Professional Documents
Culture Documents
C. Refleksi
1. Kisah Nabi Yunus a.s dan Nabi Ayyub a.s dalam Al-Qur'an
Nabi Yunus a.s disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak empat
kali, dengan dua kali disebutkan dengan nama gelarnya.
Penyebutannya dapat ditemukan di Q.S. An-Nisâ' [4]: 163,
Q.S. Al-An'âm [6]: 86, Q.S. Yunus [10]: 98, Q.S. An-Nisâ' [21]:
87-88, Q.S. Ash-Shaffât [37]: 139-148, dan Q.S. Al-Qalam [68]:
48-50. Sedangkan Nabi Ayyub a.s diceritakan di Q.S. An-Nisâ'
[4]: 163, Q.S. Al-An'âm [6]: 84, Q.S. Al-Anbiya' [21]: 87-88, dan
Q.S. Sad [38]: 41-44. (Az-Zain, 2007: 271-279)
Nabi Ayyub a.s. adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Dia
merupakan seorang yang kaya raya dengan banyak istri, anak,
harta, dan ternak. Meskipun hidupnya makmur dan sejahtera,
dia tetap tekun dalam beribadah. Dia tidak melupakan Allah
meskipun diberikan berbagai nikmat dan kenikmatan. Ayyub
a.s suka berbuat kebajikan dan membantu orang-orang yang
menderita, terutama fakir miskin. (Kemenag, 2014-62).
Nabi Ayyub a.s berasal dari keturunan Nabi Ibrahim a.s, seperti
yang disebutkan dalam Al-Qur'an, "...dan sebagian
keturunannya adalah Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa,
dan Harun" (Q.S. Al-An'am [6]: 84). Nama "Ayyub" memiliki
makna "Syadid al-Ub", yang berarti banyak bertasbih kepada
Allah, sebagaimana panggilan Allah kepada gunung-gunung
dalam Al-Qur'an. Ayyub a.s termasuk dalam kategori hamba
yang baik, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, "...Kami
dapati dia (Ayyub) sangat sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sungguh, dia sangat taat kepada Allah" (Q.S. Sad [38]: 44).
(Az-Zain, 2007: 279-280).