You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN/TERM OF REVIEW (TOR)

PENYEDIAAN JASA DISTRIBUSI OBAT

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan /Direktorat Pengelolaan dan
Pelayanan Kefarmasian
Program : Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Sasaran Program : Peningkatan Pengelolaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan
Indikator Kinerja Program : 1. Jumlah Instalasi Farmasi Kab/Kota yang
Menerapkan Manajemen Pengelolaan Obat
dan Vaksin Sesuai Standar
2. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan
obat dan vaksin essensial
Kegiatan : 1. Instalasi Farmasi Kab/Kota yang Menerapkan
Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin
Sesuai Standar
2. Bantuan Produk
Sasaran Kegiatan : 1. Meningkatnya Jumlah Instalasi Farmasi
Kab/Kota yang Menerapkan Manajemen
Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar
2. Meningkatnya Ketersediaan Obat Esensial
Generik di Pelayanan Kesehatan Dasar
Indikator Kinerja Kegiatan 1. Jumlah Instalasi Farmasi Kab/Kota yang
Menerapkan Manajemen Pengelolaan Obat
dan Vaksin Sesuai Standar
2. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan
obat dan vaksin essensial
Keluaran (Output) : Paket Penyediaan Jasa Distribusi
Indikator Keluaran (Output) : Penyediaan Jasa Distribusi Obat, Vaksin dan
Perbekalan Kesehatan, Logistik Vaksin Covid-
19, Obat Covid-19
Volume Keluaran (Output) : 1
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Paket pengadaan
Penandaan Anggaran (Tagging) : Prioritas Nasional, Kesehatan

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
4) Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
5) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2020 – 2024;
6) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
perubahannya Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 189/MENKES/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional
(KONAS);
9) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020 – 2024;
10) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 5 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan RI;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
12) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
13) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1426/MENKES/SK/XI/2002 tentang Pedoman Pengelolaan
Obat dan Perbekalan Kesehatan.

2. Tugas dan Fungsi Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan, tugas dan fungsi Direktorat Pegelolaan dan Pelayanan Kefarmasian adalah:
a. Tugas
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian.
b. Fungsi
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang seleksi obat, perencanaan kebutuhan obat dan
alat kesehatan, pengendalian dan pemantauan ketersediaan obat, manajemen farmasi dan
pelayanan farmasi klinis di fasilitas pelayanan kefarmasian, pengendalian penggunaan obat
rasional, dan pemantauan dan evaluasi penggunaan obat;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang seleksi obat, perencanaan kebutuhan obat dan alat
kesehatan, pengendalian dan pemantauan ketersediaan obat, manajemen farmasi dan
pelayanan farmasi klinis di fasilitas pelayanan kefarmasian, pengendalian penggunaan obat
rasional, dan pemantauan dan evaluasi penggunaan obat;
3. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang seleksi obat,
perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan, pengendalian dan pemantauan
ketersediaan obat, manajemen farmasi dan pelayanan farmasi klinis di fasilitas pelayanan
kefarmasian, pengendalian penggunaan obat rasional, dan pemantauan dan evaluasi
penggunaan obat;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang seleksi obat, perencanaan kebutuhan
obat dan alat kesehatan, pengendalian dan pemantauan ketersediaan obat, manajemen
farmasi dan pelayanan farmasi klinis di fasilitas pelayanan kefarmasian, pengendalian
penggunaan obat rasional, dan pemantauan dan evaluasi penggunaan obat;
5. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
6. pelaksanaan urusan administrasi Direktorat

3. Gambaran Umum
Berdasarkan RPJMN tahun 2020-2024 telah ditetapkan visi Presiden yaitu “Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk melaksanakan
visi tersebut, Kementerian Kesehatan menjabarkan visi Presiden di bidang kesehatan yaitu menciptakan
manusia yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Guna
mewujudkan Misi Presiden dalam Bidang Kesehatan Tahun 2020-2024, Kementerian Kesehatan
menetapkan 5 (lima) Tujuan Strategis, yakni:
1. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup.
2. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
3. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan
kesehatan masyarakat
4. Peningkatan sumber daya kesehatan
5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Dalam rangka strategi nasional pembangunan kesehatan salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah meningkatkan akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat kesehatan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi yang dilakukan adalah memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama di Puskesmas. Untuk menjamin ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan perlu dibangun obat buffer stok ditingkat Pusat
dan Propinsi yang bertujuan untuk mengantisipasi jika terjadi kekurangan obat dan perbekalan
kesehatan yang disebabkan karena adanya kenaikan kunjungan kasus, Bencana, KLB, peningkatan
atau pengembangan kegiatan program kesehatan di Kabupaten/Kota. Adanya pandemi Covid-19
sebagai bencana non alam menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan obat dan perbekalan
kesehatan dari daerah ke Pusat yang harus dilakukan dengan cepat sehingga dibutuhkan anggaran
untuk pendistribusian yang memadai.
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sebagai buffer stok ditingkat pusat dilakukan oleh
Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian dimana dalam pengelolaanya dilaksanakan oleh
Instalasi Farmasi Pusat. Salah satu fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Pusat
adalah mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Propinsi, Kab/Kota dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Selain dari pada itu dalam rangka meningkatkan pemanfaatan obat
program di tingkat Provinsi, dapat dilakukan relokasi obat antar propinsi yang bertujuan untuk
mempercepat proses pendistribusian dalam memenuhi kebutuhan jika terjadi
kekurangan/keterlambatan dalam proses penyediaan obat program.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, Ditjen
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan secara tender dalam rangka percepatan pencapaian indikator guna
menjamin pemerataan ketersediaan dan keterjangkauan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan.
Komponen pendukung indikator ini adalah mendistribusikan Obat dan Perbekalan Kesehatan

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup biaya distribusi obat dan perbekalan kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan obat dan perbekalan kesehatan di tempat penyimpanan/IFP dan melakukan
pemeriksaan obat dan perbekalan kesehatan untuk memastikan kesesuaian antara
dokumen dengan fisik pada saat diterima di tempat penyimpanan sebelum dikirim ke tempat
tujuan
b. Repacking obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis/bentuk sediaan sebelum
dikirim ke tempat tujuan.
c. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan ketempat tujuan melalui jalur darat, laut dan
atau udara dengan mempertimbangkan kecepatan pengiriman berdasarkan kondisi
kebutuhan pengiriman.
d. Melakukan koordinasi dengan penerima obat dan perbekalan kesehatan untuk memastikan
waktu penerimaan.
e. Mendokumentasikan dan melaporkan langsung jika obat dan perbekalan kesehatan sudah
sampai ditujuan dan diterima oleh penerima barang
f. Menyerahkan dokumen SBBK yang telah ditanda tangani oleh petugas penerima obat dan
perbekalan kesehatan.
g. Menyampaikan laporan pengirman obat dan perbekalan kesehatan dengan periode triwulan.

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara kontraktual dan/atau swakelola, berupa kegiatan
pendistribusian obat, vaksin dan Perbekalan Kesehatan dan relokasi antar provinsi. Kegiatan
ini dilakukan guna menjaga ketersediaan obat, vaksin dan Perbekalan Kesehatan di daerah.
Tahapan kegiatannya yaitu :
JADWAL PELAKSANAAN
Tahapan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Proses Tender
Pelaksanaan
Kegiatan

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kurun waktu pencapaian kegiatan ini selama 3 bulan dari bulan Juni s.d Agustus Tahun
Anggaran 2023.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Total anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan ini terlampir dalam RAB.

Pejabat Pembuat Komitmen


Satker Direktorat Pengelolaan
dan Pelayanan Kefarmasian

-ttd-

You might also like