Professional Documents
Culture Documents
Peran Notaris Pengganti Dalam Kegiatan Pasmod
Peran Notaris Pengganti Dalam Kegiatan Pasmod
TESIS
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Kenotariatan
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala rahmat dan anugerahNya sehingga tesis yang berjudul “PERAN
NOTARIS PENGGANTI SEBAGAI SALAH SATU PROFESI PENUNJANG
DALAM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL” ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
mencapai gelar Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu dengan rasa syukur dan bangga saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang tanpanya penulisan Tesis
ini tidak akan terselesaikan, yaitu kepada:
(1) Dr. Drs. Widodo Suryandono, S.H., M.H., selaku Ketua Program Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
(2) Bapak Arman Nefi, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan tesis ini;
(3) Para Dosen Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalankan studi di
Magister kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
(4) Kepada keluarga yang tercinta , khususnya Ibunda Mama galuh dan Papa Yusuf
serta Bang Noni yang telah banyak memberikan doa dan kasih sayang,
semangat baik moril maupun materiil serta dengan sabar menunggu untuk
keberhasilan penulisan tesis ini;
Universitas Indonesia
(5) Kepada yang tercinta, Munthe Martha Riris Theresia (Marmoet) yang selalu
menyemangati, mendukung serta memberikan dorongan doa kepada penulis
dalam penulisan tesis ini;
(6) Kepada Om Irawan dan seluruh Crew kantor KhirLaw yang sudah memberikan
harta berharga yaitu waktu, segala fasilitas, serta inspirasi untuk menyelesaikan
”akta-akta” yang harus dibuat penulis, terima kasih lagi dan lagi.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yesus berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Memasuki abad 21 khususnya setelah masa resesi, Indonesia memasuki era transisi di
bidang perokonomian terutama dalam aspek moneter, dimana pasar keuangan
menjadi fondasi utama untuk menyehatkan kembali perekonomian nasional. Unsur
utama pasar keuangan tersebut adalah pasar modal yang berfungsi sebagai media
penyalur modal kepada pelaku-pelaku ekonomi yang membutuhkan dana untuk
menjalankan bisnisnya baik untuk untuk mengembangkan bisinisnya, maupun
menjadi eksistensinya dalam perkonomian yang semakin terbuka sejak pertumbuhan
perdagangan pasar bebas. Kesempatan inilah yang dipakai oleh pelaku-pelaku
ekonomi secara timbal balik, yaitu antara masyarakat dan Perusahaan Perusahaan
yang melakukan Penawaran Perdana (IPO) atau sudah Terbuka (Tbk), dimana pihak
yang satu mengharapkan keuntungan dengan memasukan modal dan pihak yang lain
mendapatkan sumber modal segar untuk menjalankan bisnisnya, yang dapat secara
berangkai menciptakan efek pasar keuangan yang bertumbuh secara positf. Untuk
melakukan kerjasama antara pelaku-pelaku ekomoni tersebut secara sinergis, maka
diperlukan lembaga-lembaga pendukung dan para profesi penunjang pasar modal,
salah satunya adalalah Notaris. Dalam perkembangan kegiatan pasar modal yang
semakin pesat, seorang Notaris pasar modal yang cukup ahli di bidangnya seringkali
tidak dapat memenuhi permintaan pasar untuk membuat perjanjian-perjanjian yang
diperlukan dalam kegiatan pasar modal tersebut, sehingga dalam prakteknya
munculah Notaris Pengganti pasar modal. Peraturan mengenai Notaris pengganti
cukup tertera jelas dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, tetapi tidaklah demikian
dengan Notaris Pengganti pasar modal, oleh sebab itu dalam menentukan peran dan
kewenangan Notaris Pengganti pasar modal diperlukan pendekatan yang cukup
mendalam baik secara normatif maupun praktek. Peran Notaris Pengganti pasar
modal saat ini memang tidak dapat dihindari, tetapi hal itu juga harus menjadi bahan
telaah secara kritis guna mewujudkan kegiatan pasar modal yang profesional dan sah
secara hukum.
Universitas Indonesia
Entering the 21st century, especially after the recession, Indonesia entered a
transitional era in the economy sector especially in the monetary aspect, where the
financial markets became the main foundation to rejuvenate the national economy.
One of the major financial markets is capital market transaction that have functions as
a medium to distribute capital for the economic stakeholder that need of funds to run
the business or developing, and keep its existence in an increasingly interconnected
economy is open since the growth of free market trade. The opportunity is used by
economic stakeholder are reciprocal, between the community and the Companies
that perform Initial Public Offering (IPO) or is already Public (Tbk), where one party
want gain profit by entering the capital and the other to get a capital to run the
businesses, that hopefully can be sequential create the effect of the financial markets
to grow. To make synergy between economy stakeholders, its necessary to support
the institutions and the professions as the capital market, and one of the most
important is Notary profession. In the development of capital market activity is
rapidly increasing, a Notary Public of capital markets that expert in the field often fail
to meet market demand to make the necessary agreements in capital market activities,
so in practice right now appears Substitute Notary of capital markets. Regulation on
Notaries replacement fairly stated clearly in the Law Notary, but not so with the role
Substitute Notary in the capital markets, and therefore determining the role and
authority of Substitute Notary in capital market approach is clearly needed that is
quite profound, both normative and practical. The role of Substitute Notary of capital
markets at this time is unavoidable, but it must also be critically examine task in order
to make a capital market activities that legal and professionals.
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
2. Pokok Permsalahan 6
3. Tujuan Penelitian 6
4. Metode Penelitian 7
6. Sistematika Penulisan 15
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu yang menjadi pilar dalam perokonomian modern saat ini dan yang
merupakan topik pembicaraaan utama dalam penulisan ini adalah pasar modal
(capital market). Pasar modal adalah salah satu bagian dari pasar keuangan secara
umum, disamping pasar uang yang sudah tentu merupakan bagian dari pasar
keuangan. Pasar rmodal dewasa ini memiliki peranan yang signifikan baik bagi
perusahaan yang membutuhkan tambahan dana untuk memajukan bisnisnya maupun
bagi masyrakat yang juga ingin melakukan investasi. Hal ini bisa dianggap sebagai 2
Universitas Indonesia
sisi mata uanag pada uang loagam yang sama. Tulisan ini khususnya akan
memfokuskan pada peranan pasar modal bagi perusahaan terbuka untuk mendapatkan
sumber pendanaan secara eksternal dimana Perusahaan terbuka dapat memperoleh
sumber pembiayaan yang bervariasi. misalnya juga bisa mendapatkan modal melalui
lembaga nonperbankan sesuai dengan tingkat kesehatan dan potensi pertumbuhan
perusahaan.1
Ada tiga unsur dalam kegiatan pasar modal yang memegang peranan vital
untuk menentukan apakah kegiatan transaksi pasar modal tersebut berjalan dengan
baik, transaparan dan legal secara hukum. Adapun ketiga unsur tersebut adalah
lembaga yang menjadi induk dalam mengawasi kegiatan pasar modal (BAPEPAM-
LK dan lembaga-lembaga terkait), perusahaan atau peorangan yang menjalankan
bidang usaha dalam pasar modal dan terakhir adalah orang-orang atau profesi yang
memungkinkan tejadinya kegiatan pasar modal secara teknis yang biasa disebut
profesi penunjang pasar modal. Berikut akan digambarkan pentingnya profesi
penunjang pasar modal yang dalam konteks penulisan tesisini akan dikhususkan pada
peran notaries penganti.
1
Frederic S. Mishkin, The Economics of Money, Banking, and Financial Market (United
States of America: Addison Wesley, 2003), hal . 21.
Universitas Indonesia
Pencarian dana melalui pasar modal dapat melalui dua cara, yaitu;
menerbitkan surat utang dan menjual saham perusahaan kepada publik. Didalam
menjual saham kepada publik di pasar modal, akan melalui proses penawaran umum
perdana (Initial Public Offering) atau lebih dikenal dengan istilah go public.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan perusahaan dimana seringkali emiten
2
Ibid., hal.22.
Universitas Indonesia
membutuhkan dana lagi untuk keperluan jalannya kegiatan perusahaan, maka emiten
dapat menawarkan sahamnya kepada publik kembali dengan cara melakukan
penawaran umum terbatas yang dikenal dengan istilah Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) atau biasa disebut dengan pre-emptive right. Didalam melakukan
Penawaran Umum Terbatas HMETD dapat dilakukan dengan suatu pola yang
khusus, misalnya yaitu; HMETD dengan pola Debt to Equity Swap. Dimana emiten
yang tidak sanggup membayar utangnya kepada kreditur, menyebabkan kreditur
tersebut, sebagai pembeli siaga dari HMETD yang tidak ditebus oleh pemegang
saham lama. Dengan cara melakukan konversi utang menjadi saham emiten.
Notaris pengganti ini menimbulkan respon bagai dua sisi mata uang yang
sama, dari lembaga atai intitusi terkait maupun para pelaku pasar modal, ada yang
menganggap baik ada yang sebaliknya, dari sisi notaris yang digantikan hal ini
disambut cukup positif karena tidak khawatir kliennya tersebut akan pindah ke
notaris lain dan dengan demikian menganggap tetap akan dapat memenuhi
kebutuhan kliennya, dimana dia bisa meyakinkan kliennya kalu penggantinya cukup
baik dalam mengagantikan tugas dan fungsi si notaris. Di pihak yang berlawanan
banyak juga pihak yang meragukan akta-akta pasar modal yang dibuat oleh seorang
notaries pengganti ataupun bahkan yang tidak diterima atu diperbolehkan oleh
BAPEPAM-LK.
Universitas Indonesia
Atas dasar alasan diatas, penulis termotivasi untuk membuat Tesis ini, agar
berguna bagi masyarakat dari berbagai kalangan, yang membutuhkan ilmu
pengetahuan untuk melindungi kepentingannya dari pihak-pihak yang memanfaatkan
peraturan perundang-undangan untuk tujuan-tujuan yang tidak semestinya dan
merugikan para pihak yang terlibat. Akhirnya, penulis memberi judul karya tulis ini
dengan judul “PERAN NOTARIS PENGGANTI SEBAGAI PROFESI
PEUNUNJANG DALAM KEGIATAN PASAR MODAL”.
2. Pokok Permasalahan
1. Bagaimanakah tugas dan tanggung jawab Notaris dalam membuat akta yang
berhubungan dengan pasar modal (dengan membandingkan antara akta yang
melanggar ketentuan BAPEPAM-LK dan yang diperbolehkan)?
3. Tujuan Penelitian
Universitas Indonesia
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4. Metode Penelitian
3
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. 3 (Jakarta: UI Press, 1996), hlm. 13.
Universitas Indonesia
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
cet. 8, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 14.
5
Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum: Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya,
Cetakan Pertama, (Jakarta: Elsam dan Huma, 2002), hal. 12.
6
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitan Hukum Normatif, Cet. III, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2007), hal. 237.
7
Soerjono Sukanto, op. cit., hal. 10.
8
Sri mamudji, et al., Metode Penelitian Dan Penulisan Hukum, (Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 6.
Universitas Indonesia
9
Soerjono Sukanto, op. cit., hal. 51-52.
10
Sri mamudji, et al., op. cit., hal. 30-31.
Universitas Indonesia
11
John W. Creswell, Research Design, Qualitative & Quantitative Approaches, Alih bahasa
Nur Khabibah, (Jakarta: KIK Press, 2002), hal. 1. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, peneliti
diharapkan mempelajari juga suatu hal secara mendalam dan detail. Lihat juga, Michael Quinn Paton,
Qualitative Evaluation and Research Methods, (Nembury Park: Sage Publication, 1990), hal. 13-14.
12
Royce Singleton, Approaches to Social Research (New york: Oxford University Press,
1988), page. 291.
Universitas Indonesia
1. Afiliasi adalah:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris
dari Pihak tersebut;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau
lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
d. hubungan antara perusahaan dan Pihak, baik langsung maupun
tidaklangsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau
f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.13
2. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah
memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk
mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan
peraturan Bursa Efek.14
3. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara
mereka.15
4. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak
13
Indonesia (a), Undang-Undang Tentang Pasar Modal, UU No. 8, LN No. 64 Tahun 1995,
TLN No. 3608, Pasal 1 angka 1.
14
Ibid., Pasal 1 angka 2.
15
Ibid., Pasal 1 angka 4.
Universitas Indonesia
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari
Efek.16
5. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.;17
6. Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan
relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal,
calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut.18
7. Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta
lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan
mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.19
8. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah Pihak yang menyelenggarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa.20
9. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang
menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian,
Perusahaan Efek, dan Pihak lain.21
10. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.22
11. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran
Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan
16
Ibid., Pasal 1 angka 5.
17
Ibid., Pasal 1 angka 6.
18
Ibid., Pasal 1 angka 7.
19
Ibid., Pasal 1 angka 8.
20
Ibid., Pasal 1 angka 9.
21
Ibid., Pasal 1 angka 10.
22
Ibid., Pasal 1 angka 12.
Universitas Indonesia
23
Ibid., Pasal 1 angka 13.
24
Ibid., Pasal 1 angka 15.
25
Ibid., Pasal 1 angka 17.
26
Ibid., Pasal 1 angka 18.
27
Ibid., Pasal 1 angka 19.
28
Ibid., Pasal 1 angka 21.
Universitas Indonesia
rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;29
18. Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi.30
19. Portofolio Efek adalah kumpulan Efek yang dimiliki oleh Pihak.31
20. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini
untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat
seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan
atau harga dari Efek tersebut.32
21. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan
Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.33
22. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perseroan yang
memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.34
23. Restrukturisasi adalah penataan kembali supaya struktur atau tatanannya
baik.35
24. Right Issue di Indonesia dikenal pula dengan istilah Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD). Right Issue merupakan pengeluaran saham
29
Ibid., Pasal 1 angka 22.
30
Ibid., Pasal 1 angka 23.
31
Ibid., Pasal 1 angka 24.
32
Ibid., Pasal 1 angka 25.
33
Ibid., Pasal 1 angka 26.
34
Indonesia (b), Undang-undang Tentang Perseroan Terbatas, UU No. 40 Tahun 2007, LN.
No. 106 Tahun 2007, TLN. No. 4756, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 4.
35
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), hal. 952.
Universitas Indonesia
6. Sistematika Penulisan
36
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, “Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab,” (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2001), hal. 133.
37
Prospektus Penawaran Umum Terbatas dengan menggunakan pola Debt to Equity Swap.
38
Ibid., Pasal 1 angka 28.
39
Ibid., Pasal 1 angka 30.
Universitas Indonesia
BAB 1. PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Dalam bab ini akan menjawab mengenai pokok permasalahan yang ditemukan
dalam bab 1 serta mengambil kesimpulan atas hasil analisa pada bab 2, 3 dan 4 . Pada
bab ini juga akan diuraikan mengenai saran yang ditemukan terhadap pokok
permasalahan.
Universitas Indonesia
BAB II
Pasar modal di Indonesia berkembang cukup pesat setelah tahun 1977 atau
dalam masa pemerintahan orde baru yang mempunyai rencana pembagunan yang
lebih menyeluruh dana memadai terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini terus
memuncak sampai dengan dekade tahun 1990an dimana pada tahun 1995 pemerintah
mengeluarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya
disebut UUPM). Undang- undang ini merupakan landasan kokoh kepastian hukum
bagi semua pihak terkait dalam melakukan kegitatan di pasar modal.40 Undang-
undang ini dibuat untuk menajwab tantangan dan kebutuhan masyarakat di bidang
pasar modal, dimana secara umum harus dapat menciptakan tatanan pasar modal
yang dapat mengikuti perkembangan perkonomian internasional sekaligus untuk
mewujudkan kegiatan pasar modal di dalam negeri yang efisien, transparan sekaligus
memiliki landasan kepastian hukum. Semarak dari pertumbuhan pasar modal di
indonesia ini juga mengalami guncangan besar sehingga mengalami penurunan
drastis pada saat Indonsia mengalami krisis moneter pada tahun 1997 sampai 1998,
yang terus berdampak dan mulai berangsur pulih pada tahun 2004, walaupun
40
M.Irsan Nasarudin, SH, et al, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Kencana
Predana Media Group, 2004, hal. 2.
Universitas Indonesia
memang peningkatannya tidak bisa dianggap sebaik beberapa tahun belakangan ini
yang dapat kelihatan sangat bergairah.
Universitas Indonesia
Pasar modal dalam struktur perekonomian suatu negara berada dalam tatanan
ekonomi mikro sebagai bagian dari pasar keuangan yang lebih bersifat makro.
Dewasa ini peranan pasar modal tidak dapat dipandang sebelah mata lagi apalagi jika
ingin bersaing dengan perekonomian di negara-negara maju karena pasar modal
walaupun berada dalam struktur yang lebih kecil dari pasar keuangan namun
memegang peranan yang sangat krusial karena pasar modal juga dapat menetukan
arah dari pemerintah dan perusahaan-perusahaan dalam menetukan kebijakan dan
juga tindakan-tindakan yang diambilnya. Sehingga pada akhirnya pasar modal juga
akan berpengaruh dalam menetukan harga-harga, nilai mata uang termasuk
pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri.
41
Ibid,.,hal. 10.
Universitas Indonesia
mendapat keuntungan di masa yang akan datang jika ada nilai tambah atas dana yang
di investasikan/diberikan dari efek tersebut).
Dalam UUPM pasal 1 ayat (1) nomor. 13 pengertian pasal modal adalah:42
“Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Dalam pengertian tersebut memang tidak dijelaskan secara eksplisit apa itu pasar
modal, namun ketentuan diatas lebih menekankan akan apa saja aspek-aspek dalam
pasar modal yang saling berangkai untuk terciptanya suatu kegiatan pasar modal.
Dari pengetian tersebut dapat kita lihat bahwa pasar modal merupakan kegiatan
berangkai yang melibatkan beberapa elemen penting seperti aksi korporasinya
(penawaran umum) , efek (instrumennya) dan juga lembaga-lembaga yang terkait
termasuk prsofesi yang menunjangya (misal: Notaris, manajer investasi dan laim-
lain). Secara sederhana pengertian pasar modal dapat dismpulkan menjadi pasar yang
yang memperjual belikan berbagai instrumen keuangan jangka panajang, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri yang dikeluarakan oleh swasta43. Di Indonesia
kegiatan pasar modal ini dilakukan di bursa efek atau biasa disebut capital market.
Skemanya berarti bursa efek menjadi perantara dari pemilik/penjual dana yang
membutuhkan suntikan dana tesebut untuk mendapatkan modal segar dalam
menjalankan usahanya dengan pembeli dana yang memasukan dananya untuk
mendapatkan keuntungan dari nilai efeknya.
Dari kegiatan pasar modal tersebut dapat ditarik benang merah bahwa fungsi
utama dari pasar modal ini sebenarnya dalah untuk membuka cara atau wadah baru
bagi pelaku usaha atau bisnis untuk mendapatkan sumber pembiayaan selain dari
lembaga keuangan seperti bank sehingga perusahaannya dapat berkembang karena
42
Undang-Undang Tentang Pasar Modal, Op cit.,Pasal 1 angka 13.
43
M.Irsan Nasarudin, Et al., Op cit.,hal. 13.
Universitas Indonesia
mendapatkan sumber pembiayaan baru, namun pasar modal dilain pihak juga
berdampak postif karena dapat semakin melibatkan rakyat atau masyarakat umum
sebagai investor yang berkontribusi bagi perkembangan perkonomian yang tentu saja
jika berjalan baik akan meberikan keuntungan balik kepada masyarakat melalui
mekanismenya masing-masing efek.
Melihat alur pemikiran di atas mengenai pasar modal maka dapat dilhat kalau
gambaran keseluruhan dari pasar modal tidak bisa dilepaskan dari :lembaga-lembaga
yang menunjangnya, kegiatan atau tindakan dari pasar modal itu sendiri dan profesi
penunjang pasar modal, oleh sebab itu kita akan maju ke tahap selanjutnya yaitu
membahas mengenai lembaga dan kegiatan yang terjalin dalam pasar modal.
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal dapat dilihat cukup
jelas dalam UUPM, dalam Undang-undang tersebut dijelaskan pula definisi dan
kewenangan yang diberikan kepada pihak-pihak tersebut. Adapun struktur
kelembagaan dari kegiatan pasar modal ini dilakukan oleh 2 (dua) organ utama,
pertama organ yang mengawasi dan mebina kegiatan pasar modal, dimana
kewenangan ini diemban oleh BAPEPAM-LK, lembaga yang merupakan subordinat
dari Departemen Keuangan dalam mengurus segala urusan mengenai pasar modal
dan kedua organ yang menjadi pelaksana dari kegiatan pasar modal, yang terdiri dari
PT Bursa efek Jakarta , bursa efek Surabaya serta perusahaan efek.
2.1. BAPEPAM-LK
Universitas Indonesia
Sesuai Dengan UUPM (bab II) maka kewenangan dari BAPEPAM –LK adalah:
44
Ibid, hal.116.
45
Undang-Undang Tentang Pasar Modal, Op cit.,Pasal 1 angka 1.
Universitas Indonesia
UUPM pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka, dimana dengan begitu perusahaan efek yang saha adalah yang
dijalankan menurut Undang-undang dan mendapatkan izin dari BAPEPAM-LK
(UUPM pasal 6 angka 1).47
46
M.Irsan Nasarudin, SH, Et al., Op Cit.,hal. 117.
47
Undang-Undang Tentang Pasar Modal, Op cit.,Pasal 9 ayat 2.
48
Ibid, Pasal 9 ayat 3.hal 12
Universitas Indonesia
Selain itu Bursa Efek juga dibantu oleh 2 (dua) lembaga penunjang bursa efek
yang diberikan atas izin BAPEPAM-LK, yaitu Lembaga kliring dan penjaminan
(LKP), yang berfungsi membantu bursa efek di bidang kliring dan penjaminan dari
transaksi-transaksi yang dilakukan di lantai bursa dan selanjutnya oleh Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) ,yang mempunyai tugas untuk memepermudah
dalam pnyelesaian pemindah bukuan.
Bursa efek diberi kewenangan juga oleh Undang-undang untuk membuat dan
menetapkan peraturan bagai anggota bursa efek, dimana hal itu mencerminkan bursa
efek sebagai self regulatory organizations (SRO). Tugas ini dapat diemban dengan 2
cara:49
49
DR. Imam Syahputra, SH.,LL.M, Hukum Pasar Modal: Teori dan Kasus, Jakarta,
Harvarindo, 2011, Hal. 65.
50
Undang-Undang Tentang Pasar Modal, Op cit.,Pasal 12.
Universitas Indonesia
3. Bursa efek wajib menyediakan semua laporan satuan pemeriksa setiap saat
apabila diperlukan BAPEPAM-LK
Dari amanat seperti yang disebutkan undang-undang diatas dapat disimpulkan
kalau bursa efek memegang peranan penting dan mempunyai wewenang yang cukup
luas utuk mendeteksi adanya kesalahan atau kecurangan dalam transaksi di bursa
saham, misalnya adanya insider trading atau laporan material yang tidak benar dari
pelaku transaksi, melalui keweangannya ini diharapkan bursa efek dapat
mengendalikan pasar dengan baik dan juga mengambil langkah-langkah kongkret
untuk mewujudkannya, kalau perlu juga dengan law enforcement atas perusahaan
efek atau saham-saham yang diperjualbelikan.
Saat ini di Indonesia terdapat 2 (dua) bursa efek, pertama Bursa Efek Jakarta
(BEJ) yang lebih banyak memerdagangkan instrumen saham (equity) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) yang lebih banyak memperdagangkan instrumen hutang atau
obligasi. Diharapkan dengan kedua bursa ini dapat menciptakan iklim yang
mendorong perdagangan yang dilakukan perusahaan efek dalam mengembangkan
kegiatan pasar modal dan memberikan pelayanan yang baik agar dapat menjaring
investor menanamkan modalnya, tentunya kedepannya dapat menjawab tantangan
perkembangan pasar modal modern yang juga harus siap bersaing dalam segi
teknologi, informasi dan pelayanan (service) dan terutama menjamin keamanan
dalam berinvestasi.
51
M.Irsan Nasarudin, Et al., Op cit.,hal 141.
Universitas Indonesia
bursa efek merupakan pemain utama dalam kegiatan pasar modal karena sukses atau
tidaknya perdagangan di lantai bursa menjadi pertaruhan profesional bagi para
perusahaan efek. Persyaratan untuk mendirikan Perusahaan efek ini tercantum dalam
Peraturan Pemrintah No.45 tahun 1995 pasal 32 dan sampai saat ini diperkirakan
Perusahaan efek ini sudah mencapai hampir 300 banyaknya.
Penjamin Emisi efek (PEE) yang adalah pihak yang membuat kontrak dengan
emiten dalam melakukan penawaran umum yang biasanya difasilitasi dengan
klusaula kesanggupan dari PEE, (Misalnya: Full commitment yang akan dijelaskan
kemudian).PEE yang mempunyai izin usaha sebagai penjamin emisi efek juga dapat
menjadi perantara pedagang efek namun hal itu tidak terjadi sebaliknya atau dapat
dikatakan perusahaan efek yang hanya memliki izin perantara pedagang efek tidak
otomatis menjadi penjamin emisi efek.
Secara garis besar tugas utama dari PEE adalah memberikan jasa konsultasi
kepada emiten dalam rangka emiten tersebut akan go public, menjamin emisi yang
diterbitkan emiten dan terakhir melakukan kegiatan pemasaran efek yang diterbitkan
oleh emiten agar masyarakat dapat memperoleh informasi secara baik. 52 Sesuai pasal
39 UUPM maka PEE harus menjamin emiten untuk memenuhi setiap ketentuan yang
harus dibuat termasuk kontrak yang dibuat diantara PEE dan emiten dimana dalam
kontrak ini semacam jaminan dari PEE terhadap emiten menyangkut kesanggupann
PEE dalam menjual emisi dari emiten. Secara teoritis ada beberapa klasusula
kesanggupan yang biasanya ditawarkan oleh PEE yaitu:53
52
Ibid, hal. 145.
53
Ibid, hal. 145-146.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tugas utama KPEI ini adalah melakukan kliring dalam transaksi bursa
sehingga akhirnya dapat dilengkapi atau dipenuhi segala hak dan kewajiban yang
harus dilakukan oleh investor yang melakukan transaksi. Selain itu KPEI dapat
dibilang juga sebagai mitra dari pihak investor dalam hal menjamin agar transaksi di
bursa efek dapat selesai dilaksanakan. Jaminan ini dapat berasal dari efek ataupun
bank kustodian sehingga KPEI disini dapat menjamin kalau nilai jaminannya cukup
untuk melakukan transaksi tersebut demi keamanann transaksi dan para investor itu
sendiri (LKPEI dapat memberikan instruksi-instruksi kepada investor mengenai
kekurangan ataupun kelebihan jaminan tersebut). Jika investor gagal dalam
melakukan transaksi maka KPEI dapat menjual atau membeli efek dalam pasar tunai.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Sama dengan LKP, LPP ini
juga berbentuk Perseroan Terbatas dengan persratan yang juga sama, misalnya dalam
hal ijin dari BAPEPAM-LK dan ketentuan modal dasarnya.Tugas dan fungsi LPP di
Indonesia dijalankan oleh PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pada intinya
KSEI ini melaksanakan fungsi sebagai kustodian sentral yang aman dalam rangka
penitipan efek dengan kewajiban memnuhi persyaratan teknis tertentu, yang kalau
dijabarkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:55
54
Ibid, hal. 49.
55
Ibid, hal. 150.
Universitas Indonesia
Akuntan Publik, yang mana orang yang mempunyai profesi ini mempunyai
kewenangan melakukan pemeriksaan atas keuangan badan usaha yang
menegeluarakan surat berharaga untuk diperdagangkan (selanjutnya disebut emiten)
Universitas Indonesia
56
Sawidji Widoatmodjo:Pasar Modal Indonesia: Pengantar & Studi Kasus, Jkarta, Ghalia
Indonesia, 2009, hal. 47.
57
Ibid, hal 49.
Universitas Indonesia
menilai dari aspek atau segi hukum maka Penilai memberikan penbilain mengenai
berapa nilai yang wajar barang yang dimiliki tersebut baik barang itu berfisik maupun
nonfisik, yang tentu saja pada nialainya akan dihitung dengan uang. Penilai dalam
melakukan penilaian terhadap harta emiten harus bersikap objektif dan terbuka
karena harta kekayaan emiten tersebut akan dijadikan jaminan sebagai agunan
terhadap pinjaman dari investor, oleh karean itu penilaian dari Penilai akan
menetukan berapa harga dari saham atau obligasi yang diterbitkan oleh emiten.
Setelah mengenal apa saja profesi penunjang pasar modal maka selanjutnya
akan dijelasakan peranan Notaris dan Notaris pengganti dalam pasar modal.
Notaris merupakan profesi yang sudah cukup tua, pada mulanya lembaga
Notariat dikenal di Italia pada sekitar abad 11 sampai 12 dengan nama Notarius,
walaupun sebenarnya Notaris juga dikenal sejak abad 3 pada zaman pemerintahan
Romawi yang biasa disebut Tabeliones, yang pekerjaan utamanya adalah memuat
pengesahan atas surat-surat yang berhubungan dengan pemerintah Romawi pada saat
itu. Selanjutnya di Italia (kelanjutan kerajaan Romawi), Profesi Notaris tenyata
berkembang cukup dinamis, dimana berfungsi sebagai orang yang melakukan
penulisan atau pencatatan yang mana dalam perkembangannya Notaris sering
dianggap sebagai orang yang memiliki keahlian untuk menulis atau mencatat secara
cepat.58 Pada perkembangannya profesi Notaris ini mengalami puncak kejayaannya
atau perkembangannya di Perancis pada abad 13 sampai 18 pada saat revolusi
Perancis. Hal ini dikarenakan Notaris di Perancis dikenal sebagai orang yng
ditugaskan oleh pemerintah untuk melayani masyarakat untuk dalam pembuatan
surat-surat atau perjanjian-perjanjian sesuai peruntukan dan kebutuhannya walaupun
masih dianggap bukan perpanjangan tangan pemerintah sehingga kekuatan
pembuktian dari surat ataupun perjanjian yang dibuat Notaris adalah tidak sempurna
karena bukan merupkan bukti otentik (sudah semakin serupa dengan Notaris di
58
G.H.S Lumban Tobing, SH: Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta, Penerbit erlangga, 1999,
hal. 4.
Universitas Indonesia
Indonesia). Pada akhir abad ke 18 akibat revolusi Perancis dan desakan atas
kebutuhan masyarakat terhadap porofesi Notaris maka pemerintah Perancis
mengkodifikasikan Perundang-undangan yang mengatur dan berkaitan dengan
Notaris dalam sistem hukum dan tata hukum mereka sehingga kita tahu kedepannya
profesi Notaris seperti inilah yang menyebar ke Belanda dan negara-negara civil law
lainnya termasuk Indonesia akibat semangat zaman yang masih berbentuk
kolonialisme dan imperialisme saat itu di negara-negara eropa.59
Akibat semangat zaman tersebut di atas itulah maka Belanda yang pernah
menjadi bagian dari jajahan Perancis juga membawa profesi lembaga Notaris ini ke
Indonesia. Akibatnya kita menganut sistem lembaga Notariat civil law seperti yang
dianut negara Perancis maupun Belanda, dimana Profesi Notaris memegang peranan
penting dalam urusan publik khususnya yang menyangkut area hukum keperdataan
yang sebenarnya menjalankan tugas yang berasal dari pemerintah sesuai dengan
Undang-undang yang mengaturnya. Notaris pertama di Indonesia adalah seorang
Belanda yang bernama Melchior Kerchem dimana dia diangkat sebagai Notaris di
Batavia.60 Seturut perkembagannya maka kita patut berbangga karena profesi Notaris
tetap dihargai sampai saat ini sebagai mana dapat terlihat, misalnya dari semakin
dibutuhkannya banyak profesi Notaris di Indonesia, hukum yang semakin jelas
mengatur profesi ini (Undang-undang Jabatan Notaris) dan struktur pendidikan yang
semakin ketat dalam menjadikan seorang Notaris (dengan menjadikan pendidikan
profesi Notaris setara dengan Magister dalam tahap pendidikan di Universitas).
Demikian juga jika kita berbicara peran Notaris dewasa ini dalam
perkembangan perekonomian di Indonesia khususnya dalam bidang pasar modal.
Dalam geliat pasar modal di Indonesia peran Notaris sangatlah penting, mengapa
dapat saya katakan penting adalah karena Notaris di Indonesia mengemban tugas
59
Tan Thong kie, Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris (Jakarta, PT Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2007. Hal.465.
60
G.H.S Lumban Tobing, SH, Op cit., hal. 17.
Universitas Indonesia
yang krusial yang menyangkut urusan publik dalam konteks keperdataan, dimana
Notaris merupakan perpanjangan tangan Pemerintah dalam melaksanakan tugas
publiknya di masyarakat khuhusnya yang menyangkut urusan keperdataan, selain itu
Notaris juga diberi kewenangan oleh Undang-undang untuk membuat akta otenetik
yang mana kedua hal ini dirangkum dalam Undang-undang Jabatan Notaris (UUJN)
pasal 1, yang berbunyi sebagai berikut:
“Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta
otentik mengenai suatu perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh
suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan
dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan
memberikan grosse, salinan dan jutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu
oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualiakan kepada pejabat
atau orang lain.”61
Definisi pasal tersebut terlihat dengan jelas tugas, tanggung jawab dan
kewenangan Notaris khususnya yang berkaitan dengan membuat suatu perjanjian.
Selain itu tugas yang diberikan UUJN tersebut, profesi Notaris juga dituntut untuk
dapat mememnuhi kebutuhan dan perkembanagn yang terjadi dalam masyrakat,
karena jika tidak maka profesi ini kedepannya akan diragukan fungsi dan
kredibilitasnya dalam menjawab secara kongkrit tantangan yang diberikan
masyarakat khususya dalam perkembangan terknologi dan perekonomian.
61
Indonesia, Undang-undang Jabatan Notaris, UU No 24 Tahun 2004, TLN No. 4432, Pasal
1 ayat8.
Universitas Indonesia
sah dalam kaitannya dengan suatu kegiatan pasar modal.yang mana akan dijelaskan
lebih rinci dalam pembahsan mengenai kegaiatan pasr modal nantinya.
Seorang Notaris tidak dengan serta merta dapat menjalankan tugasnya sebagai
notaris pasar modal, selain telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
pasal 13 UUJN juga harus memenuhi aturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK
yaitu wajib terlebih dahulu terdaftar di BAPEPAM-LK dan memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam BAPEPAM-LK, yang tercantum dalam peraturan nomor
VII.D.1 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-37/PM/1996 tanggal 17
Januari 1996 tentang Pendataran Notaris yang melakukan kegiatan di Pasar Modal
yang isinya adalah sebagai berikut:
1. Telah diangkat sebagai notaris oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia;
2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang keuangan;
3. Memiliki akhlak moral yang baik;
4. Wajib memiliki keahlian di bidang pasar modal dan persyaratan keahlian dapat
dipenuhi melalui program latihan yang diakui oleh BAPEPAM-LK;
5. Sanggup secara terus menerus mengikuti Program Pendidikan Profesi Lanjutan
(PPL) di bidang Kenotariatan dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal;
6. Sanggup melakukan pemeriksaan sesuai dengan Peraturan Jabatan Notaris (PJN)
dan kode etik profesi, serta senantiasa bersikap indepanden;
7. Telah menjadi atau bersedia menjadi anggota Ikatan Notaris Indonesia
(selanjutnya disingkat INI);
8. Bersedia untuk diperiksa oleh INI atas pemenuhan PJN dan kode etik profesi
dalam rangka melaksakan kegiatannya.
Permohonan Notaris sebagai prosfesi penunjang pasar modal diajukan kepada
BAPEPAM-LK dalam rangkap 4 (empat) dengan menggunakan formulir yang telah
ditentukan dalam peraturan, dimana permohonan sebagaimana tersebut di atas harus
disertai dengan dokumen sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
RUPS peseroan dalam pasar modal dapat dibedakan menjadi dua bagian
(menurut proses waktunya), pertama RUPS yang merupakan masa persiapan atau
kegiatan awal dalam melaksanakan proses IPO dan Kedua RUPS yang dilakukan
oleh Perusahaan yang telah go public, dimana yang akan menjadi fokus perhatian
adalah yang pertama.
RUPS menjadi titik dasar dalam suatu Perusahaan yang ingin melakukan
penawaran Perdana. Hal ini dikarenakan Perseroan tersebut akan melakukan
perubahan Anggaran Dasarnya (selanjutnya disebut AD) seperti yang tercantum
dalam pasal 21 ayat (2) huruf (F) UU PT dan sesuai dengan pasal 88 ayat (1) UUPT
maka persayaratan agar RUPS tersebut dapat mengambil keputusan secara sah adalah
dengan dihadiri oleh 2/3 pemegang saham dan disetujui oleh 2/3 dari suara yang
dikeluarkan.
Universitas Indonesia
Ada beberpa hal yang harus diperhatkan berkaitan permodalan dan saham yaitu:
i. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor emiten yang
ada sebelum penawaran emisi oleh emiten;
ii. Jenis saham yang dikeluarkan oleh emiten;
iii. Susunan pemgang saham terakhir;
iv. Riwayat permodalan dan pemilikan saham serta peralihannya (dapat dilihat
dalam Daftar Pemegang Saham perseroan) dan juga bukti penyetoran
modalnya.
d. Direksi dan Komisaris.
Biasanya dalam hal ini mengenai keabsahan dan kompetensi dari Direksi dan
komisaris yang sedang menjabat yang bisa berkaitan dengan jangka waktu/masa
jabatan.
Dalam hal ini tentu saja persetujuan untuk malakukan penawaran perdana
yang harus diadapat dalam RUPS, pesetujuan dari komisaris emiten dan persetujuan
Universitas Indonesia
dari instansi yang berwenang yang disyaratkan agar emiten dapat melakukan kegiatan
operasional usahanya, atau untuk memiliki, menguasai, menempati, menggunakan
atau mendapatkan suatu hak yang harus dimiliki emiten tersebut.
Setelah menelaah dan memeriksa segala hal yang berkaitan denga proses
penawaran perdana maka tahap selanjutnya adalah melaksakan RUPS dengan agenda
rapat Perubahan AD emiten, hal ini agar emiten tersebut dapat melakukan penawaran
umum perdana dan menjadi Perusahaan go public, karenanya dalam RUPS status
badan hukumnya haruslah dirubah dari Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka
(PT.tbk). Selain itu juga harus dilkukan penyesuaian dalam AD untuk disesuaikan
dengan peraturan di bidang Pasar Modal, yaitu Peraturan No.IX.J.1 Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep 13/PM/1997 tentang Pokok-Pokok
Anggaran Dasar yang melakukan penawaran umum efek bersidat ekuitas dan
perusahaan Publik.
Universitas Indonesia
Dalam menyusun Perjanjian penjaminan emisi efek, Notaris tidak hanya harus
memperhatikan kepentingan emiten dan kepentingan penjamin emisi efek, namun
juga kepentingan segenap penjamin pelaksana emisi efek dan kepentingan
masyarakat calon pemodal yang nantinya akan ikut serta dalam IPO. Notaris harus
bisa secara detail kepentingan calon pemodal apakah sudah sukup terlindung dan
terjamin dan juga menjaga kepentingan penjamin emeisi efek terutama melalui
klausula mengenai penjaminan penjulan emisi dari emiten yang pernah disinggung
sebelumnya, dan juga dalam hal penetapan waktu atau jadwal penawaran emisi,
termasuk dalam prosedur penjatahan dan pengembalian pesanan dari emisi.
Ada kalanya terdapat hal-hal yang belum dapat dicantumkan dalam Perjanjian
penjaminan emisi efek yang tealh dibuat oleh notaris sebelumnya, atas hal ini Notaris
Universitas Indonesia
Dalam rangka penawaran umum perdana saham, emiten perlu untuk untuk
membuat Perjanjian Pengelolaan Administrasi Efek sebagai salah satu Lembaga
Penunjang Pasar Modal, yang berfungsi administratif dalam pengelolaan saham, dan
ini biasanya dilakukan dalam bentuk notariil.
Setiap perusahaan yang sehat dan punya visi yang besar pasti ingin dikenal
oleh masyarakat luas dan dipakai produknya oleh semakin banyak masyarakat,
dengan begitu perusahaan pasti akan mendapatkan keuntungan yang semakin
meningkat dan dengan sendirinya kesejahteraan pegawainya akan semakin terjamin
yang akhirnya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
Universitas Indonesia
umumnya. Ini merupakan salah satu cita-cita perusahaan yang baik, dan untuk
mencapai hat tersebut tidaklah mudah, perusahaan pasti selain membutuhkan sumber
daya yang prima dan produk yang berkualitas juga membutuhkan hal yang seringkali
menjadi faktor penentu, yaitu modal yang kuat. Berkaitan dengan hal inilah maka
kegiatan pasar modal mempunyai fungsi terbesarnya.
Dalam sisi yang berbeda masyarakat dewasa ini juga sudah memahami arti
pentingnya sebuah investasi, oleh karena dengan adanya kesadaran tersebut
masyarakat dewasa juga memerlukan suatu wadah untuk berinvesatasi. Pasar modal
adalah salah satu lembaga yang bisa menjawabnya walaupun juga ada ada sarana lain
yang juga cukup popular, yaitu tanah atau logam mulia. Berbeda dengan dua hal yang
disebut terakhir maka pasar modal mempunyai beberpa kelebihan diantaranya
masyarakat akan merasa menjadi bagian perusahaan dimana mereka menaruh
modalnya, dengan rasa memilki yang semakin tinggi ini maka diharapkan akan
memacu mereka untuk menjadi “pemilik” yang baik dan selanjutnya ini kan
memajukan perekonomian masyarakat Indonesia karena mereka meringankan beban
modal dari perusahaan-perusahaan tersebut dan juga mendapat pendapatan tambahan
yng cukup menjanjikan. Semua ini akan tercapi jika investasi dalam pasar modal ini
kena sasaran (misalnya diutamakan perusahaan-perusahaan nasional) dan ditunjang
oleh sistem pasar modal yang baik
62
Sawidji Widyoatmodjo, Op cit., hal. 27.
Universitas Indonesia
kekurangan, kelebihan dari suatu utang adalah tentu saja yang utama adalah tidak
berasal dari “kantung “ sendiri sehingga menarik untuk dilakukan dan selanjutnya
dalam berhutang banyak pihak yang sangat siap membantu untuk memudahkan
proses hutang hal ini mengakibatkan hutang dapat diproleh dengan semakin mudah
baik dalam jumlah yang diminta, proses pembayaran maupun jangka waktu
pembayarannya, tetapi seperti yang kita ketahui hutang juga mempunya kelemahan
khususnya dalam konteks suatu perusahan yang berhutang, yaitu hutang sangat
membebani segi finansial (angsuran dan bunga) perusahaan dan yang paling
membebankan adalah adanya jaminan yang mengikat hutang tersebut. Oleh sebab itu
perusahaan yang semakin banyak hutangnya biasanya menjadi tidak sehat dan akan
menimbulkan masalah-masalah finasnsil baru dalam perusahaan, hutang dalam arti
konvensional seperti talah dijelaskan tidaklah terus menerus menjadi saran
perusahaan yang memerlukan modal karena efek buruk yang ditimbulkan
kedepannya oleh sebab itu dalam masyarakat perkonomian modern diperlukan
alternatif sumber permodalan untuk menjadi solusi bagi suatu perusahaan yang
mencari dana segar untuk memperkuat dan mengembangkan terus bisnisnya.
Hal tersebut membawa kita kepada sumber yang kedua, yaitu ekuitas. Secara
sederhana ekuitas ini bisa terdiri dari modal sendiri atau saham, laba ditahan dan agio
saham.63 Keterbatasan dari ekiutas yang biasanya adalah modal sendiri adalah
keterbatasan jumlahnya. Tidak seperti hutang yang bisa diberikan dengan jumlah
yang besar maka kekuatan modal dari pendiri belum tentu memilki daya yang besar,
sehingga cara seperti pasti juga tidak akan membawa dampak yang signifikan bagi
perusahaan yang menginginkan ekspansi besar. Untuk mengatasi permasalahan ini
maka terciptalah sistem pasar modal, karena keterbatasan modal tersebut akhirnya
dapat ditembus dengan cara memasarkan atau menjual saham kepada manyarakat
umum. Berdasarkan belakang tersebut maka sekarang kita kenallah apa yang
dinamakan pasar modal. Seperti juga dengan hutang memasarkan saham ke
63
Ibid, hal.29.
Universitas Indonesia
3. Menigkatakan nilai perusahaan, peningkatan ini bukan saja secara fisik bagi
perusahaan seperti namanya yang semakin dikenal, mendapatkan dana segar
tetapi juga nilai yang tidak kelihatan seperti adanya sense of belonging dari
masyarakat yang menjadi investor dan juga adanya kesempatan bagi para
pegawai juga untuk membeli saham perusahaan (melalui melalui program
employee stock ownership plan/ ESOP), yang sebenarnya akan menjadi nilai
tambah yang sangat positif kedepannya.
Universitas Indonesia
Perlu diingat bahwa selain manfaat dan tujuan positif tersebut diatas perusahaan
juga harus siap mengahadapi kesulitan dan kelemahan dari proses IPO itu sendiri,
yang utamanya adalah memerlukan biaya yang besar dan harus berani membuka
kondisi perusahaan kepada masyarakat melalui laporan berkala yang dituntut
Undang-undang untuk menjamin transparasi tersebut (proses administratif yang
cukup banyak).
Selanjutnya adalah proses Proses IPO itu sendiri yang dalam pelaksanaanya
tidaklah mudah, oleh sebab itu perlu dilakukan persiapan atau perencanaan yang
matang oleh perusahaan itu sendiri dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan
dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Tuntutan untuk merubah strategi dam
kembali mereorganisai perusahaan mutlak diperlukan kareana setelah perusahaan
menjadi terbuka maka perusahaan harus siap menghadapi maslah-masalah dan
hambatan yang akan dihadapi. Adapun prosesnya dapat dibagi menjadi 3(tiga) tahap
yaitu:
64
Penulis juga menggunakan terminologi emiten untuk perushaan dalam konteks pembahasan
penawaran umum perdana.
65
Sawidji Widyoatmodjo, Op cit., hal. 54-56.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam tahap ini maka langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
berikut:66
2. Melakukan penawaran perdana. Ada masa ini investor mulai bisa membeli
saham yang tetnu saja dilakukan dalam pasar perdana walaupun tetap dilakukan
melaui perantaraan pialang;
66
Ibid, 59.
Universitas Indonesia
4. Refund, yaitu pengembalian uang investor dalam hal investor tersebut tidak
mendapatkan jatah yang sebelumnya sudah dbayarkan, maka sisanya
dikembalikan kepada investor tersebut, hal ini biasa terjadi jika terjadi
penjatahan;
Setelah kedua tahapan besar di atas selesai bukan berarti kewajiban dari
emiten selesai karena ada beberapa kewajiban penting yang harus dilakukan emiten
yaitu:67
67
Ibid, 62.
Universitas Indonesia
Jika perusahaan melakukan tahapan ini secara benar dan sesaui dengan
ketentuan peraturan yang berlaku maka tujuan dari pengembangan perusahaan
melalui IPO pada gilirannya pasti akan membawa dampak yang menggembirakan
baik bagi perusahaan itu dan juga para investor, sehingga cita-cita awal dari
dilakukannya IPO dapat tercapai.
Universitas Indonesia
BAB III
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS PENGGANTI DALAM
KEGIATAN PASAR MODAL
Dari teks Undang-undag tersebut dapat kita ambil pengetian bahwa NP berfungsi
untuk menjalankan jabatan Notaris dalam hal Notaris tersebut tidak dapat
menjalankan jabatannya sebagai notaris karena beberapa hal yang disebut dalam
pasal tersebut. Seperti yang kita ketahui dalam prakteknya seorang Notaris memang
tidak mungkin dapat terus menerus menjalankan jabatannya tanpa gangguan atau
halangan. Seorang Notaris dalam menjalankan jabatannya pun juga seperti pekerja
68
Undang-undang Jabatan Notaris, Op cit.,Pasal 1 nomor 3.
Universitas Indonesia
pada umumnya, dia memerlukan waktu istirahat atau dapat mengalami keperluan
mendadak yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Untuk mengatasi hal tersebut
maka pembuat Undang-undang memasukan peran seorang NP untuk mengatasi
masalah atau keperluan tersebut, tentunya dengan beberapa ketentuan juga yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh seorang NP. Maksud dari pembuat undang-undang
dalam memasukan pasal mengenai NP adalah sangat baik yaitu dapat:
Oleh sebab itu maka kita dapat memahami bahwa seorang NP memegang
peranan penting dalam praktek kenotariatan di masyarakat karena dengan sendirinya
dapat menunjang profesi Notaris dalam menjawab kebutuhan masyarakat di bidang
keperdataan secara baik dan sah.
Universitas Indonesia
juga tanggung jawab yang diemban oleh seorang NP dalam menjalankan tugasnya di
bidang pasar modal.
Seorang NP dalam PJN diatur mulai dari pasal 6 huruf B sampai dengan huruf
6 (P), lalu juga diatur dalam pasal 12 huruf (A) dan pasal 17, selanjutnya kita akan
menguraikannya satu persatu untuk mendapatkan kejelasan dari tiap-tiap pasalnya.69
Konteks pasal 6 dalam UUJN adalah mengenai tata cara seorang Notaris
dalam menjalankan profesinya, seperti contohnya dalam hal tempat tingal dan
kedudukan kantor Notaris tersebut. Munculnya NP dalam UUJN dimulai pada saat
pembahasan mengenai cuti Notaris dalam pasal 6 huruf (A), oleh sebab itu
pengaturan mengenai NP dimulai dalam pasal 6 huruf (B) yang kalau dijabarkan
secara singkat mengatakan dalam hal seorang Notaris berhalangan menjalankan
jabatannya karean cuti maka Notaris tersebut harus menunjuk penggantinya. Orang
yang ditunjuk menjadi NP inipun harus diambil sumpahnya seperti yang ditentukan
dalam pasal 17 PJN yang akan dijelaskan kemudian dan juga harus menjalankan
ketentuan-ketentuan yang ditentukan dalam pasal 12 huruf (A) PJN.
Selanjutnya adalah pasal 6 hurf L dan huruf (M), pasal ini masih mengenai
penunjukan notaris pengganti dalam hal Notaris mengambil cuti hanya saja dalam
pasal ini PJN juga memberikan semacam hak untuk mengambil cuti kepada NP
69
G.H.S Lumban Tobing, SH, Op cit., Hal . 40.
Universitas Indonesia
maksimal selama 6 bulan, hal ini karena seringkali seorang Notaris mengambil cuti
cukup lama dan penggantinya tersebut juga mengalami halangan dalam menjalankan
jabatannya sebagai pengganti, tentu saja durasinya tentu saja tidak boleh terlau lama
karena NP merupakan orang yang ditunjuk langsung oleh Notaris yang digantikannya
tersebut. Dikatakan lebih lanjut dalam pasal 6 huruf (M) diatur dalam hal Pengganti
tersebut berhalangan atau meninggal maka pejabat yang mengangkat NP tersebut
dapat menunjuk orang lain sebagi penggantinya.
Sama seperti yang termaktub dalam PJN peran dan kedudukan seorang NP
dalam UUJN juga diletakan dalam Bab mengenai cuti Notaris, yaitu dalam Bab V
pasal 25, 27, 32 dan 33, selain itu ada juga beberapa ayat dalam pasal-pasal tertentu
yang juga mengatur tentang NP diluar bab tersebut, yang nanti akan ikut disinggung
juga karena masih menyangkut dengan kewajiban NP. Peran seorang NP mulai
timbul jika seorang Notaris mengajukan cuti, hal ini tertulis dalam pasal 35 ayat (3)
yang berbunyi:70
Jadi masih sama dengan PJN, bahwa seorang NP timbul karena dua unsur,
yaitu Notaris yang digantikan tersebut menjalankan atau mengajukan cuti dan
selanjutnya Notaris yang bersangkutan tersebut mengajukan pengganti dirinya, yang
mana hal ini dikuatkan dalam pasal 27 ayat (1) yang mengatakan:71
70
Undang-undang Jabatan Notaris, Op cit.,Pasal 35 ayat 3.
71
Undang-undang Jabatan Notaris, Op cit.,Pasal 27 ayat 1.
Universitas Indonesia
Masih sama dengan PJN, kewajiban dari seorang Notaris yang akan
digantikan oleh NP adalah juga harus menyerahkan Protokol Notaris kepada NP dan
NP tersebut akan menyerahkan kembali Protokol Notaris kepada Notaris setelah masa
cutinya berakhir. Hal ini tersebut dalam pasal 32 ayat (1) dan (2). Pasal ini dapat
diartikan kalau NP bertanggung jawab sama seperti seorang Notaris dalam
menjalankan jabatannya tersebut, berkenaan dengan tanggung jawabnya untuk
mencatatkan dan memelihara akta-akta yang dibuatnya sebagaimana yang tercantum
dalam pasal 16 ayat (1) huruf (F) sampai dengan (J), selain tentu saja secara umum
kewajiban seorang Notaris yang disebutkan dalam pasal 16 UUJN juga menjadi
kewajiban yang harus dilakukan oleh NP.
72
Undang-undang Jabatan Notaris, Op cit.,Pasal 33 ayat (1).
Universitas Indonesia
Dengan adanya peraturan ini kita dapat mengambil minimal dua keuntungan,
pertama untuk mengetahui dengan pasti syarat apa sajakah untuk menjadi seorang NP
dan yang kedua untuk menjamin lebih baiknya praktek Kenotaritan walaupun
dijalankan oleh seorang NP. Adanya pasal tersebut di atas tentunya merupakan
kemajuan dalam dunia Kenotariatan di Indonesia dimana sebelum adanya UUJN
syarat untuk menjadi seorang NP tidaklah diatur jelas sehingga seringkali
menimbulkan keraguan, walaupun dalam kenyataannya di lapangan sebenarnya tidak
berdampak terlalu signifikan. bagaimanapun juga penunjukan seorang NP dilakukan
oleh Notaris yang sudah mengenal NP terkait jadi dia pasti akan memilih dengan
sebaik-baiknya karena juga menyangkut nama baik dari Notaris itu sendiri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hal seperti ini seharusnya tidak boleh dibiarkan terlalu lama karena nantinya
berdampak cukup luas dalam lalu lintas kegiatan pasar modal di masyarakat,
diantaranya akan mengurangi rasa percaya atau trust dari pihak yang ingin
melakukan tindakan hukum dalam pasar modal—utamanya dalam kebutuhan dari
pembuatan alat bukti yang sah dan otentik di mata hukum—,dan kedua menghambat
kegiatan pasar modal itu sendiri yang seharusnya dapat menjadi roda penggerak
perekonomian modern di Indonesia, serta yang ketiga ini akan mengorbankan citra
dan kinerja dari profesi Notaris karena pada akhirnya beban dari permasalahan ini
akan menimpa Notaris baik dari secara organisatoris maupun perorangan.
73
Penulis mendapatkan kesimpulan ini dari hasil wewancara dengan pihak BAPEPAM-LK
pada bagian pendaftaran Notaris pasar modal.
Universitas Indonesia
Pertama ini dapat menjamin dan memberikan kepastian secara hukum untuk
NP menjalankan jabatannya dalam kegiatan pasar modal, demikian juga sebaliknya
dari sisi kliennya atau pengguna jasa NP, kedua menjamin keahlian atau skill dari
NP yang akan menggantikan seorang Notaris pasar modal karena seperti yang kita
ketahui bersama variabel dan kerumitan transaksi pasar modal juga menuntut
keahlian dan pengalaman yang cukup mumpuni sehingga jika ini dapat dilaksanakan
kualitas dari pelayanan lembaga Kenotariatan akan dapat terjaga secara konsisten.
Untuk menjawab ketertinggalan atau absennya dasar normatif ini maka dalam
prakteknya para Notaris mauapun dai BAPEPAM-LK melakukan penafsiran yang
74
Terlampir dalam lampiran 1.
Universitas Indonesia
ekstensif sekaligus analogis, tafsirannya adalah peraturan yang berlaku untuk Notaris
di bidang pasar modal sebagaimana diatur dalam aturan BAPEPAM-LK nomor
VIII.D juga berlaku bagi penggantinya, artinya persyaratan untuk menjadi NP pasar
modal disamakan dengan Notaris pada umumnya yang ingin menjadi Notaris pasar
modal. Jadi terdapat penyimpangan dalam hal individu tersebut belumlah seorang
Notaris dan/atau belum mendapat STTD sehingga terjadi “ambigu” dalam
menafsirkannya.75 Dalam praktekny apara pelaku pasar modal terutama BAPEPAM-
LK dan Notaris membuat semacam aturan yang disepakati bersama. Disatu sisi hal
ini patut dihargai karena terdapat kemajuan dalam teori hukum dari perspektif
sosiologi hukum karena terdapat penafsiran yang tidak kaku tetapi di sisi yang lain
tetep enimbulkan pertanyaan apakah penafsiran semacam ini memang membawa
kemajuan atau hanya untuk keuntungan beberapa pihak tertentu saja. Pemecahan
masalah ini dalam pendekatan prakteknya dapat dilakukan dengan usaha-usaha
sebagai berikut:
1. Bahwa NP tersebut juga selain juga telah diangkat dan disetujui oleh
organisasi Notaris juga harus mendapat persetujuan atau surat penunjukan
dari BAPEPAM-LK yang mana sebenarnya persetujuan ini hanya diberikan
hanya untuk kasus-kasus tertentu atau mendesak saja;
2. NP tersebut harus mempunyai keahlian di bidang pasar modal yang mana
biasanya dalam praktek NP tersebut adalah asisten dari Notaris pasar modal
yang sedang cuti dimana sebelum cuti Notaris tersebut mernunjuknya secara
langsung dan memberikan rekomedasinya kepada BAPEPAM-LK, sehingga
kredibilitasnnya dan kualitasnnya minimal dapat terjaga.
75
Dalam diskusi penulis dengan Pihak BAPEPAM-LK dari bagian Peraturan dan dan
penegakan Hukum, pihak mereka mnegatakan masih kesulitan untuk menafsirkan situasi yang ada,
BAPEPAM-LK lebih cenderung untuk bersikap normatif dibandigkan menafsirkan aturan
BAPEPAM-LK Nomor VII.D secara ekstensif.
Universitas Indonesia
76
Menurut diskusi penulis dengan pihak BAPEPAM-LK sebagaiman talah disinggung
sebelumnya keberadaan Notaris pasar modal yang ada sudah hampir mendekati 1400 orang (dilihat
dari STTD yang diterbitkan), hal ini juga mungkin yang membuat BAPEPAM-LK untuk tidak
mengeluarkan aturan mengenai NP dan dapat dilihat sebagai kesempatan untuk Notaris pasar modal
yang baru untuk berkembang.
Universitas Indonesia
terjadi sedikit perbedaan dimana peran dari NP tidak bisa seperti Notaris pasar modal
umumnya, dalam prakteknya karena belum mempunyai dasar hukum yang jelas maka
kewenagan NP juga menjadi tebatas, hal ini menjadikan NP belum dapat
mengantikan seorang Notaris pasar modal untuk membuat akta-akta yang berkaitan
dengan transaksi major atau besar, contohnya akta-akta yang dibuat berkenaan
dengan IPO (penawaran perdana) dan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan
(RUPS), hal ini disebabkan selain absennya dasar hukum mengenai keberadaan NP
dsalam pasar modal juga disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu kegiatan pasar modal ini
membutuhkan seorang Notaris pasar modal yang sudah terbiasa dan mampu
menangani transaksi ubtuk membuat akta menyangkut IPO (jadi para stakeholder
dalam pasar modal biasanya belum mempercayakan transkasi major ini kepada NP).
Kedua menyangkut kewenanagn yang juga menuntut persetujuan dari BAPEPAM-
LK sehingga bisa atau tidaknya seringkali menjadi relatif tergantung dari keputusan
BAPEPAM-LK (mana akta yang boleh dan yang tidak). Kedepannya jika peraturan
mengenai NP sudah dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK maka sentimen negatif ini bisa
dikurangkan bahkan dihilangkan.
1. Transaksi dalam pasar sekunder setelah penawaran umum seperti jual jual
beli saham atau obligasi ataupun instrumen surat berharga dalam bursa efek
atau pasar sekunder;
2. Pembuatan akta perubahan pengurus dalam perusahaan terbuka, sekuritas atau
efek;
77
Contoh-contoh ini didapatkan dari diskusi penulis dengan para asisiten Notaris pasar modal
baik dalam kunjungan yang disengaja ataupun dalam seminar-seminar yang pernah diadakan terkait
konteks penulisan ini
Universitas Indonesia
3. Pembuatan risalah rapat Perseroan terbuka ( bukan RUPS tahunan) atau yang
telah mencatatkan sahamnya di bursa saham baik yang dilakukan diluar rapat
tahunan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB IV
Ulasan dalam bab ini akan tetap melihat dari dua sisi yaitu secara teori
maupun prakteknya dilapangan, diharapkan dari pembahasan ini akan mendapat
sedikit titik terang untuk melihat praktek NP dalam kegiatan pasar modal supaya
kesalahan/misleading dapat dihindari dan mengurangi sengketa hukum /disputed,
baik bagi para pengguna pengguna jasa/ stake holder dari profesi kenotariatan,
BAPEPAM-LK termasuk juga badan-badan yang terkait dengan transaksi pasar
Universitas Indonesia
modal dan juga bagi Notaris pasar modal khsunya NP itu sendiri dalam menjalankan
aktifitas kegiatan pasar modal yang semakin tinggi intensitasnya dan berkembang
pesat dalam masyarakat sekarang ini.
2.1.1. NP yang membuat akta pasar modal tersebut sudah diangkat sumpahnya
dan menjabat menjadi seorang Notaris, kasus ini pernah terjadi dimana
NP ini membuat akta untuk suatu tindakan perusahaan (corporate action)
dari salah satu perusahaan yang cukup besar dimana telah go public atau
sahamnya tercatat di bursa saham. Hal ini bisa terjadi karena NP
tersebut kemungkinan besar sedang menunggu STTD oleh pihak
BAPEPAM-LK78, tetapi tetap hal ini juga tidak dapat dibenarkan karena
melanggar aturan BAPEPAM nomor VIII.D yang mengatur mengenai
persyaratan menjadi Notaris pasar modal dan juga melanggar aturan
dalam UUJN mengenai definisi seorang Notaris dan NP, dimana jika
mau ditafsirkan dengan alur pemikiran secara sederhana seorang yang
sudah menjadi Notaris tidaklah mungkin sekali-kali dapat menjadi NP.
Jika dibiarkan maka kerancuan pengertian antar Notaris Pengganti pada
umumnya dan Notaris Pengganti pasar modal (yang seharusnya
merupakan satu entitas) akan semakin membingungkan (contoh nomor
78
Contohnya terdapat dalam lampiran II
Universitas Indonesia
satu ini juga mencakup setiap akta yang dibuat oleh Notaris yang belum
terdaftar menjadi Notaris pasar modal).
Universitas Indonesia
79
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Penerbit PT.Intermasa, cetakan XXIX, hal 137.
80
Elly Erawati dan Herlin Boediono,Penjelasan Hukum tentang Kebatalan Suatu Perjanjian,
Penerbit NLRP hal. 1.
Universitas Indonesia
Dapat dibatalkan seperti yang telah dijelaskan di atas terjadi karena melanggar
syarat subyektif dari sahnya suatu perjanjian yaitu mengenai kesepakatan dan
kecakapan. Artinya suatu perjanjian jika melanggar syarat subyektif tersebut maka
para pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut dapat meminta pembatalan dari
perjanjian itu. Jadi hal kebatalan dalam perjanjian tersebut tidak datang dengan
sendirinya tapi bersifat menunggu atau pasif dari pihak-pihak terkait dalam perjanjian
yang memnag berhak membatalkannya, tetapi juga menuntut peran aktif atau
tindakan dari orang yang merasa ada kecacatan dalam pembuatan kesepakatan akta
dalam melihat adanya unsur ketidak cakapan dalam perjanjian tersebut.81 dapat
dikatakan juga suatu perjanjian yang melanggar syarat subyektif tetapi tidak ada
yang mengajukan pembatalan maka perjanjian tersebut tetap berlaku.
Lain halnya dengan pengertian batal demi hukum yang berarti suatu
perjanjian jika batal demi hukum maka perjanjian tersebut tidak pernah dianggap ada
dan dengan sendirinya mengembalikan keadaan seperti sebelum adanya perjanjian
tersebut, karena demi hukum perjanjian tersebut adalah batal atau tidak pernah ada.
Jadi batal demi hukum terjadi secara otomatis dan seketika karena kehendak dari
hukum itu sendiri bukan dari para pihak yang terkait dengan perjanjian.82 Dalam
prakteknya tentu saja tidak semudah teorinya karena pihak yang dirugikan biasanya
akan menuntut ganti rugi atau pertanggung jawaban akibat perjanjian tersebut, yang
mana mau tidak mau pihak tersebut harus berjuang keras membuktikan perjanjian
tersebut memenuhi ketentuan dan unsur batal demi hukum di dalam Pengadilan
81
Ibid, Hal 4.
82
Ibid.
Universitas Indonesia
(melanggar syarat objektif maupun kewenangan absolut dalam suatu perjanjian yang
akan dijelaskan selanjutnya).
Pengajuan tersebut diajukan oleh para pihak yang berkait dalam perjanjian
atau sengketa tersebut;
Melihat pengertian batal demi hukum maka ada beberapa cara suatu
perjanjian dapat menjadi batal demi hukum baik yang di syaratkan oleh KUHAP
maupun Undang-undang lainnya yaitu:84
c. Batal demi hukum karena memenuhi klausula dalam isi perjanjian itu;
d. Batal demi hukum karena melanggar asas actio pauliana, yang biasanya
terjadi dalam sengketa kepailitan;
83
Iswi Hariyani S.h.,M.H dan Ir.R. Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis:
Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana& Produk Pasar Modal
Syariah, Penerbit Visi Media: Jakarta, 2010, Hal. 354.
84
Ibid, hal. 5.
Universitas Indonesia
f. Batal demi hukum yang dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang khusus
untuk membatalkan suatu perjanjian tertentu seperti Bank Indonesia di bidang
perbankan dan juga BAPEPAM-LK di bidang pasar modal.
Definisi pengertian batal demi hukum yang cukup luas ini dapat menjadi titik
tolak jawaban atas permaslahan hukum tentang bagaimanakah akibat hukum yang
timbul dalam hal akta-akta yang menyangkut kegiatan pasar modal tersebut dibuat
oleh seorang NP (baik yang melakukan pelanggaranan secara subyektif maupun
obyektif). Jika kita melihat pelanggaran dalam point 2.1.1 dan pelaggaran 2.1.2 maka
akibat dari pelanggaran tersebut dapat berarti akta yang dibuat oleh NP bersangkutan
menjadi batal demi hukum karena akta tersebut jelas dibuat oleh orang yang tidak
berwenang melakukan perbuatan hukum, yang mana seharusnya perbuatan hukum
tersebut sebenarnya harus dilakukan oleh Notaris Pasar Modal.
Pelanggaran nomor 2.2 juga termasuk dalam cakupan perjanjian yang batal
demi hukum seperti dijelaskan dalam huruf (f) di atas, dimana pihak yang dapat
memintakan pembatalan atau memuat penolakan terhadap akta tersebut adalah
BAPEPAM-LK sebagaiman tertulis dalam UUPM (bab II). Berarti dapat ditarik
benang merah dalam hal suatu pelanggaran dalam pembuatan akta pasar modal yang
dibuat oleh NP maka konsekuensi yang terjadi adalah akta tersebut akan batal demi
hukum.
Universitas Indonesia
Kembali yang menjadi titk tolak apakah suatu akta yang dibuat oleh NP pasar
modal adalah ”aturan main”, jika para stakeholder dalam pasar modal mau bersikap
tegas maka seharusnya praktek NP di Indonesia saat ini belum dimungkinkan, karena
itu dengan adanya pengandaian ini maka akta yang dibuat oleh NP adalah batal demi
hukum. Jika mau melihat dari segi prakteknya maka peran NP dalam pasar modal
tidaklah dapat disangkal lagi, selama akta NP pasar modal tersebut disetujui oleh
BAPEPAM-LK maka diharapkan akta itu tidak membawa masalah hukum, dimana
85
Iswi Hariyani S.H.,M.H dan Ir.R. Serfianto Dibyo Pornomo, Op cit.Hal.324.
Universitas Indonesia
hal ini disebabkan isi dari akta tersebut dijamin oleh BAPEPAM-LK
(diperbolehkan), tetapi dalam hal terjadi konflik atau dispute maka dapat menjadi
”bumerang”, baik bagi BAPEPAM-LK maupun profesi Notaris itu sendiri.
BAPEPAM-LK sebagai pihak yang berotoritas mengatur lalu lintas kegiatan pasar
modal dituntut untuk mengambil tindakan nyata menyelesaikan permasalahan ini
dengan menimbang dampak positif sekaligus negatif keberadaan NP dalam kegiatan
pasar modal di Indonesia.
Universitas Indonesia
BABV
PENUTUP
1. Kesimpulan
A. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Notaris agar dapat menjankan fungsi
sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal selain diangkat sebagai Notaris sesuai
dengan UUJN, juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
peraturan Nomor VII.D.1 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM nomor Kep-
37/PM/1996 tertanggal 17 Januari 1996 tetang Pendaftaran Notaris yang
melakukan kegiatan pasar modal, yang isinya mewajibkan Notaris tersebut
mempunyai keahlian dalam bidang pasar modal melalui program yang
diselenggarakan oleh BAPEPAM-LK dengaan mengikuti Pendidikan Profesi
Lnjutan (PPL), sehingga akhirnya dapat mengajukan permohonan STTD ke
BAPEPAM-LK.
Notaris juga dituntut untuk menaati kode etik dan standar Profesi pasar modal
sebagaimana yang disebutkan alam pasal 66 UUPM, yang isinya menyatakan
Notaris juga dapat melaporkan kepada BAPEPAM-LK apabila mengetahui
adanya informasi yang sifatnya rahasia tetapi terdapat pelanggaran terhadap
peraturan pasar modal yang dilakukan oleh emiten.
B. Keberadaan Notaris Pengganti (NP) dalam pasar modal belumlah diatur secara
tegas dan jelas sehingga secara normatif maka seorang NP tidak dapat membuat
akta-akta yang berkaitan dengan kegiatan pasar modal, tetapi dalam prakteknya
kita dapat menenukan NP pasar modal, yang mana hal ini terjadi karena
kebutuhan yang ”mendesak” ataupun ”khusus” sehingga diperbolehkan dengan
persetujuan BAPEPAM-LK. Akibat situasi ini maka akan berpengaruh pada
syarat, kewenangan dan larangan yang diemban oleh sorang yang menjadi NP
pasar modal.
Terdapat dua pandangan terhadap NP pasar modal itu sendiri, yaitu yang
keberatan adanya NP pasar modal dan yang mendukung adanya NP pasar modal.
Adapun keberatan terhadap NP dalam kegiatan pasar modal intinya dikarenakan
hal- hal sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Adapun akibat dari akta-akta yang berkaitan dengan pasar modal dapat batal
menjadi hukum jika orang tersebut melanggar kewenangan absolut mengenai
syarat sahnya menjadi NP pasar modal, yang dapat dilakukan oleh BAEPPAM-
LK sebagai lembaga yang berwenang atapun para pihak yang terkait dalam
perjanjian ( tetapi semua kembali pada aturan normatifnya atau cara pandang
yang dipilih).
2. Saran
Sepanjang mengenai peran Notaris dalam kegiatan pasar modal memang tidak
menimbulkan permasalahan, karena aturan hukum yang mergaturnya sudah cukup
jelas dan berjalan dengan baik. Adapun saran yang diberikan adalah yang berkenaan
dengan peran NP dalam kegiatan pasar modal termasuk akibat hukum yang
ddiakibatkan oleh akta-akta yang dibuat oleh NP pasar modal. Saran yang dapat
diberikan berkenaan dengan pokok permasalahan yang telah dibahas adalah sebagai
berikut:
A. Saran utama yang diberikan berkaitan dengan peran NP pasar modal dalam hal
BAPEPAM-LK menyetujui adalah dengan segera mengeluarkan ketentuan
yang mengatur tentang NP (sesuai draft baru peraturan VII.D.1 atau direvisi),
Universitas Indonesia
agar posisi dan peran NP pasar modal menjadi jelas, yang mana di dalamnya
dapat memuat persyaratan, kewenangan, kewajiban dan larangan bagi NP
pasar modal. (penelitian yang cukup mendalam baik dari Notaris pasar modal
yang ada dengan stakeholders pengguna jasa Notaris wajib dibutuhkan).
B. Keberadaan NP pasar modal tetap berlangsung tanpa adanya dasar hukum yang
mendukungnya akan membuat konflik hukum kerap terjadi, BAPEPAM-LK
sebagai lembaga yang beorotoritas mengawasi dan menegakan ketertiban dalam
kegiatan pasar modal dituntut bekerja keras untuk memantau akta-akta yang
dibuat oleh NP pasar modal, terutama terhadap NP yang membuatnya dan akta-
akta yang dihasilkannya. Dari kedua hal tersebut harus dilihat apakah masih
sesuai dengan yang ditetapkan oleh BAPEPAM-LK, karena jika menimbulkan
sengketa atau menyalahi ketentuan, BAPEPAM-LK dapat menindak secara
tegas NP pasar modal sesuai pasal 102 UUPM .
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
I. Buku
Elly Erawati dan Herlin Boediono, Penjelasan Hukum tentang Kebatalan Suatu
Perjanjian ( Jakarta, Penerbit NLRP, 2010).
DR. Imam Syahputra, SH.,LL.M, Hukum Pasar Modal: Teori dan Kasus (Jakarta,
Harvarindo, 2011).
G.H.S Lumban Tobing, SH: Peraturan Jabatan Notaris (Jakarta, Penerbit Erlangga,
1999).
Iswi Hariyani A.H.,M.H dan Ir.R. Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum
Bisnis Pasar Modal: Strategi tepat Investasi saham, Obligasi, Waran, right,
Opsi, Reksdana & Produk Pasar Modal Syariah (Jakarta: Visi media, 2010).
M.Irsan Nasarudin, SH, et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta,
Kencana Perdana Media Group, 2004).
Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia: Pengantar & Studi Kasus (Jakarta,
Ghalia Indonesia, 2009).
Universitas Indonesia
Sri mamudji, et al., Metode Penelitian Dan Penulisan Hukum, (Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005).
Tan Thong kie, Studi Notariat dan Serba Serbi Praktek Notaris (Jakarta, PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2007).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2001).
Universitas Indonesia
[Type text]