You are on page 1of 25

Implementasi Kebijakan Pendidikan

The Implementation of Educational Policies


Elih Yuliah
Pengawas Sekolah di Kementrian Agama, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
elih.yuliah67@gmail.com
Abstrak
Tujuan implementasi kebijakan adalah untuk menetapkan arah agar tujuan
kebijakan dapat teralisasi. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
implementasi kebijakan termasuk di dalamnya kebijakan pendidikan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library
research). Data penelitian berupa data kepustakaan terutama buku-buku yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan pendidikan. Kemudian data yang
terkumpul dipilih, disajikan dan dianalisis dengan menggunakan analisis isi
(content analysis). Hasil kajian menunjukan bahwa “implementasi”
merupakan faktor terpenting dari sebuah kebijakan. Implementasi kebijakan
pendidikan merupakan proses yang bersangkut paut dengan perilaku badan
administratif sebagai penanggung jawab pelaksanaan program. Proses
implementasi bersangkut paut juga dengan faktor hukum, politik, ekonomi,
sosial yang langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku
dari berbagai pihak yang terlibat dalam program. Dalam implementasi
kebijakan terdapat proses yang harus dilalui di antaranya yaitu strategi dan
pendekatan tertentu yang harus ditempuh, serta beberapa kelengkapan dan
kecukupan yang harus dipenuhi. Hal ini tidak lain demi mewujudkan
keberhasilan dalam mengimplementasikan kebijakan.
Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Kebijakan Pendidikan, Strategi
Implementasi Kebijakan
Abstract
The aims of policy implementation is to set direction untik policy objectives
can be realized. This research aims to describe the process of policies
implementation including education policies. This research is a qualitative
research which is library research. Research data in the form of library data,
especially some books about the implementation of educational policies. Then
the data collected was selected, presented and analyzed using content analysis.
The results of this reseach show that "implementation" is the most important
factor of a policies. The implementation of education policies is a process that
related with the behavior of administrative institutions as the ones responsibity
for implementation of program. The implementation process also related with

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 129
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

legal, political, economic, social factors that directly or indirectly affect the
behavior of various parties involved in the program. In implementing policies
there are processes must be passed, including certain strategies and
approaches that must be taken, as well as some completeness and adequacy
that must be met. This is only for the sake of realizing success in implementing
of policies.
Keywords: Policy Implementation, Education Policy, Policy Implementation
Strategy

I. PENDAHULUAN berlangsung dalam tahap-tahap


Langkah panjang dari suatu pembuatan kebijakan politik,
proses kebijakan bermuara pada dimana aktivitas politis ini
bagian implementasi kebijakan itu dijelaskan sebagai proses
sendiri. Sejatinya, proses pembuatan kebijakan, dan
implementasi kebijakan menjadi divisualisasikan sebagai
penentu akhir yang paling penting serangkaian tahap yang saling
atas keseluruhan pembuatan bergantung satu sama lainnya,
kebijakan, termasuk dalam bidang diatur menurut urutan waktu,
pendidikan. Artinya, sebagus seperti penyusunan agenda,
apapun rumusan dan formulasi formulasi kebijakan, adopsi
kebijakan yang dihasilkan, menjadi kebijakan, implementasi kebijakan,
tidak berarti manakala formulasi itu dan penilaian kebijakan.
tidak dilanjutkan dengan proses Senada dengan pendapat di
implementasi. Oleh sebab itu, atas, Dunn (2003) mengilustrasikan
sesederhana apapun -untuk tidak secara rinci fase-fase dan
mengatakan jelek atau buruk- karakteristik pembuatan kebijakan
rumusan dan formulasi kebijakan, itu, di mana implementasi
jika dilaksanakan maka akan merupakan bagian didalamnya.
memiliki nilai manfaat. Fase pertama, adalah penyusunan
Implementasi kebijakan agenda, karakter fase ini misalnya
merupakan bagian dari proses para pejabat yang dipilih dan
pembuatan kebijakan (policy diangkat menempatkan masalah
making process). Seperti pada agenda publik. Fase kedua
dinyatakan Hasbullah (2015), adalah formulasi kebijakan,
bahwa proses pembuatan kebijakan karakter fase ini misalnya para
merupakan proses politik yang pejabat merumuskan alternatif

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 130
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

kebijakan untuk mengatasi evaluasi. Penentuan isi dan urutan


masalah. Alternatif kebijakan tahapan proses kebijakan sendiri
melihat perlunya membuat perintah tidak bersifat statis. Perbedaan
eksekutif, keputusan peradilan dan urutan dan isi dapat disebabkan
tindakan legislatif. Fase ketiga oleh perbedaan perspektif dan teori
adalah adopsi kebijakan, karakter yang digunakan dalam
fase ini misalnya alternatif pengambilan kebijakan. Dengan
kebijakan yang diadopsi dengan demikian, penentuan ini
dukungan dan mayoritas legislatif, berkembang secara dinamis sesuai
konsensus di antara direktur dengan keragaman situasi dan
lembaga, atau keputusan peradilan. kondisi yang dihadapi, misalnya
Fase keempat adalah implementasi meliputi keragaman stratifikasi
kebijakan, karakter fase ini kebijakan, jenis kebijakan dan
misalnya kebijakan yang telah lingkungan kebijakan (Hasbullah,
diambil dilaksanakan oleh unit-unit 2015).
administrasi yang memobilisasikan Berkaitan dengan keragaman
sumber daya finansial dan manusia. dan perbedaan perspektif atau teori
Dan fase terakhir adalah penilaian pengambilan kebijakan misalnya
kebijakan, karakter fase ini dapat ditelusuri dalam tulisan
misalnya unit-unit pemeriksaan Anderson (2000) yang
dan akuntansi dalam pemerintahan mengemukakan bahwa terdapat
menentukan apakah badan-badan tiga teori utama yang dapat
eksekutif, legislatif dan peradilan digunakan dalam proses
memenuhi persyaratan undang- pembuatan sebuah kebijakan yaitu:
undang dalam pembuatan (1) Teori rasional-komprehensif
kebijakan dan pencapaian tujuan. merupakan teori yang intinya
Secara umum, penulis mengarahkan agar pembuatan
menyimpulkan bahwa sebuah kebijakan publik dilakukan
implementasi kebijakan adalah secara rasional-komprehensif
tahapan ketiga setelah tahap dengan mempelajari permasalahan
perumusan masalah kebijakan serta dan alternatif kebijakan secara
tahap formulasi dan adopsi memadai. (2) Teori incremental
kebijakan. Urutan berikutnya adalah teori yang intinya tidak
setelah tahap implementasi adalah melakukan perbandingan terhadap
tahap monitoring dan tahap permasalahan dan alternatif serta

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 131
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

lebih memberikan deskripsi Selain itu, Anderson (2000)


mengenai cara yang dapat diambil juga mengemukakan enam kriteria
dalam membuat kebijakan. (3) yang harus dipertimbangkan dalam
Teori mixed scanning yaitu teori memilih kebijakan, yaitu: nilai-
yang intinya menggabungkan nilai yang dianut baik oleh
antara teori rasional-komprehensif organisasi, profesi, individu,
dengan teori inkremental. kebijakan maupun ideologi; afiliasi
Keragaman stratifikasi partai politik; kepentingan
kebijakan misalnya dengan adanya konstituen; opini publik;
kebijakan makro dan mikro penghormatan terhadap pihak lain;
(Hasbullah, 2015); kebijakan serta aturan kebijakan. Bahkan
sentralistik dan desentralisasi (UU secara umum, para pakar ilmu
No 23 Tahun 2014 tentang politik melakukan kategorisasi
Pemerintahan Daerah); kebijakan jenis kebijakan ini kedalam
tingkat pusat dan kebijakan tingkat kategori substantif (misalnya
daerah; serta dapat pula dengan pendidikan, perburuhan,
adanya kebijakan tingkat nasional kesejahteraan sosial, hak-hak sipil),
(national policy level), tingkat kategori kelembagaan (misalnya
umum (general policy level), legislatif, yudikatif, departemen),
tingkat khusus (special policy dan kategori kebijakan menurut
level) dan tingkat teknis (technical kurun waktu tertentu (misalnya
policy level) (Imron, 2008). kebijakan masa Reformasi, Orde
Adapun keragaman jenis kebijakan Baru, dan Orde Lama). Keragaman
seperti kategorisasi yang lingkungan kebijakan seperti
dikemukakan oleh Anderson keragaman aspek sosial, politik,
(2000) meliputi substantive ekonomi dan budaya; lingkungan
policies, procedural policies, geografis dan lingkungan
distributive policies, redistributive demografis; serta keragaman
policies, regulatory policies, self- lainnya yang memiliki variabel-
regulatory policies, material variabel relevan dengan konteks
policies, symbolic policies, keragaman lingkungan kebijakan.
collective good policies, private Namun, yang perlu dijadikan
good policies, liberal policies, dan catatan dan perhatian bagi
conservative policies. pengambil kebijakan adalah bahwa
seluruh tahapan itu merupakan

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 132
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

rangkaian proses yang saling III. HASIL DAN PEMBAHASAN


berkesinambungan, tahapan yang 1. Pengertian Implementasi
satu dengan tahapan yang lainnya Kebijakan
saling terkait dan tidak bisa Memahami pengertian
dipisahkan. Mengingat begitu implementasi kebijakan
esensialnya pembahasan tersebut, merupakan bagian dalam upaya
dalam artikel ini penulis memahami kebijakan secara
mengangkat topik tentang komprehensif. Pada gilirannya,
“Implementasi Kebijakan pemahaman itu menggiring pada
Pendidikan”. pemahaman mengenai
II. METODE PENELITIAN implementasi kebijakan dalam
Penelitian ini adalah bidang pendidikan. Bahkan,
penelitian kualitatif yang bersifat implementasi kebijakan
studi pustaka (library research) pendidikan seringkali berlangsung
yang menggunkan buku-buku dan lebih rumit dan kompleks
literatur-literatur lainnya sebagai dibandingkan dengan proses
objek yang utama (Hadi, 1995). perumusannya.
Sebagai penelitian kepustakaan, Istilah implementasi dalam
metode yang digunakan untuk Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengumpulkan data penelitian (KBBI) berarti pelaksanaan atau
berupa data-data kepustakaan penerapan. Istilah implementasi
terutama buku-buku yang berkaitan biasanya dikaitkan dengan suatu
tentang “implementasi kebijakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
pendidikan”. Kemudian data yang mencapai tujuan tertentu. Kamus
terkumpul dipilih, disajikan dan Webster merumuskan secara
dianalisis serta diolah supaya pendek bahwa to implement
ringkas dan sistematis. Adapun (mengimplementasikan) berarti to
teknik analisi data dalam penelitian provide the means for
ini berupa analisis isi (content carryingout(menyediakan sarana
analysis) yaitu analis ilmiah untuk melaksanakan sesuatu), to
tentang isi pesan suatu data give practical effect (menimbulkan
(Muhadjir, 1998). dampak atau akibat terhadap
sesuatu). Pengertian tersebut
mempunyai arti bahwa untuk
mengimplementasikan sesuatu

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 133
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

harus disertai sarana yang Bahkan lebih dari itu, Grindle


mendukung yang nantinya akan (1980) menyatakan bahwa
menimbulkan dampak atau akibat implementasi kebijakan bukan
terhadap sesuatu itu (Wahab, 2008). hanya sekedar bersangkut paut
Wibawa (1994) menyebutkan dengan mekanisme penjabaran
bahwa implementasi kebijakan keputusan-keputusan politik ke
merupakan bentuk pengejawantahan dalam prosedur-prosedur rutin lewat
keputusan mengenai kebijakan yang saluran-saluran birokrasi, melainkan
mendasar. Biasanya tertuang dalam juga menyangkut masalah konflik
suatu undang-undang. Namun juga kepentingan, keputusan, dan siapa
dapat berbentuk instruksi-instruksi yang memperoleh apa dari kebijakan
yang penting atau keputusan tersebut.
perundang-undangan. Idealnya, Wahab (2008) menyatakan
keputusan-keputusan tersebut bahwa policy implementation
menjelaskan masalah-masalah yang encompasses those actions by
hendak ditangani, menentukan public or private individuals groups
tujuan yang hendak dicapai dan that are directed the achievement of
dalam berbagai cara objecteves set forth in prior decision
“menggambarkan struktur” proses (tindakan-tindakan yang dilakukan
implementasi tersebut (Wibawa, oleh individu-individu atau pejabat-
1994). pejabat atau kelompok-kelompok
Implementasi kebijakan pemerintah atau swasta yang
publik tidak hanya menyangkut diarahkan pada tercapainya tujuan-
perilaku badan-badan administratif tujuan yang telah digariskan dalam
yang bertanggung jawab untuk keputusan kebijakan). Tentang
melaksanakan program dan implementasi kebijakan, Udoji
menimbulkan ketaatan pada mengatakan dengan tegas bahwa
kelompok sasaran,melainkan pula The execution of policies is a
menyangkut kekuatan-kekuatan important if not more important
politik, ekonomi, dan sosial yang than policy-making. Policy will
langsung atau tidak langsung dapat remain dreams or blue prints file
mempengaruhi perilaku dari semua jackets unless they are
pihak yang terlibat,dan akhirnya implemented (Pelaksanaan
berpengaruh terhadap dampak baik kebijakan adalah sesuatu yang
yang diharapkan. penting, bahkan mungkin jauh

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 134
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

lebih penting daripada pembuatan sesuai dengan tujuan atau sasaran


kebijakan. Kebijakan-kebijakan kebijakan itu sendiri. Implementasi
akan sekedar berupa impian atau kebijakan publik terjadi karena
rencana bagus yang tersimpan tindakan-tindakan pemerintahan
rapih dalam arsip jika tidak dalam mengatasi masalah yang
diimplementasikan). Oleh karena timbul dalam masyarakat sehingga
itu implementasi kebijakan perlu melahirkan keputusan-keputusan
dilakukan secara arif, bersifat tersebut. Kebijakan ini dipandang
situasional, mengacu pada sebagai proses perumusan
semangat kompetensi, dan kebijakan yang diterapkan,
berwawasan pemberdayaan. dilaksanakan dan dievaluasi
Luankali (2007) berpendapat melalui tahapan-tahapan (Awang,
bahwa memahami apa yang 2010).
senyatanya terjadi sesudah suatu Secara singkat Winarno
program dinyatakan berlaku atau (2008) mengatakan bahwa
dirumuskan merupakan fokus implementasi kebijakan merupakan
perhatian implementasi kebijakan. suatu upaya untuk mencapai tujuan-
Dapat dipahami bahwa tujuan tertentu dengan sarana-
implementasi merupakan kejadian- sarana tertentu dan dalam urutan
kejadian atau kegiatan-kegiatan waktu tertentu. Sementara itu
yang timbul sesudah disahkannya Mufiz (1999), menyimpulkan
pedoman-pedoman kebijakan bahwa implementasi kebijakan
negara yang mencakup usaha- merupakan aktifitas-aktifitas yang
usaha untuk dilakukan untuk melaksanakan
mengadministrasikannya maupun suatu kebijaksanaan. Implementasi
untuk menimbulkan akibat atau kebijakan merupakan rangkaian
dampak nyata pada masyarakat atas kegiatan setelah suatu kebijakan
kegiatan-kegiatan program yang dirumuskan. Implementasi
sedang atau akan dilaksanakan. kebijakan haruslah menampilkan
Implementasi kebijakan keefektifan dari kebijakan itu
adalah suatu proses dinamis, sendiri.
dimana pelaksana kebijakan Berbeda dengan tahap
melakukan suatu aktivitas atau formulasi atau tahapan-tahapan
kegiatan sehingga pada akhirnya sebelumnya, dalam
akan mendapatkan suatu hasil yang mengimplementasikan suatu

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 135
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

kebijakan diperlukan lebih banyak menjalankan, menyelenggarakan


yang terlibat baik tenaga kerja dan mengupayakan keputusan
maupun kemampuan organisasi. kebijakan dan alternatifnya yang
Penerapan kebijakan bersifat telah telah diputuskandengan
interaktif dalam proses perumusan harapan akan memperoleh suatu
kebijakan. Penerapan sebagai hasil yang sesuai dengan tujuan
sebuah proses interaksi antara suatu atau sasaran dari suatu kebijakan.
tujuan dan tindakan yang mampu Tujuan dari implementasi kebijakan
untuk meraihnya. Penerapan sendiri adalah untuk menetapkan
merupakan kemampuan untuk arah agar tujuan kebijakan dapat
membentuk hubungan-hubungan direalisasikan. Proses implementasi
lebih lanjut dalam rangkaian sebab kebijakan publik baru dapat dimulai
akibat yang menghubungan apabila tujuan-tujuan kebijakan
tindakan dengan tujuan. publik telah ditetapkan, program-
Pada prinsipnya ada tiga hal program telah dibuat, dan dana telah
yang perlu dipenuhi dalam hal dialokasikan untuk pencapaian
efektivitas implementasi kebijakan. tujuan kebijakan tersebut.
Pertama, apakah kebijakannya 2. Proses Implementasi
sudah tepat. Ketepatan kebijakan Kebijakan
ini dinilai dari sejauh mana Mengimplementasikan
kebijaksanaan yang ada telah sebuah kebijakan bukanlah
bermuatan hal-hal yang masalah yang mudah terutama
memecahkan masalah yang hendak dalam mencapai tujuan bersama.
dipecahkan. Kedua, apakah Cukup sulit untuk membuat sebuah
kebijakan tersebut sudah kebijakan publik yang baik dan
dirumuskan sesuai dengan karakter adil. Dan lebih sulit lagi untuk
masalah yang hendak dipecahkan. melaksanakannya dalam bantuk
Ketiga, apakah kebijakan dibuat dan cara yang memuaskan semua
oleh lembaga yang mempunyai orang termasuk mereka yang
kewenangan (misi kelembagaan) dianggap klien. Masalah lainnya
yang sesuai dengan karakter adalah kesulitan dalam memenuhi
kebijakan (Nugroho, 2011). tuntutan berbagai kelompok yang
Dengan demikian dapat dapat menyebabkan konflik yang
disimpulkan bahwa implementasi mendorong berkembangnya
kebijakan merupakan proses pemikiran politik sebagai konflik.

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 136
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Dalam proses implementasi kebijakan dapat dilaksanakan


kebijakan terdapat beberapa aspek secara sempurna yaitu:
yang berkaitan dengan proses ini a. Kondisi eksternal yang dihadapi
dan layak untuk diperhatikan yaitu oleh Badan atau Instansi pelaksana
teori dan model implementasi tidak akan menimbulkan gangguan
kebijakan, pendekatan dalam serta kendala yang serius.
implementasi kebijakan, langkah- b. Tersedianya waktu dan sumber
langkah implementasi, faktor- yang cukup memadai untuk
faktor pelaksanaan kebijakan, serta pelaksanaan program.
tantangan dan kendala dalam c. Perpaduan sumber-sumber yang
keberhasilan implementasi diperlukan benar-benar tersedia.
kebijakan. Pembahasan tiga aspek d. Kebijakan yang akan
terakhir akan dikemukakan dalam diimplementasikan didasari oleh
pembahasan mengenai strategi suatu hubungan kausalitas yang
implementasi serta kecukupan dan andal.
kelengkapan implementasi e. Hubungan kausalitas bersifat
kebijakan. langsung dan hanya sedikit mata
Terdapat cukup banyak teori rantai penghubungnya.
dan model yang menjelaskan f. Hubungan saling ketergantungan
tentang implementasi kebijakan, harus sedikit.
termasuk kebijakan dalam bidang g. Pemahaman yang mendalam dan
pendidikan. Beberapa diantaranya kesepakatan terhadap tujuan.
seperti yang sampaikan oleh h.Tugas-tugas diperinci dan
Wahab (2008) adalah teori Brian ditempatkan dalam urutan yang
W. Hogwood dan Lewis A. Gunn, tepat.
teori Van Meter dan Van Horn, i. Komunikasi dan koordinasi yang
serta teori Daniel Mazmanian dan sempurna.
Paul A. Sabatier. j.Pihak-pihak yang memiliki
Brian W. Hogwood dan wewenang dan kekuasaan dapat
Lewis A. Gunn merupakan menuntut dan mendapatkan
pencetus teori implementasi kepatuhan yang sempurna.
kebijakan dengan pendekatan The Teori dan model yang
top down approach. Menurutnya, dikembangkan oleh Van Meter dan
terdapat beberapa syarat agar Van Horn seringkali disebut
sebagai A model of the policy

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 137
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

implementation process (model itu, dalam artian bahwa


proses implementasi kebijakan) kebanyakan implementasi akan
dimana dalam teorinya beranjak berhasil apabila perubahan yang
dari suatu argumen bahwa dikehendaki relatif sedikit,
perbedaan-perbedaan dalam proses sementara kesepakatan terhadap
implementasi akan dipengaruhi tujuan-terutama dari mereka yang
oleh sifat kebijaksanaan yang akan mengoperasikan program
dilaksanakan (Wahab, 2008). dilapangan- relatif tinggi.
Selanjutnya mereka menawarkan Van Meter dan Van Horn
suatu pendekatan yang mencoba (1975) menyatakan bahwa suatu
untuk menghubungkan antara isu kebijakan tentulah menegaskan
kebijakan dengan implementasi standar dan sasaran tertentu yang
dan suatu model konseptual yang harus dicapai oleh para pelaksana
mempertalikan kebijakan dengan kebijakan. Kinerja kebijakan pada
prestasi kerja (performance). dasarnya merupakan penilaian atas
Kedua ahli ini menegaskan pula tingkat ketercapaian standar dan
pendiriannya bahwa perubahan, sasaran tersebut. Lebih sederhana
kontrol dan kepatuhan bertindak lagi kinerja (performance)
merupakan konsep-konsep penting merupakan tingkat pencapaian
dalam prosedur-prosedur hasil atau the degree of
implementasi. Van Meter dan Van accomplishment.
Horn (1975) kemudian berusaha Dalam model Van Meter dan
membuat tipologi kebijakan Van Horn (1975) ini ada enam
sebagai berikut: variabel yang dapat meningkatkan
a.Jumlah masing-masing kejelasan antara kebijakan dan
perubahan yang akan dihasilkan kinerja implementasi,
b.Jangkauan atau ruang lingkup yaitu:pertama, standar dan sasaran
kesepakatan terhadap tujuan kebijakan; kedua, komunikasi antar
diantara pihak-pihak yang terlibat organisasi dan pengukuran
dalam proses implementasi. aktivitas; ketiga, karakteristik
Alasan yang organisasi komunikasi antar
dikemukakannya disini ialah organisasi; keempat, kondisi sosial,
bahwa proses implementasi itu ekonomi dan politik; kelima,
akan dipengaruhi oleh dimensi- sumber daya; keenam sikap atau
dimensi kebijaksanaan semacam karakter pelaksana.

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 138
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Teori dan model berikutnya kebijakan publik, yaitu komunikasi


adalah teori dan model yang (communication), sumber daya
dikembangkan oleh Daniel (resources), kecenderungan
Mazmanian dan Sabatier (1985). tingkah laku atau sikap (disposition
Teori dan model ini disebut A atau attitude), serta struktur
frame work for implementation birokrasi (bereucratic structure)
analysis (kerangka analisis (Winarno, 2008).
implementation) (Wahab, 2008). a. Komunikasi
Kedua ahli ini berpendapat bahwa (communication). Edwards
peran penting dari analisis menyebutkan tiga hal penting
implementasi kebijaksanaan negara dalam proses komunikasi
ialah mengidentifikasikan variabel- kebijakan, yakni
variabel yang mempengaruhi transmisi(transmition), kejelasan
tercapainya tujuan-tujuan formal (clarity), dan konsistensi
pada keseluruhan proses (consistency).
implementasi. Variabel-variabel • Transmisi (transmition);
yang dimaksud dapat Sebelum pejabat dapat
diklasifikasikan menjadi tiga mengimplementasikan suatu
kategori besar, yaitu: keputusan, ia harus menyadari
a. Mudah tidaknya masalah yang bahwa suatu keputusan telah dibuat
akan digarap untuk dikendalikan dan suatu perintah untuk
b.Kemampuan keputusan pelaksanaannya telah dikeluarkan.
kebijaksanaan untuk Ada beberapa hambatan yang
menstrukturkan secara tepat proses timbul dalam mentransmisikan
implementasinya perintah-perintah yang
c.Pengaruh langsung berbagai diimplementasikan. Pertama,
variabel politik terhadap pertentangan pendapat antara
keseimbangan dukungan bagi pelaksana dengan perintah yang
tujuan yang termuat dalam dikeluarkan oleh pengambil
keputusan kebijaksanaan tersebut. kebijakan. Kedua, informasi
Terakhir, teori dan model melewati berlapis-lapis birokrasi.
yang dikembangkan oleh George Ketiga, penangkapan komunikasi
C. Edwards III. Menurutnya dihambat oleh persepsi yang
terdapat empat faktor atau variabel selektif dan ketidakmauan para
krusial dalam implementasi pelaksana untuk mengetahuhi

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 139
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

persyaratan-persyaratan suatu pelaksana mengambil tindakan


kebijakan. yang sangat longgar dalam
• Kejelasan (clarity); Jika menafsirkan dan
kebijakan diimplementasikan mengimplementasikan kebijakan.
sebagaimana yang diinginkan, Akibatnya, jika kebijakan
maka bukan hanya petunjuk bertentangan dengan pilihan atau
pelaksanaan itu harus diterima oleh kepentingan pelaksana, maka
para pelaksana kebijakan tapi juga mereka akan cenderung
komunikasi kebijakan tersebut menggunakan keleluasaannya
harus jelas. Dalam beberapa kasus, untuk mengabaikan dan atau
para pelaksana sama sekali tidak mendistorsikannya. Ke-
memahami tujuan-tujuan suatu tidakkonsistenan -seperti halnya
kebijakan atau persyaratan- kekaburan- berasal dari semakin
persyaratan operasionalnya. besarnya kepentingan yang
Bahkan dalam beberapa kasus bersaing dan berusaha untuk
lainnya, para pelaksana membuat mempengaruhi implementasi
usaha untuk mengekploitasi kebijakan.
kekaburan dalam komunikasi b. Sumber Daya (resources).
dengan tujuan untuk kepentingan Sumber daya merupakan faktor
mereka sendiri. Kurangnya penting dalam melaksanakan
kejelasan memungkinkan kebijakan publik. Sumber daya itu
timbulnya perubahan kebijakan meliputi staf yang memadai disertai
yang tidak diharapkan. keahlian yang baik untuk
• Konsistensi (concistency); melaksanakan tugasnya, informasi,
Jika implementasi kebijakan ingin wewenang dan fasilitas-fasilitas
berlangsung efektif, maka perintah- yang diperlukan untuk
perintah pelaksanaannya harus menterjemahkan usul-usul di atas
konsisten dan jelas. Jika perintah kertas guna melaksanakan
yang disampaikan inkonsisten, hal pelayanan publik.
ini akan menyulitkan para • Staf; Merupakan sumber
pelaksana kebijakan dalam paling penting dalam
menjalankan tugasnya dengan baik. melaksanakan kebijakan karena
Di sisi lain, perintah-perintah merekalah pelaksana kebijakan di
implementasi kebijakan yang tidak lapangan. Dalam hal ini, tentu saja
konsisten akan mendorong para jumlahnya harus cukup dan harus

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 140
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

mempunyai keterampilan yang implementasi karena menjadi


diperlukan untuk melaksanakan faktor pendukung terlaksananya
kebijakan. sebuah kebijakan.
• Informasi; Yang dimaksud c. Kecenderungan Tingkah
disini adalah, pertama, informasi Laku atau Sikap (disposition atau
mengenai bagaimana attitude). Kecenderungan ini
melaksanakan suatu kebijakan. berkenaan dengan kesediaan dari
Pelaksana perlu mengetahui apa para implementor untuk
yang dilakukan dan bagaimana mengeksekusi kebijakan tersebut.
mereka harus melakukannya. Kecakapan saja tidak mencukupi,
Dengan demikian para pelaksana tanpa kesediaan dan komitmen
kebijakan harus diberi petunjuk untuk melaksanakan kebijakan.
untuk melaksanakan kebijakan. Menurut Edwards, banyak
Kedua, data tentang ketaatan kebijakan yang masuk ke dalam
personil-personil lain terhadap “zona ketidakacuhan”. Ada
peraturan-peraturan pemerintah. kebijakan yang dilaksanakan
Kurangnya informasi tentang secara efektif karena mendapat
bagaimana mengimplementasikan dukungan dari pelaksana
kebijakan akan berakibat langsung kebijakan, namun kebijakan-
terhadap ketidak-terpenuhiannya kebijakan lain mungkin akan
tanggung jawab sesuai dengan bertentangan secara langsung
waktunya. dengan pandangan pelaksana
• Wewenang; Terbatas atau kebijakan dan kepentingan pribadi
kurangnya wewenang dalam atau organisasi pelaksana. Dalam
melakukan suatu kebijakan bisa kasus seperti ini para pelaksana
menjadi suatu hambatan. Namun kebijakan akan mengunakan
bisa juga suatu badan mempunyai keleluasaan dan kadang-kadang
wewenang besar namun tidak dengan cara-cara yang halus
efektif dalam menggunakan menghambat implementasi.
wewenang tersebut. Dalam hal ini d. Struktur Birokrasi
efektifitas dalam penggunaan (bereucratic structure). Struktur
wewenang sangat diperlukan. birokrasi (bereucratic structure)
• Fasilitas-fasilitas; Meliputi berkenaan dengan kesesuaian
fasilitas-fasilitas fisik yang organisasi birokrasi yang menjadi
merupakan sumber penting dalam penyelenggara implementasi

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 141
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

kebijakan. Birokrasi merupakan untuk situasi-situasi implementasi


salah satu badan yang paling sering dimana didalamnya diperlukan
bahkan secara keseluruhan menjadi organisasi pelaksana yang
pelaksana kebijakan. Struktur bertingkat dengan pola perubahan
organisasi yang kebijakan yang tinggi.
mengimplementasikan kebijakan b. Pendekatan Prosedural dan
memiliki pengaruh yang signifikan Manajerial. Pendekatan ini
terhadap implementasi kebijakan. dikembangkan untuk mengatasi
Salah satu aspek struktur yang kelemahan pada pendekatan
penting dari setiap organisasi struktural. Pendekatan ini berupaya
adalah adanya prosedur mengembangkan proses-proses
operasional yang standar yang dan prosedur-prosedur yang
dapat menjadi pedoman bagi setiap relevan baik prosedur
implementator dalam bertindak. manajerialnya maupun teknik
Berkenaan dengan manajemennya.
pendekatan yang dapat digunakan c. Pendekatan Perilaku.
dalam implementasi kebijakan, Pendekatan ini meletakan dasar
sebagaimana dijelaskan Hasbullah semua orientasi dari kegiatan
(2015), setidaknya terdapat 4 implementasi kebijakan pada
(empat) pendekatan, yaitu: perilaku manusia sebagai
a. Pendekatan Struktural. pelaksana bukan pada
Pendekatan struktural ini organisasinya sebagaimana dua
merupakan salah satu pendekatan pendekatan sebelumnya.
yang bersifat top-down. Pendekatan ini berasumsi bahwa
Pendekatan ini memandang bahwa upaya implementasi kebijakan
setiap kebijakan, termasuk pula yang baik adalah bila perilaku
kebijakan pendidikan, harus manusia beserta segala sikapnya
dirancang, diimplementasikan, dan juga harus dipertimbangkan dan
dievaluasi secara struktural. dipengaruhi agar proses
Pendekatan ini menekankan implementasi kebijakan tersebut
pentingnya komando dan supervisi dapat berlangsung baik.
menurut tahapan atau tingkatan d. Pendekatan Politik.
dalam struktur masing-masing Pendekatan ini lebih melihat pada
organisasi. Pendekatan ini bersifat faktor-faktor politik atau
hirarkis-organis, sehingga relevan kekuasaan yang dapat

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 142
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

memperlancar atau menghambat 3. Strategi dan Langkah-


proses implementasi kebijakan. Langkah Implementasi
Pendekatan politik selalu Kebijakan
mempertimbangkan atas Dalam penerapan strategi
pemantauan kelompok pengikut implementasi kebijakan,
dan kelompok penentang beserta sebetulnya dapat mengacu pada
dinamikanya. Dalam pendekatan model, teori dan pendekatan yang
ini, memungkinkan digunakannya sudah penulis sampaikan di atas.
paksaan dari kelompok dominan. Adapun untuk langkah-langkah
implementasi, ada baiknya
diketahui dulu tata urutan
implementasi kebijakan seperti
terlihat dalam gambar di bawah ini:

Kebijakan Publik

Kebijakan Penjelas Program

Proyek

Kegiatan

Pemanfaat
(Beneficiaries)

Gambar 1 diadaptasi dari William N. Dunn (2003)


Gambar 1 Tata Urutan controling. Dengan demikian
Implementasi KebijakanTujuan ketika kebijakan sudah dibuat maka
kebijakan adalah melakukan tugas penting yang mesti
intervensi. Oleh karena itu, dilaksanakan adalah
implementasi kebijakan mengorganisasikan dan
sebenarnya adalah tindakan(action) melaksanakan kepemimpinan
intervensi itu sendiri. Implementasi untuk mengarahkan pelaksanaan
kebijakan dalam konteks dan melakukan pengendalian
manajemen adalah berada dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.
kerangka Organizing-leading-

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 143
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Agar dapat melakukan sendiri, sehingga kebutuhan akan


intervensi secara optimal, struktur pengimplementasiannya
Mazmanian & Sabatier (1985) pun dapat berbeda, bergantung
menyebutkan bahwa beberapa pada metode penyampaian
faktor perlu diperhatikan dalam (delivery system) yang dipandang
implementasi, yakni: Pertama, sesuai untuk itu. Terlebih lagi
mengidentifikasi masalah yang struktur implementasi lebih
harus diintervensi; Kedua, dipandang sebagai the matter of
Menegaskan tujuan yang hendak organization atau management of a
dicapai; Ketiga, Merancang programme.
strukturproses implementasi. Dalam Permenpan No. 4
Untuk menyusun struktur tahun 2007 tentang Pedoman
implementasi tersebut terdapat hal- Umum Formulasi, Implementasi,
hal yang harus diperhatikan Evaluasi Kinerja dan Revisi
meliputi: Kebijakan Publik di Lingkungan
a. Pembentukan unit Lembaga Pemerintah Pusat dan
organisasi atau staf pelaksana Daerah; terdapat langkah-langkah
b. Penjabaran tujuan dalam yang ditempuh dalam
berbagai aturan pelaksana mengimplementasikan kebijakan
(Standard operating publik, yaitu:
procedures/SOP) a. Penyiapan Implementasi
c. Mengkoordinasikan Kebijakan, termasuk kegiatan
berbagai sumberdaya dan sosialisasi dan pemberdayaan para
pengeluaran pada kelompok pihak yang menjadi pelaksana
sasaran serta pembagian tugas kebijakan pendidikan, baik dari
diantara badan pelaksana kalangan pemerintah atau birokrasi
d. Pengalokasian sumberdaya maupun masyarakat (publik).
untuk mencapai tujuan. Tahapan sosialisasi dilakukan
Hampir tidak ada literatur dengan cara penyebarluasan
mengenai implementasi yang informasi kepada masyarakat
membahas bagaimana petunjuk melalui berbagai media serta
penyusunan struktur (langkah- pertemuan langsung dengan
langkah) implementasi. Hal ini masyarakat.
karena masing-masing kebijakan b. Implementasi kebijakan
memiliki tujuan dan tipenya yang dilaksanakan tanpa sanksi

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 144
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

(masa uji coba) dengan jangka di atas antara lain, faktor manusia,
waktu tertentu disertai dengan faktor struktur kebijakan, faktor
perbaikan atau penyempurnaan proses administrasi dan
kebijakan apabila diperlukan. manajemen, faktor dana, dan faktor
c. Implementasi kebijakan daya.
yang dilaksanakan dengan sanksi. Menurut Hogwood dan Gun
Hal ini dilakukan setelah masa uji (Garret, 1993), bahwa kebijakan
coba selesai, disertai dengan publik mengandung resiko untuk
pengawasan dan pengendalian. gagal. Keduanya membagi dua
d. Setelah dilakukan pengertian tentang kegagalan
implementasi kebijakan, lalu kebijakan (policy failure), yaitu :
dilakukanlah evaluasi kebijakan. a. Tidak terimplementasikan
4. Kecukupan dan Kelengkapan (non implementation). Suatu
Implementasi Kebijakan kebijakan yang tidak dilaksanakan
Keberhasilan implementasi sesuai dengan rencana dan pada
kebijakan dapat dilihat dari akhirnya berakibat pada
terjadinya kesesuaian antara implementasi yang tidak efektif
pelaksanaan atau penerapan dan sulit untuk dipenuhi.
kebijakan dengan desain, tujuan b. Implementasi yang tidak
dan sasaran kebijakan itu sendiri, berhasil (unsucessfull
serta memberikan dampak atau implementation).Implementasi
hasil yang positif bagi pemecahan yang tidak berhasil biasanya terjadi
masalah yang dihadapi. Asumsi manakala suatu kebijakan tertentu
yang dibangun mengenai konsep telah dilaksanakan sesuai dengan
keberhasilan implementasi rencana namun karena ada faktor
kebijakan adalah semakin tinggi eksternal akhirnya kebijakan itu
derajat kesesuaiannya, maka tidak berhasil untuk mencapai hasil
semakin tinggi pula peluang yang dikehendaki. Kebijakan
keberhasilan kinerja implementasi memiliki resiko gagal karena faktor
kebijakan untuk menghasilkan berikut: Pelaksanaan buruk (bad
output yang telah digariskan. excecution), kebijakan itu sendiri
Beberapa faktor yang dapat buruk (bad policy) dan kebijakan
dijadikan perhatian dalam itu sendiri yang bernasib buruk
keberhasilan implementasi (bad luck).
kebijakan berdasarkan pembahasan

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 145
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Peter mengatakan, d. Pembagian potensi yang


implementasi kebijakan yang gagal bersifat diferensiasi tugas dan
disebabkan oleh beberapa faktor wewenang para aktor implementasi
(Tangkilisan, 2003): kebijakan.
a. Kekurangan informasi Terdapat beberapa faktor
sehingga menyebabkan gambaran yang bekerja dalam proses
gambaran yang kurang tepat implementasi kebijakan. Menurut
mengenai isi kebijakan yang Goggin, kebijakan diasumsikan
sesungguhnya. Gambaran yang sebagai suatu pesan dari
kurang jelas ini berdampak buruk pemerintah federal(pusat) kepada
kepada objek kebijakan maupun pemerintah daerah. Keberhasilan
kepada pelaksana dari isi kebijakan implementasi pesan tersebut sangat
yang akan dilaksanakan dan hasil dipengaruhi oleh 3 hal pokok
dari kebijakan itu. Hal ini juga (Purwanto & Sulistyastuti, 2012):
menghindari kesalahpahaman dan a. Isi kebijakan (the content of
agar menyamakan persepsi antara the policy message) meliputi
kedua belah pihak. sumberdaya, manfaat kebijakan,
b. Isi kebijakan yang samar- serta ketertiban publik
samar dan tidak jelas atau tidak b. Format kebijakan (the form
tegas.Implementasi kebijakan bisa of the policy message) tediri dari
gagal karena masih samarnya isi kejelasan kebijakan (policy
atau tujuan kebijakan atau clarity), konsistensi kebijakan
ketidaktepatan intern maupun (policy consistencly), frequency
ekstern kebijakan itu sendiri dan serta penerimaan isi kebijakan
menunjukkan adanya kekurangan (receipt of message)
yang sangat berarti atau adanya c. Reputasi actor (the
kekurangan yang menyangkut reputation of the communicator)
sumber daya. terdiri dari legitimasi dan
c. Tidak cukupnya dukungan kredibilitas aktor-aktor pemerintah
dalam melaksanakan daerah.
kebijakan.Implementasi kebijakan Apabila disepakati bahwa
akan sangat sulit apabila pada cara melihat keberhasilan
pelaksanaannya tidak cukup implementasi tidak hanya berhenti
dukungan terhadap kebijakan pada kepatuhan para implementor
tersebut. saja, namun juga hasil yang dicapai

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 146
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

setelah prosedur implementasi level bereau crats terhadap atasan


dijalani, maka upaya untuk mereka.
memahami realitas implementasi b. Keberhasilan implementasi
kebijakan perlu dilihat secara lebih diukur dari kelancaran rutinitas dan
detil dengan mengikuti proses tiadanya persoalan.
implementasi yang dilalui para c. Implementasi yang berhasil
implementor dalam upaya untuk mengarah kepada kinerja yang
mewujudkan tujuan kebijakan memuaskan semua pihak terutama
tersebut. kelompok penerima manfaat yang
Pada dasarnya indikator diharapkan.
kinerja untuk menilai derajat Secara sederhana ketiga
pencapaian standar dan sasaran faktor diatas merupakan suatu
kebijakan dapat dijelaskan bahwa kepastian dalam menilai
kegiatan itu melangkah dari tingkat keberhasilan suatu implementasi
kebijakan yang masih berupa kebijakan sehingga kurang atau
dokumen peraturan menuju hilangnya salah satu faktor
penentuan standar spesifik dan mempengaruhi sekali terhadap
kongkrit dalam menilai kinerja kinerja kebijakan tersebut.
program. Dengan standar dan Kemudian sebaliknya, Jan
sasaran dapat diketahui seberapa Merse mengemukakan bahwa ada
besar keberhasilan program yang empat faktor yang dapat
telah dicapai. menimbulkan kegagalan dalam
Ripley dan Franklin dalam implementasi kebijakan yaitu
bukunya yang berjudul “Birokrasi (Hasbullah, 2015):
dan Implementasi Kebijakan a. Isu kebijakan. Isi kebijakan
(policy implementation and harus jelas dan tegas serta
bureaucracy)” menyatakan bahwa mengandung muatan-muatan
keberhasilan implementasi politik yang mengakomodir
kebijakan atau program dapat kepentingan seluruh stakeholders.
ditujukan dari tiga faktor yaitu Implementasi kebijakan dapat
(Wahab, 2008): gagal karena masih samarnya isi
a. Perspektif kepatuhan atau tujuan kebijakan,
(compliance) yang mengukur ketidaktegasan intern maupun
implementasi dari kepatuhan strect ekstern atau ketidaktepatan
kebijakan itu sendiri. Hal ini

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 147
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

menunjukan adanya kekurangan hal keefektifan implementasi


yang menyangkut sumber daya kebijakan, yaitu :
pendukungnya. a. Apakah kebijakannya
b. Informasi. Kekurangan sendiri sudah tepat. Ketepatan
informasi dengan mudah kebijakan dinilai dari sejauh mana
mengakibatkan adanya gambaran kebijakan yang ada telah
yang kurang tepat baik kepada bermuatan hal-hal yang memang
objek kebijakan maupun kepada memecahkan masalah yang hendak
para pelaksana dari isi kebijakan dipecahkan.
yang akan dilaksanakannya dan b. Ketepatan pelaksana. Aktor
hasil-hasil dari kebijakan itu. implementasi tidaklah hanya
c. Dukungan. Implementasi pemerintah, ada tiga lembaga yang
kebijakan publik akan sangat sulit dapat menjadi pelaksana, yaitu
bila pada pelaksanaanya tidak pemerintah, kerjasama antara
cukup dukungan untuk kebijakan pemerintah masyarakat/swasta atau
tersebut. Dukungan ini dapat implementasi kebijakan yang
berupa fisik ataupun non fisik. diswastakan (privatization atau
Dukungan inipun berkaitan dengan contracting out).
partisipasi masyarakat dalam c. Ketepatan target
pelaksanaan kebijakan. implementasi. Ketepatan
d. Pembagian potensi. Pada berkenaan dengan tiga hal, yaitu: a)
dasarnya hal ini berkaitan dengan Apakah target yang diintervensi
kinerja koordinasi masyarakat luas. sesuai dengan yang direncanakan,
Koordinasi dibutuhkan karena apakah tidak ada tumpang tindih
setiap pelaku memiliki latar dengan intervensi yang lain, atau
belakang kepentingan dan tidak bertentangan dengan
keinginan yang berbeda. intervensi kebijakan lain; b)
Koordinasi menjadi titik temu dan Apakah targetnya dalam kondisi
sentral bagi keberhasilan siap untuk diintervensi ataukah
kebijakan. tidak, kesiapan bukan saja dalam
Implementasi kebijakan arti secara alami, namun juga
haruslah menampilkan keefektifan apakah kondisi target ada dalam
dari kebijakan itu sendiri. Menurut konflik atau harmoni, dan apakah
Nugroho (2011), pada dasarnya ada kondisi target ada dalam kondisi
lima hal yang perlu dipenuhi dalam mendukung atau menolak; c)

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 148
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Apakah intervensi implementasi dilaksanakan; 3) strategic


kebijakan bersifat baru atau readiness, publik siap
memperbarui implementasi melaksanakan atau menjadi bagian
kebijakan sebelumnya. dari kebijakan, di sisi lain birokrat
d. Apakah lingkungan pelaksana siap menjadi pelaksana
implementasi sudah tepat. Ada dua kebijakan.
lingkungan yang paling William N. Dunn (2003)
menentukan, yaitu a) lingkungan mengemukakan bahwa
kebijakan, merupakan interaksi keberhasilan implementasi
diantara lembaga perumus kebijakan dapat dicapai jika
kebijakan dan pelaksana kebijakan memperhatikan 2 hal, yaitu:
dan lembaga lain yang terkait; b) a.Policy stakeholder, yaitu para
lingkungan eksternal kebijakan individu atau kelompok individu
yang terdiri atas public opinion, yang mempunyai andil di dalam
yaitu persepsi publik akan kebijakan, karena mereka
kebijakan dan imlementasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh
kebijakan, interpretive institutions keputusan pemerintah lingkungan
yang berkenaan dengan dimana kebijakan akan diterapkan.
interprestasi dari lembaga-lembaga b.Policy environment, yaitu konteks
strategis dalam masyarakat. khusus dimana kejadian-kejadian
e. Tepat proses. Secara di sekeliling isu kebijakan akan
umum implementasi kebijakan terjadi saling memengaruhi oleh
publik terdiri atas tiga proses, yaitu: kebijakan publik.
1) policy acceptane, di sini publik Imron (2008) melakukan
memahami kebijakan sebagai perincian terhadap faktor-faktor
sebuah aturan main yang yang berpengaruh terhadap
diperlukan untuk masa depan, di implementasi kebijakan terutama
sisi lain pemerintah memahami di bidang pendidikan, yaitu sebagai
kebijakan sebagai tugas yang harus berikut:
dilaksanakan; 2) policy adoption, a.Kompleksitas kebijakan-kebijakan
publik menerima kebijakan sebagai yang telah dibuat. Semakin
sebuah aturan main yang kompleks suatu kebijakan, akan
diperlukan untuk masa depan, semakin rumit dan lama
disisi lain pemerintah menerima implementasinya. Bahkan
kebijakan sebagai tugas yang harus kompleksitas rumusan kebijakan

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 149
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

juga berakibat pada banyaknya Terdapat beberapa instrumen


peraturan-peraturan jabaran, untuk memenuhi kelengkapan dan
petunjuk pelaksanaan, dan kecukupan implementasi kebijakan
petunjuk teknis, yang harus dibuat. yaitu: Hukum, services
Tidak jarang pula kompleksitas itu (pelayanan), dana, pajak, dan
menimbulkan banyak tafsiran dari situasi (Hasbullah, 2015). 1)
para pelaksananya. Hukum merupakan instrumen
b.Tidak jelasnya rumusan kebijakan paling umum yang digunakan oleh
dan pemecahan masalah yang pemerintah. Dengan menetapkan
diajukan. Ketidak jelasan ini suatu hukum, pemerintah
menimbulkan sikap keraguan pada mempunyai legitimasi untuk dapat
diri pelaksana kebijakan serta melaksanakan suatu kebijakan
kekhawatiran andaikata yang dapat memaksa setiap warga
pelaksanaannya tidak sesuai negara untuk mentaatinya. 2)
dengan rumusan. Services (pelayanan), pelaksanaan
c.Faktor sumber-sumber potensial kebijakan dapat berupa pelayanan
yang dapat mendukung kepada masyarakat oleh
pelaksanaan kebijakan. Faktor- pemerintah. Namun harus
faktor ini harus tersedia jika dijadikan catatan bahwa pelayanan
pelaksanaan kebijakan ingin yang baik adalah pelayanan yang
berhasil. sampai kepada yang
d.Keahlian pelaksana kebijakan. membutuhkan. 3) Dana diperlukan
Semakin profesional pelaksana sebagai sumber daya untuk
kebijakan, baik teknis maupun membiayai semua kegiatan
manajerialnya, maka akan semakin pelayanan dan pelaksanaan
baik pula implementasi kebijakan. kebijakan. 4) Pajak merupakan
e.Dukungan dari khalayak instrumen yang dikelola oleh
(masyarakat) sasaran terhadap pemerintah untuk dikembalikan
kebijakan yang diimplementasikan lagi kepada masyarakat melalui
f.Faktor efektivitas dan efisiensi berbagai bentuk program yang
birokrasi. Kegagalan implementasi lebih baik dan memberikan
kebijakan adakalanya disebabkan keuntungan pada masyarakat. 5)
oleh birokrasi dan aparatnya yang Situasi merupakan instrumen yang
tidak mendukung. digunakan oleh pemerintah
manakala instrumen-instrumen di

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 150
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

atas gagal. Instrumen ini dapat kebijakan yang dilakukan,


berupa penggunaan keyakinan termasuk dalam hal ini kebijakan
moral untuk memengaruhi dalam bidang pendidikan.
masyarakat. Implementasi kebijakan, termasuk
Kelengkapan lainnya untuk kebijakan pendidikan, merupakan
implementasi kebijakan adalah proses yang bersangkut paut
adanya organisasi, baik pemerintah dengan perilaku badan
maupun non-pemerintah. Tipe administratif sebagai penanggung
organisasi ideal yang menjamin jawab pelaksanaan program dan
keberhasilan implementasi menimbulkan ketaatan pada
kebijakan adalah: kelompok sasaran. Proses
a. Adanya kesatuan dalam implementasi bersangkut paut pula
organisasi; kendala pada poin ini dengan faktor hukum, politik,
terletak pada adanya perbedaan ekonomi, sosial yang langsung
pandangan atau persepsi dalam maupun tidak langsung
melihat suatu masalah. berpengaruh terhadap perilaku dari
b. Standar pelaksanaan berbagai pihak yang terlibat dalam
prosedur yang jelas. program. Tujuan implementasi
c. Mekanisme komunikasi kebijakan adalah untuk
dalam organisasi yang baik menetapkan arah agar tujuan
d. Tidak ada masalah waktu kebijakan dapat direalisasikan.
(time problem) dalam Dalam implementasi kebijakan
implementasi; kendala pada poin terdapat proses yang harus dilalui,
ini adalah kelambatan komunikasi strategi dan pendekatan tertentu
dan hilangnya momentum yang yang harus ditempuh, serta
tepat dalam implementasi. beberapa kelengkapan dan
e. Tidak ada masalah kecukupan yang harus dipenuhi.
informasi dalam implementasi; Hal ini semata demi mewujudkan
kendalanya adalah akumulasi keberhasilan dalam implementasi
kesalahan penyampaian informasi suatu kebijakan. Demikian pula
dari bawah ke atas. halnya kebijakan dalam bidang
IV. KESIMPULAN pendidikan.
Implementasi merupakan
faktor terpenting dari sebuah

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 151
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. A., (2000). Public Policy Making. New York: Holt, Rinehart &
Winston)

Awang, A. (2010). Impelementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Garret, James E. (1993). Public Administration and Policy Implementation: A


Social Work Perspektive. International Journal Of Public
Administration.

Grindle, M. S. (1980). Politics and Policy Implementation in The Third World.


New Jersey: Princeton University Press.

Hadi, S. (1995). Statistik II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasbullah, H.M. (2015). Kebijakan Pendidikan; Dalam Perspektif Teori,


Aplikasi, dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Rajawali Pers.

Imron, A. (2008). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia; Proses, Produk


dan Masa Depannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Luankali, B. (2007). Analisis Kebijakan Publik Dalam Proses Pengambilan


Keputusan. Bandung: IPDN.

Mazmanian, D, H & Sabatier, P. A. (1983). Implementation and Public Policy.


New York: HarperCollins

Mufiz, A. (1999). Pengantar Administrasi Negara (Jakarta:Universitas


Terbuka Depdikbud).

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 152
Implementasi Kebijakan Pendidikan P-ISSN: 1858-2125
(Elih Yuliah) E-ISSN: 2715-3649

Muhadjir, N. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake


Sarasin.

Nugroho, R. D. (2011). Public Policy; Dinamika Kebijakan, Analisis


Kebijakan, Manajemen Kebijakan, Edisi Ketiga Revisi. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Purwanto, E. A & Sulistyastuti, D. R. (2012). Implementasi Kebijakan Publik.


Yogyakarta: Gapa Media.

Tangkilisan, H. N. S. (2003). Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta:


Yayasan Pembaruan Administrasi Publik.

UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Van Meter, D & Van Horn, C. E. (1975). The Policy Implementation Process.
Sage Publication: Beverly Hill.

Wahab, S. A. (2008). Analisis Kebijaksanaan; Dari Formulasi ke


Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibawa, S. (1994). Kebijakan Publik; Proses dan Analisis. Jakarta:


Intermedia.

Winarno, B (2008). Kebijakan Publik; Teori dan Proses. Yogyakarta:


MedPress.

Jurnal at-Tadbir: Media Hukum dan Pendidikan Volume 30 Nomor 2 Tahun 2020 153

You might also like