Professional Documents
Culture Documents
Buku Mektan and Pondasi PDF
Buku Mektan and Pondasi PDF
TEKNIK PONDAEI
EDITOR: PE;{ERJEMA}.I :
I
I
{:
{-:
l'/
ffi .tttt
UNDANG.UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987
Tentang
Hak Cipta
pasal 44
d.
0
r
Yr u vxvI
VUI{\TE\A \ru(I\TUA IA
lt
qnfnley ue>IBloJ
.-i
I
,c
ISVCNOd >IIN)!II
NV(I HVNVI V)IINVXSNI
\
Perpuskkaan Nasional : katalog dalam terbitan 6Df)
MEKANIKA tanah dan teknik pondasi/ editor, Suvono
Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa.- Cet. 7 - Jakarta
Pradnya Paramita, 2000.
xii, 338 hal. : 26 cm.
Judul asli :"Soil mechanics and foundation engrneenng"
{
ISBN 979-408-174-4.
;E !8.'
lvl lLl"'.
Bad:rn ['crpusiakaan
Propinsi Jarva Timur
e:r/.9)/,
i
oN.osuvoousos oNoAns'uI
UYINYCNId YIY)[
Eg rlsrr"l rs")lursspl {nlun u"Ifntued I.g.g
E9
qBuul u?rfntued 9'E
09 rl?uel rloluoc u?pqrrrctued uup u"Joqued s'E
IS q?il,uq uusrdq uuuEnpued uup ryrsgoet uappgefue4 v'E
Ln r?^Jns E'E
gn rszpuod rluucl rsrpuo{ uep gerEodol Z'E
sn lunlun I'€ |
F{n4suox IsB{qI uB{.rp[Ieifued €
IsI UYIf,YO
viii Daftar Isi
4 Pemilihan Bentuk.Pondasi 75
5 Pondasi Telapak
5.1 Umum 79
5.1.1 Jenis-jenis pondasi telapak 79
5.1.2 Tanah pendukung dan mekanisme pendukung 80
5.1.3 Dalamnya pondasi 80
5.1.4 Syarat perencan&rn Pondasi telapak 81
5.1.5 Bentuk dan ukuran Pondasi relapak 81
5.2 Kestabilan Pondasi 84
5.2.1 Kestabilan dalam arah vertikal 84
5.2.2 Kestabilan terhadap guling 86
5.2.3 Kestabilan dalam arah mendatar 86
5.3 Perencanaan strukturil 88
5.3.1 Rencana tumpuan 88
5.3.2 Besarnya reaksi tanah 89
5.4 Pertimbangan untuk pelaksanaan pekerjaan 90
6 Pondasi Tiang
6.1 Umum 9l
6.2 Penggolongan dan penggunaan pondasi tiang 92
6.3 Perencanaan 96
6.3.1 Dasar-dasar perencanaan 96
6.3.2 Perincian perencanaan 97
6.4 Daya dukung yang diizinkan 99
6.4.1 Daya dukung vertikal yang diijinkan 99
6.4.2 caya tarik yang diijinkan 104
6.4.3 Daya dukung mendatar yang diijinkan 105
6.4.4 Batasan Daya dukung yang diijinkan 106
6.4.5 Konstanta pegas K, untuk arah vertikal dan koefisian k dari reaksi lapisan di
bawah permukaan tanah dalam arah mendatar 108
r lll u?u"{el uosr"{ {nlun rslnrlsuo{ 1"1"-131v t'g'L
ggl ?)lnqrol uosrc{ {nlun r$Inrlsuo>I l"lB-l?ly z'g'L
9gl
891 Bfte{ r"tuBl uBun8u"grued y9'L
89I uosre{ r$lnrtsuo)
(a8pa Suwnc) Suunu rsrs uaBuecueJed 9'g'L
vgl u?u"{otr uosrs{
uped efte4 Euenr rrep SunlueE Euelulleru 8ue1uq uep dele 1e1ad ueeuecuaJed S'S'L
9'L
uBqBued {oqtllel ?l
ISBUIBTC ZI
16 Gorong-Gorong
umtlln I'I
K.
I
*-7
, Selanjutnya, bila suatu kepala jembatan dihubungkan dengan suatu tanah timbunan,
maka harus diadakan analisa mengenai tabiat dari tanah yang diakibatkan oleh tekanan
beban dinamis dan keadaan pemadatan tanah timbunan itu.
Untuk mengadakan peramalan dan penilaian teknis sedemikian diperlukan
pengertian yang mendalam mengenai karakteristik mekanis dari tanah. Hal ini akan
dijelaskan pada pasal-pasal yang berikut. Selanjutnya perlu dikemukakan bahwa
pengalaman dan pengetahuan mengenai kondisi tanah yang telah diadakan pem-
bangunan beserta kondisi bangunan itu, adalah berguna untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapi.
Suatu klasifikasi mengenai tanah adalah perlu untuk memberikan gambaran sepintas
mengenai sifat-sifat tanah dalam menghadapi p€rencanaan dan pelaksanaan. Jadi,
untuk maksud pemanfaatan contoh-contoh perencan,un dan pelaksanaan di masa
yang lampau atau ketelitian penggunaan s)'arat-s)'arat perencanaan yang digunakan
dalam peraturan perencanaan (spesifikasi p€rencanaan), ternl'ata diperlukan suatu
klasifikasi tanah yang dikelompokkan menurut suatu kriteria yang sama.
Klasifikasi tanah diperlukan antara lain bagi hal-hal sebagai berikut:
ll Perkiraan hasil eksplorasi tanah (persiapan log-bor tanah dan peta tanah dll).
2) Perkiraan standar kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing.
3) Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan. pemilihan
tanah dasar, bahan tanah timbunan dll).
4) Perkiraan persentasi muai dan susut.
5) Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara
penggalian dan rancangan penggalian).
6) Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi.
7) Rencana pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahiin tanah dll. (Pemilihan
jenis konstruksi dan perhitungan tekanan tanah.)
Untuk menentukan dan mengklasifikasi tanah, diperlukan suatu pengamatan di
lapangan dan suatu percobaan lapangan yang sederhana. Tetapi jika sangat meng-
andalkan pengamatan di lapangan, maka kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh
perbedaan pengamatan perorangan, akan menjadi sangat besar. Untuk memperoleh hasil
klasifikasi yang objektif, biasanya tanah itu secara sepintas dibagi dalam tanah berbutir
kasar dan berbutir halus berdasarkan suatu hasil analisa mekanis. Selaqjutnya tahap
klasifikasi tanah berbutir halus diadakan berdasarkan percobaan konsistensi.
Tabel 1.1 menunjukkan nama, tanda dan standar yang diklasifikasi berdasarkan
"Unified Standard Classification System."
Secara sepintas, sekelompok tanah yang diklasifikasi dengan cara demikian,
kelihatan pada umumnya mempunyai sifat-sifat yang sama. Tabel 1.2 & 1.3 men-
cantumkan pengalaman di masa lampau yang memperlihatkan jenis tanah beserta
masing-masing sifatnya. Dapat dimengerti bahwa Tabel 1.2 & 1.3 yang hanya diperoleh
dari percobaan-percobaan pemisahan yang sederhana, adalah berguna untuk mendapat-
ri
kan gambaran yang sepintas mengenai survai, perencanaan dan pelaksanaan berbagai
pekerjaan yang berhubungan dengan tanah.
Di samping "Unified Classification Method," di beberapa negara terdapat berbagai
metoda klasifikasi yang ditentukan dalam buku pedoman untuk peraturan perencanaan.
Tetapi mengingat batas ukuran diameter butir untuk kerikil, pasir, lanau (silt) dan
lempung (c/ay) sering berbeda dari negara ke negara yang lain dan dari waktu ke waktu
yang lain seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 1.2 maka sebelumnya harus diperhati-
a-
?,(uurcl €3url IrueSro
I99 88,2 C lPqI lnlilsv ut8uBl rPp?rlreq q?uPl u?p Id
l33urr IruBBro
cl?u uPSuop ue)i?Peqrp ]e
uPlrq rndunl 'lnqueD
rPPPI uPSurp qPuPl
rBBu!r
rPduss SuEpas sEllslsPld HO
uEBuf,p rlueSro iundual
qepuor sllsolsr^
0t\ ueiuep Sunduel
'neueFeq Eunduel
'lsdrcq Sundur_J
'I:) 0s > 'I'I
osx II{u.{ qep
Eunduel 'twp$ nele
Sundrq uep neu?'I
qEpu.r s!!su*ld w8uep
09 IrwEJour Eundu{
asnouelJrq
nels neuBlJeq mleq Jlsd .II I
'sped nqop 'mlBq 1?3ues J
Tabel 1.2 Tabel klasifikasi berdasarhan cara "Unified Classification" (Untuk Tanah
Urugan dan Tanah Pondasi).
Simbol Kcfisied lerat Volum Penyesuaian
Klasi6kasi Peny6uaian sebagai Karalteristil Penyesuaian
Umum
kl6i- Jenis Tanah peng$r pemadatan Lerinp untuk tanah
fikasi & (cm/det) v,(/mY) pondmi rrmeabrlitil
(1) (2'l (3) (4) (s) (6) t7t (8) (e) (10)
GW Kerikil atau campurmlerikil dan Sangat stabil, > l0-' 2,N 2,16 Daya dutung Dinding balmg
paslr yang mempunyat pem- dipergunakan mtuk baik (cutsoff wall)
bagian ukuan butir yang baik, bagianymgtidak ke-
sedikit arau lanpa butiran halu dap sir pada teggul
atau bendbgm
GP Cukup stabil, > 10-2 traktor ban ka- 1.84 2.00 Daya dukung Dinding haleg
parr yang mempunyat diperguna.kan untut (rubber rirs), i!aik (cutoff wall)
Kerikil pembagian pdir yang bagian yangtidak k€-
tanah mempunyai pembagim ukurm dap air pada tanggul
dari butir yang jelek. sedikit alau atau bendungan
pecahan tanpa buliran balu
kedkil GM Kerikil b€rl&au, campuran ks Cukup slabil, lidak l0 -r 10 Baik. djperlulaD 1.92 .16 Daya dukunB Unruk parii
rikil pasir dan lempung begitu cocok untuk pengawsan p€kcr- baik kaki (toe
bagian yg tidak ke- iam yaog keta!. be tr€nch)
dap air, tetapi di- karet (dbber tir€t, atau kadang-
pakai sebagai inti p.nggil6 [ali doD- kadmg tidak
atau *limut yan8 ke- ba Ishep f@t rol- diperlukan
dap air Ierr dll
Kerikil berlempung, campuran Agak stabil, diprrgu- 10 6 lo- Bail. be kdct (ruE t,t4 2,08 Daya dukung Tidak perlu
GC
kerikil pasir dan lempung nakaD *bagai irli b.r lu.t. pcoggil$
yaDg tedap air Iali dooba tsh@
Tanah f@t rolkr) dll
berbutir
SW Paslr yaDg mempuya pem- I Se8ar siabil. difEr- l0 Iraltor 1,70-2,08 a dukung S.limut hillu
bagim ukuru bulir yaDg bail. i gunako utuk ba- (upstream
atau p6ir dari p6ahm keritil. gju ydg tidal L€- bleket) dan
tedikil atau lmpa butru hal6 dap air. (.tapi p.rlu drain6i kaki
mtul p.Lbd@! 16 alau sumur
mg
Psir SP Pair yaDg oempuya pem- C*up sEbil, dip.r- >10 3
lraktor t,60-1.92 r dulung Selimut hulu
dan bagiatr ulurm butir yeg jclct. luald MUL p.- atau t- (upstr€m bla-
tanah atau pdir dei p63he Lcriht. nmpu3 ugul baik lcr' nkct) dm drai.
berpair redikit atau tupa butiru helE y&E tidrl beSitu ug pada n6i kati atau
ff& sumur
SM Psir barlmau. cmpuu p6ir Agak sBbil. tidal lo- 3-r0 dipcrluke l-76-2.m Sclimut hulD
dm laDau begiru @k utul w6tu Fker- atau tL (upstre@ bla-
bagiu yeg tidal ,aD8 ketat, btr baik t€r- Dket) dan drai.
kedap air, tctapi (rubber tie), Eg pada n8i kaki atau
dipalai sbagai iDti il6 kati doh- sumur
atau slimut ymg @p f@t eolMenya
kedap air I
SC Pilii b€rl€mp@8, cmpurm pa- AgaI srabil, diFrSu- to- 6-10- Fnggilu kati 1.6t .m Daya dutug Tidak pcrlu
!i! dan lempug Datu sbagai iDti a (oh6p f@! Mil atau
ymg kedap aif untut burul
tmgSul peDgelal
bmjir tircd
ML Lanau inorg&il. p6ir sugat Stabilitd buruk, di- 10-'-10- Baik atau burut, 52 9: Sa8ar burul Uotuk pari!
halus, debupads, p6ir hals pakai *bagai tmah pdgarye t6- ffDE8lD- kali atau
berleau atau berlempug alau pengisi bila telab di- hadap IElerjatu lu kadmg-kadmg
loau berlempmg dengm terjake sp€rluya peodng *kali, peng. timbulDya tidak
plfftisitd retrdah gil8dengu bu b.r aliru diperlulan
tekaDD, pcDgsild
kaki domba
Lanau CL Lempug inorgaoik, ymg meqr- Stabil, c@ok untuk 10 5 10- Baik atau tidak bail 1.5 1.9: Da].a du- Tidak perlu
dan punyai plastisitd lebih r€ndah inti de selimut k€- penggils kati LuEnla
Lempr dad hargd rata-rata, lefi puagdari dap air domba, peDggils rota& bail
LL< kerikil, lemputrg bc.p6ir. lem- dmgm bu alau burul
pung berlanau, l.mpunS dengm b€nekanan
viskGit{s keil
OL Lanau inorganik'dcngan plae Tidak c@ok unluk t0- '- 10 Baik atau lidat bark l.lt .flr Dara du' Tidak perlu
trsitas ieDdah dd lempunS tanah p€ngisi penggils kaki dom- tu8rta
b€rlanau ba, (sh@Ffoot dDjadi balk
roller) euu bwk.
lmruan
I d8 b€sar
EuEtin
Tanah r.q3dr
berbutir
ha,us MH Lanau inorganik, lempung halus Stabilitas sedikit je- 10 10 Buruk alau tidal l.l: 1.5: Dala du- Tidak perlu
berpasir atau b€rlanau yang lek. dipakai untuk c@ok penggils krlil LunSnla
mempunyai butiran mika atau inti dari bendunean domba. (shep.f@l I t@k
ganggang (diatomae) pemampalan hi roller)
drolis, retapi tidak
cocok untuk pema-
datan dengan
penggil6
Lanau CH l*mpung inorganik berplastisitas Agak stabil pada le- l0 l0 Baikarautidak ball. 1.:0-1.6r Da!a du- Tidak perlu
dan tinggi, lempung berviskositas reng yang landai, di- penggilA kaki dom- Iunerra baik
Lempung ilnggr pakai untuk inti yang ba. (sh*Ff@t Iau buruk
LL>50 lipis, selimut dan ta- roller)
nah tuggul
OH L€mpung organik,ang
b€rpl6tisittr melcbihi rara-rrta,
lanau organik
Tidak cocok untuk
tanah pengisi
l0- 6- l0- Buruk atau tidal cG l.Gr-1.06 Da)- a du-
cok. pcnggila lalL
domba.
(sheFfoot
lungn\d s/-
npar burul
Tidak perlu
ta
rollerl
Tanah organik Pt Gambul (peat) dan tanah organik Tidak diDakai Trdak praktrs Dr\eluarkan
ekstrim lainnya konstruk'si bila dipalai dan lanah
setelah pndui dan
pemadatan llrdal
drp€rgunakan
Catalan. l. Nilai-nilai pada kolom 16) dan (E) heya Derupakan Nilai Standard. Pcrencanaan diaDbil dari hasilh6il 16l
2. Pada kolom (7), bila kondisi kelembaban dd dalamnya pengaruh tekanan dipilih baik-baik, kerapatan yang ditE lule dapal dip€roleh dengan mesin-mesin yang
disbutkm di ata. dmgan frekuensi yang sesuai.
l Berat Volume K€ring pada kolom (8) oenunjukkan Nilai pada saai pemadatan dengan energi peDadataD bcrdMLe Slsrim Kldifikdi Tmah AASHO pada
kadar air oplimum.
squoP
rI?I selfSuod €3ur 63uI n?uelreq Eunduel
'uEu€Ieutq ueq IIe( nell nell llu( uep qEpuoi srls[seld
'I(
9'9-8'Z 8t 89't-tt'l uetuep urseIAI TBP!J Suepal SuPpol IEPIJ uB?uap lrueEJour nau?l
sellsolsl^ uE8uep 3lnduel
I€I
'neuelJeq Sundual'rlsed
IIeI -Jaq tundual 'lrluol
Equop l!l ryp! uep Sunduel '?Er-?ler
DID{ s?lraiuad depe) €3ur nBl' €3rBq urp qBpuer
'ueuoleueq ueq e.{r nElr l!er qrqal *l!sus?ld !e,{unduau
9'9 8'Z 9t-9 00'z-9 I uB8gap urselll
IeFT
{rDlB!( Suepel Suepol dnln: 8ue,( I!w8rour Eundur-I
qsp{ol sBlrsllsqd u?8usp
1i tt
8ue,{ ueqequ.lol ller 3lnduouoq ne@t nElB
Iorluo{ '"quop TP( IEEur I"P! tunduJu*i nrie neiEurq t>1'.
qel sall8ilu.d ryPI 3u?pe leSue nel snleq rlsd 'nleq rndue
uEuEIeu4 ueq noll n?l' nEI {!e, nqop 'snlEq leSuas UEI
s'9-8'Z st-9 00'z-9'l u€3sep ulsel I ll!e{ II€') 3!€pq dnxn.' Jrsd '{@3rour neuE'I 11 nsuB_
JN
dep5:
e,{r
equop -s9{er( III
rIPl selIB3ued nelr SuBpe IE,(ue( ne
'ueu?IelJeq ueq l!e( nel' nelr Tr Sunduol uep rrs€d
€'8 9'S 0z 0l 80'z 89'l ue8uap ulsoN IEPIJ ns) r!r!pel IPPI. dn{n ueJnduE'SunduoUaqrlsed
III
depi:
etrr
equop -s9ler( Ie,
rIeI sel33uod nBll Suepo Ie,(uB( n?l
'u?u€loueq utq IIE( n9l NEII ros r!e,
€'8 SS ffi02 80 2 89'I ueSuap qsw IEPIJ Im-) lp{!pss IEPIJ dnln:
1?1AI
tue,( ueqBquopl
'118(
loJluol '?quop
D{e{ seliSSuod {"pr {8,{ue(
'uauEleuxl ueq
ursl I
nql Is ner llc' neuel uPp lrsed
ueJnduec'nBsBllaq irstd p
€'8 S'9 0t oz 9t'a z6't 'u8p ll€{ tBAUB 1!tPo! I"P!" IIBI WI
snpq uarlnq
,loN edq nelE llllpas
ls) {EPI {P( IIUoI u€qB€d uep
ww{eu*l uaq
uE8uap ulsau 1€p,
8p ta8ua
nBlr
nat
)uBr
n?ll
lIB(
Jrsd nBle 'Inrnq
EUE{r!lnq uDrntrn t
sz 0r z6'r 09'r snrdral€J rol{srA srl{s! :lsplJ {BPI. dnln: @6Equad @3sop Jrsd dt
snpq uerllnq
eduq nBle lrlrpd
rsr 'lrluol wqE.6d urp rrsEdr*
@wleual @q eP leSoa J$ad nsta IrBq q?ue
usp ulsau r8p nelr I!8, tue{ rgnq ueJn{n uel
tE 9! 0t-02 80'z-9t'l BIIrdrar"C roUsl slqer {?p!J {3pt- {et uartBqued le8uop rrsd rser
l(
dspo)
e,(l
aquop -sll{sr(
qe{ *It8uod nqr 3!sps
'uaualeuoq eq {!B( nele lp( tundual uap nsd 1r{uo{
€'8-S'9 0t-02 nz'z z6'l uetuep ulsaf/{ {TPIJ ls) lpIp0s ,IBP!J Ip8 uaJnduEc SunduolDq Iiluo) ct
lI3
dEpaI
e,{u
equop !Ie{ {rtlerd
sel6Suod nal€ 3uEp.!
'ueualou*l T"q nell lPi
['8 9'S w-07 tz'z-26'l ueq @3uep ulsew EPI.I lls ltitpof IBP!. {le8
lElel 3ue,{
u?qEquelel IPq
loJluo{'equop ryPI Ie, r!e(
qIqEI rlel sEIrEBurd nell Euepe nel letuE neuBl
nrle 'ueuelaUeq uEq {IBq Ie: nell IP. nell uep 'rrsad IIUoI
['8 08 0, zt z 80'z u€8uap ursew dn{nJ reiue, Mpal dnln: {Iet uBJndueJ neueuoq lriue, p Wf
'snpq ue{tnq eduel nele
eporoq s?[38uod
efeq
IIS] Ile( {P( Iltps 'rlsBd uep .l
q!qel 'ueuelauxl ueq ep le3!B nell lEAuBr Irlurl uErnduEc lunq
nele seSuep uFeu uel )lep! nelr IIB( nalr 8uB,{ rqnq uernln
@'92 80'z-91'r rellrdreleJ rollerl -senu5rll sqlEl ryp! IEPIJ {P€ uErS?qu.d ue8uop I{ua) dt
snpq ll)lue
uerllnq Bduel nele
"leq
epoJeq s9ldSuad Ipe: rr{rpos irsed uep II'I
qtqet 'ueuelelJaq ueq ep lE3ut Mqrl uDrnduEr'IrEq qeue t?s?l
n?19 ue8uap ursou uE) {epl null I!B( tue[ JInq ueJn{n uel rlnqr*
€'8 08 09 tz'z-00'z rEIIrdeuBJ rollerl -sanusl slller, r?p!.i Ilet le3u?( us!Sequad uEBurp l!lq.)I ,|l\t [{le) qsuBJ
(rr) (zr) (rr) (0r ) (6) (8) Q) (e) (s) (r) (€) kt (r)
uetPl
IEdse
r{eaeq
lp trdel epe
'u?8usq
(.u5/3r)
qeaeq
{ (.r/, -uoEuad
4Sep
qns
IDPIl
eteIrcpuD
ueoFurod
Is{eer
ueAu
-edel
tuqal
eunloA rseuBrp
{
selllrqrs ueull
uesdel
lnlun Ue
sup!od
Inlun ua
lse{
-ulssu unon
ualsuao) UBJ tEref, lEpeued 13lv rEJIS silduo) -Eunuo) -Ense,{uoa -rense,(uad qBual sruef Ioquls rsorurssl)
t\
L
I
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
)H Lempung organik yang idak Tidak S€d&g TugB Pm.ktg PmSarla! l.l8 1.68 l5 1,4 2,8
berplastisitas melebihi aik Dta kali
rata-rata, lanau organik tau kedap domba
1ng3l
lanah organik Gambut dan tanah rdak I r&k g:l : SsaI lukuD Tidak praktis
kstrim organik ekstrim lainnya @ok ccok b6n ,aik ' dengan pemadatan
!Eu
Catatan: 1. GM dan SM dalam kolom (3) digolongkan secara lebih teliti dalam d dan u hanya untukjalan
raya dan lapangan terbang. Penggolongan yang lebih teliti ini didasarkan pada batas Atterberg
dan d (misal GMd) dipergunakan untuk LL <28 dan PI S 6; u digunakan untuk LL < 28.
Nilai pada kolom (5) adalah untuk permukaan bawah dan lapisan sub dasar, tidak termasuk
lapisan yang terletak tepat di bawah aspal jalan.
3. Dalam kolom (3) "sangat baik" dimaksudkan bila dipakai batu pecah yang bermutu baik.
4. Tanah-tanah pada kolom (7) mengalami pembekuan jika kondisinya menurut buku petunjuk
cenderung menyebabkan terjadinya pembekuan.
Dalam kolom (10) jika kondisi kelembaban dan dalamnya pengaruh tekanan diperhatikan
benar-benar, maka kepadatan yang diperlukan dapat diperoleh dari daftar peralatan di atas,
dengan frekuensi yang sesuai. Hal ini dikarenakan sifat-sifat tanah yang berbeda-beda dari
setiap kelompok, memerlukan peralatan yang berbeda. Atau dalam hal tertentu diperlukan
beberapa peralatan yang terdaltar di atas. Dalam hal tertentu perlu dipakai kombinasi dua buah
peralatan.
a. Bahan lapisan sub dasar dan batu bersudut lainnya.
Untuk batu-batu bersudut yang dibatasi sebagai butiran halus atau lolos saringan, makd
dapat dipakai penggilas beroda baja. Untuk bahan-bahan lunak yang cenderung me-
ngalami penurunan mutu, maka dapat dipakai mesin dengan ban bertekanan.
b. Penyelesaian akhir.
Selama pekerjaan mencakup masalah penuangan, maka penggilas dengan ban bertekanan
cocok untuk segalajenis tanah dan bahan-bahan pilihan lainn1,a.
c. Ukuran mesin.
Untuk menjaga kepadatan yang tinggi, yang diperlukan dalam pembuatan lapangan
terbang, mesin-mesin perlu mempunyai ukuran-ukuran sebagai berikut:
Traktor Caterpillar..............................Berat total 15 ton atau lebih.
Mesin dengan ban bertekanan............Berat roda 7,5 ton atau lebih. Untuk bahan ter-
tentu kadang-kadang diperlukan berat roda 20 ton
(tekanan sentuh kira-kira 4.5-10.5 kg/cmr).
Penggilas kaki domba.........................Umumnya dengan satuan tekanan sekitar 17,5
(Sheepsfoot roller) kg/cm, (untuk kaki 40-80 cm2) tetapi untuk men-
dapatkan kepadatan yang dikehendaki seringkali rt
diperlukan tekanan unit 45 kg/cm2 untuk bahan
tertentu. Luas kaki disyararkan 5y"lebih besar dari
luas keliling drumnya (dengan anggapan bahwa
luas tersebut merupakan luas dari ujdng kaki).
6. Berat volume kering pada kolom (11) adalah nilai pada saat pemadatan dengan tenaga
pemadatan didasarkan pada sistim penggolongan tanah AASHo yang telah diperbaiki, dengan
kadar air optimum.
(ruseq :E .'rusu1 :c 'Euupes :ru lsnpq :; isnluq luBuus :;,r)
'(ruu :uunles) r.qnq ralerrrelp eped uurl.rusepreq quuul lsB{UIsBIX Z'I .qC
JIl
g uelei(e gp uzle{e 002 uBF"{? -nq raletuerp uep Surluad
urur 9l'i ulrx 0zr'0 ulut il,0'0 -:e1 3ue,{ uefequrod seleg
d p ooo
qAp
o
o OO s
= 8 sts= d
JrsEd
NBUE'I plolo)
Lg-azl"t a
IPTIJA; quu4 ueuf:e1ad
rusu:1 1 ips lsnleg
Jrsed og-uslrBqlao 3u
UIIJE) n3u3'I pIOIO) -Ef,uer T ueuqor:ed
r"sE) | snluH
o{
j^g s J.)
5Y
EE dE p:
o5
BSe(
t!tge)
JIS?d
N?UE'I iunduer ptolox II9-ZZ,(I nrsv
nl"gl nleI rl r.u I J
N
o{
a6 sp u -o 99
op
d:"9 E EE
'13[nq ressq Jrssd
nlEg nl38 IIIIJE) rlrulJ neue'I ?undua'1 1g-qs11Eug
IIIIJE)
JrsEd Eunduel neuel 67-OHSVV
rlJ
!
o\ NOo -oO
N) Oup
o€q
dB
n?u?'I
IIIIJ?X Jrssd
Eundual qeuel ,r'"irT;HlL:
rlull J r lrul J rlJ Alerms uecualtrv
N
!O\u
')ik
O\O.> 6
a 'e
p
'a eie'a'ob
xxx !i !i 500NO
o -ooop
IS?d n?u?'J
J?Seq tI{IJE) Eundual lg-lt€l SS
r lurlJ r ltu lJ
II!re) Jrssd n3u?'I
Eundual S9-ZZ0' NIC
l?seq nleg
Slrul.l al*lr BIIII
rrsed neu"'l
Eundual Ig-IIni
l lurlJ r lurlJ
p
t..J
Jrsed
r?s?) I snlBH
nsue'I lundurar Ploto) ,0s-rozt v slf
IrS?d
clJ
nsua'I lundual Plolo) 6€-ZZpC htISV
pooo
oNoa
6quO
oooq
968 t-VCSO
slos Jo nBrr.ng
R"
I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Nilai kekuatan geser tanah antara lain diperlukan untuk menghitung daya dukung
tanah atau untuk menghitung tekanan tanah yang bekerja pada tembok penahan tanah.
Bila gaya geser bekerja pada permukaan di mana bekerja pula tegangan normal,
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 1.3, maka harga z akan membesar akibat de-
formasi, mencapai harga batas seperti yang diperlihatkan pada Gbr. 1.4. Bila harga
batas yang diperoleh ini digambarkan dengan o yang berbeda-beda, maka diperoleh
Gbr. 1.5. Garis lurus dalam Gbr. 1.5, memperlihatkan karakteristik kektatan dari
tanah yang dinyatakan oleh persamaan.
l" o
o
u)
b0
d
o0
o
F
t!:c*otat$ (l.l)
di mana
c: Kohesi tanah yang sebenarnya
@: Sudut geser tanah
o: Tegangan normal yang bekerja
Secara sepintas kekuatan geser dapat dibagi dalam nilai yang tergantung pada
tahanan geser antara butir-butir tanah dan kohesi pada permukaan butir-butir tanah itu.
Sesuai dengan hal tersebut di atas, seringkali tanah itu dibagi dalam tanah yang kohesif
dan tanah yang tidak kohesif. Contoh tanah yang tidrk kohesif adalah pasir yang
dalam persamaan (1.1) mempunyai harga c:0. contoh tanah yang kohesif adalah "ri
lempung. 5g-hS$ dari lempung diperkirakan disebabkan oleh gravitasi listrik dan sifat-
sifat dari air yarffdiserap pada permukaan partikel lempung. Bilamana tanah berada
dalam keadaan tidak jenuh, meskipun tanah itu tidak kohesif, maka sifat kohesi itu
kadang-kadang dapat terlihat sebagai tegangan permukaan dari air yang terdapat
dalam pori-pori. Jadi, kekuatan geser tanah berubah-ubah sesuai dengan jenis dan
kondisi tanafitu.
Selaqiutnya, untuk mempelajari kekuatan geser tanah kohesif yang berada dalam
MI[, IT
Bedan Perpustal.iian
Propinsi Jau,a Timur
@murg Bs qe1ep" ($at uolssatdutoc_ pau{yocan) pouunocun uzl"n{e{ uerln8ued uep
uno"ndrp tur-i "b (t1t&ua4s arlssatdwoc paugfuotun) peuuxocun rase8 uelen>1o{ I€llN
'rrod rle leg-e4e1 rnln8ueur
redup tuy,( IBrx?rrt uerln8uad ueEuep (ti;i n'J"J tiit piuli44AtV;A{nosnor; rieure.rp
eduq lsspllosuo4 uerln8usd uelulzlrp snJeq e4ew ',Q pve ,? u8req uelnlueuoru
rfnrun 'peuuuocun rese8 uu1en1e1 uerln8uad uep (tsa1 p1xo1t1) lerxeul uerfn8ucd
'Qsat naqs 7ca4g) EunsEuel .rese8 uerln8uad qelepe nlr ue"qooJed-ueeqoc:e4
geuul rese8 uel"n>Ie{
a
uelnluoueru {nlun u?>ln1z1rp ludep Eue,( uueqoc.red ruec?u-u?c"ruJoq BpV
["1o] u"uolel uuepee{ ue8uep uu1z1u,(urp
Euzf 1ou q?l"pe @ Jrseqol rleuel 'lelol ueue>Iot ump"el ueEuep uu1e1e,(urp
"p"d
3ue,( reseE ueu-?qel lnpns u"p rseqo{ }nrnl-}unlJeq zEnf lnqssry Euepel-8uepe{ (I'l)
's.red ruelup Q uep a tde1e1 Jp{eJa uzu€{el uezp?e{ ueEuep ue4e1e,(ulp 8uu,{ rose8
uu"rlel tnpns u€p rseqo{ tnJnl-}nJnueq lnqesp (7'1) uuuruesred ruelup ,Q ttep ,c
rrod rre ueEue?al:n
t7 _ 0: /O :IUIS IC
(z't) ,Que1 ,o+,c:lL
';ese8 uuSueEsl uulzlSuruad ludzprel uB{" I"prl '(oy+o) lnEEuul
uuqeq Jesoqes redues 1e43uruau (1'1) ueerues.red uelep o unloqes 'ure1 e1e1 ueEueq
'unrnueru n1l l:od JrB ueue{el nl{B/(as le4Sulueru
relmuJrl{eJe uu8uzEel qeleles lelEuruoru pueu reseE ueEuu8ea 'roseE ueEuuSel uelalEuru
-ed up{l"qHe8ueur u"{" {Bpll uep lrod rre ueuu{a} q"lupe n1r pEEu4 uelenqued
epzd lalSurueru ereEes 8ue,( rdelaa 'q€aeq rp Sundruel uesrdel Flol ueuu{e1 ue1e18uru
-od uu{l?qHe8uaur u"Ie nlr lnE8uul uzlenquad ?^rquq ue4Sunlqredrp npad uleur
'reEuns yn33u4 nule ueluf ueunEuequred 4n1un pEBu4 uelenqrued eped :e,(u1ust;41
lll{age ue8uuEel tzEeqes
e,(uqnuedes elre1eq n1r elre1eq 8ue,{ renl ueqeq redtuzs uu"pee{ rcdecueru {n}un Eru€l
Euz,( n11um ue>1n1.redrp Jrseqol qeuel sruef epud eleru uur>Jrruap ue8ueq 'ue4rq8urstp
llps uod le z8Surges yce4 le8ues q"l"pc rB sulrlrq?oured trsego>1 q€ue1-Bp"d
'Jp{eSe ue8urtal uep god rIB usuBIeI 9'I '{C
.,1
trl ,ol
nilai yang diperoleh dari "unconsolidated undrained test" (u-u test). Gbr. 1.5 mem-
perlihatkan karakteristik tegangan yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi percobaan
yakni kondisi drainasi seperti yang terlihat dalam Gbr. 1.7.
ffi o":
konsolidasi dan tanpa didrainasi
Pada pembangunan tanggul di atas tanah kohesif, penimbunan tidak akan segera
mengakibatkan peningkatan kekuatan tanah. Sesudah lapisan tanah dasar dikonsolidasi
oleh beban timbunan itu, maka-.kekuatan geser tanah akan bertambah. Jadi, dalam
perhitungan stabilitas sesudati-diadakan penimbunan, disarankan agar mengadakan
analisd tegangan total dengan menggunakan nilai kekuatan geser yang diperoleh dari
percobaan "unconsolidated undrained" atau "unconfined compression test." Selar{utnya
dalam penelitian stabilitas untuk jangka panjang, adalah lebih baik mempertimbangkan
peningkatan kekuatan tanah dengan menggunakan analisa tegangan effektif.
Mengingat tegangan effektif pada tanah kohesif yang tidak jenuh meningkat sesuai
dengan-tegangan total, maka kekuatan geser sebagai faktor yang didasarkan pada nilai
tegangan total mempunyai sifat peningkatan seperti yang terlihat dalam Gbr. 1.7. Hal
ini berlakujuga untuk tanah yang berada dalam keadaan tidak didrainasi ("undrained")
sampai seluruh pori itu menjadi jenuh dengan air oleh pembebanan yang terjadi.
Dalam menghadapi persoalan yang bersangkutan dengan kekuatan geser tanah,
khususnya untuk tanah-tanah kohesif, maka harus digunakan kekuatan geser yang
cocok bagi kondisi tanah itu atau kondisi pembebanan.
Pada tahap-tahap permulaan dari suatu perencanaan, sering diperlukan suatu
gambaran yang kasar mengenai harga kekuatan geser sesuai persamaan (l.l) dan (1.2)
tanpa melaksanakan pengujian geser. Untuk keperluan ini, harga kekuatan gcser itu
dapat diperkirakan dari hasil sondir yang diuraikan dalam Bab 3.
Tanah mempunyai sifat kemampatan yang sangat besar jika dibandingkan dengan
bahan konstruksi seperti baja atau beton. Baja dan beton adalah bahan yang tidak
mempunyai pori. Itulah sebabnya volume pemampatan baja dan beton itu adalah sangat
kecil, sehingga dalam keadaan tegangan biasa baja dan beton tidak mempunyai masalah.
Sebaliknya karena tanah mempunyai pori yang besar, maka pembebanan biasa akan
mengakibatkan deformasi tanah yang sangat besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan
a
penurunan pondasi yang akan merusak konstruksi.
Berlainan dengan bahan-bahan konstruksi yang lain, karakteristik tanah itu di-
dominasi oleh karakteristik mekanisnya seperti permeabilitas atau kekuatan geser yang
berubah-ubah sesuai dengan pembebanan.
Mengingat kemampatan butir-butir tanah atau air itu secara teknis sangat kecil
sehingga dapat diabaikan, maka proses deformasi tanah akibat beban luar dapat
dipandang sebagai suatu gejala penyusutan pori. Gbr. 1.8 menunjukkan, bahwa akibat
qqosol qnmt Eue[ grseqo>1 g"u"] rl"l"p JpIeJe ona*]"r uz4zdrueu
elzu '4lnq-rl}nq "uBIrI"lIq
{'qtpu n1r e,(et eltuere>1 eped efte1eq Eue[, eKeE qBI"pB 8'I 'rqC
sqsp uu:ll"gllredlp Eue,( tpedes ueledureured ue4qeqe^(ueur Eue,( el(eE 1eEu6uery
'z'q29. ul"l"p
-"', uztrramrp u"{"rseprlosuo{ rJool 'rs"pJlosuo{ sesord errreles q"uel uelrrunued e.(ureseq
uvp nlr rs"p[osuo4 sesord er(uresaq u"{l"IuEJeIu gBIBp" Suqued 3ue,( 'tut g?l"setrr
rdepuqEueur TuBIBC 'nluegel snsnq{ u"{"pup uDI"pBIp ledep resbp qeuel eped e>1eur
'' 'rur deqelJeq rs"prlosuol ledscrodureru {n}un 'deqelreq 8ue,( lnEEuel ueunEueqrued
FI?Ieu eurel 8ue,{ nq?/r alEuef rrIBI"p nll J"s"p qeu4 deqepeq I$pqosuo{ Br?o
t
ue8uep ue11e43ur1rp ledep ueqruropes q"uel {nlun ue{npedrp Eue,( Eunlnp e,(eq
'1nqesre1 uzun8ueq F{Ituaru 1n1un dnlnc
Eue[ 3un4np z,{ep rc,(undueu {"pll n}r Jesep qeuel ryelrel Suuss e4zru '1equre1 8uz,(
-lt reszp qBu"l nl?ns zpzd un8ueqlp ue>I" ueun8ueq n"l" q"u"l 1n33u4 nlens €uBIuBIIg
"
'uBrpnq Inlln4s ruB|Bp ufl|cqnled 8'I 'rq9
sgsuld susule
u"qsqnJad u?q"qnred
+^ ,^
H.\,_
rX\4 ..\
^ffi, t /--1
(; (r'$ffi' \/
\\H
W
'rssprlosuo{ lnqasp
ueDlrrrepos e1zfeg 'erue1 Eue,( ni{"^r e18uel n}uns u"{npedtp 'elre1eq Eue,{ ueqeq
uuEuep runses dzlol 8ue,( tserurogep uEBpEs{ ledecueru {ntun lpef 'eue1 Euz,( nl{"/t\
ue>lqnlnqrualu nlr JrB J"nleI uer11u!_yjr9_"e>1eru 'ueltsed q"u31 s"ll[qeerured IJEp IIce{
qlqei glseqol qeu€l sulllrqeeuuod lu8ur8ue1,r1 '8'l 'JqC ur"lup uoll"qtpsdtp Eue,( rpedas
Jrlnq-Jllnq JnplnJls ueqeqmed ue8uop t?nsas nE1" IsBIUJoJep ue8usp tunses nlr trod
uelnsn,(ued u,(edns JBnl aI uDIJrlBIp nFsd rrc qnuef Eue,( qeuel eped rrod ruelep rly
glUgq-l"tueq zPed IIBqLus{ uB{"
rsrlsqd rsetubgsp
{Bpl} nll qeuel 'uelepeltrrp u€qeq Bueruslrq BueJ€I lnqeslp UEI{Iuopas
rseruJoJoq 'ueludruurued tseuro3ep lpefrel eEEurqes q"u?l Jllnq-Jllnq ueunsns ueqeqnrsd
uelleqr>leEuaur Euu,( 'rqevel rllnq-Jllnq eJelue qnlues {llp-{pp uureseErod u3{13q1{B
-3ueu zf.rs4eq 3ue,( ueqeq-ueqoq e,(urunurg 'Blnrues In]ueg zpud lleqrue>1 ue4!
-$$gt
'u?-{j-Pg^l}?.n}l usqeq egq eSSurqos- .!11_s3l.q !ue,{ 913"[94 ue4leqgradureur rpehel 8ue,(
qzuel ueluduruured rserurogeq 'qeuul rrlnq-rllnq g{-B-}llu--qnlq.?i. )gl}+-{}ll-Bpgd uureseS:ed
edu4 rpelret n1 rseruroJ.p ,4r* 'lrce{ nll ,{;;;i eped etue4aq 3uu,( ueqaq e1r1
'ueleduerued rsururogep uelleqlle8uour 8uu,( pcel tpelueru
(o1tol p1od,) rrod uu8urpuuqred alEue eSSurqos g€qnraq qeuBl rllnq-Jllnq rnl4nrls
z13uers4 n?1" qeqnJoq qeu?l rrlnq-Jllnq u?unsns'qeu€l epud efts1eq Eue,( ueqeq trep
fru: -
lde
1 +idp (1.3)
(-:- de
d(logro p) (1.4)
Seperti terlihat daram Gbr._ 1.9, kemampatan tanah
berbeda-beda besarnya, yakni
sesuai dengan jenis tanah dan kondisi awal tanah
itu. Gbr. l.l0 menunjukkan bahwa
kemampatan pasir berbeda-bedasesuai dengan kondisi
u*uroyu i"tni padat atau lepas.
Pasir pengisi dengan kondisi awar yang repai, mempunyai
kemampatan yang lebih besar
dafipada pasir yang dipadatkan. pasii repas'itu masitrmerniiitiirrgt"
pori yang besar
meskipun tekanan statis meningkat.
0,01 0, I I,0
p (tlm2)
Gbr. 1.9 Tekanan (tegangan effekfif) dan angka pori.
0,8
0,6
- Deformasi plastis .i
?min
Deformasi
0,4
clastis
Tekanan sebelumnya
:lDIrJoq reEeqes ,(cruq turulnq qelo ue4e1e,(ulp uesoquoJ JIz UBJIIz ueledacell
'JOUTTUBI
u?JrlB uBBpBel 4n43ueru rqeEueu ?s?Iq 'g"uel ruel"p Ip seqlueJeru 8ue,( rry
'u?Jrle ueludecel gelo u"{qeqesrp Eue,( sI}euDI 6reug (g
'ur"l ueue>le1 nel? Jr? luJeq gelo uolq"qosrp Eue,{ ueuelel preug (Z
'r33uq ueepaq.red nele rsrsod qelo u"{qeqesrp 3ue,( lersuslod rEreug (t
:ln>IrJeq re8eqes 6;eue qelo ue{q"qesrp geu"l ru"pp tp rqeEuaru Euz,( tselllerE rty
'rszllrzr8 rru e3n[ qulepu pE8uq nzle ueEnrn ue8unpueq InlBloru seqruoJolu Eue,( rr17
:agduq uetEeg'
.i-:a1tde1 :ty
rrod SuenX
q€u?l Jllng
ueelnturad uep
usssqueJ Jrv
u3E{nIuJed
'(Zt't 'rqC) 'seqoq uealnured eduel Euuqo{ro} IIsuBt rre u"p s"qeq
tue,( ueelmured ue8uep ueue{o} eduel le sul" ue{Bpeqrp ledup u,(u1n[ue1as Eue,(
(auoz uortotn;rs) qnuef euoz utelep seqoq JrB rI"lBpB I{€uBl tuel"p rty 'tseltler8 t,(eE qslo
uod Euzluedes 1ere8;eq 3ue,( rre ru1e,( rseyzre;8 re uep uuulnrured ue8ue8el qelo trod
ruEIBp u"rlelJel 8ue,{ ;re ru1e,( repdel .tre 'qeue1 Jrlnq-Jllnq uee4nru:ed qelo rsqJosq"rp
Eue.( ru ru1e.( rsdrosqe Jr? sel? u"Iepeqrp ledep 'qeu4 urBIBp 1p luduprel 8ue,{ rry
'(t t't 'rqC) nlr qeu"l ueledruurue4 l{?qnrau eSnl'nlnqeprel q"ue1 IIUEIBIp
qeured Suuf uuueqsqrued nele qeuel dupuqrel uenSSueE uu>ltleqredlp n1re4
"aq€q
TI qBueJ selrJrqBelured s'I
t4 I Tanah Sebagai Bahan Pondasi
Tinggi tekanan
elevasi
hd.
Tinggi reierensi
Gbr. 1.13 Aliran rembesan dan tinggi rembesen.
Dro (mm) 0-0,01 0,01-0,05 0,05-0,10 0,10-0,25 0,2s-0,50 0.50- 1,0 r,0-5,0
k (cm/sec) 3 x 10-6 4,5 x 70-a 3,5 x 10-3 1,5 x l0-2 8,5x10 2
3.5 x 10-t 3,0
D":
Diameter rata-rata butir tanah
Berat isi air
lni
4: Koeffisien viskositas air
ei Angka pori
C: suatu tetapan (konstanta) yang ditentukan oleh bentuk butir dan keadaan
tanah secara keseluruhan. Kesalahan yang diakibatkan oleh penganggapan
bahwa butir-butir tanah itu berbentuk bola dengan diameter yang sama,
dianggap termasuk dalam koeffisien ini. .|)
Dari persamaan (1.6) dapat dilihat bahwa koeffisien permeabilitas itu sebanding
dengan kwadrat dari diameter butir dan e3l(l * e). Mengingat butir tanah dalam
formulasi ini dianggap berbentuk bola, maka persamaan ini cocok sekali untuk pasir
yang bergradasi seragam dengan diameter butir yang serupa.
Permeabilitas pasir kasar dan seragam dapat diperkirakan secara kasar dengan
rumus Hazen,
k : CD?o (r.7)
r 'uBrlIE uBtr.uBf sI'I 'rqc
z-01 x I
a.
n
o
6
lllllil
u3z3H U?"rU?SJeo
^)
N'.',
o
E'
on)Iecrp BuaA q?JaBC 6
z-0I x S
o
IL
+ E $4
{
s !- r-01 x I
A)
C
E'
a
N
'Y o
lr ,
Tt o
o
I
r-01 x I
Pada penggambaran selalu dianggap bahwa garis rembesan, batas antara dasar
tanggul dan lapisan yang kedap air menunjukkan garis aliran. Selanjutnya berdasar-
kan syarat batas dalam hidrolika, maka permukaan lereng tanggul adalah garis eki-
potensial. Sesuai dengan prinsip bahwa garis ekipotcnsial dan garis aliran saling
berpotongan tegak lurus, maka kita dapat menggambar garis-garis aliran dan
ekipotensial dalam tubuh tanggul dan lapisan dasar dengan cara mencoba-coba (trial
and error). Harus diusahakan supaya segiempat-segiempat yang terbentuk oleh jaringan
adalah berbentuk mendekati bentuk bujur sangkar.
Volume rembesan air yang mengalir antara 2 buah garis aliran adalah sama, dan
perbedaan potensial antara 2 buah titik pada garis ekipotential juga sama.
Yolume atau debit air rembesan itu dapat dihitung menurut persamaan:
Nr
Q: k'h't (1.8)
.Ol9.h pemadatan, berat isi dan kekuatan tanah itu meningkat sedangkan koeffisien
permeabilitasnya berkurang.
Meskipun pada pemadatan digunakan energi yang sama, nilai kepadatan tanah yang
diperoleh sesudah pemadatan akan berbeda-beda yang tergantung dari kadar air
(water content) tanah itu. Gbr. 1.16 memperlihatkan, bahwa hubungan antara berat isi
kering (dry density) dari tanah yang dipadatkan dengan kadar air adalah berubah-ubah
secara parabolis. Harga maksimum dari berat isi kering disebut berat isi kering
a
maksimum (maximum dry density) dan kadar air yang diperoleh pada kepadatan ini
disebut kadar air optimum (optimum water content).
Untuk menguji kekuatan tanah yang dipadatkan, biasanya digunakan percobaan
tahanan penetrasi. Dalam Gbr. 1.16 diperlihatkan juga perubahan-perubahan tahanan
penetrasi tanah yang dipadatkan itu. Dalam gambar ini diperlihatkan juga, bahwa
umumnya kekuatan tanah segera setelah pemadatan selesai menunjukkan harga maksi-
mum pada kadar air yang sedikit lebih rendah dari kadar air optimum. Pada kadar air
optimum, kekuatan tanah berkurang sedikit. Tetapi jika tanah itu kemudian menyerap
air, tanah yang dipadatkan dengan kadar air yang agak kurang dari kadar air optimum
akan mengembang, menjadi agak lembek sehingga kekuatannya berkurang. Kekua-
tannya yang maksimum, seperti yang ditur{ukkan oleh garis titik pada gambar, akan
berada di sekitar kadar air optimum.
Karakteristik-karakteristik ini. merupakan sifat-sifat yang penting bagi bangunan-
bangunan tanah yang terganggu oleh permeabilitas seperti bendungan-beudungan
urugan, tanggul-tanggul sungai dan pekerjaan tanggul yang lain, karena karakteristik- I
karakteristik ini akan sangat menentukan stabilitas bangunan-bangunan tersebut.
Jadi kepadatan tanah yang dipadatkan pada kadar air optimum adalah maksimum,
mengakibatkan angka pori meqjadi minimum sehingga koeffisien permeabilitas menjadi
minimum.
Gbr. 1.17 menunjukkan bahwa hasil pemadatan tahrih yang dipadatkan dengan
cara pemadatan yang sama, bergantung pada jenis tanahnya. Umumnya pemadatan itu
mengikuti gejala sebagai berikut:
tr ' I r!U;J 'id
Liiji--:5iidlad u?ptg
EIlII,1I
'Bfuuzlzp?rued {U"rE I"Pu"l
un{Bru uBP SuIJe{ IsI }EJoq g"pueJ ull"ul 'n1l uzrsed quuel
"/(UIIInurls{?Iu
rllrq snpq upl"W 'qeloredlp 3ue[ uelepeuod {gBrE IIIBrnc q{"tu usp pfuglntu
-rs{?ru EuFel IsI lBJeq rE3u4 m4eu 'ueJls?d g?u"} IJ"p IsBpsJE {I?q UDI"IAI G,
'?,(uumul$I3ul
Euual rsl leJaq J?seq uDr"Iu 'n1t qeuel umu4do JIz JBpDI gepueJ ur4Eyrl (t
(q) (?)
(%l rrc IEW], (uur) rgnq uumln
7"zt:*u <Yr't 3.
m
y"e7:na)* G)7(1 D
@
G
e'r 5
8'l
s'0
ffi
CD
0'I )i
!,
o
s'I
F'
--fFb
/s 0'z *
tn
ld-
&r
,!l
'L
o
0'g
E!
6
98'0
88'0
o
06'0
z6'0 o
x
r6'0 o
96'0 0c
86'0 oa
o
3) Berat isi kering maksimum dari pasir adalah rendah, grafik pemadatannya.
datar dan bilamana gradasinya buruk, sering harga maksimumnya tidak nyata.
4) Untuk tanah kohesif dari bahan abu vulkanis, berat isi kering maksimumnya
sangat rendah dan kadar air optimumnya tinggi.
Selaqiutnya, jika energi yang ditambahkan dalam pemadatan itu menjadi lebih
besar, maka grafik pemadatannya beralih ke bagian kiri atas dan kadar air optimumnya
berkurang yang mengakibatkan peningkatan berat isi kering maksimum.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa pengertian yang mendalam
mengenai karakteristik pemadatan pada pembuatan konstruksi dari bahan tanah adalah
sangat penting bagi semua perenc€rna dan pelaksana.
Dalam Bab 3 akan dikemukakan masalah-masalah mengenai percobaan pemadatan
tanah.
I
.uBEuEEel
Fnql$slp .ucp rBsBp BIod I'z '4c
z
il r urrpuEN
t
Il urlpueN I I
tt
i-r
I |1.,/---n
I .,,'--t ..
Apabila tanah pondasi dianggap sebagai benda elastis semi-infinite, maka tegangan
yang terjadi di dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban terpusat vertikal pada
permukaan telah dipecahkan oleh Boussinesq dan dengan menggunakan sistim
koordinat silinder yang diperlihatkan pada Gbr. 2.2 (2, r!) dapat dituliskan sebagai
berikut:
Dalam hal ini, tegangan tekan diambil positip.
tegangan dalam arah vertikal:
",,=#{3cosrry'
sin2 {r -(l - 2r)#} * * r, (2.2)
tegangan geser:
,l
'lruIrJoq ueeurBsred
ur€lzp ue4utufuJp rosoE ue8uzEetr u"p J"l"pueu uz8ueEel 'erues Eue[ urec uz8ueq
td + ,d ueEuep eues $7uep !fl c! ue?uep Bru?s sZ uuEuep
-
(t'z) (g7 soc.aTurs 1 a7)
uU
:'o
N1,,.
pl'
,o
>\J
'gi
71
-'
@'z) o'o
firrrr'o:
rusaqos qBIupB ueue)iet 'ueueqeqrusd 1llll qB^\Bq rp 1ede1
*
22 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
o,/ |
q8
"" 2.5
q4= -
Gbl. Lengkungan tegtngan
Untuk perhitungan tegangan di dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban
berbentuk trapesium seperti bendungan urugan, tanggul untuk sungai, dan penimbunan
untuk jalan, maka amatlah memuaskan untuk memakai gambar Osterberg.
Osterberg menggambar Gbr. 2.7 untuk mendapatkan harga pengaruh 1, dinya-
takan dengan suatu fungsi dari alz; blz dan 4, dengan mana tegangan vertikal dalam
arah vertikal dengan mudah dapat dicari. Cara untuk mencari tegangan vertikal o,
adalah dengan menempatkan beban berbentuk trapesium seperti terlihat dalam Gbr.
2.6(b), menjadi beban segitiga dengan cara aljabar seperti terlihat dalam Gbr. 2.6(a).
Dengan menggunakan Gbr. 2.7, sebagai contoh, tegangan vertikal di dalam tanah
pondasi di mana beban berbentuk trapesium seperti terlihat dalam Gbr. 2.8 bekelja,
dapat dicari sebagai berikut:
Dalam hal seperti pada Gbr.2.8(a): lihat bagian kiri dari titik N, af z: l, bfz:
0,5, dan dari Gbr. 2.7 didapat Io:0,397, dan dengan cara yang sama untuk bagian
yang kanan maka didap&t Io :0,478, sehingga didapat harga pengaruh total adalah
0,397 + 0,478 : 0,875, dapat dituliskan o, : 0,875q.
Dalam hal seperti pada Gbr.2.8(b): harga pengaruh karena beban, baik pada
bagian garis titik-titik maupun pada bagian garis penuh adalah Io : 0,499 dati alz : I
dan blz : 4.Harga pengaruh pada bagian garis titik+itik adalah I" : 0,455 dati af z :
b
-q /a+b\
a :\;)n
qf/a+b\ b
o,:1[ - /l(a,+a2)--c,lf
,tL\ a a )
,:I(+),o, * o,,-'o,]
o,: -a
q
o,: I ,:t(;:)
L
(a) (b)
',
,o,o
n'nr 0'8 o'on'cn't
0'01 o'e 0'90'90't o't o'7. 0'I
0'r s'0 9'0s'0 r'0
8'0 9'0S'0 r'0 g'o Z'O l'O 90'090'0t0'0€0'0 Z0'0 I0'0
r0'0
-lo
9Z'O s
0a
EO
o
0a
o€'o E
2m
iN
I
oz
(a)
2m
lN
I
oz
(c)
2.1.4 Tegangan Di Dalam Tanah Pondasi Akibat Beban Terbagi Reta Berbentuk
Segiempat
Apabila beban terbagi rata q bekerja pada bagian berbentuk segiempat, sisi-
sisinya dapat dituliskan sebagai B : :
mz dan, L nz pada permukaan, maka tegangan
normal vertikal pada kedalaman z tepat di bawah titik sudut segiempat N' di titik N di
dalam tanah pondasi dinyatakan dalam persamaan berikut.
I.: o.lq
0 0,05 0,10 0,15 0,20 0.2s
0
*ls
I
i"
I
il
4
a
" lQ 6
8
I
oz l0
(a)
uen{?{e) (q)
'BEAurgJel
{sl rp"fueu rdel/ren1 uepeq zped 4utuo1 ueEue8el 'se1lsr1sz1e uoel uzEuep ueg
-ecerued lrunuol I 'uerelEuq {nlueq ueEuap e.(uenpe4 'n4e1 8ue,( te1ue1 ueEuep Jnluel
Eue,l( Eueprq rJ"p {B}uo{ ue8ueEq ue4Eurpueqredureru II'Z'JqC'}nqesJel Ielusl IJBp
qeEuq uerEuq upedrrep renl uerEeq eped reseq qlqol u€IE leluol ue8ue8el e,{u1eqt1e
u?p 'erues qzlsnJ€q rsepuod r€luel Ip {11}i dullos I{BltrBq rp ludel uuuunued uleur 'qnued
uen{B{o{ re,(undueur rsepuod rBtuBI IIEnqos uyqede 'uerltruap uu8uaq 'lnqosJal Iuluel
uep lesnd ue6eq rp uuunJnued upudrrep lrm{ qrqol ue4e 'e1er rEeqral utqeq BturJeueru
Eue,( srlsele qeuul eped tsepuod IBluEl nlens IJup lnpus-lnpns qun\.uq tp uuunrnued
€,l\r{Bg 'llre8uaurp ledup qepnu ueEuap e{eru sulu Ip u€{sllnllp Suuf uu6eq treq
tll
q'd-----I .I -------J I
Dalam kenyataai tidak terjadi tegangan yang tak terhingga di dalam tanah pondasi.
Mengingat keadaan ini maka Ohde menyatakan suatu pola pembagian tegangan kontak
dari pondasi kaku melingkar dengan Gbr.2.l2 dan dengan persamaan di bawah ini.
Dapat ditambahkan bahwa di dalam Gbr. 2.12, harga terbesar terdapat pada titik/
daerah 0,07.8 dari tepi.
0,75q
n:- (2.12)
' Jr - @lB)'
Dalam hal lantai pondasi yang fleksibel maka pembagian tegangan kontak sebagian
besar dipengaruhi oleh perbandingan antara modulus elastisitas lantai pondasi dan
modulus elastisitas tanah pondasi, yang menghasilkan berbagai macam bentuk pem-
bagian bervariasi dari pembagian yang merata sampai ke pembagian seperti di dalam
Gbr.2.l2.
l"r- Parruauun
-0,07 B
| \ (2.12 )
----i
I
I i
T_ \ I
- ---1- I
q r - 1,7 5q
r \o
r € o\ .l @
,o"
Gbt.2.l2 Pehbagien tegrngrn kontak di
o
bawah poodesi lingkaran.
2.2 Penurunan
Tujuan dari analisa penurunan adalah menentukan besar penurunan akhir dari
struktur atau pembagian planimetri penurunan dan juga untuk mencari selang waktu
terjadinya penurunan itu. Untuk maksud ini, perlulah diketahui sebelumnya besar dan
pembagian gaya-gaya luar yang bekerja pada tanah pondasi, pembagian tegangan di
dalam tanah pondasi yang disebabkan oleh beban ini, juga struktur lapisan tanah
pondasi dan sifat-sifat ketahanan terhadap tekanan dari setiap lapisan.
Tegangan di dalam tanah pondasi telah diuraikan pada bagian sebelumnya dan
ketahanan terhadap tekanan juga telah dijelaskan dalam Bab l. Bagaimana menyelidiki
struktur lapisan tanah dari tanah pondasi atau sifat-sifat tanahnya akan diuraikan
dalam Bab. 3.
Sudah diuraikan dalam Bab. l, bahwa akibat tekanan pada tanah pondasi terdapat
perubahan elastis dan perubahan plastis. Sedangkan mengenai penurunan itu sendiri, *0
dibagi menjadi tigd macam, yaitu: penurunan langsung, penurunan karena konsolidasi
dan penurunan sangat perlahan sehubungan dengan panjangrya waktu yang dibutuhkan
untuk penurunan itu.
Penurunan langsung adalah penurunan yang langsung terjadi sewaktu gaya-gaya
luar bekerja, yakni termasuk perubahan elastis pondasi dan juga hampir seluruh penu-
runan pada tanah berpasir adalah termasuk dalam penurunan langsung.
Dalam tanah kohesifjenuh maka penurunan karena konsolidasi berlangsung setelah
tedadinya penurunan langsung.
"rssplosuol sesord zltr"les du1q etztlp @ + d :)'d Is?pqosuo{ uegoq
"Fg
,zg.uLow__tg
vt7,) nzg )t dg
Gt'z)
te-.Y- = (E.A-\s:'e
nzg 1 sg
\t19 { /g
.ISsPII
u"p o g"l"p" nll [ce{ Euei tedruorEes eped efte1eq 8ue'( rsepllosuo>1 ueueqequred
uwpge{ ur€l€p zp + z uesldel uep z uesldel !1g^{elour Eue,( uod JIE u€JIIB uuledecel e,(u
-uruedrun .qnuaiEundural uesrdel urBIEp rp zp nqlvqolel ue3uep pce4 le8ues Eue,( relep
-ueru auerueo 6esred lzdrue nl"ns u" lsslur 'El'z'rqg eped uelleqFedrp rpedeg
zg
'!IB{es zp-+n
gcel Euu,{ uuprq uped rlB uBrllY €l'Z 'q) ^g
t
zp
I
LZ
usurunued z'z
i-
2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat pondasi
ap
At
: -au
At
Seperti diperlihatkan dalam Gbr. 2.14, bila dianggap bahwa beban konsolidasi p.
bekerja pada lapisan lempung dengan ketebalan H dan tekanan air pori yang berlebihan
uo(: p") yang terjadi pada lapisan o, t : nol adalah tetap sepanjang arah kedalaman,
jawaban persamaan (2.18) dapat ditemukan sebagai berikut:
dengan,
, rn(2m-+ l) danmadalahbilanganbulat.
Cut
.--o - (2.1e)'
191212
"
: , :t"# exp (- Mz.r) (2.21)
t
'puuou rs"pqosuolJel Eunduol uB"P"e{ ur"l"p Isspllosuol lrwqocJed
trs$"szpJeq u"Tnluelrp Eu;e[, otu uzluduzruel ualsgeo{ ueEuap rlvle 'C ue}edureured
s{epur ue4uunEsueu uuEuep tn{lreq u"slrlesrod uzEuep Eunlqrp zpd ledep }
'uesrdq IJ"p I"qot q"lepe H uep'lseptlosuo>1
uzeqocred lrep ledzpp Eue,( (dEo1 - a) Sun4Euel IrBp ?cuqlp lzdep Eue,( Is"pllosuol
rpleles uod e4Euz gBIBpB ra 'Eunduel uesldq IJBP I3^\" rrod alEue qBIEpB oa uEru11
oa*I
@z'z) H'tr-w:"s
'lDIrJeq uueruesrsd
ueEuep Eunlglp ledup Eue[ 'tsepttosuol eueJ"{ ueurunued rlrpl" q"[unf qelepe ]
(ez'z) !n ''s :.!s
'ln>lrroq rcEeqes
Eunlrqrp ledzp tl nDIB/I Euzles ueEuep Is"pqosuo{ BueJs{ !5 ueunrnued efureseg
'rs"plosuo{ ueeqocred ue3uep
n3
rJ?crp sru"g Eue,( Eunduel uusrdel IrBp Isepllosuo{ uolsgeol qEI"pB e8rc11
o)
(zz'd ,-.rwu):'t
t-
t
il
,@ t
5 ll o
6 t N
{
o\
s
lt l0
x
"1ggr:T 'lot
il\; ja
l-\k I
- lo' I o
o
":-)N l
-=fur
.los
DI
q
f-.:;J l*
F-N^!
6v:.-
[-r 3l st
l--f---v
ffia
lro 't l
tt- il r0
E
6
6Z uBurunued z'7,
30 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
log P
Dengan S3e adalah besar penurunan dengan pembebanan pada papan berukuran
0,3x 0,3m (cm) dan B adalah lebar (cm) dari papan pembebanan atau pondasi.
Perlu ditambahkan bahwa karena penurunan yang disebabkan oleh aliran lateral
pada lapisan lempung, menurunnya muka air tanah dan getaran mungkin terjadi
sebagai tambahan atas penurunan karena pemampatan atau pemadataD vang disebabkan
berat dari fondasi atau penimbunan seperti disebutkan di atas, maka perlu untuk
memperhatikan penurunan bila bangunan didirikan.
Telah dibicarakan dalam bagian sebelumnya dan dalam Bab 2 bagaimana penurunan
karena perubahan akibat pemampatan terjadi apabila beban bekerja pada tanah pondasi
melalui penimbunan atau pondasi. Sekarang, apabila beban yang bekerja pada tanah
pondasi dinaikkan seperti diperlihatkan pada Gbr.2.l7, maka penurunan akan me-
ningkat dengan cepat setelah gaya mencapai harga tertentu dan kemudian penurunan
akan terus berlanjut, meskipun beban tidak ditambah lagi.
Ada semacam gejala yang sering tampak apabila penimbunan dilakukan pada
lapisan tanah bawah yang buruk. Bila suatu timbunan tinggi yang menimbulkan sema-
cam tegangan geser sehingga melampaui kekuatan tanah pondasi, dibangun dengan
ceroboh, maka timbunan itu, seperti diperlihatkan pada Gbr. 2.li(c) akan mulai
menggelincir dan akhirnya mengakibatkan keruntuhan tanggul.
so:JrEtrtr rsspud {n}un Isupuod qzu4 llelo u€{lJeqlp tedup Euu{ seleq Eun4np efuq
's4se1d gero"p ueyorluo8u,ad
EsfE? l$ung uellrequeu Eue,( deEEuelp rszpuod JBs"p sBlB rp rsepuod guuel uep
og
F{Su"p rsepuod lnqesp u,(ueselq 1uI I"q e>1etu rsepuod :zqe1 epeduep llce{ qlqel
e1e,(ure1 /g uzEueseured uzurqepirl n[q '61'Z 'rqD ru"lep ua11eq11redtp lpadeg .
(q) (E)
(u)
EE
o -119@
lo
I
o dt
ID
r,/ ueqeg
I€ Eunlngefeq E'Z
2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
-t-:
32
(a)
wv- (b)
lurus dengan lebar.B seperti diperlihatkan pada Gbr. 2.19 diberikan dalam persamaan
berikut yang dikenal sebagai rumus daya dukung Terzaghi.
40'
s 3o'
bo
k 20.
o N"i Nq
--
4 N'" N'. N;
r{'
0" 5,71 1,00 0 3,81 1,00 0
5" 17) 1,64 0 4,48 1,39 0
10" 9,64 2,70 1,2 5,34 1,94 0
15' 12,8 4,44 2,4 6,46 2,73 1,2
20" 17,7 7,43 4,6 7,90 3,88 2,0
25" 25,r 12,7 9,2 9,86 5,60 3,3
30' 3'.1,2 22,5 20,0 12,7 8,32 5,4
35" 57,8 41,4 44,0 16,8 t2,8 9,6
,10" 95,6 81,2 114,0 23,2 20,5 19,1
45" t72 173 320 34,1 35.1 27,0
sTsu Jrsed rJBp rJIpJsl Euu,( tsepuod qeu4 snsu{ Iu€lep 'e,(usnsnqy '}BIuJoc ue>I
-puecueJrp Suef qeu4 ueqeued Surpurp nlens eduul I{Bt\Bq rlsJu e{ snrnl 1u8e1 ueEuep
rsupuod quuel tuolotuetu {nlun }IIns BUBIU Ip IBq 4e,(uuq ledep.Iel eleur 'un8ueqtp
ue4e Euer( ueun8ueq tsepuod J"sBp eI tedures ueapurad uep leElp rleuel sllg
Euefued rsrg i7
lepued rsrg :g
t'2,
I
I i
€€ 8uera1 uedelueure;1
34 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
hampir tidak mungkin untuk memotong tanah pondasi dengan tegak lurus ke arah
bawah.
Juga tidaklah mungkin untuk membuat timbunan dengan tegak lurus apabila
dibuat bangunan.bangunan seperti tanggul sungai, timbunan untukjalan atau bendungan
urugan. Oleh karena itu maka bangunan-bangunan yang telah dibangun mempunyai
potongan berbentuk trapesium dengan kemiringan tertentu disertai pemampatan tanah
menurut sifat-sifatnya pada waktu yang silam.
Juga tidak mungkin memotong sehingga melampaui tingkat tertentu bila suatu lereng
alam dengan sengaja dirubah meqjadi lereng curam.
Peristiwa-peristiwa ini disebut sebagai sifat massa tanah dalam hubungannya dengan
kekuatan geser tanah.
Apabila permukaan cenderung membentuk lereng, maka tegangan geser. karena gaya
berat atau gaya air rembesan dan gaya gempa timbul di dalam tanah pondasi. Bila
tegangan geser melampaui tahanan geser tanah maka tanah mulai runtuh dan akhirnya
terjadilah keruntuhan tanah sepanjang bidang yang menerus dan massa tanah di atas
bidang yang menerus ini akan longsor. Peristiwa ini disebut sebagai keruntuhan lereng
dan bidang yang menerus ini biasanya disebut bidang gelincir.
Sebagai contoh khusus dari masalah lereng ini, akan diamati permukaan galian
yang vertikal. Di sekitar permukaan galian vertikal itu, tegangan mendatar adalah
nol dan tegangan vertikal adalah sama dengan berat tanah di atasnya. Kedua tegangan
ini adalah tegangan utama. Seperti terlihat dalam Gbr. 2.21, bila tegangan vertikal
meningkat sehubungan dengan bertambahnya kedalaman galian, maka lingkaran Mohr
makin mendekati garis keruntuhan. Pada kedalaman yang lebih besar maka permukaan
galian tidak dapat menahan pada bagian dasarnya dan i ini disebut tinggi penahan
sendiri H", yang diberikan dalam persamaan berikut.
2.c /n
_. d\
H": tan (2.33)
\z* t)
Dengan perkataan lain, apabila sebuah parit digali pada tanah untuk meletakkan
pipa-pipa di bawah permukaan tanah atau membangun struktur pondasi, kedalaman
batas di mana tanah pondasi dapal digali vertikal tanpa dinding penahan secara teoritis
dibatasi sampai harga H" yang diberikan oleh persamaan (2.33).
Apabila keruntuhan gelincir terjadi pada lereng maka, bentuk keruntuhan gelincir
mendekati bentuk busur lingkaran pada lapisan tanah homogin dan bila beberapa
lapisan data membentuk lapisan ganda, maka gelincir akan terjadi sepanjang permukaan
gabungan termasuk lapisan lemah di antara lapisan-lapisan itu.
Karena itu, dalam analisa kemantapan lereng untuk menganalisa apakah suatu
lereng mantap terhadap gelincir atau tidak, kita perlu menduga lengkung permukaan
gelincir.yang merupakan bentuk kesatuan sesuai dengan keadaan sekelilingnya, tetapi
uqen{e{ ?lu"lsuo{ u?p uesrJr rJBp lereq eErzq ueleunSSueur uu8uap (7g'7) ueeruesred
ue8usp Eunlrqlp u?ueru?e{ rol{"J erylut'(q)ZZ'Z 'rqg epud uultreqrlredrp luedes utEouoq
qeurl uesrdeyuesrdey rJEp IJrpJel 1ept1 e(u8uere[ eueseq tsupuod tleuu1 elrg
'uesrrr derl lereq e,(e8 lesnd rnleleru I€{rUe^ suz8 uep uurelEurl
ue8unlEusl ueluel qelo l"nqrp Eue-{ lnpns gelepe !r uep uere13ul1 ueEuru13ue1
Euefuzd qBIBpB t 'luureqp ressE lnpns qBI"pE @ 'qeuq Iseqo{ qel"p" a ue8ueq
!n ur.s.t7y13 ue4rrcurleESuau Eue,{ e,(e8
Ge'z) : "d,
(Que1.tnsoc.!11 + t.4Z ueqeuad e,{e8
'lmlrroq ueeruesrod ru"lep uerlrreqrp "4:rcu11e8 depeqrq u?u€ru"al ToDIEC 'ri1 e(ulenq
g"llnqes uep '1e1r1reur uee4nured ueSuep ueEuolod-ue8uolod Ip€fueu ueEueruqtues
uurelEuq uetunlEuey ru"l"p q?u?l ?ss"u qel8eq 'ZZ'Z'tqD epud leqgral yuedeg
'rur ln{rJeq uz>lFeqlp uele ueleunSrp e,{ueserq 8ue,( uesur opolotu tde1e1 'uegeued
rfeE uup Euorop eKeS erclue ueEurpuequred 1n1un uu{[nsnrp epoleru rz8eqreg
'eqoo-€qorueu BJ?c ueSuep
eEreq edereqeq {n}un uere13ur1 ue8unlSual lrel-lrel uep u"{npnpe{ qeqn-qeqn8ueur
ueEuep uedelueruo>1 zsrleue u"{rulelrp snJ"q 'uure13u11 ueEunlEuel truf-truf
uep ualnpnpel uu8uap ueEunqnqes €peqreq ueq4 "{Eru
u,(eE uep Suorop e,(e8 eueruy
'n1r ueros8uol uurluuoru Euef uere18ur1 ue8un4?ue1
Eueluedas rase8 e,(u8 ue8uep ueq8ulpueqrp snJuq lcurleEEueur eE8urqes uere18ut1
ue8unlSuel sul? rp q€uul ess€tu Suoropueu ?ue[^ efe? e>1eru 'uzre43ur1 ue3un43ue1
leEeqes rsunserp 3ue,( rrcurleE uee4nurred ueEuap Euerel uudelueua4 €sll?ue IUBIeC
'uere18ur1 ue8un13ua1 reEeqes rsrunsurp Surres rrcurla8 ueelnu:ad'u,(uurnun eped
;\.
36 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat Pondasi
.F," 1'0
=
Dalam banyak hal, harus dipertimbangkan pula perbedaan antara anggapan-
anggapan yang tak terelakkan yang digunakan dalam perhitungan, termasuk semua
kesalahan dari konstanta-konstanta mekanika tanah dengan harga sebenarnya dari
lapisan tanah, sehingga biasanya digunakan F" ) kira-kira 1,2.
Dinding
Gerakan tanah
-l\i ), ,,
Gerakan tanah -lllu" -.'\Bidang gelincir
gelincir
-ffi.*g 't
Tekanan tanah aktif
\ ekanan
\ tanah
Tekanan tanah aktif
an dinding
Gerakan ke muka Gerakan ke belakang
uer"{o} e(ulzqge .Euelu1eq uu6eq p u"lsl geus} gelo uplq?qeslp Eue,( uuqeqnled
u"{n}ueueu uns qzl}Bur" e,(uuee}e.(ue{ 'Jn}{nJ}s zped e[re>1sq 8ut,( qeuq
"p"d
ugu?Iq ueEunltqred uolnlredrp u1e>1Euepa1 Jnl{u}s-rnplnrls tuecuerelu t11"lBC
'Eut pleq uepeq Ip uelsl geuBl u"g"qmed lnrnueru '\ryai'VZ'1 'rqg eped
ue>11zq1red1p rlredos uequued Surpurp u"{npnPe{ }nrnuelu g"qrueq sl}"1s qeu"}
Ileu"{e}
.sglg u"p sl}zls g"ue} u"u"{e}
z6reg Ip u"u?{o} Enpe{ BJ"}uB guEuel lzltu tu,(undureru
qBI"p; e,(uesetq requreE epzd luqSrel llredes Eulpulp nluns eped elre4eq e[u4a11erd
uped Euz[ qBuB] uuue{el uep ;rsud quuq u"u"{o1, JIUE g"uzl uBuBIe} }nqeslp
Q. *) . 2c'H'tan|.9)
ro -lt.H'.tan' (2.38)
Pada gambar, anggaplah suatu permukaan yang amat kecil ds sejajar dengan per-
mukaan tanah pada titik O dengan kedalaman x di bawah permukaan tanah, dan
permukaan kecil cls' yang memotong dengan permukaan tanah pada sudut 90 derajat;
temudian anggaplah tiap tekanan yang bekerja pada masing-masing permukaan
adalah qdarp.
Harga 4 adalah berat massa tanah di atas permukaan kecil itu, dan merupakan
fungsi dari kemiringan yang membentuk sudut i dengan permukaan ds. Kekuatan q
diberikan oleh persamaan berikut.
y.x.ds.cos i
q: : 7.X.COS i (2.3e)
ds
I ^cos1-./goFl-cd27
P,:1t.9-ffi'"ot, (2.40)
Dengan cara yarlg sama, tekanan tanah pasif dinyatakan dalam persamaan berikut. t
I -cos i + "lcoP i= coVb (2.4r)
v
rn-at't,ffi---.
2' cos i - vcos- , - cos- E
Terpisah dari teori-teori tekanan tanah Terzaghi yang teoritis, ada grafik tekanan
tanah yang didapat berdasarkan percobaan-percobaan dan data lapangan untuk
mencari koefisien tekanan tanah dalam merancang tekanan tanah yang bekerja pada
dinding kaku seperti dinding-dinding penahan tanah.
iurpurp uequpurdrod e4eru'erelueuos Is{nJlsuo{ {n1un ue>1eunEry tue,( Euecuzd dernl-
aurpurp IlJOdes rn1ue1 Eulpurp-Sulpurp upud elra1eq Eue,( qeu"] ueu€{e} {nlun
'rrr 8
uep rsseq qlqel Euu,{ Surpurp {nlun qtuolnoJ snlunr ueEuep uup lu 3 trep Euurnl tuzf
Burpurp {nlun qurolno) ueetuusJed nele rqEuzroa u?€ruusJed zped ue4rusuprp efuesetq
{"lo{ {nlrcq EuoroE-EuoroE nule qEus} u"q?ued Surpurp-Eulpqp eped elre1eg 8ue,(
Eunlrqrp Eue,( qeu4 uuu?{etr 'e,(er uelef {lu>lol 1n1un Euedal ry 1e11urd ru€leq
'(rqEezrel qsuel u"u€{e1 uuEunltq
-rad reqrue8) eZ'Z'qC'82'Z'tg1 pep qeloredlp l?dup t'7,':reqa;- epud ualleqgredrp
luedes rsDIUrsBI{ ueEuep renses rslEued qeuel uuq"q {nlun tl3u3} Ireu€>lal
uelsgao)
o
--/ ,'o 5
?tr/ I
(!) 8'0 E
zHAxzll
I
z'l
a
'eupluBu rlBucl uBu
-ullet 1uq uBlcp rqotrAl uure1Eul1 LZ.Z .tqo
Eunduralreq
1ei(ueqlnseu:a1:lsedroqqeuel (g)
Eundurel n"le nuu€l
Ins"urJet qupuer selqtqeauued
' uefu'ep lsed:aq quuel k\
II{IroI n31? Iurnul rls"d (t)
rsEuad ueqeq srual loqurls
'(lqtezre1) uuqeu
-ed loqurel lqEued uequq slue1 t'Z IeqBI
l:1,75
v
6
v
;l ,ri5 r:
-H,iH
E
3^ Gradient I :1.5
r'L
v{ VE
;:< Hv I 1:6'
V v
I :2 l:3
umumnya tidaklah merata sepanjang arah vertikal dan dengan sendirinya karena
deformasi setempat maka akan terlihat adanya pembagian yang berbeda dari pembagian
pada dinding kaku.
Mengingat tekanan tanah pada keadaan semacam itu adalah berbeda dengan tekanan
tanah aktif dan tekanan tanah pasif seperti telah disebutkan di atas, maka akan sukarlah
untuk mencari tekanan tanah pada dinding lentur secara teoritis dalam semua kondisi
tanah dan pelaksanaan pekerjaan. Oleh karenanya maka metode berikut ini akan
digunakan. Pertama, reaksi penopang berdasarkan data pengamatan diubah me4jadi
tekanan tanah, kemudian harga maksimum pembagian yang telah diubah menjadi
tekanan tanah digunakan sebagai tekanan tanah perencanaan untuk menentukan pe-
nampang bangunan.
w
s{su srur
u""qocJd u"Eun}rqJed ueEuep uaIIJeqIp Etuef' '7'1 > "g euare4 'ldu1e1
uerelEuq EunlEuel lesnd uz4npnpe{ qeqn-quqn8usrr ueEuep edrues uz8unllqred
Bqocuartr uetuep IJBcIp "g, Iunurlunu uEruq enquq u4ru Euud rnpasord qqepy
. I9'0sI x143. nvl.s.ttfulT : "d,
0I'I: 96,99l: 1puer.,(-A+t.t.)17
(0 uel. ?o soc. t.,/Ll + t. t. ilZ
:ln{IJeq te8eqes qeqqe t
ueEuap (79'7) ueuutesred uped Euqrqurad undneur 1nqe,{ued >yeq uellleEusu ueEuap
uz>lsl1nllp Euer( 1nryreq ueertresred qelo uBIIJeqtp Eue,( ueu?ru?eI Jol{uJ IpBf
'ur vz'fl tl"l€pB
I "{?ru 'rur lequ1 ruBIBp u€{{nselulp 8ue.{ t}:edes 'tur uere.>1Eu11 3un1Eue1 Eueluedes
u"p usunqurl urulup rp 6 ueSuep €tues, 1u3u6uau l, 'oN ueslrr redures z 'oN uesrJr
uped epe e,(ueq Isoqo{ uz8uep u"llelJeq Eue,( 1eq uueJu>l 'e,(u1n[ue1eg 'I 'oN UESIJI
uurEeq eped qele,{ueq Q uq [ . ,y uep [ : ?0 soc t eflmq uulnserued S'Z teqel [uBlEp Ip
,zEEurqeg .Eundural uzsrdq lll"l"p Ip 0 : @ zuere4 'I 'oN uespl eped ledeprel qe1e,(ueq
rrcuylsE ueqeued u,(e8 ruelep ludupral Saet Q Eunput8usur Suef ue6eq 'uetpmue;
.p uri r reEeqes ue)pln5glurp ?o urs Bueru rp ue8unltqred qoluoc IIelEpe g'Z Ioq€I
ur"lzp rdelol ,uesur Surseru-Eurseru leJeq rJap rJ"crp (19'7) wewesred eped 1nqe,(ue4
'3undrue1 uustdel IJBp qeseq IsI lsJeq u"p
u?rmqunl IJBp ISI lureq ueleunEJedualu ueEuep Eunlglp e,{ulerag 'unISedBJ} tefleqes
,9 .oN redures .oN 'oN u"p I 'oN u"sIJI
Z IrBp u?sur usp uErllEes reEeqes deEEuetp I
0:9 |
.tu/t g'1 = c
.ur'r^g't_:.1 lug
n Sundural
-t:g uesrdel '
u?unqurl
"0t0:c
:
,ru/r 1'1 : {
ul7 tE8utt lurg
u?unourlr l
.,t1;t I
tt
42 2 Sifat Lapisan Tanah Bawah Sebagai Tempat pondasi
Jarak Jarak
Nomol Lebar Tinggi mendatar vertical
i risan irisan lr6an Berat irisan IIz, dari W.x dari w.y tan 0
pusat pusat
lingkaran lingkarar
0m
(l) 1,7 m 112x1,7x4x1,7:5,78r 6,77 m )9,13 t. n 4,2 m
4 t7,86
(2) )) 2,2 x 4 x 1,1 + ll2 x 2,2 x 1,9 x 1,5 : 18,10 <1 92,31
4+1,9 4+1
(3) 2 z, x 1,7 +z ll*fx 1,5 :18,80 3 56,40
"
3+2,1 3+2
(4) z ,, xl,7+2, 2.7 +3 xl,5:17,05
2+3
, , 17,05
2+l
)v-x1,7+2 3+2.7
(5) 2 xl,5:13,65 -l - 13,65 O
1+2,7
2 )
- 2,7 + 1,9
(6) 2 ll2x2x 1 x I,7+2x 1,5:8,6 -3 - 25,8
2
0+1,9
(7) )) /2x2,2x1,9x1,5:3,14-x -4,73 - 14,83
0
ZlYx: i W.ytana
150,61 17,86
p (kg/cm'?)
0.1 0,2 1,6 3,2
p kg/cm2)
Gbr. 2.31 e - log P.
Gbr. 2.32 Iog C, - log p.
sudah cukup jelas bahwa adalah berbahaya jika membuat timbunan tanpa tindakan-
tindakan lain. il
Pemecahan 2 Perhitungan penurunan :
Anggaplah bahwa dari percobaan konsolidasi pada contoh-contoh tanah asli dari
lapisan lempung pada Gbr. 2.30, sudah didapat lengkung e
pada Gbr. 2.31 dan lengkung logc,
- logp yang diperlihatkan
- togp yang diperlihatkan pada car.i.zz.
Seperti diperlihatkan pada Gbr. 2.33, peningkatan rata+:ata beban di dalam lapisan
lempung tepat di bawah tengah-tengah timbunan dan pada puncak bagian miring
timbunan dihittng dengan menggutrakan Gbr.2.7, sebagai berikut:
7-
---L/'""c\
LuJ/e= LI'Z+l - tcr
69'l-Ln'z
'ueunqull Eulrrur uer8zq >lecund ge^\"q ry tede1,
o' + I
urr69 ^
= t,' 4fjf-:r' Ia' ra- oa- D
Lg'l - Lv'z-
-'"
'u"unqurll qe8uel-qeEusl qB^\"q 1p tede1,
rlruIr+oq re8eqes :(VZ'd ueeuresred uep tedepry 'l{Z 'tqD
rJ?p ue"c"qued pseq ualeunEsueur ueSuep 'tseptlosuol BueJs{ ueunrnued rzseg
'L6l'O: I
ledeprp e4evt Tg'7: : g'1lY zlq
aeP gg'g : zfo
Waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi didapat dengan persamaan (2.22) dengan
menggunakan harga C, untuk ps * L,pl2: 0,56 kglcm2 yang dibaca dari Gbr. 2.32,
sebagai berikut:
ll
2' E/r'e( rsutdo:d
JnLulI
g"B{?ls$dJed u3p8g
XIlI W
6IUeq ruEeqes JDIUJoq ?J?c I€nses e[re4 euzcueJ nlens g€1unsns 'IBAJns quluszru detles
rdupuq8ueur uIBIBC 'e,(uueeuesleled 1ru1e1 sgeseq ueeuecuared epoletu 'ueun8ueq
rsueurp uep sruel'tsepuod qeu€1 runlun ]eJIs-1€JIs epud Sunlue8rag tezlrns IJ€p Ile]op
.qezneq uesrdel lseroydsqe sped 'nlueuel u"nfnl I€Fundueu nluel q€pns I?AJnS
'u?€uscueJed rSeq
/'4t-norp BSrlBuE 4n1un uerln8ued nele ue4prle,(ued IISBtlJIseq u€{elpeslp ledup eSSurqes
,/ ue>ln8eraur Eue,( I€q{sq uelqruralueur 1n1un ru1e,( 'ueuntnued nelu 3un1np e,(ep
reue8ueur J"sB>l uees{tJetuad qBI€pB rE8up q1qe1 8ue,{ uet1t1e1e1 ue8uep Bnpo{
.rur "J€ces rBAJns uDIJssBpJeq JnllnJls
- r?AJnS ugnlnqepuod {Itueury I€JIS-}€JIS treleledureru
qqeles {rug{eu 1€JIS J€soq sueS.uup {nJng 8uB[ qeuel uestdel uereqe,(ued tnqeleEuour
'}n{IJeq re8uqes e[re1 erec
{nlun u€nlnqepued r"AJns u?{€ues>Islrp snJ"I{ "lntu-Blnl I
uerynluerp ?)leru '1nrnq Eue,( JEs€p q€u?] eped tezr:ns u€)lsu"s{€lelu In}un e,(u1esr1A1
'nlnqeprol deqel eped
lsepuod geugl ue{Ipt1e,(ued psuq eped EunlueEleq qel€pe uelpnlue{ u€{n{€llp uuIB
Bue,( rea.rns uell"purl-ue>lepurl 'lr€lepueru 8utled Eue,( tedruus resul 3uz,( deqel uep
.deq4 rruep deqq ue>In{Blrp snreg r€AJns u€p uBIIpIIo,(ue4 'Iulepueur 8ue,( dnl8utl e1
r€durBs senl Euu,( dn43ur1 uep deq4 ruep deq4 sll"Iullsls ?Jecos u")ln>l€llp snJEq IB^JnS
.4req Eue,(
Irs€q uplrreqrueu uBI€ nlgles {Bptl '{lu} delles eped
qeu4 qoluoc-qoluoc
uep uerlnEued u?p 1e,(ueq Eue,( ueroqruad uueuesleled 'uetltuep undnu1e16
'ueunEuequred e,(erq tqnre8uedurelu UBI? efuenruosel
uEEurqes lsepuod q€uel leJrs-leJrs n€1e sElIIB^\{ eped EunlueEreq le8ues ue{e IJ"q
u€rpnuo{rp uuuJ€qrloued qnd u€rlruoq 'Is{nJlsuo{ u€qnJnlese{ uep ueeuecusrad
.qeuep qelo eSnl rde1e1 rslnrlsuol rsBpuod uelqeqesrp e,(ueq uslnq IUI IEH 'u3{
-?ru"lnrp nlelJol ledep 1epr1 rsepuod qBu€l rB^Jns ueeunEel 'tsepuod >l[u{e} IuBIsc
'n1r rsepuod qeuel u€{nluaqurad IeueEuoru rEoloe8 8ua1eleq J€l€l uB{
-JBS"pJeq llllel1p snJeq'lsepuod qeu4 uuqnJnlasel IBJIS-IBJIS uelulruJecuau n1t eEreq
-e1nq qe4edu uelndrursel lrqureEuaur 1n1un e8Eutqes 'EUBJ?quras qrydtp 8uB,( IIU}
nlens eped e8req qelepu qeuel uetlnfiued gsuq nele 6o1oe8 uestdel ueroqured eleq
'sul€ rp lnqesJel Isq-leq r"uo8uoru qnued uerlreEued Bduel u€unrnuad ueeuresred nelu
Bunlnp s[Ep snunJ eped uurln8ued e8;eq-u8req ue>1eun88uadu SunsEuel ue8uep
ru>1e,( qeuel uerlnEued ne]B ualrprla,{uad uep leduprp 8ue,( pseq u€IJ€sBpJeq e,(ueq n1t
rsepuod ueeuecuerad eustu€lrq nr1e1 rpelueur IIqru"Ip 3ue.( uulndrursal t1e43uueg
.BueqJopes u€p ru?Joq Eue,( rsrunse-rsrunsa u€{n>Isllp t1e13uues 'q"uul IJ€p {IIuEuIp
umulo I'€
t
-,
7
-3r.u u?rlsedo{ BlJosoqq?uzl JIB uep qeu€} '1fo1oeE 1e:oc ogeraep gerSodot teuoEueur
ueJ€qru€8 uu{}edupuo{u {nlun ualnlJedlp IE^JnS 'qBJeBp u€qnJnleso{ uB{IpIIe{u
"3nf
-ad r8eq Surlusd 8uu,{ 1eq-1eq InqBleEuotu {n}un IIBIBp€ u"8uBd"l I"AJns pns{€tr [
IG^ms €'€
'lnqasJal u€qBq-u"q€q s€q)I €lod InqBleEueu {n}un
:os8uol rpeluew 8un-iepuec qe8tp -urel u?p 'ger3odo1 €qu-eqll ueqeqn:ed ,rO ,r-,tj:l
8ue,{ qeuel q€A\Bq
ip 3ue:e1 Sutputp .rre'ue8uefueda>1:eq qequrel e,(uepe'rsepzr3.re1 qeuel
epd r3e1 '€serq r?nl €ue.{ qzuel ue8rmgrues'11{nq plzl rp ue)Fter ue8mques'3rm8 ueqeled
ueuu{31 nBle rle 31€tu ?^u"pB l?qI{E -8rmd ue1e1e: rlredes ge:3odol leJJs ue{luq}lredureq ger3odol
uelrTnsel 1nqut1 Suuas ue8uo,trotel rsoJe 1€qrIe gurSodol
ueeftaled rrrBIEp nlr qeqes ':ncueq ]"Jrs u€{leqruedustu'ueqeueped sue8 {n}uequeur J€SES
u"{e u?ryler Sutlutdes Ip uenleg uep Jncueq uele ue>p1e:3ueluedes rp qeuel uestdel gerEodoa
e,(ulesnd
eped lzcund ue8usp'suluesuol ue.rz16q1 lnlueq
-req rnluo{ sueS-srreB ue8uep ue>peqr1.tedrp' gerSod
3ur:eBueru -o1 elad ?ped 'repuel 3ut,( Sueray ue8usp lncn:e1
ue{p r{Eupl ueSuolod rrep qi:uet .,re {nlueqreq q?ue] 'uerel?p {nluequeu unqulueq
edurunurn'8unln uer?eq epe4'3unfn ue{€ nlnq rJep e.{\?qJel Suei( yryrs1 ne}e uelulpos
uer8eq eped 1e13uep rpelueur tde1e1 'u"J"l"p n]?ns eI nel" ]nBI s1 nfnuatu ue8unun8 sedrl
'qepusr e,(uurnun qeu"l lI3 ?{nI I -od qereep rJep s€rep :qeSueur te8uns nlens eltg uedepug
gerSodog ueuuaued
ueBurrele;1 gerSodol
urElEp uElrlEqredtp n1:ad 8ue,( 1eqleg
LT
rB^rns z't
48 3 Penyelidikan Lokasi Konstruksi
Endapan kipas Diperlihatkan dengan garis-garis kontur Sebagian besar tanah pondasi terdiri dari
lingkaran konsentris dengan kemiringan lapisan kerikil, nilai N kira-kira 30-50 atau
1:1000 atau lebih, secara keseluruhan men- lebih, tak ada persoalan untuk tanah pon-
jadi sangat datar, topografi konikal dasi bangunan
Bendungan Tanah yang sedikit tinggi, dengan tinggi Terdiri dari deposit pasir atau pasir halus
alam kurang dari beberapa meter, terbagi sepan- yang dibawa oleh sungai pada saat banjir,
jang kedua tepian sungai pada dataran al- nilai N sekitar 10-20, tak ada persoalan
iuvial atau saluran sungai yang sudah tua untuk tanah pondasi tanggul. Sebagai pon-
dasi bangunan dibutuhkan penelitian secara
mendetail tergantung pada keadaan lapisan
yang dalam
Dataran banjir Dasar sungai kering yang lebar, yang meru- Sebagian besar terdiri dari kerikil, baik un-
pakan daerah pesisir sungai besar yang de- tuk tanah pondasi, nilai N mencapai 20 atau
ngan sedimen dan terdapat pula.aliran.air lebih
yang menyerupaijaringan pada daerah ini
Ambang pasir Lapisan sedimentasi sejajar dengan pantai Tanah pondasi sebagian besar terdiri dari
yang terbentuk dari deposit yang dibawa kerikil, baik untuk tanah pondasi, harga N
oleh aliran pesisir akibat erosi pantai atau mencapai 15 atau lebih
muara pantai, di mana banyak deposit yang
terbawa, umumnya beberapa meter atau
berpuluh meter tingginya
Undak Tanah datar yang tinggi, dipisahkan oleh Sebagian besar dataran tinggi terdiri dari
karang curam yang terbentuk dari pe- deposit alluvium, umumnya terdiri dari lapi-
rubahan erosi atau kemampuan pembawa san berpasir, tak ada persoalan untuk pon-
suatu sungai, yang terjadi akibat naik- dasi tanggul
turunnya permukaan laut, sama seperti pe-
rubahan tempat akibat gelombang mengikis
laut
Pedalaman Rawa di tanah rendah di mana pengaliran Tanah pondasi terdiri dari lempung, lanau,
berawa deposit sungai yang terletak di belakang pasir halus dan tanah organik, tidak baik
bendungan alam berjalan sangat lambat, untuk tanah pondasi, dalam beberapa hal
akibat keadaan drainasi yang jelek, cen- nilai N mencapai 5 atau kurang
derung menimbulkan genangan yang lama
bila terjadi banjir
Delta Terdapat pada muara sungai yang mengalir Tanah pondasi terutama terdiri dari pasir
menuj'u teluk yang tenang atau pintu masuk halus dan lempung, merupakan lapisan yang
yang terpisah lunak, tidak baik untuk tanah pondasi
dalam beberapa hal nilai N berkisar antara 5
atau kurang
Tanah lunak Rawa yang terbentuk akibat adanYa Jauh dari lapisan lembek vang sangat dalam,
yang terbentuk penyumbatan pada mulut sungai kecil, di- tetapi sangat jelek untuk tanah pondasi.
akibat lalurkan menurut lembah yang sempit dan Nilai N umumnya mencapai 5 atau kurang.
penyumbatan panjang, dari sungai di dataran tinggi atau kadang-kadang menunjukkan harga antara
alam dari bu[it, atau di kaki dari dataran yang luas I sampai 0
suatu sungai
Reruntuk Tanah lembek di belakang ambang pasir Makin mendakati ambang pasir, makin baik
yang luas dan sejajar dengan garis pesisir kondisi tanah pondasi. Makin mendekati
laguna
yang lama. sejenis tanah lunak yang terben- pegunungan tanpa aliran air masuk, makin I
tuk akibat penyumbatan alam pada sungat jelek kondisi tanahnya
Tanah berben- Tanah berbentuk konus yang diliputi oleh Menimbulkan bahaya longsor bagi pondasi
uk kerucut tah kerikil, bertumpuk di bagian kaki bukit yang tanggul, tak ada persoalan bila aliran dibuka
curam, akibat batu-batu gunung yang me- selebarJebarnya. Juga bahaya longsor pada
ngalami gangguan cuaca, misalnya oleh pe- waktu pekerjaan pemotongan tanah di-
rubahan temperatur, atau pembekuan, atau lakukan, yang memerlukan perhatian se-
terendam aii sehingga permukaan batuan penuhnya
dasar runtuh akibaf gaya tarik bumi
7
'IBAJnSIp
nlred Eu"{ {o>Iod-{o>lod uuselEutr tsueq 3uu,( ,'t IeqBI u"p €'€ IeqBI leqlletu In}un
uerynluerp rSoloafl I?AJns n?]€ uedelEuts-uedolEuts IsAJns ugp Isa1Jesqo {nlun
epe Euz,( u€Jnl?s-u?Jnl"s uB"PEe) (q
4e eleur {"141 uep q?ue} rIB u33p€e) (E
ueqnqrun1 uep guuel uezlnru.red ISIpuo) (V
(uerosBuolal
rDel:al z,{uusetq 'uere}al ue3uap ntuetreq uequSSued qu:z
ijpd) (Surtes Sririlas:eq uesrdel) lrs'odap ue8eq 'uelels: 3ue:e1 uesrdey:od uene[ur1
(sere1 le8ues
u?p sere{ 's"re{ leEe '1eun1 le8e '1ermf uenteg uep stuef u"nl?q lqrs-l?Jrs
"tu?u
{nlunrar lrsodsp uep Sunduel 'rtsud
'14:e>1 uelepedel lelerep uep 'JIt"Furn{€ UBI?qeleI ue"p"e) 1eduo1 1epr1 lrsodeq
gurtodol
rsspuoJ q?u31 sIDIel IEJIs-r4lS gerSodol le3ls-leJIS rssIIIIssl)
6n rB^rns g't
50 3 Penyelidikan Lokasi Konstruksi
Dataran tinggi batuan Karakteristik bahan pendtup, tinggi relatil, kekerasan, distribu-
smya
Dataran tinggi kerakal Karakteristik_ bahan penutup, tinggi relatif, sifat air tanah,
karakteristik longsoran lpekerjaan menggali tanah pada muka
air tanah adalah cukup sulit. dan menjaga talud juga sulit)
Dataran tinggi debu volkanik Karakteristik deposit, longsoran dan air tanah (pekerjaan
men_ggalitanah pada muka air tanah menjadi sulit dan talud
cenderung longsor)
Dataran tinggi pada dasar Karakteristik deposit, sungai tak ada air tanah
lembah
Kerucut talus Bagan tanaman, kara^.teristik bahan penyusutan dan air tanah
(tanah yang diambil dari lantai besai bitu kosong berbentuk
runcing akan sangat menyulitkan, cenderung minimbulkan
kelongsoran tanah)
Bukit pasir Bagan tanaman,- bentuk bukit pasir dan kecepatan per-
gerakannya. karakteristik pasir yarig tertiup
Sungai dengan dasar di Tinggi relatif, lebar, karakteristik air yang mengalir di bawah
atas tanah dasar sungai
Titik perubahan gradien Sudut kemiringan permukaan lereng puncak dengan permukaan
-batuan
leren-g bawah, kontinuitas topografi (perkiraan sifat dan
patahannya), besarnya rongga pada batu, kontinuitas talud
dalam arah longitudinal
-a
Dalam mempelajari data yang telah ada atau hasil survai lapangan, maka dianjurkan
untuk mencatat data tersebut pada peta topografi dengan tanda atau lambang dan jika
mungkin langsung dibuatkan gambar potongan memanjang dan melintang mengenai
geologi dan tanah daerah tersebut. Untuk lebih mempermudah, data yang telah ada itu
lebih dahulu disusun dalam suatu daftar.
7T
Penyelidikan Penyelidikan
survai gempa elektris Penyelidikan geofisik
\Jenis
Strukrur \ Gelom" la",o-. Menda-
jalm rayadm Verti- Kecepa- Pantu- Elektri-
\ bang I u*e tar
kal
PS Kerapa-
perbedaannya \ P
ls tan lan sitas tan
Dianggap bakat
3
tr tanah yang digali o o o
Jan pasir, batuan
60
Survay sub-
iatual
Jasar pada
ragian tanah fanah
d lan
/ang diambil rasir o
'&
)engamatan
Padas o o
;tabilitas Tan al o o o o o o
ereng dan o
nasir
(aki gunung o
tr
d )ataran pada bukit
00
60
Dataran (tanah
o Jasar yang lunak)
&
tr
d Survai pondasi padi
@
(! rondasi bangunan
6 bangunan. gorong- o o
gorong tembok o
renahan tanah
uBrrln o
(urur 008 'uur Ot 0) uerltn Intun re13ue1 @
(ruru 0001 'urur 61 0) relEuel @
:esup le1s6 @
(E1 9) ueueqaqured >1n1un tuol) @
(t 3I SZ'Z x EI 0I) Eurlun-Eqtufl @
" relSueg @
(urtu:uun1e5)
(urru :uun1e5) N
(urur:uEnlEa)
f't€ u"Jlln tunutslEl.u Jaleu"l(l
002 --- -- ----1
:oq telEuea
5
lnqurnuod ue1un,(eEuaru ln1un elaq8uad t1e1
(3I S'99) {nqunuad ,,
unref
lorlu)l
Ujung penetrasi
(Beban maksimum 2t) 366
.+ 3oo
o
o.
JI
(t
b0 TN d
@
-o
F E
(h
.&
@
Jangkar berulir
-o
I o
U)
S;rr---f.--_- --
'=--lixxm
.='t------'-------
-I
h_,
roobo
T
10000_-i
*34d-
gL- F.._-
35,7 A
o--
- rl--10060 - (2) Untuk 2t
Tangkai penekan
Alat pengukur
Diameter
20.3
Tangkai -
017,2
Sudut pun-
cak 30' \
(Satuan: mm)
V+
Detail konus
(d) Alat penetrasi konus portable
I
(r'e) ('tucl81;!=ru€t'o
't/ -zl',o-"b
:n1te,('6'9 IeqBI ulslBp lBIIIIrel Eue,( tpedes 1ce4-rqEezreJ galo uB{€)lntueIlp q€lol i r
Lr- eEreq uep"b ,,paugfttocun,, uuledureured ue1eo1e1 '1sue1stsuo4 eJelu€ ue8unqnll
'z'€ 'rqD u"p 8'€ IeqBI ul?l?p
ul8snu
)pl n?]e lrlns
lpefueu 'sPrel
Sunduel Irlurl
'leped rrsPd Inl
-un uDeun8aued
:esluedrp Eue,{
roq Mq erEluE rp
ocqequel Elns
Inlun IlEq :lel
-8uDl releuau
nFod'r€sBp '(ueBuel
uesrdBl rsduss u?resa8 '(m8u
oEsld?l e,{used5l elnd dnlEc -e1 ue:eso3
nele l?unl 'pqel -ueu rdela, ue8uep 3u?pel
u?nlueuad :$sp (, u)/3{) -SuepBI) zu. EpsPi
plre{ 'rrsed (u lsedroq qeuel '/€urlrP{ 0l = snuol ?drd
uBsrdEI EunInp os) uol oI eped il etrq IPIoI uEres.S uu 9g Suedueued snuol
ElEp r!$puru {nlun u 0€ resaq u?3uop ue8u uPp ("ur/tl) { de>y3ue; snl snuol
'o09 qctnc
'Jrseqol qeuel u 0t) uol Z nleq uPles -nqnq* Sund 'D snuol sdrd uPp lnPns'snuol ISEJIEU
rseqol rlsl?uehl {nlun u 0z 'qeuel Bnu0s -ual r9rlo, Sunlnp e,{ec n,{uuuo) nlrod leprl rEnprl Pdrd SunqntaS sqEls lsErlsuod -od lsol
urlSunu
_[
lEt nPr? ntns lf
rqrqeleu
("',^{) E{
P,{uuesErolel
8ue,{ Jrseqo{ 00t @qoq wBu
a
q?uel 'Suepes €p rsJleued
rqrqelou ?Iu leqrlB uew Sueq
-uelepedol 8uB,{ -nu!d wqeq -ulllP qel.l
Iryc{'rsd lu -ruad qepnf 3@,( ueqaq
-un @EmBtluod u?p u J qetuel rsPuo{ uepP
:esluedrp 3m,{ 4 qtlunf z @TreqIP
roq Tlrl eretw rP wlrwleiol ('n) ?rsn@u s8Buol
@qequq E^ 3r oor 'sl 'os qelo l*1or
/uElSmqnqlp {SI {9
-rns {ntun Jrl{aJe eIuwl Inlm eqoclp les.qs Blrq rsl6u
'*del rr*droq {lnSOI Asjel 'tmduol 1ml-lUnUxl 4d uep ,epwls
qewl nele {eunl uery Jqua{ {u lsqol nelE uDqaq @3s tereq u?3uap
36doq wsrdel -un rdelal'Eseq peuguocon €p r*rleued uu tueqqlp qetq EIP'AS
Fqel ueldepuau ueq uEIs wu lnlllc @N 6t 01ettun1 UUf[: Eue,t wqeq qrq
lnlun JItI.Ja uo€)Et qeuel enues -e{el u?lenlo) .nuad qqEtrI 'I n,(uquo) nlr.d {eprl iunq?I "'0 m:!tn slPls l*rleued ts0J
qeuel
uePfreled @ec (,ur3r
-uelo{ 4s{eoou e,{mun mpp'6_muo1
lnrm 'Jrsoqo{ tunlnp e,(eo) (uu
qe@l rsoqol ,^1Jtlls usSuep @)FI?IIP qelel 9I 0 uq?p
lrsryueu )lnl ue{tunqn$p stmwu e8esel €drd'uu ZZ
' @tuep
-un reledlp'teds sq@ry '3md sels 0 Enl sdrd) lmsuepuqs
le8ses Suns8uel -ual 6eqol r*Jleurd aLq Pp@3 ,ua st'g = -rp qspt ?r(u I{el
{aq led?p@e@s
Jlsoqoi
lnqua8 q?wl snuol Swd@u @p (uu"drd
9l
' nur 8wd jersq 3w,{ trnq -rod
-leled BSSuiqes 'IEunl lE3u uelel {d *nl {ntm d) teSSunr -ueued siq .9g -unurd @3uap peJleu
EueqDpes lsluEs (u 0t) u -es Sundur-I u?1e0p) @@qel EIIN n{uqso) nlJad leprl SunqeI snuol lnPns qlels lserFuad -od lsel
tuep {nlun
@IumIP 3u€,(
rmpuod q?uel
tun{np e,{ep
'u?quteued
lnqdlel
Swps qewt{ewl Eue,{ Ssnd
sral tundual
'Ilual 'nsed
uElen{o{ Jllel
-, ugepaqrad e,(Ep
-rol Em{np
'Smduel uu +
Sulpunos Inl 'selaf eEaesrseqo{ nete f rslru wleu I8 lelol 8u?tued
-un rc{edrp :pq u?)lnlueuou Peuuuorun -eurp r,{ueerq Iro s€ uelep
Pnuos ildu?q UEIeP ue{el uc al dtutas DleuerP uu Is
uelPp Buersq wlqnsel uelen{al 'Bund sEqeq w{qnr Pnl relouerp
-req E{edrp uelFquru 'uol Isuelsrsuol -etp q s'€9 '(puou,{ell
'uejoqued lsel Ipq -au e,(uunun u?urunuad ter4s qEuEt qoluoc
)tntun [3nf-:u -ual rslsr 'lou = rpelueu Inqunued Irque8uad lBIe
'?uPrp lPdPp iur {Ip nlrm /l1 lnq 8ue,( {*d PIq u,0t uel Ie3eqs tnqosrp
-punos 'Sulpunos uElnlnd .ue8 "3rBqu?p {eunl -raq r*puod -Epd snqueu ue)ln{el uu 00'z' 3@p€I-3u?peI
u?ueJed Surdues uelsgs{ leiu?s 8ue,( qeusl tunlnp -eu Inlun Emlued
.s0snr(uuuol
-rp nlred I uu 9'ot 'Sunqet ueqsl ISSIJ?PWISIP
Ip 'qeuel qoluo. rElru'ueleP tunduol Inlsn s,{Ep Jr*d ueqeued ueFeq ueuepp 0 p38unl -eq edrr) rep qel4 e,{ulereq
lrque8uad tele NIPIJJI unuPu'Jesaq uelep rso8 rBEq w{nlrod r"p!l ellq -aI rnln8u SunqEl -uEls lsel Inlun 8uP,{ lnqunu I*ileued
qelepP ueqeued Plrl uEp (u nlEq utelos lnpns rr*d Jqel -Ip 3u€,{ ueln{ -eu {nlm u?3urp qeu?t qoluoc -rd u?3urp $u &PUe1S
uPr3eq ?ue*) )9) u 0z-zI qeuEl enues -e, wtepedo) -nued nUe/l\ uErnrn ueroquod roq ElBueI IqueSued lelv -eurP rs€rleued lseJ
(ue{url
-3unusu qeu4 rnlslel
8uetr P{edtP u?3uop rnlnrp
uernln8uod ueroqued rPISuEr u?rIEued rwleued euEN
lqqlalleE) Ssel Buetr rElru
uemlnEued uEnlredo) ueaunqnH sruel 3rE)
'JIrlaga qeuPI ?J?1U!
u?uel?p?) u?SunqnH
I
56 3 Penyelidikan Lokasi Konstruksi
Dasar idem (1) Test Perlu memasuk- Bila tanah pondasi me-
pondasi standard kan dan menge- ngandung kerikil ber-
galian penetrasi luarkan mesin diameter besar, perhitu-
beton pembor ngan nilai N harus dila-
terdiri kukan secara teliti
dari
pasir (2\ Test pene- Pemasukan dan Penetrasi kontiuyu dari
dan trasi dengan pengeluarannya pasir yang dipadatkan dan
kerikil pipa ganda sulit, perlu keril<il menjadi sulit dila-
(tanpa Dutch cone memakai jangkar kukan, bahkan dianggap
pertim- untuk 10 tak mungkin
bangan ton
harga N) (3) Test pendu- Perlu memasuk- Penetrasi kerikil menjadi
gaan Swedia kan dan menge- sulit, penetrasi kontinyu
luarkan mesin dari pasir dan kerikil padat
pembor menjadi sulit dilakukan,
bahkan dianggap tak
mungkin
(r'e) NV :'b
(goqre,{eprf 1pllro{ {nlun
:lDIIJeq le8eqes ueuuesred uagnsnEueur ueure8eg uep ;oqre,(epr1
.p eEreq ueEuep snuo{Iq tserlaued uerfn8uad uep ledeprp fue|'b eEreq erelue
"pueleg 'JqC :opuDpg snuufiq $oqauad uo1{nBua4 G)
ueEurpueqred ue>lleqrpaduraur ,'€
(1e33mr
Eunqel
'epueB
rslaro4rp nlrad udrd)
(1u33un1 Eunqel >p1m)
Sunqet Eurpurp uelese8 leqegod
snuo{
uEp rJrpuas lereq'rsupuod qepnur le8u ueBu
qeuel uelenls>1 Eunltq -es ue:en1a3uad -ep rserleu
-8uaur epq 'IIBq qlqel -ad lsel (z)
u?p u?{ns"rued
u"{e euoJ q3ln(I Z>N
epueE edrd ue8uop qepnur ?rpe1l\s lnqu?3
rsz:leued lsal reI?tueur eduuerznle8uod ueeEnpuad '8tmdtuel
'lsepuod q?u?1 uelen{ uep u"{nsBr[ed ]seJ (r) 'I"unl
-e{ IJ?p flluler Isnql]l uol z {nl leBues a
-srp T"Arns {nlun :IsIedIp -un euoc Suel
ledep u8nt (g) erec 'Iu 0I 'J3I qclncI n?u?l
uep 8uern1 epq'{IEq qlqel -3uef rcleuretu epueE IJsP
(I) erec tu 0I Irep r?soq nlred'11ps 1trypas edrd ueEu rrrpJel
qrqsl JssE{ EJSCaS IeAJnSIP eduue.renla8ued -ep rs?Jleu rsepuod
uele Suei( ueurelepe{ EIIg uep uelns?rued -ed lssa (r) ruspl q"u3I
leqegod
IU I Il?p snuo{
lrsel grqel r"sB{ ErE30s qepnur leEuus ueEu
r"Alnsrp ue4e Eue,( utuel eIuuerznle8ued -ep rs?Jleu t>N
-Epe{ elq rzledrp tedeq u€p uB{nsslued -ad 1ss1 k) ?unduralreq
uB{ qBpntu Brpe1r\s rsepuod
-s"nruelu qlqol u?{e euo] e[uuerenlo8ued ueeBnpued qBuel
qctnq epue8 edtd ue8uep u"p ue{ns?Iued lseJ- (r) uep
rse:leued lsal uetu>leured Suepes
'rsepuod qeu?l uelenlel rl?A\"q
rrep Jllelor Isnqlrlslp rc^ uol z {nl -ue)I)I?unllp
-Jns {nlun i efurserleued -un euoc 3ue,{
selrsedul eJelue Ip IIcoI I?{ qslnc n€u?[
ueepeqrad ledeprol i releur -3uef releueur epue? IJ€P
s rJsp r?s3q l{lqel rEsul
€JEf,es rc^Jnsrp ue>1e 3ue{
n1.red'1qns ltltpes
e,{uuerenlo8uad
edrd ueEu
-ep rsBIeu
IJIpJel
rsepuod
a
u?ul?lepe{ elq {oco3 u€p u"Inserued -ed lsea (r) uIap! q?u€I
rszrleuad q?u31
(e,(uqsp qoluoc
uendureurel
'uerenle8ued nelS ' qelo
'ue4nseured rsepuod
u"urelspe{ uelnyradp q3u?l
uele|e) ur"13p ueeEnpued rnlniueu sIIq
uelqnsel) sruof J"SeC
ru?13p rcnses
'Surprmos
8uz{
e,{ulereE uendueuel
uendueura; sluef lsel sluel
rsepuod qeuel
u?l?nle{ {nllm runsas Sued Eutpunos 1se1
Tabel 3.8 Hubungan antara kepadatan relatif, sudut geser dalam dan nilaiN dari pasir
(Peck, Meyerhof).
Nilai N e -e
D,: Menurul Menurut
€ €^in
^
*- Peck Mayerhof
d
a
€d
s
E
d 'd :v/l2N + 15
!
o
o
bo
!
a
a
(3) p.engujian pendugaan swedia: Gbr. 3.3 memperlihatkan hubungan antara w"n,
lL. yang didapat dari pengujian pendugaan Swedia dan harga N. Mengenai hubungan
antara kekuatan pemadatan "unconfined" dari tanah kohesif dengan 7,", Inoda {.,
mengusulkan persamaan berdasarkan hubungan seperti terlihat dalam Gbr. 3.5 yang
didapat dari pengujian tanah di Jepang.
Tanah kohesif,
qu: 0,N45W"* + 0,0075,nr"* (3.6)
(4) Pengujian penetrbsi konus portabel.' Hubungan antara hatga q" yang diperoleh
dari pengujian penetrasi konus dan kekuatan pemampatan "unconfined" qu dari beberapa
tanah kohesif dapat dilihat dari Gbr. 3.6. Persamaan berikut adalah persamaan praktis.
g": 54u: 10c (d : 0) (3.7)
'rxry^tr lunuaur (auoA qc4nq) BpuEIe{ snuorl lrupN !BJ!u uBp % pgp uruluu uu8urqnll t'g 'qC
rrsedreg geue; (q) otue;1 lell qeu"J (e)
A{ I?I}N N IEIIN
0t 0t 0( s
o
S'8t sqlqC-!qq11 rtsedreq r{?u"1, o t,
0I l?rv-lqslN nsuBlreq rlssd @ {
0I naurnN nsuBlJag rlsBd +
0I naulnN II{!.ta) o
0I lqseqeunJ Jlsed x o
0I ?rultlsort[{ rfsed s o
OI 3qN IHFO; ^
0l 3qn Is?d v o
Iqnt ut:q?uq
"o
nluo
=
F
l?ll
(rurc; snuol o
g'g€ Eqlr{c-lqslN tBrr qeu?I +
tuetqleut tuudruuuad sunl a
6'gZ sqlqJ-lqslN sJnl l3!l qeucJ 0€
Nt:"b 0l ?qlqJ-lqslN sJnl l€ll r{uu?I
o
. ,\'
p4ra1 ry1un) 0a
;-
0I rr{s?qeunJ sJnr l3!l r{?uel Y ts
a
(.tuc) snuol tue1u11au Euudueued senl
"?
{
(Isre))
Z : ^"N LZ'O: N olounslal '9
(yrseqol qeuer'tunduel) 0)
-',VS0'O+€=A/eP"ul 's
(rrsedreq quuel'rsed'lrIUaI) o
'",v tso'o+ I =A'|EPeul 't o
0e
19
r3
6
00t
ts
o
rtsed ",V ZIll :A/ HIN Z
o a
e1,0 ,,N 81C.0: N spen I
'(giuael) N lullu
uBp Eunduol frup peuuuocun rase8 uuEuutal'pueppuo4 BrBluB uBEunqnH 6'€ IqBI
69 r.{e&\39 uesld€'I uesEnpued u?o {lsgoeD uB lpladuad v'E
60 3 Penyelidikan Lokasi Konstruksi
antara W
-1-Hubungan
N"_ dan q, ".,
----Jalur distribusi
E
O
rlo0
o
*
o0
8
Tanah asli di lapangan (lempung)
6
}l
@
4
x
o q":0,53 /, ,19q"
d 2
@ q,: 4,87q"
T Kolam air
:
V Tanah permukaan
Laptsan berlempung
lt
Slang penyalur
Pompa minyak
Tangki minyak Slang pengisap
Tanah permukaan allT
Lapisan berpasir..'. lff"fi! 'r"trp pensantar
Pipa pelindung
Tangkai bor
Tabung sedimerr
uPI"osrd rprl
lEpo undtPSSunl rur SunqPt rPlEa
..u uBIeB ?duPl snpq uPnrPq tuun piiunl
nEltr slorprq
rrE Epu"9 uBrol u?$lnd drJ
'Efidro
r(dunp4 r! uu?{EU
"d uBtr"puqp eIuIEqs (uerd
-uoud N., tsf Surdmd Tlun
u"rptrsfup Susf u"sdet lprd c. (il?a $l Surdund) rr.,nuns uwduoud l$r
rq tw{ lpni EIp sqo+fl ruds &q 8u?f $FWrp us8urp o?roq@.d
rflru3E Etrq 6q {Eq qrq{ (r. nE rBf"dlc pffiunJ Eq nlEq uesd?t uEroquats
FIS
r"IEdrp
"uEs tuBpEt
Izpn
-8wEI nBrE FffiunJ
UBl€untrdrp +pn hduntr4 rrB
'piSunr lut SunqBl !"IBdtp Btls 6 n" 0tedlo EP@D (qropl
Tabel 3.11 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah, pengujian
di lokasi asli.
Pengambilan )engambilan contoh tanah 86 Sila pengambilan contoh tanah dilakukan pada
contoh rerdinding tipis jenis empat di mana dilakukan berbagai pengujian
tanah orak tetap rada lokasi asli, maka penggalian dilakukan
i0 cm lebih dalam dari titik terdahulu dari
'engambilan contoh tanah 116 rengujian, agar timbulnya turbulensi di sekitar
)enison lasar lubang akibat percobaan ini dapat dicegah
-ebih jauh, lumpur dapat disingkirkan sama
rekali
Berat jenis butir tanah digunakan untuk menghitung angka pori (void ratio), derajat
kejenuhan (degree of saturation) dan berat isi kering (dry density) dan sebagainya.
. e.: V, G"'Y.
Angka pori:
i:; - , (3.10)
ElUl i
Derajatt.i.n,it"n' s,:$x
'_vu 100: (3.11) '
r
e*s.
Sesuai dengan analisa mekanik, maka tanah dapat dibagi dalam kerikil dengan
diameter butir antara 75-2,0 mm, pasir dengan diameter buiir antara 2,Omm-74 p,
-
'qauBl unsni(uad msun u8.tl 8'€ 'qo
-rl
qeuel laltged P:c,g :"r14 I
u:epn aulnlon :)
trod:te etunlon :'7 AI
rrod eurn1o,1 :"7
quuel 1a4ged aun1o1 :) +"i
'Al
q?u"l l?lol elunlo^ :/.1
lnq
-ue8 qEuel qol u!"1 qPuel ueeslueuod uDp ue8uoloa
roq us8uep rDq.lradrp 1rd -uoc IIquDBued -urEI uPp lnq n38uefual -iu5d {n}un qeuq qotuoo uellquE8uod uEp
-uotruou rBtnu Sueqnl Suqrolas el8 lsl? ue8uoc -ur3 euBlnDI slue8ro qeuel qeuel qoluo] srue8ro qsuel pDp uEsrdDI sluef u6E8euad 0r)
ugl uEe$lqeued lnlun uBp uDqDq uellq
-uB3u!d 8u?qnl Ep?d luod5s lelSupp 3uE,{
zw
uelnpnpal BpEd q?usl uplepeuad uEEs
s'I r€dues ?u I -Iueued Inlun qeu4 qoluot upllquE3u3d (6)
lrqel lPqrl 'rEl?drp 8uE,( ueroqu.d -eq)q ue8uro sedel ilssdleq Int8uq Su"lnpuad qeuet rnrsl:I
(q)
:,{uuelep usp Suer?Is qEuel r!e EInu q€uel 'I€ml n33uEBra1 uEAuEdEl Ip lDlSuBp 8ue{
u€lnpnpel 'tledlp 8ue{ qeuel €?A -el Joq u?8uoo Jrsaqol qeuel q9uat qoluoJ uErFpnpel eped qeuEt rnlslet uerllleurd (e) (8)
qeu
-el sual dens
lntun IEIedIp IsEp!l
tedep ettmqm osuol:ol rlsed
uosEec qBuBl -r4 qe@ n€lB
E,,(uueBueslslad uelPp uBuel nStiuB8rol {epl UEIeB
uolEoc l!quEtu lsepJlosuol
.sSuedr{ 3uB,( Bueslpted selnlrodlc -5d uEts.c -rel q?Suoles 4s?d&q IIBU?I qeuq qoluo) qeuel uep Ssrel 3uryurp uelBu?8ued (s)
n{uquol qeuel
u?€uqos qoluoc
uelqueSuad qe!el n33uEBrel qsuel qoluoc uslque8ued uqpp wtpqusH
uPlelE) 9reJ rsrPuo) uelrquPEuea
qeuEl
rsrpuo)
qoluoJ
Percobaan pemadatan
Percobaan CBR
lanau dengan diameter butir antara 74-5 p dan lempung dengan diameter butir 5 p
ke bawah. Kerikil dan pasir disebut butir kasar dan lempung beserta lanau disebut butir
halus.
Diameter butir yang memotong kurva akumulasi ukuran butir (grain size accumula-
tion curve) pada 60\, 30\ dan lO/" dtnyatakan berturut-turut dengaa Deo, D.6 dan
Dro. Notasi-notasi ini digunakan penentuan koefisien keseragaman (Unformity
coeficient) dan koefisien lengkung (curvature cofficient).
3.6.2 PengujianPemadatan
Hubungan antara kadar air dan kepadatan kering tanah dapat diperoleh dengan
metode pemadatan tumbuk dalam sebuah mangkok.
Ada dua metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pengujian yaitu pertama
turpueqes eE3os qEqr[?uaq
ueIE utx ot qep qlqal { uetuep
I!{.ue{ Iq'r"nqp q"lel
ledsE uBsJeIJed uemlerad
EpBd Ug) umwtuared ullg
'tupueqes €J?ces q"qu?ueq
tmIB rur rsr rsE{?AIIe ?ryu nSEueEJel
'ruoE EunJBI qetmlas nele rl?uEl
lzdue:edes rsr wtuep s?l? !p lteq
prBPu?ls IrBP raseq ryqe1 Euu,( usc
regauztp ueEuep [rya{ wP lsel
uu I'8€ u?p I'61 IIZI {nlm
"{u?seq elg a{ ol-s rloluoc Je( qoluoJ
v slf ?!", wlJ?sePjeq
depl
ur i erll-erl{ tsrs w?uoloued EE OU x 09 + qotuo: {BJOI
wrEwqulueduau uztuaq (qoluor rad) EunsEuel rasS srugI
siori
Eqpqpraq
ruc S tsts wEuolorsed IuI[ 0z x 09 + qoluo: q"u?l
"rrl-"rll
wlEuequn:eduau wtmq (qoluoc rad) lsepllosuo) Iqu?Eued
1?p
ueEuep
uc zI Br!l-?rl{ w OS 0'uur SE 0 qoluo: IIqUNIP
uJ 6 ErrI-BJII BIs wAuoloued '(qoluoc red) pxeu Eue,(
ue{twquuadureu u"Eueq wrrB{al wP Peuuuocm u?wle,l qoluoc
u"l?P
Euue:
lBJsq sslursJS(
m Ep?)
Jlsrlo)
q"w.i
(mulpas
f rEmI rsJJew
{nsuJal)
lnq u?m{n mtteque6 ISBJleUed
oora ] qegBl Jnsm IsI l"Jag rBpusls
w7 sz-oz qeu"l tme{ lsal
"rq-er!lpqwtP
pque8uod tzp wEuap
twtu?d 1nlun
[ "ot' l"Jaq asBlHJed
U?IBP JI? J?PE>I
JIg<
rl"ueJ
epud
qoluoJ
Eu",( q?Eel
'qBu8l uBB$llreurod {nlun uB)lnFedlp 6uu,( qeuq qoluoc otunlo^ €I'€ FqBI
Tabel 3.14 Cara menyiapkan contoh tanah untuk percobaan pemadatan dan obyek
pemakaiannya.
penumbuk seberat 2,5kgyang dijatuhkan bebas dari ketinggian 30 cm dan yang kedua
penumbuk seberat 4,50 kg yang dijatuhkan bebas dari ketinggian 45 cm.
Demikian pula ada dua metode yang digunakan dalam mempersiapkan tanah untuk
pengujian ini, yaitu metode pengeringan dengan proses pengeringan dan metode tanpa
pengeringan. Penggunaan metode tergantung dari penggunaan yang berulang atau tidak
berulang dari contoh tanah itu dengan mengubah-ubah kadar airnya.
Tabel 3.14 mencantumkan ringkasan metode-metode untuk mempersiapkan contoh
tujuan-tujuan yang memerlukan hasil pengujian.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan kekuatan geser tanah pada
keadaan batas ketika terjadi keruntuhan tanah yang disebabkan oleh tegangan geser.
Pada waktu yang bersamaan, pengujian itu sekaligus menentukan perubahan voluma
atau deformasi sewaktu terjadi keruntuhan. Untuk pengujian ini biasanya digunakan
pengujian pemampatan "unconfined" (unconfined compression test), pengujian pe-
mampatan "unconfined" (unconfined compression /esl), pengujian pemampatan triaxial
(triaxial compression lesl). pengujian geser tunggal (single shear test) dan lain-lain.
Seperti telah dikemukakan dalam Bab 1, karakteristik geser dari tanah bergantung
pada jenis, kerapatan, kadar air tanah itu dan juga pada tekanan effektif atau kondisi
drainasi sewaktu diadakan pengujian. o
Untuk pengujian dengan contoh tidak terganggu, maka perlu dipilih contoh yang
tidak terganggu sewaktu pengambilan atau oleh getaran selama pengangkutan. Ada
kemungkinan bahwa oleh perubahan tekanan atau suhu sewaktu contoh itu ditarik
ke permukaan tanah, gas yang larut dalam contoh keluar sehingga tanah akan menunjuk-
kan karakteristik yang berbeda dengan karakteristik di dalam tanah. Jadi bilamana
memeriksa hasil pengujian, maka kita harus memperhatikan hal-hal yang dikemukakan
di atas.
'lEru
-IOu rsBprtosuo{rel quuul epud
d1 uep df"3 enlue uu8unqng 0I't'JqC
d7
selr1sr1se1d s1epu1
o(F
d 0
('l) ,€oo'o + II.O:
"J
8'0
(s,r'e)
"'durs - l d
urs ')
"'0
inlrat ',,$al paulDtputt palopllosuoc,, rrep lzdeprp 3ue,( "3Q vc1-
-eunESuau uuEuap Sunlrqrp ledep ut uBlen{e{ uelelSuruad ue8ulpueqred e>13ue e4eur.
'uelnpadtp 8ue,{ rseptlosuo{ gelo rsepuod q€ue} u€len1e>1 uelelSurued uueureylg
'zl"b: ,'o
: @ gelepe lu1ol ueue>letr ul€lep ue1e1e,(urp Eue,( qalo.radrp 8ue{ uelun{a{ Blu€lsuo)
'nSSue8rol 1epr1 8uu,( qoluoo ue8uep ..pouuuocun,, uuledrueured uurln8ued ue8uep
uucrp ledep Jrsaqoq quu4 {nlun Bru€ltuel 'rsupuod quuel raseE u€len{e{ {nlun
JII{eJe ue8ue8el u"{JBS€pJag eQ 'e) r.ew ,Q ',3 uele,rulell Bluelsuo1 uellrseq8ueu uup
..lsel peur€Jp,, n€lu ..lsel pauruJp psl€prlosuoc,, q?lups uer[n8ue4 'qnuef qoluoc ue8uap
le8Eunl rese8 uetfn8ued nsl€ Ierx€IJl ueledrueured uer[nEued uzleun8rp e,(ueserq'1nE8ue1
nule uulef ueunqturl seqeq {nlun g"usl uel?n{a{ {rlsrJoll?-r"{ u?ouetu {n1un
(tsat q3)..lso1 poul€rp pe1epr1osuo3,, (g
(tsat p3) ..lsol peuluJpun palepllosuoJ,, (Z
(tsal 22)..lse} pauleJpun pelupllosuoc-uoN,, (t
: ln{rJeq
TE
.ril -E
q.(kglcn'2l c,
0.2 0.4 0.6
/ q\ ./
'Y- r I 8.]..
n!
rt-\s
J
u"qeg f,I? ero 0
ueqeE
u?qe8 '(poo1 p1a1[) q?l?l u"qeq IJ"p {l}P lBqIIre} Eun13ue1 ?p"d'u"uBqequled u"I[nEuod
'JqD
Irs"g rJsp rleloJedrp 8ue[ ueunrnued usqeq 3un1Eua1 usllsgllJedulettl ZI'g
.delal ueumnued ueledere{ sESulges (t1co{'4et48uop) sBn} upr€nsa^ued ueEuep
ueqeq ue>ll"{8uruetu qBI"pB urq Euur( uep de1e1 Eue,{ ue}edacs>1 ue8uep uuqeq ssllsuelul
u"{}el6uruaul qEIBp" sluBlJed nllEf'ueu€qequad epolau Bnp 'ulc 0t x 0€ u?rruln
qel"p" uBI"unEIp ueueqequed "pV u"sepugl Brues"Ig
-req ralSues rnfnq nlens Eue,(
'(uttolto1d
Eutpoo) u"u"qaqued ues"puq l"Euqes ueleun8rp Eue[ relep Eueplq nluns depeqJel
JDInrp 8ue.( rlse ISISod d"p€IIJol ueueqoqued l€qI{B Is"puod q€u31 uell"putdred uep
rsBpuod q€u€l usqaq s?llsuelul {llslreDlBr"{ Iuedes ul"l roll"J-roDIBJ ueEuep q"uBl
usleruIe{ l-telue ueEunqng ueqdelaueu ueEuep Is"puod tleu"} uelsn{e{ Inqele8uoul
{nlun gelepe rut(tsu Surpool punolS) qeuel ueueqoqluod uet[n8ue4'ue8uedq Ip u"ueqaq
-urad uellnfiued qelupe ue8uedel ry ue>In{Blrp utnf Euues Eue,( uerfn8ued n1en5
'u"Eu?d€l rp ufureueqes
rsepuod quuel rsrsoduro{ usEuep uerfnEuod rrIBI"p Ilqu"lp Eue,{ tsurnse ztelue ueupeqrad
ue4leqredureu u"8uep nll €lup-313p tselerdralut ue>lngedrp B{?tu 'ue€uecuered 4n1un
ueleunErp uB{B n}I tdu1e1 uely 'uslsues{ellp flug,( ueelre1od
"l"p-Elup
sBlllBrDI uese^ae8ued {nlun
"uBIuBIIq
ue{BunElp ledep IUI IIs€ Is"{ol Ip uutlnEued 31ep-31€61
'rsepuod {eue1 selqrqseluJod uetlnEued u"p selull-nl€l IDIIIUeU uendurerual
rJgcueu {nlun snuol rser}euad uetln8ued '1nrnq Eue,( 3rseqo>1 qeuel rese8 uBlBn{aI
uurfnfluad Inlun ..r,tal attDtt,,'aeurrqrutued {n}un sEllI"At>I uuserrre8usd {n}un u€l?p?d3{
uerfn8ued qBIepB uelderelrp Eu"^ IIsB lss{ol epud uetfn8ued-uetln8ue;
"s"Ig 'efurlse rse>lol rp nlt IIBu"l sluolotu leJls
uerfnEued ue{n>IBIeIu }BdBp nlulas {€pI} €rrrqeq 'le8uttp snreq rde1e1 '}EBJUBIU
"}DI
-req nl"les q"l3p3 e,{ul1se Ise>Iol ry geuel }eJls-le;ls uetfnSue6 'Euns8uel 1ep4 Eue,{
q?u"l l"Jrs-le3rs uelln8uad uelednreu 8ue,{ uue8npued uetlnEued nBlE IunIJo]"JoqBI
rp gotruoJ uer[n8uad ueEuep ualEurpueqrp nll qaloJadry Euu,( IISBII uglpnlue)
.g,(ullse ISDIoI Ip g"u"l luJIs-lEJIs Bs)iIJeIuaIII
{n}un qBI"pE u,(upnsleur tut uetfn8ue4
l6l6h (beban batas) ini yang digunakan sebagai data utama untuk menghitung daya
dukung tanah pondasi.
Dalam menggunakan data dari pengujian pembebanan, kita harus memperlihatkan
komposisi tanah pondasinya dan letak permukaan air tanah beserta interpretasi data
itu terhadap dalamnya dan dimensi pondasi bangunan itu.
(/) Meneliti kebenaran hasil pengujian tanah: Kepadatan tanah cenderung menjadi
kecil jika kadar air menjadi besar. Bilamana harga yang diperoleh menyimpang dari
kecenderungan ini, maka harus diadakan penelitian. Bilamana derajat kejenuhan
mendekati l(0iu_%, maka dapat dikatakan bahwa kepadatan yang diperoleh adalah kira-
kira benar. Bilamana derajat kejenuhan tidak mendekati 100fo meskipun tanah itu
berada di bawah permukaan air tanah, maka harga kepadatan yang diperoleh harus
dirobah setelah diadakan pemeriksaan kadar air, berat isi dan berat isi butir tanah.
Pada kekuatan pemampatan "unconfined", bilamana kekuatannya berkurang oleh
gangguan sewaktu pengambilan contoh atau sewaktu pengujian, regangan runtuhnya
(breaking strain) cenderung menjadi besar dan modulus deformasinya cenderung
menjadi kecil. Umumnya, makin dalam tanah itu makin besar kekuatan pemampatan
'u8tunlJqrd ppolu BpBd qcuBl uBsldBl uBcPoqred €l'€ 'IqC
JesaS uEl€n>IeI Bluelsuo{ IIce{ qeplnfos €u"tu"llq B^\qBq ]€EuIIp snJeq rd"lel ug{V
.ug{Eu€lgrp tr"dep {e,{u"q l"plf uep IIIE"I {BPII }BEu"s Eue,{ e8req-eEJgg 'nlnqepJe}
ualg{nrue>Irp qule} IUedeS 'qeugl uelln8ued IImq Irep Jl}"}uosoJder Euef eflreq nB}? €leJ
-elel eafiq Ilqurelp E,(u€sBIq 'qeue1 u"sldq de1les uuumnuad n€tr€ sstrIIIqBN u"8unlrq
-Jed {n}un uBlsunErp Eue,( z}uelsuo{-B}uBlsuo>l :qouDJ oluDtsuox uontuauad (g)
,
Y
-Dpmol uaqry afd) Eueaued Euerl rsepuod ue{BunErp ?fu"wrq 'ueunJnued rpelrol qeloq
I?pll sllq?dv '€'t 'rqo ur"lep u")llBrlrlrodrp Euu,( rpades rs?puod sruof rDledrp ledBp
'ue4uzrrp BueK (ruawa1#as) ueunJnuod u"p EuntueErel '1ul Ieq uTBIBC : tlnuzt uuoynluad
tlb$Dq tp Dpta 0Z nil1as unwDppay opod tlolapat lsDpuod Sunynpuad qDuzt pllg (a)
Kira-kira 20m
tion). Tetapi bila terdapat batu besar (cobble stones) pada lapisan atrtara, pemakaian
kaison lebih menguntungkan.
(d) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah
permukaan tanah: Biasanya dipakai kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di
tempat, seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 4.4. Tetapi apabila tekanan atmosfir
yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm2 digunakanjuga kaison tekanan.
(e) Bila tanah pendukmg pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah
permukaan tanah: Dalam hal ini, yang paling baik adalah tiang baja dan tiang beton
yang dicor di tempat.
'rs"puod q3u4 uBqrlrusd 1"BS
rJ"p relnru 'ueEueqrurged ruzlep e1 ueEunlEurl rsrpuo>l u"Uns?uoru 1n1rm undede etec
ueEuep u"{"rlesn'u,(ueueru>1 gelo 'runrun uenSSue8 lnpns rJ"p nu[u1t1p '8uerelp Euepel
-Euepq nlueilel r$lnrlsuo{ epoleru ?u?ru rp u""pua{ edureqeq zpz Jr11u nlFeq pe$eru
Blo>l ru"l"p rs{nJlsuo{ ueelra1ed-uuefte1ed epq e,(usnsnq) 'Jnl{nJls uew}Bq-u"sel"q
uep rsepuod q"u"l rsrpuo>1 reueEueru ue8ueqrurlred ue8uep rdelSuepp nll qllldlp
qe1e1 Eue,( rsepuod ml{nJls BUes r?perueu Eue,( ueeuzcuered ueSuep 'qlldlp qele1
tenses 8ue,( rsepuod rueceru undrlseru ue{q"q 'ueeuecusled tu"l"p uelrsunserp Eue,(
rsrpuo{ ueEuep renses 8ue.( 4rcq 3ue,( ueef:e1sd e,(uepe ue4ur4Eunureur {"pll (g eped
ueEunlEull rsrpuo{ ?uzru rp uwp"e{ edereqeq epe 'ueeues>1e1od rEes uep nelurlq
's"18 rp ue{lnqesrp lpedes urec ueEuap rsepuod uep s"lp ueun8ueg ueehoEued
depeqrel qrun1efusur uzleureEued ue>l"p"rp nped eqeru oyuorser u?p sruouo{e Eue,{
ueeuecuered geyoredrp .re8y 'srurouo{e qrqel lpzfueru uelzquref 'ueqnrnlasa>1 ?JBceS
'Ico{ qrqel ypeiueu rsepuod ueefreEued e.(erq undnep.tr 'lu4Eurueru sel€ uuun8ueq
uzefteEuod e,(erq e4eru rsepuod eped uu4urzrrp u?unJnued uep eueq:epes {oluq rzEeqes
deSSuetp sele uuunEueq epq 'e,(ulrleqes 'rs"puod ruecuru zpzd Sunlue8rel 't88urt leue
tpelueru rsepuod uelenqrued e,(urg rlelEulres 'rpefte1 qeloq {Bprl rsepuod ueunrnued epq
'snJeueur 1o1eq rc8uqas ue{Buecuo.rrp uelequef nlens 'efulesrl4l 'snuouole 3ue,( rsepuod
qflrueru rlz{as }qns e4eru 'ue4delolp q€le} e.{uselu rp ueun8uuq Jn}{nJ}s sruef epqedy
'lsepuod ueumnued e,{urpu[ro1 '1epr1 nele uelurzr8ueu nlr urun8ueg lzJls qelede
'epede4 SunlueErel ruledrp uu>1e Eue,{ rszpuod sruel rsepuod ueumnued e,(u1esrry
'ueunEueq {nlun u"quq-ueq"q u?p ueeJerlrleued uelrpse>1 'sele ueun8ueq ueSurluedel
uep ueeunEe4 '(u,{ureEuqos u"p uen{">lo{ 'nlualrel {Bl srl"ls nBlE nluepel sr1e1s)
sele ueunEueq srlueurp IBJIS '([p qe;e 'uereqe.(uod 'reseq) u"qeq rsrpuo{ zlnd lleuzrp
qelsnreH '3ur1usd e?nf (7 rotuou eped e.(use1u ry rs{nJlsuoI lBq!{E UBS€l"q-u"s"}Bg
rlueEtlued qeuel
IrBq s"tllunlreq tue,( Eunlnpuad uustdzl
laqurel/ryun1 uestdel
XYdYTSI ISYCNOd L
-
80 5 Pondasi Telapak
A
(a)
N
Tumpuan tunggal (c) Tumpuan menerus
(Independentfooting\ (Wailfooting)
trrE,
tr# Fl
(b) Tumpuan kombinasi
(Combined footing)
Alas pondasi telapak terletak pada lapisan tanah pendukung yang mempunyai
kualitas cukup baik. Biasanya, selain lapisan batuan dasar atau kerikil, lapisan tanah
berpasir (sandy soil) memiliki nilai N yang lebih besar dari 30, dan tanah kohesif memi-
liki nilai N yang lebih besar da1r 20. Kedua macam tanah ini seyogyanya memiliki
ketebalan lapisan yang cukup (lebih dari 1,5 kali lebar pondasi), dan di bawahnya tidak
terdapat lapisan tanah yang kurang baik kualitasnya.
Mekanisme pendukung pondasi langsung, berdasarkan pada prinsip bahwa beban
vertikal dan momen yang bekerja pada pondasi, sebagian besar ditahan oleh daya
dukung (bearing capacity) tanah pondasi pada dasar pondasi, dan beban mendatar
sebagian besar ditahan oleh hambatan geser (slidtng resistance) dari dasar pondasi. Jika
pondasi ini tertanam dalam, geseran atau tekanan tanah di muka pondasi juga ikut
menahan beban, tetapi bila pondasi ini tertanam dangkal, gaya penahan ini umumnya
kecil dan tanah di muka pondasi kadang-kadang akan mengalami pengikisan dan
pengaruh cuaca, sehingga dalam perencanaan, gaya penahan ini diabaikan.
Sunqnpuad uestdul
ueSusp e.(u4eq eues Eue,{ sel11en>1
r{rlrtuetu 3ue,{ tserlauad uesrdel
nele Sunlnpuad uusrdul eXuureleq :{g
rsepuod 1n1
-un JrtIe.Ue ue8ueseruad eXuureleq :/g
. rsuPuod
qeueq stuef reEeq.raq uelEuequtl
-raduraur ue8uap tsln:lsuo{ Inlun
rununurru ue8uestruad e,(uu€te(l :g (uo1o1oc)
!
:1e1a1 rsepuod qeuet ,EEur1-l
I8 unuIrl I'9
82 5 Pondasi Telapak
Skala beban
Konstanta tanah pondasi
Jumlah pergeseran yang diizinkan
Besarnya tegangan izin dari
bahan-bahan
Analisa stabilitas
Beban vertikal trdaya dukung
vertikal yang diizinkan
Beban mendatar gdaya dukung
mendatar yang diizinkan
Eksentrisitas resultante gaya
-<
eksentrisitas yang diizinkan
-lirhitungun p..g"r..ui- -
--- -- -
Besarnya penurunan <besarnyi- - - _
penurunan yang diizinkan
Sudut kemiringan q sudut kemiringan
yang diizinkan
Jumlah pergeseran mendatar q
Jumlah pergeseran menda-
tar yang diizin-
--- kan
Perencanaan bangunan
Besarnya tegangan dalam tiap bagian
Besarnya tegangan yang
diizinkan
LmLtritr LT
rE,
I
6
(d) I"ttunt ruo1o1 edrl z'0 d
TD
t'0 o
d
ID
!0
s'0 !o
A
o
9'0 GI
E'
!,
GI
m
ro
o
f,l
il
EIE
'(ruaunqo) uuleque[ updeq ;EEup ueEuep lsupuod rBqel BrBluB uu8unqnll s's'Iqc
rr-l 0'zz 0'0(. 0'8t 0'9r 0'il 0'zt 0'01 0'8 0'9 vu gT 0aH
H T,E- -Sr
55
;:d L\Y* 9'0 0ad
c!. E'
aOa
ID:
8'0 0QN
Fg
0'l OD
ao
g
Er
(alqtroru) lerat:aq u1r1 5p
(tu) lelxe uduraE e,{ui qalo rqn:eEuedrp 3uz,t uulequrafEuufue6
a
09r oil out 00t 08 09 0, 0a 0
t vu gx
0e-
9'0
gE
5CD
ml
8'0 GO.
(Euz1n1:eq uoteq)
YG
gcD
E["q
uelequa[ >1n1un
0'l oa-
FP
ru0'SI=Il=ru0'8 ID E'
(Eue8elzrd uoleq) u.
z'l OFf!
)u n?13 )d d6'
ueluqura[:Inlun
,'I Pg
ED:
g
ID
e8
84 5 Pondasi Telapak
Ar'Fft
(l )
,---]
Tipe pertama
I
!-
(2)
f"
r--
Tipe kedua
-l @-co:
6t-Aa<lll4-b>ll8
I O-Br=2lt3.b:116
r(,, :
t!2.b:tl4
38 kg/cm'z
-o
a
F
510152025
Lebar tumPuan / (m)
Gbr. 5,7 Hubungan antara bentuk, lebar dan tebal tumpuan'
nrt Lls
L12 Ll5
0,6
0,5
lt
0,4 q
HIL 0,3
Daerah kaku
@
0,2
11
0,1
0 2 3 4 5 7 l0 20 30 5080100
r(, (kg/cm'z)
Gbr. 5.E Daerah yang "kaku" (rigid) untuk jenis pondasi telapak'
Gbr. 5.7 dan Gbr. 5.8 memperlihatkan daerah kekakuan (rigidity zone) dai tumpuan,
di mana tumpuan dapat dianggap sebagai suatu kesatuan yang kaku, dan kasus-kasus
mengenai perubahan segi pandangan diperlihatkan dalam setiap gambar.
(/) Daya dukung yertikal yang diizi*ot' Gaya vertikal yang bekerja pada dasar
7.:/
uermEuu<
rs{nrlsuo{ nlenr
{nlun rcnses {epr
rszpuod q?uel 'gI uel
Irce{ qrqel ('1ds) lset nsudreq
uorl?Jleued pJ"pu?ll OE_9I 0e OZ 3uupe5 rsepuod
leql{? y'rr uEreq zP1 09-0e 9t 0t sedel qsueJ
9n 0t sedrl IIIIJE{
06 09 sedel 1epr1 uesrdel
. :ndurnl nluq
OI II?P
I"soq qrgo'I 9' 0€ ')Funl nlsg
OOI IJ?P I"15r q?pnru
resaq qrqe'I 06 09 s?Ja{ nl"g
OOI IJ?P szrel Eued sEJeI
J?seq qrqe'I 09I 00r ueEouroq nlug q"u€I
(.utc/31; (rwlt)
("wlt)
ueEuerala;1 peuuuocrm 1tg e8reg edrueS rsepuod quuel suaf-srue1
ewrS
ressE uelenle;,q ep" 3lr8
elzr-u1zr eErzg
86 5 Pondasi Telapak
(1) Daya dukung mendatar yang diizinkan. Gaya mendatar yang bekerja pada
dasar
pondasi tidak boleh melebihi daya dukung mendatar yang
diizinkuln auri
Daya dukung mendatar yang diizinkan dari tanah pooduriloi
porauri. i*in
dihitung d6ngan p".r".uui
berikut:
u"-* (5.3)
Di sini, I1,: Daya dukung mendatar yang diijinkan
Hui Daya dukung mendatar batas
(uof) €f uufeqeped efte1aq Euei 1eryge,r u"qeg ieA
,YlzY.A zA nep redePIC
-
(uot) 7V uerEeq epud zlre1eq Eue,( lultgezr ueqog iz,.l
,y lry .l :
tl
yep ledeprq
(uor) Ir. uepeq eped efte4eq 3ue,( le>Ir1rsa, u"qog :r/
.Jqc lnrnuel
I I.g l 'Ey 'zy 'ty
(rtu) Plege ueueqaqrued senl i,Y
(uo1) qnsnr lzdeprel u1r[reseE ueqeued e,(eg 'tuts :f lq
(s's) 'Quq7e1 + zt) f (@ ue1'rl + rY')): "H
:(II'g'rqg ln.rnuepi) rese8 uuqeued e,(eg (D
'Insnr lunqlp undqseru 'pefrol uEI" {epl} uz>1dereryp
Euu,( rzseqes ueuenelred 'yce>1 Eue,( ul"lep reseE lnpns DIIIruaIu Eue^( rlsedroq rsepuod
q?uq nB}" 'pco:1 8ue,{ Isego{ I{IIrueu tsepuod gBuBl BIIq rde1o1 'rsepuod qeuel
e1 e,(uqnrnles ue{ml"sry ledep relepueru e,(eE eEEurqas 'lsupuod Eunlnpued quuel
ru"lBp eI ruuuqJel J"uoq-Jeueq snJeg IuI Insn)I 'rsepuod;esep eped l"nqlp ledep lnsn;
'II'S 'JqO eped uelleqrlredrp 8ue,( luedes 'rese8 ueueatelred reseqreduelu {nlug
'Insnr l"nqp e4l[ reseS ueqeued e,(eg (q)
'lsupuod quuul uutuep gsupuod rBsap Bratue fsitqo{ Buos resat 1npn5 Z'S IeqBI
lnqesJel IBIIU
zped ue4Euern{rp snJ"q se1" e{ ue4e1e,(e3 gde1e1 '(uo1) I"IIra^ ueqeg :1
(rru) 31u1ege ueueqaqured sznl i,Y
Z'g IeqBI lnJnuelu '(lzferep
ruulzp) rszpuod qeu4 ueEuep rsupuod res?p BJ"lu? .teseE lnpng :sQ
(rwll)
Z'S IoqBI lnJnueu 'tsepuod qeu4 ueEuop tsepuod JBsBp BJBIU? Isogo) is)
(uo1) 'rsepuod resep eped rese8 ueqeusd z,(eg :!' 'tuts tg
(r's) tet.A + ,y.sC : "H
,Q
'{nsnr l"nqlp l"pl} B{l[ reseE ueqeuad e,(eg (e)
'rsepuod resep uped {nsnJ l"nqtuelu
ue8uep n1ru,( 'rsepuod res_eprre_p .lasa8 ueqeued e{uEj391911!gtau Inlun ErEr nlens
epe'rur leq uulresepreg 'rsepuodiu-sep--irup lasSiluuqeuad e{u8 re8eqas elra1aq suleq
rel€puerrr 3un>1np e.(up 'u[ur uelul uelequel rEeg :sowq rDwpuaw 8un1np (Z) o[og
'snJeuelu usqeq {nlun
g'l : u reyu 'Euudel ry e,{er uelef ueleqrue[ 4n1un 'ueuutueel Jo1{BC :u
Lingka ,un.)- o
bidang selincir
h
l----'-
l
Al 42 A3
o,1o<f*0,,, (s.6)
(iil) Gaya mendatat yarLg bekerja pada penonjolan: Rusuk ini direncanakan
supaya mampu menahan gaya mendatar yang bekerja pada rusuk, Yang dihitung
berdasarkan persamaan sebagai berikut. Dalam hal ini, titik tangkap dari gaya mendatar
dianggap terletak pada pertengahan dalamnya rusuk.
H, : {C-A1 * Vr.C(tan Q - tan S) * V2tat fo\ln" (5.7)
Gaya pada penampang yang timbul pada tumpuan pondasi telapak dapat dianalisa
berdasarkan anggapan bahwa ia terdiri dari balok konsol (cantilever), balok di atas
dua tumpuan (simple beam) dan balok menerus di atas banyak tumpuan (continuous
beam).
Selain itu, biasanya tumpuan dianggap sebagai suatu kesatuan yang kaku (rigid)
dan direncanakan berdasarkan besarnya reaksi tanah yang dihitung dari persamaan-
(tatau) rsupuod Eue[ue4 iT
(talau) rszpuod reqel :g
(a-7lg)g:x
(.tataut) lszpuod J"ssp NI"oJ zfrs4 uzp lequeru JBqe'I ix
(ta 7 au) uuueqeqruad sqlslJluos{g ia
aw a.A :
(ta|au.uo|) rsepuod rzsup lesnd dzpeqrol efte1eq Eue,( ueruo;41 :qIAI
(zol) rsupuod resep zpud efre4eq Eue,( 1ery1rs^ u"qeg :7 'tuts t6
x'7 x,uL
(e's) a
AZ
: (sepuod r"s"p Ir€p llul renl Ip) Isls Eurseru
-Eurseu reszp tdel VW Ell s"leq renl Ip {Blelrol elu"llnser efe? de>18w1 IIlp e>II1 A
(ltwb
(s
' ') ,t - 'wg -s.7
z{'7 -r I
\r9 =,\g'z
(s'E) \
A
-_ [,,*,
: (rsepuod JBsBp Ir"p ItuI ruBIEp Ip) FIs Eutseur-Eutseru
resup rdel Vep Ell szl"q ruBIBp Ip {srelrel e}ue}lnsar ete8 de4?vq IIlp BII1 (l
'lnqesJel uerEzq ueEuernEued
ualJ"sepJeq Eunlrqlp uendurnl Euedrueued eped e,(eE eleu 'tut uedeE8u" IUBI€p InwuJol
eEn[ uendurnl s"l" Ip q"u"l leJoq uep IJIpuas ]"Joq llelo uu{qeqesry Eue,( ts4eer sueJe>I
'1uI I"g ru"l"C 'slls"la Eue,( ueqeq n1ens ue4ednJelu lsBpuod qeuel e^llleq uedeE3ue
u"{J"wpJeq e,(Uesetq 'tul 1n4ueq uesuesred ueEusp Is"}"qlp e,(uunrun Uendurnl uu4
-Eu"cuoJeru 1n1un rc1edrp Euef geu"l IsIueJ u,(u.leseq 'pt ln4treq ueeruesrad uu8ueq
'rsepuod
Sun4npued g"usl IrBp {nluoq uuqeqnred uelrcqe8ueru ueEuep'(6'S) uep (3'9) ueeruesred
(e'q) t (e)
" #,t/:uoslex
(z'g)
'"#, t , ,1 :1-apuad Eueyl Q)
CNYIT ISYCNOd 9
92 6 Pondasi Tiang
pada pemakaiannya,
dan metode perencanaan suatu tiang dapat diubah, tergantung
yang telah diterang-
tiang ataukah kui.orr. Perencanaan yang terbaru untuk tiang, seperti
pada awal mula, jika perencanaan pondasi
Un-di atas, ditekankan pada fakta bahwa
tiang akan dilakukan, anggaplah sebagai suatu tiang di mana kekakuan tiang dan
sifat-sifat tanahnya ditentukan, lalu perencanaan dimulai'
rl f
p8n;utuas efe8 ue>punE ueSuecueurad z:e3 IL lelocerd
-8ueu ueSuep Euzl rlur ue.roqued ere3 -l Is" ecued Euerl
-ngeq uolaq Eueta er(uurn1
reqal suag ue8uep eqas ueroqurad e:e3
>1opq uep 3uet1 - uereleSSuad u:e3-l
eleq edtd 3uet1 - uulnqurnuad e:e3J
94 6 Pondasi Tiang
Keuntungan (t) Karena tiang dibuat di pabrik dan peme- (1) Karena getaran dan keriuhan pada saat
riksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat melaksanakan pekerjaan sangat kecil,
diandalkan. Lebih-Lebih karena pemerik- cocok untuk peketjaan pada daerah yang
saan dapat dilakukan setiap saat padat penduduknya
(2) Kecepatan pemancangan, besar. Teru- (2) Karena tanpa sambungan, dapat dibuat
tama untuk tiang baja, bahkan walaupun tiang yang lurus dengan diameter besar,
lapisan antara cukup keras. masih dapat juga untuk tiang yang lebih panjang. Lebih
ditembus, sehingga pemancangan ke lapi- jauh, panjang tiang dapat ditetapkan de-
san pendukung dapat dilakukan ngan mudah
(3) Persediaan yang cukup banyak di pabrik, (3) Diameter biasanya lebih besar dari pada
sehingga mudah memperoleh tiang ini, tiang pracetak, dan daya dukung setiap
kecuali jika diperlukan tiang dengan tiang juga lebih besar, sehingga tumpuan
ukuran khusus. Di samping itu, bahkan dapat dibuat lebih kecil
untuk pekerjaan pemancangan yang kecil,
biayanya tetap rendah
(4) Daya dukung dapat diperkirakan berda- (4) Selain cara pemboran dalam arah berla-
sarkan rumus tiang pancang, sehingga wanan dengan putaran jarum jam, tanah
mempermudah pengawaslan pekerjaan galian dapat diamati secara langsung dan
konstruksi sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau
pada tanah pendukung pondasi dapat
langsung diketahui
(s) Cara penumbukan sangat cocok untuk (5) Pengaruh jelek terhadap bangunan di de-
mempertahankan daya dukung vertikal katnya cukup kecil
Kerugian r) Karena dalam pelaksanaannya menimbul- (1) Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang
kan getaran dan kegaduhan. maka pada diletakkan di bawah air dan kualitasnya
daerah yang berpenduduk padat di kota setelah selesai lebih rendah dari tiang-tiang
dan desa, akan menimbulkan masalah di precetak. Di samping itu, pemeriksaan
sekitarnya. kualitas hanya dapat dilakukan secara
tidak langsung.
t2) Untuk tiang yang panjang, diperlukar (2) Ketika beton dituangkan, dikuatirkan
persiapan penyambungan. Bila pekerjaan adukan beton akan bercampur dengan
penyambungan tidak baik, akibatnya sa- runtuhan tanah, oleh karena itu beton
ngat merugikan. harus segera dituangkan dengan seksama
setelah penggalian dilakukan.
(3) Bila pekedaan tidak dilaksanakan dengan (3) Walaupun penetrasi sampai ke tanah pen-
baik tiang cepat hancur. dukung pondasi dianggap telah terpenuhi,
kadang-kadang terjadi bahwa tiang pen-
dukung kurang sempurna karena adanya
lumpur yang bertimbun di dasar.
(4) Bila pemancangan tak dapat dihentikan (4) Karena diameter tiang cukup besar dan
pada kedalaman yang telah ditentukan, memerlukan banyak beton, untuk peker-
diperlukan perbaikan khusus. jaan yang kecil mengakibatkan biayanya
sangat melonjak.
(5) Karena tempat penampunga:r di lapangan (s) Karena pada cara pemasangan tiang yang
dalam banyak hal mutlak diperlukan, diputar berlawanan arah putaran jarum
maka harus disediakan tempat yang cukup jam dipakai air, maka lapangan akan .rl
luas. menjadi kotor, lagi pula untuk setiap cara
perlu dipikirkan bagaimana menangani
tanah yang telah digali.
(6) Untuk tiang-tiang beton, tiang-tiang de-
ngan diameter yang besar, akan berat dan
sulit dalam pengangkutan atau pemasa-
ngannya. Lrbih lanjut, diperlukan juga
mesin pemancang yang besar.
7) Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan
tiang yang tahan korosi.
'3uet1 ueEuecuzrued erec dutles IJep I"JIS-1eJIs
u2p u??uucuored tEes rJsp srruouole uuEuequrrped ueryusepreq Euetl stuel qryureu
fg ]reqeJ- uep 'ludru4 Ip Jorlp Eue,( 3uer1 uuEuep
{rl.}un J"sr}g4r uuloled ue>lednreu
uz4turpueqrp Suecued 3uer1 uzpnre{ uBp ueSunlune4 uelleqSredrualu t'9 IeqBI
'lnqesJol tsePuod IJBP sluouo{e
ue4etrryadruoru unleqos 'teledp uele Eue,( 3u?r1 rslnrlsuol ueqllnued ruelep Surlued
lzEues flue,( ro14e3 ryu[ueru u€lp{opJeq Eue,( ueunSueq grueEued
uep 'uuteleE 'u;ens
zEflurqes 'rqnrefluodureu nlrEeq eEnl ueEunlSurl rsrpuo4 IuI JITPIB-JII{>1e 'u,(ulnlueleg
'e,(uureyutel uep 'qeu4 JIe ?{ntu 'etelue uestdel u"wJe>lo{ uep
V V V v V V V 0l > ,t{
qnuol 8ue{ s?del nsedioq qeue.L
V V V V V V v Z > l\I {equel 3oe,(JIseqoI qeu?I
o V V V v V v Dler leprJ qeuq ueelnr
o V V V V v V ("oI uep qrqal) Suer?-] -red $rpuol
o v oe< (uc
o V V 0€-0I qecad nl?q uul
o v o o V os <n{ (u
o V o o o V Og O€ = y'{ qlqel Pq5, I
o o o o o o V 0t 9I=tr -edreqqe@lde'
o o o o OZ<N (Eguepqlqo
o o o o o V 0Z-01 : rV fsqel) Jlsqo) ?Et@ u€
o o o o o o V 0I-, = 1{ qe@l @srde- -r.del
lqpuol
SunInpu,
o o o o o V {Eprl ueqdq uselnt
31er
o ("0f + uep qneo Suorv -Ed rseuo)
o v v o V V
V o V o 09-0€
V o o o o V V $ -02
o o o o V o o 0z 0r (u) Aun)
V V o resaE tuer
o o o o V o o eunduos lpl Sunlnpu.d 8wr ue8un:
(l) uoluu!
m8-m€ 0sz-00? 092-002 09t mI 06 st 0c 0z SuEr( Sunlnp efe(
08r-091
ue[ uuef w
ueIeP -&lnd qe& Suel -_______..- r$puo)
rsepuod q?u?l uuroquad UPABIEI.\I oroNSa
"Qq
?dld ueletErd uotag .nu4 uop8
-\_\
lBdual lP roclp 3u?,{ SueII 3u€ru?d Swrj rs?lurs?l) -\
96 6 Pondasi Tiang
6.3 Perencanaan
6.3.1 Dasar-dasar Perencanaan
Pada tiang, umumnya gaya longitudinal (gaya tekan pemancangan maupun gaya
tariknya), dan gaya orthogonal terhadap batang (gaya horizontal pada tiang tegak)
dan momen lentur yang bekerja pada ujung tiang, seperti gaya luar yang bekerja pada
keliling tiang selain dari kepala tiang seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 6.3, pondasi
tiang harus direncanakan sedemikian rupa sehingga daya dukung tanah pondasi, tegangan
pada tiang dan pergeseran kepala tiang akan lebih kecil dari batas-batas yang diizinkan.
Gaya luar yang bekerja pada kepala tiang seperti yang terlihat pada Gbr. 6.2 adalah
berat sendiri bangunan di atasnya, beban hidup, tekanan tanah, dan tekanan air dan
gayaluar yang bekerja langsung pada tubuh tiang seperti yang diperlihatkan pada Gbr.
6.3 adalah berat sendiri tiang dan gaya gesekan negatif pada tubuh tiang dalam arah
vertikal, dan gaya mendatar akibat getaran ketika tiang tersebut melentur dalam arah
mendatar.
Gaya Gaya Gaya Pergeseran
pemancangan tarik mendatar akibat lentur vN/Nv- 1NM- -7N7NV
t---
**-l I I l_:
I
!r
I
l_l
lEl I I
I
li:
L_l
I
Sebaliknya, bagi beban yang disalurkan dari tiang pondasi ke tanah pondasi, sama
sekali tidak menimbulkan masalah, bila beban untuk kedua arah, yaitu vertikal dan
horizontal akan diperhitungkan. Dalam hal ini umumnya perencanaan dibuat berdasar-
kan anggapan bahwa beban-beban tersebut semuanya didukung oleh tiang.
Pada waktu melakukan perencanaan, umumnya diperkirakan pengaturan tiangrrya
terlebih dahulu. Dalam hal ini, jarak minimum untuk tiang biasanya diambil 2,5 kali
dari diameter tiang. Waktu menentukan susunan tiang ini dibuat seperti yang telah
disebutkan di atas, agar mampu menahan beban tetap selama mungkin, hal ini juga
berguna untuk nlencegah berbagai kesulitan, misalnya perbedaan penurunan (dffirential
settlement) yang tidak terduga. rt
Sebagai tambahan, hal-hal ini seyogyanya diperhatikan benar-benar; Tiang-tiang
yang berbeda kualitas bahannya atau tiang yang memiliki diameter berbeda, tidak
boleh dipakai untuk pondasi yang sama; tiang diagonal dipakai pada tanah pondasi,
jika diperkirakan akan terjadi penurunan (settlement) akibat pemampatan (consolida-
tion); tiang yang dipakai untuk kepala jembatan (abutment) pada lapisan tanah lembek
menderita beban eksentris tak bergerak, sehingga harus direncanakan dengan teliti.
Hal-hal yang seperti itulah yang harus diperhitungkan dalam perencanaan.
---1i-rsgrC'otA
f;:i-,'s::1 ;ln.n
ui"9 'uundunl rusup epud ufre1eq 3ue.( ui(ug ,'9'rqc
wV"u
iualnlredrp Euef uoleq e,(u1e,(uzq qelepe Sunlqrp n1.red Eue,{ 'uo1eq IJEp l"nqrel
8ue,( Euerl r8eq le,(u1e1d uz1uqe1a1 q€lupe Sunlqrp nped 3ue,( 'eleq udtd lrep
lenqJel Euu,( Suuq t8eq 'e,(uunleqes ue4dzlellp tIBIetr Euetl :eleuetp uup sruef
?uer") 'uBInI"pp ledep Euzrl ue6eq-uerSeq eped Irclepueru qtqol Eue,( ue1
-oceEued n1e1 'uecrp lzdep 1e1r1re^ qBJB tuel€p 3uer1 eped rese8 e,(uE n31B Jnluel
uoruoru (uo17nq1us1p) uer8equed '3un1g1p Euzrl e1ude1 zpzd ueqeq qBIeleS G
'lnqesJel llue8tp
qz1e1 8ue,( Euerl e1zde4 tsleor uu3unlrqred uapes"pJoq Ircque{ Eunlqrp snreq
oW 'oH'o7 Euepes 'ure1ure1 u"p uu{€Jr{redrp 8ue,( uendrunl teuo8usu e8n[
'llue8rp smeq 3uur1 ueunsns uep 3uer1 qegunl 'rslstuetp 3ue1ue1 ueertl.ted
'uzlurzup Eue,( 8un4np e^(ep lneduruleru e,(ulseq 's81" lp € ou ru"lep u3{
"llg
-lJoqlp Euu( 'ue>1ueuel.redrp Eue,( 3un1np e,(ep sqtq tuelsp {ns"uJe} qlselu IUI
u"qoq g">l"de us4redrp ledzp uerpnuo{ u"p Sunlrqrp ledep Eue4 Surseu
-Surseur epzd zlre1eq Eue,{ ueqeq-uugeq 'epruos uE{BJIIJedp 8ue,( 3uur1 qelurnl
uep ueunsns eped ue>pesuprag '3uer1 Eurseu-Sutseur e1 e,(uue6uqured eueru
-ruEeq uep e,(uuundrunl Eueluel uezrt4red ue4epe8ueu ue8uep Eunltqtp ledep
Eue,( 'uenleso{ nlens reEeges nlt 3uet1 1odruo1a1 eped efre4eq (V'g 'qC) oW
'oH 'ol u"qeq BA\rlBq IlJBJeq Iul IBH 'ledel eruces 3uur1 e,{u>1e,(ueq ue>1de1e1p
eEnl 'Eueq u1ede4 derles e1 ue>llsnqlJlstprp Eue,( ts>1eer Eunlrqrp 'e,(u1nryreg (V
'3uet1 tsepuod 1n1un u€{ulzrlp 8ue,( Eun>1np
e.(up ue>lednreur Suetl Surpurp ue4ese8 ele? rrele tut 3uet1 ueEunqeS l€ql{B
rq4e uE.tu11 'us4rredrp snreq 3uet1 qnrnles Inlun ue{utzup 3ue,( Eunlnp e,(ep
e4eru 'uu4err4redrp qzpns Euerl nl€s {nlun uB{uEIIp Euef 8unlnp e,{ep elrg (g
'J€lepuolu q3J8
uep 1zEe1 qere zped 3uu4 1u4 e,(e8 nule ue4e1 e,(e8 qEJB llrec€lu z8r1a4 ue1
-ylzqredruour ueEuep ledeprp BSIq uB{uIzIIp Eue,( ([11codoc Surnaq) 8un1np u,(ep
uelq"qu?trp nlred 'ualnpedrp leprg tur edrue8 nl{B^l eped uees4rreued
"zr\geg seqeq Eue,( q€Jeqp r8eg rde1e1 'edrug8 nqe,,rr eped undneru esurq etrlstrsd
'edrueE
{nlun Bs{rJedrp e,(ue,(3o,(es 8un1np e,(ep 'ueueqeqrued tslpuo{ r8ug '3uel1
nl?s Inlun u"Iuzrrp Suet (fi1codoc Suuoaq) 8un4np e,(ep Sunlrqlp uelpnruo) A
'roq 3o1 epzd guu4 ue4rpr1e,(ued ltsuq
rr"p u"{BJr{redrp ledep qepnru ue8uep Suerl 3ue[ue4 'Eue1l stusl ue4nlueueru
tuel"p Suqued roDlq utlzdrueur 3uer1 ts4ru1suo{ Islpuo{ '[ul I3g IUBIBC
'uu4urqredrp ludep 3uer1 Suelued uep sruel '.leleuetp eleru '3uet1 tsepuod
>plel JBlDIos rp ueun8ueq depeqrel uerypr1e,(usd uep 'e,{u3ul1lle{es ry ue4rpr1e,(u
-ed 'ueelnrured qeneg rp guu€l uees>ltrerued uB{n>I€lIp g"leles 'z1nru-e1n14 (t
'$l
lDIrJeq ;npeso.rd ue8uep r?nsos u?{Bu€s{BIIp u,{uesutq 3ue4 rsepuod uueuecuere6
L6 uaEuBcueJed e'9
98 6 Pondasi Tiang
PenentuaD:
Bentuk bangunan
sistim pendukung
Bentuk pondasi
(skala beban)
(untuk penurunan
yang diizinkan)
(untuk pergeseran
mendatar yang
diizinkan)
Perkiraan dari
Bentuk dan ukuran tumpuan
Diameter tiang
jumlah tiang
penyusunan
Apakah
perhitunSm daya
dukutrg gaya pcnahan,
lukutrg vertiLal, Srya Ix
p€r8*ril, sudut kemiringan,
dan sudut guling dapat
diterima ?
a
Apakah pemerikmaD seara ke.
reluruhan memuaskanl
l(ru) EulputP
urelue uesrdul rasoE e,(eg
,
(ue8uzcueured e,{eE)
:en1 e,(eg
u"p 'nl{"1\ ugp E(gIq uefluegrulped ue4nlrerueul upueqoquod }se} uBfluop n}I€[
'rur rrglerol 8ue,( ere3 ue{n{ellp
'Euur1 eped (lsat Sutpool) ueuuqeqruod 1se1 ue8uep
uB"JrIJod Bu?Iu Ip ?r"c nlens uep ("IIlBls snlunJ ue{J"sepJoq) qeu4 uellplle,(uod
nel" rleue1 u"E{nluJad qB&\Bq Ip uBSIdBI u€{Ipllofuod Elap-a1r-p u">lJusepJoq Eunltqtp
u?€Jr{Jed BuBr,u rp sJEc nl?ns Bpe
nY s€lBq 8un{np B.{Bp uB{eJl{Jedueu
{nlun
(uo1) 3uer1 EurPurP rose8 ef€C : rU
(uo1) Eueq l?sndrol 8un4nP e,(eq : dU
(uo1) rsepuod-qeue1 Bp€d wteq 8un1np e{eq :'U
S'9 IoqsI 1u"Pp 3{3uB-"{3u€ I?{€dIp "/(uBs?lq 'ueueuree4 Jo}{eC :u'IUIS IC
Beban tetap + 2
Beban sementara
tidak dipakai secara luas, kecuali untuk pekerjaan konstruksi yang besar. Secara praktis
perkiraan ini berdasarkan rumus yang diajukan oleh Terzaghi ataupun Maeyerhof,
atau dari rumus empiris yang diperoleh sebagai hasil pengikhtisaran dari data-data test
pembebanan. Sebagai contoh, diambil rumus untuk jalan raya di Jepang sebagai berikut
ini:
berat sendiri (dead weight) tiang, cukup besar, misalnya tiang yang dicor di
-Jika
tempat (cast in place):
1
R": i(Ru - W,) + V[/" - W (6.s)
berat sendiri tiang, misalnya tiang pracetak yang berdiameter kecil, dapat
-Jika
diabaikan:
I
R,: iR" (6.5)
(6.7)
(or=Nt-] - =u
-.2&r+Ir'rr
:ue8uep qalo:edrp Sueq Eunfn uped tsepuod qeusl IrEp Eu?3ua: 1g uE:eg (1)
Eunlnpued
uesrdzl red tunlnpued
-rltBs tseJleu uusrdul e1
-ad Euefue4 tedures tse:l
-eued Euefueg
0s0? 0g0z 0l
N BEJEH _ itg eE:eg*
,, qfsroq 1epn,, dettuerp Eunlnpued .. qlsroq,, deEEuerp
uesrdul uup erelue uesrdel epg (q) Eunlnpuad q?uel BIrg (E)
9r0190
eserq Euecued
Euerl 1n1un
?ls
eteq udtd Euetl 1n1ug
Tabel 6.6 Tabel perkiraan q', untuk tiang yang dicor di tempat (Satuan:
-l
Tabel 6.6 dengan mengabaikan perbandingan dalamnya (depth ratio) lapisan tanah pen-
dukung dan memperhitungkan kemungkinan untuk dilaksanakannya (consideration of
workability\.
Besarnya gaya geser maksimum dindingfr diperkirakan dari Tabel 6.7 sesuai dengan
macam tiang dan sifat tanah pondasi. c dalam Tabel 6.7 adalah kohesi tanah pondasi
di sekitar tiang dan dianggap sebesar 0,5 kali 4, (kekuatan geser unconfinedfunconfined
comp re ss ion st r ength).
Contoh perhirungan untuk keadaan sepefti yang diperlihatkan dalam Gbr. 6.9
adalah sebagai berikut :
Anggaplah bahwa tiang berupa tiang pipa baja (tiang dengan ujung terbuka, berdia-
meter D : 80 cm), daya dukung yang diizinkan (allowable bearing capacity) pada arah
vertikal pada tanah pondasi akan dihitung.
(iiD P: N'flL =
:s
(iv) Letak d menjadikan luas Aabc sama dengan luas Aade, dapat dilihat pada
'N BtrBq FBTqJIBX 0I.g .rqo
xo
tr o
il D
99
D
o
0n 0t
N 33J3q rs?rqrp)
1g u8:eq
rserqrlEI uullnfunuau 1?qtl lapud-Iapusd sueg
e,(uurnlaqas ueBunllqrad qoluoc 9t
uBlres?proq Eunllq!p Euu.( Euetl
NE
ZT
0t
I 8Z
I
I
9Z
I
w,
27,
:o
3f"q 8I
Euen
edld 9I
I
'I
zl
OI
t
(?uEcu3J q?u?l uue:pu.ued) uendurnl
tueq uetuzcuzureg z
uep Euefued ueqeqnrad urerteig
(2) Daya dukung pada ujung tiang: Karena tiang dari pipa baja pada umumnya rnem-
punyai ujung yang terbuka, dipakai garis titik-titik pada Gbr. 6.7.
tlD:ff:2,0
, O,E
L:
N
*,
4a:8N:8 x 35:280ton/m2
ta.A : 280 x
+: 140 ton
(3) Gaya geser maksimum dinding tiang: Harga rata-rata i/ bagi lapisan-lapisan tanah
didapat dari Gbr. 6.9 dan .fi yan9 sesuai dengan harga rata-rata 1/ dapat diperoleh
dengan melihat pada Tabel 6.7. Dari Tabel 6.8, li dan fi dapat diketahui. Selaqiutnya
gaya geser maksimum dinding tiang dapat diperkirakan sebagai berikut:
U Elt'ft: 3,14 x 0,8 x 140,2 352ton
=
(4) Daya dukung ultimate:
Ru: qa'A + UZli.fi:140 * 352:492ton
(, Daya dukung yang diijinkan:
Tabel6.8 Gaya geser pada keliling permukaan tiang, digolongkan menurut lapisan
tanah.
x 28,0 140,2
Gaya tarik tiang yang diizinkan adalah suatu harga yang diperoleh dengan membagi,
gaya tarik maksimum sebuah tiang dengan suatu faktor keamanan (safety factor)
tertentu (s_ebagai contoh, untuk jembatan jalan raya di Jepang, waktu normal, n : 6).
Gaya tarik yang diizinkan ini dibatasi oleh gaya penahan tarikan dari tanah pondasi
dan tegangan pada tubuh tiang (tegangan tarikltensile srress). Di samping itu, kadang-
'1uI lDIIJeq u??IIrBsJed ueEuep ualntuel1p ludup ueryurzrrp Eue[
J"l"pueru Eunlnp e,{ap eleru 'uagreqlp gzpns I"tuJou uereseEred e,(ureseq epg
'lssloJ rurele8ueur >1epr1 uendrunl
uep n>I"{ dn4nc tsepuod ueEuep SueB erque ueEunqnq ?ngeq ture,{s ue8uep'(tt'g
'rqg l?ql1) 3ue41n1un Bu?cuor II"u"l u"BTruured ue>1npnpel eped Eunlqtp uup tuell
z,{u1ur(ueq uz>lernpedureu InIm Bu?JBs nlus gel"s te8eqes rc>1edlp u,(uesztq ruI IBIuJou
uzresoEred z(ureseg 'rsepuod qauel IJ"p Inq"lo{lp 1epl1 3uu,( ropl"J-roDl"J uelSuuqtup
-redursur uzEuap ualulzlp Eue[ Euru1np e,{ep depeq.rel seleq te,{undrueu deE8uztp
'prurou uuressEred e,(u:zseq uB{JBsEpJoq ue>lnrue}lp Euef relzpueur Eunlnp e,(eq
'ue{ulzJlp EueK (,Qrcodoc Euuoaq) 3un4np e,{zp lnqesrp Eue,(
qepur 'uzlurzrrp Eue,( ueEue8e1 teducusur Eue4 qnqnl ru"l"p ue8ueEal J"}BpuouI
"{llel
z,(zE uep 'rur ue:ese8led efu:eseq uDIJ"sEpJoq ueldelalrp Eue,( rulzpueu e[u8 uep
Ius"Jeq Euur( yce>1 qlqel Euu,{ e,(ut nlens 'e,(use1e rp ueun8ueq IJ"p Iunruls{eur 3u11ed
Euu[ uereseq g"l"pu Euerl epdel zped uelurzup fluef uureseEred e,(ureseq ultg
'rrrpues nlt Sueq lsepuod eped rulepueu (stau[1ts) uen{"{o{ uulpseq8ueru
rete 3uer1 updel eped (ruautacoldsrp Totutou) IBIuJou ueresa8rsd e,(u:eseq g"lzp" unpe{
flue,( uep (am1cru1stadns) u,{use1e rp ueun8ueq 1eJIS qolo u"Inlusllp n"ul {3} neru Eue[
Euen epde4 epud ueluzrrp Eue,( uerese8rod e,(u:eseq g"lepe 'uelurzrrp Eue,(
"IuBUod
6un4np u,(ep depzqrel selzq te,(undureur 8ue,( uaeso8red uzuq8unue{ Bnp
"pY
'e,{uueEunlq
--red llqep rl?l"p.E rur ln{rJog .efuueEuep snrnl >1eEe1 Euu,( qere Iu"l?P 'ufuqealeq
Ip gtsu"l uesrdq rsIBeJ uolsgeol uep Euert elede>1 uped uereseEred e,(ureseq '3ue1l
qnqnl eped uz8ueEel ueEuep ualeler(urp Eue,( s1se1e 3ue,( rsepuod sele Ip reEeleE nlens
rzEeqes EunlgJp Euerl rur BrBc '3uer1 e1ede1 eped uereseEred zfuresoq uep 3uell
"ped uB{uEIIp Euef 8un4np e,(ep ue4nluouou
qnqnl ru"l"p rp ue8ueEel UDIJ?s"pJeq {nlun
?J"r nlzns re1edry Euurl uped Jel"puou ueqeuad efe? peweflueru Inlun efulnfue1sg
'se1sl Eue,( {BtoJ {llll uu{nruellp
qeured unleq '1eq >lzfueq ru"lzp EA\II"q uEI"le>IIp ledep rumun BJ?cos unIuEN 'ueqeq
t,(ureseq ue8uep renses 1u1Euruolu. uB{B uerese3red uup 'tsepuod qzu4 ueulnrured
rJep r"Frrr lrunl-lrunpeq p"Fel Ue>IB ls€puod qeuel (asdo11oe) u€quunJe{ u>1zur 're1up
-ustu e,(e8 ueq?uou (1'9) ueuruusred ueryesepreq e38urqra1 3uz,( Euulued uzEuep 3uel1
rztzqes ualSuolotrp ludep Eue[ Eueq 'eseyq 8uz,( Euefued uern>1n ueSuep Eueq u1t1
Permukaan tanah
rencana tanpa
gaya gempa
Gbr. 6.11 Cara untuk menentukan pennukran tenah renclna untuk tiang.
Daya dukung vertikal, gaya tarik tiang, dan daya dukung mendatar yang diuraikan
dalam bab terdahulu adalah daya dukung yang diizinkan untuk keadaan di mana tiang
tidak terikat pada suatu batasan tertentu. Tetapi adakalanya kita harus menghitung
daya dukung dengan mempertimbangkan pengurangan (reduction) akibat gaya geser
negatif pada dinding tiang yang bekerja pada tiang karena penurunan tanah pondasi,
atau pengurangan akibat pengaruh dari sekelompok tiang. Hal itu digambarkan secara
garis besar seperti di bawah ini.
(/) Gaya geser negatd dinding tiang: Jika tiang-tiang yang dipancangkan ke tanah
pondasi terancam bahaya penurunan akibat konsolidasi dan pemancangan selanjutnya,
maka gaya geser negatif dinding yang bekerja ke bawah pada keliling tiang harus ikut
diperhitungkan. Gaya geser negatif dinding ini (Gbr. 6.12) diperoleh sebagai jumlah
gaya geser dinding pada lapisan yang mengalami penurunan akibat konsolidasi dan
(uot)
Suerl ueEunqeE r-rep (flrcedec Suueaq aluurrlp) seleq 8un1np efeq :'Dy 'rurs rq
(org) r'to's + Y-Pb - "bY
'1ul ln{rJeq ueeures;ed ueEuep ue{nluelrp rur
Euerl ue8unqe8 1n1un seleq Eunlnp e,(eq 'u€nlese{ nlens re8eqes rsEungreq uele
'3uu4 uep €I'9 'rqg eped leqlpet lpedes rrsrslp 3ue[ uer8ug eped qeuzl u4eu 'pce1
dnqnc Euerl eped qeEuq ueEuanr elrt enqeq ledepuod uped ue4res"proq rur I"H
'resoqrel Euef
szlug e3req Itqu?p Euru1np efep 'ue3unlgred urelep e,{urunurn 'IuJntu uosle{ nlens
rc8eqes duSSuerp u"qrunlese{ ?Jeces 3ue4 mepuod euetu Ip ?J?c nlens eped 'nll ?ueJ?I
galo 'su"gJepes Eue,( ue4oled nlens ue8uep u"{nlue}ry l[ns uep Suet]-8uetl u?unsns
nele rsepuod qeuel sruefeped EunlueErel sule 1p e1e[eE I]B{epueu rJdruug Suei( ueepee>1
4n1un Sueq-Euzr1 e.relue ruruurunu Euena 'Euzrnryeq ue4z e,(uEunlnp e,(ep uost"I
zped rpedss 'ue>14e1ereur >lnlun u"l"n{o{ uery"qlpadrueu ndruetu ueqnJnlese>I nlens
reteqos uep urBI eru?s nl?s EunquESueru uule Euu4-8uBIl uJelu? 1p tleuul >1oduro1e4es
'n1ue1ro1 seleq nl"ns redrues pceEueu 3uer1-3ue1l erelve >1eref qlq 1de1e1 '3ueq qenqos
8um1np e,(ep ueEusp lesoq eru"s deEEuerp 1ul I"q eueJ"{ 'uu1r1nse1 us{1nqlrnueltr IBpt}
mr Eue4-Euell IE{rUe^ Euru1np e^(ep e>1eu 'reseq dnlnc rut EueJ} Surseru-Eursuru 4eref
e1r[ 'Eue4 >1oduro1e>1es eped ; pqlttat Sunqnp o,bp opod 3uo1t 4odwo1a4 qruo&ua4 Q)
I I
JrleEeu I 3rlrsod
Surputp I
Eurpurp I I
I
EJUIUe
ue{esac uustdel
u?Iasec
I I I
rssprlosuol
reqqe
I
fEunrnuad
renl e,(ug runl u,(eg
Lapisan pendukung
ga: Satuan daya dukung batas tanah pondasi pada bagian ujung tiang
(tl^'),untuk mendapatkannya lihat pada Bab 7 tentang "Pondasi
kaison."
A: Luas alas dari gabungan tiang (m2) lihat Gbr. 6.13
S: Gaya geser rata-rata dari tanah, akibat persentuhan dengan tiang
(ton/m2)
Dr: Jarak dari dasar tumpuan sampai ke ujung tiang (m)
L: Panjang keliling bagian yang tertutup dengan arsir miring pada Gbr.
6.13
Selanjutnya, daya dukung yang diizinkan untuk setiap tiang R* ditentukan sebagai
berikut:
,n
^,': *(Ro' -
(6. r r)
6.4.5 Konstanta Pegas ,K, Untuk Arah Vertikal Dan Koeffisien /r Dari fi.eaksi Lapisan
Di Bawah Permukaan Tanah Dalam Arah Mendatar
(1) Perkiraan konstanta pegas Ku dalam arah vertikal.' Konstanta pegas (spring constant)
,(, dari tiang dalam arah vertikal adilah suatu konstanta elastis yang dinyatakan
sebagai gaya dalam arah vertikal yang menimbulkan pergeseran (displacement) sebesar
satu satuan dalam arah vertikal pada kepala tiang. K, dipakai untuk menghitung
besarnya reaksi pada kepala tiang atau besarnya penurunan elastis (e/asric settlement).
Untuk memperkirakan besarnya Ku, agaknya lebih dapat dipercaya jika perkiraan
'B,(uu"Eunlq
-Jed zJBc rul lmlusq tuep l1g'rqg ruel"p u?Il"rlllradrp rur ueEunlrgJed rnpesoJd
'uE)IuJzllp
tuef eSreq s"l"g urel"p rp {BlelJe} qelorsdrp Eue^( rs4eor e8Eurqes rleqtue{ uslrredrp
snJ"q sutr" rp uuerqred B{Bru 'ue{urzrrp 8ue,( ueJesoEJod rr{rqoleru nElB u?{urzrrp
Eue,( 3un>1np efep qrqeleru e1e^(uq qeloredrp Euef rsleer epg 'Euer1 ueunsns uep Euerl
e,(u1e,(ueq uu4erqredrueru ueEuep u"{n{"Ip Euerl epdel eped rsleer ueEunlrqre4
'Eueq e1ede1 e{ ueqeq uzrEeqrued uzp uelnpedrp Eue,(
Euerl e,(u1e,(ueq Eunlrqrp n1e1 'qsloredrp ualurzrrp Euef Sueq Sunqnp e,(ep qeleleg
(tt'g) { or'-o'oE'z'o:o4
I ztr-{'o'l:4
'rur ln{rJoq ueeuresred ualJesepJeq uu>1e.rr4redrp 'relepusru qure
ur"l"p uue4nuued q"a"q rp rleue1 rs>leeJ uorsgeol 'Euedel 1p {lu{el repurls. lnrnue;41
: rolDpuaw Lpfi uolDp 'uoo4nwtad qnlnDq lp qDuDt ts4oar uDp
4 uarcE{ao1 uDpt!4ad Q)
';ryD:nx
t'
elet uelzt4nlun ru4edrp Bue.{ srrrdruo €J?c u"{rreqrp rur ge,r,q rp ,qoluoc ,rlfitr"
'ueueqequrod ueeqocred IJBp B13p u€{JBSepJeq
{Jlsl}€ls EJBo r"{?rueru ueEuep srrrdrus
BJ?ces nele r1euel sluelsuo{ relutuaur ueEuep ueSunlq.red ue{JssupJeq uDIn{BIrp
pl I"q 'sp>1e:d uerc>lerued 4n1un rde1e1 .3uer1 eped I"TrUeA ueueqequred uueqocrad
uep (aunc uawafps poo) ueuntnued uuueqaqrued B^Jrul uu{JesepJoq Irquerp rut
Biasanya, pada pondasi tiang bekerja gaya vertikal Vo, gaya mendatar 11o dan
momen putar Mo, dan gaya-gaya luar ini berada dalam keadaan setimbang dengan
gaya-gaya yang menyebabkan perpindahan pada tumpuan yang kaku, misalnya per-
pindahan mendatar d, pada pusat gabungan tiang (titik pusat O pada Gbr. 6.15),
perpindahan dalam arah vertikal 6r, perpindahan tempat dengan cara berputar (rotary
displacement) a dengan anggapan sebagai pegas yang elastis. Cara ini disebut cara
perpindahan (displacement method) di mana analisa dilakukan berdasarkan hubungan
keseimbangan dan saat ini merupakan cara perhitungan yang paling ketat terhadap t
reaksi tiang.
'7.soc 'y)}3 :
+ tg urstr(ey + zX) + tX + oov
{oX }x(! g ,urs
{'0 uls zX +'x(!0 zuls I) * rsoc nX)}Z : *oV :
rB o*v
tx +'0 ,soc"Y)g : tty
('0 ,u's
Ors) tx(rX ^X)}Z : *'y : "v
{rg soc'X -'0 soc!6 uts -
- "X)Z : '*Y :
rP soc16 uls (IX **Y
ffi*'^
0z'g) /tx
t-- ,x), +
\ev J*z'"x
oq
-L-
"H.T ',
nx'u K^
orl:r
tX.u!:xZ.'X
_rx.u
z\"X 'u) :'9
ox.u +
i*Z.'x
o*.zr* , o,,-
-r n
u : deflEuelp EUBII q?Itunf
'Iur
qB/rr"q Jp u3{}"qrlJodlp 'ntl llrades uB"p"el Eunlrqtuaru {nlun u??u"srad-ueeuresre4
'J?Seq ?Iu?S
"y vep tX 'eX 'zX 'Iy re.(undueu Euert ?nruos uep (0 : !0) qeuut s>1 snrnl 4eEe1
Euy[,
Suzcuedrp uep sulorurs BJ?ces Euesedrp 3ue,( Euerl-Euerl {nlun u"Ipns{"urp 3uult
uuzuecuered :eseq uer8eqes, : srury 4a?a7 uop sl4auls oto)as unsnslp Suou-Buory o4r7 (f)
'rzueq Suuursur
ueEunlqred qe>1ede Bs{rJeruou 4n1un mlzdrp lzdep rur IBrl BI"tu '1ude1 srueq
oI,[:(!x!l+rtry)3.
(
(oz's) ( oA :
rrlz
t oH : lHZ
:?UoJB)
8
a.l
D : 1,000, /: 18,000
-I NI
-jl
ol^
- 6tx x
t.l
o Nti
i8r I
x1,,_
al
l;L--
i, I
:
I
1.250
Gbr.6.16 Gambar ukurrn bangunan bagian bawah'
0: {16 urs
,X + tx(,g zuls II * !g ,soc "X)\Z : *'y
: o*y
tX +'0 tdY
- .uts
000'19, (rg ,socoY)g -
tx(lX
-'X)\Z :'oY :
!6 n*Y
0t968- = {!6 soc "X -'0 soc uts
oX)Z : **Y :
0 : !0 soc !6 urs ('X - ^'Y
08€'I€ - (!6 .urs'oX +'7.soc'Iy)3 :
**V
PethOZ1S: ,!'IIZ: EX
pethlzlg : TgLl'} x 1610'0 x e0[ x L'Z x Z: zd.Igz: zX
urhzngz: ggLI'0 x I6t0'0 x eol x L'Z x r: ,f,.LflV: rx
(o'g) teqel uep ludeprp 'nqtuns rufeles gBrE ITIBIBp atr, .q*.3;.lrXlLT
:Eueq nqtuns releles g"Jz lrl"l"p Euerl epud se8ed e1ue1suo1 uzEunlrqre4 (u
'zpd re>1udrp ledep rur eruc 'uelzquref nqruns releles q"J" Inlun 'ruI lDIIJeq tzEzqes
'uelzquel srun1 >1e8e1 g"J? IuBIBp Eunlrgrp ledep rnqzle{ry unleq Eue,{ e,(uutul u"Jeseq
-u?J"seq Inlun '(pl8tt) rul"I BJBces uu4Eunqnqrp Euerl e1ude1 Bnrses qeldeEEuy
"{Bru
: (poqtaw Tuawacoldslp) uotlopuldod otoc uo&uap 3uo1t olodatl opod 1s4oat uoZunqryta4 Q)
Jika seluruh panjang tiang tertanam di dalam tanah, maka tiang itu direncanakan
sebagai kolom yang pendek, karena tanah di sekitar dinding luar tiang biasanya menahan
tekukan (buckling) tiang tersebut. Tegangan akibat gaya pemancangan ini dicari dari
persamaan berikut.
P
o :;4 oo (6.22)
Ac
unJnurl^l
r{Bu?I
unJnuel I ryeq Eue,{
rsupuod
IAIEI
rlBusl
uzsrdel
B
6l !
6l
dt
'il9 A T
6
t0
SE
Ep
A=
i -i
q)
Etr :
+
,s
I
tE6l
E :EE o
-s
+i
I I
i
ls ++
E; ! Sl! a6r rL l+
I
€o EES!A
6l
{ih i i
o 9ni:\)> <\ \u *lt +l=
+Q I
j^
= ln I
o0
il I b i," n n
tl
I
n
I I { n
6l
;-
o o=-o
q!:on o
,3 j
EM
E
o cs oE
ci --"
:-t
+
6l
I - ^'5 u
E :< E +
E =
: Fat
!
-.6: L *.
BO
6'
I:u ir..!S
:n f,rEc
o h
F
+Q
+ +i
t 3o"
n +s
i
; -t;
+
+
-!
h=O!E,-=
ESs-ES:s
=
1
;L
t ? l +
:,
6l
soEoE6E
?Ed-doo
g :.:
I
E :
1 :
a0 d S"E >> + +q
= n
I I
I
E o
I a
+
o r+{,,r i.
o
{.1<
-- l.
Irraq
rlr; Q
a
il
q
9 ta
l .:
t.i
6l I
i !
I
c 6'
o!
,L E
c{ ci t.
.!;.eE
dE {E
38.S& I
-i 3A
+n ll^ +
E Il+ _
F '56 (F---=-_ + +
a i
I I
q I
o Jl-- -l I 8 -!
I t,
I
.-* _i-
=
n
ls
I
i I
!
oI
E o
d 4
o
d d
?
J,
c d@ sF
il 'd z
E
EI Eg
6E
qa^
6+
-9,
EE d El)
-9e dq
>E
g
q ri
'o6
qob ,u
>i9 !t
.:o !:
_!l d
\o .2 vE E LC cv ze4
q=
Eo
d:
tr: EE
q
otr
trd
{-
6d
e< ;-*
qE i
-
6tr
!s
6l o@ 4u Eq oli
tr ta v ao V & v U!
e=
>gE v& !z.,112tr
-t
Gr0
o
I P efi
#{ 6E
crD
-l ;( f //'^'t \ tr3
+l_ I5p
q
Hi
+
g o:i
,gg
Xm =
(r-l-'-) =Y
og
=oa
*f
lt
Ht-
:ld
pl
=EDA
{ra-5
a
<opdOa
:1 l.
Ll'
il
Y4zI
-.1"[
J.d
q-O
to5
,(
o + $oJ
I
=.
[.f
A
m..i
trIX
(?]tr --roqruli --x
='oa
-?- H
p
ltla
o
c I
I E'
;i ^-t
.tt : ll
d
3. sr- ?lR
9.
E
o cE
il
5l€ dE
ul, 5B Fl
ls I
+E
p ls EH
D
t
qq + p
I tD 0a
(D
+ ql-
llrl ! o\
: \l
€
o o tl P1
r.E t)
-1t..il
rlI " I
o s
I
€ s H.
Lt" x(!
p- tl
I
oll d.
s B
olo
@lo s o c
u l€ o i.m B
D
I
= ,r-
I
q I
I +
I F
s
o
o
Nlr
\ J.
ll
c
(D
€ .il'
A1 =iR rD
!
E
oiJ
-o OQ
B
o
I B
s
XP x
qq I
I
+ ! E6
roi E
-:1,
ll il lt ao
r s
I
pt
xlr. ?
.\ l.\ Nlw
- I) I
€ N+
9,
ll+ 6
I
o I
+ i.t j. ,f
E
oto
olo i
t
+ = m
s qls xo s
+ x' S ;p (D
a
€ .ll'-: l
i-
:t9
3l-:: -lj l a
"'I ', = _: tlR
o
a$Fi
ro q.
II tl
t.r | - o
qlD=!a
qa ITG M=
Ill I
s + ! H-g
^6C
!M 'lo ;=C
^-j- il" s I
H il ^6
*6 5
ul
I
ll+ a
+ o
o
s Hl\
+ I =.e =
-HF
Ir H s
3o 'it \6 H
so
6lS o t =.o
lv
q € o il
J_'6
I
=6
i. lD
Nl-
.il' L.E
dan tebal pelat beserta banyaknya pembetonan ditentukan berdasarkan kedua kondisi
ini. Persamaan untuk masing-masing jenis bahan tiang tersebut adalah sebagai berikut:
Di sini, N: Gaya pemancangan (gaya tarik) yang bekerja pada tiang (kg)
A: Luas penampang tiang (cm2)
M: Momen yang bekerja pada tiang (kg'cm)
I: Momen inersia penampang tiang (cma)
r: Jari-jari tiang (cm)
(2) Tiang beton bertulang (Tiang RC); Untuk tiang yang terbuat dari beton bertulang,
tegangan yang terjadi dapat diperkirakan berdasarkan persamaan dalam Tabel 6.12,
tergantung pada penampangnya, apakah padat atau berlubang. Dalam menghitung
dengan menggunakan Tabel 6.12, harga g perlu diperkirakan sebelumnya dan sebagai
percobaan perlu dilakukan perhitungan sebanyak kira-kira tiga kali.
(3) Tiang beton prdtegang (Tiang PC); Untuk tiang beton prategang, tegangan yang
diizinkan dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut. (Lihat Gbr. 6.18)
0":o""*-*; ze
Mnr
Ae
MN
o'":oL"--*;ze ne (6.24)
n.M n.N
or:ope--- /
ae
Baja ocu
n nl?g
uendrunl qe,neq
rp {?lalral 'uolaq
e:e1ue uesldel
--lslJoq
_
I
q?^\eq uut8eq uendunl
q3^r?q
uendrunl eped erueln ueEuulnl
tiv
uuEueynl 1n1un Euels 1u1e4
*l-
N
I
I
'8 BrEr uBauep lsBulquloy 0z'g 'rqg 'v BrBt IsBulquro)J 6I'9'rqc
I
uendurnl
.4
:aseE-la >:
uuelnrura6 '
'Euur1 e1ede1 eped ueuroru usqeueru led"p ureueqrel Euef 3uur1 uerEeq
eEEurqes 'n1ue1re1 uBruBIBpoI u"Euop uendunl e{ u"{rrruuu}lp Eu"ll rur €JBc ?ped
(Ot'S 'rqC) y olD)
t
'Iseurquo{ €JeJ unp u€{uBJBSrp rur ln{rJeq 'uendrunl {n1un rseq
3ue1eq-Eueleq uzunsns elod nele Euurl 4n1ueq epud Sunlue8rel eleu ,n1u1 rseurquol
{nlun 'rule{ BJ?cos ue{"uecuerrp e,(u4eqes tnqesJel rs"urquo{ e4eu .rs>1nr1suo1
Jnl>lruls III"l€p ur>lEunur lrm{es lBnqlp efue,(8o[es J"lepueu u?JosoEJod ?ueJB{ rde1e1
'Ipues re{Br.uaur ue8uep nery lp8u) n{e{ rsuutquro4 n1e,( .uendunl ue8uep 3uer1
epdel Iselnqruol reueEuour ?JBc Enp epy :uondutnr uo&uap 3uot7 opda4 lsDulqwox (f)
Dengan pemotongan
GW.6.22 Detail bangunan dari tiang PC
D--l
(cara A). Gbr. 6.23 Tiang pipa baja (cara B).
'lBduel mclp Euud tuep lrup IBrnlInOs .rqC
1p IIBp(I SZ.9
u?8nJn nleg
I{u/r\€q Ip uoleq u?sld?'l
u€ndlxnl qu^rBq u?BlnruJed
t- u?ndun1 qz,treq uerEeq uped
I
eu4n uztuelnl Sueleg
J?seq M[u8lp
"u"s
'r"seq qrqol Euui( uernln Inlu1*
t\
1..,, rsrEued uoleg
i* - gg1 leref
*lG g tueltua3
u l+ g1
ustnjn nl?8
I lsffi
|!E- "-uendurnl rpa?q !p uolag uesrdel
:- uundurnl quirreq us"InurJad
F-
r.;
_t
qe,neg ue6uq ?p?d tu"tel
lvo .erd uoleq ztueln uuiuepl tuuleg
olt uoDq !q6ud fnl
-un uuiuepl inelsg
'ln>IrJaq UBsru?S
-rad uetuep Eunlqrp 'sepp Euz,( q"Jeep Jese8 uBuBr{BJ (z
"pud
'ueEu€1n} (aSototlcuo)uerzqEuelue4 G)
'3un1rqrp lsd"p rur Euedueued uBEu€lnl
"p"d ue8uep
uup uoleq eped ue8ue8el uerpnus{ 'Erell EIBde{ ueJn{n
BIUBS d"E8u"rp Suelnpeq uoleq Suudur"ued 'ufre4eq f4l uetuotu
uep rrele 'h[ uep "{eru u.(uE ury1 (S)
'd 1rre1 e,(e8 ueruoru d u"Euecuutuod
(3) Detail struktural bogian kepala tiang: Detail struktural untuk setiap macam tiang
diperlihatkan dalam Gbr. 6.21sampai Gbr. 6.25 dan lebih penting, hal-hal berikut ini
perlu diperhatikan benar-benar.
1) Jika dipakai cara A. Karena tulangan utama pada tepi bawah dari tumpuan telah
dipotong, batang-batang tulangan harus disusun seperti yang diperlihatkan
dalam Gbr.6.26.
2) Jika dipakai cara B. Karena tegangan tarik yang terjadi pada potongan A-A
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 6.27 akibat gaya mendatar 11, luas
penampang tulangan mungkin tidak mencukupi untuk tulangan utama maupun
tulangan pembagi. Dalam hal ini batang-batang tulangan pada penampang
Tiang \ l,,
'30cm
Tulangan dalam bentuk lingkaran
Gbr. 6.26 Penulangan tumpuan. Gbi.6.27 Penyusunan batang dalam bentuk lingkaran.
8ue1eq 9 q"Irnf
J€S?{ UeJrlnq uernln ueEuep
uelSurpueqrp ledl I?I Bnp IrBp qlqol
nele 'ue8uepl raleu?rp l?dg IUI Bn( (urur OOI) (o11eu) qrs:eq 4ure1
(utut 61) utut 77 (uru Z€ ) talolu?r(J
(%td%v'o (%s ) %s ueEuepl e,(u1ei(ueg
ue:puucuertp EueI
relauElC
1o1od {o{od
uutuepl ws .\d // qetuelnl
II?quaI llqtu"lp
eduel rueuelrp ros8uoy
ueqeued Eurpurp slrq rur 0l ruelep rsepuod eru3
'I?quaI lrqtuerp .rosEuol
ueqeued Eurpurp urc SZ
"lrq
qeuel uuroqured ure3
ure f runref ueuu,nel:eq
ru, 9l q?JE ru?l?p ue:ogrued zrz3
tunpuqed edrd
re{?tuerrr Euu{ erec enursg
45' + 5'
-0'
rt
i
R.B.-6
Pengaku
H-12x12x
n buah
{rJlsrl sB'I
sele Euzrl
ruru t-gJ 1n1e3uad utru13
etuq 1eqe1 1e13ue6
pada tanah asli pasti tak dapat dihindari. Hubungan antarateknik pemasangan tiang dan
perubahan sifat tanah pondasi adalah sebagai berikut.
pemancangan
-Cara penimbunan
Tanah pondasi akan terpadatkan
-Caru dengan memakai )
-cara
tiang yang'dicor di ) ranah pondasi menjadi rurdah
tempat J
terurai (lepas)
Alasannya adalah sebagai berikut. Pada cara pemancangan, sejumlah tanah yang
volumenya sama dengan volume tiang, akan terdesak ketika tiang ditekan ke dalam
tanah, dan pada cara penimbunan dan qlra pengecoran di tempat, keseimbangan
tekanan tanah akan lenyap ketika lubang digali dan selanjutnya sejumlah tanah akan
berpindah tempat.
Sebagai hasilnya, keadaan dari tanah asli yang dipakai sebagai pedoman pada waktu
merencanakan tiang akan sedikit berbeda dengan setelah pekerjaan pemasangan tiang
selesai dilakukan. oleh karena itu, daya dukung tiang yang diperkirakan juga akan
berbeda dengan keadaan sebenarnya.
Pada tiang pancang, didapat daya dukung yang melebihi dugaan semula, sedang pada
tiang yang ditanamkan atau pada tiang yang dicor di tempat timbul masalah berkurang-
nya daya dukung. Karena sifat-sifat memikul setiap macam tiang berbeda-beda sesuai
dengan kecermatan pengawasan pekerjaan pemasangan tiang atau keahlian dalam
melaksanakan pekerjaan, keamanan bagi pondasi tiang atau bangunan secara keseluru-
han dapat diperlihatkan menurut garis yang menurun dengan tajamnya, Gbr. 6.32
menuqjukkan suatu contoh tentang bertambahnya derajat kompaksi pada tanah
pondasi akibat pemancangan tiang beton bertulang, dan Gbr. 6.33 memperlihatkan
betapa harga N akan menurun akibat tiang yang ditanamkan atau tiang yang dicor di
tempat (cast in place).
(!
E
Harga Nd dari dynamic cone
d
o o
oo penetratlon test
V J 30 40
, Spesifikasi tiang I
-l
o
x
ID
r5
EE o
OE
ED ID
Gt o
C6 I
65
x
(F
16
i- o.
XE
-6
'p
JD
a3
Da o
;5
^G
C
oc
p 0a
? ?
o o
r
ID a
o
ts
tr
q3
?
n0
0sffi 0e 0z 0r X
o 09 0r 0t 0z 0l t^
to
p e8rzg o.
ID 1" u8:eg o
TD
ND
ID
(2) Kerusakan tiang dan ukuran penahan kerusakan tersebut: Pemilihan ukuran dan
mutu tiang didasarkan pada kegunaannya dalam perencanaan, tetapi setidak-tidaknya
tiang tersebut harus dapat dipancangkan sampai ke pondasi. Jika tanah pondasi cukup
keras dan tiang tersebut cukup panjang, tiang tersebut harus dipancangkan dengan
penumbuk (hammer) yang cukup kuat, dan tiang harus dijaga terhadap kerusakan
akibat gaya tumbukan 'ohammer" tersebut. Pada Gbr. 6.35 diperlihatkan berbagai
macam bentuk kerusakan pada tiang, dan perlu diperhatikan di sini bahwa kerusakan
pada tiang beton sering diakibatkan oleh tegangan tarik atau tegangan geser.
Dalam hal ini kepala tiang ataupun ujung tiang dapat dibentuk sedemikian rupa,
sehingga mampu memperbesar ketahanan tiang tersebut. Gbr. 6.36 dan Gbr. 6.37
memperlihatkan bentuk ujung tiang pipa baja, dan tiang beton prategang, berturut-turut.
Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa daya dukung tiang dapat berkurang, walaupun
EK
Tiang
baja
r$
-
E U
D
- G o
o @ @
Bentuk lentera Pembengkokan Peruncingan Pembengkokan
pembengkokan pada bagian pada ujung tiang tiang yang
pada kepala ujung tiang terbuat dari
tiang profil I
Tiang
beton
tr
u o
Retakan akibat
tekanan pada
Io
Retakan akibat
geseran pada
ao
Retakan menyi-
lang pada bagian
il @
Retakan meman-
jang pada bagian
Ir o
Retakan pada
ujung tiang yang
kepala tiang kepala tiang tengah tiang tengah tiang bebas
'lnqosJol
Eu"11 Eunln 1n1ueq ueqeqnred zpud EunlueErel 'qzpnur qlqe1 pzfueru ue8uecuurued
(ihE
'ufuq ud;d Eun[n lnpaq qofuor-rloluo3 9€.9 .rq3
Suulsreq
J?lep ue8uel lnsn: ueEuep
Suntn edrl (p) -n1 edra (c) ue8uulnl edll (q) snuo4 edrl (e)
8 00e
Kepala tiang mudah ru- Diperlukan kompre- Karena bebannya be- Memerlukan tenaga lis-
sak sor berukuran besar rat, alat menjadi besar trik yang besar
Panjang pemancangan Pipa karet merupakan Pada lapisan. lunak Kurang mampu mengu-
terbatas rintangan penge{aan menjadi bah sifat-sifat tanah
tr
Sering menjadi eksentris Tinggijatuh tak dapat lambat
o0
pemancangan lambat dikendalikan Penumbukan menim-
o Banyak bahayanya pada Penumbukan menim- bulkan suara gaduh
V
pemancangan tidak lang- bulkan suara gaduh, dan terjadi percikan-
sung dan kompresor me- percikan minyak pelu-
nimbulkan bunga api, mas
asap dan suara berisik
Tidak terpengaruh oleh Dapat digunakan un- .Lebih cocok untuk ' Cocok bagi tanah pon-
c tanah pondasi
tanah tuk semua jenis tanah yang dasi yang lunak
d
Bila penampang cukup Pengaturan jatuhnya keras ' Dapat dipergunakan
o kecil penumbuk dapat di ' Dapat digunakan un- untuk menarik
o Bila diperlukan penye- laksanakan tanpa pe- tuk semua jenis tanah
suaian pemancangan ngawas
tiang tersebut akan mempermudah mencapai lapisan pendukung, karena segera setelah
ujung tiang menembus lapisan pendukung, derajat penetrasinya akan menurun secara
tiba-tiba. Begitu lapisan pendukung bagi tiang pipa baja tercapai, biasanya harga i[
untuk lapisan pendukung akan lebih besar dari 30 untuk lapisan berpasir atau lebih dari
20 untuk lapisan berlempung.
(4) Pemilihqn peralatan: Alat utama yang dipergunakan untuk memancang tiangtiang
pracetak adalah penumbuk (hammer) dan mesin derek (tower). Untuk memanc€Lngkan
tiang pada posisi yang tepat, cepat dan dengan biaya yang rendah, penumbuk dan
dereknya harus dipilih dengan teliti agar sesuai dengan keadaan di sekitarnya, jenis
dan ukuran tiang, tanah pondasi dan perancahnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan penumbuk adalah kemungkinan
pemancangannya dan manfaatnya secara ekonomis. Karena dewasa ini masalah-
masalah lingkungan seperti suara bising atau getaran tidak boleh diabaikan, maka
pekerjaan seperti ini perlu digabungkan dengan teknik-teknik pembantu lainnya,
walaupun sebelumnya telah ditetapkan salah satu cara pemancangan tertentu.
Sifat-sifat dari berbagai penumbuk (hammer) diperlihatkan dalam Tabel 6.15. Hal ini
perlu diperhatikan dalam memilih jenis penumbuk tersebut.
Gbr. 6.38 memperlihatkan suatu contoh pelindung yang kedap suara, sehingga
derajat kebisingan berkurang seperti diperlihatkan dalam Gbr. 6.39.
'Bruns dupe{ dnlnued qnru8ue6 6t'9'rqg
(ru) Suell rreP z,(u1u:e1
0SoZ0t9ZI
e.rens depsl dnlnuad ue8ue6
\ *0,"
\\\ E
lurd dnlnueru uep e:1
Inlun BJ?pn 8unqe1
\\'
!
!i
a
1 al
_gl
tr
ti
1
s^
a
5 T8
qlruez s31E rc
(desrqEuad) Eunpnl/
Perbedaan antara cara penimbunan dengan cara pemakaian tiang yang dicor di
tempat, hanyalah dalam cara pembentukan tubuh tiang tersebut, tetapi kedua cara ini
hampir sama dalam cara pelaksanaannya. Selanjutnya cara penimbunan akan lebih
banyak dibahas dalam bab ini. Di antara cara-cara pemakaian tiang yang dicor di
tempat, kita lebih banyak menekankan pada cara BENOTO, cara penggalian dalam
arah melawan gerak jarum jam, cara penggalian tanah yang banyak memberikan
pekerjaan dalam pelaksanaannya, dan cara pondasi dalam berdasarkan pada penggalian
dengan tenaga manusia seperti kebiasaan di masa silam, dan terbukti banyak dipakai di
Jepang.
(1) Kesulitan-kesulitan dari setiap cara di atas: Cara BENOTO, cara penggalian dalam
arah melawan gerak jarum jam, dan cara penggalian tanah, di samping menurut sejarah
sudah dipakai lebih dari 20 tahun, memiliki kelemahan, yaitu kelayakan konstruksi
mempunyai pengaruh langsung terhadap mutu, sebab tubuh tiang terbentuk di lapangan,
dan kelayakannya sulit diperiksa. Hal ini diragukan dalam menaksir kebenarannya.
Karena sebagian besar pekerjaan menurut cara ini dilaksanakan di bawah muka air,
terjadi kesulitan-kesulitan sebagai berikut.
1. Tanah pondasi akan mengurai pada ujung tiang atau pada sekeliling tiang.
2. Terjadi keruntuhan/longsor pada keliling dinding lubang galian.
3. Jika pemeriksaan beton dilakukan secara sembarangan, mutu pekerjaan ini akan
merosot dengan hebatnya.
4. Akibat penyingkiran lumpur yang kurang sempurna, daya dukung akan merosot
pula.
5. Kesulilan sehubungan dengan air tanah.
6. Kesulitan akibat pengelolaan sistim drainasi/pembuang dan air yang berlumpur.
Itulah masalah-masalah penting yang harus diselesaikan untuk membentuk tiang
yang dicor di tempat yang dapat diandalkan dan agaknya perlu diselidiki bagaimana
cara mengontrol pelaksanaan pekerjaan, atau di mana cacad-cacad dari setiap cara di
atas dan kemudian mempertimbangkan penanggulangannya.
Sebaliknya, cara pondasi dalam yang didasarkan pada penggalian dengan tenaga
manusia, terbukti banyak dipakai sejak dahulu di banyak negara, dan biasanya dipakai
tiang-tiang dengan diameter antara 1,2-4,6 kali diameter tiang. Cara ini dapat diandal-
kan ditinjau dari segi pelaksanaannya, dan hasilnya selalu bertambah baik. Betapapun
juga, karena cara ini didasarkan pada penggalian dengan tenaga manusia dan mengaki-
batkan timbulnya air tanah, maka cara ini tidak selalu dipakai untuk setiap tanah pondasi.
Cara BENOTO, cara penggalian dalam arah berlawanan dengan putaran jarum jam,
cara penggalian tanah, dan cara pemakaian pondasi dalam, dapat dilihat dalam Gbr.
6.40 s/d Gbr. 6.43.
(2) Terurainya tanah pondasi; Penyebab terurainya tanah pondasi di sekeliling tiang
adalah terlepasnya tegangan, "boiling" (meletup), desakan, dan mekanisme penggalian.
Tetapi tanah pondasi tak mungkin tidak terurai selama penggalian dilakukan dan
mau tak mau hal-hal seperti di atas harus tetap diperhatikan. Untuk menanggulanginya,
hal-hal sebagai berikut ini harus diperhatikan selama melaksanakan pekerjaan.
1) Selama menggali, muka air pada lubang galian harus dijaga supaya tetap berada
di atas muka air tanah, untuk mencegah terjadinya "peristiwa mendidih."
2) Jika menggali, jagalah supaya tidak menggali secara berlebihan.
/
i
flff*fl
rlegI,ual
UPI
uolJq
ueJoceEued
rulaSEued
u€Suesetuad
rEsales
-rsrrp qau€I uP"s{rJeuIad
JBueq-Jeueq
telSuerP 'uoltq
qepns uerleE
ueqeuad edt6 uBp lEnqJal
u3{rlse(lIeru
resales 'rnd
redues uoloq -un1 Suenq Inlun
In{n8ued }"lV@ uur1e33us6@
ue;oce8uo4@ -ued tely@
@ @@@@oo@o
rndunl:eq :te eduo6
Isfl
qeleles
JElod
m -3ued
uolaq -tunlroq
uencv IIV l?lv Sunpurlsd
I edld
ue1n1:edrp
I?pU Euu( Sunp
-ur1ad 3unqe1
u€qspurruad
M $ ,u,u.
=kTAr
V'
rrM
\1
T-r
p vlllttrr ltrl
iilr
Pipa pe-
lindung
untuk
pengarahan
(3) Keruntuhan pada permukaan dinding lubang galian: Tanah pondasi yang digali
selalu terpengaruh oleh keadaan pada tanah pondasi itu sendiri, seperti tekanan tanah,
tekanan air tanah dan keadaan-keadaan di sekelilingnya seperti naik turunnya keranjang
galian, dan getaran dari luar. Sebagai hasilnya, permukaan dinding lubang galian yang
kehilangan kesetimbangannya akibat penggalian ini, terancam bahaya runtuh. Ditinjau
7
Eueqnl
u?lenqrued
uEEurl >lnlun
SJSUelu tuerl e18uur
ueqe?8ue4 '7 ueEueseura4 'g ue8uzsuu.ra4 '3
---1---------
--
V =
lesnd
uenluaued'l
-----ti-
6'9
lDis
5'o
m!e
sI
ox'
50
Ttr
!9
l,
oa
dari segi keruntuhan pada permukaan dinding, cata BENOTO yang memakai pipa
pelindung (casing) adalah lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara penggalian
dalam arah melawan putaran jarum jam, maupun caru penggalian tanah yang kedua-
duanya tidak mempergunakan pipa pelindung. Tetapi bila tindakan penanggulangan
telah dipertimbangkan sebelumnya, maka terjadinya keruntuhan masih dapat dicegah,
juga untuk keruntuhan sesudahnya. Dalam cara penggalian tanah, misalnya, sebagai
tindakan penanggulangan adalah dengan jalan menstabilkan tanah tersebut. Fungsi
stabilisator itu adalah sebagai berikut:
l) Dengan membentuk semacam kerak pada permukaan dinding lubang galian,
maka keruntuhan dapat dicegah.
2) Membanjirnya air tanah ke tanah pondasi dapat dihalangi.
3) Tekanan tanah dapat ditanggulangi, dan jika tanah pondasi merfadi lembab,
aliran air dapat dicegah.
Bahan utama dari stabilisator tersebut diperlihatkan dalam Tabel 6.16.
@ Pengecoran beton: Karena pengecoran beton pada tiang yang dicor di tempat
dalam banyak hal sering dilakukan di bawah air, umumnya dipakai torak (plunger)
penggetar yang dimasukkan ke dalam air. Urutan proses pelaksanaannya diperlihatkan
dalam Gbr. 6.44. Torak yang diperlihatkan pada gambar kedua, dipakai untuk mencegah
air supaya tidak meresap ke dalam pipa penggetar, dan torak tersebut akhirnya akan
terbenam di dasar setiap pipa.
Selama mengecor beton, bila beton dituangkan ke dalam lubang, dan beton tersebut
terurai menjadi kerikil, pasir dan semen sehingga cairan akan berkumpul di bagian
atas beton, hal ini membuat beton tersebut meqjadi merosot mutunya. Bila keadaan ini
/i\
v o @
,Penvuntikan
Zuetdn
,f
,,\V
-A
./
t l.:1 tz
Gbt.6.4
xffi
Cara penggetaran dengan torak.
'.rndrun1 leqJ1e uepn.ray St.9 .rqg
Eunde:e1uetue1nue; (c) :ndurnl ..ue1auau,, uoleg (q) rndrunl EunpueEueu uolag (e)
rur uetunq
f,
-ues uerEeq eped epe:aq
de1a1 :ndurnl qeltuua5 ..-
r"ffiH- If
ruer"p rnp"ror
.+"
o o o qsuel u"roqrued
uel urn:eI
o o o ue.relnd te8uei
rreuslrelJeq q?J?
ulelep usrogtued
o o oJoNaS
e,(uEun[n qnluesrp
?lrq qnlunr
Jol?srIrq?ls qeg(ueueq uele uerle3 qequegeq e8n[
reledrp qe1e1 u?qnlunJeI 8ueqn1 Surpurp ueqepel 3uz[
rndnelein ue{n{elrp '{eBEued 'u3{n{elrp rlslel rnnq-rBng
llps ue11e?3ue4 t?le 13qr{v ueuolequred elg 'n?u?l urcles erec ue8uaq
ueep?e{ qeqalue6
'ue4rleqredrp Juueq-J"ueq
snJer{ rur IBg 'u,(ureueqes u?Bp"e{ ue8uep ?peqJeq qnzt rpefueu uo]eq uel?n{e{
eE8urqes uoleq ")l?lu rp uesrdel nlens uelednroru uE{B Il{lre{ ,qe4 Buelrueq
"JEluE Ip"Fo}
6El Euera ue8ueseued ueufJe{ad u€€ues{€led L'g
7
d
EO
d6
-o '
U9 !
o
o Six d
.?
ia
6tr t-dg
oo=
6 O. i'^ o
o
o.
o !
oo9 Ld
,
U)
dd d!
>- !
d o.
F a5 o
qHq l'^o
o
o.
4l
3<
Ji
d(!d
a= o. E J
O.F0. 0. Fg
4t
q
E3
qr:
bo
d
o0 6
o I
o d
o. o c !c "
6l
d o
E
d
dc &, tE 0l
(! bo co rii ? o!
v' @
.o ^3
AE
-=
tr 0)
o
A EF J i; s
oo
5q
- ,,ll
-o tr= \t
(!
F 6,
._ !p d
!-i i 6,
otr
fad d
o0 a0
_& d o c
lq ai o o0
.n co
d ! c j 6l
EO
O.o E o o o = ca
A o -o
O.L
o< @ ): A gb \o
i
flt F
!i oo
o
\o
€
(!
a
E
o JI
o o
q o
o. t
(
'B{nqral uoslu{ uElBnquad sesord I't 'qc
(p) (r) (q) (e)
sE[? uolog
uersr Jrs?d
ttlnt[n I'l a
(NottYaNnoi NossIV))
L
NOSIYX ISYONIOd
/
Kaison tekanan dibuat berdasarkan prosedur seperti yang diperlihatkan dalam Gbr.
7.2. Konstruksi tubuh kaison sama dengan kaison terbuka, tetapi dalam cara ini dipakai
ruang kerja yang kedap udara dengan memasang langit-langit setinggi 1,8 m sampai
2,0 m dari sisi kaison. Kemudian ke dalam ruang kerja dimasukkan udara bertekanan
yang sama besar dengan tekanan air tanah, untuk mencegah air membaqjiri ruang terse-
but, sehingga penggalian di dalam ruang tersebut dapat dilakukan, baik dengan tenaga
manusia maupun mesin (Lihat Gbr. 7.48 nanti). Corong dan pintu udara dipakai untuk
jalan keluar/masuk para pekerja, juga sebagai tempat mengeluarkan tanah galian dan
pasir, seperti diperlihatkan dalam Gbr. 7.3. Untuk kaison besar, dipakai dua buah
pintu udara, satu untuk jalan masuk/keluar pekerja dan lainnya untuk tempat menge-
luarkan tanah maupun pasir. Pintu untuk tempat keluar pekerja ini disebut pintu
manusia dan pintu untuk mengeluarkan tanah dan pasir ini disebut pintu bahan.
Untuk kaison tetsanan" jika penurunan tidak terjadi lagi, walaupun masih berada di
^F/.ryl/ keria
Pusat ruans M.A.T.
(a)
W
(b)
W(c)
Pembuatan Pembuatan dan Kemajuan
ruang kerja penyetelan beton pekerjaan
pelindung (gele- penenggelaman
gar II)
l---
F
lerequrad se:e1
'quuu1 iunrlnpued ue1en1a4 ss{rraruad ?'L,qJ
eduro4
(.teleuroueur) u€ue{01 rnlnEue6
,/
1e,(utru ltdunEue6 0a
tl
x
o
edrd Euena o.
o.
e[ra1 uetuen: lrEuuplrtuel ,r
D
Pondasi
Pondasi bangunan
Pondasi mesin
-"rr.rj
Basement bangunan
Bangunan F Jalan penyeberangan
___+__
di bawah Sumur tambang
tanah Jalan kereta api di bawah tanah
Lubang pelindung (terowongan yang ditanam)
^ Dinding dermaga kaison
Bansunan
-- :": -' ----------+-
-- Konstruksi dinding kaison
I
Bagi kaison terbuka maupun kaison tekanan, pemilihan jenis kaison yang akan
dipergunakan seringkali menimbulkan perdebatan sengit, namun kedua jenis ini juga
memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Oleh karena itu, keputusan
akhir untuk menentukan jenis kaison yang dipakai harus didasarkan pada penyelidikan
yang seksama terhadap kondisi lingkungan pada waktu melaksanakan pekerjaan.
Perbandingan antara kedua cara ini diuraikan dalam Tabel 7.1.
Tabel 7.1 Perbedaan antara kaison terbuka dan kaison tekanan.
Lingkungan, l. Karena gangguan pada tanah di sekeli- 1. Dengau pengawasan yang ketat pada
suara lingnya besar, akibat penggalian selama waktu pelaksanaan, maka pengaruh
pelaksanaan pembenaman dilakukan. terhadap bangunan tetangga dapat ber-
memberikan pengaruh kepada ba- kurang
ngunan di sebelahnya, akibat tanah 2. Karena getaran yang besar dan suara
yang terbenam kompresor, demikian pula dengan
2. Selain suara derek, tidak ada suara lain suara yang keluar dari ketel, maka
yang mengganggu, kecuali di malam pemakaian di daerah perkotaan diba-
hari tasi, kecuali telah diadakan langkah-
langkah pengamanan sebelumnya
3. Bila terdapat sumur di sekitar daerah
konstruksi, tekanan udara dapat me-
rembes ke sumur, sehingga diperlukan
survai terlebih dahulu dan kontrol
menyeluruh terhadap aliran udara
3. Manajemen Selain pada kasus di mana terdapat masa- 1. Karena pekerjaan dilakukan di bawah
pegawal lah bekerja di dalam kaison, manajemen tekanan yang tinggi, maka pengaturan
pegawai dapat dilakukan dengan cara tenaga kerja harus diperhatikan, khu-
yang sama seperti pekerjaan-pekerjaan susnya yang menyangkut undang-un-
lain di permukaan tanah dang
2. Bila tekanan atmosfir di dalam kaison
menurun, timbul beberapa kerugian
dalam pekerjaan dan karena itu, dalam
beberapa hal perlu dilakukan kerja
selama 24 jam. Akibatnya, tenaga kerja
harus banyak dan mereka memerlukan
fasilitas akomodasi
rp"fuoru Feqlp uosr?I etec 'e,(uueeuecuered rEas uep nelullP tsupuod ueEuoloEEue4
dua, yang satu dianggap sebagai pondasi langsung setelah mengalami penyempurnaan
dan yang lainnya dianggap sebagai apa yang disebut dengan pondasi kaison. Yang
pertama termasuk pula pondasi yang memiliki kedalaman yang effektif kurang dari
setengah panjang sisi kaison yang terpendek, dan yang kedua termasuk pula pondasi
yang memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada yang pertama..Karena akhir-akhir
ini terdapat kecenderungan pada pembuatan pondasi tiang dalam ukuran besar, maka
pondasi tiang yang tak dapat dibedakan dengan pondasi kaisonjuga telah dibuat. Dalam
hal ini umumnya dibuat perbandingan antara perbedaan kekakuan tubuh pondasi,
atau dengan perkataan lain, perbandingan pergeseran pangkal tubuh kaison akibat
perbedaan sifat dinamis antar tubuh pondasi yang kaku dengan yang elastis, dan hal
ini dipakai untuk menentukan apakah perencanaan tiang itu dianggap sebagai pondasi
kaison atau tidak.
Jika suatu kolom dengan panjang Z (m) dan garis tengah B (m), kekakuan lentur
disebut' EI, berada pada tanah serba sama (homogen) dengan koeffisien reaksi tanah
K, (tlm3), maka batas pada mana pondasi dapat dianggap sebagai pondasi kaison
dihitung dengan persamaan berikut ini.
Llii
lx-.a
<| (7.1)
Karena penampang pondasi kaison umumnya besar, maka reaksi pada alas kaison
akan lebih besar dibandingkan dengan tahanan permukaan kaison. Oleh karena itu,
untuk pemakaian kaison ada suatu pedoman utama agar kaison dipasangkan sepenuhnya
pada pertimbangan terhadap pengaruh akibat dari kenyataan bahwa tanah di sekitar
kaisbn akan terkikis, pasir dan tanah akan terkuras, permukaan dasar sungai akan
turun, yang menyebabkan kestabilan kaison akan berkurang pula.
Kemudian, pada waktu menentukan dalamnya pemasangan kaison, harus didasarkan
pada pertimbangan terhadap pengaruh akibat dari kenyataan bahwa tanah di sekitar
kaison akan terkikis, pasir dan tanah akan terkuras, permukaan dasar sungai akan
turun, yang menyebabkan kestabilan kaison akan berkurang pula.
Gaya luar yang harus diperhitungkan dalam perencanaan kaison adalah gaya
vertikal, gaya mendatar, dan momen guling. Oleh karena itu, perencanaan kaison
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga lima syarat di bawah ini dapat dipenuhi.
(l) Intensitas reaksi tanah maksimum pada dasar kaison tidak boleh melebihi
intensitas daya dukung tanah vertikal yang diizinkan pada kedudukan tersebut. Dengan
kata lain, perlu dibuat perbandingan (q1 4 Q) dari harga maksimum q, untuk intensitas
reaksi tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.6.
(2) Intensitas reaksi tanah maksimum yang terjadi di bagian luar kaison tidak
boleh melebihi intensitas daya dukung tanah mendatar yang diizinkan pada kedudukan
tersebut.
Dengan perkataan lain, perlu dibuat perbandingan antara p, dar. p, pada keadaan
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.6(a) di mana tanah di sekeliling kaison dianggap
homogen dan perbandingan antara pzb psr dar, p32 untuk keadaan seperti yang diper-
lihatkan pada Gbr. 7.6(b), di mana tanah di sekeliling kaison tidak homogen, dengan
harga yang diizinkan pada masing-masing keadaan.
l"dol urzl uerp"fel nBlB JosEuol u"l"n{e{ nl"ns l"qDF unJnuoru
ueuu{el uosrol e[re>1 "qJ}-"qp (g
Euunr ur"lep rp ueu"Ie] ?u"ru rp leus eped ue"p"e1
'uerylugrsdrp snJ?g rur pq 'e4nq:e1 uosr?>l ueeuecueled uBI"p z,(usnsnq;
'(g't 'rqC legl'D uzureueqrued
lpefrq BJ"pn ry SunlueErel uosre{ qnqnl ueGeqes Eu?ru rp u""p"ey G,
"rueles 'Iu"uoqJel r€lnru uosrBl rl"leles l""ses L', 'Jqc luelBp
uz11ery1redtp Iuedes eEEuesrp {"prl uosr"{ urlSeqes rp lezs eped uu"p"o) (t
"ueru
rur ln{rroq re8eqes IBg{"q ruBIEp rreluledrp
nped oueeuesleled luus uped uerEeq deqos eped ueEue8el Buuru rp 1ere,(s-1erz,(g
'nJBq rlrserrr 8ue^( uoleq uel€rule{
eped uopesuprp snJ"g ueeuus4zled lezs uped uoleq ueSue8el uuSunyqred 'e,(usnsnqy
'u"{uzrrp Euz{ eEreq rrup lrce>I grqel ledep 'pseyes qele}es uep ueeu"s{e1ed n11ear
epzd 'uet3eq dupes eped ueSuu8el eSSurqes udnr ueqtuepes uol"u"cueJrp uosrey
'uapzrrp Eue,(
u"q"q ue8ueEq 1qlqel.eru qeloq leprt uosru{ rrup uer8eq derles eped ueEueEel G)
ueryqrdrp lnlud rur 1eq rcueSueru ue8ueqru4red eE3uqes '1pefre1
uqEunru Eue,{ '1ure1z1 q€J" ruul"p rsepuod r1eue1 {nlueq ueqeqnred epes 'uedep qzre
eI Juseq Eue,{ ueEuurruel 'uzlequel u1ede1 rsupuod upud 4redes 'Euedurilueur Eue,(
quu"l u"u"{ol ?rurJaueur 3uu,( uosrel rsupuod eped e,(usnsnq; 'ryeire1 e,(u1e.(e1ss qepns
deEEuerp 'rsepuod geu"l Inlueq ueqzqn:ed qolo uz>lqeqesrp Eue,( uosr"{ zpzd relnd
ue:esoEred '1n1ueq ueqeqnred nueleEueru >lzprl uosrc{ gnqnl undne1u16
"le{rzpue
'reseEreq {"pr} Iples BrUBS uosr?{ }lrereq l€pll 1uI 1eg rdelq '(ruautacoldstp
"/hqeq
,Oo1ol) relnd uerese8red depeg:el u?{reqerp ledzp eSSurqes '1ce>1 1e8ues uosrc>l qnqn}
IJ"p ueJnluol uereseSred II"Jeq rul 'u?Buecue:ed ueEunlrqrod €es rJ"p lerlrlrp
n1z1 duEEuerp uosreI qnqnl"ltgsq'(amqcn4stadns) ueun8ueq sele ue6eq ueEuep ueEunqnq
u,{uepu BueJ?{ uulSuuqru4redrp qe1e1 Eue,{ ue4urzrrp Euef ueroso8red e,{ueseq
uele:r1.tedueru uuEuep es4uedrp nped uosreq epde4 eped uereseEred qupunl (l)
'rluu"1 uep uosr"{ J"s?p zJe}ue ry elre4eq Eue,{ uulurzrrp 3ue,( rese8 ueuuqel
ufeE rqrqeleru qeloq {"pll uosrz{ resep epud pe[r4 3ue.( reseE ueueqel e,(eg (g)
'uos.ru{ rusep uup uudep uupeq uped qeuel ;s1ue.r e^{urusag 9.t .rqC
,rN
uesrdzl6 uestdellr:ep rrlf-N
I llr
rrep rlprel,y ullg (q) t:rp:eg Hy eyrg (e) lllllll,r
uegu?cuai
-ed rueyep
u€Ir?q?tp
tuelep upleJrlladrp 8ue,{ qeuel ueplntuJed e,{uEunlnp u,{ep
'Eue,( qeuq uesrdel
Terlihat bahwa kaison umumnya lebih besar dari tiang dalam bentuk dan ukurannya,
oleh karena itu tidak mungkin mendapatkan intensitas daya dukung batas secara
langsung dengan test pembebanan. Selanjutnya, intensitas daya dukung batas kaison
biasanya diperkirakan sebagai dasar perhitungan dengan menggunakan hasil-hasil
penelitian tanah atau pemeriksaan tanah dan intensitas daya dukung yang diizinkan
adalah suatu harga yang didapat dengan membagi harga yang diperkirakan dengan
faktor keamanan tertentu.
Untuk mendapatkan intensitas daya dukung vertikal yang diijinkan dari tanah
pendukung kaison dengan menggunakan rumus statis dinamis, dipakai persamaan
berikut ini:
I
: -l
;(q" - Yr'D) Tz'Dr
qo (7.2)
Di sini, 4,: Intensitas daya dukung yang diijinkarl (tlm2) dari tanah pondasi di
bawah dasar kaison
Q,t Intensitas daya dukung batas dari tanah pondasi di bawah dasar
kasion
geloredr-p Euz,( utruq nlens leEeqes uz{rsmgep1p u"rylt1p Eue[ reseE uzqeusd efeg
'eq 1 zq + tq'zq + rq
"q uzurel"po{ upzd drszd qeuut ueu"Iol rlBIBp"
Edd 'zdd 'tild
zdzx .zdX
tzl.zO .z)
tdrx ,tdX
.tL ttQ tI)
'rur ger\"q Ip u"4lerlllrodlp fq uusldel utrl 4n1un uueuesred ueEunlgre4 'u"qeq reEzqes
duEEuerp 'ua1e[ue1rp 8uu[ szle ry uesrdey ?nrues ?^lgeq uedeEEue ue{J"s"preq ledeplp
drsed gzuul ue8ueEel 6', 'rqD rrr"l"p uelleqgredrp llredes (Euern4 nele srdel eEp pep
IJIprol uzdeEEuu uB{JBsBpJoq u"{?u?cuerrp u,(uunurn) glqot nelu sldel Bnp rJ"p lrlpJe}
uzleropadrp zylg 'srde1 nles duEEuery rsepuod q"uel rc1zdrp s"le rp u??u?sred
"lrq
drsed qeu4 u"u"lq {nlun qruopoJ uerslueo) :ox
(u) quu4 rrep uuru"lzpe) :x
rlzu"l rr" ?{nu g"aeq Ip BIIq Jplege rsr lereq "{nru
'(ru/t) q"uet rsl }"reg :L
(.tu/t) tluuzl Iseqo) :c
(.tu/t) ueeqnured upzd de1e1 uuqeg :b
x
u"Iu"l"pel uzEuep {llp nlens zpzd (rur/t) grszd quuel uzue{el u"}"nle) :
d4 '1u1s 1q
( t.ox + ozttz + x.dx.f, : od
q,u,t {nlun k
(e't) J trsaqo{
a-ox + *.0x./, : od
I
t :lsudreq r.{Buet {nlun (t
'ln>IIJeq ueeurzsred uep qeloredrp drsed qeu"l u"u"Iel u"len{e)
'nlue1rel Euz,( ueueruee{ Jol{"J ue8uep 'Z'qeg. ruel"p u"{reJnrp
Eue,{ qeu4 uBuDIel rJoel u?{J?sepreq drsed q"u"tr u"u"{el ue}Brule{ lEeqrueru ueEuep
qeloredlp ledep uosre4 lsrs epud ue4u1[p Eue,( relepueru Eunlnp e,(ep s4rsue1u1
Tanah dan beton Dua pertiga dari sudut geser dalam tanah
dengan membagi gaya penahan geser yang bekerja di antara dasar kaison dan tanah
pondasi seperti yang diperlihatkan di bawah ini, dengan suatu faktor keamanan (di
Jepang biasanya dipakai n : 1,5).
Di sini, Zo: Modulus deformasi tanah pondasi pada tempat yang direncanakan,
yang biasanya diperkirakan berdasarkan hubungan Eo: 28 -l[ (N:
harga tr/ dari Standard Penetration Test)
Bni Lebar pembebanan yang sesuai dengan pondasi (cm), yang didapat
dari B* : J7; (,4r: luas permukaan kaison)
(ru) v'eQ-ry)tx:u
rusup epzd reseE e,(eg (g)
'tlt'eG-r1tuv:\
'r1 ) t > o e>llf '1nfue1 qrqel
e(t-lDEHx-zEd
G'r) o(zt_tt_LDg*X_tEd
o(t-tl-q)"x-zzd
o(l-tl)"x:tzd
e(l-tDtHX:zrd
uzalnutred epzd qeu4 tsleer e,(urzseg (t)
'ufus srdel nles ue>leunEEueru ue4ueres
-rp'zrurs gBIEpB lszpuod qeuq uestdel uep ruI I{BltrBq rp uu1e1e,(up gl't
'JqO ru"lep ualleqgredrp Eue,( luedes uesrdel "llq
"qres eErl urelep I8eqlp rsupuod q"uel BUBIU
fiue,{ ueloled nlens Inlun u"zluusred nlung 'ueeuecuorod Iuelsp e,(uqnrnles tsepuod
geuel rJ"p uegeqnred ual4nlunueru >1n1un srdel e8p rzlr4es lpefueru IEEqlp geu"l e>I€tu
'qzue1 u21yprto,(ued IIs"II IJBp u"{ntue}Ip Eue,( srdelsrdul.req tde1e1 elereru 1epr1 uustdet i
uel8eqrued BIrq ualg"q '1n[ue1 grqel 'u[zs qeuel srdel nles te8eqes deSSuerp tsepuod
qeuul 'rese4 ?Jecos uzeuecuered undnele ueEurpueqred ueeuecuered epud n313 'Bules
eqres Euu,( Jnls{el uuEuep geu"l IJBp IJIpJe} Iunlun eJ?cos uosrcI J"lDIos rp rsepUod
quuel ayl e,(uyesnu 'e,(uuze1e,(ue1 epe6 'uzsrdel edereqeq sele tszpuod qeuel tEeqrueru
ue8uep uueuecuered uelepe8ueu >1n1un nlred nl"los {Bpl} deEEuerp uelerurece>1 tEes
gzp rde1e1 'rsupuod qeuel suel derles rsrpuol ueEuep tenses eEEurges edm uel>Iluepes
rsupuod guuzl uzrese8red uep ts4eer e,(uruseq uz4ludzpuolu uep 'q"u"} ueeslrrerued
n"l" u"{rpqefued gszq uDIJ"sBpJoq qeloredrp 8uu,( tsepuod quuul sruef deqos ue8uep
uuEunqnq:eq 3ue,( qeu4 Is{"eJ ualsgeo{ u"nlueuod ue1n4elrp qu>1es nped 'n1t uuarel
qol6 .JEse>I BJBces uDIn{BIrp rur ueEuolo8Euod undnelen 'uesldul Iueceru-Iuec"uueq
rJEp rJrpJel rdelel 'eures BqJos {BpI} uoslsI J"}I{es rp rsepuod qeu4 e,(uurmun
'nl7Elt ete:roe G
JBsr{Jeq uz>laqredrp T vep 'guu?l Ie{Iuo^ ls>l"eJ uelsgeo4 ueEuep
Jelepuelu q"JB rrrBIBp rese8 seEod uelsgoo{ ?J"}uB uz8utpuuqred e4Euy :y 'tuts tq
nx.T : tx
(sy) relepuelu qer" Iu"lep rese8 se8ed uelsgoo1 (g)
s"1" rp (1) eped uetlre8uod ueEuep erueg :ofl
(uosre>1 r"sep sutll :ny) oVt - ^g tuup
ledeprp 8ue,{'(urc) rsepuod uu8uep tenses 3ue.( ueueqequred reqel :1g'tuts tq
Q't) o1r!{'oflzzl'o : nx
-! lap I
-.1 lap II
f hp III
Gbr. 7.10 Model untuk menghitung stabilitas pada tanah pondasi berlapis
tige.
^ (M-P'x)&+(H+P)K2 (7.13)
h'K3-K3
(6) Dalamnya pusat rotasi kaison
1r,o
* *, 1?lnq
{nlueg
(s)
!'tocu + 17 - 71rrl+(Crror!
zlv -
t
.(u- I)r:+(dsor
t
Z
u + uZ - dlu - t) zui+ {(Csoc
. 9t ? t
gs.,)(C - tl +
,tuls- + (! - t )- + 6/sorg/rurs- ( 8l so, + I), gl soc 6f urs + uio ur
IIZ C.soc6lurs + /rurs! C -!)zD k) t>/
7.
Suefusd
z(dtotu+i(ltocu-71u1 z(gtoru+ l)u !ptq + o C,oTq + D)qZ r?aire4
(r)
I
zA I( lessp
? ,V
Inlua8
'za uup r,t ,p,,y gup
loqul uB8unllqrad t.l, pqul,
Jes?P
qZ
{ntueg t
I
(l) Persegi panjang (2) Lingkaran (3) Bentuk bulat telur (I)
(4) Bentuk bulat telur (II) (5) Bentuk bulat telur (III)
(1) Bentuk: Seperti yang diperlihatkan pada Gbr. 7.13, bentuk datar dari kaison adalah
lingkaran, bulat telur atau segi empat. Bentuk ini ditentukan oleh bentuk dan ukuran
bangunan dan skala beban, tetapi umumnya dianggap sebanding dengan bentuk dasar
bangunan. Dan dalam memilih bentuk-bentuk dasar kaison, hal-hal berikut ini juga
diambil sebagai bahdn pertimbangan.
l) Dengan memperhitungkan angka perbandingan panjang keliling dengan luas dasar
yang sama, maka angka perbandingan ini pada lingkaran adalah yang paling
kecil, diikuti dengan bentuk bulat telur dan bentuk persegi panjang. Hal ini
berarti bahwa bentuk lingkaran dan bulat telur adalah lebih menguntungkao,
bila ditinjau dari pekerjaan pembebanan.
2) Dari segi bangunan, gerakan melengkung dapat diperkirakan akan terjadi pada
penampang lingkaran dan bulat telur, sehingga bagian-bagian kaison dapat lebih
ekonomis.
\
,,'p {rcq srqer r"due ,a". 4n1'"lT?J:'#r]:1,::t }JX,T#ffi,oil:TlJl.:,{ (s
'ue4efte>pp g"pnru ueeues4eled ueel.le4ed,:eseq
rrcm{nJeq uosrc{ Inlun u"{rlee ,}enqrp qepnur Buefued fosrod
{nlueq EueJB) (v
rnrer r,rnq {nluaq uzp uzrelEu,Iil:,fi^Tffi}r;:lJlifi],Tff,1rJ}il (s
[]D CD
DD
Euo:oc Eueqnl
Surpurp rsrg
n{ts
1e1s,(ued Surpurg
Idrl Suputo
ueqeued Surpurq
sele l"led
JsIId
(2) Ukuran bentuk luar: Sebagai harga awal untuk mendapatkan ukuran bentuk luar
yang layak, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan.
Sumbu panjang kaison > sumbu panjang bangunan (0,8 m + 2)
Sumbu pendek kasion 2 sumbu pendek bangunan (0,8 m x 2)
Sumbu pendek kaison 2 4 m
Sumbu panjang/sumbu pendek S 3
(3) Ukuran tiap-tiap bagian: Agar pekerjaan penggalian atau pembanaman pada waktu
pelaksanaan dapat berjalan lancar, maka selain pondasi kaison harus dirancang baik-
baik, tebalnya setiap bagran juga harus direncanakan masak-masak. Ketebalan masing-
masing bagian ini berdasarkan pada hasil-hasil pemakaian kaison di masa lalu yang
berhasil baik; diperlihatkan dalam Gbr.7.l4 dan sebaiknya hal ini dipakai sebagai pedo-
man untuk menentukan ketebalannya. Bila panjang kaison cukup besar, sebuah dinding
penyekat dibuat untuk mengurangi tegangan lentur atau tegangan puntir (bending
Ezo
d
J4
d
t
t
o
.3 ro
fl
I nE,
o
B
Jo ul."n
fio | 2 3 4 5m 0,5 I r,5 2
0
2,5 m 1
0,s 2 1,5 2,5 m
Ketebalan kepala Ketebalan slab lantai Lebar bagian pendukung
mahkota slab atap ruang kerja (termasuk dinding penahan)
Ezo
,ti t
o I-
.3
o
rioB
IJ.
ro
O 0
t;L
tir
0,5 I 1,5 m 0,5 I 1,5 2 0,5 I l,s 2m
Ketebalan dinding Ketebalan Ketebalan dinding
penahan dinding samping penyekat
Gbr.7.l4 Ketebalan bagian kaison berdasarkan hasil-hasil pemrikaian kaison dimasa
lalu.
l5
2 a 3 dinding
'gl',
'JqD ru"lup ue41eq11:odrp ;rsud uep r{Eu"}
ue,>lrenleEuetu {nlun Euoroc nzle 1u4e,(ued Surpurp qepunf uep Jel"puotu ueJn{n etBTJe
uzEunqnll '2,(usrruouo>1e t8es rrep ler{lllp e8nf uep rdn4ncueru ue8ue8el ue8unlrqred
ue>1"s" rwlzqrp snJ€r{ uosr"{ qqrunf eEEuqes 'efte>1 rsuersge 6ueleq8ueu 1u1e,(ued
Sulpugp e,tuueule,(ue{ ruelep rde1e1 'Surpu1p Idel eped ryufre1 Eue,( (ssa.r1s 3ugs1u7
Tekstur
tanah
1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 (t)
Tekstur
tanah
N
APr
2.0fl) 3.000 4.000
Lanau ber-
7 Tekanan total
campur pa- (tekanan psda st pembcoM di"
str ^ tambah gaya g*r pada pcrmuke
E dindins)
Lanau ber- Tekatrao
campur pa- pcmbebanan
sir sdang Tekatrar p teoritis
Pasir s- Pasir
dang sedang Tckanan yang lO
I = Stlm' | 35
bekerja
-l Beratsndiri |,,
(beton+tiangl\.]'l
(a) Diagram pembebanan secara teoritis (b) Diagram pembebanan yang sesungguhnya
t. I
Kaison i\ Kaison i
\
GW.7.t7
srrluas{o u?qeg id
tl
v_-___________y
tt
ll
[Im]-il
d
8I'l'rq9
(q)
(t + t)d
fI-fTTTTTTTI
dalam kaison merupakan suatu lubang dan air dapat dipompa ke luar,
dan tekanan tanah statis beserta tekanan hidrostatis bekerja dari empat
arah.
(b) Setelah pelaksanaan selesai.
(D Beban harus dianggap konstan: Tekanan tanah statis serta tekanan hidro-
statis bekerja secara tetap dengan sudut siku-siku satu sama lain, dari
empat arah. Ukuran dan pembagian tekanan tanah statis, diperlihatkan
dalam Gbr. 7.20.
(i1) Beban harus dipertimbangkan pada kesempatan yang khusus: Bila pada
keadaan di mana beban mendatar yang bekerja pada saat gempa bumi
dan lainJainnya juga diperhitungkan, disarankan untuk meninjau kondisi
pembebanan seperti yang diperlihatkan dalam Gbt.7.2l.
p*,+ p*
::
tr-
:- p"+ p-
Intensitas maksimum reaksi tanah (t/m2)
p"i Tekanan tanah dalam keadaan awal (t/m2)
p*i Tekanan hidrostatis
:=
=
GW. 7.21 Keadaan pembebanan pada
flnllllflTlT]l]lffifirlllll
p* waktu gempa bumi.
Di sini, a:
Besarnya pengurangan dengan mempertimbangkan pem-
bagian pembebanan dalam arah dalamnya penetrasi, dipakai
harga-harga seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.22.
Karena dalam keadaan ini, momen lentur yang terjadi juga bekerja
dalam arah dalamnya penetrasi, untuk bagian ini diperlukan jumlah
tulangan yang cukup dalam arah dalamnya penetrasi.
Besarnya momen lentur didasarkan pada persamaan di bawah ini,
M, : M*.0 (7.18)
Di sini, M, : ,;;tx
rr:H.i, rffiir:lo;'ffi1la #,JI"#1*,,,ffi:
p: Penyalur tegangan pada arah dalamnya penetrasi, besarnya
diambil dari Gbr. 7.23.
'o'
(oVlV
@Hffi
uz8uurn8ued uu8urpueqra4 (q)
: f) :sen1 uzEurpueq:ed ul8uy
elntu q?laqes qzuel eped
q?uel rslEer e,{u:eseq ue6equs6 (E)
mempunyai berut W, tertumpu pada penampang mendatar kaison I-I, setelah menda-
patkan paqiang /, di mana f'sama dengan Wt + W2 dalam Gbr.7.24.
Keadaan seperti ini biasanya terjadi, terutama bila pada saat pembenaman kaison
sedang berlangsung, tanah digali cukup lebar di bawah sisinya, dan lapisan padat di
sekeliling sisi yang tajam berubah menjadi "lepas."
,.iry
"1 \ll
I I t)
q ------.\ I HI
/ Ka,
j
7 K,,
lrsy3lr+l, I
Pelat atas umumnya dihubungkan dengan dinding sisi (.rlel/) seperti yang diperlihat-
kan dalam Gbr. 7.26 dan direncanakan sebagai tumpuan pelat sederhana. Karena gaya
geser yang bekerja pada pelat atas, besar, maka dipergunakan tulangan diagonal. Lagi
pula karena beban eksentris dapat menimbulkan penyimpangan relatif antara kaison
dengan tubuh pilar (pier body), biasanya tebal pelat ditambah. Contoh perencanaan
seperti ini diperlihatkan dalam Gbr. 7.27.
'lnrnl-lnmgeq B$IIJedrp Bnpe{ u""p?eI 4n1ua zqJ l
uep eurq:ed uwpue{ >1ntun I1l,{ ulEI ueEueq 'su1e le1ed uep repd gnqn1 rr"p
tlsoduol ueun8ueq leql{B pefrq "1"{
ueqeg '62'L 'rqD ru"l"p uelleqrtredrp 8ue,( rlredos
?npe{ uBBpBe{ lnqosry u,{u1n1ueq Euea 'su1e 1e1ed uep }"ql{B lpeFel dzEEuerp -relrd
uoleq uzp sele 1e1ed rJrpues plcq'g7'1'Jqg urBIEp uelleqJpedlp Eue[ Ipodos erueped
u"Bp"a{ lnqoslp eruq;ed Euel( 'rur IBrl ur"le( 'sureEueur ge1e1 relrd uoloq rp
u""pse{ uep sereEueu tunlaq repd rrup uoleq €ueru Ip u"Bp"e{ "uerrr
u"{Bpequor[
"JB1uBelellepue
{nlun ueqJlaned ueleperp snreq 'ue4nEerp ssl" 1e1ed ueeuecuered 'n1J
Buere>l gelo 'sBlB 1e1ed uuEuep llouotrt lenqlp e,(uurnurn uoloq qnqnl '1n[uq q1qe1
4,)r '"tv-.l q
,w
ueuuqequred uru:8er6
ueueqequred tuer8erq
1i..
,Y, *
[-/- v
t"rrffi
ffi
ueun8ueq ru e:3etq
N] ueunBueq rue:3erq
repd uoleg
Pelat dasar dari kaison terbuka biasanya dibuat dengan menuangkan adukan beton
ke dalam air setelah tubuh kaison selesai dipasang. Oleh karena itu, pengerjaan bagian
ini harus dilakukan dengan perhatian khusus dan berbareng dengan hal ini, harus dibuat
cukup tebal, agar aman. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, diperkirakan ketebalan
sekurang-kurangnya 2 m. Beban yang dipergunakan dalam perencanaan pelat dasar
adalah besarnya reaksi tanah dasar, berat tanah yang diisikan dan pasir atau air, dan
berat sendiri dari pelat dasar.
Pada kaison terbuka, reaksi tanah harus disebarkan ke dinding sisi atau dinding
penyekat melalui pelat dasar. Penyebaran tegangan di dalam dinding sisi (sftel/) terjadi
seperti pada Gbr. 7.30 dan dalam suatu keadaan seperti yang diperlihatkan dalam
gambar (a), yang mana jalur penyebaran dari dinding sisi saling menutupi, tegangan
lentur tidak menimbulkan masalah. Betapapun dalam keadaan seperti yang diperlihat-
kan dalam gambar (b), pemeriksaan tegangan lentur perlu dilakukan.
Dalam hal ini, pelat dasar direncanakan berdasarkan anggapan bahwa pelat merupa-
kan tumpuan sederhana pada sisinya dan bentang effektifnya dianggap menjadi AB,
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.31.
lantaiJ
t\
L) <l it. ')..nDasar
i+S\
/<
zt B/45i
l+o
I
4s'i l+s'i. ,"4 5 ;l i- tr l,' I
a-l
-
(a) (b)
Gbr. 7.30 Penyebaran reaksi dari lantai dasar. Gbr. 7.31 Bentang Effektif dari lantai
dasar untuk perencanaan.
7.5.5 Perencanaan Pelat Atap Dan Batang Melintang Gantung Dari Ruang Kerja Pada
Kaison Tekanan
Jelas bahwa ruang kerja pada kaison tekanan perlu dibuat kedap udara selama
pembenaman kaison, demikian pula pelat atap dari ruang kerja dan pelat tepi perlu
direncanakan sedemikan rupa sehingga aman terhadap keadaan beban yang paling
buruk. Kondisi pembebanan yang paling buruk meliputi dua hal, yaitu keadaan di
mana beban penenggelaman diangkat sesaat sebelum penurunan akhir terjadi Gbr.
7.32 dar, keadaan di mana tekanan atmosfir pada waktu pelaksanaan menurun semen-
tara yang disebabkan oleh hilangnya kekuatan dan lain-lainnya (Gbr. 7.33). Dalam
kedua keadaan tersebut, berat sendiri pelat atap diperhitungkan, tetapi secara umum
adalah lazim bila pelat atap dari ruang kerja dibebani penuh dengan beban untuk mem-
benamkan pelat. Ada beberapa keadaan, di mana beban pembenaman menjadi beberapa
kali lebih berat dari beban normalyatg diakibatkan oleh pembenaman yang tiba-tiba.
Untuk nilai penyusutan tekanan udara di dalam ruang kerja, dalam perencanaan
untuk melakukan pekerjaan dipakai sekitar satu pertiga dari besarnya tekanan udara
luar.
Setelah pelaksanaan selesai, beban yang bekerja pada pelat dasar dianggap ditahan
oleh pelat atap saja. Pada kaison tekanan, berdasarkan kenyataan bahwa pelat atap
dibuat sebagai bagian dari beton bertulang, ditir{au dari segi pemanfaatan tanah, pelat
'Efua{ Auunr {nlun ueuofaqued uBEFaIad .rqC
9t.t 'SunlueEEueru 6uu,{ 3uu1
-u{eur EUB}Bq .rrup Jll{aga ruqarl Sg'l 'qg
ql:oq ---- 1
SunlueEEueu Eue,{
?uulurleur Suzleg
'de1e guluu; gup 8un1uu88uaru Suef Euulullaur Euuleq uuqog ?€'1, 'rqg
itr=
iH-
llfu i=-
i --
=>'
SunlueSSuotu 8ue,( ?ue1u11 leluel
-aru Suuteq uep duqag ueqag
'lca1.redp u[raloq
8ue,( rgsouge uuue{el BM tE'L 'rqc 'u[o1eq lepp
efue4eq 8ue,{ rgsoulu uruelet g/1
uuruuuequred uBqeq BIIS ZE,L,qU
ulre1eq 8ue,( Jgsotule ueueleJ
ueqsg
Keadaan pada waktu pembangunan ruang kerja diperlihatkan pada Gbr. 7.36.
Sisi miring pada kaison direncanakan sebagai balok penyangga (cantilever beam\
untuk kondisi pembebanan terburuk yang diperkirakan.
Kondisi beban terburuk pada kaison tekanan adalah keadaan di mana tekanan udara
pada ruang kerja menurun secara sementara, yang disebabkan oleh kehilangan-
kehilangan kekuatan dan keadaan lainnya, sesaat sebelum penurunan akhir dari kaison,
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr.7.37.
Kondisi beban yang terburuk pada kaison terbuka adalah suatu keadaan di mana
tekanan hidrostatik terjadi bila perbedaan antara muka air di dalam (internal water
level) danmuka air di luar (external water level) mencapai lebih dari 3 m, bekerja sebagai
tekanan di dalam (Gbr. 7.38).
/ tr-l__
LIL == Penulangan
=VE
4tt
E-::----a U F---1
Gbr.7.37 Keadaan pembebanan pada pe- Gbr.7.38 Keadaan pembebanan pada peren-
rencanaan sisi miring (cutting canaan sisi miring (czuing edge)
edge) kaison tekanan. kaison terbuka.
Batangjangkar D 16 /:600mm
Jarak antara jangkar 300 mm
Batangpipih/:9mm
Batangjangkar D 16
Jarak 1.200 mm
/:600mm
/ _
i'Jarak 1.200 mm
-T
r-
I
I
I
Penyambungan logam
"cutting edge" dila-
kukan dengan las
\o
titik, dan panjang
/:\ lempeng terpendak,
9 t=9 minimal 80 mm
Tulangan jangkar
dipasang berselang-
150 - 200 100 - 200
seling
(a) Kaison terbuka (b) Kaison tekanan
Gbr. 7.39 Contoh sisi miring {cutting edge) pada tanah pondasi biasa.
'uBlBpel lB{Bdlp Bllq uBtuBlnud qoluo] It.t .rq3
ss
$'
I
urul 00t reIEu"f
Euuleq e:z1ue 1e:e1
gI o rEIEuEt Euel"g urur 002'I ler?[
ruru 00E r"I3u?f Euelzq erelue 1u:e1 tulu 6 : ,l l{ldld SuEl?g
trlru 009 :
t 9I a r?I3uel Sueleg
6--
6: l
tutu6:i
qrdrd 3uz1eg
urtu 009 :rq8uefEuelrq eJetue I?Juf
ruru 009 : t 91 0 :elEuef 3ue1zg
uIuI 002'I l3r3f
Bila letak di mana kaison akan diletakkan berada di kedalaman 4-5 m, lantai kerja
dibuat pada posisi peflbenaman, sesuai dengan ukuran bidang datar kaison. Proses
pengerjaannya adalah, pertama-tama membangun dinding keliling dari turap baja dan
sebagainya seperti diperlihatkan dalam Gbr.7.43 dan kemudian dinding keliling diisi
dengan tanah dan pasir yang berkualitas baik. Bila air ternyata dalam, perlu dibangun
turap baja rangkap sebagai bendungan elak.
B
t
Permukaan dasar
Bentuk sPur
Insralasi}rmukaankaison ii
/: l2m000
TP-8. ]--'-':f ii
Gbr.7.43 Membuat lantai apung dengan turap baja yang dapat bertumpu sendiri.
(1) Alat penggali untuk penggalian kaison terbuka: Dipakai derek yang dihubungkan
dengan keraq'ang atau cakar pengais (cutter nail) seperti yang diperlihatkan dalam Gbr.
7.44. Unttk derek tersebut dipakai derek dengan penyangga yang kaku Gbr. 7.45
terbuat dari baja biasa atau dipergunakan post crane.
'uBrunleEuad Bdurod u8p rlsBd Bdurod 9t'L'qc
rrsed udruo6 (u)
uurenleEued Bdluod (q)
ndunued r1u;;
Euolorued sedr;1 3ur1eq-Euqeq 1nluag ueEuue5
edrd 1n1n61
uzEuue5
Eunpurled edr4-
Eutpq-3ut1eg
11o leduo1 Suqeq-Euqeg
11o dnlnua;
rePulls Inlusg
sruuIaIu dnlnue4
ue8uenqued
u3q3u3d nlu!d
Jolou
lnrnJr{ Inlu3g
1u;e38uad ue:edurn11
/ilfi't
(N L+J
leqe)
u"uslaueq Jr?
lsurrual xog lnseru ledue1
Suolorued sedt11
lrdafued 00S
vz x Oozf.
xogxos'l'7 9ll
Itd.fued
-l
x sLt 911
0os
\ lpool"^,("_*'o
vz Qoze ,$^ ,,1
ffi:::::;:,
rs
2--=-----:==:
----- - 0s9 ttdafuad
lrdafued
00s ltdoiued 009y€x009f
t " 0o9f
lrd.tued /,
008 uz x Cort
,H
Kemudian, penggalian pada lapisan berpasir di bawah air, yaitu suatu cara di mana
pasir dihisap bersama air dengan menggunakan pompa pasir menunjukkan effisiensi
yang baik pada saat sekarang ini, sebuah alat pengaduk pasir dengan pompa sumur
dalam seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.46 atau pompa pengeluaran.
(2) Alqt pereduksi geseran: Alat yang dapat mempermudah pembenaman kaison
terbuka, secara kasar dibagi menjadi dua jenis, yang satu dengan menambah berat
sendiri kaison, dan yang lain dengan meredusir gaya geser di sekeliling tubuh kaison.
Berikut ini adalah alat-alat yang dapat mengurangi geserankeliling, cara mengirfeksikan
udara seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 7.47, cara penyerapan bentonite, cara
dengan menggunakan pelumas di sekeliling kaison dan cara dengan menggunakan
lempung pereduksi geseran.
a
E
3
:
3
5
3
Mulai dari lapis ke lima
F
{-
a
I
a
f-
b
I
b
Sengkang
mendatar
ts
Diameter dalam 18
3 diameter luar 22 :.:
Pipa vinyl yang keras
b-b .\\
16 tempat pengisian:
Pipa vertikal
Lubang pengisian d3,5 mm
g
di
i Pipa tegak bercabang dua
FIpJel Iul loJdrue,{ued 1e1y 'ltllol Eue,( uerypue,(ued u"{nlJerueu n1r BUoJz>I qelo
'zr(eqeq
"r"pn
B^deqrueu ledzp 'ualusnJe{ e}rJopuoru rur }BIB B{r[ 'lnqesJel uosral eruc eped
1e1vr le8ues lp?luelll rur 1"1" l?nqluetu E]g.e['(11aqs) rsrs Eurpurp o{ uDlouoru u"p
ueualol uosr?{ )n}un snsnq4 Suecuerrp erzpn 1o.tdurefiua4:onpn Totdwatuad"r"pn 7o1y G)
'6?'L 'tq9 ru€l"p uz4legrpedrp Eue,( IlJedes snsnq>l sJ?cos Euecuerlp Eue[
8ue[uzre4 ueluun8redrp 'uosre4 ruulzp uep rrszd uep rl"u"l ueryenlaEueu {ntun
'8?'L 'rqC tu"lep uelleqgredrp Eue[
predes ue>lqepurd-qzpurdrp ludup Eue,{ leEEued nel€ uosr?{ ursoru Jezoplnq uelengured
ue8uep srlurJrp 'srue1eru ?Jecos rfzSSueru ue4rnluerp 'n1r eue;e4 qey6 'e,tuunqel derles
8uu:nryeq nl€les ueu"{al uosr"{ 4n1un'e[re4ed e8Eurqes 'l1ps leEues rEEuq Eue,( uBuDIe]
tl",l\Bq ry efte1eq rde1o1 'r1e88ueru {n}un ?rsnuBrrr eEeuel ueleunEredrp nlnp nD[e.r\
eped 'uostel efte4 Euenr tu"lep rp u"{nI"lrp uerleSEued Buer?) :uor1oZ8uad 7o1y (f)
dari penyalur tenaga, kompressor, alat pembersih udara, alat pendingin, tangki pene-
rima, alat penyesuaian penyemprot udara dan berbagai katup lain serta pipa-pipa. Yang
paling utama, disiapkan kunci perawatat (hospital lock, Gbr.7.50) untuk memperbaiki
"penyakit" kaison (caisson disease). Seluruh gambaran mengenai alat tersebut diperlihat-
kan pada Gbr. 7.51.
(3) Pintu udara, cerobong Ghaft): Alat yang dipergunakan untuk keluar masuk para
pekerja di ruang kerja dan untuk mengeluarkan tanah dari ruang kerja adalah pintu
udara (air lock) dan cerobong (shaft). Untuk perlengkapan pintu udara dan cerobong
pada kaison, dipergunakan cerobong khusus dengan diameter dalam berukuran 1,4 m
dan tingginya 50 cm, yang dipasang pada pelat atap dari ruang kerja dan cerobong yang
diperlihatkan seperti dalam Gbr.7.52 dan Gbr. 7.53 ditambahkan pada susunan ini,
dan pintu udara seperti yang diperlihatkan dalam Gbr.7.54 dan Gbr. 7.55 dipasang
pada puncaknya. Pintu udara dipasang dengan perbandingan satu pintu setiap 100-150
m2 luas ruang kerja, tetapi dilihat dari penggalian secara mekanis dewasa ini pada kaison,
kadang-kadang pintu dipasang setiap 200 m2.
Cerobong ditambahkan dan diperpanjang sesuai dengan penurunan kaison ke bawah
dan dinding sisi dari kaison diperpanjang pula.
udara
Keranjang
anan
rmrki an! udera
(TamPak mmPing)
(b) Diagram penekan udara datr
ruang penerima udara
'1a:{su3 rnleBuad @ @
.uos!B{ rB{EuBt ru{nlls zs't '4C 'Suetue:e1 .rnleEuad uup eEEuet :1ntun ueEunqrue5 @
snsnql relEuel
@
re13ue1
Pada keadaan di mana ukuran kaison cukup besar, pintu khusus untuk para pekerja
yang harganya cukup mahal, dapat dipasang pula. Karena dikhawatirkan alat tersebut
akan menyebabkan kecelakaan bila alat tersebut jatuh, maka perhatian yang khusus
harus dilakukan pada pelaksanaan pembenaman kaison.
s{eru 'rur l€es deJnl Euetl uetulerued leqqeTrq 'Z'8 IeqBI urelep llredes Jzqel suog {ol"q
uep dzrnl 3uur1 uep I'8 Ieq€I ur€lep tl.redas udrd 1n1ueq efeq dernl Suetl idernl Euetl
."ece", enp €pv qrqer nure **, ,?;J:H,XT,,.fiiJ,T,Tl#ffi.::I#,XX,::SiL*
Euzr( Euudureued uep sBlII"n{ 'ue1en4e4 lsJls II[rtreul 3uz,( eleq ul?seluos qelepe dernl
tuzrl rsepuod 4n1un ualeunErp Eue,( dernl Euerl ueqeq 'uue1e.(ue>1 Ir"p lBtllIC
umurl I'8
Tabel 8.1 Dimensi dan berat pipa-pipa baja yang dipergunakan sebagai tiang turap.
kira-kira 250
?.--L 75 x 75 x 9
-T-150x42x12
(b)
@ L-l00xl00xl0
(c)
@ :l
kira-kira 80
x62.5x9
N
'e[es tsts
e,(utsts enpel pd
ueqeunBredrp nles eped
SunqnqEued ue>leuniredrp
eyq Surpurp SunqnqEuad
Jeqel ru Jed epq Eurpurp
J?qel Iu red
ueSunq
0s8 OL9'Z l00 tl 008 t9 0'81 66'ZZ nt ,9 L9 -uer(ua4 0gr 0'991 s't I 0l ]I' UL' )8t
(a ) Benluk sumur
kaian pondasi dengan kaki-kaki lebih memadai karena volume baja yang diperlukan ber-
kurang sehingga pondasi menjadi ekonomis.
Penampang pondasi tiang turap tidak hanya berbentuk lingkaran bentuk bulat telur
atau segi empat seperti yang terlihat pada Gbr. 8.3, tetapi juga mungkin berbentuk lain
yang dapat masuk akal.
Pada cara Kaison, perbedaan bentuk penampang mempengaruhi kecepatan
pelaksanaan. Tetapi dalam cara tiang turap keadaannya hampir sama seperti pada
pengerjaan pemancangan tiang konvensionil. Sehingga pengaruh pada kecepatan
pelaksanaan karena perbedaan bentuk amatlah kecil. Macam-macam pondasi tiang
turap ditinjau dari perbedaan konsepsi mengenai bagian kepala dan bendungan elak
dari pondasi tiang turap, ada lima macam bentuk pondasi tiang turap seperti diper-
lihatkan dalam Gbr. 8.4.
(a) Yang disebut cara penaikan di mana tiang turap muncul di atas permukaan air
dan pelat alas (top s/cb) dibangun di atas permukaan air'
(b) Yang disebut cara bendungan elak di mana pengerjaan bendungan elak dilaku-
kan terpisah pada saat membangun badan pilar dan pelat atas (top slab).
(c) Yang disebut cara gabungan untuk pondasi dan bendungan elak di mana tiang
turap muncul di atas permukaan air sehingga air terpisah dan kemudian
setelah badan pilar beserta pelat atas (top slab) terbentuk maka tiang turap
untuk pemisah air dipotong di dalam air.
(d) Yang disebut cara setengah kaku di mana bagian dalam dari sumuran dipakai
untuk penggalian sebagian untuk menempatkan beton.
.{BJ. uBtu
-npuaq uBp durnl rsupuod 1n1un urtunqru',(ued BrBr urtuap
uulerqruad seso.r4 s3 .xrc
lt?
uelep rp Euotod
-rp 3u?,{ n,{el
uErEs.l.,(u.d (J) uElrqu"Suad (a) sld wndunl (p)
tunquE,(uad uBrEBg
urau.jr'J{
erulue uesldel
i)
Jarak kaki ii) Jarak kaki kurang dari 2.5 D, dari
2,5 D, atau lebih (l) & (2) diambil nilai terkecil
Sama seperti (2)
(r) 2)-i)
1
*
I f.u.t, I .(\ + l2ll
R": -@a.A"+f.u.l) R, Ar + fo. Uo. 12 +----------- ) & - ---- { q.. A, + I.U
Jnr
=(qt.
R,: Daya dukung satu turap yang diijinkan (kg) Jumlah batang turap pada tiap sumuran
S: Faktor keamanan Jumlah kaki
Ir: Panjang penetrasi sumuran (cm) Daya dukung batas tanah pada ujung turap
(kg/cm'?)
lr: Panjang kaki (cm). Gaya geser dinding sumuran (kglcm2)
U: Panjang keliling luar dari sumur (cm) Gaya geser dinding pada kaki (kg/cm2)
Uo: Panjang keliling dari kaki (cm)
'pIB{ uBtuep ;dultuegp tur,( IsBpud Jepour u8EuuFlred l.g .rqc
ao
-'e--
(*d
(6-7) uetuoso6 (1-1) ueEuolo4
uuEueaq Hlqore.o qoroq {epll dernr Buerl rszpuod uepzq du1}es eped ,rrff;X[i''(;)*^
I8I dern;8uera rsepuod uE{BuBcueJeN ereJ reseg sIrEC t'8
182 g pondasi Tiang Turap
Cara menghubungkan pelat mahkota (Crown Slab) dari pondasi tiang turap dibagi
meqjadi dua macam menurut cara pelaksanaannya.
(l) Dalam hal pengerjaan kering pada dasar, dalam cara penaikan atau cara ben-
dungan elak, diperlihatkan pada Gbr. 8.4 dan Gbr. 8.8. Dalam hal ini digunakan
penyambungan yang sama seperti sambungan kepala pada gabungan tiang
seperti yang dijelaskan dalam Bab 6 mengenai pondasi Tiang.
@ Dalam hal pelat mahkota (crown slab) dibangun di antara sumuran dengan
cara gabungan untuk pondasi dan bendungan elak. (Gbr. 8.9) Dalam hal ini
digunakan suatu cara penyambungan di mana suatu pengikat (binder) dipasang
pada permukaan dinding tiang turap dan beban yang bekerja pada bagian atas
diteruskan ke sumuran melalui gaya tahanan geser. Pengikat untuk pelat
mahkota adalah, pelat rib (rib plate), pelat pendukung (bearing prate) dan
pelat pendukung rib, seperti diperlihatkan pada Gbr. 8.10.
Turap baja
,,
Pasir isian DiPotong Lantai beton dasar
Gbr. 8.E
Gbr. E.9
b kepala mahkota
usnles J3q0'I : q
II'8'IqO
o"o
-:'Y
J dernl tuetl
elolq"ur
q.u epdel le1e6 s
"w de:ng tuetl
?tolq?ru e1eda1 re1a4
qp &pd/
'tuuef zlod
ueEuep unsnsrp u"p l"due rEes reqel uenles {nlun Eunlrgrp }"ntued tuulzq
q"Irnf '(tt't 'rqC 'Z-&ll) J?{Eulloru durnl Eutrl rs"puod u"p }?dlua IEas reyr4 (Z)
'l3lp"r
?Jeras Jnl"rp uBp Eunllqlp g {nlun l?n8rcd Euzleg qslunf 'uo1o1 Eunfn eped
gJp{oJ3 r"qel rBEsqes dBrn} Euerl qenqas IrEp oqJIlIeJe rsqel gBqn8uew '(gl'8
'rqg 'l-edrl) relEuuetu dernl Eueq rszpuod uep uurelSut[ {nluoqraq r€gd (t)
'urolo{ Euedureued {nluoq ueEuop e.{uuuEunqnq u"{llegJedtueru ueEuop ueleue8ued
reEeqes rul ln{rraq l€qjeq 'e,(u.relzpueru Inluaq lnJnueI I '1ldef Euntn reteqes uolo{
uz6eq uBp rlzdr"q uupeq u"Euop ra^elrlu"I >1o1uq rcEeqes Eunlrqrp z1o{q"ru }"led
'71'g 'rqg eped
ue4leglpedrp rpades qrr Eun4npued 1e1ed n?le qrr l"led uBEuep lldelre1 e,{uEunfn Bnpol
Eue[ 1o1uq rcEeqes Eunlglp Eunrypued lu1ed egqed" g"les?tu 1nqtull {?pll' (e[:e4eq
J?l?puoru r,{rE n11zrn' ' 'ul"l ?ru?s n}es q?srrueru Eunrepuac B}oIgBru 1e1ed uep du:n1
Euerl eueu rp rsryuo{' ' 'J"nl uesrd"l ueqesnued u?^reloru u"uegqe{) '1y'g 'rqg uped
ue4leqgredrp 'su1ues4e ueruoru 1n1un len8ued 3ue1eq rr{qeqruu}rp ledep eEnf uu q
€8I deml Euu11 Is€puod u?{Buesueral4l srBJ reseg slrpC €'8
184 8 Pondasi Tiang Turap
Lebar satuan
U
bo: -
n
z : Jumlah tiang turap
U: Panjang keliling dari garis pusat sumur
--9- )
Gbr.8.15 Tipe 3.
Lebar efrcktif
n rl
AA qere
,'+r-'6
(€)
ol -f tttT: 2
lDl + ztv -- z
ztDt+ /1t: I
f\/ r-rf +
xx qerz
Q)'
(q + o)2.: n
7Q-
9(.
c
I
* Qo: /
qQ--f ,Qo-: I
T- r --?
I
E* l
!__d_ __t
.ruT: n
lr+-.'1
,l
#+
(r) -111 = -: 7
I
el1l: J
sw
8I'8'rqc
-T
i
n"le (qelurnt/1) !: f,
@rh)Q
A1- U
IDITUo^ e[eE u,(ueq egg (l
:lnIrJeq reteqes Eunllqp ueEunqrues
uefeq u?p 1e1ad ualeuecueJerrr {n}un ue{?un5redtp Eue,{ ueqeq uBIPnIuoX
"1o)fq"u
s8I derna Euel; rsepuod uB{Buecuerel I ErBJ.reseg sIrBC €'8
186 8 Pondasi Tiang Turap
T------v----v- @D -
{ol8
r-----T---------l- occooo
'rl"u?l
g"^\"q rp snJoueu >loquIel tun[un ueEuoloEEued uzp uB{rl"nco{rp lzdep rur uolo{-uolo{
uetunqnq Euepu4-Euepe>l 'l'6'rqg eped ualleqlredrp Iuodas 'e,(uuro1o1 ueEunqnq
u"p {oquel uzEunqnq lrunueur ,ure1 e1u1 uetuep .sme[ enp epe e,(uuq u,(u1n1ueq
lnJnueru rde1e1 qeu4 rls^\?q rp snJeueru loqulel ruBs€ru rzEeqraq epe undr4sery
'geuel g"A\eq ueun8ueq
uep Euupq Eurpurp'uedernusd {n}un u"{BunErp eruelnrel Eue('geuz1 g"A\Bq rp srueuoru
{oque} lnqasp fuJ luedos urec ueEuep unEueqrp 3ue,( loqruel .Euepgeq uoleq nBtB
uoleq ueSuep uzlBueErp n1r rndrunFeq rre 'reseles uerluEEuod Bruues g"leles .{oquel
ueelnurred u"qnlunJe{ quEecueru >1n1un rndunlJoq Jrc uzEuep lslrp .qeue1 rp (Jo|otocxa)
qeEEued 1u1e ueEuep l1e8rp Euu,( uerlzEEued rnle[-rn1e[ u"p Joq Eueqnl-Eueqnl
umurn I'6
Gbr.9.2 Contoh cara penggalian dengan Gbr. 9.3 Contoh cara penggalian dengan
pencengkram. pengeruk.
Gbr. 9.4 Contoh cara penggalian dengan Gbr. 9.5 Contoh cara penggalian dengan
pemukulan. p€mutaran.
BloJe{ urelel'({o$qns) qeu4 9"1(Bq se1uq-nl"l 'geusl g",lr"q rzsed 'EunpeE gBIrB} g"^ruq
plrr"I renl {oquel z^(upsrur IUI Jnl{ruls 'e(ulesod ueEuep 1e13utueu rur ueeunSSued
uzp ueun8ueq rJ"p uepeq Je8uqes ueleun3lp >1e,(ueq 'ru1 ueEue>1e1eq rde1el
"ru"1n 'Euepq loqtuel lgedas
?J"xueuos ueunSueq ue3ueserued n"lz J"saq u"Jn{n up:ruuns ueqeEEued uedernuod
1n1tm ueleunfrp Bruelruel rleue1 gea?q rp srueuaru {oquel erec '1eq qe,{ueq Irrel"O
x o o x X V Jssaq nlBg
o C X x x uenl"8
V o o V V teped
IIIIJEI
uesrdel
V o C C o V sedel
o V V o C X tep?d snl
-Br.l rs
o V V C C C sedel -ed de1
*1 tr ffi
Tembok turap
ffi
Tembok tepi jalan di
bawah tanah
Menjaga pilar terhadap
bahaya pengikisan
api bawah tanah dan lain sebagainya, pengganti pondasi tiang dan pondasi kaison,
tembok dermaga, tembok penahan tanah atau tembok penguat dan lain-lainnya. (Gbr.
e.7).
Besar ketebalan tembok yang mungkin dalam cara tembok menerus di bawah
tanah secara kasar adalah 30-120 crn, tetapi sering digunakan ketebalan 40-80 cm
Panjangjalur biasanya 2-10 m walaupun sebenarnya ditentukan dari sifat-sifat struktur-
nya, sifat-sifat tanah pondasi, macam dan kerja mesinnya sebagai alat penggali
(excavator).IJmumnya, paqjang yang sering dipakai adalah 6-8 m. Kedalaman dinding
menerus di bawah tanah yang pernah dibangun pada masa lalu sekitar 60-70 m, tetapi
waktu kedalaman melebihi 30 m, pelaksanaan menjadi sulit sehingga membutuhhan
ketrampilan/keahlian. Banyak mesin penggali yang dibuat dengan anggapan mempunyai
kemampuan maksimum sampai 50 m kedalaman pelaksanaan.
Perhatikan hal berikut ini.
Cara tembok menerus di bawah tanah dapat dipakai untuk tanah pondasi yang
tersusun atas banyak tekstur. Tetapi apabila permukaan air tanah turun-naik derrgan
cepat, pelaksanaan tembok ini pada tumit lereng dan atau pada tanah perbaikan lemah
mungkin akan gagal seperti yang sudah banyak terjadi. Bila tanah pondasi tersusun dari
tanah berbutir kasar maka permukaan lembok sulit dibuat halus. Pada tanah pondasi
yang terdiri dari kerikil atau batu kerakal, tidak ada kesukaran meskipun bila dibuat
tembok dengan bentuk tak teratur yang agak gaqjil.
Seperti disebutkan di atas, pelaksanaan tembok menerus di bawah tanah dikembang-
kan dengan jalur-jalur penghubung dan oleh karenanya tidaklah dapat dielakkan
pemakaian alat penghubung konstruksi dengan jarak tertentu. Tetapi alat sambungan
merupakan titik lemah konstruksi dari tembok menerus di bawah lanah, oleh karena
itu dibutuhkan bermacam alat. Usaha untuk memperbesar kekedapan air dan mem-
perbesar ketahanan melawan gaya tahanan geser telah dilanjutkan, tetapi banyak
masalah yang masih harus dipecahkan.
'Sueppeq uoleq nels uoloq rr"p l€nqrel 'srreq enp IUBIBp Iu Z-I BJDI-Brq t33ut1
ue8uep {oquot-{oquel lenqlp BI"iu qeuzl uee4mured e,(uqnlunr ueqe8ecued uep
uerrcE8ued ueefte4ed unlunuelu pns{Bru ueEueq :un\unuad 4oEaat UDDUDS4DP1 0)
('s'o'rqc)
'rur rIBA"q rp rnpasord lnJnueru uB>ln{BIIp {oqurel uuuuzsqeled 'u,(urunurn epe4
dila4jutkan. Pelaksanaan dilakukan untuk tiap panelfialur penghubung, satu per satu.
Tentu saja paqiang panol ditentukan berdasarkan tekstur tanah tempat pelaksanaan,
adanya air tanah, beratjalinan batang tulangan yang harus dimasukkan dan kapasitas
penuangan beton. Pa4jang jalur juga perlu diamati berdasarkan penyelidikan tanah
lebih lanjut atau kondisi pelaksanaan. Karena air berlumpur buatan itu, selama
pelaksanaan, memegang peranan penting dalam mencegah permukaan dinding dari
keruntuhan atau keluarnya air, maka dibutuhkan pengendalian kualitasnya.
(4) Penuangan beton: Setelah kotoran yang mengendap di bawah jalur dibuang, jalinan
tulangan dimasukkan dan beton dituang. Batang tulangan yang akan digunakan untuk
tembok meuerus di bawah tanah biasanya dirangkai dahulu. Bagian-bagian penting
disambung dengan las setempat dan batang utama beserta batang penyalur gaya
dirangkai dalam suatu jalinan (cage) dengat hati-hati sehingga didapatkan hasil yang
sesuai dengan posisi rencana.
Selanjutnya harus ada jarak yang cukup untuk menuangkan beton dengan cara
tremie. Untuk menrlangkan beton maka digunakan pipa tremie, karena seluruh air
berlumpur harus diganti dengan beton. Dalam dinding menerus di bawah tanah maka
selayaknya untuk setiap jalur digabungkan seluruhnya mer{adi satu kesatuan, tetapi
kenyataannya sulit untuk menggabungkan tulangan atau beton panel dengan panel yang
selanjutnya akan dibuat. Ada dua cara dalam menggabungkan panel yang sering
digunakan. Pertama, suatu cara di mana suatu baja atau beton cetak pengikat digunakan.
Kedua, suatu cara di mana suatu kunci setengah lingkaran dipasang pada.ujung panel
dengan menggunakan pipa pemegang sehingga panel berikutnya dapat dihubungkan
dengan panel itu melalui kunci melingkar ini. (Gbr. 9.9.)
'Surpurp uee4mured
Euoropueur Euu,( rnlef Eupulp e1 rndrunlreq JrB u"ue{a1 uep (aBodaas) rdsl saqrueJ rrg
zfurqeEueru qeEecueru Euer( rrlnq-:pnq eJ"luu rp rs"Jlluur ,qeue1 Jrtnq-Jqnq e,(uqnlef
qeEecueur ledep 8ue,( rnlzl qeu4 ueelmured eped Eupurp nl"ns ne:r- (ut1{) uusraei
nlens ueEueserued u{gnlnqlueru rndurnl:eq rre ueSuep rnlef Surpurp rs"sJlrq4s
'Is"F{JIs nlBns ru"l"p qe3;e1 Eue.( .ttsud u"p g"ue} eEnt uep qeflrel
8ue,( rnlel uue4mured u"rq"lse{ e8efuour g"lep" rur uulgnq "/(eqrrroru
rndrunFeq Jr? uBuBJad
'uoleq uelnpedrp
efuurnleqes e>1zru 'rur 1eq e.{urpe[re1 qzEecueru {n}un .{nlunr uzqe Eurpurp uee1nr.,
-:ed e,{u1eqr1e 'rsepuod qsu"l ruel"p e1 e,(uledec ueEuep rqe8ueur n1r rndrunl:eq :re
Ipefrel Surres 'qepueJ lBruB q"uEl Jr" ueulnu:od rp rrszdreq uesrdel epe4
'rsBJprqop qBleles uelledruecrp nJEq uep 'e,(urc3uqos u"p "u"Iu
"/\l,rlBq
rselnSeo>1 nceued ueEuep ue1
-qzsrdrp snlBq Jrlnq-Jllnq eu"Iu rp BrEc nlens ue4Eueque{p Suepes .rur qeyesuru rr?purq
-Eueru 4n1u61 'ueEunlSuq q"leseru u"{lnqurueru ledep eueru4 n1r relud:q
lepn Bue,{
>1n1un ledruel l?ruJec ueEuep uB{?u?3ueJrp snJsq rde1e1 'rlBquo{ raledrp {Bprl ?r"ru
qnef losoreu n1r rndrunFoq Jr? nlnru elrqedy 'sBlrI?n)I uerlepueEued q",$"q
ry Buep
ueleunErp lnqssJel rndunFeq JrB B^\qeq userq rpefueur q"pns .efurcBeqes uep (aso1n11a3
7(qnut{xoqto3) cr,rc 'elryred '1e;ps urnul"u tlBIBpe n1r rndurnFeq Jre ru"lgp olruoluoq
leJrs Dlr"qrodrueru 3uu,( ueqeqruq uerndruBJ 'r"S3q qrqal 8ue,( eSreq ue4ledeprp
BIBrU snlEq ;rsed uesrdel lgedes {eler ledep 3ue,( quuul uusrdel I3g ru€13(J .cc ggg/cc
969
tuslBp {113p 001-0€ J"lr{es rzllu 'Suoroc ru?cBru Jeloruocsr^ reledrp elq ,rndrunl;aq
te ({t1socstd,) uelelueley 'g'g-g'L JBlDIos uSreqreq rur Buern>1 Bue,( (ueEorprll rsuelod)
Hd IBIIN 'gBruel Eue,( ueeserqe4 uul4ntunuoru e,(ueserq Eue.( JEsBp ueqgq rcBeqes
elruolueq lsnqrueu u8lBng rndurnFeq Jrv 'Jr? ueEuep rndruecreq nlr elruolueq q"loles
rJBrIes rJ?p grqel n"l" 'ueleos;ed Ep? {?pl} eIq 'ruef rz
IJep qrqel Eueles gsleles u")l
-eunSrp nlr BUoJB{ qe16 'EuequreEueru {n}un n1{3^r
1e,(uzq ue{qnlnqueu e}ruolueg
'gI't-ZO'l JelDIos ue{Bq"snrp e,(usrual lBJeq .uzuues>1u1ed
eureles rrszd
"{Eru
uBp qBu?l ueEuep rndruecreq qBpnul le8ues n1r rndrunFeq JIe e,(uuee1e,(ue1 epe4
'rsredsrpued ueq"q ru?c?rues u"qeqrxel uurndruec nl"ns uzp
elruolueq u"lnJ"l /rg-7 m1t4es n1re.( JBsBp u€r.{Bq rJ"p unsnsJel ueluunSrp Euues 3ue,(
rndrunl;eq JIy 'lq ?Jm rueltp Surlued le8ues n1r rndunpeq rre ,n1r BueJ"{ qelo
'rndrunpeq rrc qelo u"{qeqosry u"qnlunJe{ uep rnpl Burpurp qzSecueru
1n1un Suenlrp ;ndruecrel gslq uoleg uErpnue>1 'uelenq rncirunl;eq rre z,(uueleunErp
uep uu8rp rnlul u,nqeq qel"pe rleue1 rle,r\Bq rp snJeuou {oquel leJrs nl"s q"l"S
ue8unqu-re,(usd41rg (q)
-ll-lJ(c-i llll\
-T1ffi /ril-..m
ueBueyna
1e1ace:d uoleq uu8unque5
1e1acu.rd uoleg
Suedoue6
Euedoua6
dernl uede6
3ur1e7y1
s
IEbol buer l
3ur1e16
--
ru"l?p u?{nI"lrp u""rre{ed u"{uDlEunIueIII 'rrcleq Eue,( relued rdel rp n"ls
"ESuqes ei(urpefre1 q"Secueru
Jr" ru"pp rp u?{"u?$l?lrp u""fte{ed 3Ir[rre uBSuBueE Eue,( .n14em
BJeluorues {nlun unEusqrp 8uB,( r$lnJ]suo{ nl"ns g"l"p" sJBluerues )ple u"Eunpueg
'rlsuBl qB^\"q rp srueuelu {oqtuo} rs{ru}suo{ spBd qJodes (aco1d_u1_7soc)
ledruol rp Jocrp 8uu,( uoleq dernl reledrp Euepe{-3uep"{ uep .Euer}-auurl u"Jef"f
rJ"p rrrprol 8ue.( dernl zues 'dErnl ued"d '1eEe1 Euerl uBEuop dernl qeppe rc{Bdrp
{Bru"q 3ue,( durnl 'I'0I 'rqc ruel"p ual}BgrlJedrp Eue,( pJedos 'e.(ueEEue,(ued uep durnl
Eurpurp rJBp rJrpJel e,(ueselq u?p 'u?JosSuolo{ qe8ecusru .u,(uEurlrTo{es ry
"furpefto1
g"u?l u3u"{e1 u"q"uou ludep Eue,( rs{nJlsuo{ qBI?p" dernl uuEuap pnslerurp 3ue1
'ue4qupurd-qepurdrp uep Suusedlp q"pnu .luqeru nl"lrel qeloq
{Bprl snr"q
e.(ue,(zrq e>1eru 'ureluerues luJrsJeq rul ueun8ueq BuoJB) 'BJaluerues 1e1e ueEunpueq
nele dernl g"pp" 'rre ueseqruered e,(urpe[re1 undneru uerpEEued qeJegp J"lDIos
Ip q?u"l uurosEuole4 qe8ecueur >lnlun l"ngrp Suef ?JBluorues ueun8uug .uerleEEuod
uzefte>1ed pndleu ueun8ueq nlgns rs?puod uelenqrued ueufte>1ed reseq uet8eqeg
Iunltrn I.0I
YUYINflWtrS
0t
)IYTtr NYCNNONf,g .dYUNI
196 l0 Turap, Bendungan Elak Sementara
keadaan bebas dari gangguan air, seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 10.2. Oleh sebab
itu, bendungan elak sementara yang dibangun di dalam air, dan kadang-kadang
dibangun pada suatu tempat di bawah permukaan air, hanya dapat menimbulkan bahaya
pada musim penghujan, misalnya karena naiknya muka air di saluran. Karena dalam
kedua hal di atas, dapat dihindarkan terjadinya perembesan air, maka tekanan air yang
besar, seperti halnya dengan tekanan tanah, harus diperhitungkan sebagai gaya-gaya
luar. Sifat rapat air untuk mencegah perembesan air juga harus diperhitungkan.
Bendungan elak sementara ini terdiri dari bermacam-macam jenis, mulai dari jenis
yang paling sederhana sampai pada yang berukuran besar dan sangat kokoh.
Bila masuknya air ini dapat dicegah dengan memasang dinding turap pada penggalian
di tempat yang memiliki muka air tanah yang cukup tinggi, maka turap tersebut memiliki
fungsi yang sama dengan bendungan elak sementara, walaupun istilahnya tetap,
yaitu turap.
Pada pekerjaan pemasangan turap maupun bendungan elak sementaru yang cukup
besar, kesalahan dalam pekerjaan akan langsung menimbulkan kecelakaan besar. Bila
terjadi pergeseran (displacemenr) yang sangat besar, walaupun tidak terjadi perpatahan,
namun akan diperlukan waktu dan biaya yang sangat besar untuk memperbaiki atau
memperkuat konstruksi tersebut.
Waktu merencanakan turap atau bendungan elak sementara, perlu dilakukan
penyelidikan topografi yang seksama, tekstur tanah, dan kondisi hidrolik pada lokasi
konstruksi, juga cara pemanfaatan tanah di daerah sekeliling lokasi proyek. Selanjutnya
dengan memanfaatkan sepenuhnya contoh-contoh konstruksi dan pengalaman di masa
lampau, maka akan diperoleh perencanaan yang sebaik-baiknya.
Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak
sementara ini, maka perlu dipilih cara yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu
tanah pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat
ekonomis yang diperlukan.
Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai
berikut:
1) Turap dengan tiang tegak dan papan turap,
2) Turap yang terbuat dari deretan tiang-tiang.
3) Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok di bawah
tanah.
Turap jenis 1) adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang
papan turap secara mendatar, diletakkan di antara tiang tegak dari profil H dengan
jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap
yang terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang
dipakai sebagai dinding turap, dan untuk keperluan ini dapat dipakai deretan tiang kayu,
tiang beton maupun tiang baja.
Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat
menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai
untuk pekerjaan penggalian yang besar-besar.
Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok di bawah
tanah, adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di
tempat. Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yar.g
pertama adalah dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan
{n}un e>l"ru '1uls Ip u"{r"Jnrp lzdep 4ep4 lnqesJel sruol enrues uercuued BuoJ?)
'BJeluerues 1e1e ueEunpueq rc3eqes lnqesrp
urBI lBBs zpud uep 'de.rn1 lnqesrp le"s nlens zped erues 3uu,( ueunBuuq Br\qeq pufre1
8uepa1-Euepel u,(ueue;a1 golo uup 'su1e rp I"q {n}un srsred e,(rnrezuecuered
desuol nBlB u??u?cuored erzc ude8usru e.(uquqes "npe{ rlBInlI "rues
'EJ"luerues {BIo ue8unpueq
ualuruuurp 'JIB Ip uerpE8ued 1n1un reledlp BIIq uep 'dern1 ue{"rueurp 'geu"} Jp
uelluEEued >1n1un reledlp EIIq ru>1u['1nry.req re8zqes uelpdursrp ledep e;4uerues {sle
ue8unpueq uep dernl ereluu uuepeqJed 'Eue.ro ue>leunEredrp 1e,(ueq q"lol eJ"luerues
4e1a uzEunpuoq uep dernl urzczru leEeqreq 'se1u rp ue>llnqesry qe1e1 8ue,( ygedeg
'ueef;e>1ed e,{erg (g
'ua1u1[p 8uz,( ueun8ueqrued ueelre>1ed 1e:e,(s-1ere^(g Q
'(rsepuod qeuel
B,(uunrnl 'qzu4 Jr" ?Inru e.(ulnrns)e,(u8urple4es rI"JoBp depeqrel qnre8ue4 (q
'uwfte1ed ueqepunued ur€lep drlzler uelrlnse) G
'ueunEueqrued ruqep dr1e1u uelrlnse) @
'(2,(udn4nces 8ue.( Euedoued 1o1eq uueunEEuod) erelueues >1e1e ueEunpueq
ur"l"p rp JBSeq 8ue,( rs4m1suo1 uzun8uequed 4n1un dmlnc Eue.( SuenA (g
'([otnc) Suqeq Eurpurp ueuer{eto) (Z
'Jr? u?uu{ol nB}B q"ue} uuuu>lol e,(ulesnu 'ren1 e,(zE dzpzqr4 s"lrlrq4s (t
:gel"p" ueryluqredrp nyed 8ue,( uerl"qruel IErl-1"H
'u,(urs1nr1suo1 le;u,(s-1zru,(s ulres'ls>1ru1suo1 sruel
u"p u"JnIn ue8uep ?rues-Brrr?sJeq 'rc4edrp SueK etec q[rueru uBI"p reseq qnrz8uefuaq
e8nf '.rre ueue{el pJodos renl e,(e8 u,{ureseq zlres 'epe qe1e1 Eue,{ ueun8ueg-ueun8ueq
uEBp"eI 'ueSuedq rp gBuel u"unsns 'lEoloeE rsrpuol 'ge;Eodo1 rJrc-rJr3 .r{rprlosrp uep
esluedrp Jeueq-Jeuoq snreq ue8uedel ueepzel'ueeuucuored uE{nIEIoru urnleqes e>[eu
'erzluerues >1e1e ueEunpueq undneru dernl ueSueserued eruc re8eq.req eluepe eueJe)
E
o Tanggul karung
:ffifIffi' (r,J ul atau Kurangr,
tebal.
Bendungan elak sederhana;
trrgnj aur
IIBUNEtr
-uqured u?c uBuusruorod rrrsp(I uB{pBqredlo nlrad Euua IBH{BH
'.0I
'de18uer eleq dernl 3ue4 uz8uep 4e1e ue8unpmq uep '1eE8tm1 ufeq dernl
"reluoruos
Sueq ue8uep durnl'e,(udernl ueded uep 1e8e1 3uur1 ue8uep (trulueues 1u1e ueEunpusq)
de:n1 ru4e,( 'reledrp Suues Euu,( de;nl urecuur u8rl pqruerp tcur:edre1 qrqel 3uz,( u?reJn
66I ueun8uequreg u€q ueeu€cuered rrreleq ue>yleqredrq nJre4 Suea IBql€H ,'0I
200 10 Turap, Bendupgan Elak Sementara
bendungan elak sementara harus diganti, berupa tiang vertikal seperti profil H
yang dipancangkan ke tanah pondasi dan dindingnya terbuat dari papan turap.
(c) Tanah pondasi yang tidak kedap air: Bila lubang galian diperkirakan akan
digenangi air yang cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap
penahan yang dapat mencegah air memasuki lapisan yang tembus air. Bila
ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang tiang
pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat
rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini
harus dipelajari sebaik-baiknya.
(3) Syarat Hidrolis: Bila bendungan elak sementara tersebut dibangun di sungai,
maka syarat-syarat hidrolisnya harus benar-benar diperhatikan. Catatan tentang naik
turunnya permukaan air, khususnyapada waktu baqjir, kecepatan aliran, penggerusan
dan pengaruh air di hulu dan sebagainya, harus dipelajari dengan seksama.
Bendungan elak sementara yang dibangun di sungai setidak-tidaknya akan meng-
hambat aliran, mengubah arah aliran dan menimbulkan gerusan setempat atau kadang-
kading mengakibatkan endapan bertumpuk pada suatu tempat. Akibatnya, konstruksi
di sungai dapat hancur atau kemampuan pengambilan air akan berkurang karena
timbulnya endapan pada tempat pengambilan air irigasi. Untuk ini perlu alplkirtan
rencana penanggulangBnnya.
Stabilitas bendungan elak sementara yang menderita kerusakan harus benar-benar
diperhatikan, bila dasar air digali di sekitar tempat pembangunan bendungan elak
sementara, atau bila dilakukan pengerukan. Sebagai contoh, adakalanya besarnya
perembesan di dalam bendungan elak sementara meningkat dengan pesat akibat peng-
galian dasar sungai yang jauhnya sekitar 200-300 meter dari tempat bendungan elak
sementara tersebut. Inilah sebabnya, mengapa penggalian pada lapisan yang kedap air
pada lapisan teratas dari dasar sungai harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
urEI-ut"l u€p'qPuel
ueuelel'Jre ueu"Iel
ueBuequrrase>1
u,{uurulep u€pslrJetued
(uerenured) ..3ur,leaq,,
: uueslue(uod
IOZ efeg derna BUoS dernl uede6 ueq le8aa Euerl ueSueq derna ueeuecuere4 S'01
202 l0 Turap, Bendungan Elak Sementara
perhitungan tekanan tanah dan tekanan air dipisahkan, setelah itu hasilnya baru
digabungkan.
Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran di mana tekanan tanah
dan tekanan air dihitung tersendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara
di mana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Di sini mula-mula akan
diuraikan tekanan tanah menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan
diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.
(a) Tekanan Tanah
1) Tekanan tanah yang dipakai untuk menghitung penempang papan turap,
turap baja, waling, penopang dan lain-lainnya.
Tekanan tanah yang dipakai untuk menghitung bagian-bagian konstruksi
dapat dilihat pada Gbr. 10.6. Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya
Jepang, dan sebagai referensi, tekanan tanah rencana yaug didasarkan pada
kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang diajukan oleh Institut
Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula di sini. Menurut kriteria tersebut,
tekanan tanah yang bekerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur
tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan
lateral dianggap sesuai dengan nilai pada Gbr. 10.7 sehubungan dengan tekstur
tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan
tanah seperti ditunjukkan dalam Gbr. 10.7 dapat diganti dengan tekanan tanah
seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 10.8 bila menghitung penampang tiang
penopang waling. Tekanan tanah pada Gbr. 10.7 ditetapkan berdasarkan
hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel tanah yang dipasang pada semacam
dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya menyerupai dinding beton.
Penyebaran tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 10.8 me-
nunjukkan bagaimana distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan
tekanan tanah menurut Terzaghi & Peck (Teruaghi & Peck: Soil Mechanism in
Engineering Practice 1960) dan dengan menyesuaikannya dengan hasil-hasil
pengukuran di Jepang.
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir
dengan tanah pondasi yang kohesip, maka sulit sekali membuat perbedaan yang
jelas arLtara kedua jenis tanah tersebut. Ada beberapa kriteria untuk
menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila index plastisitas
tanah pondasi lebih besar dari batas index plastisitas sebesar 10, maka tanah
pondasi dianggap kohesip, dan bila lebih kecil dari batas index, dianggap sebagai
Permukaan Permukaan
i-----.liz4!z
H sz'o
t_
H 9'0
I
H
I= Fr=
H
+r
9Z'0
sEJsI Jlsed lEunl Jls?d
I JISBd
=
('uuunBuuq rusep
rslrulsuo{ !.rup uBcuBruarad uge1g4 ue{rusepreq
:rq{eflsry lnllpuD '!s{n$suol uepuq Surduuu
-ad Eunlgq8uaru qnlun pledp 3ue.{ quuul uBuB{eI l'gt 'rqg
ueqe8 :eseg
E1Z efeg dernl egeg dernl uede4 uuq 1e8a1 Eue1l uetuag dernl ueeuucuere4 S'0I
204 10 Turap, Bendungan Elak Sementara
Turap
Muka air
Dalam kesetimbangan
g-atian
--
'0,(.od d74J
ot.'d -
ve?uep B[uJBseq
: o1y evean rp ualnpnpe{ e{ r"durBs u"I"88ued J"s"p rJ"p u"ur"leps{ "ruBs
qeloJedrp u"SuEqrrnose>l '0I'0I 'JgC ur"lBp uDllBqrlJedrp EuB,{ fuedeg
"p?d 'nlueuel u8ru"l"po{ ep?d q"a"q Euled Eue,( Euedoued u?p Jn{nrp
'(d/,g)
drszd qeu4 ueuu{ol t"qple uep ('W) dr11e qeu4 u"uerlq l"qH" uoruoru Br?luz
ue8u"qurese>l Dlrpllafueru u"Euep geloJedrp led"p uuEuecuerued 3uelued eueru
Ip 'sel"g ueEuBqurlese) eJ") lnqesrp rur u€EunlrqJed 'ue{n{"lrp snJuq rur
ln>lrreq sqrlrqels uu8unlrrlJed 'ue4npedrp 3ue,( Suelued uzqledepueu {nlun
'efte{eq ledep drsed geu"l u"ue>lel e,(edns dnlnc snreq Euerl ue8uecuuued
Eueluud 'rzdecrp ledep r-ul uBBpEe>l B,{?dnS 'ualn)plrp uerp8 nl{e^A
ue8uep Euereqreq 'uelleE ledurel e) u"{elrp 'uulSuecuedrp Eue,( Euerl uefug
'de;nl ueded uep I"Eel Euerl ue8uep dernl seqeqrp Ue>IB ?ruel-?ruepod :dBJnI (e)
uD8uDououtad Eupfuod uo?urulqta4 0)
trB?u"cuarad z's'ol
'!>!
'urBI u?"l?{Jed uz8uoq 'srlrJ{ s}loJplq
uerper8 qrqeleru qeloq {"prt e,(usrlorprq uerpzrE '1p"Fe} Iupll 1uI 3u1goq reEy
..'3uqroq,, lnqosry rur z1eleg 'rrsed uusrdul 4npe8ueru uep e.(uleqeq ue8uop
lereEreq relmu rrsud Jrlnq-Jrlnq 'JrB ruel?p rp lsed 1e.req ueEuep e,(ulereq erues rur ;rsed
uped eire4aq 3uu.( rru ueJrle u"ue{e} q€lelos 'uurpnrue;4 'efte4eq relnru u€gel-uuqepod
.,e8?dees,, rJBp s?18 o{ JrB uerrle 'ue1efreq uerleEEued n1l3eg 'l"nqlp qe1a1 ue11ut
uup 'uulEuzcuedry ruselas qz1e1 uteq dernl eueru rp uB"pBeI nl"ns ep€ ue>llesrli[
'rrsefueq Euz,( quu4 urrleSSued eped pefte1 uqSunru Eue,(
'Eunde :rsed nele ,.puus4crnb,, u"{?rrreurp u8n[ Surpog :,,3u111oq,, wo$luauad (f)
L1Z efeg dernl egeg derna uede4 ueq 1e8e1 3uey1 ue8ueg dernl ueeuecuera4 E'gI
208 10 Turap, Bendungan Elak Sementara
Gbr. 10.11 Bila muka air tanah lebih tinggi Gbr. 10.12 Bila muka air tanah lebih ren-
dari muka tanah, dah dari muka tanah.
2) Bila permukaan air tanah lebih rendah daripada permukaan tanah pondasi
sebelum digali (Gbr. 10.12)
o, r;"(f - ,) (10.4)
@ Pemeriksaan gayd ke atas (heaving).' Heaving'adalah gejala yang terjadi pada dasar
galian yang mengembang akibat berat tanah di sekeliling tanah pondasi, atau akibat
seepage dan lain-lain, bila penggalian dilakukan pada lapisan tanah yang lembek.
Ada berbagai saran tentang cara memeriksa heaving ini. Berikut ini merupakan salah
satu cara yang dipakai (Gbr. 10.13)
, -M,
,s - Mo (10.5)
fx_rh
M,: I c(z)x'd? + | c(z)xdx
Jo Jo
I
u": )(rh t q)x'
Di sini, Fr: Faktor keamanan, dianggap sebesar 1,2
y: Berat volume tanah
h: Dalamnya galian
qi Beban atau tekanan air pada permukaan tanah bila pekerjaan dilaku-
kan di air
c(z): Kohesi pada kedalaman z
q
I
c(z
I
Dasar galian
0,
ufeq derna
uer1u6 resuq
tV,| ,o,uou..
'sFal
-ru 4s Brlnru lBqpIB Eupuell ,I'0I'4O
efzq de:n1
:lDlrreq IBSBqes
rl"l"pB (11 :eEelaE) r"qel sueu u"8uep rzSeleE rJ"p l"nqrel Euz,( Eurlerrr reseS
€,(EE uzp Jnluol uotuou {n}un uEBIu?sJed 'Jesefi E,(eE ugp Jnluel ue1llolu IJBp
Bs{rredrp Eutlex s?}IIIq"}S 'u.(uEueluaq I"8"qes duSSuzrp ('l +
tD 8uelued elzru
'LI'0I 'rqc luBl"p uE)ll"rlJlJedlp Eue,( Iuedos lnpns lenSued ledeprel upg
'91'01 'JqD ru?lep uolluqrpadrp Euu,( tlrodas 'Suedoued epud
ndrunlrel Euz,( reEele8 s"1B Ip eler rfluqrel ueqeq ru8eqes efre4eq 'qurrreq e{ gBJ"
ululep z,(eE uefzqued sJBc rJ?p qelo,redrp Eur,( Euefuud ]un red rlgu"l u"ug{e}
e^aqeq uzdeEEue ualruseproq u,(ueszrq Surlerrr Suedrueued uuSunlrqre4 :3ur1e11 (e)
'gsqnJeq >1epr1 rtdureq
-rrdruzq e,{use1e rp Suedoued eped etre>1eq Euzf e,(eE eleru 'Suesedlp gelel qEA"q
rp Suzdouad Euz,( 'ueluueEued ltseq u"{J"supJoq IUI u€lolepued 'IIE,rr"q
"uEIu"lIq
e{ qer€ ur"lep e,(e3 uerEeqrued u:?r ueSuep Sunllqrp 8ur.{ 'u,(uqu/(Bq Ip Euzdouod
uzEuap Suedoued BJ?1uE rp efte1eq 3uz,( uuqaq ru8eqes de8Euzrp Suedoued uep
Surlerr epud etreleq ?vet.efe? 'SI'0I 'rq5l tnrnuelll '6'0I 'rqo u"p 8'0I 'rqC'r'0I 'rqD
,9.01 .JqC ur"l"p uu41eq1pcd1p Euu,( Iuedes rru ueue{el u"p q"uB} uBu"{ol reledtp
'Euedoued uep Sutlz,t. Eunyq8ueur {nlun :Suodouad uop ,,3u11ou,, uo&urutqta4 G)
t4)
Waling
Penguat sudut
Mlz 4ft
I (10.6)
oo#; "n l
Di sini, M: Momen lentur (kg'm)
z: Modulus penampang (cm3)
fa: lntensitas tegangan lentur yang diijinkan (kg/cm2)
r: Gaya geser (kg)
h: Tinggi rusuk gelegar dengan flens lebar (cm)
t: Tebal rusuk gelegar dengan flens lebar (cm)
f": Intensitas tegangan geser yang diijinkan (kg/cm2)
Jarak antara dua buah waling dianggap sebesar 6 meter atau lebih, dan jarak
vertikalnya sekitar 3 meter. Pada prinsipnya, waling yang teratas harus dipasang
dalam jarak I meter dari bagian atas dinding turap.
(b) Penopang: Gaya aksial yang bekerja pada penopang, seperti yang diperlihatkan
dalam Gbr. 10.18 merupakan beban yang bekerja pada waling dan sebagian
lebar penopang. Gaya aksial N dinyatakan sebagai:
twaling
Penopang
uede:nua6
Euedoue6
Mempelajari perubahan
geseran dari tanah isian
Mempelajari longsoran
Menghitung kedalaman
rasi dari turap
Menentukan kedalaman
Penetrasi dari turap
Mempelajari
pengaruh irisan (cut off)
Gbr. f0.20 Prosedur perencanarn Bendungan elak sementara dengan turap baja rangkap.
'rru uuuc{ol uuJ8uqrued uup dul8uur
efuq du.rn1 ueEuep BrBlueures {Ble uuEunpueg V.gl 'qc
srlelsoJplq u?u?IaI
tl-6I
s
srlslsorptq uEu"{aI
'rur ln{rJeq
useuesJed uuEuep ue{d"}olrp de4Euur deJnl g?p ]EnqJo] Eue,( Eulpurp reqal
"[Bq ">l"ru
'rs6ued qeuet rrep rosoE rseruroJep d"peqret u?ru? ?rslue-", ,rtr.l$#Irrl"lrfj;."U
ue8uep eslrredrp 1uI I"g e,(ueserg : ts8uad qDau uop nsa? powtotap uao$llnwad (g)
'ue4Sunlrqredrp
epd snr?q rr? uerllu ueu"{o}
uzp EuzquroleE ueuzlel eEn['u:e]uetues ue8unpueq rJBp u?rsr geuul s"}" Ip u"{
{"lo
-{Blel1p 8ue,( urseru n"le ueq€q-ueq"q }Bqplu u"qeq upg"qrueued '1eq edureqeq ruBI"O
'rr" uu?{el uep geu"l ueue>Ie} upud uelqeqruullp uep uelSuntqradry snrug e8nf edrue8
leqple ueqoq 'eleluerues 1e1e ueSunpueq uped e[.re4eq Eue,{ ueqeq eped rpedeg
"{"ur 'ren1 uefzq rp Jrz E{nru rBdrues uurlzE resep uep
rffiurl eEqred znp rzseqes deSSuerp dernl uerelel enp erelue uersr geuel ru"l"p rp Jr?
elnru r38ura 'snrn1 suzE ?Jeces q"qrueq duSSuerp u€seqrueJ uerqe epzd rre ueEueyqe4
dztEuzEueur ueEuep qeyoredrp epd ledep rde1e1 1g'91 'rqg urzl"p ueltrqrlredrp Jlredes
(1au uo{) uerlp uetuue[ uzryeqrueEEueur ueEuep gelorsdrp lzdep eEedeos u"ue>Iel
'sllelsorprq ueu"{e} uztuap 4eye uzEunpueq ur"l"p Ip u"p r"nl rp rr? e{nru
uuepsqrod u€{JBSspJeq (aSodaas) u"seqrrroJ u"ualol o}u?lpsoJ ue4edmoru Eue,( ueuz4el
zfrelaq 'erelueuras >1e1e uuEunpuoq tu"l"p 1p uep B{nru rp 'rsepuod ge^\"q 1p q"u"}
uzsrdey upe4 'efte>1eq srlzlsoJprg u?u"{e} q"Flls Ip 'rl" ue8uep EunsSuq u"gnlues
-Jeq
"J?luerues
{"le uzSunpueq Eurpurp Buerrr rp 1udue1 epe4 'e,(ueue}rJ{ ue{rJeqrp
rur lmlrJeq ?4eur 'uezuecuered >1n1un rapdrp uz8unpueq Eurpurp urzl"p uefeq rp rm
pSup uzp ?JBluerues >121e ueEunpueq Eurpurp eped efte4eq Eue,( rre ueuu{el Euer?X
tlz deltueg efeg dernl ue8ueg Brelrnues leyg ue8unpueg ueeuecuered 9'0I
214 10 Turap, Bendungan Elak Sementara
*r:+ (10.e)
M, : lyo.Ht.Ro
(10.10)
l^
Ro: 7v'(K, - K)(3 - v cos $) cos2 $
-
Deformasi geser pada dinding untuk keadaan ini diperkirakan sebesar l-2%.
Di sini, yo: Berat volume ekuivalen tanah pengisi, dengan perkataan lain,
berat hipotetis berdasarkan anggapan bahwa berat volume
tanah pengisi adalah tetap I t/m3.
Hoi Tinggi ekuivalen dinding Ho : lho Z y,'h, dengan y; adalah
berat volume tanah yang mengisi dinding, dan hi adalah tebal
lapisan tanah.
y: Angka perbandingan lebar bendungan elak sementara dengan
tingginya (BlH).
K, dan Ko: Koeffisien Rankine dari tekanan tanah pasip dan aktip untuk
tanah pengisi.
0: Sudut geser dalam dari tanah pengisi
(4) Pemeriksaan gelincir: Dengan mengetahui tinggi muka tanah pada sisi sumur
galian, maka keamanan dinding bendungan elak terhadap gelincir dapat dihitung, dan
kemudian ruangan attara dua jajaran turap baja rangkap, dengan perkataan lain, yaitu
lebar dinding yang diperlukan, dapat dihitung.
.li: B(yo.Ho.tan $ + c)
(10.r l)
Di sini, c: Kohesi tanah pondasi
Q: Sudut geser dalam
P: Gaya luar, untuk keadaan sederhana seperti pada Gbr. 10.22, maka
P: *y-.h'
(, Pemeriksaan daya dukung tanah pondasi.' Umumnya pada tanah pondasi yang
berpasir, bila daya dukung tidak mencukupi, takkan mudah terlihat, tetapi untuk lapisan
yang jelek, hal ini harus benar-benar diperhatikan. Pada bendungan elak sementara
'rlrulleE u8rB{Eull rnsnq uBEunllqrad &'0t 'qc
uurJ?3 J?sec
'rur ?J?luerues 1z1e ueSunpueq upzd dernl uurelel enp r.rep ur"lep uurEeq dernl rsrs uep
[qur"1p uuEuecuzrued e,(uuelep ueSunlrgred e,(ueserg 'rndrunl Eunpue8ueu 4u,(uzq rur
1o1stEue,( uusrdul eped earquq uedeSSue ue8uep 'qepuer qrqel deE8uep q"uel UBB{nru
-.tsd 'pqu4l u{B ue{BJrryedrp drsed qeu4 uBuBIe} ?u?ru rp rszpuod qeuel BpBd
'rsr8usd g"uel rsrs rrep e,{upnslzur 'urelep rJ?p Jr? ueue{o} uup
dr14e qeuq ueue>Iol leqpl" uoruou ueEuep eurus z,(ureseq oelelueuros {"le ueEunpueq
J?nl rJBp efte1eq Eue,{ drsed rluuel u"ue{ol l"qDIB ueruour uedeSSue uEIJBsBpJeq
"A{gBq
3un1g1p eleq dernl ueSuecuerued e,(urueleq :up7wcuowad o,tuutolop uoZun4lqta1 U)
'u[ro:1eq tuu.(
u[rs 4u uuuB)tef du88uup u11g ZZ'0I'rqg
glz deqEuell efeg dernl ue8uaq er€luetuas 1e1E ueEunpueg ueeuecuered 9'0I
216 l0 Turap, Bendungan EIak Sementara
Dasar galian
L2
(9) Perhilungan tegdngdn pddd turdp baja, waling dan kabel baja pengikar.' Momsn
lentur pada turap baja dihitung sebagai gelegar sederhana di mana kabel dan suatu titik
tumpuan hipotetis pada tanah pondasi dianggap sebagai penyangganya.
Titik tumpuan hipotetis ini dianggap sebagai titik kerja tekanan tanah pasip dalam
menghitung panjang pemancangan turap, asalkan dalamnya maksimum 5 meter. Di
samping itu ada berbagai cara pendekatan untuk menentukan letak titik tumpuan
hipotetis. Dalam beberapa hal, suatu titik di kedalaman 1-2 meter di bawah tanah
pondasi atau suatu titik di permukaan tanah pondasi dapat dianggap sebagai titik
tumpuan hipotetis. Yang penting bahwa perlawanan terhadap beban seperti tekanan
tanah aktip atau tekanan air dapat diperoleh pada kedalaman ini. Perlu dicatat bahwa
pada tanah pondasi yang terdiri dari tanah kohesip, kekuatan tanah pondasi dapat
berkurang banyak akibat deformasi.
Bila penampang turap membesar akibat perhitungan momen lentur, hal ini dinilai
kurang ekonomis, sehingga titik tumpuan hipotetis dapat dipertinggi dengan
menganggap adanya tanah pengisi sebagai pelawan berat. Reaksi pada kabel baja
pengikat dapat diperoleh dari keseimbangan momen pada titik tumpuan hipotetis,
dan dihitung sebagai berikut:
f : Ao.l\
,e : rlo,)
(10.13)
Perhitungan waling didasarkan pada anggapan bahwa gaya reaksi pada kabel baja
yang merupakan beban terbagi rata, bekerja pada gelegar sederhana yang ditumpu pada
tempat kabel baja.
Perencanaan bendungan elak sementara dengan turap baja rangkap diperlihatkan
di bawah ini, dengan kondisi seperti yang diberikan dalam Gbr. 10.25. Gaya luar yang
bekerja pada bendungan elak dari arah luar, dianggap hanya tekanan air belaka, sedang
gaya gempa tidak diperhitungkan. Dengan menganggap bahwa tanah pengisi berupa
pasir, maka 6 :
30" dan berat volumenya dianggap sebesar 1,8 t7m3 untuk berat basah
'E[o{eq Eue,( .ren1 udug 9Z'0I 'rqg
5 .Oe:@
€ ,wl1 g'7: ql'
"}
p
I
"0t:: Q
€luA 8'l 't
9Z'0I 'rqo "pBd l"qllret Eue1( rUedes :popuod qquu aurufiP otDp uwsYlauad (S)
z'I<g€'€:s/
Z 7,
olc-;z'L"l-7i-a
ziaq-
- -,
'I :
0 .soc (@ soc tt - glrtl
oY
6-oH
gg -n
(rtlt) rc1 : (H,L + ,,H,,L)of :'r''*r'#:'*
:
(uvt) rz,zg
ik: 7fu*:
on
'Jr? EIruu ge/$?q ry q"seg l"Jeq {nlun ,ut/l 0'I JBseqes uep 'rtz B{ilu sB}B Ip
ztillt 0:Z -- )
.OZ: Q
'uururcuerad lslpuol SZ'0I 'rq5 cut/t 0'l : ,,(
:0
,ut/1 6'y
"Og : ,,t
_t
anggaplah bahwa berat basah volume tanah pengisi di bawah muka air adalah 2,0 tf m3,
maka berat bendungan elak sementara adalah:
EW :9,6(1,8 x 4,2 -f 2,0 x 4,8) : 164,74ton.
P : 25,9 ton seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Momen rotasi pada titik 0 adalah:
Mn: 790,75 t.m. dan Mo: 62,21 t.m.
, M*- M
1:------J:4,42m.
.ZW
Eksentrisitas e : ll2B - fl - 0,38 m.
Pada keliling pondasi yang menerima beban vertikal eksentris, bila eksentrisitas
dianggap sebesar e, makajumlah daya dukung ultimate Qo adalah:
Di sini, {, dan .Af, merupakan koeffisien Meyerhof untuk daya dukung, yang diper-
oleh dari Gbr. 10.27. 7, adalah berat volume tanah pondasi (t/m3).
tan$: PIW:0,157. Kemudian, dari il, : 12 dan N,: 1,8 diperoleh Qr:
282,44tlm.
-Qo
Fr: ffu : t,1t > 1,2
(4) Pemeriksaan bidang gelincir berbentuk busur lingkaran: Dengan menggambar sebuah
bidang gelincir berbentuk busur lingkaran seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. 10.28
maka pemeriksaan dapat dilakukan. Untuk memeriksa gelincir, maka ukuran dan titik
pusat busur lingkaran harus dipindah-pindahkan untuk berbagai keadaan. Kemudian,
I
0,8
0,6
0,5
0,4
0,3
0.2
wA LL,gl : ed
E/ll6,l : zd
III/I 6'9 : l7
:lDIrJeq
reEeqes g"lzp" 6z'0I 'JqD lrunuoru ueEunlrqrod uep qeloredry Bue,t etreq-eEru11
'Eunlqrp ledep eleq dernl eped efreleq Eue[ te u"ualol u"p geu"] u"u"{o} ,(Z'Ot)
ueeruesrod ueluunEredrneru uuEueq :dotu up&upcuputad otuuto\op uo*un\lqta{ G)
5,71tlm2
Ps : tlm
0,25 (D')2
Pa: 5,71 D'tfm
Pt : l,O2(D')2 tlm
Pa: ll,52tlm
Pg : 2,4 D'tfm
Bila keseimbangan momen pada titik A telah diperoleh, maka
(D',)t + 12,12(D)2 - 12,08 (D',) - 342,18: O
@ Pemeriksaan "boiling"
Lihat Gbr. 10.30.
9.6 m
*=1
25,0
,utlt 69'Ll
:lruIrreq reEeqes q"l"pe q epe4 {Ble-J .rloloJedry tedep drsed geuq u"u"{e}
elu"lFser efre4 4pp 'lg'0l 'rqg eped p;edes efeq dernl eped etro4eq drsed
IIBu"l uBuDIol B^\g"q"{Bur
deE8ueEueru ueEueq : sltatodltl uondutny lltlt uo&un1tqta4 U)
ulntrln I'II
XYNNT CNYA
UYSYC HYNYI NYSIdYT NY}IIYgUfd
II
224 lt Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
permukaan tanah di sekeliling konstruksi itu naik atau turun, atau penurunan muka air
tanah atau penggenangan air di tempat konstruksi. Hal ini dapat mengakibatkan kerusa-
kan pada bangunan-bangunan, usaha pertanian atau saluran air di sekitar konstruksi.
Stabilitas konstruksi tanggul yang dibangun di atas lapisan yang lunak, tergantung
dari harga faktor keamanan yang diperoleh dari analisa keamanan kerusakan tanah
pondasi yang diakibatkan oleh pembuatan tanggul, seperti yang dikemukakan dalam
Bab 2. Akan tetapi harga faktor keamanan yang diperoleh dari metode sedemikian
sangat berbeda dengan harga faktor keamanan yang diperoleh dengan metode penyelidi-
kan tanah, demikian pula dengan ketepatannya, cara menentukan konstauta tanah,
dan metoda analisa stabilitas. Dalam menelaah suatu faktor keamanan selain kondisi
tanah pondasi, makajuga bahan pembuatan tanggul atau kondisi konstruksi yang akan
dibangun perlu dipertimbangkan sepenuhnya. Harga faktor keamanan minimum
terhadap kerusakan tanah pondasi dalam pembuatan analisa stabilitas yang mencermin-
kan sebaik mungkin kondisi lapangan dapat diambil sebesar 1,2-1,3.
Penurunao suatu konstruksi tanggul tanah yang besar, bukan hanya akan mem-
perbesar volume tanggul itu melainkan juga dapat mempengaruhi penurunan atau
pergerakan horisontal konstruksi-konstruksi yang dibangun pada tanggul itu seperti
pintu-pintu air, kepala jembatan atau tembok-tembok penahan tanah. Oleh sebab itu,
pada pembangunan tanggul itu, sebelumnya perlu diadakan penentuan mengenat
besarnya tanggul beserta pengaruh penurunan tanah pondasi di sekitarnya.
Pembangunan konstruksikonstruksi yang lain itu dapat juga dilaksanakan
kemudian, setelah proses penurunan berlangsung lama. Namun demikian penurunan
residual yang akan terjadi kemudian perlu juga diperhatikan, terutama jika tanggul itu
dibutuhkan untuk pembangunan jalan atau penahan luapan banjir sungai yang mem-
butuhkan ketinggian tertentu.
Besarnya penurunan dapat diperkirakan dengan menghitung konsolidasi lapisan
lunak itu seperti yang dikemukakan dalam Bab 2 atat dengan berdasarkan data pe-
nurunan di lapangan yang diobservasi. Akan tetapi, seperti pada perhitungan analisa
stabilitas, besarnya penurunan residual yang diperkirakan dengan metode analisa
konsolidasi itu adalah sangat berbeda dengan metode eksplorasi tanah, baik ketelitian-
nya, metode penentuan konstanta tanah maupun metode perhitungannya.
Pedoman dari "Japan Road Association" mengenai pekerjaan tanah untuk jalan
menyebutkan bahwa penurunan residual yang diizinkan pada badan tanggul jalan
jembatan atau sambungan bagian-bagian yang tinggi, adalah kira-kira lG-30 cm
atau kurang, selama 3 tahun setelah perkerasan dibangun. Data ini telah diperoleh
dengan metode yang mencerminkan keadaan sebenarnya di lapangan. Untuk bagian-
bagian badan tangguljalan yang lain, belum diadakan sesuatu ketentuan. Suatu gorong-
gorong atau tembok penahan tanah yang dibangun bersama-sama dengan tanggul tanah
itu, sedapat mungkin harus dihindarkan dari deformasi yang berlebihan selama atau
sesudah pelaksanaan pekerjaan tanggul. Jika pondasi bangunan-bangunan itu dilaksana-
kan sampai mencapai lapisan yang keras untuk menghindarkan perpindahan atau
penurunan, maka mdsalah tersebut di atas tidak akan terjadi. Akan tetapi oleh karena
pondasinya menjadi panjang, maka pondasi itu akan mengalami geseran negatif (negative
friction) yang disebabkan oleh penurunan tanggul atau pembebanan eksentris tebing
tanah. Geseran negatif ini tidak dapat dihindarkan. Bangunan-bangunan silang seperti
gorong-gorong yang dibangun sedemikian akan mengakibatkan perbedaan penurunan
dari jalan.
Jadi, pertama-tama sedapat mungkin hgfl5"--dihigda+an membangun dengan
pondasi yang dalam yang mencapai lapisan yang keras. Pembangunan tanggul harus
didahulukan dan bilamana penurunan telah cukup besar, baru konstruksi dilaksanakan.
'{Bunl uEsrdcl {nlun uBBftaled uB)lBpulf rnpesord I.II .rqg
ueef.ra>1ad
uesertre6ue6
Jnl{nJls
uee[:a1ad ueuuss{eled
'uzunqutuad uzuuus{elad
rcu!:ad:e1
EJBCaS U?SUetUaJOd
ueIsuusIslrp
8ue{ epoleur
u"?SIIJOTUAd
ueeuesluyed rsrpuo4
'Jnl{nJls rs8un; uees4uaua6
umlun I'II
226 1l Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
Bilamana untuk pekerjaan tanah pada lapisan yang lunak digunakan alat berat,
maka kadang-kadang pergerakan alat ini sangat tidak lancar yang disebabkan oleh
drainasi yang tidak baik atau gaya geser yang kecil sehingga prestasi alat sangat rendah.
Untuk meningkatkan daya gerak alat berat, maka pada tanah yang lunak itu dapat
ditaburi krikil atau jika diminta, tekstur permukaan tanah lunak itu diperbaiki dengan
menggunakan,bahan kimia.
Perbaikan tanah dasar di dekat permukaan sering dilakukan dengan bahan-bahan
yang digunakan sebagai lapisan dasar dari jalan. Bilamana perbaikan tanah dasar seperti
tersebut di atas tidak dapat menjamin kekuatan yang cukup, maka bagian tanah dasar
itu dipasang batu atau kapur yang dicampur setempat. Bilamana sifat-sifat bahan tanah
dasar jalan itu tidak cukup baik maka perbaikan tanah untuk seluruh badan tanah jalan
dilakukan pada tempat penggalian dengan campuran bahan kimia.
Bilamana pada suatu lapisan tanah pondasi yang dangkal diperlukan perbaikan,
maka kadang-kadang diperlukan tindakan untuk menjamin kelancaran alat-alat berat,
merfamin kekuatan lapisan dasar, mencegah penurunan lapisan tanah di sekitar peng-
galian dan mencegah dasar galian terangkat atau rembesan air. Untuk mencegah
merembesnya air tanah dari sekeliling galian, dapat juga digunakan metode pembekuan.
Dalam paragrap 11.5 akan dikemukakan keterangan singkat mengenai perbaikan tanah
pondasi dari lapisan yang dangkal.
\
11.2 $asifikasi Metode Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
_--,, Daliim paragrap I1.1 telah dikemukakan garis besar masalah-masalah yang dihadapi
dalam pekerjaan-pekerjaan pada lapisan tanah yang lunak. Lihat ringkasan dalam
Tabel 11.1.
Tujuan dari perbaikan tanah pondasi adalah untuk memperbaiki kondisi tanah
pondasi itu, kemudian mengambil tindakan yang tepat terhadap masalah-masalah
seperti yang tercantum dalam Tabel ll.l.
Di samping ketentuan mengenai kondisi tanah pondasi seperti yang dikemukakan
dalam paragrap terdahulu, harus diadakan ketentuan juga mengenai bantuk dan dimensi
konstruksi yang menyangkut berat satuan, tekanan pada dasar, kecepatan penimbunan,
kecepatan pelaksanaan konstruksi dan tegangan dalam tanah akibat pembebanan.
Kemudian dihitung penurunan atau stabilitas, besarnya faktor keamanan, waktu
penurunan dan kerusakan tanah pondasi sesuai dengan yang dikemukakan dalam Bab 2.
Bilamana terdapat masalah-masalah seperti yang dikemukakan dalam Tabel ll.l,
maka perbaikan karakteristik-karakteristik teknik dari tanah yang akan diadakan
dengan maksud untuk memperbaiki kondisi tanah pondasi itu, dapat dibagi sebagai
berikut:
1) Perbaikan karakteristik geseran bertujuan untuk menghindarkan kerusakan
tanah pondasi, menghindarkan deformasi geseran dan peugurangan tekanan
tanah.
2) Perbaikan kemampatan bertujuan untuk memperpendek waktu penruunan
karena konsolidasi dan menghindarkan penurunan residual.
3) Pengurangan permeabilitas bertujuan untuk menghindarkan bocoran dan
seterusnya.
4) Perbaikan karakteristik
yakni bertujuan untuk mengurangi vibrasi dan meng-
hindarkan liquefaction sewaktu terjbdi gempa bumi. Peristiwa liquefaction akan
dikemukakan dalam paragrap 11.4.
Puringkatan kekuatan geser tanah, dapat diadakan dengan salah satu tindakan
sebagai berikut: perbaikan pengikatan antara butir-butir untuk meningkatkan kohesi
'Jre u?dBpe{o{ u">ld?}rr"uorr
{nlun
nele JrB uoseqrueJ dnlnueur lqun eEn[ eunSreq gelep" qeuel ueleduuurel qruqred
-rueru {nlun uenlequed apo}eru n"le rsesllrqe}s uerleq 1s1efu1 uBp u"q€qrreued
'"Iurr{oJuele e,(e8 uzEuep n"1" ue}"nq leqeeured
uusrdq Euesuruoru ueEuep ru>1ed neurzrp lerel 4epuedredrueru ue8uep u€{eue$l"lrp
ledep 'rsep[osuo1 qalo (uawaptas {o aryt) ueunrnued n}>lelr\ ue4epuefue4
'ru1eq ryelueur n1r
uod uelup Jr? lenqruour nB1" J4nq-Jrlnq Ju1uB u"lluI lun4redureru lzdup rur epolef,l
'tsesqrqels/1e4pued ireqeq 1s4efu1
n"le u"qeqruel ue4eun8rp ledep ':qnq elEuero{ ueqo{o{e1 lenltedruoru >lnlun
'uq8unu urmururrues r$lnpaJrp ledep uele ue{Bu"s{"1ry ueunEueq qepnsos I€nprseJ
ueunrnued e4eru 'reseq dn4nc 3ue,( ueqeq ueEuep nlnqep grqel ualerres>I"lrp gelel
drseqo>1 q"uel rJ"p rsepuod q"u"t rseprlosuo{ qelo rs"ruroJep 'de1ei n1r qzuel
rseruJoJep efedns uod eunlol ueEuzrn8ued ue4egesn8ueru "Ti'lpefue8uep nBl" Jrlnq-JJlnq
e43uere4 ueqolo{o{ ue4}eq8ulueu ueEuep u"{"p€rp qeuel ueledrueruo{ u"{ruqrod
's"Urqqs u"q"q ueIqeqru"uoru ueEuep ue4reqred nele luqEurueu
z{uuelederel eEEuqes rseper8 qeqn8ueru ueEuep uol"p"rp ledzp e,(uuq e,(ursuper8
dn4nc >1ep4 Euef 1e43uep Eue,( qruq uesrdel {rlsrreqeral ue>peqred e,(u1n[ue1eg
'nlr q"uel rese8 ueueqel ue11e13urueur
8ue[ ueleperued epoleur ueEuep uellelEurlp ledep uetese8 ry1sr.re11z.rz>1 ,sede1 3ue,(
rtsed:eq guuel rJ"p lsepuod q"uq Tnlun e,(u4l1egeg 'lelEurueu rleuel rsego{ eE8urqes
ISBUIBJp uuepeEued ueEuep tedectp lzdep Eue,( qeuzl ueledeJe>l u"{lalSurueur ueEuep
u?{"perp uereseE )U}srJal{BJE{ uz4ruqred'drseqo>1 rleuel rJ"p rsepuod q"uq {nlun
'J4nq-Jrlnq etertB
'r1eun1 uusldul eped uuqnrlugp Euu,t uue[.re1ed upud qBIBsEtr l I.II IaIBI
LZZ {Bun'I Euea reseq qeuea uesrde1 ue{leqJad epoleh[ rs€{grsel) Z'll
228 1l Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
Prinsip dasar perbaikan tanah pondasi itu pada dasarnya adalah memperbaiki
karakteristik mekanis tanah seperti yang telah dikemukakan terdahulu. Ada dua metode
yang digunakan untuk memperbaiki tanah pondasi yakni metode yang meningkatkan
kerapatan tanah dengan pemadatan tanah atau mengeluarkan air yang terkandung
dalam tanah dan metode yang mengkonsolidasi tanah dengan penambahan atau injeksi
bahan stabilisasi. Dewasa ini, kedua metode ini adalah metode yang sering digunakan
dalam usaha-usaha perbaikan tanah pondasi.
Metode perbaikan yang diterapkan pada lapisan yang agak dangkal adalah berbeda
dengan metode yang diterapkan pada lapisan yang agak dalam. Meskipun kedua metode
ini secara teknis berbeda satu dengan yang lain, pada dasarnya metode-metode ini
adalah sama karena stabilisasi itu dicapai oleh peningkatan kerapatan atau konsolidasi
tanah.
Berikut ini akan dikemukakan metode perbaikan tanah pondasi untuk lapisan dasar
yang agak dalam.
Di samping metode perbaikan karakteristik mekanis dari tanah, maka di antara
metode-metode yang dipakai untuk perbaikan tanah pondasi terdapat metode peng-
gantian tanah yang kurang baik dengan tanah yang baik atau metode yang memperkuat
tanah dengan lembaran yang tipis atau jaringan. Ada pula metode yang menggunakan
timbunan tanah sebagai imbangan berat (counterweight) atau memperpanjang jangka
pelaksanaan sehingga terjadi pengaruh pemampatan dengan perlahanJahan tanpa
menerapkan perbaikan tanah yang sebenarnya. Dalam Tabel I1.2 dicantumkan metode-
metode tersebut di atas.
Mengingat pengaruh setiap metode itu berbeda-beda, maka metode yang digunakan
itu harus sesuai dengan karakteristik lapisan lunak, jenis bangunan dan metode
pelaksanaan.
Suatu tindakan perbaikan itu umumnya tidak hanya menghasilkan suatu hasil
perbaikan, melainkan beberapa hasil perbaikan. Di samping diperoleh tujuan utamanya,
sering juga bersama-sama diperoleh hasil sekundernya. Umpamanya, suatu drainasi
vertikal yang terutama ditujukan untuk mempercepat penurunan oleh konsolidasi karena
perpendekan jarak drainasi sekaligus juga meningkatkan kekuatan tanah itu. Tabel 11.2
mencantumkan secara terpisah hasil sekunder yang dicapai.
Mengingat lapisan tanah pondasi yang terdiri dari lapisan dasar yang lunak dan
kohesip itu rumit, beserta karakteristik mekanisnya yang sulit, kadang-kadang penggalian
untuk pondasi bangunan itu sulit dilaksanakan meskipun sudah diadakan tindakan
pengamanan.
Meskipun sebelum pelaksanaan telah diadakan perencanaan yang terperinci berdasar-
kan survai yang lengkap, adalah hampir tidak mungkin untuk meramal secara tepat
mengenai tabiat tanah pondasi itu selama pelaksanaan konstruksi.
Jadi, dalam menghadapi suatu pelaksanaan di atas jenis tanah pondasi demikian,
diperlukan suatu persiapan yang lengkap seperti yang dikemukakan dalam paragrap
di bawah ini.
l) Sesudah diadakan pemeriksaan kembali dan perbandingan dari kondisi dan
spesifikasi dalam gambar dan kondisi sebenarnya di lapangan, maka harus
dibuatkan bagan pelaksanaan yang dapat memenuhi kwalitas, hasil kerja dan
jalannya pekerjaan.
2) Pelaksanaan pekerjaan diadakan secara berhati-hati berdasarkan bagan pe-
laksanaan.
lpd-uol
qeu?l rpplu.u eSEurqs wllepelrp q;qnrp
3uB,{ lKed
F
wle B
:Y1.:,,111f:1q,!.Iy.l-ry! elBr Inr@q ustBp unsnsrp !
il ff ;"!-';-"i; ;;;' ';t:;ffi J,,"Jd;:it;; ;:
B
ualqJffuru nlEA Jpolou
Epe ?Bn[.uenl53 uEEu
tr5
-5p uqEdwuod-apolau @lEp.nlr urePs
I?duol 5
tu?l rrsEo o6rdEl tpetuoE sedel ltsed qeusl uBs E
-Idal qequru lnrun rrsd twtr-EuEn qpl{nlurqrel
eleu 5
ueElaE8ued
{nrl
Elqx
rp 1r1uaq rieli:iied ur'1u i
-5qu;u uEluep lws epsd :rEta8req 3uB[ uerBEq (uorleroUorqrA)
El!{s IP rle wu.qurd wp uBEreS l{r
ueBurti 3unde
uellad@ulp rs?puod qeuEl uep sadst jrspd qEuEl u?lPlo3
o o o ueleP eI ueunseutp srrpunB &pttuod nlsns sporeI^I
JrsBd rlue8
pBEqrs lrluol uEIEUnSSuru usEuop npli uEiElrB
upBurp ue8upru?urd up8uep nradrs;Dolru uExr
BdBrcqrq lsdEprct 'B,{uuoislBl rrurimu .ussws e
-{Elod rpol)u Inlufl'rlssd rs?urelp Ep?d pues 5^
nue^ BrsJ uelDp lsEplJosuol lBqrrJe ueuilnurd uBI
-tp{3uru:u tpqrlpDq vSnl :upunrnu:d urSos n3uod'
Eprd q?rBEusu sEEuqs'llsEd lErn-Ewrr Smlnp uellEdueuJal
p{ep us8urp uEdB}ueu)l usIlEI3ururu Eue5 3up{ 3
rrsed
re?s EpEd uep Teunl upsrdEl u?Ileppuru In)un r(3p Sireq
o o o o o -uod q?u?t rp lrnqrp uBIledEB@.r Jrsed EorD-tupri epolsw
Dc@d re rcIeu
-5u u?roqe8uid us8uep Inlurqrp rrsEd uolol ner?
lnluxlrp rrsEd uolol uErpnBel uep uenl53 uP3u.p
ualrrp BEIE usllnsilrp B[Bq 3qEq Euru rp spolru
u.ds epolru BdeDqaq'u8swslqrd spoteE Inlun
plsoqpEr nuBA reSDqas rl8l
us{eunEE@E uetuep rpolau Smpuqrd Eunqel nelE
euoluBl usturp Ised uolol wlisl3ue@ opolru
rlods opoleu ret8qJeq €[E ,upus e,(uopotou Inl PreoqpJ?r
.un wt?n{.I w{IE.d @tsap q€?u6leq ,us1le{ Sunqnles
.3utIP lsepflosuo{ laqq" @Eilnuod uep rseplosuol oPoleu
rssurup lellie {aE[ dosntueE Inlm rspuoj 'Jrsed l?lqre^
qe@l BEIEp e{ ls.4rr^ qere EEIap Br(ul€,{els Eus,{ IseuPrp eseureJp
o o o {eEfeped wTlsdueltp preoqprzc nzre jsed uolo; .Polew epotohl
mr uotalel @Fp
In*@01 Er spoleu :Jnuns {llt! nqB JUsoutE uEu
Elel 'rB rBlmru-@8uep qeuBl JE ?,{r6uBtnlDq qPu?l rle
rB.@p lelrulueu l@A JoI5Ja @wlal ualeun8rsd uetueJnBued
@@ EwX cpolaE nlsns :uEunqEn uelBuntp !{u ,polaB
?erq '@wqlqEad uaqaq u&d6 uBunSuDq u€uu 'Jgsoul?
nuad- diGmtu.E lnlm w)lllJplp eue5uol @lEp ue@q.qued
rEudueq 'wurunH w{lnqutD@ lntun @Ieu 0polau usu
sf,o.rrp uE!n3-wq nElB Intllwl emi rp rsepubd 'ueueqoqued -?qequed
o o IEwl spBd B^mnllqd @luaqrp uBqeq qelstes epoFl I' opoleI^l
Ie{lua^ 'rsau
-Brp opoloE ueds aIuuEI apolo@ @tuep useues
-Iaq wtrtunSD @pEI ryIwq uelro qEmt usts
.nIaI WItBISrcu Inlun psrlfi BEtuoEs tuo)l dPqeueq
-o,{uod usmq@a qalns uEq tw,{.wunqEtr wtui u?ueqrqusd
epoteu
.lEa qEq@ua uods .@EqaqEad epopu lu 'u?qBI qePurr
'nmu rs@daq eueu :@dalwuad ,lEloE wlnl -@qslrd uel?desI
.Bllp @mquq elq mdl,|s.u wuB rpefDu wunq uPq*l ueSuep
.qr[ El,wurEI :@pqostrol auaEl @tDntsl uetpl uelel ugu
.lorud uBldasqD :@{?wslq.o In}un nt{ea -3urued -Eqoqued
o o uB{nlroE.u wp dqqled p{3ur-@u wmqurJ apolal l spolsw
opolau queSuld
Imbangan ukuran
untul penurunan Imbangan ukuran untuk stabilitas
Metode Perincian
Pengaruh medode
limbulnyz Jumlah
Batesan
total
terhadap
p€nurunan gesr kekuatan gelincir
Metode
pengkakuan
Metode
tiang
Dalam metode timg kapur, suatu kolom dibua!
dengm kapur yang epat mengeras di dalam tanah
o o
kapur, pondasi, tanah pondGi terkoDsolidai denge fEm-
metode rikaD air atau kombinasi kimiawi dmSan penye-
rapu: kerontapm meniDgkar dengan bcndbah-
elektris, nya kekuaEtr Enah po[dasi, tErs@n dengatr itu
metode maka penuru@ berku6g tidak hanya dibuat
kolom dtri k.pur @tapi juga kolom dapar dlbuat
dengan meDempur kapur dclgm tnhao lainnya
atau dogan tamb aEu sDeD. *bagai pcnggsnti
kapur yMg seritrg diruakm sbagai bahan utama
Metode
dengm
Metode
tiang
Timg tump di@uklm le tuah di sampilg tim-
bunil utuk mmgurMgi pmindahatr ke samping
o o o
pemakaian turap dari tanah pondasi, sehingga menghasilkan per- (k@uali
suatu baja, baikan kefielapan. oleh ktreD&ya naikDya htrah medode
banSunan metode di selitil teebut atau pengeub lrnuroan trr papan
lremasukan kurangi dalam beb€rapa hal, drDg-tiaDg preeul turap)
tian8. (prersl) dimsksudku uDtul mmdapa&an effek
metode yatrg sma: dalm hal ini kadmg-kadaDg tiang
goronS-
gorong,
metode
i,pdii-*i..F;b;;; ;""s
-"rii,agesr.
tiang
il;;;il;
sDuuya iil dimatsudku utuk
fElat meningkatkaD kemnlaru timbumn itu sdiri
dan mengurmgi prnureaD. Suatu metode di mea
pelaFpelat ditemparkan p.da tieg fmahu untuk
perbailm limbune dan pelst itu bcrfuD$i sbagai
timg penalil; rimbunaD yeg dilaksanakan dmgan
cara itu di$but metode pelat yug kadang-kadarg
dipakai untuk Umbunan di bclalang kepala jem:
baran. Apabila beban rerlalu bes dan iimbrinan
tidal mDtap. rcrul,@lmurunan yang trsu, mala
kadang-kadang dipakai gorong-goroog *lanjutnya.
dalam b€berapa metode disusutr tiabg berulir untuk
penimbunan *bagai ganli gorong-gorong. Apabila
biaya pekerjaan imbangm ukuru meoinggi dan
pem€liharaanya juga menjadi masalah b-ila pe-
nrmbunan telap dilaksanakan maka kadmg-kadang
drp*al m&am bangunm yang ditingkarkan
o:
o: Hasil sampingaD
7- 7 ue8uotod
,y-y ue8uolo4
Jrwd uE{J?druBglp n}l lBunl uBSrdBI sBle r(I :(poUau pw puDS) .r1sod solo apopr[ ,(Z)
rc,{undurerua.,,r,p",llil:,H1J,:T1?:H"T',::ffi ',,[ffi,#fffr1]#^":iT'il
ln{rJeq 34zur 'rur lBrllsr{ u">lJ"s"pJeg '"peq-BpeqJeq 3ue,{ erueu rc,(undueu nlr BruEs
3ue,,( epoleur r1e18uues oerues 8ue,( drsulrd uB{J"sBpJog undolseru z4zru 'ueeues4eled
IEZ drseqo; ueq {€un.I 3ue1 reseq qeuel uesrdeT u€{reqrod €.II
232 11 Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
secara merata setebal kira-kira 0,50-1,20 m yang mempunyai fungsi sebagai drainasi
bagian atas pada proses konsolidasi lapisan lunak itu. Biasanya di samping lapisan pasir
ini sering dibuatkan juga drainasi vertikal, tetapi bilamana lapisan lunak itu tidak tebal,
maka kadang-kadang cukup digunakan hamparan lapisan pasir. Pasir yang cocok untuk
digunakan sebagai alas pasir ini adalah pasir yang mempunyai fraksi kurang dari 3/"
melalui ayakan 74 p. Dalam pelaksanaan, alas pasir ini tidak boleh dibebani berlebih-
lebihan oleh alat-alat yang digunakan. Bila bahan timbunitn yang digunakan itu merupa-
kan jenis tanah lanau yang mempunyai permeabilitas yang sangat kecil, maka harus
diusahakan supaya ujung tepi alas pasir yang dihamparkan itu tidak akan tersumbat.
Tebal lapisan alas pasir itu harus menjamin kelancaran pekerjaan alat-alat berat.
Untuk itu dianjurkat agar menggunakan harga standar seperti yang dikemukakan
dalam Tabel 11.3.
(3) Metode bahan hamparan (penutup) yang tipis (Method of sheet materials): Metode
ini menggrrnakan lembaran atau jaringan serat kimia yang diletakkan di atas lapisan
yang lunak. Penimbunan kemudian dilaksanakan di atas lembaran yang diletakkan ini.
Tujuan metode ini adalah untuk menjamin lalu lintas alat-alat berat atau untuk mem-
perbaiki daya dukung tanah pondasi itu (Gbr. 11.3). Beban tanggul dapat didistribusi
secara merata oleh lembaran ini yang juga menanggulangi penurunan lokal. Kekuatan
regang (tensile strength) lembaran dapat juga memberikan perlawanan aliran horisontal
tanah pondasi.
Pada metode ini, lapisan yang lunak diganti dengan bahan tanah yang baik untuk
memperbaiki daya dukung tanah pondasi dan mengurangi besarnya penurunan akibat
konsolidasi. Metode ini dapat dibagi dalam dua jenis. Pertama, sesudah penggalian
lapisan yang lunak dengan alat berat, bahan tanah yang baik dimasukkan dan dipadatkan
(Gbr. 11.4) dan kedua tanah yang lunak itu didesak dengan beban timbunan tanah yang
baik atau didesak dengan ledakan.
'lBraq uBEuBqrrI apoletr^l s'II 'qc
Eue,( lereq ueSuzgurl 'nulluo{ sJeces ue{Bpurp e,(use1lpq"}s BSII"u" e.(uesetq uleur
'Euecuel uelenqured uzepuued 4e[as uelderollp ]"Jeg ueEuequt epo]eu
'8uede1 Ip ledzprel 4e,(ueq IUI opoleru ueduleued qoluo3 '1n33u4 "uEruEIIg
ueueruzSued
/uapzq:ed ueefre4ed {nlun nu}E SunsEuepeq u€unqrull ueeuesleled BJ?lueures
pefre1 snrel 8ue,( u?unqrull uerosSuol depeqrel n"13 IIq€]s 1epr1 leEues Eue,{ ueunqul}
rseleEueru >lnlun ue{Bpur1 te8eqes uzleun8rp z8nl eunS:eq lu8ues qelup" ruI opo}ehl
'rEe1 uelnEerrp ledep {"pp Iul opo}eru sBlUIl{e.Uo l"qllp ledep uuecuer "pud
'lEqEIu n1r ueleunEp u"{E 8ue,( ueunqrul}"idgeq
u?qeq n"}E }IIns n1t ueun8ueqrued
rse>1o1 zped q"u€1 u"segeqrued Bu"tu"llq sltuouole lepll ruI opoleru ruseq ueurlSunrue{
z>1eru 'ueunqurtr JBS"p uu.rzqeled ue{qnlnquou IUI opoloru lz8ut8ueru 'tdt1e1 uuly
lulSulueru u"unqurl selrlrq"ls 'rur apoletu
ueSuep rpel '1e13urueu n1I IIce{Je} uBuBIuBo>l Jol{"J te,(undrueru Suzf st1u4 uere>18uq
lnlun u?Jos8uol depeqral uuuuqeued ueruoru eSSurqes '1tca1 rpzlueru ueunqrull Eue:e1
zlel-Elet ue8urruro>1 rur epoleru uu8uep eA\qeq ]"ql1p lzdep E'11 'JqC ruel"q
'u"{"ue$lslrp ueunqunued
Bru?las uerosEuol depuqrel uelnl.redrp 8ut,( ueuerueel JolI"J qeloredrp {BpI}
"ueru"llq
'gqe1s e,(edns pEEu4 rsts t8uegurtEueru {nlun gEIBpB BIU?lnJel IUI opo}eru pnsl"hl
uBunqlull IJIp
'uequpu(.red opolal L'II 'qC uelesap ue8uep -ues lereq ue8ueP
ueqepurdradepotar{ (g) ueqepurdred epote141 (e)
." :;'.
:" :.o'"."
t€z dpsqo; ueq {€un'I 3ue1 ruseg qeue; uestde'I UBII?qred €'II
234 lt Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
dibutuhkan dari momen penahan yang diperlukan pada lingkaran kritis longsoran,
kemudian ditentukan bentuk penampang melintang timbunan imbangan berat itu.
Sebaliknya, bilamana metode ini digunakan sebagai tindakan darurat atau tindakan
perbaikan, maka harus diselidiki letak bidang longsoran yang terjadi. Dalam analisa
stabilitas, bidang ini diambil sebagai lingkaran kritis. Kekuatan tanah pondasi kemudian
dihitung untuk menentukan dimensi timbunan imbangan berat.
Metode ini diterapkan bilamana kekuatan geser tanah pondasi itu tidak besar dan
cenderung akan runtuh jika timbunan dilaksanakan dengan cepat. Untuk menghindar-
kan keruntuhan itu, maka kecepatan pekerjaan timbunan harus diperlambat.
Ada dua metode untuk memperlambat kecepatan pelaksanaan yakni metode
peningkatan tinggi timbunan secara bertahap dan metode peningkatan tinggi timbunan
secara kontinu dan berangsur-angsur. Dalam setiap metode, tanah pondasi itu di-
konsolidasi oleh beban timbunan. Oleh paningkatan kekuatan yang mengikuti kemajuan
tahapan konsolidasi, maka dalam perencanaan tidak diterapkan pendekatan tertentu.
Akan tetapi kecepatan pelaksanaan ditentukan dengan mengadakan analisa stabilitas
dan penurunan pada setiap tahap pembebanan
Metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi tidak membutuhkan
peralatan pembangunan dan bahan tertentu. Metode ini hanya ekonomis untuk dilaksana-
kan bilamana tersedia waktu pelaksanaan yang cukup dan umumnya selalu dipilih
lebih dahulu sebagai tindakan terhadap lapisan tanah pondasi yang lunak daripada
metode-metode yang lain atau dikombinasi dengan metode lain.
Umumnya penurunan yang disebabkan oleh konsolidasi berlangsung lebih cepat
bilamana lapisan lunak itu tipis atau bilamana panjang drainasi lapisan lunak itu pendek
oleh adanya lapisan pasir yang tipis dalam lapisan itu. Dalam hal sedemikian, maka
Pavement
t;,'J;ou
YT1 r':l-*'"un
HeJ
Hu,
Tinggi timbunan
H,,
Besar penurunan
Faktor keamanan
r"
Waktu I
A: Beban pembebanan meningkat sedikit demi sedikit
B: Beban pembebanan meningkat secara bertahap
G
?srs ueunJnied Jeseg
esrs ueun:nuad:useg
I
ID
nueA\ nlI?A\
u?unqurl
rEEurJ
Eu?3uoJ ueunqu:11 rE8url e,{uur3[
3ue1rq 3uu,{ uuqag uuuEqeqruod
SrZ drseqoy UBC[ {eun'I 6ue1 reseq qeuel uesrde.I ue{reqrad €'II
236 11 Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
(2) Metode penurunan muka air tanah: Metode ini adalah berdasarkan prinsip seperti
yang diperlihatkan dalam Gbr. 11.8. Dengan menurunkan muka air tanah, tekanan
effektif vertikal meningkat dari:
P6:P-ln.z (l 1.1)
menjadi
Pi. : P - y*(z - /z) : PI + /2.y. (11.2)
p:p'o+^i||'z p:pl+.i".\z
Jadi peningkatan ini adalah sebanding dengan peningkatan I t/m2 untuk penurunan
muka air sebesar I m. Tinggi teoritis pemompaan ke atas bilamana digunakan titik
sumur (well point) adalah 10,3 m akan tetapi mengingat kehilangan tinggi tekanan atau
tenaga, penurunan muka air hanya akan mencapai 5,50-6,0 m.
Metode ini dapat diterapkan dengan effektif untuk tanah pondasi yang mempunyai
lapisan pasir pada bagian atas dan bagian tengahnya dengan koeffisien permeabilitas
sebesar kira-kira k :
l0-r l0-a cm/det. Demikian pula metode ini dapat diterapkan
-
untuk tanah pondasi yang terdiri dari tanah kohesip bilamana tanah pondasi mempunyai
lapisan pasir tipis yang horisontal.
Volume air yang dipompa keluar oleh titik sumur akan menjadi besar bilamana
terdapat danau atau sungai di sekitar lokasi pemompaan sehingga untuk mempertahan-
kan muka air selama konsolidasi dibutuhkan biaya yang besar.
(3) Metode pembebanan tekanan atmosfir: Gbr. I 1.9 memperlihatkan metode ini. Suatu
0,5-1,0 m
Selaput kedap udara
I
H7,
rssureJp {er?f
l_t7 drseqo; ueq I"un'I Suea reseg qeuel uestdel ue{Ieqred e'II
238 1l Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
'-, -7"(H\'
cr\z ) (2.22)
Sewaktu dibuatkan drainasi pasir, maka dengan assumsi bahwa tanah pondasi itu
dapat diganti dengan suatu model silinder dan air pori mengalir secara horizontal ke arah
drainasi pasir itu, waktu konsolidasi menjadi:
,:ZO, (l 1.3)
u:r-(t-u)(t-u,) (r 1.4)
Uu:Derajat konsolidasi vertikal (Bab 2)
Pada perencanaan drainasi pasir, mula-mula diadakan assumsi mengenai metoda
pelaksanaan, diameter kolom pasir, jarak afltara kolom pasir dan tingkat perbaikannya.
Kemudian diadakan analisa stabilitas dan penurunan. Bilamana faktor keamanan dan
penurunan sisa tidak memenuhi harga yang diijinkan, maka harus diadakan perubahan
mengenai jarak antara kolom pasir dan tingkat perbaikannya. Analisa diadakan
berulang-ulang sampai hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Panjang drainasi pasir itu ditentukan oleh tebal lapisan tanah kohesip atau dalamnya
tanah pondasi yang akan diperbaiki yang diperlukan untuk stabilitas konstruksi.
Akan tetapi mengingat kolom drainasi yang terlalu paqjang akan sulit dilaksanakan
dan mahal, maka panjang kolom dibatasi sampai kira-kira 25-30 m. Diameter d.
dari kolom pasir ditentukan secara bebas antara 25-50 cm yang tergantung dari mesin-
mesin penggali. Diamter dnyang kecil memerlukan bahan yang sedikit dan pelaksanaan-
nya cepat. Akan tetapi bilamana lapisan tanah kohesip itu sangat lunak atau tanah
pondasi itu dapat mengalami deformasi geser, maka kolom pasir mungkin akan terputus
sewaktu pelaksanaan terutama bilamana diameter kolom terlalu kecil.
Jadi dimensi yang ditentukan dalam perencanaan drainasi pasir adalah ukuran
effektif d" atauharga n : d"ld..
Dalam pengalaman pelaksanaan di Jepang, sering diambil d : l,5G-3,0 m.
Drainasi pasir ini digunakan bilamana daya dukung tanah pondasi itu lebih kecil
dari jumlah beban timbunan atau konstruksi. Jadi dapat dimengerti bahwa seluruh
pembebanan tidak dapat dilaksanakan sekaligus. Pembebanan itu harus dilaksanakan
dalam beberapa tahap. Umpamanya bilamana tinggi kritis timbunan yang dapat dipikul
deqel z{m1adu?q DIBrrr 'uzqeq uegrunleso{ ue8uep BrUBS {"p}l n}r uBqoq apf rdu1s1
UBIV 'luuors?J g"lepe ueefte4ed 1zar.e epud uu>lnluelry Eue.( lsud rs?ur?rp B/rrIBq ue>I
-?l?{p lzdep e4eur 'ueqeq uugnJnloso>l ueEuep JrqI" deqel epzd uqoq e>II1
"tu"s 'uelelryedrp
znpe>1 deqe uzueqeqrued rseprlosuol epoued lple eped rsepuod q"uul
"l"r-BlBr
:eseE e,(eE rluloles ue>lnluetrlp rqqz deqzl eped ue4ullrrp 8ue,( uzqoq e,(ulnfueleg
'eueped deq4 uuueqsqued epzd lpades eruzs Eue,( nDI"/( ruBIBp reducrp gnJeq lul
enpe4 deq4 {nlun uolnlredrp 3uu,{ rs"pqosuo>l 1elerep u4eru 'qeqrueq q"pl] ?uet q2
zEreq rpzd (ueqeq sqrsuolur uery1eq:adueu eduul) 'p e?mgqelo ue{nluol1p q"lel €'II
ueurues:ed uup qelo.redrp Euz,( rs"pqosuo{ {nlun u"{npedlp 3uu.( nl1"^\ le8ur8uey4l
'n1r lelEuruaiu gelel Slael ele-*e1er reseE uzlenle>1 e8req
ue4eunEEueu uu8uep enpel deq4 uped uulurfrp 3ue,( ueqaq ue{n}ueueru uerpnue{
'/og6nz1e /ogg rsuprlosuo{ ue"peo4 eped n1r drseqol qeuel uesrdq :eseE u"}Bn{e{
uelelSurued uelerr4redrp lnnrreq deq4 zped eleur 'uulnluellp g"lel 'p e1'lf
'ue8unlqred tu"l"p q2 e?lr-g {nlun ue{BunEry ledup unrro}?roqul rs"pqosuo{
uzuqoc:ed rrep qeloredp 8ue,( n3 e?rcq'lul Ieg ru"FC 'uelnluelrp 8uz,( uee[.le>1ed
1uz'rpu[ rxelBp Ep"roq 3un11q1p Suef t uEEurges Bqoc-eqocuoru ?r?c ue8uep u?>ln]uellp
'p uerpnue; '"p e?mq rsurnssu8uaru uu8uep u"p (ZI'lI 'rq9 uep t'11 uezrues:ed)%Oe
- 'ln nele %OS :
ue8uep runsas Eus,( q1 eflcq ue8uep 3un11q1p I u{"ru 'leluosuoq
!2
rs?prlosuo{ ueEunllqred uuEuep ue{nluelrp lzdep e,(ueq 'p e,(uurmun lz8urSueli
'tut uuun8ueqrued le,rpul eErlredes epoued BruEIos redecrp ledep rseprlosubl
IJBp %06-08 e,(edns edn: uzrlrurepas u"Inluelrp a nE1" 'p uerpmue11 'ueun8ueqrued
lzrrrpzl r:ep eEruedes q?ppB ueuzqeqrued qe1 derles {n}un u?)fulrrp Eue,{ n}{8.\1, €>l"Iu
'ueqeq qegunt rrup e8rgedes rgrqeleru qoloq rypq rszpuod qeuel 3un1np e,(ep qelo
(Fe:Isf qalo) 4sed JsBrrJBrp uduupe uue.rel rsspflosuo{ Eun$ur1 ZI'II 'qC
J-
o,oooo; o
p loo C- c :'-
_
i^ ^_o_o g_o ,o
'C55
o o66 aL i- ^'-'^
=;5
X; i5 EE 5
-@6 sa N 5a
=EEEE=
--o
p
=
=
E
5
ll : tt
7l:u
tl:u
9l:u
Lt:u nlIeA\ rolI?J
s'81 =
0Z: u
2Pltq) : a,
pembebanan harus ditambah (lebih dari tiga tahap) dan harga d" pada permulaan
percobaan berikut perlu diubah.
Peningkatan gaya geser rata-rata tanah pondasi bersamaan dengan kemajuan
konsolidasi diperkirakan dengan menggunakan hasil konsolidasi percobaan tanpa
drainasi seperti yang diterangkan dalam Bab 3 atau dihitung dengan persamaan berikut.
cJp:0,25-0,35 (1 r.s)
C"lp: o,ll + o,oo37Ie (r 1.6)
C,: Kekuatan tanpa drainasi lempung
/q,
\rl =gl\ ,/
p: Beban konsolidasi
1r: Indeks plastisitas
(2) Metode sumbu kertas karton (cardboard wicks method), metode drqinasi kertas
plostik (plastic board drain method): Metode-metode ini adalah berdasarkan prinsip
yang sama dengan metode drainasi pasir. Perbedaanrya adalah bahwa metode-metode
ini tidak menggunakan pasir tetapi menggunakan bahan kertas karton atau vinyl-
chlorida.
Metode sumbu kertas karton telah dikembangkan oleh laboratorium di Swedia.
Kertas karton yang mempunyai alur drainasi itu (lihat Gbr. ll.l4), didorong ke dalam
lapisan tanah sesuai dengan prosedur seperti yang diperlihatkan dalam Gbr. Il.l5.
Bahan kertas karton yang digunakan mempunyai kwalitas yang tetap, ringan,
mudah dikerjakan. Mesin yang ringanpun dapat digunakan untuk mendorong bahan ini.
Jadi metode ini dapat diterapkan pada tanah yang sangat lunak yang permeabilitasnya
lebih buruk dari permeabilitas pasir, umpama ft : l0-3 - 10-10 cm/det.
Untuk mengatasi beberapa kesulitan pelaksanaan yang dihadapi bahan kertas
karton itu, maka telah dikembangkan penggunaan kertas plastik yang dibuat dari bahan
(9 a
o E
{-L
Selubung -
c o)
^a^ ^ rwJ
5)rT
a Ujung sepatu
q
E
(A,*", p"lrk*"*ai*E p*i,lengan setubung; lAtumn pelalsanaan riang pasir dengan p**r" -
)t Sepatu
Seoitu ujung
(t It ditutuo. dan dipasang
selubuns ditutup.
uiuns selubung dioasans pada vang
temoar yang
oada rempal (I) ) pelindunq drpasang
Pipa pelindung diDasans pd
dipasang yanS
rempar )ang
Dd tempar
temoat lelah^,4
rane relah
telah dilentukan.
diten(ukan.
telah diienrukan. (:)
l) (l)
( Balang pemancar
nancar dimasukLan pip pelindung un.
dimasukkan dalam prpa
(2) Selubung dimasukkin dengan getaran
'a (3) Pasir dimasukkan (dengan bucket) (4) Pipa pelindung telah masuk *jauh kedalaman yang diberilan
(4) (5) Pemasukan pasir dihentikan dan dibcrikan udara \ang tanah di daiamnya dialirkan ke atas.
benekanan. (5) Pasir dimasukkan.
(6) Pipa pelindung dikeluarkan.
rr r ff"i,f p"t"f*" tebrh lelel danpadi .r,o-',ti. ,tu,"' Lrr.nn iir x",.". p.i.f*"""tt lang heruitun ."li h"nJi-"ai*ir unuut
e PemancanSan kesulitan dalam getaran atau tanah pondasi
a 12) Harus dicari akal untuk mengeluarkan lumpur
_____-_u_oueI seuel
I(II IF
11W".,,,<& lg
17,#Iil]F .^,,,,1 .E
U ,*,*o?H
::illl
uelnsBruod) ueSunlng
B
i--E:=;===--
Perbaikan tanah pondasi yang terdiri dari tanah kohesip adalah berdasarkan prinsip
sebagai berikut. Bilamana banyak tiang pasir padat yang didorong ke dalam lapisan
lunak, maka tanah pondasi itu sudah merupakan kombrnasi tanah yang terdiri dari
tiang-tiang pasir dan tanah kohesip. Bilamana suatu beban bekerja pada tanah pondasi
kombinasi ini, maka tiang-tiang pasir akan lebih besar memikul bagian beban daripada
tanah kohesip itu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik fisik dan mekanis
tiang pasir dan tanah kohesip. Jadi tekanan yang bekerja pada tanah kohesip itu
berkurang, sehingga besarnya penurunanpun akan berkurang. Mengingat gaya geser
pasir umumnya lebih besar dari gaya geser tanah kohesip, maka telah didapat bahwa
kekuatan keseluruhan tanah pondasi meningkat sebanding dengan banyaknya pasir
yang menggantikan tanah kohesip itu. Di samping itu tiang-tiang pasir dapat berfungsi
sebagai drainasi vertikal sehingga dapat mempercepat konsolidasi.
Sejajar dengan metode drainasi pasir, metode ini adalah yang populer digunakan
untuk perbaikan lapisan tanah yang lunak. Di Jepang terdapat banyak contoh penerapan
metode ini. Meskipun tanah pondasi di Jepang bukan berupa suatu lapisan tanah
berpasir atau kohesip melainkan sering terdiri dari lapisan-lapisan berpasir dan kohesip
yang bergantian, ternyata metode ini cukup effektif.
Pada perencanaan penerapan metode ini dalam pondasi tanah kohesip perkiraan
penurunan dan stabilitas diadakan berdasarkan prinsip sebagai berikut.
Pada Gbr. 11.17 terlihat, intensitas beban rata-ratayarrg bekerja pada A diambil o
dan tekanan pada bagian tiang pasir dan bagian tanah kohesip berturut-turut adalah
o" dart o..
Bilamana luas penampang melintang tiang pasir : A", maka
o.A: o"A" I o"(A - A") (l 1.7)
Umgamanya,
oJo": n, A"f A: a, dan o"lo : lt"
maka,
oc
F": i l+(n-l)a" (1 1 .8)
Luas I
L_--
I
I
I
I
I
I
@
V
8ls{s I : P
m,(undrueru ledep (91'11) uzeuresrod urepp l"dupJel 3ue,( ueue4el uepeq Jol>l"d
. 's"1" Ip lnqesJel ueerr4:ed uelr"s"proq qaloredlp ledep uelnlredlp Suef
ueuBru?o{ Jo}{"J eE8urges edru uel4luropos ue{n}ue1rp rrsed Eue4-Eue11 ueledureue4
'01'II u"Bru?sJod lrunueu Eunlqrp uupuq dzrles ulur-eler reseE e,{eE uep Eun11q1p
uzpeq derles eler-zler u"uz>lel uelelEurue4 '((O3t'tt 'rqg) ue6eq edzreqeq urBl"p
6eqrp e,(ursepuod qeu4 eleur 'pE8u?l nl?ns selrllquls ?srl?u? ueqepeEueur {n}un
drseqol 3uu,{ uerSeq rseprlosuo{
rsuprlosuo{-"rdueqeg
lefereq irn
:"d
urepuadrel Eue,( uer8uq q"uel uEuB{eI :ad
drsego>1 geupl uulenlel uelelEurue4 iw
drseqol rlerr"l rIsB rsego) :"3
rrsed 3ue4 uereseE lnpng :Q
JrB ruel"p rrsed Euerl rsr l€Jeg ::,t
rrszd Euerl uequeEEued Jol{Bd :"o
uerosEuol 8uzp1q ru"l"e :z
vlel-eleJ rese8 z,(eg :S
EtZ drseqoy ueq {Bun.J 3uu1 resuq q€u€I u€srde.I rre{reqrad €.II
244 11 Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
,=
o
!
E
{Urutan pelaksanaan macam pemasukan pasrr padat r (Urutan pelaksanaan pemampatan lanah dengan getaran)
rl, Pipa-pipa luar dan dalam dipasdng dan pasrr ujung dirn dr I l) Pasdk pasir drpasang pada u;ung
bagian bawah dari pipa luar rl) Prpa Jimasukkrn ke dalam ranah dengan getaran darr kepala
(2) Pipa dalam sebagai palu untuk memanpatkan pasir uJung dan Pipa
masukkan pipa luar (l) Pasir diraruh; pipa digetarkan dan bergerak naik turun dan
(3) (a) Pipa luar didiamkan di tempat dan pasir di ujung dipin- pasak pasir ditarik
'e dahkan dengan menumbuk pipa dalam (4) (5.) (6) Pipa ketika sedang digerarkao nark rurun. direkan ke
(5) Pasir dimasukkan pipa luar di(arik sedikil demi sedikit dan dalam tanah pasir
kemudian pasir ditekan dalam tanah dengan pipa da13m.
(6) (7) Operasi 5 diuiang dan pipa luar dikeluarkan 17) Pipa kelika ditarik, maka pekerjaan diselesaikan dengan rerb€n-
ruknya kolom pas,r termampalkan.
Kapur ditempatkan dalam bentuk tiang dalam tanah kohesip, sama seperti pem-
buatan tiang pasir. Kadar air tanah kohesip itu turun, karena diabsorbsi oleh tiang
kapur aktip. Oleh tiang kapur aktip terjadi pembentukan hidrat dan absorbsi kapiler
yang mengakibatkan peningkatan kekuatan tanah pondasi dan memperkecil penurunan.
Dalam menggunakan metode ini, tidak diperlukan beban tambahan dan pengaruhnya
dapat dicapai dalam waktu yang cukup singkat. Akan tetapi pengaruh ini akan sangat
berkurang bilamana tiang-tiang itu mencapai lapisan pasir yang mengandung air atau
mencapai suatu permukaan air. Mengingat sewaktu absorbsi kapur aktip memancarkan
panas, maka sudah tentu metode ini memerlukan penanganan yang berhati-hati.
Dalam beberapa hal dapat digunakan campuran dengan pasir atau bahan tanah
lain sehingga diperoleh tiang campuran.
Jadi untuk mengadakan rencana perbaikan suatu tanah pondasi dapat digunakan
kapasitas mengabsorbsi dan mengikat dari kapur aktip, bukan hanya dalam bentuk
tiang tetapi juga sebagai stabilisasi permukaan tanah pondasi itu. Metode perbaikan
demikian akan dikemukakan dalam paragrap 11.5.
'"ruBI dnlnc 3ue,{ nplzrn ue{nlJerueu
qrs?u lur u3lues uDInpB ueeun8Sued ueEuep uelreqred pseq uurlsede4 'qeu4
ue8uupuud lnpns rJB(I 'Euefued Eue,( n1>1elr e48uei nlens {nlun rszrurguo>Ip "{ruB{oru
ledup
unleq efuued"Jeued pseq u"p J?soq 8ue.( ueelreqed-ueefte4ed eped ueldurelrp >1e.(uzq
Iunloq rur epolelu rp"I 'lnBI .rrslsed rp uB}"J"p rsBrusl>loJ ueelre1ed epud >1uunl uesrdel
uulreqred Intrun ue>["un8rp erue1rue1 3uz,( uelSueqrue4rp unleq rur opolel4i
"ruBI
'srus8:o q"uetr n"1" rrsudreq rleue1 {n}un ueleunEp z8nt lzdep
uequr"lelu drseqol q€u31 rsBpuod 1n1un uzleunSrp zfuuq uzlnq uoues u€>lnpv .uorues
u"{npe nele (t11tru Tuatuac) ueruos nsns ue>l"un8lp e8ni ledep .rnde>1 Surdrues rq
'8ur1uq-8uquq ludrue uu8uep ledrue so.rodteq nule
lnpeEued 8ur1eq-Surluq Bnp ue8uep
unp sorofueq sruel qelepe lnBI JBs"p rp ueefualed Inlun ue{€un8rp Euef uB}EI"red
'GZ'll'rqC) nll rndul .rndu?cuoru uep lnpe8ueur eE8urqes relndlp 1e1e qeneq Bunfn
epzd 8ur1eq-8ur1eq nlr BJeluorues 'udrd rnl"letu ualJnl"srp rnde>1 uurpnue) .u">lnlueltp
Suer( ueruzlepel redrues Joqrueu lEI" Bruel-Brueued 'lnBI uee4nrured rJ"p ue>Ieups{Blrp
ledep uEnl lnEI res"p rp gu,{d,"q uesrdel ue4req-red B,rgeq uu>lleqrpedrueu 0Z.I I 'JqD
'rnde1 3uer1 epud pef-re1
8ue,( rpedes geuel uep :nde1 rseulqruo{ Iago 1pe!e1 u>1eru .rsqrosqu rs{BeJ qalo
'n1r rsepuod qeuel
uesrdul rsepqosuolSueu {n}un n1r drssqol qeuel (rsrsod) ueulelepel eped drsaqol qeuel
ue8uep :ndruzcrp uup {oco{-{oco{rp uerues Jo}"srlrqe}s nzle;nde1 rur epolotu Bp"d
1.2000 o
d 1.200 o
o.
ta E
o
;- -o
o0
bo
x,q
o
o0
(a) Mesin pelaksanaan metoda
gabungan untuk lapisan
campuran A
Motor hidrolis
Pemasukan kapur
Bilamana suatu tanggul dari tanah dibangun di atas tanah pondasi yang terdiri
dari tanah pasiran lepas, maka kadang-kadang kita memperbincangkan stabilitas
statisnya selama dan sesudah pelaksanaan. Berlainan dengan tanah pondasi yang dari
tanah kohesip, maka kita tidak dapat mengharapkan suatu peningkatan kekuatan tanah
berpasir itu.
Bilamana suatu gaya gempa bekerja pada tanah pondasi berpasir maka sering
tanah pasir itu mengalami peristiwa liquefaction yang dapat mengakibatkan kerusakan
yang berat.
Peristiwa liquefaction dalam tanah pondasi yang terdiri dari tanah berpasir terjadi
bilamana tanah itu mengalami goncangan gelombang yang menjalar melalui lapisan
yang jenuh air itu, sehingga tekanan air porinya meningkat (lihat Gbr. 11.22) dan
tegangan effektif berkurang. Akibatnya gaya geser lapisan tanah pasiran itu hilang dan
lapisan itu memperlihatkan suatu tabiat dari bahan cair.
Peristiwa peningkatan tekanan air pori akibat goncaagan pada suatu lapisan tanah
'p"Fof ue>l" I"prl uDIEunu uorlcuJonbl e>leru Jeseq EuB.(
,,eJnsseJd pouguoc,, u"p J"seq n1r uzrrsed..uzsrdel eped zfte4sq Eue,( ueqeq Bu"rr.relrq
'ur"l BIB{ ueSuep n"}B J?soq IE^r" JrploJo ueEue8e} rye1 'nod Jr? ueuu{ol
"u"IuEIrq uzEuep ue8unqnqreq
uelelEurued gelo u{l"qr1erp 3uu,(gr1lage uzEueEel ef,uEue:ru1.req
qEIBps nlng"pJel uB Dlnrue>lrp q"lq Juedes 'uorlcugenbq e,(urpeftq ?/r\rlsrJed
'uorpegenbg pe[o1 qepnlu ue>1e 'ruru 1-1'g
?Jr{-"JDI J?seqes JI}nq Je}eru"W %05 ueEuep eures 8ue.( rrsed lseperE re,(undureur 8ue,(
rrsud:eq uesrdel tu"lep E,t\geq 1"9111p ledup eruzs 3ut,( reque8 ruzl"q1 'eures 8ue,{
edure8 uu>l"sruo{ rlo}uoc-gotuoc epud rBAJns uz{Jes"pJeq unsnslp 3uz.( 'uorlce;enbr1
nueleEueru ledep urlSumu 8ue,( rrsed rseperS rsnqrrlsrp uzlleqrpadruoru yZ'II 'JqC
'Wqel n"1" 91 ue8uep
Brrrus y'f u8ruq z4rl uorlcegenbg nuele8ueru ue>I" {"prl urlSunur ru 0l BJDI-ErDI Ieqolos
rzdures qnuel Eue,( rrszdreq uesrdey uped ea.lqeq ue41nlunueu rur JBqruBC 'uo4cegenbq
u,{uurelep uzEuep srlrr{ N e8ruq urelue ueEunqnq uulleglpedrue:ua €Z.g .JqC
'lnqesJel u"{BSnJo{-uBI€snJo{
ueEuep Lr e8ruq Er?luz ueSunqnq reue8ueru uappge,(usd uBI"pBrp Euepes Euereles
?I"ru nlEI 3ue,( eseu rp edureE leqple uu>l€snJeI qoluoc-qoluoc uB>lJBSepJog .nlr
uesrdel eped ueqeq u"p geu€1 JrB B{nru r33u4 r.rup SunlueErq q€l"pe n1l uelsed uesrdel
uo4cegenbg e,{urpefte1 ueuq8unrue4 e,(u:eseg '($al uollol4auad pnpuoTs) .repuels
rserleued ueeqocred rrep qeloredrp Eue,{ 51 uEreq rJ"p u"I"JDlrodrp e.(ueq n1l ueluderel
eleur '1r1ns 8ue,( qoluoc uupqrue8ued BUoJB{ qelo EunsEuel ueleure8ued ueEuep Jrulnrp
ledep lepq qse rsepuod qeu4 upzd rlsefueq uusrdeygrleler ueludere4 nule uelederel le8u
-puepuo4cegenbrl uu4qeqe,{ueru ue{e {"pp FruJou e1e4s ue8uep nunq edrueE nluns
e4eu 'flgg-gL Irep qlqel e,(uy1e1er uulederel Bueru?lrq oe,(urunru11 .Euernryeq uale
uoqcegenbrl ueurlEunue{ e>leru ruseq dnlnc n1 rrsudreq uzsrdel uelederel e4r1
..'uor1ce;enby1,, umrlsuad
BlrJepueu uB{" nlr rsepuod qeu4 uzuqEunr[e{ JESeq UDI€ru 'nlr runq edrue8 zru€l usp
Jsseq uDIBru 'ueernl.red lnJnuel^tr 'rur erueped Jol{BJ uzp SunlueSreq eEn[ n1r roseE e,(e3
ue8uepEued e,{u1e,(ueg 'n1 rszpuod qeuui epud renl e,(e8 rz8eqes elre1eq Euz,( ,Buep
-3uep;eq Eue,( reseE e,(eE e.,(u:eseq u"{n}ueueru Eue,( JoDI"J g"lepe euelred JoplBd
'(rrsed eped ueqeq nele) rrsed rJEp ..eJnsseJd peuguoc,, (V
'.rrszd rrep rseperE rsnqrJlstp (g
'sedey rrsedreq q"u"l rJBp rJrpJel Eue,( rsupuod qeu4 .,uo11cegenbrl,, {l}slJel{"Je)
'rsepuod geuel ru"lup r33ur1 dnlnc Eue,{
lrod rrc u"u">lel uele4Eurued qelo u"{q"qesrp Eue,( eJepn s{ rrsed uernqrues u,r,r.r1slred
Ip"Fel ledep rurnq sdurAE unllsped qolo 's1plrs uuueqeqrued ue8uep Ierx€rrl l"le uBI
-eunSSueru ueEuep ru>1e.( unr:o1"Joq"l ur"lep qeloredry e8nt ledzp 'qnuef 3uu,( rrsed:eq
,roA Aune*otro
fr t-:Ilil
l:.::... ::: jl
$ _
{rt"q-{eloq
.;
;
:esa8 e,(ug
Harga N
d
E IO
=
o
v
Daerah liquefaction
Gl
d
uo
Penyelidikan Masalah
Bangunan
.o
q
o.
E
Lembaga penyelidikan
Diameter butir (mm)
Masalah Bungunun
Gbr, 11.24 Penyebaran butir yang menyebabkan liquefaction.
Liquefaction mungkin tidak akan terjadi bilamana letak tanah pondasi lebih dalam
atau bilamana beberapa timbunan imbangan berat (counterweight) yang cukup besar.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan mekanika tanah untuk lapisan pasir
yang lepas adalah ditujukan pada daya dukung lapisan itu sewaktu terjadi gempa bumi.
Masalah yang perlu pula diperhatikan ialah pondasi mesin-mesin yang bergetar (vibrasi)
yang mengakibatkan gaya geser yang berulang-ulang.
Penurunan sebahagian yang diakibatkan oleh pemampatan dapat juga terjadi pada
lapisan berpasir lepas. Jadi untuk lapisan berpasir lepas sering diadakan pekerjaan
perbaikan tanah pondasi.
Metode dasar untuk perbaikan tanah pondasi yang terdiri dari lapisan berpasir yang
sering diterapkan saat ini adalah sama dengan metode yang diterapkan untuk pondasi
tanah kohesip, yakni berdasarkan konsepsi untuk memperbaiki karakteristik mekanis
3ue4 ue8uecueruad qelo .(lueuecelder 3o oleJ,, : !
"Y
: ",
(rrrr) oa ll _ oa +l _ "-
aV ta-oa
:-: v
tall oalr
t:y -- n: ry
:rur u??ruesJed enpe>1 lJep "A tseunurye8ueru ue8uaq
-r=u=n-
s
(Err r) "rl lro
'rt-tl'v-Y) -
(zlr r)
"A :-:o: 'r1
"l-l'v "l-/
elevr'1Jy - l. V : otl - l lpelaaan l.y : l Vep8uernlteq rrsed Buerl uz8uecuerued
qelo u?llBpzdrp qepnses rsepuod q"u"l rJ"p uBnles uoruele elunloA e,(ueruedurn
uBp 'ra luap oa 1nrn1-1n;ngeq p Jeleruerp uu8uep 3uur1 uu8uecueured q"pnsos
u€p unleqes rsepuod qeuel uod e13ue e,(ueruedrun '/ : u"{Eru"durnrp u,(uruelup uep
f ue"{nruJed senl ue8uep u"n}BS ueruele eunlo^ nl"ns up{ler{rlredureur .qD 9T,.ll
'n1r leped rrsed 3uur1 Jeleruurp uep
4eref
up{n}ueueu ludep e1q ulzru '8un1rq!p QuawilDtdat lo a\ol "o efltr'lg rleleles u"rpnrue)
'Ia lrod e13ue eEreq SunlrqEueru ludep 4q uleru ,r1r ue>leun88ueru uu8ueq
'(tLr) uu>ltuqred eped uelnl.redrp 3uu,( Lr uErzq ue11ed€puoru >1n1un '(oLr)
llsu rszpuod q"uBl rJBp 1. eSreq ue>luunEEueru uuSuep HlpllosJp snJBg rrunq edrueS
pu[r4 nl{"^\es uorlce3enbrl n?le u?unJnued'8un1np u.,(ep eluru ,uueu?cuored tu€leq
'ue{eues>lelrp ue4reqred rlupnsos Euerl-Euer1 eJvyJe rsupuod qeuel
Lr eEreq ue8uep llse rsepuod rl"uet rJ€p p eErzq erclue ue8urpueqred ru1e,{ .1zpud
rrsed Euerl epoleru qelo rsepuod qeuetr ue{reqred 4ege ue4leqrlredruer.u gZ.II .rqg
'1e48urueur Eue.( ueledeJe{ BueJpI gelo rese8 e,(e8 ueqle4Suru
-eu snEqe>1es Eue,( rsepuod qeuel ,.rrod e>13uu,, 6ue.rn8ueur rur opolow .rrsud Eue1l
-3uer1 ueEuecueured Bru€los rsEJqrA gelo uuledrueued 4ege ue{J€s€pJeq q"l?p€ epo}eru
drsurr4 '.rrsudreq geugl rJep urp;e} 8uu,( rsepuod r,leuel r{rgqJodrueur 1n1un uuleun8rp
eEnl rde1e1 '(npqeprq get?emd zped uelelnue>lrp 8ue,( rlrsdes) drseqol geuz1 rrup
urp;e1 3ue,( rszpuod q"uel r{r"gJodrueru {nlun ue{Bun8rp e,(ueq ue{nq rur epolery
s."
^S
d
iO 30
-o
o
o
o
o
o0
20
0,075 -0. I 25
d)
l0
No
Harga N dari tanah pondasi asli N,
Gbr. 11.25 Hubungan antara harga N tanah pondasi asli yaitu Ns dengan
harga Nsekitar tiang setelah perbaikan yaitu Nr.
Gbr. 11.26
ffil
Gambar khas tiang pasir padat.
Jadi untuk memadatkan tanah sehingga angka porinya berkurang sampai sebesar
eryarlg sesuai dengan harga N, (yakni harga Nsesudah perbaikan), maka diperlukan
panggantian tanah dengan usaha pemancangan tiang (tiang pasir) sampai harga ao
mencapai harga yang tercantum pada persamaan (11.14).
Harga a" bergantung pada sistem pemancangan (Gbr. 11.27 memperlihatkan sistim
bujur sangkar ddn segitiga samasisi), jarak pemancangan d dan besarnya diameter tiang
d".
Untuk sistim bujur sangkar:
dan untuk sistem segitiga samasisi:
u'U, _ \rU
,
; -'*, :'o Jllelel uetepzda;
0'l 6'0 8'0 L'0 9'0 9'0 r'0 E'0 z'0
I
D
0q
?
o-
m
p
o
o
o
p
o-
E
Pada metode ini, air disemprotkan ke dalam lapisan dengan bantuan suatu vibrator
silinder. Air yang disemprotkan dan bergetar itu dapat memadatkan tanah pondasi
yang terdiri dari tanah berpasir. Bersamaan dengan penyemprotan air, juga dimasukkan
kerikil yang akan mengisi rongga-rongga yang terjadi oleh penyemprotan air. Tujuan
pengisian dengan kerikil adalah sama dengan tujuan tiang pasir padat.
Faktor-faktor utama yang mendominasi effek pemadatan dalam metode ini adalah
gradasi pasir tanah aslinya. Harga Nuntuk tanah pondasi yang terdiri dari pasir dengan
distribusi gradasi yang sama dengan daerah A pada Gbr. I 1.29 dapat diperbaiki sampai
sebesar minimum 8-15, bilamana batang penetrasi dimasukkan dengan jarak 1,20-1,50
m dalam sistem segitiga samasisi.
Untuk lapisan pasiran yang gradasinya agak lebih kasar seperti yang terdapat
dalam daerah B atau daerah C dalam Gbr. ll.29,harga N dapat diperbaiki sampai
sebesar berturut-turut 15-20 ata:u 2V25.
Bilamana tanah pondasi itu terdiri dari pasir dengan fraksi yang lebih dari 409l
dapat melalui saringan 74 p, maka metoda ini tidak akan effektif. Akan tetapi bilamana
fraksi yang dapat melalui saringan ini lebih kecil dari l5\, metode ini akan sangat
effektif.
Batas dari perbaikan adalah sedalam 8 m dan harga N sebesar kira-kira 20. Jika
dalam tanah pondasi itu terdapat suatu lapisan lanau yang tipis, kadang-kadang kerikil
yang dimasukkan itu tidak dapat menembusnya karena pada bagian itu terjadi sejenis
penyempitan. Jadi pemancangan harus dilakukan supaya menembus lapisan lanau itu.
Pemadatan di dekat permukaan tanah kadang-kadang tidak cukup. Akan tetapi
mengingat tegangan pada bagian ini besar, maka sering diperlukan pelaksanaan
pemadatan dengan metode vibroflotasi yang diikuti dengan penggilasan.
Untuk itu sering digunakan bahan seperti kerikil, pasir kasar dan lain-lain. Makin
besar butir itu makin baik, akan tetapi jika butir melampaui 5 cm maka tidak akan
terjadi effek pemadatan. Volume bahan yang harus disediakan adalah bergantung pada
kondisi tanah asli. Bilamana harga N sesudah pemadatan ditentukan sebesar 10-20,
maka bahan yang diperlukan adalah kira-kira sebagai berikut.
,a
6
;40
o
o
0,01 0,02 0.0-1 0,05 0,07 0,1 0.2 0.3 0.5 0.7 1,0 2,0 1,0 5,0
Diameter butir (mm)
Gbr. 11.29 Gradasi tanah pondasi asli dan harga N minimum setelah
pelaksanaan.
'luJ"fs rgnuerueru >lepP tue,( {lsIJolIBJ"I te,(undusur
lnqosJol qgu"l qelo 'tseslgqgls u"q"q e8n[ ueqrp es1efuq ueEuedzl p ledeprel
"uoJ"{
Euu,{ 1se gzue1 '6EuI1 Eue,( Iseslllq"ls ue>ll"d"puoru {nlun Eup"4-Euepul 1de1ea
'rs"srTrqels u"g"q u"q"qur"ued ueEuep ue>lmqred ueelre1ed
Ipedos snsng{ 3ue,( ueryeqred ueefteled uelepeEueur nFed I"pI} uep uesuyEEued
ue$uep np1" IIsB g"uel JIB J"p"{ IlsqoJeru z.(uzq uzEuep tsepuod g€ue} IS?slIq"}s u"{
-Bu"s{"leru lzdep eluru ,1req Euz,( s4ll?1(\] uzEuep uBrl"q qeloredrp q"pnu ?uBIu"lIg
0c
p
3
o
E.
Jh{ o
I p
u
o o @ o
:U?"III?SJAd
u"8uep u"{nluollp orqlt Euutl u?8u"cu?ued 4ere1
{s" q"u"} eu I/eu 0l'0 6-L
rls" qBuBt ,u I/eu 9I'0 9-n
t-I
u"gBq u"nlrede) rTsB g"u?l /rr
"EJBH
EgZ p13ueg uesrdel sellJrqels ue{leqred S'II
254 ll Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
Ada dua sebab mengapa perbaikan stabilitas diperlukan pada lapisan yang dangkal.
Pertama adalahperbaikan karakteristik mekanis tanah sebagai bahan untuk meningkat-
kan kekuatan atau kekakuan dari bangunan yang terbuat dari tanah dan kedua adalah
perbaikan karakteristik yang tidak diinginkan dari tanah pondasi yang terdapat pada
lapisan bawah atau yang menyebabkan rembesan atau "heaving" sewaktu diadakan
penggalian.
Pekerjaan perbaikan stabilitas yang diterapkan untuk memperbaiki karakteristik
tanah yang tidak diinginkan dari lapisan bawah, kita dapat menggunakan metode-
metode yang dikemukan dalam paragrap 11.3.
Berikut ini dicantumkan ringkasan-ringkasan masalah-masalah yang memerlukan
perbaikan stabilitas pada lapisan yang dangkal.
1) Diperlukan kekuatan yang tinggi atau kekakuan.
2) Diperlukan untuk mengurangi effek meteorologi dan menjamin stabilitas untuk
periode yang lama.
3) Penggunaan tanah yang terdapat di lokasi pembangunan.
4) Penggunaan bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat.
5) Penambahan pada pemadatanyang tidak cukup.
6) Diperlukan untuk lalu lintas.
7) Diperlukan untuk menjamin stabilitas penggalian dan pengangkutan.
8) Diperlukan untuk perbaikan tanah yang sangat lunak.
Selanjutnya perlu dikemukakan bahwa dewasa ini terdapat beberapa metode untuk
menstabilisasi lumpur yang berasal dari tempat-tempat pembangunan, pabrik-pabrik
pembersihan atau tanah yang diendapkan pada dasar sungai.
Dewasa ini ada dua metode utama yang digunakan untuk mengadakan peningkatan
stabilitas lapisan dangkal untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut di atas, yakni
metode fisik seperti pemadatan dan metode kimia seperti pencampuran atau penyuntikan
semen, kapur dan lainJain.
Metode pembekuan yang dikembangkan akhir-akhir ini yang berbeda dengan kedua
metode tersebut di atas akan diterangkan juga dalam bab ini.
Pemadatan tanah adalah merupakan metode dasar untuk stabilisasi tanah. Penerapan
metode-metode yang lain, tanpa pengecualian selalu diikuti dengan metode pemadatan.
Pemadatan memperbaiki karakteristik mekanis tanah seperti gaya geser tanah atau
permeabilitasnya oleh kekurangannya ruang pori. Pada Bab I telah dikemukakan
pentingnya kadar air optimum dan karakteristik umum tanah sewaktu pemadatan.
Contoh-contoh pemadatan tanah pondasi antara lain adalah tanggul-tanggut dari
timbunan pengisian parit-parit yang digali karena perembesan di dalam tanah dan
perkuatan lapisanJapisan tanah asli. Dalam paragrap ini terutama hanya akan di-
kemukakan mengenai pemadatan suatu pekerjaan timbunan, akan tetapi seperti
diketahui pekerjaan ini dapatjuga diterapkan pada pekerjaan pengisian atau pemadatan
lapisan bawah.
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pemadatan tanah
adalah:
l) Menghamparkan bahan secara merata dan tipis.
2) Mengatur kadar air bahan secara tepat.
3) Memilih mesin pemadat yang cocok untuk mendapatkan pemadatan yang baik.
4) Menghindarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan atau infiltrasi air hujan.
Penghamparan bahan se&rra merata, adalah merupakan salah satu peke{aan yang
E{uurpl urseu upleun8rp tpdpp lel eueu rp llduel rp e,{upq unlpunirp.uupuEsleled up8u?dpl uernln
lodss uEC iE
m)?un8rp Bs{edral nlr puore{ uep u!{pun8lp Bupf, p,{uurel urseu pps rIeC :O
{pprl.uenlele{ I.dsE
IrmI uBrn]n :lleus Pf?drp lEdec I O
resaq uPrnln :e8le-l
Jq,P':I :O
( 3upd.t rp p,teu upJvf t?rollol(l uEp elep rEsep u?Burp unsnsc)
lt!pd uEIe6
I nete rprnr!t )tuel3 ru)dr\.uEltpducurp red.p qepnu
ue8uap u?p snlpq runqleq 3ue.{:lnseural
'urunqtull lerqlruls uur8eq uup quuul rntslel uuiuep uB{lunsesry lupuurad ursour-ursetr l p.tI pqBI
$le-wle rJ"p Sunlu?aJol uB{" uBlBpBlued Irs?q '€ruBs n}r unrur}do Jre JBp"{ nBlB q"u?}
ruruurs{?ru Surre>1 uelzdere>1 undr4seru ,I qug urelep u">Ie{ruue{rp rlele} llredeg
'1uzd uurlz8Eued nele rseJee apoloru ue8uep
Jr" J"pB{ UeSuern8ued uB{Bp"rp snJsq 63ur1 n1I JrB J?p"I BuBtuEIrfl .ue4nlredrp
"{?ruz,(edns Jnlerp sru"q u"gug
Eue.( rre JBpBI u"nluelol tx"lBp rp Ep"Jeq rr€ r?pe)
'Euern4 n"l" urc gt*gz
etelue uerzdrueq 1eqe1 ueSuep luc 0z g?l"pe ueleperued gsloles uusrdel I?qe] .rl?^\Bq
uesrdq {nluo 'ruc gr-sg erelue q"l"pB uBrlsq ueredurug Isqe} rur I3g ru€l?c .3uern1
n4? Iuc 0€ g"l"p" ueleperued q"leles uusrdel derles 1eqe1 'uepf ueelre1ed 1n1un .rumul
'uelepeued 1elerep zEn[ uup ueleperued epo]er[ 'lupuued ursoru 'q?uel Jn]s{e} .uuqzq
-u"g"q rsrsoduro4 rsrpuo{ rrep EunlueErel u"p ueredrueq 1equl
'nlr u?unqull "peq-"poqrsq
ueefte>1ed uet3eqeges uzunrnued yce4redrueru n?lu rsep
-Ilosuo{ t"qpl? ueurunued pcsryedrueru ledup eESurgss >lr"q ueEuep uellepzdrp ledep
uelu srdrl u?p BJ?ces ueryedureqrp Eue,( ueqeg 'qeuBl uelepeured 1n1un Eurlued
"l"Joru
SSZ I€{8sEq uesrdel s€t{rqels ue{reqred S'II
256 11 Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
pemadatan dan cara pemberian tenaga pemadatan. Jadi karakteristik kekuatan semua
tanah yang dipadatkan adalah berbeda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu perlu
diadakan ketentuan-ketentuan mengenai kadar air untuk pelaksanaan atau berapa kali
pemadatan itu dilakukan untuk memperoleh karakteristik mekanis diperlukan berdasar-
kan percobaan dengan menggunakan mesin pemadatan yang sesuai dengan karakteristik
lapangan pekerjaan. Atau mengadakan ketentuan mengenai kwalitas yang diperlukan
untuk pekerjaan timbunan/tanggul berdasar hasil porcobaar ya\g diterangkan dalam
Bab 3. Ada dua jenis aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun ketentuan-
ketentuan pemadatan, yakni spesifikasi metode pelaksanaan dan spesifikasi kualitas.
Fungsi pemadatan dari mesin pemadatan adalah berbeda-beda, sesuai dengan jenis
mesin-mesin itu. Meskipun dengan mesin yang sama, effek pemadatannya adalah
berbeda, tergantung dari spesifikasi dan kapasitas alat (ukuran, berat, tekanan ban,
banyaknya vibrasi, gaya benturarl, gaya penggetar, mobilitasnya). Jadi pada pemilihan
mesin, kita harus memperhitungkan faktor-faktor ini.
Tabel 11.4 memperlihatkan sebuah kriteria sementara dalam memilih mesin-mesin
pemadatan untuk pembuatan tanggul sesuai dengan ketentuan pekerjaan tanah dari
Japan Road Association.
Tanah yang dipadatkan dengan baik pada campuran yang tepat antara butir-butir
halus dan kasar, tidak akan menyebabkan aliran samping oleh karena pembebanan,
meskipun tanah itu digunakan sebagai lapisan dasar badan jalan atau jalan kereta api.
Stabilitas mekanis tanah sedemikian adalah sangat baik. Tanah asli tidak selalu mem-
punyai distribusi gradasi yang baik dan karakteristik kekuatannya selalu berubah
sesuai dengan kadar airnya. Oleh sebab itu, tujuan dari stabilisasi dengan penyesuaian
gradasi adalah untuk memperoleh kekuatan mekanis atau stabilitas jangka panjang.
Pencampuran tanah butir kasar seperti kerikil yang meningkatkan kemampuan
lalu lintas tanah kohesip dengan kadar air yang tinggi juga merupakan suatu stabilisasi
oleh penyesuaian gradasi.
Bilamana tanah yang telah disesuaikan gradasinya ditambah dengan kapur atau
semen, maka effek stabilisasinya akan sangat meningkat.
Stabilisasi oleh penyesuaian gradasi telah dikembangkan terutama untuk mem-
perkuat lapisan dasar badan jalan atau landasan. Dewasa ini telah terdapat beberapa
metoda pencampuran bahan dari distribusi gradasi yang berlainan.
Tanah yang mempunyai campuran bagian gradasi yang cocok yang dapat dipadatkan
sampai suatu kepadatan tinggi yang stabil, dalam praktek dapat diperkirakan mempunyai
distribusi gradasi sebagai berikut:
r: /
roo(5/
d\1t2
(ll.l8)
P: Persentasi berat butir-butir yang lebih kecil dari suatu ukuran bilir d (\)
d: Ukuran butir sembarang
D: Ukuran maksimum butir dari bahan-bahan
Dengan katarlain, bahan-bahan tanah dengan bermacam-macam ukuran butir
maksimum, dapat dipadatkan sampai suatu keadaan kepadatan tinggi yang stabil dengan
mengadakan penyesuaian distribusi gradasi yang sama dengan distribusi gradasi yang
ditentukan oleh persamaan (1 l. 18).
Dalam praktek, meskipun distribusi gradasi tanah yang sebenarnya itu terletak di
atas kurva persamaan (11.18), suatu keadaan yang stabil masih dapat diperoleh jika
i
t
l--
t
-Eursetu 'genq g rplgpg goluoc e[u1z,(ueg 'ru"pueJrp Eue,( goluoc-qo]uoc ..gl8uerls
uorsserduroc peuutuocun,, ueeqocred ueEuep rngBle{Ip ludep uelnFedrp 8ue,( uarues
Brrrnlo^ 'rseperS uercnss,(ued u")lsp"Ip srueq nlred epq 'uep[ uepeq mSeqes ue4eunErp
3ue,( qeuq lnluo 'nlr rsesrlrq"lsrp uDI" 8ue,( qeuq rsuelsrsuor uup rsepe-r8 'rre -rupe>1
ruue8ueru uzTp11e,(ued uB{"p"rp sru"q 'ueures uzSuep rs"srTrqels nl"ns
ru"l"p ue4eun8rp uele 3ue,( u"q?q uefeq-uefeq"Fru-e1nruuerndruec ua>leu?cueJoru {nlun
'9"u"1 uelues ueleunSSueru Eue.( rsesglq"ls rlBIBpB ueruos ue8uep rs"srTrqqs e.(ueselg
'qeu"t uarues lnqoslp q"rruule qeuel uu8uep uotuos uerndruec rJBp rJrpJol Eue.( ueqeg
'nlueUel uu"p"e{ ruBIBp rl"nco>I'lrureq uerndurec {nlueq ur"pp ueleunElp qeu-red
1ep1t
rrdrueg u"p u"rllnq nele Eundel {nlueq urel"p ueleunErp Euues e,(ueserq rndqtr
'srue{lnl nqep }BJrs uu8uep Jrseqo{ rleuul ?rrre1n:e1 'se1e
rp u"{elnuoryp 8ue.( rrcp snlurl ryqe1 Eue,( q"ue} Jrlnq-rling lplrpes Sunpuu8ueu Eue,(
Jrsoqo{ geuel upud pefr4 zSntledep uelreqred rde1a1 ue4y 'fl trTue?uues myeleu Eue,(
Ipllre>l q"u"l n"l" uerrsed qeuel %,OE-gg uu8unpuel uz8uep rsnqrrlsrp qelupu rndel
ualeunE3ueu ueSusp rsesrlrq€1s ru"lepJrl>leJe Surpd 3ue.( rsepzr8 uefeq uerndrue3
'snleg rrlnq-Jqnq q€uel 1l{1pes Sunpue8ueru Eue,( 1qr.re>1 nele lsufueq
qeuel eped 4ege rz,(undrueru uerues ue>lEuepes 'Jrsego{ qeuq eped 4ege re.{und
-rueru Bru?1nre1 '1e13uep 8uu,( uesrdel rsesrlrq4s {nlun ueI"un8rp Eue,( rndzy
'€'II der8e;ed ruBIBp
u"{Dlmue{rp q"le} 'rnde>1 ueleun3Eueru ueSuep geuzl rsusrlrqels ueefteled drsuu4
3ue:n1 nule
y uu8uep Erues r{elsnJ€q tuur ue8ur:es 1eme1 8ue,( uelSeq nele 14
,'0
grqal n€l? gg ue8uep etues snr?q ue:ndurec rr?p pourporu ag3 e8:eg
0r-z nL0'0
0s-02 9L
00r-09 07,
00r-96 w
(%)wlr,q uepp ue8urres rt"^\eleu (ruur)
ue8uues uBJn{n
3ue,( uz€eq rseluesJod
0'9t s'1€ 8r s'6 gL'n n'z z'r 9'0 r'0 9r'0 20'0
'./ 0zs
1..
.X,, 0t .:
E
ts
09: g
o
08a
G
001 -
LSZ I"{Eueq uesrde.l sellllqsls ue:feqred S'II
258 lt Perbaikan Lapisan Tanah Dasar Yang Lunak
masing mengandung volume bahan semen yang berbeda dan dipadatkan pada kadar air
optimum.
Volume bahan kapur pada stabilisasi dengan kapur adalah tergantung dari tujuan
penggunaannya. Bilamana diterapkan pada bahan-bahan yang akan digunakan untuk
penyesuaian gradasi, maka volume bahan kapur adalah sama dengan menerapkan
prinsip yang sama seperti pada stabilisasi dengan semen. Bilamana digunakan untuk
tanah alamiah, volume kapur yang harus ditambahkan itu ditentukan oleh kadar air.
Volume kapur yang harus ditambahkan, umumnya berbeda-beda sesuai dengan
tekstur tanah. Tetapi sebagai standar yang tentatif volumenya kapur itu dapat diambil
untuk tanah berpasir dan untuk tanah berkerikil kira-kira 2-5/", untuk tanah lanau
(silr) dan tanah lempung (clay) kira-kira +87,, untuk tanah lempung dengan sifat debu
vulkanis kira-kira Gl}% dan untuk tanah kohesip kira-kira 8-12%-
Metode pencampuran untuk stabilisasi dengan kapur atau semen ini ada 3 jenis.
1) Metode pencampuran terpusat: Tanah dicampur dengan bahan stabilisasi
pada suatu tempat, kemudian diangkut ke tempat pekerjaan. Untuk ini diperlu-
kan mesin pencampur.
2) Metode pencampuran dalam galian: Bahan stabilisasi dicampur dengan tanah
pada lobang galian tanah lalu diangkut ke tempat pekerjaan. Bahan stabilisasi
dapat dipancangkan ke dalam tanah dalam bentuk tiang kemudian digali
bersama-sama dan dicampur, atau bahan stabilisasi itu ditaburkan di atas tanah
sehingga pada penggalian terjadi percampuran.
3) Metode pencampuran di tempat pekerjaan: Tanah dihamparkan di tempat
pekerjaan kemudian ditaburi bahan stabilisasi dan dicampur atau tanah yang
akan distabilisasi itu digaruk dan dicampur dengan bahan stabilisasi.
Pada metode ini digunakan susu semen (cemmt milk) atau bahan stabilisasi kimia
yang diterapkan terutama untuk memperkuat tanah pondasi, membendung air rembesan,
mencegah deformasi tanah pondasi di sekeliling dan memperkuat bangunan-bangunan
yang lama. Metode grouting yang digunakan untuk menghindarkan bocoran batuan
pondasi suatu bendungan adalah juga suatu jenis stabilisasi. Dalam paragrap ini terutama
akan dikemukakan masalah-masalah penggalian lapisan yang dangkal dan tindakan-
tindakan untuk menghadapinya.
Untuk memperbaiki tanah pondasi pada lapisan yang dalam seperti tanah dasar
laut yang terdiri dari tanah kohesip, dewasa ini telah dikembangkan juga metode yang
menekan susu semen atau cairan kapur dengan menggunakan jet hidrolik tekanan
tinggi yang dapat mencampur bahan-bahan ini dengan tanah asli itu. Metode ini tidak
akan dikemukakan dalam paragrap ini.
Banyak jenis bahan stabilisasi kimia yang telah dikembangkan sebagai bahan
stabilisasi tanah pondasi, akan tetapi mengingat kemungkinan bahaya polusi air tanah
maka dianjurkan untuk hanya menggunakan "water-glass system agents."
Namun demikian, dalam menerapkan metode ini diperlukan pemeriksaan yang
teliti dari hasil eksplorasi tanah dan penerapannya sehubungan masalah lingkungan
mengingat kemungkinan adanya faktor-faktor yang tidak diketahui seperti aliran
infiltrasi bahan stabilisasi sepanjang retak dalam tanah yang tidak dapat diobservasi.
Dalam memilih bahan grouting, maka harus diketahui tujuan perbaikan tanah itu,
apakah untuk menghentikan rembesan air atau untuk memperbesar kekuatan tanah itu.
Demikian pula harus diketahui apakah bahan-bahan itu cocok dengan karakteristik
mekanika tanah-tanah pondasi itu.
g"uBl mls{q u"p Eun}u"8Je} 3u4nor3 {nlun rs"sllqsts u3q3q oumlo^ l"Eul3uow
.lep/uc
s_ol ?rpl-ErDI rl"lBp"
nlr rs"puod g"u"l s"lrq?eruJed uorsuso{ u? )lnlunusru JI}B}uel JepuBls uBp
(Z uep (1 erelue eJr{-EJDI g"lep" (g rsuedsns"/(g?q
nues Surlnor8 uuqeq uedereued seleg
J"s"I J"puels n1?ns 'ue1n13uzsreq Eue,( rsepuod qeue1 s"lrlrqeeured uersgeol uup
Supnor8 uerleq uel"1rc{e{ rrep Eunlue8rel (g rrec 3ul1no;3 ueqeq uedereuad selzg
'Surlno:8 uBrIBq tsuper8 s^Jn{ rJBp 96 rclauserp uap %S8 Je}eruerp ' s6g 'e8D
f
'rleuel rsepe:E E^JDI rJ"p /,91 nlawelp uep /og1 ;cleanerp 'ot1 'ste
(e lr r)
| 8 <'6Dlo'o
tt, s,Dlsto
:lrulrJeq ruEeqes uelere,(srad rqnuoruou snJ?rl rsepuod qeu4 "Jrlnq u"Jn>IfI
'rsepuod qeuel rslEueru rs?srlrqels u"q"q Jqnq uuJruln
e,(edns uelnl.redrp e>1eu (1) rsuedsns yellged ue8uep u"q€q epe4 'rsuedsns
lelrged ue8uep uorues nsns 'sse13 ralern :(7uep (y erulue rsuedsns uerues u€geg (S
'63uq rerufyod ueeare,(uesred re8eqreq rJBp rJrpJel 8ue.( ueqeq uep
'epuolqc unrsp{ uup ssulE relen rpedes srue8rour uBqBg : rs?srlrq?}s u"lrue-I k
'urel-ur"l uep ueues nsns :rsuedsns le4rged ue8uep u"q"g (t.
'u?q"q spof g urBIBp l8"q1p ledep rseslpqets {n}un 3ur1no.r8 ueq"g
ue:osBuo1e4 depeqrel
u?s
-rde1 eped uep Irqels 4e1 Eued (ledurel rp rorrp Euef uolaq ,ue8unq
rsepuod tleu?t er?lu" Ip IJod -rrr?s e-relu€ rp rrod rsr8ue141) uesnJol uesrdele6
uerm8ueq uelelar Sunq
-ure,(usd r:up snlnd Eue,( uer8eg ursn 1n[ue1 8ue,( ueun8ueq uelen8ue6
ueun8ueq ?J?]ue rp r? u?Jnl?S ueJocoqo{ r.rep uerm8ueq uege8ecue6
rssP dernl uu4esn.rsl depeqrel uermSueq ue8rmpury rs?ruJoJep
-uod quuel relr{es rp uep riery: -rad'rsepuod qeuel ueqe8Eued :e1r>1es rp u?{rr depeq:e1
-rprp 8ue[ ueun8ueq qe^luq rC -rprp 8ue,{ ueun8ueq depeqrel ueEunpuq.ro6 ueqeBacue4
qeu?l ueuelol u?q?ueu 3ue,( ueun8ueg
4erm1 uesrdel eped e[:e1eq 3ue,{ qeuel ueu?{et ue8ue.rn8ue6
ueueqegurad ueqeq ue1:eqei(ueur
1urm1 uesrdel 'rsepuod qeuel 3un1np e,(ep ue1z13urue6
DDDD D <2R
(a) Barisan tunggal tak
termampatkan
Bentuk segi
[,or empat
Barisan I D<2R
kembar rak J
terpadatkan )
<2R
[ ,., Bentuk segi
tiga teratur
o' :'c,tr,
Catalan'.
R: Jari-jari daerah tak termampatkan
D. D': Jarak pelaksanaan vertikal
dari tanah pondasi yang bersangkutan, maka adalah lebih baik tekstur tanah harus
dltentukan sebanyak mungkin dengan percobaan lapangan.
Biasanya grouting dilakukan dalam arah vertikal. Gbr. 11.32 memperlihatkan
contoh-contoh rencana lubangJubang $outing dan prosedur grouting.
Metode ini menggunakan sekelompok pipa baja yang ditanam dalam tanah pondasi
yang disebut pipa pembekuan. Pipa-pipa diisi dengan cairan dengan suhu yang rendah
sehingga air pori dalam tanah pondasi di sekeliling pipa menjadi beku. Dengan demikian
impermeabilitas dan karakteristik mekanis yang diperlukan dapat terjamin.
Hasil yang diperoleh dengan metode ini adalah sangat baik, sehingga metode ini
dapat diterapkan sebagai tindakan sementara untuk konstruksi terowongan di bawah
dasar sungai atau kebocoran pada pipa air minum dan pipa pembuangan kotoran.
Metode ini dapat juga diterapkan meskipun berada dalam keadaan lingkungan yang
sangat buruk seperti aliran air tanah yang besar yang tidak dapat diselesaikan dengan
metode-metode yang lain.
Bahan cairan dengan temperatur rendah yang dimasukkan ke dalam pipa adalah
larutan kalsium chlorida yang didinginkan sampai minus 20'-30'C atau gas cairan
dengan temperatur rendah seperti nitrogen cair. Metode yang menggunakan gas cair
hanya diterapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang kecil dengan volume pembekuan
tanah kurang dari 200 m3.
Karakteristik-karakteristik umum metoda ini adalah:
l) Kekuatan tanah yang beku adalah sangat baik. Umpamanya, meskipun tanah
itu lunak dengan kekuatan kompressi "unconfined" hanya sebesar 0,30 kg/cm2,
maka pada pembekuan sampai minus l0'C kekuatannya menjadi 130 kali lebih
besar. Jadi metode ini dapat dilakukan untuk tembok penunjang.
2) Impermeabilitas tanah yang beku adalah sangat baik. Di samping itu, gaya
'ucn{aqurd apoteu uBBunSSued qofuo] Et.II .rqc
qeuPl qemeq rp SunqnqSued reSuns :usep rs"lurleu qe,tleq
uBIpI upBfualad I'uelEp ureunSSued LIo]uoJ (q) ueleI uezl:ar1ed qnlun ueleunBtp 8uE,( qoluoJ (?)
3uefueruau uesr:1
_--_..1
I8
i--000.8.--]
Sueluqaru uestrl
L -000 t- t,8
3uo:o3-3uo:og nl!
4iE
a
I ry{ /
00n'(,1
rdal szleg
.Ppurl ? uPt rr
seE llqrl
'rE uErtrles
B upP 3ql3s
o{ot SunpoD v eplr Pqrss
olol 3unp3D
reyrd uelegruaI
uetBeg elsdal
uetEeg
Sueturlaur uesr:;
uBrl/u (,\e]P.{?- u"{Dleqp 8ue,( quu4 Surpurp {nlun q"uB} rrB u?Jrl? u"lBdoce{
s?l"g 'UBBJDIJod lnJnuelN 'nlr {"[uBq Eue,( uerqe qelo E^\Bqrp 8ue,( seued qelo
uB{q"q3srp Eue,( 'reueq n{eqrusru u"{B )tBpl} n}r uB{Dleqrp uB)I" 3ue,( qeuel
Eurpurp u?ur{8unue{ sp" e>I"IU 'r?seq n1 rleuzl Jr€ u"Jrle uetrBdoce{ Eusruelrg (t
'lBrl q?u4 uBp Eundusl
qeuet 'd 0Z ueJn{nJeq uE8urJes rJBp Irce{ qrqel EuB,( snl?rl JrlnqJeq rleuEl
'neuu1 qeuel ruBIBp IpBFol uu{e rdu}e} 'l}{lJe{ n?l? rrsud u"srd"l ?ped rpefte}
uB{" {"pl} usrsnrued 'u""fteIod u?"u?s{?led ursJsp u?p ?uBcueJ u€}snqrusd
ru?lBp u"{3un}rqJedJp snr?rl rur Jo}{eJ rp"f '",(u8urlrlales rp rs?puod qeu?l
rqnrcEuedrueur l"dBp uBJrErued qelo u?unJnuod nele uBn{aquod qolo u?r"ruued o
'r.{unq ur"peJed ue8ueru ruBIBp ruepueJrp l"dep {rsrJaq 8ue,{ urEulpued leyu r.(ung
'rl€u?l Jr? u€JBruecued n31B €JEpn rsnlod uB)lleqr{EEueul {"p11 uBn{oqruod G
'urlueftel dnlnc qel"pe BJ?ces uuurEurpued sosoJd u8rluerlJoqued
"qrl-Eqll
depeq;e1 ueu€rueo{ EEEutges [re>l q"l"pz DIoq Euef rleu€l Jr€cueru uBl€dece; $
'rl?u"l sruel-sruofteq rJBp rJrpJotr 8ue,( uesidul
tu"tep rp ?p€Jaq undDlseu uB{u"g€uodrp }"d"p rur nlsq usledulnc 'u33Br3s
3ue,t n4eq qzuel ueledurn8 nlens {n}uoqJel u"{" E{?ru 'uure1 SunsSuBIJoq
ueur8urpuad DIr[ 'u?EEJes rpuluoru {nlun Eqesrueq UBIE rn}eJedr,ue} 'rsepuod
qeuel urBIBp Ip Ip"f 'q"puor Suzf ;nlereduol e{ r83ur} 8uu,( rnleroduel rJBp
..Jrl€3uoru,, uE)Iz nFles sBued 'Ir€q l"EuES g"lBps n{eq EUBI q"u"] u"rrB8?Jese) (e
'rs{nJlsuo{ ur?l rsrs l"8u"q Eue.{ uer8ug qelo rqnJe8uedrp uuere4
"ped
'n11 gepuar 8ue( rnlereduol u?Jnl"3uad u"p u??J?qrlorued rrue8ueur snsnq{
u"rlurlred ue>1n1redrp rur {ntun rd€let UBIV 'rwl?1gl lr"p qrqel q€l"pe uen>Ioq
-wod rsaqo{ 'J.01 snuru rnleredruel 'Jeseq 1r8uzs qBIBpB urel-ur"l
"ped 'dern1 ue8uep
u"p uoloq "p"d
Eun8Eurs Eueprq-Sueprq €p"d uunleqrued
lgedes
untuk metode yang menggunakan cairan dingin dan 10 m/hari untuk metode
yang menggunakan gas cair dingin. Akan tetapi, jika koeffisien permeabilitas
tanah pondasi dan kecepatan aliran diperkecil dengan metode ini bersama
metode grouting yang lain, maka metode pembekuan ini dapat diterapkan pada
keadaan aliran yang melampaui batas ini.
Gbr. I1.33 memperlihatkan beberapa contoh penerapan metode ini di Jepang.
:1n{lJeq r"E"qes uapuolotrp urnurn BJBces rs?ureJp rpo}a6
'srJDlale ?soruso apolew upud
l"gllre] IlJedes{ulsl1 aEuual ueleunEEueur uuEuep nule Qtoqtaut yan daap unncot)eduruq
Euu,( urzyep Jnruns opoleru ntens nul? (poqtau puTutod) rnruns {ltl} epoteur uBIBp
luludpp tuu,( lpedes erepn zdruzq lep ueEuep uudesrgEuad efulzsru 'rsulrzrzrE ug{nq
l3:eue ueleunEtueu netuep es4zd erzces uurJ"nlo{rp q"u"} JrB eu?ru rp BJ?c nlens uep
'ren1e4 edruodtp uEIpnIuoI tseltlur8 leqpl" q"uul JrB rJEp rl"rruel" u"Jrl" ue{te"Jxerueu
ueEuep 'Jnruns nzle leltuup Euz[ rnle gBnqos ru"lep undrurqrp JrE Bu?ru rp BJ?c
nlens '?Jec ru?c?ru-ru?cBrrueq rJ"p rJrprel drsuud ?J?ces rsBur?Jp ?J?c uz8uoloEEue4
'ueqeE uuef:e1ed uu?cueJ uup uurle8 uuruul"pa{ u€p Inlueq .uurlu8
rse1o1 uped rJrc-rJrc 'e.(urse4gr1er1s 'rsupuod r,lBu?l Jnls{a1 ue4Euequ[ueduraur uuEuep
tudal 8urled 8ue{ apolau nles qrlrdrp snJBq rseurgJp epolotu rueceur ruEeqraq rreq
unurn I'zI
ISYNIYUO zl
264 12 Drainasi
osmosa elektris
-Metode
12.3 Pemilihan Metode Drainasi
Drainasi dengan memanfaatkan sifat aliran alamiah akibat gravitasi seperti pada
metode drainasi alur dangkal atan metode sumur dalam hanya cocok untuk lapisan yang
terdiri dari kerikil atau pasir kasar yang mempunyai koefisien permeabilitas yang
tinggi.
Bila partikel tanah yang mengisi lapisan tersebut berupa partikel halus dengan
koefisien permeabilitas yang kecil, air akan sulit mengalir hanya karena pengaruh
gravitasi. Karena itu air tanah dihimpun secara paksa dengan menggunakan metode
penghampaan udara atau dengan memberi suatu tenaga listrik. Metode titik sumur,
metode sumur dalam yang dihampa udarakan dan metode osmose elektris didasarkan
atas prinsip tersebut. Cara drainasi pasir dan metode sumbu kertas karton lcardboard
wicks) seperti metode imbangan ukuran (co'untermeasr.rres) untuk lapisan yang lunak
dapat juga disebut sebagai salah satu jenis metode drainasi paksaan karena cara di atas
ini juga didasarkan pada prinsip yang sama, yaitu air pada tanah pondasi dikeringkan
secara paksa dengan menempatkan beban pada tanah pondasi.
Dalam memilih metode drainasi berdasarkan tekstur tanahnya, yang terbaik adalah
mengamati permeabilitasnya.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa metode drainasi gravitasi cocok untuk lapisan
80 Drainasi
oleh gaya berat
d6U
!o Penggalian basah
640
o
o' 20
0
0.001 0,005 0,01 0,05 0,1 0,5 I l0
Ukuran butir (mm)
qu3
-3ue,{ued uduel uerleE
ue8uap 1e13uep Euuqnl
'JoleuI BJr{-BJr>l rsrs u"Euep JBIEuss Jnrnq {nlrcqJeq "slq lnqesJsl I"{8uBp Jnlv
k7t 'qC)'"duod u"8rcp ue{SuueIlp uelpnruoI IuIs IrBp u"p u"II"8 r"s"p rell{es Ip
upld"rsJedrp flief,geil"F ue8uep'1"{EuBp 8ue,( rnle }nqeslp uup 931rreq Ip tuBIBp dnlnc
["$rp Eu"f Sundrueusd I"q tu?lBp Sundurelrp UBII?8 Sueqnl IuBIsp eI {ns"u Eue,( JIV
'u€rlBE u"Bfte{ed-ueeheled {n}un ISEUIaJp epo}alu uup
Bu€qJopes 8ur1ed 8ut,( epolelu u€{?dnJslu Ie{8uep Jnlu uu8uep IS€uIuJp epolelu n}ens
Dengan metode ini peralatannya sederhana dan pelaksanaan mudah, tetapi mungkin
terjadi keruntuhan pada permukaan lereng tanah di sekitarnya, karena beda tinggi
tekanan air tanah menjadi besar, bila kecepatan penggalian cukup tingg. Di samping
itu bila lubang galian disekat dengan turap, sedemikian rupa hingga hanya memungkin-
kan aliran rembesan hanya melalui dasar galian, maka mungkin timbul piping atau
heaving tergantung pada keadaan-keadaan lapangan, dan bagian bawah turap bisa
terkikis sehingga menimbulkan cekungan di belakang turap tersebut. Kondisi yang
demikian bisa menjadikan kecelakaan yang besar, oleh karena itu perlu adanya perhatian
khusus. Metode ini berguna bila tanahnya betul-betul aman terhadap air rembesan dan
hanya ada sedikit air yang keluar.
Sumur dalam
d
oo
Pemompaan Pemompaan
__9-*- 6b
,.o
Perilukaan air oo
ng turap baja tanah awal Saringan
ffi
uBJntuns {url
'srueuoru snJel Eu"{ u"?duroued u"pf u"8uep gsu"l JrB Dfnur q?/rr"q
rp r"du"s urun1 Bs{"dlp up snlndrp }nqesJe} uBrI"E SEBqnl e{ JrleEuour Eue,( qeuel
Jr? u"p ue11et tueqnl J"lDIas 1p n"1B rsrs Enpo{ uped lunqrp 8ue,{ ,rnruns {pJl nBlB
IJce{ Jruuns qelurnles lunqruou ueSuep epoloru nlsns q"ppB mruns {1111 apo}e;41
r.uBlBp Jnurns
Il
,edos rnqesrel srseu, Jr? u?u,{ol u?rmrnuod urrnonrr,,['t lr;]"r#Jfi":']frT[",#l
-ueur leEues rur elefeE efqnquua 'lnqesJq .ue depel uesrdq eped srd4 Eue,( uerEeq
rJ?p JecuBrueru uB{B rre uerecued lses nl?s epe4 'Eur.rreerl u"{leqJ{eEueur .1nqesre1
depe4 uusrdzl uped g"ul u"ue{o1 rnedruuleru rur srsop? g"u"l JrB rJ"p s"l" eI u"uale}
elzru uerpSSued ueqeueolepp rur ruec"rues ledurel epud epg 'srsepp q"upl Jr" rJBp Jr?
u?seqruoJ uesrdel ledeprq rur rre dupel uesrdzl rl"lneq p gdzla1 'rrz depel uesldel uep
Irlpral ueqeE resep l"{ep 1p g?Jo?p undnulen lzgllret snsal rl"nqes sp"d
",rrg"q 'wleqretr {e} Eupf eduod
ueuz>Iel qEI"pB mr ruul?p u?Jnrrrns epoleu {BsrJo}{"JB{ 'n1r euue4 gslg .Jr? q"x\"q Ip
Jnruns {BrI epo}el^[ 9'zl
268 12 Drainasi
Dengan metode ini turunnya muka air tanah praktis tidak lebih dari 6 meter, yaitu
dengan menggunakan drainasi vakum. Bila dalamnya galiarl besar sedangkan diperlukan
penurunan muka air tanah, maka dapat dicoba metode titik sumur dengan dua tahap.
Metode titik sumur ini berbeda dengan metode drainasi gravitasi dan dapat diterapkan
secara luas, maksudnya jangkauan penerapau-Iya mulai dari lapisan pasir dengan
koefisien rembesan yang tinggi, hingga jenis tanah pondasi dengan nilai koefisien
rembesan yang tidak terlalu baik berkisar antara l0-4-10-s cm/det. Satu hal yang
lebih penting adalah karena metode titik sumur ini bukanlah metode drainasi yang me-
mompa air dalam jumlah besar, maka kemungkinan kecil terjadinya pengaruh buruk
terhadap lingkungan sekitarnya. Di samping itu metode ini mempunyai keuntungan yaitu
kadar air tanah di dekat titik sumur berkurang banyak akibat drainasi vakum sehingga
kekuatan tanah bertambah.
Dalam metode ini, apa yang disebut titik sumur adalah nama bagian yang dipasang
di ujung sebuah pipa pembangkit seperti pada Gbr. 12.6 dimeter luar 5-7 cm dan
panjangnya kira-kira 1 meter dan menghisap air tanah keluar. Pada bagian ini, terdapat
suatu jaringan kawat yang diselubungkan diluar pipa penyaring. Bila titik sumur sudah
Pipa penghubung
Titik sumuran
Air pancar
Air
u*
:J 'l'gl 'JqD 1"q[ 'q"u31 uuqeued
{oqual undnete deml rpedes g?u?l ueue{el uet\"lerr 4n1un ueluunErodp Iuq 1e{ueq
ruBI"O'u{urs1ru1suo1 lzn4.rsdureu {nlun ufuqzlales 4rre1 eduE n}Bns r"Uasrp uarpnruel
'1nqssre1 ueroqured psuq 8uuqn1 ru?Fp eI u?ryJns?tu1p Bf"q Eueluq ueEusp uouros nslts
zfzq lequ>1 ueEuep uauros uz:ndruec lgedes ryre1 ul(eE u"qeueru Eue[ ueduq n]Ens
"Uos
'1ndz1 tuuf uunluq undnule snl"q Jr]nqJeq uesrdel 'g4rorysq uzsldq 'rrszdteq uesldel
rJEp rJrpJel 4ruq Euu,( lsepuod qeuul tuulup rp u?{n>le[p ueroqrued rur epoletu ruelBC
nedruel Eue{
ungzl 0Z rqr{es qzdorg ry uz4Euuqtue>yp Euz,( nlenses 'roqcuy IcBqelI n"l" rogcuy
prmoJg 'rogcuy u"r^n[V eruzu ueEuep eEnf lnqesrp qzu4 uereltuefusd apolery
umIIIn I'€I
HYNYI NVUYXCNYfNf,d TI
272 13 Penjangkaran Tanah
Tembok turap
Bagian penjangkaran
dan kemtrdian digrout dengan semen (Gbr. 13.2). Dapat ditambahkan bahwa banyak
metode-metode baru yang dipakai dengan menggunakan bentuk baru dari batang tarik
ataupun metode-metode pelaksanaannya. Grouting dengan semen misalnya dapat diganti
dengan suatu urethan system, cairan kimia yang bisa mengembang atau suatu epoxi-
resin, ataupun metode mekanis di mana setelah dipasang jangkarnya maka bagian
tersebut diputar dari permukaan tanah atau suatu daun pengunci untuk memegang
jangkar tersebut di dalam tanah pondasi.
Suatu hal yang sulit untuk mengikhtisarkan beraneka ragam metode-metode itu, tetapi
manggolongkan metode penjangkaran di dalam tanah dapat dijelaskan dalam Gbr. 13.3.
1) Peqjangkaran dengan tahanan geser. Jenis ini memakai batang jangkar yang
silindris yang di$out di dalam lubang bor dan gaya tarik ditimbulkan dari
tahanan geser yang bekerja sekelilingrrya.
2) Pen-jangkaran dengan plat pemikul. Jenis ini menggunakan suatu plat massif yang
dipasang di dalam tanah sehingga tekanan tanah pasipnya yang bekerja dapat
menahan gaya tarik.
3) Peqjangkaran gabungan. Di mana ada bagian-bagian yang diperbesar dan
tekanan pasip bersama-sama tahanan geser batangaya yarlg menahan gaya tarik,
sehingga dapat disebut sebagai gabungan dari kedua metode terdahulu.
Untuk membuat penjangkaran dengan diameter besar pembuatan lubangnya
perlu menggunakan mata bor khusus atau semburan air bertekanan tinggi.
Dewasa ini jenis 1) yang paling sering dipergunakan sedangkan jenis 2) dan 3) diper-
gunakan apabila suatu lapisan tanah mempunyai tahanan geser yang tidak dapat
diandalkan pada suatu kedalaman tertentu, atau lapisan yang lebih padat seperti
mudstone terdapat pada kedalaman yang dangkal serta tahanan dapat diperoleh malahan
dari pemboran yang dangkal saja.
'rBrlEuB[ lrBp qalel uBlGn{e)J ,'tI 'Iqc
"rl
'uou"ured rslnrlsuo{ {nlun 9'z
u"p rs{nJ}suo{ {n}un s'I n}P,( 'lnqesJel JB)I8u?[ uB"unESuod "llq
uEuep
"r?luelues "llq
uplralJoq Eue,( rzlu-tzpu epzduep Jeseq qlqel de8Euerp u"uBIuEe{ Jol{EJ z,(uesetg
(z'e) ''
{:
u"lenIe{
:gBI"pB uzlqeloqredrp 3ue.( qalel '"g qzlepe
uBuru"e{ JoDI€J u"p ,1 gelepe s"}"q
"{?tu
gelsl u"lBn{e{ BIIq 'u""}"Irsd utzl ueEueq
.ugu?ru"e{ JoDIEJ nlens ueEuep BuBcueJ qelel uul"n{o{ I"lru uellzEueu ue8uep ledeptp
re4Suzf rrsp selBq qolol u"l"n>laa : ntlSuot t.tDp uDYuouaYtadp ?uo{ qa1a1 uopnYay' (7)
(r'e r) ,o ',
,,n',',1
,ou + s.b a zp.'t
,,*',1,,1 'o, :',
'(t'et 'rqc)
:ln{rJeq reEuqes q"lgp" s"}Eq {IJB} e,{eE Sunlrqflueur 1n1un ueeruesred nleng
'zfuenpe>1 BJ?luB ueEunqz8 epes 'leqtd ulBI Ip reseq Eue,(
Euzdrueued ueEuep :e48uuf B{nI[ Ip etre>1eq 8ue,( drsed u"u"qq '{"qld nlzs tp rese8
u"u"qq rrep SunlueErel relEuef nl"ns >lu"l uslen{o) : totlSuof ttop qapl uDwn4ax 0)
.J"ueq-r"ueq
Hlplleslp npsd e,(uuulupude4lelEull spes quuel uestdel sluef uep Surlusd
lzEuzs gBI"p" g"u"l u"{Ipqe,(ued nlzns ru13ue[ uzeuecuered uenl:sde] {nlun
Tabel 13.1 Perkiraan kasar dari perlawanan geser yang bekerja pada
permukaan jangkar (berdasarkan pada Persatuan Jangkar
Tanah).
Dalam praktek, kekuatan leleh rencana untuk tiap jangkar diperkirakan sekitar
30 sampai 70 ton apabila di dalam lapisan tanah, serta sekitar 60 sampai 120 ton bila
di dalam lapisan batuan, tidak perlu pengawasan pelaksanaan yang ketat dan hasilnya
aman serta effisien dari segi ekonomi.
(3) Susunan jangkar: Karena tahapan dan jarak antara jangkar-jangkar tergantung
dari keadaan geologinya makajenis dan karakteristik bangunan yang perlu penjangkaran
ditentukan dengan pertimbangan keamanan dan effisiensinya.
Pada penjangkaran yang berlapis terdapat banyak hal di mana susunan jangkar
ditentukan oleh kekuatan dan jaraknya dari suatu tiang pusat. Jarak vertikal biasanya
sekitar 2,5 sampai 5,0m dan jarak mendatar antara 1,5 sampai 4,5 meter. Tergantung
dari jarak jangkar, pengaruh kelompok perlu diperhitungkan tetapi data-data
pengujiannya masih sulit diperoleh pada waktu ini.
(2) Metode penjangkaran dengan tabung bertekanan: Adalah metode di mana suatu
tabung yang dapat mengembang dimasukkan ke dalam lubang hasil pemboran dan adu-
kan mengisi bagian luar dari dinding tabung dan kemudian air bertekanan dimasukkan
ke dalam tabung tersebut agar mengembang, sehingga bagian luar tabung tertekan dan
dapat menjadi keras. Setelah mengeras tabung tersebut dikeluarkan dan batang tarik
dimasukkan mengganti tempat tabung tadi dan diberi tambahan adukan, hingga sele-
sailah pemasangan jangkar tersebut, yang juga disebut jangkar PS. (Gbr. 13.6)
{r
Persediaan air dengan tekanan
E
^il[,*
lxfl-',," ll[r,"."",""
il
i:lfr':?fi::.tf#;
ffi,*
:,',l:l"33"ixx*,:1"
ffi
tabung dengan teka- I#lTJ?iffi,::#,
Gbr. 13.6 Metode jangkar dengan tabung tekanan.
Batang
penggerak
u
il ll
,rrrrrffi
)t );
ressles UUJPI
3ue1eq
f,fl
-Suefuad ueeueslpl :e13uut teld
-a4 :etndrp:e1Eue1 u?lnqeJued ueSuecueuad
I .l['"**'iffl
ruqBuuI relg
eteq uer4eg/
F{ndlp tuef rultuef spsf rrep uzqeqrue1 l"Eeqos ,roq Eueqny tu"pp e{ ue4>lns"rurp
zr(u:zqEuut Eue,{ sruel nlens z8nl sru?{ou uae4Euztued opo}eur ruBI"O
"p" IuI1z1d rpuluetu u"p relnd:eq rpel 1e1d eE8urqes
'g'€l 'rqg 1zqr1 'uzqeued
{lrellp n1y u"{{ns"urp q"letes .1n)fnd1p ueEuap gBu"l tuBIEp e{ uE{
efuq Eueleq-Eueleq
-{ns?urp uep efuq 1z1d uep t"nqrq Eue,( ruqEuel uur8eq uep utuq Buulzq rrBp rrrprel
'sruz{eu uere>18uelued epoleru lnqosrp rur apoletr{ : tpld uDlnl&uofuad apo1a7,y
@)
seperti metodejangkar dengan plat tadi. Jenisjangkar yang dipukul biasanya diperguna-
kan untuk beban rencana yang agak kecil di mana gaya tarik kurang dari2O ton. Hal
ini ditandai dari cara pelaksanaannyayarLgmudah dan prinsipnya sederhana. (Gbr. 13.8)
(, Metode jangkar (IAC: Metode ini adalah dengan pembesaran lubang. Telah di-
kembangkan di Inggris dan banyak digunakan di sana. Caranya berdasarkan bahwa
setelah dibor sampai kedalaman yang diperlukan, suatu mata bor khusus dipakai untuk
memperbesar bagian dasar lubangyarlg mengakibatkan meningkatnya tahanan cabut
jangkar tersebut seperti terlihat pada Gbr. 13.9.
Metode pelaksanaannya setelah dasar lubang dibesarkan adalah seperti metode
jangkar gabungan.
rJotela{ ur"1zp {ns"rrrel u8n[ e[uJuueqes u"J"puBs ueEuop ueqeued {oqruol
NYHYNtrd xouwtrr I ,,
280 14 Tembok Penahan
[r-
lever dengan penopang
[r=-11 Dindins
*flJi
(g) Tembok penahan (h) Tembok penahan
tipe topangan tipe kotak (i) Tembok penahan
dengan metoda
penguatan tanah
dengan penahan, tetapi tembok penyokong yang berhubungan dengan penahan di-
tempatkan pada sisi yang berlawanan dengan sisi di mana tekanan tanah bekerja.
Karena dalam tembok penahan jenis ini, berbeda dari tembok penahan yang diper-
lihatkan pada pasal (14.1.4) dan (14.1.5), berat tanah di atas bagian tumit pelat lantai
tidak dapat digunakan untuk menjamin kemantapan, maka dibutuhkan lebar pelat
lantai yang besar dan akibatnyajenis ini tidak dipakai lebih dari yang dibutuhkan kecuali
dalam hal di mana suatu kondisi khusus yang tak memungkinkan membangun pelat
lantai di belakang tembok penahan dapat teratasi.
Jenis ini adalah tembok penahan khusus yang tidak termasuk dalam tembok penahan
yang disebutkan dalam pasal (l4.l.l) sampai pasal (14.1.6). Jenis ini dibagi menjadi
tembok penahan maqrm rak, tembok penahan tipe kotak, tembok penahan terbuat di
pabrik, tembok penahan yang menggunakan jangkar, tembok penahan dengan cara
penguatan tanah dan tembok penahan berbentuk Y terbalik.
Berbagai macam tembok penahan digunakan seperti disebutkan di atas dan dalam
memilih macamnya, penting untuk mengetahui seluruhnya sifat-sifat tanah pondasi,
macam pondasi, kondisi tempat, kondisi pelaksanaan dan efisiensi ekonomis.
.sebagai pegangan anda, standar ketinggian tembok yang sering digunakan diper-
lihatkan pada Gbr. 14.3.
rip rei
5 l0 15 (m)
Tembok penahatr
batu/pasangan
Tembok penahm
tlpe grautasr
Tembok p€oahan
tipe balok kmti-
lever
Tembok penahan
dgn dinding
peoopanS
q \"
u?)llBru"rrp Jul uBlp"[e{ BIIq"dv 'G'rt 'rqc IBqID lqnJBEuodluelu uB)I" uIrI}B^\eqIIp
rs"puod r12ug1 SuDInp BdBp u"Su"rn8ued nE1B q"usl uerosSuolo{ 'n1r Eurqel epzd
un6u"qrp Euu[ ueqeuad loqruel BpBd uup lp"Fel uBIs 3u3,( u"unrnud ngl"
uEuoP Jos8uol
"psqreq
UTBIBC 'ISBpuod geul g",rrBq
Ju{8uleu Eurupuel Euup;q 'yut luedes Pg
ry {€unl u"sldq l"dBprq "lBfurel EIrqEd" u"{Im{slplp suBq '(, uerEeq {nlufl
uenl"se{ nlsns mE"qes tsupuod qeu4 u"p 8uz4eleq
uBFBq uBISIEuod/trBInEEuued {nsulruel uBSIS u"rlunlesel uud"}u?rue;tr (V
"pud rsspuod gBuq Eunlnp B("p dupegral uedsluElrrax (g
Jos8uol depeqrel u"dsluEluo) A
Sugnt drpeqrel uudzlueure; (t
'(uorlepunog peerdg) 1ede1e1 Is"puod teuaEuetu
g qzg zped JIBqITIo{ legllotu {nlun u"{ueresrp (6-(1 ueJEeq Inlu1 'ueqeued {oquetr
upudrrup uuJn{n uep uz3uud?l Is"n}Is uped SunluzErel '(7 uepeq uellleqredueur
>1n1un eEnt nped rde1a1 '(g-(1 uepzq ruel"p lzdeprel 3ue,( 1eg1eq qupe4Suequtrlred
?{Bru 'u?g?uad >1oqruo1 usdquBlue{ Ileu"Ip epqudy :uoqouad 4oqwar uodoruotuay (Z)
ffffi rij F*
(c)
Tanah luna
Penurunan,berPutar
ke belakang
(d) Penurunan, berPutar
ke muka
(e) Gelincir Pada lereng
(1) Tembok penahan tembok batu (stone masonry) dan pasangan balok (block work):
Struktur dasar dari tembok penahan ini seperti diperlihatkan pada Gbr. 14'6. Tetapi
masih banyak kesukaran dalam latar belakang teoritisnya sejauh cara perencanaan
terlibat dan akhirnya bahwa hal ini masih sebagai bahan percobaan. Dengan kata lain,
posisi tidak terkukuhkan oleh ketahanan monolit seperti halnya pada tembok pena-
han beton, tetapi oleh siiat saling mengait tiap balok atau batu. Apabila sesuatu sebab
keseimbangan tersebut hilang, akan terjadi penggembungan permukaan tembok atau
copotnya
-
batu, & akhirnya berakibat terjadinya keruntuhan'
Olei karena itu, dalam dasar perencanaan di Jepang dianggap harganya seperti pada
Tabel 14.1, dan dengan memperhatikan harga perkiraan ini maka perencanaan
diselesaikan.
Dapat ditambahkan, pada tembok penahan jenis ini, terpaksa harus digunakan bahan
timbunan sebagai pencegahan terhadap peningkatan tekanan di bagian belakang tembok
penahan yang dikarenakan tekanan air. Standar bahan timbunan tersebut ditetapkan
seperti terlihat pada Tabel l4.2.Tabel14.2 untuk bagian penanggulan tembok penahan
dalam perenqrnaan, sedangkan untuk bagian pemotongan tanah lebih baik bila dalam
perencanaan dibuat dangan menggunakan ketebalan seragam kira-kira 20-40 cm.
(2) Tembok penahan tipe gravitasi (Gravity type): Pada tembok penahan tanah tipe
0z r -08 00I-09 9L-gn 09-0e qB^\eq u?IE?€
(urc) I?qeI
0n-07, on-02 on-oz 0n-02 sel? u?I8?g
'Euuqqoq uupuq pfued uuquq Icqq uup slunl ryte1 ptu11 Z'tI IqBI
'(ntuq) ry1uq 6uB[uBd uup tulqel uuAulrlura{ ue8ulpuBqrad 'mrn1 ry8at F8ula I'tI pqBI
9'PI'rq9
3ue1e1aq uer8eq rsrEuad ueqeq qe.{\Eq uer8uq 1uqo1 p
Eueleleq uetEzq rst8usd ueq?q sele uzt8eq 1eqa1 J
(r33un Eutpurp eltqede uru 001 le1{as
t€nqrp sele uer8eq uep [?qal l?nqlp qeneq uutEeg)
(u:ru OSt-OOt) 3uer1e1eq uztSzq tst8uad uoleq leqaJ q
urul 001-09
lecund dnlnued uoleg
gravitasi, maka dalam perencanaan harus tidak terjadi tegangan tarik pada setiap
irisan badannya.
Mengingat bentuk dan ukuran badannya, lebih baik perhatikanlah hal-hal berikut
ini (lihat Gbr. 14.7).
l) Pada umumnya lebar pelat lantai ,B dianggap antara 0,5 H4,7I1 dari tinggi
tembok penahan.
2) Lebar bagian puncaknya B' dianggap lebih dai 0,2 m daii titik pelaksanaan.
Bila dibuat pagar pengaman maka ditetapkan lebih dari 30 cm.
Contoh perencanaan diperlihatkan di bawah ini.
(a) Kondisi perencanaan:
(i) Tinggi tembok penahan dan kondisi permukaan belakang: lihat Gbr. 14.8.
(iD Tekstur tanah di permukaan belakang dan pemakaian rumus.
Tekstur tanah: Tanah berpasir dengan permeabilitas rendah/kecil ter-
masuk juga lanau dan lempung (y" : 1,9 t/m3).
Tekanan tanah: berdasarkan rumus Terzaghi.
(iiD Tegangan satuan yang diijinkan.
-
Beton (berat isi 7, 2,35 tlm3):
Kekuatan rencana: ocr :
180 kglcm2.
Tegangan tekan lentur yang diijinkan 1 o"o :
60 kg/cm2.
Tegangan geser yang diijinkan: ro :
8kglcmz.
(iv) Faktor keamanan.
Titik peralihan: Titik kerja resultante dianggap berada dalam daerah
sepertiga lebar pelat lantai dari pusat pelat lantai.
Gelincir: 4: 1,5.
Daya dukung yang diijinkan: Q, : 15 tlmz.
(v) Koefisien geser alas: F : 0,6.
(b) Berat sendiri dan tekanan tanah: Apabila penampang dibagi menjadi beberapa
penampang seperti pada Gbr. 14.9 dan berat sendiri tiap penampang ditetapkan
sebagai Wr-W, dan jarak mendatar dari titik A ke pusat gaya berat masing-
masing penampang ditetapkan berturut-turut sebagai /r-lr, maka hasilnya
disusun seperti terlihat pada Tabel 14.3.
Untuk tekanan tanah, koefisien tekanan tanah dicari dari gambar tekanan
5oo 3oo lloo
Badan tembok
Gbr. 14.7 Bentuk tembok penahan tanah Gbr. 14.8 Bentuk penampang dan kondisi
tipe gravitasi. permukaan belakang.
.ln{lreq r"E"ges g"l"p"
v {1111 lr"p
Eunlrqrp elue1lnser eFe>I >lltll 'nlr ?uorz>l golo 't'tl 1eqe1 eped pryger efe8
wp 6'?l'rqg uped y {pp dupeqrel ueruo4 :(fig1qe1s) uedzluerue4 (c)
'rus?p rr"p 'ru IS'I : Elgg'f : tlH uerEEurle4 epud efta1 "slleuv
>lnrl
r;rill 7t'L : Zl zsg', x ZL'O : Zl zH.HX : El
uhzg'e : zl zsg'v x g€'o : zl zH.^x : ^d
'er(usrus1eg
'uapedeprp uzqu
g :1 ueEusp 6 ue8uolod:od {llp Bc"qruoru uzEuep ualreJnrp qu1a1 Bue,{
q"lepu Eualeleq uez4nurred g"uel "{"ur
rr"p g"uel rnls{a} ?uoru;
Ilredes @ Ip
(SZ'Z 'rqC) 'Z WS, epzd uzlrcrnlp geler Eue,{ ffiuzrel quuel
otnz 6e '9r
il -l,t^#-!
I l*/l^
,y
I r r(?,
t' | ',^lo.u
'; l,
I
I
i
\i"l
I
I
I
l.
I
I
I
I
,:"'#'o:'2#4: l,o8m
L :0.333
I
I
*,,
I
I
8
q
/ili
tll: 1,.
lPu
,lw,
/.iui
@r I
[?luosrJoq
b8'9 t8z'l tts qru?l usue{aJ
IB{rUeA q?u31
z6'n 06'I 69'Z u3u?{eJ
urpues
6Z'tt 99'Zr l?Jeg
6Z'81 .99'Zt 3
1.'u \ ,,41 1
t 4,45 1,15
0L'9t : e
rt
zru/l 0'l :
b.h A x A.x
2,2t o 2,640
, _ cosz(f-|)
cos2o.cos to + alf t + /sin
(9 + a,)'sin(4 - af
cos (a r (0 V - 0).cos + 6))
: 0,394
: u.i52
i V0,958 x 0,993)
)
Digunakan harga-harga di bawah ini karena 0: -16.7.2:0:Q:35'.6:16
J
dan d : 23,3"
OOI'I OOI'I
rq
lo
lA
t-
I II,Z : Hd L"
t tz'o =Ad
bz'o =
1 6l'9
960'0-
(_)
: .a
l-L o
00r'0
/,
___^ -00!iJ
leI
rl t}l'tl:.44
NI
tlE'9: Hd
tEL'O:^d
Tabel 14.10 Ikhtisar gaya irisan yang bekerja pada irisan a-a.
Dianggap bahwa luas penampang dari irisan a-a adalah A, dan modulus penampang
adalah z,
Ar : b.h: 1,0 x 1,6 : l,6cm2
z: b.hz16: 0,43 m3.
Gaya yang bekerja pada 14,83 0,40 5q1 6,34 1,00 6,14
titik tengah dari irisan
a-a
?un[n 1e1ag -6
€ \o
6
5
6
l- 3
g
":: :;l,i;?) : (x-*,) -,)
. f,n
#:(# ,^1 l,b
ln{rJeq rcEuqes gBuE} rs{"er 3un11qp ledep uurpnrua;1
'EqpB dupzqr4 uudulueue4 eEefusur 1uI IEq '.rusep ge8uel-qz3uel uep 8un1rqry
JEsBp Juqel e8rpedes r{Broup ruupp Epereq o}ue}lnseJ B{Bru szle Ip IIS"q leg}lehl
:
9lg > tu €€0'0- : 9Z'OZ|Lg'O- : NIW -- a
uI l9g'0
uI. 1 t9'0- : 98' L - 6l'L : N
'I I'tl IegBJ urel"p unsnsrp vap 'Ll'll 'rqg zped uelteqrpadrp
Euef rgedes rsepuod rBSBp rrep ,g qe8uel {llll IrBp 3un11q1p Suedueued u,{eg
rsepuod -rusup uudeluzure4 depeq.rel ueleruuEue4 (o)
'll*, fo
E
@
a
N
lt
lz: l,
/,:l
t
'unrsed"Jl {n}uoqJoq rsnqrJlsrp u>plnftrnuelu qsuBl
rs{BeJ 'J"s?p q33uq rJsp BSriledes q"JoBp ruElep e}u"llnseJ
"pBJeq "u3JE>I
Eunlnp e,(up dupzgrel Iorluo) (U)
g'l < I9'I : 16'9119'0 x zl'gl : u4fd'rp1 : "g
'uedeluerueq
uu4yseqEueur 8ue,( 'rur q"^d?q rp IIulBp" rtcurleE dzpeqrol ueBunlrqred '9'6
TIBIBpB ty' lszpuod q"u"l 4, ueqeued Sulpulp J"s"P BJElu" uelese8 uelsgeo)
rrcurle8 depeqrel lortuo) (D
glg > ttt LI'O: [S'l - 7,lo't: p - ZIS : a
tuLg'g :
'uzdeluzrue4 II"l"p" z,(ullszq Suuf '1n1treq tz8eqes rlelsp"
oluullnsoJ eire>1 4t1l e{ I"lu"l 1e1ed qeEu4 trep 3un1rq:e1 s?llslJ}ues>le e.{ureseg
:
ur Es,r
fffum: ----4-3- - p
ueueqequrod
8g'9 06'z ULC u?qeg
rJrpues
I0'90t ZZ,* 1?Je8
I0'E0t ZZ,fi 3
q : 1,0 t,'m2
x M, (t'm) s, (0
2 t,44 1,84
4 8,94 6,07
6,2 29,94 (: M) 13,50
'uBrEBq dupas 1oqr4g EZ'tl .qJ
(ErN:)og'oe 9n'9r Z
?p"d lurlrlrol Euz,( leurpnlr8uol {oquet >lpll der}as eped xp JrlIeJe IBqoI
unsnrueue.veteceuzurreEeqrnrrrr,,rrJr'i'Hii:","J,JilTillH,X',f, ":T;
-"Jecrqrp 1upr1 Sueplreq uolaq ueEunlrqre4 's81" rp Irs"q rJBp ue8unlrqred:usep
ue8uep uzEuzEq nele uuEuepl 8ue1uq qepuni uz{n}ueueru qnlun uulnpedrp
e4ew'tr1'y1 leqea eped u"{rroqrp q"lol rur uep selu rrzp nluouet lerel uuSuep
*g uep'14[ ue4ledeprp ?uor?) :
efte>1eq Eue.{ leurpnlr8uol {oquro} u""uucuoJod (e)
't1,y uz?uap er.:ttes E11J
lrqure8ueu nlred 1epr1 u.{ueuere>1
qelo u"p eW Vep JBSeq qrqel tyy exgeq ledeprp s"le rp uzEunlrqred ueq
'91'p1 yeqel eped
unsnsrp J-J uesrJr uped rese8 e,(u8 uep Jnluel ueuoru BI?ru s"le {p Irs"rl rJ"C
I 90,LI : :€A
z'zx(9t't+gr'u)
.S?18
eI gBrB ue8uep q"uel rs{uer u"p q"aeq e{ q"re uuSuep (O : nl lul pq uelup)
I"{rUoA qeu"l ueuz{o} uep uuuzqequred uzqeq '1nun1 1e1ed s"le rp q"ue} leJoq
'r.rrpues l"Joq rlel"p" ZT,'il 'JqD eped 3-3 uesur upud efto>1eq Eue,( e,(zg
1rrun1 1e1ed eped e[:e1eq 8ue.( Euedueued e,(eg (ru)
Gbr. 14.23 dapat dicari dengan persamaan berikut dengan menganggap bahwa
lapisan penutup tulangan adalah 8 cm.
li
I
o 5
l l l l l l _l l
'oruu. ou,unljtutungun
l -,1 I Ij l
1
: >-
2s 30
Dalamnya tembok penahan bervariasi menurut tinggi tembok penahan dan kondisi
tanah pondasi, dan sebaiknya pertimbangkanlah hal berikut di bawah ini.
1) Pada tembok penahan tembok batu atau balok, suatu batu alas dipasang di
bawah permukaan tanah.
L
'uBqauad {oquot uBBunquBS gz.tl .45
s€dol u?SunqurBs (e) rs{nrtsuolue8unqrueg (q)
ue8unqtues rsr8ue6
(tu1o{
uolpn4suo)) .rs:1nr1suoy uu8unqurug uug (1u1o[ uotsuotlxg'S sudel uu8unqrueg €'f'tl
sudel ue8unque5
'lsBuIBr( sz'rl'qc
ue8uenquod
Ed!d
rsuurEJp uesrde'1
dan pada keadaan beton bertulang maka batang tulangan tidak boleh tersambung
. pada bagian sambungan ini.
Sambungan struktur dibutuhkan pada jarak setengah dari jarak sambungan lepas
atau kurang walaupun sebenarnya tergantung dari jumlah tertentu pada volume
penulangan beton per hari.
Pada sambungan struktur ini tidak boleh terjadi pemutusan batang tulangan.
;
n
{
f,
'{nluoq le8uqroq {nlun uuluqura[ updaq uugeleured 68ulg Z.SI
.rqg
rselrlu:E edrl
rselne:3
ures sdrl
OI uulEqura(
eJudal ruece1r;
(ur) ueruleuad r8tlurl
Bentuk struktur Pilar jembatan bervariasi sesuai dengan penempatan. Dengan kata
lain struktur tersebut tidak boleh menghambat aliran air pada waktu banjir, misalnya
untuk pilar yang dibangun di sungai. Untuk pilar sebaiknya dipilih penampang
berbentuk bulat telur yang selangsing mungkin.
Bentuk bulat telur ini harus lebih tipis dari penampang lingkaran, sehingga
pengurangan luas penampang sungai cukup kecil. Juga masalah terhambatnya aliran air
aapat aiaUaikan. Hal yang perlu diperhatikan bila tebal pilar telah ditentukan adalah
p.ngururrgur, luas penampang sungai. Pengurangan luas penampang sungai diberikan
dalam persamaan berikut ini, tetapi kriteria umum menurut peraturan teknis Jepang,
harga tertinggi adalah 5\.
Pengurangan luas Jumlah tebal pilar
x 100(%)
penampang sungai Lebar sungai tota
Bila dipakai bentuk penampang bulat telur pada jembatan yang akan dibangun pada
tikungan sungai, pertemuan dua sungai atau bila arah aliran pada saat air banjir berbeda
dengan pada saat air rendah, maka penentuan arah aliran dengan kata lain penentuan
sumbu utama bentuk bulat telur tersebut menjadi sulit.
Dalam hal ini, sebaiknya dipilih bentuk penampang lingkaran. Dengan demikian
pilar yang dibangun di sungai akan berbentuk seperti Gbr. 15.3.
Yang perlu diperhatikan, ada suatu keadaan .tiang seperti diperlihatkan dalam
Gbr. 15.4 yang tidak diperkenankan di Jepang, karena berbagai alasan berikut:
1) Karena gerakan air menimbulkan aliran turbulen dan arah aliran tidak menentu,
penggerusan yang tidak normal cenderung akan terjadi sekitar pilar pada saat
baqjir (Gbr. 15.5).
E4
ru(a)
<-
ru
:
il llr
o
(b) (c)
Dasar sungai
I
u"Bfte{ed ueI?u?cuoJeru uBIBp Surlued 3u11zd 8uz,( 1eq-pg 'lluquro{ le8uns JBSBp u"q"q
-nred nuelz8uou '"ruel 3ue,( n11e,u Inlun Irq?ls qupns te8uns JBSUp Bueru Ip
qoluoc ue4ednreu"qrl-Bqll
efinluep 9L6I unqq eped uedol u6ue leqqe uu{"srue{ nueleflueu
$ue,( 8uzde1 rp ueleqruel qo]uoc ue11nlunueur 6'9I 'rqg 'e,(u:r[ueq umpee{ uz8uep
sllq"ls
r?nsos Eqll-eqll EJ"ces qeqnJeq ledep re8uns €ru31n uBJllE q?J€ Suepe>1-3uup"I
l"nqlp q"pns rc8uns Jes"p undn?IB,4a 'n1u1 eseru Ip uEl€qluol uBun?u?quod epz6
'(S'St 'rqC) ledueles uesmeSSued nele reSuns rusup uegzqnrsd
qelo u"{gpqesrp de1e1 uelequel eped ue>1esnro1 Bnlues ;tdrueq uep (n,(e1 uelequrel epud
zuelnrel) 3uer1-3uer1 qupunles etluepe BuoJB{ I?Euns Suedrueuod sunl uu8uern8ued
luql{B snr" gelo u?>lq€qoslp ruseq uer8uqes rtlueq luql{B ueleqruef eped ue4esn:e;
*ll*
r;-;
*fFTr-
:
-aC
aa
_ rr
lllt
x-*lT
lL--r I
/ Iull\ --,'-,
Muka banjir
MT _I
- - -.42>
E-'-tr-r
o& MT -3R\<
P-3 r
Mr-2 Fl
Catatan:
Skala untuk arah vertikal l/750,
MT-l adalah permukaan tanah pada tahun 196l (pada saat perencanaan)
MT-2 adalah permukaan tanah pada saat kerusakan parah pada tahun 1975
MT-3 adalah permukaan tanah pada saat kerusakan parah pada tahun 1977
struktur bagian bawah pada jembatan yang melintasi sungai adalah masalah perubahan
dasar sungai atau penggerusan setempat seperti yang telah disebutkan di atas, tetapi
sampai saat ini belum ada penjelasan yang lengkap mengenai mekanisme yang terjadi
yang dapat dipakai sebagai catatan berikutnya.
Oleh karena itu di bawah ini diberikan uraian singkat mengenai garis besar meka-
nisme penggerusan, cara penaksiran dalamnya penggerusan dan cara pencegahan
terhadap penggerusan.
Penggerusan di sekitar pilar pada umumnya seperti terlihat pada Gbr. 15.10 dan
penggerusan yang terdalam terjadi pada bagian lengkungan dinding. Sudut kemiringan
lereng bagian yang tergerus, secara kasar adalah sama dengan sudut material dasar yang
terkumpul dalam air, yaitu sekitar 30-40 derajat walaupun bervariasi sesuai dengan
ukuran butir, merupakan penggerusan berbentuk kerucut.
Persoalan mengenai penggerusan pada pangkal serta pilar jembatan sudah dipelajari
sejak lama, tetapi belum a{a penaksiran secara tepat yang memuaskan walaupun
penaksiran dalamnya penggerusan telah dapat diperoleh. Maka di bawah ini diper-
lihatkan cara penaksiran dalamnya penggerusan berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Andru.
fbrr
lBqpl? ?rsJeur e,{eE 'uzltunlgredp smzq edure3 Bueru rp guro?p Ip 'nll Eurdrues rq
'ue,>lEunlrqredry 8uz,( efes g1'91 'rqg eped lpedos efie?-eie? e,(ueq zpq uzleosred
u?)llnqluruelu uB)lB {upq e,(uunurn uuleqruel u1eda4 epzd efte4eq Eue.( renle1 e,(e5
uEluquef rBlld usc uulBquaf EIBda)I upsd uf.re{o8 EUBA rcn-I B,{uc t'sl
-urzlzp IIB{ g'l JulDIes J?sr{Joq punpu111p Eue,{ qereep duSSuerp 'ro11e; ,#;.:;
uulSuzqurrpodruour ue8ueq 'srue8re1 lnqosJel uoleq "^\q"q
Iol"q nele derdu 8urp1e4ss
undnelerrr 're8uns resup uu8uep urp u"{r?nse,(uaur BsIq u€p q"Iru"le BJBces {"selolu
u?{? rur I?rJe}Eru uup Suesedrp 'ue4rz1 e,(e8 e,{uqnuades uuquueru ndurBru 3ue,( uolaq
Ioleq netr" derdrg predes IBTJoIBIAtr 'lnqosJel uendrunl J?lDIes Ip rsupllosuol zrec n1rz,{
ueleqruel lsepuod eped uzsrueSSued depeq.rel uuEuelnSSueued eqesn n]"s qEI"S
(urc) sl'tt
'rupuy qelo uesq;tuad uf,urueleq II'SI 'rq9 08 09 0, 0
LOE u€leqrual relrd ueq ueleqruef epdey epe4 efraleg 6uea renl e,(eg €'SI
308 15 Kepala Dan Pilar Jembatan
q:ttlm2
Rr : Beban hidup akibat bangunan atas (t/m)
Rd : Beban mati akibat bangunan atas (t/m)
H" : Gaya mendatar akibat geseran dari pe-
nahanan gerak (t/m)
W"
q : Beban pembebanan (l t/m'z)
P, : Gaya tekanan tanah (/m)
I W" : Berat tanah (t/m)
F '. Gaya angkat (t/m)
4t, Qz, Reaksi tanah (t/m'?)
F
gempa, dan pada jembatan jalan kereta api, gaya sentrifugal atau beban kejut perlu,
lagipula melihat kenyataan bahwa dalam perencanaan kepala jembatan dengan bentuk
umum seperti yang disebutkan di atas, perhitungannya dibuat untuk pias selebar I
meter sehingga sebaiknya gaya luar yang bekerja dinyatakan dalam ton/meter.
Untuk tekanan tanah sebaiknya dipelajari dari Bab 2.
Untuk gayalvar yang bekerja pada pilar, berbeda dengan pada kepala jembatan,
maka gaya searah sumbu jembatan dan gaya tegak lurus sumbu jembatan perlu diper-
hitungkan. Gaya luar umumnya seperti terlihat pada Gbr. 15.13.
Pusat gaya berat
,, bangunan atas
R.R, R.Y. R. .Ro R,
't r tR. I I I
Qz 4j 4t
z0'0 O
,0'0
o
a0'0
E
Jr€ u?Jrle ueEuep qerees
luelsuo)
repd Sunfn uerEuq 1n1ueg
Aggapan kondisi
perencanaan
Perencanaan
tembok depan
Perubahan sebagian
bentuk dan
ukuran
Hal-hal yang
perlu diamati
atas nilai max. dari
Bergantung pada bentuk pilar maka lebih
lanjut dibagi sebagai berikut
Tipe balok
kantilever
Perencanaan tumpuan
muka
Perencanaan
tembok sayap
Kontrol keseluruhan
f.lQ: S :1e:eq e,(e8 odrt epe4 (q) Q :g :re^olrru"I :1o1eq edrl epu6 (e)
uee8np uuzlnu:e4
y'{ebar sayap
I}.*,-,*
Tinggi tembok sandaran
sisi yang terjepit pada counterfort dan pada tumpuan, seperti terlihat pada Gbr. 15.17.
Tetapi pengaruh jepitan pada tumpuan diabaikan, umumnya perencanaan dibuat dengan
anggapan bahwa tembok memar{ang merupakan pelat menerus yang ditumpu oleh
counterfort. Dalam merencanakan tembok memanjang, seperti terlihat pada Gbr.
15.18(a), tekanan tanah dianggap bekerja langsung pada tembok. Momen lentur dan
gaya geser pada tiap potongan a-a, masing-masing diperkirakan menurut persamaan
berikut ini:
w_.12
M': I -10
o- W''I
utr-
2
Di mata, W,: Beban pada tembok memanjang potongan a-a. Bila hanya ada
tekanan tanah, maka W*: Ko(y".x * q) (K,: Koefisien tekanan
tanah; y": Berat isi tanah; x: kedalaman dihitung dari muka tanah
ke titik yang ditiqjau; q: beban kerja).
l: Jarak ke pusat counterfort
Tinggi tembok
(b)
z,
tg
["IlU3^ qEuel ueuelal IJEp.'."""" ot
'J-: Z uelu^rla qeusl ueu€Ial
qeuet wrefJ............ 1!l
uendrunl rJrpuos leJeg."""""" g
(q) (?)
'lsulpnll8uol {oqurel
BpBd lB{lua^ uB8uBlnl 8uu1ug 6I'SI 'Iq!) 1uTl:e,r ue8uulnl
"n..r"i' ,i.:: : ;
:ln{rJeg ueeuesled lrunuotu uelzrtryedrp e,(u4leqes 'lZ'SI 'JqC eped tuedes
uoJJelunoc p {l}p derl upzd ueEuzlnued u,(u12,(uuq uep ueEuolod detl uped eXeg
'roJJelunoc relue 4eru[ J"qolos l?lo] q"uB] u"u"Ie] e,(eE uep I"truoslJoq ueuodruol
ednreq uueuscuored {n}un rleuel ueu"Iel 1ul pq ru"l"C 'de1s1 1zpt1 z,(rueseq ':esep
epud 1ldeft4 8ue,{ 4o1zq 63ut1 eueru ry I {nluoqJeq ltdsf 1o1zq IJ"p Insnr uz>1udruaru et
uudeSSue u"{J"sepJeq ue{?u?cuoJlp Uoye}unoa :|to{talunoc UnDaa?ua'tad (E)
",uq"q
'2.(uueqnrnyese4 qegunf [qurelp '?uecueJ uegeq ru8eqes uep tsepuod t1e1 epzd
zfte1eq 8ue.( ueqeq ue>11egl1:edrueul (e)97'91 'JqC 'g"uBI u"geuod {oqruel teue8uaru
iI q"B undnzle (1) psed z8ni leqrpp nped u.(uryeqes 'se1e Ip lnqosrel 1eq le8ur8uepq
'Euuluuruour Surpurp eped lrdei-re1 Euz,{ te,repluec {ol"q ueledrueru DI"I Suupes
"{nru
uefeq I{B{ E.,'rgeq
1ro;relunoc qelo ndrunlrp 8uz,{ snJoueu 1e1ed uelednreru 3uz1e1eq
uedeSSue u"{J"s"pJoq }Bnqlp uzeuzcueted ur(u4reqeg : tsopuod !4o4 uozwoaaad Q)
q tlm' ,1
M
A.>
'- o"o'Z
6"oi tegangao tarik maksimum dari tulangan.
.s
A->-
"-d"o
\
lnpns uzEuep o {lll} uep qesured sue8 1ue1rp EIrquedeE8ue ue8uep n1rz1
".&g"q'rurs rp J"seq
srJBE u")B"qrlJodrp u?{? rrE?u?q.lepe,(ued nlens zEEurqes ,uz>1qea,ut Eun88uel
-redrp"J?ces
ludup q"l"p" rsrs snp epud lrdeftel leled ue4edn:eur de.(us elr.guq uzdes8uz
eleru ur.Euolod epud e(efl-etz? EunlqEueru ru"l"p '(z) lntueq {nlun '(c)gZ.Et .rqC
epzd 4:edes {n}ueq n1re,( lenqrp Euues Suqud 8ue.{ ,un3ueglp
rde1e1 lnqesJo} uelequraf
z1ede1 gure"p rp gzr8odol uBBpEe>l uu{r"s"preq g111d1p qBI"pB 97.91 .rqg zped
"uru Eue,( >p1ueq->lnlueq
ueplnfunllp .ueleqruef ulede>1 Buzl
llredes rur de,(es rrep {nlueg
-e1eq uz6eq uped qeu4 Eunpuged reteqss uvnln1 ueEuep ueleqruef e1ede4 Eue4eleq
epud rsrs enpal uped de,(zs ueqduls.redruaru )fnlun u??s?rqeq ue>1edrueur rlupns
l-----]- --,*"'u?l
L.- ^ otQ \'.^.r? I
-.rc*).ololz--
u'' 3s!N)I'--_f-
o1
o,st^l*9
^.rra* L_
qil" I- E
tr
tr
0q
o 's
I3.
u
E.
o t
lq p 0'l
i
{i
(ru)
(ru.t) q
'uelequaf updaq
sule uupuq epud qupuar 1oq
-rual upud u[rarlaq Eue,( ui(ug SZ'SI 'qC
\
6
oo
a
oo
d
J
;b%
,l ,
//"
'i;it6
jembatan
t\
'(u 1 rad) q :1pp rpud BuBcuer mluel ueuotr tr 0€'SI 'rqg
(ur) z7 de,(zs Eurpurp Euufuu6
0', 0'€ 0'z 0't 0'0
0'z: u
z
8'l:u o
9'l:u o
z'l:u
O.I:U o
o
o
p
/cc u?E
srrBcueJ q?u?}
,gq u
euucuer geue]
q
d
I
o
o
o
bo
n=1,0
n: 1,2
n:1,5
z=1,8
n :2,0
ini mendekati hasil perhitungan langsung yang menganggap bahwa pelat terjepit di kedua
sisinya. Hal yang pentrng, gaya potongan untuk Gbr. 15.26(c) dapat diperoleh dari
Gbr. 15.30 dan Gbr. 15.31.
\
'rBJrd uBBuBruered lrBp UBqr ,$old Z€.SI .rqo
ulolol usEueJualad
3uer1 ueeuecuo:a6
Diisi kembali se
telah selesainya
penurunan kaison
o
\o
7000
\-\
'Euoro8-Euoro8 urece141 I'9I 'rqg
Eueqtuola6:eq rue6o1 8uo:oE-Suorog (a) udrd 3uoro3-Suoro3 (p)
l"d"p uBp ursoru-ulselu Iusdos luJoq 1?1"-t"13 uB{nlJeluolu {"pp u"DIIIuap u"8uep
'uuuues4eled ur"l"p q"pnu uep u"{g"pmdrp ludep 'ueEuJr rllqel IJIpues l"Jaq e,{uluslru
u"Euqune{ Ed"Joqaq r"fundureur EuzqruoleEreq tu"8ol EuoroS-SuoroE ?ueJE)
'sIIUEuIp
Euu,{ legrs-1e3rs ueEuep IaqISIaU Eue,( EuoroE-8uo:oE u€{BdnJelu tut 'EuequolaEraq
Eue,{ rueSoy u€qeq rJup EuoJoS-8uo.roE {n}un 'ledueles ueupse{ treEulSuetu ISaslod
Suoro8-SuoroE un8ueque{u {nlun JDIns nlelJo} Ieluel }BIed ueeuesluled ellq nele
':eqalaur €$IBdJol 8uoro8-SuoroE Suedureued s"nl ueP lurul dnlnr tsepuod qeuel BI{q
ual"un8Jedrp J€punq Sueduruued u€8uep Euo:ot-Euorog 's€13 tp EuoroS-Suoro8
sruaf eped uoluolelrp tut lesud urclep uesuqequred efuuueJu{ 'ue4eunEredtp >1e,(ueq
Eurlud 8ue,( t8esred EuoroS-Euoro8 uep J"punq 8uoro8-SuoroE IUI sluef-sluel IIEC
'e,{uualeunEredrp 8ue.( u"geq-u"g"q Inlueq ueEuop Imses
"Uos
I'9I 'rqC ur"lep uap"grTJedrp llJedes SuoroE-EuoroE 1n1uaq stuef ederaqeq epv
sz8 udrd nqu lulsrl
leqe>1zdrd 'uod14 1eqe1 'ueselug uelu!'rte uelnlus lgodos gsu"l g"^\"q tp uelledrueltp
Euz,( Sunqnq8ued rnlef te8eqes uuleunEredtp 8ue,( pE3ue1-p33u?1 n?l? lde e1erel
uzle[ 'ue1z[ gemzq rp unSueqrp 8ue,( ueunEu"q rlenqos qBI"p" SuoroE-Suorog
cNouoo-0NIouoc 9I
,{-"
322 16 Gorong-gorong
Beban yang bekerja pada gorong-gorong persegi adalah tekanan tanah vertikal yang
berasal dari tanah di atas gorong-gorong, tekanan tanah mendatar yang diberikan oleh
tinggi timbunan di samping gorong-gorong, beban hidup di atas gorong-gorong dan
gaya-Eaya reaksi.
Pada gorong-gorong persegi yang biasa, perubahan-perubahan kombinasi pembe-
banan tergantung dari pada tinggi tanah penutup di atas gorong-gorong apakah lebih
tinggi atau le0ih rendah dari 3,50 meter.
Dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan mengingat dalam kenyataan
bahwa pengaruh beban hidup berkurang jika tebal tanah penutup di atas gorong-
gorong lebih besar dari 3,50 meter.
(/) Bila tebal tanah pmutup kurang dari 3,50 meter: Dalam keadaan ini perhitungan
dibuat dalam 2 (dua) kombinasi, diperlihatkan dalam Gbr. 16.3(a) dan (b) dan bila
momen lentur dan gaya geser pada tiap-tiap titik telah didapat dari kedua perhitungan
gBuBl rs{Beu :Tod
(s'qr
'rqg tuqlt) 'uetentu u€qaq qelo ue{}eqr{Brp Eue,( ,0?
x .ur/uot g,y relepuew
q"uzl uBuu>lel gelo lqrueEuedrp 'qtretrs uzepeo{ ur?lBp guuel rr"u"{ol uersgeo) :o)l
'rutfuolO'l :lod:EuoroS-3uoro3 sqe rp BleJoru uBlBnhJ
(S'qt 'rqg) 'retreu 0S'€ Ir"p r"soq qrqol dnlnuod q"uel u"l?qere{ BIIS
('urluo1;
4""'
:(t'gl 'rqC) releur gE'g uepEuzrn4 dnlnued qeu"l u"lBqetel BIIB
'dnlnued qeu"l u"l"qe1e1 ueEuep renses Eue[
lDIrJoq rcpu pqrue8ueru ue8uep 3un1g1p 'dnpg u"qaq Buoro{ I"IrUe^ u"qeg :tod
rl ." L.oy : (rul/uo1)
8uoro3-EuoroE Suldruus uzrSeq eped ulre1eq JElupuoru q"uzl uuue>Io] :pqd
tq '"L :(rrtrfuol) Euo'roE
-EuoroE szl? ue?{nrrrred Euzplq eped efte1aq 3uz,( 'p4rga^ qBuel ueu"{eI :rpnd
'uezuzcuered
goluor ru"lBp ue{rJoqrp ueSunlrqred uuuruzs:ed-ue?ues:ad IJ"p delEuel 8ue,(
ueEderelel-uuEu"Jolo{ u"p ln{rJaq reEuqes IU"Jeq:eque8 uprd rs4ou/"pua}-spuzl
'Euedueuad ue?ugcuarod
4n1un re4edrp Eue,{ JESeq qrqel Euz,( nles qBIBS zleu ,lnqesJel rseurquol
lseq
'dnpJq ueqaq uuruqa,{ua; t.9I .rqC
'uuueqequad uBqaq qalo
UB)llreqlp rBlcpueur qBuBl uBuB{eI s'gl .rqc
--r
ol+l
I
BI
('gs't gup Eue.rnl dnlnuad qeuq luqat zgg) .uuqaq lsBulquo)J t.9I .rqg
(q) (B)
"2 ,na
--r
I
z
d
I tlm2
P oo,
1,0 * P,ar
(2) Bila tebal tdnah penutup lebih besar dari pada 3,50 meter: Dalam hal ini tidak ada
masalah jika gaya-gaya penampang didapat dari kombinasi pembebanan dalam Gbr.
16.6. Dalam tulisan ini notasi-notasi sama dengan pada pasal terdahulu. (1).
(1) Rencana batang gorong-gorong pers;egi : Pada gorong-gorong persegi, momen lentur
sebagian besar berubah-ubah dengan perbandingan panjang, luas dari pada ukuran
dalam penampang.
Dengan kata lain seperti diperlihatkan dalam Gbr. 16.7, momen lentur serta cara-cara
perencanaan batang berubah dengan bentuk penampang, contohnya bujur sangkar,
dan segi empat panjang dengan lebih besar dari panjangnya segi empat panjang.
tinggi yang lebar yang mana hal ini harus diperhatikan.
(2) Sambungan gorong-gorong persegi: Ini diperlukan untuk membuat panjang dari
\J Ll
Momen lentur dalam Momen lentur dalam
i*'i*xl* hal arah samping
lebih besar
hal bila arah vertikal
lebih lebar
+ T']
\7 0
o
L-=^--l m
rB
(a)
E (b)
SaYaP
h':1,0 * -
dP : llz'y' Co(hl * 2h*h)dx
s
ft,
i.Ps: ll}.y'CoJ. fA? + 2h'hldx
l" (01* *Jo)Q, - x)dx
' "s to: * 2h,ho) dx
J"
'uolaq lsBPuod
,I'9I'rqC
trdel rsupuog 1!dof rsepuod .0Zl udef rwpuod .06 lrdef rsepuod
"699 "081
(q) (e)
9
I?unl
uesrdzl
edrd uzrSeq uzp ueguqlu?l Jrwd u?8nrn Ieluo{ Euuprq epg :Jrsed resep c6g
:lrulrJeq rBSBqes ue>Inluelrp Jrssd Jes"p spud
rr"p EuDlnpuod lnpns '91'91 'rqc u"p ?I'9I 'rqc ruBl"p u"{l"gllredrp s"l? rP {nluog
Surseru-Surseru 'Jrsed IJ"p JBs"p u?p uoloq IJ"p JBsBp JBsBp {nluoq {nlun
"pB.trE8utd-r€Eutd rp nzlu rlse
'u?)ltup?dry 8ue,( (8utqel)
qeuzl lp lp8rp rnlz-rnl? qeloles ueu"lrp edrd'91'91 'rqD IUBIBp pJedes ue>14niun11p
8uz,( edq qBIBp" ualolos edrl 'ye,(o:d ed4 tu8eqes Suepuudtp (c) uzp (q) edrl uetp8
r"Euqes u"{oles ?u?ru rp IBr{ ru"J"C 'uz{olas edtd dnlnuaru ue€he{ed uep rsepuod qeuel
aped ue4qelepp udrd'ZI'91 'rqg tu"l€p u"{}"qllrodlp 3ue,( edr} q"l"pe 4e,{ord edta
'ue>loles edrl u"p 1e,(oJd edrl uulep Feqtp ueun8ueqrued e,{uue1e1 '1u1ecerd uoleq
uu4eun3redrp rur uzun3uq ur"lep BueqJapes ?ueJ"{ 'uu1n1ue1rp ueunSuequred erec
q"lalas ueeuecuorad ur8unlrqred rzszp 4o1od rprfueu 1gru"lp 3ue,{ udld uqzn{e{
e;llf qllldp 8ue,( ede rsepuod sruof 'J?punq 3uoro8-8uo:o8 ueqzuzcuoJeur ru"leq
(fr.Lrq+ff.fr.h)#:
* ?)',l oc.t .zlt :
xp (x -,t)Pq*q:, # - w'.'
LZE repunfl EuoroS-Euorog Z'91
7
328 16 Gorong-gorong
Lebih
besar
dari 20 cm dari 20 cm
(a) Pondasi pasir 60" (b) Pondasi pasir 90' (c) Pondasi pasir 120'
bawah ditutupi oleh dua jari-jari yang membentuk sudut 90' (Gbr.
16.1s(a).
90' dasar pasir: Bila urugan pasir tambahan menutupi setengah dari pada pipa
(Gbr. 16.1s(b)).
120'dasar pasir: Bila urugan pasir tambahan mencapai puncak pipa (Gbr.
l6.ls(c).
,a
C"
-.7
:_exo(KH"l\\ I (H - H"\
- exp (K. H.lB")
"\ A i
Di sini:
Berat isi tanah (ton/m3)
I
H,
-^
*:
:ln{rrsq luedes edrd rrep uelurfnp Euz,( rn1ue1
uoruour 'h qelepe (99'1 Euudal rp) 4e1er ueqaq depeqJol u?u?ru"o{ rol{"J IIqtuBIC
(ru/ED udrd urpues lzreq ill
(ru) edrd I"qol rJzp lesnd redruzs Jesoqre] rrel-r:ul :l
(ru/8$ 4uqed uu{rreqrp qz1a1 u,(uuserq 'udrd uup {B}oJ u"qoq :'d
:ruIS IC
(rt?$t. r14 6tZ'O + /'.'d .
8lE'O :' I{
:ln{rJeq ueeruzs;ed ue8uep lzdeprp edrd
eped ulre4eq Euz,( unurx?ru Jnluol uotuory:('I4t) uD4ullilp ?uo,( m7ua1 ualuory (/)
uBBuuJuared z'z'91
I'9I IEqEI
u"{sun8Jedrp ledzq 'g ue8uep r"nses qzqn-q"qnJoq 'rnluaq uersgeo; '.t
.97 e,(ueszrq 'epor uep ue:eqe,tued lnpng i0
zpor epzd rJ"p {€luo{ Sueprq Eue[ue4 iq
uz"Jepuo{ qelo rledruelrp 8ue,(;eqa1 :/14
(E$ 3uu1e1eq flqoru u"qo{ id
"por :IUIS IC
yet-az
(ur/8{) @ -gt! t. q)n - 'U
+ t)dz
dnprq uoqag (e)
(uti3l) '{.H.[ : o6
repungEuoroE-Euorog Z'91
330 16 Gorong-gorong
M:k(Qa*Q)'r.
Di sini, k: koefisien karena bentuk pondasi, nilai tersebut terdapat seperti pada
Tabel 16.2
(j) Pemilihan bentuk pondasi: Tidak ada masalah yang timbul dalam pemilihan bentuk
pondasi jika M,, sama dengan atau lebih besar dari M.
Seperti telah dibicarakan dalam pasal16.1.2 (l) adalah sangat penting untuk mem-
buat perhitungan-perhitungan dalam dua keadaan dari kombinasi pembebanan. Dan
membuat rerwula derrgan gaya-gaya setempat lebih besar dari pada di atas bila tebal
//AY/ a
ll 6 N
ll
E a:
a1
-t€
,30m{ -18 -3,0m 0,30 m
N
il
8o : 3'30 m
^B: 3,60 m
d
I
I
'Bfraleq EuuI uuqag 02.9t .rqg zw/l t9'9: z"d
zwA L6'e : zqcd ,utll 16'9 : zcttr
tn.l6zo9 :
}t't x ta
\709'z - tt't x ilg'z x 16'z+ €0t'E(28'0 + \z'd(,
ogtz
: s)C : )s)
tn.t Lg'l : O9l(16't. x Z : + 6Z'I x t)rgzg,T,
Ogll'waz +'*ail\n : or) : vs)
ru.1 [6, I :
o9l(16'E x e + 6z't x z)zgzT'(,: ogl(wat +'oraz)ZH : ro) :ay)
uoqaq uo8unllqtad Toto{g C)
(rnluaquarsueo{ + I)ry
EUE{EIaq Bpor u€qeq x z
:!+tJ
'upor red uol g Irqu"rp
[qoru Bue4eleq epor
ueqeq ueSuntlqred qoluoc lu"l"p Io '61'9I 'rqg zped
lgedes de88uury u"qeq uEBpEo{
'tue1e1eq u"qeq Bnqrrlsrp uesuqeqrued eped redrues e1g:uoqaq uo*m1nlta4 e)
"poJ
'EruBS rIBI"pB uele4epued (q)g'qt ..rqg
epud ueTleqredrueru uzEueq '(e)g'gt 'rqg
eped q"les?rr {nlun u"{r"qrue8rp Eue,(
uz8tmlrqred goluoo 'rur psed ru"pp rde1e1 'Joloru 0s'€
IJEp Euernl dnlnued qeuzl
332 16 Gorong-gorong
F _? x
Lot: LaD:_P,r.Btr
-t -T: 3,302
:_6,53 5,93 t'm
reaksi tanah sebagai berikut:
(/)Perhitungan bilangan anu: Karerra kotak kerangka kaku menerima beban simetris,
sesuai dengan pembahasan pada contoh irri: -9oi 0n- 0n:
-9ci Mnc: -Mcni
Mto: -Moe; dan R:0.
Sebagai terlihat bilangan yang tidak diketahui ialah 0n
dan 0u, dan matrik untuk mencari bilangan anu ini adalah:
f2+p 1 l[o,l_fC"o-Cno1
L, r*,.-llr,l:1.,. - u,^)
Kemudian nilai a, p didapat seperti berikut:
(1) Tembok srsi.' Gaya geser dan momen lentur dari tembok sisi (A-B atau C-D)
diperlihatkan pada Gbr. 16.21 sebagai berikut:
'sBtB luld BpEd Blra{eq Eue,{ uuqeg ZZ'gl'qlJ-
ru St'g : r1
t
sls- -
tttr|J I caq- ==--1-:
'l',Ll + ltil
'ss'
:ln{rJaq rcEeqos ludeprp s,(uJnluel uoluoru zlras t.(u:asa8 edt8 uzp ZZ'91 'qD uj?lsp
uz4luqgredrp Eue,( rgedes ueuuqeqrued IUBIEp s"131"lad :O-S) snwf1ocund p1a4 Q)
'ur.l ,6'0 -:
- e8z't x , 8z't x lg't :'n-w'.'
vs'E
ffi- zBZ'r
*r-
tvyg* .* - - -*.!',11 - x.sYS -'N
' -J_-
',41 - '.11
'tu 8Z'I : x eP"d "".,;4- Eu?ur IP x uEIIIluop ue8uep
ru gz't'[ _ lLb'jxZ :y.. t
AI 60, LT rt'v x tLt'o x v - zlL6't-)' + l6't
'lt'l + xL6't. - zxlLl'\ :
x(:.
9q8'7
-,x L6't - 6Z'1
- xL6't - rc'n:,*=-&--x',44
- "A - er5:0:'s
:eEEurges 'g uzEuep zrues '5 Eueru Ip {lll}"41
qmqes q"lup" "-t[ ltep uuInpnPa)
':uu.lrg'E- : YQN - : aW'u'1tg'E- - av14J : Yq
'l..^^,c_
so'' _ sz\'z _ sz8'7' x q
vs't - tg't
I 9 -rr- r
rvl1l-+asrlt- t rtl4z + rA4-
'uol 928'Z .s
l['f = v9'E + VS'E- -;aE'z ^elaT&6Erz: e,
vry+% ,z1aa27- o
,rrlt tg't : ls
N
Czg
,wlt 67'1 :
334 l6 Gorong-gorong
_ sr"./ _w,(t_\,
lvtmax:---- .;\.ll _(tl2 - t)2w,
---'-*Mrc
^, Z L) \L/ L
(ry-0,3s)'x2,et
:--r--
x 3,30 3,10
8,90
z ^\-z-i
/3,30\'?
- 3,64
: 4,37 t.m
(3) Pelat bawah (D-A): Selama anggapan kondisi pembebanan seperti pada Gbr.
16.23 maka gaya geser dan momen lentur adalah sebagai berikut:
s_ : _ eAD-
s._ :
W.l _!t!4l lut4p _6,53 x
:----T- 3,30 -3,54 + 3,54
eDA- 2 - I - 3Jo
: 70,77 t.m.
Keduclukan dari M."* dilihat dari momen akhir dan keadaan pembebanan adalah
pada sebuah titik di mana x sama dergan I12.
o .Y
Al J
Mn:3,54t'm
/:3,30,,- I
(1) Pemeriksaan tebal penampang; Koefisien Cr, untuk o,o dan o", didapat pertama
kali dan selanjutnya, tebal effektif dapat dihitung dengan:
d:Cttr
Ipodes Brues 3u.( UBIBI ueEuo61 :up8uzpl Suonq spnfunqrunqa4 uoBun\ryta4 e)
'iv
N
a
_o( +
iz u.l - il I u .1 i6'0 -
'6'0 P-
ll
og
-
p
0e'
N-*
@
o€'t = 3 5
tJ
{
:L
T
j
(re1ue1)
ur 0I'0 qe,neq 1e1ad 'rdeloa
ur l0'0 dn6ua4 ,p
(r€tueD Z,N
ul 9e'0 q€1r\?q ]elod ,p--:r
qht
a
ru t'0 lecund 1e1e4
-:
Iu €'0 rsrs IoqueJ ry (a + a)1,.: "hl
c'9I leqBr
s€€ r8esre4 Euo:oE-6uoro9 ueuuecueJed qoluof, €'91
,i
f,/,:'a7
336 16 Gorong-gorong
D13
D13M
,r1 ( l\o r:
D16 Dr3 | o)o I
D13 @ Dt3 @
D16
D13
o,No"
Gbr. 16.25 Diagram pemasangan batang tulangan utama (gorong-gorong kotak tunggal). :
diterangkan terdahulu, koefisien C, dan C, untuk o"odan o"o didapat, dan kemud.ian
kebutuhan luas dapat dihitung dengan:
A,: Cr CriM.N
-;
Dalam hal ini, yang dipergunakan untuk d ialah tebal dikurangi tebal penutup tulangan
(d:t-d').
(J) Tegangan geser: Tegangan geser dihitung dengan persamaan berikut dan tidak
ada masalah jika hasil ini lebih kecil dari pada nilai yang diijinkan.
L_
j.b.d
(4) Luas tulangan dalam contoh ini: Gambar pemasangan tulangan utama beton di-
pengaruhi oleh banyaknya kebutuhan tulangan dalam contoh ini diperlihatkan pada
Gbr. 16.25.
Batang-batang dalam gambar @ dan @ direncanakan pada jarak 125 mm untuk
penyusunan batang membujur, batang D13 disusun pada jarak 300 mm dari kedua sisi
dalam dan luar dari tulangan utama. Gambar rencana per I meter panjang diperlihatkan
dalam Gbr.16.26.
:', ,,*ri
".;to"rd--l
'. , . ,; "lri ii.Pefl I
. I i :r\Il :
Qor,5 o :
,a\q ;
g Er
-32
$E-
oE
i6
lx
'@c
Elo
{ l- 6
3ls
l"
t:
tl
..
o\
N
o\ I
-\
, -.:
-t It
Li
fr th,
:
+l t:
EI ,o
F -c
! 6E t
iC
i
;q
?3 fT
lEi :l
-
r-i
:
srsEl+leF
*---i-[
?B
ts
I.{
t-
l
.s
il
l
fl ,.i
lE
=F
I l-Ei tlEl
t-
I TTa !
: a- ! tgd*
i
.S
it, i ili
H-rlJ ru F F sJi
:t EIdI EI
1S E --t'
Et.
i lT"l ,I,l
,lFl
l n#.1, .i-i] rg
|=
EA
Elu
i