Professional Documents
Culture Documents
Memahami Remaja Dan Kenakalanya Dalam Perspektif Psikologi
Memahami Remaja Dan Kenakalanya Dalam Perspektif Psikologi
A. Pengantar
Barangali ada peserta yang protes sejak dulu segala bentuk seminar tentang
kenakalan selalu saja objeknya adalah remaja, kenapa kenakalan orangtua
tidak diseminarkan? Masalahnya sederhana, kalau kenakalan orangtua yang
diseminarkan makan bukan lagi disebut sebagai kenalana apabila itu dilakukan
orangtua. Namun sudah disebut sebagai sebagai tindak kriminal. Ada
beberapa alasan yang melatarbelakangi urgensi pembahasan kenakalan remaja,
yaitu berdasarkan proyeksi jumlah dan komposisi remaja, tantangan kualitas
SDM dalam rangka menghadapi tantangan global dan pasar bebas, dan peran
generatif suatu bangsa. Berdasarkan Projeksi Penduduk dan Tenaga Kerja
Indonesia 1995-2025 (LDUI, 1995) disebutkan bahwa dari tahun 1995-2005,
jumlah penduduk terbanyak di Indonesia adalah penduduk usia muda dengan
kisaran umur antara 10-24 tahun dan jumlah kaum perempuan masih lebih
banyak jika dibanding pria (lihat gambar 1). Memperoleh kesempatan
pendidikan adalah bagian dari Hak Azasi Manusia (Rao, 1996). Oleh karena itu
seharusnya pendidikan adalah untuk siapa saja, education for all. Namun
Griffin dan McKinley (1994) mengisyaratkan bahwa di negara berkembang,
sistem sosial ternyata turut menciptakan terjadinya diskriminasi pendidikan,
khususnya yang berkaitan dengan status sosial ekonomi dan gender. Orang
kaya dan orang yang mempunyai akses dengan kekuasaan mempunyai alternatif
memperoleh kualitas pendidikan yang lebih baik dibanding dengan orang miskin
dan jauh dari kekuasaan, pria mempunyai kesempatan memperoleh pendidikan
lebih baik dibanding perempuan. Gambar 1
Projeksi Penduduk dan Tenaga Kerja Indonesia 1995-2025, LDUI, Jakarta, 1995
Namun pada kenyataannya berdasarkan data yang diolah dari data BPS 1997
dapat dilaporkan bahwa kondisi memperoleh kesempatan pendidikan bagi kaum
perempuan di Indonesia masih sangat tertinggal (lihat tabel di bawah).
Temuan Koentjoro ini selaras dengan pendapat Griffin dan McKinley (1994)
bahwa kebutuhan sekolah untuk masyarakat miskin mungkin ditempatkan pada
prioritas ke dua, karena returns nya (ongkos yang di keluarkan dan di dapat)
yang rendah. Sekalipun pemerintah Indonesia baru-baru ini mengumumkan
pembebasan uang sekolah hingga ke SLTA, namun beaya pendidikan yang lain,
seperti beli buku, transport, dan kebutuhan yang juga tinggi. Belum lagi dampak
ekonomi yang berupa hilangnya tenaga kerja yang (karena sekolah) berarti pula
sebagai penurunan pendapatan keluarga.
Apakah remaja nakal itu menang fixed behavior ataukah temporary behavior?
Remaja menjadi nakal barangkali dapat disamakan dengan bayi menangis pada
saat dirinya merasa tidak confortable ataupun merasa sakit, atau alasan lain.
Symptom-symptom ini perlu dikenali.Remaja yang temporary delinquent
barangkali kemudian menjadi fixed karena berbagai alasan seperti lebih merasa
aman, dengan sikap nakalnya keinginan terpenuhi, dengan nakal ia justru
mendapatkan teman atau pelindung, dll.Tidak semua bentuk kenakalan remaja
itu merugikan, namun dalam hal tertentu, ada juga sisi positifnya. Beberapa
kelebihan dan kekurangannya adalah:Kelebihan:1. Biasanya dilakukan secara
berkelompok, dan kelompok itu memiliki rasa solidaritas yang tinggi (tolong
menolong), kelekatan kelompok yang tinggi.2. Pada bagian dan kondisi
tertentu meningkatkan kreativitas.3. Ada sarana katarsis terhadap problema
hidup yang dihadapi.4. Apabila memiliki masalah antar kelompok
pemecahannya cenderung emotional focussed oriented.5. Lebih assertive
secara sosial, namun tidak secara individual atau ketika seorang
diri.. Kekurangan:1. Menggangu privacy orang lain 2. Merugikan hak orang
lain3. Merusak barang dan keindahan milik orang lain F. Upaya Menekan
Kenakalan Remaja Ada tiga kegiatan yang terkait dengan upaya menekan
kenakalan remaja. Yaitu dari segi prevensi, kurasi dan rehabilitasi. Pada periode
prevensi perlu adanya penguat pada aspek microsystemnya, yaitu lingkungan
yang langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Diantaranya adalah keluarga,
masyatakat, teman dan sekolah. Karena itu upaya prevensi termasuk
diantaranya adalah bagaimana memberlakukan, mendidik dan memberdayakan
anak dan remaja melalui lingkungan tersebut dengan sebaik mungkin.
Disamping itu positive peer culture baik pada remaja maupun keluarga perlu
diselenggarakan pada berbagai level di tingkat pedesaan. Pada periode kurasi
langkah yang paling baik adalah melalukan pendekatan berdasarkan symptom
penyebab kenakalannya. Namun demikian, beberapa hal seperti kepercayaan
diri yang rendah, sifat ambivalent terhadap otoritas, mempunyai self image
yang negatif, suka menghindari kenyataan dan bahkan lari dari kenyataan,
cenderungan mudah cemas dan mengarah pada neuroses, miskin sosialisasi,
sehingga kontrol dirinya menjadi amat lemah, mempunyai dinamika psikologis
yang berbeda, karenanya sering muncul perilaku nakal yang sama, perlu
ditingkatkan kearah yang lebih baik dan confortable buat remaja. G.
Penutup Maju mundurnya sebuah peradaban bangsa sangat tergantung
pada kualitas generasinya. Peran remaja sungguh sangat bermakna bagi
peradaban sebuah generasi. Akankah kita menjadi bangsa ngedrugs ataukah
bangsa yang berprestasi? Akankah kita rela generasi muda kita hancur? Apa
yang bisa kita lakukan. Janganlah bertanya pada rumput yang bergoyang,
namun berbuatlah untuk mereka. Karena pada dasarnya mereka membutuhkan
pertolongan kita.