You are on page 1of 17

Pertemuan 5

SNMP
Model OSI
Model OSI

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model


for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan
yang dikembangkan oleh badan International Organization for
Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri
merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model
ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI
seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan
komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI
berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk
menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda.
Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak
protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol
yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling
berkomunikasi.
Model OSI

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk


mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada
kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu
disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1. Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model
referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh
Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan.
Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer
digunakan.
2. Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi
(seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap
kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan
koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
3. Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol
jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi
kurang diminati.
Model OSI

Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol


OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun
1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang
disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile
(GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun
1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference
model jarang dijumpai di luar Eropa.

OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal
dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam
jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam
dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network
Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack)
mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan
sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol
jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan
berinteraksi.
Model OSI

OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut


Model OSI
SNMP
Manajemen Jaringan

Protokol manajemen jaringan yang paling umum


digunakan adalah:
 Simple Network Management Protocol (SNMP)
SNMP merupakan protokol yang paling banyak digunakan
pada lingkungan jaringan lokal (LAN). Sedangkan, CMIP
digunakan pada lingkungan telekomunikasi, dimana
jaringan lebih besar dan kompleks.
 Common Management Information Protocol (CMIP)
SNMP

 SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang


untuk memberikan kemampuan kepada pengguna
untuk memantau dan mengatur jaringan
komputernya secara sistematis dari jarak jauh atau
dalam satu pusat kontrol saja. Pengolahan ini
dijalankan dengan menggumpulkan data dan
melakukan penetapan terhadap variabel-variabel
dalam elemen jaringan yang dikelola.
Konsep SNMP
 SNMP digunakan untuk me-manage perangkat yang
berada di dalam internet
 SNMP menyediakan sekumpulan operasi dasar untuk
memantau (monitoring) dan me-maintain internet
 SNMP menggunakan konsep manager dan agent
 Manager (biasanya berupa suatu host) mengendalikan dan
memantau sekumpulan agent
Elemen-elemen SNMP 

 Manajer adalah pelaksana dan manajemen


jaringan. Pada kenyataannya manager ini
merupakan komputer biasa yang ada pada
jaringan yang mengoperaksikan perangkat lunak
untuk manajemen jaringan. Manajer ini terdiri
atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi
dengan agen-agennya dan dalam jaringan.
Manajer akan mengumpulkan informasi dari agen
dari jaringan yang diminta oleh administrator saja
bukan semua informasi yang dimiliki agen.
Elemen-elemen SNMP 

 MIB atau Manager Information Base, dapat


dikatakan sebagai struktur basis data variabel dari
elemen jaringan yang dikelola. Struktrur ini
memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi
setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan
dengan mudah.
 Agent menyimpan informasi performance di dalam suatu database
 Manager dapat mempunyai akses terhadap nilai (value) yang terdapat di
dalam database tersebut
 Misalnya sebuah router menyimpan informasi variabel jumlah paket
yang diterima dan jumlah paket yang di-forward; manager dapat
mengambil dua informasi tersebut lalu membandingkannya untuk
mengambil keputusan apakah router tersebut sedang berada di dalam
kondisi kongesti atau tidak
 Manager dapat pula menyuruh router (host) untuk melakukan aksi tertentu
 Agent dapat pula berkontribusi terhadap proses manajemen
 Program server yang berjalan di agent dapat mengecek kondisi router
dan bila ditemukan gejala yang tidak biasa, maka agent dapat
mengirimkan pesan peringatan (warning message) yang disebut trap ke
manager
 Dengan kata lain, proses manajemen SNMP menggunakan tiga ide dasar:
 Suatu manager mengecek suatu agent dengan cara meminta informasi
kelakuan agent
 Suatu manager dapat memaksa agent untuk melaksanakan tugas tertentu
dengan me-reset nilai (value) di dalam database agent
 Agent berkontribusi terhadap proses manajemen dengan
memperingatkan manager bila terdapat situasi yang tidak biasa
Protokol SNMP

 Untuk dapat berkomunikasi antara stasiun


manajemen dan agen, maka SNMP memerlukan
protokol. Cara yang biasa dipakai SNMP adalah
stasiun manajemen mengirim permintaan
(request) ke agen tentang informasi atau
memerintahnya untuk melakukan pembaharuan
keadaannya dengan cara-cara tertentu. Idealnya,
agen cukup menjawab pertanyaan yang diminta
atau mengkonfirmasikan bahwa agen telah
melakukan pembaharuan keadaan sesuai dengan
permintaan manajer.
 GetRequest
 Dikirimkan oleh manager (client) ke agent (server) untuk mengambil nilai dari satu
atau sekumpulan variabel
 GetNextRequest Dikirimkan oleh manager (client) ke agent (server) untuk
mengambil nilai dari satu variabel
 Nilai yang terambil adalah nilai object diikuti entry di dalam tabel
 Jika manager tidak mengetahui index dari entry, manager tidak akan dapat
mengambil nilai
 Meskipun demikian, manager dapat menggunakan GetNextRequest dan mendefinisikan ObjectId
dari tabel
 Karena entry pertama memiliki ObjectId segera setelah ObjectId tabel, maka nilai yang terdapat pada entry
pertama akan dikembalikan; manager dapat menggunakan ObjectId ini untuk mengambil nilai berikutnya
dst.
 GetBulkRequest
 Dikirimkan oleh manager ke agent untuk mengambil data yang besar
 Lebih baik digunakan daripada mengirimkan GetRequest dan GetNextRequest yang
berulang
 SetRequest
 Dikirimkan oleh manager ke agent untuk menyimpan nilai ke dalam suatu variabel
 Response
 Dikirimkan dari suatu agent ke manager sebagai tanggapan terhadap
GetRequest atau GetNextRequest
 Mengandung nilai variabel yang diminta manager

 Trap
 Dikirimkan dari agent ke manager sebagai laporan dari suatu event

 InformRequest
 Dikirimkan dari satu manager ke manager lainnya (remote manager)
untuk memperoleh nilai variabel dari agent yang dikendalikan oleh
manager lain
 Remote manager menanggapinya dengan response

 Report
 Dirancang untuk melaporkan beberapa jenis error antar manager

You might also like