You are on page 1of 12

INTERAKSI OBAT DENGAN

PENYAKIT
PETA KONSEP
Apa itu
interaksi obat?

Interaksi
obat dengan
PETA penyakit

KONSEP

Jenis2
interaksi
obat
Level
kemaknaan
klinis IO
DEFINISI INTERAKSI OBAT

Apa itu
interaksi
Interaksi obat merupakan perubahan
aktivitas farmakologi suatu obat
obat??
Karena pemakaian bersamaan
dengan obat lain ataupun dengan
agen kimia lain. Interaksi obat dapat
mengurangi efek obat atau
meningkatkan toksisitas. Dalam
beberapa hal, interkasi obat dapat
menguntungkan tetapi interaksi obat
dapat menjadi merugikan bahkan
berbahaya bagi kesehatan
MEKANISME INTERAKSI OBAT

Mekanisme IO
Interaksi Interaksi
dapat terjadi
Farmaseutik Farmakokinetik
secara:

Terjadi di luar tubuh Interaksi


sebelum obat Farmakodinamik
Interaksi yang
diberikan antara obat
yang tidak dapat terjadi jika salah
bercampur satu obat
(inkompatibel). mempengaruhi :
Pencampuran obat 1. Absorbsi
tersebut menyebabkan adalah interaksi dimana efek dari suatu 2. Distribusi
terjadinya interaksi obat diubah oleh obat lain pada tempat
3. Metabolisme
langsung secara fisik aksinya, sehingga memberikan efek:
1. aditif/sinergis 4. ekskresi
atau kimiawi
2. Antagonis
3. Seretonim
4. Uptake neurotransmitter
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Usia
2. Genetik

Faktor- faktor yang 3. Penyakit


mempengaruhi 4. Komsumsi alkohol
interaksi obat
5. Merokok
6. Makanan
7. lingkungan
LEVEL KEMAKNAAN KLINIS
Hindari Kombinasi, risiko yang
merugikan pasien lebih besar
dari manfaat

1
Sebaiknya hindari kombinasi,
Tidak dibutuhkan penggunaan kombinasi hanya
tindakan. Risiko dapat dilakukan pada
yang mungkin Level Kemaknaan Klinis keadaan khusus. Penggunaan
4 Interaksi Obat 2 obat alternatif dapat
timbul relatif kecil.
Potensi bahaya pada dilakukan jika
memungkinkan. Pasien harus
pasien rendah dan
dipantau dengan sebaik-
tidak ada tindakan baiknya jika obat tetap
spesifik yang 3 diberikan
direkomendasikan.
Minimalkan risiko, ambil
tindakan yang perlu untuk
meminimalkan resiko
JENIS- JENIS INTERAKSI OBAT

1. Interaksi pada fase absorbsi


2. Interaksi pada fase distribusi
3. Interaksi pada fase metabolisme
4. Interaksi pada fase ekskresi
5. Interaksi Obat-Obat
6. Interaksi Obat-Makanan dan
Minuman
7. Interaksi Obat-Herbal
8. Interaksi Obat-Penyakit
9. Interaksi Obat-Uji Laboratorium
INTERAKSI OBAT DENGAN PENYAKIT
Interaksi obat dengan penyakit dikatakan terjadi ketika suatu obat yang
digunakan memiliki potensi untuk membuat penyakit yang telah ada
sebelumnya menjadi semakin parah
pasien yang rentan terhadap interaksi
obat adalah:

1. Pasien lanjut usia (Pasien Geriatri)


2. Pasien dengan penyakit akut
3. Pasien dengan penyakit yang tidak
stabil
4. Pasien yang mempunyai gangguan
fungsi ginjal dan hati
5. Pasien yang dirawat oleh lebih dari
satu dokter
6. Pasien dengan terapi yang tergantung
obat
CONTOH KASUS

Interaksi obat dengan penyakit pada pasien


geriatri

Penyakit atau keluhan yang umum diderita oleh pasien geriatri


adalah penyakit reumatik, hipertensi, penyakit jantung, penyakit
paru (dyspnea/bronchitis), gagal ginjal, diabetes melitus, jatuh (falls),
paralisis/lumpuh separuh badan, TBC paru, patah tulang dan
kanker.
Pada pasien geriatri, berbagai perubahan fisiologik pada organ dan
sistem tubuh akan mempengaruhi tanggapan tubuh terhadap obat.
Berbagai perubahan tersebut dalam istilah farmakologik dikenal
sebagai perubahan dalam hal farmakokinetik, farmakodinamik
dan hal khusus lain yang mengubah perilaku obat di dalam tubuh
LANJUTAN
LANJUTAN
Pada Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 7 kejadian kasus interaksi obat
dengan penyakit yang efeknya terjadi pada pasien geriatri sesuai dengan yang tertulis
di literatur, dimana sekitar 57% adalah interaksi antara furosemid dengan penyakit
ginjal dan masing-masing sekitar 14% adalah interaksi antara captopril, lisinopril dan
valsartan dengan penyakit ginjal.
Interaksi obat dengan penyakit yang efeknya terjadi pada pasien geriatri sesuai dengan yang
tertulis di literatur adalah interaksi yang melibatkan penyakit ginjal dengan beberapa obat, yaitu
furosemid, captopril, lisinopril dan valsartan. Interaksi ini terjadi karena obat-obat tersebut
dapat memperburuk penyakit ginjal yang telah ada sebelumnya yang terlihat dari meningkatnya
kadar serum ureum dan serum kreatinin (Drug Information Handbook, 2009). Hasil pengamatan
menunjukkan empat orang yang menggunakan furosemid dan masing-masing satu orang yang
menggunakan captopril, lisinopril dan valsartan, dan sebelumnya telah mengalami gangguan
fungsi ginjal, mengalami peningkatan kadar serum ureum dan serum kreatinin selama empat
sampai lima hari penggunaan obat-obat tersebut. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan
bahwa semua interaksi obat dengan penyakit yang terjadi ini termasuk dalam interaksi level
kemaknaan klinis 3, dimana diperlukan suatu tindakan untuk meminimalkan risiko dari
interaksi tersebut. Adapun tindakan yang direkomendasikan adalah pemantauan fungsi ginjal
pasien secara berkala atau bahkan penghentian penggunaan obat tersebut pada pasien jika
terjadi penurunan fungsi ginjal yang signifikan. Meskipun ada beberapa faktor lain yang
menyebabkan peningkatan kadar serum ureum dan serum kreatinin pada pasien geriatri yang
diamati, namun interaksi obat yang terjadi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab
peningkatan tersebut sehingga sebaiknya tetap menjadi perhatian para ahli medis di rumah

You might also like