You are on page 1of 14

Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No.

2 Desember 2014:102-115

PENENTUAN KANDUNGAN OKSIDATOR BERDASAR REAKSI


STOIKIOMETRI DAN STRUKTUR KRISTAL DALAM RANGKA
ADOPSI FORMULASI PROPELAN HLP
(DETERMINATION OF OXIDATOR CONTENT BASED ON
STOICHIOMETRICAL AND CHRYSTAL STRUCTURE ON
PURPOSE OF HLP PROPELLANT FORMULATION ADOPTION)

Kendra Hartaya1, Luthfia Hajar Abdillah, Retno Ardianingsih


Peneliti Bidang Teknologi Propelan, Pusat Teknologi Roket, LAPAN
1e-mail: kendra19838@yahoo.co.id

ABSTRACT

The Lapan’s propellant composition is determined based on from propellant’s


HLP formulation. The determination of composition is based on the stoichiometric
reaction of the burning of HTPB and the burning of Al by AP. From the stoichiometry, it
the percentage of AP is 68%, HTPB 31% and Al 1%. the ratio of coarse AP (200µm) to
fine AP (70µm), is determined based on the assumption that the chrystal structure is
BCC. From that assumption, if the radii of the coarse AP is R, then the fine AP is
r=41,42%R, , Every BCC cells will have 2 grains of coarse AP and 3 grains of fine AP, so
that the ratio is 2/3. Coarse AP according to HLP has size of 180-280µm (average
r=165µm, empty space of 29.10-4µm). Because finer AP suplier can not be found, it is
concluded that finer AP is obtained by grinding the coarse AP or by special cooperation.
So, the Lapan propelan composition based on HLP is AP 68% (mix of coarse and fine
AP), Coarse AP (R=200µm), finer AP (83µm) or coarse AP of 165µm, and fine AP of 29.10-4
µm.
Keywords : Oxydizer, Propellant, HLP

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan komposisi propelan LAPAN berdasar formulasi


propelan HLP. Penentuan komposisi propelan LAPAN berdasar pada stoikiometri reaksi
pembakaran HTPB dan pembakaran Al oleh AP. Berdasarkan stoikiometri ini diperoleh
prosentase AP adalah 68% sehingga HTPB 31% dan Al 1%. Selanjutnya rasio AP kasar
(200µm) terhadap AP Halus (70µm) ditentukan berdasar asumsi bahwa struktur yang
terbentuk oleh sekumpulan butiran AP adalah Body Center Cubic (BCC). Berdasar
asumsi BCC, jika radius AP kasar R, maka radius AP halus r=41,42%, atau jika AP
kasar 200µ maka AP halus 83µm. Dalam satu satuan sel BCC, terdapat 2 butir AP
kasar dan 3 butir AP halus sehingga rasio AP kasar-AP halus = 2/3 AP kasar yang
sesuai dengan propelan HLP adalah ukuran 180-280µ (rata-rata ukuran r=165 µ,
ruang kosong r=29.10-4µ). Karena tidak ditemukan supplier AP ukuran kurang dari
100µ, diduga AP halus propelan HLP adalah rekayasa dari AP ukuran besar, atau
diperoleh melalui kerjsasama khusus. Komposisi propelan Lapan berdasar formulasi
HLP, mengandung AP 68% (campuran AP Kasar dan AP halus), AP kasar 200µ (R) AP
halus 83µ (r=41,42%) atau AP kasar 165µ, AP halus 29.10-4µ.
Kata Kunci : Oksidator, Propelan, HLP
102
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

1 PENDAHULUAN menghasilkan gas dengan berat molekul


Bahan komposit adalah gabungan sederhana, dan membakar Al powder
dua atau tiga bahan yang secara sifat untuk membebaskan energi yang besar.
fisik dan kimia berbeda dan tidak saling Energi yang dibebaskan pembakaran Al
melarutkan satu sama lain yang pada jauh lebih besar daripada energi yang
saat digabung akan menghasilkan dibebaskan pembakaran binder [Martin
bahan yang berbeda dengan bahan et all, 2003].
penyusun asalnya. Bahan komposit bisa Propelan dengan formulasi
berupa bahan bakar yang bisa Hanwha LAPAN Propellan (HLP) memiliki
digunakan dalam bidang antariksa Impulse spesifik tinggi (248,6 detik).
(aerospace). Bahan komposit umumnya Komposisi propelan HLP adalah seperti
terdiri dari fasa terdispersi terlihat pada Tabel 1-1. Formulasi HLP
(reinforcement) dan fasa matriks. Fasa adalah komposisi propelan hasil
matriks membungkus fasa terdispersi kerjasama antara LAPAN-Korea.
[Kitinirunkul, 2013]. Propelan yang Komposisi AP pada propelan formulasi
dikembangkan LAPAN selama ini adalah HLP memiliki berupa data rentang.
propelan komposit dengan fasa matrik Pengambilan prosentase AP pada
berupa binder HTPB dan fasa terdispersi median (data tengah) baik AP kasar dan
Amonium perklorat dan Aluminium AP halus adalah yang paling mudah
powder. dilakukan [HLP, 2102]. Namun untuk
Propelan padat komposit yang pengambilan prosentase yang lain dari
sedang dikembangkan LAPAN prosentase AP kasar dan AP halus
menggunakan bahan baku Hydroxyl memerlukan alasan yang logis berupa
Terminated Polybutadiene (HTPB) perhitungan. Dengan adanya
sebagai binder, Amonium perklorat (AP) perhitungan ini jika Isp propelan LAPAN
sebagai oksidator, dan Aluminium (hasil adopsi formulasi propelan HLP)
powder (Al) sebagai fuel yang semuanya yang dihasilkan tidak seperti yang
diperoleh secara impor [Nair, 2010]. diinginkan maka bisa dilakukan
Pada pembakaran, AP menyediakan evaluasi dengan mudah.
oksigen yang akan membakar binder

Tabel I-1: KOMPOSISI PROPELAN HLP

No. Jenis Bahan Nama Bahan Kandungan, %

1. Binder HTPB (BM 3500) 11,5065


2. Hardener IPDI (BM 222) 0,9585
3. Oksidator (bimodal) AP Φ 200μ 26-46
Φ 70μ 23-43
4. Fuel Aluminium 15
5. Plastisizer DOA 2,76
6. Burning catalyst Fe2O3 0.3-0,7
7. Combust stabilizer Carbon Black 0,05
8. Co-catalyst Trifenil bismuth 0,05
9. Bonding Agent TEPAN 0,15
10. Curing co-catalyst Maleat anhidrid 0,025
11. Curing co-catalyst MgO 0,025
12. Isp 248,6 detik
103
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

LAPAN telah berupaya membuat data Technology Transfer Report dan


poropelan dengan mengacu pada data distribusi ukuran partikel AP,
komposisi propelan HLP namun hasil adalah untuk mengetahui besarnya
Isp yang diperoleh baru mencapai 216 prosentase kandungan AP kasar dan AP
detik (Hartaya dkk, 2013). Partikel halus menggunakan hasil perhitungan
oksidator AP trimodal, Al 12%, tidak stoikiometri reaksi pembakaran Al dan
bulat, kemurnian 89,6%, Hardener TDI, HTPB. Selain itu juga perlu mengetahui
HTPB tidak memiliki spesifikasi yang rasio ukuran AP kasar terhadap AP
jelas seperti angka hidroksil, berat Halus berdasar asumsi struktur kristal
meolekul, %vinil, %cis trans-isomer, Body Center Cubic (BCC). Tidak kalah
propelan LAPAN dengan jenis dan pentingnya perlu mengetahui kondisi AP
kuantitas bahan penyusun yang belum halus “ready use” atau bukan dengan
sesuai dengan spesifikasi HLP diduga cara membandingkan kurva distribusi
menjadi penyebab rendahnya Isp tersebut. antara AP kasar dan AP halus. Tujuan
AP yang digunakan propelan terakhir ini penting karena AP ukuran
formulasi HLP adalah bimodal (dua 70µ tidak banyak tersedia di pasaran
ukuran), kasar 200µ dan halus 70µ. (sulit diperoleh).
Oleh karena AP kasar mudah diperoleh
di pasaran (ready use) sedang AP halus 2 TINJAUAN PUSTAKA
sulit diperoleh di pasaran, maka dapat 2.1 Propelan dan Isp
diduga AP halus propelan HLP adalah Formulasi propelan padat yang
bukan AP ready use dan AP kasar paling banyak digunakan saat ini
adalah ready use. menggunakan Al sebagai fuel logam dan
Penentuan komposisi propelan AP sebagai oksidator. Binder juga sebagai
penting untuk dilakukan mengingat fuel meski kurang energetik dibandingkan
kandungan AP dalam formulasi HLP dengan logam karena energi yang
dinyatakan dalam rentang ukuran. dibebaskan pada pembakaran hanya
Dalam propelan HLP, AP kasar 26-46%, sepersepuluhnya dibanding energi
dan AP halus 23-43%. Jika propelan pembakaran Al [Martin et al, 2003].
LAPAN mengadopsi komposisi AP kasar Binder yang biasa digunakan adalah
dan AP halus berturut-turut adalah 26% HTPB. Propelan tipe seperti ini lebih
dan 23%, maka kandungan oksigen disukai karena proses pembuatan dan
dalam propelan pembakaran sangat penanganannya mudah, karakteristik
minimal. Jika AP kasar dan AP halus performance relatif bagus.
46% dan 43%, maka solid content sangat Komposisi propelan padat
besar mencapai 89% sehingga tidak umumnya terdiri dari AP 60-84%, PBN
mudah dalam pengerjaan. Aplikasi 12-16%, Al 2-20%, curing agent 0,2-
besarnya kandungan AP yang tepat akan 1,0%, stabilizer 0-1,0% [Kishore &
menghasilkan kinerja propelan maksimal. Sridhara, 1999]. Komposisi lain juga
Kandungan AP bisa ditentukan berdasar bisa dibuat dengan AP 65-70%, Al 15-
pada reaksi stoikiometri pembakaran 20%, Binder HTPB 10-15% dengan
Aluminium dam pembakaran HTPB curing agent TDI [Ramesh et al, 2012].
yang diperoleh dari US Patent [Martin et Formulasi propelan roket padat
all, 2003]. Selain itu, kadungan AP juga terdiri dari (dalam % berat) 68% AP
bisa ditentukan berdasarkan pada (distribusi ukuran partikel trimodal,
diagram segitiga antara Polibutadien, 24% 200μm; 17% 20μm; 27% 3μm),
Aluminium, dan oksidator Amonium 19% Al (diameter partikel rata-rata
perklorat [Timnat, 1987]. 30μm), 12% binder (HTPB) dan curing
Tujuan dari makalah ini, melalui agent (IPDI), dan 1% katalis laju bakar
104
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

(Fe2O3). Bahkan komposisi HTPB 12%, Waktu kinerja adalah waktu tekanan
AP 65%, Al 23% bisa mencapai Isp motor pertama mencapai 10% dari
vacum 334 detik [Hinkelman & Heister, maksimum tekanan hingga waktu
2011]. tekanan mulai turun 10% dari tekanan
Dalam menentukan formulasi AP, maksimum. Ini bisa dilukiskan pada
HTPB, Al di dalam propelan dapat ditinjau Gambar 2-2 [Moore, 2010].
dari stoikiometri reaksi pembakaran
yang terjadi diantara ketiganya [Martin
et al, 2003]. Formulasi lain juga bisa
menggunakan diagram segitiga yang
merupakan kurva antara komposisi Al,
AP, Polibutadien, dan Isp sebagaimana
disajikan pada Gambar 2-1 di bawah ini
[Timnat, 1987].

Gambar 2-2: Waktu kinerja motor roket

Bentuk yang lebih sederhana dari


Isp adalah

(2-4)
Atau
(2-4)

Dengan F gaya dorong. t waktu, M berat


propelan. Satuan Isp adalah N.detik/kg.
Gambar 2-1: Kurva Isp sebagai fungsi AP, PB J panas mekanis ekivalen, Hc entalpi
dan Al [Timnat, 1987, William, hasil reaksi dalam ruang bakar pada p,
1989]
T tertentu (kkal/kg), He entalpi reaksi.
Tolok ukur kinerja motor roket Jika hasil yang keluar nosel dalam
propelan padat banyak sekali, yaitu satuan kkal/kg maka satuan Isp
impuls total, impuls spesifik, gaya menjadi N detik/kg. Hubungan antara
dorong, tekanan motor internal, dan Isp dengan suhu dalam ruang bakar
waktu pembakaran. Impuls total adalah adalah
[Turker, 2013]
(2-6)
It=ʃF*dt (2-1)
satuannya N. detik, sedang Impuls Tc suhu ruang bakar, N banyaknya
spesifik (Isp) adalah mole/gr, M berat molekul gas, K1 dan K2
adalah tetapan [Turker, 2013]. Isp
(2-2) adalah salah satu sifat penting propelan
selain laju bakar (r), pangkat dari
g :grafitasi, dan Gaya dorong F=CF.At.Pc tekanan (n). Dalam keadaan ideal laju
dengan satuan Isp disederhanakan bakar tidak tergantung pada tekanan
menjadi detik meskipun Isp tidak (nilai n=0, plateau burning). Isp tinggi
mengarah pada waktu. Tekanan Motor jika: [Krause]
Internal atau  Panas reaksi tinggi
 Suhu nyala tinggi
(2-3)  Berat molekul rata-rata hasil
pembakaran rendah
105
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

Efektifitas balistik dari sebuah propelan grade-1 dengan BM <2500 yang ada di
selain terantung pada Isp juga pasaran (Tabel 2-1).
tergantung pada eksponen tekanan Struktur secara teoretis HTPB
r=aPn, dan densitas (massa jenis
memiliki gugus OH pada kedua ujung
propelan) [Lemper, 2011]
rantai sehinga struktur reaksi
disesuaikan dengan banyaknya unit
2.2 Reaksi Pembakaran Propelan
monomer sama, BM 1060. Reaksi
Oleh karena komponen utama
menjadi
propelan komposit adalah AP sebagai
sumber oksigen, binder (HTPB + TDI),
28 C76H116O2+574NH4ClO4→287
dan aluminium, maka reaksi pembakaran N2+574 HCl+2128 CO+2401 H2 + (2-8)
adalah reaksi antara oksidator dengan 0,36 kkal/gr
binder (base polibutadien, HTPB), dan
oksidator dengan aluminium [Martin et Untuk kepentingan dalam penelitian di
al, 2003]. LAPAN reaksi ini dimodifikasi
Reaksi Pembakaran Binder menggunakan HTPB grade 3 dengan BM
Reaksi pembakaran antara HTPB dan 3500 dengan unit monomer lebih besar.
Fuel Al dengan oksidator ammonium
C260H258O2+64,5NH4ClO4→32,25N2+
perklorat adalah seperti pada persamaan (2-9)
64,5HCl+260CO+225,75H2
(2-7) dan (2-10) berikut ini [Martin et al,
2003] Dari reaksi Pembakaran HTPB ini setiap
1 mol HTPB memerlukan 64,5 mol AP
28 C73H110O6+574NH4ClO4→287
atau 3500 gr HTPB memerlukan
N2+574 HCl+2044 CO+2401 H2 + (2-7)
0,36 kkal/gr 7578,75 gr AP.
Reaksi pembakaran Al dinyatakan
Diasumsikan bahwa struktur HTPB dalam persamaan reaksi sebagai berikut
yang digunakan Patent (BM 1082) [Martin et al, 2013]
diperoleh secara empiris yang
mengandung angka hidroksil tertentu 2 NH4ClO4+ 4 Al→2 Al2O3+ 2HCl
(2-10)
+ N2 + 2H2O + H2 + 2,5 kkal/gr
yang di pasaran merupakan HTPB

Tabel 2-1: SPESIFIKASI HTPB TEKNIS*)

Spesifikasi I II III IV

Kenampakan Cairan tidak berwarna atau kuning tipis

Nilai OH (mmol/gr) ≥ 1,0 0,8- 1,0 0,65-0,8 0,55-0,65

Berat Molekul (MWn) ≤ 2300 2300-2800 2800-3500 3500-4500

Viskositas 40oC Pa.detik ≤ 3,0 ≤ 5,0 ≤ 6,0 ≤ 9,0

%H2O (m/m) ≤ 0,1 ≤ 0,1 ≤ 0,1 ≤ 0,1

%H2O2 (m/m) ≤ 0,05 ≤ 0,05 ≤ 0,05 ≤ 0,05

*).Tanyun chemical research Institute, Co inc

106
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

Dari reaksi pembakaran Al ini, Dalam Gambar 2-1 disajikan


setiap 1 mol Al memerlukan ½ mol AP gambar struktur kristal dengan warna
atau 26 gr Al memerlukan 59 gr AP. berbeda agar mudah dilihat. Baik coklat
Jika ditotal, dari reaksi pembakaran atau biru adalah atom yang sama.
HTPB dan Al oleh AP, total propelan Dalam bentuk sederhana (simple cubic),
yang bisa dibuat sebanyak 11248,25 gr, terdapat 4 atom menempati sudut,
bila dinyatakan dengan prosentase dalam bentuk BCC, terdapat 9 atom
bahan, AP=68%, HTPB=31%, Al=1%. Ini menempati sudut kubus dan pusat
adalah kebutuhan AP yang ideal agar kubus, dalam bentuk FCC 14 atom
mampu memenuhi kebutuhan menempati sisi dan sudut kubus.
pembakaran AL maupun kebutuhan
pembakaran HTPB secara stoikiometri 3 METODOLOGI
berdasar dua reaksi reaksi di atas. Metode yang digunakan dalam
Dengan terpenuhinya kebutuhan penelitian semi empiris ini dilakukan
oksidator, maka suhu yang dicapai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
maksimum karena semua Al yang ada  Penentuan perbandingan AP:HTPB:Al
terbakar dengan sempurna, dan semua dalam propelan formulasi HLP berdasar
HTPB terbakar sempurna menghasilkan dari stoikiometri reaksi pembakaran Al
gas-gas dengan berat molekul rendah dan pembakaran HTPB.
sehingga kinerja propelan maksimum.  Penentuan rasio ukuran AP kasar
AP yang digunakan bisa berupa terhadap AP halus dalam formulasi
mono-, bi-, atau trimodal. Pada HLP berdasar asumsi struktur kristal
spesifikasi propelan HLP menggunakan Body Center Cubic (BCC).
AP bimodal (dengan ukuran 200μm dan  Penentuan kandungan AP kasar dan
70μm) dengan komposisi berturut-turut AP Harus dalam propelan formulasi
36±10% dan 33±10%. Dalam menentukan HLP berdasar asumsi struktur kristal
rasio AP bimodal perlu ditinjau dengan Body Center Cubic (BCC).
teori susunan kristal dalam satu unit
sel, bisa menggunakan perhitungan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan asumsi bentuk struktur simple 4.1 Hasil Percobaan
cubic, Body-Centered Cubic (BCC), Tabel 4-1 menyajikan komposisi
maupun Face-Centered Cubic (FCC). propelan HLP berikut nilai Isp yang
dicapai dengan komposisi tersebut.
Gambar 4-2a dan 4-2b menampilkan
distribusi ukuran AP 200µ dan
distribusi ukuran AP 70 µ. Tabel 4-2 dan
Tabel 4-3 berturut-turut menyajikan
distribusi ukuran AP kasar (200µ) dan
AP halus (70µ) ayng digunakan propelan
HLP.
Gambar 4-1 menyajikan hasil
pengukuran foto Scaning Electron
Simple Cubic Body Center Cubic Face Center Cubic
Microscopy (SEM) AP impor ready use,
Gambar 2-1: Beberapa ilustrasi susunan kristal AP kasar, AP halus. Pengujian dilakukan
dalam satuan unit sel [Vlack, 1992] di Lembaga Penelitian dan Pengujian
Terpadu (LPPT) UGM.

107
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

Tabel 4-1: Isp PROPELAN HLP [HLP, 2012]

Propelan Hanhwa
No. Jenis Bahan
Nama bahan Kadar, %
1. Binder HTPB (BM 3500) 11,5065
2. Hardener IPDI (BM 222) 0,9585
3. Oksidator AP Φ 200μ 26-46
Φ 70μ 23-43
4. Fuel Aluminium 15
5. Plastisizer DOA 2,76
6. Burning catalyst Fe2O3 0.3-0,7
7. Combust stabilizer Carbon Black 0,05
8. Co-catalyst Trifenil bismuth 0,05
9. Bonding Agent TEPAN 0,15
10. Curing co-catalyst Maleat anhidrid 0,025
11. Curing co-catalyst MgO 0,025
12. Impuls spesifik 248,6 detik -

Tabel 4-2: AP-200µ [HLP, 2012] Tabel 4-3: AP-70µ [HLP, 2012]

US Standar Sample Through US Standar Sample Through


Sieve no passing, min sieve, max Sieve no passing, min sieve, max
20 99.9 - 80 87 -
50 85 97 100 78 95
70 51 78 140 62 82
100 12 38 200 42 60
140 2 15 270 26 45
200 - 5 400 13 30
325 - 2

AP Kasar AP Halus
Gambar 4-1: Foto SEM AP 2011, AP kasar dan AP Halus

4.2 Pembahasan pembakaran binder HTPB tidak


Persamaan reaksi 2-7 dan berlangsung sempurna. Hal ini terlihat
persamaan reaksi 2-10, yaitu reaksi adanya produk reaksi yang masih
pembakaran binder HTPB dan mengandung gas CO. Jika reaksi ini
pembakaran Al powder oleh oksidator diselesaikan secara stoikiometri, maka
amonium perklorat nampaknya reaksi reaksi ini tidak dalam keadaan
108
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

seimbang dalam hal atom oksigen. propelan berdasar perhitungan dari


Kemungkinan patent ini hanya menguji Patent adalah 11163,5 gr. Sehingga
gas hasil pembakaran propelan dan komposisi bahan dasarnya adalah AP=
mengkaji mengenai reaksi pembakaran 68%, HTPB= 31%, Al= 1%.
PB dan pembakaran Al secara sendiri- Berdasarkan perhitungan ini,
sendiri. Jadi dengan kata lain reaksi ini kandungan AP sebanyak 68% sesuai
stoikiometri empiris. Namun, reaksi dengan penggunaan AP kasar 200µm
pembakaran Al berjalan sempurna 36% (nilai titik tengah dari 26-46%) dan
karena produk berupa gas sederhana AP halus 70µm 33% (titik tengah 23-
dengan berat molekul rendah, dan tidak 43%) yang masih berada di sekitar 68%.
ada gas CO yang dihasilkan sebagai Atas dasar ini, kandungan AP kasar dan
tanda reaksi tidak sempurna. AP halus bisa berapapun dengan
Adanya kesalahan tulis dalam kisaran AP kasar (26-46%) dan AP halus
reaksi pembakaran HTPB berkaitan (23-43%) asal jumlah keduanya ±68%.
dengan gas H2 adanya ketidak Jika digunakan AP kasar dan AP halus
seimbangan stoikiometri, rasanya perlu prosentase minimum atau maksimum
perbaikan struktur HTPB C73H110O6 (BM tentunya akan berakibat pada
1082) menjadi C76H116O2 (BM 1060) perubahan komposisi bahan dan lebih
karena dalam HTPB hanya ada dua lanjut berakibat pada nilai Isp propelan
atom “O” yaitu dengan satuan berulang yang dihasilkan. Perhitungan dalam hal
sebanyak 19, OH-{CH2-CH=CH-CH2}19-OH. ini penting dilakukan sebelum
HTPB yang digunakan dalam reaksi melakukan penelitian dengan komposisi
Patent di atas dengan BM 1060, di berikutnya agar tidak sembarang
pasaran ini merupakan HTPB grade 1. mengadopsi komposisi yang ada dari
Sedangkan yang digunakan HLP komposisi HLP. Selain itu dengan
merupakan HTPB grade 3 dengan BM perhitungan seperti ini memudahkan
2800-3500 (Tabel 2-1). Jika HTPB BM untuk evaluasi kinerja propelan yang
3500 maka satuan berulang (unit dihasilkan.
monomer) sebanyak 65 dengan struktur Dari persamaan reaksi 2-8 dan
C260H258O2, (OH-{CH2-CH=CH-CH2}65-OH) 2-10 di atas, terlihat bahwa energi yang
yang apabila dibuat reaksi dengan AP dibebaskan oleh pembakaran Al jauh
menjadi lebih besar (7x lipat) daripada yang
dibebaskan oleh pembakaran binder
C260H258O2+64,5NH4ClO4→32,25N2+ HTPB. Oleh karena itu dalam
(4-1)
64,5HCl+ 260CO + 225,75H2
menaikkan kinerja propelan (menaikkan
Dari reaksi ini, setiap 1 mol HTPB (3500 nilai Isp) perlu menambahkan kandungan
gr) memerlukan 64,5 mol AP (7578,75 Al dan mengurangi kandungan binder
gr). Dengan cara yang sama bisa PB. Mungkin ini yang dilakukan dalam
dihitung banyaknya AP yang diperlukan formulasi HLP mengurangi kandungan
untuk pembakaran Al atas dasar reaksi HTPB hingga 11,5% dan menaikkan
pada persamaan reaksi 2-10. Setiap 1 kandungan Al hingga 15%, dan
mol Al (26 gr) memerlukan ½ mol AP menambahkan komponen lainnya dalam
(58,75 gr). Dari perhitungan ini, AP yang kandungan sedikit yang berfungsi lain
diperlukan untuk pembakaran Al dan seperti carbon black, TPB, TEPAN,
HTPB sebanyak 58,75 + 7578,75 = Maleat anhidrid, MgO, DOA, Fe2O3.
7637,5 gr, berat propelan sebagai Komponen lain dalam kandungan sedikit
jumlah dari berat AP, berat Al, berat ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
HTPB sebesar 3500 gr + 7637,5 gr + 26 gr= Dalam pembakaran, komponen ini akan
11163,5 gr. Maka berat bahan dasar menghasilkan senyawa sederhana
109
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

seperti CO2, H2O, N2 (jika senyawa sekitar atom pusat BCC sebanyak 6 dari
adalah senyawa organik), atau oksida- separoh bola kristal. Sehingga dalam
oksida (jika senyawa anorganik). satu satuan kristal BCC terdapat 2
Bahkan beberapa senyawa mengalami buah kristal berukuran besar (R) dan 3
reduksi sehingga melepaskan oksigen kristal berukuran kecil (r). Oleh sebab
sebagai oksidator tambahan bagi itu rasio AP kasar 200µ terhadap AP
pembakaran propelan, misalnya Fe2O3. kecil 80µ sebesar 2/3. Propelan HLP
Al + Fe2O3 → Al2O3 + Fe (4-2) menggunakan AP 200µ dan 70µ (dekat
dengan hasil perhitungan). Meski HLP
Fungsi lain dari beberapa senyawa mencantumkan AP kasar 26-46% dan
tambahan ini diantaranya sebagai AP halus 23-43%, berdasar perhitungan
plastisizer DOA, agar mempermudah komposisi AP kasar 27% AP halus 40%
pengerjaan dalam pembuatan propelan. mestinya lebih baik daripada mengambil
Oleh karena kristal dengan titik tengah prosentase AP kasar 36%
struktur Body Centered Cubic (BCC) dan AP halus 33%. Pentingnya
memiliki ruang kosong lebih rendah perhitungan ini dilakukan agar tidak
(lebih rapat) daripada Face Centered sembarangan mengadopsi formulasi
Cubic (FCC), maka dalam pencampuran HLP karena tidak setiap komposisi
akan cenderung mengarah pada menghasilkan energi efektif.
struktur BCC [Vlack, 1992]. Struktur Propelan yang memiliki energi
kristal FCC da BCC disajikan pada besar adalah propelan yang mengandung
Gambar 4-2. solid content (AP dan Al) tinggi sehingga
densitasnya tinggi pula. Densitas yang
tinggi bisa dicapai jika kedudukan AP
kasar dan AP halus sebagaimana
membentuk unit cell BCC sebagaimana
diasumsikan. Ruang kosong berikutnya
bisa ditempati oleh Al dan di sela-sela
Face Center Cubic Body Center Cubic
ruang bisa ditempati oleh binder. Jika
Gambar 4-2: Struktur kristal FCC dan BCC itu bisa terjadi maka campuran bersifat
homogen.
Dari perhitungan, jika bola Nampak bahwa AP 200 HLP sama
kristal jari-jari R disusun, maka akan dengan AP 200 yang beredar di pasaran
ada sela (ruang kosong) yang bisa sebagaimana disajikan pada tabel di
ditempati dengan bola kristal berukuran bawah ini. Dari sini dapat disimpulkan
r=0,4142R. Artinya jika AP kasar bahwa AP 200 digunakan secara
memiliki jari-jari R, maka AP halus langsung tanpa ada perlakuan yang
maksimum berjari-jari 0,4142R. Jika AP terkait dengan ukuran. Untuk kepentingan
Kasar berukuran 200 mikron (R=100µ), pembuatan distribusi ukuran AP, maka
maka AP halus berukuran 82,84 µ disajikan ukuran dan nomor ayakan
(r=41,42µ). Posisi ruang kosong ini pada Tabel 4-4.
(dengan radius r) berada pada 6 zona di
Tabel 4-4: NOMOR DAN UKURAN AYAKAN [HLP, 2012]

Ukuran sieve Minimum Maximum


US sieve no. 40 (425µm) 96
US sieve no. 50 (300 µm) 89 97
US sieve no. 70 (212 µm) 57 87
US sieve no. 100 (150 µm) 14 50
US sieve no. 140 (106 µm) 2 15
US sieve no. 200 (75 µm) 3
110
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

Tabe 4-5a: FREKUENSI UKURAN AP-200 Tabel 4-5b: FREKUENSI UKURAN AP-70

US Standar Sample Through Frek Frek Range US Standar Sample Through Frek Frek Range
Sieve no passing, sieve, Min Max ukuran Sieve no passing, sieve, min max ukuran
min max min max

18 (1000 µ) 100 - 0,1 1000-850 70 (212 µ) 100 100 13 5 212-180


20 (850 µ) 99.9 100 14,9 3 850-500 80 (180µ) 87 (9) 95 9 13 180-150
50 (500 µ) 85 97 34 19 500-212 100 (150 µ) 78(16) 82 16 22 150-106

70 (212 µ) 51 78 39 40 212-150 140 (106 µ) 62(20) 60 20 15 106-75


100 (150 µ) 12 38 10 23 150-106 200 (75 µ) 42(16) 45 16 15 75-53
140 (106 µ) 2 15 2 10 106-75 270 (53 µ) 26(13) 30 13 30 53-38

200 (75 µ) - 5 3 75-45 400 (38 µ) 13(13) 13 38-32


325 (45 µ) - 2 2 45-38 450 (32 µ)
400 (38 µ)

Komposisi HLP hanya menyajikan sehingga manufaktur tidak memproduksi


US Sieve number dan rentang prosentase AP dengan ukuran kurang dari 100µ.
AP untuk AP kasar 200µ dan AP halus Atas dasar ini disimpulkan bahwa HLP
70µ. Dari data US Sieve number akan modifikasi ukuran dari AP kasar untuk
ditentukan rata-rata ukuran amonium mendapakan AP 70, dan dimungkinkan
perklorat (dalam mikron) yang propelan HLP melakukan coating AP 70
digunakan HLP agar untuk dianalisis. untuk mendapatkan kualitas yang sama
Dari data bisa dihitung frekuensi relatif dengan AP 200. LAPAN bisa melakukan
dan rentang ukuran serta kurva distribusi penggrindingan AP kasar untuk
kumulatif “kurang dari” (Ogive). Ogive mendapatkan AP 70µ, namun belum
adalah nama lain distribusi frekuensi bisa melakukan coating, karena belum
kumulatif “kurang dari”, yang menyatakan dirasa segera. Dengan kurva ogive
banyaknya (prosentase) AP “kurang menyerupai garis lurus menunjukkan
dari” ukuran tertentu. Dengan kata lain, bahwa ukuran AP 70 tidak berdistribusi
fraksi dari ukuran “paling besar”. Hasil normal. Ciri dari distribusi normal jika
disajikan pada Tabel 4-5. Adapun daftar rata-rata, median, dan modus berada
distribusi frekuensi dan kurva ogive pada klas yang sama dalam distribusi
disajikan pada Gambar 4-3. normal. AP 70 modusnya banyak dan
Dari Gambar 4-3, nampak bahwa menyebar serta mean dan median tidak
AP 200 memiliki bentuk kurva ogive berimpit.
menyerupai sparoh gunung (lonceng) Median AP 200 berada pada klas
sebelah kanan (terlihat sebagai distribusi dengan ukuran 212-150µ sedang
normal). Sedang AP 70 menyerupai garis median AP 70 berada pada klas dengan
lurus. AP 200 banyak tersedia dan ukuran 106-75µ. Kedua AP ini memiliki
mudah diperoleh di pasaran. Karena rentang ukuran yang lebar, bukan
spesifikasi AP 200 di pasaran sama monodisper (monomodal), rata-rata
dengan AP 200 formulasi HLP, dapat ukuran diasumsikan sama dengan nilai
disimpulkan bahwa propelan HLP median (Gambar 4-3). Pengujian ukuran
menggunakan secara langsung. Yang rata-rata secara tepat bisa dilakukan
penting untuk diperhatikan adalah AP dengan Particle Size Analyzer (PSA) yang
70, karena AP 70 (di bawah ukuran mana di Indonesia tidak mudah
100µ tidak ada supplier (manufacture). mendapatkannya dan hanya bisa
Atau bisa juga tidak adanya supplier dengan pengayakan.
karena tidak ada permintaan pasar
111
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

Distribusi relatif Ukuran AP 200μ min Distribusi Kumulatif "Kurang dari" AP


200μ min

40

20 40 60 80 100
Frek Kumulatif kurang
Frek Relatif
20

dari
0

0
1000 850 500 212 150 106 1000 850 500 212 150 106
mikron mikron

A1 B1
Distribusi relatif Ukuran AP 200μ max Distribusi Kumulatif "Kurang dari" AP
200μ max

Frek Kumulatif kurang dari


40

20 40 60 80 100
Frek Relatif
20
0

850 500 212 150 106 75 0 850 500 212 150 106 75 45
mikron mikron

A2 B2

Distribusi relatif Ukuran AP 70μ min Distribusi Kumulatif "Kurang dari" AP


70μ max
Frek Kumulatif kurang
40

20 40 60 80 100
Frek Relatif

dari
20

0
0

180 150 106 75 53 38 212 180 150 106 75 53

mikron mikron

A3 B3

Distribusi relatif Ukuran AP 70μ max Distribusi Kumulatif "Kurang dari" AP


70μ max
Frek Kumulatif kurang
40

20 40 60 80 100
Frek Relatif

dari
20

0
0

180 150 106 75 53 212 180 150 106 75 53


mikron mikron

A4 B4
Gambar 4-3: Kurva Distribusi Relatif ukuran AP (kiri) dan kurva distribusi relatif “Kurang dari”
(kanan)

112
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

Coating AP hasil penggrindingan tidak normal. Meskipun AP kasar (200µ.


belum dianggap begitu penting dan 26-46%) dan AP halus (70µ, 23-43%)
belum dilakukan penelitian pengaruh memiliki rentang kandungan dalam
coating terhadap sifat-sifat propelan. propelan, namun nilai tersebut harus
Oleh karena itu diasumsikan tidak dipilih sedemikian sehingga total
berpengaruh. Hal ini didasarkan pada kandungan AP kasar dan AP halus
fakta bahwa distribusi AP ready use adalah 68%. Bisa juga kandungan AP
(siap pakai) mirip dengan AP hasil diambil pada nilai titik tengah masing-
penggrindingan dan sama-sama masing rentang (AP 200µ 36%, dan AP
berdistribusi normal. Lihat gambar hasil 70µ 33%), tetapi dari perhitungan
pengujian AP kasar (280-450 μ), AP berdasar struktur kristal BCC, AP kasar
sedang (180-280 μ) dan AP halus (105- ( 26%) dan AP halus (42%). Dalam
154μ) ready use. Nampak pada gambar percobaan, variasi kandungan diawali
AP kasar dan sedang tidak jauh berbeda dengan AP kasar minimum (26%) dan
ukurannya (hampir sama luas AP halus maksimum 42%.
permukaan), dan AP halus berbentuk
tidak bulat. Bisa saja AP halus dibuat DAFTAR RUJUKAN
dengan rekayasa AP kasar sehingga Hartaya, Kendra., Retno A, Luthfia H A.,
ukuran AP halus yang dihasilkan 2014. Hasil Penelitian dan
berdistribusi tidak normal. AP-70 Pemikiran Ilmiah tentang
Hanwa juga bisa dikatakan tidak normal Teknologi Pesawat Terbang Tanpa
distribusinya karena kurva ogive Awak, Roket, serta Satelit,
(distribusi relatif) berbentuk linier, Evaluasi Adopsi Teknologi
bukan seperti separoh lonceng. Propelan Formula Hanwha Dalam
Rangka Menaikkan Impuls
5 KESIMPULAN Spesifik Propelan Padat, Jakarta.
Berdasarkan reaksi stoikiometri Hinkelman, Matthew C., dan Stepen D
pembakaran propelan, maka diperoleh Heister, 2011. Evaluation of Solid
komposisi dasar propelan AP= 68%, Composite Propellants Using a
HTPB= 31%, Al= 1%. Karena energi yang Dicyclopentadiene Binder, 47th
dihasilkan pembakaran Al powder jauh AIAA/ASME/SAE/ASEE Joint
lebih besar, maka agar kinerja propelan Propulsion Conference and
maksimum diupayakan dengan Exhibit, San Diego.
menaikkan kandungan Al powder HLP, 2012. Technology Transfer Report,
dengan mengurangi kandungan binder Propellant and Liner Initial
hingga sekitar 10-15%. Dari perhitungan Formulation.
tenyata Jika AP kasar berukuran Kishore, K., & K Sridhara, 1999. Solid
200µm, maka AP halus berukuran 41,42 Propellant Chemistry, Ministry of
x ukuran AP kasar = 83µm. Perbandingan Difense, New Delhi.
AP kasar/AP halus= 2/3. Ukuran AP Kitinirunkul, Thirapat., Nattawat Winya,
200 berada pada rentang 212-150µ, Komson Prapunkarn, Affecting
sedang AP 70 berada pada rentang 106- Factors of the Mechanical
75µ. AP 200 banyak tersedia di pasar Properties to Phenolic/Fiber
dan AP 70 (di bawah 100µ) sulit Composite, International Journal
diperoleh sehingga dimugkinkan HLP of Chemical, Materials Science
menggunakan AP 200 secara ready use, and Engineering Vol:7 No:10,
dan AP 70 diperoleh dari rekayasa AP 2013.
ukuran besar. Ini terlihat dari distribusi Krause, Horst H., New Energetic material.
AP 200 normal, dan distribusi AP 70

113
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 12 No. 2 Desember 2014:102-115

Lempert, David., Gelii Nechi porenko, 2012. Development of a Composite


George Manelis, Energetic Propellant Formulation with a High
Performances of Solid Composite Performance Index Using a
Propellant, Central European Pressure Casting Technique,
Journal of Eenergetic Materials, Central European Journal of
8(1), hal 25-38. Energetic Materials, 9(1), hal 49-
Martin, et al, 2003. Variable Burn Rate 58.
Propellant, US Patent No. 6, 503. Timnat, Y.M., 1987. Advanced Chemical
350 B2. Rocket Propulsion, Academic press
Moore, Sthepen scot., 2010. Ballistics Ltd, London, hal 24.
Modeling of Combustion Heat Loss Turker, Lemi., 2013. A Treatise on
Through Chambers and Nozzle of Impulse Values of Pure Explosives,
Solid Rocket Motors (Thesis), J Theor Comput Sci 2013, 1:1,
Sacramento. Ankara.
Nair, UR., S.N. Asthana, A. Subhananda Vlack, Robert van., 1992. Materials Science
Rao, and B.R. Gandhe, 2010. and Engineering (terjemahan Sriati
Advances in High Energy Japri), Erlangga.
Materials, Defense Science Williams, F.A; Barrere, M; Huang, N.C,
Journal Vol 60 No 2 March 2010, 1989. Fundamental Aspects of
pp 137-151. Solid Propellant Rockets,
Ramesh, Kurva., dan Shekhar N Technivision Services Slough,
Jawalkar, Swati Sachdeva, England.
Mehilal, Bikash Bhattacharya,

114
Penentuan Kandungan Oksidator ..... (Kendra Hartaya et al.}

103

You might also like