You are on page 1of 135

‫قاصد الربأة بقصيدة الربدة‬

‫َٰٓل‬
. ‫ِإَّن ٱَهَّلل َو َم ِئَكَت ُهۥ ُيَص ُّلوَن َع َلى ٱلَّن ِبِّى ۚ َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا َص ُّلو۟ا َع َلْيِه َو َس ِّلُمو۟ا َت ْس ِليًما‬
‫ ثنا الهيثم بن خارجة ثنا اسماعيل بن‬،‫حدثنا حبيب بن الحسن وعلي بن هارون قاال ثنا احمد بن الحسن بن عبد الجبار‬
:‫عياش عن صفوان بن عمرو عن عبد الرحمن بن ميسرة الحضرمي عن العرباض عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
) ‫ ( حلية األولياء‬.‫ المتحابون بجاللي في ظل عرشي يوم ال ظل إال ظلي‬:)‫قال هللا عز وجل ( في الحديث القدسي‬

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا محمد بن عبد هللا وعلى آله وأصحابه ومن وااله اما بعده‬
Ada banyak karya ulama yang isinya adalah menyanjung Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬karena kecintaan mereka kepada Baginda sekaligus sebagai pelajaran
yang berharga kepada generasi semasanya dan generasi setelahnya. Karya atau
karangan tersebut ada yang berupa kalam natsar ( pujian kepada Baginda yang
tidak berupa syi'ir atau tidak berupa bait-bait lagu qosidah ) seperti karangan
syekh Ja'far bin Hasan al-barjanjy, ( yang terkenal di Jawa dengan sebutan kitab
albarjanjy ) dan ada pula karangan tersebut yang berupa qosidah atau bait-bait
lagu yang beraneka ragam not atau intonasinya sesuai dengan hobinya masing
masing. Diantara karangan yang berupa qosidah atau syi'ir itu adalah qosidah
burdah yang sudah sangat terkenal.
Pengarang qosidah burdah ini adalah syekh ‫ شرف الدين ابو عبدهللا محمد بن سعد البوصيري‬.
Ada cerita unik di balik beliau mengarang kitabnya yang terkenal dengan sebutan
kitab burdah lilbusyairy, yaitu ketika beliau di beri cobaan oleh ‫هللا سبحانه وتع*الى‬
berupa sakit ‫ ( فالج‬yakni separuh badan yang tidak bisa bergerak / orang jawa
bilang: lumpuh separo ) . Dan telah dibawa berobat kepada beberapa dokter
namun hasilnya nihil karena semuanya menyerah, maka beliau berusaha untuk
berwasilah, berusaha mencari perantara kesembuhannya melalui bait-bait qosidah
yang isinya adalah pujian dan sanjungan kepada Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬
dalam segala aspek kehidupannya. Setelah selesai mengarang bait-bait qosidah
tersebut beliau bermimpi di datangi Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬dan di usap
badan beliau yang sakit itu serta di beri selimut yang bergaris garis. Maka
sepontan beliau sembuh ( beliau bisa berjalan dan bergerak secara normal ).
Sehingga qosidah beliau itu terkenal dengan sebutan qosidah burdah ( artinya
selimut yang bergaris garis ). ‫عن َأَب ا ُه َر ْي َر َة َق اَل َس ِمْع ُت الَّن ِبَّى صلى هللا عليه وسلم َي ُق وُل َم ْن َر آِني ِفي‬
‫ َو َال َي َت َم َّث ُل الَّش ْي َط اُن ِبي‬، ‫ اْلَم َن اِم َفَس َيَر اِنى ِفى اْلَي َقَظ ِة‬Diceritakan dari Abu Hurairah ‫ رضي هللا عنه‬aku
mendengar ‫ رسول هللا ﷺ‬bersabda “Barang siapa melihatku di dalam mimpi, niscaya
ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat
menyerupaiku”.

Dalam sebagian naskah qosidah burdah permulaan bait yang tertera adalah:

‫ ثم الصالة على المختار في القدم‬# ‫الحمد هلل منشي الخلق من عدم‬


Segala puji bagi ‫ هللا‬yang telah menciptakan makhluk dari tiada ( menjadi ada /
wujud ) # kemudian solawat ( dan salam ) itu tetap terhaturkan atas ( Baginda
Nabi ) yang telah di pilih sejak zaman dahulu.

1
Keterangan: Sebetulnya bait diatas bukanlah tulisan dari syekh ‫ محمد‬al-busyairy.
Karena bait itu adalah tambahan dari pencinta beliau ( bisa murid atau yang
lainnya ) sebab kebiasaan yang baik dan yang umum itu selalu di mulai dengan
hamdalah ( memuji ‫ ) هللا‬serta bacaan solawat salam kepada Baginda Nabi ‫محمد صلى‬
‫هللا عليه وسلم‬.
Tetapi bacaan hamdalah, solawat salam itu tidaklah harus berupa tulisan, boleh
juga berupa ucapan lisan ( dan ini mungkin ( atau pastinya ) telah di kerjakan oleh
imam al-busyairy ). Namun tambahan bait di atas itu juga tidak berpengaruh apa-
apa, karena tambahan itu bukanlah tambahan yang merusak makna atau
mengurangi nilai sanjungan kepada Baginda Nabi seperti tujuan kitab asalnya.
Sebab tambahan bait itu isinya juga bagus dalam segi makna maupun tujuannya.
Arti ‫ هللا‬telah menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada. Artinya ‫ هللا‬itu
menciptakan seluruh makhluknya dari asal yang tidak wujud menjadi makhluk
yang wujud serta beraneka ragam bentuknya, ‫ ٱْق َر ْأ ِبٱْس ِم َر ِّب َك ٱَّلِذى َخ َلَق‬Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Kitab qosidah burdah ini terdiri dari sepuluh fasal sebagai berikut:
‫ في الغزل وشكوى الغرام‬: ‫الفصل األول‬
‫ في التحذير من هوى النفس‬: ‫الفصل الثاني‬
‫ في مدح سيد المرسلين صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل الثالث‬
‫ في مولده عليه الصالة والسالم‬: ‫الفصل الرابع‬
‫ في معجزاته صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل الخامس‬
‫ في شـرف الــقرآن ومدحـه‬: ‫الفصل السادس‬
‫ في إسرائه ومعراجه صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل السابع‬
‫ في جهاد النبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫الفصل الثامن‬
‫ في التوسل بالنبي صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل التاسع‬
‫ في المناجاة وعرض الحاجات‬: ‫الفصل العاشر‬

‫ في الغزل وشكوى الغرام‬: ‫الفصل األول‬


Fasal pertama tentang merayu, mengeluh dan cinta.

‫ْل ْل ِّل‬ ‫َأ‬ ‫ِّل‬ ‫ِّل‬


‫َم ْو اَل َي َص ي َو َس ـْم َد آِئــمًا َب ـًد ا ۞ َع لــَـى َح ِبْي ِبـَك َخ ْيــِر ا َخ ِق ُك ِه ِم‬
Wahai Tuhan kami ( ‫ ) هللا عز وجل‬curahkanlah selalu sholawat dan salam selama–
lamanya dan abadi # kepada kekasih-Mu ( Baginda ‫ ) محمد‬yang terbaik diantara
semua makhluk.

Adapun bait pertama yang menjadi karangan imam al-busyairy adalah

‫َأ‬
‫ِمْن َت َذ ُّك ِر ِج ْي َر اٍن ِبِذْي َس ــــَلــٍم ۞ َم َز ْج َت َدْم ًع ا َج َر ْي ِمْن ُم ْقَلٍة ِبـــَد ِم‬

2
Apakah karena mengingat para kekasih di dzi salam # kau campurkan air mata
( di pipimu) dengan darah?

Keterangan: Didalam fasal pertama ini si penyair membagi dirinya menjadi dua
sisi. Yang pertama dia sebagai seorang penanya dan yang kedua dia sebagai
seorang yang menjawab. ( nk Coro jowo: takok takok dewe di jawab jawab dewe ).
Pihak penanya berkata: mengapa engkau menangis dengan menitikkan air mata
yang bercampur darah? Apakah karena engkau ingat kepada kekasihmu yang
berada di dzi salam?
Dzi salam adalah tempat yang berada di antara mekkah dan madinah yang dekat
dengan qodiid.
Yang di maksud dengan ‫ مزجت دمع**ا ج**رى من مقلة بدم‬adalah sebuah kiasan untuk
menunjukan betapa hebat tangisannya sang penyair atas dasar kerinduan yang
sangat besar.
Mengapa iman al-busyairy tidak memulai bait qosidahnya dengan hamdalah
solawat salam, bahkan langsung membuat bait qosidah tersebut dengan ‫أ من تذكر‬
‫ ج***يران‬seterusnya? Karena hal itu memang sudah menjadi kebiasaan para
pujangga saat mereka telah di liputi rasa rindu dan cinta maka mereka akan
tenggelam dalam lautan kelezatan yang menjadikan mereka lupa kepada
semuanya, atau bahkan lupa terhadap dirinya sendiri. Sehingga kadang-kadang
hamdalah, sholawat dan salam itu secara tulisan itu tidak dikerjakan tetapi
hakekatnya sudah dilaksanakannya ( seperti keterangan diatas ). Sementara
syekh al-busyairy itu termasuk golongan mereka yang paling tinggi ilmu sastranya
sehingga beliau juga mengikuti kebiasaan yang berlaku itu.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫ْم َهَّبِت الِّر ْيُح ِمْن ِت َقاِء َك اِظ َم ـــٍة ۞ َو ْو َمَض ا َب ْر ُق ِفْي اْلَظ َم آِء ِمْن ِإَض ـِم‬
Ataukah karena angin yang berhembus dari arah khadzimah # dan kilauan kilat di
daerah idzhom pada malam hari yang gelap gulita?

Keterangan: Ketika seseorang itu di liputi rasa rindu dan cinta yang menggelora
maka ia pasti akan selalu teringat dengan orang yang di cintai ( sang kekasih ),
sehingga saat ada hembusan angin ( yang membawa bau yang disukai ), kilat
yang berkilau, halilintar yang menyambar atau suara keras dari arah tempat
tinggal orang yang dicintai tersebut maka si pecinta itu akan berhayal tentang
keadaan orang yang dicintai, ( hatinya akan diliputi rasa cemas dan kekhawatiran
yang tidak menentu ).
Di sini syekh al-busyairy memposisikan dirinya sebagai orang yang sangat besar
cintanya kepada Baginda Nabi sehingga beliau selalu terbayang bayang dengan
seluruh daerah yang berada di sekitar madinah mulai tempat, cuaca dan lain
sebagainya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َفَم ا ِلَع ْي َن ْي َك ِإْن ُق َت اْك ُفَفا َهَم َت ــا ۞ َو َم ا ِلَق ِبَك ِإْن ُق َت اْس َت ِفْق َي ِه ـــــِم‬

3
( Wahai pecinta yang tidak mengaku ! ) Mengapa kedua matamu tetap
meneteskan air mata ( menangis dahsyat)? Padahal engkau telah berusaha
menahannya # Apa yang sebetulnya ( kegelisahan ) yang ada pada hatimu?
Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

Keterangan: ( apakah masih kurang jelas bukti cintamu dengan mengalirnya air
mata di pipimu yang tak bisa kau tahan? Sebetulnya kegelisahan apa yang berada
dalam hatimu? Sementara engkau lebih suka menutupinya dengan berpura-pura
bahagia?. Apakah gambaran seperti itu juga masih tidak mampu menyadarkan
hatimu sehingga engkau lebih suka merana dan menderita?)
Disini penyair ( yang tak lain adalah syekh al-busyairy ) seakan akan
memposisikan dirinya sebagai penanya dengan pertanyaan yang tidak segera
mendapatkan jawaban. Karena sudah menjadi kebiasaan pada umumnya bahwa
para pecinta itu ( terkadang ) malu untuk mengakui cintanya pada awal
percintaannya. Bahkan terkadang pula ia justru mengingkarinya ( tidak mau
mengakui ) saat ketahuan bahwa ia telah jatuh cinta. Sehingga beliau berkata
dalam bait setelahnya :

‫َأ ْل‬
‫أَيَح َس ُب الَّصُّب َّن ا ُحَّب ُم ْن َك تــِـٌم ۞ َم ا َب ْي َن ُم ْن َس ِج ٍم ِم ْن ُه َو مْض َط ــــِر ِم‬
Apakah diri yang dirundung nestapa cinta mengira bahwa api cinta itu bisa
disembunyikan darinya # Di antara tetesan air mata ( yang terus mengalir ) dan
hati yang menggelora.

Keterangan: Kembali si penyair disini masih memposisikan dirinya sebagai


penanya yang seakan ia kesulitan menemukan jawaban yang ia inginkan terkait
kondisi orang yang di tanya. Sebab dia selalu mengelak atas segala sesuatu yang
ia alami. Sementara tanda tanda cinta itu sangat jelas dari air mata yang terus
mengalir dan hati yang gundah, hati yang tidak bisa tenang sebab selalu teringat
kepada orang yang dicintai. Hal semacam itu adalah kesalahan yang nyata
menurut si penanya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َلْو اَل ا َهَو ى َلْم ُتِر ْق َدْم عًا َع َلي َط ـَلٍل ۞ َو َال أَر ْق َت ِلِذ ْك ِر ا َب اِن َو ا َع لَــــِم‬
Jika tidak karena cinta yang tulus maka takkan aku tangisi bekas puing rumahnya
# dan takkan pula aku bergadang hanya untuk mengingat pohon ‫ بان‬di desa itu
beserta gunung-gunungnya.

Keterangan: Ketika si penanya mencela kepada orang yang ditanya atas


ingkarnya dia yang masih ingin menutupi cintanya kepada seseorang yang ia
rindukan ditempat nan jauh disana, maka si penanya seakan kembali bertanya:
mengapa engkau menangisi puing puing rumahnya yang telah roboh serta sampai
larut malam? Mengapa engkau tidak bisa tidur? Apakah karena selalu tergingat
deretan pohon ‫ ( بان‬pohon besar ) yang berada di sana, dan gunung-gunung

4
yang serba hijau dan sejuk di daerah tersebut? Hal inilah yang di salahkan oleh si
penanya yang seakan ia berkata: apakah jelasnya bukti ini masih engkau ingkari?
Kata ‫ ارقت‬itu artinya ialah begadang di tengah malam karena tidak bisa tidur.
Sedangkan ‫ نوم‬/ tidur itu penyebabnya adalah naiknya gas dari perut ke otak yang
menjadikan otak tersebut mengalami kelembaban sehingga ia harus di
istirahatkan. Sedangkan salah satu pemicu munculnya gas yang menyebabkan
kelembaban pada otak itu adalah banyak makan dan minum. Dan kelembaban itu
bisa hilang dengan adanya rasa cinta yang membakar ( karena sifat cinta itu
panas, sehingga ia mampu menggerakkan atau menimbulkan energi yang luar
biasa ). Dan disaat seperti itulah seorang pecinta itu biasanya ia akan merasa sulit
untuk makan dan minum ( gairah makan minumnya hilang ), yang berujung pada
susah tidur dan perasaan yang bermacam-macam.

‫ًّا‬
‫َفَك ْي َف ُتْن ِكُر ُحب َب ْع َد َم ا َش ــِه َد ْت ۞ ِبِه َع َلْي َك ُعُدْو ُل الَّدْم ِع َو الَّســـَقِم‬
Bagaimana mungkin kau bisa mengingkari cintamu # sedangkan air mata
penderitaan telah menjadi saksi cintamu dengan jujur tanpa dusta.

Keterangan: Ini adalah puncak dari dialog diatas, yakni saat si penanya
menunjukkan bukti bukti yang kuat nan jelas atas cintanya orang yang di tanya
meliputi air mata yang mengalir deras dan bermacam macamnya penderitaan
yang dialami. Dan itu semua adalah bukti nyata dan saksi yang adil nan jujur tak
terbantahkan.

‫ْل‬ ‫ْث ْل‬ ‫َّط‬ ‫ْل‬ ‫َأْث‬


‫َو َب َت ا َو ْج ُد َخ ْي َع ْب َر ٍة َّو َض ــنًى ۞ ِم َل ا َبَه اِر ِم َع َلى َخ َّدْي َك َو ا َع َن ــــِم‬
Kesedihanmu telah membentuk dua garis tangis dan mengakibatkan kurus lemah
# bagaikan mawar kuning dan mawar merah di kedua pipimu.

Keterangan: Ini adalah kelanjutan dari bait qosidah diatas, yakni dua bukti kuat
yang tidak bisa terbantahkan dari tangisannya si pecinta: yang pertama akibat dari
tangisan itu menjadi dua garis jelas di kedua pipinya yang pucat seakan wajahnya
itu bagaikan mawar kuning. Dan yang kedua adalah tetesan air mata terus
menerus yang mengakibatkan mata itu merah bagaikan mawar merah yang indah.

Dan setelah qosidah ini adalah bait-bait yang menjadi jawaban dari pertanyaan
yang diajukan diatas.

‫ّلّذ‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


‫َن َعْم َس َر ى َط ْيُف َم ْن ْه َو ى َف ّر َق ِني ۞ َو ا ُحّب َي ْع َت ِر ُض ال ات ِباَلَلــــــِم‬
Memang benar! Ia selalu terlintas dalam mimpiku hingga aku selalu terjaga dari
tidurku # sedangkan cinta itu menghalangiku ( dari berbagai bentuk kenikmatan )
sebab rasa sakit yang ku derita.

5
Keterangan: Setelah jelasnya keadaan si pecinta yang menjadi objek orang yang
di tanya dengan berbagai argumen dan bukti atas adanya cinta tersebut, maka ia
pun akhirnya mengakui kondisi yang sebenarnya. Sambil berkata kepada si
penanya: benar apa yang engkau katakan padaku tentang adanya cinta itu. Akan
tetapi dari besarnya cintaku padanya, maka aku lihat kekasihku itu dalam mimpi
hingga aku terbangun. Aku selalu teringat padanya, hingga aku susah
memejamkan mataku kembali. Hatiku terasa pedih karena tidak bisa berjumpa
dengannya. Ini adalah cinta yang menghalangiku dari merasakan kenikmatan
( tidak bisa tidur nyenyak ).
Ini jika cinta itu diartikan sebagai penghalang kenikmatan. Tetapi jika cinta itu di
artikan kebalikannya ( pendorong semangat hidup ) maka artinya adalah: karena
adanya cinta itulah rasa sakit dan takutku itu menjadi hilang untuk selalu
melakukan sesuatu yang di sukai orang yang kucintai itu ( aku siap berkorban
untuknya ).

‫ُل‬ ‫َأ‬ ‫ْذ‬


‫َي ا اَل ِئِمي ِفي الَهَو ى الُع ِر ِّي َم ْع ِذَر ًة ۞ ِم ّني ِإَلْي َك َو َلْو ْن َص ْف َت َلْم َت ِم‬
Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu # Aku
yakin andai kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki

Keterangan: Setelah mengakuinya orang yang di tanya tentang cintanya, maka


seakan-akan si penanya itu mengejeknya sebab pengakuan tersebut. Lalu orang
yang ditanya pun membela diri dengan alasan yang ia ungkapan seraya berkata:
wahai orang yang mencela cintaku ( yang tak terbatas ), izinkan aku untuk
memberi sebuah gambaran sikap orang yang adil dalam hal ini. Yaitu jika yang
jatuh cinta seperti itu adalah engkau maka pasti engkau takkan mencela
sedemikian rupa. Karena cinta itu bukan kehendak yang bisa dikendalikan. Cinta
itu datangnya alamiah dan tidak bisa di salahkan. Cinta itu datangnya tidak dari
kesengajaan ( cinta ini datangnya dari luar kesadaranku ) hingga ia patut di cela.
Sementara tidak ada sesuatu yang patut di cela kecuali sesuatu itu memang
bersifat ikhtiyar manusiawi ( atas keinginannya sendiri ). Sedangkan yang aku
alami tidak seperti itu. Cinta ini datangnya tiba-tiba entah dari mana asalnya dan
siapakah memunculkannya?
Bani 'udzroh adalah orang orang yang bermukim di sebuah kabilah di yaman yang
saat mereka jatuh cinta maka kerap sekali cintanya itu membawa kematian.
Karena cinta yang tak sampai pada tujuan, dan pula karena kejujuran polosnya
cinta tersebut, serta sangat lembutnya hati mereka.

‫ْل‬
‫َع َد ْت َك َح ـــاِلـي اَل ِس ِّر ْي ِبُمْس َت ِتٍر ۞ َع ِن ا ِو َش اِة َو َال َد اِئْي ِبُم ْن َح ِس ــِم‬
Kini kau telah tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu # dari
para pemfitnah yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna.

6
Keterangan: Bait syair ini bisa diartikan dengan berbagai sudut pandang ; pertama
diartikan sebagai jumlah ‫ ( دعائية‬urutan kata yang mengandung unsur doa), jadi
artinya adalah semoga keadaan orang yang di tanya itu kembali seperti sedia kala
( normal kembali seperti semula). Dua bisa diartikan sebagai kata ‫ ( استفهام‬sebuah
pertanyaan), jadi artinya adalah apakah keadaanku sudah jelas bagimu?
Sehingga tidak ada yang bisa tertutupi olehmu, bahkan dari orang orang yang
suka memfitnah tersebut. Tiga bisa diartikan sebagai kalam ‫ ( خ***بر‬sebuah
pemberitahuan ) bahwa jika si penanya itu mau memahami apa yang dirasakan
oleh si pecinta tersebut maka ia tidak akan mencela seperti itu.

‫َّذ‬ ‫ُل‬ ‫َأ‬


‫َم ّحْض َت ِني الُّن ْص َح َلِكْن َّلْس ُت ْس َم ُعُه ۞ َإّن ا مِحَّب َع ِن الُع اِل ِفي َصَم ِم‬
Begitu tulus nasihatmu itu , akan tetapi aku takkan pernah mendengarnya #
sesungguhnya telinga pecinta itu tuli bagi para pencaci.

Keterangan: Setelah seakan tidak ada gunanya beberapa argument yang di


ajukan oleh si penanya kepada si pecinta maka si pecinta berkata: wahai orang
yang memberi nasihat! Engkau telah menasihatiku dengan tulus ikhlas. Akan
tetapi karena begitu besarnya cintaku, aku takkan pernah menerima nasihat
siapapun. Karena sesungguhnya orang yang telah jatuh cinta itu telinganya tuli,
dia takkan dapat mendengar dan menerima masukan dari siapapun ( termasuk
orang yang suka memfitnah ). Sebagaimana kata pepatah: ‫حبك للش**يء يعمى ويصم‬
cintamu pada sesuatu telah membuat dirimu buta dan tuli.
Yang di maksud dengan tidak mendengar disini ialah tidak mendengarnya si
pecinta dengan pendengaran yang masuk ke hati, karena sebetulnya telinganya
itu mendengar seperti orang yang normal biasa, akan tetapi hatinya sudah
tertutup.
Disini juga bisa dipahami bahwa latar belakang orang yang memberi nasihat itu
bermacam macam: 1) ada yang ikhlas dalam memberi nasihat seperti diatas. 2)
ada pula yang tujuannya untuk mengadu domba ( seperti sifatnya orang orang
munafik karena ia hasud, iri dll ).

‫َأ‬
‫ِإِّن ى اَّت َه ْم ُت َن ِص ْي َح الّش ْيِب ِفي َع َذ ِلي ۞ َو الّش ْيُب ْب َع ُد ِفي ُنْص ِح َع ِن الُّت َه ِم‬
Sungguh aku menuduh ubanku turut serta mencercaku # padahal nasihat uban itu
pastilah jauh dari layak untuk dicurigai.

Keterangan: Setelah seakan si pecinta mengakui dan pasrah kepada si penanya


atas perdebatan diatas, maka seakan si penanya berkata kepadanya: mengapa
engkau mencurigaiku dalam aku memberi nasihat kepadamu? Lalu si pecinta
menjawab: aku benar benar telah mencurigai semua orang yang ingin
menasihatiku, sehingga aku pun ikut mencurigai ubanku sendiri dalam nasihatinya

7
kepada diriku sendiri. Sementara uban itu jauh dari beberapa kepentingan dalam
hal tersebut.
Orang yang berhak dicurigai dalam nasihatnya itu jika nasihatnya mempunyai
tujuan yang tidak baik ( seperti memecah belah, adu domba, iri dengan orang
tertentu atau dia ingin mendapatkan sesuatu dll ), walaupun terkadang
kelihatannya cara menasihatinya itu baik dan halus.

‫ في التحذير من هوى النفس‬: ‫الفصل الثاني‬


Fasal kedua adalah peringatan tentang bahayanya tipu daya hawa nafsu.

‫َأ‬
‫َف ِإّن ّماَر ِتي ِبالّسـوِء َم ا اّتَع َظ ْت ۞ ِمْن َج ْه ِلَه ا ِبَن ِذيِر الّشْيِب َو اَلَهَر ِم‬
Sungguh hawa nafsuku yang memerintah jelek itu tidak bisa menerima mau'idzoh
# dari ketidak tahuannya atas peringatan uban dan usia senja.

Keterangan: Seakan si pecinta berkata: aku ikut mencurigai cercaan uban yang
tak lain itu merupakan nasihat yang sangat jelas karena hawa nafsuku telah
menyuruhku untuk berbuat yang seperti itu, hingga aku tidak mau mendengarkan
nasihatnya. Bahkan ( sebetulnya ) nasihat uban yang merupakan pertanda
dekatnya kematian serta usia senja yang merupakan pertanda lemahnya fisik
seseorang itupun tetap tidak diterimanya.
Di sini si pecinta menyalahkan dirinya sendiri dengan tidak menerima nasihat
siapapun sebab karena kebodohannya. Dan sebetulnya dia mampu menolak
kebodohannya tersebut dengan mencari ilmu / mencari pengetahuan yang bisa
menyelamatkan dia dari belenggu itu.
Nafsu itu terbagi menjadi tiga: 1) nafsu yang cenderung memerintah jelek ‫ان النفس‬
‫ ألمارة بالسوء‬yaitu nafsu bebal yang sulit di kendalikan. Nafsu ini kecenderungannya
adalah sesuatu yang tidak baik. ( 2 ) nafsu ‫ لوامة‬yaitu nafsu yang selalu mengajak
kembali kepada pemiliknya untuk berhenti melakukan maksiat serta kembali ke
jalan yang benar, ‫ َو ٓاَل ُأۡق ِس ُم ِبٱلَّن ۡف ِس ٱلَّلَّو اَمِة‬dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat
menyesali (dirinya sendiri). (3) nafsu ‫ مطمئنة‬yaitu nafsu yang merasa tenang untuk
di ajak beriman dan membenarkan janji janji ‫ هللا‬sehingga ringan untuk diajak
menjalankan taat dan bertemu dengan ‫ هللا‬, ini di isyaratkan oleh sebuah ayat ‫يا ايتها‬
‫ النفس المطمئنة ارجعي الى ربك راض**ية مرض**ية ف**ادخلي في عبادي وادخلي جنتي‬Wahai jiwa yang
tenang! Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang ridho lagi di-ridhai-Nya!
Kemudian masuklah ke dalam ( kelompok ) hamba-hamba-Ku, Dan masuklah ke
dalam surga-Ku.

‫ْأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


‫َو اَل َع َّد ْت ِمَن الِفْع ِل اَلَج ِمْي ِل ِقَر ى ۞ َض ْيٍف َلَّم ِبَر ِس ي َغ ْي َر ُمْح َت ِش ِم‬
Dan nafsuku juga tidak mempersiapkan diri dengan amal baiknya # untuk
menjamu tamu yang bersemayam di kepala dengan tanpa rasa malu.

8
Keterangan: Yang dimaksud dengan "tamu" dalam bait ini adalah uban yang
tumbuh di kepala. Karena rambut manusia itu asalnya hitam, dan saat sedikit demi
sedikit rambut itu berganti putih ( menjadi uban ) sehingga uban tersebut layak
disebut tamu karena sama-sama baru muncul. Dan disaat uban itu muncul, maka
ia menjadi pertanda dekatnya ajal yang seakan itu menjadi bukti utama agar orang
itu segera memperbanyak amal sholih sebagai bekal diakhirat kelak, sebagaimana
tamu yang berhak mendapatkan jamuan yang layak. Orang yang berakal harus
bisa mengambil pelajaran dari munculnya uban di kepalanya dengan
mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa serta meninggalkan / menjauhi
segala larangannya. Mempersiapkan diri dengan tulus kepada Tuhannya. Karena
jika dia selalu mengundur / mengakhirkan persiapan tersebut maka terkadang hal
itu tidak bisa tercapai dengan baik sebab waktu itu sangatlah sempit dan ajal yang
tidak pernah bisa diduga. ‫ُقۡل ِاَّن اۡل َم ۡو َت اَّلِذ ۡى َت ِفُّر ۡو َن ِم ۡن ُه َف ِاَّن ٗه ُم ٰل ِقۡي ُك ۡم‌ ُثَّم ُت َر ُّد ۡو َن ِاٰل ى ٰع ِلِم اۡل َغ ۡي ِب َو الَّش َهاَدِة‬
‫ َف ُيَن ِّب ُئُك ۡم ِبَم ا ُك ۡن ُتۡم َتۡع َم ُل ۡو َن‬Katakanlah! Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari
padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada ( ‫هللا‬
), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. ‫ َو َلۡن ُّيَؤ ِّخ َر ُهّٰللا َن ۡف ًس ا ِاَذ ا َج ٓاَء َاَج ُلَهاؕ‌ َو ُهّٰللا َخ ِبۡي ٌۢر ِبَم ا َتۡع َم ُل ۡو َن‬Dan ‫ هللا‬tidak
akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang.
Dan ‫ هللا‬Maha teliti apa yang kamu kerjakan.
Dan termasuk adab tamu itu tidak berlama lama saat mukim di rumah orang yang
di singgahi.

‫ُأ‬ ‫َأ َأ‬


‫َلْو ُكْن ُت ْع َلُم ِّن ـي َم ــا َو ّقــــــــِـُرُه ۞ َكَت ْم ُت ِس ًّر ا َب َد ا ِلْي َم ْن ُه ِبالَكَت ِم‬
Jikalau aku tahu bahwa diriku takkan mau menghormat tamu # Maka lebih baik
kusembunyikan dia dariku dengan cara menyemir uban dikepalaku

Keterangan: Dan setelah jelas bahwa nasihat uban itu tidak boleh di anggap
remeh, dan si pecinta telah membuat udzur dari tidak di terimanya nasihat itu di
sebabkan karena nafsu ammaroh, serta banyaknya cercaan dari orang orang
sekitar, maka ia berkata: kalau saja aku tahu sebelum uban ini tumbuh dan aku
tidak akan menghormatinya, maka sudah barang tentu akan ku semir rambutku
agar rahasia selalu tersembunyi dan tidak akan pernah diketahui.
Bahasa Arab uban adalah ‫الشيب‬. Nama lainnya yaitu ‫وقارا‬. Orang pertama yang
melihat uban adalah nabi ‫ ابراهيم عليه الصالة والسالم‬, lalu ia bertanya kepada tuhannya
‫ ما هذا يا رب؟‬wahai tuhanku: ini apa ( rambut kepala yang berwarna putih)? Lalu ‫هللا‬
menjawab ‫ وقار يا ابراهيم‬ini uban wahai Ibrahim, lalu nabi Ibrahim berkata: ‫يا رب زدني‬
‫ وقارا‬wahai tuhanku, tambahkanlah untukku ketenangan. seperti juga dalam ayat ‫َّما‬
‫ َلُك ْم اَل َت ْر ُجوَن ِهَّلِل َو َق اًر ا‬Mengapa kalian tidak mengharapkan ketenangan / keagungan
dari ‫هللا‬. Dan dalam hadits kudsi di sebutkan ‫ الش**يب نوري‬uban adalah cahaya.
Mengapa dikatakan cahaya? Karena ia bisa menjadi cahaya jalan kehidupan
seseorang yang telah sadar untuk menapak ke jalur yang lebih baik.

9
‫َم ْن ِلي ِبَر ِّد ِج َم اٍح ِمْن َغ َو اَيِتَه ا ۞ َك َم ا ُيَر ُّد ِج َم اُح اَلَخ ْي ِل ِبالُّلُج ِم‬
Siapakah yang dapat mengembalikan nafsuku dari kesesatan? # sebagaimana
kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekang.

Keterangan: Ketika nafsu itu tidak mempan dengan mau'idzoh yang ada ( uban di
kepala ) maka si penyair membuat sebuah pertanyaan yang isinya meminta belas
kasih kepada siapapun orang yang bisa membantunya untuk mengendalikan
nafsunya yang besar, seraya berkata: siapakah yang dapat mengekang atas
pemberontakan nafsuku yang tinggi? Seperti orang yang mampu mengekang
kuda liar dengan mengikatkan tali di mulut kuda tersebut. Artinya si penyair
berharap kepada siapapun yang mau membantu mengatasi nafsunya dengan
cara apapun ( mau'idzoh / tirakat dll) agar ia terlepas dari belenggu tersebut.
Dan bait ini memberi isyarat bahwa untuk menuju kepada ‫ هللا‬itu tidak akan pernah
sempurna dan tidak akan pernah berhasil kecuali dengan perantara seorang guru
yang mumpuni ( ‫) مرشد‬. Digambarkan dalam sebuah ayat ‫َق اَل َلُه ُموَس ٰى َه ْل َأَّت ِبُع َك َع َلٰى َأْن‬
‫ ُتَع ِّلَم ِن ِمَّم ا ُع ِّلْمَت ُر ْش ًد ا‬Nabi Musa berkata kepada Nabi Khidhr: "Bolehkah aku
mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-
ilmu yang telah diajarkan kepadamu?". Mengapa harus ada guru dalam hal ini?
Sebab terkadang nafsu itu menganggap sesuatu yang kelihatannya baik tetapi
ternyata sesuatu itu bisa menjadi kerusakan bagi dirinya. Seperti contoh orang
yang sakit ( apalagi sakit yang parah ) maka ia membutuhkan dokter spesialis
yang handal untuk membantu menyembuhkan penyakitnya.

‫َّط‬ ‫ْل‬
‫َفَال َت ُر ْم ِبا َمَع اِص ْي َك ْس َر َش ْه َو ِتَه ا ۞ ِإّن ال َع اَم ُيَق ِّو ْي َش ْه َو َة الَّن ِه ِم‬
Maka janganlah kau berharap patahkan nafsumu dengan melakukan maksiat #
sesungguhnya makanan itu justru memperkuat syahwat yang rakus.

Keterangan: Tidak dibenarkan dalam menolak atau mematahkan nafsu itu dengan
memberikan segala sesuatu yang diinginkan oleh nafsu tersebut. Seperti saat
nafsu yang ingin melakukan kemaksiatan. Karena jika nafsu itu dibiarkan
melakukan maksiat maka justru ia akan semakin kuat kecanduannya untuk
membangkitkan keserakahan yang telah ia lakukan. Nafsu itu akan semakin
menguasai dan mendikte pemiliknya itu sendiri. Termasuk didalamnya adalah
nafsu ( syahwat ) birahi, syahwat makan dan macam macamnya syahwat duniawi.
Sehingga si penyair berkata: ‫ ِإّن الَّط َع اَم ُيَق ِّو ْي َش ْه َو َة الَّن ِه ِم‬.

‫ْل‬ ‫ّط‬
‫َو الّنْف ُس َك ال ِفِل ِإْن ُتْهِم ُه َش َّب َع َلى ۞ ُحِّب الَّر َض اِع َو ِإْن َت ْف ِط ْم ُه َي ْن َفِط ِم‬
Dan nafsu itu bagaikan bayi, bila kau biarkan maka dia akan tetap menyusu #
Namun bila kau sapih, maka bayi itu akan berhenti sendiri.

10
Keterangan: Nafsu itu di serupakan dengan bayi dalam tidak punya rasa bosan,
jemu dan lelah dengan terus menerus melakukan sesuatu yang menjadi
kebiasaannya. Lihatlah bayi! Jika ia di biarkan menyusu maka ia akan terus
menyusu sampai dewasa. Akan tetapi jika bayi itu di sapih ( tidak di susui dengan
paksa setelah umur dua tahun ) maka ia akan mandiri dengan sendirinya dalam
makan minumnya. Demikian juga nafsu jika ia di biarkan dalam melakukan
maksiat maka nafsu itu akan selalu menagih maksiat tersebut, tetapi jika nafsu itu
di tinggalkan / tidak di turuti dalam maksiat tersebut niscaya ia akan berhenti
dengan sendirinya.
Nafsu adalah jisim lembut yang bersifat spiritual dan ketuhanan yang disebut
dengan ruh sebelum di masukkannya kedalam jasad. Dan ruh itu diciptakan ‫هللا‬
sebelum jasad dengan jarak dua ribu tahun lamanya. Dan saat itu ruh berada di
sisi dzat yang ‫ حق‬dengan posisi yang sangat dekat, sehingga ia bersinar / merasa
tenang dengan posisi tersebut tanpa penghalang sama sekali. Akan tetapi setelah
ruh itu dipindahkan ke jasad ( disuruh masuk kedalam jasad ) lalu ia mengenal
selain dzat yang ‫ حق‬tersebut maka terhijab / terhalanglah ia dari dzat itu, karena
jauhnya ruh itu dariNya, ۖ ‫َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّبَك ِم ۢن َبِنٓى َء اَد َم ِمن ُظ ُهوِر ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُهْم َو َأْش َه َد ُه ْم َع َلٰٓى َأنُفِس ِه ْم َأَلْس ُت ِبَر ِّب ُك ْم‬
‫ َق اُلو۟ا َب َلٰى ۛ َش ِه ْد َن ٓاۛ َأن َت ُقوُل و۟ا َي ْو َم ٱْلِقَٰي َم ِة ِإَّن ا ُكَّن ا َع ْن َٰه َذ ا َٰغ ِفِلين‬Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan ‫ هللا‬mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka ( seraya berfirman ): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul ( Engkau Tuhan kami ), kami menjadi
saksi". ( Kami lakukan yang demikian itu ) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami ( bani Adam ) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini ( keesaan Tuhan ).

‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫َأ ِّل‬


‫َف اْص ِر ْف َهَو اَه ا َو َح اِذْر ْن ُتَو َي ُه ۞ ِإّن ا َهَو ى َم ا َت َو َّلى ُيِص ْم ْو َيِص ِم‬
Maka palingkanlah hawa nafsumu! Jangan biarkan dia berkuasa!! # sungguh jika
hawa nafsu itu berkuasa maka ia akan membunuhmu atau membuatmu tercela.

Keterangan: Di sini penyair mengatakan ‫ فاصرف‬yang artinya palingkanlah. Beliau


tidak berkata ‫ ألق‬yang artinya buanglah atau ‫ دع‬yang artinya tinggalkanlah. Karena
sesungguhnya nafsu itu bagian dari manusia itu sendiri yang tidak mungkin untuk
di buang atau di tinggal secara keseluruhan. Sebab jika nafsu itu di atur dengan
baik dan benar maka orang yang memiliki nafsu tersebut akan naik derajatnya
mengalahkan malaikat. Tetapi jika nafsu itu yang mengalahkan akal sehat
manusia maka ia akan terjerumus kedalam jurang kenistaan yang amat hina.
Maka ‫ عبدهللا بن عباس رضي هللا عنه‬berkata ‫ الهوى اله يعبد من دون هللا‬hawa nafsu itu adalah
tuhan yang di sembah selain ‫هللا‬, lalu beliau membaca ayat ‫َأَف َر َأْيَت َم ِن اَّتَخ َذ ِإَٰل َه ُه َهَو اُه َو َأَض َّلُه‬
‫ ُهَّللا َع َلٰى ِع ْلٍم َو َخ َت َم َع َلٰى َس ْمِعِه َو َقْلِب ِه َو َج َع َل َع َلٰى َبَص ِر ِه ِغ َش اَو ًة َف َم ْن َيْهِدي***ِه ِمْن َب ْع ِد ِهَّللاۚ َأَف اَل َت َذ َّك ُروَن‬Maka
pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya?, sementara ‫ هللا‬membiarkannya ( sesat ) berdasarkan ilmu-Nya, dan ‫هللا‬

11
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah ‫هللا‬
( membiarkannya sesat ). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ( dari
peringatan yang seperti itu ) ?
Kesimpulan: hawa nafsu itu adalah sumber segala cobaan, dan bisa selamat
darinya itu sangatlah sulit kecuali mendapat taufiq / pertolongan dari ‫هللا تعالى‬.

‫ْل‬ ‫ٌة‬ ‫َأل‬


‫َو َر اِع َه ا َو ْه َي ِفْي ا ْع َم اِل َس آِئَم ۞ َو ِإْن ِهَي اْس َت ْح َلِت ا َم ْر َع ى َفَالُتِس ِم‬
Dan gembalakanlah nafsu ( dengan baik ) dalam lapangan amal # dan jika ia
terlepas ( dalam kebebasannya ) maka engkau takkan bisa lagi
mengendalikannya.

Keterangan: Disini nafsu itu disamakan dengan hewan ternak dalam sama sama
membutuhkan perhatian yang cukup. Dan tanpa disadari hewan ternak itu
terkadang ( atau bahkan seringkali ) merusak tanaman orang lain. Sehingga
Baginda Nabi dalam satu riwayat beliau dawuh: ‫كالراعي يرعى حول الحمى يوشك أن يقع فيه‬
seperti penggembala yang menggembalakan hewannya di sekitar kebun orang
lain ( tempat yang terlarang untuk menggembala ), sebab hal itu bisa berakibat
hewan itu masuk dan memakan tanaman didalam kebun tersebut, hingga
tanaman itu menjadi rusak. Maka pengawasan seorang penggembala itu sangat
dibutuhkan pada saat tersebut, agar hewannya terjaga dengan baik. Demikian
juga hawa nafsu perlu penjagaan yang ketat, karena jika lengah maka hawa nafsu
itu akan menjadi liar tak terkendali. Walaupun hal itu termasuk dalam bab
beribadah atau menjalankan taat sekalipun ( nafsu itu bisa dengan mudah masuk
untuk merusaknya ). Apalagi jika hal itu berupa pekerjaan yang jelas jelas
berbentuk maksiat ( seperti beberapa perkara yang telah dilarang oleh agama ).
Sebab terkadang tanpa disadari nafsu yang kelihatannya sedang diajak ibadah /
taat itu justru terjerumus kedalam jurang kemaksiatan, seperti riya' / pamer,
senang dipuji atau ingin terkenal, merasa paling baik / paling hebat / paling benar /
paling pandai / sombong dengan merasa tidak ada orang yang seperti dia, semua
kalah dengan dia dll. Bahkan hal itu bisa lebih besar kerusakannya dari bentuk
maksiat yang sungguhan. Maka ada makolah dari pemilik kitab hikam ‫رب معصية‬
‫ اورثت ُذ اّل وانكسارا خ**ير من طاعة اورثت عزا واستكبارا‬banyak sekali bentuk maksiat yang
menjadikan pelakunya itu merasa hina dan hancur ( sehingga dia mau bertaubat )
itu lebih baik dari pada bentuk ibadah yang menjadikan pelakunya sombong dan
mlete ( dia merasa yang paling baik ibadahnya, orang lain itu tidak ada yang
seperti dia ). Maka justru mengobati orang yang kejiwaannya sakit seperti itu
adalah lebih sulit daripada mengobati orang yang jelas jelas melakukan maksiat.
Dalam sebuah ‫ أثار‬disebutkan: ‫أوحى هللا الى داود عليه السالم يا داود قل للعاصين المختبين أبشروا وقل‬
‫ للعابدين المعجبين إخسؤا‬suatu saat ‫ هللا‬pernah memberi wahyu kepada Nabi Dawud ‫عليه‬
‫ السالم‬: Wahai Dawud , katakanlah kepada orang-orang bermaksiat yang merasa
rendah diri ( dengan mengakuinya ): berbahagialah kalian semua. Dan katakanlah

12
kepada orang-orang ahli ibadah yang menyombongkan dirinya: merugilah kalian
semua.

‫َأ‬ ‫ُث‬ ‫ًة‬ ‫ّذ ْل‬


‫َك ْم َح ّس َنْت َل ًة ِل َم ـــــــْر ِء َق اِتَل ۞ ِمْن َح ْي َلْم َي ْد ِر ّن الَّس َّم ِفي الَّد َس ِم‬
Betapa banyak kelezatan itu bisa membuat kematian seseorang # tanpa disadari
ada racun yang terkandung didalam lemak ( yang gurih ).

Keterangan: Bait syair ini adalah pembuktian dari bait diatasnya, yang artinya:
Berhati-hatilah dengan hiasan nafsu! Maka sering kali nafsu itu menghiasi dengan
keindahan, membujuk dengan kelezatan atau berhias ketenangan, padahal
sejatinya itu adalah fatamorgana yang semu belaka. Bahkan sebenarnya ia
adalah pembunuh atau perusak dengan cara yang halus hingga yang
bersangkutan tidak terasa. Sebagaimana contoh diatas yakni orang yang sedang
melakukan ibadah atau ketaatan dengan merasa ia adalah orang yang paling baik
dan paling bagus, sementara dia tidak sadar bahwa dia sedang dimabok
kesombongan yang amat berbahaya. Atau termasuk juga orang yang benar-benar
melakukan bentuk maksiat. Seperti orang yang sedang menikmati narkoba, saat
pertama kali melakukannya ia akan merasa tenang, seakan melayang jauh
dengan kenikmatan yang ia rasakan, namun akhirnya ia akan merasakan sakit
dan hina, karena menjadi pecandu yang harus mengeluarkan banyak uang
sehingga terkadang ia harus berbuat kriminal yang selain narkoba itu sendiri.
Semua itu dikerjakannya demi mendapatkan apa yang ia inginkan, sebab dia telah
menjadi pecandu yang mengkhawatirkan.
Dalam bait ini nafsu disamakan dengan makanan yang berlemak dengan kadar
yang berlebih. Padahal sesungguhnya makanan berlemak itu juga dibutuhkan
oleh tubuh manusia tetapi dalam kadar yang setandart. Maka jika penggunaannya
itu berlebih maka hal seperti itu bisa mengganggu kesehatan ( seperti asam urat,
kolesterol, tensi tinggi ) atau bahkan bisa menjadi sebab kematian ( menurut
hukum medis ). Karena didalam makanan yang berlemak itu sebetulnya ada unsur
racun yang mematikan. ‫َٰي َبِنٓى َء اَد َم ُخ ُذ و۟ا ِز يَنَت ُك ْم ِع نَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُل و۟ا َو ٱْش َر ُبو۟ا َو اَل ُتْس ِر ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن ُهۥ اَل ُيِحُّب‬
‫ ٱْلُمْس ِر ِفيَن‬wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap ( memasuki )
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya ‫هللا‬
itu tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

‫َو اْخ َش الَّد َس اِئَس ِمْن ُجوٍع َّو ِمْن َش َب ِع ۞ َف ُرّب َم ْخ َمَص ٍة َش ُّر ِمَن الُّتَخ ِم‬
Dan takutlah akan tipu daya yang tersembunyi dari lapar dan kenyang # karena
terkadang lapar itu lebih berbahaya daripada kenyang.

Keterangan: Berhati-hatilah dengan tipu daya nafsu yang bisa menimbulkan


malapetaka yang tersembunyi yang disebabkan dari rasa lapar seperti perilaku
buruk, mudah marah, lesu, lemahnya badan dll. Dan juga malapetaka yang
disebabkan dari rasa kenyang seperti malas, tingginya syahwat, gelapnya hati dll.

13
Semua itu bisa menjadi penghalang seorang untuk melakukan ibadah. Walaupun
demikian, terkadang ibadah itu masih bisa dilakukan pada saat seorang itu
kenyang, tetapi bukan sebaliknya karena saat kondisi lapar ibadah itu sering tidak
dikerjakan. Artinya lebih baik kenyang masih beribadah daripada lapar tidak
beribadah ( orang jawa bilang: luweh apik warek tapi ibadah di lakoni daripada
kaliren tapi ibadah gak di lakoni / ora usah gaya tirakat kanti weteng kaliren
sementara ibadah ora di lakoni ). Yang dimaksud dengan lapar dan kenyang disini
ialah lapar dan kenyang yang diluar batas kewajaran ( lapar yang terlalu lapar dan
kenyang yang terlalu kenyang ). Bukan lapar dan kenyang yang masih dalam
batas normal, karena justru itu yang dianjurkan, seperti apa yang telah
dicontohkan oleh ulama yang terdahulu. Sesuai perintah ‫ هللا‬dalam ayat yang
diatas. Jadi yang tidak baik adalah lapar dan kenyang yang berlebihan. Maka
seorang itu harus bisa menilai kemaslahatan diri sendiri dalam hal ini.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأَل‬


‫َو اْس َت ْف ِر ِغ الَّدْم َع ِمْن َع ْي ٍن َق ِد اْم َت ْت ۞ ِمَن ا َمَح اِر ِم َو ا َز ْم ِحْم َي َة الَّن َد ِم‬
Dan deraikanlah air mata dari pelupuk yang penuh # dengan keharaman ( noda
dan dosa )! Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa.

Keterangan: Dan perbanyaklah tangisanmu atas beberapa kesalahan yang telah


engkau lakukan, karena pernah merasa enak dengan melihat atau menerjang
beberapa perkara yang haram. Seperti gambaran sebuah riwayat ‫َو َر ُجٌل َذ َك َر َهَّللا َخ اِلًيا‬
‫ َفَفاَض ْت َع ْي َن اُه‬diantara tujuh kelompok orang yang akan mendapatkan naungan dari ‫هللا‬
besok dihari kiamat yaitu seseorang yang berdzikir / ingat kepada ‫ هللا‬lalu ia
menangis karena dia ingat dan menyesali atas semua kesalahan yang telah ia
lakukan ( dan inilah yang disebut dengan taubat ).
Yang dimaksud dengan ‫ ( من عين قد امتألت من المحارم‬mata yang penuh dengan noda
keharaman ) menurut ulama fiqih adalah mata yang digunakan untuk melihat
sesuatu yang tidak diperbolehkan. Sebagaimana sabda Nabi ‫ عيسى عليه السالم‬yang
berbunyi: ‫ طوبى لمن بكى على خطيئته‬sungguh berbahagia bagi orang yang bisa
menangis atas kesalahannya. Sedangkan menurut ulama sufi adalah mata yang
digunakan untuk melihat gebyar isi dunia ( aneka ragam tipu daya isi dunia ) yang
mengakibatkan hati itu bisa lupa kepada ‫ ( هللا‬sehingga ada sebuah makolah: ‫ادب‬
‫ عينيك بدمع الندامة اذا نظرت لغير ذلك الجمال اقصر نظرك على كمال الكبير المتعال‬ajarilah / biasakanlah
kedua matamu untuk menangis saat melihat kepada selain keagungan ‫هللا‬,
cukupkanlah pandanganmu untuk melihat keagungan ‫ هللا‬yang Maha Luhur ).

‫َو َخ اِلِف الّنْف َس َو الّش ْي َط اَن َو اْع ِص ِه َم ا ۞ َو ِإْن ُه َم ا َمّحَض اَك الُّن ْص َح َف اَّت ِه ِم‬
Dan lawanlah nafsu dan syetan durhaka dan jagalah keduanya # jika mereka
( seakan) tulus menasehati maka engkau harus mencurigainya.

Keterangan: Ada beberapa pendapat tentang makna nafsu;(1) ada yang


berpendapat seperti makna diatas yang telah diterangkan. (2) nafsu ya ruh itu

14
sendiri. (3) nafsu adalah sesuatu yang berada didalam darah manusia. (4) nafsu
adalah semua badan manusia, dan masih banyak pendapat yang lain pula.
Adapun syetan itu juga beberapa pendapat tentangnya; (1) syetan adalah
makhluk sejenis jin yang sama sama diciptakan dari api. (2) syetan itu adalah
perbuatan manusia yang buruk. (3) syetan itu adalah nama lain dari iblis, dan
masih banyak pendapat yang lain pula. Dari segi bahasa kata syetan itu bisa
berasal dari akar kata ‫ شطن‬yang berarti ‫ بعد‬yaitu jauh karena syetan itu dijauhkan
dari rahmat ‫هللا‬, atau diambil dari akar kata ‫ شاط‬yang berarti ‫ هلك‬yaitu rusak karena
memang sifat dari syetan adalah perusak, atau ‫ ش**اط‬yang berarti ‫ اح**ترق‬yaitu
terbakar karena memang syetan itu selalu terbakar jiwanya untuk terus berusaha
menjerumuskan manusia agar dia berbuat jelek, dan ( bisa dimaknai bahwa )
syetan itu akan terbakar selamanya di neraka bersama orang-orang yang
mengikutinya, ‫ َأَلْم َأَلَّن َج َه َّن َم ِمنَك َو ِمَّمن َت ِبَع َك ِم ْن ُهْم َأْج َم ِعيَن‬Sungguh, Aku akan memenuhi
neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di
antara mereka semuanya.
Dalam baitnya si penyair mendahulukan nafsu ( dan mengakhirkan syetan) karena
gangguan nafsu itu lebih berbahaya daripada gangguan syetan. Dan fitnah yang
di timbulkan oleh nafsu itu lebih besar. Sebab nafsu itu berada didalam diri
manusia dan tidak bisa terlepas dari diri manusia itu sendiri, sering kali rayuan
nafsu itu seperti teman akrab yang takkan terasa sehingga manusia itu sering
lengah dengan rayuan tersebut. Berbeda dengan syetan, karena ia adalah musuh
dari luar yang terkadang menyusup / menyelinap kedalam tubuh manusia, yang
terkadang syetan itu bisa pergi jauh saat dibacakan ‫ تعوذ‬atau ‫استعادة‬. Apalagi jika
manusia yang di goda itu kokoh akidahnya, kuat dalam syariatnya seperti
gambaran ayat ‫ ان عبادي ليس لك عليهم سلطان اال من اتبعك من الغ**اوين‬Sesungguhnya hamba-
hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka ( para syetan ), kecuali
orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Maka godaan
syetan itu tidak akan berpengaruh baginya. Sebab godaan syetan itu
sesungguhnya lemah ‫ ِإَّن َك ْي َد الَّش ْي َط اِن َك اَن َض ِعيًفا‬sesungguhnya tipu daya syaitan itu
adalah lemah.
Jadi keduanya ( nafsu dan syetan) adalah sama sama musuh yang harus di
lawan saat keduanya memerintah diri manusia, bahkan hal itupun belum cukup,
keduanya harus di durhakai ( artinya jangan di ikuti perintah keduanya). Dan saat
memberi nasihat yang seakan akan nasihat itu bagus maka manusia yang bijak
harus selalu waspada ( tidak apa-apa mencurigai nasihat keduanya), seperti saat
keduanya mengajak beribadah seperti contoh diatas. Karena sifat asli keduanya
adalah hianat dan tipu dayanya yang beraneka ragam bentuknya. Bahkan ada
sebagian ulama yang berpendapat bahwa sesungguhnya jika syetan itu membuka
sembilan puluh sembilan pintu kebaikan maka yang ke seratus adalah pintu
kehancuran ( artinya diakhir cerita pasti syetan itu akan menjerumuskan kedalam
kehancuran orang yang bersangkutan ‫) نعوذ باهلل من ذلك‬.

15
‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َو َال ُتِط ْع ِم ْن ُهَم ا َخ ْص ًما َو َالَح َك ًما ۞ َف ْن َت َت ْع ِر ُف َك ْيَد الَخ ْص ِم َو ا َح َك ِم‬
Dan janganlah kamu taat kepada nafsu dan syetan, baik selaku musuh atau
selaku hakim # karena engkau telah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya
dalam musuh dan menghukumi.

Keterangan: Bait ini adalah penguat dari bait sebelumnya. Artinya: jika akal
sedang berdebat dengan nafsu dalam melakukan sesuatu yang tidak
diperbolehkan ( sedang syetan menjadi hakim bagi keduanya) maka jangan ikuti
ajakan nafsu dan keputusan syetan. Atau saat akal sedang berdebat dengan
syetan dalam melakukan sesuatu tersebut ( sedang nafsu menjadi hakimnya )
maka jangan ikuti ajakan syetan dan keputusan nafsu. Karena pasti keduanya itu
saling bersekongkol untuk mengajak kepada kejelekan. Sedangkan akal yang di
dasarkan pada ilmu dan iman itu pasti mengajak kepada kebaikan. Maka dalam
posisi seperti ini hati adalah pemegang kendali yang paling utama untuk
mengambil keputusan, digambarkan dalam sebuah riwayat ‫استفت قلبك وان افتوك افتوك‬
mintalah fatwa / keputusan final kepada hatimu walaupun mereka memberi saran /
walaupun mereka juga memberi fatwa. Karena manusia yang waras itu sangat
tahu ( dan pasti mengerti ) tentang tipu daya nafsu dan syetan beserta akibatnya.
Digambarkan dalam sebuah ayat ‫َو َق اَل الَّش ْي َط اُن َلَّما ُقِض َي اَأْلْم ُر ِإَّن َهَّللا َو َع َد ُك ْم َو ْع َد اْلَح ِّق َو َو َع ْد ُتُك ْم‬
‫َف َأْخ َلْفُتُك ْم ۖ َو َم ا َك اَن ِلَي َع َلْي ُك ْم ِمْن ُس ْلَط اٍن ِإاَّل َأْن َد َع ْو ُتُك ْم َف اْس َت َج ْب ُتْم ِليۖ َف اَل َت ُلوُموِني َو ُلوُموا َأْنُفَس ُك ْم ۖ َم ا َأَن ا ِبُمْص ِر ِخ ُك ْم َو َم ا‬
‫ َأْنُتْم ِبُمْص ِر ِخَّي ۖ ِإِّن ي َكَف ْر ُت ِبَم ا َأْش َر ْك ُتُموِن ِمْن َق ْب ُلۗ ِإَّن الَّظ اِلِميَن َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم‬Dan berkatalah syaitan
tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya ‫ هللا‬telah menjanjikan
kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku
menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan
(sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali
tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku
( dengan ‫ ) هللا‬sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat
siksaan yang pedih.

‫َأ‬
‫ْس َتْغ ِفُر َهلَّلا ِمْن َق ْو ٍل ِبَالَعَم ــٍل ۞ َلَقْد َن َس ْب ُت ِبِه َن ْس ًل ِلِذي ُع ُقِم‬

Kumohon ampunan kepada ‫ هللا‬atas ucapan yang tanpa mengamalkan # Sungguh


hal seperti itu laksana orang yang mandul tak berketurunan.

Keterangan: Seakan si penyair dalam bait ini mengakui kesalahannya dengan


tidak mengerjakan apa yang seharusnya dia lakukan, maka dia meminta ampunan
kepada ‫ هللا‬seraya berkata: ‫ استغفر هللا الخ‬aku memohon ampunan…… karena adanya
ayat ‫ كبر مقتا عند هللا ان تقولوا ما ال تفعلون‬Amat besar kebencian di sisi ‫ هللا‬bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Menurut sebagian ulama
idealnya seseorang yang melakukan amar ma'ruf nabi munkar itu lebih dahulu

16
menjalankan apa yang ia perintahkan dan menjauhi apa yang ia larang. Jika tidak
demikian maka ia termasuk orang yang riya' / pamer atau bahkan bisa tergolong
orang yang munafik. Dan jika terjadi hal yang seperti itu, maka yang bersangkutan
berhak untuk membaca istigfar / minta ampun kepada ‫هللا‬. Tetapi sebagian ulama
itu berpendapat lain. Artinya orang melakukan amar ma'ruf itu tidak harus semua
yang diperintahkan itu dikerjakan dahulu dan seterusnya. Karena menurut
pendapat ini bahwa syarat seperti itu bisa berakibat kosongnya amar ma'ruf nahi
munkar yang menjadi ruh agama ini, dan itu berbahaya. Sebab kosongnya amar
ma'ruf nahi munkar itu adalah bentuk kesalahan yang besar ( termasuk maksiat itu
sendiri ). Sementara meminimalisir kemungkaran dan maksiat itu sangat di
anjurkan, dan ini tidak mungkin tanpa adanya amar ma'ruf nahi munkar. Sehingga
didalam qaidah fiqih disebut ‫ ما ال يوج**د كله ال ي**ترك بعض**ه‬sesuatu yang tidak bisa
ditemukan keseluruhannya maka tidak boleh di tinggalkan sebagiannya. Dan juga
adanya makolah: ‫ الع**الم الذي ال يعمل بعلمه خ**ير من الجاه**ل‬orang berilmu yang tidak
mengerjakan ilmunya itu tetap lebih baik dari pada orang bodoh. Jadi tidak
mengerjakan apa-apa yang diketahui ( sementara ia memerintahkannya ) itu
adalah sebuah kesalahan, akan tetapi mengkosongkan amar ma'ruf nahi munkar
itu juga lebih besar nilai kesalahannya. Sehingga si penyair dalam bait setelahnya
berkata:

‫ٰل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫َم ْر ُتَك ا َخ ْي َر ِكْن َم ا اْئ َت َم ْر ُت ِبِه ۞ َو َم ا اْس َتَقْم ُت َفَم ا َق ْو ِل َلَك اْس َت ِقِم‬
Aku telah memerintahkan kebaikan kepadamu namun aku sendiri enggan untuk
mengerjakannya # Dan aku sendiri tidak konsisten atas ucapanku kepadamu agar
kamu konsisten.

Keterangan: Bait ini merupakan penjelasan dari bait sebelumnya. Arti ‫ الخ**ير‬itu
adalah kebaikan, dan kebalikannya adalah ‫ الشر‬yang artinya jelek. Pengertian ‫الخير‬
ialah segala sesuatu yang di akhirnya itu selalu mendapat pujian ( yang akibatnya
di puji ). Arti kata ‫ استقامة‬yaitu ‫ االعتدال وعدم االعواج*اج‬lurus dan tidak bengkok sama
sekali. Dan istiqomah itu dianggap berhasil dengan menjalankan segala perintah
dan menjauhi segala larangan. Seperti yang digambarkan dalam surat al hud ‫فاستقم‬
‫ كما امرت‬maka istiqomahlah sebagaimana kamu telah di perintah. Sehingga dalam
sebuah riwayat baginda nabi dawuh: ‫ شيبتني هود واخواتها‬surat hud dan saudaranya itu
telah membuatku beruban. Karena cerita yang di kandungnya itu tentang
kerusakan ( di rusaknya ) umat umat terdahulu.
Jadi bait ini seakan akan penyair itu menegur dirinya sendiri dalam hal
memerintah kebaikan namun tidak dilakukan sendiri, atau mencegah perkara yang
di larang namun dirinya juga menerjang sendiri. Dan sebetulnya ini adalah
sindiran bagi semua orang yang punya gambaran hidup ( dalam berdakwah) yang
seperti itu. Sehingga diakhir bait beliau berkata: ‫ فما ق**ولي لك استقم‬mengapa aku
memerintahkan istiqomah kepadamu? Sementara aku sendiri tidak istiqomah.
Tidak akan ada hasil dan tidak ada faidahnya hal seperti itu. Tidak akan ada

17
manfaatnya perintah itu jika tidak dikerjakan oleh orang yang memerintah itu
sendiri. Maka dibawah ini adalah beberapa bait yang sesuai dengan isi bait
diatas :

‫ هال لنفسك كان ذا التعليم‬# ‫ياايها الرجل المعلم غيره‬


Wahai lelaki yang mengajar orang lain # Alangkah baiknya engkau mendahulukan
dirimu dalam mengajar ini.
‫ كيما يصح به وانت سقيم‬# ‫تصف الدواء لذي السقام وذي الضنى‬
Engkau memberi resep obat kepada orang yang sakit dan orang yang
membutuhkan # Agar orang itu sembuh dari sakitnya, sementara engkau
membiarkan dirimu sakit.
‫ فاذا انتهت عنه فانت حكيم‬# ‫ابدأ بنفسك فانهها عن غيها‬
Dahulukanlah dirimu! Maka cegahlah dia dari kesesatan # Dan jika dia telah
tercegah dari kesesatannya maka engkau adalah orang yang bijaksana.
‫ بالقول منك وينفع التعليم‬# ‫فهناك يسمع ما تقول ويشتفي‬
Dan disaat seperti itulah orang orang akan mendengar dan merasakan
kesembuhan # dengan ucapan darimu serta akan bermanfaat pendidikan itu.
‫ عار عليك اذا فعلت عظيم‬# ‫ال تنه عن خلق وتأتي مثله‬
Janganlah engkau mencegah dari sebuah akhlak yang tercela, sementara engkau
sendiri melakukannya # Itu adalah kejelekan besar bagimu jika engkau lakukan.
Kelima bait diatas bukanlah termasuk bait burdah, tetapi bait-bait itu sangatlah
bagus yang isinya sesuai dengan bait burdah yang berada diatasnya.

‫َأ‬ ‫ُأ‬ ‫ًة‬


‫َو َال َتَز ّو ْد ُت َق ْب َل الَم ْو ِت َن اِفَلــ ۞ وَلْم َص ّل ِس َو ى َف ْر ٍض َو َلْم ُص ِم‬
Dan aku tiada menambah bekal amal ibadah sunah sebelum kematian datang #
Dan tidak pula aku sholat dan puasa kecuali hanya ibadah yang wajib saja.

Keterangan: Asli makna lafal ‫ تزودت‬adalah bekal, tetapi yang dikehendaki disini
adalah amal yang baik ( yang didalamnya termasuk taqwa sebagai modal utama ).
Karena kematian itu merupakan perjalanan yang sangat jauh dan panjang.
Didalamnya banyak perkara yang berat dan tantangan yang mengerikan,
disamping juga ada beraneka ragam kenikmatan bagi yang mampu meraihnya.
Sehingga untuk menghadapi semua ini perlu bekal yang cukup dan tidak bisa di
sepelekan.
Fungsi amal sunah ialah menambal segala kekurangan yang saat menjalankan
ibadah fardlu. Tetapi Menurut iman alqurthubi yang menukil dari pendapat imam
syafi'i ‫ رضي هللا عنهما‬bahwa: yang di tambal oleh ibadah sunah itu adalah beberapa
kekurangan yang berada di dalam ibadah fardlu atau wajib yang sudah dikerjakan
dengan sebab adanya lupa atau kekurangan yang tidak di sengaja. Adapun
kekurangan ibadah fardlu yang sengaja di tinggalkan atau sengaja tidak di
kerjakan sama sekali, maka hal itu tidak bisa di tambal dengan ibadah sunah
( walaupun ibadah sunahnya itu jumlahnya banyak sekali ), ‫ وامره الى هللا‬urusan

18
orang yang seperti itu adalah terserah ‫ ( هللا‬kita tidak berhak untuk menghakimi
secara personal, tetapi boleh berpendapat secara umum dengan landasan yang
ada ).
Si penyair hanya menyebutkan sholat dan puasa ( ‫ لم اصل‬dan ‫ ) لم اصم‬bukan berarti
menafikan ibadah ibadah fardlu yang lain. Karena keduanya adalah ibadah yang
mahdloh / ibadah yang murni yang berhak dikerjakan oleh siapa saja tanpa di
bedakan antara yang kaya atau miskin.

‫ في مدح سيد المرسلين صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل الثالث‬


Fasal ketiga tentang menyanjung Baginda Nabi yang menjadi tuan seluruh
utusan / para rosul.

‫َأ‬ ‫َّظ‬ ‫َأ‬


‫َظ َلْم ُت ُس ّنَة َم ْن ْح َي ا ال اَل َم ِإلٰى ۞ ِن اْشَتَكْت َق َد َم اُه الّضّر ِمْن َو َر ِم‬
Aku telah mendzolimi sunah Nabi yang selalu menghidupkan gelap gulitanya
malam ( dengan beribadah ) # Hingga telapak kakinya sakit / bengkak karena
beribadah di malam tersebut.

Keterangan: Bait ini adalah bait pertamanya penyair yang isinya menyanjung
baginda nabi. Dan penyair tidak memulainya kecuali setelah beliau memberi
nasihat kepada dirinya sendiri serta meminta ampun atas segala kekurangan yang
ada pada dirinya seraya berkata: ‫ ظلمت سنة من… الخ‬. Mengapa demikian? Agar
beliau benar-benar menjadi orang yang layak untuk menyanjung Baginda yang
sangat mulia.
Dan setelah penyair menyadari dirinya banyak kekurangan serta sedikitnya bekal
amal ibadahnya terutama dalam menjalankan ibadah sunah, maka beliau
menghukumi dirinya sebagai orang yang dzolim ( ‫ ) ظلمت سنة من احيى الظالم‬yaitu orang
yang tidak meletakkan sunah nabi pada porsi yang sesungguhnya.
( pertanyaannya sekarang: itu adalah pengakuan penyair. Apalagi kita?
Bagaimana dengan kita dalam hal ini?).
Arti sunah dalam bahasa ialah jalan. Adapun arti sunah dalam pengertian syara'
ialah jalan yang diridhai oleh ‫ هللا‬, yang mana jalan itu menjadi pijakan dalam
beragama tanpa menyinggung tentang fardlu atau wajibnya. Sunah juga bisa
diartikan sebagai tindak lampah / kebiasaan yang sering dilakukan Baginda Nabi.
Dan disini Baginda Nabi di sifati dengan ‫ احيى الظالم الى ان اشتكت قدماه الضر من ورم‬yaitu
seorang yang selalu menghidupkan gelap gulitanya malam dengan berbagai
macam ibadah ( terutama sholat ) sampai kakinya bengkak karena saking
lamanya beribadah ( saat sholat berdirinya lama sekali dan banyak rekaat yang di
kerjakan, walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa sholatnya tidak
melebihi dua belas rekaat ). ‫ِإَّن َر َّبَك َي ْع َلُم َأَّن َك َت ُقوُم َأْد َنٰى ِمْن ُثُلَث ِي الَّلْي ِل َو ِنْص َفُه َو ُثُلَث ُه َو َط اِئَفٌة ِمَن اَّلِذيَن‬
‫ َمَع َك‬Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri ( sholat )
kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan
( demikian pula ) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dalam

19
sebuah riwayat disebutkan ‫ ِإَذ ا َص َّلى َق اَم َح َّت ى‬-‫صلى هللا علي*ه وسلم‬- ‫َع ْن َعاِئَش َة َق اَلْت َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا‬
‫َتَفَّط َر ِر ْج َالُه َق اَلْت َعاِئَش ُة َي ا َر ُسوَل ِهَّللا َأَت ْص َن ُع َه َذ ا َو َقْد ُغ ِفَر َلَك َم ا َتَقَّد َم ِمْن َذ ْن ِبَك َو َم ا َت َأَّخ َر َفَقاَل « َي ا َعاِئَش ُة َأَفَال َأُك وُن‬
‫ رواه مسلم‬.» ‫َع ْب ًد ا َش ُك وًر ا‬. Dari Sayyidah ‫ عائشة رضي هللا عنها‬berkata: ‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
ketika melaksanakan shalat maka beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.
Sayyidah ‫ عائشة‬bertanya, “Wahai ‫ رسول هللا‬Apa yang engkau perbuat, sedangkan
dosamu yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni.” Lalu beliau
menjawab, “Wahai ‫عائشة‬, bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak
bersyukur?”. (HR. Muslim).
Dan dalam bait ini orang yang sering menghidupkan malam dengan beribadah itu
disamakan dengan orang yang menyinari karena sama sama memberi manfaat
kepada dirinya dan orang lain.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َو َشّد ِمْن َس َغٍب ْح َش اَء ُه َو َط ٰو ى ۞ َت ْح َت ا ِحَج اَر ِة َك ْش ًح ا ُم ْت َر َف اَلَد ِم‬
Dan Baginda Nabi itu terbiasa menahan perut yang sangat lapar # Mengikatkan
batu halus pada perut karena zuhud kedunawian.

Keterangan: Bait ini menggambarkan kehidupan zuhud Baginda Nabi. Beliau


sangat berhati hati dalam memenuhi dan menjaga kebutuhan isi perut. Ada cerita
yang di riwayatkan oleh sayyidina anas ‫ رضي هللا عنه‬saat anas datang menghampiri
baginda nabi yang sedang duduk bercakap cakap bersama para sahabat, dan
pada saat itu baginda nabi mengikat perutnya dengan ikatan yang kuat, lalu para
sahabat berkata: beliau dalam keadaan lapar sehingga beliau mengikat perutnya.
Dan cerita yang lain dari sahabat jabir ‫ رضي هللا عنه‬berkata: bahwa perut baginda
nabi telah tiga hari tidak kemasukan makanan saat terjadi perang khondak. Pada
waktu itu para sahabat matur pada Baginda Nabi bahwa disitu ada sebongkah
batu yang saat di gali itu tidak bisa di pecahkan, dan semua sahabat telah
mencobanya tetapi semua gagal. Sehingga akhirnya matur sama beliau, lalu
Baginda menyuruh untuk mengambil air agar di siramkan pada batu tersebut,
kemudian Baginda membaca basmalah lalu memukulnya tiga kali dan pecahlah
batu tersebut. Pada saat itu juga jabir melihat Baginda Nabi perutnya sedang di
ikat dan mengganjalnya dengan batu, sebagai upaya untuk menahan rasa
layarnya, agar orang yang melihatnya itu tidak menyangka bahwa beliau itu
sedang lapar atau dahaga. Adapun manfaat dari mengganjal batu pada liputan
perut yang seperti dilakukan baginda nabi adalah dinginnya batu itu dapat
meringankan perihnya rasa lapar. Sebab saat isi perut itu terlalu banyak
( kekenyangan) maka panas tubuh akan mencernanya, tetapi saat isi perut itu
kosong maka ( tidak ada makanan yang di cerna) maka panas tubuh itu akan
menggrogoti organ tubuh yang lain sehingga seseorang itu akan merasa sakit
dengan hal tersebut, maka untuk mensiasatinya perlu sesuatu yang lain untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, yaitu dengan mengikatkan batu di kulit perut.
Dan ada juga riwayat dari ‫ سعد بن أبي وقاص‬berkata: ‫لقد رأيتنا مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ وما لنا طعام إال ورق الشجر حتى يضع أحدنا كما تضع الشاة‬sungguh aku benar-benar ‫رسول هللا صلى‬

20
‫ هللا عليه وسلم‬yang sedang bersama kita dan kita tidak mempunyai makanan apapun
kecuali dedaunan dari pohon ( artinya makanan yang kita makan adalah daun-
daun pohon tersebut ) sehingga salah satu diantara kita itu ada yang meletakkan
badannya seperti halnya kambing yang meletakkan badannya ( karena menahan
lapar yang sangat berat ). Dan inilah gambaran perjuangan dan kondisi Baginda
Nabi bersama para sahabat pada saat itu. Dalam riwayat lain yang dicatat oleh
imam ‫ البخاري رحمه هللا‬yaitu disaat ‫ عروة‬bertanya kepada bibinya yakni sayyidah ‫عائشة‬
‫ رضي هللا عنها‬ketika bibinya itu bercerita: ‫إنا كنا لننظر إلى الهالل ثالثة أهّلة في شهرين وما أوقدت في‬
‫ أبيات رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم نار‬sungguh kita telah menunggu selama tiga bulan
berjalan dalam melewati dua bulan lebih lamanya, sedangkan dirumah Baginda
Nabi itu tidak pernah ada api dinyalakan untuk memasak ( karena memang
didalam rumah Baginda Nabi saat itu tidak ada sesuatu yang bisa dimasak ), :‫فقلت‬
‫ ما كان يعيشكم؟‬lalu aku ( ‫ ) عروة‬bertanya: apa gerangan yang bisa membuat kalian
bisa hidup? ‫ األسودان التمر والماء إال أنه قد كان لرسول هللا صلى هللا عليه وسلم جيران من األنصار كان‬:‫قالت‬
‫ لهم منائح وكانوا يمنح**ون رسول هللا صلى هللا علي*ه وسلم من أبي*اتهم فيسقيناه‬kemudian sayyidah ‫عائش**ة‬
menjawab: ( selama itu kami hidup ) hanya dengan dua perkara yang hitam yaitu
korma dan air. Akan tetapi Baginda Nabi itu mempunyai beberapa tetangga dari
sahabat Anshar yang baik hati ( yang menurut ‫ قيل‬mereka adalah ‫ عبد هللا‬، ‫سعد بن عبادة‬
‫ سعد بن زرارة‬، ‫ أبو أيوب خالد بن زي**د‬، ‫ بن عمرو بن حرام‬dan yang lainnya ‫ ) رض**ي هللا عنهم‬yang
memperbolehkan untuk mengambil beberapa kali air susu kambing atau onta
mereka untuk dibuat tambahan kebutuhan hidup sehari-hari. Dan juga riwayat lain
dari imam ‫ إبن ماجه رضي هللا عنه‬yang diambil dari sayyidina ‫ أنس رض**ي هللا عنه‬berkata:
‫ والذي نفس محمد بي**ده ما أصبح عند آل محمد صاع حب وال‬:‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول مرارا‬
‫ صاع تمر وإن له يومئذ لتسع نسوة‬aku pernah mendengar ‫ رسول هللا صلى هللا علي*ه وسلم‬berulang
kali bersabda: Demi dzat yang jiwanya ‫ محمد‬berada di dalam genggamannya,
pernah tidak ditemukan dalam keluarga ‫ محمد‬satu sho' biji-bijian yang bisa dibuat
memasak dan tidak pula satu sho' korma yang bisa dibuat makan, sementara
disampingnya itu ada sembilan istri yang harus di nafkahi.

‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬


‫َو َر اَو َد ْت ُه ا ِج َب اُل الُّش ّم ِمْن َذ َه ٍب ۞ َع ْن َن ْف ِس ِه َف َر اَه ا َّيَم ا َش َم ِم‬
Dan gunung gunung yang tinggi menawarkan kepada Baginda Nabi untuk menjadi
emas # namun beliau menolaknya dengan rasa bangga.

Keterangan: Bait ini seakan mencegah agar Baginda Nabi itu tidak dianggap
sebagai orang yang sangat fakir dan tidak punya uang sama sekali hingga beliau
itu sering menahan lapar seperti gambaran diatas. Maka si penyair berkata:
gunung-gunung pun merayu beliau untuk menerimanya menjadi emas, ada yang
ingin menjadi perak agar semua kebutuhan beliau itu bisa terpenuhi dengan
mudah, seperti gambaran beberapa riwayat yang ada. (1) ‫فقد روي انه صلى هللا عليه وسلم‬
‫قال عرض علي ربي بطحاء مكة ذهبًا فقلت ال يا رب ولكن اج**وع يومًا واش**بع يومًا ف**اذا ش**بعت حمدتك واذا جعت‬
‫ تضرعت اليك ودعوتك‬suatu saat baginda nabi di tawarkan oleh tuhannya agar gunung
‫ بطحاء‬di mekkah itu menjadi emas, maka ‫ فقلت‬aku matur kepada tuhanku ‫ال يا رب‬

21
tidak wahai tuhanku, tetapi aku lebih suka kenyang sehari yang mana pada saat
kenyang itu aku bisa memujimu, dan saat aku merasakan lapar maka aku akan
‫ تضرع‬/ aku akan merendahkan diriku di hadapanmu / aku akan berdoa kepadamu.
(2) riwayat yang lain ‫روي أن جبريل عليه السالم نزل عليه صلى هللا عليه وسلم فقال له ان هللا يقرئك السالم‬
‫ويقول لك أ تحب أن تكون لك هذه الجبال ذهبًا وفضة تكون معك حيثما كنت فأطرق ساعة ثم قال ي**ا جبري**ل ان الدنيا‬
‫ دار من ال دار له ومال من ال مال له يجمعها من ال عقل له فق*ال له جبري*ل ثبتك هللا بالقول الث*ابت‬suatu saat
jibril datang menghampiri baginda nabi seraya berkata: ‫ان هللا يقرئك السالم‬
sesungguhnya ‫ هللا‬mengucapkan salam untukmu wahai yang mulia. Dan berkata:
apakah engkau senang apabila beberapa gunung ini berubah menjadi emas dan
perak, lalu ia akan pergi menyertaimu kemanapun engkau pergi. Lalu baginda
nabi menundukkan kepalanya sesaat, kemudian berkata: wahai jibril,
sesungguhnya dunia itu rumahnya orang yang tidak punya rumah (di akhirat) dan
dunia itu adalah hartanya orang yang tidak punya harta (di akhirat kelak). Orang
yang hanya mengumpulkan harta ( tanpa menunaikan kewajibannya) adalah
orang yang yang tidak punya akal. Lalu jibril berkata: semoga ‫ هللا‬selalu
meneguhkan engkau dengan ucapan yang teguh.
Huruf ‫ ال‬dalam kata ‫ الجبال‬itu adalah ‫ ال للعهد الذهني‬yaitu ‫ ال‬yang menunjukkan sesuatu
yang telah di ketahui ( yakni gunung gunung di mekkah).

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َو َّك َد ْت ُز ْه َدُه ِفْي َه ا َض ُروَر ُتُه ۞ ِإَّن الَض ُروَر َة اَل َت ْع ُدْو َع لَى ا ِعَص ِم‬
Dan sangat kuat kezuhudan Baginda Nabi disaat butuh harta namun tidak
menerimanya # Sesungguhnya saat ( terjadi ) dhorurot butuh harta itu tidaklah
merusak nilai kesuciannya.

Keterangan: Dalam kaidah fiqih disebutkan ‫الضرورات تبيح المحظورات الضرورة تقدر بقدرها‬
keadaan dhorurot atau sangat membutuhkan itu bisa menjadikan perkara yang
asalnya di larang menjadi boleh ( diperbolehkan ), tetapi dhorurot itu harus
sebatas kebutuhan saja ( seperti orang yang kelaparan dan tidak ada makanan
apapun kecuali bangkai, maka bangkai tersebut boleh di makan dengan kadar
kebutuhan yaitu bisa bertahan hidup dan tidak boleh berlebihan dalam
memakannya). Kaidah ini sifatnya umum yang bisa berlaku untuk siapa saja yang
mengalami kondisi dhorurot atau sangat membutuhkan. Entah hal itu dalam
urusan makanan atau yang lainnya ( termasuk memenuhi kebutuhan hidup ).
Akan tetapi kaidah ini tidak berlaku untuk Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Karena
saking zuhudnya keadaan dhorurot sekalipun tidak membuat goyah pendirian
beliau. Sebab beliau benar-benar telah berpaling dari duniawi, kecintaan terhadap
dunia telah kosong. Padahal dalam keadaan yang sangat membutuhkan seperti
contoh diatas yakni rasa lapar yang telah berhari-hari itu semestinya sudah boleh
menggunakan kaidah tersebut, tetapi beliau memilih bersabar dengan
mengikatkan batu di perutnya, ‫ سبحان هللا‬. Yang mubah / jelas jelas di perbolehkan
saja beliau tidak mau mengambilnya seperti meminta makanan dalam contoh
kondisi tersebut, apalagi yang haram. Itu adalah contoh kongkrit zuhud baginda

22
nabi bagi semua umatnya ( seperti riwayat yang telah di sebutkan diatas ). Itu
adalah bukti bahwa baginda nabi selalu di jaga oleh ‫ هللا سبحانه وتعالى‬yang dalam ilmu
tauhid disebut dengan ma'sum. Dan ada sebuah riwayat ‫َلْو َك اَن ت الُّد ْن َي ا َت ْع ِدُل ِع ْن َد هللا َج َن اَح‬
‫ َم ا َس َق ى َك اِفرًا ِم ْن َه ا َش ْر َب َة َماٍء‬، ‫َب ُعوَض ٍة‬. “Seandainya dunia itu nilainya seperti sayap seekor
nyamuk, maka ‫ هللا‬tidak akan memberikan minuman kepada seorang kafir.” (HR
Tirmidzi, dan beliau berkata: ‘hadits hasan shahih’). Karena dunia tidak ada
nilainya maka ‫ هللا‬berikan kepada orang kafir. Kalau dunia itu bernilai, maka ‫هللا‬
tidak akan memberikan sama sekali kepada orang kafir, tetapi ‫ هللا‬akan khususkan
kepada orang beriman saja. Saat ‫ هللا‬berikan dunia kepada orang kafir
sebagaimana juga ‫ هللا‬berikan dunia kepada orang mu’min, maka menunjukkan
bahwa dunia itu tidak ada harganya. Dan dalam riwayat lain disebutkan ‫َح َّد َث َن ا َي ْح َي ى‬
‫ْبُن ُبَك ْي ٍر َح َّد َث َن ا الَّلْي ُث َع ْن ُع َقْي ٍل َع ْن اْب ِن ِش َه اٍب َح َّد َث َن ا َأُبو َس َلَم َة َأَّن َأَب ا ُه َر ْي َر َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َق اَل َن َه ى َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى‬
‫ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ْن اْل ِو َص اِل َفَقاَل َلُه ِر َج اٌل ِمْن اْلُمْس ِلِميَن َفِإَّن َك َي ا َر ُسوَل ِهَّللا ُتَو اِص ُل َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫َأُّيُك ْم ِم ْث ِلي ِإِّن ي َأِبيُت ُيْط ِعُمِني َر ِّبي َو َي ْس ِقيِن َف َلَّما َأَب ْو ا َأْن َي ْن َت ُهوا َع ْن اْل ِو َص اِل َو اَص َل ِبِه ْم َي ْو ًما ُثَّم َي ْو ًما ُثَّم َر َأْو ا اْلِه اَل َل َفَق اَل‬
‫َلْو َت َأَّخ َر َلِز ْد ُتُك ْم َك اْلُم َن ِّك ِل ِبِه ْم ِحيَن َأَب ْو ا َت اَبَع ُه ُشَع ْيٌب َو َي ْح َي ى ْبُن َس ِعيٍد َو ُيوُنُس َع ْن الُّز ْه ِر ِّي َو َق اَل َع ْب ُد الَّر ْح َم ِن ْبُن َخ اِل ٍد‬
‫ َع ْن اْب ِن ِش َه اٍب َع ْن َس ِعيٍد َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة َع ْن الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬Telah menceritakan kepada
kami ‫ يحيى بن بكير‬telah menceritakan kepada kami ‫ الليث‬dari ‫ عقيل‬dari ‫ إبن ش**هاب‬telah
menceritakan kepada kami ‫ أبو سلمة‬bahwasanya ‫ أبو هريرة رضي هللا عنه‬berkata: ‫رسول هللا‬
‫ صلى هللا عليه وسلم‬melarang puasa wishal ( tidak berbuka puasa karena menyambung
puasa hari itu dengan hari yang setelahnya ). Maka beberapa orang kaum
muslimin bertanya; 'engkau sendiri ya ‫ رسول هللا‬melakukan puasa wishal.' ‫رسول هللا‬
‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬menjawab; "Siapa diantara kalian yang sanggup seperti aku,
Tuhanku memberiku makan dan minum." Maka tatkala mereka masih enggan
menyudahi puasa wishal, maka Baginda Nabi terus melakukan wishal bersama
mereka hari demi hari, lantas mereka melihat bulan sabit muncul, maka Nabi
bersabda: "Kalaulah bulan sabit itu terlambat, niscaya kutambah untuk kalian!"
Seolah-olah beliau hendak menghukum mereka tatkala mereka enggan. hadits ini
diperkuat oleh ‫ ش**عيب‬dan ‫ يح**يى بن سعيد‬dan ‫ ي**ونس‬dari ‫الزه**ري‬, dan ‫عبد الرحمن بن خالد‬
mengatakan dari ‫ إبن شهاب‬dari ‫ سعد‬dari ‫ أبو هريرة‬dari Baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬.

‫َو َك ْي َف َتْد ُعوا ِإَلي الّد ْن ــيـــا َض ُروَر ُة َم ْن ۞ َلْو اَل ُه َلْم َت ْخ ُر ِج الّد ْن َي ا ِمَن الَع َد ِم‬
Dan bagaimana mungkin Baginda Nabi nan mulia tertarik kepada kemilau harta
dunia ( walaupun keadaan dhorurot )# andai saja tanpa Baginda Nabi dunia itu
takkan pernah ada.

Keterangan: Arti dunia itu luas, bisa dunia itu diartikan sebagai harta / uang,
jabatan, beberapa perhiasan ( atau hiasan hidup di dunia) dan beberapa
komponen atau barang barang yang menjadi penunjang hidup lainnya seperti
mobil dll. Arti ‫ من الع**دم‬adalah segala sesuatu yang asalnya tidak wujud menjadi
wujud ( sesuatu yang asalnya tidak ada menjadi ada), seperti alam semesta
seisinya. Jadi arti bait ini adalah: Bagaimana mungkin Baginda Nabi itu bisa
tertarik dengan dunia dan isinya ( walaupun dalam kondisi dhorurot atau sangat

23
membutuhkan sekalipun ), sementara dunia seisinya itu bisa wujud sebab
perantara beliau. Sebagaimana riwayat ‫ لوالك لوالك ي**ا محمد لما خلقت االفالك‬andai jika
tidak karenamu wahai ‫ محمد‬maka aku tidak akan menciptakan cakrawala. Dan juga
riwayat imam Hakim dan Baehaqi yaitu disaat nabi Adam ‫ عليه السالم‬berdoa ‫بحق محمد‬
‫ اغفر لي‬dengan perantara ‫ محمد‬maka ampunilah aku, lalu ‫ هللا‬bertanya: wahai Adam
dari mana engkau mengerti nama ‫ ?محمد‬Lalu nabi adam menjawab: dari beberapa
tiyang ‫ عرش‬yang bertuliskan ‫ال اله اال هللا محمد رسول هللا‬, maka aku memohon ampunan
kepada engkau wahai tuhanku, karena aku yakin nama yang engkau sandingkan
dengan namamu pastilah dia orang terpilih yang menjadi kekasihmu. Lalu ‫هللا‬
berfirman: ‫ سألتني بحق**ه ان اغف**ر لك ولواله ما خلقتك‬engkau memohon kepadaku dengan
perantara ‫ محمد‬maka Aku memberi ampun kepadamu, dan jika tidak karenanya
maka aku takkan menciptakanmu. Dua riwayat ini saling menguatkan ( dan masih
ada riwayat riwayat yang lain yang hampir sama dengan ini). Jadi kesimpulannya
adalah Baginda Nabi itu adalah perantara wujudnya alam semesta dan seisinya.
Beliau bisa dikatakan penyebab wujudnya segala sesuatu, sebagaimana
ungkapan sebuah riwayat ‫ نور الوجود‬. Jadi apa mungkin seseorang yang menjadi
penyebab itu tertarik pada sesuatu yang di sababi ( alam semesta seisinya)?
Rasanya tidak mungkin itu terjadi, dan itulah bukti kongkrit zuhudnya Baginda
Nabi pada dunia seisinya.

‫َّث‬ ‫ْل‬
‫ُم َح َّم ٌد َس ّيُد ا َك ْو َن ْي ِن َو ال َقَلْيـــــــِن ۞ ِو الَف ِر يَقْي ِن ِمْن ُعْر ٍب َو ِمْن َعَج ِم‬
Baginda ‫ محمد‬adalah pemimpin dunia dan akhirat # dan pemimpin jin dan manusia
serta pemimpin bangsa arab dan ajam.

Keterangan: Lafal ‫ سيد‬adalah termasuk lafal ‫ كلي مشترك‬satu lafal yang sama tetapi
mempunyai beberapa makna yang berbeda. Yang pertama ‫ سيد‬mempunyai arti
tuhan seperti riwayat ‫ السيد هللا‬tuhan yang benar adalah ‫هللا‬. Yang kedua mempunyai
arti pemimpin ( seperti di bait ini). Dan yang ketiga ‫ سيد‬mempunyai arti bos atau
pemilik sesuatu ( seperti kata ‫ انا سيد فالن‬aku adalah bosnya orang ini / aku pemilik
hamba ini). Adapun yang dikehendaki dari ‫ الكونين‬adalah dunia dan akhirat.
Sedangkan yang dikehendaki dari ‫ الثقلين‬adalah jin dan manusia, disebut dengan
‫ الثقلين‬karena asli maknanya adalah berat yang menunjukkan betapa berat dosa
manusia dan jin akibat dari maksiat yang dilakukan. Atau diartikan dengan makna
banyak karena jin dan manusia itu jumlahnya sangat banyak hingga memenuhi
semua penjuru bumi. Sedangkan arti dari ‫ الفريقين‬itu adalah dua kelompok yang
disini isinya hampir sama dengan arti ‫الثقلين‬.
Bait ini adalah sanjungan buat baginda nabi ‫ محمد صلى هللا علي*ه وسلم‬yang menjadi
pemimpin semua golongan dan pemimpin semua alam, bahkan pemimpin semua
makhluk yang ada.

‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َن ِبّيَن ا ْاآلِمُر الّناِهي َف اَل َح ٌد ۞ َبَّر ِفْي َق ْو ِل َال ِم ْن ُه َو َال َن َع ِم‬

24
Baginda Nabi adalah sang penganjur kebaikan dan pencegah kemungkaran,
maka tak seorang pun # yang lebih baik perkataannya dari pada Baginda Nabi
saat menolak dengan kata "jangan" atau saat memperolehkan dengan kata "ia".

Keterangan: Definisi Nabi adalah orang laki-laki yang mendapat wahyu dari ‫هللا‬
untuk dirinya sendiri. Sedangkan Rosul adalah orang laki-laki yang mendapat
wahyu dari ‫ هللا‬untuk dirinya sendiri dan diperintahkan untuk menyampaikan
risalahnya kepada umat. Tetapi terkadang kata nabi itu juga bisa dikehendaki
makna rosul seperti di bait ini ( ‫)نبينا‬, sebab penyair menambahkan kata ‫ اآلمر‬yang
memerintah dan ‫ الناهي‬yang mencegah, keduanya adalah sifat yang menjadi
pembeda dari makna nabi yang asli, karena kedua sifat tersebut adalah sifat yang
melekat pada para rosul.
Baginda nabi adalah orang yang tegas dalam memerintah kebaikan dan
mencegah memungkaran. Dan biasanya seorang ( penguasa ) yang mempunyai
otoritas tersebut itu akan berlaku arogan dalam menegakkan perintahnya atau
larangannya. Sifat keras yang condong pada kekejaman itu sering dilihat dari
penguasa yang seperti itu. Tetapi hal itu tidak berlaku untuk Baginda Nabi yang
dalam memerintah kebaikan ataupun melarang kemungkaran itu tetap menjaga pri
kemanusiaan ( iseh ngewongno wong / memanusiakan manusia). Padahal
Baginda Nabi sangat terkenal dengan sebutan pemberani dan tegas, ‫عن علي رضي‬
‫ وكان من أش**د‬،‫ وه*و أقربنا إلى الع**دو‬،‫ لقد رأيتنا يوم بدر ونحن نلوذ برسول هللا صلى هللا علي*ه وسلم‬:‫هللا عنه قال‬
‫ الَّن اس يومئذ بأًسا‬Dari sayyidina Ali ‫ كرم هللا وجهه‬berkata: kita benar-benar melihat ( saat
perang badar ) terjadi semuanya itu berlindung dibalik ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬,
sedangkan beliau itu adalah orang yang terdekat dengan musuh. Baginda Nabi
saat itu adalah orang yang paling pemberani. Akan tetapi keberanian
( ketegasan ) beliau itu tidak menimbulkan kekerasan sama sekali ( sama juga
kekerasan fisik ataupun kekerasan verbal ). Baginda nabi adalah manusia yang
paling lemah lembut dan ramah tamah. Saat beliau memerintahkan sesuatu atau
diminta untuk memberikan sesuatu dan beliau mengatakan "ia" maka beliau akan
konsisten dengan perkataan tersebut. Demikian juga saat beliau melarang
sesuatu dengan berkata: "Jangan melakukan sesuatu itu!" atau beliau berkata:
"Tidak" saat dimintai sesuatu, maka beliau juga tidak akan goyah atas pendirian
tersebut. Sebuah pendirian kokoh yang patut menjadi contoh bagi semuanya.

‫ْل‬
‫ُه َو ا َح ِبْيُب اَّلِذْي ُتْر َج ى َشَفاَع ُتُه ۞ ِلُك ّل َه ْو ٍل ِمَن اِأْلْه َو اِل ُم ْق َت ِح ِم‬
Dialah ( Baginda Nabi ) kekasih yang diharapkan syafa'atnya # karena adanya
perkara yang menakutkan dari beberapa perkara yang mencekam.

Keterangan: Lafal ‫ حبيب‬itu bisa digunakan dalam dua ‫ صيغة‬artinya dua penggunaan
kata. Yang pertama: ‫ حبيب‬digunakan sebagai ‫ اسم فاعل‬menggunakan makna ‫محب‬
artinya orang yang mencintai. Kedua ‫ ح***بيب‬digunakan sebagai ‫اسم مفع***ول‬
menggunakan makna ‫ محبوب‬artinya orang yang dicintai. Dan dalam bait ini kedua

25
makna tersebut bisa digunakan untuk Baginda Nabi. Karena saat digunakan
sebagai ‫ اسم فاعل‬maknanya adalah Baginda Nabi itu orang yang mencintai ‫هللا‬
sebagai tuhannya dan mencintai umatnya sebagai bentuk cintanya beliau kepada
‫هللا‬, dengan bukti perjuangannya dalam menegakkan agama ini didasarkan atas
rasa rahmatnya serta cinta kasih dan sayangnya yang amat besar kepada
umatnya, sesuai gambaran ayat ‫َلَقْد َج ٓاَء ُك ْم َر ُس وٌل ِّمْن َأنُفِس ُك ْم َع ِز ي*ٌز َع َلْي ِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك م‬
‫ ِبٱْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َّر ِحيٌم‬Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan ( keimanan
dan keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.
Dan saat digunakan ‫ اسم مفعول‬maknanya adalah baginda nabi itu adalah orang yang
layak di cintai oleh siapapun ( manusia, jin dan seluruh alam semesta) karena
beliau adalah ‫ اصل كل موج**ود‬sumber dari segala makhluk yang wujud ( seperti
keterangan sebelumnya). Sehingga Baginda Nabi itu layak di harapkan
syafa'atnya oleh siapapun didunia maupun di akhirat kelak, atas beberapa
problem menakutkan yang sedang di hadapi saat itu ( terlebih beberapa problem
menakutkan yang berat ) ‫ترجى شفاعته لكل هول من االهوال مقتحم‬.
Arti syafa'at yaitu meminta pertolongan atau kebaikan kepada orang lain sebab
adanya kebutuhan terhadap suatu hal yang sedang dihadapi. Syafa'atnya Baginda
Nabi itu terbagi menjadi beberapa bagian: Pertama itu syafa'atnya Baginda yang
mulia saat berada di ‫ فصل القضاء‬yaitu saat manusia di giring di padang mahsyar
yang semuanya sibuk dengan aneka problem yang sedang dihadapi. Sampai ada
riwayat yang menyebutkan bahwa satu orang dengan yang lainnya itu tidak akan
peduli karena saking dahsyatnya kepanikan saat itu. Disaat itulah Baginda Nabi
berhak memberi syafa'at yang disebut dengan ‫ الشفاعة العظمى‬/ syafa'at yang agung
yang disebut dengan ‫ المقام المحمود‬/ tempat yang dipuji. Karena semua orang dari
yang paling pertama sampai yang paling akhir itu memuji baginda nabi ( seperti
tambahan keterangan yang akan datang ). Dan ‫ الش**فاعة العظمى‬ini khusus untuk
Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Yang kedua yaitu syafa'at baginda nabi kepada
sekelompok orang yang bisa masuk ke surga tanpa hisab, artinya tanpa di hitung
sama sekali. Mereka setelah bangun dari kuburnya langsung di masukkan ke
dalam surganya tanpa mengetahui / melalui hitungan apapun. Dan syafa'at ini
juga khusus untuk Baginda Nabi. Yang ketiga yaitu syafa'at Baginda Nabi kepada
sekelompok orang yang semestinya mereka masuk neraka terlebih dahulu, tetapi
sebab syafa'at tersebut mereka langsung masuk surga. Dan syafa'at ini juga
khusus untuk Baginda Nabi. Yang keempat yaitu syafa'at Naginda nabi kepada
sekelompok orang yang telah masuk neraka hingga akhirnya mereka bisa masuk
surga lantaran syafa'at tersebut. Dan syafa'at ini tidak khusus untuk Baginda Nabi.
Tetapi juga untuk selain Baginda Nabi meliputi para ulama, para aulia / wali
walinya ‫هللا‬, orang orang yang mati syahid dll. Yang kelima yaitu syafa'at Baginda
Nabi pada sekelompok orang untuk menaikkan derajatnya atau kelasnya didalam
surga. Dan menurut imam nawawi: syafa'at ini juga tidak khusus untuk Baginda

26
Nabi, tetapi yang lainnya pun bisa. Yang keenam yaitu syafa'at Baginda Nabi
pada sebagian orang kafir dalam meringankan siksa neraka kepada mereka,
seperti syafa'at Baginda Nabi kepada pamannya abu lahab yang jarinya bisa
keluar air sebab gembiranya abu lahab disaat kelahiran baginda nabi sehingga ia
memerdekakan budak perempuannya yang bernama tsuwaibah alaslamiyyah
untuk menyusui baginda saat baru lahir.
Mencintai Baginda Nabi itu hukumnya wajib, terlebih untuk meraih kesempurnaan
iman ( oleh sebab itu pengakuan kepada beliau itu menjadi syarat iman dalam
syahadat ). Ada sebuah riwayat dari sayyidina Umar ‫ رضي هللا عنه‬saat matur kepada
baginda nabi: ‫ النت احب الي من مالي وولدي والناس اجمعين دون نفسي‬sungguh engkau itu lebih
aku cintai mengalahkan hartaku, anakku dan semua manusia kecuali diriku, ‫فقال له‬
‫ عليه الصالة والسالم ال يكمل ايمانك ح**تى اكون احب الي*ك من نفسك التي بين جنبي*ك‬lalu Baginda Nabi
berkata: tidak sempurna imanmu sehingga aku itu lebih engkau cintai
mengalahkan dirimu sendiri, ‫ فق***ال عمر رض***ي هللا عنه النت احب الي من نفسي‬kemudian
sayyidina umar berkata: Sungguh engkau Baginda Nabi itu lebih aku cintai dari
pada diriku sendiri, ‫ فقال له عليه الصالة والسالم قد كمل اذا ايمانك‬lalu baginda nabi berkata:
jika demikian maka benar-benar telah sempurna imanmu. Dan dalam riwayat yang
lain juga disebutkan
‫ َال ُي ْؤ ِمُن َأَح ُد ُك ْم َح َّت ى َأُك وَن َأَح َّب ِإَلْي ِه ِمْن َو َل ِدِه َو َو اِل ِدِه َو الَّن اِس َأْج َم ِعيَن‬Tidak seorang pun di antara
kalian beriman ( dengan iman yang sempurna ) sampai aku ( Baginda Nabi ‫) ﷺ‬
lebih dicintainya daripada anaknya, orangtuanya, dan seluruh umat manusia.

‫ْل‬
‫َد َع ا ِإلَي ِهللا َف ا ُمْس َت ْم ِس ُك وَن ِبِه ۞ ُمْس َت ْم ِس ُك وَن ِبَح ْب ٍل َغ ْي ِر ُم ْن َفِص ِم‬
Baginda nabi mengajak kepada ‫هللا‬, maka siapapun yang yang berpegangan teguh
padanya # berarti dia telah berpegangan pada tali yang takkan putus.

Keterangan: Baginda Nabi adalah orang yang mengajak semua hamba untuk
masuk kepada agama ‫ هللا‬yaitu islam, sebagaimana gambaran ayat ‫ُقْل َٰه ِذِهۦ َس ِبيِلٓى َأْد ُع ٓو ۟ا‬
‫ ِإَلى ٱِهَّللۚ َع َلٰى َبِص يَر ٍة َأَن ۠ا َو َم ِن ٱَّت َبَع ِنىۖ َو ُس ْب َٰح َن ٱِهَّلل َو َم ٓا َأَن ۠ا ِمَن ٱْلُم ْش ِر ِكيَن‬Katakanlah: "Inilah jalan
( agama )ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak ( kamu ) kepada
‫ هللا‬dengan hujjah yang nyata, Maha Suci ‫ هللا‬dan aku tiada termasuk orang-orang
yang musyrik". Dan ayat ‫ ادع الىالى سبيل ربك‬ajaklah ( semuanya ) kejalan tuhanmu
( yakni islam). Dan barang siapa yang telah beriman maka ia telah berpegangan
pada tali yang kuat, ‫ فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن باهلل فقد استمسك بالعروة الوثقى ال انفصام لها‬barang
siapa yang ingkar kepada tagut ( maksudnya setan atau berhala, dipakai untuk
tunggal dan jamak) dan dia beriman kepada ‫ هللا‬maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada simpul tali yang teguh kuat ( ikatan tali yang kokoh) yang tidak
akan putus-putus.
Dalam baitnya penyair menggunakan kata ‫ فالمستمسكون‬yang artinya berpegangan,
padahal kata yang sesuai dengan lafal depannya ( ‫ دعا‬yang artinya mengajak )
adalah kata ‫ فالمجيبون‬yang artinya orang yang memenuhi atau merespon panggilan
tersebut. Karena kalau hanya memenuhi atau merespon panggilan itu saja

27
dengan ucapan tidak cukup untuk menyelamatkan yang bersangkutan dari
beberapa kerusakan atau mara bahaya. Sebab barangsiapa yang ingin selamat
dari kerusakan atau mara bahaya ( beberapa perkara yang mencekam seperti
diatas ) itu maka haruslah berpegangan dengan ajaran agama Baginda Nabi yang
disebut dalam bait ini dengan kata ‫ بحبل غير منفصم‬dan disebut juga dalam ayat
dengan kata ‫بالعروة الوثقى ال انفصام لها‬.

‫ْل‬ ‫ُل‬ ‫ْل‬


‫َفاَق الَّن ِبيْي َن ِفي َخ ٍق َّو ِفْي ُخ ٍق ۞ َو َلْم ُيَد اُنـــــــــْو ُه ِفي ِع ٍم َو َال َك َر ِم‬
Baginda Nabi itu mengungguli para Nabi terdahulu baik dalam fisik maupun budi
pekertinya # dan para Nabi itu takkan menyamai Baginda Nabi baik dalam ilmu
maupun kemuliaannya.

Keterangan: Lafal ‫ ( خلق‬dengan dibaca fathah ‫ خ‬dan di sukun ‫ ل‬nya ) itu maknanya
adalah bentuk fisik. Sedangkan lafal ‫ ( خلق‬dengan dibaca dhommah ‫ خ‬dan ‫ ل‬nya)
itu maknanya adalah budi pekerti yang baik seperti malu, dermawan, pandai,
belas kasihan kepada orang lain, bijaksana, adil, santun, mampu mengendalikan
diri dll. Jadi Baginda Nabi itu mempunyai nilai lebih dalam sifat sifat diatas
mengalahkan para Nabi yang terdahulu, apalagi yang selain para Nabi. Sebab
semua sifat kesempurnaan manusia itu terdapat pada diri baginda nabi. Bahkan
menurut sebagian ulama mengatakan: sesungguhnya kesempurnaan iman
seseorang itu jika dia meyakini bahwa tidak ada yang bisa mengumpulkan sifat
kesempurnaan manusia yang seperti diatas itu kecuali Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا‬
‫عليه وسلم‬. Tetapi apakah keyakinan ini tidak bertentangan dengan dawuh beliau
dalam salah satu riwayat: ‫ ال تفض**لوا بين االنبي**اء‬jangan kalian mengutamakan satu
diantara para Nabi. Maka dijawab: bahwa yang tidak boleh adalah mengutamakan
salah satu para Nabi yang ada unsur merendahkan Nabi yang lain. Dan disini si
penyair itu tidak ada maksud seperti itu ( merendahkan yang lain). Karena kita ‫اهل‬
‫ السنة والجماعة‬berkeyakinan bahwa semua para Nabi itu mempunyai sifat
kesempurnaan, semua para nabi itu bersifat ‫ معصوم‬artinya dijaga dari melakukan
dosa. Tetapi dalam hal ini Baginda Nabi ‫ محمد‬itu mempunyai nilai lebih dalam sifat
kesempurnaan itu. Karena berdasarkan ayat ‫ ِتْلَك الُّر ُسُل َف َّض ْلَن ا َب ْع َض ُهْم َع َلٰى َب ْع ٍض ۘ ِم ْن ُهْم‬Para
Rasul itu Kami lebihkan sebagian atas lainnya ( yaitu dengan memberi mereka
keistimewaan yang tidak diberikan kepada lainnya). Dan juga hadits yang
menceritakan tentang kisah ‫ اسراء معراج‬nya baginda nabi.

‫َأ‬ ‫ْل‬
‫َو ُكُّلـــــُهْم ِمْن َر ُسوِل ِهللا ُم َت ِم ٌس ۞ عْر ًفا ِمَن الَب ْح ِر ْو َر ْشًفا ِمَن الِّد َي ِم‬
Dan semua para nabi itu mengambil dari ‫ رسول هللا‬# seciduk air lautan ilmunya
ataupun setetes hujan dari kesantunannya.

Keterangan: Seakan bait ini merupakan alasan untuk bait sebelumnya. Mengapa
Baginda Nabi itu lebih unggul daripada para Nabi yang terdahulu? Karena para
Nabi terdahulu itu meneguk ilmu dari Baginda Nabi dengan perumpamaan

28
mengambil seciduk dari air laut atau setetes dari air hujan yang sedang turun.
Demikian itu perbandingan ilmunya Baginda Nabi yang sangat luas seperti lautan
dan limpahan air hujan. Dan dalam bait ini juga menunjukkan masing masing
orang ( secara umum ) yang dalam mengambil ilmu dari Baginda Nabi, itu ada
yang mendapat banyak dan ada pula yang mendapat sedikit. Para Nabi / Rosul
yang ulul'azmi dan para sahabat yang agung-agung ( misalnya ) itu olehnya
mengambil atau mendapatkan ilmu pastilah banyak, sehingga dalam perilaku,
keimanan dan ibadahnya itu mampu bersanding dengan Baginda Nabi. Tetapi
Bukan berarti yang mendapatkan sedikit itu terus rendah derajatnya ( bukan itu
yang dimaksud ). Karena walaupun yang diambil dari Baginda Nabi itu di anggap
sedikit tetapi bagi siapa saja yang mendapatkannya itu adalah limpahan anugerah
yang sangat besar, indah dan sangat mulia ( seperti iman ). Sebab sedikitpun nilai
iman itu tidak bisa di bandingkan dengan dunia seisinya ‫ِإَّن اَّلِذيَن َكَف ُروا َلْو َأَّن َلُهْم َم ا ِفي‬
‫ اَأْلْر ِض َج ِميًع ا َو ِم ْث َل ُه َمَع ُه ِلَي ْف َت ُدوا ِب ِه ِمْن َع َذ اِب َي ْو ِم اْلِقَي اَم ِة َم ا ُتُقِّب َل ِم ْن ُهْم ۖ َو َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم‬Sesungguhnya
orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini
seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu ( pula ) untuk menebusi diri mereka
dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya ( tebusan itu ) tidak akan diterima dari
mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.

‫ْل ْل َأ‬
‫َو َو اِقُفوَن َلَد ْيـــــــــــــــــِه ِع ْن َد َح ِّد ِه ِم ۞ ِمْن ُنْقَط ِة ا ِع ِم ْو ِمْن َش ْك َلِة اَلِح َك ِم‬
Dan para Nabi itu berdiri disisi ‫ رسول هللا‬pada puncak mereka # mengharap setitik
ilmu dan sepotong hikmah.

Keterangan: Para Nabi didalam puncak ilmu dan hikmahnya itu hanya setitik ilmu
di bandingkan dengan ilmunya ‫ هللا‬dan sepotong hikmah di bandingkan dengan
hikmahnya ‫هللا‬, jadi ilmu dan hikmahnya para Nabi yang terdahulu itu bersifat
terbatas, ( apalagi selain Nabi seperti kita manusia biasa) seperti gambaran ayat
‫ وما أوتيتم من العلم إال قليال‬dan kalian tidak diberi ilmu kecuali sedikit. ‫ُقل َّلْو َك اَن ٱْلَب ْح ُر ِم َد اًد ا‬
‫ ِّلَك ِلَٰم ِت َر ِّبى َلَن ِفَد ٱْلَب ْح ُر َقْب َل َأن َت نَف َد َك ِلَٰم ُت َر ِّبى َو َل ْو ِج ْئ َن ا ِبِم ْث ِلِهۦ َم َد ًد ا‬Artinya: Katakanlah: Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk ( menulis ) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah
lautan itu sebelum habis ( ditulis ) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami
datangkan tambahan sebanyak itu ( pula ). Sedangkan ilmu dan hikmahnya
baginda nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬itu selalu bisa mengalami peningkatan.

‫ُث‬ ‫ِّذ‬
‫َفْه َو ال ْي َت َّم َم ْع َن اُه َو ُصـــــــْو َر ُتُه ۞ ّم اْص َط َفاُه َح ِبيْــــــــــــــًبا َب ــاِر ُئ الَّنَس ِم‬
Maka dialah Baginda Nabi yang sempurna batin dan lahirnya # kemudian beliau
terpilih sebagai kekasih ‫ هللا‬pencipta manusia.

Keterangan: Bait ini adalah cabang penjelasan dari bait sebelumnya ( ‫)فاق النبيين الخ‬
walaupun dari segi urutan itu di balik. Sebab isi dari lafal ‫ معناه‬yang berada di
depan itu adalah kesempurnaan baginda nabi yang batin yang disebutkan dalam
bait diatas dengan lafal ‫ ( خلق‬di baca dhommah ‫ خ‬dan ‫ ل‬nya ), sementara isi lafal

29
‫ صورته‬adalah kesempurnaan baginda nabi dari segi fisiknya yang disebutkan
dalam bait diatas dengan lafal ‫ ( خلق‬dibaca fathah ‫ خ‬nya dan di sukun ‫ ل‬nya).
Sehingga baginda nabi itu layak menjadi orang yang dipilih oleh ‫ هللا‬mengalahkan
yang lainnya.

‫ْل‬
‫ُم َنَّز ٌه َع ْن َش ِر يٍك ِفْي َمَح ــــــاِس ِنِه ۞ َف َج ْو َه ُر ا ُحْس ِن ِفِيِه َغ ْيُر ُم ْن َقِس ِم‬
Baginda adalah sang Nabi yang di bersihkan dari persamaan dalam segala
kebaikan # Maka mutiara kebaikan pada diri baginda nabi itu tak mungkin terbagi.

Keterangan: Dalam nilai kebaikannya Baginda Nabi itu tidak ada bandingannya.
Mutiara kebaikan yang berada pada diri Baginda Nabi yang mulia itu tidak bisa di
bagi antara beliau dan yang lainnya.
Jadi kata ‫ منزه عن شريك‬itu adalah isim ‫ نكرة‬yang berada pada urutan kata ‫ نفي‬secara
makna, yang sifatnya atau isi kandungnya itu menjadi umum dan menyeluruh.
Karena kata tersebut itu bisa diubah menjadi ‫ ال يوجد شريك في محاسنه‬tidak di temukan
satupun yang sepadan dengan Baginda Nabi dalam kebaikannya. Maka jika ada
pertanyaan: Lalu bagaimana dengan derajat para Nabi dan Rasul yang lainnya,
sementara kenabian dan kerosulannya itu sama? Maka jawabannya adalah bait :
‫ من نقطة العلم او من شكلة الحكم‬# ‫ووافقون لديه عند حدهم‬
Dan bagaimana pula dengan ketampanan nabi yusuf ‫ عليه السالم‬yang terkenal itu?
Maka jawabannya adalah: ketampanan nabi yusuf itu bisa menimbulkan fitnah
( seperti gambaran cerita yang ada di surat Yusuf ). Sementara ketampanan
baginda nabi itu tertutupi oleh keagungannya yang menyebabkan orang lain tidak
terkena fitnahnya. Aura kehaebahan beliau itu bahkan menjadikan orang yang
memandangnya bisa merasakan kesejukan yang tiada tara, sebab aura tersebut
adalah aura yang luar biasa.

‫َد ْع َم ااّد َع ْت ُه الَّن َص اٰر ى ِفي َن ِبّيِه ِم ۞ َو اْح ُك ْم ِبَم ا ِش ْئ َت َم ْد ًح ا ِفْيِه َو اْح َت ِك ِم‬
Tinggalkanlah beberapa tuduhan orang nasrani tentang nabi-nabi mereka # Dan
tetapkanlah pada Baginda Nabi untaian pujian apapun yang kau suka baginya.

Keterangan: Bait ini seakan menjadi penjagaan atau benteng dari bait sebelumnya
( ‫ ) منزه عن ش**ريك الخ‬yang secara makna bisa di salah artikan seperti apa yang
difahami oleh orang orang nasrani kepada nabinya ‫ عيسى عليه السالم‬. Mereka orang-
orang nasrani dalam mengagungkan Nabinya itu sampai mengatakan bahwa Nabi
Isa adalah putra tuhan, atau Nabi Isa adalah tuhan ketiga dari tiga tuhan yang
ada, atau anggapan yang lainnya. Dan anggapan seperti itu jelas tidak benar,
karena mereka telah mengakui bahwa Isa itu adalah Nabi sedangkan Nabi itu
tidak mungkin menjelma jadi tuhan. Sebab tidak mungkin status Nabi dan Tuhan
itu menjadi satu. Dan anggapan seperti itu dalam sebuah istilah disebut dengan
‫ غلو‬atau ‫ تطرف‬yang artinya keterlaluan dalam memuji. Sehingga baginda nabi
bersabda: ‫ ال تطروني كما اطرت النصارى المسيح ولكن قولوا عبدهللا ورسوله‬janganlah kalian

30
memujiku secara berlebihan seperti orang orang nasrani memuji kepada ‫عيسى‬
‫المسيح‬, tetapi katakanlah bahwa aku adalah hamba ‫ هللا‬dan Rasulnya. Lalu
bagaimana cara memuji Baginda Nabi dengan pujian yang benar? Yaitu dengan
memuji Baginda Nabi dengan pujian yang layak terhadap makomnya yang mulia
dan mengandung hikmah di dalamnya. Yakni pujian yang di situ tidak ada unsur
penciptaan atau sifat sifat yang khusus di miliki oleh ‫ هللا سبحانه وتع**الى‬seperti
menghidupkan, mematikan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu setelah bait ini
penyair berkata:

‫َو اْن ُسْب ِإَلي َذ اِتـــــــــــــِه َم ا ِش ْئ َت ِمْن َش َر ٍف ۞ َو اْن ُسْب ِإلٰى َقْد ُرُه َم ا ِش ْئ َت ِمْن ِع َظ ِم‬
Dan nisbatkanlah bentuk kemuliaan pada dzatnya Baginda Nabi sesukamu # Dan
nisbatkanlah kepada martabat Baginda Nabi segala keagungan yang engkau
kehendaki.

Keterangan: Bait ini adalah penjelasan sekaligus perincian dari bait sebelumnya.
Sehingga sebagian naskah bait ini ada yang menggunakan huruf ‫ ف‬di depannya (
‫ ) فانسب‬dan ada pula yang menggunakan huruf ‫ و‬di depannya ( ‫) وانسب‬. Yang
artinya: maka ( dan ) nisbatkanlah beberapa bentuk kemuliaan pada dzatnya
Baginda Nabi meliputi kulitnya putih bersih kemerah-merahan, baunya wangi
( padahal tidak memakai minyak wangi), keringatnya harum mengalahkan
harumnya segala parfum ‫َق اَل َأَن ٌس َم ا َش َم ْم ُت َع ْن َب ًر ا َق ُّط َو اَل ِمْس ًك ا َو اَل َش ْي ًئ ا َأْط َيَب ِمْن ِر يِح َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى‬
‫ ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو اَل َمِس ْس ُت َش ْي ًئ ا َق ُّط ِد يَب اًج ا َو اَل َح ِر ي*ًر ا َأْلَيَن َم ًّس ا ِمْن َر ُس وِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬sayyidina
anas berkata; "Minyak misik dan minyak ambar atau sesuatu yang lain yang
pernah saya cium, tidak ada yang melebihi semerbak wanginya badan beliau
Baginda Nabi, " Dan tidaklah saya menyentuh sesuatu, baik berupa sutera atau
yang lainnya yang lebih halus dari pada telapak tangan beliau Baginda Nabi.
Dan berikut adalah sebagian dari ciri ciri fisik Beliau yang menjadi manusia paling
sempurna bentuk tubuhnya,
• Perangainya, memiliki tubuh dan sifat-sifat yang luhur.
• Ukuran tubuhnya sedang
• Putih kemerah-merahan warna kulitnya.
• Lebar matanya, bercelak.
• Tebal bibirnya, kedua alisnya tipis dan panjang.
• Gigi serinya renggang, mulutnya lebar dan bagus.
• Dahinya lebar dan berdahi bulan muda.
• Datar pipinya, hidungnya tampak sedikit tinggi dan mancung.
• Berdada bidang,
• Telapak tangannya lebar,
• Tulang persendiannya besar, daging tumitnya sedikit,
• Jenggotnya tebal, kepalanya besar, rambutnya sampai ke daun telinga.
• Di antara bahunya terdapat cap kenabian yang telah diratai oleh cahaya.

31
• Peluhnya jernih bagaikan mutiara, dan baunya lebih semerbak daripada
harumnya minyak katsuri.
• Cara jalan beliau tenang, seolah-olah beliau turun dari tempat yang tinggi.
• Bila beliau menjabat tangan orang dengan tangannya yang mulia, orang itu
mendapati bau semerbak darinya sepanjang hari.
• Bila beliau meletakkan tangannya di atas kepala anak-anak, diketahuilah
sentuhannya pada anak itu di tengah anak-anak lainnya (Bila anak yang telah
disentuh kepalanya itu kembali bermain dengan kawan-kawannya, dapat diketahui
mana anak yang baru diusap kepalanya karena harumnya).
• Wajah beliau yang mulia cemerlang seperti cemerlangnya bulan di malam
purnama.
Adapun diantara budi luhur dan ketinggian derajat Baginda Nabi adalah pemaaf,
dermawan, bijaksana dan di gambarkan oleh sayyidah aisah ‫ رض**ي هللا عنها‬saat
ditanya tentang akhlak Baginda Nabi, maka beliau menjawab: ‫ كان خلقه القرآن‬akhlak
Baginda Nabi adalah seluruh isi alquran ( karena sulitnya mendefinisikan satu
persatu akhlak beliau ). Yang juga telah di abadikan dalam alquran ‫وانك لعلى خلق عظيم‬
dan sesungguhnya engkau itu benar benar diatas akhlak yang agung. Dan untuk
lebih mengenal serta memahami akhlak beliau ( terlebih mengikuti jejaknya )
maka alangkah baiknya mendalami beberapa nama yang di miliki oleh baginda
nabi yang berjumlah 201 seperti yang tertera dalam kitab ‫دالئل الخيرات‬.

‫َف ِإّن َف ْض َل َر ُسـوِل ِهلَّلا َلْي َس َلُه ۞ َح ٌّد َفُيْع ِر َب َع ْن ُه َن ـــــــــــــــاِط ٌق ِبَفـــــِم‬
Karena keutamaan baginda nabi itu tiada tepi batasnya # Sehingga tak satupun
yang bisa mengurai dengan kata-kata.

Keterangan: Bait ini adalah alasan dari bait sebelumnya yang. Mengapa boleh
menisbatkan kemuliaan Baginda Nabi dengan sesukanya? karena keutamaan dan
kemuliaan Baginda Nabi itu tidak ada puncak batasnya. Sebab keutamaan beliau
selalu meningkat dalam kesempurnaan di setiap waktu. Dan hal itu di isyaratkan
oleh ayat ‫ ولآلخرة خير لك من االولى‬dan sungguh yang akhir itu lebih baik dari pada
yang pertama, ( menurut sebagian ulama isi ‫ لآلخرة‬adalah waktu akhir yang tak lain
adalah Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬, isi ‫ االولى‬adalah waktu pertama yang tak
lain adalah para nabi terdahulu ). Dan sabda beliau dalam sebuah riwayat:
‫ ِفي اْلَي ْو ِم ِم اَئ َة َمَّر ٍة‬،‫ َو ِإِّن ي َأَلْس َتْغ ِفُر َهللا‬،‫ ِإَّنُه َلُيَغ اُن َع َلى َق ْلِبي‬Sungguh terjadi pada kalbuku futur dan
aku sungguh beristighfar kepada ‫ هللا‬dalam sehari seratus kali. [HR Muslim].
Maksud dari ‫ يغ***ان‬disini adalah futur dari dzikir yang seharusnya Beliau
kontinyukan. Dan apabila ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬itu terhenti dari dzikir yang
seharusnya Beliau kontinyukan, maka hal itu beliau anggap sebagai dosa
sehingga beliau Baginda Nabi beristighfar untuk menampakkan penghambaannya
( bukan karena adanya dosa ) melainkan wujud rasa syukur kepada ‫هللا جل جالله‬.
Sehingga siapapun yang ingin mensifati keutamaannya dan kemuliaannya pasti
lisannya akan kehabisan kata-kata.

32
‫َأ‬ ‫ٰأ‬
‫َلْو َن اَس َب ْت َقْد َر ُه َي ــــــــــاُتُه ِع َظ ًما ۞ ْح َي ا أْس ُمُه ِحَي ُيْد ٰع ى َد اِر َس الِّر َم ِم‬
Andai saja keagungan mukjizat Baginda Nabi itu sama dengan ketinggian
derajatnya # Maka dengan sebutan namanya akan dapat hidup orang yang telah
hancur tulangnya.

Keterangan: Dan jika saja termasuk tanda-tanda mukjizat Baginda Nabi itu
menyamai kebesaran kedudukannya ( derajat beliau disisi ‫ ) هللا‬maka tanda-tanda
mukjizat itu pasti akan dapat menghidupkan orang mati yang telah hancur tulang
belulangnya dengan memanggil tuhan atas nama dirinya. Seperti jika di ucapkan ‫يا‬
‫ هللا بمحمد احي هذا الميت‬wahai ‫ هللا‬dengan nama ‫ محمد‬hidupkanlah orang mati ini. Tetapi
hal seperti ini tidak terjadi. Karena setinggi apapun mukjizatnya Baginda Nabi itu
tidak bisa menyamai derajatnya, ( karena keagungan derajat baginda nabi itu lebih
agung dari pada mukjizatnya ). Seperti halnya alquran yang di baca itu jelas beda
dengan alquran yang tidak di baca. Alquran yang tidak di baca adalah ‫كالم هللا الذي هو‬
‫ المعنى القائم بذاته تعالى‬yakni ‫ كالم هللا‬yang merupakan makna yang berdiri pada dzatnya
‫هللا سبحانه وتعالى‬, itu tidak berupa huruf dan tidak pula berupa suara. Dan alquran
yang tidak di baca ini kedudukannya lebih agung dari alquran yang bisa di baca.
Karena alquran yang tidak di baca itu dihukumi ‫ قديم‬artinya dahulu yang tidak ada
permulaannya. Sedangkan alquran yang di baca itu di hukumi ‫ حادث‬artinya baru
dengan bukti adanya huruf dan suara. Hukum ‫ قديم‬itu lebih utama daripada yang
‫ح**ادث‬. Dan jika di sangkal: berarti nabi isa ‫ علي**ه السالم‬itu lebih unggul daripada
baginda nabi ‫ محمد صلى هللا علي*ه وسلم‬karena nabi isa mampu menghidupkan orang
mati. Maka pendapat semacam itu bisa diberi jawaban: bahwa baginda nabi itu
tetap yang lebih utama daripada yang lainnya ( seperti keterangan diatas ‫فاق النبيين‬
‫ ) الخ‬sebab saat ‫ هللا‬memberikan mukjizat kepada para nabi atau rosulnya itu di
sesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu, ( terkadang mengingat tingkat
pemikiran umat yang berada-beda sehingga dengan nasihat atau dakwah hikmah
yang tidak mereka terima, maka mukjizat di luar nalar manusia itu diberikan oleh
‫ هللا‬kepada nabinya ) seperti mukjizat menghidupkan kembali orang mati. Mukjizat
semacam itu hanya bisa di lihat oleh orang atauumat saat itu. Sedangkan mukjizat
berupa alquran itu bisa di rasakan, di lihat, di amati dan di pelajari sampai
keberadaan umat terakhir. Bahkan isinya pun bisa rasakan dan di akui
kebenarannya oleh orang yang beriman dan orang yang tidak beriman sekalipun.
Artinya mukjizat baginda nabi itu ada yang bersifat spontan yaitu hanya orang saat
itu yang melihat seperti terbelahnya bulan, air mengalir dari jari jari beliau yang
bisa diminum ribuan orang, dan masih banyak mukjizat yang lainnya. Tetapi ada
pula mukjizat baginda nabi yang bersifat selamanya untuk kemanfaatan umatnya
yakni alquran yang tidak tertandingi oleh siapapun ‫َو ِإن ُك نُتْم ِفى َر ْيٍب ِّمَّما َنَّز ْلَن ا َع َلٰى َعْبِد َن ا َف ْأُتو۟ا‬
‫ ِبُس وَر ٍة ِّمن ِّم ْث ِلِهۦ َو ٱْد ُع و۟ا ُش َه َد ٓاَء ُك م ِّمن ُدوِن ٱِهَّلل ِإن ُك نُتْم َٰص ِدِقيَن‬Dan jika kamu ( tetap ) dalam
keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami ( ‫) محمد‬,
maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-

33
penolongmu selain ‫ هللا‬jika kamu adalah orang-orang yang benar ( dalam menuduh
alquran itu buatan ‫) محمد‬.

‫َلْم َي ْم َت ِح َّنا ِبَم ا َت ْع َي ا اْلُع ُقـــْو ُل ِبِه ۞ ِحْر ًصا َع َلْي َن ا َف َلْم َن ْر َت ـْب َو َلْم َن ِه ْم‬
Baginda Nabi takkan menguji kita dengan apa yang tak terjangkau oleh akal
manusia # Karena sangat cintanya kepada kita dengan memperoleh cahaya
hingga tiada ragu bimbang pada apa yang ia bawa.

Keterangan: Baginda Nabi itu tidak pernah menguji umatnya dengan sesuatu yang
tidak bisa di jangkau oleh akal atau kemampuan berfikir manusia biasa. Karena
Baginda Nabi itu sangat mengharapkan cahaya hidayah bagi umatnya. Dalam
surat alkahfi disebutkan ‫ َف َلَع َّل َك َٰب ِخ ٌۭع َّنْف َس َك َع َلٰٓى َء اَٰث ِر ِه ْم ِإن َّلْم ُيْؤ ِم ُن و۟ا ِبَٰه َذ ا ٱْلَح ِديِث َأَس ًفا‬maka
barangkali engkau ( ‫ ) محمد‬akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah
mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-
Qur'an). Ajaran yang dibawa oleh Baginda Nabi itu adalah ajaran yang sederhana
( ajaran yang lembut ), ajaran yang jelas kemanfaatannya untuk semua makhluk
hidup ( terlebih bagi manusia ). ‫ انما بعثت بالحنيفي*ة السمحة‬sesungguhnya aku diutus
dengan agama yang lurus (melenceng dari kebatilan) lagi mudah, ‫ الحنفية‬berasal
dari kata ‫ حنف‬yang berarti cenderung kepada kebaikan. ‫يريد هللا بكم اليسر وال يريد بكم العسر‬
artinya: ‫ هللا‬menghendaki bagi kalian kemudahan dan tidak menghendaki bagi
kalian kesukaran. Dan jika ada pertanyaan: Mengapa didalam alquran ada ayat
‫ متش*ابهة‬yaitu beberapa ayat yang tidak di ketahui makna asli atau takwilannya?
Maka di jawab: yang tidak di uji adalah aturan yang berkaitan dengan hukum atau
isi ajaran yang melebihi batas akal manusia, sedangkan ayat ‫ متش**ابهة‬itu tidak
berkaitan dengan hal itu sama sekali, sebagaimana firmannya ‫ال يكلف هللا نفسا إال وسعها‬
tidaklah ‫ هللا‬itu membebani kepada seseorang kecuali pada batas kemampuannya.
Jadi jelas dan tidak di ragukan lagi bahwa semua yang di bawa oleh Baginda Nabi
itu untuk kebaikan semuanya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫ْع َي ا الَو ٰر ى َفْه َم َم ْع َن اُه َفَلْي َس ُيٰر ى ۞ ِل ُقْر ِب َو ا ُبْع ِد ِفيـــــــِه َغْي َر ُم ْن َفِح ِم‬
Seluruh makhluk rapuh ( tiada mampu ) memahami makna hakikat kenabian
Baginda yang mulia # takkan melihat dari dekat atau jauh kecuali lemah tak
berdaya berdiam diri.

Keterangan: Setelah penyair mengabarkan di bait yang atas bahwa lisan siapapun
akan kehabisan kata-kata dalam mensifati keutamaan baginda nabi ( ‫فان فضل رسول‬
‫) هللا ليس له حد فيعرب عنه ناطق بفم‬, maka di bait ini penyair mengabarkan bahwa: akal
manusia siapapun itu tidak akan bisa memahami dan menemukan hakikat
kesempurnaan Baginda Nabi yang sesungguhnya. Karena beliau telah diberi oleh
‫ هللا‬beberapa keistimewaan yang tidak diberikan kepada yang lainnya. Seperti
kekhususan dalam makrifatnya ( mengenal ‫) هللا تع**الى‬, rahasia rahasia ilahiyyah
( rahasia tentang ketuhanan yang juga khusus di berikan kepada baginda nabi

34
seperti saat mi'roj ). Semuanya rapuh dan lemah untuk memahami makna hakikat
tersebut, sama juga pemahaman itu dari jarak yang terdekat yaitu masa saat itu,
atau jarak yang sangat jauh yaitu masa yang sudah sangat jauh dari Baginda Nabi
( seperti zaman sekarang ). Atau pemahamannya ahli ‫ ظاهر‬yakni orang orang yang
melihat baginda secara langsung lahiriyahnya dengan mata kepala dan ahli ‫باطن‬
yakni orang orang yang melihat baginda nabi dengan menggunakan mata hati.
Semuanya takkan bisa menemukan hakikat makna tersebut, sebab keagungan
Baginda Nabi yang tak terhingga.

‫َأ‬ ‫ّط‬ ‫ًة‬ ‫ْظ ْل‬


‫َك الّشْم ِس َت َه ُر ِل َع ْي َن ْي ِن ِمْن ُبُعٍد ۞ َص ِغيـْـــــــــــــ َو ُتِكُّل ال ْر َف ِمْن َم ِم‬
Baginda Nabi laksana matahari dari jauh tampak kecil oleh kedua mata # Padahal
mata tiada mampu melihatnya apabila berdekatan dengannya.

Keterangan: Baginda Nabi itu ibarat matahari yang jika dilihat dari jarak jauh ia
akan kelihatan kecil, seakan ia hanya sebatas bundaran cermin yang berada di
hadapan orang yang menggunakannya, atau sebesar tameng prajurit perang yang
berada di tangannya. Tetapi sesungguhnya matahari itu sangat besar, bahkan
menurut ahli astronomi: matahari itu lebih besar dari bumi yang di tempati
manusia, ( bahkan ada pula yang mengatakan bahwa: besarnya matahari itu
seratus enam puluh kali lipat dari besarnya bumi ). Sehingga tidak mungkin
rasanya manusia mengetahui hakikat besarnya matahari yang sesungguhnya.
Demikian pula Baginda Nabi, yang diketahui oleh manusia adalah sebagian kecil
saja dari jati diri beliau sesungguhnya. Manusia hanya mengenal sebagian luarnya
saja, tidak bisa seluruhnya. Apalagi yang di dalam diri beliau, maka pengetahuan
mengenai beliau tentang apa-apa yang didalam itu pastilah lebih sedikit.
Baginda Nabi itu laksana matahari yang menerangi jagad raya. Baginda Nabi itu
laksana bulan purnama yang terlihat indah dan selalu di tunggu kedatangannya.
Baginda nabi itu adalah cahaya diatas segala cahaya.
‫ انت نور فوق نور‬# ‫انت شمس انت بدر‬
Manusia setiap hari membutuhkan sinar matahari untuk segala kebutuhan hidup.
Demikian pula, manusia membutuhkan Baginda Nabi untuk menjalani hidup yang
lurus, baik dan benar, ‫ ٱْه ِد َن ا ٱلِّص َٰر َط ٱْلُمْس َت ِقيَم‬Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Manusia juga membutuhkan bulan untuk mengetahui hitungan dan perbedaan
jumlah hari yang berkaitan dengan segala urusan ibadah serta kebutuhan hidup.
Demikian pula, manusia membutuhkan Baginda Nabi untuk menghitung
perjalanan hidup dari yang tidak baik menjadi lebih baik. Karena Baginda Nabi
adalah cahaya diatas segala cahaya. Jika manusia ingin mendapatkan
ketenangan jiwa, hati yang bersih, akhlak yang mulia, kehidupan yang teratur,
maka ikutilah cahaya ajaran baginda nabi. Pasti di jamin selamat dunia dan
akhirat.

‫ْل ُل‬
‫َو َك ْي َف ُيْد ِر ُك ِفي الّد ْن َي ا َح ِقيَقَت ُه ۞ َق ْو ٌم ِنَي اٌم َت َس ّلْو ا َع ْن ُه ِبا ُح ِم‬

35
Dan bagaimana mungkin hakikat Baginda Nabi bisa di ketahui semasa didunia #
Sedangkan mereka sudah merasa lega jumpa nabi walau dalam sekilas mimpi.

Keterangan: Bait ini seakan adalah alasan dari bait ‫اعيا الورى فهم معناه… الخ‬. Mengapa
semua makhluk itu tidak mampu memahami hakikat Baginda Nabi? Karena
mereka saat didunia ini sudah merasa puas dengan hanya berjumpa dengan
Baginda Nabi lewat mimpinya saja. Sebab adanya riwayat
‫ َو َال َي َت َم َّث ُل الَّش ْي َط اُن ِبي‬،‫ َم ْن َر آِني ِفي الَم َن اِم َف َس َيَر اِني ِفي الَي َقَظ ِة‬Barangsiapa melihatku dalam mimpi
maka ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat
menyerupaiku (HR Bukhari). Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang pernah
mimpi bertemu baginda nabi adalah orang yang terpilih.
Adapun ketika di akhirat maka para makhluk itu bisa menemukan sekaligus
mengetahui hakikat besarnya derajat Baginda Nabi. Karena saat itu semuanya
telah sadar, semua tabir telah terbuka dan mereka mempunyai penglihatan yang
sempurna, sehingga mampu menemukan beberapa hakikat dan rahasia yang
tersembunyi dari Baginda Nabi. Sebagaimana riwayat ‫ الناس نيام فاذا ماتوا انتبهوا‬manusia
itu dalam kondisi tertidur, maka disaat mati itulah mereka baru sadar. Arti ‫ني**ام‬
tertidur adalah lupa dari melihat hakikat yang ada. Arti ‫ انتبهوا‬sadar adalah mereka
baru menyadari sesungguhnya tujuan hidup di dunia.

‫ِّل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل ْل‬


‫َفَم ْب َلُغ ا ِع ِم ِفْيـــــــــــِه ّنُه َب َش ٌر ۞ َو ّنُه َخ ْيـــــــــــُر َخ ِق ِهَّللا ُك ِه ِم‬
Maka puncak pengetahuan tentang Baginda Nabi bahwa sesungguhnya beliau
adalah manusia # dan sesungguhnya beliau adalah sebaik-baiknya semua
makhluk ‫ هللا‬secara keseluruhan.

Keterangan: Bait ini masih berhubungan dengan bait ‫اعي***ا الورى…الخ‬. Maka
sesungguhnya apa yang di ketahui manusia tentang derajat Baginda Nabi itu
adalah: Beliau itu manusia biasa, beliau tidaklah tuhan yang berhak untuk di
sembah, beliau juga tidak malaikat yang selalu bisa berubah bentuk. Tetapi
sesungguhnya baginda nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬adalah makhluknya ‫ هللا‬yang amat
termulia dari segala makhluk yang ada ( meliputi manusia / jin / malaikat dan yang
lainnya ). Seperti riwayat ‫َح َّد َث َن ا ُع َب ْيُد ِهَّللا ْبُن ُموَس ى َع ْن ِإْس َم ِعيَل ْب ِن َأِبي َخ اِلٍد َع ْن َي ِز يَد ْب ِن َأِبي ِز َي اٍد َع ْن َع ْبِد‬
‫ِهَّللا ْب ِن اْلَح اِر ِث َع ْن اْلَع َّباِس ْب ِن َع ْبِد اْلُم َّط ِلِب َق اَل ُقْلُت َي ا َر ُس وَل ِهَّللا ِإَّن ُقَر ْي ًش ا َج َلُس وا َفَت َذ اَك ُروا َأْح َس اَب ُهْم َب ْي َن ُهْم َف َج َع ُل وا‬
‫َأْل‬
‫َم َثَلَك َم َث َل َن ْخ َلٍة ِفي َك ْب َو ٍة ِمْن ا ْر ِض َفَقاَل الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ِإَّن َهَّللا َخ َل َق اْلَخ ْل َق َف َج َع َلِني ِمْن َخ ْي ِر ِه ْم ِمْن َخ ْي ِر‬
‫َأ‬
‫ِفَر ِقِه ْم َو َخ ْي ِر اْلَف ِر يَقْي ِن ُثَّم َتَخ َّيَر اْلَقَب اِئَل َف َج َع َلِني ِمْن َخ ْي ِر َق ِبيَلٍة َّم َتَخ َّيَر اْلُبُيوَت َف َج َع َلِني ِمْن َخ ْي ِر ُبُي وِتِه ْم َف َن ا َخ ْي ُرُه ْم َن ْف ًس ا‬
‫ُث‬
‫ َو َخ ْي ُرُه ْم َب ْي ًت ا َق اَل َأُب و ِع يَس ى َه َذ ا َح ِديٌث َح َس ٌن َو َع ْب ُد ِهَّللا ْبُن اْلَح اِر ِث ُه َو اْبُن َن ْو َف ٍل‬Telah menceritakan
kepada kami ‫ يوسف بن موسى البغ*دادي‬telah menceritakan kepada kami ‫عبي*د هللا بن موسى‬
dari ‫ إسماعيل بن أبو خالد‬dari ‫ يزي*د بن أبو زي*اد‬dari ‫ عبد هللا بن ح*ارث‬dari ‫ عباس بن عبد المطلب‬dia
berkata; aku berkata;‫ ! ي**ا رسول هللا‬sesungguhnya orang-orang Quraisy sedang
duduk-duduk dan saling menyebut garis keturunan diantara mereka, lalu mereka
menjadikan sifatmu seperti pohon kurma yang tumbuh di permukaan bumi." Maka

36
Baginda Nabi ‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda: "Sesungguhnya ‫ هللا‬telah menciptakan
makhluk-Nya dan menjadikan aku paling baik diantara mereka, paling baik
diantara kelompok mereka, dan paling baik diantara dua kelompok ( Arab dan
orang-orang ajam ). Kemudian Dia memilih dari berbagai kabilah tersebut dan
menjadikanku yang terbaik dari kabilah itu, lalu Dia memilih rumah-rumah dan
menjadikanku sebaik-baik rumah mereka, maka akulah yang sebaik-baik jiwa
diantara mereka dan sebaik-baik rumah di antara mereka." ‫ أبو عيسى‬berkata;
"Hadits ini derajatnya hasan. Dan ‫ عبد هللا بن حارث‬makasudnya adalah ‫ إبن نوفل‬.
Dan riwayat yang lain
‫َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن ِإْس َم ِعيَل َح َّد َث َن ا ُس َلْي َم اُن ْبُن َع ْبِد الَّر ْح َم ن الِّد َم ْش ِقُّي َح َّد َث َن ا اْل َو ِليُد ْبُن ُمْس ِلٍم َح َّد َث َن ا اَأْلْو َز اِع ُّي َح َّد َث ِني َش َّداٌد َأُبو‬
‫َع َّماٍر َح َّد َث ِني َو اِثَلُة ْبُن اَأْلْس َق ِع َق اَل َق اَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَّن َهَّللا اْص َط َف ى ِك َن اَن َة ِمْن َو َلِد ِإْس َم ِعيَل َو اْص َط َف ى‬
‫ ُقَر ْي ًش ا ِمْن ِك َن اَن َة َو اْص َط َف ى َهاِش ًما ِمْن ُق َر ْي ٍش َو اْص َط َفاِني ِمْن َب ِني َهاِش ٍم‬Telah menceritakan kepada
kami ‫ محمد بن إسماعيل‬telah menceritakan kepada kami ‫ سليمان بن عبد الرحمن الدمشقي‬telah
menceritakan kepada kami ‫ الوالد بن مسلم‬telah menceritakan kepada kami ‫األوزاعي‬
telah menceritakan kepadaku ‫ شداد أبو عمار‬telah menceritakan kepadaku ‫واثلة بن األسقع‬
dia berkata: ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda: "Sesungguhnya ‫ هللا‬telah memilih
Kinanah dari anak keturunan Isma'il dan memilih Quraisy dari Kinanah dan
memilih Hasyim dari suku Quraisy serta memilihku dari Bani Hasyim.

‫ْل‬ ‫ٰأ َأ‬


‫َو ُك ُّل ٍي َت ى الُّر ْس ُل ا ِكَر اُم ِبَه ا ۞ َف ِإّنَم ا اَّت َص َلْت ِمْن ُنـــــــــِو ِر ِه ِبِه ِم‬

Dan semua ayat kenabian yang dibawa oleh para Rasul yang mulia # tak lain
hanyalah pancaran nur Baginda Nabi yang melekat pada diri mereka.

Keterangan: Lafal ‫ آي‬itu jama' dari lafal ‫ اي**ة‬yang artinya pertanda atau lebih
mudahnya adalah mukjizat. Jadi semua mukjizat yang dibawa oleh para Rosul
terdahulu itu terhubung dengan mukjizat Baginda ‫محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬, semua
mukjizat para rasul yang terdahulu itu tak lain adalah pancaran dari beliau
Baginda Nabi. Atau hal itu terhubung dengan nurnya Baginda ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬
karena sesungguhnya segala sesuatu itu adalah manifestasi dari nur Baginda
Nabi ( seperti keterangan yang sebelumnya ). Meliputi langit, bumi, surga, neraka
dan lain sebagainya itu berasal dari nur ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Mukjizat itu di katakan
nur karena mukjizat itu bisa di buat perantara seseorang untuk mendapatkan
hidayah.

‫ُّظ‬ ‫َأ‬ ‫ْظ‬


‫َف ِإّنُه َش ْمُس َف ْض ٍل ُه ْم َك َو اِكُبــــَه ا ۞ ُي ِه ْر َن ْن َو اُرهَا ِللَّن ـاِس ِفْي ال َلِم‬
Maka sesungguhnya Baginda Nabi itu bagaikan mentari keutamaannya,
sedangkan para nabi bagaikan bintang-bintangnya # Bintang-bintang itu
pantulkan sinar sang surya kepada manusia dalam suasana gelap gulita.

Keterangan: Bait ini adalah alasan dari bait sebelumnya ‫وكل آي اتى الرسل… الخ‬.
Mengapa mukjizat para rosul itu berhubungan dengan mukjizat baginda nabi?

37
Karena baginda nabi itu ibarat matahari didalam keutamaannya, sedangkan para
nabi atau rosul yang lain itu ibarat bintang-bintang yang cahayanya di dapatkan
dari pantulan sinar matahari. Sebab matahari itu bersinar dengan sendirinya.
Disaat posisi matahari ( secara gravitasi ) itu di bawah bumi, maka sinarnya yang
menyebar itu akan mengenahi bintang-bintang yang berada di balik bumi tersebut,
sehingga manusia yang berada di bumi dalam waktu malam itu akan melihat
cahaya bintang-bintang tersebut. Cahaya bintang-bintang itu takkan mengurangi
sinar matahari sedikitpun, sehingga jika siang datang maka dengan sendirinya
cahaya bintang-bintang itu akan hilang karena cahayanya tidak sebanding dengan
sinar matahari. Jadi sinar Baginda Nabi itu adalah sinar yang asli, sementara
cahaya para Nabi itu di ambil dari sinar Baginda Nabi tanpa menguranginya
sedikitpun ( seperti gambaran matahari dan bintang-bintang diatas ). Ini juga
merupakan gambaran syariat Baginda Nabi yang secara otomatis menghapus
syariat syariat nabi yang terdahulu ( kecuali memang syariat yang telah di
tetapkan kesamaannya ). Seperti syair lain yang isinya sama
‫ ها العالمين واحيت سائر االمم‬# ‫حتى اذا طلعت في االفق عم هدا‬
Sehingga ketika nur ‫ محمد‬itu muncul di cakrawala # maka hidayahnya tersebar
keseluruh alam hingga hiduplah segala umat manusia.
‫َو ِإْذ َأَخ َذ ٱُهَّلل ِميَٰث َق ٱلَّن ِبِّي ۦَن َلَم ٓا َء اَت ْي ُتُك م ِّمن ِك َٰت ٍب َو ِح ْك َم ٍة ُثَّم َج ٓاَء ُك ْم َر ُسوٌل ُّمَص ِّد ٌق ِّلَم ا َمَع ُك ْم َلُت ْؤ ِم ُنَّن ِبِهۦ َو َلَت نُص ُر َّنُهۥۚ َق اَل‬
‫َّٰش‬
‫ َء َأْق َر ْر ُتْم َو َأَخ ْذ ُتْم َع َلٰى َٰذ ِلُك ْم ِإْص ِر ىۖ َق اُلٓو ۟ا َأْق َر ْر َن اۚ َقاَل َفٱْش َه ُدو۟ا َو َأَن ۠ا َمَع ُك م ِّم َن ٱل ِه ِديَن‬Dan (ingatlah), ketika
‫ هللا‬mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan
kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul
yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya". ‫ هللا‬berfirman: "Apakah kamu mengakui
dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab:
"Kami mengakui". ‫ هللا‬berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫ْك ِر ْم ِبَخ ِق َن ِبٍي َز اَن ُه ُخ لُـٌق ۞ ِبا ُحْس ِن ُم ْش َت ِم ٍل ِبا ِبْش ِر ُم َّتِس ِم‬

Alangkah mulia budi pekerti Baginda Nabi yang menghiasi kesempurnaan


keanggunan-nya # Keindahan yang dimilikinya mencakup paras wajah yang
tampak berseri.

Keterangan: Dalam bahasa Arab kata ‫ اكرم بخلق نبي‬adalah termasuk bentuk ‫صيغة‬
‫ تعجب‬bentuk kata yang menunjukkan arti sanjungan ( merasa kagum ), sehingga
diberi tambahan arti Alangkah……. Sayyidina anas ‫ رضي هللا عنه‬berkata: ‫كان صلى هللا‬
‫ عليه وسلم احسن الناس خلقا‬Baginda nabi ‫ محمد صلى هللا علي*ه وسلم‬adalah sosok yang paling
bagus bentuk segala fisiknya diantara para manusia. Adapun arti ‫ ( بالبشر‬dengan
dibaca kasroh ‫ ب‬nya dan di sukun ‫ ش‬nya ) adalah ‫ بشاشة الوجه‬berseri-seri wajahnya
tidak ada guratan kedengkian, wajah yang tenang dan tidak ada tanda-tanda
kesombongan dan keangkuhan, wajah yang teduh enak untuk di pandang, dan

38
semua itu asli bukan buatan atau kw-nan. Hingga semua orang yang
memandangnya pasti akan merasakan sesuatu yang adem dalam jiwanya. Dan
bait ini menerangkan sifat baginda nabi yang selanjutnya.

‫َك الَّز ْه ِر ِفْي َت َر ٍف َو الَب ْد ِر ِفي َش َر ٍف ۞ َو الَب ْح ِر ِفي َك َر ٍم َو الّدْه ِر ِفي ِهَم ِم‬
Laksana bunga dalam keagungannya, dan bulan purnama dalam kemuliaannya #
Dan laksana samudera dalam kedermawanannya, dan perjalanan masa dalam
cita-citanya.

Keterangan: Bait ini adalah kelanjutan dari beberapa sifat agung Baginda Nabi
yang diatas. Baginda Nabi itu laksana bunga dalam keagungannya dan bulan
purnama dalam kemuliaannya, sifat ini berhubungan dengan bentuk fisik Baginda
Nabi yang mulia. Adapun beliau laksana samudera dalam kedermawanannya dan
perjalanan masa dalam cita-citanya, itu sifat yang berhubungan dengan
akhlaknya. Arti ‫ ترف‬adalah ‫ النعومة‬yaitu kelembutan, diriwayatkan dari sayyidina
anas ‫ رضي هللا عنه‬berkata: ‫ ما مسست حريرا وال ديباجا ألين من كف النبي صلى هللا عليه وسلم‬tidaklah
aku memegang kain sutra harir dan sutra diibaj yang lebih lembut dari pada
telapak tangan baginda nabi ‫ محمد صلى هللا علي*ه وسلم‬. Arti ‫ البدر‬adalah malam bulan
purnama yaitu malam tanggal empat belas qomariyah. Disebut ‫ البدر‬arti asalnya
adalah bundar karena pada waktu tanggal tersebut bentuk bulan itu menyamai
matahari dalam bulatnya. Arti ‫ الشرف‬adalah mulai yang menjadi sifatnya lafal ‫البدر‬,
sebab mulianya bulan itu mengalahkan beberapa bintang di malam hari. Seperti
kemuliaan baginda nabi itu mengalahkan seluruh makhluk yang ada. Adapun
kedermawanan laut itu telah dijelaskan dalam sebuah ayat ‫َو ُه َو ٱَّلِذى َس َّخ َر ٱْلَب ْح َر ِلَت ْأُك ُلو۟ا ِم ْن ُه‬
‫ َلْح ًما َط ِر ًّي ا َو َت ْس َت ْخ ِر ُجو۟ا ِم ْن ُه ِح ْلَي ًة َت ْلَب ُس وَن َه ا َو َت َر ى ٱْلُفْل َك َم َو اِخَر ِفي**ِه َو ِلَت ْب َتُغ و۟ا ِمن َف ْض ِلِهۦ َو َلَع َّلُك ْم َت ْش ُك ُروَن‬Dan
Dialah, ‫ هللا‬yang menundukkan lautan ( untukmu ), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar ( ikan yang baru diambil dari dalamnya ), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu ( pula ) perhiasan yang kamu pakai, dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari ( keuntungan ) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. Dan salah satu contoh kedermawanan
Baginda Nabi adalah riwayat ‫ ما سئل َر ُسول ِهَّللا على اإلسالم شيئًا إال‬:‫عن أنس رضي هللا تعالى عنه قال‬
‫ يا قوم! أسلموا؛ فإن محمدًا يعطي عطاء من ال‬:‫ فقال‬،‫ فرجع إلى قومه‬،‫ ولقد جاءه رجل فأعطاه غنمًا بين جبلين‬،‫أعطاه‬
‫ َر َو اُه ُمسِلٌم‬.‫ يخش**ى الفق*ر‬Dari Anas ia berkata: “Tidaklah ‫ رسول هللا صلى هللا علي*ه وسلم‬saat
diminta sesuatu dengan alasan Islam melainkan beliau memberinya, dan telah
datang seseorang kepadanya lalu beliau memberi orang tersebut kambing
sebanyak dua gunung, lalu orang tersebut kembali kepada kaumnya dan berkata :
“Hai kaumku masuklah Islam, sungguh ‫ محمد‬telah memberi suatu pemberian
seperti pemberian orang yang tidak takut miskin”. HR. Muslim. Lafal ‫ الدهر‬artinya
waktu atau zaman atau masa, sedangkan lafal ‫ همم‬itu jama'nya lafal ‫ همة‬artinya
tujuan atau cita-cita. Menisbatkan cita-cita kepada masa atau waktu itu adalah
kebiasaan orang arab, mereka menggunakan hal tersebut untuk sesuatu yang

39
terpuji. Seperti juga kata-kata orang arab ‫ نهاره صائم وليله قائم‬siangnya dia berpuasa
dan malamnya dia beribadah.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َك ّنه َو ُه َو َف ْر ٌد ِمْن َج اَل َلِتــــــــــــــــِه ۞ ِفي َع ْس ِك ٍر ِحَيَن َت َقــاُه َو ِفي َح َش ِم‬
Seakan akan beliau ( Baginda Nabi ) itu tunggal ( dalam ) keagungannya # Di
antara para pasukan dan pelayan kala kau jumpa karena dampak keagungannya.

Keterangan: Bait ini masih melanjutkan sifat baginda nabi yang diatas. Bait ini bisa
diartikan dua makna. Pertama: Seakan-akan Baginda Nabi saat berada diantara
pasukan perang yang sedang berbaris, maka keagungan beliau itu tidak ada yang
bisa menyamainya ( tidak ada tandinganya ). Atau disaat bersama para
pembantu-pembantunya yang sedang bekerja secara bersama-sama maka
keagungan beliau juga tidak ada yang bisa menyamainya ( beliau Baginda Nabi
itu mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain ). Arti yang kedua ialah:
walaupun Baginda Nabi itu sedang sendirian tetapi seakan-akan beliau itu
bersama pasukan perang yang berjumlah banyak, karena haibah dan
keagungannya tidak ada yang bisa menyamai. Atau saat bertemu beliau sendirian
dijalan maka beliau itu seakan-akan bersama para sahabatnya yang banyak,
karena saking besarnya kewibawaan yang berada pada dirinya.

‫ُل‬ ‫َأ‬
‫َك ّنَم ا الُّلْؤ ُؤ اَلمكُنـــــْو ُن ِفْي َص َد ٍف ۞ ِمْن َّمْع ِد َن ْي َم ْن ِط ٍق ِم ْن ُه َو ُمْب َت َس ِم‬
Bagaikan mutiara yang tersimpan dalam kerangnya # Itulah yang keluar dari
ucapan dan senyuman Baginda Nabi.

Keterangan: Bait ini masih menerangkan kelanjutan sifat baginda nabi yang
diatas. Tetapi oleh si penyair penyerupaan didalam bait ini di balik ( yang disebut
dengan ‫ ) تشبيه مقلوب‬dan penyerupaan yang seperti ini, itu lebih jelas dan lebih kuat
dalam menyanjung. Karena dalam bait ini si penyair menyerupakan mutiara yang
tersimpan dalam kerangnya dengan sabda Baginda Nabi atau senyumannya.
Padahal aslinya yang diserupakan adalah sabda Baginda Nabi atau senyuman
beliau yang disamakan dengan mutiara yang tersimpan dalam keindahnya. Dan
hal semacam ini memberi isyarat bahwa karena sangat kuatnya letak
penyerupaan ( ‫ ) وجه الشبه‬dalam contoh diatas maka lafal yang semestinya menjadi
cabang ( ‫ ف**رع‬yaitu sabda dan senyuman Baginda Nabi ) itu berubah menjadi
pokok ( ‫ اصل‬yaitu sesuatu yang di serupai / ‫ ) مشبه به‬dan lafal yang semestinya
menjadi pokok ( ‫ اصل‬yaitu mutiara yang tersimpan dalam kerangnya ) itu menjadi
cabang ( ‫ فرع‬yaitu sesuatu yang di serupakan / ‫ ) مشبه‬karena ia lebih lemah dalam
kandungan penyerupaannya.

‫ْل‬ ‫ُط‬ ‫َأ ُظ‬


‫اَل ِط ْي َب َي ْع ِدُل ُتْر ًبا ُض َّم ْع َم ُه ۞ وَب ِلُم ْن َت ِش ٍق ِم ْن ُه َو ُم َت ِثِم‬
Tiada keharuman yang sebanding dengan tanah yang menyimpan jasad Baginda
Nabi # Betapa bahagianya orang yang bisa mencium dan mengecupnya.

40
Keterangan: Dan setelah penyair menyanjung Baginda Nabi saat beliau masih
hidup, maka dalam bait ini si penyair menyanjung beliau setelah wafatnya. Artinya
‫ طيب‬adalah segala sesuatu yang berbau wangi seperti minyak misik dan yang
lainnya. Adapun lafal ‫ طوبى‬adalah bentuk ‫ مصدر‬yang menempati posisinya ‫فع**ل‬,
asalnya yaitu ‫طاب‬. Jadi artinya bait ini adalah tiada keharuman ( wewangian )
apapun yang bisa membandingi bau wanginya tanah tempat bersemayam jasad
baginda nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬, ( sebab tanah itu menempel pada jasad yang
paling mulia nan harum atau wangi ‫َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك َق اَل َد َخ َل َع َلْي َن ا الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاَل‬
‫اي نام وقت القيلولة ِع ْن َد َن ا َفَع ِر َق َو َج اَء ْت ُأِّمي ِبَقاُروَر ٍة َف َج َع َلْت َت ْس ِلُت اْلَع َر َق ِفيَه ا َف اْس َت ْي َقَظ الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬
‫ َفَقاَل َي ا ُأَّم ُس َلْي ٍم َم ا َه َذ ا اَّلِذي َت ْص َن ِعيَن َق اَلْت َه َذ ا َع َر ُق َك َن ْج َع ُل ُه ِفي ِط يِبَن ا َو ُه َو ِمْن َأْط َيِب الِّط يِب‬Dari Anas bin
Malik berkata; Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬pernah berkunjung ke tempat kami. kemudian
beliau tidur sebentar ( Qailulah ) di rumah kami hingga berkeringat. Lalu Ibu saya
mengambil sebuah botol dan berupaya memasukkan keringat ‫رسول هللا صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬itu ke dalam botol tersebut. Tiba-tiba Baginda Nabi terjaga sambil berkata
kepada ibu saya; 'Hai Ummu Sulaim, apa yang kamu lakukan terhadap diriku? Ibu
saya menjawab; 'Ini keringat anda, kami mengambilnya untuk kami jadikan
( campurkan dengan ) wewangian kami.' keringat beliau merupakan salah satu
wewangian yang paling harum wanginya. Maka sangatlah beruntung serta amat
bahagia bagi siapapun yang bisa mencium atau mengolesi dirinya dengan
wewangian tersebut. Ada pula yang berpendapat bahwa makna ‫ طوبى‬itu adalah
nama sebuah pohon yang berada didalam surga, yang jika dihitung panjangnya itu
sama dengan orang yang berjalan kaki selama lima ratus tahun lamanya.

‫ في مولده عليه الصالة والسالم‬: ‫الفصل الرابع‬


Fasal yang keempat tentang kelahiran Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬

‫َأ‬
‫َب اَن َم ْو ِلُدُه َع ْن ِط ْيـــــِب ُع ْن ُصرِه ۞ َي ا ِط ْيـــَب ُمْب َت َد ٍإ ِم ْن ُه َو ُم ْخ َتَت ِم‬
Kelahiran Baginda Nabi itu menampakkan unsur kesuciannya # Wahai sosok yang
indah permulaan dan juga indah penghabisannya.

Keterangan: Disaat kelahiran baginda nabi tiba maka tampaklah beberapa ayat
atau pertanda yang menunjukkan unsur kesucian sosok yang paling mulia. Dari
arah keturunan bapak ataupun ibunya ( mulai dari Nabi adam ‫ علي**ه السالم‬dan
seterusnya ). Demikian pula dari segi akhlaknya. Syekh ja'far bin hasan al-barjanjy
berkata dalam kitabnya:
‫ َق َّلَد ْت َه ا ُنُجْو َمَه ا اْلَج ْو َز اُء‬# ‫َن َس ٌب َت ْح ِس ُب اْلُع اَل ِبُح اَل ُه‬
Nasab beliau Baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬itu terhitung nasab mulia # urutannya
bagaikan sekumpulan bintang kejora.
‫ أْن َت ِفْيِه اْلَي ِتْي َم ُة اْلَع ْص َم اُء‬# ‫َح َّب َذ ا ِع ْق ُد ُسْؤ َدٍد َو َفَخ اٍر‬
Ibarat lingkaran kalung mutiara yang indah nan megah # Engkau didalamnya
sangat berharga dan terpelihara.

41
‫ أَب اَء ُه اَأْلْم َج اَد َص ْو ًن ا اِل ْس ِمِه‬# ‫َح ِفَظ اِإْلٰل ُه َك َر اَم ًة ِلُم َح َّمٍد‬
‫ هللا‬telah memelihara kemuliaan Nabi ‫ محمد‬# terhadap bapak-bapaknya yang mulia,
demi memelihara namanya.
‫ ِمْن آَد َم َو ِإَلى َأِبْيِه َو ُأِّمِه‬# ‫َت َر ُك وا الِّس َفاَح َف َلْم ُيِص ْبُهْم َع اُرُه‬
Mereka tinggalkan perzinaan, maka mereka senantiasa tak tercela # Sejak Nabi
Ādam hingga ibu bapaknya.
Dan termasuk ayat pada waktu itu adalah dawuh ibunda baginda nabi yang
tercinta: ‫أنها قالت لقد أخذني الطلق وإني لوحيدة في المنزل وعبد المطلب في طوافه يوم االثنين فسمعت وجبة اي‬
‫سقطة هالتني ورأيت كأن حناح طير أبيض مسح فؤادي فذهب رعبي وكل وجع أجده وكنت عطشى فإذا بشربة بيضاء‬
‫ فش**ربتها فأصابني نور عال ( الى اخ**ر الح**ديث) وق**د ذكره بطوله القسطالني‬disaat aku ( sayyidah
aminah ‫ ) رضي هللا عنها‬menjelang kelahiran ( putraku ‫) محمد‬, sungguh aku sendirian
dirumah, sedang ‫ عبد المطلب‬melakukan towaf di ka'bah pada hari senin, lalu aku
mendengar sesuatu yang jatuh menimpaku, aku melihatnya seperti sayap seekor
burung yang berwarna putih sedang mengusap dadaku ( hatiku ), maka seketika
hilanglah rasa takut ( dan hawatirku ) dan semua sakit saat melahirkan yang aku
rasakan, aku haus pada waktu itu, lalu tiba-tiba ada seteguk minuman yang
berwarna putih, maka aku minum air putih itu, kemudian ada cahaya yang tinggi
( cahaya yang menjulang keatas ) ( sampai seterusnya, yang cerita tersebut yang
telah di tulis oleh imam ‫ القسطالني‬dengan sedemikian panjangnya akan tetapi disini
disingkat seperlunya saja ). Diantara riwayat yang menceritakan tentang ayat saat
baginda dilahirkan yaitu: datangnya sayyidah asiyah dan sayyidah maryam ‫رضي هللا‬
‫ عنهما‬yang keduanya menjadi bidan pembantu dalam kelahiran beliau. Menurut
para ulama ayat-ayat itu disebut dengan ‫ ارهاص‬yaitu tanda tanda permulaan akan
datangnya nabi akhir zaman.

‫ُل ْل‬ ‫ُأ‬ ‫َأ‬


‫َي ْو ٌم َتَف َّر َس ِفْيـــــــــــِه الُفْر ُس ّنُهُم ۞ َقْد ْن ِذُروا ِبُح وِل ا ُبْؤ ِس َو الّنَقِم‬
Hari kelahiran Baginda Nabi adalah hari yang telah di ramal oleh orang-orang
persia # Sungguh mereka diberi rasa takut akan datangnya bencana dan siksa.

Keterangan: Arti kata ‫ الف**رس‬adalah penduduk kerajaan persi, ibadah mereka


adalah menyembah api setelah kitab ajaran dari nabi mereka di cabut, sebab
mereka banyak ( suka ) merubah isi kitab tersebut. Mereka disebut dengan ‫الفرس‬
karena saudara mereka banyak ( jumlahnya sekitar sebelas orang lebih ) dan
semuanya pemberani serta ahli menunggang kuda. Para penduduk persi itu diberi
tahu ( lewat raja beserta pemerintahannya ) oleh ahli nujum atau perdukunan
masa itu bahwa sebentar lagi akan ada utusan istimewa yang akan membawa
malapetaka ( bencana dan siksaan ) bagi mereka. Dan digambarkan dalam
sebuah riwayat ‫َو َك اَن ِهَر ْق ُل َح َّز اًء َي ْن ُظ ُر ِفي الُّن ُجوِم َفَقاَل َلُهْم ِحيَن َس َأُلوُه ِإِّن ي َر َأْي ُت الَّلْي َلَة ِحيَن َن َظ ْر ُت ِفي الُّن ُجوِم‬
‫َمِلَك اْلِخ َت اِن َقْد َظ َهَر َفَم ْن َي ْخ َت ِتُن ِمْن َهِذِه اُأْلَّم ِة َق اُلوا َلْي َس َي ْخ َت ِتُن ِإاَّل اْلَي ُه وُد َف اَل ُيِه َّم َّن َك َش ْأُنُهْم َو اْك ُتْب ِإَلى َم َد اِيِن ُم ْلِك َك‬
‫َف َي ْقُتُلوا َم ْن ِفيِه ْم ِمْن اْلَيُهوِد َفَب ْي َن َم ا ُه ْم َع َلى َأْم ِر ِه ْم ُأِتَي ِهَر ْق ُل ِبَر ُج ٍل َأْر َس َل ِبِه َم ِلُك َغَّساَن ُيْخ ِبُر َع ْن َخ َب ِر َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى‬
‫ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َف َلَّما اْس َت ْخ َبَر ُه ِهَر ْق ُل َق اَل اْذ َه ُب وا َف اْن ُظ ُروا َأُم ْخ َت ِتٌن ُه َو َأْم اَل َفَن َظ ُروا ِإَلْي ِه َف َح َّد ُثوُه َأَّن ُه ُم ْخ َت ِتٌن َو َس َأَلُه َع ْن‬
‫اْلَع َر ِب َفَقاَل ُه ْم َي ْخ َت ِتُنوَن َفَقاَل ِهَر ْق ُل َه َذ ا ُم ْلُك َهِذِه اُأْلَّمِة َقْد َظ َهَر ُثَّم َكَت َب ِهَر ْق ُل ِإَلى َص اِحٍب َلُه ِبُروِمَي َة َو َك اَن َن ِظ يَر ُه ِفي‬

42
‫اْلِع ْلِم َو َس اَر ِهَر ْق ُل ِإَلى ِحْم َص َف َلْم َي ِر ْم ِحْم َص َح َّت ى َأَت اُه ِك َت اٌب ِمْن َصاِح ِبِه ُيَو اِفُق َر ْأَي ِهَر ْق َل َع َلى ُخ ُروِج الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا‬
‫ِّل ُث َّط‬ ‫ُث َأ َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَمَو َّن ُه َن ِبٌّي َف ِذَن ِهَر ْق ُل ِلُع َظ َم اِء الُّر وِم ِفي َد ْس َك َر ٍة َلُه ِبِحْم َص َّم َمَر ِب ْب َو اِبَه ا َفُغ َقْت َّم ا َلَع َفَقاَل َي ا َم ْع َش َر الُّر وِم‬
‫َه ْل َلُك ْم ِفي اْلَفاَل ِح َو الُّر ْش ِد َو َأْن َي ْث ُبَت ُم ْلُكُك ْم َف ُتَب اِيُعوا َه َذ ا الَّن ِبَّي َفَح اُصوا َح ْي َص َة ُحُم ِر اْل َو ْح ِش ِإَلى اَأْلْب َو اِب َف َو َج ُدوَه ا َق ْد‬
‫ُغ ِّلَقْت َف َلَّما َر َأى ِهَر ْق ُل َن ْف َر َت ُهْم َو َأِيَس ِمْن اِإْليَم اِن َق اَل ُرُّدوُه ْم َع َلَّي َو َق اَل ِإِّن ي ُقْلُت َم َقاَلِتي آِنًفا َأْخ َت ِبُر ِبَه ا ِش َّدَت ُك ْم َع َلى ِديِنُك ْم‬
‫َفَقْد َر َأْي ُت َفَس َج ُدوا َلُه َو َر ُضوا َع ْن ُه َفَك اَن َذ ِل َك آِخ َر َش ْأِن ِهَر ْق َل َر َو اُه َص اِلُح ْبُن َك ْي َس اَن َو ُي وُنُس َو َم ْع َم ٌر َع ْن الُّز ْه ِر ِّي‬
Heraclius adalah seorang ahli nujum yang selalu memperhatikan perjalanan
bintang-bintang. Dia pernah berkata kepada para pendeta yang bertanya
kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan bintang-
bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang di
khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi,
janganlah anda risau karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh
negeri dalam kerajaan anda, supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut di
bunuh." Ketika itu di hadapakan kepada Heraclius seorang utusan raja Bani
Ghasssan untuk menceritakan perihal ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬, setelah orang itu
selesai bercerita, lalu Heraclius memerintahkan agar dia diperiksa, apakah dia
berkhitan ataukah tidak. Seusai di periksa, ternyata memang dia berkhitan. Lalu di
beritahukan orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang tersebut
tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak?" Dia
menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata; 'inilah raja
ummat, sesungguhnya dia telah terlahir." Kemudian heraclisu berkirim surat
kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan Heraclisus
(untuk menceritakan perihal kelahiran Nabi ‫) محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Sementara itu, ia
meneruskan perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha,
balasan surat dari sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu
menyetujui pendapat Heraclius bahwa ‫ محمد‬telah lahir dan bahwa beliau memang
seorang Nabi. Heraclius lalu mengundang para pembesar Roma supaya datang
ke tempatnya di Himsha, setelah semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius
memerintahkan supaya mengunci semua pintu. Kemudian dia berkata; 'Wahai
bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan kemajuan yang
gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau,
akuilah ‫ محمد‬sebagai Nabi!. Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai
liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian,
Heraclius menjadi putus harapannya agar mereka beriman ( percaya kepada
kenabian ‫) محمد‬. Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya
masing-masing seraya berkata; "Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan
saya tadi itu hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya
telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius dan mereka
senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َو َب اَت ِإْي َو اُن ِكْس ٰر ى َو ُه َو ُم ْن َصِد ٌع ۞ كَش ْم ِل ْص َح اِب ِكْس ٰر ى َغ ْي َر ُم َت ِئِم‬
Saat ( lahirnya beliau ) istana kisro hancur terbelah # Seperti terbelahnya sahabat
sahabat kisro yang takkan pernah sembuh.

43
Keterangan: Sebutan kisro ( kaisar ) adalah julukan untuk semua raja persi. Yaitu
raja yang dari keturunan anu syarwan bin qubbad bin fairuz. Artinya ‫ ايوان‬adalah
bangunan utama yang menjadi pusat kerajaan. ‫ ايوان‬raja kisro itu ketebalannya
mencapai 150 dziro' dalam semua bagunannya. Menaranya berjumlah 22 yang
menjulang tinggi dengan ukuran 15 dziro'. Dan membutuhkan waktu selama 20
tahun dalam menyelesaikan pembangunannya. Sehingga melihat kemegahan dan
kokohnya bangunan tersebut maka seakan konstruksi itu tidak akan bisa runtuh
sama sekali ( kecuali guncangan kiamat ). Tetapi bangunan semegah itu akhirnya
14 diantaranya itu runtuh disaat kelahiran baginda nabi ‫محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬
( sebagaimana riwayat yang ada ). Keruntuhan itu juga menunjukkan jumlah raja
atau ratu yang berkuasa di sana, yakni 12 raja laki-laki dan 2 ratu perempuan di
jangka waktu 24 tahun lamanya. Dan setelah itu kerjaannya runtuh total saat
tunduk kepada kholifah sayyidina utsman ‫ رض**ي هللا عنه‬. Mengapa tidak semua
bagunannya yang runtuh? Agar bisa menjadi pertimbangan dan pelajaran
sekaligus bukti dari ‫ ارهاص‬nya Baginda Nabi bagi orang-orang yang melihatnya.
Bahkan tidak hanya itu yang runtuh, melainkan perserikatan ( tali persahabatan )
diantara mereka juga terpecah belah. Dulu beberapa daerah kecil yang menjadi
bagian dari kekuasaan raja kisro itu tiba-tiba melepaskan diri dari wilayah mereka,
dengan memproklamirkan diri sebagai kerajaan sendiri ( setelah kejadian itu ).
Pasukan kerajaan kisro dulu itu sangat kuat karena saking banyaknya, tetapi
kemudian tercerai berai sebab masing-masing menarik diri ( setelah negaranya
terpecah belah ).

‫َأ‬ ‫َأْل‬
‫َو الّناُر َخ اِمَد ُة ا ْن َفاِس ِمْن َس ٍف ۞ َع َلْيِه َو الَّن ْهُر َس اِهْي الَع ْي َن ِمْن َس َد ِم‬
Api sesembahan orang persi padam kkarena duka yang mencekam # Sungai
eufrat tak mengalir karena kesedihan yang amat dalam.

Keterangan: ‫ ال‬dalam lafal ‫ النار‬dan lafal ‫ النهر‬adalah ‫ ال للعهد الذهني‬yaitu ‫ ال‬yang


menunjukkan sesuatu yang telah di ketahui ( didalam hati ). Jadi yang di maksud
dengan ‫ النار‬adalah api yang menjadi tempat pemujaan ( sesembahan ) orang-
orang persi pada waktu itu. Padahal warganya itu sering kali merawat api tersebut,
sehingga ( menurut sebagian riwayat ) apinya tidak pernah padam selama dua
ribu tahun lamanya. Sedangkan arti ‫ خامدة االنفاس‬adalah padamnya itu tidak padam
total. Yang padam hanya nyala api tersebut, sebab bara api ( abu arangnya ) yang
di bawah itu masih sangat panas ( dan itulah yang menjadi sebuah keanehan ).
Adapun yang dimaksud dengan ‫ النهر‬adalah sungai eufrat yang menjadi sumber
kehidupan mereka. Sungai Eufrat merupakan sungai terpanjang di kawasan Asia
Barat yang memiliki peran penting dalam sejarah manusia. Air Sungai Eufrat
bersumber dari wilayah timur Turki, mengalir melintasi Suriah dan Irak dan
bermuara di Teluk Persia. Dan padamnya api sesembahan serta keringnya sungai
eufrat itu sebagai bentuk kesedihan atas hancurnya kerajaan kisro yang mereka

44
banggakan. Atau padam dan keringnya tersebut karena ‫ ارهاص‬nya baginda nabi
‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬.

‫َو َس آَء َس اَو َة َأْن َغاَض ْت ُبَح ْي َر ُتَه ا ۞ َو ُرَّد َو اِر ُد َه ا ِبالَغ ْيِظ ِحْي َن َظ ِمْي‬
Penduduk negeri ‫ سأوة‬resah saat tahu danaunya kering # Pengambil air kembali
dengan tangan hampa dan kecewa saat terjerat rasa dahaga.

Keterangan: ‫ سأوة‬adalah salah satu nama kota di kerajaan persi. Sedangkan arti
‫ بخ**يرة‬adalah telaga atau danau yang besar yang menjadi salah satu sumber
ekonomi dan kehidupan bagi warga sekitar kota tersebut. Disana ada kapal-kapal
besar yang biasa mengangkut hasil bumi dan kebutuhan pokok mereka, untuk di
perdagangkan dengan kota atau daerah sekitar danau tersebut. Dan di sekitarnya
juga terdapat beberapa gereja yang menggantungkan kebutuhannya kepada
danau tersebut. Tanpa terkecuali para pendatang atau pelancong yang sengaja
ingin menikmati keindahan danau tersebut. Sehingga semuanya merasa kecewa
dengan kejadian aneh yang tidak pernah terjadi sebelumnya sama sekali. Yakni
air danau tersebut kering yang mengakibatkan semua ekonomi lumpuh,
kekeringan dan keharusan yang tidak bisa terhindarkan. Dan juga banyak
bangunan ( termasuk gereja ) yang roboh sebab tak terurus karena ditinggal oleh
penghuninya untuk mencari kehidupan yang lebih layak. Itu semua bukanlah
adzab atau siksaan dari yang Maha kuasa untuk hamba-hambanya, tetapi
sebagaimana alasan diatas, bahkan itu adalah bentuk pelajaran sekaligus
renungan bagi hamba-hambanya ( khususnya di wilayah tersebut ) untuk kembali
ajaran agama yang benar. Mungkin kejadian itu disebabkan oleh ulah hamba-
hambanya yang sudah jauh meninggalkan aturan agama yang sesungguhnya,
( dalam ekonomi, dalam beribadah yang mungkin sering diabaikan, transaksi jual
beli yang merugikan orang lain dan lain sebagainya ). ‫َظ َهَر ٱْلَفَس اُد ِفى ٱْلَب ِّر َو ٱْلَب ْح ِر ِبَم ا َك َس َب ْت‬
‫ َأْيِدى ٱلَّن اِس ِلُيِذيَقُهم َب ْع َض ٱَّلِذى َعِم ُل و۟ا َلَع َّلُهْم َي ْر ِج ُع وَن‬Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ‫ هللا‬merasakan kepada
mereka sebahagian dari ( akibat ) perbuatan mereka sendiri, agar mereka kembali
( ke jalan yang benar ).

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َك َّن ِبالّناِر َم ا ِبا َم ـــــآِء ِمْن َب َلٍل ۞ ُح ْز ًن ا َو ِبالَم آِء َم ا ِبالّناِر ِمْن َض َر ِم‬
Seakan-akan pada api nan membara terdapat air danau ‫ سأوة‬karena duka # Dan
pada air danau ‫ سأوة‬nan sejuk terdapat api yang membakar.

Keterangan: Sungguh api yang padam pada malam itu, seolah-olah padam sebab
terguyur air danau tersebut. Demikian pula dengan air danau ‫ سأوة‬yang tiba-tiba
menjadi kering, seakan-akan terkena panasnya api yang begitu membakar dan
menyala beribu-ribu tahun lamanya. Jadi seakan-akan keduanya itu saling
berpindah satu dengan yang lainnya. Itu merupakan gambaran kesedihan orang-
orang yang berada di sana sebab kehancuran kerajaan mereka serta bercerai

45
berainya kekuatan mereka. Makna seperti ini jika yang dikehendaki dari lafal ‫النار‬
dan ‫ الماء‬dalam bait ini adalah penduduk yang berada di kawasan tersebut, seperti
gambaran ayat ‫ واسأل القري*ة‬tanyakanlah kepada penduduk desa. Akan tetapi jika
yang dikehendaki dari ‫ النار‬dan ‫ الماء‬adalah makna asli lafal tersebut, maka artinya
adalah api itu merasa susah karena padam dan tidak bisa dibuat
menyalakanmenyalakan kembali, dan air itu juga merasa sedih karena ia kering
tidak bisa mengalir untuk memberi kehidupan kepada makhluk hidup yang berada
di sekitarnya. Dalam bait ini si penyair menggunakan kata ‫ البلل‬yang artinya adalah
basah, tidak menggunakan kata ‫ البرودة‬yang artinya adalah dingin, padahal
keduanya ( ‫ البلل‬dan ‫ ) البرودة‬adalah sifat air, sama seperti dalam mensifati api,
beliau si penyair menggunakan kata ‫ ض****رم‬yang artinya menyala, tidak
menggunakan kata ‫ الحرارة‬yang artinya adalah panas, padahal keduanya juga sifat
api. Karena kata ‫ البلل‬dan ‫ ضرم‬itu bisa mengeluarkan hakikat masing-masing air
dan api, berbeda dengan sifat ‫ البرودة‬dan ‫الحرارة‬.

‫ْظ‬ ‫ْل‬ ‫ٌة‬ ‫َأْل‬ ‫ْل‬


‫َو ا ِج ُّن َت ْهِتُف َو ا ْن َو اُر َس اِط ُعـــــــــ ۞ َو ا َح ُّق َي َه ُر ِمْن َّمْع ًن ى َو ِمْن َك ِلــــِم‬
Para jin menjerit ketakutan, sementara cahaya membumbung tinggi ke angkasa #
Kebenaran tampak nyata dari makna maupun beberapa kata.

Keterangan: Ada beberapa pendapat tentang hakikat jin. Siapakah sebenarnya jin
itu? Pertama: ada yang mengatakan jin itu anak keturunan dari iblis
( sebagaimana manusia itu keturunan dari nabi adam ‫) عليه السالم‬. Kedua: jin itu
keturunan ‫ ابو الجان‬/ bapak-bapaknya para jin, sebagaimana iblis keturunan dari ‫ابو‬
‫ الش**ياطين‬/ bapak-bapaknya para syetan. Adapun makna ‫ ه**اتف‬/ ‫ تهتف‬adalah suara
yang halus. Jadi disaat kelahiran Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬itu tiba, maka
para jin dan seluruh antek-anteknya itu berlarian ke puncak gunung yang sepi, ke
bawah lembah yang sunyi sambil menjerit disertai gemetar yang hebat karena
ketakutan. Mereka melaporkan kepada pimpinan-pimpinannya ( yang sebetulnya
mereka lebih tahu tentang hal itu ) atas beberapa keanehan yang terjadi saat itu.
Sebab disaat Baginda Nabi itu di lahirkan maka keularlah cahaya yang terang
benderang menyinari seluruh alam ( padahal waktu itu adalah waktu malam yang
mendekati subuh atau dini hari ). Sayyidah aminah ‫ ( رضي هللا عنها‬ibunda Baginda
Nabi ) berkata: ‫ لما ولدته خرج من فرجي نور أضاء له قصور الشام فولدته نظيفا ما به ق**ذر‬disaat aku
melahirkan bayiku ( ‫ ) محمد‬maka keluarlah dari farjiku cahaya ( yang menjulang
tinggi keatas ) hingga cahaya itu mampu menerangi istana di Syam. Aku
melahirkannya dengan kondisi bersih tanpa ada kotoran sama sekali. Sehingga
paman baginda nabi ‫ العباس‬berkata dalam bait syairnya:
‫ رض وضاءت بنورك االفق‬- ‫وانت لما ولدت أشرقت اال‬
Saat engkau dilahirkan di bumi # dan menjadi cerah seluruh jagad raya sebab
cahayamu
‫ ور وسبل الرشاد تحترق‬- ‫فنحن في ذلك الضياء في الن‬

46
Maka kita sebab cahaya itu selalu dalam keadaan terang benderang # dan
beberapa jalan kebenaran yang terlampaui.

‫ُة‬ ‫ْل‬
‫َع ُمْو ا َو َص ُّموا َف ِإْع اَل ُن ا َب َش اِئِر َلْم ۞ ُتْس َم ْع َو َب ــــــاِر َق ْاإِل ْنَذ اِر َلْم ُتَش ِم‬
Mereka itu buta dan tuli tak dengar hingga kabar gembira tiada didengar # Begitu
juga kilatan peringatan yang tidak mereka hiraukan.

Keterangan: Bait ini seakan menjadi sebuah jawaban dari pertanyaan yang
tersimpan, takdirannya yaitu: Ketika kebenaran telah tampak terang benderang
dari makna maupun kata, mengapa mereka ( orang-orang kafir ) itu masih
mengingkari dan menyangsikan kenabiannya Baginda Nabi? Karena mereka buta
dan tuli atas kebenaran yang sejati, ‫َم َثُلُهْم َك َم َث ِل ٱَّلِذى ٱْس َت ْو َق َد َن اًر ا َف َلَّمٓا َأَض ٓاَء ْت َم ا َح ْو َلُهۥ َذ َهَب ٱُهَّلل‬
‫ ِبُن وِر ِه ْم َو َت َر َك ُهْم ِفى ُظ ُلَٰم ٍت اَّل ُيْبِص ُروَن‬Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang
menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya ‫ هللا‬hilangkan
cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan,
tidak dapat melihat apapun. ‫ ُص ٌّۢم ُبْك ٌم ُعْم ٌى َفُهْم اَل َي ْر ِج ُعوَن‬Mereka itu tuli, bisu dan buta,
maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Mereka melihat
Baginda Nabi tetapi mereka tidak bisa mengambil manfaat darinya. Mereka
mendengar di utusnya Baginda Nabi tetapi teinga mereka tuli tidak bisa
menerimanya. Mulut mereka seakan terkunci untuk mengucapkan kata-kata iman.
Hatinya tertutupi untuk mengakui kenabiannya Baginda Nabi. Beberapa bukti yang
sangat jelas tidak bisa berpengaruh apa-apa atas pendirian mereka. Bahkan
peringatan yang bagai kilatpun tidak mereka hiraukan. ( ‫نعود ثم نعود باهلل من ذلك اللهم اهدنا‬
‫) كمال المتابعة له صلى هللا علي*ه وسلم ظ**اهرًا وباطنا امين‬. Gambaran mereka juga seperti ayat
setelahnya ‫َأْو َك َص ِّيٍب ِمَن الَّسَم اِء ِفي*ِه ُظُلَم اٌت َو َر ْع ٌد َو َب ْر ٌق َي ْج َع ُل وَن َأَص اِبَع ُهْم ِفي آَذ اِنِه ْم ِمَن الَّص َو اِع ِق َح َذ َر‬
‫ اْلَم ْو ِتۚ َو ُهَّللا ُمِحي*ٌط ِباْلَك اِفِر يَن‬atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan
anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan ‫هللا‬
meliputi orang-orang yang kafir. ‫َي َكاُد ٱْلَب ْر ُق َي ْخ َط ُف َأْب َٰص َر ُه ْم ۖ ُكَّلَم ٓا َأَض ٓاَء َلُهم َّم َش ْو ۟ا ِفيِه َو ِإَذ ٓا َأْظ َلَم َع َلْي ِه ْم‬
‫َأ‬ ‫۟ا‬
‫ َق اُمو ۚ َو َل ْو َش ٓاَء ٱُهَّلل َل َذ َهَب ِبَس ْم ِع ِه ْم َو ْب َٰص ِر ِه ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َع َلٰى ُك ِّل َش ْى ٍۢء َق ِديٌۭر‬Hampir saja kilat itu
menyambar penglihatan mereka. Setiap kali ( kilat itu ) menyinari, mereka berjalan
di bawah ( sinar ) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti.
Sekiranya ‫ هللا‬menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sungguh ‫ هللا‬Mahakuasa atas segala sesuatu.

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأْل‬ ‫َأ‬


‫ِمْن َب ْع ِد َم ا ْخ َبَر ا ْق َو اَم َك اِه ُنُهْم ۞ ِب ّن ِدْي َن ُهُم ا ُم َع َّو ُج َلْم َي ُقـــــــِم‬
Setelah mereka mendapatkan kabar dari para dukun saat itu # Bahwa agama
mereka yang melenceng itu tidak akan bertahan lama lagi.

Keterangan: Bait ini berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan dengan bait
sebelumnya. Karena pendahuluannya menggunakan huruf jer ‫ من بع**د… الخ‬yang
harus mempunyai ‫ تلعق‬artinya lafal yang di sandari yaitu lafal dari bait diatasnya

47
‫عموا وصموا‬. Jadi bait ini menguatkan betapa jeleknya orang yang telah
mendapatkan bukti yang kuat dan peringatan yang jelas tetapi tidak mau
menerima. Yaitu para dukun yang telah memberi kabar akan datangnya Nabi akhir
zaman dengan beberapa ciri yang disebutkan. Dari mana para dukun itu tahu?
Dari jin atau syetan yang mencuri informasi dari langit, sebagaimana riwayat
‫َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ٌد َح َّد َث َن ا اْبُن َأِبي َم ْر َي َم َأْخ َبَر َن ا الَّلْي ُث َح َّد َث َن ا اْبُن َأِبي َج ْع َف ٍر َع ْن ُم َح َّمِد ْب ِن َع ْبِد الَّر ْح َم ِن َع ْن ُعْر َو َة ْب ِن الُّز َب ْي ِر َع ْن‬
‫َعاِئَش َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْن َه ا َز ْو ِج الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَّن َه ا َسِمَع ْت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َي ُق وُل ِإَّن اْلَم اَل ِئَك َة‬
‫َت ْن ِز ُل ِفي اْلَع َن اِن َو ُه َو الَّسَح اُب َفَت ْذ ُك ُر اَأْلْم َر ُقِض َي ِفي الَّس َم اِء َفَت ْس َت ِر ُق الَّش َياِط يُن الَّس ْم َع َفَت ْس َم ُعُه َف ُتوِحي*ِه ِإَلى اْلُك َّه اِن‬
‫ َف َي ْك ِذُبوَن َمَعَه ا ِم اَئ َة َك ْذ َب ٍة ِمْن ِع ْن ِد َأْنُفِس ِه ْم‬Telah bercerita kepada kami ‫ محمد‬telah bercerita
kepada kami ‫ إبن أبي مريم‬telah mengabarkan kepada kami ‫ الليث‬telah bercerita
kepada kami ‫ إبن أبي جعفر‬dari ‫ محمد بن عبد الرحمن‬dari ‫ عروة بن الزبير‬dari ‫عائشة رضي هللا عنها‬
istri Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي***ه وسلم‬dia mendengar ‫ رسول هللا‬bersabda:
"Sesungguhnya malaikat-malaikat turun pada ‫ العنان‬, yaitu awan lalu mereka
menyebutkan perkara-perkara ( yang akan terjadi ) di langit, lalu syetan-syetan
mencuri pendengaran hingga mereka dapat mendengarnya lalu mereka
membisikkannya kepada para dukun, dan setan-setan itu membuat seratus
kedustaan yang mereka selipkan dalam berita yang disampaikannya, yang
berasal dari inisiatif mereka sendiri.
Definisi ‫ كاهن‬atau dukun yaitu ‫ من يخبر عن المغيبات الماضية او المستقبلة‬orang yang memberi
kabar tentang beberapa perkara gaib yang telah terjadi ataupun belum terjadi
( dengan tanpa dasar yang benar ).
Arti ‫ دينهم‬adalah jalan hidup yang mereka pilih / tempuh ( dalam bentuk ritual
agama ) yang mereka ciptakan sendiri tanpa dasar wahyu yang benar.

‫َأْل‬ ‫ُأْل‬
‫َو َب ْع َد َم ا َع اَي ُنْو ا ِفْي ا ُفِق ِمْن ُشُهٍب ۞ ُم ْن َقَّضٍة َّو ْف َق َم ا ِفْي ا ْر ِض ِمْن َص َن ِم‬
Dan setelah mereka menyaksikan bintang-bintang di ufuk berjatuhan # bersamaan
itu pula di bumi ada berhala-berhala yang runtuh bergelimpangan.

Keterangan: Arti ufuk secara bahasa adalah cakrawala atau horizon. Sedangkan
arti ufuk yang dikehendaki disini adalah beberapa ujung langit yang kelihatannya
menempel di bumi. Adapun makna ‫ ش**هب‬adalah beberapa cahaya yang mirip
dengan percikan api yang terang, ( sebetulnya makna ‫ شهب‬itu berbeda dengan ‫النجم‬
atau bintang, tetapi untuk memudahkan pemahaman didalam bait ini maka arti
tersebut itu dipinjam, dan hal seperti itu adalah sesuatu yang sering dilakukan oleh
orang Arab ). Jadi seakan-akan percikan api yang bentuknya seperti bintang
bersinar itu telah menghantam syetan dan sekutunya untuk mencuri informasi dari
para malaikat di waktu malam kelahiran baginda nabi ‫محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬.
Sebagaimana riwayat ‫ان الشياطين كانوا يسترقون السمع من السموات كلها فلما ولد عيسى علي**ه السالم‬
‫منعوا من ثالث سموات بسقوط الشهب عليهم ولما ولد صلى هللا عليه وسلم زيد في حراسة السماء فمنع**وا من سائرها‬
‫بسقوط الشهب عليهم بكثرة لكن كانوا يقعدون في مقاعد قريبة من السماء بحيث يسمعون صريف االقالم اي صوت‬
‫اقالم المالئكة التي تكتب ما يق**ع في الع**الم ولما بعث صلى هللا علي**ه وسلم منع**وا من ذلك بالش**هب ايض**ًا‬
sesungguhnya para syetan itu telah mencuri informasi dari langit pertama sampai

48
langit terakhir. Lalu ketika nabi isa ‫ عليه السالم‬di lahirkan maka mereka di cegah dari
langit ketiga dengan lemparan bola api yang mengenai mereka. Dan ketika
baginda nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬di lahirkan maka penjagaan terhadap langit di
tingkatkan, para syetan di cegah untuk mencari informasi sampai di seluruh langit
yang ada dengan lemparan bola api yang lebih banyak. Tetapi mereka duduk di
tempat yang terdekat dengan langit untuk mendengarkan gerakan kolam atau pen
yang di tulis oleh para malaikat guna mencatat semua yang terjadi di alam
semesta. Dan setelah Baginda Nabi di utus menjadi rosul, mereka juga di cegah
dengan bola api yang sama banyaknya. Seperti gambaran ayat ‫َو َأَّنا ُكَّنا َن ْق ُعُد ِم ْن َه ا َم َٰق ِعَد‬
‫ ِللَّس ْم ِع ۖ َفَم ن َي ْس َت ِم ِع ٱْل َء اَن َي ِج ْد َلُهۥ ِش َه اًبا َّر َص ًد ا‬Dan sesungguhnya kami dahulu dapat
menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan ( berita-
beritanya ). Tetapi sekarang barangsiapa yang ( mencoba ) mendengar-
dengarkan ( seperti itu ) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai ( untuk
membakarnya ).
Kondisi yang sama juga terjadi di bumi yaitu bergelimpangannya aneka macam
berhala yang menjadi sesembahan orang musyrik saat lahirnya baginda nabi ‫محمد‬
‫صلى هللا عليه وسلم‬.

‫ْث‬ ‫ْل‬
‫َح َّت ى َغَد ا َع ْن َط ِر يِق ا َو ْح ِي ُم ْن َه ِز ٍم ۞ ِمَن الَّش َياِط ْي َن َي ْق ُف ِإ َر ُم ْن َه ِز ِم‬
Hingga syetan itu berlarian dari pintu langit yang menjadi jalan wahyu # Mereka
berlarian mengikuti syetan sebelumnya yang telah lari.

Keterangan: Bola api yang berjumlah banyak itu tidak henti-hentinya menghantam
syetan yang ingin naik ke atas langit guna mencari informasi. Sehingga para
syetan itu lari terbirit birit karena takut terkena lemparan bola api tersebut. Mereka
berlarian tunggang langgang sebab saling bergantian untuk mencuri informasi
tersebut.

‫َك َأَّن ُهْم َهَر ًبا َأْب َط اُل َأْب َر َه ـــــــــــــــــــــٍة ۞ َأْو َع ْس َك ٌر ِباَلَح ٰص ى ِمْن َر اَح َت ْيِه ُرِمْي‬
Seakan mereka berlarian laksana berlariannya pasukan raja abrahah # atau
( laksana berlariannya ) pasukan yang di hujani kerikil oleh tangan Baginda Nabi.

Keterangan: Makna abrahah dari segi bahasa adalah orang yang berwajah putih
( bisa di artikan juga sebagai laki-laki yang tampan ). Yang dikehendaki disini
adalah seorang raja dari yaman yang mempunyai pasukan yang sangat kuat dan
banyak, diantaranya adalah pasukan yang naik gajah sehingga disebut dengan
pasukan gajah. Cerita pasukan gajah itu telah diterangkan dalam alquran surat al-
fiil. Secara ringkas cerita tersebut yaitu: Saat raja abrahah melihat banyak
manusia yang mempersiapkan diri di musim haji untuk pergi ke mekkah guna
menjalankan ibadah haji, maka hati raja abrahah bergerak untuk membuat
bagunan yang bisa menandingi ka'bah. Hingga dia akhirnya berlagak sombong
( sebab dia menganggap bahwa yang di kunjungi orang-orang di mekkah atau

49
ka'bah itu hanyalah sebuah batu. Tanpa dia tahu latar belakang, filosofi dan
makna yang terkandung dari ibadah haji tersebut ). Lalu Raja abrahah berkata:
Aku akan membangun untuk kalian bangunan yang lebih baik dari pada ka'bah
tersebut. Lalu dia membangun sebuah gereja yang berbahan marmer berwarna
hitam, merah, kuning / oren, dan dihiasi dengan emas perak serta berbagai
mutiara yang indah. Tujuannya ialah agar orang-orang itu cukup untuk datang ke
gereja tersebut, tanpa perlu pergi jauh ke mekkah atau ka'bah untuk ibadah haji.
Bahkan dia berani secara terang-terangan melarang orang-orang untuk
melakukan ibadah tersebut. Akhirnya penduduk mekkah-pun mendengar berita itu
( larangan berhaji dari raja abrahah sebab sudah ada bangunan gereja yang
baik ). Kemudian ada seorang laki-laki dari Bani Kinanah yang marah dan pergi
kesana secara diam-diam hanya untuk berak di gereja tersebut dan mengotori
kiblatnya dengan kotoran dia. Sebab dia punya keyakinan bahwa yang dia
lakukan di gereja tersebut tidak akan berpengaruh jelek apapun ( kata orang jawa:
tidak akan malati atau kualat ). Setelah kejadian itu maka raja abrahah marah
besar. Dan bersumpah akan merobohkan ka'bah seluruhnya. Dia mengirim surat
kepada raja najasi ( sekutunya ) untuk mengirimkan pasukan gajah. Lalu dia
berangkat ke mekkah membawa enam puluh ribu pasukan. Setelah raja abrahah
sampai di daerah mugommas ( ‫ ) مغمس‬dia menyuruh seorang laki-laki untuk masuk
ke kota makkah duluan guna menaklukkan penduduknya dengan mengambil harta
mereka ( termasuk hewan piaraan seperti kambing, onta dan lain sebagainya ).
Sebetulnya penduduk makkah saat melihat kejadian tersebut mereka ingin
melawan ( sebagai bukti cinta tanah air ), tetapi dengan melihat kekuatan yang
tidak seimbang sama sekali, maka mereka mengurungkan niat tersebut. Dan
keanehan pun terjadi, ( saat raja abrahah melihat penduduk makkah telah
menyerah, maka dia ingin memasuki kotanya ). Tiba-tiba onta yang di tunggangi
raja abrahah ( nama ontanya mahmud ) itu berlutut tidak mau berdiri dan berjalan
masuk ke Makkah. Maka onta itupun di pukuli terus menerus sampai di pukul
kepalanya juga, namun onta tersebut tetap tidak mau berdiri dan berjalan. Saat di
hadapkan ke makkah ia berbelok, tetapi saat di hadapkan ke arah selain makkah
maka onta tersebut mau berdiri dan berjalan ( hal seperti itu telah dicoba berulang
kali ). Maka akhirnya ‫ هللا‬mengutus beribu-ribu burung ababil yang masing-masing
burung membawa tiga kerikil panas di paruh dan kedua kakinya untuk di jatuhkan
diatas kepada pasukan gajah itu. Melihat hal yang ganjil itu pasukan gajah
berlarian kesana kemari. Bahkan akhirnya mereka bergelimpangan terkena kerikil
panas tersebut ( padahal mereka telah menggunakan helm baja yang tahan
terhadap benda paling tajam sekalipun atau peluru ). Kerikil itu jatuh tepat
mengenai kepala dan langsung tembus ke dubur mereka. Mereka semua mati,
lalu jasadnya menjadi santapan burung-burung serta bintang-bintang buas sampai
tak tersisa agar tidak menimbulkan bau dan penyakit yang baru.
Jadi arti bait ini adalah: Berlariannya para syetan itu seperti berlariannya pasukan
gajah yang di pimpin oleh raja abrahah saat ingin menghancurkan Ka'bah. Atau

50
berlariannya para syetan itu seperti berlariannya pasukan yang di hujani kerikil
oleh Baginda Nabi saat perang badar. Yang di gambarkan dalam sebuah ayat ‫َو َم ا‬
‫ َر َم ْيَت ِإْذ َر َم ْيَت َو َٰل ِكَّن َهَّللا َر َم ٰى‬dan bukan kamu yang melempar ( kerikil ) ketika kamu
sedang melempar, tetapi ‫ هللا‬lah yang melempar mereka, sehingga mereka tercerai
berai ( yang sedikit kutipan ceritanya akan di terangkan nanti ).

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ْط‬ ‫ًذ‬


‫َن ْب ا ِبِه َب ْع َد َت ْس ِبيٍح ِبَب ِنِه َم ا ۞ َن ْب َذ ا ُم َس ِّب ِح ِمْن ْح َش آِء ُم َت ِقِم‬
Batu yang Baginda Nabi lempar itu bertasbih dalam genggaman # Laksana
tasbihnya nabi Yunus saat terlempar dari perut ikan paus.

Keterangan: Sebetulnya si penyair di bait ini meminjam sebuah riwayat dari


sayyidina Anas ‫ رضي هللا عنه‬yang berkata: ‫أخذ النبي صلى هللا عليه وسلم كفا من حصى فسبح في كفه‬
‫ حتى سمعنا التسبيح ثم وضعه في يد ابي بكر فسبح ايضًا ثم في يد عمر فسبح ايضًا ثم في ايدينا فما سبح‬Baginda
Nabi pernah mengambil segenggam batu di tangannya, dan ternyata batu itu
bertasbih, sampai kita semua mendengar tasbihnya batu tersebut, kemudian batu
itu di letakkan pada tangan sayyidina Abu Bakar ‫ رضي هللا عنه‬dan ternyata batu itu
masih bertasbih, lalu diletakkan kembali ke tangan sayyidina Umar ‫ رضي هللا عنه‬dan
batu itu juga masih membaca tasbih yang sama, kemudian saat diletakkan di
tangan kita batu itu telah berhenti bertasbih. Jadi si penyair di bait ini
menggambarkan batu yang dilemparkan Baginda Nabi saat perang badar dan
perang hunain itu membaca tasbih seperti riwayat sayyidina Anas, sehingga batu-
batu tersebut bisa menjadikan orang-orang kafir yang memerangi baginda nabi
waktu itu lari tunggang langgang ( tercerai berai ) dan akhirnya mereka kalah.
Batu yang bertasbih saat dilemparkan Baginda Nabi itu seperti gambaran cerita
nabi yunus saat yang terlempar dari perut ikan paus dengan membaca tasbih ‫َف ٱْلَتَقَم ُه‬
‫ ٱْلُحوُت َو ُه َو ُمِليٌم‬Maka ia ( nabi yunus ) ditelan oleh ikan ( paus yang ) besar dalam
keadaan tercela. ‫ َف َلْو اَل َأَّنُه َك اَن ِمَن اْلُم َس ِّبِحيَن‬Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk
orang-orang yang membaca tasbih ‫ َلَلِبَث ِفي َب ْط ِنِه ِإَلٰى َي ْو ِم ُيْب َع ُث وَن‬niscaya ia akan tetap
tinggal di perut ikan itu sampai hari di bangkitkan ( dari kubur ), ‫فنبذناه بالعراء وهو سقيم‬
Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan
sakit. Adapun bacaan tasbih nabi yunus ‫َو َذ ا الُّن ْو ِن ِاْذ َّذ َهَب ُمَغ اِض ًبا َف َظ َّن َاْن َّلْن َّنْق ِدَر َع َلْيِه َفَن اٰد ى ِفى‬
‫ّٰظ‬
‫ الُّظ ُلٰم ِت َاْن آَّل ِاٰل َه ِاآَّل َاْن َت ُسْب ٰح َن َك ِاِّن ْي ُكْن ُت ِمَن ال ِلِمْي َن‬Dan ( ingatlah kisah ) Zun Nun ( Yunus ),
ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak
akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak
ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-
‫ُۨن‬
orang yang zalim. ‫ َف ٱْس َت َج ْب َن ا َلُهۥ َو َن َّج ْي َٰن ُه ِمَن ٱْلَغ ِّم ۚ َو َك َٰذ ِلَك ِج ى ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن‬Maka Kami telah
memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. Adapun lama waktu
nabi yunus di dalam perut ikan itu ulama berbeda pendapat: ada yang
mengatakan tiga hari, ada yang mengatakan tujuh hari atau dua puluh sampai
empat puluh hari.

51
‫ في معجزاته صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل الخامس‬
Fasal yang kelima itu tentang beberapa mukjizat baginda nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬.

‫َأْل‬
‫َج آَء ْت ِلَد ْع َو ِتِه ا ْش َج اُر َس اِج َد ًة ۞ َت ْم ِش ْي ِإَلْيِه َع لٰى َس اٍق ِبَال َقَد ِم‬
Pepohonan datang memenuhi panggilan Baginda Nabi dengan tunduk sopan #
Berjalan menghadap kepadanya dengan batang tanpa telapak kaki.

Keterangan: Arti ‫ ساجدة‬atau sujud disini bukanlah arti yang sesungguhnya yaitu
sujud menyembah. Karena arti sujud dengan makna menyembah itu hanya
khusus untuk ‫ ( هللا سبحانه وتعالى‬tidak boleh untuk yang lainnya ). Dan arti sujud disini
ialah sujud penghormatan yakni menggunakan makna ‫ خض***وع‬membungkuk
sebagai tanda hormat atau menunduk kepada yang dihormati. Asal arti ‫ ساق‬adalah
betis, sedangkan arti ‫ قدم‬adalah telapak kaki. Jadi saat datang menghadap baginda
nabi pohon itu berjalan dengan batangnya yang bawah ( seperti betis manusia )
tanpa ada bentuk kaki yang dimiliki oleh manusia. Asal mula kejadian ( mukjizat )
ini yaitu: ada seorang ‫ اعرابي‬/ orang pelosok ( wong ndeso ) yang meminta kepada
Baginda Nabi untuk menunjukan sebuah ayat atau mukjizat atas kenabiannya,
dengan berkata: ‫ قل لتلك الشجرة رسول هللا ي*دعوك‬katakanlah kepada pohon itu: ‫رسول هللا‬
memanggilmu, ‫فمالت عن يمينها وشمالها وبين يديها وخلفها ح**تى قطعت عروقها ثم ج**اءت تج**ر عروقها في‬
‫ االرض ف***وقفت بين يدي***ه وق***الت السالم علي***ك ي***ا رسول هللا‬lalu pohon itu mencondongkan
batangnya yang sebelah kanan dan kiri, lalu batangnya yang yang depan dan
belakang, hingga ( seakan-akan ) ia ingin memotong dahan-dahannya ( yang
rindang ), kemudian ia datang berjalan ( menghadap Baginda Nabi ) sambil
menyeret dahan-dahannya tersebut dan berhenti ( persis ) di hadapan beliau
seraya berkata: ‫ السالم عليك يا رسول هللا‬semoga keselamatan itu tercurah kepadamu
wahai ‫ رسول هللا‬, lalu seorang ‫ اعرابي‬berkata: ‫ مره**ا فلترجع الى منبتها‬suruhlah ia untuk
kembali ke tempat tumbuhnya berasal, maka Baginda Nabi-pun memerintah
pohon tersebut untuk kembali ke tempatnya semula, dan kembalilah ia sesuai
perintah Baginda Nabi dengan tanpa bergeser sedikitpun. Ada riwayat lain yang
menambahkan tentang cerita ini, yaitu: setelah melihat ayat atau mukjizat yang
dikehendaki, lalu si ‫ اعرابي‬itu berkata kepada Baginda Nabi: ‫إئذن لي ان اسجد لك‬
izinkanlah aku untuk bersujud ( menyembah ) kepadamu, lalu Baginda berkata: ‫لو‬
‫ أمرت احدًا ان يسجد الحد ألمرت المرأة ان تسجد لزوجها‬andai aku menyuruh sujud seseorang
kepada orang lain maka aku akan memerintah perempuan ( istri ) untuk bersujud
kepada suaminya, lalu si ‫ اعرابي‬berkata: ‫ فائدن لي ان اقبل يديك ورجليك‬jika demikian maka
izinkan aku untuk mencium kedua tangan dan kakimu, ‫ فأذن له‬maka Baginda Nabi
mengizinkan si ‫ اعرابي‬itu untuk menciumnya. Mengapa Baginda Nabi tidak
mengizinkan bersujud kepadanya? Karena hal itu merupakan petunjuk bagi
umatnya bahwa sujud ( yang dikehendaki si ‫ اعرابي‬yakni sujud menyembah ) itu
tidak boleh dikerjakan kecuali hanya untuk ‫ هللا‬semata ( hanya khusus untuk ‫هللا‬
seperti keterangan diatas ). Karena tempat atau posisi sujud itu adalah tempat
yang agung menurut pandangan agama, sebab bentuk sujud ( menyembah ) itu

52
adalah bentuk penghormatan yang paling tinggi dari semua makhluk kepada Sang
Pencipta.
Dan dikutip dari riwayat lain yang berasal dari imam Muslim ‫رحمه هللا‬, kisah tentang
pohon ini diceritakan oleh sahabat Jabir ‫ رضي هللا عنه‬berkata:
‫ انطلق‬، ‫ " يا ج**ابر‬: ‫ لجابر‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ ليس فيها شجرة فقال النبي‬، ‫خرجنا فنزلنا منزال صحراء ديمومة‬
‫ ف**رجعت‬. ‫ لو إنهما اجتمعتا سترتاه‬، ‫فانظر لي مكانا ( يعني لقضاء الحاجة ) فانطلقت فلم أجد إال شجرتين متفرقتين‬
،‫ لم أج*د إال ش*جرتين متفرق*تين لو أنهما اجتمعتا سترتاك‬، ‫ ي*ا رسول هللا‬: ‫ فقلت‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫إلى النبي‬
‫فانطلق صلى هللا عليه وسلم الى اح**داهما فاخ**ذ ببعض اغصانها فق**ال انق**ادي معي باذن هللا فانق**ادت مع**ه ح**تى أتى‬
‫الشجرة االخرى فأخذ ببعض اغصانها فقال انقادي معي باذن هللا فانقادت معه حتى اذا كان بالمنصف مما بينهما ألم‬
‫ ثم رجعت‬، ‫ فاجتمعتا ح**تى كأنهما في أصل واح**د‬، ‫بينهما وقال لهما التئما علي باذن هللا فالتأمتا فخرجت فقلت لهما‬
‫ ح**تى قض**ى حاجته ثم بع**د انقض**اء‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فخرج رسول هللا‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫فأخرت النبي‬
‫ حاجته افترقتا فقامت كل واحد منهما على ساق‬Suatu hari, Jabir dan para sahabat lain berjalan
bersama ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬, hingga berhenti di sebuah lembah yang luas yang
tidak ada pohon disana. Lalu Baginda Nabi ‫ هللا صلى هللا عليه وسلم‬berkata: wahai jabir
pergilah! Carilah bagiku tempat untuk buang hajat. Lantas aku ( Jabir ) mengikuti
perintah beliau, dan aku tidak menemukan sesuatu yang bisa menjadi tutup bagi
hajat Baginda Nabi, kecuali hanya dua pohon yang saling berjauhan ( ditempat
itu ), andai dua pohon itu bisa dikumpulkan maka pasti bisa menjadi tutup bagi
hajat beliau. Lalu aku ( jabir-pun ) melaporkan apa yang dia lihat sekaligus
memberi saran tersebut. Maka ‫ رسول هللا‬kemudian menghampiri salah satu pohon
dan meraih satu dahan sambil berkata: Menunduklah kepadaku dengan izin ‫! هللا‬
Maka pohon itu pun menunduk di hadapan ‫ رسول هللا‬. Kemudian ‫رسول هللا‬
menghampiri pohon yang lain, lalu meraih sebuah dahan sambil mengatakan:
Menunduklah kepadaku atas izin ‫ ! هللا‬Maka pohon yang satunya itu pun menunduk
di hadapan beliau. Kemudian setelah kedua pohon itu berdiri sejajar, maka ‫رسول هللا‬
( kembali ) berkata: bersatulah kalian berdua atas izin ‫ ! هللا‬Maka kedua pohon itu
menyatu seperti pohon yang satu. Lalu aku ( jabir ) menjauh dari tempat tersebut
sebagai bentuk adab kepada Baginda Nabi hingga beliau selesai dari hajatnya.
Dan setelah beliau selesai maka kedua pohon itu kembali terbelah menjadi dua
seperti sebelumnya dan Baginda Nabi keluar darinya seraya memerintah
keduanya untuk kembali seperti sedia kala.

‫ِّل‬ ‫ْل ِّط‬ ‫ْط‬ ‫َأ‬


‫َك ّن َم ا َس َط َر ْت َس ًر ا ِلَم ا َكَت َب ْت ۞ ُفُروُع َه ا ِمْن َب ِدْي ِع ا َخ ِفْي ال َقِم‬
Seakan-akan pohon itu menuliskan sebuah lukisan dengan dahannya # Tulisan
nan indah di tengah jalan ( yang dilewati ).

Keterangan: Bait ini masih menjelaskan pada isi bait sebelumnya. Saat pohon itu
di panggil atau di suruh oleh Baginda Nabi, maka pohon itu berjalan sambil
merendahkan dahan dan ranting-rantingnya ( karena tawadu'nya pohon tersebut
kepada Baginda yang mulia ). Sehingga dahan dan ranting tersebut seakan-akan
membuat tulisan yang indah nan rapi alami di tengah jalan yang ia lewati, laksana
lukisan seorang pelukis yang handal, atau laksana tulisannya seorang penulis

53
yang ahli dalam bidangnya. Dan bait menunjukkan bahwa islam itu menganjurkan
kepada umatnya untuk selalu kreatif dalam menulis. Dan dalam bait ini hal itu
telah digambarkan oleh pohon yang dipanggil oleh baginda nabi. Sebagaimana
permulaan surat alqolam ( ‫ ) ن‬Ini adalah termasuk huruf-huruf ‫ ( مقطع**ة‬satu
penggalan huruf yang syarat dengan makna, dan hanya ‫ هللا‬yang mengetahui
hakikatnya, ( sebagaimana yang ada di permulaan banyak surat di alquran ) ‫َو اْلَقَلِم‬
(demi qalam) ‫ هللا‬bersumpah dengan pena karena digunakan sebagai alat untuk
mengarang, menjelaskan, melukis segala sesuatu yang dibutuhkan ( dan ini
mencakup seluruh pena yang berfungsi untuk tulis menulis ). ‫( َو َم ا َي ْس ُط ُروَن‬dan apa
yang mereka tulis)
Yakni segala ilmu yang ditulis manusia dengan pena. Dan itu merupakan salah
satu nafas agama islam.

‫َم ْث ُل اْلَغ َماَمِة َأّٰن ى َس اَر َس آِئـــــــــَر ًة ۞ َت ِقيِه َح َّر َو ِط ْي ٍس ِّلْلَه ِجِيـــِر َح ِمي‬
Sebagaimana gumpalan awan yang selalu mengikuti kemana saja Baginda pergi
# Ia menjaga Baginda dari sengatan teriknya matahari disiang hari.

Keterangan: Beberapa kejadian yang aneh dan luar biasa ( sebagai bukti mukjizat
Baginda Nabi ) itu ada yang berada di daratan seperti berjalannya pohon yang di
panggil atau di suruh beliau, dan ada juga kejadian tersebut yang berada di atas
atau di langit. Yang berada di langit itu seperti gumpalan awan yang selalu
mengikuti Baginda kemana saja beliau pergi agar tidak tersengat teriknya sinar
matahari. Seakan gumpalan awan itu seperti payung yang menjaga beliau agar
tetap teduh. Kejadian itu telah berlangsung sejak beliau masih kecil sebagai tanda
bukti bahwa beliau adalah calon utusan akhir zaman. Seperti cerita yang di
sampaikan oleh abu tholib ( paman beliau ) sebagai berikut: ‫ان ابا طالب خرج الى الشام‬
‫ ومعه النبي صلى هللا عليه وسلم في اشياخ من قريش الى ان اشرفوا على بحيرا الراهب‬sesungguhnya abu
tholib keluar untuk pergi ke syam serta mengajak Baginda ( yang masih kecil )
dengan beberapa sesepuh orang Quraisy, hingga sampailah rombongan itu di
tempat bahiro yang menjadi pendeta ‫وكان في صومعته فنزلوا عنده وحطوا رحالهم وكانوا يمرون به‬
‫ قبل ذلك فال يخرج اليهم وفي هذه المرة يخرج اليهم‬dan pada waktu itu bahiro sedang berada di
gerejanya, lalu abu tholib bersama rombongannya istirahat di tempat tersebut dan
menghentikan perjalanan mereka. Sebetulnya rombongan abu tholib sering
melewati tempat itu namun sang pendeta tidak pernah keluar menemui mereka,
tetapi ( anehnya ) pada waktu itu pendeta itu keluar menemui mereka. ‫وجعل يتخللهم‬
‫ ح**تى ج**اء النبي صلى هللا علي**ه وسلم فق**ال ه**ذا سيد الع**المين ه**ذا رسول هللا الذي بعث**ه رحمة للع**المين‬dan
( anehnya ) sang pendeta ( tiba-tiba ) mengambil tempat di tengah-tengah mereka
( seperti tidak biasanya ), hingga datang Baginda yang mulia lalu sang pendeta
berkata: anak ini ( kelak ) menjadi tuan seluruh alam, anak ini ( kelak ) menjadi
utusan ‫ هللا‬yang menjadi rahmat seluruh alam. ‫ فقال له اشياخ قريش وما اعلمك بهذا‬lalu para
sesepuh Quraisy bertanya: apakah engkau mengetahui hal ini? Apa buktinya? ‫فقال‬
‫انكم حين اشرفتم من مكة والغمامة تظله فوق رأسه ولم يبق حج*ر وال ش*جر اال خ*ر له ساجدًا وال يسجدان اال لنبي‬

54
‫ واني العرف بخ*اتم النبوة‬lalu sang pendeta berkata: sesungguhnya kalian sejak pergi
dari makkah itu ( pasti ) ada gumpalan awan yang menutupinya ( dari sinar
matahari ), dan tidak ada batu atau pohon yang di lewatinya kecuali semua
merunduk hormat kepadanya, dan keduanya itu tidak akan hormat seperti itu
kecuali kepada Nabi ( akhir zaman ) dan Aku sungguh mengetahui tanda
kenabian ( padanya ). Kemudian sang pendeta itu membuatkan makan untuk
rombongannya Abu Tholib ( dan meminta Abu Tholib untuk membawa pulang
Baginda mulia karena hawatir dengan gangguan orang-orang Yahudi ). Dan saat
tiba waktu Baginda untuk menjaga onta maka mereka semua menyaksikan semua
kebenaran yang di katakan oleh sang pendeta ( segumpal awan yang menutupi
Baginda dan saat mereka mereka melewati pohon maka pohon itupun merunduk
hormat).

‫ْل‬ ‫ًة‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫ْق َس ْم ُت ِبا َقَم ِر ا ُم ْن َتَشِّق ِإّن َلُه ۞ ِمْن َق ِبِه ِنْس َب َم ْبُروَر َة ا َقَس ِم‬
Aku bersumpah demi dzat yang menguasai rembulan yang terbelah #
Sesungguhnya hati baginda nabi juga pernah terbelah seperti bulan yang dibelah.

Keterangan: Manusia yang bersumpah dengan mengatasnamakan selain ‫ هللا‬itu


ada perbedaan pendapat: ada yang tidak memperbolehkannya dan ada yang
memperbolehkannya ( seperti pendapat sebagian sastrawan ). Tetapi jika yang
bersumpah itu ‫ هللا‬maka boleh menggunakan nama selain ‫هللا‬, seperti ‫والشمس وضحاها‬
‫ والقمر اذا تاله*ا‬dan seterusnya. Dan dibait ini si penyair mengikuti pendapat yang
memperbolehkannya ( karena ia termasuk dari golongan sastrawan tersebut )
sehingga beliau berkata: ‫ اقسمت بالقمر‬. Terbelahnya rembulan itu ketika penduduk
kota makkah meminta ayat atau mukjizat atas kebenaran Baginda Nabi saat
menjadi utusan. Lalu Baginda-pun menyanggupinya hingga malam itu rembulan
benar-benar terbelah menjadi dua bagian; yang pertama berada di atas gunung
dan yang kedua berada di sebelah gunung tersebut, lalu baginda nabi bersabda:
‫ اشهدوا‬bersaksilah kalian atas kebenaran ini ! Lalu penduduk kafir makkah berkata:
‫ قد سحرنا محمد فابعثوا الى اهل االفاق حتى يظهر هل رأوا مثل هذا‬sungguh ‫ محمد‬telah menyihir kita
semua ( jangan dulu percaya )! Sampai kalian mengutus beberapa orang untuk
pergi ke selain Makkah guna bertanya kepada kepada mereka tentang kejadian
malam ini, ‫ فاخبر اهل اآلف**اق انهم رأوه منش**قا‬dan ternyata penduduk selain makkah juga
menyaksikan hal yang sama yakni terbelahnya rembulan menjadi dua, ‫فقال كفار قريش‬
‫ ه***ذا سحر مستمر‬lalu orang-orang kafir Quraisy berkata: ini adalah sihir yang
berkelanjutan.
Demikian juga terbelahnya hati atau dada Baginda Nabi itu juga termasuk mukjizat
yang luar biasa. Empat kali dada Baginda Nabi itu di belah oleh malaikat atas
perintah ‫ هللا سبحانه وتعالى‬sebagaimana bait syair:
‫ دار بني سعد بال مرية‬# ‫وشق صدر المصطفى وهو في‬

‫ ليلة معراج وعند البعثة‬# ‫كشفه وهو ابن عشر ثم في‬

55
Dada baginda nabi itu terbelah empat kali: pertama saat masih berada di sisi
Halimah assa'diyyah ( di kampung bani sa'ad ). Yang kedua saat berumur sepuluh
tahun. Yang ketiga saat malam isro' mi'roj. Dan yang keempat saat Baginda di
angkat menjadi Rosul.
Terbelahnya rembulan dan hati Baginda Nabi itu termasuk mukjizat karena
setelah terbelah keduanya menjadi satu kembali dengan tanpa ada kekurangan
sedikitpun ( kembali bersatu seperti sedia kala ) atas izin ‫ هللا‬.

‫َو َم ا َح َو ى اْلَغ ــــاُر ِمْن َخ ْي ٍر َّو ِمْن َك َر ِم ۞ َو ُك ُّل َط ْر ٍف ِمَن الُكّفـــــــــــاِر َع ْن ُه َع ِمْي‬
Di dalam goa ( tsur ) masuklah Baginda Nabi bersama Abu Bakar # Semua
pandangan orang-orang kafir jadi buta tanpa dapat melihat beliau berdua.

Keterangan: ‫ ال‬dalam lafal ‫ الغار‬adalah ‫ ال للعهد الذهني‬yaitu yang menunjukkan makna


tertentu yang sudah di ketahui ( dan disini menunjukkan makna goa Tsur ). Ada
yang berpendapat bahwa makna ‫ ( من خير‬dalam bait ini ) itu isinya adalah Baginda
Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬, sedangkan isi dari lafal ‫ كرم‬itu adalah ‫ابو بكر الصديق رضي هللا‬
‫ عنه‬. Baginda Nabi disebut ‫ خ**ير‬karena kebaikannya yang tak terhingga untuk
umatnya, sedangkan Abu Bakar disebut ‫ كرم‬karena kedermawanannya bukan
cuma harta saja tetapi jiwanya juga di pertaruhkan untuk Baginda Nabi.
Sebagaimana saat keduanya berangkat hijrah, sayyidina Abu Bakar selalu
menjaga Baginda yang mulia, terkadang beliau berjalan di belakang Baginda
sebagai rasa hormat sekaligus melihat arah belakang jikalau ada sesuatu yang
mencurigakan, tetapi terkadang beliau terpaksa berjalan di depan Baginda karena
beliau hawatir jika ada sesuatu yang membahayakan Baginda dari arah depan.
Seperti halnya saat akan memasuki goa tsur, sayyidina Abu Bakar meminta izin
kepada Baginda Nabi untuk masuk duluan sembari memeriksa keadaan ( apakah
sudah aman atau belum dan mungkin ada sesuatu yang perlu di bersihkan
didalamnya ). Setelah semua di rasa aman oleh beliau maka beliau
mempersilahkan Baginda Nabi untuk masuk ke dalam goa. Lalu Baginda Nabi
istirahat di pangkon sayyidina Abu Bakar ( yang sedang duduk bersila ) sampai
akhirnya Baginda Nabi tertidur. Dan ternyata ada satu lubang batu goa yang
belum tertutup hingga sayyidina Abu Bakar menaruh telapak kakinya untuk
menutupi lubang tersebut. Tetapi ternyata di dalam lubang itu ada seekor ular
berbisa ( yang menurut sebagian ulama ) telah menunggu kedatangan Baginda
Nabi sebab ingin melihatnya serta mengucap salam kepadanya. Tetapi niatnya
terhalang oleh kaki sayyidina Abu Bakar, sehingga kaki itu di gigit agar lubang itu
kembali terbuka, dan diapun melaksanakan niatnya tersebut. Maka akhirnya
sayyidina Abu Bakar tidak kuat menahan sakit dari gigitan itu, hingga akhirnya
menangis dan air matanya menetes di pipi Baginda Nabi ( padahal sayyidina Abu
Bakar sudah berusaha untuk menahannya agar Baginda Nabi tidak terbangun ).
Setelah Baginda Nabi terbangun beliau kaget dan bertanya kepada sayyidina Abu

56
Bakar: ‫ ي**ا ابا بكر ما يبكي**ك‬wahai Abu Bakar, apa yang menyebabkan engkau
menangis? Lalu beliau menjawab ‫ لذعت‬aku di gigit ular ‫فتفل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ فذهب ما يجده‬lalu Baginda Nabi meludahi tempat gigitan tersebut dan hilanglah rasa
sakitnya. Dan masuknya beliau berdua kedalam goa itu telah digambarkan dalam
alquran ( surat at-taubah ) ‫ِإاَّل َت نُصُروُه َفَقْد َن َص َر ُه ٱُهَّلل ِإْذ َأْخ َر َج ُه ٱَّلِذيَن َكَف ُرو۟ا َث اِنَى ٱْث َن ْي ِن ِإْذ ُه َم ا ِفى ٱْلَغ اِر ِإْذ‬
ۗ ‫َي ُقوُل ِلَٰص ِح ِبِهۦ اَل َت ْح َز ْن ِإَّن ٱَهَّلل َمَع َن اۖ َف َأنَز َل ٱُهَّلل َس ِك يَنَت ُهۥ َع َلْيِه َو َأَّيَد ُهۥ ِبُج ُنوٍد َّلْم َت َر ْو َه ا َو َج َع َل َك ِلَم َة ٱَّل ِذيَن َكَف ُرو۟ا ٱلُّس ْفَلٰى‬
‫ َو َك ِلَم ُة ٱِهَّلل ِهَى ٱْلُع ْلَي اۗ َو ٱُهَّلل َع ِز ي**ٌز َح ِكيٌم‬Jikalau kamu tidak menolongnya ( ‫ ) محمد‬maka
sesungguhnya ‫ هللا‬telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin
Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam goa ( tsur ) di waktu dia berkata kepada
sahabatnya: "Janganlah kamu berduka cita ( janganlah kamu bersedih )
sesungguhnya ‫ هللا‬beserta kita". Maka ‫ هللا‬menurunkan ketenangan-Nya kepada
( Baginda Nabi ) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya,
dan alquran itu menjadikan kalimat kekufuran ( orang-orang kafir ) yang rendah.
Dan kalimat ‫ هللا‬itulah yang tinggi. ‫ هللا‬Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ada riwayat ( cerita ) yang ditulis oleh ‫ أبو نعيم األصبهاني‬dalam kitabnya yang berjudul
‫ حلي**ة األولي**اء وطبق**ات األصفياء‬bahwa setelah Baginda Nabi dan sayyidina Abu Bakar
sampai di depan goa itu maka Abu Bakar matur kepada Baginda Nabi: ‫يا رسول هللا‬
‫ دعني فألدخل قبلك فإن كانت حية أو شيء كانت لي قبلك‬wahai ‫ رسول هللا‬izinkan aku masuk terlebih
dahulu ( sebelum engkau ) karena aku hawatir jangan jangan didalamnya itu ada
ular atau yang lainnya, maka biarkanlah aku yang mengalaminya. Lalu Abu Bakar
masuk untuk mencari sesuatu dan membersihkan goa tersebut, setiap ada lubang
maka beliau menutupinya dengan pakaian yang dibawa ( beliau sobek pakaiannya
itu menjadi beberapa bulatan untuk tujuan itu ) hingga pakaiannya habis semua
( kecuali pakaian yang menutupi badan dan aurat ) dan ternyata masih ada satu
lubang yang belum tertutup ( seperti kelanjutan cerita yang di atas ). Maka setelah
mengetahui hal itu Baginda Nabi bertanya: ‫ فأين ثوبك ي**ا أبا بكر؟‬wahai Abu Bakar,
dimana pakaianmu? Maka sayyidina Abu Bakar memberi tahu apa yang beliau
lakukan ‫ فرفع النبي صلى هللا عليه وسلم يده فقال اللهم إجعل أبا بكر معي في درج**تي ي**وم القيامة‬sepontan
Baginda Nabi mengangkat tangannya sambil berdoa: ya ‫ هللا‬jadikanlah Abu Bakar
bersamaku didalam derajatku besok dihari kiamat.
Baginda Nabi bersama sayyidina Abu Bakar didalam goa tersebut selama tiga hari
tiga malam. Orang-orang kafir makkah silih berganti mencari beliau berdua hingga
kemulut goa. Tetapi atas izin dan pertolongan ‫ هللا‬mereka tidak dapat melihat beliau
berdua. Selama didalam goa itulah sayyidah asma' putri Abu Bakar selalu
menjenguk dan membawakan makanan untuk beliau berdua dengan secara
sembunyi-sembunyi. Lalu mengapa orang-orang kafir makkah tidak bisa melihat
Baginda Nabi dan sahabatnya didalam goa tersebut?

‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ُل‬ ‫ْل‬


‫َف الِّص ْد ُق ِفي ا َغ اِر َو الِّصِّدْي ُق َلْم َي ِر َم ا ۞ َو ُه ْم َي ُقو وَن َم ا ِبا َغ ــــــــــــــــــاِر ِمْن ِر ِم‬
Maka saat Baginda Nabi dan sahabatnya ( Abu Bakar ‫ ) الصديق‬berada didalam goa
# mereka orang-orang kafir berkata: tak seorang pun didalam goa ini.

57
Keterangan: Saat Baginda Nabi bersama sahabatnya sayyidina abu bakar
berdiam diri didalam goa itu sebetulnya orang-orang kafir makkah telah
mencurigainya sehingga mereka berulang kali ingin memasuki goa tersebut,
hingga salah seorang diantara mereka berkata: ‫ ادخلوا الغ**ار‬masuklah kalian
kedalam goa itu. Tetapi ternyata diantara mereka ada pula yang ragu ( yaitu ‫أمية ابن‬
‫ ) خلف‬dia balik berkata: ‫ وما ارى بكم الغار‬untuk apa kalian masuk kedalam goa? ‫ان فيه‬
‫ عنكبوتا أقدم من ميالد محمد‬di mulut goa itu ada laba-laba ( bersama sarangnya yang
tidak pernah robek ) sejak dulu sebelum lahirnya ‫محمد‬. Sehingga akhirnya mereka
berkata: ‫ ما بالغار من ارم‬tak seorang pun yang berada didalam goa ini.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َظ ُّن ـــْو ا ا َح َم اِم َو َظ ُّن وا ا َع ْن َكُبوَت َع لٰى ۞ َخ ْي ِر ا َب ِر ّيِة َلْم َت ْن ُسْج َو َلْم َت ُح ِم‬
Mereka berprasangka merpati takkan berputar disekitar gua # jika makhluk terbaik
didalamnya, dan sarang laba-laba di mulut gua juga takkan robek.

Keterangan: Bait ini seakan menjadi alasan dari bait sebelumnya. Mengapa
mereka orang-orang kafir makkah berkata: tidak ada seorang pun didalam goa
ini ! Karena mereka melihat sepasang burung merpati yang tepat berada di jalan
depan goa tersebut. Burung-burung itu sedang berkeliaran atau mengacak-acak
jalan berpasir di depan goa itu. Sehingga bekas kaki siapapun tidak akan terlihat
sebab hal tersebut. Di tambah lagi alasan yang telah di sebutkan diatas yakni
adanya laba-laba bersama sarangnya yang tidak robek. Kedua alasan itulah yang
menjadikan orang-orang kafir makkah yakin bahwa tidak mungkin Baginda Nabi
didalam goa tersebut. Sebab ( yang ada di pikiran mereka atau pikiran yang
sewajarnya ) kalau Baginda Nabi berada didalamnya maka pastilah sarang laba-
laba itu akan terbuka atau minimal robek karena di sentuh atau di lewati. Dan pula
jika ada orang yang masuk kedalamnya pasti jalan di depan goa itu ada bekas
telapak kaki yang kelihatan atau minimal tersisa bentuknya karena jalan itu adalah
jalan pasir yang berdebu, dan tidak akan burung-burung merpati itu berani
berkeliaran di depan mulut goa.

‫ُأْلُط‬ ‫ُة َأ‬


‫ِو َق اَي هللا ْغ َنْت َع ْن ُم َض ـــــاَع َفٍة ۞ ِمَن الُّدُرْو ِع َو َع ْن َع اٍل ِمَن ا ِم‬
Cukuplah perlindungan ‫ هللا‬tiada butuh berlapis-lapis # dari pada beberapa baju
besi dan benteng-benteng nan tinggi.

Keterangan: Penjagaan ‫ هللا سبحانه وتعالى‬kepada Baginda Nabi beserta sahabatnya


( Abu Bakar ‫ ) الصديق‬dari kejaran orang-orang kafir makkah itu tidak membutuhkan
pakaian perang dari besi yang digunakan secara berlapis-lapis agar tahan
terhadap senjata tajam apapun, dan juga tidak butuh pula terhadap benteng
tembok yang kuat nan tinggi tebal agar tidak bisa di masukin musuh siapapun.
Pertolongan ‫ هللا‬kepada hambanya yang paling mulia beserta sahabatnya itu cukup
dengan ‫ َو َم َك ُروا َو َم َك َر ُهَّللاۖ َو ُهَّللا َخ ْيُر اْلَماِك ِر يَن‬Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan

58
‫ هللا‬membalas tipu daya mereka itu. Dan ‫ هللا‬adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
Dan juga ayat yang telah disebutkan diatas ‫ اآلية‬.…‫ ِإاَّل َت نُصُروُه َفَقْد َن َص َر ُه ٱُهَّلل‬.

‫ْل‬
‫َم ا َس اَم ِنى الَّدْه ُر َض ْيمًا َّو اْس َت َج ْر ُت ِبِه ۞ ِإاَّل َو ِن ُت ِج َو ارًا ِم ْن ُه َلْم ُيُضــــــــــــــــِم‬
Tiada satu pun penduduk desa yang menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan
Baginda Nabi # Niscaya kudapatkan pertolongannya tanpa sedikitpun disakiti.

Keterangan: Dalam lafal ‫ الدهر‬itu terdapat lafal yang terbuang guna menyesuaikan
makna yang ada. Takdirannya yaitu ‫ اهل الدهر‬artinya penduduk setempat, karena
sudah menjadi kebiasaan orang arab berkata seperti itu, seperti gambaran salah
satu penggalan ayat alquran ‫ واسأل القرية‬asalnya ‫ واسأل اهل القرية‬artinya tanyakanlah
kepada penduduk desa. Jadi siapapun yang meminta pertolongan kepada
Baginda Nabi disaat orang itu di dzolimi maka Baginda yang mulia akan
menolongnya dengan sekuat tenaga. Adapun salah satu ayat berhubungan
dengan bait ini adalah ‫ َو َم ٓا َأْد َر ٰى َك َم ا ٱْلَع َقَب ُة‬Tahukah kamu apakah jalan yang sulit yang
akan ditempuhnya itu? ( Ungkapan ini mengagungkan kedudukan jalan tersebut).
‫ ( ف****ّك رقبة‬Melepaskan budak ) dari perbudakan, yaitu dengan cara
memerdekakannya. ‫ ( أْو ِإْط َٰع ٌم ِفى َي ْو ٍم ِذى َم ْس َغ َب ٍة‬Atau memberi makan pada hari
kelaparan ) yakni sewaktu terjadi bencana kelaparan segera kirimkan bantuan. Di
ceritakan oleh abu Mu'awiyah dari Isma'il dari qois ( ‫ ) رضي هللا عنهم‬berkata: ‫اشترى ابو‬
‫بكر بالال رضي هللا عنه بخمسة أواق فأعتق*ه فق*ال ي*ا ابا بكر إن كنت أعتقتني هلل ف*دعني ح*تى أعمل هلل وان كنت‬
‫ اعتقتني لتتخذني خادمًا فاتخذني فبكى ابو بكر وق**ال انما اعتقتك هلل ف**اذهب فاعمل هلل تع**الى‬Sayyidina Abu
Bakar membeli ( menebus ) sahabat bilal dengan lima ‫ ( اواق‬sekitar 6 ons emas ),
lalu memerdekakannya. Kemudian Bilal bertanya: wahai Abu Bakar; jika engkau
memerdekakan aku murni karena ‫هللا‬, maka ( izinkanlah ) tinggalkanlah aku untuk
beramal ( beribadah ) kepada ‫هللا‬. Akan tetapi jika engkau memerdekakan aku agar
aku berkhidmat kepadamu, maka ambillah aku sebagai khodimmu. Lalu sayyidina
Abu Bakar menangis ( haru ) sambil berkata: sungguh aku memerdekakan kamu
hanya untuk ‫هللا‬, maka pergilah! Silahkan beribadah hanya kepada ‫هللا تعالى‬. ( contoh
kongkrit keikhlasan dalam beramal hanya kepada ‫ هللا‬dari dua sahabat yang agung
nan mulia ‫) رزقنا هللا مثل هذا‬.
Sahabat Bilal dulunya adalah budaknya umayyah bin kholaf yang di merdekakan
oleh sayyidina Abu Bakar atas penyiksaan yang di alaminya dari sang majikan
karena tidak mau mengikuti perintahnya untuk keluar dari ajaran dan
keimanannya kepada Baginda Nabi.
Dalam sebuah riwayat lain dari sayyidina Utsman bin Affan ‫ رضي هللا عنه‬berkata: ‫لقيت‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بالبطحاء فأخذ بيدي فانطلقت معه فمر بعمار وام عمار وهم يعذبون فق**ال صبرًا ي**ا آل‬
‫ ياسر فان مصيركم الى الجنة‬aku bertemu dengan ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬di batha' , lalu
Baginda Nabi menggandegku dan mengajakku untuk pergi bersamanya,
kemudian beliau melewati sahabat Ammar dan ibunya sedang disiksa keduanya,
seraya baginda nabi bersabda: sabarlah wahai keluarga Ammar! Sesungguhnya
surga adalah tempat kembali kalian ( surga telah menanti kalian ).

59
Imam mujahid berkata: Orang pertama yang berani memperlihatkan islam secara
terang-terangan itu ada tujuh; ‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬, Abu Bakar ‫الصديق‬, Khobbab,
Suhaib, Bilal, Ammar dan Sumayyah ibunya ammar. Adapun ‫ رسول هللا‬itu di lindungi
oleh ‫ ابو طالب‬pamannya sendiri, sedangkan sayyidina Abu Bakar itu di lindungi oleh
kaumnya, sementara Khobbab, Suhaib, Bilal, Ammar dan Sumayyah itu setiap
hari beri kalung besi, di rantai tangan kakinya dan di panaskan di terik sinar
matahari ( bahkan walaupun kondisi mereka telah lemahpun itu tidak di ringankan
sama sekali ), sampai-sampai abu Jahal beserta teman-temannya itu datang
hanya untuk mencaci maki dan menghina mereka.
Ketenangan: Pertolongan Baginda Nabi itu tidaklah hanya saat beliau masih
didunia pada waktu itu. Akan tetapi pertolongan Baginda Nabi itu sepanjang masa,
sebagaimana riwayat ‫ البزار‬dari ‫ إبن مسعود رضي هللا عنهما‬. Lafaz haditsnya adalah: ‫َح َي اِتي‬
‫ َو َم ا َر َأْي ُت ِمْن‬,‫ َفَم ا َر َأْي ُت ِمْن َخ ْي ٍر َح ِم ْد ُت َهللا‬، ‫ ُتْع َر ُض َع َلَّي َأْع َم اُلُك ْم‬، ‫ َو َو َف اِتي َخ ْيٌر َلُك ْم‬، ‫ ُتَح ِّد ُثوَن َو ُيَح َّد ُث َلُك ْم‬، ‫َخ ْيٌر َلُك ْم‬
‫ َال َن ْع ِر ُف آِخ َر ُه ُي ْر َو ى َع ْن َع ْب ِد ِهللا ِإَّال ِمْن َه َذ ا الَو ْج ِه‬: ‫ َو َق اَل‬، ‫ َش ٍّر اْس َتْغ َف ْر ُت َلُك ْم‬Kehidupanku baik bagi
kalian, kalian bisa berbicara (kepadaku) dan kalian mendengar perkataanku.
Kematianku juga membawa kebaikan bagi kalian, amalan-amalan kalian akan
ditampakkan kepadaku, apa yang aku lihat berupa kebaikan, maka aku akan
memuji Allah. Dan apa yang aku lihat berupa kejelekan, maka aku akan
memintakan ampun bagi kalian. Kemudian Al-Bazzar berkata, "Kami tidak
mengetahui akhir dari hadits ini yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud
kecuali seperti ini.
Berkata al-Imam ‫ الحاف**ظ الدارمي‬di dalam kitabnya al-Sunan ( ‫) سنن الدارمي‬, bab
kemuliaan yang dikurniakan oleh ‫ هللا‬kepada Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬selepas
kewafatannya: Pada suatu masa, penduduk Madinah ditimpa kemarau yang
dahsyat. Maka mereka mengadu kepada ‫ سيدة عائشة رضي هللا عنها‬, lalu ‫ عائشة‬berkata,
“Perhatikanlah makam ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬. Maka buatlah sebuah tingkap
menghadap ke arah langit hingga tiada satu atap yang menghalang di antara
maqamnya dengan langit.” ‫ أوس بن عبد هللا‬berkata: “Maka mereka pun membuat
tingkap tersebut. Lalu selepas itu, kami diturunkan hujan hingga rumput-rumput
tumbuh dengan subur dan unta-unta menjadi gemuk, (seolah-olah) badannya
pecah kerana banyaknya lemak. Maka tahun itu dinamakan Tahun al-Fatq
(binatang gemuk dan berlemak).
Adapun bab tentang meminta pertolongan kepada Baginda Nabi itu akan
diterangkan nanti.

‫ اّال استلمُت الَّن دى من خير ُمستَلم‬# ‫َو اَل اْلَت مسُت ِغ نى الَّدارْي ِن من يِده‬
Dan aku tiada mencari kecukupan dunia dan akhirat dari tangan beliau # kecuali
menerima pemberian dari sebaik-baik orang yang di mintai.

Keterangan: Siapapun yang ingin mendapatkan pemberian dari Baginda Nabi


dalam urusan duniawi ataupun ukhrowi ( akhirat ) pasti dia akan mendapatkannya,
karena Baginda Nabi adalah orang yang paling baik dan layak dalam hal tersebut.

60
‫ ( انثروه في‬: ‫ فق*ال‬، ‫ بمال من البح*رين‬- ‫ صلى هللا علي*ه وسلم‬- ‫ " أتي النبي‬: ‫حديث أنس بن مالك رضي هللا عنه‬
‫ إلى‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فخرج رسول هللا‬، - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ وكان أكثر مال أتي به رسول هللا‬، ) ‫المسجد‬
‫ وما ق**ام رسول هللا صلى‬، ‫ فما كان يرى أحدا إال أعطاه‬، ‫ فلما قضى الصالة جاء فجلس إليه‬، ‫الصالة ولم يلتفت إليه‬
‫ هللا علي***ه وسلم وثّم منها درهم " رواه البخ***اري‬hadits dari sayyidina anas ‫رض***ي هللا عنه‬
menyebutkan bahwa: suatu saat Baginda Nabi itu di beri harta dari Bahrain, lalu
beliau berkata: sebarkanlah harta itu di masjid, ( dan harta dari Bahrain itu adalah
harta yang terbanyak yang pernah di berikan kepada Baginda Nabi ). Kemudian
Baginda Nabi keluar untuk melaksanakan sholat dan beliau tidak menoleh atau
melihat harta yang telah di sebar tersebut sama sekali. Setelah selesai sholat
beliau duduk ( mendekat ) ke harta tersebut, semua orang yang di lihat beliau itu
di kasih harta itu, sampai ( saat beliau berdiri untuk pulang ) harta itu tidak tersisa
sama sekali. Dan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ‫ ال يرد سائله‬Baginda
Nabi itu tidak pernah menolak orang yang meminta kepadanya. Jika ada
pertanyaan: ini adalah contoh pemberian yang nyata saat di dunia, lalu apa bukti
pemberian beliau saat besok di akhirat? Maka jawabannya adalah: ‫بان نيله مشاهد بقوة‬
‫ يقين االيمان‬bahwa sungguh pemberian Baginda Nabi besok di akhirat itu adalah
nyata dengan kuatnya keyakinan iman. Diantaranya adalah ‫ ش**فاعة العظمى‬syafa'at
yang agung ( sebagaimana isi doa setelah adzan ) ‫َو اْب َع ْث ُه َم َقامًا َم ْح ُم وًد ا اَّل ِذي َو َع ْد َت ُه‬
Bangkitkan ia pada kedudukan terpuji (hak syafa’at) yang Kaujanjikan. Serta
akhlak beliau yang di gambarkan pada akhir surat attaubah ‫َلَقْد َج ٓاَء ُك ْم َر ُسوٌل ِّمْن َأنُفِس ُك ْم‬
‫ َع ِز ي**ٌز َع َلْي ِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك م ِب ٱْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َّر ِحيٌم‬Sungguh telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫اَل ُتْن ِك ِر ا َو ْح َي ِمْن ُر ؤَي اُه إَّن َلُه ۞ َق ًبا ِإَذ ا َن اَمِت ا َع ْي َن اِن َلْم َي َن ِم‬
Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi # Karena hatinya tetap
terjaga meski dua matanya tidur terlena.

Keterangan: Pendahuluan isyarat bagi Baginda Nabi ( sebelum beliau


mendapatkan wahyu secara langsung atau di datangi malaikat secara terang-
terangan ) yaitu isyarat lewat mimpi yang baik disaat beliau tidur. Karena adanya
riwayat yang mengatakan: ‫ ان عي**ني تنامان وال ينام قلبي‬sesungguhnya disaat kedua
mataku terpejam tidur itu ( sebetulnya ) hatiku tidak tertidur. Dan mimpi baik itu
datangnya seperti mendekati datangnya waktu subuh ( ‫وكان صلى هللا عليه وسلم ال يرى‬
‫) رؤيا اال جاءت مثل فلق الصبح‬. Mengapa harus di dahului mimpi seperti itu? Mengapa
tidak langsung saja malaikat itu datang kepada beliau? Karena semuanya itu
untuk melatih kemampuan Baginda Nabi agar tidak kaget atau terkejut saat
didatangi oleh malaikat dengan menggunakan bentuk yang asli ( karena dalam hal
ini beliau itu sama seperti manusia biasa ). Lalu jika hati Baginda Nabi itu tidak
pernah tertidur, mengapa beliau bersama sahabat pernah mengalami qodo' sholat
subuh sebab ketiduran sebagaimana riwayat ‫ َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن‬: ‫ َق اَل‬، ‫َح َّد َث َن ا ِع ْم َر اُن ْبُن َم ْي َس َر َة‬

61
، ‫ ِس ْر َن ا َمَع الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َلْي َل ًة‬: ‫ َق اَل‬، ‫ َع ْن َأِبيِه‬، ‫ َع ْن َعْبِد ِهَّللا ْب ِن َأِبي َقَتاَدَة‬، ‫ َح َّد َث َن ا ُح َص ْيٌن‬: ‫ َقاَل‬، ‫ُفَض ْي ٍل‬
، ‫ َأَن ا ُأوِقُظ ُك ْم‬: ‫ َأَخ اُف َأْن َتَن اُموا َع ِن الَّص َالِة َق اَل ِبَالٌل‬: ‫ َق اَل‬، ‫ َل ْو َعَّر ْس َت ِبَن ا َي ا َر ُس وَل ِهَّللا‬: ‫ َب ْع ُض الَق ْو ِم‬: ‫َفَق اَل‬
‫ َو َقْد َط َلَع َح اِج ُب‬، ‫ َف اْس َت ْي َقَظ الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫ َفَغ َلَب ْت ُه َع ْي َن اُه َفَن اَم‬، ‫ َو َأْس َن َد ِبَالٌل َظ ْه َر ُه ِإَلى َر اِح َلِتِه‬، ‫َف اْض َط َج ُعوا‬
، ‫ ِإَّن َهَّللا َق َبَض َأْر َو اَح ُك ْم ِحيَن َش اَء‬: ‫ َق اَل‬، ‫ َم ا ُأْلِقَي ْت َع َلَّي َن ْو َم ٌة ِم ْث ُلَه ا َق ُّط‬: ‫ َأْي َن َم ا ُقْلَت ؟ َق اَل‬، ‫ َي ا ِبَالُل‬: ‫ َفَقاَل‬، ‫الَّش ْم ِس‬
‫ َق اَم َفَص َّلى‬، ‫ َفَلَّما اْر َتَفَعِت الَّش ْم ُس َو اْبَياَّض ْت‬، ‫ ُقْم َفَأِّذ ْن ِبالَّن اِس ِبالَّص َالِة َفَت َو َّض َأ‬، ‫ َي ا ِبَالُل‬، ‫ َو َر َّد َه ا َع َلْي ُك ْم ِحيَن َش اَء‬Dari
Imron bin Maesaroh berkata: dari ‫ محمد‬bin fudael berkata: dari husaen dari ‫عبد هللا‬
bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama baginda
nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai
‫ رسول هللا‬, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau menjawab:
“Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan shalat.” Bilal berkata, “Aku akan
membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar
pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan
akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Baginda Nabi terbangun ternyata matahari
sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau
ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk
seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ‫هللا عز وج***ل‬
memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-Nya dan mengembalikannya kepada
kalian sekehendak-Nya pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah! ajaklah orang-
orang untuk shalat!” kemudian beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬berwudhu, ketika matahari
meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan shalat
( bersama para sahabat )”. Maka cerita seperti ini dijawab: bahwa yang dilihat oleh
mata hati itu berbeda dengan mata kepala, yang dilihat oleh mata hati adalah dzat
yang Maha Agung sang Pencipta, karena hati adalah letak turunnya wahyu.
Sedangkan yang dilihat mata kepala itu adalah perkara yang wujud secara
lahirnya ( nk coro jowo: barang-barang seng ketok moto ).

‫ُل‬
‫َو َذ اَك ِحْي َن ُب ـــــــــــــوٍغ ِمن ُنُبـّو ِتِه ۞ َف َلْي َس ُينَك ُر ِفْيــــِه َح اُل ُمْح َت َلِم‬
Yang demikian itu terjadi saat beliau di angkat menjadi Nabi # Maka hal semacam
itu tak perlu di ingkari oleh orang yang berakal dewasa.

Keterangan: Baginda Nabi diberi permulaan wahyu lewat mimpi-mimpi yang baik
itu sampai beliau mencapai derajat kenabian secara sempurna ( di angkat menjadi
rosul secara resmi ) yaitu usia 40 tahun. Karena secara umum pada usia 40 itulah
manusia di anggap telah matang dalam berfikir dan menjalani hidup. Barulah
malaikat Jibril turun dari langit secara terang-terangan pada malam hari di bulan
Ramadhan untuk menyampaikan wahyu pertama tentang ketuhanan yang
termaktub dalam surat al'alaq ayat satu sampai lima ‫ ٱْق َر ْأ ِبٱْس ِم َر ِّب َك ٱَّلِذى َخ َلَق‬Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, ‫ َخ َلَق ٱِإْلنَٰس َن ِمْن َع َلٍق‬Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah, ‫ ٱْق َر ْأ َو َر ُّب َك ٱَأْلْك َر ُم‬Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, ‫ ٱَّلِذى َع َّلَم ِبٱْلَقَلِم‬Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kolam, ‫ َع َّلَم ٱِإْلنَٰس َن َم ا َلْم َي ْع َلْم‬Dia mengajar kepada manusia apa-apa yang
tidak diketahuinya. Dan dari bait ini bisa diambil kesimpulan bahwa wahyu

62
pertama yang di terima Baginda Nabi itu ada dua jalur, yaitu jalur mimpi ( sampai
beliau dianggap kuat secara lahir batin ) dan yang kedua didatangi malaikat
secara langsung. Hal semacam ini tidak bisa di ingkari oleh siapapun ( tidak bisa
di tolak sama sekali ) karena memang cara yang dipilih oleh ‫ هللا‬untuk Baginda Nabi
itu adalah cara penyampaian wahyu yang terbaik. Sebab dalam hal ini Baginda
Nabi itu seperti umumnya manusia biasa yakni punya rasa takut, cemas, terkejut
dan lain sebagainya seperti riwayat hadits yang disampaikan oleh sayyidah Aisah
‫ رض**ي هللا عنها‬tentang datangnya wahyu pertama tersebut. Disamping itu juga
memberikan pelajaran kepada umatnya agar seorang hamba yang ingin
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta itu sebaiknya melakukan hal itu secara
perlahan-lahan dan terus menerus atau istiqomah dengan sabar dan tanpa
meninggakan ilmu yang dibutuhkan.

‫َت َب ـــــاَر َك ُهللا َم ا َو ْح ٌي ِبُم ْك َت َس ِب ۞ َو اَل َن ِبــــــٌّي َع َلى َغ ْيٍب ِبُم َّت َه ِم‬
Maha suci ‫ هللا‬bahwa wahyu itu tidak bisa di cari # Dan tak ada seorang Nabi dalam
berita gaibnya itu ( patut ) di curigai.

Keterangan: Lafal ‫ تبارك‬secara bahasa itu mempunyai beberapa makna; pertama


adalah ‫ تنزه‬atau ‫ تق*دس‬yang artinya Maha Suci. Yang kedua adalah ‫ عزة‬artinya
Yang Maha Agung. Dan yang ketiga ‫ زاد خيره‬atau sering disebut dengan ‫زيادة الخير‬
yang artinya selalu bertambah kebaikannya. Dan lafal ‫ تبارك‬dalam bait ini bisa
diartikan ‫ عزة‬، ‫ تق**دس‬، ‫ تنزه‬, karena memang makna-makna itu hanya khusus
disandarkan kepada ‫ هللا تعالى‬.
Seakan bait ini adalah alasan dari bait sebelumnya. Mengapa wahyu yang
diturunkan kepada Baginda Nabi itu tidak boleh di ingkari? Karena di angkatnya
seseorang menjadi Rosul atau Nabi itu adalah hak preogratif ‫ هللا تع***الى‬.
Sebagaimana gambaran ayat ‫ هللا اعلم حيث يجعل رسالته‬. Predikat Rosul atau Nabi itu
tidak bisa di cari secara usaha seperti umumnya manusia mencari kekayaan atau
jabatan. Karena menurut pendapat ‫ أه**ل السنة والجماعة‬derajat Rosul atau Nabi itu
adalah ‫ معصوم‬artinya dijaga betul oleh ‫ هللا‬untuk tidak melakukan dosa sama sekali.
Sehingga derajat kerasulan atau kenabian itu tidak mungkin bisa hilang dari orang
tersebut ( atau kata lain: derajat kerasulan atau kenabian tidak akan dicabut dari
orang yang telah diberi predikat tersebut ). Berbeda dengan derajat ‫ والي‬artinya
kekasih ‫ هللا‬. Kalau derajat wali itu adalah ‫ محفوظ‬artinya dijaga oleh ‫ هللا‬agar orang itu
bisa dekat kepada-Nya. Akan tetapi derajat tersebut bukanlah jaminan yang
bersifat selamanya. Karena derajat wali itu terkadang bisa hilang, sebab yang
bersangkutan itu sudah tidak konsisten dengan tingkah laku atau ucapannya.
Sehingga derajat wali ( menurut pendapat ‫ ) أهل السنة والجماعة‬itu bisa dicari atau
diusahakan, sebagaimana layaknya harta dan jabatan. Dan semua Rosul atau
Nabi itu dawuh-dawuhnya tidak bisa di curigai, sebab dawuh-dawuhnya itu
merupakan wahyu yang datang dari ‫هللا سبحانه وتعالى‬, dalam sebuah ayat disebutkan
‫ َو َم ا َينِط ُق َع ِن ٱْلَه َو ٰٓى ِإْن ُه َو ِإاَّل َو ْح ٌى ُي وَح ٰى‬dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)

63
menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya). Selain juga mereka itu mempunyai sifat maksum ( di
jaga dari segala dosa ).

‫َك ْم َأْب َر َأْت َو ِص ًبا ِبالَّلْم ِس َر اَح ُتُه ۞ َو َأْط َلَقْت َأِر ًبا ِمْن ِر ْب َقِة اللم‬
Betapa banyak orang sakit jadi sembuh saat telapak tangannya menyentuh # Dan
menyelamatkan orang yang butuh ( pertolongannya ) dari sakit gila yang terus
kambuh.

Keterangan: Lafal ‫ كم‬dalam bahasa Arab itu disebut ‫ كم خيرية‬yang menggunakan


makna ‫ كثيرًا‬artinya banyak sekali. Adapun salah satu contoh isi ( arti ) bait ini
adalah riwayat dari Qotadah ‫ رضي هللا عنه‬, disaat perang uhud terjadi. Yaitu matanya
( Qotadah ) terkena busur ( anak panah ) yang menyebabkan mata itu terurai dan
menyebabkan kebutaan, lalu beliau datang kepada Baginda Nabi seraya berkata:
‫ ان لي امرأة احبها أخش**ى أنها رأتني على ه**ذه الحالة ق**ذرتني وارتف**ع ح**بي من قلبها‬sungguh aku
mempunyai istri yang sangat aku cintai, aku hawatir jika dia melihatku seperti ini
maka dia akan mencampakkanku dan hilanglah cintanya kepadaku dari hatinya,
‫ فأخ**ذ النبي صلى هللا علي**ه وسلم عينه بي**ده ورده**ا الى موض**عها‬lalu Baginda Nabi mengambil
matanya ( yang terurai itu ) dengan tangannya ( yang mulia ) dan mengembalikan
ke tempatnya semula ‫ وق**ال اللهم اكسها جماال‬dan Baginda Nabi juga berdoa: ya ‫هللا‬
buatlah mata ( Qotadah ini ) lebih indah ‫ فكانت احسن عينيه‬maka mata itu menjadi lebih
indah dari yang semula. Dan juga riwayat yang lain dari ‫محمد بن حاطب رضي هللا عنه‬
disaat tangannya terbakar api, lalu beliau datang kepada Baginda Nabi ‫فمسحت عليها‬
‫ فبرأت من ساعتها‬lalu Baginda Nabi mengusapnya pada bagian tubuh yang terbakar
itu, maka luka bakar itu langsung sembuh seketika. Dan ada pula riwayat dari
‫ شرحبيل الجعفي رضي هللا عنه‬yang mana jari-jari tangannya itu ada yang jimpe ( tidak
bisa digerakkan ) sehingga tangannya itu tidak bisa untuk memegang pedang dan
tidak bisa memegang tali kendali kuda. Padahal saat itu beliau ingin sekali untuk
ikut berperang. Maka akhirnya beliau melapor kepada Baginda Nabi atas
kekurangan yang ada pada diri beliau. Kemudian Baginda memijat jari-jari yang
jimpe tersebut sehingga jari-jari itu bisa di gerakan secara normal ( bahkan tidak
terlihat sama sekali bekas jimpe di jarinya tersebut ). Dan yang sangat luar biasa
adalah ada seorang perempuan yang datang kepada Baginda Nabi dengan
membawa anaknya yang sakit gila ( dan sakit gilanya itu sering kambuh ) ‫فمسح بيده‬
‫ المباركة صدره فث*ع ثع*ة‬lalu Baginda Nabi mengusap dengan tangannya yang penuh
berkah didadanya sambil menggigit dada tersebut ‫فخرج من جوفه مثل الجراد االسود فبرئ‬
‫ لوقته‬maka ( saat itu ) keluarlah dari perut anak tersebut seperti seekor belalang
yang berwarna hitam, maka sembuhlah anak itu secara seketika.

‫َأْل‬ ‫ّٰت‬ ‫َأ‬


‫َو ْح َيِت الَّس َن َة الّشْه َب ـــاَء َدْع َو ُتُه ۞ َح ى َح َكْت ُغ ّر ًة ِفْي ا ْع ُص ِر الّدُه ِم‬
Dan doa Baginda Nabi itu dapat menghidupkan tahun kering # Hingga bak titik
putih dalam lipatan hitamnya masa.

64
Keterangan: Banyak tahun-tahun yang kering dan gersang yang telah menjadi
subur berkat doa Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬, sebab adanya hujan yang
turun pada waktu itu atas izin ‫ ( هللا تعالى‬seperti cerita Sayyidah ‫ عائشة‬diatas ). Hingga
tahun-tahun yang kering ( yang dalam bait ini di serupakan dengan ‫ شهباء‬artinya
beberapa titik putih ) itu menjadi tahun-tahun yang subur ( ‫) ح**تى حكت غرة‬. Dan
sebagaimana cerita yang di riwayatkan oleh ‫ ( الش**يخان‬imam Bukhari dan imam
Muslim ) dari sayyidina Anas ‫ رضي هللا عنه‬berkata: ‫ان رجال دخل المسجد يوم الجمعة ورسول هللا‬
‫ صلى هللا عليه وسلم قائم يخطب‬ada seorang laki-laki memasuki masjid di hari jumat saat
‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬sedang berdiri Khutbah, ‫فقال يا رسول هللا هلكت االموال وانقطعت السبل‬
‫ فادع هللا يغثنا‬lalu laki-laki itu berkata: wahai ‫ رسول هللا‬banyak harta yang telah rusak
dan sumber air yang terputus ( kering ) maka doakanlah kepada ‫ هللا‬agar
menurunkan hujan, ‫ فرفع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يديه وقال اللهم أغثنا ثالثًا‬lalu Baginda Nabi
menengadahkan kedua tangannya dan berdoa ‫ يا هللا‬berilah kami hujan ( sampai
tiga kali ) ‫ وما نرى في السماء من سحاب وال قزعة فطلعت سحابة ثم أمطرت وهللا ما رأينا الشمس سبعا‬dan
kami ( yang semula ) tidak melihat mendung dan awan ( sama sekali ) maka ( tiba-
tiba ) muncullah mendung kemudian hujan ( deras yang tidak berhenti ) selama
tujuh hari dan kami tidak melihat matahari ( selama itu ) ‫ثم دخل رجل في الجمعة االخرى‬
‫ ورسول هللا قائم يخطب فقال يا رسول هللا هلكت االموال وانقطعت السبل فادع هللا ان يمسكها عنا‬lalu ( di hari
jumat berikutnya ) kembali seorang laki-laki masuk masjid saat Baginda Nabi
berdiri menyampaikan khotbah, lalu laki-laki itu berkata: wahai ‫ ! رسول هللا‬beberapa
harta kami rusak dan demikian juga sumber air, maka berdoalah kepada ‫ هللا‬agar
menahan ( menghentikan ) hujan ( yang sudah tujuh hari ini ) turun dari kami, ‫فرفع‬
‫ الَّلُهَّم على اآلَك اِم َو الِّظ َر اِب َو ُبُط وِن اَألْو ِدَي ِة َو َم َن اِبِت الَّش َج ر‬,‫ يديه ثم قال اللهم حوالينا َو ال َع َلْي َن ا‬maka ‫رسول هللا‬
( kembali ) menengadahkan kedua tangannya dan berdoa ‫ يا هللا‬jadikanlah hujan ini
di sekitar kami jangan di atas kami, jadikanlah hujan ini di atas bukit dan gunung-
gunung serta lembah-lembah dan tempat tumbuhnya Pepohonan ‫ وخرجنا‬، ‫َف َأْقَلَع ْت‬
‫ ال أدري‬:‫ أه*و الرج*ل األول ق*ال‬:‫ نمش*ي في الش*مس فسؤل أنس بن مالك‬maka hujan itupun berhenti
seketika dan saat kita keluar sudah bisa melihat matahari kembali, lalu sayyidina
Anas ditanya: apakah laki-laki yang datang ke kedua itu adalah laki-laki yang
datang pertama kali juga? Kemudian sayyidina anas menjawab: aku tidak tahu
pasti ( tentang orang itu ).

‫ْل َأ‬ ‫َأ ْل ْل‬


‫ِبَع اِر ٍض َج َاد ْو ِخ َت ا ِبَط اَح ِبَه ا ۞ َس ْيًبا ِّم َن ا َيِّم ْو َس ْي ًال ِمَن الَع ِر ِم‬
Dengan ( gumpalan ) awan yang hujannya deras, hingga kau duga jurang yang
luas # Air mengalir dari samudera atau mengalir dari lembah yang menganga.

Keterangan: Dengan perantara doa Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬itulah ‫هللا‬
mengutus gumpalan awan ( mendung ) yang membawa air hujan yang banyak,
hingga saat hujan turun ( yang dalam riwayat diatas disebutkan sampai tujuh hari )
itu sampai menjadikan lembah-lembah yang asalnya kering karena tidak adanya
air sama sekali. Menjadi bak lautan sebab airnya yang melimpah. Seakan air itu

65
juga keluar dari mulut jurang disekitarnya yang menganga hingga menjadi seperti
samudera yang luas. ( jadi bait ini adalah lanjutan dari bait diatasnya, sehingga isi
maknanya adalah tambahan penjelasan dari bait tersebut ).

‫ في شـرف الــقرآن ومدحـه‬: ‫الفصل السادس‬


Fasal yang keenam tentang kemuliaan dan sanjungan terhadap alquran.

‫ْل‬ ‫ُظ‬ ‫ٰأ‬


‫َد ْع ِن َو َو ْص ِفـَي َي اٍت َلُه َظ َهَر ْت ۞ ُهوَر َن اِر ا ُقٰر ى َلْيًل َع َلى َع َلِم‬
Biarkanlah aku mengurai mukjizat yang tampak pada Baginda Nabi # Tampak
bagai api jamuan di malam hari di atas gunung yang menjulang tinggi.

Keterangan: Diantara mukjizat baginda nabi yang tak terbantahkan kebenarannya


adalah alquran-ulkarim. ‫َو ِإن ُك نُتْم ِفى َر ْيٍب ِّمَّما َنَّز ْلَن ا َع َلٰى َع ْبِد َن ا َف ْأُتو۟ا ِبُسوَر ٍة ِّمن ِّم ْث ِلِهۦ َو ٱْد ُعو۟ا ُشَه َد ٓاَء ُك م ِّمن‬
‫ ُدوِن ٱِهَّلل ِإن ُك نُتْم َٰص ِدِقيَن‬Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami ( ‫) محمد‬, maka buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain ‫ هللا‬, jika kamu
orang-orang yang benar. Mukjizat alquran itu bisa dilihat dan dirasakan oleh
seluruh umat Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬mulai dari era sahabat sampai hari
ini dan besok hari terakhir. ‫ ِإَّن ا َن ْح ُن َنَّز ْلَن ا ٱلِّذ ْك َر َو ِإَّن ا َلُهۥ َلَٰح ِفُظ وَن‬Sesungguhnya Kami-lah
yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.
Si penyair disini menyamakan ( mensifati ) mukjizat Baginda Nabi ( secara umum )
dengan api unggun besar dimalam hari yang di siapkan sebagai pertanda bagi
tamu dari jauh yang akan datang berkunjung, ( sebab hal seperti itu adalah
kebiasaan orang arab dalam menghormati tamu ). Keduanya itu sama-sama
jelasnya bagi yang melihatnya.

‫َف الُّد ُّر َي ْز َد اُد ُحْس ًن ا َّو ُه َو ُم ْن َت ِظ ٌم ۞ َو َلْي َس َي ْنُقُص َقْد ًر ا َغْي َر ُم ْن َت ِظ ِم‬
Mutiara akan bertambah indah anggun bila susunannya tertata rapi # Dan nilainya
tak berkurang sedikitpun walau tak tersusun.

Keterangan: Setelah si penyair mengatakan bahwa mukjizat Baginda Nabi itu


sangatlah jelas bagi siapapun yang melihatnya, maka di sini si penyair memberi
tambahan pengertian tentang mukjizat tersebut dengan menyamakannya seperti
mutiara. Mutiara itu akan terlihat indah nan anggun bila mutiara itu disusun rapi
dan sesuai dengan urutan serta warnanya yang bervariasi. Demikian juga mukjizat
Baginda Nabi jika mampu merangkainya satu dengan yang lain maka hal itu akan
menimbulkan keindahan ( iman ) yang luar biasa. Karena satu mukjizat dengan
mukjizat yang lain itu saling melengkapi dan berkaitan. Seperti air yang keluar dari
tangan mulai beliau ( pada saat orang-orang membutuhkan minum dan wudlu )

66
atau pohon yang bisa berjalan atas panggilan beliau, serta mukjizat-mukjizat yang
lainnya ( apalagi alquran yang menjadi mukjizat sepanjang masa ). Sebab satu
mutiara saja tanpa di rangkai dengan yang lainnya itu sudah cukup menunjukkan
keindahannya, apalagi mukjizat Baginda Nabi. Walaupun tidak di hubungkan satu
dengan yang lainnya itu tetap menunjukkan keindahan dan hal luar biasa jika
mampu memahaminya. Sebab keindahan mutiara atau mukjizat tersebut adalah
keindahan yang bersifat dzatiyah ( personalnya ) yang tidak akan berkurang
nilainya sedikitpun saat tidak di rangkai ( tidak dihubungkan satu dengan yang
lainnya ).

‫َأْل‬ ‫ْل‬ ‫ٰأ‬


‫َفَم ا ُتَط اُو ُل َم اِل ا َم ديـــــِح ِإلٰى ۞ َم ا ِفيِه ِمْن َك َر ِم ا ْخ اَل ِق َو الِّش َي ِم‬
Maka apa gerangan beberapa harapan para pengagum Baginda Nabi? #
Sementara puncak kemuliaan akhlak dan kepribadian beliau tidak bisa di jangkau.

Keterangan: Setelah si penyair di bait yang atas ( ‫ ) دعني ووصفي… الخ‬itu seakan
ingin mencurahkan semua kemampuannya untuk mensifati mukjizat Baginda
Nabi, maka didalam bait ini beliau ( penyair ) ingin mengatakan bahwa: Apa yang
di cari oleh para pengagum Baginda Nabi dalam mensifati mukjizatnya ( yang
didalamnya termasuk juga beberapa akhlak dan kepribadian beliau )? Karena
siapapun takkan ada yang mampu mensifati mukjizat, akhlak serta kepribadian
beliau yang sangat agung. Bahkan ada beberapa ulama yang menghitung
mukjizat Baginda Nabi itu sampai ribuan jumlahnya. Tiada lain yang di cari oleh
para pengagum Baginda Nabi dalam hal ini kecuali menunjukkan rasa ‫ محبة‬yaitu
cinta yang tulus, rasa terima kasih yang tak terhingga atas perjuangan beliau
beserta para sahabat dalam memperjuangkan agama ini. Dan puncak dari itu
semua adalah syafa'at di dunia dan di akhirat untuk seluruh umatnya. Sehingga
banyak bait-bait qosidah ( selain burdah ini ) yang isinya adalah ketiga tujuan
tersebut.

‫ٌة ُة ْل‬ ‫َثٌة‬ ‫ٰأ‬


‫َي ــاُت َح ٍّق ِمَن الّرْح ٰم ُن ُمْح َد ۞ َق ِدْي ِص َف ا َم ْو ُصْو ِف ِبالِقَد ِم‬
Ayat-ayat alquran itu benar-benar dari ‫ هللا‬yang Maha Rahman # Baru turunnya,
terdahulu maknanya dan menjadi sifatnya Dzat yang bersifat Maha Qidam.

Keterangan: Si penyair berkata: ‫ آي**ات ح**ق من الرحمان‬ayat-ayat alquran itu adalah


murni dari ‫ هللا‬. Tujuannya adalah menolak tuduhan orang-orang kafir yang
mengatakan alquran itu buatan baginda nabi, ‫َب ْل َق اُلْٓو ا َاْض َغ اُث َاْح اَل ٍۢم َب ِل اْف َتٰر ىُه َب ْل ُه َو َش اِع ٌۚر‬
‫ َف ْلَي ْأِتَن ا ِبٰا َي ٍة َك َم ٓا ُاْر ِس َل اَاْلَّو ُلْو َن‬Bahkan mereka mengatakan, “(Al-Qur'an itu buah) mimpi-
mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya ( ‫) محمد‬, atau bahkan dia hanya seorang
penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya
rasul-rasul yang diutus terdahulu.”
Dawuh si penyair ‫ محدثة‬itu disebut ‫ اقتباس‬artinya pengambilan dari alquran ‫َم ا َي ْأِتيِه م ِّمن‬
‫ ِذ ْك ٍر ِّمن َّر ِّبِه م ُّمْح َدٍث ِإاَّل ٱْس َت َم ُعوُه َو ُه ْم َي ْلَع ُب وَن‬Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al

67
Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka
mendengarnya, sedang mereka bermain-main.
Dan disebagian tex kitab burdah yang lain kata ‫ محدثة‬itu di ganti dengan kata ‫محكمة‬
yang artinya dikuatkan ( kokoh ). Seperti dalam ayat ‫ِك َت اٌب ُأْح ِكَم ْت آَي اُتُه ُثَّم ُفِّص َلْت ِمْن َلُدْن‬
‫( َح ِكيٍم َخ ِبيٍر‬inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi ( di kuatkan )
serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi ( ‫ ) هللا‬Yang Maha
Bijaksana lagi Maha Tahu. Jadi arti bait ini jika menggunakan kata ‫ محكمة‬adalah:
ayat-ayat alquran itu turun dari ‫ هللا‬dzat yang Maha Rahman, yang dikuatkan ( di
kokohkan dalam segala kandungan isi maknanya ) dan yang di sifati Qodim
( dahulu ).

‫ْل‬
‫َلْم َت ْق َت ــــــــِر ْن ِبَز ِماٍن َّو ْه َي ُتْخ ِبُر َن ا ۞ َع ِن ا َمَع اِد َو َع ْن َع اٍد َو َع ْن ِإَر ِم‬
Ayat-ayat alquran itu tidak bersamaan dengan zaman ( apapun ) # Ayat-ayat
alquran yang memberi kabar pada kita tentang akhirat, kaum ‫ عاد‬dan kota irom.

Keterangan: Ketika ayat-ayat alquran itu di sifati Qodim ( dahulu ), maka ayat-ayat
itu tidak bisa di kaitkan dengan zaman waktu sama sekali. Karena sifat waktu
adalah sifat sesuatu yang ‫ حادث‬atau baru ( bermula dari tidak ada menjadi ada,
bermula dari tidak wujud menjadi wujud ). Dan sesuatu yang Qodim itu tidak bisa
bersamaan dengan sesuatu yang baru, sebab keduanya saling berlawanan atau
bertolak belakang.
Ayat alquran itu memberi kabar tentang dikembalikannya manusia setelah
meninggal ‫َو ُه َو ٱَّلِذى َي ْبَد ُؤ ۟ا ٱْلَخ ْلَق ُثَّم ُيِعيُدُهۥ َو ُه َو َأْه َو ُن َع َلْيِهۚ َو َلُه ٱْلَم َث ُل ٱَأْلْع َلٰى ِفى ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض ۚ َو ُه َو ٱْلَع ِز يُز‬
‫ ٱْلَح ِكيُم‬Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian
mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit
dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ‫َك َم ا َب َد ْأَن ٓا َأَّو َل َخ ْلٍق‬
‫ ُّن ِعي**ُدُهۥۚ َو ْع ًد ا َع َلْي َن ٓاۚ ِإَّن ا ُكَّن ا َٰف ِعِليَن‬Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama
begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati;
sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.
Ayat alquran juga memberi kabar tentang kaum ‫ عاد‬yang di utus kepada mereka
adalah nabi ‫ هود عليه السالم‬, seperti gambaran ayat ‫َق اُلو۟ا َٰي ُهوُد َم ا ِج ْئ َتَن ا ِبَب ِّي َن ٍۢة َو َم ا َن ْح ُن ِبَت اِر ِكٓى َءاِلَهِتَن ا‬
‫ َع ن َق ْو ِلَك َو َم ا َن ْح ُن َل َك ِبُم ْؤ ِمِنيَن‬Mereka (kaum ‘Ad) berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak
mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami, dan kami tidak akan
meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan
mempercayaimu.
Ada beberapa fersi tentang kota irom. Yang pertama irom adalah nama kota yang
diambil dari kakek kaum ‫ عاد‬itu sendiri. Yaitu ‫ عاد‬bin ‫ عوس‬bin ‫ إرم‬/ irom bin ‫ سام‬bin
‫نوح‬. Umurnya irom itu sampai 1200 tahun. Dan dia bisa melihat ( calon )
keturunannya dari tulang belakangnya yang berjumlah 4000 anak. Sehingga dia
menikahi 1000 perempuan. Agama irom adalah penyembah rembulan, dan dia

68
dijuluki ‫' عاد االولى‬ad yang pertama, dan kaum ‫ عاد‬yang belakang disebut ‫عاد االخرى‬
'ad yang lain.
Yang kedua irom adalah kota yang di bangun oleh Syaddad bin 'ad setelah dia
mendengar beberapa sifatnya surga beserta isinya yang sangat indah, maka dia
memutuskan untuk membuat kota yang seindah surga. Lalu di kumpulkanlah
segala kebutuhan yang ada meliputi tenaga kerja yang sangat banyak, bahan
emas, mutiara dan lain sebagainya. Maka mulailah kota itu dibangun dengan
membuat semua tiyangnya ( termasuk pondasi juga ) yang berasal dari mutiara,
semua dinding dan lantai dari emas, dibuat juga gunung-gunung yang dari intan,
saluran air yang beraneka ragam bentuk serta warnanya agar air itu seakan
menyerupai saluran tersebut, pohon-pohon juga dibuat menakjubkan. Sehingga
dia membangunnya itu butuh waktu 300 tahun lamanya. Setelah proses yang
panjang maka jadilah bentuk kota yang dia harapkan. Lalu berangkatlah dia
bersama keluarga dan pasukannya yang berjumlah besar untuk menempati kota
tersebut. Tetapi jarak tempuh yang hanya tinggal satu hari satu malam saja, maka
‫ هللا‬mengutus malaikat yang berteriak sehingga terjadi gempa besar yang
menghancurkan bangunan kota tersebut hanya dengan sekejap mata, semua
luluh lantak menjadi puing-puing yang berserakan tak berguna. ( ‫نعوذ باهلل من ذلك ثم‬
‫) نعوذ باهلل‬.

‫ْذ‬
‫َد اَم ْت َلَد ْي َن ا َفَفاَقْت ُك َّل ُمْع ِج َز ًة ۞ ِمَن الَّن ِبِّيْيـــــَن ِإ َج آَء ْت َو َلْم َتُد ِم‬
Ayat ( mukjizat ) yang disisi kita kekal abadi hingga mengungguli semua mukjizat
# Sebab mukjizat para Nabi ( yang terdahulu ) itu tidak langgeng.

Keterangan: Mukjizat yang diberikan oleh ‫ هللا‬kepada semua Nabi itu diantara
sebabnya adalah tantangan yang di ajukan oleh orang-orang yang meragukan
atas kenabian mereka. Seperti perahu nabi nuh ‫علي**ه السالم‬, seperti juga tidak
terbakarnya nabi Ibrahim ‫علي**ه السالم‬, tongkat nabi musa ‫علي**ه السالم‬, persediaan
makanan ( ‫ ) مائدة‬bagi yang meminta kepada nabi isa ‫عليه السالم‬, dan alquran bagi
Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Perbedaannya adalah mukjizat para nabi yang
dahulu ( sebelum di utusnya Baginda Nabi ) itu yang mengetahui atau yang
menyaksikannya hanya orang-orang saat itu saja. Sedangkan mukjizat Baginda
Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬itu ada yang hanya orang saat itu yang bisa melihat dan
menyaksikannya, tetapi ada pula mukjizat beliau yang bersifat selamanya atau
langgeng, ( seperti alquran, dawuh-dawuhnya yang terbukukan sampai sekarang
dan lain sebagainya ). Sehingga mukjizat Baginda Nabi yang seperti itu layaklah
bila dikatakan: Bahwa mukjizat beliau itu mengalahkan mukjizat para Nabi yang
terdahulu.
Sesuatu keanehan atau keajaiban yang berlawanan dengan kebiasaan ( yang
disebut dengan ‫ ) خارق العادة‬itu ada enam kategori sebagai berikut:
‫ فمعجزة ان من نبي لنا صدر‬# ‫اذا ما رأيت االمر يخرق عادة‬

69
Satu: jika kamu melihat sesuatu yang berlawanan dengan kebiasaan maka jika
sesuatu tersebut datang dari seorang Nabi maka dinamakan mukjizat.
‫ فاالرهاص سمه تتبع القوم في االثر‬# ‫وان بان منه قبل وصف نبوة‬
Dua: jika sesuatu tersebut itu nampak sebelum seorang Nabi itu di angkat
kenabiannya maka sesuatu itu dinamakan ‫ ( ارهاص‬seperti keterangan sebelumnya
).
‫كرامة في التحقيق عند ذوي النظر‬-—‫وان جاء يوما من ولي فانه ال‬
Tiga: jika sesuatu tersebut datang dari seorang wali ( kekasih ‫ ) هللا‬maka
dinamakan karomah, ( menurut orang yang mempunyai pandangan luas dan
mendalam ).
‫ فكونه حقا بالمعونة واشتهر‬# ‫وان كان من بعض العوام صدوره‬
Empat: jika sesuatu tersebut keluar dari orang biasa ( tidak wali ) dan sesuatu
tersebut nyata kebenarannya maka dinamakan ‫ ( معونة‬pertolongan ).
‫ يسمى باالستدراج فيما قد استقر‬# ‫ومن فاسق ان كان وفق مراده‬
Lima: jika sesuatu tersebut datangnya dari orang fasik ( orang yang jauh dari ‫هللا‬
dan jauh dari ajaran agama ) yang mana sesuatu itu selalu sesuai dengan
kehendaknya, maka dinamakan istidroj ( Memenuhi segala keinginan seseorang
dengan hal-hal yang digemarinya untuk dijerumuskan ke dalam kebinasaan yang
tanpa diduga-duga ).
‫ وقد تمت االقسام عند الذي اختبر‬# ‫واال فيدعى باإلهانة عندهم‬
Enam: jika sesuatu tersebut itu justru berlawanan dengan kehendak orang fasik
itu, maka dinamakan ihanah ( pelecehan terhadap orang fasik tersebut ).
Dan inilah enam kategori ‫ خ**ارق الع**ادة‬artinya sesuatu yang berlawanan dengan
kebiasaan yang perlu difahami perbedaannya masing-masing. Maka janganlah
mudah terkecoh dengan sesuatu yang tampak aneh dalam pandangan mata.
Karena hal itu perlu dicermati katagorinya sesuai kelompoknya masing-masing.

‫ُم َح َّك َم ـــاٌت َفَم ا ُيْب ِقَيَن ِمْن ُشَب ٍه ۞ ِلِذْي ِش َقاٍق َو َال َي ْبِغْي َن ِمْن َح َك ِم‬
Ayat-ayat alquran itu sungguh kokoh tak meninggalkan keraguan # Bagi yang
punya pertentangan dan tak perlu cari hakim kebenaran.

Keterangan: Kata ‫ محاكمات‬itu bisa diambil dari tiga akar kata. Pertama diambil dari
‫ ُحكم‬yang artinya hukum, jadi alquran itu adalah sumber segala hukum yang
dibutuhkan. Kedua diambil dari ‫ حكمة‬yang artinya adalah alquran itu sumber dari
segala hikmah yang ada. Ketiga diambil dari ‫ ِإْح كام‬yang menggunakan makna ‫محكمة‬
artinya alquran adalah kitab suci yang kokoh maknanya sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan di setiap zaman. Mengapa alquran di sifati ketiga
makna tersebut? Karena urutan kata didalam alquran dalam segi balagohnya atau
sastranya, fashohah atau kefasihan lafalnya, serta kandungan makna yang sangat
luas, itu tidak bisa di saingi oleh siapapun. ‫ُقل َّلِئِن ٱْج َت َمَعِت ٱِإْلنُس َو ٱْلِج ُّن َع َلٰٓى َأن َي ْأُتو۟ا ِبِم ْث ِل َٰه َذ ا‬
‫ ٱْلُقْر َء اِن اَل َي ْأُتوَن ِبِم ْث ِلِهۦ َو َلْو َك اَن َب ْع ُض ُهْم ِلَب ْع ٍض َظ ِه يًر ا‬Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia
dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak

70
akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka
menjadi pembantu bagi sebagian yang lain, ( walaupun mereka saling membantu
untuk membuat kitab yang seperti alquran, maka pasti mereka tidak akan pernah
mampu, sebagaimana yang telah dilakukan oleh musailamah al-kadzaab ). Dalam
segi kandungan hikmahnya di gambarkan pula dalam sebuah ayat ‫والقرآن الحكيم‬
demi alquran yang membawa hikmah. Sehingga banyak orang kafir yang masuk
islam hanya dengan mendengar lantunan ayat alquran ( seperti kisah masuk
islamnya sayyidina Umar ‫) رض*ي هللا عنه‬. Karena semua tahu bahwa urutan kata
dalam alquran itu tidak mungkin buatan manusia ( walaupun itu Baginda Nabi ).
Kata penyair " ‫ ( " من شبه‬yang artinya beberapa keraguan atau beberapa tuduhan
miring ) itu menunjukkan bahwa jalan kebatilan sangatlah banyak sekali,
( khususnya tuduhan keraguan didalam alquran atau tentang keotentikan alquran
bahwa alquran itu adalah di turunkan dari ‫) هللا‬. Tuduhan yang semacam itu sudah
ada sejak zaman dulu, bahkan disepanjang masa atau disetiap generasi. ‫َب ۡل َقاُلٓو ْا‬
‫ر َف ۡل َي ۡأ ِتَن ا َٔ‍ِباَيٖة َك َم ٓا ُأۡر ِس َل ٱَأۡلَّو ُلوَن‬ٞ ‫ َأۡض َٰغ ُث َأۡح َٰل ِۢم َب ِل ٱۡف َت َر ٰى ُه َب ۡل ُه َو َش اِع‬Bahkan mereka berkata (pula): (Al
Quran itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan Dia
sendiri seorang penyair. Maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu
mukjizat, sebagai-mana Rasul-rasul yang telah lalu di-utus. ( Dalam ayat lain
disebutkan : ) ‫ َف َذِّك ْر َفَم ٓا َأنَت ِبِنْع َمِت َر ِّب َك ِبَك اِه ٍن َو اَل َم ْج ُنوٍن‬Maka tetaplah memberi peringatan,
dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan
bukan pula seorang gila. ‫ َأْم َي ُقوُل وَن َش اِع ٌر َّنَت َر َّبُص ِبِهۦ َر ْي َب ٱْلَم ُن وِن‬Bahkan mereka
mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan
menimpanya".

‫ْل‬ ‫َأْل‬ ‫َأ‬ ‫ُّط‬


‫َم ا ُحْو ِر َب ْت َق ِإاّل َع اَد ِمْن َح َر ٍب ۞ ْع َدى ا َع اِدْي ِإَلْي َه ا ُم ِقَي الَّس َلِم‬
Dan ayat alquran tidak bisa ditentang sama sekali kecuali dia ( si penantang ) itu
akan kembali dari perang # Perlawanan musuh manapun akan takluk pasrah
menyerah.

Keterangan: Bait ini memberi gambaran bahwa dakwah yang dikerjakan oleh
Baginda Nabi dalam menyampaikan syariah agama ( khususnya alquran ) itu
tidaklah mudah. Perjuangan beliau sangatlah berat ‫َأَشُّد الَّن اِس َب َالًء ْاَألِنْب َي اُء ُثَّم ْاَألْم َث ُل َف ْاَألْم َث ُل‬
‫ُيْب َت َلى الَّر ُجُل َع ٰل ى َح ًس ِب ( َو ِفي ِر َو اَي ٍة َقْد ِر ) ِدْيِنُه َف ِإْن َك اَن ِدْي ُن ُه َص َلًبا ِاْش َتَّد َب َالُؤ ُه َو ِإْن َك اَن ِفي ِدْيِن ِه ِر ّق ٌة ُاْب ُتِلُي َع ٰل ى‬
‫ َح َسِب ِدْينِه َف َم ا َي ْب َر ُح ْالَب َالُء ِباْلَع ْبِد َح تٰى َي ْت ُر َك ُه َيْمِش ْي َع َلى ْاَألْر ِض َم ا َع َلْي ِه َخ ِط ْي َئ ة‬Manusia yang paling
dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-
orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat
‘kadar’) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika
agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu
menimpa seseroang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa
tertimpa kesalahan lagi. Perlawanan terhadap Baginda Nabi itu bukan hanya
sekedar personal orang per orang, tetapi tidak sedikit yang perlawanan itu yang
berupa sekelompok orang yang terorganisir ( seperti kesepakatan saat baginda

71
nabi di keluarkan dari tanah kelahirannya yang amat dicintai yakni makkah al-
mukarromah ‫َو ِإْذ َي ْم ُك ُر ِبَك ٱَّلِذيَن َكَف ُرو۟ا ِلُيْث ِبُتوَك َأْو َي ْقُتُلوَك َأْو ُيْخ ِر ُجوَك ۚ َو َي ْم ُك ُروَن َو َي ْم ُك ُر ٱُهَّللۖ َو ٱُهَّلل َخ ْيُر ٱْلَٰم ِك ِر يَن‬
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan ‫ هللا‬menggagalkan tipu daya itu.
Dan ‫ هللا‬sebaik-baik Pembalas tipu daya ). Akan tetapi semua perlawanan itu gagal.
Bahkan satu persatu orang yang dulu memusuhi Baginda Nabi itu menyerah dan
sebagian dari mereka itu masuk islam dengan tanpa paksaan ( mari buka kembali
buku sejarah tentang ‫) خياركم في الجاهلية خياركم في االسالم اذا فقهوا‬.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َر َّد ْت َب اَل َغ ُتَه ا َد ْع ٰو ى ُم َع اِر ِض َه ا ۞ َر َّد ا ُغ ْيوِر َي َد ا َج اِن َع ِن ا َح َر ِم‬
Keindahan sastra ayat-ayat alquran itu menaklukkan penantangnya # Laksana
menolaknya sang pencemburu terhadap tangan penjahat dari mahram
( keluarganya ).

Keterangan: Keindahan sastra masing-masing kata didalam alquran itu pasti


mengalahkan orang-orang yang ingin menentang atau menyainginya, karena
kandungan maknanya yang luas ( seperti keterangan sebelumnya ). Contohnya
adalah ayat yang dibuat oleh musailamah al-kadzaab untuk menyaingi surat ‫النزعات‬
, dia membuat urutan ayat ‫ والخابزات خبزا‬، ‫ والعاجنات عجنا‬، ‫ والطاحنات طحنا‬dan juga ayat
yang menyaingi surat ‫ الفيل‬dia membuat ayat ‫الفيل ما الفيل وما ادراك ما الفي*ل له ذنب وبي*ل‬
‫ وخرطوم طويل وان ذلك من خلق ربنا لقلي*ل‬dan beberapa ayat yang lainnya. Sepintas ayat
buatan Musailamah alkadzab itu mirip alquran ( dalam segi bahasa arabnya ).
Namun jika di tela'ah lebih lanjut maka akan ditemukan perbedaan yang tidak
seimbang dari segi urutan bahasa, kandungan makna apalagi nilai sastranya.
Bahkan urutan bahasa Arab maupun yang buatan manusia itu pasti di kalahkan
oleh alquran. Sebagaimana seorang penjahat yang berniat buruk itu akan di
kalahkan oleh seorang laki-laki pemberani guna melindungi perempuan yang jadi
mahramnya atau tanggung jawabnya. Dalam alquran disebutkan ‫َفَم ِن اْع َت َد ى َع َلْي ُك ْم‬
‫ َف اْع َت ُدوا َع َلْيِه ِبِم ْث ِل َم ا اْع َت َدى َع َلْي ُك ْم‬barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia,
seimbang dengan serangannya terhadapmu. Juga diriwayatkan ‫ومن قصد باذى فى نفسه‬
‫ او ماله اوحريمه فقاتل عن ذلك فال ض**مان علي**ه‬Barang siapa yang disakiti badannya atau
hartanya atau keluarganya, lalu karenanya dia berkelahi (dan membunuh) maka
tidak ada resiko baginya. ‫من ُأذّل عنده مؤمن فلم َي ْن ُصْر ه وهو قادٌر على أن ينُص َر ه أذله هللا عّز وجّل على‬
‫ رؤوس الخالئق ي***وم القيامة‬Barang siapa yang di depannya ada seorang mukmin
dihinakan kemudian dia tidak menolongnya, padahal ia mampu menolongnya,
maka ‫ هللا‬akan menghinakannya di depan pemuka para makhluk kelak di hari
kiamat.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َلَه ا َمَع اٍن َك َم ْو ِج ا َب ْح ِر ِفْي َم َدٍد ۞ َو َف ْو َق َج ْو َه ِر ِه ِفْي ا ُحْس ِن َو ا ِقَي ِم‬
Ayat-ayat alquran mempunyai beberapa makna bagai ombak samudera #
Keindahan dan nilainya diatas indah dan nilainya mutiara samudera.

72
Keterangan: Ayat-ayat alquran itu mempunyai makna yang sangat banyak sekali,
bahkan tak terhingga. Ini yang di isyaratkan oleh si penyair ‫ كموج البحر في مدد‬bagai
ombak samudera yang saling menyambung tiada putus sama sekali. Satu ayat
dengan ayat yang lainnya itu saling berkaitan. Bahkan kata perkata itu
mengandung makna yang bermacam-macam yang terkadang tidak bisa di pisah
dengan kata yang lainnya. Contoh surat al-fatihah: dari ayat pertama ‫بسم هللا الرحمن‬
‫ الرحيم‬itu baru lafal ‫ بسم‬saja, pembahasannya bisa meliputi huruf ‫ باء‬nya dari setatus
dan penggunaannya, makna yang berkaitan, tujuannya dll. Lalu asalnya lafal ‫إسم‬,
meliputi maknanya, i'robnya yang terperinci dan seterusnya. Kemudian
pembahasan lafal ‫ جاللة‬yang meliputi asal lafalnya, hakekat maknanya, keindahan
lafalnya jika di pisah-pisah dan seterusnya. Lalu pembahasan lafal ‫ الرحمن‬dari akar
katanya, tambahan hurufnya, fungsi serta kandungan maknanya dan seterusnya.
Demikian pula lafal ‫الرحيم‬, juga sama pembahasannya dengan lafal ‫ الرحمن‬serta
perbedaan keduanya. Ayat yang kedua yakni ‫ الحمد هلل رب العالمين‬pembahasannya itu
mulai dari lafal ‫ الحمد‬meliputi ‫ ال‬nya, makna ‫ حمد‬dan masih banyak pembahasan-
pembahasan yang lainnya. Sampai akhir surat al-fatihah ‫ غير المغضوب عليهم وال الضالين‬,
semua kata perkata itu membutuhkan kajian serta pendalaman pengetahuan, dan
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Inilah indahnya alquran, mengalahkan
indahnya intan mutiara manapun. Sampai ada ulama yang berpendapat bahwa:
kandungan makna alquran itu mencapai 24800 ilmu, ada pula yang berpendapat
bahwa: satu ayat itu mengandung 60000 pemahaman. Bahkan sayyidina Ali ‫كرم هللا‬
‫ وجهه‬mengatakan: ‫ لو شئت ألوقرت سبعين بعيرا من تفسير الفاتحة‬jika aku menghendaki untuk
mengurai isi surat al-fatihah maka aku membutuhkan tujuh puluh onta untuk
membawa catatan tafsirnya ( ‫ سبحان هللا‬padahal ini baru surat al-fatihah, belum yang
lainnya ). Jadi kandungan makna alquran itu tidak akan pernah habis untuk di kaji
dan didalami ‫ َو َف ْو َق ُك ِّل ِذى ِع ْلٍم َع ِليٌم‬dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan
itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.

‫َأ‬
‫َفَم ا ُتَع ُّد َو اَل ُتْح ٰص ى َعَج اِئُبَه ا ۞ َو اَل ُتَس اُم َع لَى اِإْلْك َث اِر بِالَّســـــــ ِم‬
Maka keajaiban ayat-ayat alquran itu tidak bisa di batasi dengan hitungan # Dan
juga tidak akan bosan untuk memperbanyak makna ( kandungannya ).

Keterangan: Bait ini adalah penguat dari bait sebelumnya, atau bisa dikatakan
cabang penjelasan dari bait sebelumnya. Jadi setelah di fahami bahwa ayat-ayat
alquran itu bagai ombak samudera yang luas, serta keindahan maknanya itu
mengalahkan keindahan intan mutiara, maka keajaiban makna ayat-ayat alquran
itu tidak bisa di batasi dengan ruang dan waktu ( selama pemahaman tersebut
masih berjalan dengan sesuai kaidah yang telah di tetapkan oleh para ulama ).
Dan juga tidak ada kata " bosan " dalam menggali keindahan makna tersebut.
Karena semakin seseorang itu menggali lebih dalam dan menemukan apa-apa
yang di harapkan, maka di situlah dia akan merasakan kebahagiaan, kebanggaan

73
dan kepuasan yang tidak terhingga. Seperti saat imam syafii ‫ رض**ي هللا عنه‬saat
mampu menemukan dalil ijma' setelah berhari-hari mencarinya dalam ayat ‫َو َم ن‬
‫ُيَش اِقِق ٱلَّر ُسوَل ِم ۢن َب ۡع ِد َم ا َت َبَّيَن َلُه ٱۡل ُهَد ٰى َو َي َّت ِبۡع َغ ۡي َر َس ِبيِل ٱۡل ُم ۡؤ ِمِنيَن ُن َو ِّلِهۦ َم ا َت َو َّلٰى َو ُنۡص ِلِهۦ َج َه َّن َۖم َو َس ٓاَء ۡت َمِص يًر ا‬
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke
dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Jadi keindahan alquran itu tidak hanya dalam lantunan bacaannya saja, akan
tetapi sari makna didalamnya itulah yang lebih lezat dan menyebabkan
ketenangan jiwa. Di riwayatkan oleh ‫ عبدهللا بن مبارك‬dari ‫ وهيب‬berkata: ‫ أال تنام؟‬:‫قيل لرجل‬
pernah suatu saat di katakan kepada seorang laki-laki: mengapa engkau tidak
tidur? ( sementara waktu telah larut malam ) ‫ ِإّن عجائب القرآن أذهبت نومي‬:‫ قال‬lalu dia
menjawab: sungguh beberapa keajaiban alquran telah menghilangkan tidurku
( kantukku ). Dan juga ada riwayat dari ‫ المسّيب بن رافع‬yang diambil dari wasiatnya
‫ عبدهللا بن مسعود‬yang berkata: ‫ ينبغي لحامل الق**رآن أن يع**رف ليله إذا الناس نائمون‬sebaiknya bagi
orang-orang yang telah menghafal alquran ( artinya telah diberi nikmat oleh ‫هللا‬
dengan adanya alquran didalam dadanya ) itu untuk selalu menjaga waktu
malamnya ( dengan mudarosah / muroja'ah ) disaat orang-orang yang lain tertidur
lelap, ‫ وبنهاره إذا الناس يفطون‬dan mengisi waktu siangnya untuk berpuasa ( tirakat )
disaat orang-orang lain itu tidak berpuasa, ‫ وبحزنه إذا الناس يفرح**ون‬dan dengan
kesedihannya ( atas apa-apa yang terjadi sebab ia tahu tentang hukum yang
sebenarnya ) disaat orang-orang lain itu bergembira, ‫ وببكائه إذا الناس يض**حكون‬dan
dengan tangisannya ( atas hal tersebut ) disaat orang-orang lain itu tertawa, ‫وبصمته‬
‫ إذا الناس يخلطون‬dan dengan diamnya disaat orang-orang itu berbicara tanpa arah
( sebab mereka berbicara tanpa dasar ilmu ), ‫ وبخشوعه إذا الناس يختالون‬dan dengan ke-
khusyu'annya disaat orang-orang itu berlagak sombong ( sok tahu diri karena
merasa paling pandai dan benar ), ‫وينبغي لحامل القرآن أن يكون باكيا محزونا حكيما حليما عليما‬
‫ سكيتا‬sebaiknya pula bagi orang-orang yang membawa ( penghafal ) alquran itu
untuk selalu menjadi orang yang mudah menangis, sedih, penuh kasih sayang,
bijaksana, lebih banyak diamnya, ‫وينبغي لحامل القرآن أن ال يكون جافي**ا وال غافال وال صخابا وال‬
‫ صياحا وال حديدا‬dan sebaik bagi orang-orang yang menghafal alquran itu menjauhi
sifat orang yang kasar, mudah lupa, suka bicara ( yang ngawur ), suka berteriak
dan bersifat keras. Ada juga pesan khusus atau maui'dzoh dari ‫أبو موسى األشعري رضي‬
‫ هللا عنه‬kepada para penghafal alquran, beliau berkata: ‫أنتم قّر اء أهل البلد فال يطولّن عليكم األمد‬
‫ فتقسوا قلوبكم كما قست قلوب أهل الكتاب‬Kalian semua adalah orang-orang penghafal alquran
(artinya orang-orang yang telah diberi anugerah bersar berupa hafalan alquran )
yang berada di kota ini. Maka janganlah kalian terlalu panjang angan-angan
tentang duniawi. Yang mana hal itu bisa menyebabkan kerasnya hati, seperti
kerasnya hati-hatinya orang-orang ahli kitab. ( yang dimaksud dengan kerasnya
hati adalah sulitnya hati tersebut untuk menerima kebenaran, padahal dia hafal
alquran, padahal dia tahu ayat-ayatnya ). Beliau ‫ أبو موسى األش**عري‬juga berkata
dihadapkan para penghafal alquran yang jumlahnya mencapai tiga ratus lima

74
puluh orang: ‫ إن هذا القرآن كائن لكم أجرا وكائن لكم وزرا‬sesungguhnya alquran ini, itu bisa
menjadi ladang pahala bagi kalian, akan tetapi ( juga sebaliknya ) alquran ini, itu
bisa menjadi lahan dosa bagi kalian, ‫ ف**إتبعوا الق**رآن وال يتبعّنكم الق**رآن‬maka ikutilah isi
alquran ini ( kalian yang harus mengikuti isi alquran )!! Jangan sebaliknya atau
jangan sekali-kali di balik yaitu alquran yang dipaksa untuk mengikuti hawa nafsu
kalian, ‫ فإنه من إتبع الق*رآن هبط به على ري*اض الجنة ومن تبع**ه الق*رآن زّخ في قف*اه فقذف**ه في النار‬maka
barang siapa yang mau mengikuti isi alquran, maka alquran itu akan
menempatkan kepadanya di taman-taman surga yang indah, ( tetapi sebaliknya )
jika alquran itu dipaksa untuk mengikuti hawa nafsunya orang tersebut, maka
alquran itu akan menjerumuskan dia kedalam api neraka ( ‫) نعوذ باهلل من ذلك‬.

‫ْل‬
‫َق َّر ْت ِبَه ا َع ْيُن َق اِر ْي َه ا َف ُق ُت َلُه ۞ َلَقْد َظ ِفْر َت ِبَح ْب ِل ِهّٰلِلا َف اْع َت ِص ِم‬
Maka sejuklah mata pembacanya, lalu aku katakan kepadanya # Sungguh anda
telah mendapatkan kebahagiaan, berpeganglah selalu pada tali ‫ هللا‬.

Keterangan: Arti kata ‫ قّرت‬itu ‫ سكنت‬atau ‫ إطمأّنت‬artinya tenang atau sejuk . Jadi
mata yang bahagia itu akan kelihatan tenang dan sejuk. Sedangkan mata yang
susah itu akan kelihatan kacau dan gelisah. Atau kata ‫ قّرت‬itu bisa diambil dari
kata ‫ ( ُقّر‬dibaca dhommah ‫ ق‬nya ) yang menggunakan makna ‫ البرد‬artinya dingin.
Jadi artinya adalah mata itu akan menjadi dingin dengan sebab mengalirnya air
mata kebahagiaan. Dan barang siapa yang telah mampu melakukan hal tersebut,
maka dia telah mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Sebab dia telah
mendapatkan keberkahan alquran. Keberkahan yang berupa rasa ketenangan
jiwa, ketentraman hati dengan menjalani hidup yang selalu dalam bimbingan yang
Maha Kuasa hingga dimudahkan untuk menjalankan taat serta dijauhkan dari
maksiat dan siksanya.
Dawuh penyair ‫ بحبل هللا فاعتصم‬itu termasuk ‫ ( اقتباس‬diambil dari alquran ) Sesuai ayat
‫ َو ٱْع َت ِص ُمو۟ا ِبَح ْب ِل ٱِهَّلل َج ِميًع ا َو اَل َتَفَّر ُق و‬Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) ‫ هللا‬, dan janganlah kamu bercerai berai.

‫َأْط ْأ‬ ‫ْتُل‬


‫ِإْن َت َه ا ِخْي َف ِمْن َح ِّر َن اِر َلظٰى ۞ َف َت َح ِّر َلظٰى ِمْن ِّو ْر ِدَه ا الِّش بَي ِم‬
Jika engkau baca alquran karena takut dari panasnya api neraka # Maka engkau
akan padamkan panasnya api itu sebab sejukanya aliran ayat tersebut.

Keterangan: Dalam bait ini si penyair menyerupakan bacaan ayat-ayat alquran


dengan air yang sama-sama membawa kesejukan dan sumber kehidupan. Air
bisa membawa kehidupan terhadap semua makhluk hidup ( sebab tidak ada
satupun makhluk hidup yang bisa bertahan hidup tanpa adanya air. ‫َو َج َع ْلَن ا ِمَن ٱْلَم ٓاِء ُك َّل‬
‫ َش ْى ٍء َح ٍّى‬. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup ). Demikian juga
ayat-ayat alquran itu bisa membawa kehidupan terhadap ruh-nya semua orang
( sebab ruh itu membutuhkan asupan protein dan gizi ). Dan kebutuhan itu bisa di
penuhi dengan membaca alquran atau dzikir yang bermacam-macam bentuknya.

75
Air itu bisa menghilangkan panasnya rasa dahaga sekaligus membuat sejuknya
badan. Demikian pula ayat-ayat alquran yang di baca ( sesuai aturan yang ada )
itu bisa menghilangkan panasnya api neraka, dan bisa membuat sejuk ruh serta
jiwa ‫ة ِّلۡل ُم ۡؤ ِمِنيَن‬ٞ ‫ء َو َر ۡح َم‬ٞ‫ َو ُنَن ِّز ُل ِمَن ٱۡل ُقۡر َء اِن َم ا ُه َو ِش َفٓا‬Dan Kami turunkan dari Alquran suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. ‫ٱُهَّلل َنَّز َل َأْح َس َن‬
‫ٱْلَح ِديِث ِك َٰت ًبا ُّم َت َٰش ِبًها َّم َث اِنَى َت ْق َش ِعُّر ِم ْن ُه ُج ُلوُد ٱَّلِذيَن َي ْخ َش ْو َن َر َّبُهْم ُثَّم َت ِليُن ُج ُل وُدُه ْم َو ُقُل وُبُهْم ِإَلٰى ِذ ْك ِر ٱِهَّللۚ َٰذ ِل َك ُه َدى ٱِهَّلل‬
‫ ( َي ْه ِدى ِبِهۦ َم ن َي َش ٓاُءۚ َو َم ن ُيْض ِلِل ٱُهَّلل َفَم ا َلُهۥ ِمْن َه اٍد‬artinya ) ‫ هللا‬telah menurunkan perkataan
yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-
ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat ‫ هللا‬. Itulah
petunjuk ‫ هللا‬, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan ‫ هللا‬, niscaya tak ada baginya
seorang pun yang mampu memberikan petunjuk ( kepadanya ). Dalam riwayat
imam Muslim ‫ رحمه هللا‬disebutkan: ‫ إقرأوا القرآن فانه ي**أتي ي**وم القيامة ش**فيعًا ألصحابه‬Bacalah
alquran ! Sesungguhnya alquran itu akan datang dihari kiamat untuk mensyafa'ati
kepada orang yang ahli membacanya. Dan ada juga riwayat ‫عن عبدهللا بن عمر عن النبي‬
‫ يق*ول الصيام رّب إني منعته الطع*ام والش*راب بالنهار‬، ‫صلى هللا عليه وسلم قال الصيام والقرآن يشفعان يوم القيامة‬
‫ فيش**فعان‬، ‫ ويق**ول الق**رآن رّب إني منعته النوم باللي**ل فش *ّفعني في**ه‬، ‫ فش *ّفعني في**ه‬dari ‫ عبدهللا بن عمر‬dari
Baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: puasa dan alquran itu akan mensyafa'ati di
hari kiamat, puasa berkata: ya robb! Sungguh aku telah mencegahnya makan dan
minum disiang hari ( saat berpuasa ) maka izinkanlah aku untuk mensyafa'atinya,
alquran juga berkata: ya robb! Sungguh aku telah mencegahnya di waktu malam
( untuk membaca kalam-Mu ) maka izinkanlah aku untuk mensyafa'atinya, lalu
keduanya mensyafa'ati ( kepada orang yang dikehendaki ).

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫َك َّن َه ا الَح ْو ُض َت ْبَيُّض ا ُو ُجوُه ِبِه ۞ ِمَن الُعَصاِة َو َقْد َج آُءوُه َك ا ُح َم ِم‬
Ayat-ayat alquran itu laksana telaga yang mampu memutihkan wajah-wajah para
pendosa # yang datang dengan wajah hitam kelam bagai arang.

Keterangan: Ayat-ayat alquran itu laksana telaga yang airnya putih bersih
sehingga mampu menghilangkan noda dosa para pendosa yang mau membaca
serta menghayati makna dan mengamalkan isinya. Bintik-bintik dosa yang asalnya
kecil saat sedikit demi sedikit itu menjadi terkumpul, maka bintik-bintik itu bisa
berubah menjadi hitam pekat bagai hitamnya arang. Bintik-bintik dosa itu ibarat
karat yang menempel pada besi, asalnya tidak banyak, tetapi jika dibiarkan maka
karat pada besi itu akan semakin tebal sehingga sulit untuk dibersihkan. Bintik-
bintik dosa itu bisa hilang ( semuanya bisa bersih ) dengan barokah serta syafaat
ayat-ayat tersebut. Hitam pekatnya wajah para pendosa itu bisa bersih suci
dengan masuk atau mandi di telaga tersebut. Di sebutkan dalam sebuah riwayat
‫َع ْن َأِبي َس ِعيٍد اْلُخ ْد ِر ِّي َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل ُي ْد ِخُل ُهَّللا َأْه َل اْلَج َّن ِة اْلَج َّن َة ُي ْد ِخُل َم ْن َي َش اُء ِبَر ْح َمِت ِه‬
‫َو ُيْد ِخُل َأْه َل الَّن اِر الَّن اَر ُثَّم َي ُقوُل اْن ُظ ُروا َم ْن َو َج ْد ُتْم ِفي َق ْلِبِه ِم ْث َقاَل َح َّب ٍة ِمْن َخ ْر َد ٍل ِمْن ِإيَم اٍن َف َأْخ ِر ُجوُه َفُيْخ َر ُج وَن ِم ْن َه ا‬
‫ُح َم ًما َقْد اْم َت َح ُشوا َف ُيْلَقْو َن ِفي َن َه ِر اْلَح َياِة َأْو اْلَح َي ا َف َي ْن ُبُتوَن ِفيِه َك َم ا َت ْن ُبُت اْلِحَّب ُة ِإَلى َج اِنِب الَّس ْي ِل َأَلْم َت َر ْو َه ا َك ْي َف َت ْخ ُرُج‬

76
‫ َص ْف َر اَء ُم ْلَت ِو َي ًة‬di riwayatkan dari ‫ أبو سعيد الخدري‬bahwa ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬bersabda:
‫ هللا‬memasukkan penduduk surga ke surga, Dia memasukkan siapa pun yang Dia
kehendaki dengan rahmatNya, dan memasukkan penduduk neraka ke neraka.
Kemudian ‫ هللا‬berfirman: 'Lihatlah oleh kalian, siapa yang kalian dapati dari mereka
terdapat sebiji sawi keimanan dalam hatinya maka keluarkanlah.' Lalu mereka
dikeluarkan dari neraka dalam keadaan hangus terbakar. Keadaan mereka telah
gosong ( hitam kelam ), lalu di lemparkanlah mereka ke sungai kehidupan, atau
hidup. Lalu mereka tumbuh sebagaimana benih tumbuh di sisi buih. Tidakkah
kalian melihat bagaimana dia keluar kuning bengkok.

‫ْل ُط‬ ‫ًة‬ ‫ْل‬


‫َو َك الِّصـــــــــَر اِط َو َك ا ِمْي َز اِن َم ْع َد َل ۞ َف ا ِقْس ِمْن َغ ْي ِر َه ا ِفْي الَّن ــــاِس َلْم َي ُقِم‬
Alquran laksana jembatan lurus dan laksana timbangan yang adil # Keadilan
selain alquran dari kalangan manusia itu tiada yang langgeng ( selamanya ).

Keterangan: Dalam bait ini ayat-ayat alquran itu di ibaratkan bagai jembatan
( jalan ) yang lurus tanpa ada belokan sama sekali. Dan yang dikehendaki dari
lafal ‫ الصراط‬atau jalan dalam bait ini dari segi hakikat maknanya adalah agama
yang benar ‫ ِإَّن ٱلِّد يَن ِع نَد ٱِهَّلل ٱِإْلْس َٰل ُم‬Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi ‫هللا‬
hanyalah Islam.
Atau bisa juga kata ‫ الصراط‬itu diartikan jembatan yang membentang diatas neraka.
Digambarkan bahwa jembatan itu lebih kecil dari pada satu rambut, lebih tajam
dari pada pedang bagi sebagian manusia, sehingga dia mudah jatuh kedalamnya.
Dan jembatan itu juga bisa lebih besar dan lebih lebar ( dari pada keterangan
diatas ) bagi sebagian manusia yang lain. Karena bentuknya jembatan itu
tergantung amal kebaikan masing-masing manusia selama hidup di dunia.
Jembatan itu adalah satu-satunya jalan bagi siapapun yang ingin masuk ke surga.
Arti lurusnya sebuah jembatan ( jalan ) itu bukan berarti jalan itu harus lurus tanpa
adanya naik turun dalam kondisi jalan tersebut. Karena adanya riwayat yang
mengatakan bahwa kondisi jalan yang besok akan di lewati ( saat diakhirat ) itu
ada yang berupa jalan menanjak yang lama jarak tempuhnya itu mencapai seribu
tahun. Dan setelah itu ada pula jalan lapang yang lama jarak tempuhnya juga
mencapai seribu tahun. Dan yang berikutnya berupa jalan menurun yang lama
jarak tempuhnya juga seribu tahun.
Ayat-ayat alquran juga di bait ini di ibaratkan bagai timbangan yang adil. Karena
ayat-ayat itu turun dari dzat yang Maha Adil pula. Keadilan dimaksud adalah
keadilan yang sejati. Bukan seperti keadilan yang datangnya dari selain ayat-ayat
alquran ( keadilan buatan manusia ). Sebab keadilan yang datangnya tidak dari
alquran ( buatan manusia melalui akalnya sendiri ) itu biasanya tidak bisa
langgeng ( tidak bisa bertahan lama ). Sebab manusia yang membuatnya itu
masih di liputi hawa nafsu ( hawa keserakahan dan lain sebagainya ).

‫ْل‬ ‫ْل‬
‫اَل َت ْع َج َب ْن ِلَح ُسْو ٍد َّر اَح ُيْن ِكُر َه ا ۞ َت َج اُهًل َّو ُه َو َع ْيُن ا َح اِذ ِق ا َفِه ِم‬

77
Jangan heran pada pendengki yang mengingkari ayat-ayat alquran # Pura-pura
bodoh diri padahal dia tahu ( cerdas ) dalam memahami ayat-ayat tersebut.

Keterangan: Setelah si penyair menjelaskan beberapa sifat alquran secara jelas,


maka beliau ingin memberi pengertian kepada orang-orang yang beriman bahwa:
janganlah kalian heran dengan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat alquran!
Karena tidak ada yang mendorong untuk ingkar tersebut kecuali rasa hasud dan
dengki yang ada pada diri mereka. Sebab ada kaidah yang berbunyi: ‫اذا ظهر السبب‬
‫ بطل العجب‬ketika telah jelas sebab ( akar masalah yakni kedengkian / hasud ) maka
hilanglah keheranan. Tidak semua orang yang mengingkari alquran itu adalah
orang bodoh, justru sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang
berpendidikan ( orang-orang yang punya pengetahuan ‫) وه**و عين الح**اذق الفهم‬. Jadi
mereka sebenarnya itu hanya berpura-pura saja dalam pengakuannya tentang
tidak tahu isi alquran.
Sebetulnya isi pesan atau pembicaraan dalam bait ini adalah untuk orang-orang
kafir yang mengingkari alquran atau orang yang suka memilah dan memilih
beberapa ayat yang mereka sukai serta meninggalkan yang lainnya ‫َأَفُتْؤ ِم ُنوَن ِبَب ْع ِض‬
ۗ‫اْلِك َت اِب َو َت ْك ُفُروَن ِبَب ْع ٍض ۚ َفَم ا َج َز اُء َم ْن َي ْف َع ُل َٰذ ِلَك ِم ْنُك ْم ِإاَّل ِخ ْز ٌي ِفي اْلَح َياِة الُّد ْن َي اۖ َو َي ْو َم اْلِقَياَمِة ُيَر ُّدوَن ِإَلٰى َأَشِّد اْلَع َذ اِب‬
‫ َو َم ا ُهَّللا ِبَغ اِفٍل َع َّما َت ْع َم ُلون‬Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab ( kitab yang
diturunkan kepada mereka yakni taurot ) dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. ‫ هللا‬tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Akan tetapi ayat-ayat yang semacam itu juga bisa sebagai sindiran terhadap
orang-orang mukmin yang mempunyai kelakuan yang sama ( yakni suka memilah
dan memilih ayat yang ia sukai dan meninggalkan yang lainnya ). Sebagaimana
riwayat
‫ ما بال أقوام يشرفون المترفين ويستخفون بالعابدين‬:‫ قال رسول هّللا صلى هّللا عليه وسلم‬:‫َع ْن عبدهللا بن مسعود قال‬
…‫ويعملون بالقرأن ما وافق أهواءهم وما خالف أه*واءهم تركوه فعند ذلك يؤمنون ببعض الكتاب ويكف*رون ببعض‬
‫ الح**ديث‬Bagaimana orang-orang itu menganggap sukses seseorang yang hidup
bermewah-mewahan ( dengan tanpa memperdulikan panduan alquran ). Lalu
menyepelekan orang-orang yang ahli beribadah ( Orang-orang zuhud yang benar-
benar mengamalkan isi alquran ). Mereka ( yang dianggap sukses ) itu
mengamalkan Al-Qur’an dengan hawa nafsunya. Jika ayat itu cocok dengan hawa
nafsunya, maka mereka mengambil ayat itu. Akan tetapi jika ayat itu tidak cocok
dengan hawa nafsunya, maka mereka tinggalkanayat tersebut. Maka dengan cara
yang seperti itulah mereka tergolong orang-orang yang iman dengan sebagian
kitab dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫َقْد ُتْن ِكُر ا َع ْيُن َض ْو َء الَّش ْم ِس ِمْن َّر َم ٍد ۞ َو ُيْن ِكُر ا َفُم َط ْع َم ا َم آِء ِمْن َس َقِم‬
Terkadang mata itu mengingkari ( terangnya ) sinar matahari karena sakit # Dan
mulut pun bisa mengingkari segarnya air karena sakit yang menyelimuti.

78
Keterangan: Bait ini seakan-akan menjadi jawaban dari sebuah pertanyaan yang
tersimpan: Mengapa mereka masih hasud dan mengingkari alquran padahal
mukjizatnya sudah sangat jelas tak terbantahkan? Jawabannya: Karena memang
terkadang mata yang sakit itu tidak bisa melihat terangnya sinar matahari yang
begitu jelas ( bagi orang yang matanya sehat ). Dan terkadang mulut yang sakit itu
juga tidak bisa merasakan segarnya air yang di minum. Jadi alasan utama
mengapa mereka masih ingkar itu adalah adanya sakit maknawi yang berada
didalam diri mereka. ‫ ِإَّن ٱَّلِذيَن َكَف ُرو۟ا َس َو ٓاٌء َع َلْي ِه ْم َء َأنَذ ْر َت ُهْم َأْم َلْم ُتنِذْر ُه ْم اَل ُيْؤ ِم ُن وَن‬Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. ‫َخ َت َم ٱُهَّلل َع َلٰى ُقُل وِبِه ْم َو َع َلٰى َس ْمِع ِه ْم ۖ َو َع َلٰٓى‬
‫ ۖ َأْب َٰص ِر ِه ْم ِغ َٰش َو ٌة‬Artinya: ‫ هللا‬telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan ayat setelahnya yaitu ۖ‫ِفى ُقُلوِبِه م َّمَر ٌض َفَز اَد ُه ُم ٱُهَّلل َمَر ًضا‬
‫ َو َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌۢم ِبَم ا َك اُنو۟ا َي ْك ِذُبوَن‬Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

‫ في إسرائه ومعراجه صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل السابع‬


Fasal ketujuh tentang isro dan mi'rojnya Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬.

‫َأْل‬ ‫ْل‬
‫َي ا َخ ْي َر َم ْن َّيَّم َم ا ّعاُفوَن َس اَح َت ُه ۞ َس ْع ًيا َّو َف ْو َق ُم ُتْو ِن ا ْي ُنِق الُّر ُس ِم‬
Wahai sebaik-baik manusia yang kediamannya menjadi tujuan para pencari
kebaikan # Dengan berjalan kaki atau unta yang cepat berlari.

Keterangan: Setelah si penyair menyanjung Baginda Nabi dari kejauhan, maka


mulai dari bait ini beliau menyanjung Baginda Nabi dengan pujian yang ( seakan )
beliau itu berada di dekatnya. Sehingga si penyair berkata: ‫يا خير من يّمم… الخ‬. Wahai
manusia yang paling mulia! Semua orang yang ingin mencari kebaikan itu datang
kerumah anda ( yang kecil bentuknya tetapi luas maknanya ). Mereka ada yang
datang sambil berjalan kaki, dan ada pula yang datang dengan menunggang onta
yang cepat jalannya ( karena rindu ingin bertemu dengan anda ). ‫َح َّد َث َن ا َع ِلُّي ْبُن اْلَج ْع ِد‬
‫َق اَل َأْخ َبَر َن ا ُشْع َب ُة َع ْن َأِبي َج ْم َر َة َق اَل ُكْن ُت َأْق ُعُد َمَع اْب ِن َع َّباٍس ُيْج ِلُسِني َع َلى َس ِر يِر ِه َفَقاَل َأِقْم ِع ْن ِدي َح َّت ى َأْج َع َل َلَك َس ْهًما‬
‫ِمْن َم اِلي َف َأَقْم ُت َمَع ُه َش ْه َر ْي ِن ُثَّم َقاَل ِإَّن َو ْف َد َع ْبِد اْلَقْي ِس َلَّما َأَت ْو ا الَّن ِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل َم ْن اْلَق ْو ُم َأْو َم ْن اْل َو ْف ُد‬
‫َأ ْأ‬ ‫َأ‬
‫َق اُلوا َر ِبيَع ُة َق اَل َم ْر َح ًبا ِباْلَق ْو ِم ْو ِباْل َو ْف ِد َغ ْي َر َخ َز اَي ا َو اَل َن َد اَم ى َفَقاُلوا َي ا َر ُسوَل ِهَّللا ِإَّن ا اَل َن ْس َت ِط يُع ْن َن ِتي*َك ِإاَّل ِفي الَّش ْه ِر‬
‫ُل‬‫َأ‬ ‫َة‬ ‫ُخ‬ ‫ُنْخ‬ ‫َأ‬
‫اْلَح َر اِم َو َب ْي َنَن ا َو َب ْي َن َك َه َذ ا اْلَح ُّي ِمْن ُكَّفاِر ُم َض َر َفُمْر َن ا ِب ْم ٍر َف ْص ٍل ِب ْر ِب ِه َم ْن َو َر اَء َن ا َو َن ْد ْل ِب ِه ا َج َّن َو َس وُه َع ْن‬
‫ْل‬
‫اَأْلْش ِر َبِة َف َأَمَر ُه ْم ِبَأْر َب ٍع َو َن َه اُه ْم َع ْن َأْر َب ٍع َأَمَر ُه ْم ِباِإْليَم اِن ِباِهَّلل َو ْح َدُه َقاَل َأَتْد ُروَن َم ا اِإْليَم اُن ِباِهَّلل َو ْح َدُه َق اُلوا ُهَّللا َو َر ُس وُلُه‬
‫َأْع َلُم َق اَل َش َه اَد ُة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو َأَّن ُم َح َّم ًد ا َر ُس وُل ِهَّللا َو ِإَق اُم الَّص اَل ِة َو ِإيَت اُء الَّز َك اِة َو ِص َي اُم َر َمَض اَن َو َأْن ُتْع ُط وا ِمْن‬
‫اْلَم ْغ َن ِم اْلُخ ُم َس َو َن َه اُه ْم َع ْن َأْر َب ٍع َع ْن اْلَح ْن َت ِم َو الُّدَّباِء َو الَّن ِقيِر َو اْلُم َز َّفِت َو ُر َّبَم ا َق اَل اْلُم َقَّي ِر َو َقاَل اْح َفُظ وُهَّن َو َأْخ ِبُروا ِبِه َّن َم ْن‬
‫ َو َر اَء ُك ْم‬Telah menceritakan kepada kami ‫ علي بن أبي الجعد‬berkata, telah mengabarkan
kepada kami ‫ شعبة‬dari ‫ أبو جمرة‬berkata: aku pernah duduk bersama ‫ إبن عباس‬saat dia
mempersilahkan aku duduk di permadaninya lalu berkata: "Tinggallah bersamaku
hingga aku memberimu bagian dari hartaku". Maka aku tinggal mendampingi dia
selama dua bulan, lalu berkata: Ketika utusan ‫ عبد القيس‬datang menemui baginda

79
Nabi ‫ صلى هللا علي*ه وسلم‬Beliau bertanya kepada mereka: "Kaum manakah ini atau
utusan siapakah ini? Mereka menjawab: " ‫ "! ربيعة‬Beliau lalu bersabda: "selamat
datang wahai para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal". para utusan itu
berkata: " ‫ يا رسول هللا‬, kami tidak dapat mendatangimu kecuali di bulan suci, karena
antara kami dan engkau ada suku Mudlor yang kafir. Oleh karena itu ajarkanlah
kami dengan satu pelajaran yang jelas yang dapat kami amalkan dan dapat kami
ajarkan kepada orang-orang di kampung kami, yang dengan begitu kami dapat
masuk surga." kemudian mereka bertanya kepada Baginda Nabi ‫صلى هللا عليه وسلم‬
tentang minuman, maka Nabi ‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬memerintahkan mereka dengan
empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman
kepada ‫ هللا‬satu-satunya, kemudian bertanya: "Tahukah kalian apa arti beriman
kepada ‫ هللا‬satu-satunya?" Mereka menjawab: " ‫ هللا‬dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui." Lalu baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menjelaskan: Persaksian tidak ada
tuhan kecuali ‫ هللا‬dan bahwa ‫ محمد‬adalah utusan ‫ هللا‬, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadlan dan mengeluarkan seperlima
dari harta rampasan perang". Dan baginda Nabi ( juga ) melarang mereka dari
empat perkara, yaitu janganlah kalian meminum sesuatu dari ‫ ( الخنتم‬al hantam ),
‫ ( الدباء‬ad Dubbaa` ) ‫ ( النق*ير‬an naqir ) dan ‫ ( المزفت‬al Muzaffaat ). Atau Beliau
baginda nabi menyebut ‫ ( المق**ير‬muqoyyir bukan naqir) , ( keempat perkara ini
adalah macam-macamnya minum keras ). Lalu Baginda Nabi bersabda: "jagalah
semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian".

‫ُة ْل ْظ‬ ‫َأْل ُة‬


‫َو َم ْن ُه َو ا َي الُك ْبــــٰر ى ِلُمْع َت ِبٍر ۞ َو َم ْن ُه َو اِلّنْع َم ا ُع ٰم ــــى ِلُم ْغ َت ِنِم‬
Dan wahai Nabi yang menjadi pertanda besar bagi pencari i`tibar # Dan duhai
Nabi yang menjadi nikmat agung bagi orang yang ingin beruntung.

Keterangan: Baginda Nabi itu di utus oleh ‫ هللا سبحانه وتعالى‬dengan membawa akidah
dan syariah yang dibutuhkan oleh semua orang. Membawa bukti mukjizat yang
sangat banyak dan tidak terbantahkan. Membawa beberapa ilmu pengetahuan
yang selalu selaras dengan semua masa atau zaman apapun. Baginda nabi itu
mula-mula di utus kepada kaum jahiliyah ( karena mereka tidak mengenal tuhan
yang sebenarnya ), sehingga mereka menyembah batu dan sejenisnya yang tidak
bisa di terima akal sehat. Mengapa tidak bisa di terima akal sehat? Karena antara
yang di sembah dengan yang menyembah secara fisik dan akal itu lebih baik yang
menyembah dari pada yang di sembah. Dan siapa pun yang mau merenung
tentang hal itu serta ingin mencari kebenaran yang sejati, maka pasti dia akan
sadar betul bahwa Baginda nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬adalah ayat yang sangat jelas,
pertanda yang agung sebab beliau mengajarkan tentang seluruh kebutuhan hidup
manusia meliputi cara mengenal tuhan, cara beribadah, cara bekerja dan lain
sebagainya, ‫َو َك َٰذ ِلَك َأْو َح ْي َن ٓا ِإَلْي َك ُروًۭح ا ِّمْن َأْم ِر َن اۚ َم ا ُك نَت َتْد ِر ى َم ا ٱْلِك َٰت ُب َو اَل ٱِإْليَٰم ُن َو َٰل ِكن َج َع ْلَٰن ُه ُنوًۭر ا َّن ْهِدى ِبِهۦ‬
‫ َم ن َّنَش ٓاُء ِمْن ِع َباِد َن اۚ َو ِإَّن َك َلَت ْه ِدٓى ِإَلٰى ِص َٰر ٍۢط ُّمْس َت ِقيٍۢم‬Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
( ‫ ) محمد‬ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah

80
mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-
Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki
di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing
(manusia) kepada jalan yang lurus.
Dan yang perlu dicermati pula adalah di utusnya Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا عليه وسلم‬
itu juga untuk seluruh alam ( bukan hanya untuk orang arab saja ) sebagaimana
riwayat ‫ َو َك اَن الَّن ِبُّي ُيْب َع ُث ِإَلى َق ْو ِم ِه َخ اَّص ًة َو ُبِع ْث ُت ِإَلى الَّن اِس َك اَّف ًة‬para Nabi sebelumku diutus
khusus untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. Hal
sesuai gambaran ayat ‫ َو َم ٓا َأْر َس ْلَٰن َك ِإاَّل َر ْح َم ًة ِّلْلَٰع َلِميَن‬Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Di dalam ayat ini ‫هللا‬
berfirman: ‫ أرسلناك‬artinya ‫ هللا‬memang benar-benar menjadikan baginda nabi
sebagai utusan, bahwa ‫ هللا‬telah benar-benar memerintah Baginda Nabi
menyampaikan seluruh wahyu kepada umatnya, yang di akhir ayat disebutkan
dengan kata ‫ للعالمين‬bagi seluruh alam. Sementara arti ‫ الع**المين‬itu adalah seluruh
makhluk yang berakal meliputi jin dan manusia ( mengecualikan makhluk yang
tidak berakal, walaupun terkadang dari mereka pun ada yang tunduk kepada
Baginda Nabi seperti cerita diatas ). Dan juga ayat ‫َو َم ا َأْر َس ْلَن اَك ِإاَّل َك اَّفًة ِللَّن اِس َبِش يًر ا َو َن ِذيًر ا‬
‫ َو َٰل ِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس اَل َي ْع َلُم وَن‬Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Jadi Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي*ه وسلم‬itu di utus oleh ‫ هللا‬untuk menyampaikan
risalahnya kepada jin dan manusia secara keseluruhan, bukan hanya orang arab,
bukan hanya jin arab, tetapi untuk semua makhluknya yang berakal, karena akal
adalah sumber penugasan. ‫ فمن أراد أن يغتنم فهو صلى هللا عليه وسلم النعمة العظمى‬Jadi barang
siapa yang ingin mendapatkan keuntungan yang besar maka ikutilah baginda nabi
‫ محمد صلى هللا عليه‬sebab beliaulah nikmat yang agung.

‫ُّظ‬ ‫ْل‬
‫َس َر ْيَت ِمْن َح َر ٍم َليـــْـًل ِإَلٰى َح َر ٍم ۞ َك َم ا َس َر ى ا َب ْد ُر ِفْي َد اٍج ِّم َن ال َلِم‬
Engkau berjalan di malam hari dari negeri yang mulia menuju ke negeri yang
mulia # Laksana berjalannya bulan purnama menembus gelapnya malam gulita.

Keterangan: Kata ‫ سرى‬itu artinya ialah berjalan di waktu malam hari. Dalam bait ini
seakan-akan si penyair mengatakan: diantara mukjizat Baginda Nabi adalah ‫إسراء‬
dan ‫معراج‬. Yaitu perjalanan Baginda Nabi di sebagian malam hari di mulai dari
negeri yang mulia yakni tanah haram atau ‫ مسجد الحرم‬menuju negeri yang mulia
yakni Palestina atau tepatnya ‫ مسجد األقصى‬. Yang di abadikan dalam alquran
‫ُسْب َح اَن اَّلِذي َأْس َر ى ِبَع ْبِدِه َلْي اًل ِمَن اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ِإَلى اْلَم ْس ِج ِد اَأْلْق َص ى اَّل ِذي َب اَر ْك َن ا َح ْو َل ُه ِلُنِر َي ُه ِمْن َء اَياِتَن ا ِإَّن ه ُه َو‬
‫ الَّسِميُع اْلَبِص ير‬Maha Suci ‫ هللا‬, ( Dzat ) yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. Jika ada pertanyaan: Mengapa dalam ayat ini disebutkan kata ‫ليًال‬

81
padahal makna ‫ أسرى‬adalah perjalanan di malam hari? Ada dua faedah yang
terkandung di dalamnya. Pertama: kata ‫ ليًال‬itu untuk ‫ تأكي**د‬artinya menguatkan
makna lafal ‫ أسرى‬itu sendiri, karena saking banyaknya orang-orang musyrik
makkah atau orang-orang kafir pada waktu itu yang tidak percaya atau bahkan
menentang dan ingkar atas pengakuan dan cerita Baginda Nabi tentang
perjalanan tersebut ( ‫ إسراء‬dan ‫) معراج‬. Kedua: untuk memberi pengertian bahwa
perjalanan isro mi'roj Baginda Nabi itu hanya disebagian malam saja ( bukan
waktu malam keseluruhannya dari petang sampai terbit matahari ). Sehingga
imam ‫ زمخش**ري‬mengatakan: Bukti bahwa perjalanan Baginda Nabi itu hanya
disebagian malam itu adalah kata ‫ ليًال‬itu sendiri yang berupa ‫ إسم نكرة‬yang
menunjukkan makna ‫ تقلي**ل‬artinya sedikit ( artinya tidak semua malam atau
keseluruhannya ). Dan juga dengan bukti bacaannya ‫ عبدهللا‬dan ‫ حذيف***ة‬yang
membaca ‫ من الليل‬, dengan menggunakan huruf ‫ جار‬berupa ‫ من‬yang difungsikan
dengan makna ‫ تبعيض‬artinya sebagian.
Mengapa saat isro' mi'roj itu yang di pilih adalah waktu malam ( bukan siang hari
saja, agar orang-orang kafir makkah saat itu juga ikut melihat sehingga mereka
tidak ingkar ) ? Karena waktu malam itu adalah waktu untuk menenangkan pikiran,
waktu untuk menenangkan hati dan waktu yang jauh dari kesibukan duniawi ‫َو َج َع ْلَن ا‬
‫ٱَّلْي َل َو ٱلَّن َه اَر َء اَي َت ْي ِن ۖ َفَمَح ْو َن ٓا َء اَي َة ٱَّلْي ِل َو َج َع ْلَن ٓا َء اَي َة ٱلَّن َه اِر ُمْبِص َر ًۭة ِّلَت ْب َتُغ و۟ا َف ْض اًۭل ِّمن َّر ِّب ُك ْم َو ِلَت ْع َلُم و۟ا َع َدَد ٱلِّس ِنيَن‬
‫ َو ٱْلِحَس اَب ۚ َو ُك َّل َش ْى ٍۢء َف َّص ْلَٰن ُه َت ْف ِص ياًۭل‬Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda
(kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan
tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari
Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. Dalam ayat lain
disebutkan ‫ َو َج َع ْلَن ا الَّلْي َل ِلباسًا َو َج َع ْلَن ا الَّن هاَر َم عاشًا‬dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,
dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.
Dan dalam bait ini perjalanan ‫ إسراء‬dan ‫ معراج‬Baginda Nabi itu di ibaratkan seperti
perjalanan bulan purnama karena perjalanan tersebut sama-sama membawa
sinar kehidupan yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.

‫ًة‬ ‫َأ ْل‬


‫َو ِبَّت َت ْر قـــٰى ِإلٰى ْن ِن َت َم ْن ِز َل ۞ ِمْن َق اِب َق ْو َس ْي ِن َلْم ُتْد َر ْك َو َلْم َت ُر ِم‬
Dan engkau terus naik meninggi hingga engkau gapai satu tempat # Dari sekira-
kira dua ujung busur panah yang belum pernah dicapai dan di cari.

Keterangan: Bait ini adalah menjelaskan tentang ‫ معراج‬nya Baginda Nabi. Arti ‫معراج‬
adalah naiknya Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬dari ‫ مسجد األقصى‬Palestina menuju
langit. Dan riwayat berikut adalah menjelaskan ‫ إسراء‬dan ‫ معراج‬nya Baginda Nabi:
‫َح َّد َث َن ا َي ْح َي ى ْبُن ُبَك ْي ٍر َقاَل َح َّد َث َن ا الَّلْي ُث َع ْن ُيوُنَس َع ْن اْب ِن ِش َه اٍب َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك َقاَل َك اَن َأُبو َذ ٍّر ُيَح ِّد ُث َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا‬
‫َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل ُفِر َج َع ْن َس ْق ِف َب ْيِتي َو َأَن ا ِبَم َّكَة َفَنَز َل ِج ْب ِر يُل َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَف َر َج َص ْد ِر ي ُثَّم َغ َس َلُه ِبَم اِء‬
‫َز ْم َز َم ُثَّم َج اَء ِبَط ْس ٍت ِمْن َذ َه ٍب ُمْم َت ِلٍئ ِح ْك َم ًة َو ِإيَم اًن ا َف َأْف َر َغُه ِفي َص ْد ِر ي ُثَّم َأْط َب َق ُه ُثَّم َأَخ َذ ِبَي ِدي َف َع َر َج ِبي ِإَلى الَّس َم اِء‬
‫الُّد ْن َي ا َف َلَّما ِج ْئ ُت ِإَلى الَّسَم اِء الُّد ْن َي ا َق اَل ِج ْب ِر يُل ِلَخ اِز ِن الَّسَم اِء اْف َت ْح َق اَل َم ْن َه َذ ا َقاَل َه َذ ا ِج ْب ِر يُل َق اَل َه ْل َمَع َك َأَح ٌد َق اَل َن َع ْم‬
‫َم ِعي ُم َح َّم ٌد َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاَل ُأْر ِس َل ِإَلْيِه َق اَل َن َع ْم َف َلَّما َفَت َح َع َلْو َن ا الَّسَم اَء الُّد ْن َي ا َف ِإَذ ا َر ُجٌل َق اِع ٌد َع َلى َيِميِن ِه َأْس ِو َد ٌة‬

82
‫َو َع َلى َيَس اِر ِه َأْس ِو َد ٌة ِإَذ ا َن َظ َر ِقَبَل َيِميِنِه َض ِحَك َو ِإَذ ا َن َظ َر ِقَبَل َيَس اِر ِه َب َك ى َفَقاَل َم ْر َح ًبا ِبالَّن ِبِّي الَّص اِلِح َو ااِل ْب ِن الَّص اِلِح ُقْلُت‬
‫ِلِج ْب ِر يَل َم ْن َه َذ ا َق ال َه َذ ا آَد ُم َو َهِذِه اَأْلْس ِو َد ُة َع ْن َيِميِنِه َو ِش َماِلِه َن َس ُم َبِنيِه َف َأْه ُل اْلَي ِميِن ِم ْن ُهْم َأْه ُل اْلَج َّن ِة َو اَأْلْس ِو َد ُة اَّلِتي َع ْن‬
‫ِش َماِلِه َأْه ُل الَّن اِر َف ِإَذ ا َن َظ َر َع ْن َيِميِنِه َض ِحَك َو ِإَذ ا َن َظ َر ِقَبَل ِش َماِلِه َب َك ى َح َّت ى َع َر َج ِبي ِإَلى الَّس َم اِء الَّث اِنَي ِة َفَق اَل ِلَخ اِز ِنَه ا‬
‫اْف َت ْح َفَق اَل َل ُه َخ اِز ِنَه ا ِم ْث َل َم ا َق اَل اَأْلَّو ُل َفَفَت َح َق اَل َأَن ٌس َف َذ َك َر َأَّن ُه َو َج َد ِفي الَّس َمَو اِت آَد َم َو ِإْد ِر يَس َو ُموَس ى َو ِع يَس ى‬
‫َو ِإْب َر اِهيَم َص َلَو اُت ِهَّللا َع َلْي ِه ْم َو َلْم ُيْث ِبْت َك ْي َف َم َن اِز ُلُهْم َغ ْي َر َأَّن ُه َذ َك َر َأَّن ُه َو َج َد آَد َم ِفي الَّس َم اِء الُّد ْن َي ا َو ِإْب َر اِهيَم ِفي الَّس َم اِء‬
‫الَّساِدَسِة َق اَل َأَن ٌس َف َلَّما َمَّر ِج ْب ِر يُل ِبالَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِبِإْد ِر يَس َق اَل َم ْر َح ًبا ِبالَّن ِبِّي الَّصاِلِح َو اَأْلِخ الَّصاِلِح َف ُقْلُت َم ْن‬
‫َه َذ ا َق اَل َه َذ ا ِإْد ِر يُس ُثَّم َمَر ْر ُت ِبُموَس ى َفَقاَل َم ْر َح ًبا ِبالَّن ِبِّي الَّصاِلِح َو اَأْلِخ الَّصاِلِح ُقْلُت َم ْن َه َذ ا َق اَل َه َذ ا ُموَس ى ُثَّم َم َر ْر ُت‬
‫ِبِعيَس ى َفَقاَل َم ْر َح ًبا ِباَأْلِخ الَّصاِلِح َو الَّن ِبِّي الَّصاِلِح ُقْلُت َم ْن َه َذ ا َق اَل َه َذ ا ِع يَس ى ُثَّم َم َر ْر ُت ِب ِإْب َر اِهيَم َفَق اَل َم ْر َح ًب ا ِب الَّن ِبِّي‬
‫الَّصاِلِح َو ااِل ْب ِن الَّصاِلِح ُقْلُت َم ْن َه َذ ا َقاَل َه َذ ا ِإْب َر اِهيُم َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل اْبُن ِش َه اٍب َف َأْخ َبَر ِني اْبُن َح ْز ٍم َأَّن اْب َن‬
‫َع َّباٍس َو َأَب ا َح َّب َة اَأْلْن َص اِر َّي َك اَن ا َي ُقواَل ِن َقاَل الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ُثَّم ُع ِر َج ِبي َح َّت ى َظ َه ْر ُت ِلُمْس َت َو ى َأْس َم ُع ِفي*ِه‬
‫َص ِر يَف اَأْلْقاَل ِم َق اَل اْبُن َح ْز ٍم َو َأَن ُس ْبُن َم اِلٍك َق اَل الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َفَف َر َض ُهَّللا َع َّز َو َج َّل َع َلى ُأَّمِتي َخ ْمِس يَن‬
‫َص اَل ًة َف َر َج ْع ُت ِبَذ ِلَك َح َّت ى َمَر ْر ُت َع َلى ُموَس ى َفَقاَل َم ا َف َر َض ُهَّللا َلَك َع َلى ُأَّمِتَك ُقْلُت َف َر َض َخ ْمِس يَن َص اَل ًة َق اَل َف اْر ِج ْع‬
‫ِإَلى َر ِّب َك َف ِإَّن ُأَّم َت َك اَل ُتِط يُق َذ ِلَك َف َر اَج ْع ُت َف َو َض َع َش ْط َر َه ا َف َر َج ْع ُت ِإَلى ُموَس ى ُقْلُت َو َض َع َش ْط َر َه ا َفَقاَل َر اِج ْع َر َّب َك َف ِإَّن‬
‫ُأَّم َت َك اَل ُتِط يُق َف َر اَج ْع ُت َف َو َض َع َش ْط َر َه ا َف َر َج ْع ُت ِإَلْيِه َفَقاَل اْر ِج ْع ِإَلى َر ِّب َك َف ِإَّن ُأَّم َت َك اَل ُتِط ي*ُق َذ ِل َك َف َر اَج ْع ُت ُه َفَق اَل ِهَي‬
‫َخ ْمٌس َو ِهَي َخ ْم ُسوَن اَل ُيَب َّدُل اْلَق ْو ُل َلَدَّي َف َر َج ْع ُت ِإَلى ُموَس ى َفَقاَل َر اِج ْع َر َّبَك َف ُقْلُت اْس َت ْح َي ْي ُت ِمْن َر ِّبي ُثَّم اْنَط َلَق ِبي َح َّت ى‬
‫اْن َت َه ى ِبي ِإَلى ِس ْد َر ِة اْلُم ْن َت َه ى َو َغ ِش َيَه ا َأْل َو اٌن اَل َأْد ِر ي َم ا ِهَي ُثَّم ُأْد ِخ ْلُت اْلَج َّنَة َف ِإَذ ا ِفيَه ا َح َب اِيُل الُّلْؤ ُلِؤ َو ِإَذ ا ُتَر اُبَه ا اْلِمْس ُك‬
Telah menceritakan kepada kami ‫ يحيى بن بكير‬, telah menceritakan kepada kami ‫الليث‬
dari ‫ يونس‬dari ‫ إبن شهاب‬dari ‫ أنس بن مالك‬berkata: ‫ أبو ذر‬menceritakan bahwa ‫رسول هللا صلى‬
‫ هللا عليه وسلم‬bersabda: "Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang
Malaikat Jibril ‫ عليه السالم‬. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan
menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi
hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali.
Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku
sudah sampai di langit dunia, Jibril ‫ علي**ه السالم‬berkata kepada Malaikat penjaga
langit, 'Bukalah'. Malaikat penjaga langit berkata, 'Siapa Ini? ' Jibril menjawab, 'Ini
Jibril'. Malaikat penjaga langit bertanya lagi, 'Apakah kamu bersama orang lain? '
Jibril menjawab, "Ya, bersamaku ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬.' Penjaga itu bertanya lagi,
'Apakah dia diutus sebagai Rasul? ' Jibril menjawab, 'Benar.' Ketika dibuka dan
kami sampai di langit dunia, ketika itu ada seseorang yang sedang duduk, di
sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya.
Apabila dia melihat kepada sekelompok orang yang di sebelah kanannya ia
tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis. Lalu orang itu berkata, 'Selamat
datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril,
'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, "Dialah Adam ‫ عليه السالم‬, dan orang-orang yang
ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang
ada di sebelah kanannya adalah para ahli surga sedangkan yang di sebelah
kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa
dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangis.' Kemudian aku dibawa
menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata kepada penjaganya seperti terhadap
penjaga langit pertama. Maka langit pun dibuka'." Anas berkata, "Kemudian
Baginda Nabi menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu
dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim ‫ عليهم الصالة والسالم‬. Beliau tidak

83
menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali bahwa
beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam." Anas
melanjutkan, "Ketika Jibril berjalan bersama Baginda Nabi ‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬, ia
melewati Idris. Maka Idris pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan
saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab,
'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun berkata, 'Selamat datang
Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah
dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Musa.' Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia
pun berkata, 'Selamat datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku
bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah 'Isa.' Kemudian
aku melewati Ibrahim dan ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan
anak yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab,
'Dialah Ibrahim ‫ صلى هللا عليه وسلم‬.' Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan
kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata,
"Baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: "Kemudian aku dimi'rajkan hingga sampai
ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena yang menulis." Ibnu
Hazm berkata, "Anas bin Malik menyebutkan, "Baginda Nabi ‫صلى هللا علي**ه وسلم‬
bersabda: "Kemudian ‫ هللا عز وج**ل‬mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak
lima puluh kali. Maka aku pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa
dengan Musa, lalu ia bertanya, 'Apa yang ‫ هللا‬perintahkan buat umatmu? ' Aku
jawab: 'Shalat lima puluh kali.' Lalu dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu,
karena umatmu tidak akan sanggup! ' Maka aku kembali dan ‫ هللا‬mengurangi
setengahnya. Aku kemudian kembali menemui Musa dan aku katakan bahwa ‫هللا‬
telah mengurangi setengahnya. Tapi ia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu
karena umatmu tidak akan sanggup.' Aku lalu kembali menemui ‫ هللا‬dan ‫هللا‬
kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian aku kembali menemui Musa,
ia lalu berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tetap tidak akan
sanggup.' Maka aku kembali menemui ‫ هللا تع**الى‬, dan ‫ هللا‬lalu berfirman: 'Lima ini
adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada lagi perubahan keputusan di
sisi-Ku! ' Maka aku kembali menemui Musa dan ia kembali berkata, 'Kembailah
kepada Rabb-Mu! ' Aku katakan, 'Aku malu kepada Rabb-ku.' Jibril lantas
membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang diselimuti dengan warna-
warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam
surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat dari mutiara dan
tanahnya dari minyak kesturi."
Dan kisah ‫ معراج‬nya baginda nabi itu juga digambarkan pada ayat: ‫َو ُه َو ِبٱُأْلُفِق ٱَأْلْع َلٰى‬
sedang dia berada di ufuk yang tinggi. ‫ ُثَّم َد َن ا َفَت َد َّلٰى‬Kemudian dia mendekat, lalu
bertambah dekat lagi. ‫ فَك اَن َق اَب َق ْو َس ْي ِن َأْو َأْد َن ى‬maka jadilah dia dekat (pada ‫محمد‬
sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) ‫ َف َأْو َح ٰٓى ِإَلٰى َع ْبِدِهۦ َم ٓا َأْو َح ٰى‬Lalu
dia menyampaikan kepada hamba-Nya (‫ ) محمد‬apa yang telah ‫ هللا‬wahyukan. ‫ما َك َذ َب‬
‫ ٱْلُفَؤ اُد َم ا َر َأٰٓى‬Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.

84
Yang perlu diperhatikan dari ayat atau riwayat yang menceritakan tentang ‫معراج‬
nya Baginda Nabi adalah dekatnya Baginda Nabi pada waktu itu bukanlah dekat
secara fisik berhadapan langsung dengan ‫هللا تعالى‬, ( karena ‫ هللا‬tidak bertempat, ‫هللا‬
itu ‫ مخالف**ة للح***وادث‬berbeda dengan semua makhluk yang ada ). Tetapi yang
dikehendaki itu adalah dekat secara ma'nawi ( ‫) قربا معنويًا‬. Sebab yang dikehendaki
oleh ‫ هللا‬saat memberi beban kewajiban sholat lima waktu pada waktu ‫ مع**راج‬itu
adalah ingin menunjukkan kepada makhluk yang lainnya bahwa Baginda Nabi ‫محمد‬
‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬itu adalah manusia yang istimewa. Baginda Nabi itu adalah
manusia yang paling utama dan mulai. Sehingga ketika akan mendapatkan
mandat yang istimewa maka dipilihkanlah tempat yang istimewa pula, tempat
yang khusus untuk beliau saja. Tempat yang tidak bisa di jamah oleh makhluk
yang lain walaupun itu adalah malaikat jibril ‫ عليه السالم‬. Itulah sedikit gambaran
makna ayat ‫ فَك اَن َق اَب َق ْو َس ْي ِن َأْو َأْد َن ى‬.

‫أْل‬
‫َو َقَّد َم ْت َك َج ِميُع ا ْن ِبَي ــــــــآِء ِبَه ا ۞ َو الُّر ْس ِل َت ْق ِدَي َم َم ْخ ُدوٍم َع لٰى َخ َد ِم‬
Para Nabi dan Rasul mempersilahkan anda ( untuk berada ) di depan # Laksana
penghormatan pelayan kepada sang majikan.

Keterangan: Ada dua makna yang terkandung dalam lafal ‫وق**دمتك جمي**ع االنبي**اء‬.
Pertama: Baginda Nabi itu memang lebih utama dalam derajatnya di banding para
Nabi atau Rosul yang lain ( seperti keterangan yang sebelumnya ). Dan juga
dengan tendensi ayat ‫َو ِإْذ َأَخ َذ ٱُهَّلل ِميَٰث َق ٱلَّن ِبِّييَن َلَم ٓا َء اَت ْي ُتُك م ِّمن ِك َٰت ٍب َو ِح ْك َم ٍة ُثَّم َج ٓاَء ُك ْم َر ُس وٌل ُّمَص ِّد ٌق ِّلَم ا‬
‫َّٰش‬
‫َمَع ُك ْم َلُتْؤ ِم ُنَّن ِبِهۦ َو َلَت نُصُر َّن ُهۥۚ َق اَل َء َأْق َر ْر ُتْم َو َأَخ ْذ ُتْم َع َلٰى َٰذ ِلُك ْم ِإْص ِر ىۖ َق اُلٓو ۟ا َأْق َر ْر َن اۚ َق اَل َف ٱْش َه ُدو۟ا َو َأَن ۠ا َمَع ُك م ِّم َن ٱل ِه ِديَن‬
Dan (ingatlah), ketika ‫ هللا‬mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja
yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang
kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya
kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". ‫ ( هللا‬lalu )
berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang
demikian itu?" Maka mereka menjawab: "Kami mengakui". ‫ ( هللا‬lalu ) berfirman:
"Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu.
Kedua: Saat Baginda Nabi sampai di ‫ مسجد األقصى‬di malam isro, maka para Nabi
dan Rasul itu mempersilahkan Baginda Nabi untuk menjadi imam sholat
berjamaah bersama mereka. Sebagaimana riwayat ‫َف َلَّما َد َخ َل الَّن ِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم اْلَم ْس ِج َد‬
‫ اَأْلْق َص ى َق اَم ُيَص ِّلي َف اْلَتَفَت ُثَّم اْلَتَفَت َف ِإَذ ا الَّن ِبُّي وَن َأْج َم ُع وَن ُيَص ُّلوَن َمَع ُه‬Kemudian ketika Nabi SAW
masuk ke Masjidil Aqsha, maka beliau melaksanakan shalat, lalu beliau menoleh,
ternyata para Nabi semuanya shalat bersama beliau. Dari riwayat bisa menjadi
bukti bahwa bukan hanya derajat Baginda Nabi saja yang lebih utama, tetapi
posisi ( makom ) beliau itu juga lebih utama dengan bukti menjadi imam sholat
para Nabi dan Rasul. Sehingga dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa nabi
Ibrahim ‫ علي**ه السالم‬kemudian berkata: ‫ بهذا فض**لكم محمد‬dengan inilah ‫ محمد‬telah
mengungguli kalian.

85
Jadi disaat Baginda Nabi sampai di ‫ مسجد األقصى‬maka seakan beliau itu menjadi
tuan rumah yang di layani oleh para khodim yang bersungguh-sungguh dalam
bekerja. Beliau di hormati dengan penghormatan yang spesial.

‫ْل‬ ‫ِّط‬ ‫َأ‬


‫َو ْن َت َت ْخ َت ِر ُق الَّسْب َع ال َب اَق ِبِه ْم ۞ ِفْي َم ْو ِكٍب ُكْن َت ِفيِه ّصاِحَب ا َع َلِم‬
Engkau tembus langit ketujuh bersama para Rasul dan Nabi # Didalam
rombongan yang manapun engkaulah pemegang bendera.

Keterangan: Kata penyair ‫ السبع الطباق‬itu adalah salah satu bentuk ‫ اقتباس‬artinya
pengambilan dari alquran ‫ ۖ ٱَّلِذى َخ َلَق َس ْب َع َس َٰم َٰو ٍۢت ِط َب اًۭق ا‬Yang menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Dan bait ini adalah penguat dari bait sebelumnya ‫ وبّت ترقى… الخ‬yang
keterangan dan riwayatnya telah disebutkan disana.
Sebagai tambahan keterangan dari bait diatas ialah: Pertama: Dalam sebuah
riwayat disebutkan bahwa ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬bercerita: ‫َر َأْي ُت َلْي َلَة ُأْس ِر َي ِبي ِر َج ااًل‬
‫ْل‬ ‫ْأ‬ ‫ُأ‬ ‫ُخَط‬ ‫ْل‬
، ‫ َي ُمُروَن الَّن اَس ِب ا ِبِّر‬، ‫ َه ُؤ اَل ِء َب اُء ِمْن َّمِت َك‬: ‫ َي ا ِج ْب ِر يُل َم ْن َه ُؤ اَل ِء ؟ َق اَل‬: ‫ َف ُق ُت‬، ‫ُتْق َر ُض ِش َفاُهُهْم ِبَم َقاِر يَض ِمْن َن اٍر‬
‫ َو ُه ْم َي ْتُلوَن اْلِك َت اَب َأَف اَل َي ْع ِقُلوَن‬، ‫“ َو َي ْن َس ْو َن َأْنُفَس ُهْم‬Pada malam di-isra’-kan, aku melihat sejumlah
laki-laki yang digunting bibirnya dengan gunting api. Aku bertanya (pada Jibril),
‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah para khatib ( orang
yang berpidato ) dari kalangan umatmu. Mereka memerintah kebaikan pada orang
lain, namun mereka sendiri lupa akan dirinya sendiri. Mereka membaca Al-Qur’an,
( tetapi ) apakah mereka tidak memikirkannya?’” (HR. Ahmad).
Dua: riwayat ‫ آِك ُل الِّر َب ا‬:‫ َف ِقي*َل ِلي‬،‫ َف َس َأْلُت َم ا َه َذ ا‬،‫َر َأْي ُت َلْي َل َة ُأْس ِر َي ِبي َر ُج اًل َي ْس َب ُح ِفي َن َه ٍر َو ُيْلَقُم اْلِحَج اَر َة‬
“Pada malam di-isra-kan, aku melihat seorang laki-laki yang berenang di sebuah
sungai, dan disuapi dengan batu. Lalu aku bertanya: siapakah dia?, lalu
disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah orang yang suka makan riba,’” (HR. Ahmad).
Tiga: ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬menceritakan: ‫َر َأْي ُت َلْي َلَة ُأْس ِر َي ِبي َلَّم ا اْن َت َه ْي َن ا ِإَلى الَّس َم اِء الَّس اِبَع ِة‬
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُط‬ ‫َأ‬ ‫َذ َأ‬ ‫َظ‬
‫ َو َت ْي ُت َع َلى َق ْو ٍم ُب وُنُهْم َك ا ُبُيوِت ِفيَه ا ا َح َّي اُت ُت َر ى ِمْن َخ اِر ِج‬: ‫َفَن ْر ُت َف ْو ِقي َفِإ ا َن ا ِبَر ْع ٍد َو َب ْر ٍق َو َص َو اِع َق َق اَل‬
‫َأ‬ ‫ُط‬
‫ َم ْن َه ُؤ اَل ِء َي ا ِج ْب ِر يُل؟ َق اَل َه ُؤ اَل ِء َك َلُة الِّر َب ا‬: ‫“ ُب وِنِه ْم َف ُقْلُت‬Pada malam di-isra-kan, ketika sampai
di langit ke tujuh, aku melihat ke atasku. Ternyata aku melihat halilintar, kilat, dan
petir. Kemudian, aku diperlihatkan pada suatu kaum yang perutnya (besar) seperti
rumah yang penuh dengan ular dan ular-ular itu terlihat dari luar. Aku bertanya
(pada Jibril), ‘Siapakah mereka, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang
yang suka makan hasil riba.’
Empat: dalam riwayat Abu Said al-Khudri bahwa ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬berkata:
‫َر َأْي ُت َلْي َلَة ُأْس ِر َي ِبي َق ْو ًما َلُهْم َم َش اِفُر َك َم َش اِفِر اِإْلِبِل َو َقْد ُو ِّك َل ِبِه ْم َم ْن َي ْأُخ ُذ ِبَم َش اِفِر ِه ْم ُثَّم َي ْج َع ُل ِفي َأْف َو اِه ِه ْم َص ْخ ًر ا ِمَن‬
‫ َه ُؤ اَل ِء اَّلِذيَن َي ْأُك ُلوَن َأْم َو اَل اْلَي َت اَم ى ُظْلًما‬: ‫ َفَقاَل‬: ‫“ الَّن اِر َي ْخ ُرُج ِمْن َأَساِفِلِه ْم َفُقْلُت َي ا ِج ْب ِر يُل َم ْن َه ُؤ اَل ِء‬Pada malam
di-isra-kan, aku melihat suatu kaum yang memiliki bibir seperti bibir unta. Di
tengah mereka ada seorang yang dipercaya ( di perintah untuk ) menarik bibir
tersebut, kemudian dimasukkan ke mulut mereka batu dari neraka yang batu itu
keluar dari bawah mereka. Aku tanyakan, ‘Siapa mereka, Jibril?’ Ia menjawab,
‘Mereka adalah orang-orang yang suka makan harta anak yatim secara zalim

86
Lima: Baginda nabi juga becerita: ‫ ثنا َم ا َر َأْيَت َلْي َلَة‬،‫ يا رسول هللا‬:‫ قلنا‬: ‫َع ْن َأِبي َس ِعيٍد اْلُخ ْد ِر ِّي َقاَل‬
‫ َي ا‬: ‫ َف ُقْلُت‬، ‫ َو َض َر ٌب َع َلْي ِه ْم ِثَي اٌب َر َم ٌد‬، ‫ َض َر ٌب َع َلْي ِه ْم ِثَي اٌب َأَشُّد َبَي اًضا ِمَن اْلِقْر َط اِس‬، ‫ َر َأْي ُت ُأَّمِتَي َض ْر َب ْي ِن‬: ‫ُأْس ِر َي ِبَك ؟ َق اَل‬
‫ َف ِإَّن ُهْم َخ َلُط وا َعَم ال َص اِلًح ا َو آَخ َر َس ِّي ًئ ا‬:‫ َأَم ا َأْص َح اُب الِّث َي اِب الَّر َم ِد‬: ‫ َم ْن َه ُؤ الِء ؟ َق اَل‬،‫ِج ْب ِر يُل‬. “Aku melihat
umatku menjadi dua golongan. Satu golongan yang mengenakan pakaian seperti
kertas yang sangat putih. Segolongan mengenakan pakaian berwarna abu-abu.
Aku lantas menanyakannya, ‘Ya Jibril, siapakah mereka?’ Ia menjawab, ‘Adapun
orang-orang yang mengenakan pakaian abu-abu adalah mereka yang suka
mencampuradukkan amal baik dengan amal buruk.’
Enam yaitu riwayat: ‫ َش َم ْم ُت َلْي َلَة ُأْس ِر َي ِبي‬:‫عن أَبَّي ْب َن َك ْع ٍب َس ِمْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َي ُقوُل‬
‫ َه َذ ا ِر يُح َق ْب ِر اْلَماِش َط ِة َو اْب َن ِتَه ا َو َز ْو ِج َه ا‬: ‫ َي ا ِج ْب ِر يُل َم ا َهِذِه الِّر يُح الَّط ِّي َب ُة ؟ َق اَل‬: ‫ َف ُقْلُت‬، ‫“ َر اِئَح ًة َط ْي َب ًة‬Pada malam
di-isra-kan, aku mencium aroma yang sangat wangi. Aku tanyakan, ‘Jibril, wangi
apakah ini?’ Ia menjawab, ‘Ini wangi kuburan masyithah, putri, dan suaminya”.
Tujuh riwayat dari sahabat Anas ibn Malik ‫ رضي هللا عنه‬bahwa ‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
bersabda ‫ َي ا‬: ‫ َف ُقْلُت‬، ‫ َو اْلَق ْر ُض ِبَث َم اِنَي َة َع َش َر‬،‫ الَّصَد َقُة ِبَع ْش ِر َأْم َث اِلَه ا‬: ‫َر َأْي ُت َلْي َلَة ُأْس ِر َي ِبي َع َلى َباِب اْلَج َّنِة َم ْك ُتوًبا‬
‫ َو اْلُمْس َت ْق ِر ُض اَل َي ْس َت ْق ِر ُض ِإاَّل ِمْن َح اَج ٍة‬،‫ َأِلَّن الَّس اِئَل َي ْس َأُل َو ِع ْن َدُه‬: ‫ِج ْب ِر يُل َم ا َب اُل اْلَق ْر ِض َأْف َض ُل ِمَن الَّص َد َقِة؟ َق اَل‬
Pada malam di-isra-kan, aku melihat tertulis di pintu surga, “Sedekah itu sepuluh
kali kelipatannya. Sedangkan pinjaman delapan belas kelipatannya.” Lantas aku
tanyakan, “Wahai Jibril, mengapa pinjaman lebih utama dari sedekah?” Ia
menjawab, “Sebab orang yang mengemis meminta sesuatu yang sudah dia
dimiliki. Sedangkan orang yang meminjam tidak meminta sesuatu kecuali yang dia
dibutuhkan.

‫ْأ‬ ‫ّٰت‬
‫َح ى ِإَذ ا َلْم َت َد ْع َش ًو ا ِلُمْس َت ِبٍق ۞ ِمَن الُّد ُنِّو َو َال َم ْر ًق ى ِلُمْس َت ِنِم‬
Hingga tak satu pun puncak yang kau sisakan bagi orang yang ingin
mendahuluimu # Dari kedekatanmu, dan tidak pula menemukan tangga bagi
pencari derajat yang tinggi.

Keterangan: Bait ini juga sebagai penguat dari bait sebelumnya ‫من قاب قوسين… الخ‬.
Tetapi bait ini mengandung perabot syarat ( kata syarat ) yakni ‫ اذا لم تدع‬, sehingga
kata ini membutuhkan jawab yang jatuh setelahnya nanti.
Jadi setelah Baginda Nabi sampai di langit ke tujuh, maka beliau meneruskan
perjalanannya hingga beliau sampai di suatu tempat yang yang paling dekat.
Tempat yang tidak bisa di raih oleh siapapun walaupun ia berharap sampai
kesana. Karena tempat itu adalah tempat yang khusus untuk beliau dan tidak bisa
di gapai kecuali oleh beliau. Yang di isyaratkan dalam ayat ‫فَك اَن َق اَب َق ْو َس ْي ِن َأْو َأْد َن ى‬
maka jadilah dia dekat (pada ‫ محمد‬sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat
(lagi). Dan ayat ‫ ِع ْن َد َه ا َج َّن ُة اْلَم ْأٰو ى‬.‫( عْن َد ِس ْد َر ِة اْلُم ْن َتٰه ى‬yaitu) di Sidrat al-Muntaha, di
dekatnya ada surga tempat tinggal ( selamanya ). Akan tetapi makna seutuhnya
dari Sidrat al-Muntaha adalah kewenangan ‫ هللا تعالى‬. Sidrat al-Muntaha merupakan
bagian dari kekuasaan ‫ هللا‬. Kita hanya mendapat kabar dari Nabi ‫محمد صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬yang benar-benar telah sampai ke sana, dan telah menyaksikan sebagian dari
tanda-tanda kebesaran ‫ هللا تعالى‬. Oleh karenanya, hanya dengan keimanan sajalah

87
kita mempercayai tentang Sidrat al-Muntaha. Selebihnya adalah rahasia ‫ هللا‬yang
Maha Mengetahui.

‫ْل‬ ‫ْث ْل‬ ‫ْذ‬


‫َخ َفْض َت ُك َّل َم َقاٍم ِبْاإِل َض اَفٍة ِإ ۞ ُنْو ِد يَت ِبالّر ْف ِع ِم َل ا ُم ْف َر ِد ا َع َلِم‬
Engkau membuat rendah semua makom dengan di sandarkan ( padamu ) #
Engkau di panggil dengan panggilan yang tinggi laksana tunggalnya pertanda.

Keterangan: Bait ini adalah jawaban dari bait sebelumnya ‫ اذا لم تدع… الخ‬. Jadi saat
engkau mencapai puncak tempat yang khusus tersebut maka engkau telah
menjadikan rendah semua makom yang berada di bawahmu. Yang di maksud
dengan makom disini adalah derajat keutamaan Baginda Nabi. Derajat beliau
yang mengungguli semua makhluk yang ada. Tanpa ( bermaksud ) mengurangi
derajat para Nabi dan Rasul yang lain. Karena semua para Nabi dan Rasul itu
memiliki derajatnya tinggi dan mempunyai kesempurnaan, tetapi derajat dan
kesempurnaan Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬itu lebih tinggi dan lebih
sempurna ( seperti keterangan yang telah lampau ). Sebab mempunyai keyakinan
bahwa para Nabi dan Rasul ( selain Baginda Nabi ) itu tidak mempunyai
kesempurnaan dan derajat yang tinggi itu adalah salah satu bentuk kekufuran (
‫) نعوذ باهلل من ذلك‬.
Arti dari ‫ نوديت بالرفع‬adalah panggilan kemuliaan yang khusus pada waktu dari ‫هللا‬
‫ سبحانه وتع***الى‬untuk Baginda Nabi agar beliau menghadap kepadaNya untuk
mendapatkan mandat yang istimewa bagi beliau beserta umatnya yakni sholat
lima waktu. Sehingga dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa beliau Baginda
Nabi setelah sampai di situ langsung mengucap
‫ الَّت ِحَّي اُت اْلُم َب اَر َك اُت الَّص َلَو اُت الَّط ِّي َب اُت ِهَّلِل‬Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan
kebaikan hanya bagi ‫هللا‬. Lalu ‫ هللا‬menjawab ‫ الَّس َالُم َع َلْي َك َأُّيَه ا الَّن ِبُّى َو َر ْح َم ُة ِهَّللا َو َبَر َك اُتُه‬Semoga
salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, demikian pula rahmat
‫ هللا‬dan berkah-Nya. Lalu Baginda Nabi meneruskannya sebab beliau tidak ingin
penghormatan itu hanya khusus untuk dirinya, sehingga beliau berkata: ‫الَّس َالُم َع َلْي َن ا‬
‫ َو َع َلى ِع َباِد ِهَّللا الَّصاِلِحيَن‬semoga salam sejahtera ( juga ) selalu tercurah kepada kami
dan hamba-hamba ‫ هللا‬yang saleh.
Panggilan ‫ هللا‬yang semacam itu bukanlah hanya untuk Baginda Nabi ‫محمد صلى هللا‬
‫ عليه وسلم‬saja. Sebab panggilan penghormatan itu juga pernah di alamatkan kepada
nabi Adam ‫ عليه السالم‬, digambarkan dalam ayat ‫ َو ُقْلَن ا َٰٓي َٔـاَد ُم ٱْس ُك ْن َأنَت َو َز ْو ُج َك ٱْلَج َّن َة‬Dan
Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini. Demikian
juga panggilan kepada Nabi Nuh ‫ عليه السالم‬, digambarkan dalam ayat ‫ِقيَل َٰي ُنوُح ٱْه ِبْط ِبَس َٰل ٍم‬
‫ ِّم َّن ا َو َب َر َٰك ٍت َع َلْي َك َو َع َلٰٓى ُأَم ٍم ِّمَّمن َّمَع َك‬Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan
penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari
orang-orang yang bersamamu. Juga kepada Nabi Musa ‫عليه السالم‬, digambarkan
dalam ayat ‫ ِإْذ َن اَد ٰى ُه َر ُّبُهۥ ِب ٱْل َو اِد ٱْلُم َق َّد ِس ُط ًو ى‬Ketika Tuhan memanggil ( nabi Musa ) di
lembah suci yaitu Lembah Tuwa. Dan masih banyak lagi panggilan ‫ هللا‬kepada
nabi-nabi yang lain. Tetapi ( diantara panggilan yang ada ) panggilan yang

88
istimewa adalah panggilan ‫ هللا‬kepada Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬saat mi'roj
itu.

‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫َك ْي َم ا َت ُفْو َز ِبَو ْص ٍل ِّي ُمْس َت ِتٍر ۞ َع ِن ا ُعُيوِن َو ِس ٌّر ِّي ُم ْك َتَت ِم‬
Agar engkau memperoleh hubungan ( sempurna ) tertutup ( dari pandangan
mata ) # Dan rahasia itu nan tiada terbuka, tersimpan dari makhluk tercipta.

Keterangan: Bait ini seakan menjadi sebuah alasan dari bait ‫ الخ‬.…‫ وبت ترقى‬,
mengapa engkau di naikkan ke langit yang tujuh dan seterusnya? Karena agar
engkau mendapatkan hubungan yang khusus nan istimewa serta tertutup
rahasianya dari seluruh makhluk yang ada. Dan itu merupakan gambaran ayat
‫ فأوحى ِإَلٰى َع ْبِدِهۦ َم ٓا َأْو َح ٰى‬Lalu disampaikannya wahyu kepada hamba-Nya ( yakni ‫) محمد‬
apa yang telah diwahyukan ‫هللا‬.
Sehingga ada riwayat yang menyebutkan bahwa suatu saat sayyidah Aisah
berkata: ‫ يا رسول هللا ما الذي أوحى الي*ك ربك اذ ق**ال ف**أوحى الى عبده ما أوحى‬:‫قالت عائشة رضي هللا عنها‬
wahai ‫ رسول هللا‬apa gerangan isi wahyu yang engkau terima dari Tuhanmu lewat
ayat ‫ فأوحى ِإَلى عبده ما أوحى‬, lalu Baginda Nabi menjawab: ‫قال يا عائشة أ تريدين أن تعلمي ما ال‬
‫ يعلمه جبري**ل وال ميكائي**ل وال نبي مرسل وال ملك مق**رب‬wahai Aisyah: apakah engkau ingin
mengetahui suatu ( ilmu ) yang Jibril saja tidak bisa mengetahuinya, demikian pula
Mikail, para nabi yang diutus dan bahkan para Malaikat yang amat Dekat ( mereka
semua tidak mengetahuinya ). Dan pada riwayat yang lain juga disebutkan bahwa
Baginda Nabi bersabda: ‫ علمني ربي ليلة اإلسراء علوما شتى‬aku di ajari ( diberi ilmu ) oleh
Tuhan-ku pada waktu malam isro dengan beberapa ilmu yang banyak ‫فعلم أخذ على‬
‫ كتمانه وعلم خ*يرني في*ه وعلم أمرني أن أبلغ*ه‬pertama adalah ilmu yang oleh Tuhan-ku aku
diperintah untuk menyimpannya, kedua adalah ilmu yang oleh Tuhan-ku aku di
perkenankan untuk memilih ( menyampaikannya atau menyimpannya ), ketiga
adalah ilmu yang oleh Tuhan-ku aku diperintah untuk ( harus ) menyampaikannya,
‫ قال علي رضي هللا عنه فكان يسر الى أبي بكر وعمر وعثمان والي ما خير فيه‬dan sayyidina Ali ‫رضي هللا‬
‫ عنه‬berkata: maka Baginda Nabi merahasiakan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman
dan kepadaku ( ‫ ) رض**ي هللا عنهم‬ilmu yang oleh Tuhan-Nya di perbolehkan untuk
memilih ( menyimpan atau menyampaikannya ).

‫َف ُح ْز َت ُك َّل ِفَخ اٍر َغْي َر ُم ْش َت ِر ٍك ۞ َو ُج ْز َت ُك َّل َم َقاٍم َغْي َر ُم ْز َد َح ِم‬


Kau telah mendapatkan semua keagungan yang tak terbagi # Kau lewati setiap
derajat ketinggian tanpa ada yang mampu bemkompetisi.

Keterangan: Sebab engkau mendapatkan panggilan yang khusus dan tempat


yang istimewa dari ‫ هللا تعالى‬, maka engkau telah meraih derajat keagungan dan
keutamaan yang tak bisa tertandingi oleh siapapun. Engkau berhasil naik sampai
derajat itu tanpa ada yang bisa diajak bemkompetisi. Karena semua yang telah
engkau raih itu adalah murni kehendak ‫ هللا‬, semuanya itu hak preogratif ‫ هللا‬untuk

89
hambanya yang ia pilih yakni hambanya yang paling mulia Baginda Nabi ‫محمد صلى‬
‫ هللا عليه وسلم‬.
Maka siapapun yang di ciptakan oleh ‫ هللا‬sebagai umat Baginda ‫ ( محمد‬padahal
tanpa adanya permintaan terlebih dahulu ), dan juga diberi hidayah keimanan,
maka sudah selayaknya berterima kasih atas semua nikmat yang agung itu.
Karena adanya kaidah ‫ التابع تابع‬pengikut itu selalu mengikuti ( kepada orang yang
di ikuti ), atau dengan ungkapan lain dari kaidah ini: ‫ التابع اليفرد بالحكم‬pengikut itu
tidak bisa di sendirikan dalam hukum ( dari orang yang di ikuti ). ‫ُقْل ِإن ُك نُتْم ُتِحُّبوَن ٱَهَّلل‬
‫ َف ٱَّت ِبُعوِنى ُيْح ِبْب ُك ُم ٱُهَّلل َو َي ْغ ِف ْر َلُك ْم ُذ ُن وَب ُك ْم ۗ َو ٱُهَّلل َغ ُف وٌر َّر ِحيٌم‬Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai ‫ هللا‬, maka ikutilah aku, niscaya ‫ هللا‬mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu". ‫ هللا‬Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

‫ُأ‬ ‫ِّل‬
‫َو َج َّل ِم ْق َد اُر َم ا ُو َي َت ِمْن ُر َت ٍب ۞ َو َع َّز ِإْد َر اُك َم ا وِلْيَت ِمْن ِّن َع ِم‬
Teramat agung nilainya derajat kedudukan yang kau dapati # Sungguh jarang lagi
langka bisa diperoleh nikmat yang engkau telah diberi.

Keterangan: Isi bait ini adalah penguat dari bait sebelumnya ‫ فحزت كل فخار… الخ‬.
Karena sangat agungnya derajat dan kedudukan mulai yang di berikan kepada
Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬, maka tak kan mungkin orang lain bisa
menggapai derajat dan kedudukan tersebut. Sebab itu semua adalah nikmat
karunia dari ‫ هللا‬yang di berikan kepada orang yang dikehendaki oleh yang Maha
Memberi ‫ َٰذ ِل َك َف ْض ُل ٱِهَّلل ُيْؤ ِتي**ِه َم ن َي َش ٓاُءۚ َو ٱُهَّلل ُذ و ٱْلَفْض ِل ٱْلَع ِظ يِم‬Demikianlah karunia ‫ هللا‬, yang
diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki; dan ‫ هللا‬memiliki karunia yang besar.
Ada sebuah riwayat yang berhubungan dengan kedua bait ini: ‫َح َّد َث َن ا ُقَت ْي َب ُة ْبُن َس ِعيٍد َح َّد َث َن ا‬
‫َلْي ٌث َع ْن َن اِفٍع َع ْن اْب ِن ُع َمَر َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُهَم ا َع ْن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل ِإَّنَم ا َأَج ُلُك ْم ِفي َأَج ِل َم ْن َخ اَل ِمْن‬
‫اُأْلَم ِم َم ا َب ْي َن َص اَل ِة اْلَع ْص ِر ِإَلى َم ْغ ِر ِب الَّش ْم ِس َو ِإَّنَم ا َم َثُلُك ْم َو َم َث ُل اْلَيُهوِد َو الَّن َص اَر ى َك َر ُج ٍل اْس َت ْع َمَل ُعَّمااًل َفَقاَل َم ْن َي ْع َم ُل‬
‫ِلي ِإَلى ِنْص ِف الَّن َه اِر َع َلى ِقيَر اٍط ِقيَر اٍط َفَع ِم َلْت اْلَي ُه وُد ِإَلى ِنْص ِف الَّن َه اِر َع َلى ِق يَر اٍط ِق يَر اٍط ُثَّم َق اَل َم ْن َي ْع َم ُل ِلي ِمْن‬
‫ِنْص ِف الَّنَه اِر ِإَلى َص اَل ِة اْلَع ْص ِر َع َلى ِقيَر اٍط ِقيَر اٍط َفَع ِم َلْت الَّن َص اَر ى ِمْن ِنْص ِف الَّن َه اِر ِإَلى َص اَل ِة اْلَع ْص ِر َع َلى ِق يَر اٍط‬
‫ِقيَر اٍط ُثَّم َق اَل َم ْن َي ْع َم ُل ِلي ِمْن َص اَل ِة اْلَع ْص ِر ِإَلى َم ْغ ِر ِب الَّش ْم ِس َع َلى ِق يَر اَط ْي ِن ِق يَر اَط ْي ِن َأاَل َف َأْنُتْم اَّل ِذيَن َي ْع َم ُل وَن ِمْن‬
‫َص اَل ِة اْلَع ْص ِر ِإَلى َم ْغ ِر ِب الَّش ْم ِس َع َلى ِقيَر اَط ْي ِن ِقيَر اَط ْي ِن َأاَل َلُك ْم اَأْلْج ُر َمَّر َت ْي ِن َفَغ ِض َب ْت اْلَي ُه وُد َو الَّن َص اَر ى َفَق اُلوا َن ْح ُن‬
‫ َأْك َث ُر َعَم اًل َو َأَق ُّل َع َط اًء َق اَل ُهَّللا َه ْل َظَلْم ُتُك ْم ِمْن َح ِّقُك ْم َش ْي ًئ ا َق اُلوا اَل َق اَل َفِإَّن ُه َف ْض ِلي ُأْع ِط ي**ِه َم ْن ِش ْئ ُت‬Telah
bercerita kepada kami ‫ قتيبة بن سعيد‬telah bercerita kepada kami ‫ الليث‬dari ‫ نافع‬dari ‫إبن‬
‫ عمر رضي هللا عنه‬dari ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda: "Sesungguhnya masa hidup
kalian dibandingkan masa umat-umat yang dahulu hanyalah bagaikan antara
'Ashar hingga terbenamnya matahari. Dan perumpamaan kalian dibandingkan
orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang mempekerjakan para
pekerja, ( orang itu ) berkata; "Siapa yang mau bekerja untukku hingga
pertengahan siang dengan upah satu qirath satu qirath, maka orang-orang Yahudi
melaksanakannya dengan upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi; "Siapa
yang mau bekerja untukku mulai pertengahan siang hingga waktu shalat 'Ashar
dengan upah satu qirath?. Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan
upah satu qirath. Kemudian dia berkata lagi; "Siapa yang mau bekerja untukku

90
mulai waktu shalat 'Ashar hingga terbenam matahari dengan dua qirath?. Maka
kalianlah yang mengerjakan mulai dari shalat 'Ashar hingga terbenam matahari
dengan upah dua qirath. Ketahuilah bahwa kalian mendapatkan pahala dua kali".
Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: "Kami yang lebih
banyak amal namun lebih sedikit upah!". Maka ‫ هللا عز وجل‬bertanya; "Apakah ada
yang aku zhalimi dari hak kalian?". Mereka menjawab; "Tidak". Lalu ‫ هللا‬berfirman;
"Itulah karunia dari-KU yang AKU berikan kepada siapa yang AKU kehendaki.

‫ُبْش ٰر ى َلَن ا َم ْع َش َر اِإْلْس اَل ٍم ِإّن َلَن ا ۞ ِمَن الِع َن اِيِة ُر ْك ًن ا َغ ْي َر ُم ْن َهِد ِم‬
Kabar gembira bagi kita, semua umat islam, sungguh kita # memiliki tiang kokoh
jaya yang takkan pernah roboh.

Keterangan: Arti ‫ بشرى‬adalah nikmat yang agung, dan siapapun makhluk yang
mendapatkan nikmat yang agung itu pasti akan merasa gembira. Sehingga arti
yang paling mudah untuk di fahami dari kata ‫ بشرى‬adalah kabar gembira bagi
orang yang telah mendapatkan nikmat yang agung. Siapakah orang itu? Tak ada
yang lain kecuali seluruh umat manusia yang beriman kepada Baginda Nabi ‫محمد‬
‫ صلى هللا عليه وسلم‬, sebagaimana gambaran ayat ‫َلَقْد َمَّن ٱُهَّلل َع َلى ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ِإْذ َبَع َث ِفيِه ْم َر ُس واًل ِّمْن‬
‫َٰل‬ ‫َٰت‬
‫ َأنُفِس ِه ْم َي ْتُل و۟ا َع َلْي ِه ْم َء اَٰي ِتِهۦ َو ُي َز ِّك يِه ْم َو ُيَع ِّلُمُهُم ٱْلِك َب َو ٱْلِح ْك َم َة َو ِإن َك اُنو۟ا ِمن َق ْب ُل َلِفى َض ٍل ُّم ِبيٍن‬Sungguh ‫هللا‬
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika ‫ هللا‬mengutus
diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayatNya , membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan
Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dan juga ayat
‫َٰٓل‬
‫ َف ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو۟ا ِبِهۦ َو َع َّز ُروُه َو َن َص ُروُه َو ٱَّت َب ُعو۟ا ٱلُّن وَر ٱَّلِذٓى ُأنِز َل َمَع ُهٓۥۙ ُأ۟و ِئ َك ُه ُم ٱْلُم ْف ِلُح وَن‬Maka orang-orang
yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya
yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang
yang beruntung. Jadi arti ‫ ُبْش ٰر ى َلَن ا َم ْع َش َر اِإْلْس اَل ٍم‬adalah kita sebagai umat islam layak
berbangga dan berbesar hati karena pasti mendapat nikmat yang agung ( tanpa
bermaksud menyombongkan diri ). Adapun arti ‫ ِإّن َلَن ا ِمَن الِع َن اِيِة ُر ْك ًن ا َغ ْي َر ُم ْن َه ِد ِم‬adalah:
sesungguhnya kita mempunyai syariah yang tidak akan tergantikan. Sebab
syariah Baginda Nabi itu adalah syariah terakhir yang menghapus syariah-syariah
para Nabi yang terdahulu. Atau dengan kata lain bahwa syariah Baginda Nabi itu
menyempurnakan syariah para nabi yang terdahulu ‫َو ُم َص ِّد ًۭق ا ِّلَم ا َب ْي َن َيَدَّى ِمَن ٱلَّت ْو َر ٰى ِة َو ُأِلِحَّل‬
‫ َلُك م َب ْع َض ٱَّلِذى ُحِّر َم َع َلْي ُك ْم‬Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang
sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah
diharamkan untukmu. ‫ َّما َك اَن ُم َح َّم ٌد َأَب ٓا َأَح ٍد ِّمن ِّر َج اِلُك ْم َو َٰل ِكن َّر ُس وَل ٱِهَّلل َو َخ اَت َم ٱلَّن ِبِّيين‬artinya: ‫محمد‬
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah ‫ رسول هللا‬utusan ‫ هللا‬dan penutup nabi-nabi.

‫ُأُل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


‫َلَّما َد َع ا ُهللا َد اِع يَن ا ِلَط اَع ِتِه ۞ ِب ْك َر ِم الُّر ْس ِل ُكَّنا ْك َر ُم ا َم ِم‬

91
Tatkala ‫ هللا‬panggil Nabi pengajak kita agar taat kepadaNya # Dengan panggilan
Rasul termulia, maka jadilah kita umat yang paling mulia.

Keterangan: Tugas Baginda Nabi adalah menyampaikan kepada umatnya segala


sesuatu yang telah di turunkan terhadap beliau dari ‫ هللا تعالى‬, yakni beriman dan
taat kepadaNya. Seperti gambaran ayat ‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱلَّر ُسوُل َب ِّلْغ َم ٓا ُأنِز َل ِإَلْي َك ِمن َّر ِّب َك ۖ َو ِإن َّلْم َت ْف َع ْل َفَم ا‬
‫ َب َّلْغ َت ِر َس اَلَت ُهۥ‬: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan juga ayat ‫ ياأيها المدثر قم فأنذر‬wahai orang
yang berselimut, Bangunlah ! Maka berilah peringatan. Dan juga ayat ‫ٱْد ُع ِإَلٰى َس ِبيِل‬
‫ َر ِّب َك ِبٱْلِح ْك َمِة َو ٱْلَم ْو ِع َظ ِة ٱْلَح َس َن ِةۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلِتى ِهَى َأْح َس ُن‬Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik.
Sementara ( obyek dari panggilan ) itu adalah umatNya. Maka kewajiban umat
adalah mengikuti orang yang mengajak kepada kebaikan tersebut ‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا‬
‫َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّر ُسوَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْم ِر ِمنُك ْم ۖ َف ِإن َت َٰن َز ْع ُتْم ِفى َش ْى ٍء َف ُرُّدوُه ِإَلى ٱِهَّلل َو ٱلَّر ُس وِل ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُن وَن ِبٱِهَّلل‬
‫ َو ٱْلَي ْو ٱْلَءاِخ ِر ۚ َٰذ ِل َك َخ ْي ٌر َو َأْح َس ُن َت ْأِو ياًل‬Hai orang-orang yang beriman, taatilah ‫ هللا‬dan
‫ِم‬
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada ( kitab ) ‫ ( هللا‬artinya Al
Quran ) dan Rasul ( sunnahnya / riwayat hadits ), jika kamu benar-benar beriman
kepada ‫ هللا‬dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih
baik akibatnya.
Maka disaat Baginda Nabi itu mendapat julukan ‫ أكرم الرسل‬rasul yang paling mulia,
maka umatnya yang beriman pun layak mendapat julukan ‫ أكرم األمم‬umat yang
paling mulia, sebagaimana gambaran ayat ‫ُك نُتْم َخ ْي َر ُأَّم ٍة ُأْخ ِر َج ْت ِللَّن اِس َت ْأُمُروَن ِب ٱْلَم ْع ُروِف‬
‫ َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ٱْلُمنَك ِر َو ُتْؤ ِم ُن وَن ِبٱِهَّلل‬Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada ‫ هللا‬.

92
‫ في جهاد النبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫الفصل الثامن‬
Fasal yang kedelapan tentang Jihad atau perjuangannya Baginda Nabi

‫ْل‬ ‫َأ َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫ُل‬


‫َر اَع ْت ُق وَب ا ِع ٰد ى ْن َب اُء ِبْع َث ِتِه ۞ َكَن ْب ٍة ْج َفَلْت ُغْفَال ِّم َن ا َغ َن ِم‬
Hati musuh bergetar ketakutan mendengar berita kenabian Baginda Nabi #
Bagaikan lolongan harimau yang menakutkan kambing nan lupa.

Keterangan: Berita kedatangannya Baginda Nabi yang akan menjadi pimpinan


umat akhir zaman itu benar-benar menggetarkan hati para musuh yang
mempunyai kepentingan pribadi ataupun kepentingan duniawi. Berita itu berasal
dari para dukun di zaman jahiliyah seperti keterangan yang lampau. Yang
dikehendaki para musuh disini ialah mereka orang-orang kafir yang merasa
terganggu dengan adanya ajakan ( dakwah ) Baginda Nabi. Mereka ada yang
berasal dari kalangan raja ( seperti riwayat yang lampau ), ada yang dari kalangan
pendeta, ada pula yang dari kalangan saudagar dan kalangan orang awam yang
sebenarnya mereka tidak tahu apa-apa bahkan hanya ikut-ikutan saja. ‫َأَفَت ْط َم ُعوَن َأن‬
‫ ُيْؤ ِم ُنو۟ا َلُك ْم َو َق ْد َك اَن َف ِر ي*ٌق ِّم ْن ُهْم َي ْس َم ُعوَن َك َٰل َم ٱِهَّلل ُثَّم ُيَح ِّر ُف وَن ُهۥ ِم ۢن َب ْع ِد َم ا َع َقُل وُه َو ُه ْم َي ْع َلُم وَن‬Apakah kamu
masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari
mereka mendengar firman ‫ هللا‬, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui? ‫َو ِإَذ ا َلُقوا اَّلِذيَن آَم ُنوا َقاُلوا آَم َّن ا َو ِإَذ ا َخ اَل َب ْع ُضُهْم ِإَلٰى‬
‫ َب ْع ٍض َق اُلوا َأُتَح ِّد ُثوَن ُهْم ِبَم ا َفَت َح ُهَّللا َع َلْي ُك ْم ِلُيَح اُّج وُك ْم ِب ِه ِع ْن َد َر ِّب ُك ْم ۚ َأَف اَل َت ْع ِقُل وَن‬Dan apabila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: "Kamipun telah
beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka
berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa
yang telah diterangkan ‫ هللا‬kepadamu?, supaya dengan demikian mereka dapat
mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?".
Hati orang-orang kafir itu bergetar ketakutan bagai takutnya sekelompok kambing
yang di gembala dalam tengah lapang sebab mendengar lolongan harimau. ‫َس ُنْلِقي‬
‫ ِفي ُقُلوِب اَّلِذيَن َكَف ُروا الُّر ْع َب ِبَم ا َأْش َر ُك وا ِباِهَّلل َم ا َلْم ُيَن ِّز ْل ِب ِه ُس ْلَط اًن اۖ َو َم ْأَو اُه ُم الَّن اُرۚ َو ِبْئ َس َم ْث َو ى الَّظ اِلِميَن‬Akan
Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka
mempersekutukan ‫ هللا‬dengan sesuatu yang ‫ هللا‬sendiri tidak menurunkan
keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-
buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.
Dan salah satu keistimewaan Baginda Nabi adalah ‫ ُنِص ْر ُت ِبالُّر ْع ِب َمِس يَر َة َش ْه ٍر‬ada pula
riwayat ‫ ُنِص ْر ُت ِبالُّر ْع ِب َمِس يَر َة َش ْهرين‬: Aku ditolong ( oleh ‫ ) هللا‬melawan musuhku dengan
ketakutan mereka dari jarak sebulan perjalanan ( atau jarak dua bulan perjalanan
pulang pergi ).

‫ْل‬ ‫ّٰت‬ ‫ْل‬


‫َم ا َز اَل َي َقـــاُه ُم ِفْي ُك ِّل ُمْع َت َر ٍك ۞ َح ى َح َك ْو ا ِبا َقَن ا َلْح ًما َع َلى َو َض ِم‬
Nabi senantiasa melawan musuh dalam setiap medan pertempuran # Hingga
daging mereka bertumpukan laksana daging di tempat pemotongan.

93
Keterangan: Perang yang dilakukan oleh Baginda Nabi beserta para sahabat itu
tujuannya bukanlah untuk menghabisi semua orang-orang kafir ( atau orang-orang
yang memusuhi Baginda Nabi saat itu ). Bahkan peperangan yang dilakukan oleh
Baginda Nabi itu sifatnya adalah membela diri atau menegakkan hak-hak mereka
yang telah di rampas. Peperangan yang dilakukan oleh Baginda Nabi itu telah
mendapat izin dari ‫ هللا سبحانه وتعالى‬, sebagaimana gambaran ayat ‫ُأِذَن ِلَّلِذيَن ُيَٰق َت ُلوَن ِبَأَّن ُهْم‬
‫ ُظ ِلُم و۟ا ۚ َو ِإَّن ٱَهَّلل َع َلٰى َن ْص ِر ِه ْم َلَق ِد يٌر‬Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang
diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya ‫هللا‬
benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu ‫ٱَّلِذيَن ُأْخ ِر ُجو۟ا ِمن ِد َٰي ِر ِهم ِبَغ ْي ِر َح ٍّق ِإٓاَّل َأن َي ُقوُلو۟ا‬
‫( َر ُّب َن ا هللا‬yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan
yang benar, hanya karena mereka berkata, “Tuhan kami ialah ‫ هللا‬. Sedangkan
peperangan peperangan pertama kali dalam islam itu terjadi pada tanggal 17
ramadhan tahun dua hijriyah, seperti gambaran ayat ‫َو َلَقْد َن َص َر ُك ُم ٱُهَّلل ِبَب ْد ٍر َو َأنُتْم َأِذ َّلٌة ۖ َف ٱَّتُقو۟ا‬
‫ ٱَهَّلل َلَع َّلُك ْم َت ْشُك ُروَن‬Sungguh ‫ هللا‬telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal
kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada
‫ هللا‬, supaya kamu mensyukuri-Nya. Jadi kalau jarak itu dihitung kembali dari
pertama di angkatnya Baginda Nabi menjadi rasul sampai tanggal tersebut, maka
ada tenggang waktu 13 tahun lebih dakwah Beliau itu tidak menggunakan
peperangan sama sekali. Bahkan pada tenggang waktu itu banyak orang-orang
mukmin yang di dzolimi, banyak hak-hak orang mukmin yang di rampas, tetapi
Baginda Nabi dan para sahabat selalu bersabar seperti riwayat sahabat bilal dan
suhaib ‫ رضي هللا عنهما‬yang telah lampau. Dan ketika Baginda Nabi mengenalkan
islam kepada kalangan bangsawan ( tuan raja atau semisalnya ) maka beliau lebih
senang mengirimkan surat lewat para sahabat. Sedikit gambaran ini cukup kiranya
menjadi bukti bahwa agama islam itu adalah agama yang cinta damai bukan cinta
peperangan.
Adapun arti dari bait ini yang menggambarkan orang-orang kafir yang mati
bergelimpangan setelah peperangan terjadi, hingga jasad mereka seakan
tumpukan hewan yang berada di tempat pemotongan, yang akhirnya menjadi
santapan ( empuk ) hewan buas ataupun burung-burung liar, maka itu adalah
gambaran normal ( kebiasaan ) yang sudah sering terjadi setelah peperangan.
Bukan hanya antar kaum muslimin melawan orang-orang kafir saja, melainkan
semua peperangan yang terjadi antar siapapun itu akibatnya adalah banyak
kematian di mana-mana, mayat yang bergelimpangan tak terurus yang akhirnya
menjadi santapan hewan liar. ( lihat saja akibat konflik peperangan di masa
modern ini, semua akibatnya juga sama ). Jadi bait ini tidak bisa dibuat gambaran
sebagai kejamnya kaum muslimin terhadap orang-orang kafir hingga
mengakibatkan terjadinya kematian yang seperti itu.

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ُط‬ ‫ْل‬


‫َو ُّدوا ا ِفَر اَر َفَك اُدوا َي ْغ ِب وَن ِبِه ۞ ْشآَل َء َش اَلْت َمَع ا ِع ْق َب اِن َو الَّر َخ ِم‬
Mereka ( para musuh Baginda ) ingin lari, mereka hampir saja berharap # agar
anggota badan mereka terbang bersama burung besar dan rajawali.

94
Keterangan: Sebetulnya orang-orang kafir yang memusuhi Baginda Nabi itu juga
merasa ragu atas perbuatan mereka saat menentang beliau. Sehingga mereka itu
berharap untuk bisa lari dari medan peperangan yang sedang terjadi. Bahkan
saking takutnya, mereka berangan-angan andai saja ada burung besar ( seperti
burung rajawali ) yang membawa mereka terbang meninggalkan jauh dari tempat
peperangan tersebut. Kondisi yang semacam ini itu adalah hal yang lumrah terjadi
bagi orang yang telah di liputi rasa ketakutan yang amat sangat. Entah mereka
takut atas adzab ‫ هللا‬karena melawan Nabi mereka ( seperti kehancuran umat-umat
terdahulu saat melawan Nabi mereka ), ataukah memang takutnya itu karena
mereka akan dijadikan tawanan perang saat mereka kalah, ( mereka akan
dijadikan hamba sahaya yang boleh diperjual belikan seperti hewan ternak ).
Namun jika di urut dari awal maka sebetulnya apa yang mereka lakukan itu tidak
sepenuhnya adalah kehendak mereka sendiri. Bahkan ada pendorong lain dari itu
semua, sebagaimana gambaran ayat ‫َو ِإْذ َز َّيَن َلُهُم الَّش ْي َط اُن َأْع َم اَلُهْم َو َق اَل اَل َغاِلَب َلُك ُم اْلَي ْو َم ِمَن الَّن اِس‬
‫َو ِإِّن ي َج اٌر َلُك ْم ۖ َف َلَّما َت َر اَءِت اْلِفَئَت اِن َنَك َص َع َلٰى َع ِقَبْيِه َو َق اَل ِإِّن ي َب ِر يٌء ِم ْنُك ْم ِإِّن ي َأَر ٰى َم ا اَل َت َر ْو َن ِإِّن ي َأَخ اُف َهَّللاۚ َو ُهَّللا‬
‫ َش ِد يُد اْلِع َق اِب‬Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan
mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang
terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka
tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu
balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada
kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat
melihat; sesungguhnya saya takut kepada ‫" هللا‬. Dan ‫ هللا‬sangat keras siksa-Nya.

‫ْل‬ ‫َأْل‬
‫َت ْمِض ْي الَّلَي اِلْي َو َال َي ْد ُروَن ِع َّدَت َه ا ۞ َم ا َلْم َت ُك ْن ِّمْن َلَي اِلي ا ْش ُهِر ا ُحُر ِم‬
Siang malam berlalu tanpa mereka mengetahui hitungannya # Selagi siang malam
tak berada dalam bulan-bulan nan mulia.

Keterangan: Karena saking dahsyatnya kondisi yang mereka rasakan ( saat


peperangan terjadi melawan Baginda Nabi ) maka mereka lupa atas hitungan hari
dan malam. Dan siapapun orangnya yang diliputi rasa ketakutan yang seperti itu
pasti tidak akan bisa membedakan antara hari-hari yang dia lalui, ( bahkan
sebagian dari mereka sudah ada yang mengalami depresi berat hingga mereka
berpendapat bahwa lebih baik mati dari pada terus menerus mengalami kondisi
yang sulit seperti itu ). Tenaga dan pikiran mereka tercurahkan habis untuk
perlawanan tersebut. Hingga akhirnya mereka berharap bulan-bulan mulia segera
datang. Karena dengan datangnya bulan-bulan mulia itu peperangan akan
berhenti sebab semua pihak menghormatinya. Mereka akan bernafas lega sebab
bisa melakukan aktivitas secara normal seperti hari-hari yang biasa ‫َي ْس َٔـُلوَن َك َع ِن ٱلَّش ْه ِر‬
‫ ٱْلَح َر اِم ِقَت اٍل ِفي*ِهۖ ُق ْل ِقَت اٌل ِفي*ِه َك ِب يٌر‬Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada
bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar. Adapun
bulan-bulan yang mulia itu ada empat dalam setahun yakni dzukqo'dah, dzulhijjah,

95
muharrom, dan rojab, sebagaimana gambaran ayat ‫ِإَّن ِع َّدَة ٱلُّش ُهوِر ِع نَد ٱِهَّلل ٱْث َن ا َع َش َر َش ْهًر ا ِفى‬
‫ ِك َٰت ِب ٱِهَّلل َي ْو َم َخ َل َق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض ِم ْن َه ٓا َأْر َبَع ٌة ُح ُر ٌمۚ َٰذ ِل َك ٱلِّد يُن‬Sesungguhnya bilangan bulan
pada sisi ‫ هللا‬adalah dua belas bulan, dalam ketetapan ‫ هللا‬di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram ( mulia ) . Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َك ّنَم ا الِّد ْيُن َض ْيٌف َح َّل َس اَح َت ُهْم ۞ ِبُك ِّل َق ْر ٍم ِإلٰى َلْح ِم ا ِع ٰد ى َق َر ِم‬
Islam datang bagaikan tamu undangan, singgah di halaman para sahabat #
Dengan seluruh pemberani yang sangat ingin membunuh musuh islam.

Keterangan: Diantara cara menghormati tamu yang telah diundang ( bagi yang
menerimanya ) adalah memberi suguhan yang terbaik bagi si tamu tersebut. Saat
islam datang kepada para sahabat maka sahabat pun rela berkorban demi
menghormati islam yang masyhur dengan istilah ‫ عز االسالم والمسلمين‬Demi keagungan
islam dan kaum muslimin. Sebagaimana gambaran diatas bahwa setelah lebih
dari tiga belas tahun para sahabat menahan kedzoliman yang di alaminya, maka
disaat ada izin berperan turun maka semangat mereka yang imannya sangat kuat
itu menjadi membara untuk memerangi orang-orang kafir ( yang dulu telah
mendzolimi mereka ). Bukan semata mata untuk balas dendam, tetapi lebih dari
pada itu untuk mengagungkan islam dan kaum muslimin, ‫َو َلن َي ْج َع َل ٱُهَّلل ِلْلَٰك ِف ِر يَن َع َلى‬
‫ ٱْلُمْؤ ِمِنيَن َس ِبياًل‬dan ‫ هللا‬tidak akan memberi jalan ( kemenangan ) kepada orang kafir
untuk mengalahkan orang-orang beriman ( kaum muslimin ). ‫َو َج َع َل َك ِلَم َة ٱَّلِذيَن َكَفُرو۟ا‬
‫ ٱلُّس ْفَلٰى ۗ َو َك ِلَم ُة ٱِهَّلل ِهَى ٱْلُع ْل َي اۗ َو ٱُهَّلل َع ِز ي***ٌز َح ِكيٌم‬dan ( ‫ ) هللا‬melalui Al-Quran ( itu telah )
menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat ‫ هللا‬itulah yang tinggi.
‫ هللا‬Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dan juga adanya riwayat ‫َح َّد َث َن ا ُم َع َّلى ْبُن َأَس ٍد َح َّد َث َن ا ُو َه ْيٌب َح َّد َث َن ا ُح َم ْي ٌد َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه‬
‫ َع ْن الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل َلَغ ْد َو ٌة ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َأْو َر ْو َح ٌة َخ ْي ٌر ِمْن الُّد ْن َي ا َو َم ا ِفيَه ا‬Telah bercerita
kepada kami ‫ معلى بن أسد‬telah bercerita kepada kami ‫ وهيب‬telah bercerita kepada
kami ‫ حميد‬dari ‫ أنس بن مالك رضي هللا عنه‬dari Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: "Pergi keluar
berperang di jalan ‫ هللا‬pada awal (pagi) hari atau pada akhir (siang) hari lebih baik
dari pada dunia dan seisinya".

‫ْل‬ ‫َأْل‬
‫َيُجُّر َب ْح َر َخ ْم يٍس َف ْو َق َس اِبَح ٍة ۞ َت ْر ِمْي ِبَم ْو ٍج ِمَن ا ْب َط اِل ُم َت ِط ِم‬
Ia membawa lautan pasukan siap tempur diatas kuda jaya # Membawa para
pemberani lagi jantan demi menerjang debur ombak ( kedzoliman orang kafir ).

Keterangan: Para sahabat ( yang disini digambarkan sebagai orang yang


menerima tamu ) itu siap di ajak untuk membela tamunya dengan segala resiko
yang akan terjadi. Mereka adalah pasukan pemberani bermental jantan yang siap
bertempur melawan kedzoliman yang ada. Sebagaimana riwayat ‫ قال‬:‫عن ‌عبد هللا قال‬
‫ {ف**اذهب أنت وربك فق**اتال إنا ه**ا هنا‬:‫ إنا ال نقول لك كما قالت بنو إسرائيل لموسى‬،‫ يا رسول هللا‬:‫المقداد يوم بدر‬

96
‫ فكأنه سري عن رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬،‫ ولكن امض ونحن معك‬:‫ قال‬،}‫ قاعدون‬dari ‫ عبدهللا‬berkata:
‫ مقداد‬bercerita ( saat berangkat perang badar ): ‫ يا رسول هللا‬sungguh kami tidak akan
berkata kepada engkau seperti perkataan bani Israel kepada Nabi Musa: pergilah
engkau bersama Tuhan-mu, maka berpeganglah kalian, sementara kami disini
akan duduk ( tidak ikut berperang ), lalu ‫ مقداد‬berkata: teruskanlah ( apa-apa yang
engkau kehendaki yakni berperang melawan orang-orang kafir ) sementara kami
pasti akan bersamamu. Maka dengan jawaban seperti itu betapa senang dan
bahagianya Baginda Nabi.
Dan hal itu juga sebagaimana gambaran ayat ‫َس ُأْلِقى ِفى ُقُلوِب ٱَّلِذيَن َكَف ُرو۟ا ٱلُّر ْع َب َف ٱْض ِر ُبو۟ا َف ْو َق‬
‫ ٱَأْلْع َن اِق َو ٱْض ِر ُبو۟ا ِم ْن ُهْم ُك َّل َب َن اٍۢن‬akan Aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-
orang kafir, maka pukullah di atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari
mereka. ‫( َٰذ ِلَك ِبَأَّن ُهْم َش ٓاُّقو۟ا ٱَهَّلل َو َر ُسوَلُهۥۚ َو َم ن ُيَش اِقِق ٱَهَّلل َو َر ُسوَلُهۥ َف ِإَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلِع َق اِب‬Ketentuan) yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang ‫ هللا‬dan Rasul-Nya;
dan barangsiapa menentang ‫ هللا‬dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ‫ هللا‬amat
keras siksaan-Nya.
Dan salah satu pendorong yang kuat bagi mereka adalah mati syahid pada
tempatnya, sebagaimana riwayat ‫ أخبرني سعيد ابن‬:‫ عن الزهري قال‬،‫ أخبرنا شعيب‬:‫حدثنا أبو اليمان‬
‫ لوال أن رج**اال‬،‫ والذي نفسي بي**ده‬:‫ سمعت النبي صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫ أن أبا هريرة رضي هللا عنه قال‬:‫المسيب‬
،‫ ما تخلفت عن سرية تغ**زو في سبيل هللا‬،‫ وال أج**د ما أحملهم علي**ه‬،‫ ال تطيب أنفسهم أن يتخلفوا عني‬،‫من المؤمنين‬
‫ ثم أقتل‬،‫ ثم أقتل ثم أحي**ا‬،‫ ثم أقتل ثم أحي**ا‬،‫ لوددت أن أقتل في سبيل هللا ثم أحي**ا‬،‫ والذي نفسي بي**ده‬. Telah
bercerita kepada kami ‫ أبو اليمان‬telah mengabarkan kepada kami ‫ شعيب‬dari ‫الزهري‬
berkata telah bercerita kepadaku ‫ سعيد بن المسيب‬bahwa ‫ أبو هريرة رضي هللا عنه‬berkata
aku mendengar Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, seandainya ada sebagian orang-orang beriman yang tidak baik hati
yaitu mereka yang tidak mau menggikutiku untuk berperang dan aku tidak mampu
lagi untuk membawa mereka. Sungguh aku tidak akan pernah mau ketinggalan
dari pasukan perang (untuk berperang) di jalan ‫ هللا‬. Dan demi Dzat yang jiwaku di
tangan-Nya, sungguh aku menginginkan untuk berperang lalu aku terbunuh di
jalan ‫ هللا‬kamudian aku dihidupkan kembali lalu aku terbunuh kemudian dihidupkan
kembali lalu terbunuh lagi kemudian aku dihidupkan kembali lalu terbunuh lagi”.

‫ْأ‬ ‫ُط‬
‫ِمْن ُك ِّل ُم ْن َت ِدٍب ِهّٰلِل ُمْح َت ِس ٍب ۞ ِيْس وا ِبُمْس َت ِص ٍل ِللُكْف ِر ُمْص َط َلِم‬
Setiap orang yang penuhi panggilan ‫ هللا‬itu mengharap pahala di sisiNya #
Menyerang akar kekufuran dengan pedang yang memusnahkan para musuh
Islam.

Keterangan: Bait ini masih berhubungan dengan bait sebelumnya. Jadi lafal ‫من كل‬
‫ منتدب‬itu tarkibnya menjadi ‫ بدل‬dari lafal ‫ من االبطال‬dengan mengulang huruf jeer ‫من‬
di depannya. Jadi artinya: Mereka para sahabat adalah orang-orang pemberani
yang ikhlas memenuhi panggilan perang itu hanya berharap pahala di sisi ‫هللا سبحانه‬
‫ وتع***الى‬. Mereka rela menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam
peperangan tersebut, meliputi pedang, tameng, baju besi, kuda yang kuat,

97
makanan dan lain sebagainya. Mereka mengeluarkan itu semua dengan suka rela
tanpa harapan imbalan apa-apa, hanya murni mencari ridho ilahi, yang di cari
hanya rahmat ilahi ‫اَّلِذيَن آَم ُنوا َو َه اَج ُروا َو َج اَه ُدوا ِفي َس ِبيِل ِهَّللا ِبَأْم َو اِلِه ْم َو َأْنُفِس ِه ْم َأْع َظ ُم َد َر َج ًة ِع ْن َد ِهَّللاۚ َو ُأوَٰل ِئَك‬
‫ ُه ُم اْلَفاِئُز وَن‬orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan ‫ هللا‬dengan
harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi ‫ هللا‬. Dan itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan. ‫َو َأِع ُّدوا َلُهْم َم ا اْس َت َط ْع ُتْم ِمْن ُق َّو ٍة َو ِمْن ِر َب اِط اْلَخ ْي ِل‬
‫ُتْر ِهُبوَن ِبِه َع ُد َّو ِهَّللا َو َع ُد َّو ُك ْم َو آَخ ِر يَن ِمْن ُد وِنِه ْم اَل َت ْع َلُم وَن ُهُم ُهَّللا َي ْع َلُمُهْم ۚ َو َم ا ُتْن ِفُق وا ِمْن َش ْي ٍء ِفي َس ِبيِل ِهَّللا ُي َو َّف ِإَلْي ُك ْم‬
‫ َو َأْنُتْم اَل ُتْظ َلُموَن‬Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh ‫ هللا‬dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang ‫ هللا‬mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan ‫ هللا‬niscaya akan dibalasi dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). Dan sebuah riwayat ‫من جهز‬
‫ ومن خلف غازي**ا في سبيل هللا بخ**ير فق**د غزا‬،‫غاز ي**ا في سبيل هللا فق**د غزا‬. Barangsiapa yang
memberikan persiapan bekal untuk orang yang akan berperang di jalan ‫ هللا‬, maka
sungguh dia telah tercatat sebagai orang yang berperang. Dan siapa yang benar-
benar pergi meninggalkan keluarganya untuk berperang di jalan ‫ هللا‬dengan baik
maka ia juga dicatat sebagai orang yang benar-benar berperang ( berjuang )
dijalan ‫ هللا‬. Dan juga riwayat ‫ َف ِإَّن ِش َبَع ُه َو ِر َّيُه‬،‫ وتصديًقا بوعده‬،‫ إيماًن ا باهلل‬،‫من اْح َت َبَس فرًس ا في سبيل هللا‬
‫ َو َر ْو َث ُه َو َب ْو َله في ميزانه يوم القيامة‬Barang siapa menyiapkan seekor kuda di jalan ‫ هللا‬karena
iman kepada ‫ هللا‬dan membenarkan janji-Nya, maka makannya, minumnya,
kotorannya dan kencingnya menjadi timbangan amal orang tersebut pada hari
kiamat.
Yang sangat perlu menjadi catatan dan di perhatikan di bait ini adalah yang di
musnahkan atau di habisi itu adalah akar kekufuran bukan orang kafirnya.

‫ُة‬ ‫َّلُة‬ ‫ّٰت‬


‫َح ى َغَد ْت ِم اِأْلْس اَل ِم َو ْه َي ِبِه ْم ۞ ِمْن َب ْع ِد ُغ ْر َبِتَه ا َم ْو ُص وَل الَّر ِح ِم‬
Hingga akhirnya islam menjadi agama ( yang menyebar ) berkat perjuangan
mereka # Setelah ( asalnya ) terasing jauh dari peminatnya hingga terjalin erat
hubungan keluarga.

Keterangan: Dari sebab kegigihan para sahabat yang selalu setia mengikuti
instruksi Baginda Nabi, mengikuti segala dawuh-dawuhnya hingga akhirnya
agama islam itu menyebar di pelosok seluruh penjuru dunia ‫َأَفاَل َيَر ْو َن َأَّن ا َن ْأِتى ٱَأْلْر َض‬
‫ َن نُقُص َه ا ِمْن َأْط َر اِفَه ٓاۚ َأَفُهُم ٱْلَٰغ ِلُب وَن‬Maka apakah mereka tidak melihat bahwa Kami
mendatangi bumi ( negeri yang berada di bawah kekuasaan orang kafir ), lalu
Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri itu. Apakah mereka yang menang?.
Padahal asal mula datangnya islam itu dianggap aneh ‫ بدأ الدين غريبًا‬agama islam itu
mula-mula dianggap aneh hingga orang-orang kafir makkah saat itu banyak yang
menentang ajakan Baginda Nabi. Karena ajaran Baginda Nabi yang dianggap
tidak sesuai dengan ajaran nenek moyang mereka ‫َو ِإَذ ا ِقيَل َلُهُم ٱَّت ِبُعو۟ا َم ٓا َأنَز َل ٱُهَّلل َق اُلو۟ا َب ْل َنَّت ِبُع‬
‫ َم ٓا َأْلَفْي َن ا َع َلْيِه َء اَب ٓاَء َن ٓاۗ َأَو َل ْو َك اَن َء اَب ٓاُؤ ُه ْم اَل َي ْع ِقُل وَن َش ْئًـ ا َو اَل َي ْه َت ُدوَن‬Dan apabila dikatakan kepada

98
mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan ‫ هللا‬," maka mereka menjawab:
"(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan)
nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun ( dalam kebenaran akidah dan
tata cara ibadah yang dilakukan ), dan tidak mendapat petunjuk?. Tetapi setelah
islam di kenal banyak orang, dan mereka jatuh cinta dengan agama yang dibawa
oleh Baginda Nabi itu, yang akhirnya membawa mereka untuk memeluk agama ini
dengan suka rela, maka seluruh kaum muslimin itu seakan satu keluarga yang
layak bersambung satu dengan yang lainnya, silaturahmi dalam satu keluarga
besar yang di naungi oleh agama islam, satu keluarga yang di pimpin oleh satu
nabi yang menjadi kebanggaan umat yakni ‫ سيدنا محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Sebagaimana
pendapat yang kuat mengatakan ‫ آل محمد جمي**ع المؤمنين‬yang di maksud keluarga
Baginda ‫ محمد‬dalam bab doa adalah seluruh orang-orang yang beriman laki-laki
maupun perempuan, tua muda ataupun anak-anak. ،‫َج َع َلَن ا ُهللا َو ِإَّياُك ْم ِمَّمْن َي ْس َت ْو ِج ُب َشَفاَع َت ُه‬
‫ ِإْج َع ْل َن ا ِمْن‬، ‫ َع َلى َم ْن َه ِج ِه اْلَق ِو ْي ِم‬، ‫ َو َأْص َح اِبِه الَّساِلِكْي َن‬،‫ َو آِلِه‬، ‫ الَّلُهَّم ِبُحْر َمِة َه َذ ا الَّن ِبِّي اْلَك ِر ْي ِم‬،‫َو َي ْر ُجْو ِمَن ِهللا َر ْح َم َت ُه َو َر ْأَفَت ُه‬
‫ َو َأْح ِيَن ا ُم َت َم ِّس ِكْي َن‬،‫ َو اْس َت ْع ِمْل َأْلِس َنَتَن ا ِفْي َم ْد ِح ِه َو ُنْص َر ِتِه‬،‫ َو اْح ُشْر َن ا َغ ًد ا ِفْي ُز ْم َر ِت ِه‬،‫ َو اْس ُتْر َن ا ِبَذ ْي ِل ُحْر َم ِتِه‬،‫ِخَي اِر ُأَّمِتِه‬
،‫ َو َأْن ِز ْلَن ا َمَع ُه ِفْي ُقُص ْو ِر َه ا‬،‫ َالَّلُهَّم َأْد ِخ ْلَن ا َمَع ُه اْلَج َّنَة َف ِإَّن ُه َأَّو ُل َم ْن َي ْد ُخ ُلَه ا‬،‫ َو َأِم ْت َن ا الَّلُهَّم َع َلى ُحِّبِه َو َج َم اَع ِتِه‬،‫ِبُس َّن ِتِه َو َط اَع ِتِه‬
‫ َو اْر َح ْم َن ا َي ْو َم َي ْش َف ُع ِلْلَخ آلِئِق َفَت ْر َح ُم َه ا‬،‫َف ِإَّن ُه َأَّو ُل َم ْن َي ْن ِز ُلَه ا‬. Digambarkan dalam sebuah riwayat ‫َم َث ُل‬
‫ ِإَذ ا اْش َتَك ى ِم ْن ُه ُعْض ٌو َت َد اَع ى َس اِئُر اْلَج َس ِد ِبالَّس َه ِر َو اْلُحَّمى‬،‫ َم َث ُل اْلَج َس ِد‬، ‫ َو َت َر اُحِم ِه ْم‬، ‫ َو َت َع اُط ِفِه ْم‬، ‫اْلُمْؤ ِمِنيَن ِفي َت َو اِّد ِه ْم‬
Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan
menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh
yang lain akan susah tidur atau merasakan demam. Digambarkan pula dalam
sebuah ayat ‫ ِإَّن َم ا ٱْلُمْؤ ِم ُن وَن ِإْخ َو ٌة َف َأْص ِلُحو۟ا َب ْي َن َأَخ َو ْي ُك ْم ۚ َو ٱَّتُق و۟ا ٱَهَّلل َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُم وَن‬Orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap ‫ هللا‬, supaya kamu
mendapat rahmat.

‫َأ‬ ‫ًة َأ‬


‫َم ْك ُفْو َل َب ًد ا ِّم ْن ُهْم ِبَخ ْي ِر ٍب ۞ َو َخ ْي ِر َب ْع ٍل َفَلْم َت ْي َت ْم َو َلْم َت ِئِم‬
Mereka dijamin selamanya dengan sebaik-baik ayah # Dan sebaik-baik suami
tercinta, maka mereka takkan jadi yatim dan janda.

Keterangan: Yatim adalah ‫ من مات ابوه وه**و صغير‬anak yang ayahnya meninggal
sedang ia masih kecil ( belum balig ). Adapun arti ‫ تئيم‬adalah ‫من خلت من زوجها‬
perempuan yang sudah tidak ada suaminya ( janda ). Semua orang yang telah
memeluk islam itu semestinya tidak usah khawatir dengan kondisi apapun. Sebab
mereka semua senantiasa di tanggung oleh orang yang berposisi sebagai ayah
atau suami yakni Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬. Baginda Nabi itu sangat
sayang kepada umatnya. Kasih sayangnya melebihi kasih sayangnya seorang
ayah terhadap anaknya, melebihi kasih sayangnya suami kepada istrinya.
Baginda Nabi itu lebih bertanggung jawab terhadap kemaslahatan umat, lebih
mementingkan urusan umat dari pada dirinya sendiri. Digambarkan dalam ayat ‫َلَقْد‬
‫ َج ٓاَء ُك ْم َر ُسوٌل ِّمْن َأنُفِس ُك ْم َع ِز يٌز َع َلْيِه َم ا َع ِنُّت ْم َح ِر يٌص َع َلْي ُك م ِبٱْلُمْؤ ِمِنيَن َر ُءوٌف َّر ِحيٌم‬Sungguh telah datang

99
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Lihatlah saat
Baginda di lempar batu, saat sujud di lempar kotoran ( dan semisalnya ). Andai
pada saat itu Baginda Nabi marah maka hal itu adalah wajar, karena siapapun
yang diperlakukan seperti itu pasti akan marah sebab sifat manusiawi. Dan andai
pada saat itu Baginda Nabi marah pasti beliau akan mendoakan jelek kepada
mereka. Tetapi hal itu tidak beliau lakukan. Jika pada saat itu beliau mendoakan
jelek pasti bukan orang-orang saat itu saja bisa terkena adzab melainkan seluruh
umatnya. Dan diantara umatnya adalah kita yang hidup saat ini ( dizaman yang
telah jauh dari beliau ). Akan tetapi ‫ الحمد هلل ثم الحمد هلل‬walaupun kita tidak melihat
Baginda Nabi, namun kita diberi nikmat yang agung yakni iman kepada Baginda
Nabi dan mengikuti ajarannya. Andai pada waktu itu Baginda Nabi marah dan
mendoakan jelek kepada mereka yang menyakitinya ( lalu adzab turun ) maka kita
tidak akan mengenal islam, kita tidak akan bisa memeluk agama islam, lalu mau
jadi apa kita ini?. Berkat kasih sayangnya justru beliau berdoa ‫اللهم اهد قومي فانهم ال‬
‫ يعلمون‬wahai ‫ هللا‬berikanlah hidayah kepada kaumku karena mereka belum
mengetahui. Dan dalam riwayat lain disebutkan
‫و َح َّد َث ِني َأُبو الَّط اِه ِر َأْح َم ُد ْبُن َع ْم ِر و ْب ِن َس ْر ٍح َو َح ْر َم َل ُة ْبُن َي ْح َي ى َو َع ْم ُرو ْبُن َس َّو اٍد اْلَع اِم ِر ُّي َو َأْل َف اُظ ُهْم ُم َتَقاِر َب ٌة َق اُلوا‬
‫َح َّد َث َن ا اْبُن َو ْه ٍب َق اَل َأْخ َبَر ِني ُيوُنُس َع ْن اْب ِن ِش َه اٍب َح َّد َث ِني ُعْر َو ُة ْبُن الُّز َب ْي ِر َأَّن َعاِئَش َة َز ْو َج الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬
‫َح َّد َثْت ُه َأَّن َه ا َق اَلْت ِلَر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َي ا َر ُسوَل ِهَّللا َه ْل َأَت ى َع َلْي َك َي ْو ٌم َك اَن َأَش َّد ِمْن َي ْو ِم ُأُح ٍد َفَق اَل َلَق ْد َلِقيُت‬
‫ِمْن َق ْو ِمِك َو َك اَن َأَشَّد َم ا َلِقيُت ِم ْن ُهْم َي ْو َم اْلَع َقَب ِة ِإْذ َع َر ْض ُت َن ْف ِس ي َع َلى اْب ِن َع ْب ِد َي اِلي*َل ْب ِن َع ْب ِد ُكاَل ٍل َف َلْم ُيِج ْبِني ِإَلى َم ا‬
‫َأَر ْد ُت َف اْنَط َلْق ُت َو َأَن ا َم ْهُموٌم َع َلى َو ْج ِه ي َف َلْم َأْس َت ِفْق ِإاَّل ِبَق ْر ِن الَّث َعاِلِب َف َر َفْع ُت َر ْأِس ي َف ِإَذ ا َأَن ا ِبَس َح اَب ٍة َق ْد َأَظ َّلْت ِني َفَن َظ ْر ُت‬
‫َف ِإَذ ا ِفيَه ا ِج ْب ِر يُل َفَن اَد اِني َفَقاَل ِإَّن َهَّللا َع َّز َو َج َّل َقْد َس ِمَع َق ْو َل َق ْو ِمَك َلَك َو َم ا ُرُّدوا َع َلْي َك َو َقْد َبَع َث ِإَلْي َك َم َلَك اْلِج َب اِل ِلَت ْأُم َر ُه‬
‫ِبَم ا ِش ْئ َت ِفيِه ْم َق اَل َفَن اَد اِني َم َلُك اْلِج َب اِل َو َس َّلَم َع َلَّي ُثَّم َق اَل َي ا ُم َح َّم ُد ِإَّن َهَّللا َقْد َس ِمَع َق ْو َل َق ْو ِم َك َل َك َو َأَن ا َم َل ُك اْلِج َب اِل َو َق ْد‬
‫َبَع َث ِني َر ُّبَك ِإَلْي َك ِلَت ْأُم َر ِني ِبَأْم ِر َك َف َم ا ِش ْئ َت ِإْن ِش ْئ َت َأْن ُأْط ِبَق َع َلْي ِه ْم اَأْلْخ َش َب ْي ِن َفَقاَل َلُه َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬
‫َب ْل َأْر ُجو َأْن ُيْخ ِر َج ُهَّللا ِمْن َأْص اَل ِبِه ْم َم ْن َي ْع ُبُد َهَّللا َو ْح َدُه اَل ُيْش ِر ُك ِبِه َش ْي ًئ ا‬
Dan telah menceritakan kepadaku ‫ أبو الطاهر أحمد بن عمرو بن سرح‬dan ‫ حرملة بن يحيى‬serta
‫ عمرو بن سواد الع**امري‬sedangkan lafadz riwayat mereka saling berdekatan, mereka
berkata; telah menceritakan kepada kami ‫ إبن وهب‬dia berkata; telah mengabarkan
kepadaku ‫ يونس‬dari ‫ إبن شهاب‬telah menceritakan kepadaku ‫ عروة بن الزبير‬bahwa ‫عائشة‬
isteri Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬, telah menceritakan kepadanya bahwa suatu ketika ia
pernah berkata kepada ‫" رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬Wahai ‫ رسول هللا‬, pernahkah anda
merasakan kesulitan yang paling berat daripada hari perang uhud?" Beliau
menjawab: "Aku pernah mengalami kesulitan yang berat dari kaummu, dan itulah
kesulitan yang paling besar yang pernah ku alamai dari mereka, yaitu peristiwa di
hari 'aqabah. Ketika itu aku mendatangi ‫ إبن عبد ياليل بن عبد كالل‬, tapi ia tidak mau
memenuhi harapanku sehingga aku pergi meninggalkannya dengan penuh
kecemasan ( penuh susah dan gelisah ), dan aku baru sadarkan diri ketika aku
sampai di Qarnits Tsa'alib. Lalu aku mendongakkan kepalaku dan ternyata aku
sedang dinaungi oleh awan, setelah kuperhatikan, ternyata malaikat Jibril ada di
sana. dia memanggilku dan berkata: 'Sesungguhnya ‫ هللا عز وجل‬telah mendengar

100
perkataan kaummu terhadapmu dan penolakan mereka terhadap ajakanmu. Dan
Dia telah mengutus malaikat penjaga gunung agar anda dapat menyuruhnya
untuk menghancurkan mereka sekehendak hatimu'." Beliau bersabda: "Lalu
malaikat penjaga gunungpun memanggilku dan mengucap salam kepadaku
sambil berkata: 'Wahai ‫ محمد‬, Sungguh ‫ هللا‬telah mendengar perkataan kaummu
terhadapmu, dan aku malaikat penjaga gunung telah diutus oleh Rabbmu untuk
menemuimu guna melaksanakan apa yang anda kehendaki. Jika anda
menghendaki, maka aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka'." ‫رسول‬
‫ هللا‬bersabda kepadanya: "Bahkan aku sangat berharap semoga ‫ هللا‬mengeluarkan
dari tulang-tulang sulbi mereka orang yang mau beribadah kepada-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatupun."
Dalam riwayat lain juga disebutkan ‫َش َّك ُس ْف َي اُن ِفي‬- ‫ َأْو َك َهِذِه ِمْن َهِذِه‬، ‫َأَن ا َو كَاِفُل اْلَي ِتْي ِم ِفي اْلَج َّن ِة َك َه اَت ْي ِن‬
‫ اْلُو ْس َط ى َأِو اَّلِتْي َي ِلْي اِإلْب َه اُم‬Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga
seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu
apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan
ibu jari]. Dan dalam riwayat yang lain disebutkan ‫ َك اْلُم َج اِهِد ِفي‬، ‫الَّساِع ي َع َلى ْاَألْر َم َلِة َو اْلَمَس اِكْي ِن‬
‫ َو َك اَّلِذي َي ُصْو ُم الَّن َه اَر َو َي ُقْو ُم الَّلْي َل‬،‫ َس ِبْي ِل ِهللا‬Orang yang berusaha menghidupi para janda dan
orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan ‫ هللا‬. Dia juga laksana
orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.
Itulah gambaran kasih sayang Baginda Nabi kepada umatnya. Dan kasih sayang
yang seperti itu juga diikuti oleh seluruh pengganti-penggantinya ( ‫) خلفاء الراشدين‬
dan para ulama yang menjadi pewaris beliau. Seperti riwayat yang di ceritakan
oleh sahabat ‫ معاذ بن جبل رضي هللا عنه‬saat beliau di utus ( di tugaskan ) oleh Baginda
Nabi ke yaman, Baginda bersabda: ‫يا مع*اذ أوصيك وصية األخ الش*فيق أوصيك بتق*وى هللا وُع د‬
‫المريض وَأسِر ع في حوائج األرامل والضعفاء وجالس الفق*راء والمساكين وأنصف الناس من نفسك وق**ل الح**ق وال‬
‫ تأخذك في هللا لومة الئم‬wahai ‫ معاذ‬, Aku berwasiat kepadamu seperti wasiatnya saudara
yang sangat sayang kepada saudaranya. Aku berwasiat kepadamu agar kamu
taqwa kepada ‫ هللا‬, jenguklah orang yang sakit, cepat-cepatlah ( bersegeralah )
memenuhi kebutuhan para janda dan orang-orang yang lemah, duduklah bersama
orang-orang fakir miskin ( orang-orang yang membutuhkan bantuan ekonomi ),
dengarkanlah keluhkan para manusia ( rakyat jelata ), dan katakanlah yang hak
( yang benar ) bahwa itu adalah hak, dan janganlah kamu takut ( dalam
menegakkan kebenaran karena ‫ ) هللا‬terhadap celaan orang-orang yang suka
mencela.

‫َأ‬ ‫ْل‬
‫ُه ُم ا ِج َب اُل َفَس ْل َع ْن ُهْم ُّمَص اِدَم ُهْم ۞ َم اَذ ا َر ى ِم ْن ُهُم ِفْي ُك ِّل ُمْص َط َد ِم‬
Mereka ksatria bagai gunung yang kuat, maka tanyakanlah tentang hebatnya
gempuran mereka # Apa yang mereka lihat dalam setiap medan peperangan?

Keterangan: Permulaan jumlah ‫ هم الجبال‬itu termasuk dalam jumlah ‫استئناف بي**اني‬


artinya seakan akan jumlah ini adalah jawaban dari sebuah pertanyaan yang
tersimpan. Jika di perlihatkan kurang lebih: Siapakah mereka yang menjadikan

101
agama ini tersebar dan di cintai oleh semua orang? Maka di jawab: ‫هم الجبال… الخ‬
mereka adalah para ksatria yang kokoh pendiriannya, kuat imannya, teguh dalam
pendapatnya serta patuh kepada pemimpinnya. Mereka bagai gunung yang kokoh
dalam kesabarannya yang tidak bisa tergoyahkan. Apa buktinya? Tanya saja
orang-orang yang pernah melawan mereka! Gempurannya luar biasa, mereka
tidak takut kepada siapapun, bahkan tidak takut mati sekalipun ( dan cerita seperti
ini bisa ditemukan di beberapa buku sejarah tentang perjuangan mereka ).
Barisan mereka telah digambarkan dalam sebuah ayat ‫ِإَّن ٱَهَّلل ُيِحُّب ٱَّلِذيَن ُيَٰق ِتُلوَن ِفى َس ِبيِلِهۦ‬
‫ َص ًّفا َك َأَّن ُهم ُبْن َٰي ٌن َّمْر ُصوٌص‬Sesungguhnya ‫ هللا‬menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. Dan keteguhan mereka juga digambarkan dalam ayat ‫ِّم َن ٱْلُمْؤ ِمِنيَن‬
‫ ِر َج اٌل َص َد ُقو۟ا َم ا َٰع َه ُدو۟ا ٱَهَّلل َع َلْيِهۖ َفِم ْن ُهم َّمن َق َض ٰى َن ْح َب ُهۥ َو ِم ْن ُهم َّمن َي نَت ِظ ُرۖ َو َم ا َب َّد ُلو۟ا َت ْب ِدياًل‬Di antara orang-
orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan
kepada ‫ هللا‬, maka di antara mereka ada yang gugur ( dalam berperang ). Dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah
(janjinya).

‫َأ‬ ‫ُأ‬
‫َو َس ْل ُح َن ْي ًن ا َو َس ْل َب ْد ًر ا َو َس ْل ُح ًد ا ۞ ُفُصوَل َح ْت ٍف َّلُهْم ْد ٰه ى ِمَن الَو َخ ِم‬
Dan tanyakanlah kepada mereka tentang perang Hunain, Badar dan Uhud? #
Semua itu adalah tempat malapetaka yang terasa lebih ganas dari penyakit
menular.

Keterangan: Perang hunain itu terjadi pada tahun kedepan hijriyah setelah ‫فتح مكة‬
pembebasan kota makkah. Hunain itu sendiri adalah nama sebuah dataran
rendah yang berada di antara makkah dan thoif. Dan perang hunain itu telah
diabadikan oleh alquran ‫َلَقْد َن َص َر ُك ْم ُهّٰللا ِفي َمَو اِط َن َك ِثيَر ٍة َو َي ْو َم ُح َن ْي ٍن ِإْذ َأْع َج َب ْتُك ْم َك ْث َر ُتُك ْم َف َلْم ُتْغ ِن َع ْنُك ْم‬
‫) ُثَّم َأنَز َل ُهّٰللا َس ِك يَنَت ُه َع َلى َر ُس وِلِه َو َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن َو َأنَز َل‬٢٥( ‫َش ْيئًا َو َض اَقْت َع َلْي ُك ْم اَألْر ُض ِبَم ا َر ُح َب ْت ُثَّم َو َّلْي ُتْم ُم ْد ِبِر يَن‬
‫) ُثَّم َي ُت وُب ُهّٰللا ِمْن َب ْع ِد َذ ِل َك َع َلى َم ْن َي َش اُء َو ُهّٰللا َغ ُف وٌر‬٢٦( ‫ُج ُنودًا َلْم َت َر ْو َه ا َو َع َّذ َب اَّلِذيَن َكَف ُروا َو َذ ِلَك َج َز اُء اْلَك اِفِر يَن‬
)٢٧( ‫“ َر ِحيٌم‬Sungguh, ‫ هللا‬telah menolong kamu ( kaum mukminin ) di banyak medan
perang, dan ( ingatlah saat ) perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu
membanggakan kamu ( sekitar 14000 orang ), tetapi ( jumlah yang banyak itu )
sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu
( karena pada saat permulaan perang kalian kalah dengan jumlah orang-orang
kafir yang hanya sekitar 4000 orang ), akhirnya kamu berbalik ke belakang dan lari
tunggang-langgang ( kalian kalah ). Kemudian ‫ هللا‬menurunkan ketenangan kepada
Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala
tentara ( para malaikat ) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab
kepada orang-orang kafir, ( sehingga akhirnya kalian bisa memenangkan
pertempuran itu ). Dan itulah balasan bagi orang-orang kafir. Setelah itu ‫هللا‬
menerima tobat orang yang Dia kehendaki. ‫ هللا‬maha Pengampun, Maha
Penyayang.

102
Perang badar adalah perang yang pertama kali terjadi dalam islam. Pada hari
jumat tanggal tujuh belas ramadhan tahun kedua hijriyah. Badar itu nama tempat (
sumber ) air yang berada di antara makkah dan madinah sekitar dua puluh
delapan farsah dari madinah. Pada waktu itu Baginda Nabi membawa pasukan
berjumlah 313 orang, sedang pihak orang kafir membawa pasukan 1000 orang.
Jumlah pasukan yang tak seimbang itu membuat Baginda Nabi berdoa ‫َي ا َر ِّب ِإْن‬
‫ َفَلْن ُتْع َب َد ِفي اَأْلْر ِض َأَب ًد ا‬، ‫ ُتْهِل ْك َه ِذِه اْلِعَص اَب َة‬Ya Tuhanku, jika golongan ini dihancurkan
( hingga binasa semuanya ) maka Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi
ini untuk selama-lamanya. Akhirnya ‫ هللا‬pun menurunkan para malaikat ‫ِإْذ َت ُقوُل ِلْلُمْؤ ِمِنيَن‬
‫َٰٓل‬
‫( َأَلن َي ْك ِفَي ُك ْم َأن ُيِم َّد ُك ْم َر ُّب ُك م ِبَث َٰل َث ِة َء اَٰل ٍف ِّم َن ٱْلَم ِئَك ِة ُم نَز ِليَن‬Ingatlah), ketika kamu mengatakan
kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu saat ‫ هللا‬membantu kamu
dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?" ‫َب َلٰٓى ۚ ِإن َت ْص ِبُرو۟ا َو َت َّتُقو۟ا َو َي ْأُتوُك م ِّمن‬
‫َٰٓل‬
‫ َف ْو ِر ِه ْم َٰه َذ ا ُيْم ِد ْد ُك ْم َر ُّب ُك م ِبَخ ْم َس ِة َء اَٰل ٍف ِّم َن ٱْلَم ِئَك ِة ُم َس ِّو ِميَن‬Ya (cukup), jika kamu bersabar dan
bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga,
niscaya ‫ هللا‬akan menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.
Pada akhirnya kaum muslimin bisa memenangkan pertempuran itu dengan jumlah
14 orang yang gugur mati syahid . Sedangkan pihak orang kafir yang terbunuh
adalah 70 orang termasuk abu jahal.
Perang Uhud adalah perang yang terjadi pada tanggal 7 bulan syawal tahun
ketiga hijriyah. Latar belakang perang Uhud ini adalah balas dendam atas
kekalahan orang-orang kafir makkah saat terjadi perang badar pada tahun
sebelumnya. Karena latar belakang yang seperti itu maka orang-orang makkah
berhasil menghimpun dana yang sangat besar dengan perincian: 3.000 ekor unta,
200 tentara berkuda, dan 700 tentara berpakaian baju besi. Sisanya terdiri atas
pasukan kavaleri darat. Pasukan ini di pimpin langsung oleh abu Sufyan dan dua
komandan muda yang sangat berambisi yakni ikrimah bin Abu jahal dan kholid bin
Walid ( pada waktu itu belum masuk islam ). Sedangkan dari kubu kaum muslimin
hanya pasukan 700 orang. Sehingga di awal pertempuran kaum muslimin sempat
kalah, karena jumlah yang tidak seimbang dan jalannya perang yang dikerjakan
kaum muslimin itu tidak sesuai dengan kesepakatan strategi yang telah di
musyawarahkan sebelumnya sebab tidak sesuai instruksi Baginda Nabi.
Digambarkan dalam ayat ‫ِاْن َّيْم َس ْس ُك ْم َق ْر ٌح َفَقْد َمَّس اْلَق ْو َم َق ْر ٌح ِّم ْث ُلٗه ۗ َو ِتْلَك اَاْلَّياُم ُنَد اِو ُلَه ا َب ْي َن الَّن اِۚس َو ِلَي ْع َلَم‬
‫" ُهّٰللا اَّل ِذْي َن ٰا َم ُن ْو ا َو َي َّت ِخ َذ ِم ْنُك ْم ُش َه َد ۤا َء ۗ َو ُهّٰللا اَل ُيِحُّب الّٰظ ِلِمْي َۙن‬Jika kamu ( pada perang Uhud )
mendapat luka, maka mereka pun ( pada perang Badar juga ) mendapat luka
yang serupa. Dan, masa ( kejayaan dan kehancuran ) itu, Kami pergilirkan ( silih
berganti ) di antara manusia ( agar mereka mendapat pelajaran ), dan agar ‫هللا‬
membedakan orang-orang yang beriman ( dengan orang-orang kafir ) dan agar
sebagian kamu dijadikan-Nya ( gugur sebagai ) syuhada. Dan, ‫ هللا‬tidak menyukai
orang-orang zalim. Dan yang gugur dari kaum muslimin pada waktu itu sebanyak
70 orang diantaranya adalah Sayyidina Hamzah ‫ رضي هللا عنه‬paman Baginda Nabi
sendiri. Sedangkan dari kubu orang-orang kafir makkah yang meninggal sebanyak
22 orang. Akan tetapi akhirnya perang Uhud bisa di menangkan kaum muslimin.

103
‫ِّل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬
‫َا ُمْص ِد ِر ى ا ِبْي ِض ُحْم ًر ا َب ْع َد َم ا َو َر َد ْت ۞ ِمَن الِع ٰد ى ُك َّل ُمْس َو ٍّد ِّم َن ال َم ِم‬
Pedang mereka nan putih berkilauan menjadi merah setelah mendatangi # pada
banyak leher lawan, hingga menjadi hitam sehitam rambut nan kelam.

Keterangan: Bait ini adalah pujian terhadap para sahabat yang gagah berani serta
tak gentar untuk menghadapi semua orang-orang yang memusuhi islam atau
Baginda Nabi. Mereka rela menghunus pedang yang putih berkilauan untuk
menegakkan kebenaran. Digambarkan dalam sebuah riwayat ‫حدثنا يوسف بن يعقوب‬
‫ خطب النبي‬:‫ عن أنس بن مالك رضي هللا عنه ق**ال‬،‫ عن حميد بن هالل‬،‫ عن أيوب‬،‫ حدثنا إسماعيل بن علية‬:‫الصفار‬
‫ ثم‬،‫ ثم أخ*ذها عبد هللا بن رواح*ة فأصيب‬،‫ ثم أخذها جعفر فأصيب‬،‫ أخذ الراية زيد فأصيب‬:‫صلى هللا عليه وسلم فقال‬
.)‫ (ما يسرهم أنهم عندنا‬:‫ أو ق**ال‬:‫ ق**ال أي**وب‬.‫ وقال ما يسرنا أنهم عندنا‬،‫أخذها خالد بن الوليد عن غير إمرة ففتح له‬
‫وعيناه تذرفان‬. Telah bercerita kepada kami ‫ يوسف بن يعقوب الصفار‬telah bercerita kepada
kami ‫ إسماعيل بن علية‬dari ‫ أيوب‬dari ‫ حميد بن هالل‬dari ‫ أنس بن مالك رضي هللا عنه‬berkata; Nabi
‫ صلى هللا علي*ه وسلم‬menyampaiklan khothbah lalu bersabda: "Zaid akan memegang
bendera perang lalu dia gugur kemudian bendera itu dipegang oleh Ja'far lalu dia
pun gugur kemudian bendera itu dipegang oleh 'Abdullah bin Rawahah namun
diapun gugur pula. Akhirnya bendera itu diambil oleh Khalid bin Al Walid padahal
sebelumnya dia tidak ditunjuk. Maka lewat dialah kemenangan dapat diraih". Dan
Anas berkata: "Kejadian itu menggembirakan kami seolah mereka ada bersama
kami". Ayyub berkata: "Kejadian itu ( karamah para suhada' ) tidaklah menjadikan
mereka ingin untuk kembali bersama kami ( di dunia kecuali bila mati syahid
kembali untuk kedua kalinya ) ". Dan ( pada saat bercerita tentang itu ) kedua
matanya berlinang air mata. Dalam riwayat yang lain juga disebutkan ‫حدثنا حفص بن‬
‫ كانت األنصار يوم الخندق تقول‬:‫ سمعت أنسا رضي هللا عنه يقول‬:‫ عن حميد قال‬،‫ حدثنا شعبة‬:‫عمر‬
‫نحن الذين بايعوا محمدا * على الجهاد ما حيينا أبدا‬
‫ اللهم ال عيش إال عيش اآلخ**رة * ف**أكرم األنصار والمهاجرة‬:‫ فأجابهم النبي صلى هللا علي**ه وسلم فق**ال‬. Telah
bercerita kepada kami ‫ حفص بن عمر‬telah bercerita kepada kami ‫ شعبة‬dari Humaid
berkata, aku mendengar ‫ أنس رضي هللا عنه‬berkata; Pada perang Al Khandaq, orang-
orang Anshar bersya'ir:
"Kami adalah orang-orang yang berbai'at kepada ‫ محمد‬# Untuk terus berjihad
selama kami hidup".
Lalu Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬menyambut sya'ir mereka dengan bersya'ir: "Ya ‫ هللا‬, tidak
ada kehidupan yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat. Maka
muliakanlah ( bekahilah ) para sahabat Anshar dan Muhajirin".

‫َأ‬ ‫ْل ِّط‬


‫َو الَك اِتِبَي ن ِبُسْم ِر ا َخ َم ا َت َر َكْت ۞ ْقاَل ُمُهْم َح ْر ف ِج ْس ٍم َغ ْي َر ُم َن َع ِج ِم‬
Dengan tombak kayu khat ( sebagai senjata ) mereka takkan tinggalkan ( para
musuh ) # Ujung tombak ibarat pena takkan ada sisa daging terkoyak dari tubuh
( para musuh ).

104
Keterangan: Dalam bait ini para sahabat yang membawa tombak kayu khat yang
tajam dan siap melaksanakan perang itu di ibaratkan seperti penulis yang
membawa pena yang siap untuk menulis. Penulis handal adalah penulis yang bisa
membuat tulisan dengan sesuai tema yang diinginkan. Demikian pula para
sahabat saat menggunakan tombak kayu khat tersebut, mereka bisa
menggunakan tombak itu sesuai sasaran yang tepat yakni tubuh-tubuh orang
kafir. Karena seakan ujung tombak itupun bisa memilih dan membedakan mana
yang sesama orang mukmin dan yang mana orang kafir ( mana yang kawan dan
yang mana yang lawan ). Tetapi bait ini tidaklah bertujuan untuk memperlihatkan
keganasan para sahabat yang ngawur dalam saat berperang. Tidak pula
menunjukkan kekejaman atau sikap keji terhadap semua orang kafir yang sedang
memusuhi mereka, ‫ َو َق اِتُلوا ِفي َس ِبيِل ِهَّللا اَّل ِذيَن ُيَق اِتُلوَن ُك ْم َو اَل َت ْع َت ُدواۚ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِحُّب اْلُمْع َت ِديَن‬Dan
perangilah di jalan ‫ هللا‬orang-orang yang memerangi kamu, ( tetapi ) janganlah
kamu melampaui batas, karena sesungguhnya ‫ هللا‬tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas. Jadi yang dimaksud dari arti bait ini adalah gambaran
akibat dari sebuah peperangan yang lumrah terjadi. Yang kalah pastilah seperti
itulah gambarannya, sama juga peperangan itu antar kaum muslimin melawan
orang-orang kafir ataupun peperangan yang selain kelompok tersebut ( seperti
keterangan yang telah lewat ). Lihat saja terbunuhnya sayyidina Hamzah ‫رضي هللا‬
‫ عنه‬saat perang Uhud, dadanya di belah dan diambil jantung atau hatinya,
demikian juga apa yang terjadi pada orang-orang kafir yang meninggal saat
terjadinya perang. Semua akibatnya pasti sama yakni pihak yang kalah akan
mengalami banyaknya pasukan yang terbunuh dengan luka yang beraneka
ragam.

‫ْل‬
‫َش اِكى الُّس َالِح َلُهْم ِس يَم ا ُتَم ِّي ُز ُه ْم ۞ َو ا َو ْر ُد َي ْم َت اُز ِبالِّسْي َم ا ِمَن الَّس َلِم‬
Para ksatria yang tajam senjatanya itu miliki tanda pembeda # Bak mawar yang
mempesona itu ada tanda pembeda dengan pohon salam.

Keterangan: Perbedaan pohon ‫ الورد‬atau mawar dengan pohon ‫ السلم‬adalah sama-


sama mempunyai batang yang berduri tetapi jika pohon ‫ الورد‬itu bunganya indah
untuk dipandang serta berbau wangi, sedangkan pohon ‫ السلم‬itu tidak berbunga
dan tidak pula berbau wangi. Demikian pula para sahabat Baginda Nabi yang
memiliki jiwa ksatria, saat mereka bercampur dengan orang-orang kafir di medan
perang, maka para sahabat itu memiliki tanda pembeda khusus yang berada pada
diri mereka, yakni tinggi derajatnya, wangi baunya, indah dipandang dan bagus
jiwa raganya, di gambarkan dalam ayat ‫ُّمَح َّم ٌد َّر ُسوُل ٱِهَّللۚ َو ٱَّلِذيَن َمَع ُهٓۥ َأِش َّدٓاُء َع َلى ٱْلُكَّفاِر ُر َح َم ٓاُء‬
‫ َب ْي َن ُهْم ۖ َت َر ٰى ُهْم ُر َّك ًع ا ُسَّج ًد ا َي ْب َتُغ وَن َفْض اًل ِّم َن ٱِهَّلل َو ِر ْض َٰو ًن اۖ ِس يَم اُه ْم ِفى ُو ُجوِه ِه م ِّمْن َأَث ِر ٱلُّسُجوِد‬Baginda ‫ محمد‬itu
adalah utusan ‫ هللا‬, dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka ( muslim ).
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia ‫ هللا‬dan keridhaan-Nya, tanda-
tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Dan ada sebagian

105
ulama mengatakan: ‫ اث**ر السجود‬atau bekas tempat sujud ( khususnya bagi para
sahabat Baginda Nabi ) yang berada di dahi itu bercahaya seperti cahaya bulan.
Jadi bagi yang mampu melihat hal tersebut maka mudah baginya untuk mengenali
mereka.

‫ُتْهِدْي ِإَلْي َك ِر َي اُح الَّن ْص ِر َن ْش َر ُه ُم ۞ َفَت ْح َس ُب الّز ْه َر ِفْي اَأْلْك َم اِم ُك َّل َك ِمْي‬
Angin kemenangan kirimkan padamu semerbak keharuman mereka # Hingga kau
mengira bak bunga mawar ( yang berada di ) kelopaknya dalam keindahannya.

Keterangan: Bunga yang indah adalah bunga yang memiliki bau harum, warna
yang enak untuk di pandang serta ia masih asli berada di tangkainya atau batang
pohonnya ( artinya belum di petik ). Karena keharuman dan keindahan yang
seperti itu bersifat alami atau natural serta bisa bertahan lama. Berbeda jika bunga
itu telah dipetik dari tangkainya ( itu mungkin tetap bisa dianggap indah ) akan
tetapi hal seperti itu tidak akan berlangsung lama.
Itulah gambaran para sahabat Baginda Nabi yang telah rela mengorbankan harta
benda, jiwa raganya dan bahkan mengalahkan kepentingan pribadi dan
keluarganya. Hanya untuk berjuang bersama ‫ رسول هللا‬demi terwujudnya ‫عز االسالم‬
‫ والمسلمين‬kemuliaan islam dan kaum muslimin atau hanya untuk membela ‫كلمة هللا هي‬
‫ العليا‬kalimat ‫ هللا‬yang sungguh mulia yakni ‫ كلمة التوحيد ال اله اال هللا‬. Mereka para sahabat
berdarah-darah betul dalam memperjuangkan kalimat tersebut. Hingga mereka
mampu mencapai kemenangan dan kesuksesan yang luar biasa. Maka dari buah
kemenangan itu layak kiranya terkirim bagi mereka berita gembira. Sehingga
siapapun yang mendengarnya pasti akan mengira bahwa semua pahlawan-
pahlawan yang berlindung di balik baju besinya ( saat perang terjadi ) itu seolah-
oleh bunga yang terlindung di balik kelopaknya. Karena bunga yang terlindung
( dalam kelopaknya ) itu akan selalu lebih indah dan harum daripada di luarnya
( setelah dipetik ).

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُظ‬ ‫َأ‬


‫َك ّنُهْم ِفْي ُهوِر ا َخ ْي ِل َن ْب ُت ُرًبا ۞ ِمْن ِش َّد ِة ا َح ْز ِم اَل ِمْن ِش َّد ِة ا ُحُر ِم‬
Seakan-akan mereka ( saat ) dipunggung kuda laksana pepohonan besar di bukit
nan tinggi # Karena kukuhnya keyakinan mereka bukan karena kuatnya tali
pelana.

Keterangan: Pepohonan yang kuat adalah pepohonan yang tidak mudah


digoyahkan oleh angin kencang dan juga tidak mudah di gerus oleh air yang deras
( banjir ). Mengapa demikian? Karena pepohonan yang kuat itu akarnya
menghujam kedalam tanah sampai ia bisa masuk pada sumber air yang ada
didalamnya. Itu sebabnya cengkramannya didalam tanah menjadi kuat hingga
tidak akan tergoyahkan oleh badai apapun. Digambarkan dalam ayat ‫َأَلْم َت َر َك ْي َف‬
‫ َض َر َب ٱُهَّلل َم َثاًل َك ِلَم ًة َط ِّي َب ًة َكَش َج َر ٍة َط ِّي َب ٍة َأْص ُلَه ا َث اِبٌت َو َف ْر ُع َه ا ِفى ٱلَّس َم ٓاِء‬Tidakkah kamu perhatikan
bagaimana ‫ هللا‬telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang

106
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Dan itu adalah
gambaran para sahabat Baginda Nabi yang menjadi pasukan kuda beliau. Mereka
kuat takkan tergoyahkan oleh serangan apapun. Pendiriannya kokoh takkan
pernah kendor dalam medan pertempuran melawan siapapun. Tidak seperti
pohon yang lembek dan lemah. Pohon yang mudah tercabut dari akarnya, ‫َو َم َث ُل‬
‫َأۡل‬
‫ َك ِلَم ٍة َخ ِبيَث ٖة َكَش َج َر ٍة َخ ِبيَث ٍة ٱۡج ُتَّثۡت ِمن َف ۡو ِق ٱ ۡر ِض َم ا َلَه ا ِمن َق َر اٖر‬Dan perumpamaan kalimat yang
buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari
permukaan bumi; tidak dapat tetap ( tegak ) sedikitpun. Keteguhan para sahabat
Nabi diatas kudanya itu semata mata bukan karena berpegangan pada tali pelana
kuda tersebut, melainkan keteguhan yang bersumber dari dalam hati yang sangat
kuat, sehingga menjadi pasukan kuda yang tangguh dalam segala pertempuran.

‫ْل‬ ‫ْأ‬ ‫ْل‬ ‫ُل‬


‫َط اَر ْت ُق وُب ا ِع ٰد ى ِمْن َب ِس ِه ْم َف ـَر ًقا ۞ َفَم ا ُتَف ِّر ُق َب ْي َن ا َب ْه ِم َو الُبَه ِم‬
Hati para musuh bergoncang karena takut serangan dahsyat para ksatria # Maka
mereka tak dapat bedakan antara gerombolan anak domba dan sekelompok
pemberani perkasa.

Keterangan: Saat para sahabat Nabi yang gagah berani dengan membawakan
atribut perang yang lengkap ( seperti gambaran diatas ), maka hati para musuh itu
bergoncang keras. Oleh sebab itu timbullah rasa takut yang mencekam terhadap
mereka ( bahkan hal semacam itu terkadang terjadi sebelum peperangan
berlangsung seperti keterangan hadits yang lalu ). Sehingga dari diliputi rasa takut
yang seperti itu para musuh itu tidak bisa lagi membedakan antar kelompok
mereka sendiri. Dan itu adalah salah satu mukjizat Baginda Nabi yang diberikan
oleh ‫ هللا‬sebagai bentuk kasih sayangnya kepada utusannya yang telah dipilih, dan
juga bentuk rasa kasih sayangnya kepada umat beliau agar tidak habis energinya
dalam memusuhi Nabinya hingga mereka akhirnya menyerah dan mau memeluk
‫َّٰط‬
islam dengan suka rela, ‫ال ِإْك َر اَه ِفى ٱلِّد يِن ۖ َق د َّت َبَّيَن ٱلُّر ْش ُد ِمَن ٱْلَغ ِّى ۚ َفَم ن َي ْك ُفْر ِب ٱل ُغ وِت َو ُي ْؤ ِم ۢن ِبٱِهَّلل َفَق ِد‬
‫ ٱْس َت ْم َس َك ِب ٱْلُعْر َو ِة ٱْل ُو ْث َقٰى اَل ٱنِفَص اَم َلَه اۗ َو ٱُهَّلل َس ِم يٌع َع ِليٌم‬Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
‫ هللا‬, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan ‫ هللا‬Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Yang termasuk menjadi salah satu point penting dari bait ini adalah: Bahwa salah
satu strategi perang yang paling jitu adalah membuat rasa takut kepada musuh
yang sedang di hadapi, ( sama juga peperangan itu adalah peperangan fisik
seperti cerita para sahabat diatas atau perang media informasi seperti saat ini ).
Strategi seperti ini telah ada sejak zaman dahulu sampai zaman modern sekarang
ini, khususnya setelah merebaknya media sosial yang kurang di imbangi dengan
pengetahuan atau ilmu serta iman yang cukup. Sehingga banyak sekelompok
orang yang mudah terpengaruh oleh opini yang di ciptakan oleh pihak-pihak
tertentu dari dunia maya untuk memuluskan harapannya. Opini semacam ini bisa

107
dilakukan dalam banyak tujuan penguasaan, seperti kejadian yang bisa menarik
simpati sosial, kondisi ekonomi yang seakan mencekam atau sebaliknya,
perbedaan sudut pandang politik yang dipoles dengan sedemikian rupa yang
ujung-ujungnya adalah adu domba, produk hukum agar mudah di dikte, isu-isu
sara yang sangat sensitif ( suku, agama, ras yang semua mudah untuk di
benturkan ) dan lain sebagainya. Maka perang mental seperti inilah yang harus
diwaspadai oleh seluruh orang yang beriman, terlebih saat laju informasi seakan
tidak bisa terbendung oleh siapapun.

‫ٰأ‬ ‫ْل ُأْل‬


‫َو َم ْن َت ُك ْن ِبَر ُسوِل ِهللا َن ْص َر ُتُه ۞ ِإْن َت َقُه ا ْس ُد ِفْي َج اِمَه ا َت ِج ِم‬
Barangsiapa meraih kemenangan sebab ‫ رسول هللا‬# Bila singa di rimba
menjumpainya, maka ia akan diam tunduk padanya.

Keterangan: Setelah si penyair menjelaskan bahwa rasa takut yang dialami oleh
para musuh itu berasal dari kegigihan dan kokohnya para sahabat yang loyal
kepada Nabinya, maka seakan si penyair di bait ini ingin menunjukkan latar
belakang dari itu semua dengan berkata: ‫ ومن يكن برسول هللا… الخ‬. Semua yang terjadi
itu berasal dari rahasia keagungan Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬yang oleh
sebagian ulama disebut dengan barokahnya ‫ رسول هللا‬, ada pula yang menyebut
mukjizat ‫ رسول هللا‬yang menunjukkan perbedaan beliau dengan nabi-nabi
sebelumnya. Kemenangan para sahabat Nabi itu tidak bisa tercapai kecuali
dengan ‫ اتباع سنته‬mengikuti sunah Nabi dan meninggalkan semua perkara yang
berlawanan dengan syariat Baginda Nabi. Keberhasilan dakwah islam ( mulai dari
para sahabat sampai seterusnya ) itu tidak akan berhasil secara gemilang kecuali
sebab mengikuti instruksi Baginda Nabi, ajaran beliau dan contoh-contoh dakwah
beliau. ‫َّلَق ْد َك اَن َلُك ْم ِفى َر ُس وِل ٱِهَّلل ُأْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِّلَم ن َك اَن َي ْر ُج و۟ا ٱَهَّلل َو ٱْل َي ْو َم ٱْلَءاِخ َر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِث يًر ا‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) ‫ رسول هللا‬itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) ‫ هللا‬dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut ‫ هللا‬. Pendorong utama dalam keberhasilan sebuah dakwah
adalah taqwa kepada ‫ هللا‬, tujuannya hanya karena ‫ ( هللا‬yang sering disebut
dengan ikhlas ) serta jauh dari tujuan yang bersifat duniawi. Ada pepatah yang
mengatakan: ‫ من خاف هللا خاف منه كل شيء حتى األسد في آجامها‬barang siapa ( benar-benar )
takut kepada ‫ ( هللا‬dengan hakikat taqwa yang sesungguhnya ) maka segala
sesuatu akan takut kepadanya ( semua akan segan kepadanya ) hingga singa
atau harimau yang berada di kandangnya itu akan tunduk patuh kepadanya. Dan
barang siapa yang berhasil mencapai derajat seperti itu maka siapapun musuh
pasti akan bergetar ketakutan ( sebagaimana yang telah dialami oleh para
sahabat saat itu ). Sehingga dulu ada sebuah cerita tentang sekelompok orang
yang menjadi utusan Baginda Nabi sedang melewati gurun pasir yang luas tiba-
tiba ada seekor hewan buas ( dan tidak ada tempat berlari ), kemudian seseorang
diantara mereka berkata: ‫ أقسمت عليك برسول هللا أن تسكن فسكن‬aku bersumpah atas kamu

108
dengan wasilah ‫ رسول هللا‬ayo diamlah / tenanglah! Lalu hewan buas itupun diam
dan tenang ditempatnya.

‫َو َلْن َتٰر ى ِمْن َّو ِلٍّي َغْي ِر ُم ْن َت ِص ٍر ۞ ِبِه َو اَل ِمْن َع ُد ٍّو َغ ْي َر ُم ْن َقِص ِم‬
Takkan kau lihat para kekasih yang beriman kecuali mendapatkan kemenangan #
Dan ( takkan engkau lihat ) musuh Nabi kecuali mendapat kekalahan.

Keterangan: Dan tidak akan engkau lihat dimana pun orang-orang yang mencintai
Baginda Nabi, jujur dalam keimanannya, ikhlas menjalankan syariat beliau serta
menolong perjuangan beliau dalam menegakkan agamaNya kecuali mereka akan
mendapatkan pertolongan yang tak terduga-duga, ‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإن َت نُصُرو۟ا ٱَهَّلل َي نُصْر ُك ْم‬
‫ َو ُيَث ِّب ْت َأْق َد اَم ُك ْم‬Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) ‫ هللا‬, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang
memusuhi mereka pasti akan kalah, ‫َو َم ْن َي َت َو َّل َهَّللا َو َر ُسوَلُه َو اَّلِذيَن آَم ُنوا َف ِإَّن ِح ْز َب ِهَّللا ُه ُم اْلَغ اِلُبوَن‬
Dan barangsiapa mengambil ‫ هللا‬dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) ‫ هللا‬itulah yang pasti
menang. Dalam sebuah makolah atau riwayat juga disebutkan ‫اإلسالم يعلو وال يعلى عليه‬
sesungguhnya Islam itu mulia / tinggi tidak ada agama yang lebih tinggi
daripadanya.

‫َأ‬ ‫َأْل‬ ‫َأ ُأ‬


‫َح َّل ّم َت ُه ِفْي ِحْر ِز ِم َّلِتِه ۞ َك الَّلْيِث َح َّل َمَع ا ْش َب اِل ِفْي َج ِم‬
Nabi tempatkan umatnya dalam benteng agamanya # Bagai singa tempatkan
anak-anaknya dalam hutan belantara.

Keterangan: Orang tua yang bertanggung jawab terhadap keturunannya adalah


orang tua yang menjaga keturunannya dari mara bahaya apapun yang bisa
mengganggu. Jiwa seperti itu bukan manusia saja yang memilikinya. Bahkan
hewan pun juga mempunyainya. Seperti seekor singa yang sengaja melatih anak-
anaknya untuk berdiam diri didalam hutan belantara, agar mereka tidak diganggu
oleh tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana gambaran sebuah
riwayat ‫ واح**دة بين الجن‬،‫ إن هلل مائة رحمة‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال رسول هللا عليه الّصالة والّسالم‬
‫ وأَّخ ر تسعًا وتسعين‬،‫ وبها يتعاطف الوحوش على أوالده**ا‬،‫ وبها يتراحمون‬،‫ فبها يتعاطفون‬،‫واإلنس والبهائم والهوام‬
‫ رحمة ي*رحم بها عباده ي*وم القيامة‬Sesungguhnya ‫ هللا‬memiliki 100 rahmat. Salah satu di
antaranya diturunkannya kepada kaum jin, manusia, hewan, dan tetumbuhan.
Dengan rahmat itulah mereka saling berbelas kasih dan menyayangi. Dengannya
pula binatang liar mengasihi anaknya. Dan mengakhirkan 99 rahmat untuk Dia
curahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat. Apalagi Baginda Nabi ‫محمد‬
‫ صلى هللا عليه وسلم‬terhadap umatnya ( seperti keterangan diatas ). Jadi seakan bait ini
merupakan alasan dari bait-bait sebelumnya yang jika diperlihatkan
pertanyaannya adalah: Mengapa para sahabat Nabi ( umatnya secara umum ) itu
kokoh pendiriannya dalam mengikuti ajaran syariat Baginda Nabi? Jawabannya:
Karena Baginda Nabi ingin membentengi seluruh umatnya ( melindungi mereka

109
semua ) dari panasnya api kekufuran, sebagai bentuk kasih sayangnya yang tulus
kepada umat sekaligus bukti ajakan beliau kepada semuanya ‫َٰٓي َأُّيَه ا ٱلَّر ُسوُل َب ِّلْغ َم ٓا ُأنِز َل‬
‫ ِإَلْي َك ِمن َّر ِّب َك ۖ َو ِإن َّلْم َت ْف َع ْل َفَم ا َب َّلْغ َت ِر َس اَلَت ُهۥۚ َو ٱُهَّلل َي ْع ِص ُم َك ِمَن ٱلَّن اِس ۗ ِإَّن ٱَهَّلل اَل َي ْه ِدى ٱْل َق ْو َم ٱْلَٰك ِف ِر يَن‬Wahai
‫ رسول‬, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ( kepada
umatmu ). Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan itu, berarti )
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. ‫ هللا‬menjaga kamu dari ( gangguan )
manusia. Sesungguhnya ‫ هللا‬tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.

‫ْل‬
‫َك ْم َج ّد َلْت َك ِلَم اُت ِهللا ِمْن َج َد ٍل ۞ ِفْيِه َو َك ْم َخ َّص َم ا ُبْر َه اُن ِمْن َخ ِص ِم‬
Seringkali dawuh-dawuh ‫ ( هللا‬al-Qur’an ) itu menjatuhkan musuh dalam perdebatan
# Dan telah banyak dalil-dalil ( didalamnya ) yang mengalahkan musuh-musuh
sejati.

Keterangan: Pertolongan ‫ هللا تعالى‬kepada hamba-hambanya yang beriman hingga


mereka mendapatkan kemenangan gemilang itu ada beberapa macam. Pertama
pertolongan ‫ هللا‬saat perang terjadi dengan mengutus para malaikat untuk
membantu hamba-hambanya tersebut seperti saat terjadinya perang badar
( sebagaimana keterangan yang telah lewat dan banyak saksi mata tentang hal itu
). Kedua yaitu pertolongan ‫ هللا تعالى‬kepada hamba-hamba-Nya untuk mengalahkan
musuh-musuh mereka dengan lewat ayat-ayat alquran yang di turunkan ( seperti
keterangan yang telah lewat pula ). Sebab orang-orang yang memusuhi islam dan
kaum muslimin itu beraneka ragam bentuknya serta beraneka ragam pula cara
atau polanya. Diantara mereka yang memusuhi itu dengan cara fisik seperti
orang-orang kafir yang sengaja mengganggu atau mendzolimi kaum muslimin
hingga turun izin untuk membela diri dengan peperangan. Ada pula yang cara
mengganggu mereka itu lewat pemikiran yang sesat, informasi yang tidak benar
atau mengajak debat dalam bab-bab tertentu. Seperti orang-orang Yahudi ( saat
itu ) yang membujuk orang-orang kafir makkah untuk menanyakan tentang roh,
ashabul kahfi dan dzilqurnain kepada Baginda Nabi dan kaum muslimin.
Tujuannya adalah untuk menguji Baginda Nabi dan memasukkan keraguan
kepada kaum muslimin yang imannya masih lemah. Maka turunlah ayat ‫َو َي ْس َأُلوَن َك َع ِن‬
‫ الُّر و ۖ ُق ِل الُّر وُح ِمْن َأْم ِر َر ِّبي َو َم ا ُأوِتيُتْم ِمَن اْلِع ْل ِإاَّل َقِلياًل‬Dan mereka bertanya kepadamu
‫ِم‬ ‫ِح‬
tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu
diberi pengetahuan melainkan sedikit. Dan turun pula surat al-kahfi yang
didalamnya memuat cerita ashabul kahfi dan dzilqurnain secara langsung. Hingga
akhirnya orang-orang Yahudi itu tidak punya jalan dan celah untuk membuat malu
Baginda Nabi sekaligus gagal memasukkan keraguan kepada kaum muslimin, dan
bahkan akhirnya iman kaum muslimin itu menjadi kuat sebab hal-hal yang
semacam itu. ‫ٱْد ُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّب َك ِبٱْلِح ْك َمِة َو ٱْلَم ْو ِع َظ ِة ٱْلَح َس َن ِةۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلِتى ِهَى َأْح َس ُن ۚ ِإَّن َر َّب َك ُه َو َأْع َلُم ِبَم ن‬
‫ َض َّل َع ن َس ِبيِلِهۦۖ َو ُه َو َأْع َلُم ِبٱْلُمْه َت ِديَن‬Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

110
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. Dan dalam permulaan surat al-baqoroh juga disebutkan ‫َٰذ ِلَك‬
‫ ٱْلِك َٰت ُب اَل َر ْي َب ۛ ِفيِهۛ ُه ًد ى ِّلْلُم َّت ِقيَن‬Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk
bagi mereka yang bertakwa.

‫ْل‬ ‫ْأ‬ ‫ْل‬ ‫ُأْل‬ ‫ْل ْل‬


‫ ِفي ا َج اِه ِلَّيِة َو الَّت ِدْيِب ِفي ا ُيُتِم‬¤ ‫َكَفاَك ِبا ِع ِم ِفي ا ِمِّي ُمْع ِج َز ًة‬
Cukuplah bagimu mu‘jizat ilmu pada seorang ( Nabi ) yang ummi # Saat masa
Jāhiliyyah dan mu‘jizat pendidikan di masa yatim.

Keterangan: Wahai orang yang diajak bicara! Cukuplah bagimu kiranya sebagai
bukti mukjizat Baginda Nabi yang diutus adalah keadaan beliau yang ‫ ُأِّمٌي‬yakni
tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, agar alquran yang dibawa beliau itu
tidak dituduh buatannya sendiri. Sebagaimana gambaran ayat ‫ُقْل َي ا َأُّيَه ا الَّن اُس ِإِّن ي َر ُسوُل‬
‫ِهَّللا ِإَلْي ُك ْم َج ِميًع ا اَّلِذي َلُه ُم ْلُك الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض ۖ اَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُه َو ُيْح ِيي َو ُيِميُت ۖ َف آِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُس وِلِه الَّن ِبِّي اُأْلِّمِّي اَّل ِذي‬
‫ ُيْؤ ِمُن ِباِهَّلل َو َك ِلَماِتِه َو اَّت ِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َت ْه َت ُدوَن‬Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan ‫ هللا‬kepadamu semua, yaitu ‫ هللا‬Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi,
tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada ‫ هللا‬dan Rasul-Nya ( yakni ) Nabi yang
ummi ( yang telah dahulu ) beriman kepada ‫ هللا‬dan kepada kalimat-kalimat-Nya
( kitab-kitab-Nya ) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Arti ‫ أمي‬secara bahasa adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis serta
tidak pernah belajar seperti umumnya manusia dari seorang guru. Tetapi arti yang
semacam ini tidak mengurangi keagungan Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬yang
diutus membawa alquran untuk seluruh umat manusia. Sebab Baginda Nabi itu
mampu untuk berbicara secara fasih dengan bahasa arab apapun. Bahkan jika
Baginda Nabi itu bisa membaca atau menulis sebelum diangkat menjadi rasul
utusan, maka hal itu akan menjadi peluang orang-orang kafir untuk menuduh
bahwa alquran yang dibawa oleh Baginda Nabi itu adalah kitab buatannya sendiri.
Jadi Baginda Nabi diberi label ‫ أمي‬itu mengandung hikmah didalamnya. Dan
termasuk juga adab beliau yang agung dan sangat luar biasa ‫َو ِإَّن َك َلَع َلٰى ُخ ُلٍق َع ِظ يٍم‬
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Adab beliau
yang seperti itu sudah diakui sejak beliau kecil ( semenjak masih yatim )
sebagaimana riwayat ‫ أدبني ربي فأحسن تأديبـي‬Tuhanku telah mendidikku (adab )
dengan adab yang sempurna. Sementara sejarah mencatat pada waktu itu adalah
waktu yang disebut dengan zaman jahiliyah. Selain tidak mengenal Tuhan yang
benar arti jahiliyah adalah kemprosotan akhlak yang sangat menyedihkan.
Bayangkan saja: ada seorang anak kandung ( dari bapak yang telah meninggal )
mengawini ibu tirinya ( ‫) نعوذ باهلل من ذلك‬. Baginda Nabi datang dengan akhlak yang
mulia tanpa ada guru berupa manusia. Itu adalah bukti nyata yang menunjukkan
bahwa beliau adalah ‫ رسول هللا‬orang yang telah dipilih oleh ‫ هللا‬untuk menyampaikan
risalahnya kepada seluruh umat.

111
‫ في التوسل بالنبي صلى هللا عليه وسلم‬: ‫الفصل التاسع‬
Fasal yang kesembilan tentang tawassul atau meminta pertolongan kepada
Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬.
Pengertian tawassul dalam bahasa ( terminologi ) bermakna mendekatkan diri.
Sementara tawassul menurut istilah ( etimologi ) bermakna pendekatan diri
kepada ‫ هللا تعالى‬dengan wasilah ( media atau perantara ), baik berupa amal shalih,
nama-nama ‫ هللا‬atau sifat-sifatnya, ataupun zat dan jah ( derajat ) orang shalih,
misalnya para nabi, para wali, para ulama, dan sebagainya. Adapun dalil tentang
tawassul ini diantaranya ialah: ‫ٰي َأُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو اْب َتُغ ْو ا ِإَلْيِه اْل َو ِس ْي َلَة َو َج اِه ُدْو ا ِفْي َس ِبْيِلٖه َلَع َّلُك ْم‬
‫“ ُتْف ِلُحْو َن‬Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada ‫ ! هللا‬Carilah perantara
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kalian
menjadi orang-orang yang bahagia. Dan Hadits tawasul sahabat buta kepada
Nabi ‫ محمد ﷺ‬saat masih Hidup ‫عن عثمان بن حنيف قال سمعت رسول هللا ﷺ وجاءه رجل ضرير فشكا‬
‫ائت الميضاة فتوض**أ ثم صل‬: : ‫ يا رسول هللا ! ليس لى قائد وقد شق علي فقال رسول هللا ﷺ‬: ‫ فقال‬،‫إليه ذهاب صره‬
‫ اللهم إنى أسألك وأتوجه إليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد إنى أتوجه بك إلى ربك فيجلى لى عن‬: ‫ركعتين ثم قل‬
‫فوهللا ما تفرقنا وال طال بنا الحديث حتى دخل الرجل وكأنه لم‬: ‫ قال عثمان‬،‫ اللهم شفعه فّي وشفعني في نفسى‬،‫بصرى‬
‫“ يكن به ضر‬Dari ‘Usman bin Hunaif ‫ رضي هللا عنه‬, beliau berkata; “Aku mendengar
‫ رسول هللا ﷺ‬saat ada seorang lelaki buta datang mengadukan matanya yang tidak
berfungsi ( tidak bisa melihat ), lalu ia berkata: ‘Wahai ‫رسول هللا ﷺ‬, aku tidak punya
pemandu dan ( kondisiku ) sangat payah. Beliau bersabda: ‘Pergilah ke tempat
wudhu ( lalu ) berwudhu ( kemudian ) shalatlah dua raka’at, kemudian berdoalah
‫ اللهم‬،‫اللهم إنى أسألك وأتوجه إليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد إنى أتوج**ه بك إلى ربك فيجلى لى عن بصرى‬
‫ ش**فعه فّي وش**فعني في نفسى‬Wahai ‫ هللا‬, aku memohon dan menghadap kepada-Mu,
dengan ( menyebut ) Nabi-Mu ‫محمد ﷺ‬, nabi pembawa rahmat. Wahai ‫ محمد‬,
sungguh aku menghadap kepada Tuhan-Mu dengan menyebutmu, karenanya
mataku bisa berfungsi kembali. Ya ‫ هللا‬terimalah syafaatnya bagiku, dan tolonglah
diriku dalam kesembuhanku.’ ‘Utsman berkata: ‘Demi ‫ هللا‬kami belum sempat
berpisah dan perbincangan kami belum begitu lama sampai lelaki itu datang ( ke
tempat kami ) dan sungguh seolah-olah ia tidak pernah buta sama sekali. Yang
berikutnya ‫َح َّد َث َن ا اْلَح َس ُن ْبُن ُم َح َّمٍد َقاَل َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن َعْبِد ِهَّللا اَأْلْن َص اِر ُّي َقاَل َح َّد َث ِني َأِبي َع ْبُد ِهَّللا ْبُن اْلُم َث َّن ى َع ْن‬
‫ُثَم اَم َة ْب ِن َعْبِد ِهَّللا ْب ِن َأَن ٍس َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك َأَّن ُع َمَر ْب َن اْلَخ َّط اِب َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َك اَن ِإَذ ا َق َح ُط وا اْس َت ْس َق ى ِباْلَع َّب اِس ْب ِن‬
‫َع ْب ِد اْلُم َّط ِلِب َفَق اَل الَّلُهَّم ِإَّن ا ُكَّن ا َنَت َو َّس ُل ِإَلْي َك ِبَن ِبِّي َن ا َفَت ْس ِقيَن ا َو ِإَّن ا َنَت َو َّس ُل ِإَلْي َك ِبَع ِّم َن ِبِّي َن ا َف اْس ِقَن ا َق اَل َف ُيْس َق ْو َن‬
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik sesungguhnya Umar bin Khatthab ‫رضي هللا عنه‬
ketika masyarakat tertimpa paceklik, dia meminta hujan kepada ‫ هللا‬dengan wasilah
Abbas bin Abdul Mutthalib, dia berdoa ‘Ya ‫ ! هللا‬Dulu kami bertawasul kepada-Mu
dengan perantara Nabi kami, lalu kami diberi hujan. Kini kami bertawasul
kepadamu dengan perantara paman Nabi kami, berikanlah kami hujan”. Perawi
Hadits mengatakan “Mereka pun diberi hujan.

‫ُذ‬ ‫َأ‬
‫َخ َدْم ُتُه ِبَم ِديٍح ْس َت ِقيُل ِبِه ۞ ُنوَب ُعْم ٍر َّم ٰض ى ِفي الِّش ْع ِر َو الَّن ِد ِم‬

112
Aku melayaninya dengan pujian tuk menghapus # dosa-dosa umurku yang telah
lewat dalam bersyair dan pujian.

Keterangan: Dulu si penyair itu pernah menjadi salah satu pejabat di sebuah
kerajaan yang berada di daerahnya. Hukum menjadi pejabat itu adalah boleh,
sehingga hasil kerjanya pun juga dihukumi mubah ( dengan catatan tidak dari
jalan yang tidak dibenarkan ). Tetapi untuk orang-orang tasawwuf atau orang-
orang sufi pekerjaan dan hasil kerja yang semacam itu terkadang dianggap
kurang bersih. Karena uang gaji yang ia terima itu berasal dari kas negara.
Sementara uang yang masuk kedalam kas tersebut itu bermacam-macam pula
sumber inkamnya. Ada yang dari uang zakat, uang pajak yang bermacam-macam
pula bentuknya, dan lain sebagainya dan lain sebagainya. Sehingga dari alasan
itulah orang-orang tasawwuf itu merasa ada yang mengganjal di hati mereka saat
menerima uang yang semacam itu. Maka ( dalam sebuah riwayat disebutkan )
diantara mereka ada yang minta berhenti menjadi pejabat, ada pula yang menolak
tawaran menjadi pejabat sejak awal. Dan si penyair bait ini adalah salah satu figur
orang tasawwuf yang berhati-hati dalam hal itu. Sehingga dalam bab-bab yang
akhir ini beliau mengambil cara yang diikuti oleh mayoritas ‫ اهل السنة والجماعة‬yang
berkeyakinan bahwa tawassul itu hukumnya boleh. Terlebih tawassul dalam
meminta ampun dari dosa atau kesalahan masa lampau. Oleh sebab itu beliau
berkata: ‫ الخ‬.…‫ خدمته بمديح‬. Aku berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk
berkhidmah kepada junjungan agung Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬dengan
cara memuji beliau ( seperti bait-bait yang telah lewat ) agar aku bisa meraih
ampunan serta ridho ‫ هللا‬atas dosa-dosa dan kesalahanku di masa lampau serta di
sisa umurku yang akan aku lewati. Dosa saat aku membuat bait-bait syair ( yang
kurang tepat, seperti bait syair yang menyanjung penguasa dzolim ) dan disaat
aku menjadi pejabat.

‫َأ‬ ‫ٰش‬ ‫ْذ ّل‬


‫ِإ َق َد اِنَي َم ا َت ْخ ى َع َو اِقُبُه ۞ َك َّن ِنْي ِبِه َم ا َه ْد ٌى ِمَن الَّن َع ِم‬

Karena keduanya mengalungiku dosa-dosa yang ditakutkan siksanya # Seakan-


akan sebab keduanya aku adalah hewan ternak yang dijadikan tebusan.

Keterangan: Bait-bait syair yang dibuat oleh seorang pujangga itu beraneka ragam
bentuk dan tujuannya. Jika isi bait-bait itu tidak mengandung dan mengundang
syahwat atau permusuhan maka secara umum hukumnya boleh. Seperti bait-bait
yang menunjukkan pujian terhadap indahnya alam, lika liku kehidupan atau bait-
bait yang menyanjung Baginda Nabi ( seperti bait-bait burdah ini ). Maka disaat
seorang ahli ilmu atau ahli sastra dan budayawan itu ada yang menjadi pejabat
( misalnya ) maka terkadang dia akan terbawa oleh arus lingkungan yang
membuatnya lupa akan fungsi yang sebenarnya harus ia lakukan. Sebetulnya
untuk apa keahlian yang dia miliki? Bukannya menjadi rem saat terjadi kedzoliman

113
didalam lingkungannya ( padahal itu adalah tugas dia yang sesungguhnya ),
malah terkadang dia terlibat dalam kegiatan tersebut. ( Bukan maksud penulis
untuk menuduh si penyair termasuk orang yang seperti itu ). Akan tetapi melihat
kondisi kenyataan saat ini, kelihatannya hal semacam itu rasanya tidak mustahil.
( Apakah pembaca juga merasakan hal sama?). Maka menurut hemat kami, bait
ini adalah sindiran terhadap orang-orang yang seperti itu. Sekaligus menjadi
alasan dari bait sebelumnya yang artinya adalah: karena dari membuat bait-bait
syair yang terkadang kurang tepat, atau saat menjadi pejabat itu ada sesuatu
yang kurang benar, yang semuanya itu adalah salah satu sumber dosa yang bisa
berakibat mencekam atau siksaan yang menakutkan, maka aku berwasilah
kepada Baginda yang Agung agar semuanya itu bisa diampuni. Ibarat hewan
ternak yang akan dijadikan hadiah atau qurban, dosa-dosa itu seperti tali kekang
yang berada di leher dan hidung hewan yang setiap saat bisa dibawa ke tempat
pemotongan. Sehingga aku ( penyair ) bertawasul kepada Baginda Nabi agar
dosa-dosa itu dihapuskan.

‫َأْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫َط ْع ُت َغ َّي الِّص َب ا ِفْي الَح اَلَت ْي ِن َو َم ا ۞ َح َّص ُت ِإَّال َع َلى ا َث اِم َو الَّن َد ِم‬
Kuturuti bujuk rayu masa muda dalam bersyair dan memuja # Namun tidaklah aku
alami selain dosa-dosa dan penyesalan.

Keterangan: Masa muda adalah masa ke-emas-an bagi siapapun ( jika dia
mampu memanfaatkan waktu dengan baik serta menggunakannya untuk hal-hal
yang positif ). Tetapi masa muda itu bisa berubah total jika tidak digunakan
sebagaimana mestinya, seperti kata seorang penyair:
‫مفسدة للمرء أي مفسده‬ ‫ان الشباب و الفراغ والجده‬
Sesungguhnya masa muda, kelapangan ( waktu yang banyak nganggurnya ) dan
keterampilan ( dalam menumpulkan harta / mempunyai harta banyak namun tidak
bisa membelanjakannya dengan baik ), itu ( semua berpotensi ) memberi peluang
mafsadat ( kerusakan ) bagi seseorang dalam berbagai kerusakan ( kehidupannya
). Jadi si penyair seakan disini membuat sindiran kepada orang-orang yang
bersifat seperti itu dengan berkata: Aku turuti semua bujuk rayu masa muda dalam
bergadang dan bernyanyi, hingga habis waktu itu terbuang sia-sia karena aku
tinggalkan kesempatan bekerja dan mencari tambahan pengetahuan. Demikian
juga saat menjadi pejabat, aku mudah terseret oleh lingkungan yang tidak
kondusif hingga menyebabkan aku mengikuti apa-apa yang semestinya harus aku
lawan, tetapi justru aku taat begitu saja dengan apa yang terjadi. Hampir tiap hari
aku menumpuk dosa sebab hal tersebut. Dalam sebuah riwayat disebutkan ‫عن إبن‬
‫ نعمتان مغبون فيهما كث**ير من الناس الصحة والف**راغ‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عباس رضي هللا عنه قال‬
dari ‫ إبن عباس رضي هللا عنه‬bahwa ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda: dua nikmat yang
banyak manusia tertipu oleh keduanya yaitu waktu sehat dan waktu yang kosong (
kekosongan waktu yang tidak digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat atau
tepat guna ). Dan juga riwayat dari ‫ عبد هللا بن مسعود‬yang berkata: ‫إني ألكره أن أرى الرجل‬

114
‫ فارغا ال في عمل الدنيا وال في عمل األخرة‬sungguh aku itu tidak suka kepada seorang laki-
laki yang pengangguran, tidak pula dia bekerja untuk dunianya dan tidak pula dia
bekerja untuk besok akhiratnya.

‫َف َي ا َخ َس اَر َة َن ْف ٍس ِفْي ِتَج ــــاَر ِتَه ا ۞ َلْم َت ْش َت ِر الِّدْي َن ِبالُّد ْن َي ــا َو َلْم َت ُس ِم‬
Alangkah ruginya jiwa ini dalam perdagangannya # ( karena ) tak mau membeli
agama dengan dunia dan tak pula menawarnya.

Keterangan: Bait ini adalah penguat dari bait sebelumnya. Seakan si penyair
berkata: Maka alangkah ruginya diri ini sebab terbuangnya waktu yang berharga
( waktu yang terbuang sia-sia ). Ibarat perdagangan yang selalu rugi. Sebab aku
tukar agamaku dengan pergantian kebutuhan dunia yang tiada berharga ‫ِإَّن ٱَّلِذيَن‬
‫َي ْش َت ُروَن ِبَع ْه ِد ٱِهَّلل َو َأْي َٰم ِنِه ْم َث َم ًن ا َق ِلياًل ُأ۟و َٰٓل ِئ َك اَل َخ َٰل َق َلُهْم ِفى ٱْلَءاِخ َر ِة َو اَل ُيَك ِّلُمُهُم ٱُهَّلل َو اَل َي نُظ ُر ِإَلْي ِه ْم َي ْو َم ٱْلِقَٰي َم ِة َو اَل‬
‫ ُيَز ِّك يِه ْم َو َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم‬Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) ‫هللا‬
dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit ( harta didunia ), mereka
itu tidak mendapat bahagian ( pahala ) di akhirat, dan ‫ هللا‬tidak akan berkata-kata
dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak
( pula ) akan mensucikan mereka. Dan bagi mereka adalah azab yang sangat
pedih. Karena yang benar adalah menjual dunia untuk kepentingan akhirat ‫ِإَّن ٱَهَّلل‬
‫ ٱْش َت َر ٰى ِمَن ٱْلُمْؤ ِمِنيَن َأنُفَس ُهْم َو َأْم َٰو َلُهم ِبَأَّن َلُهُم ٱْلَج َّنَة‬Sesungguhnya ‫ هللا‬telah membeli dari orang-
orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

‫ْل‬ ‫ٰأ‬
‫َو َم ْن َي ِبْع ِج ًل ِم ْن ُه ِبَع اِج ِلِه ۞ َب ْي َن َلُه ا َغ ْبُن ِفْي َب ْي ٍع َو ِفْي َس َلِم‬
Dan barang siapa yang menjual akhirat dengan dunia # Maka nyata baginya
kerugian dalam jual beli dan akad salam.

Keterangan: Bait ini adalah penyempurnaan makna dari bait sebelumnya. Barang
siapa menjual amal sholih yang mengandung nilai akhirat dengan gantian ( nilai
tukar ) yang berupa keuntungan duniawi, maka itu adalah kerugian yang nyata
dalam transaksi jual beli atau akad salamnya. Seperti pengertian ayat diatas, dan
juga ayat ‫َف َو ْيٌل ِلَّلِذيَن َي ْك ُتُبوَن اْلِك َت اَب ِبَأْيِديِه ْم ُثَّم َي ُقوُلوَن َٰه َذ ا ِمْن ِع ْن ِد ِهَّللا ِلَي ْش َت ُروا ِبِه َث َم ًن ا َقِلياًل ۖ َف َو ْيٌل َلُهْم ِمَّما َكَت َب ْت‬
‫ َأْي ِديِه ْم َو َو ْي ٌل َلُهْم ِمَّم ا َي ْك ِس ُبوَن‬Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari ‫" هللا‬,
(dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan
itu ( yakni barang-barang duniawi ). Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah
bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. Dalam ayat ini kata ‫ ويل‬itu diulang-
ulang sampai tiga kali yang artinya adalah kecelakaan atau kerugian besar akibat
dari ulah tersebut. ‫ نع**وذ باهلل من ذلك‬. Dan kelihatannya bait dan ayat ini adalah
peringatan bagi orang-orang yang telah diberikan kepadanya karunia ilmu untuk
selalu berhati-hati dengan titipan ilmu tersebut. Apalagi jika mereka ( Orang-orang

115
berilmu ) itu telah berada di zaman yang segala sesuatunya membutuhkan uang,
seperti zaman sekarang.

‫ مَن الَّن ِبِّي َو اَل َح ْبِلْي ِبُم ْن َص ِر ِم‬# ‫ِإْن آِت َذ ْن ًبا َفَم ا َع ْهِدْي ِبُم ْن َت ِقٍض‬
Bila pun aku berbuat dosa maka tidaklah janji setiaku # dengan Baginda Nabi itu
batal dan tidak pula tali hubunganku terputus.

Keterangan: Bait ini adalah penghibur bagi jiwa-jiwa yang dipenuhi dosa dan
kesalahan. Karena dosa sebesar apapun ( selama itu bukan dosa musyrik atau
menyekutukan ‫ ) هللا‬maka masih ada harapan untuk mendapatkan ampunan, ‫ِإَّن ٱَهَّلل‬
‫ اَل َي ْغ ِفُر َأن ُيْش َر َك ِبِهۦ َو َي ْغ ِفُر َم ا ُدوَن َٰذ ِلَك ِلَم ن َي َش ٓاُءۚ َو َم ن ُيْش ِر ْك ِبٱِهَّلل َفَقِد ٱْف َت َر ٰٓى ِإْث ًما َع ِظ يًما‬Sesungguhnya ‫هللا‬
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari ( syirik ) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan ‫ هللا‬, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Hal ini
pula yang melatar belakangi pendapat ‫ اهل السنة والجماعة‬yang mengatakan: ‫ال نكفر اهل‬
‫ القبلة‬kita tidak ( berani ) menghukumi kafir terhadap orang-orang yang ahli kiblat
yakni orang-orang yang masih beribadah sholat dengan menghadap kiblat /
ka'bah. Dan madzhab ini yang diikuti oleh si penyair hingga beliau berkata: ‫إن آت‬
‫ ذنبًا… الخ‬jika aku melakukan dosa atau kesalahan maka hal itu tidak lantas
menjadikan janji setiaku kepada Baginda Nabi ‫ محمد‬itu batal atau terputus. Artinya
nilai keimanan seseorang yang melakukan dosa atau kesalahan itu tidak lantas
menjadi hilang sehingga dia bisa dihukumi kafir. Dalam sebuah ayat digambarkan
‫ ِإاَّل َم ْن َت اَب َو آَمَن َو َعِمَل َعَم اًل َص اِلًح ا َف ُأوَٰل ِئَك ُيَب ِّد ُل ُهَّللا َس ِّي َئ اِتِه ْم َح َس َن اٍتۗ َو َك اَن ُهَّللا َغ ُف وًر ا َر ِحيًم ا‬kecuali orang-
orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan
mereka ( akan ) diganti oleh ‫ هللا‬dengan kebajikan. Dan adalah ‫ هللا‬maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Sebab jika digambarkan sebuah pohon, maka
iman itu mempunyai pokok yang berupa akar dan batang pohon yang kuat, dan
mempunyai cabang yang menjadi pelengkapnya yaitu dahan dan ranting yang
bisa menjadikan pohon tersebut selalu bertambah besarnya dan rindang. Maka
dalam sebuah bait juga disebutkan:
‫ بما تزيد طاعة االنسان‬# ‫وعندنا زيادة االيمان‬
Menurut kita ( ‫ ) اهل السنة والجماعة‬tambahnya iman seseorang itu bisa di pengaruhi
oleh tambahnya taat orang tersebut. Demikian juga kurangnya iman seseorang itu
tergantung dari kurangnya taat orang tersebut. Hal itu sesuai dengan gambaran
sebuah ayat ‫ ُه َو اَّلِذي َأْن َز َل الَّسِك يَن َة ِفي ُقُلوِب اْلُمْؤ ِمِنيَن ِلَي ْز َد اُدوا ِإيَم اًن ا َم َع ِإيَم اِنِه ْم‬Dialah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan
mereka bertambah di samping keimanan mereka ( yang telah ada ).

‫ِّذ‬ ‫ْل ْل‬ ‫َأ‬ ‫ًة‬


‫ مَح َّم ًد ا َو ْه َو ْو َف ى ا َخ ِق ِبال َم ِم‬# ‫َف ِإَّن ِلْي ِذَّم ِم ْن ُه ِبَت ْس ِمَي ِتْي‬
Karena aku memiliki jaminan darinya dengan penamaanku # ‫ محمد‬dan Dia adalah
orang yang paling menjaga jaminannya.

116
Keterangan: Bait ini adalah alasan dari bait sebelumnya. Penjelasannya ialah:
beliau si penyair atau pengarang bait ini bernama ‫ محمد بن سعد‬. Sedangkan
pemilihan nama beliau seperti nama Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬itu
menunjukkan kecintaan beliau ( sekaligus orang tuanya ) kepada Baginda Nabi.
Karena seseorang itu tidak akan memberi nama kecuali dia mencintai nama orang
tersebut. Sedangkan orang yang tidak suka itu pasti dia tidak akan mau
menggunakan nama tersebut. Sementara Baginda Nabi itu orang yang paling
menepati janji dalam sejarah yang ada. Diantaranya adalah memberi syafa'at
kepada orang yang mempunyai nama seperti beliau yakni ‫ محمد‬. Sebagaimana
riwayat dari ‫ جعفر بن محمد‬berkata: ‫إَذ ا َك اَن َي ْو ُم اْلِقَياَمِة َن اَد ى ُم َن اٍد َأاَل ِلَي ُقْم َم ْن اْس ُمُه ُم َح َّم ٌد َف ْلَي ْد ُخ ْل اْلَج َّن َة‬
‫ َك َر اَم ًة ِلَن ِبِّي ِه ُم َح َّم ٍد – َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم‬Nanti pada hari kiamat akan ada yang
mengumumkan; ‘Hendaknya bangunlah yang bernama ‫ محمد‬dan masuklah ke
surga karena telah memuliakan Nabinya yakni ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬. Didalam
riwayat yang lain disebutkan: ، ‫ ُيوَقُف‬: ‫ َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َقاَل‬، ‫َع ْن َأَن ِس ْب ِن َم اِلٍك‬
‫ َو َلْم َن ْع َم ْل َع َم اًل ُتَج اِز يَن ا ِب ِه اْلَج َّن َة ؟‬، ‫ َر َّب َن ا ِبَم اْس َت ْأَه ْلَن ا ُد ُخ وَل اْلَج َّنِة‬: ‫ َف َي ُقوالِن‬، ‫َع ْبَد اِن َب ْي َن َي َد ِي ِهَّللا َف َي ْأُمُر ِبِه َم ا ِإَلى اْلَج َّن ِة‬
‫ َأاَّل َي ْد ُخ َل الَّن اَر َم ِن اْس ُمُه َأْح َم ُد َو ُم َح َّم ٌد‬، ‫ َف ِإِّن ي آَلْي ُت َع َلى َن ْف ِس ي‬، ‫ َأْد ِخال َعْبَدَّي‬: ‫ َف َي ُقوُل ُهَّللا‬Dari ‫انس بن مالك رض**ي‬
‫ هللا عنه‬berkata: ada dua orang hamba berdiri di hadapankan ( kepada ) ‫ هللا‬,
kemudian keduanya diperintahkan masuk surga. Lalu keduanya bertanya: Ya
Tuhan kami dengan apa kami berhak masuk surga padahal kami tidak melakukan
sesuatu yang bisa memasukkan kami ke surga? ‫ هللا‬berfirman: Masuklah wahai
kedua hambaku, karena sesungguhnya Aku telah bersumpah pada DiriKu untuk
tidak memasukkan neraka orang yang bernama ‫ احمد‬dan ‫ محمد‬.

‫ْل‬ ‫اًل‬ ‫ًذ‬


‫ َفض َو ِإاَّل َف ُقْل َي ا َز َّلَة ا َقَد ِم‬# ‫ِإْن َلْم َي ُك ْن ِفْي الَمَع اِدْي آِخ ا ِبَي ِدْي‬
Bila di akhirat beliau tak mengulurkan tangan menolongku # karena
kemurahannya, ( maka ) katakanlah: “Wahai orang yang tergelincir kakinya!”

Keterangan: Bait ini menggambarkan kondisi seseorang yang ( mungkin ) di


akhirat nanti ( saat dia sedang menghadapi pertanggung jawabannya di hadapan
‫ ) هللا تعالى‬ternyata tangan atau jiwanya tidak bisa mendapatkan syafa'at Baginda
Nabi. Padahal syafa'at Baginda Nabi itu adalah fadhol atau anugerah yang sangat
besar dari beliau bagi orang yang mendapatkannya, ( bahkan terkadang tanpa
memandang kelayakan yang sesuai ). Maka bagi orang yang seperti itu dia berhak
untuk dikatakan: ‫ ي*ا زلة الق*دم‬wahai orang yang tergelincir kakinya. Artinya wahai
orang yang sangat rugi atas hal tersebut, sehingga dia ( mau tidak mau ) akhirnya
masuk neraka ( ‫) نعوذ باهلل من ذلك‬. Digambarkan dalam sebuah ayat ‫َو َن ُسوُق اْلُمْج ِر ِميَن ِإَلى‬
‫ اَل َي ْم ِلُك وَن الَّش َفاَع َة ِإاَّل َم ِن اَّتَخ َذ ِع ْن َد الَّر ْح َم ِن َع ْه ًد ا‬.‫ َج َه َّن َم ِو ْر ًد ا‬Dan Kami akan menghalau orang-
orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak
berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi
Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan dalam ayat yang lain juga disebutkan ‫َي ْو َم ِئٍذ اَل َت ْن َفُع‬
‫ الَّشَفاَع ُة ِإاَّل َم ْن َأِذَن َلُه الَّر ْح َم ُن َو َر ِض َي َل ُه َق ْو ًال‬Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali

117
( syafa’at ) bagi orang yang ‫ هللا‬Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan
Dia telah meridhai perkataannya.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫ أْو َي ْر ِج َع ا َج اُر ِم ْن ُه َغ ْي َر ُمْح َت َر ِم‬# ‫َح اَش اُه ْن َي ْح ِر َم الَّر اِج ْي َم َك اِر َم ُه‬
Mustahil baginya menolak seseorang yang mengharapkan kemurahannya # atau (
membiarkan ) pulang tetangga yang meminta perlindungannya dengan tidak
terhormat.

Keterangan: Sepertinya tidak mungkin bagi beliau Baginda Nabi itu menolak atau
membiarkan orang yang benar-benar mengharapkan kemurahan syafa'atnya
kelak di hari kiamat. Ataupun membiarkan tanpa peduli terhadap orang
membutuhkan pertolongan beliau hingga orang itu kembali dengan tangan hampa
atau pulang dengan rasa terhina. Dalam sebuah riwayat yang isinya disebutkan
sebagai berikut: Dikumpulkanlah seluruh manusia dalam sebuah pelataran luas,
mulai manusia pertama hingga yang terakhir. Mereka terdengar oleh siapa pun
yang memanggil dan terlihat oleh siapa pun yang memandang. Matahari begitu
dekat hingga mereka tak sanggup lagi menanggung penderitaan dan kepedihan.
Mereka bertanya, “Apakah kalian tidak melihat apa yang tengah kalian alami?
Apakah kalian tidak melihat sosok yang bisa meminta syafaat ( pertolongan )
kepada Tuhan untuk kalian?” Sebagian menjawab, “Kalian harus mendatangi
Adam.” Mereka pun berbondong-bondong menuju kepada Nabi Adam ‫ عليه السالم‬.
Kepadanya mereka memohon, “Engkau adalah Abu al-Basyar. Diciptakan ‫هللا‬
langsung dengan tangan-Nya. Ruh-Nya ditiupkan kepadamu. Malaikat diperintah
sujud kepadamu. Maka mintalah syafaat kepada Tuhan untuk kami. Apakah
engkau tidak melihat keadaan kami? Apakah engkau tidak melihat apa yang
tengah kami alami?” Nabi Adam menjawab, “Hari ini, Tuhanku pun murka
kepadaku, murka yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak akan pernah
murka setelahnya. Dia melarangku mendekati pohon tapi aku melanggarnya.
Diriku, diriku, diriku, pergilah kalian kepada selainku. Coba temuilah Nabi Nuh ‫عليه‬
‫ السالم‬, Akhirnya mereka berbondong-bondong menuju Nabi Nuh tapi beliau pun
angkat tangan. Tidak bisa memintakan pertolongan kepada ‫ هللا‬. Demikian pula
saat menemui Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Hingga terakhir mereka
diarahkan kepada nabi terakhir, ‫رسول هللا ﷺ‬. Kali ini, mereka menemui ‫رسول هللا ﷺ‬
dan menyampaikan, “Wahai ‫ محمد‬, engkau adalah utusan ‫ هللا‬dan penutup para
nabi. ‫ هللا‬telah mengampuni dosamu yang akan datang dan yang telah lalu.
Mohonlah pertolongan kepada Tuhan untuk kami. Tidakkah engkau melihat apa
yang tengah menimpa kami?” Baginda Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Aku pun pergi menuju
bawah ‘Arasy. Di sana aku bersujud pada Tuhanku. Lalu ‫ هللا‬membukakan
kebaikan-kebaikan-Nya kepadaku, yang belum pernah dibukakan kepada seorang
pun sebelumku. Setelah itu, terdengarlah seruan, ‘Wahai ‫ محمد‬, angkatlah
kepalamu. Mintalah engkau, niscaya diberi. Mintalah pertolongan, niscaya
dipenuhi.’ Aku mengangkat kepala dan berkata, ‘Umatku, ya Tuhan. Umatku, ya

118
Tuhan. Umatku, ya Tuhan.’ Terdengar lagi ada yang bicara, ‘Wahai ‫ محمد‬,
masukkanlah umatmu dari golongan hamba yang tidak dihisab ke dalam surga
melalui pintu sebelah kanan. Namun sekelompok mereka masuk dari selain puntu
itu” (HR al-Bukhari dan Muslim).

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ُذ َأْل‬


‫ َو َج ْد ُتُه ِلَخ اَل ِص ْي َخ ْي َر ُم َت ِز ِم‬# ‫َو ُم ْن َز ْم ُت ْف َك اِر ْي َم َد اِئَح ُه‬
Dan sejak kucurahkan pikiranku pada pujian-pujian kepadanya # Maka kudapati
dirinya sebagai sebaik-baik pemberi jaminan.

Keterangan: Bait ini seakan menjadi argument si penyair atas kuatnya harapan
beliau serta kepercayaan diri bahwa beliau tidak akan pernah rugi atas harapan
ampunan tersebut. Seakan si penyair berkata dalam bait ini: Sesungguhnya
kuatnya harapanku dan kepercayaan diri yang kumiliki untuk berwasilah kepada
Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬adalah karena sejak aku mencurahkan segala
pikiranku untuk memuji beliau Baginda Nabi ( dengan bait-bait qosidah burdah
ini ), maka aku menemukan beliau sebagai orang yang paling baik dalam
memelihara kesehatan dan keselamatanku dari berbagai cobaan yang berat.
Beliau si penyair berkata demikian itu bukanlah tanpa alasan atau bukti. Yakni
disaat beliau sakit ‫ فالج‬atau sebagian tubuhnya tidak bisa di gerakan ( ‫نعوذ باهلل من ذلك‬
) maka beliau membuat qosidah burdah ini. Kemudian setelah selesai beliau
bermimpi di temui Baginda Nabi, diusap dengan tangan beliau yang mulia, hingga
akhirnya sakit itu sembuh total. Esok hari setelah kejadian itu salah satu sahabat
beliau yang termasuk orang sholih ( yang mengetahui tentang mimpi itu tanpa ada
yang memberi informasi kepadanya atau disebut ma'rifat ) berkata kepada beliau (
si penyair ): ‫أسمعني القصيدة التي مدحت بها النبي صلى هللا عليه وسلم فلقد سمعتها بين يديه صلى هللا عليه وسلم‬
‫ وهو يتمايل مثل القضيب‬perdengarkanlah untukku qosidah ( burdah ) yang isinya adalah
pujian-pujianmu pada Baginda Nabi ‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬. Maka aku benar-benar
( sungguh ) telah mendengar bacaan itu di hadapan Baginda Nabi dengan
senandung nada yang indah.

‫َأْل‬ ‫َأْل‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬


‫ ِإَّن ا َح َي ا ُيْن ِبُت ا ْز َه اَر ِفي ا َك ِم‬# ‫َو َلْن َي ُفْو َت ا ِغ َن ى ِم ْن ُه َي ًد ا َت ِر َب ْت‬
Kekayaannya tak akan pernah melewatkan tangan yang membutuhkan #
Sungguh hujan ( bisa ) menghidupi bunga-bunga di tempat nan tinggi.

Keterangan: Kata ‫ ( الغ**نى‬dibaca kasroh ‫ غ‬nya dan dibaca pendek ) itu artinya
kemudahan rezeki atau kaya. Sedangkan ‫ ( الغنى‬dengan dibaca kasroh ‫ غ‬nya dan
dibaca panjang ) itu artinya nyanyian indah yang berisi kebahagiaan. Sedangkan
‫ ( الغنى‬dengan dibaca fathah ‫ غ‬nya dan dibaca pendek ) itu artinya iqomah atau
bertempat. Sedangkan ‫ ( الغنى‬dengan dibaca fathah ‫ غ‬nya dan dibaca panjang ) itu
artinya kecukupan. Adapun arti asal kata ‫ ي**دا تربت‬adalah tangan yang terkena
debu, tetapi yang dikehendaki disini adalah tangan yang membutuhkan, sama
juga membutuhkan harta atau membutuhkan pengampunan karena banyaknya

119
tangan itu dalam melakukan dosa. Jadi arti bait ini adalah seseorang yang sedang
dalam kondisi membutuhkan kecukupan harta atau ekonomi itu bisa berwasilah
kepada Baginda Nabi dengan meminta kepada beliau ( disaat masih hidup )
seperti beberapa cerita para sahabat yang berkata: ‫ وال يرد سائال‬Baginda Nabi itu
tidak pernah menolak orang yang meminta. Atau saat Baginda Nabi telah wafat
dengan berwasilah meminta doa kepada beliau agar kebutuhannya di cukupi oleh
‫ هللا تعالى‬seperti yang dilakukan sayyidina Umar ‫ رضي هللا عنه‬saat beliau menjabat
kholifah saat kondisi kota Madinah sedang paceklik ( seperti keterangan yang
telah lewat ).
Adapun jika ‫ ي**دا تربت‬ini diartikan tangan yang banyak melakukan dosa, maka
berwasilah kepada Baginda Nabi agar dosa-dosanya itu di ampuni oleh ‫هللا تعالى‬
adalah cara yang terbaik untuk mendapatkan harapan tersebut. Karena hal
semacam itu bukanlah larangan dan memang tidak ada yang melarang. Ataupun
termasuk sesuatu yang mustahil tercapai. Sebab Baginda Nabi bersabda: ‫حياتي خير‬
‫ وإذا كانت ش**را استغفرت‬،‫ حمدت لكم‬،‫ تعرض علي أعمالكم فإذا كانت خيرا‬،‫ ووفاتي خير لكم‬،‫لكم أحدثكم وتحدثوني‬
‫ لكم‬Kehidupanku baik bagi kalian, Aku berbicara kepada kalian, begitu pun kalian
dapat berbicara kepadaku ( kalian bisa bertanya dan aku bisa menjawab, kalian
bisa meminta dan aku bisa memberi ). Dan kematianku juga membawa kebaikan
bagi kalian, amalan-amalan kalian akan ditampakkan kepadaku, jika amalan-
amalan kalian baik, maka aku akan memuji atas perbuatan kalian tersebut, dan
apabilan amalan-amalan itu jelek, maka aku akan memintakan ampun bagi kalian
( seperti keterangan yang telah lewat pula ). Ibarat hujan yang bisa membuat
bunga-bunga indah yang berada diatas bukit atau pegunungan. Padahal secara
lahir tempat tersebut itu tidak akan ada tanaman yang bisa tumbuh sebab tidak
ada air karena ketinggiannya.

‫َأْث‬ ‫ُأ‬
‫ َي َد ا ُز َه ْي ٍر ِبَم ا َن ى َع َلى َه ِر ِم‬# ‫َو َلْم ِر ْد َز ْه َر َة الُّد ْن َي ا اَّلِتي اْق َت َط َفْت‬
Tidaklah kuharapkan bunga dunia, yang dipetik # oleh kedua tangan Zuhair
dengan pujiannya terhadap Harim bin Sinan.

Keterangan: Bait ini adalah penjelasan dari tujuan si penyair yang sesungguhnya
dalam menyanjung Baginda Nabi. Yaitu bukan kepentingan duniawi yang
diibaratkan dengan kata ‫ زهرة الدنيا‬, melainkan kepentingan akhirat berupa syafa'at
dari Baginda Nabi yang agung. Asal makna kata ‫ زهرة الدنيا‬adalah hijaunya dunia,
tapi yang dikehendaki disini adalah harta atau semisalnya yang bisa
menyebabkan semua harapan seseorang itu terwujud sehingga hidupnya merasa
indah dan menyenangkan. Mengapa makna ‫ زه**رة الدنيا‬yang seperti ini tidak
dikehendaki oleh si penyair? Karena semua itu tidaklah bersifat abadi. Semua
makna yang seperti itu akan hilang dengan sesuai waktu yang telah ditentukan
( orang jawa bilang: semua itu sudah ada batasan umurnya ). Sehingga untuk apa
harapan yang seperti itu dipertaruhkan ( menurut si penyair dan sebagian
keterangannya juga telah lewat ).

120
Zuhair adalah salah satu penyair ulung di zaman jahiliyah. Nama lengkapnya
adalah ‫ زهير بن ابي ُسلمى المزني‬. Dia pernah memuji ‫ هرم بن سنان‬yang menjadi salah satu
raja yang paling dermawan saat itu. Dan dari ‫ هرم‬itulah ‫ زهير‬pernah mendapatkan
upah yang luar biasa banyaknya karena pujian tersebut. Dan hal seperti itu tidak
dikehendaki oleh si penyair burdah yakni ‫ محمد البوصيري‬, sebagaimana gambaran
ayat ‫ َو اَل َتُمَّد َّن َع ْي َن ْي َك ِإَلٰى َم ا َم َّت ْع َن ا ِبِهٓۦ َأْز َٰو ًج ا ِّم ْن ُهْم َز ْه َر َة ٱْلَح َي ٰو ِة ٱلُّد ْن َي ا ِلَن ْف ِتَن ُهْم ِفي**ِهۚ َو ِر ْز ُق َر ِّب َك َخ ْي ٌر َو َأْب َقٰى‬Dan
janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan
kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk
Kami beri cobaan kepada mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah
lebih baik dan lebih kekal.

‫ في المناجاة وعرض الحاجات‬: ‫الفصل العاشر‬


Fasal yang kesepuluh tentang bermunajat dan memperlihatkan beberapa hajat
atau kebutuhan.

‫ْل‬ ‫ُل ْل‬ ‫َأُل ُذ‬ ‫ْل ْل‬ ‫َأ‬


‫ ِس َو اَك ِع ْن َد ُح ْو ِل ا َح اِدِث ا َعِم ِم‬# ‫َي ا ْك َر َم ا َخ ِق َم اِلْي َم ْن ْو ِبِه‬
Wahai makhluq paling mulia, tiada seorang pun bagiku tuk bersandar padanya #
selain engkau di saat bencana menimpa secara menyeluruh.

Keterangan: Dalam sebagian tex qosidah burdah, bait ini menggunakan kata ‫يا أكرم‬
‫ الخلق‬yang artinya adalah wahai makhluk paling utama. Dan disebagian tex yang
lain itu menggunakan kata ‫ يا أكرم الرسل‬yang artinya adalah wahai rasul yang paling
utama. Mengapa Baginda Nabi itu dikatakan makhluk paling utama atau rasul
paling utama? Karena dalam sebuah ayat disebutkan ‫ َو َر َفْع َن ا َل َك ِذ ْك َر َك‬Dan Kami
tinggikan bagimu sebutan ( nama )mu. Sebagai buktinya adalah disandingkannya
nama ‫ هللا‬dengan nama Baginda Nabi dibeberapa tempat. Pertama dalam kalimat
syahadat yakni
‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل ُهللا َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َر ُس ْو ُل ِهللا‬Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
melainkan ‫ هللا‬. Dan aku bersaksi bahwa Nabi ‫ محمد‬adalah utusan ‫ هللا‬. Kedua saat
dikumandangkan adzan. Ketiga saat membaca tasyahud akhir dalam sholat. Dan
cerita nabi Adam ‫ عليه السالم‬saat melihat semua tiang ‫ عرش‬itu bertuliskan ‫ال اله اال هللا‬
‫ محمد رسول هللا‬hingga akhirnya beliau berwasilah kepada Baginda Nabi. Serta
riwayat tentang ‫ شفاعة العظمى‬artinya syafa'at agung yang hanya dikhususkan untuk
Baginda Nabi kelak dihari kiamat dengan mensyafa'atinya beliau kepada seluruh
umat ( tanpa terkecuali seperti keterangan yang telah lewat ). Dan juga adanya
riwayat ‫ َو َم ا ِمْن َن ِبٍّي َي ْو َم ِئٍذ َآَد ُم َفَم ْن ِس َو اُه ِإَّال‬، ‫ َو ِبَي ِدْي ِلَو اُء ْالَح ْم ِد َو َال َف ْخ َر‬، ‫َأَن ا َن ا َس ِّيُد َو َلِد َآَد َم َي ْو َم ْالِقَياَمِة َو َال َفْخ َر‬
‫ َت ْح َت ِلَو اِء ْي َو َأَن ا َأَّو ُل َم ْن َت ْن َش ُّق َع ْن ُه اَألْر ُض َو َال َف ْخ َر‬Aku adalah pemimpin anak adam pada
hari kiamat dan bukannya sombong, dan di tanganku bendera ‫ الحمد‬dan bukannya
sombong, dan tidak ada seorang Nabi pun dihari itu, tidak pula Adam juga nabi-
nabi yang lainnya kecuali semua di bawah benderaku, dan aku orang pertama
yang keluar dari tanah kubur dan bukannya sombong. Kemudian diutusnya

121
Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا علي**ه وسلم‬untuk rahmat seluruh alam ( juga seperti
keterangan yang telah lewat ).

‫ْل‬
‫ ِإَذ ا ا َك ِر ْي ُم َت َح َّلى ِباْس ِم ُم ْن َت ِقِم‬# ‫َو َلْن َيِض ْيَق َر ُسْو َل ِهللا َج اُه َك ِبْي‬
Takkan menjadi sempit ( wahai ‫ ) رسول هللا‬derajatmu sebab diriku # Tatkala Tuhan
( Yang Maha Pemurah ) bertajallī dengan nama Yang Maha Membalas.

Keterangan: Kata ‫ جاُه َك‬itu artinya ialah ‫ الق**در‬dan ‫ المنزلة‬derajat atau pangkat,
diambil dari akar kata ‫ الوجاهة‬yang artinya ‫ رفعة القدر وسعة المرتبة‬tinggi derajatnya
atau luas kedudukannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bait-bait
sebelumnya bahwa kedermawanan Baginda Nabi yang tak terhingga ( didunia
maupun diakhirat ) sebab dari makom beliau yang tinggi nan mulia, maka si
penyair berkeyakinan bahwa tawassulnya kepada Baginda Nabi itu tidak akan
mengurangi derajat kemuliaan dan keutamaan beliau sedikitpun, seraya berkata:
‫ الخ‬.…‫ ولن يض**يق رسول هللا‬Wahai Baginda Nabi yang agung! Derajatmu yang tinggi
disisi Tuhanmu itu tidak akan menjadi sempit dan berkurang sebab diriku
berwasilah kepadamu agar dosa-dosa ini terampuni. Sebab kemana lagi aku
harus meminta pertolongan disaat ‫ هللا‬yang Maha Pemurah bertajalli
( memperlihatkan diri ) dengan nama ‫ المنتقم‬Yang Maha Membalas. Ini adalah
contoh indah dari imam Al-Busyairy bagi semua orang yang merasa dosanya
banyak serta membutuhkan pertolongan atau syafaat kepada Baginda Nabi. Maka
jangan ragu! Jangan bimbang! Mendekatlah terus kepada beliau dengan selalu
membaca sholawat serta mengikuti ajarannya! Jangan berhenti apalagi putus asa!
Sebab Baginda Nabi yang Agung dan Pengasih pasti akan menolong dan
membantunya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُل‬


‫ َو ِمْن ُع ْو ِمَك ِع َم الَّلْو ِح َو ا َقَلِم‬# ‫َف ِإَّن ِمْن ُجْو ِدَك الُّد ْن َي ا َو َض َّر َت َه ا‬
Maka sesungguhnya di antara kemurahanmu adalah dunia dan madunya # Dan di
antara ilmumu adalah ilmu tentang ‫ لوح المحفوظ‬dan qalamnya.

Keterangan: Asal arti ‫ ضرة‬adalah istri yang lain ( perempuan yang mau menjadi
madu-an dari istri sebelumnya ). Untuk makna atau isi dari lafal ‫ ضرتها‬dalam bait
ini adalah akhirat yang menjadi madu-nya dunia. Jadi bait ini adalah alasan dari
bait sebelumnya, sebab adanya pertanyaan yang tersimpan yaitu: Mengapa
derajat engkau ( wahai ‫ ) رسول هللا‬itu tidak berkurang sedikitpun sebab wasilah
kami? Karena sesungguhnya kemurahanmu, kedermawananmu dan kebaikanmu
itu meliputi dunia dan akhirat. Kebaikan Baginda Nabi didunia itu tidak diragukan
lagi, banyak bukti yang bisa dirasakan oleh seluruh umatnya. Diantaranya yaitu
perjuangan beliau dalam menegakkan agama ini ( seperti gambaran diatas ).
Perjuangan beliau agar umatnya mendapatkan hidayah ‫َف َلَع َّلَك َباِخ ٌع َن ْف َس َك َع َلٰى آَث اِر ِه ْم ِإْن َلْم‬
‫ ُيْؤ ِم ُنوا ِبَٰه َذ ا اْلَح ِديِث َأَس ًفا‬Maka barangkali engkau ( ‫ ) محمد‬akan mencelakakan dirimu
karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman

122
kepada keterangan ini (Al-Qur'an). Dan juga ayat ‫ َلَع َّلَك َباِخ ٌع َّنْف َس َك َااَّل َي ُك ْو ُنْو ا ُمْؤ ِم ِنْي َن‬Boleh
jadi engkau ( ‫ ) محمد‬akan membinasakan dirimu ( dengan kesedihan ), karena
mereka ( penduduk Mekah ) tidak beriman. Dan masih banyak pula kebaikan
Baginda Nabi didunia yang lain dari pada itu yang tak terhitung jumlahnya.
Adapun kebaikan Baginda Nabi diakhirat itu seperti syafa'at yang agung besok di
akhirat, memberikan minuman dari telaga beliau, mengeluarkan orang beriman
dari neraka dan lain sebagainya ( seperti keterangan yang telah lewat pula ). Dan
diantara derajat Baginda Nabi yang tidak berkurang ialah ilmu Baginda Nabi yang
amat luas. Termasuk ilmunya Baginda Nabi tentang ‫ لوح المحفوظ‬dan ‫ قلم‬, yakni ilmu
yang di perlihatkan atau di berikan oleh ‫ هللا‬kepada Baginda Nabi meliputi ilmunya
orang-orang terdahulu dan orang-orang yang akhir. Ilmu itu semua telah dicatat
oleh ‫ قلم‬pada lembaran ‫ لوح المحفوظ‬secara sempurna dan telah di perlihatkan juga
kepada Baginda Nabi. Maka ilmu Baginda Nabi itu tidak akan pernah habis atau
terputus sehingga layak untuk dibuat berwasilah ( seperti wasilahnya si penyair ).

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُظ‬


‫ ِإَّن ا َك َب ائَر ِفي ا ُغ ْف َر اِن َك الَّلَم ِم‬# ‫َي ا َن ْف ُس اَل َت ْق َن ِط ْي ِمْن َز َّلٍة َع َم ْت‬
Duhai jiwaku, janganlah engkau putus asa dari kesalahan ( atau dosa ) besar #
Sungguh dosa-dosa besar itu dalam ampunan ‫ هللا‬, sama halnya seperti sesuatu
yang kecil.

Keterangan: Bait ini adalah penyemangat diri bagi si penyair dan orang-orang
yang merasa mempunyai banyak dosa atau kesalahan untuk selalu tidak putus
asa dari rahmat ‫ هللا سبحانه وتعالى‬. Mungkin atas terjadinya suatu kasus yang telah
lampau yang pernah dikerjakan oleh si pelaku kasus tersebut. Dalam ayat
digambarkan ‫ُقْل َٰي ِعَب اِدَى ٱَّلِذيَن َأْس َر ُفو۟ا َع َلٰٓى َأنُفِس ِه ْم اَل َت ْق َن ُط و۟ا ِمن َّر ْح َمِة ٱِهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َي ْغ ِفُر ٱلُّذ ُنوَب َج ِميًع اۚ ِإَّن ُهۥ ُه َو‬
‫ ٱْلَغ ُفوُر ٱلَّر ِحيُم‬Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat ‫ هللا‬. Sesungguhnya
‫ هللا‬mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Harapan menjadi lebih baik itu masih terbuka
lebar, sebab rahmat ‫ هللا‬yang Maha Agung itu jika dibandingkan dengan dosa atau
kesalahan seorang hamba ( yang benar-benar ingin kembali kepadaNya, ingin
memperbaiki diri ) ibarat sesuatu yang kecil ( tanpa tujuan meremehkan dan
mempermudah dosa tersebut ). ‫َو َأِنيُبوا ِإَلٰى َر ِّب ُك ْم َو َأْس ِلُموا َلُه ِمْن َق ْب ِل َأْن َي ْأِتَي ُك ُم اْلَع َذ اُب ُثَّم اَل ُتْن َص ُروَن‬
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). ‫ِإَّن‬
‫ْل‬ ‫ْل‬
‫ ا َك َب ائَر ِفي ا ُغ ْف َر اِن َك الَّلَم ِم‬sebesar apapun dosa atau kesalahan seseorang itu didalam
ampunan ‫ هللا‬itu sama juga dengan dosa-dosa yang kecil ( tanpa bertujuan
merendahkan nilai dosa itu sama sekali ). Dalam ayat lain juga disebutkan ‫َو َم ْن َي ْع َم ْل‬
‫ ُس وًءا َأْو َي ْظ ِلْم َن ْف َس ُه ُثَّم َي ْس َتْغ ِفِر َهَّللا َي ِج ِد َهَّللا َغ ُف وًر ا َر ِحيًم ا‬Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada ‫ هللا‬,
niscaya ia mendapati ‫ هللا‬yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

123
Ini adalah pendapat ‫ اه**ل السنة والجماعة‬yang mengatakan sebesar apapun dosa
seseorang itu masih bisa mendapatkan ampunan. Berbeda dengan pendapat
golongan mu'tazilah yang mengatakan: orang-orang yang melakukan dosa besar
itu tidak bisa di ampuni, mereka akan di neraka selamanya. Karena ( menurut
pendapat mereka ) orang-orang yang melakukan dosa besar itu tidak bisa di
hukumi mukmin ataupun di hukumi kafir. Orang-orang itu akan di tempatkan di
sebuah tempat yang berada diantara surga dan neraka serta di adzab ( sebab
berdosa ) dengan adzab yang lebih ringan dari pada orang-orang kafir. Akan
tetapi yang benar adalah madzhab ‫ اهل السنة والجماعة‬karena bagi ‫ هللا‬itu tidak wajib
memberikan pahala ataupun siksaan kepada seseorang. Sebab pahala yang
diberikan ‫ هللا‬itu adalah murni anugerahNya kepada hambanya yang taat, dan
siksaan yang diberikan kepada hambanya ( yang maksiat ) itu adalah murni
adilnya ‫ هللا‬terhadap mereka ‫ اَل ُيْس َٔـُل َع َّما َي ْف َع ُل َو ُه ْم ُيْس َٔـُلوَن‬Dia tidak ditanya tentang apa
yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanya atas perbuatan mereka.
Syekh ‫ العالمة برهان الدين بن إبراهيم بن الحسن اللق**اني‬di dalam kitab Jauharotul Al- Tauhid
berkata:

‫وان يعذب فبمحض العدل ¯ فإن يثبنا فبمحض الفضل‬


Apabila ‫ هللا‬memberi pahala kepada manusia maka itu adalah murni dari anugrah-
Nya, dan bila ‫ هللا‬menyiksa manusia maka itu adala murni keadilan-Nya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْأ‬


‫ َت ِتْي َع َلى َح َس ِب ا ِعْص َي اِن ِفي ا ِقَس ِم‬# ‫َلَع َّل َر ْح َم َة َر ِّبْي ِحْي َن َي ْق ِس ُم َه ا‬
Semoga rahmat Tuhanku saat dibagikan # Akan datang berdasarkan hitungan
dosa dalam pembagiannya.

Keterangan: Salah satu makna ‫ لع***ل‬itu untuk ‫ للترجي‬artinya ‫طلب االمر المحبوب‬
mengharap sesuatu yang yang dicintai, seperti contoh ‫ لع**ل الح**بيب ق**ادم‬semoga
kekasih itu datang. Termasuk juga makna ‫ لعل‬itu ‫ لتحقيق الوقوع‬untuk sesuatu yang
pasti terjadi, seperti ‫ لعلكم تتقون‬agar kalian menjadi hamba yang bertakwa. Jadi
dalam bait ini si penyair merasa optimis bisa mendapatkan rahmat ‫ هللا‬saat di
bagikan kepada semua hambanya yang berdosa kecil ataupun berdosa besar.
Sebab rahmat ‫ هللا‬yang sangat luas dan melimpah itu akan dibagikan menurut
kadar maksiat masing-masing yang tidak mungkin satu dengan yang lainnya itu
saling berebut. Bagi mereka yang berdosa kecil akan mendapatkan haknya dan
demikian pula bagi mereka yang berdosa besar akan mendapatkan haknya.
Semua itu tergantung pembagian yang di berikan oleh ‫ هللا‬kepada hambanya ‫َو ٱْك ُتْب‬
ۚ‫َلَن ا ِفى َٰه ِذِه ٱلُّد ْن َي ا َح َس َن ًة َو ِفى ٱْل َء اِخَر ِة ِإَّن ا ُه ْد َن ٓا ِإَلْي َك ۚ َق اَل َع َذ اِبٓى ُأِص يُب ِبِهۦ َم ْن َأَش ٓاُءۖ َو َر ْح َم ِتى َو ِس َع ْت ُك َّل َش ْى ٍء‬
‫ َفَس َأْك ُتُبَه ا ِلَّلِذيَن َي َّتُقوَن َو ُيْؤ ُتوَن ٱلَّز َكٰو َة َو ٱَّلِذيَن ُهم ِبَٔـاَٰي ِتَن ا ُيْؤ ِم ُنوَن‬Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan
di dunia ini dan di akhirat ( nanti ), sesungguhnya kami kembali ( bertaubat )
kepada Engkau. ‫ هللا‬berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku
kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan

124
rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-
orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.
Dan bait ini juga merupakan pendorong bagi semua orang yang beriman agar
tidak merasa putus asa dari rahmat ‫ هللا‬yang Maha Agung, ‫َو اَل َت ۟ا ْي َٔـُسو۟ا ِمن َّر ْو ِح ٱِهَّللۖ ِإَّنُهۥ اَل‬
‫ َي ۟ا ْي َٔـ ُس ِمن َّر ْو ِح ٱِهَّلل ِإاَّل ٱْل َق ْو ُم ٱْلَٰك ِف ُروَن‬dan jangan kamu berputus asa dari rahmat ‫ هللا‬.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat ‫ هللا‬, melainkan kaum yang kafir.
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan ‫ قال رسول هللا‬: ‫عن ابن مسعود رضي هللا تعالى عنه قال‬
‫ الفاجر الراجي رحمة هللا تعالى أقرب إلى هللا تعالى من العابد المقنط‬: ‫ صلى هللا عليه وسلم‬Dari ibnu mas’ud
‫ رض**ي هللا عنه‬berkata : ‫ رسول هللا صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda : Pelaku dosa yang
mengharap rahmat ‫ هللا‬itu lebih dekat kepada ‫ هللا‬daripada ahli ibadah yang putus
asa atas rahmat tersebut. Di dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Anas bin
Mâlik ‫ رضي هللا عنه‬bahwa ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬bersabda, ‫ هللا‬berfirman: ‫َق اَل ُهَّللا َت َب اَر َك‬
‫َو َت َع اَلى َي ا اْب َن آَد َم ِإَّن َك َم ا َد َع ْو َت ِني َو َر َج ْو َت ِني َغ َف ْر ُت َلَك َع َلى َم ا َك اَن ِفي*َك َو اَل ُأَب اِلي َي ا اْب َن آَد َم َل ْو َب َلَغ ْت ُذ ُنوُب َك َع َن اَن‬
‫الَّسَم اِء ُثَّم اْس َتْغ َف ْر َت ِني َغ َف ْر ُت َلَك َو اَل ُأَب اِلي َي ا اْب َن آَد َم ِإَّن َك َلْو َأَت ْي َت ِني ِبُق َر اِب اَأْلْر ِض َخ َط اَي ا ُثَّم َلِقيَت ِني اَل ُتْش ِر ُك ِبي َش ْي ًئ ا‬
‫ َأَلَت ْي ُتَك ِبُقَر اِبَه ا َم ْغ ِفَر ًة‬Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan
berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku
tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit
kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku
tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh
bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu
dengan sepenuh itu pula ampunan. Maka bagi siapapun ( dari orang-orang
muslim ) yang ingin berpindah dari kubangan dosa yang bermacam-macam
menuju kepada jalan yang benar ( jalan pencerahan ) yang di ridhoi oleh ‫ هللا‬maka
jadikanlah Baginda Nabi sebagai orang tua yang akan menanggung dan siap
menolong anaknya saat membutuhkan ( seperti keterangan yang telah lampau ).
Tetapi jangan lupa juga untuk selalu mengikuti ajaran dan sunah yang telah di
kerjakan oleh beliau.

‫ َلَد ْي َك َو اْج َع ْل ِحَس اِبْي َغ ْي َر ُم ْن َخ ِز ِم‬# ‫َي ا َر ِّب َو اْج َع ْل َر َج اِئْي َغ ْي َر ُم ْن َع ِك ٍس‬
Wahai Tuhanku, jadikanlah harapanku ( ini ) tiada terbalik di sisimu # Dan
jadikanlah hisabku tiada tertinggal dari rahmat dan ampunan-Mu.

Keterangan: Jika bait qosidah burdah ini diurutkan secara implisit dari awal, maka
urutannya adalah sebagai berikut: pertama itu tentang ‫ تع*ّز ل‬yaitu seni merayu
karena adanya cinta yang menggelora kepada junjungan agung Baginda Nabi ‫محمد‬
‫ صلى هللا علي*ه وسلم‬. Kedua tentang ‫ توبيخ النفس‬yaitu mencela atau memarahi hawa
nafsu. Ketiga ‫ الوعظ‬yaitu mau'idzoh. Keempat ‫ مدحه صلى هللا عليه وسلم‬pujian terhadap
Baginda Nabi yang agung. Kelima ‫ ذكر بعض معجزاته‬menyebutkan sebagian mukjizat
Baginda Nabi. Ke-enam ‫ مدح القرآن‬memuji alquran yang mulia. Ketujuh ‫مدح الصحابة‬
memuji kegigihan serta sabarnya para sahabat ( secara keseluruhan tanpa
membedakan antara satu dengan yang lainnya atau pilih kasih diantara mereka ),
dalam taat dan patuhnya kepada Baginda Nabi untuk menegakkan agama ini.

125
Kedelapan ‫ ذم الكفار‬mengkritik orang-orang kafir yang memusuhi. Kesembilan ‫االقرار‬
‫ بالذنب‬mengakui dosa dan kesalahan. Dan bait ini ‫ الخ‬.…‫ يا رب واجعل رجائي‬seterusnya
adalah doa. Doa yang sengaja oleh si penyair di letakkan di akhir qosidah burdah
setelah sebelumnya ( diatasnya ) merupakan wasilah atau perantara agar menjadi
contoh bagi siapapun yang membaca qosidah beliau. Karena hal ini sesuai
dengan ajaran ulama-ulama yang terdahulu. Jadi arti dari bait ini adalah: ya ‫ هللا‬, ya
Tuhan kami, berikanlah rahmat-mu kepada kami dan janganlah Engkau jadikan
harapan kami terbalik di sisimu. Berikanlah keberhasilan atas harapan-harapan
kami berupa ampunan dosa-dosa kami ( sama juga itu dosa besar ataupun dosa
kecil ). Dan jadikanlah hisabku tiada tertinggal dari rahmat dan ampunan-Mu
sedikitpun. Jadikanlah hisab kami hisab yang mudah dan sempurna dalam
hitungan kebaikannya ( menurut engkau ). Sebab adanya riwayat ‫أَن ا ِع ْن َد َظ ِّن َع ْبِدي ِبي‬
‫ َف ِإْن َظ َّن ِبْي َخ ْي ًر ا َف َل ُه الَخ ْي ُر َف اَل َت ُظ ُّن وا باهلل إاَّل َخ ْي ًر ا‬Sikapku tergantung bagaimana dugaan
hambaku, bila menduga baik maka akan kuberi kebaikan. Maka, jangan sekali pun
ada dugaan yang tak baik kepadaku. Sehingga ada seorang sufi besar asal
Baghdad bernama Ahmad bin Abi al-Hawari, pernah menyampaikan satu adagium
tentang ‫ حسن الظن‬kepada ‫ هللا‬yang ia peroleh dari sahabatnya yaitu Abdurrahman bin
Ahmad bin Athiyyah ad-Daraani yang berbunyi: ‫َم ْن َح َّسَن َظ َّنُه ِباِهلل َع َّز َو َج َّل ُثَّم اَل َي َخ اُف َهللا َفُهَو‬
‫ َم ْخ ُدْو ٌع‬Seorang hamba yang berbaik sangka kepada Tuhannya, kemudian
membuatnya berani untuk menabrak aturan ‫ هللا‬atau berani melanggar aturan ‫ هللا‬,
maka sungguh ia telah tertipu dan teperdaya.

‫َأْل‬ ‫ْلُط‬
‫ َص ْبًر ا َم َت ى َتْد ُعُه ا ْه َو اُل َي ْن َه ِز ِم‬# ‫َو ا ْف ِبَع ْب ِدَك ِفي الَّداَر ْي ِن ِإَّن َلُه‬
Berikanlah belas kasih kepada hamba-Mu di dunia dan akhirat # Sesungguhnya ia
punya kesabaran jika beberapa bencana menimpa lari tak tahan.

Keterangan: Bait ini adalah kelanjutan doa dari bait sebelumnya. Makna ‫ألطف‬
adalah ‫ إرف**ق‬dari masing-masing akar kata ‫ لطف‬yang menggunakan makna ‫رف**ق‬
artinya belas kasihan. Dan disini si penyair memilih kata ‫ بعبدك‬yang berarti hamba
karena sifat hamba ini adalah sifat yang mengandung unsur kesopanan yang
tinggi ( atau kata lainnya adalah tawadu' dan ‫ خض**وع‬yaitu menyerahkan diri
sepenuhnya ). Pengakuan seperti ini adalah pengakuan yang layak dalam bab
berdoa, sebab butuhnya seorang hamba kepada tuhannya. Jadi arti bait ini
adalah: Pandanglah hambamu ini dengan belas kasih yang terbaik didunia
maupun diakhirat. Apalagi disaat terjadinya beberapa perkara yang mengerikan
bagi hamba-hamba yang berdosa. Mereka yang melihat perkara-perkara tersebut
pasti akan lari ketakutan, kesabaran mereka kelihatannya tidak akan mampu
menahannya. Dan disaat itu pandanglah kami dengan belas kasihmu yang Maha
Luas.
Doa si penyair bukanlah tanpa alasan atau dasar, sebab dalam sebuah ayat
disebutkan ‫ َو َق اَل َر ُّب ُك ُم ٱْد ُع وِنٓى َأْس َت ِج ْب َلُك ْم‬Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Dan dalam ayat yang lain pula disebutkan

126
‫ َو ِإَذ ا َس َأَلَك ِع َب اِدى َع ِّن ى َف ِإِّن ى َق ِر يٌب ۖ ُأِج يُب َد ْع َو َة ٱلَّداِع ِإَذ ا َد َع اِن ۖ َفْلَي ْس َت ِج يُبو۟ا ِلى َو ْلُيْؤ ِم ُن و۟ا ِبى َلَع َّلُهْم َي ْر ُش ُدوَن‬Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka ( jawablah ),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
( segala perintah-Ku ) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran.

‫ َع َلى الَّن ِبِّي ِبُم ْن َهٍّل َو ُم ْن َس ِج ِم‬# ‫َو اْئَذ ْن ِلُسْح ِب َص اَل ٍة ِم ْن َك َد اِئَم ٍة‬
Dan izinkanlah untuk turunnya gumpalan awan shalawat yang abadi dari sisi-Mu #
atas Baginda Nabi layaknya hujan deras yang tiada henti.

Keterangan: Bait ini masih kelanjutan doa dari bait sebelumnya. Kata ‫ إذن‬disini
menggunakan makna ‫ إباح***ة‬artinya memperbolehkan. Jadi si penyair disini
mengakhiri bait qosidahnya dengan meminta agar sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi seraya berkata: ‫وائذن لسحب صالة… الخ‬
ya ‫ هللا‬, aku memohon kepada Engkau agar senantiasa melimpahkan sholawat
salam ( tambahan rahmat dan penghormatan ) yang bagaikan gumpalan awan
dan laksana hujan deras yang tiada henti itu selalu terhaturkan kepada Baginda
Nabi ‫ محمد‬yang mulia.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأْط‬ ‫ْل‬


‫ َو َر َب ا ِعْي َس َح اِدي ا ِعْي ِس ِبالَّن َغ ِم‬# ‫َم ا َر َّن َح ْت َع َذ َباِت ا َب اِن ِر ْيُح َص ًبا‬
Selama angin ‫ صبا‬itu berhembus menggoyangkan pohon-pohon Ban # Dan
selama penggembala senandungkan kidung merdu tuk senangkan untanya.

Keterangan: Doa sholawat dan salam itu juga selalu tercurahkan kepada Beliau
selama angin timur ( ‫ ) ريح صبا‬masih berhembus untuk menggerakkan dahan-
dahan pohon Ban ( ‫) البان‬. Dan juga selama penggembala hewan piaraan ( onta )
itu masih terus menyanyikan senandung nada merdu untuk hewan-hewannya
agar dia tetap bergembira.
Artinya permintaan sholawat dan salam dari si penyair itu untuk selamanya ( ‫) للتأبيد‬
dengan meminjam kata " selama berhembusnya angin timur " yakni angin yang
berhembus berlawanan dengan pintu ka'bah. Dan meminjam kata " selama
penggembala masih menyanyikan ontanya ". Karena keduanya itu tidak akan
pernah hilang dari kehidupan dunia ini.

‫ْل‬ ‫ْث‬ ‫َأ‬ ‫ُث‬


‫ َو َع ْن َع ِلٍّي َو َع ْن ُع َم اَن ِذي ا َك َر ِم‬# ‫َّم الِّر َض ا َع ْن ِبْي َب ْك ٍر َو َع ْن ُع َم ٍر‬
Kemudian keridhaan ‫ هللا‬semoga ( juga ) terlimpahkan kepada Abū Bakar, dan
‘Umar # dan Alī, dan ‘Utsmān yang pemurah.

Keterangan: Si penyair juga tidak lupa untuk mendoakan empat sahabat Baginda
Nabi yang menjadi pengganti beliau ( ‫ ) خلفاء الراشدين‬yakni sayyidina Abu Bakar as-
siddiq, sayyidina Umar al-faruq, sayyidina Utsmān yang pemurah dan sayyidina

127
Ali pembawa bendera ‫ رضي هللا عنهم أجمعين‬, seraya berkata: ya ‫ هللا‬, semoga ridho-Mu
juga tercurahkan kepada sayyidina Abu Bakar, sayyidina Umar, sayyidina Utsmān
dan sayyidina Ali.
Diantara bukti keutamaan sayyidina Abu Bakar as-siddiq ‫ رضي هللا عنه‬adalah ‫ِإْذ ُه َم ا ِفى‬
‫ ٱْلَغ اِر ِإْذ َي ُقوُل ِلَٰص ِح ِبِهۦ اَل َت ْح َز ْن ِإَّن ٱَهَّلل َمَع َن ا‬sedang dia adalah salah seorang dari dua orang
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya ‫ هللا‬beserta kita. Sebuah pengakuan
yang diabadikan oleh alquran terhadap beliau. Karena siapapun tahu bahwa salah
satu diantara dua orang yang berada didalam goa ( saat pergi hijrah ) itu adalah
sayyidina Abu Bakar as-siddiq. Dan juga riwayat ‫ عن النبي‬،‫عن ابن عباس رضي هللا عنهما‬
‫ ولكن أخي وصاحبي‬،‫ التخ**ذت أبا بكر‬،‫ لو كنت متخ**ذا من أمتي خليال‬:‫ قال‬،‫ صلى هللا عليه وسلم‬dari ‫عبدهللا بن‬
‫ عباس رضي هللا عنه‬dari Baginda Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda: jika aku menghendaki
untuk mengambil kekasih dari umatku maka aku akan mengambil Abu Bakar
sebagai kekasihku, tetapi dia adalah saudaraku dan sahabatku. Adapun nasab
sayyidina Abu Bakar yaitu: ‫عبد هللا بن عثمان بن عامر بن عمرو بن كعب بن سعد بن تيم بن مرة بن كعب‬
‫بن لؤي بن غالب بن فهر بن مالك بن النضر وهو قريش بن كنانة بن خزيمة بن مدركة بن إلي**اس بن مض**ر بن نزار‬
‫ بن معد بن عدنان التيمي القرشي‬. Jadi nasabnya sayyidina Abu Bakar itu bertemu dengan
Baginda Nabi pada kakeknya yang ke enam yaitu ‫ مرة بن كعب‬.
Diantara bukti keutamaan sayyidina Umar al-faruq adalah turunnya ayat ‫َو اَل ُتَص ِّل َع َلٰٓى‬
‫ َأَح ٍد ِّم ْن ُهم َّم اَت َأَب ًد ا َو اَل َت ُقْم َع َلٰى َق ْب ِر ِهٓۦۖ ِإَّن ُهْم َكَف ُرو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُس وِلِهۦ َو َم اُتو۟ا َو ُه ْم َٰف ِس ُقوَن‬Dan janganlah kamu
sekali-kali menyembahyangkan ( jenazah ) seorang yang mati di antara mereka,
dan janganlah kamu berdiri ( mendoakan ) di kuburnya. Sesungguhnya mereka
telah kafir kepada ‫ هللا‬dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik. Dan
juga riwayat ‫َح َّد َث َن ا َس ِع يُد ْبُن ُع َفْي ٍر َح َّد َث ِني الَّلْي ُث َح َّد َث ِني ُع َقْيٌل َع ْن اْب ِن ِش َه اٍب َق اَل َأْخ َبَر ِني َس ِع يُد ْبُن اْلُم َس َّيِب َأَّن َأَب ا‬
‫ُه َر ْي َر َة َق اَل َب ْي َن ا َن ْح ُن ُج ُلوٌس ِع ْن َد َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل َب ْي َن ا َأَن ا َن اِئٌم َر َأْي ُتِني ِفي اْلَج َّن ِة َفِإَذ ا اْم َر َأٌة َتَت َو َّض ُأ ِإَلى‬
‫َج اِنِب َق ْص ٍر ُقْلُت ِلَم ْن َه َذ ا اْلَقْص ُر َقاُلوا ِلُع َمَر ْب ِن اْلَخ َّط اِب َف َذ َك ْر ُت َغْي َر َت ُه َف َو َّلْي ُت ُم ْد ِبًر ا َق اَل َأُب و ُه َر ْي َر َة َف َب َك ى ُع َم ُر ْبُن‬
‫ اْلَخ َّط اِب ُثَّم َقاَل َأَع َلْي َك ِبَأِبي َأْن َت َو ُأِّمي َي ا َر ُسوَل ِهَّللا َأَغاُر‬Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin
‘Ufair, telah menceritakan kepadaku Al Laits, telah menceritakan kepada kami
‘Uqail, dari Ibnu Syihab, mengatakan, telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin
Musayyab, bahwasanya Abu Hurairah, menuturkan: ketika kami duduk-duduk di
dekat ‫رسول هللا ﷺ‬, beliau mengatakan:
“ketika aku tidur, kulihat diriku dalam surga, tiba-tiba ada seorang wanita
berwudhu disamping istana.Maka saya bertanya: milik siapa istana ini? Mereka
menjawab: Milik Umar bin Khattab! maka aku ingat kecemburuannya, sehingga
aku berbalik ke belakang. Kata Abu Hurairah:
maka Umar spontan menangis lalu berujar: apakah kepadamu, bapak dan ibuku
sebagai tebusanmu ya ‫ رسول هللا‬aku cemburu?. Adapun nasab sayyidina Umar
yaitu: ‫عمر بن الخّط اب بن ُنفيل بن عبد العّز ى بن رياح بن عبد هللا بن قرط بن رزاح بن عدّي بن كعب بن لؤي بن‬
‫ غالب القرش**ي الع**دوّي‬. Jadi nasabnya sayyidina Umar itu bertemu dengan Baginda
Nabi pada kakeknya yang bernama ‫ كعب بن لؤي‬.
Diantara bukti keutamaan sayyidina Utsmān ‫ رض**ي هللا عنه‬adalah dawuhnya ibnu
Umar bahwa ayat ‫ ( َأَّمْن ُه َو َٰق ِنٌت َء اَن ٓاَء ٱَّلْي ِل َس اِج ًد ا َو َق ٓاِئًما َي ْح َذ ُر ٱْل َء اِخَر َة َو َي ْر ُجو۟ا َر ْح َم َة َر ِّبِهۦ‬Apakah

128
kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?, itu turun untuk sayyidina Utsmān
‫رضي هللا عنه‬. Dan juga sebuah riwayat ‫َح َّد َث َن ا َي ْح َي ى ْبُن َي ْح َي ى َو َي ْح َي ى ْبُن َأُّيوَب َو ُقَت ْي َب ُة َو اْبُن ُحْج ٍر َق اَل‬
‫َي ْح َي ى ْبُن َي ْح َي ى َأْخ َبَر َن ا و َق اَل اآْل َخ ُروَن َح َّد َث َن ا ِإْس َم ِعيُل َي ْع ُنوَن اْب َن َج ْع َفٍر َع ْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َأِبي َح ْر َم َل َة َع ْن َع َط اٍء َو ُس َلْي َم اَن‬
‫اْب َن ْي َيَس اٍر َو َأِبي َس َلَم َة ْب ِن َع ْبِد الَّر ْح َم ِن َأَّن َعاِئَش َة َق اَلْت َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ُمْض َط ِج ًع ا ِفي َب ْيِتي َك اِش ًفا‬
‫َع ْن َف ِخ َذ ْيِه َأْو َس اَق ْيِه َف اْس َت ْأَذ َن َأُبو َب ْك ٍر َف َأِذَن َلُه َو ُه َو َع َلى ِتْلَك اْلَح اِل َفَت َح َّد َث ُثَّم اْس َت ْأَذ َن ُع َم ُر َف َأِذَن َلُه َو ُه َو َك َذ ِلَك َفَت َح َّد َث ُثَّم‬
‫اْس َت ْأَذ َن ُع ْث َم اُن َف َج َلَس َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َس َّو ى ِثَي اَب ُه َق اَل ُم َح َّم ٌد َو اَل َأُقوُل َذ ِلَك ِفي َي ْو ٍم َو اِحٍد َف َد َخ َل َفَت َح َّد َث‬
‫َف َلَّما َخ َر َج َق اَلْت َعاِئَش ُة َد َخ َل َأُبو َب ْك ٍر َفَلْم َت ْه َت َّش َلُه َو َلْم ُتَباِلِه ُثَّم َد َخ َل ُع َم ُر َف َلْم َت ْه َت َّش َلُه َو َلْم ُتَباِلِه ُثَّم َد َخ َل ُع ْث َم اُن َف َج َلْس َت‬
‫ َو َس َّو ْيَت ِثَي اَب َك َفَق اَل َأاَل َأْس َت ِحي ِمْن َر ُج ٍل َت ْس َت ِحي ِم ْن ُه اْلَم اَل ِئَك ُة‬Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Yahya dan Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr. Yahya bin
Yahya berkata; Telah mengabarkan kepada kami Sedangkan yang lainnya
berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari ‫ محمد‬bin Abu
Harmalah dari 'Atha dan Sulaiman -kedua anak Yasar dan Abu Salamah bin
'Abdur Rahman bahwa 'Aisyah berkata; 'Pada suatu ketika ‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
sedang berbaring di rumah saya dengan membiarkan kedua pahanya atau kedua
betisnya terbuka. Tak lama kemudian, Abu Bakar minta izin kepada ‫ رسول هللا‬untuk
masuk ke dalam rumah beliau. Maka ‫ رسول هللا‬pun mempersilahkannya untuk
masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan terus berbincang-bincang
( tentang suatu hal ). Lalu Umar bin Khaththab datang dan meminta izin kepada
‫ رسول هللا‬untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka ‫ رسول هللا‬pun
mempersilahkannya untuk masuk dalam kondisi beliau tetap seperti itu dan terus
berbincang-bincang ( tentang suatu hal ). Kemudian Utsman bin Affan datang dan
meminta izin kepada beliau untuk masuk ke dalam rumah beliau. Maka ‫رسول هللا‬
pun mempersilahkannya untuk masuk seraya mengambil posisi duduk dan
membetulkan pakaiannya. ‫ محمد‬berkata; Saya tidak mengatakan hal itu pada hari
yang sama. Lalu Utsman masuk dan langsung bercakap-cakap dengan beliau
tentang berbagai hal. Setelah Utsman keluar dari rumah, Aisyah bertanva; "Ya
‫ رسول هللا‬, tadi ketika Abu Bakar masuk ke rumah engkau tidak terlihat tergesa-gesa
untuk menyambutnya. Kemudian ketika Umar datang dan masuk, engkaupun
menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Akan tetapi ketika Utsman bin Affan
datang dan masuk ke rumah maka engkau segera bangkit dari pembaringan dan
langsung mengambil posisi duduk sambil membetulkan pakaian engkau.
Sebenarnya ada apa dengan hal ini semua ya ‫ ? رسول هللا‬Lalu ‫ رسول هللا‬menjawab:
"Hai Aisyah, bagaimana mungkin aku tidak merasa malu kepada seseorang yang
para malaikat saja merasa malu kepadanya?. Adapun nasab sayyidina Ustman
yaitu: ‫ عثمان بن عّف ان بن أبي الع**اص بن أمّي ة بن عبد ش**مس بن عبد مناف القرش**ي‬. Jadi nasabnya
sayyidina Ustman itu bertemu dengan Baginda Nabi pada kakeknya yang
bernama ‫ عبد مناف‬.
Diantara bukti keutamaan sayyidina Ali ‫ كرم هللا وجهه‬adalah turunnya ayat ‫ِلَن ْج َع َلَه ا َلُك ْم‬
‫ َت ْذ ِكَر ًة َو َت ِعَيَه ٓا ُأُذ ٌن َٰو ِع َي ٌة‬Agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar
diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. Sehingga layaklah apabila

129
Baginda Nabi bersabda: ‫ َاَن ا َم ِدْي َن ُة اْلِع ْلِم َو َع ِلُّي َب اُبَه ا‬Aku adalah kota ilmu sedangkan ali
adalah pintunya. Dan riwayat dari sayyidah Aisah ‫ رض**ي هللا عنها‬saat bertanya
kepada Baginda Nabi ‫ ألست سيد العرب‬apakah engkau tidak Tuan-nya orang arab?
Lalu Baginda Nabi menjawab: ‫ أنا سيد ولد أدم وعلي سيد الع**رب‬aku adalah Tuan-nya
semua manusia, sedangkan Ali itu adalah Tuan-nya orang arab. Adapun nasab
sayyidina Ali yaitu: ‫ علي بن أبي طالب بن عبد المطلب‬. Jadi nasabnya sayyidina Ali itu
bertemu dengan Baginda Nabi pada kakeknya yang pertama ‫ عبد المطلب‬.

‫ْل‬ ‫ْل ْل‬ ‫َأ‬ ‫ُث‬ ‫آْل‬


‫ ْه ُل الُّتَقى َو الَّنَقا َو ا ِح ِم َو ا َك َر ِم‬# ‫َو ا ِل َو الَّصْح ِب َّم الَّت اِبِعْي َن َفُهْم‬
Dan juga keluarga dan sahabatnya kemudian para tābi‘īn # Karena mereka itulah
ahli taqwā ( mereka orang ) bersih, penyantun, lagi dermawan.

Keterangan: Tidak lupa juga si penyair mendoakan seluruh keluarga Baginda


Nabi, semua para sahabat, kemudian ‫ تابعين‬yaitu orang-orang yang mengikuti
( menjadi murid ) para sahabat, seraya berkata: ya ‫ هللا‬, limpahkanlah juga ridho-
Mu kepada para keluarga Baginda Nabi, semua sahabat dan ‫ تابعين‬. Karena
mereka adalah orang-orang yang bertakwa kepada ‫ هللا‬, mereka adalah orang-
orang yang wira'i, orang-orang yang zuhud, orang-orang yang imannya sangat
kuat dan bersih hatinya, suka memberi serta menyantuni, lagi dermawan.
Diantara bukti keutamaan keluarga Baginda Nabi adalah ayat ‫ُقل ٓاَّل َأْس َٔـُلُك ْم َع َلْيِه َأْج ًر ا ِإاَّل‬
‫ ٱْلَم َو َّدَة ِفى ٱْل ُق ْر َب ٰى‬Katakanlah! Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas
seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan ( keluargaku ). Dan juga
riwayat ‫ َع ْن َس ِعيِد‬, ‫ نا َأُبو الَّصْه َب اِء‬: ‫ َقاَل‬, ‫ نا اْلُح َس ْيُن ْبُن َأِبي َج ْع َف ٍر‬, ‫ نا ُمْس ِلُم ْبُن ِإْب َر اِهيَم‬, ‫َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن اْلَف َر ِج‬
‫ َم ْن َر ِكَب ِفيَه ا‬, ‫ " َم َث ُل َأْه ِل َب ْيِتي َك َم َث ِل َس ِفيَن ِة ُن وٍح‬: ‫ َق اَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه‬: ‫ َق اَل‬, ‫ َع ِن اْب ِن َع َّباٍس‬, ‫ْب ِن ُج َب ْي ٍر‬
‫ َو َم ْن َتَخ َّلَف َع ْن َه ا َغ ِر َق‬, ‫ " َن َج ا‬Dari sahabat Ibnu Abbas ra. ia berkata: bahwa Rasul Saw.
Bersabda : “ Perumpamaan atau kedudukan Ahlul Bait-ku itu seperti kapalnya
Nabi Nuh, barangsiapa yang naik di dalamnya, ia akan selamat, dan barangsiapa
yang enggan dan terlambat, ia akan celaka.
Diantara bukti keutamaan para sahabat dan ‫ ( تابعين‬sekaligus ) adalah ayat ‫َو الَّساِبُقوَن‬
‫اَأْلَّو ُلوَن ِمَن اْلُم َه اِج ِر يَن َو اَأْلْن َص اِر َو اَّلِذيَن اَّت َب ُعوُه ْم ِبِإْح َس اٍن َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُهْم َو َر ُضوا َع ْن ُه َو َأَع َّد َلُهْم َج َّن اٍت َت ْج ِر ي َت ْح َت َه ا‬
‫َٰذ‬
‫ اَأْلْن َه اُر َخ اِلِديَن ِفيَه ا َأَب ًد اۚ ِل َك اْلَف ْو ُز اْلَع ِظ يُم‬Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-
tama ( masuk Islam ) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, ‫ هللا‬ridha kepada mereka dan merekapun ridha
kepada ‫ هللا‬dan ‫ هللا‬menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah
kemenangan yang besar. Dan juga riwaya ‫ بأِّيهم اقَت َد ْيتم اهَت َد ْي ُتم‬، ‫ أصحابي كالُّن جوِم‬Sahabat-
sahabatku laksana bintang-bintang ( di langit ) dimanapun para sahabat itu kamu
ikuti ( maka dengan sendirinya ) kamu akan mendapatkan petunjuk ( kamu akan
mendapatkan hidayah serta mendapatkan arahan ). Dan riwayat yang lain pula
‫َح َّد َث َن ا ُم َح َّم ُد ْبُن َك ِثيٍر َأْخ َبَر َن ا ُس ْف َي اُن َع ْن َم ْن ُصوٍر َع ْن ِإْب َر اِهيَم َع ْن َع ِبيَدَة َع ْن َع ْبِد ِهَّللا َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه َع ْن الَّن ِبِّي َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َق اَل َخ ْيُر الَّن اِس َق ْر ِني ُثَّم اَّلِذيَن َي ُلوَن ُهْم ُثَّم اَّلِذيَن َي ُلوَن ُهْم ُثَّم َي ِج يُء َأْق َو اٌم َت ْس ِبُق َش َه اَد ُة َأَح ِدِه ْم َيِم يَن ُه َو َي ِميُنُه َش َه اَد َت ُه‬

130
‫ َق اَل ِإْب َر اِهيُم َو َك اُنوا َي ْض ِر ُبوَنَن ا َع َلى الَّش َهاَدِة َو اْلَع ْه ِد‬Telah menceritakan kepada kami ‫ محمد‬bin
Katsir, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari
'Ubaidah dari ‫ عبدهللا رض**ي هللا عنه‬dari Nabi ‫ صلى هللا علي**ه وسلم‬bersabda: "Sebaik-baik
manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku ( generasiku yakni para
sahabat ) kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah
mereka. Kemudian akan datang sebuah kaum yang persaksian seorang dari
mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya".
Ibrahim berkata; "Dahulu, mereka ( para shahabat ) mengajarkan kami tentang
bersaksi dan memegang janji ( Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian
dan persaksian ).
Dari dua bait diatas ini bisa difahami bahwa si penyair adalah seorang ulama yang
bermadzhab ‫ اهل السنة والجماعة‬karena saat mendoakan serta menghormati semua
sahabat dan keluarga Baginda Nabi itu beliau tidak membedakan antara mereka.

‫ْل‬ ‫ِّل‬ ‫ْل‬


‫ َو اْغ ِفْر َلَن ا َم ا َمَض ى َي ا َو اِس َع ا َك َر ِم‬# ‫َي ا َر ِّب ِبا ُمْص َط َفى َب ْغ َم َقاِص َد َن ا‬

Wahai Tuhanku, dengan ( wasilah ) ‫ المصطفى‬sampaikanlah segala maksud tujuan


kami # Dan ampunilah bagi kami atas dosa-dosa yang telah lalu, wahai Tuhan
Yang Maha Pemurah.

Keterangan: Dalam bait ini si penyair ketika mengakhiri doanya itu kembali
berwasilah kepada Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬dengan menggunakan salah
satu nama beliau ‫ المصطفى‬. Karena cara itu adalah salah satu sopan santun dalam
berdoa yang digambarkan oleh sebuah riwayat ‫عن َفَص اَلَة بن ُع َب يْد رضى هللا عنهما َقاَل َس ِمَع‬
‫َر ُسْو َل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َر ُج ًال َي ْد ُعْو ِفْى َص َالِتِه َلْم َي ْح َم ِد َهللا َت َع اَلى َو َلْم ُيَص ِّل َع َلى الَّن ِبِّي صلى هللا علي**ه وسلم‬
‫ َعَّج َل َه َذ ا‬dari fasolah bin 'ubaid berkata: Baginda Nabi mendengar ada seseorang
yang sedang berdoa tapi tidak dibuka dengan memuji ‫ هللا سبحانه وتع**الى‬dan tanpa
membaca shalawat. Nabi bersabda: Orang ini terburu-buru. ‫ُثَّم َد َع اُه َفَقاَل َلُه َاْو ِلَغ ْي ِر ِه ِاَذ ا‬
‫َص َّلى َاَح ُد ُك ْم َف ْلَي ْبَد ْأ ِبَت ْح ِمْيِد َر ِّبِه ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َو الَّث َن اِء َع َلْيِه ُثَّم ُيَص ِّلى َع َلى الَّن ِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُثَّم َي ْد ُعْو َب ْع ُد ِبَم ا‬
‫ رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح‬، ‫ َش اَء‬Kemudian baginda Nabi mengundang orang
itu, lalu ia atau orang lainnya dinasihati: Jika di antara kalian berdoa, maka
dahulukanlah memuji kepada ‫ هللا سبحانه وتعالى‬, kemudian membaca shalawat kepada
Baginda Nabi ‫ صلى هللا علي***ه وسلم‬, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang
dikehendaki. Jadi arti bait ini adalah: ya Tuhan kami, dengan wasilah ( ‫) المصطفى‬
orang yang telah engkau pilih ( diantara beberapa orang yang terpilih )
sampaikanlah maksud dan tujuan kami. Kabulkanlah semua hajat kami.
Permudahkanlah segala urusan kami. Berikanlah jalan keluar terbaik untuk
masalah-masalah kami. Sama juga hal itu berkaitan dengan urusan dunia kami
atau urusan akhirat kami. Pandanglah kami dengan pandangan kasih sayang.
Kemana lagi kami harus mengadu atas segala kebutuhan kami jika tidak kepada
engkau ya ‫ رب‬. Kepada siapa lagi kami harus matur, merendahkan diri dalam doa
ini jika tidak kepada engkau ya ‫ رب‬. Ampunilah kami ‫واغفر لنا ما مض*ى ي*ا واسع الكرم‬

131
ampunilah segala dosa dan kesalahan kami yang telah lewat, dosa-dosa yang
telah kami lakukan dimasa lampau, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

‫ْل‬ ‫َأْل‬ ‫ْل‬ ‫ُل‬ ‫ْل‬


‫ َي ْت ْو ُه ِفي ا َم ْس ِج ِد ا ْق َص ى َو فِي ا َح َر ِم‬# ‫َو اْغ ِفْر ِإَلِه ْي ِلُك ِّل ا ُمْس ِلِمْي َن ِبَم ا‬

Ampunilah wahai Tuhanku, semua kaum muslimin # Berkat apa yang mereka
baca di Masjid-il-Aqshā dan Masjid-il-Ḥaram.

Keterangan: Wahai Tuhanku yang Maha Penyayang, dan juga berikanlah


ampunan itu kepada seluruh saudara muslim kami, semua saudara yang seiman
dengan kami. Berikanlah ampunan juga kepada orang-orang yang mempunyai
hak-hak pada kami atau kami yang punya hak-hak kepada mereka. Ya ‫رب‬
ampunilah semuanya dengan berkat apa-apa yang telah di baca di ‫مسجد األقصى‬
Palestina dan ‫ مسجد الح**رم‬Makkah serta semua bacaan dan niatan yang mereka
curahkan di ‫ مسجد النبوي‬, di ‫ روضة شريفة‬dan di depan makom Baginda Nabi ‫صلى هللا عليه‬
‫ وسلم‬.

‫ْل‬ ‫َأ‬
‫ َو اْس ُمُه َقَسٌم ِمْن ْع َظ ِم ا َقَس ِم‬# ‫ِبَج اِه َم ْن َب ْي َت ُه ِفْي َط ْي َب ٍة َح َر ٌم‬

Dengan ( wasilah ) keagungan seorang Nabi yang rumah-Nya menjadi tempat


suci # Dan nama-Nya menjadi sumpah yang paling agung .

Keterangan: Kembali disini si penyair berwasilah kepada Baginda Nabi agar


menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang butuh perantara dalam berdoa
kepada orang yang lebih dekat derajatnya dengan dzat yang di mintai. Bukan
berarti si penyair tidak percaya diri sebagai orang yang patut untuk meminta atau
berdoa sendiri. Akan tetapi sopan santun ( rendah diri ) yang beliau tampakkan
sebagai seorang hamba yang penuh dosa dan kesalahan itu lebih baik mencari
perantara yang di atasnya. Dan agar doa itu lebih bisa diharapkan kobulnya.
Sementara hal itu juga tidak dilarang, bahkan itu adalah sesuatu yang baik seperti
keterangan yang telah lewat ( dalam wasilahnya para sahabat ). Sekaligus juga
pelajaran bagi kita untuk mengikuti cara beliau dalam berpasrah diri sebagai
seorang hamba yang benar-benar butuh pertolongan kepada orang yang lebih
baik dalam segalanya yakni Baginda Nabi ‫ محمد صلى هللا عليه وسلم‬. Selain juga hal itu
menunjukkan rasa cinta yang tulus kepada beliau.

‫ْل‬ ‫ْل‬
‫ َو ا َح ْمُد ِهلل ِفْي ِبْد ٍء َو ِفْي َخ َت ِم‬# ‫َو هِذِه ُبْر َد ُة ا ُم ْخ َت اِر َقْد ُخ ِتَم ْت‬

Inilah qosidah Burdah bagi Nabi pilihan yang sungguh telah berakhir # Maka
segala puji bagi ‫ هللا‬di awal dan di akhir.

132
Keterangan: Beliau si penyair juga mengakhiri qosidah burdahnya dengan memuji
‫هللا‬ yang telah melimpahkan segala nikmat dan hidayahnya sehingga
( khususnya ) si penyair bisa menyelesaikan bait-bait qosidahnya dengan indah
dan teratur, bahkan nikmat yang agung bagi beliau adalah bisa sembuh dari sakit
‫ فالج‬. Beliau telah berusaha ( ‫ ) اختيار‬untuk kesembuhan penyakit tersebut dengan
pergi ke beberapa dokter, namun mereka telah menyerah. Sehingga dengan cara
berwasilah seperti inilah yang beliau pilih, dan ‫ ( الحمد هلل‬segala puji bagi ‫ ) هللا‬hingga
beliau akhirnya sembuh.

‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬


‫ َف ِّر ْج ِبَه ا َك ْر َب َن ا َي ا َو اِس َع ا َك َر ِم‬# ‫ْب َي اُتَه ا َقْد َتْت ِس ِّت ْي َن َم ْع ِماَئ ٍة‬
Bait-baitnya sebanyak seratus enam puluh (tujuh – tambahan) # lapangkanlah
segala gelisah kami dengan ( wasilah burdah beliau ), wahai Tuhan Yang Maha
Luas kemurahan-Nya.

Keterangan: Bait qosidah burdah ini berjumlah 167, dengan harapan ‫َف ِّر ْج ِبَه ا َك ْر َب َن ا‬
lapangkanlah segala kegelisahan kami dengan wasilah beliau Baginda Nabi ‫محمد‬
‫ صلى هللا عليه وسلم‬, dengan wasilah membaca qosidah burdah ini, dengan wasilah
mendengarkan lantunan qosidah burdah ini, dengan wasilah menulis terjemahan
qosidah burdah ini, maka terima dan kabulkanlah semua hajat kami ‫َي ا َو اِس َع اْلَك َر ِم‬
Wahai Tuhan Yang Maha Luas kemurahan-Nya. ‫ امين امين يا رب العالمين ويا مجيب السائلين‬.

Sebagian besar terjemahan ini di ambil dari karangan ‫ الشيخ إبراهيم الباجوري‬dan ‫الشيخ‬
‫ خالد األزهري‬.
Semoga bermanfaat untuk kami dan orang-orang yang sepadan dengan kami,
khususnya bagi mereka yang membutuhkan.
Semoga pahalanya tersampaikan kepada kedua orang tua kami, guru-guru kami,
para pembimbing kami dan seluruh kaum muslimin dan kami sendiri serta
keluarga dan keturunan kami. ‫آمين يارب العالمين‬

‫ هجرية‬١٤٤٤ ‫ شعبان‬٢١
٢٠٢٣ ‫ مارس‬١٤ ‫الموافق‬
‫الفقير الى عفو ربه محمد مفتاح الهدى بن مشهودي بن دحالن بن معروف‬

133
Pencari kesembuhan dengan perantara qosidah Burdah

134

You might also like