Professional Documents
Culture Documents
Resume 5 & 6 Ita Lestari - 7774220020
Resume 5 & 6 Ita Lestari - 7774220020
Chapter 5
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu (Teori Akuntansi)
Disusun oleh :
Nama : ANDINI
ISMAYANTI
NIM : 7774220020
Jika Teori Pasar Efisien dan Teori Keputusan mendasari deskripsi wajar atas realitas rata-
rata, kita seharusnya dapat mengamati bahwa nilai saham di pasar akan merespon adanya
informasi baru dengan cara yang dapat diprediksi.
Pendekatan relevansi nilai mengambil sudut pandang bahwa investor ingin membuat
prediksi mereka sendiri dalam menentukan tingkat pengembalian saham di masa depan (bukan
dari laporan keuangan, sebagaimana dalam kondisi ideal) dan mampu "melahap" semua
informasi yang berguna dalam hal ini. Relevansi nilai juga menyiratkan bahwa penelitian empiris
dapat membantu akuntan untuk lebih meningkatkan kebermanfaatan dengan membiarkan respon
pasar membimbing mereka mengenai informasi apa yang dianggap penting dan tidak penting
bagi investor.
Mengapa kita memprediksi bahwa harga pasar saham suatu perusahaan akan merespon
informasi laporan keuangan perusahaan tersebut. Alasannya adalah :
•Investor telah memiliki keyakinan awal mengenai performance suatu perusahaan, terkait dengan
deviden, arus kas dan atau laba, yang mempengaruhi ekspektasi return dan resiko saham
perusahaan.
•Pada saat perusahaan mengeluarkan informasi tentang laba bersih tahunan, investor tertentu
akan memutuskan untuk menggali informasi lebih dalam dengan menghitung angka-angka laba
tersebut. Contoh : bila laba bersih tinggi, atau lebih tinggi dari harapan investor maka hal ini
adalah informasi bagus. Demikian sebaliknya.
•Investor yang merubah keyakinan awalnya mengenai predisi performance suatu saham akan
meningkatkan pembelian saham perusahaan pada harga pasar sekarang.
•Kita akan berharap untuk mengamati peningkatan volume saham yang diperdagangkan saat
perusahaan melaporkan laba bersihnya.
Beaver (1968) melalui suatu penelitian klasik menguji Reaksi volume transaksi
perdagangan saham. Beaver menemukan suatu peningkatan yang dramatis dalam volume
perdagangan pada minggu pelepasan informasi pengumuman laba. Reaksi harga pasar dapat
menyediakan suatu pengujian yang kuat atas kebermanfaatan pengambilan keputusan
dibandingkan reaksi volume saham.
•Teori efisiensi pasar menegaskan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang baru
dikeluarkan. Sehingga penting untuk mengetahui kapan suatu laporan laba bersih akan diketahui
oleh publik.
•Berita bagus atau berita buruk dalam laporan laba bersih biasanya dievaluasi secara relatif
terhadap apa yang menjadi harapan investor. Berita bagus akan memicu perubahan / revisi
keyakinan investor terhadap performance perusahaan.
•Selalu saja terdapat event yang mempengaruhi harga dan volume saham. Artinya suatu respon
pasar terhadap pengumuman laba sangat sulit ditemukan.
Seperti yang dijelaskan di bagian 4.5, model pasar banyak digunakan untuk mengeposkan
faktor pasar dan faktor spesifik perusahaan yang berbeda yang mempengaruhi tingkat
pengembalian keamanan. Gambar 5.2 memberikan ilustrasi grafis model pasar untuk bentuk j
untuk periode t, di mana kita memperhitungkan panjang periode sebagai satu hari. Periode waktu
yang lebih lama, seperti minggu, bulan, atau tahun, dan bahkan periode yang lebih pendek, juga
digunakan oleh peneliti. Angka tersebut menunjukkan hubungan antara return on firm j's dan
return on market portfolio (misalnya, oleh indeks industri rata-rata dow jones atau indeks
komposit S&P/TSK).
Para peneliti akan memperoleh data yang lalu pada Rjt dan RMt dan menggunakan
analisis regresi untuk menentukan koefisien model. Misalnya ini menghasilkan αj = 0,0001 dan
βj 0,080.
Sekarang, dengan perkiraan model pasar untuk perusahaan ini, peneliti dapat berkonsultasi
dengan media keuangan untuk mengetahui hari pengumuman pendapatan perusahaan saat
ini. Sebut ini "hari 0" misalkan untuk hari ke 0 kembalinya indeks industri dow jones
adalah 0,001. Maka perkiraan model pasar perusahaan j digunakan untuk memprediksi
return j's saham untuk hari ini. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2 ini diharapkan
return adalah 0,0009. Sekarang berasumsi bahwa return aktual saham perusahaan j untuk
hari ke 0 adalah 0.0015. Maka selisih antara actual dan expected return adalah 0,0006
(yaitu €jt = 0,0006 untuk hari ini) 0,0006 ini adalah perkiraan abnormal, atau firm-
specific, return pada saham perusahaan j untuk hari itu. Return abnormal ini juga
diinterpretasikan sebagai tingkat pengembalian saham perusahaan j untuk hari 0 setelah
menghilangkan pengaruh faktor pasar secara keseluruhan. Perhatikan bahwa interpretasi
ini konsisten dengan contoh 3.2, dimana kita membedakan antara faktor spesifik pasar
dan perusahaan. Prosedure ini memberikan cara operasional untuk membuat pemisahan.
Jika return positif dan negatif positif seputar berita laba baik atau buruk ditemukan untuk
memegang sampel perusahaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prediksi berdasarkan teori
keputusan dan teori pasar sekuritas yang efisien didukung. Hal ini pada gilirannya akan
mendukung pendekatan kegunaan keputusan terhadap akuntansi dan pelaporan keuangan,
karena, jika investor tidak menemukan informasi laba bersih yang dilaporkan bermanfaat,
respons pasar hampir tidak akan dapat diamati.
Tentu saja, metodologi ini tidak mudah dilakukan, sejumlah asumsi dan perkiraan harus
dilakukan sepanjang jalan. Salah satu komplikasinya adalah informasi spesifik perusahaan
lainnya
sering muncul bersamaan dengan pengumuman pendapatan perusahaan. Misalnya, jika
perusahaan j mengumumkan pemecahan saham atau perubahan dividen pada hari yang sama
dengan merilis laba saat ini, akan sulit untuk mengetahui apakah respons pasar disebabkan oleh
satu atau lain hal. Namun, peneliti dapat mengatasi hal ini dengan menyingkirkan perusahaan
semacam itu dari sampel.
Komplikasi lain adalah beta perusahaan estimasi, untuk memisahkan kebutuhan untuk
memasarkan hasil spesifik yang luas dan spesifik seperti pada Gambar 5.2. Seperti yang
disebutkan, estimasi ini biasanya didasarkan pada analisis regresi data masa lalu dengan
menggunakan model pasar. Kemudian, beta yang diperkirakan adalah kemiringan garis regresi.
Namun, beta perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu, misalnya saat perusahaan
mengubah operasinya dan / atau struktur modalnya. Jika taksiran beta berbeda dengan beta
sejati, ini mempengaruhi perhitungan abnormal return, kemungkinan bias hasil investigasi.
Ada berbagai cara untuk mengatasi komplikasi ini. Misalnya, mungkin untuk
mendapatkan opini kedua "di beta dengan memperkirakannya dari informasi keuangan negara
daripada dari data pasar. Sebagai alternatif, beta dapat diperkirakan dari periode setelah
Pengumuman pendapatan dan dibandingkan dengan perkiraan dari periode sebelum
pengumuman.
Selain itu, ada cara untuk memisahkan pengembalian spesifik pasar dan perusahaan yang
mengabaikan beta. Sebagai contoh, kita dapat memperkirakan return spesifik perusahaan dengan
selisih antara return saham perusahaan j selama periode 0 dan return rata-rata atas sahamnya
selama beberapa periode sebelumnya. Atau, kita bisa mengambil selisih antara return perusahaan
j selama periode o dan return pada portofolio pasar untuk periode yang sama. Sebagai alternatif,
seperti pada Easton dan Harris (1991), kita dapat dengan total return saham dan tidak
memperhitungkan pengembalian kerja pasar secara keseluruhan sama sekali.
Dasar pemikiran untuk prosedur yang lebih sederhana ini adalah bahwa tidak ada jaminan bahwa
model pasar secara memadai menangkap proses nyata menghasilkan pengembalian saham.
Sejauh model pasar tidak sepenuhnya menangkap kenyataan, penggunaannya dapat
menimbulkan kesalahan lebih banyak dalam memperkirakan beta dan abnormal return daripada
mengurangi pengembalian pasar secara keseluruhan dan mengendalikan risiko. Komplikasi lebih
lanjut adalah bahwa ada beragam indeks pengembalian portofolio pasar yang tersedia, dimana
Dow Jones Industrial Average hanya satu. Mana yang harus dipakai?
Isu-isu ini diperiksa oleh Brown dan Warner (1980) dalam sebuah studi simulasi.
Meskipun masalah pemodelan dan pengukuran seperti yang baru saja disebutkan, Brown
dan Warner menyimpulkan bahwa, untuk jendela pengembalian bulanan, prosedur berbasis
model pasar yang diuraikan dalam Bagian 5.2.3 dilakukan dengan cukup baik dibandingkan
dengan alternatif di atas. Akibatnya, inilah prosedur yang akan kita konsentrasi.
Dengan menggunakan prosedur ini, nampaknya pasar bereaksi terhadap informasi
pendapatan Menggunakan teori yang diprediksi. Kami sekarang akan meninjau bukti signifikan
pertama dan inter pretasi dari reaksi ini, Ball 1968 yang terkenal dan Brown.
Pada tahun 1968, Ball dan Brown menjadi orang pertama yang menemukan bukti ilmiah
bahwa return saham perusahaan merespon isi informasi dalam laporan keuangan perusahaan.
Tipe penelitian ini disebut Event Study, karena penelitian ini mempelajari reaksi pasar saham
atas suatu even khusus, dalam penelitian itu kasusnya adalah pengumuman laba bersih tahunan
suatu perusahaan.
Salah satu hasil terpenting dari penelitian Ball dan Brown adalah bahwa penelitian itu
telah membuka pembahasan isu-isu kebermanfaatan informasi.
BB meneliti sampel dari 261 perusahaan Bursa Efek New York (NYSE) selama sembilan
tahun sejak 1957 sampai 1965. Mereka berkonsentrasi pada isi informasi pendapatan, pada
eksklusi komponen pernyataan finansial informatif secara potensial yang lain seperti struktur
likuiditas dan modal. Satu alasan untuk ini, seperti disebutkan sebelumnya, adalah pendaptan
untuk perusahaan NYSE diumumkan secara tipikal dalam media sebelumnya pada peluncuran
aktual laporan tahunan supaya relatif mudah untuk menentukan saat informasi pertama tersedia
secara publik.
Tugas pertama BB adalah untuk mengukur isi informasi pendapatan, yaitu, apakah
pendapatan terlapor lebih besar daripada apa yang diharapkan pasar (GN), atau kurang dari yang
diharapkan (BN). Tentu saja, ini membutuhkan wakil untuk harapan pasar. Satu wakil yang
mereka gunakan adalah pendapatan aktual tahun lalu, dari yang mengikuti bahwa pendaptan tak
terduga adalah hanya perubahan pendapatan. Jadi, perusahaan dengan pendapatan lebih tinggi
daripada tahun lalu diklasifikasikan sebagai GN, dan sebaliknya perusahaan dengan pendapatan
lebih rendah dari tahun lalu diklasifikasikan sebagai BN.
Tugas selanjutnya adalah mengevaluasi return pasar saham perusahaan sampel di dekat
waktu pengumuman pendapatan masing-masing. Hal ini dilakukan sesuai dengan prosedur
pengembalian abnormal yang diilustrasikan pada Gambar 5.2. Satu-satunya perbedaan adalah
bahwa BB mengukur return saham di atas jendela pengembalian satu bulan (pengembalian
harian tidak tersedia di database pada 196 Analogously to Figure 5.2, anggap bahwa perusahaan j
melaporkan pendapatan 1957 pada bulan Februari 1958, dan bahwa pendapatan ini adalah GN.
Misalkan juga bahwa kembalinya portofolio pasar NYSE pada bulan Februari 1958 adalah
0,001, menghasilkan return perusahaan yang diharapkan sebesar 0,0009. BB kemudian akan
menghitung
return aktual saham perusahaan untuk bulan Februari 1958. Misalkan ini adalah 0,0015,
menghasilkan return abnormal untuk Februari 0,0006. Sejak pendapatan perusahaan pada tahun
1957 dilaporkan pada bulan Februari 1958 dan karena sahamnya menghasilkan 0,0006 di atas
dan di atas pasar pada bulan ini, orang mungkin menduga bahwa alasan untuk pengembalian
abnormal yang positif adalah bahwa investor bereaksi positif terhadap informasi GN Dalam
pendapatan.
Pertanyaannya kemudian, apakah pola ini berulang di sampel? Jawabannya adalah ya.
Jika kita mengambil semua pengumuman pendapatan GN dalam sampel (ada 1.231), rata-rata
return pasar keamanan abnormal di bulan rilis pendapatan sangat positif. Sebaliknya, rata-rata
abnormal return untuk 1.109 pengumuman berita buruk dalam sampel sangat negatif. Ini
memberikan bukti substansial bahwa pasar merespons kabar baik atau buruk dalam pendapatan
selama jendela sempit yang terdiri dari pengumuman pengumuman bulan pengumuman.
Aspek menarik dan penting dari studi BB adalah bahwa mereka mengulangi perhitungan
pengembalian pasar keamanan abnormal mereka untuk jendela lebar yang terdiri dari masing-
masing 11 bulan sebelum dan enam bulan setelah bulan rilis pendapatan (bulan o) BB
menghitung rata-rata abnormal Kembali untuk setiap bulan dari jendela 18 bulan ini. Hasilnya
ditunjukkan pada Gambar 5.3, diambil dari BB.
Bagian atas Gambar 5.3 menunjukkan hasil abnormal rata-rata kumulatif untuk
perusahaan pengumuman pendapatan GN dalam sampel; Bagian bawah menunjukkan hal yang
sama pada perusahaan pengumuman BN. Seperti yang dapat dilihat, perusahaan GN sangat
mengungguli sampel total (sampel total mendekati tingkat pengembalian pasar), dan perusahaan
BN sangat kurang, selama periode 11 bulan menjelang bulan rilis pendapatan.
Perhatikan bahwa pengembalian bulanan kumulatif pada Gambar 5.3. Meskipun ada
peningkatan yang substansial (untuk GN) dan penurunan (untuk BN) rata-rata abnormal return di
bursa saham sempit yang terdiri dari bulan 0, seperti yang dijelaskan di atas, Gambar 5.3
menunjukkan bahwa pasar mulai mengantisipasi GN atau BN sebanyak Tahun sebelumnya,
dengan hasil yang mengembalikan accumu. Lated terus selama periode. Seperti yang bisa dilihat,
jika seorang investor bisa membeli semua perusahaan GN satu tahun sebelum kabar baik itu
dilepaskan dan menahan mereka sampai akhir bulan peluncuran, akan ada pengembalian ekstra
lebih dari 5% dari Dan di atas tingkat pengembalian pasar. Demikian pula, kerugian abnormal
lebih dari 9% telah terjadi pada portofolio perusahaan BN yang dibeli satu tahun sebelum berita
buruk tersebut dilepaskan?
Hal ini menyebabkan perbedaan penting antara studi jendela sempit dan lebar. Jika reaksi
pasar keamanan terhadap informasi akuntansi diamati selama jendela sempit beberapa hari (atau,
dalam kasus BB, satu bulan) yang mengelilingi pengumuman pendapatan, dapat dikatakan
bahwa
informasi akuntansi merupakan penyebab reaksi pasar. . Alasannya adalah bahwa selama jendela
yang sempit terdapat relatif sedikit kejadian spesifik perusahaan selain laba bersih untuk
mempengaruhi tingkat pengembalian saham. Juga, jika kejadian lain terjadi, seperti pemecahan
saham atau pengumuman dividen, perusahaan yang terkena dampak dapat dikeluarkan dari
sampel, seperti yang disebutkan. Jadi, hubungan jendela yang sempit antara pengembalian
keamanan dan informasi akuntansi menunjukkan bahwa pengungkapan akuntansi adalah sumber
Informasi baru kepada investor.
Jelas, efek ini terjadi dalam penelitian BB. Sekilas pada Gambar 5.3 menunjukkan bahwa
walaupun ada kenaikan yang signifikan (perusahaan GN) dan penurunan (BN) dalam
pengembalian tahunan kumulatif selama bulan 0, seperti yang telah dicatat sebelumnya, sebagian
besar informasi dalam laba bersih diantisipasi sebelum bulan 0. Sebenarnya , BB memperkirakan
bahwa rata-rata 85% -90% informasi dalam pendapatan tahunan sudah masuk dalam harga
saham pada saat pendapatan tahunan diumumkan. Namun demikian, hasil jendela yang sempit
tetap ada; Pasar tidak mengantisipasi semua informasi mengenai laba bersih, sehingga
mendukung teori pasar dan teori pasar yang efisien dan relevansi nilai dari informasi akuntansi.
Salah satu hasil terpenting BB adalah membuka sejumlah besar masalah kegunaan
tambahan. Langkah selanjutnya yang logis adalah bertanya apakah besarnya pendapatan tak
terduga terkait dengan besarnya respon pasar keamanan mengingat analisis BB hanya didasarkan
pada tanda pendapatan tak terduga. Artinya, informasi pendapatan dari penelitian BB hanya
dikelompokkan ke dalam GN atau BN, ukurannya cukup kasar.
Pertanyaan besarnya tanggapan diselidiki, misalnya oleh Beaver, Clarke, dan Wright
(BCW) pada tahun 1979. Mereka memeriksa sampel 276 perusahaan NYSE dengan 31
Desember berakhir, selama periode 10 tahun dari 1965 sampai 1974. Untuk setiap perusahaan
sampel, untuk setiap tahun periode sampel, mereka memperkirakan perubahan pendapatan tak
terduga. Mereka kemudian menggunakan prosedur model pasar untuk memperkirakan hasil
keamanan abnormal yang terkait dengan perubahan pendapatan yang tidak terduga ini.
Juga, sejak tahun 1968, para peneliti akuntansi telah mempelajari respon pasar terhadap
pendapatan bersih di bursa-bursa efek lain, di negara-negara lain, dan untuk laporan-laporan
penghasilan tiap kuartal, dengan hasil-hasil serupa. Pendekatan tersebut telah digunakan untuk
mempelajari respon pasar terhadap informasi yang terdapat dalam standar-standar akuntansi
baru, perubahan-perubahan auditor, dll. Di sini, bagaimanapun juga, kita akan berkonsentrasi
pada apa yang mungkin merupakan perluasan BB yang terpenting, koefisien- koefisien respon
penghasilan- penghasilan. Macam penelitian ini mengajukan suatu pertanyaan yang berbeda dari
BCW, yaitu, untuk suatu jumlah tertentu dari penghasilan- penghasilan yang tidak diharapkan,
apakah respon pasar sekuritas lebih besar untuk beberapa perusahaan daripada untuk yang lain
Mengapa pasar saham akan memberi respon lebih kuat terhadap berita baik/berita buruk
atas laba untuk satu perusahaan dan tidak untuk perusahaan lain? Bila jawaban dari pertanyaan
ini dapat dijawab maka para akuntan akan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
bagaimana informasi akuntansi bermanfaat bagi investor.
Konsekuensinya satu arahan yang paling penting adalah penelitian empiris akuntansi
keuangan yang mengikuti Brown dan Ball telah mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai
macam respon pasar yang berbeda terhadap informasi laba. Hal ini disebut penelitian earning
response coefficient (ERC).
ERC mengukur peningkatan abnormal return saham dalam merespon komponen yang
tidak diharapkan dalam pengumuman laba perusahaan yang mengeluarkan saham.
1. Reasons for Differential Market Response
Macam respon pasar yang berbeda disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Beta
2. Kualitas Earning
3. Pertumbuhan kesempatan
Mengapa akuntan tertarik dengan respons pasar terhadap informasi akuntansi keuangan?
Intinya, alasannya adalah bahwa pemahaman yang lebih baik mengenai respons pasar
menunjukkan cara-cara agar mereka dapat memperbaiki kegunaan keputusan laporan keuangan
lebih lanjut. Sebagai contoh, bukti empiris hubungan positif antara ERC dan kualitas laba
menunjukkan bahwa kualitas pendapatan yang lebih tinggi adalah nilai dari investor ekuitas.
Juga, temuan bahwa ERC lebih rendah untuk perusahaan yang sangat levered mendukung
argumen untuk memperluas pengungkapan sifat dan besaran instrumen keuangan, termasuk aset
yang berada di luar neraca. Jika ukuran relatif kewajiban perusahaan mempengaruhi respons
pasar terhadap laba bersih, maka diharapkan semua kewajiban diungkapkan. Ingat dari bagian
1.3 bahwa kewajiban neraca dari lembaga keuangan merupakan faktor yang berkontribusi
terhadap krisis pasar 2007-2008.
Jones dan smith juga memeriksa ketekunan pendapatan komprehensif lainnya (OCI;
bagian 1.10). Mereka melaporkan bahwa item OCI bersifat sementara, bertahan rata-rata hanya
dalam satu tahun.
Sebuah proyeksi yang layak, bagaimanapun juga, tegantung pada ketekunan pendapatan.
Untuk melihat ini, pertimbangkan perbedaan besar dari 100% pendapatan tetap dan nol
pendapatan tetap. Jika pendapatan tetap secara utuh, pendapatan yang diharapkan untuk tahun ini
adalah hanya pendapatan aktual tahun lalu. Kemudian, pendapatan yang tidak diharapkan
diperkirakan berubah dari tahun lalu. Pendekatan ini telah digunakan oleh Ball dan Brown,
seperti yang dijelaskan di section 5.3. jika pendapatan dari nol ketekunan, kemudian tidak ada
informasi pada pendapataan tahun lalu tentang pendapatan masa depan, dan semua arus
pendapatan tidak terperkirakan. Sehingga, pendapatan yg tidak diharapkan sama dengan tingkat
pendapatan tahun ini. Pendekatan ini digunakan oleh Bill Cautious.
Perbedaan yang mana yang mendekati kebenaran? Ini dapat dievaluasi dengan tingkat
korelasi antara uang jaminan dan perkiraan pendapatan yg tidak diharapkan, sebuah pertanyaan
diujikan oleh Easton dan Harris (1991). Menggunakan analisis regresi dari contoh yang
banyak/luas dari perusahaan-perusahaan Amerika antara periode 1969-1986, mereka
mendokumentasikan sebuah korelasi antara uang jaminan 1 tahun dan kembalian dalam
pemasukan bersih, sejalan dengan pendekatan dari Ball dan Brown. Bagaimanapun juga, ada
korelasi lebih kuat yg genap antara kembalian dan tingkat pemasukan bersih. Lebih jauh lagi,
ketika keduanya perubahan dan tingkat penghasilan digunakan, dua variabel yg digabungkan
membentuk pekerjaan yang lebih baik yg signifikan dari prediksi kembalian daripada variabel
secara terpisah. Hasil2 ini menyarankan bahwa kebenaran dimanapaun ditengah, keduanya
berubah dan tingkat pemasukan bersih adalah komponen dari ekspektasi pendapatan pasar,
dimana berat relatif pada 2 komponen bergantung pada ketekunan pendapatan.
Meskipun bukti bahwa ramalan analis cenderung lebih akurat daripada ramalan
berdasarkan urutan waktu, bukti lain (Easton dan Sommers, 2007) menyarankan bahwa ramalan
analis menyimpang dengan pasti, terutama untuk perusahaan kecil. Namun, penelitian terbaru
tentang informasi berisi pendapatan cenderung berdasarkan ekspektasi pendapatan pada analisis
ramalan.
Saat ini akuntan dapat dipandu oleh reaksi pasar sekuritas dalam menentukankegunaan
informasi akuntansi keuangan. Kebijakan akuntansi terbaik adalah salah satu yangmenghasilkan
respon harga pasar terbesar. Akuntan mungkin lebih baik memberikaninformasi yang berguna
bagi investor tetapi tidak mengikuti masyarakat yang akan selalumenjadi lebih baik. Alasannya
adalah bahwa informasi memiliki karakteristik barang publik.Sebuah barang publik adalah
barang yang konsumsi oleh satu orang tidakmenghancurkannya untuk digunakan oleh orang lain.
Namun, investor dapat menggunakaninformasi dalam laporan tahunan tanpa menghilangkan
kegunaannya kepada investor lain.Akibatnya pemasok barang publik mengalami kesulitan biaya
produk sehingga kita seringmenyaksikan mereka disediakan oleh pemerintah atau kuasi
pemerintah lembaga jalan dan pertahanan nasional.
5. THE VALUE RELEVANCE OF OTHER FINANCIAL STATEMENT INFORMATION
Literatur empiris dalam akuntansi keuangan sangat luas, dan kita telah melihat hanya
pada bagian-bagian tertentu. Namun demikian, kita telah melihat bahwa, untuk sebagian besar,
respon pasar sekuritas untuk melaporkan laba bersih yang mengesankan dalam hal
kecanggihannya. Pasar tampaknya tidak menanggapi informasi laporan keuangan lainnya sekuat
halnya untuk informasi laba. Sejauh mana kurangnya respon pasar yang kuat untuk informasi ini
karena kesulitan metodologi, keandalan yang rendah, ketersediaan sumber informasi alternatif,
atau kegagalan teori pasar yang efisien tidak sepenuhnya dipahami, meskipun mungkin bahwa
investor mengantisipasi neraca dan informasi tambahan untuk menyempurnakan ERC.
Pendekatan teori akuntansi keuangan yang dapat menyamakan tingkat perubahan harga
keamanan dengan konten informasi dan karenanya dengan kegunaan keputusan dikenal sebagai
pendekatan informasi. Inti dari pendekatan ini bahwa investor berusaha untuk memprediksi
keuntungan masa mendatang dari investasi mereka. Mereka mencari semua informasi yang
relevan dalam hal ini, bukan hanya informasi akuntansi. Untuk memaksimalkan posisi kompetitif
mereka sebagai pemasok informasi, akuntan mungkin kemudian berusaha untuk menggunakan
tingkat respon pasar keamanan untuk berbagai jenis informasi akuntansi sebagai panduan untuk
kegunaannya kepada investor. Akuntan harus berhati-hati menyimpulkan bahwa kebijakan
akuntansi dan pengungkapan yang menghasilkan respon pasar terbesar adalah yang terbaik bagi
masyarakat.
FILSAFAT ILMU (Teori Akuntansi)
Chapter 6
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu (Teori Akuntansi)
Disusun oleh :
NIM : 7774220020
Namun demikian, measurement perspective juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair
value yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak
mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.
Dasar pertanyaan ini adalah rata- rata perilaku investor tidak terkait dengan teori
keputusan rasional dan model investasi sebagaimana menjadi garis besarBab 3. Investor biased
dengan reaksi mereka terhadap informasi, dimana terdapat beberapa atribut dalam merespon
informasi, misalnya
self- attribution bias dan momentum bias. Kedua atribut ini tidak konsisten dengan sekuritas
efisiensi pasar dan teori keputusan yang mendasarinya. Studi yang mempelajari perilaku
investorterkait sekuritas pasar efisien adalah behavioural finance.
1. Teori Prospek
Kahneman dan Tversky (1979) menyajikan bukti empiris terjadinya pelanggaran aksioma
EUT (Expected Utility Theory). Berdasarkan aksioma EUT, dalam kondisi ketidakpastian, orang
akan memilih pilihan yang menghasilkan expected utility terbesar. Mereka menamainya teori
prospek (prospect theory).
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan individual
yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.
➢ Reference point.
PT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan reference point, bukan nilai absolut
laba atau rugi tersebut. Utilitas adalah fungsi dari laba atau rugi relatif terhadap benchmark
(reference point).
EUT. Orang menentukan laba atau rugi berdasarkan nilai absolut kekayaan. Utilitas adalah
fungsi dari nilai kekayaan absolut (tidak ada reference point).
➢ Utility function.
PT. Dalam domain laba, orang risk averse; dalam domain rugi, orang risk seeking. Fungsi
utilitas adalah cekung pada domain laba dan cembung pada domain rugi.
EUT. Orang diasumsikan selalu bersikap risk averse. Fungsi utilitas adalah cembung baik pada
domain laba maupun pada domain rugi
➢ Loss aversion
PT. Loss aversion adalah tendensi orang lebih mengutamakan menghindari rugi daripada
memperoleh laba. Rugi memiliki kekuatan (power) psikologis sebanyak dua kali lipat daripada
laba. Overweight terhadap rugi dan underweight terhadap laba. Berubah 1% dari 2% ke 3% lebih
bernilai besar daripada berubah 1% dari 30% ke 31% (diminishing sensitivity).
EUT. Laba atau rugi tidak dapat didefinisikan karena teori ini tidak memiliki reference
point untuk mengukur laba atau rugi tersebut.
2. Beta is Dead?
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan
perubahan harga pasar.
Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, misalnya
200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM.
Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan
pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko
ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas
yang ada.
Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta
sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama
dengan risiko pasar.
Fama dan French, meneliti pasar modal USA untuk periode 1963-1990, menemukan
bahwa beta memiliki sedikit kemampuan untuk menjelaskan keuntungan sekuritas. Mereka
menemukan bahwa book-to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan
menjelaskan keuntungan sekuritas.
Dari pada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio dan ukuran perusahaan
sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan meningkatkanya book-to-marke ratio dan
menurun dengan semakin besarnya ukuran perusahaan.
Pertanyaan mengenai apakah pasar efisien didorong dari bukti bahwa adanya volatilitas
harga saham ekses pada level pasar. CAPM beranggapan bahwa beta dan tingkat bunga bebas
risiko konstan, hanya perubahan dalam return pada portofolio pasar (E(RMT)) yg menyebabkan
perubahan dalam return saham. Determinan fundamental E(RMT) adalah dividen harapan
agregat di antara semua perusahaan dalam pasar. Semakin tinggi dividen harapan agregat,
semakin banyak investor akan investasi dalam pasar yang menyebabkan permintaan saham dan
menyebabkan indeks pasar naik, dan sebaliknya. Akibatnya, jika pasar efisien, perubahan dalam
E(RMT) seharusnya tidak menyebabkan perubahan dalam dividen harapan agregat.
Shiller (1981) menemukan bahwa variabilitas indeks pasar beberapa kali lebih besar
daripada variabilitas dividen agregrat yang menunjukkan bahwa pasar tidak efisien.
Penjelasan yang mungkin dari ketidakefisienan ini adalah faktor keperilakuan
meningkatkan volatilitas pasar saham. Sebagai contoh, Model momentum Daniel et al. (2001)
mengimplikasikan volatilitas pasar ekses seperti harga menaik (overshoot) dan kemudian jatuh
lagi. Shleifer et al. (1990) mempunyai argumen yang berbeda. Menurut mereka, ada dua
investor, yaitu rasional dan berumpan balik positif. Berumpan balik positif yaitu investor
membeli saham ketika harganya mulai naik, dan sebaliknya. Sedangkan Rasional, investor akan
menjual singkat (sell short ), mengantisipasi turunnya harga yang akan mengikuti harga menaik
yang disebabkan oleh pembelian investor berumpan balik positif. Sebagai hasilnya, terdapat
kelebihan volatilitas di pasar karena harga pasar terus meningkat meskipun investor rasional
percaya bahwa harga saham melebihi nilai pasar efisien.
Penjelasan lain atas temuan Shleifer et al. adalah dividen adalah spesifik untuk sebagian
besar perusahaan. Variabilitas dividen antara perusahaan dapat didiversifikasikan pada portofolio
yang luas, sehingga kita tidak memperkirakan bahwa variabilitas agregat dividen untuk
menjelaskan variabilitas dari index pasar saham.
Sadka et al. (2009) membandingkan variabilitas dari earnings terhadap variabilitas return
pasar saham. Mereka menemukan bahwa proporsi signifikan dari variabilitas earning dijelaskan
dari faktor ekonomi, dimana variabilitas earnings tidak dapat didiversifikasikan. Mereka juga
menemukan bahwa earning agregat dan return pasar saham berkorelasi signifikan dan
variabilitas earnings menjelaskan porsi signifikan dari variabilitas return.
Variabilitas index pasar saham tidak melebihi earnings, hasil ini lebih konsisten dengan
efisiensi pasar sekuritas dibanding temuan Shiller.
Stock market bubbles adalah harga saham meningkat jauh dari nilai rasional yang
menggambarkan kasus ekstrim dari volatilitas. Bubbles berdasarkan Shiller didorong dari
kombinasi bias self-attribution dan momentum, trading umpan balik positif, dan perilaku “herd”
yang didorong dari prediksi optimis media dari ahli pasar. Shiller membuktikan bahwa perilaku
bubble dapat terjadi suatu waktu, dan sulit diprediksi kapan berakhirnya. Secepatnya, hal ini
akan meletus karena peningkatan kepercayaan, seperti gangguan resesi dan peningkatan inflasi.
Secara kolektif, teori behavioural finace dan bukti yang telah didiskusikan sebelumnya
meningkatkan pertanyaan mengenai seberapa jauh efisiensi pasar sekuritas dan perilaku rasional
investor. Fama mengevaluasi bukti ini dan menyimpulkan bahwa hal ini tidak menjelaskan
gambaran besarnya. Walaupun terdapat bukti inkonsisten dengan efisiensi, tidak terdapat teori
alternatif yang memprediksi dan mengintegrasikan bukti anomali. Misalnya, teori untuk
memprediksi kapan pasar akan overreact atau underreact.
Hirshleifer & Teoh (2003) membuat model dimana sebagian nvestor adalah rasional
sepenuhnya, sedangkan sebagian sisanya memiliki limited attention yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk mengolah informasi publik yang tersedia. Limited Attention
mempengaruhi interpretasi investor atas informasi. Sehingga pasar akan underreacts terhadap
informasi tambahan. Misalnya, diasumsikan pesent values dari cadangan (minyak) menurun
tajam tahun ini. Hirshleifer&Teoh memprediksi bahwa pasar akan underreacts terhadap
informasi ini karena investor dengan kemampuan terbatas untuk mengolah informasi hanya
berkonsentrasi terhadap laba bersih perusahaan, mengabaikan informasi RRA yang ada di dalam
MD&A atau catatan laporan keuangan. Membawa current value accounting untuk cadangan pada
pernyataan keuangan secara baik akan memudahkan investor untuk mengetahui implikasi dari
kinerja perusahaan di masa depan dan mempercepat reaksi pasar.
Hal ini diperkuat dengan bukti empiris oleh Ahmed et al. (2006), dimana mereka
menemukan tidak terdapat reaksi signifikan harga saham atas nlai derivativ yang diungkapkan
sebagai informasi tambahan, tetapi terdapat reaksi positif signifikan ketika pengungkapan
tersebut terdapat pada neraca.
Terdapat bukti bahwa pasar mungkin tidak merespon informasi akuntansi tepat seperti
yang diprediksikan oleh teori efisiensi. Contohnya, harga saham mungkin tidak akan bereaksi
penuh terhadap pernyataan keuangan saat itu juga, sehingga abnormal return berlanjut beberapa
waktu mengikuti diumumkannya infrmasi tersebut. Pasar juga mungkin tidak mengekstrak
keseluruhan konten informasi dari pernyataan keuangan. Kasus ini tidak konsisten dengan
efisiensi pasar sekuritas sehingga disebut anomali pasar sekuritas efisien. Terdapat dua macam
anomali sebagai berikut.
1. Post-Announcement Drift
Pertama kali laba perusahaan diketahui, isi informasi harus segera diterjemahkan
investor dan terkait dengan harga pasar efisien. Bagaimanapun, sudah diketahui yang
terjadi adalah tidak demikian. Unutk perusahaan yang melaporkan GN dalam laba per
kuarter, return sekuritas abnormal cenderung menyimpang naik pada beberapa waktu
berikutnya dari pengumuman laba. Dengan cara yang sama perusahaan yang melaporkan
BN memiliki return abnormal menyimpang mundur dengan periode yang sama.
Fenomena inilah yang dinamakan post- announcement drift (PAD).
Bernard dan Thomas (BT, 1989) membuktikan hal ini. Investor yang mengikuti
strategi membeli saham perusahaan GN dan menjual singkat saham perusahaan BN di
hari pengumuman earning, dan menahannya dalam jangka waktu 60 hari, akan
mendapatkan rata- rata return 18% di atas return pasar. GN atau BN disini adalah
perbedaan antara penghasilan kuartal yang dilaporkan saat ini dan penghasilan di kuartal
yang sama tahun lalu. Hal ini disebut quarterly seasonal earnings changes.
Penjelasan atas PAD ini salah satunya adalah limited attention, dimana investor
tidak memaksimalkan waktu dan usahanya untuk mengerti sepenuhnya korelasi dari
quarterly seasonal changes. Terdapat penjelasan lain dari Narayanamoorthy (2006)
menggambarkan akuntasi konservatism untuk mengargumentasikan bahwa korelasi
positif antara quarter seasonal changes saat ini dan selanjutnya akan lebih rendah untuk
BN daripada GN. Narayanamoorthy menunjukkan bahwa strategi menggunakan PAD
dan hanya menginvestasikan pada perusahaan GN akan memberikan abnormal return
lebih besar dari 18%.
Zhang (2008) meneliti efek PAD dari timelines atas revisi analist forecast yang
mengikuti pengumuman earnings kuartalan. Investor merespon terhadap earnigs kuartal
saat ini sebagian dikarenakan revisi analist forecast, dan PAD sebagian dikarenakan
penundaan analist atas prediksi earnings kuartal masa depan. Kebanyakan manajer
mengumumkan perkiraan earning masa depan bersamaan dengan laporan earning
kurtalan saat ini. PAD dari kuartal selanjutnya berkurang signifikan ketika investor
mengharapkan bahwa perkiraan masa depan manajer adalah akurat.
Efek dari volatilitas earnings pada PAD dipelajari oleh Cao dan Narayanamoorthy
(CN, 2012). Mereka menyimpulkan bahwa makin tinggi volatilitas earnings maka makin
rendah potensi PAD terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak cuma meremehkan implikasi dari
earnings saat ini terhadap earnings masa depan, tetapi juga mengabaikan efek dari
volatilitas earnings.
Sloan memisahkan pelaporan laba bersih dalam arus kas dari aktivitas operasional
dan komponen akrual, baik pengurangan ataupun penjumlahan keduanya. Dapat
digambarkan dengan formula berikut ini.
Sloan mengatakan bahwa akrual menjadi subjek kesalahan estimasi dan mungkin
manajer akan bias daripada dengan Cash flow, dan berargumen bahwa reliabilitas yang
lebih rendah ini seharusnya mengurangi asosiasi antara akrual saat ini dan laba bersih
periode selanjutnya. Akrual kurang reliable jika dibandingkan dengan cash flow,
komponen earnings pada cash flow lebih persisten daripada komponen akrual. Hal ini
juga dibuktikan dari studi Sloan bahwa Laba bersih yang dilaporkan di tahun depan jauh
lebih berasosiasi dengan komponen operating cash flow dari pendapatan tahun ini.
Sehingga, kita akan memperkirakan bahwa pasar efisien akan merespon lebih kuat pada
GN atau BN dari komponen cash flow dibandingkan dengan GN atau BN dari komponen
akrual.
Namun, hasil penelitian Sloan tidak begitu. Return saham dari perusahaan dengan
akrual tinggi akan turun sepanjang waktu, tidak jatuh begitu saja, sedangkan return saham
dari perusahaan dengan akrual rendah akan terdorong naik. Sloan membuat simulasi
investasi dengan membeli saham perusahaan akrual rendah dan menjual singkat saham
perusahaan akrual tinggi, menahan selama satu tahun, dan mendapat pengembalian
sebesar 10.,4%. Hasil dari Sloan menambah pertanyaan mengenai rasionalitas investor
dan efisiensi pasar saham serupa dengan PAD.
Richardson et al. Memperluas penelitian Sloan dengan memasukkan seluruh non
kas aset dan kewajiban. Mereka menemukan bahwa reliabilitas akrual yang lebih rendah
adalah lebih persisten, dan investor mengabaikan hal tersebut. Sehingga semakin rendah
reliabilitas komponen akrual, investor makin overestimate terhadap persisten earning,
yang mengarahkan terhadap mispricing saham yang besar. Strategi investasi berdasarkan
mispricing ini menghasilkan abnorma return melebihi dari 10,4%.
Anomali ini menunjukkan bahwa pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien dan
inefisiensi tersebut didorong oleh perilaku bias investor.
C. KETERBATASAN ARBITRASE
Terdapat alasan dari anomali yang persisten, yaitu “limit to arbitrage”. Hal itu adalah
biaya yang terjadi oleh investor yang membatasi kemampuan mereka untuk secara penuh
mengeksploitasi anomali dan demikian arbitrase itu hilang. Terdapat dua batas: biaya transaksi
dan risiko.
Perlu dicatat bahwa persisten dari anomali karena limit arbitrase adalah konsisten dengan
rata-rata rasionalitas investor. Terlepas dari apakah persisten itu dikarenakan perilaku bias atau
limit arbitrase, pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien. Bagaimanapun, pertanyaan yang
sebenarnya adalah apakah kekurangan efisiensi ini disebabkan oleh perilaku bias investor?
Alasan lain untuk tidak melakukan investasi arbitrase adalah risiko yang muncul akibat
mengurangi diversifikasi. Perlu dicatat bahwa portofolio terdiri dari beberapa saham yang
mispricing, seperti saham yang didesain untuk mengksploitasi PAD dan anomali akrual. Sebagai
hasil dari pengurangan diversifikasi, varian dari return perusahaan tertentu mempunyai peran
yang sangat besar. Strategi investasi arbitrase menyebabkan risiko idiosinkratik. Risiko
idiosinkratik ini menjadi limit arbitrase dari investor rasional yang menghindari risiko.
Secara singkat, biaya transaksi dan risiko idiosinkratik menjadi sebagian penjelasan
mengapa anomali seperti PAD dan akrual masih ada.
Untuk mengerti persisten dari anomali, perlu memperhatikan bahwa terdapat berbagai
macam investor dengan level kesulitan yang berbeda atas biaya transaksi dan risiko. Bartov et al.
meneliti bahwa efek PAD berkurang jika sebagian besar proporsi atas saham suatu perusahaan
dimiliki oleh institusi, hal ini menunjukkan investor institusi menghasilkan keuntungan arbitrase,
dengan demikian mengeliminasi sebagian PAD.
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa dua anomali saat ini hampir hilang. Secara
keseluruhan, terlihat bahwa investor institusi besar dengan biaya transaksi yang rendah dan
manajemen risiko yang baik meningkatkan eksploitasi mereka terhadap PAD dan anomali akrual
sampai dengan anomali tersebut hampir hilang. Jika begitu, maka penjelasan biaya dan risiko
sebagai persisten anomali telah didukung.
Pada kasus CAPM, setiap investor diasumsikan mengetahui beta saham dan
sluruh investor mengetahui kalau semua orang mengetahui beta.
Hal ini dijelaskan pada model berikut. Generasi pertama investor membeli
menginvestasikan saham pada perusahaan yang berisikodi awal periode satu dan
menjualnya di awal periode dua yang kemudian dibeli oleh generasi dua dan seterusnya.
Hal ini terus berlangsung sampai nilai fundamental perusahaan terungkap. Model ini
menangkap horison jangka pendek banyak investor yang membuat higher order belief.
Pola harga saham ini melawan kondisi pasar yang efisien. Model ini menyediakan
penjelasan kenapa pasar tidak efisien konsisten dengan rasionalitas investor.
Konsekuensi yang paling tampak adalah pelaku (trader) cukup noise, tetapi ekspektasinya
nol. Karena itu, bahkan dalam konteks ekspektasi, harga saham tergantung pada nilai yang
mendasar dari saham tersebut. Pada waktu yang lain, bagaimanapun juga, investor rasional
termasuk analysts akan menemukan mispricing dan mengambil keuntungan dari hal tersebut,
yang memicu harga pada nilai fundamental. Laporan keuangan yang diperbaiki semakin
membantu memprediksi nilai fundamental perusahaan dan mempercepat proses arbitrasi.
Kemudian, dengan mengurangi biaya analisis rasional pelaporan yang lebih baik akan
mengurangi bias dari perilaku investor. Akibatnya, inefisiensi pasar sekuritas mendukung
perpektif pengukuran.
F. CONCLUSIONS ABOUT SECURITIES MARKET EFFICIENCY AND INVESTOR
RATIONALITY
Secara bersama- sama, teori dan bahan bukti menimbulkan pertanyaan yang lebih besar
mengenai luas efisiensi pasar efisien. Terdapat bahan bukti yang membingungkan perilaku
investor dan mengakibatkan mispricing yang besar kemungkinan terjadi pada perusahaan dimana
evaluasi keuangan sulit dilakukan, misalnya untuk perusahaan dengan sejumlah besar aset tidak
berwujud, perusahaan yang sedang berkembang, dan pada perusahaan dimana asimetri informasi
antara insider dan outsider cukup tinggi. Pada intinya adalah bahwa model pasar efisien masih
bermanfaat sebagai pedoman laporan keuangan, tetapi teori dan bahan bukti tidak efisien
terakumulasi pada saat mendukung perspektif pengukuran, meskipun harus melalui pengorbanan
reliabilitas untuk peningkatan relevansi.
Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan information pespective, seperti (1)
laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%, (2) pasar modal mungkin tidak seefisien yang
diduga, dan (3) tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat.
Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa measurement perspective dapat
meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi
tersebut.
Dari sisi riset empiris, informasi laba hanya mampu menjelaskan sangat kecil tentang
harga sekuritas. Lev (1989) menemukan bahwa respon pasar terhadap berita baik atau berita
buruk tentang earnings sangat kecil. Variabilitas keuntungan abnormal dalam narrow window
hanya
2% sampai 5% yang dijelaskan oleh informasi earnings, sisanya diakibatkan oleh faktor lain
selain perubahan earnings.
Menurut Lev, rendahnya respon pasar terhadap earnings disebabkan oleh earnings quality
yang rendah. Collins, Kothari, Shanken, dan Sloan (1994) menyatakan bahwa rendahnya reaksi
pasar terhadap informasi laba disebabkan oleh keterlambatan historical cost; yaitu historical cost
menunggu terlalu lama untuk mengakui suatu kejadian yang relevan. Hal ini menuntut perlunya
perbaikan earnings quality dengan pengenalan perspektif pengukuran terhadap laporan
keuangan.
Dari sisi teori pasar modal efisien, pasar modal mungkin tidak efisien seperti dalam teori
efisiensi pasar modal. Investor memerlukan bantuan bagaimana implikasi informasi akuntansi
terhadap prediksi keuntungan masa depan.
Hal ini diperkuat oleh Ohlson’s clean surplus theory yang menekankan bahwa peran
utama laporan keuangan adalah dalam penentuan nilai perusahaan, bukan perspektif informasi di
mana laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Teori ini menuntut ke arah
perspektif pengukuran
Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap
dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini
sesuai dengan prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga
berorientasi pada measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor)
menyiapkan penilaian tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka
hadapi daripada investor. Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar dalam decision
usefulness.