You are on page 1of 11

Makalah BAB VII Sejarah Indonesia Wajib

(Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda dalam


Perubahan Politik dan Ketatanegaraan Indonesia)

Disusun oleh:
Nama: Ni Made Arya Swari Nantika
Kelas: XII Mipa 1
No Presensi: 25

SMA Negeri 1 Penebel


Tahun pelajaran 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ni Ketut
Suarti, selaku guru pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis sebagai penyusun, merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penebel, 6 Maret 2023

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................................1
1.3. Manfaat.......................................................................................................................................1
Bab II Isi.....................................................................................................................................................2
2.1. Pengertian Pemuda dan Pemerintahan Orde Baru....................................................................2
A. Pengertian Pemuda.....................................................................................................................2
B. Pengertian Pemerintahan Orde Lama........................................................................................2
C. Pengertian Pemerintahan Orde Baru.........................................................................................3
D. Pengertian Pemerintahan Masa Reformasi................................................................................3
2.2. Sejarah Gerakan Mahasiswa dalam Perubahan di Indonesia....................................................4
A. Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan....................................................................................4
B. Masa Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama.................................................................................5
C. Era Reformasi..............................................................................................................................7
Bab III Penutup.........................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................................8
3.2. Saran............................................................................................................................................8

ii
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Mahasiswa sebagai kelompok elit terdidik memiliki peran penting dalam sejarah suatu negara.
Melalui kekuatan ideologi dan intelektualnya, mahasiswa menciptakan sebuah gerakan perubahan yang
dikenal dengan nama gerakan mahasiswa. Banyak perubahan dilakukan dalam tatanan kehidupan, baik
pada tatanan sosial maupun politik. Keadaan itu terjadi pada hampir seluruh mahasiswa di setiap
negara, begitu pula dengan mahasiswa Indonesia. Sejarah mencatat, beberapa peristiwa besar di
Indonesia melibatkan mahasiswa di dalamnya. Seperti berdirinya Orde Baru, yang kemudian
mahasiswanya dikenal dengan sebutan angkatan 66, peristiwa Malari tahun 1974 dan reformasi tahun
1998. Beberapa peristiwa yang disebutkan di atas menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa di Indonesia
mencoba untuk mengambil peran pada sebuah proses perubahan. Dalam prosesnya banyak cara yang
ditempuh oleh mahasiswa Indonesia untuk memperbaiki suatu keadaan, baik dengan cara
berdemonstrasi atau menyuarakan aspirasi mereka melalui aksi tulisan dan informasi. Namun, jalan
yang harus dilalui tidak selalu mulus. Misalnya, para aktivis mahasiswa harus menghadapi berbagai
peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk melumpuhkan roda gerakan mahasiswa. Pada tahun
1978, terjadi pengerdilan gerakan mahasiswa melalui Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan
Koordinasi Kampus (BKK) yang berfungsi mendomestikasi kekuatan mahasiswa melalui tangan Rektor
(Sanit, 1999, hlm. 171). Keadaan tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan
kampus hingga beberapa tahun kemudian. Melalui NKK/BKK, sistem perkuliahan juga terkena imbasnya,
yaitu dengan adanya sistem Sistem Kredit Semester (SKS). Sepertidiungkapkan oleh Adnan dan
Pradiansyah dalam (Soemardjan, 1998, hlm. 136) bahwa sistem SKS “memaksa” mahasiswa untuk
menyelesaikan kuliahnya dengan cepat dan bekerja sebagai profesional. Artinya, ruang untuk
menjadiaktivis semakin kecil dan sempit. Keadaan tersebut membuat gerakan mahasiswa menjadi lesu
dan mereka bertahan dalam keadaan yang serba sulit.

1.2. Tujuan
1. Menjelaskan peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia.
2. Menjelaskan sejarah gerakan mahasiswa dalam perubahan di Indonesia.

1.3. Manfaat
1. Menambah wawasan seputar sejarah pergerakan mahasiswa.
2. Menambah wawasan seputar sejarah pra kemerdekaan, orde baru, orde lama, reformasi
Indonesia.
3. Sebagai perluasan materi mata pelajaran sejarah kelas XII

1
Bab II Isi

2.1. Pengertian Pemuda dan Pemerintahan Orde Baru

A. Pengertian Pemuda
Pemuda merupakan kumpulan orang-orang yang masih muda yang mempunyai jiwa, semangat, ide,
dan pemikiran-pemikiran yang segar dan visioner yang bisa dipergunakan untuk memajukan bangsa.
Jadi, generasi muda sangatlah penting dalam suatu bangsa, bahkan generasi muda ini bisa dikatakan
sebagai tonggak utama suatu bangsa yang berpengaruh besar dalam suatu negara dengan aksi-aksi dan
pemikiran kritisnya. Yang dimaksud dengan kumpulan orang muda dalam pengertian ini bukan muda
menurut usia saja, yang dimaksud dengan kumpulan orang-orang muda adalah seseorang yang masih
produktif dan masih aktif dalam bidangnya masing-masing. Biasanya orang-orang yang dianggap muda
adalah mereka yang berumur kurang dari 40 tahun.

Beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat sebagai berikut.

a. Kemurnian Idealismenya.
b. Keberanian dan keterbukaannya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru.
c. Semangat pengabdiannya.
d. Spontanitas dan dinamikanya.
e. Inovasi dan kreativitasnya.
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru.
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan kepribadiannya yang mandiri.
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap, dan
tindakannya dengan kenyataan yang ada.

B. Pengertian Pemerintahan Orde Lama


Orde Lama berlangsung selama sekitar 22 tahun (1945-1966) di bawah kepemimpinan Presiden
Soekarno. Di era ini terjadi beberapa kali sistem pemerintahan. Mulai dari presidental, parlementer,
demokrasi liberal, hingga demokrasi terpimpin. Orde Lama adalah era di mana Indonesia baru merdeka,
sehingga pemerintahan belum begitu stabil. Pemerintah bersama rakyat masih disibukkan dengan usaha
mempertahankan kemerdekaan yang hendak kembali direbut penjajah Belanda.

Selain ancaman dari luar, Indonesia yang masih berusia belia juga mendapatkan gangguan dari
dalam. Gangguan ini berkaitan dengan perbedaan ideologi yang ingin diterapkan di Indonesia.
Setidaknya terjadi beberapa kali pemberontakan di era Orde Lama. Yakni pemberontakan PKI pimpinan
Muso di Madiun pada 1948, pemberontakan Negara Islam Indonesia (NII) pimpinan Kartosuwiryo pada
Agustus 1949, dan pemberontakan PKI pimpinan DN Aidit pada 30 September 1965.

Gangguan keamanan serta dinamika politik yang tinggi membuat pemerintahan Orde Lama tidak
banyak membangun. Salah satu tinggalan Orde Lama ikonik adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta yang digunakan untuk Asian Games IV dan Ganefo (Games of The News Emerging
Forces).

2
Peran pemuda dalam pemerintahan orde lama:

Tri Tuntutan Rakyat/Tritura adalah 3 tuntutan kepada pemerintah Orde Lama yang diserukan para
pemuda yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi
Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh
Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan
Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Isi Tritura (tiga tuntutan rakyat):

1. Bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI)

Diakhir masa Orde Lama, PKI melakukan aksi pemberontakan pada 30 September 1965 yang
meresahkan situasi politik dan sosial.

2. Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S PKI 1965.

3. Turunkan harga, yakni sembako.

Dimasa Orde Lama, pemerintah banyak mengalami kegagalan kebijakan ekonomi dan. diperparah
dengan kebijakan politik Mercursuar, sehingga terjadi krisis ekonomi, inflasi hingga 650% yang membuat
naiknya harga bahan pokok dan BBM.

C. Pengertian Pemerintahan Orde Baru


Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru
menggantikan Orde Lama yang mengarah pada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru dikenal dengan
semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama oleh Soekarno. Orde Baru
berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998.

Moh. Mahfud M.D., seorang Guru Besar Hukum Konstitusi mendeskripsikan bahwa pada masa
pemerintahan Orde Baru dulu banyak identifikasi yang dilekatkan pada kepolitikan Indonesia sebagai
negara nondemokratis seperti stotis organis, state corporatism, technocratic military regime,
patrimonialisme jowa, beambtenstaat, post colonial state, bureaucratic authoritarion regime (BAR), dan
sebagainya. Semua identifikasi itu menunjuk pada substansi yang sama bahwa pemerintahan Orde Baru
adalah otoriter dan korup.

D. Pengertian Pemerintahan Masa Reformasi


Masa reformasi adalah masa perubahan dari masa sebelumnya. Di Indonesia masa reformasi terjadi
pada tahun 1998, yaitu masa peralihan dari orde baru (pemerintahan soeharto) ke masa selanjutnya.
Awal dari pemerintahan di era reformasi atau yang disebut sebagai masa transisi ini digunakan untuk
membuka peluang dalam menata kehidupan yang lebih berdemokrasi. Masa reformasi dimulai dengan
adanya kepemimpinan BJ Habibie sebagai presiden untuk menggantikan Soeharto yang telah
mengundurkan diri.

3
Reformasi yang ada di Indonesia sendiri terjadi pada tahun 1998, dimana merupakan awal kejatuhan
Orde Baru setelah adanya gerakan reformasi dari berbagai elemen masyarakat. Reformasi yang terjadi
tersebut disebabkan semakin banyaknya krisis yang terjadi seperti politik, ekonomi, hukum, sosial, dan
juga krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang ada.

2.2. Sejarah Gerakan Mahasiswa dalam Perubahan di Indonesia


A. Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan
Mahasiswa Indonesia telah berperan dalam menciptakan perubahan sebelum kemerdekaan NKRI.
Sejak tahun 1908 dengan berdirinya Boedi Oetomo, mahasiswa Indonesia mulai mengadakan persatuan
untuk mendiskusikan dan memperjuangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Tidak hanya di Jakarta
gerakan mahasiswa mengalami persatuan, namun di Belanda juga. Mahasiswa- mahasiswa Indonesia
yang belajar di sana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti Indoneische
Vereeninging, Indische Parti, dan Indische Social Democratische (ISDV). Darl kebangkitan pemuda yang
dimotori mahasiswa tersebut, maka pada tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II,
dicetuskanlah "Sumpah Pemuda Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa
hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Pada tahun-tahun sebelum
kemerdekaan mahasiswa-mahasiswa Indonesia telah mengadakan sebuah gerakan persatuan untuk
memperjuangkan nasib bangsanya. Nasib bangsa yang belum lahir, namun akan segera lahir. Gerakan
mahasiswa ini berperan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang saat
itu sedang dijajah oleh Belanda. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan
seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi masyarakat yang
adil, sejahtera, dan beradab. Mahasiswa di Belanda maupun di Jakarta terus mendiskusikan dan
bermimpi tentang kemerdekaan rakyatnya.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang dilakukan oleh
mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan dibantu juga oleh beberapa orang Belanda yang prihatin dengan
kondisi bangsa Indonesia. Maka pada tahun 1945, pada saat Jepang berkuasa, maka pemuda Indonesia
yakni terdiri dari angkatan muda dan angkatan tua berupaya untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Pada bulan Agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni
menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno dan berita
tersebut diteruskan ke seluruh Indonesia.. Gerakan pemuda Indonesia yang di dalamnya merupakan
gerakan mahasiswa, lewat diskusi-diskusi bawah tanah di asrama Menteng, asrama Cikini, dan asrama
Kebon Sirih berhasil membawa perubahan pada bangsa Indonesia, sehingga menemukan
kemerdekaannya sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis oleh waktu, Sejak berdirinya Budi Utomo
pada tahun 1908 hingga menjelang kemerdekaan semangat pemuda tetap berkobar dengan
pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia, Memang waktu
yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan, namun dengan strategi gerakan yang tepat
bangsa ini telah menemukan nasibnya sendiri. Di tangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini berubah,
dan di tangan pemuda jugalah perubahan terjadi.

4
B. Masa Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama
Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi. Di manakah pemuda-pemuda Indonesia setelah
kemerdekaan? Mereka tetap ada dalam titik kritis dengan pemerintahan yang baru saja terbentuk
Masukan-masukan kritis diberikan para pemuda kepada Soekarno dan Hatta untuk melanjutkan nasib
bangsa ini.

Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekamo, Hatta, Amir Syarifudin, dan lainnya masuk dalam
tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia demi terciptanya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan beradab.

Pada tahun-tahun selanjutnya mulai muncul pergerakan-pergerakan mahasiswa yang berlandaskan


nasionalisme Indonesia untuk tetap berjuang menuju kemerdekaan yang dicita-citakan, seperti PMIL,
GMNI, HMI, dan lainnya. Pada tahun 1950-1959, saat Indonesia menerapkan Demokrasi Liberal yang
memunculkan banyak partai politik, maka beberapa gerakan mahasiswa dan pemuda di bawa ke arah
perjuangan politik partai, seperti GMNI dekat dengan PNI, PMII dengan partai NU, HMI dengan
Masyumi, dan gerakan lainnya yang mulai berdekatan dengan partai. Dengan demikian peran
mahasiswa masuk ke dalam ranah politik

Pada tahun 1966, ketika PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, maka Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI) terbentuk (25 Oktober 1966) dengan tujuan agar aktivis mahasiswa dapat lebih
terkoordinasi dalam melawan PKI dan memiliki kepemimpinan. Adapun organisasi yang terbentuk dalam
KAMI, yakni HMI, PIL, GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa
Pancasila, dan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Munculnya KAMI diikuti dengan munculnya
kesatuan aksi lainnya. KAMI dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan
aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut Tritura,
yakni bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora, dan turunkan harga serta
perbaikan sandang pangan. Peran gerakan mahasiswa telah diperlebar dari memperjuangkan
kemerdekaan, menjadi mempertahankan ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Mahasiswa tetap
mengawal kemerdekaan yang telah mereka capai.

Pada tahun 1966 saat Presiden Soekarno menetapkan sistem presidensil. Gerakan mahasiswa di
Indonesia mulai terlibat untuk memperjuangkan sebuah orde yang baru. Mahasiswa-mahasiswa saat itu,
seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, dan lainnya (angkatan 66) memperjuangkan
sebuah sistem demokrasi yang baru yang mengganti sistem presidensil. Selain itu mereka juga berhasil
membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang komunis yang
ditunggangi oleh PKI. Setelah perjuangan mahasiswa dan TNI berhasil menumpas PKI, maka Indonesia
memasuki sebuah orde yang baru, di mana mahasiswa semakin bersahabat dengan TNI. Sebuah Orde
Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto,

Ada beberapa mahasiswa seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara, dan lainnya diberikan hadiah
oleh Presiden Soeharto untuk masuk dalam kabinet menteri Orde Baru. Sedangkan mahasiswa lainnya)
kembali masuk ke kampus dan menempatkan jarak kritis dengan pemerintah. Pada tahun 1971, ketika
pemerintahan Orde Baru berupaya mempertahankan posisi pemerintahannya dengan membuat
undang-undang yang secara politis menguntungkan status quo mereka (baik UU tentang Pemilu, partai
politik maupun MPR, DPR, DPRD). Maka mulai muncul suatu gerakan dalam bentuk pernyataan sikap
ketidakpercayaan dari masyarakat yang dimotori oleh mahasiswa. Mahasiswa yang waktu itu dimatari

5
oleh Adnan Buyung Nasution, Arif Budiman, dan Asmara Nababan menawarkan golongan putih (Golput),
sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap pemerintah yang membatasi partai dan mempolitisir
kemenangan Pemilu (pada Golkar). Selanjutnya pada tahun 1972-1974, ketika terjadi banyak korupsi di
tubuh pemerintahan dan masyarakat mengalami kemiskinan akibat naiknya harga beras, maka).
mahasiswa bergerak ke jalan-jalan untuk melakukan demonstrasi penurunan harga dan pembubaran
Asisten Pribadi. Pada tahun 1974 dan 1975 terjadi peristiwa Malari yang juga dimotori oleh mahasiswa
lewat demonstrasi besar. Namun demonstrasi besar tersebut berubah menjadi suatu kerusuhan sosial
besar, hingga penjarahan yang makan banyak korban. Hal ini dikarenakan demonstrasi telah disusupi
oleh orang-orang (Soeharto) yang ingin memanfaatkan gerakan mahasiswa tersebut.. Menjelang Pemilu
tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu berbagai penyimpangan politik.

Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional yang tidak berpihak
pada rakyat dan tidak demokratis. Pada saat ini pemerintah juga membentuk tim kampanye untuk
masuk ke kampus-kampus, namun tim ini ditolak oleh mahasiswa. Setelah itu pergerakan mahasiswa
berkonsentrasi di dalam kampus (karena menghindari kejadian seperti peristiwa Malari). Hingga tahun
1978 mahasiswa tetap bergerak dari dalam kampus, sehingga memaksa militer masuk ke dalam kampus
dan dihapusnya Dewan Mahasiswa diganti dengan Normalisasal Kehidupan Kampus (NKK) atau Badan
Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) secara paksa oleh pemerintah di seluruh Indonesia.

Setelah tahun 1978 (sejak dibentuknya NKK dan BKK), maka tidak ada gerakan besar yang dilakukan
oleh mahasiswa intra. Dalam perkembangannya gerakan mahasiswa digeser oleh kehadiran Lembaga
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang menjadi alternatif gerakan mahasiswa untuk membantu
masyarakat mencapai tujuannya. Selain itu beberapa mahasiswa intra mulai meleburkan diri dan aktif
dalam organsiasi kemahasiswaan ekstra kampus, seperti HMI, PMII, GMKI, dan PMKRI (yang selanjutnya
dikenal dengan kelompok Cipayung). Kelompok Cipayung ini terus melakukan pergerakan lewat diskusi-
diskusi dan pers mahasiswa.

Pada tahun 1990 NKK dan BKK dicabut dan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SM-PT) diakui
kembali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (waktu itu Fuad Hasan). Namun hal ini juga mendapat
reaksi keras dari mahasiswa, karena dianggap ada agenda tersembunyi dari pemerintah, yakni ingin
kembali mengajak mahasiswa ke dalam kampus dan memotong allansi mereka yang ada di luar.
Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan bebas dari politisasi antara birokrasi dengan
pihak kampus. Gerakan mahasiswa pada tahun 1990-an menuntut kebebasan mimbar akademik.
Setelah bersatunya seluruh element mahasiswa setelah sebelumnya dibungkam oleh pemerintah lewat
NKK/BKK, mahasiswa kembali menyuarakan suaranya.

Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan meninggalkan Orde Baru yang telah
melakukan banyak KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR. Lewat
pendudukan gedung DPR/MPR. Akhirnya mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto melepaskan
jabatannya. Dan saat itu bangsa Indonesia memasuki sebuah era baru, era reformasi.

C. Era Reformasi
Setelah Orde Baru diruntuhkan oleh mahasiswa, maka reformasi tercipta. Keterbukaan dan
kebebasan yang selama ini ditindas menjadi terbuka. Setelah demonstrasi besar untuk masuk ke era
reformasi, gerakan mahasiswa kembali ke kampus. Lalu siapakah orang kepercayaan mahasiswa untuk

6
melanjutkan pemerintahan? Yang melanjutkan pemerintahan adalah wakil presiden, yakni Habible.
Namun pada saat itu pemerintahan juga didukung tokoh-tokoh reformasi yang dimandatkan mahasiswa,
seperti Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, Amin Rais, dan Sultan Hamengku Buwono X. Gerakan
menciptakan awal perubahan reformasi berhasil, namun masih ada pekerjaan rumah hingga saat ini
untuk mewujudkan cita-cita reformasi.

Pasca reformasi, tokoh-tokoh reformasi bersaing lewat dunia politik untuk menjadi pemimpin
bangsa ini. Beberapa tokoh reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi
Presiden Republik Indonesia (Gus Dur Presiden RI ke-4 dan Megawati Soekarnoputri Presiden RI ke-5),
sedangkan Amin Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999. Gerakan mahasiswa dan tokoh- tokoh
mahasiswa berupaya untuk terus mewujudkan reformasi di Indonesia. Beberapa keberhasilan proses
reformasi yakni Pemilu 1999 yang diikuti oleh banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan
umat beragama (Konghuchu masuk menjadi salah satu agama di Indonesia), pemisahan POLRI dan TNI,
TNI kembali ke barak, reformasi POLRI (polisi sipil), upaya penumpasan KKN, dan banyak UU direvisi
menjadi pro rakyat. Proses menuju cita-cita reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden
saat ini dan belum tuntas.

Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar sejak awal terjadinya perubahan hingga
pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan mahasiswa masih tetap
berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah serta kebijakan-
kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih berjalan.

7
Bab III Penutup

3.1. Kesimpulan
Mahasiswa merupakan salah satu pelopor perubahan. Dari gerakan mahasiswa inilah yang
menimbulkan rasa ingin di dalam hati untuk mewujudkan cita-cita bangsa, demi kesejahteraan rakyat
dan keadilan bangsa. Mahasiswa sebagai tokoh intelektual tidak melepaskan karakter kritis dan ilmiah
mereka dalam melakukan perubahan-perubahan saat itu hingga sekarang. Namun sebagai tokoh
intelektual, mahasiswa bukan hanya melakukan gerakan melalui demonstrasi dan pernyataan sikap saja,
tetapi juga melakukan studi dan riset untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Gerakan mahasiswa merupakan wujud kecerdasan masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus terus
memberikan kontribusi pemikiran dan tindakan dalam membantu masyarakat. Jika mahasiswa
kehilangan intelektualitasnya dan keberanian dalam membela dan mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia, maka nasib bangsa Indonesia tidak akan jelas. Dan rakyat akan menjadi korban dari
runtuhnya intelektualitas dan idealisme mahasiswa. Maka dari itu. mahasiswa sebagai agen perubahan
dalam masyarakat, harus memiliki sifat bertanggung jawab dan penuh keberanian.

3.2. Saran
Para pemuda harus bisa mengisi masa mudanya dengan baik agar bisa menjadi penerus bangsa yang
baik. Para pemuda harus bisa membagi waktu tidak hanya untuk belajar untuk kepentingan sekolah
maupun perguruan tinggi namun mereka juga harus bisa membagi waktu untuk mengeksplorasi
lingkungan sekitar agar para pemuda ini bisa menganalisis masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya
baik itu permasalahan politik, permasalahan ekonomi, permasalahan sosial dan yang lain.

You might also like