You are on page 1of 9

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol.

3 (1) : 84 - 92 ISSN : 2442-8744


March 2017

FORMULASI SEDIAAN MOUTHWASH PENCEGAH PLAK GIGI EKSTRAK BIJI


KAKAO (Theobroma cacao L) DAN UJI EFEKTIVITAS PADA
BAKTERI Streptococcus mutans

MOUTHWASH FORMULATION OF TOOTH PLAQUE PREVENTING OF KAKAO


(Theobroma cacao L) SEED EXTRACT AND EFFECTIVITY TEST
ON Streptococcus mutans

Apriyanti Anastasia*, Yuliet, Muhamad Rinaldhi Tandah


1
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.

Received 20 Mei 2016/Accepted 1 Oktober 2016

ABSTRAK

Penelitian mengenai formulasi sediaan mouthwash pencegah plak gigi ekstrak biji kakao serta telah diuji pada
bakteri Streptococcus mutans dengan melakukan variasi konsentrasi gliserin sebagai humektan dalam sediaan yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi gliserin sebagai humektan terhadap bentuk fisik, sifat
kimia dan zona hambat bakteri Streptococcus mutans dalam formula mouthwash serta untuk mengetahui formula
mouthwash yang memiliki mutu fisik dan aktivitas antibakteri yang paling tinggi. Metode yang digunakan meliputi
tahap ekstraksi biji kakao, pembuatan sediaan mouthwash dengan 4 formula menggunakan variasi gliserin F1 (0%),
F2 (15%), F3 (20%) dan F4 (25%) dilanjutkan dengan evaluasi formula yang meliputi uji stabilitas formula, uji pH
formula dan uji diameter daya hambat. Pengujian dilakukan pada hari ke-0, 7, 14 dan 21. Konsentrasi gliserin
sebagai humektan dalam formula mouthwash ekstrak biji kakao mempunyai pengaruh terhadap diameter zona
hambat, namun tidak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap bentuk fisik dan sifat kimia
formula.Konsentrasi gliserin yang memenuhi mutu fisik dan aktivitas antibakteri paling baik yaitu 15% yang
terdapat pada formula 2.

Kata kunci : Mouthwash, Ekstrak biji kakao, Streptococcus mutans, glycerin.

ABSTRACT

Research on the formulation of preparations mouthwash prevention of dental plaque extract of cocoa beans
also has been tested in Streptococcus mutans bacteria by variations in the concentration of glycerin as a humectant
in preparation which aims to determine the effect of different concentrations of glycerin as a humectant to the
physical properties, chemical properties and inhibition zone Streptococcus mutans bacteria in mouthwash formula
and to know the mouthwash formula that has the physical quality and the highest antibacterial activity. The method
used includes the step of extraction of cocoa beans, preparation of a mouthwash with 4 formula using variations of
glycerin F1 (0%), F2 (15%), F3 (20%) and F4 (25%) followed by an evaluation formula that includes organoleptic
tests, pH test and the test of inhibition diameter. Tests performed on days 0, 7, 14 and 21. The results showed the
concentration of glycerin as a humectant in a mouthwash formula cocoa seed extract has an effect on the diameter of
inhibition zone, but did not have a significant effect on the physical and chemical properties of cocoa seed extracts
mouthwash, The concentration of glycerin which meets the physical quality and the most excellent antibacterial
activity that is 15% contained in the formula 2.

Keywords: Mouthwash, cocoa beans extract, Streptococcus mutans, glycerin.

*) Corresponding Author: Apriyanti Anastasia apriyanti_anastasia@yahoo.com (ph: +6285241308227)

84
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

PENDAHULUAN bakteri utama penyebab plak gigi (Purnamasari,


Kesehatan mulut merupakan suatu hal 2010).
penting bagi manusia terutama dalam pergaulan Selain bahan aktif, bahan lain yang tidak
sehari-hari. Berbagai masalah yang behubungan kalah penting dalam komposisi mouthwash yaitu
dengan mulut sering terjadi dalam kehidupan humektan. Humektan berfungsi menjaga agar
manusia, diantaranya bau mulut dan periodontal zat aktif dalam formula obat kumur tidak
yang disebabkan oleh plak gigi (Pradewa, 2008). menguap sehingga membantu memperlama
Plak gigi adalah lengketan yang berisi kontak zat aktif pada gigi serta memperbaiki
bakteri dan produk-produknya yang terbentuk stabilitas suatu bahan dalam jangka lama. Selain
pada permukaan gigi. Baktxceri yang berperan itu, humektan juga menjaga bahan-bahan
penting dalam pembentukan plak gigi adalah mouthwash tidak menguap ke udara. Humektan
Streptococcus mutans. Bakteri ini dapat yang sering digunakan adalah gliserin yang juga
membentuk koloni yang melekat erat pada dapat berperan sebagai bahan pelarut dan bahan
permukaan gigi dan mempunyai kemampuan pengatur kekentalan (Akarina, 2011).
untuk memfermentasikan sukrosa menjadi asam, Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
menurunkan pH permukaan gigi dan Hizonat (2007) mengenai aktivitas ekstrak
menyebabkan mineralisasi gigi (Pradewa, 2008). etanol biji kakao sebagai antibakteri
Salah satu cara untuk mengatasi Streptococcus mutansdiperoleh hasil bahwa biji
terbentuknya plak gigi yaitu dengan kakao bersifat bakteriostatik pada konsenstrasi
menggunakan obat kumur (mouthwash) yang 7,5% sedangkan pada konsentrasi yang
mengandung bahan antibakteri. Mouthwash mendekati 9% mekanisme kerja ekstrak etanol
(obat kumur) adalah formula berupa larutan, biji kakao terhadap Streptococcus mutans lebih
umumnya dalam bentuk pekat yang harus ke bakteridal. Begitu pula pada penelitian yang
diencerkan dahulu sebelum digunakan, dilakukan oleh Purnamasari (2010) yang
dimaksudkan untuk digunakan sebagai menguji pengaruh ekstrak biji kakao dalam
pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorok. menghambat Streptococcus mutans dalam
Menurut definisi yang lain, mouthwash adalah berbagai konsentrasi dengan menggunakan
larutan yang biasanya mengandung bahan metode pengenceran seri tiap konsentrasi dan
penyegar nafas, astringen, demulsen, atau pengamatan ada tidaknya pertumbuhan
surfaktan, atau antibakteri untuk menyegarkan Streptococcus mutans pada tiap tabung diperoleh
dan membersihkan saluran pernafasan yang hasil konsentrasi ekstrak biji kakao yang efektif
pemakaiannya dengan berkumur (Akarina, dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus
2011). mutans adalah 12,5%, maka penulis melakukan
Bahan aktif formula mouthwash yang penelitian lanjutan untuk menguji efektivitas
bersifat antibakteri dapat berasal dari bahan ekstrak biji kakao terhadap bakteri
kimia maupun bahan alam. Namun karena Streptococcus mutans bila menggunakan variasi
VORJDQ ³Back to Nature´ \DQJ VHULQJ WHUGHQJDU kadar gliserin sebagai humektan dalam formula
di masyarakat, maka bahan alam pun menjadi mouthwash.
sorotan yang sangat populer. Salah satu bahan
alam yang dapat digunakan sebagai bahan aktif METODE PENELITIAN
mouthwash adalah biji buah kakao (Theobroma Waktu dan Tempat
kakao, L) (Akarina, 2011). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Biji kakao mempunyai beberapa komponen Fitokimia dan Farmakognosi Fakultas
aktif yang salah satunya adalah polifenol. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kandungan polifenol pada biji kakao didominasi Universitas Tadulako mulai bulan Juli 2013
oleh katekin dan epillogalokatekin. Polifenol sampai bulan Agustus 2013 dan dilanjutkan di
merupakan senyawa yang berpotensi sebagai Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
antibakteri dan polifenol yang dikandung biji Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
kakao ini dapat menghambat pertumbuhan Universitas Tadulako mulai bulan September
bakteri Streptococcus mutans, yang merupakan 2013 sampai bulan Maret 2014.

85
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Alat dan Bahan Filtrat kemudian dipekatkan dengan mesin


a. Alat rotary evapourator selama 2 jam untuk
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini memisahkan solven dengan ekstrak biji kakao,
yaitu gelas kimia (Pyrex®), wadah kemudian filtrat dipindahkan ke wadahuntuk
penampung ekstrak, oven (SHE LAB®), menguapkan sisa solven (etanol 80%) yang
cawan petri (Pyrex®), tabung reaksi(Pyrex®), masih tertinggal dalam ekstrak hingga
ose, pencadang, mikro pipet, inkubator (Eyela diperoleh ekstrak yang pekat.
SLI-400®), rotary evapourator ;,¶$1 +HEŠ d. Pengujian Antibakteri Ekstrak Biji Kakao
RE-3000A), batang pengaduk, timbangan Pengujian antibakteri ekstrak biji kakao
analitik (OHAUS®), cawan porselen, pipet dilakukan dengan cara difusi menggunakan
tetes, gelas ukur(Pyrex®), corong, paper disc steril.
erlenmeyer(Pyrex®), LAF (Steramline®), Disiapkan cawan porselen steril sebanyak 5
jangka sorong, mortir dan stamper. buah dan masing-masing diisi dengan ekstrak
b. Bahan biji kakao berbagai konsentrasi. Cawan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian porselen pertama diisi ekstrak dengan
ini yaitu bakteri Streptococcus mutans,media konsentrasi 100% (1 gram/1 mL air hangat),
MHA (Mueller Hinton Agar), biji kakao, cawan porselen kedua diisi ekstrak dengan
etanol 80%, kertas saring, aquades, gliserin, konsentrasi 50% (0,5 gram /1 mL air hangat),
propilenglikol, Na-sakarin, mentol. cawan porselen ketiga diisi ekstrak dengan
konsentrasi 25% (0,25 gram/1 mL air hangat),
Prosedur Penelitian cawan porselen keempat diisi ekstrak dengan
a. Pengumpulan sampel konsentrasi 12,5% (0,125 gram/1 mL air
Sampel dikumpulkan dari perkebunan hangat) dan cawan porselen kelima diisi
kakao di Desa Palolo Provinsi Sulawesi ekstrak dengan konsentrasi 6,25% (0,0625
Tengah pukul 10.00 WITA. gram/1 mL air hangat). Kemudian disiapkan
b. Penyiapan simplisia medium MHA (Mueller Hinton Agar) yang
Kakao yang telah dikumpulkan telah dipadatkan bersama bakteri
kemudian dibelah untuk mengeluarkan isinya. Streptococcus mutans dalam cawan petri. Lalu
Kemudian disortasi basah dengan cara dimasukkan paper disc steril sebanyak 5 buah
menghilangkan kotoran yang menempel dengan jarak yang sama antara satu dengan
ataupun isi kakao yang rusak. Lalu di cuci yang lain. Masing-masing paper disc itu
dengan air bersih mengalir. Setelah itu dijemur kemudian ditetesi dengan ekstrak yang telah
di tempat yang tidak terkena sinar matahari disiapkan tadi, satu paper disc untuk 1
langsung agar biji kakao terpisah dari konsentrasi sebanyak 10 µmL. Setelah itu
buahnya. Biji kakao kering kemudian disortasi diinkubasi pada suhu 37O selama 24 jam.
kering untuk memisahkan kotoran yang masih Pengamatan dilakukan dengan menghitung
menempel dan dilakukan pengelupasan kulit zona hambat yang terbentuk menggunakan
biji agar diperoleh biji kakao utuh lalu jangka sorong.
dipecah-pecahkan agar biji kakao berukuran
lebih kecil dan siap untuk diekstraksi. Rancangan Formula Mouthwash Ekstrak Biji
c. Pembuatan ekstrak Kakao
Serbuk biji kakao ditimbang dengan Formula mouthwash yang dibuat sebanyak 4
menggunakan timbangan analitik sebanyak formula dengan variasi konsentrasi gliserin
250 gram. Serbuk biji kakao tersebut sebagai humektan dan masing-masing formula
kemudian direndam dengan etanol 80% dibuat sebanyak 50 mL dengan replikasi
sebanyak 900 mL selama 24 jam lalu diaduk sebanyak 3 kali seperti yang ditunjukkan pada
secara konstan dengan menggunakan tabel di bawah ini.
pengaduk magnetik selama 1 jam, terlindung
dari cahaya kemudian disaring menggunakan
kertas saring. Hal ini dilakukan sebanyak 3
kali pengulangan sehingga diperoleh filtrat.

86
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Tabel 1. Rancangan Formula Mouthwash Estrak c. Uji Diameter Daya Hambat, menggunakan
Biji Kakao metode difusi dengan menggunakan paper
disc. Masing-masing formula ditanam dalam
medium MHA sebanyak 10 µmL dan
Formula diinkubasikan selama 24 jam. Pengamatan
dilakukan dengan menghitung diameter zona
Bahan hambat setiap formula. Pengujian ini
dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan 21.
F1(%) F2(%) F3(%) F4(%)
Analisis Data
Data yang diperoleh pada pengukuran pH
Eksrak biji
dianalisis secara statistic menggunakan metode
6,25 6,25 6,25 6,25 Paired Sample T-Test untuk melihat ada
kakao
tidaknya perbedaan bermakna setiap formula
Gliserin 0 15 20 25 yang dibandingkan dengan hari ke-0. Sedangkan
data hasil pengukuran diameter zona hambat
Propilenglikol 10 10 10 10 dianalisis secara statistik menggunakan metode
Twoway ANOVA dengan tingkat kepercayaan
95% untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
Na sakarin 0,1 0,1 0,1 0,1 gliserin dan waktu penyimpanan terhadap
aktivitas antibakteri (diameter daya hambat)
Mentol 0,25 0,25 0,25 0,25 mouthwash.
Aquades
100 100 100 100 HASIL
hingga
Tabel 2. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji
Kakao
Pembuatan Mouthwash
Pembuatan mouthwash formula 1 diawali Konsentrasi Ekstrak Diameter Daya
dengan menggerus mentol di dalam mortir yang Biji kakao (%) Hambat (mm)
ditambahi sedikit etanol sampai larut. Kemudian
berturut-turut dimasukkan propilenglikol, Na 6,25 15,8
sakarin dan ekstrak biji kakao yang telah
dilarutkan terlebih dahulu dalam sedikit 12,5 17,5
aquades. Dicampurkan hingga rata dan
25 20,4
ditambahkan dengan aquades yang masih
tersisa. Lalu dipindahkan ke dalam wadah untuk 50 23,9
diamati. Perlakuan ini diulang untuk formula 2-4
dengan penambahan gliserin sesuai variasi 100 26,8
konsentrasi yang diuji.

Evaluasi Formula
a. Uji stabilitas formula, dengan cara mengamati
warna, bau, rasa, kekeruhan dan adanya
endapan pada formula selama 21 hari dengan
waktu pengamatan pada hari ke 0, 7, 14 dan
21.
b. Uji pH formula, menggunakan pH meter yang
telah dikalibrasi dengan menggunakan larutan
buffer standar dan pH 7. Pengujian ini
dilakukan selama 21 hari dengan waktu
penambilan data pada hari ke 0, 7, 14 dan 21.

87
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Tabel 3. Hasil Uji Stabilitas pH Formula Tabel 5.Hasil Uji Diameter Daya Hambat
Mouthwash Ekstrak Biji Kakao Formula Mouthwash Ekstrak Biji
Kakao
pH Hari Ke-
Formula
0 7 14 21
Diameter Daya Hambat (mm)
Formula Hari ke-
F1 6,17 6,03 5,95* 5,86*
0 7 14 21
F2 6,20 6,17 6,15 6,11 F1 12,20 9,60 8,10 0
F2 13,60 13,60 13,30 12,20
F3 12,80 12,40 12,40 10,20
F3 6,22 6,20 6,17 6,14 F4 12,80 12,20 11,60 9,80

F4 6,25 6,23 6,19 6,16 PEMBAHASAN


Mouthwash merupakan salah satu sediaan
mulut yang banyak beredar di pasaran. Salah
Keterangan : Tanda (*) menandakan adanya satu keuntungan mouthwash yaitu mudah
perbedaan bermakna dibandingkan dengan hari ke-0. dibawa kemana-mana. Selain itu, mouthwash
praktis ketika digunakan dibandingkan dengan
Tabel 4. Hasil Uji Stabilitas Organoleptik sediaan mulut lainnya, misalnya pasta gigi.
Formula Mouthwash Ekstrak Biji Mouthwash yang beredar di pasaran mempunyai
Kakao banyak manfaat, mulai dari menyegarkan mulut,
menghilangkan bau mulut sampai mengurangi
Hari ke-
Formula Pengamatan pembentukan plak atau karies pada gigi.
0 7 14 21
Bau mentol mentol mentol mentol Melalui penelitian saat ini, peneliti ingin
Rasa
Mint Mint Mint Mint membuat mouthwash dengan tujuan teraupetik
manis manis manis manis
F1 Endapan Tidak Tidak Tidak Tidak yaitu mengurangi pembentukan plak atau karies
Kekeruhan Ya Ya Ya Ya gigi menggunakan bahan alam berupa ekstrak
Merah Merah Merah Merah
Warna
kehitaman kehitaman pekat pekat biji kakao (Theobroma cacao L). Bahan alam ini
Pengamatan 0 7 14 21 digunakan karena berdasarkan penelitian
Bau mentol mentol mentol mentol
Mint Mint Mint Mint Adrianto (2012) dan Purnamasari (2010)
Rasa
F2
manis manis manis manis diketahui mengandung senyawa polifenol yang
Endapan Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Ya Ya Ya Ya
dapat menghambat pembentukan glukosa oleh
Merah Merah Merah Merah bakteri Streptococcus mutans sehingga sulit
Warna
kehitaman kehitaman pekat pekat membentuk plak pada gigi karena glukosa yang
Pengamatan 0 7 14 21
Bau mentol mentol mentol mentol akan diubah oleh bakteri tersebut menjadi asam
Rasa
Mint Mint Mint Mint yang dapat melarutkan email gigi dan
manis manis manis manis
F3
Endapan Tidak Tidak Tidak Tidak membentuk plak. Selain itu, biji kakao juga
Kekeruhan Ya Ya Ya Ya diketahui mengandung senyawa katekin yang
Merah Merah Merah Merah
Warna
kehitaman kehitaman pekat pekat mampu mencegah terbentuknya plak gigi
Pengamatan 0 7 14 21 dengan cara mendenaturasi protein bakteri dan
Bau mentol mentol mentol mentol
Mint Mint Mint Mint menyebabkan bakteri akan kehilangan aktivitas
Rasa
F4
manis manis manis manis fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan
Endapan Tidak Tidak Tidak Tidak
Kekeruhan Ya Ya Ya Ya baik dan kemudian sel menjadi rusak.
Merah Merah Merah Merah
Warna
kehitaman kehitaman pekat pekat

88
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Langkah awal penelitian ini yaitu dengan Langkah selanjutnya yaitu melakukan
membuat ekstrak biji kakao. Adapun kakao yang pengujian awal yang bertujuan untuk
digunakan berasal dari perkebunan kakao di mengetahui persentase ekstrak yang digunakan
Desa Palolo dengan tingkat kematangan sedang dalam formula mouthwash. Berdasarkan pada
hingga matang, yang dapat dilihat dari kulit pengujian ini diperoleh bahwa semua
kakao yang berwarna kuning kehijauan hingga konsentrasi mempunyai zona hambat sehingga
kuning. Kakao yang telah diperoleh kemudian dapat digunakan pengenceran dengan
dikeluarkan bijinya dan dijemur terlebih dahulu konsentrasi 6,25%yang merupakan konsentrasi
untuk memisahkan daging dengan biji kakao terkecil ekstrak (KHM) yang dapat menghambat
yang ada. Proses penjemuran dilakukan di pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
tempat yang tidak terkena sinar matahari Langkah ketiga dalam penelitian ini yaitu
langsung untuk mempercepat proses pemisahan. pembuatan mouthwash. Adapun bahan-bahan
Setelah kira-kira 1 minggu dan buah kakao telah yang digunakan selain ekstrak biji kakao yaitu
terpisah dari bijinya, maka dilakukan gliserin sebagai humektan, propilenglikol
pengelupasan karena biji kakao masih sebagai kosolvent dengan tujuan membantu
terbungkus kulit biji. Pengelupasan kulit biji melarutkan senyawa fenol, natrium sakarin
dilakukan selama 1 hari secara manual dengan sebagai pemanis, mentol sebagai pemberi rasa
menggunakan pisau lalu biji kakao yang dan aroma dan aqua steril sebagai pelarutnya.
diperoleh dijemur kembali di tempat yang tidak Mouthwash dibuat menjadi 4 formula dimana
terkena sinar matahari langsung. Hal ini setiap formula menggunakan konsentrasi
dilakukan agar senyawa-senyawa yang gliserin yang berbeda-beda, yaitu 0%, 15%,
terkandung dalam biji kakao tidak rusak oleh 20%, 25%. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya sinar matahari. konsentrasi gliserin yang mampu memberikan
Setelah proses ini selesai, maka langkah kerja yang maksimal karena diketahui bahwa
selanjutnya yaitu mengekstraksi biji kakao yang gliserin dalam penelitian ini dimaksudkan
telah diperoleh. Proses ekstraksi menggunakan sebagai humektan, yaitu zat yang membantu zat
metode maserasi yang mengacu pada penelitian aktif (ekstrak biji kakao) untuk memperlama
sebelumnya dengan menggunakan pelarut etanol waktu kontak dengan mulut dan gigi.
80%. Sebelum mengekstraksi, biji kakao yang Setelah mouthwash telah selesai dibuat,
ada terlebih dahulu di perkecil ukurannya. Hal dilakukan beberapa pengujian pada hari ke-0, 7,
ini dimaksudkan agar ketika proses ekstraksi 14, dan 21 diantaranya uji organoleptik dengan
berlangsung, molekul-molekul pelarut dapat melihat ada tidaknya perubahan warna, bau, rasa
dengan mudah menembus sel-sel biji kakao dan kekeruhan; uji pH menggunakan pH meter
sehngga proses ekstraksi menjadi lebih dengan larutan baku standar pH 4 dan pH 7 yang
maksimal. Selain mengacu pada penelitian bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pH
sebelumnya yang dilakukan oleh Purnamasari mouthwash ekstrak biji kakao dengan pH mulut
(2010), digunakan maserasi dalam proses serta uji zona hambat dengan menggunakan
ekstraksi juga karena metode ini merupakan medium MHA (Mueller Hinton Agar) dan
metode sederhana yang tidak membutuhkan bakteri Streptococcus mutans dengan tujuan
banyak biaya dan alat dengan hasil ekstrasi yang untuk mengetahui formula yang stabil dan
memuaskan. Ekstrak yang diperoleh kemudian memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi.
dipekatkan dalam mesin rotary evaporator Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat
untuk memperoleh ekstrak kental sedangkan fisik dan sifat kimia ke empat formula mulai dari
residunya diremaserasi sebanyak 3 kali untuk hari ke-0 sampai hari ke-21 diperoleh data yang
memperoleh senyawa-senyawa yang belum tidak jauh berbeda antara formula 1,2, 3 dan 4.
terekstraksi. Hasil ekstraksi maserasi diperoleh Berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan
ekstrak kental sebanyak 197,44 gram. Ekstrak perubahan yang terjadi dari ke-4 formula ada
kental yang diperoleh lalu diangin-anginkan pada perubahan warna dimana pada hari ke-0
untuk menguapkan sisa pelarut. Rendamen dan 7, mouthwash berwarna merah kehitaman
ekstrak yang diperoleh sebesar 78,98%. sedangkan pada hari ke-14 dan 21 berubah
menjadi merah pekat. Hal ini disebabkan

89
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

formula telah teroksidasi karena kakao juga yangberperan sebagai senyawa pencegah
mempunyai aktivitas antioksidan sehingga pembentukan plak gigi merupakan senyawa
mudah teroksidasi. yang larut di dalam air sehingga jika air dalam
Pada pengujian pH, terjadi perubahan yang sediaan menguap maka kelarutan katekin juga
berbeda untuk setiap formula, namun perubahan akan berkurang dan mengakibatkan katekin
yang terjadi tidak signifikan. Dapat dilihat dalam tidak dapat bekerja secara sempurna.
Tabel 4.3 bahwa dari ke-4 formula, hanya Berdasarkan ketiga pengujian di atas, dapat
formula 1 yang mengalami penurunan nilai pH disimpulkan bahwa penambahan gliserin dalam
yang berbeda. Hal ini terjadi karena formula 1 formula mempengaruhi aktivitas zona hambat
tidak menggunakan gliserin sehingga ekstrak dari zat aktif mouthwash (ekstrak) yang terlihat
yang ada tidak terdispersi sempurna. Jika dilihat dari perbandingan diameter zona hambat pada
dari hasil pengolahan data menggunakan Paired setiap formula. Untuk formula 1 yang tidak
Sample Test dengan membandingkan nilai pH ditambahkan gliserin, diameter zona hambatnya
hari ke-0 dengan hari ke-7,14 dan 21 pada setiap sudah tidak nampak. Berbanding terbalik dengan
formula diketahui bahwa untuk formula 1, tidak formula 2, 3 dan 4 dimana pada masing-masing
ada perbedaan yang signifikan antara pH hari formula tersebut zona hambatnya nampak
ke-0 dengan pH hari ke-7 namun perbedaan dengan ukuran yang berbeda-beda. Namun ada
yang signifikan terjadi diantara pH hari ke-0 asumsi bahwa semakin besar konsentrasi gliserin
dengan pH hari ke-14 dan hari ke-21. Hal ini yang ditambahkan pada formula, maka semakin
dibuktikan dengan nilai signifikan yang kurang besar pula zona hambat yang terbentuk. Asumsi
dari 0,05. Untuk formula 2, formula 3 dan ini mungkin tidak berlaku dalam penelitian ini
formula 4, tidak terdapat perbedaan yang yang terlihat dalam Tabel 4.4 dimana diameter
signifikan antara pH hari ke-0 dengan hari ke-7, zona hambat formula 2 lebih besar dibandingkan
14 dan 21. Hal ini dibuktikan dengan nilai formula lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena
signifikan yang lebih besar dari 0,05. formula 2 merupakan komposisi yang sesuai.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian Menurut Raymond C Rowe HPE hal 301,
antibakteri untuk membandingkan daya hambat aktivitas kerja gliserin dapat berkurang jika
yang terbentuk setiap formula serta untuk terjadi interaksi dengansenyawa fenol/polifenol
mengetahui pengaruh konsentrasi gliserin dan dalam konsentrasi yang tidak sesuai.
waktu penyimpanan terhadap daya hambat yang Melalui penelitian ini telah diperoleh
terbentuk menggunakan metode difusi agar. pengaruh perbedaan gliserin sebagai humektan
Data yang diperoleh kemudiaan dianalisis terhadap sifat fisik, sifat kimia dan daya hambat
dengan menggunakan analisis statistik Twoway pada bakteri Streptococcus mutans serta
ANOVA. Pada pengujian antibakteri diperoleh diperoleh juga konsentrasi gliserin dalam
data yang tidak jauh berbeda untuk setiap formula obat kumur (mouthwash) yang
formula dimasing-masing hari pengujian. Jika memenuhi mutu fisik dan aktivitas antibakteri
dilihat dalam Tabel 4.4, nampak bahwa ada paling tinggi, yaitu formula 2 dengan
penurunan zona hambat dari setiap formula, konsentrasi gliserin sebesar 15%.
namun hanya formula 1 yang zona hambatnya 0
pada hari ke-21. Hal ini terjadi karena pada DAFTAR PUSTAKA
formula 1 tidak terdapat gliserin, sehingga daya
kerja zat aktif (ekstrak) juga berkurang. Gliserin Adrianto, K., 2012., Efek Antibakteri Polifenol
sebagai humektan berfungsi menambah waktu Biji Kakao pada Streptococcus mutans.,
kontak formula dengan mulut dan gigi dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
cara membantu zat aktif agar dapat menyebar Jember., Jember.
homogen ke seluruh permukaan gigi, sehingga
ketika tidak terdapat gliserin dalam formula, Anggreini, A., 2005., Perlekatan Koloni
maka zat aktif yang ada tidak tersebar dan Streptococcus mutans pada Permukaan
mengurangi daya kerjanya. Selain itu, gliserin Resin Komposit Sinar Tampak., Fakultas
juga membantu menjaga penguapan air berlebih Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.,
dalam sediaan. Perlu diketahui bahwa katekin Surabaya.

90
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Akarina, W., 2011, Pengaruh Konsentrasi Nugraha, 2008, Uji Zona Ekstrak Polifenol Biji
Humektan terhadap Stabilitas Formula Obat Kakao terhadap Pertumbuhan
Kumur, Jurnal USU, Medan. Streptococcus mutans, Jurnal Universitas
jember, Jember.
Brooks, G. F., Butel, J. S., dan Morse, S. A.
2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Purnamasari,D., 2010, Konsentrasi Ekstrak Biji
Melnick, and Adelberg. 23th edition. Kakao Sebagai Material Alam dalam
Jakarta: EGC. Menghambat Pertumbuhan Streptococcus
mutans, Jurnal PDGI, Surabaya.
Dhika T.S., 2007., Perbandingan Efek
Antibakterial Berbagai Konsentrasi Daun Pradewa,R., 2008, Formulasi Formula Obat
Sirih (Piper Betle Linn) Kumur berbahan dasar Gambir, Jurnal IPB,
terhadapStreptococcus mutans., Fakultas Bogor.
KedokteranUniversitas Diponegoro.,
Semarang. Pratama, M. R., 2005., Pengaruh Ekstrak Serbuk
Kayu Siwak (Salvadora persica) Terhadap
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans
III, Depkes RI., Jakarta. dan Streptococcus aureus Dengan Metode
Ganiswarna, S. G., 1995.,Farmakologi dan Difusi Agar., Program Study biologi
Terapi. Edisi ke 4., Fakultas Kedokteran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Indonesia., Jakarta. Alam Institut Teknologi Sepuluh
November., Surabaya.
Hidayaningtias, P., 2008, Perbandingan Efek
Antibakteri Air Seduhan Daun Sirih (Piper Sagarin, E. dan S.D. Gershon., 1972, Cosmetics,
betle Linn) terhadap Streptococcus mutans Science and Technology, 2nd Edition,
pada Waktu Kontak dan Konsentrasi yang Volume I, John Wiley and Sons, Inc, New
Berbeda, Universitas Diponegoro, York.
Semarang.
Setiadevi, S., 2010.,Karakterisasi Ekstrak
Hizonat, F., 2008, Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Polifenol Biji Kakao Nonfermented dari
Kakao (Theobroma cacao L.) sebagaI Berbagai Macam Metode Ekstraksi., Jurusan
Antibakteri Streptococcus mutans Kode Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Isolat 260411-KG secara In Vitro, Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Jember.,
Universitas Brawijaya, Malang. Jember.

Julianti, R., 2008.,Tutorial Gigi dan Mulut., 6KR¶LURWXO + Aktivitas Antioksidan


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Katekin dari Teh Hijau (Camelliasinensis
Negeri Riau., Riau. o.k. Var. Assamica (mast)) Hasil Ekstraksi
dengan Variasi Pelarut dan Suhu., Fakultas
Marsaban, 2007, Perbandingan Efek Sains dan Teknologi Universitas Islam
Antibakterial Ekstrak Buah Cacao Negeri Malang., Malang.
(Theobroma cacao) pada Berbagai
Konsentrasi Terhadap Streptococcus Susanto, F., 1994., Tanaman kakao (Budidaya
mutans, Jurnal Fakultas Kedokteran dan Pengolahan Hasil)., Kanisius.,
Universitas Diponegoro, Semarang. Yogyakarta.

Niken,S., 2012, Perbandingan Ekstrak Buah Syarif, S., 2007.,Skrining Tumbuhan Obat yang
Kakao dalam Berbagai Varietas, Jurnal Mempunyai Aktivitas Antibakteri Penyebab
UNTAD, Palu. Karies Gigi dan Pembentuk Plak., UNPAD.,
Bandung

91
Anastasia et al./Galenika Journal of Pharmacy

Wahyudi, T., 2008.,Panduan Lengkap Kakao., dan Bacteroides melaninogenicus.,


Penebar Swadaya., Jakarta. Institut Sains dan Teknologi Nasional,
Jakarta
Zaenab., 2004., Uji Antibakteri Siwak
(Salvadora persica linn.) terhadap
Streptococcus mutans (ATC31987)

92

You might also like