Professional Documents
Culture Documents
5112 LAPORAN RTM Salinan
5112 LAPORAN RTM Salinan
Dalam pembangunan sektor kesehatan, salah satu kondisi yang harus dipenuhi adalah
meningkatkan mutu pelayanan, termasuk mutu pelayanan di puskesmas agar menjadi lebih
efektif dan efisien. Laporan tinjauan manajemen puskesmas disusun berdasarkan program kerja
yang telah disepakati bersama yaitu oleh Kepala UPTD Puskesmas kumai dan seluruh stake
holder yang terlibat dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan nantinya
diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu
pelayanan puskesmas yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara
manajemen dan pelaksana tentang permasalahan yang terkait dengan implementasi
sistem manajemen mutu, pencapaian indikator mutu dan kinerja. Pembahasan masalah
mutu dan kinerja dilakukan dalam unit kerja, antar unit kerja untuk masalah yang bersifat
teknis dan operasional yang dilakukan baik terjadwal maupun incidental sesuai dengan
kebutuhan.
Permasalahan mutu dan kinerja serta permasalahan yang terjadi dalam penerapan
sistem manajemen mutu secara periodik perlu dibahas bersama yang dilakukan dalam
pertemuan tinjauan manajemen. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi
terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan
secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan
puskesmas.
Puskesmas menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan standar akreditasi
puskesmas dan konsisten dengan visi dan misi Puskesmas yaitu:
VISI : Mewujudkan Puskesmas yang berkualitas menuju masyarakat kumai yang
sehat dan mandiri
MISI : 1. Mendekatkan keterjangkauan akses dalam pelayanan kesehatan tingkat
pertama
2. Memberikan pelayanan pengobatan dasar tingkat pertama
3. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia
puskesmas
4. Mendukung pembangunan berwawasan kesehatan diwilayahnkerja
puskesmas
5. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk berprilaku hidup
sehat
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai alat untuk mencapai peningkatan organisasi/institusi agar kualitas
pelayanan yang dihasilkan menjadi bermutu dan menjamin sistem manajemen
mutu berjalan sesuai yang diharapkan.
2. Tujuan Khusus
a. Penyampaian hasil audit internal
b. Pembahasan masalah operasional yang terkait dengan sistem manajemen mutu,
pelayanan KMP, UKM, UKP
1
BAB II
Berkala
Direncanakan dengan baik
Didokumentasikan dengan baik
Mengevaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen mutu dan dampaknya pada mutu
dan kinerja
Membahas perubahan yang perlu dilakukan
Hasil pertemuan ditindak lanjuti
Tindak lanjut dipantau pelaksanaannya
Pihak manajemen dan pelaksana yang terkait diundang dalam rapat
Pertemuan diawali dengan pembahasan hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya
Dilaksankan dengan agenda yang jelas
Menghasilkan luaran:
o Rencana perbaikan
o Rencana peningkatan kepuasan pelanggan
o Rencana pemenuhan sumber daya yang diperlukan
o Rencana perubahan-perubahan untuk mengakomodasi persyaratan
produk/layanan/pelanggan
2
C. Output Tinjauan
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. AUDIT INTERNAL
1. Metodelogi dan Pelaksanaan Kegiatan
a. Tahap Penyusunan Rencana Audit 3
Sesuai dengan standar akreditasi, audit internal harus direncanakan dan dilaksanakan
secara periodic. Program audit yang perlu disusun dalam tahap ini adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun rencana audit
Berdasarkan program audit tersebut, tim audit internal menyusun rencana audit untuk
tiap – tiap unit kerja yang akan di audit.
2) Menentukan jadwal audit
Sesuai dengan persyaratan yang diminta dalam standar akreditasi, puskesmas perlu
menyusun rencana kegiatan audit selama satu tahun, dan secara periodic dilakukan.
3) Menyiapkan instrument audit
Dalam pembuatan instrument disesuaikan dengan standart/kriteria yang digunakan.
4) Menentukan metoda audit
Metoda yang akan dgunakan dalam kegiatan audit harus dijelaskan dalam rencana
audit.
5) Menyusun form analisis, ringkasan temuan dan rencana tindak lanjut
6) Membuat formulir laporan audit
Laporan audit memuat berbagai hal sebagai berikut : latar belakang dilakukan audit,
tujuan audit, lingkup audit, objek audit, standart/kriteria yang digunakan untuk
melakukan audit, Auditor, Proses audit (metoda,jadwal ), hasil dan analisis hasil audit,
Rekomendasi dan batas waktu penyelesaian yang disepakati oleh auditee.
2. Hasil Kegiatan
a. Rincian Kegiatan
Rincian audit internal UPTD Puskesmas Kumai terdiri dari :
1) Lingkup Audit
Berdasarkan kesepakatan tim audit internal Puskesmas Bukit Hindu maka unit
kerja yang akan dilakukan audit adalah sebagai berikut :
a. Ruang Pemeriksaan Umum
b. Ruang Pendaftaran dan Rekam Medik
2) Objek Audit
Objek audit merupakan apa saja yang akan diaudit disetiap unit kerja dan merupakan
prioritas permasalahan yang dihadapi dan potensi risiko kegiatan pelayanan.objek
audit sebagai berikut:
- Pemenuhan sumber daya terhadap standar sumber daya ( SDM, Sarana dan
Prasarana)
- Kepatuhan proses pelayanan terhadap SOP
- Capaian kinerja pelayanan
- Kesesuaian terhadap standar akreditasi
3) Standart/Kriteria yang digunakan
Standart/kriteria yang digunakan pada audit internal di Puskesmas Bukit Hindu
sebagai berikut :
- Standart akreditasi
- Indikator Mutu
6
4) Auditor
Auditor internal berperan sebagai katalisator untuk mempercepat perubahan dalam
upaya memastikan kebijakan mutu yang ditetapkan dan dilaksanakan dalam
pelayanan, memberdayakan system manajemen mutu, memperbaiki system
pelayanan, dan meningkatkan kinerja pelayanan.Tim Auditor Puskesmas Kumai adalah
:
a. Rahmadi
b. Yulia rahayu
c. Wayt arqani
d. Novalisa fitriyah
e. Krisma anjar kurnia
5) Metoda Audit
Metoda yang digunakan pada pelaksanaan audit internal adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
b. Observasi atau mangamati proses pelaksanaan kegiatan
6) Memeriksa dan Menelaah dokumen
7) Jadwal Audit
8) Instrument Audit
Instrument audit internal Puskesmas Kumai terdiri dari :
a. Kuesioner untuk wawancara
b. Instrument akreditasi sesuai pelayanan yang akan diaudit
c. Ceklist
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim auditor, Puskesmas Kumai pada umumnya telah
melaksanakan tugas pokok dan fungsi beserta aspek – aspek pendukungnya. Namun
demikian masih dijumpai kesenjangan terhadap standart / kriteria sebagai hal – hal yang
perlu diperhatikan sebagai berikut :
B. MANAJEMEN RISIKO
1. HASIL PENILAIAN RISIKO
9
Hasil kegiatan pada bulan Januari – Juni 2023 dilakukan kegiatan manajemen risiko.
Kegiatan masih menggunakan panduan tahun 2019. Prioritas dan register risiko masih
menggunakan data yang lama.
Kegiatan meliputi identifikasi risiko dan melakukan sistem pelaporan insiden yang ada,
melakukan penilaian risiko,memprioritaskan risiko yang teridentifikasi, menentukan respon
Puskesmas terhadap risiko, mengelola suatu kasus risiko dengan tujuan meminimalkan kegiatan,
membangun upaya pencegahan risiko yang efektif, dan mengelola pembiayaan risiko yang
adekuat.
Berdasarkan hasil keluhan pelanggan yang dilakukan pada tahun 2022, didapatkan
kesimpulan bahwa pasien mengeluhkan pelayanan di Puskesmas Kumai, salah satunya adalah di
bagian pendaftaran dan rekam medis pasien sehingga Koordinator Pendaftaran dan Rekam Medis
akan melakukan pengkajian terhadap pelayanan di bagian pendaftaran pasien dan rekam medis
rawat jalan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effects Analysis).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode FMEA ini adalah :
TOTAL PERINGKAT
BOBOT
BOBOT
BOBOT
BOBOT
NILAI
NILAI
NILAI
NILAI
Farmasi 9 4 7 3 9 1 9 2 84 II
Ruang Tindakan 10 4 7 3 6 1 7 2 81 V
Ruang gigi 9 4 8 3 6 1 7 2 80 VI
Ruang Pemeriksaan 9 4 7 3 9 1 8 2 82 IV
Umum
10
Ruang KIA 8 4 7 3 6 1 6 2 71 VII
Pendaftaran 9 4 9 3 10 1 8 2 89 I
Laboratorium 9 4 8 3 8 1 7 2 82 III
KETERANGAN :
1. HIGH RISK (risiko besar/rawan)
1-3 Rendah
4-6 Sedang
≥ 7 Tinggi
4. PROBLEM PRONE (prosedur /proses yang dapat menghasilkan outcome yang tidak
diharapkan)
Berdasarkan area prioritas di UPT Puskesmas bukit Hindu maka didapatkan Ruang Pendaftaran
Manajemen resiko secara umum di bagi 2 kategori yaitu manajemen resiko klinis dan
manajemen Resiko non klinis. Manejemen resiko klinis lebih sering berkaitan dengan upaya
kesehatan perseorangan. Misalnya tertusuk jarum, plebitis, terpeleset, pasien jatuh dan
sebagainya. Manajemen non klinis sering di kaitan dengan resiko terkait dengan kegiatan upaya
kesehatan masyarakat serta kegiatan pengeloaan keuangan dan yang sejenisnya. Risiko yang
mungkin terjadi akibat penyelenggaraan pelayanan bersumber dari risiko akibat penyelenggaraan
pelayanan klinis, risiko akibat penyelenggaraan kegiatan UKM, risiko yang terkait dengan kondisi
sarana, prasarana, dan peralatan yang ada di Puskesmas.
11
C. MANAJEMEN KOMPLAIN
1. Tujuan
Melakukan penilaian terhadap proses pelayanan, kinerja administrasi
manajemen,pelayanan UKM dan UKP sebagai dasar untuk melakukan perbaikan mutu dan
kinerja.
2. Ruang Lingkup
a. KMP
b. UKM
c. UKPP
b. PELAYANAN GIGI
Pelayanan gigi untuk pencabutan gigi apakah sesuai S0P , karena pasien pengen
mendapatkan informasi bahwa tidak bisa dilakukan pencabutan gigi. Setelah
dilakukan konfirmasi kepada petugas , ternyata alat gigi sedang dalam keadaan tidak
bisa di pakai ( rusak ) . dan petugas gigi melakukan pemberitahuan kepada petugas
bendahara alat untuk dilakukan perbaikan dan di beritahukan kepada pelanggan
melalui surat yg berisi informasi bahwa dalam keadaan rusak.
D. MANAJEMEN SURVEI
1. Metodelogi dan Pelaksanaan Kegiatan
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari :
1) Penyiapan Instrumen Survei
Survei IKM diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat secara berkala
dan mengetahui kecenderungan kinerja pelayanan pada masing-masing unit kerja
pelayanan di Puskesmas Kumai dari waktu ke waktu. Komponen ini berkaitan dengan
pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), metode yang digunakan, skor yang
diperoleh, serta tindak lanjut dari hasil pelaksanaan SKM tersebut.
Tabel II.1
Jumlah Sampel per Wilayah Binaan
Jumlah
No. Puskesmas/Pustu
Sampel/Responden
1. Kumai 325
2. Sei.Tendang 11
3. Kumai hulu 15
4. Sei.kapitan 14
5. Batu belaman 6
6. Sei.sebrang 5
Jumlah 377
3) Penetapan Responden
Untuk kriteria responden SKM adalah pengunjung atau pasien yang datang meminta
atau pernah mendapatkan pelayanan kesehatan pada UPTD Puskesmas Kumai
minimal satu jenis pelayanan. Responden dipilih secara simple random sampling dari
semua pengunjung UPTD Puskesmas Kumai yang masuk kriteria responden di tiap unit
pelayanan.
4) Penentuan Lokasi
Pengambilan data dilakukan di wilayah UPTD Puskesmas Kumai beserta jaringannya (5
Pustu) pada waktu pasien sedang menunggu pelayanan obat.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Sosialisasi Petugas Survei
Sebelum pelaksanaan kegiatan, dilakukan sosialisasi kepada seluruh tenaga lapangan
(petugas survei/surveior) tentang teknis/cara melakukan survei sebagaimana
disampaikan pada bagian sebelumnya.
2) Menghubungi Responden dan Wawancara Survei
Petugas survei mengubungi calon responden secara langsung untuk pelaksanaan
wawancara survei sesuai dengan kuota dan strategi yang telah dipaparkan pada
kerangka acuan kegiatan. Proses wawancara survei ini direncanakan berlangsung
selama 5-10 menit.
3) Proses Quality Control Survei
Proses quality control survei meliputi monitoring kelengkapan pengisian kuesioner Cek
kelengkapan kuesioner dilakukan dengan dua tahapan, yaitu masing-masing oleh
surveior. Proses monitoring kelengkapan pengisian kuesioner adalah sebagai berikut :
Cek fisik kelengkapan jawaban dalam kuesioner, dilakukan oleh surveior pada saat
wawancara berakhir atau sebelum kuesioner diserahkan kepada bagian Tim Survei
Input data isian kuesioner dilakukan setiap hari sekaligus memastikan bahwa
kuesioner telah terisi dengan lengkap dengan menggunakan Microsoft Excel.
4) Tabulasi Hasil Survei
Tabulasi data dilakukan oleh Tim Survei dengan menggunakan Microsoft Excel.
14
Jumlah bobot
Bobot nilai rata−rata tertimbang=
Jumlah unsur
1
Bobot nilai rata−rata tertimbang=
9
Bobot nilai rata−rata tertimbang=0,01111
3) Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata
tertimbang dengan rumus sebagai berikut :
4) Untuk memudahkan interprestasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25- 100 maka hasil
penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus :
IKM Unit Pelayanan x 25
5) Selanjutnya nilai persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan
Kinerja Unit Pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.3
Nilai Persepsi, Nilai Interval dan Konversi IKM
Mutu
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Kinerja Unit
Pelayana
Persepsi IKM Konversi IKM Pelayanan
n
1 1,00 – 2,5996 25,00 – 64,99 D Tidak baik
2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang baik
3 3,0644 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
88,31 –
4 3,5324 – 4,00 A Sangat baik
100,00
15
Berdasarkan hasil pengumpulan, penginputan dan pengolahan data dari 377 responden
sebagai sampel, diperoleh hasil sebagai berikut
a. Data Responden
Karakteristik responden sebagaimana pada tabel berikut:
1) Umur
Tabel III.1
Umur Responden
GOLONGAN UMUR
JUMLAH ( N ) PERSENTASE ( % )
( TAHUN )
< 18 71 18,83
21 – 30 184 48,81
31 – 40 60 15,92
41 – 50 32 8,49
51 – 60 25 6,63
> 60 5 1,33
TOTAL 377 100,00
Gambar III.1
Prosentase Responden SKM Berdasarkan Umur
< 18
16% 21 - 30
31 - 40
41 - 50
51 - 60
> 60
49%
Tabel III.1 dan Gambar III.1 usia responden terbanyak berusia 21 - 30 tahun sebanyak
144 responden (38,20%).
2) Jenis Kelamin
Tabel III.2
Jenis Kelamin Responden
3) Tingkat Pendidikan
Tabel III.3
Tingkat Pendidkan Responden SKM
Gambar III.3
Prosentase Responden SKM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
17
DIAGRAM TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN
1%
1% 5%
22% SD
SMP
SMA
DIPLOMA
SI
S2
6% S3
65%
Pada Tabel III.3 dan Gambar III.3, bahwa sebagian besar responden tingkat pendidikannya
adalah SMA berjumlah 245 orang (64,99 %).
4) Pekerjaan
Tabel III.4
Jenis Pekerjaan Responden
Gambar III.4
Prosentase Responden SKM Berdasarkan Jenis Pekerjaan
18%
37%
PNS
TNI
POLRI
SWASTA
WIRA USAHA
LAINNYA
27%
1%
1%
17% 18
Berdasarkan Tabel III.4 dan Gambar III.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan
responden adalah swasta sebanyak 102 responden (27,06 %)
Tabel III.5
9 Unsur Pelayanan SKM
Gambar III.5
Capaian 9 Unsur Pelayanan SKM
Dari Tabel III.5 dan Gambar III.5 tersebut diatas, jawaban yang diberikan oleh 377 responden
yang telah memberikan pendapatnya terhadap 9 (sembilan) unsur yang menjadi objek Survei
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2020, nilai persepsinya 3,32. Hal ini berarti
bahwa pelayanan yang diberikan oleh UPTD Puskesmas Kumai secara umum telah
mencerminkan tingkat pelayanan yang “Baik”. Adapun nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) adalah 82,96.
Dengan nilai IKM (Nilai Interval Konversi IKM) 82,96, maka dapat dikatakan bahwa kinerja
UPTD Puskesmas kumai adalah “BAIK”. Namun demikian masih terdapat unsur-unsur
pelayanan yang nilainya Kurang Baik dari responden terutama pada unsur penanganan
pengaduan (U9) dan waktu pelayanan (U3).
19
Tabel IV.1
Urutan Unsur Pelayanan Berdasarkan Nilai Interval IKM
NILAI
MUTU URUTAN
NO. UNSUR UNSUR PELAYANAN INTERVAL
LAYANAN MASALAH
IKM
1. U1 Persyaratan 3,54 A IX
2. U7 Perilaku pelaksana 3,54 A VIII
3. U2 Prosedur 3,51 B VII
4. U6 Kompetensi pelaksana 3,48 B VI
5. U5 Produk layanan 3,43 B V
6. U8 Penanganan pengaduan 3,23 B IV
7. U4 Biaya tariff 3,18 B III
8. U3 Waktu pelayanan 3,04 C II
9. U9 Sarana dan prasarana 2,94 C I
1) Persyaratan pelayanan (U1), yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya dengan nilai sebesar
3,54. Unsur ini disimpulkan mempunyai kinerja s a n g a t baik karena berada diantara
nilai interval IKM 3,53 – 4,00
2) Perilaku Pelaksana (U7), yaitu sikap petugas dalam memberikan pelayanan mempunyai
nilai 3,54. Unsur ini disimpulkan mempunyai kinerja sangat baik karena berada diantara
nilai interval IKM 3,53 – 4,00
3) Sistem, mekanisme, prosedur (U2), yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan, mempunyai nilai sebesar 3,51. Unsur ini disimpulkan
mempunyai kinerja baik karena berada diantara nilai interval IKM 3,06– 3,53
4) Kompetensi Pelaksana (U6), yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan ,keahlian ,ketrampilan dan pengalaman. Unsur ini mempunyai nilai
sebesar 3,48 dan disimpulkan mempunyai kinerja baik karena berada diantara nilai
interval IKM 3,06– 3,53
5) Produk spesifikasi jenis pelayanan (U5) yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan
diterima sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Unsur ini mempunyai rata sebesar 3,43
dan disimpulkan mempunyai kinerja baik karena berada diantara nilai interval IKM IKM
3,05– 3,53
6) Sarana dan prasarana (U8), yaitu segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan dan penunjang terselenggaranya suatu proses dengan
nilai 3,23 termasuk dalam interval IKM 3,05– 3,53, dengan kinerja unsur pelayanan yang
baik
7) Biaya atau tarif (U4), yaitu biaya yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat Unsur ini
mempunyai nilai sebesar 3,18 dan disimpulkan mempunyai kinerja baik karena berada
diantara nilai interval IKM 3,05– 3,53.
8) Waktu pelayanan (U3), yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
20
proses pelayanan dari setiap jenis layanan. Unsur ini mempunyai nilai sebesar 3,04 dan
disimpulkan mempunyai kinerja kurang baik karena berada diantara nilai interval IKM
2,60– 3,064
9) Penanganan Pengaduan (U9), yaitu tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan
tindak lanjut. Unsur ini mempunyai nilai sebesar 2,94 dan disimpulkan mempunyai
kinerja kurang baik karena berada diantara nilai interval IKM 2,60– 3,06.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya. Berdasarkan hasil survei IKM di UPTD Puskesmas Kumai Kotawaringin barat
diperoleh IKM unit pelayanan sebesar 82,96 dengan mutu pelayanan B dan kinerja baik.
Tabel IV.2
Rencana Tindak Lanjut
4. INDIKATOR MUTU
a. Indikator Nasional Mutu
No Indikator Target Capaian
Jan Feb Maret April Mei Juni
1. Kepatuhan 85% 93.1% 89.29% 90% 97.83% 97.83% 89.83%
Kebersihan Tangan
(%)
2. Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penggunaan APD
(%)
3. Kepatuhan Identifikasi 100% 91.67% 90.91% 100% 90% 88.89% 100%
Pasien (%)
4. Keberhasilan 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pengobatan Pasien
TB semua kasus
sensitive obat (%)
5. Ibu Hamil yang 100% - - 25% 0% 0% 0%
Mendapatkan ANC
sesuai standar (%)
6. Kepuasan Masyarakat 76,6 77.96 85.83 81.77 84.92 83.25 80.01
(SKM ) (%)
2) Indikator UKM
3) Indikator UKP
Unit Variabel Targe Capaian (%)
No
Pelayanan Indikator t
(%) Jan Feb Mar April Mei Juni
25
Ketersediaan
tenaga
80 100 100 100 100 100 100
pendaftaran
minimal 3 orang
Jam buka
pelayanan
dipendaftaran
Ruang
senin-kamis jam
pendaftaran
1 07.30-11.00 80 100 100 100 100 100 100
dan rekam
jum’at jam
medis
07.30-10.00
sabtu jam
07.30-10.30
Kelengkapan
0010
dokumen rekam 80 100 100 100 100 100
0
medis
Ketersediaan
tenaga
kesehatan poli
100 100 100 100 100 100 100
Ruang umum yang
2 pemeriksaan sesuai
umum kompetensi
Kelengkapan
pengisian rekam 100 100 100 100 100 100 100
medis
Terdapat bukti
keikutsertaan
100 100 100 100 100 100 100
pasien dalam
rencana layanan
Ketersediaan
tenaga medis
sesuai
kompetensi dan 100 100 100 100 100 100 100
Ruang memiliki
3
Tindakan sertifikat
pelatihan KGD
Ketersediaan
100 100 100 100 100 100 100
paramedis 26
minimal D3
keperawatan
dan memiliki
sertifikat
pelatihan KGD
Kepatuhan
petugas dalam 100 100 100 100 100 100 100
melakukan triase
Kepuasaan
100 100 100 100 100 100 100
pelangggan
Ketersediaan
tenaga bidan
dengan standar 100 100 100 100 100 100 100
pendidikan
minimal D3
Tepat pasien
4 KIA tepat obat dan 100 100 100 100 100 100 100
tepat waktu
Kelengkapan
pengisian
100 100 100 100 100 100 100
dokumen rekam
medis
Ketersediaan
tenaga bidan
standar
5 ANC pendidikan 100 100 100 100 100 100 100
minimal D3 yang
sesuai
kompetensi
Kepatuhan
petugas dalam
100 100 100 100 100 100 100
melakukan ANC
10
27
Terdapat bukti
keikutsertaan
100 100 100 100 100 100 100
pasien dalam
rencana layanan
Ketersediaan
tenaga bidan
6 MTBS dengan standar 100 100 100 100 100 100 100
pendidikan
minimal D3
Kepatuhan
petugas dalam
100 100 100 100 100 100 100
mengisi formulir
MTBS
Bukti
keikutsertaan
orangtua pasien 100 100 100 100 100 100 100
dalam rencana
layanan
Ketersediaan
RUANG tenaga bidan
7 BERSALIN/ dengan standar 100 100 100 100 100 100 100
VK pendidikan
minimal D3
Kepatuhan
petugas ruang
bersalin dalam
100 100 100 100 100 100 100
memberikan
asuhan
persalian normal
Kelengkapan
pengisian 100 100 100 100 100 100 100
partograf
Ketersediaan
Ruangan tenaga medis
8 80 100 100 100 100 100 100
rawat inap sesuai
kompetensi
Ketersediaan
tenaga
80 100 100 100 100 100 100
paramedis
minimal D3
28
Angka kejadian
kasus flebitis
dirawat inap
10 0 0 0 0 1 0
2x24 jam setelah
pemasangan
infus
Kelengkapan
bukti komunikasi
70 66 66 100 66 76 100
efektif (form
SBAR-TBAK)
Ketersediaan
RUANGAN tenaga medis
9 80 100 100 100 100 100 100
ILI sesuai
kompetensi
Ketersediaan
tenaga
80 100 100 100 100 100 100
paramedis
minimal D3
Kepatuhan
petugas
70 100 100 100 100 100 100
menggunakan
APD
10 Ruang
pelayanan Ketersediaan
Gigi tenaga
kesehatan yang 100 100 100 100 100 100 100
sesuai
kompetensi
Ketersediaan
tenaga
paramedis
100 100 100 100 100 100 100
pendidikan
minimal terapis
gigi
Kepatuhan 100 100 100 100 100 100 100
petugas poli gigi
dalam
memberikan
informasi dan
persetujuan
tindakan medis
sebelum
pelaksanaan
tindakan
pencabutan gigi
dengan lokal
anesthesi
29
Kelengkapan
100 100 100 100 100 100 100
pengisian RM
Ketersediaan
tenaga
laboratorium 100 100 100 100 100 100 100
minimal
pendidikan D3
Laboratoriu
11
m
Kepatuhan
petugas dalam
100 100 100 100 100 100 100
penggunaan
APD
Ketepatan waktu
penyampaian
100 100 100 100 100 100 100
hasil
laboratorium
12
Ruangan
30
Ketersediaan
tenaga
Gizi kesehatan yang 100 100 100 100 100 100 100
sesuai dengan
kompetensi
Edukasi gizi
pada pasien
rawat inap 100 100 100 100 100 100 100
(Hipertensi &
DM)
Lama waktu
pelayanan
konsultasi gizi 100 100 100 100 100 100 100
maksimal 10
menit
Ketersediaan
tenaga apoteker
yang sesuai 100 100 100 100 100 100 100
dengan
kompetensi
13 FARMASI
Ketersediaan
tenaga teknis 100 100 100 100 100 100 100
kefarmasian
Ketersediaan
obat
dibandingkan
formularium
Pemberian obat
disertai dengan
pemberian
100 100 100 100 100 100 100
informasi obat
(PIO)
Persentase
penyandang
Ruangan gangguan jiwa
14 100 100 100 100 100 100 100
jiwa yang
memperoleh
pelayanan
difasyankes
31
Ruang
pelayanan
15
khusus (TB-
HIV-AIDS)
Ketersediaan
tenaga bidan
standar
pendidikan
minimal D3 Sudah memenuhi Lanjutkan
yang sesuai standar indikator dan
kompetensi mutu puskesmas pertahankan
4 KIA Waktu Sudah memenuhi Lanjutkan
pelayanan ibu standar mutu dan
nifas ≤ 10 menit puskesmas pertahankan
Waktu Sudah memenuhi Lanjutkan
pelayanan KB standar mutu dan
suntik ≤ 15 puskesmas pertahankan
menit
Ketersediaan Secara umum sudah Lanjutkan
tenaga medis memenuhi standar dan
yang sesuai indikator mutu pertahankan
dengan puskesmas
kompetensi
Ketersediaan Sudah sesuai standar Lanjutkan
tenaga indikator mutu dan
paramedis puskesmas pertahankan
pendidikan
minimal terapis
Ruang gigi
5 pelayanan Kepatuahn Sudah sesuai standar Lanjutkan
Gigi petugas poli gigi indikator mutu dan
dalam puskesmas pertahankan
memberikan
informasi dan
persetujuan
tindakan medik
sebelum
pelaksaan
tindakannpenca
butan gigi
dengan lokal
anesthesi
Kelengkapan Sudah sesuai standar Lanjutkan
pengisian rekam indikator mutu dan
medis puskesmas pertahankan
33
Sudah sesuai standar Lanjutkan
Ketersediaan indikator mutu dan
tenaga puskesmas pertahankan
laboratorium
minimal
pendidikan D3
analis
kesehatan
Ketepatan Sudah sesuai standar Lanjutkan
waktu indikator mutu dan
penyampaian puskesmas pertahankan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
BAB IV
PENUTUP
37
Pertemuan tinjauan Manajemen adalah pertemuan yang dilakukan oleh manajemen secara
periodik untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu, dan kinerja pelayanan/upaya Puskesmas
untuk memastikan kelanjutan, kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem manajemen mutu dan
sistem pelayanan. Dengan adanya pertemuan tinjauan manajemen diharapkan terjadi peningkatan
efektivitas system manajemen mutu dan system pelayanan, peningkatan pelayanan terkait dengan
persyaratan pelanggan, identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada system
manajemen mutu maupun system pelayanan, serta penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan
untuk kelancaran pelayanan Puskesmas.
38