You are on page 1of 32

Standar Akreditasi Klinik

PKP 15
Pelayanan Kefarmasian
Standar 3. 15
Pelayanan Kefarmasian (PKP 15)
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelayanan Kefarmasian di
Klinik diselenggarakan oleh ruang/ instalasi farmasi. Pelayanan
Kefarmasian di Klinik terdiri dari pengelolaan sediaan farmas,
alat kesehatan dan BMHP, serta pelayanan farmasi klinis
Maksud dan Tujuan
• Dalam menjalankan praktik kefarmasian di klinik, apoteker harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian sehingga pelayanan yang diberikan optimal dan bermutu, mampu melindungi pasien dan
masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety),
serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Klinik melaksanakan pengelolaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinik sesuai standar pelayanan kefarmasian.
• Klinik secara berkala minimal satu kali dalam setahun menetapkan formularium yang mengacu pada
Formularium Nasional. Pengkajian resep dilakukan oleh tenaga kefarmasian, meliputi pengkajian
administratif, farmasetik dan klinis.
• Peresepan hanya dilakukan oleh tenaga medis yaitu dokter, dokter gigi dan dokter spesialis. Untuk klinik
rawat inap penggunaan obat oleh pengguna layanan/pengobatan sendiri baik yang dibawa ke klinik atau
yang diresepkan atau dipesan di klinik, diketahui dan dicatat dalam rekam medis dan dilakukan
rekonsiliasi obat.
PKP 15
PELAYANAN KEFARMASIAN

Maksud dan Tujuan


• Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung risiko yang meningkat bila salah
menggunakan dan dapat menimbulkan bahaya pada pasien. Penyimpanan dan penggunaan
obat narkotik dan psikotropika sesuai dengan aturan perundangan.
• Klinik memperhatikan penyediaan obat keadaan darurat medis sehingga saat terjadi
kegawatdaruratan pasien cepat mendapatkan akses terhadap obat keadaan darurat medis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pengadaan obat dan/atau bahan obat di klinik dilakukan melalui jalur resmi dengan
menggunakan surat pesanan yang ditandatangani oleh Apoteker penanggung jawab dengan
mencantumkan SIPA.
Ketentuan Terkait Pelayanan Kefarmasian di Klinik terdapat Pada PMK No 14 Tahun 2021 bagian Standar Usaha Klinik,
Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik dan Permenkes No 34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik

Klinik Rawat Jalan

• Klinik yang menyelenggarakan rawat jalan dapat


melaksanakan Pelayanan Kefarmasian.
• Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian,
wajib memiliki apoteker sebagai penanggung jawab
Pelayanan Kefarmasian dan wajib memiliki instalasi
farmasi.

Klinik Rawat Inap dan Rehabilitasi NAPZA

• Wajib melaksanakan pelayanan kefarmasian, wajib


memiliki apoteker sebagai penanggung jawab Pelayanan
Kefarmasian di Instalasi Farmasi
Klinik yang tidak menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
dapat bekerjasama dengan klinik lain atau apotek untuk
memberikan pelayanan kefarmasian.

Pelayanan Resep pada Klinik rawat jalan yang tidak


memiliki Apoteker dilakukan di apotek atau Klinik lain yang
menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian.

Klinik yang tidak menyelenggarakan pelayanan kefarmasian


harus memiliki lemari khusus penyimpanan obat darurat
dan bahan medis habis pakai (PMK no 14/2021)

Daftar Obat Keadaan Darurat Medis pada klinik yang tidak


menyelenggarakan pelayanan kefarmasian mengacu pada
KMK Nomor HK.01.07/MENKES/4799/2021
Elemen Penilaian
1. Tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi BMHP dan alat
kesehatan oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

2. Tersedia daftar formularium obat klinik.

3. Ada kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai dengan regulasi.

4. Tersedia bukti dilakukan pengkajian resep dan pemberian obat dengan benar pada
setiap pelayanan pemberian obat.

5. Tersedia bukti pemberian informasi obat dan konseling oleh Apoteker.

6. Tersedia bukti rekonsiliasi obat pada pelayanan rawat inap sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian
7. Tersedia obat emergensi pada unit-unit dimana diperlukan, dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi, dipantau, dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa.

8. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat narkotika serta psikotropika sesuai dengan
regulasi.

9. Tersedia bukti penyimpanan obat termasuk obat high alert yang baik, benar dan aman sesuai
regulasi.

10. Tersedia kebijakan dan atau prosedur penanganan obat kadaluarsa/rusak.

11. Terdapat pencatatan dan pelaporan MESO/Monitoring Efek Samping Obat.

12. Ada kebijakan dan atau prosedur pemantauan dan pelaporan medication error.

13. Dalam hal klinik tidak memiliki apoteker, sebagai penanggung jawab pelayanan
kefarmasian, ada bukti bahwa klinik hanya mengelola obat darurat medis sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

1 Tersedia bukti Terdapat SK Terdapat dokumen Melaksanakan Melaksanakan


pengelolaan dan penanggung bukti pengelolaan observasi wawancara
pelayanan sediaan jawab dan pelayanan terhadap terhadap
farmasi BMHP dan alat pelayanan sediaan farmasi pengelolaan pengelolaan
kesehatan oleh tenaga R kefarmasian BMHP dan alat dan pelayanan dan pelayanan
kefarmasian sesuai D kesehatan oleh sediaan farmasi sediaan farmasi
dengan peraturan tenaga BMHP dan alat BMHP dan alat
perundang-undangan O kefarmasian kesehatan oleh kesehatan oleh
W sesuai dengan tenaga tenaga
peraturan kefarmasian di kefarmasian di
perundang- klinik klinik
undangan

2 Tersedia daftar Terdapat


formularium obat daftar
R formularium
klinik
obat
3 Ada kebijakan dan Terdapat
atau prosedur prosedur
pengadaan obat sesuai pengadaan
dengan regulasi
R obat sesuai
dengan
regulasi
ELEMEN PENILAIAN REGUL DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULA
ASI SI
4 Tersedia bukti dilakukan Terdapat dokumen bukti Melaksanakan Melaksanakan
pengkajian resep dan dilakukan pengkajian resep observasi wawancara
pemberian ohat dengan dan pemberian obat dengan pelaksanaan pelaksanaan
benar pada setiap pelayanan
benar pada setiap pelayanan pengkajian resep pengkajian resep
D pemberian obat
pemberian obat dan pemberian dan pemberian
O obat dengan benar obat dengan
W pada setiap benar pada setiap
pelayanan pelayanan
pemberian obat pemberian obat

5 Tersedia bukti Terdapat dokumen Melaksanakan Melaksanakan


pemberian informasi bukti pemberian observasi wawancara
obat dan konseling D informasi obat dan pelaksanaan pelaksanaan
oleh Apoteker O konseling oleh pemberian pemberian
W Apoteker informasi obat dan informasi obat
konseling oleh dan konseling
Apoteker oleh Apoteker
6 Tersedia bukti Terdapat dokumen Melaksanakan Melaksanakan
rekonsiliasi obat pada bukti rekonsiliasi observasi petugas wawancara
pelayanan rawat inap D obat pada pelayanan terhadap petugas terhadap
sesuai dengan O rawat inap sesuai pelaksanaan pelaksanaan
peraturan perundang- W dengan peraturan rekonsiliasi obat rekonsiliasi obat
undangan perundang- pada pelayanan pada pelayanan
undangan rawat inap rawat inap
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIM
ULAS
I
7 Tersedia obat 1. Terdapat daftar Melaksanakan Melaksanakan
emergensi pada obat emergensi yang observasi wawancara
unit-unit dimana diperbaharui secara terhadap terhadap
diperlukan, dan berkala ketersediaan ketersediaan
dapat diakses 2. Terdapat dokumen obat emergensi obat emergensi
untuk memenuhi bukti ketersediaan pada unit-unit pada unit-unit
kebutuhan yang obat emergensi pada dimana dimana
bersifat emergensi, D unit-unit dimana diperlukan diperlukan
dipantau, dan O diperlukan, dan
diganti tepat waktu dapat diakses untuk
W
setelah digunakan memenuhi
atau bila kebutuhan yang
kadaluarsa. bersifat emergensi,
dipantau, dan diganti
tepat waktu setelah
digunakan atau bila
kadaluarsa.
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

8 Tersedia bukti Terdapat SPO Terdapat daftar


Melaksanakan Melaksanakan
penyimpanan dan penyimpanan dan obat narkotikaobservasi observasi
pelaporan obat R pelaporan obat serta wawancara wawancara
narkotika serta narkotika serta psikotropika terhadap terhadap
D
psikotropika sesuai psikotropika sesuai yang tersedia penyimpanan penyimpanan
dengan regulasi O dengan regulasi dan dan pelaporan
W pelaporan obat obat narkotika
narkotika serta serta
psikotropika psikotropika
9 Tersedia bukti Terdapat SPO Terdapat Melaksanakan Melaksanakan
penyimpanan penyimpanan obat dokumen bukti observasi wawancara
obat termasuk termasuk obat high penyimpanan tentang petugas
alert yang baik, obat termasuk penyimpanan tentang
obat high alert R benar dan aman obat high alert obat termasuk penyimpanan
yang baik, benar D sesuai regulasi yang baik, benar obat high alert obat termasuk
dan aman sesuai O dan aman sesuai yang baik, benar obat high alert
regulasi W regulasi dan aman sesuai yang baik,
regulasi benar dan
aman sesuai
regulasi
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

10 Tersedia Terdapat SPO Terdapat Melaksanakan


kebijakan dan penanganan dokumen bukti wawancara
atau prosedur obat penanganan dengan petugas
kadaluarsa/ obat terkait
penanganan obat R rusak kadaluarsa/ penanganan obat
kadaluarsa/ D rusak sesuai kadaluarsa/
rusak W prosedur rusak

11 Terdapat Terdapat Melaksanakan


pencatatan dan dokumen bukti wawancara
pelaporan pencatatan dengan petugas
dan pelaporan tentang
MESO/Monitoring
D MESO/Monitor pencatatan dan
Efek Samping ing Efek pelaporan
Obat W
Samping Obat MESO/Monitorin
g Efek Samping
Obat di klinik
ELEMEN PENILAIAN REGULASI DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

12 Ada kebijakan dan Terdapat Terdapat Melaksanakan


atau prosedur SPO dokumen bukti wawancara
pemantauan dan pemantauan pelaksanaan dengan
pelaporan medication dan pemantauan petugas terkait
error R pelaporan dan pelaporan pelaksanaan
D medication medication pemantauan
W error error dan pelaporan
medication
error di klinik

13 Dalam hal klinik tidak Terdapat Melaksanaka Melaksanakan


memiliki apoteker, dokumen bukti n observasi wawancara
sebagai penanggung bahwa klinik tentang tentang
jawab pelayanan hanya pengelolaan pengelolaan
kefarmasian, ada bukti D mengelola obat obat darurat obat darurat
bahwa klinik hanya O darurat medis medis di medis di klinik
mengelola obat darurat W sesuai klinik
medis sesuai peraturan peraturan
perundang-undangan perundang-
undangan
Pelayanan Kefarmasian di Klinik

Pengelolaan
sediaan farmasi,
alkes, & BMHP Pelayanan Farmasi
Klinis

EP 1.Tersedia bukti pengelolaan dan pelayanan


sediaan farmasi BMHP dan alat kesehatan oleh
tenaga kefarmasian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Pelayanan Kefarmasian Di Klinik

Pengelolaan sediaan Pelayanan Farmasi Klinis


farmasi, alkes, &
BMHP 1. Pengkajian dan Pelayanan Resep

1. Pemilihan 2. Penelusuran Riwayat Penggunaan


Obat (klinik rawat inap)
2. Perencanaan
3. Rekonsiliasi Obat (klinik rawat inap)
3. Pengadaan
4. Pelayanan Informasi Obat
4. Penerimaan
5. Konseling
5. Penyimpanan
6. Ronde/visite pasien (klinik rawat
6. Pendistribusian inap)
(klinik rawat inap)
7. Pemantauan Terapi Obat
7. Pemusnahan dan 8. Monitoring Efek Samping
Penarikan
Obat(MESO)/Farmakovigilans
8. Pengendalian
9. Evaluasi Penggunaan Obat(EPO);
9. Administrasi dan/atau
10. Pelayanan Kefarmasian di rumah
(home pharmacy care)
Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
2. Tersedia daftar formularium obat klinik
Pemilihan

Formularium Klinik merupakan


Formularium Klinik disusun oleh tim penyusun Formularium
daftar Obat yang ditetapkan oleh
Klinik yang terdiri dari tenaga medis dan Apoteker.
penanggung jawab Klinik.

Kriteria Obat yang masuk di Formularium Klinik, yaitu:


ü Obat yang memiliki NIE dari BPOM
ü Pemilihan Obat untuk Klinik yang bekerja sama dengan BPJS mengacu
pada Fornas;
ü Mengutamakan Obat generik
ü Memiliki benefit-risk ratio yang paling menguntungkan pasien
ü Mudah penggunaannya sehingga meningkatkan kepatuhan dan
penerimaan oleh pasien
ü Memiliki benefit-cost ratio yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan
tidak langsung
ü Terbukti evidence based medicine, aman dan banyak dibutuhkan untuk
pelayanan dengan harga yang terjangkau.

Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
Pengadaan
Ø Pengadaan dilaksanakan dengan pembelian menggunakan surat pesanan yang ditandatangani Apoteker.
Ø Sediaan Farmasi diperoleh dari Industri Farmasi atau PBF yang memiliki izin.
Ø Alat Kesehatan dan BMHP diperoleh dari Penyalur Alat Kesehatan (PAK) atau toko Alat Kesehatan yang memiliki
izin.
Ø Terjaminnya keaslian, legalitas, dan kualitas produk yang dibeli.
Ø Produk dipesan tepat waktu, mudah ditelusuri, lengkap sesuai dengan perencanaan.
Ø Pengadaan Obat darurat medis pada Klinik yang tidak melakukan Pelayanan
Kefarmasian berasal dari apotek melalui Surat Pesanan Kebutuhan Obat Darurat
Medis yang ditandatangani oleh penanggung jawab Klinik

3. Ada kebijakan dan atau prosedur pengadaan obat sesuai


dengan regulasi

Sumber dari : Sosialisasi Permenkes Nomor 34 Tahun 2021 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Klinik. Kamis, 20 Januari 2022
Konseling dsb

ibu hamil

pediatri

Kriteria Pasien

polifarmasi,
instruksi
khusus

kepatuhan
rendah

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.
6. Tersedia bukti rekonsiliasi obat
pada pelayanan rawat inap
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
8. Tersedia bukti penyimpanan dan pelaporan obat narkotika serta
psikotropika sesuai dengan regulasi

Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor


Penyimpanan sesuai dengan PMK no 3 Tahun 2015
10. Tersedia kebijakan dan atau prosedur
penanganan obat kadaluarsa/ rusak
Monitoring Efek Samping Obat

kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap
Obat yang merugikan
atau tidak diharapkan
Kegiatan: -Mengidentifikasi Obat dan pasien yang
yang terjadi pada dosis mempunyai risiko tinggi mengalami efek samping
normal yang digunakan Obat. -Mengisi Laporan Monitoring Efek Samping
Obat (MESO). -Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek
pada manusia untuk Samping Obat Nasional.
tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi
atau memodifikasi
fungsi fisiologis
94
1/26/22
12. Ada kebijakan dan atau prosedur pemantauan dan pelaporan medication
error.
13. Dalam hal klinik tidak memiliki apoteker, sebagai penanggung jawab
pelayanan kefarmasian, ada bukti bahwa klinik hanya mengelola obat darurat
medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TERIMA KASIH

You might also like