You are on page 1of 5

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KALIANDA
Jalan Veteran No.144 Kecamatan Kalianda
Telp (0727) 321854 Email: puskeskalianda03@gmail.com, Pos 35511

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN JENTIK BERKALA
UPT PUSKESMAS KALIANDA
TAHUN 2020

NO. DOKUMEN

TANGGAL TERBIT

NO. REVISI

HALAMAN

Ditetapkan,
Kepala UPT Puskesmas Kalianda

Bambang Priyanto, SKM, M. Si

UPT PUSKESMAS KALIANDA


TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KALIANDA
Jalan Veteran No.144 Kecamatan Kalianda
Telepon (0727) 321854 Email:puskeskalianda03@gmail.com, Pos 35511

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN JENTIK BERKALA (PJB)
UPT PUSKESMAS KALIANDA
TAHUN 2020

I. PENDAHULUAN
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit ini termasuk penyait menular yang disebapkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopictus.
Aedes aegypti berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di
dalam dan sekitar rumah, sedangkan aedes albopictus di kebun, sehingga lebih
jarang kontak dengan manusia (Depkes RI, 1993). Timbulnya mendadak dan
banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak
mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan keresahan bagi
masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia,
Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai pada
1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada tahun 1950-an dan
hingga tahun 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di
Filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan
jumlah kasus 58 orang, 14 diantaranya meninggal (CFR-41,32).
Nyamuk aedes aegypti berkembang biak ditempat penampungan air
bersih seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain.
Nyamuk ini mampu hidup pada ketinggian sampai 1000 m dari permukaan air
laut, suka hidup di dataran rendah yang berpenghuni padat. Dari telur hingga
dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Menggigit pada pagi dan sore hari.
Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup mencapai 30 hari yang
betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan menghisap sari buah buahan, nyamuk
betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian
virus DBD dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain
melalui gigitannya. Nyamuk betina infektif dapat menularkan virus DBD
seumur hidupnya.
Pemeriksaan Jentik adalah pemeriksaan tempat - tempat
perkembangbiakan nyamuk (Tempat-tempat penampungan air) yang ada
didalam rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun lubang pohon,
pagar bambu. Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan
pemerikasaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit DBD telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang
endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah
untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun1968. Sampai saat ini DBD
dilaporkan telah menyebardi daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama
tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan case
fatality rate 3,9 %. Penyebap penyakit ini ialah virusdengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegepty sebagai factor utama, disamping nyamuk
aedes albopictus.
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebapkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopictus.
Aedes aegypti berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di
dalam dan disekitar rumah, sedangkan aedes albopictus di kebun, sehingga
lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI, 1992). Timbulnya mendadak
dam banyak mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak
mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan keresahan bagi
masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia,
Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai pada
1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada tahun 1950-an dan
hingga tahun 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di
Filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan
jumlah kasus 58 orang, 14 diantaranya meninggal (CFR-41,32).
Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator kinerja/target
pengendalian DBD yang tertuang dalam dokumen RPJMN yaitu IR DBD pada
tahun 2014 adalah 51/100.000 penduduk, serta ABJ sebesar 95 % dapat dicapai.
Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen rencana
Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis
(RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan KEPMENKES 1457
tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang menguatkan pentingnya
upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia hingga ketingkat
Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui pelaksanaan program
pengendalian penyakit DBD diharapkan dapat berkontribusi menurunkan angka
kesakitan, dan kematian akibat penyakit menular di Indonesia.
Penyelidikan Epidemiolodi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular
DBD ditempat tinggal penderita dan rumah/bangunansekitar, termasuk tempat-
tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 m.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka disusunlah kerangka acuan
kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) Puskesmas Kalianda tahun 2020
yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas Kalianda tahun 2020.

III. TUJUAN
A. Tujuan umum:
Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi
rumah yang menjadi sarang berkembangnya Jentik nyamuk.

B. Tujuankhusus:

1. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan


perentara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
2. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan
wilayah kerja Puskesmas Kalianda.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1 Pemantauan Jentik Berkala Koordinasi bersama kepla desa dan Kader


Pendataan
Observasi dan pengisian Checlist
Pencatatan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN BIAYA TERLAMPIR


Setiap melaksanakan kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) puskesmas
sesuai dengan Tata Nilai UPT Puskesmas Kalianda yaitu : “CERIA”
C : CEPAT
E : EFISIEN
R : RAMAH
I : INISIATIF
A : AKUNTABEL
VI. SASARAN
Masyarakat di 15 Desa wilayah kerja UPT Puskesmas Kalianda

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemantauan X X X
Jentik berkala
(PJB)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan sesuai
dengan jadwal yang ada dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan
tersebut.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten. Evaluasi kegiatan
dilakukan setiap dua bulan sekali sesuai dengan jadwal rapat tinjauan
manajemen Puskesmas Kalianda.

Ditetapkan di : Kalianda
Pada Tanggal : Januari 2020
Kepala UPT Puskesmas Kalianda Penaggung Jawab Program

Bambang Priyanto, SKM, M.Si Densi Zulkarnain, Amd.KL


NIP. 19671118 198803 1 002 NIP. 19780611 200604 1 004

You might also like