhkan sumber informasi yang bisa motivasi berisikan perilaku, artinya dalam
di peroleh dengan mudah dan dapat konteks perubahan perilaku didasarkan pada
dipahami dengan baik berdasarkan latar keinginan untuk sembuh dan menguragi
belakang sosial dan budaya yang ada di kecacatan. Motivasi diri merupakan
masyarakat. Dampak yang sangat besar dari dorongan yang akan menggerakkan dan
perubahan perilaku seseorang adalah mendorong sikap dan peruabahan
kemampuannya dalam memahami perilakunya. Motivasi didasarkan dari faktor
manajemen kesehatan dan menerapkan internal individu yang bersifat psikologis
secara langsung sumber informasi kesehatan dan sebagai akibat dari internalisasi dari
yang telah dimiliki.26 Literasi kesehatan informasi dan hasil pengamatan suatu objek
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat yang melahirkan persepsi sehingga individu
pengetahuan, motivasi, dan kemampuan dapat terdorong untuk berbuat atau
masyarakat dalam mengakses, memahami, melakukan sesuatu.29
menilai, dan menerapkan informasi Motivasi dapat mempengaruhi
kesehatan dengan membuat pertimbangan perilaku seseorang atas fungsinya sebagai
dan pengambilan keputusan dalam sumber daya emosional, sehingga orang
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dapat melakukan tindakan sesuai dengan
dengan kesehatan.27 tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi dapat
Hasil penelitian ini menemukan bersifat intrinsik dan ekstrinsik dan
adanya hubungan yang kuat dan positif keduanya memainkan peran dalam
antara factor motivasi dengan perilaku mempengaruhi perilaku CERDIK. Sebagai
327
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
328
Hakim AL & Sari A / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (4): 320-329
Kota Kupang. Jurnal Ilmiah Obsgin. 2021; 24. Rubin DL, Freimuth VS, Johnson SD, Kaley T,
13(4): 80-85 & Parmer J. Training Meals on Wheels
12. Sari LM & Ardianto AJ. Hubungan Tingkat Volunteers as Health Literacy Coaches for Older
Pengetahuan Terhadap Perilaku CERDIK pada Adults. Health Promotion Practice. 2018; 15(3):
Penderita Hipertensi Selama Masa Pandemi 448–454.
COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai https://doi.org/10.1177/1524839913494786
Bancah Bukittinggi. Jurnal Kesehatan 25. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tambusai. Desember 2021; 2(4): 368-374 Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak
13. Yanti SE, Asyrofi A, & Arisdiani T. Hubungan Menular. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan
tingkat pengetahuan komplikasi hipertensi Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 2019.
dengan tindakan pencegahan komplikasi. Jurnal 26. Prihanti GS, Sari NP, Septiani NI, Tobing
Keperawatan. 2020; 12(3): 439–448. LPRL, Adrian AR, Ayu NR, Abidin MZ, &
14. Fajarsari Y. Hubungan tingkat pengetahuan Farid HP. The Effect of Counseling on The
tentang hipertensi dengan perilaku pencegahan Adherence of Therapeutic Hypertension
terjadinya hipertensi pada jemaah haji di Patients. Jurnal Keperawatan. 2020; 11(2): 110–
wilayah kerja Puskesmas Kotagede Yogyakarta. 120. https://doi.org/10.22219/jk.v11i2.11943
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2018; 27. Aaby A, Karina F. Health literacy is associated
11(1): 298–304. with health behaviour and self-reported health :
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.273 A large population-based study in individuals
15. Kurniawan DW. Metodologi Penelitian with cardiovascular disease. European Journal
Kesehatan dan Keperawatan (A. Rahmawati of Preventive Cardiology; 2018.
(ed.); 1st ed.). Jakarta: Rumah Pustaka; 2021. 28. Ningsih S, dan Setiyaningsih R. Pengaruh
https://books.google.co.id/books?id=CQAoEA Motivasi, Dukungan Keluarga dan Peran Kader
AAQBAJ Terhadap Perilaku Pengendalian Hipertensi.
16. Nixon M. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap IJMS – Indonesian Journal on Medical Science.
Lansia Dengan Pencegahan Hipertensi Di Desa Januari 2019; 6(1): 79-85
Gotting Sidodadi Kabupaten Asahan. Ocean 29. Setiadi. Konsep & Penulisan Dokumentasi
Modelling. 2018; 22(3): 1361–1369. Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.
17. Lindriani, Hidayat W, Sulastri SS. Hubungan Yogyakarta: Graha Ilmu; 2018
Tingkat Pengetahuan tentang Hipertensi dengan 30. Jaarsma TJ, Cameron B, Riegel, & Stromberg
Perilaku Pencegahan Terjadinya Komplikasi A. Factors related to self-care in heart failure
Hipertensi. Jurnal Keperawatan Florence patients according to the middle-range theory of
Nightingale (JKFN). Desember 2021; 4(2): self-care of chronic illness: a literature update.
89-93 Curr Heart Fail Rep. 2018; 8(14):71–77
18. Wahyudi DT. Sikap dan Perceived Threat
Terhadap Perilaku Pencegahan Hipertensi.
Journal of Borneo Holistic Health. Juni 2019;
2(1): 118-124
19. Purwono J. Hubungan Sikap dan Persepsi
Manfaat dengan Komitmen Pencegahan Tersier
Penyakit Hipertensi pada Masyarakt di Wilayah
Kerja Puskesmas Se-Kota Metro. Jurnal
Kesehatan Metro Sai Wawai. Desember 2018,
8(2): 39-43
20. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan
dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC;
2018
21. Fatmawati BR, Supriyatna M, Prihatin K, Arifin
Z, Albayani MI. Health Literacy dan Perilaku
Cerdik Penderita Hipertensi Dimasa Pandemi
COVID-19. Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah.
2021; 8(1): 59-67
22. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hipertensi si Pembunuh Senyap. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2019
23. Nurjanah SS, Rachmani E. Health Literacy pada
Mahasiswa Kesehatan, Sebuah Indikator
Kompetensi Kesehatan yang Penting. VisiKes
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018; 15(2):
142-151
329