You are on page 1of 41

Laporan Praktikum

BOTANI FARMASI
“JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN PENGANGKUT”

OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : B-S1 FARMASI 2022
ASISTEN : HASRITA SAMUDI, S.Farm

LABORATORIUM BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
Lembar Pengesahan

BOTANI FARMASI
“JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN PENGANGKUT”

OLEH :
KELOMPOK IV (EMPAT)
KELAS B-S1 FARMASI 2022

1. ARIEF SURYANA PAPUTUNGAN (821422043)


2. NI WAYAN SELVIANI (821422026)
3. NUR FITRAH RAMDAWATI DAUD (821422033)
4. NUR FADHILAH LAURINA (821422039)
5. YUKRANIA BASRI (821422045)

Gorontalo, November 2022


NILAI
Mengetahui
Asisten,

HASRITA SAMUDI, S.Farm


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kepada sang maha kuasa, karena atas rahmat dan
berkatnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan praktikum
ini disusun untuk melengkapi tugas praktikum botani farmasi dan menambah
wawasan kami sebagai mahasiswa.
Dalam penulisan laporan ini tentunya kami tidak terlepas dari kesulitan dan
masalah lain dalam pengerjaannya, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak
maka kesulitan dan masalah tersebut dapat teratasi terutama dengan bantuan
kakak-kakak Asisten Laboratorium. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang turut membantu kami
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan maka dari itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini
dan semoga akan bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, November 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Pratikum .......................................................................................... 3
1.3 Manfaat Pratikum ........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Dasar Teori .................................................................................................. 4
2.1.1 Botani .......................................................................................................... 4
2.1.2 Tumbuhan ................................................................................................... 4
2.1.3 Sel................................................................................................................ 5
2.1.4 Jaringan Meristem ....................................................................................... 5
2.1.5 Jaringan Pengangkut (jaringan Vaskuler) ................................................... 8
2.2 Uraian tanaman ......................................................................................... 11
2.2.1 Akar jagung (Zea mays radix) .................................................................. 11
2.2.2 Akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix)........................................... 13
2.2.3 Batang kayu putih (Melaleuca laucadendra caulis) ................................. 15
2.2.4 Batang miana (Coleus scutellarioides caulis) ........................................... 17
2.3 Uraian bahan ............................................................................................. 18
2.3.1 Alkohol ..................................................................................................... 18
2.3.2 Aquadest.................................................................................................... 19
2.3.3 Kloralhidrat ............................................................................................... 19
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................... 21
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................... 21
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 21
3.2.1 Alat ............................................................................................................ 21
3.2.2 Bahan......................................................................................................... 21
3.3 Cara Kerja ................................................................................................. 21
3.3.1 Percobaan akar jagung (Radix zea mays) .................................................. 21

ii
3.3.2 Percobaan akar kacang tanah (Radix arachis hypogaea).......................... 21
3.3.3 Percobaan batang kayu putih (Caulis melaleuca leucadendra) ................ 22
3.3.4 Percobaan batang miana (Caulis coleus scutellarioides) .......................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 23
4.1 Hasil Pengamatan ...................................................................................... 23
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 24
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 27
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 27
5.2 Saran.......................................................................................................... 27
5.2.1 Saran untuk Jurusan .................................................................................. 27
5.2.2 Saran untuk Laboratorium......................................................................... 27
5.2.3 Saran untuk Asisten................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi atau pembakuan obat
serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta
penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon yang
berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang
cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu (meracik) hingga siap
digunakan sebagai obat. Oleh karena itu, profesi farmasi merupakan profesi yang
berhubungan dengan seni dan ilmu dalam penyediaan (penggolongan) bahan sumber
daya alam dan bahan sintetis yang cocok dan menyenangkan untuk di distribusikan
dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Sebelum
mengambil bahan obat dari sumber daya alam alangkah baiknya jika kita mengetahui
morfologi dan anatomi serta zat-zat yang terkandung dalam tumbuhan tersebut yaitu
dengan mempelajari studi botani farmasi.
Botani farmasi adalah studi mempelajari morfologi dan anatomi tumbuhan
serta pemanfaatannya untuk identifikasi determinasi tanaman obat. Botani farmasi
juga mempelajari tata nama dan taksonomi tumbuhan obat, termasuk ciri-ciri famili
tanaman obat, spesies tanaman, serta kandungan utama dalam tanaman
tersebut.Tumbuhan sendiri merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di
alam semesta. Selain itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun,
batang, dan akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan
menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan makanan yang
dihasilkannya tidak hanya dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
manusia dan hewan. Bukan makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga
dapat menghasilkan oksigen (O2) dan mengubah karbondioksida (CO2) yang
dihasilkan oleh manusia dan hewan menjadi oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh
mahkluk hidup lain. Begitu pentingnya peranan tumbuhan bagi kelangsunggan hidup
1
dan juga bumi ini. Karena tumbuhan merupakan produsen pertama pada rantai
makanan, selain itu juga memiliki peranan penting sebagai penghasil oksigen (O2)
terbesar bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup di bumi serta menangani krisis
lingkungan.
Mempelajari botani tidak hanya mempelajari tumbuhan secara teoritis tapi
mendalami ilmu botani untuk lebih menghargai dan menyadari peran penting
tumbuhan secara fungsional bagi kehidupan. Botani juga merupakan cabang dari
biologi yang mengkaji tentang tumbuhan, tumbuhan tersusun atas beberapa jaringan,
yaitu jaringan meristem dan jaringan pengangkut.
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis.
Jaringan meristem ini dapat melakukan pembelahan diri secara mitosis secara terus
menerus yang berakibat pada bertambahnya sel-sel baru. Karena hal ini, maka
Tumbuhan akan mengalami pertambahan tinggi dan volume. Jaringan meristem ini
memiliki fungsi sebagai jaringan embrionik untuk membentuk sel-sel baru. Sel-sel
baru ini nantinya akan terkategorisasi menjadi jaringan lain
Jaringan pengangkut adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen
yang dimiliki oleh tumbuhan hijau yang berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini
juga disebut sebagai pembuluh dan mempunyai fungsi utama sebagai saluran utama
transportasi berbagai zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses vital
pada tumbuhan. Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun
konsentris: pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di
bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian
anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat
lapisan kambium pembuluh atau vaskular. Kambium inilah yang merupakan
jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi. Sedangkan
pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun
pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum tentang
jaringan meristem dan jaringan pengangkut untuk mengetahui dan melihat bentuk
2
jaringan meristem pada Caulis coleus scutellarioides, Caulis melaleuca leucadendra
dan jaringan pengangkut pada Radix zea mays, Radix arachis hypogaea
1.2 Tujuan Pratikum
Untuk mengetahui berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak jaringan
meristem dan jaringan pengangkut pada bagian tanaman
1.3 Manfaat Pratikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe
dan letak jaringan meristem dan jaringan pengangkut pada bagian tanaman.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Botani
Botani adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, termasuk hampir
semua organisme eukariotik yang dapat berfotosintesis. Pembelajaran botani dalam
kegiatan perkuliahan dapat dibagi menjadi dua yaitu Botani kriptogam dan Botani
fanerogam. Botani kriptogam merupakan ilmu yang mempelajari jenis tumbuhan
tingkat rendah seperti alga, liken, lumut, dan paku. Sedangkan, Botani Fanerogam
merupakan ilmu yang mempelajari jenis tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Mempelajari Botani erat kaitannya dengan taksonomi. (Simposon, 2006)
Menurut Simpson (2006) taksonomi adalah bagian utama sistematika yang
mencakup empat komponen yaitu deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan
klasifikasi.
2.1.2 Tumbuhan
Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam
semesta. Selain itu tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang, dan
akar sehingga mampu menghasilkan makanan sendiri dengan menggunakan klorofil
untuk menjalani proses fotosintesis. Bahan makanan yang dihasilkannya tidak hanya
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk manusia dan hewan. Bukan
makanan saja yang dihasilkannya, tetapi tumbuhan juga dapat menghasilkan Oksigen
(O2) dan mengubah Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh manusia dan hewan
menjadi Oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh mahkluk hidup lain (Ferdinand,
2009).
Organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Akar tumbuh
kedalam tanah sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi
untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah. Seperti halnya beberapa
organ lain pada tumbuhan, akar juga berfungsi untuk menyimpan makanan. Pada
batang terdapat daun yang berfungsi menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan
4
mengeluarkan air melalui traranspirasi. Selain itu, batang juga berperan untuk
lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun dan lewatnya hasil fotosintesis dari
daun keseluruh bagian tumbuhan (Ghalia Indonesia, 2001)
2.1.3 Sel
Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Beberapa
jenis organisme, misalnya amoeba dan sebagian besar bakteri, merupakan sel
tunggal. Organisme lain, termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler.
Beberapa dari organisme tunggal yang melaksanakan semua fungsi kehidupan,
organisme multiseluler memiliki pembagian tugas di antara sel-sel yang
terspesialisasi. Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel mikroskopis dari berbagai
jenis, misalnya sel otot dan sel saraf yang terorganisasi menjadi berbagai jaringan
terspesialisasi. Misalnya, jaringan otot terdiri dari berkas-berkas sel otot, Struktur
sel dan fungsinya sel memiliki bagian-bagian dan organel (Campbell, 2008)
2.1.4 Jaringan Meristem
Jaringan adalah sekumpulan satu atau lebih jenis sel yang memiliki fungsi dan
sifat yang sama. Jenis sel-sel tumbuhan yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama
akan berkumpul membentuk jaringan tumbuhan tertentu. Berdasarkan aktifitas
pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan, jenis
jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem
dan jaringan pengangkut (Yayan 2004).
Menurut (Sutrian, 2004) Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah
jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Kumpulan jaringan
embrional secara terus menerus menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru
sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume, jaringan meristem
terbagi menjadi dua yaitu:
1. Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-
selnya aktif membelah. Pada umumnya terdapat diujung batang atau (pucuk) dan
ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan
5
vertikal yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini berasal dari
sel-sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan yang sudah ada
ketika tumbuhan masih dalam fase embrio. Berdasarkan teori yang ditemukan oleh
Harbelendt. Promeristem akan berkembang menjadi protoderm akan berdeferensi
menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang
menjadi parenkim (jaringan dasar).
2. Meristem Sekunder
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi
sel-sel meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma dan
memiliki vakuola yang besar di bagian tengahnya. Contohnya adalah kambium dan
kambium gabus (felogen). Kambium merupakan laisan sel yang aktif membelah
diantara puluhan angkut xilem dan floem. Kambium merupakan lapisan sel-sel yang
aktif membelah diantara puluhan angkut xilem dan floem. Kambium disebut juga
dengan kambium pembuluh (kambium vaskuler). Kambium dapat ditemukan didalam
batang maupun akar tumbuhan dikotil (dicotylodeneae), Gymnospermae, dan
beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp,dan Dracaena sp).
Kambium memyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi bertambah
besar. Aktivitas kambium kearah dalam membentuk puluhan kayu (xilem), sedangkan
kearah luar membentuk puluhan tapis (floem). Pada fase pertumbuhan, aktivitas
kambium kearah dalam lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas kambium ke arah
luar,seingga kayu pada batang atau akar menjadi lebih tebal dari pada kulitnya.
Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan
pelindung peridern (gabus). Kambium gabus terletak dibawah epidermis batang dan
akar yang sudah tua. Aktivitas kambium gabus (felogen) kearah luar akan
membentuk feloderm (korteks sekunder). Lapisan gabus sangat sulit atau tidak bisa
ditembus air. Pada umumnya sel-sel gabus merupakan sel mati. Sementara itu,
feloderm terdiri atas sel-sel hidup.

6
Menurut (Sutrian, 2004) Berdasarkan posisinya pada tumbuhan, jaringan
meristem dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu meristem apikal, meristem
interkalar, dan meristem lateral.
a. Meristem apikal (meristem ujung)
Meristem apikal terdapat diujung batang (pucuk) utama, ujung batang (pucuk)
lateral, dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar
yang disebut pertumbuhan primer. Semus jaringan yang terbentuk dari meristem
apikal disebut daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang
menjadi cabang samping. Meristem apikal akan tampak melebar sebelum
pembentukan daun, kemudian akan menyempit kembali sesudah terbentuknya
primordium daun. Proses ini akan berulang kembali dengan adanya inisial dari setiap
daun atau pasangan daun (Schmidt)
b. Meristem interkalar atau aksilar (meristem antara)
Meristem interkalar terdapat diantara jaringan yang sudah berdiferensiasi.
Contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan
(Graminae),beberapa anggota spesies dari Caryophllaceae dan polygonaceae, serta
equisetum sp. Meristem interkalar merupakan daerah meristematik yang terisolasi di
subapikal batang, kemudian berkembang menuju pangkal (besipetal). Sel selnya
membelah untuk memebentuk rangkai sel yang sejajar sehingga disebut meristem
rusuk. Meristem interkalar menyebabkan pemanjangan luar batang dan menyebabkan
terbentuknya bunga. Jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar termasuk
jaringan primer.
c. Meristem Lateral (meristem samping)
Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar,
contohnya kambium pembuluh, kambium gabus. Meristem lateral menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga batang dan
akar tersebut akan membesar. Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan
sekunder. Kambium pembuluh, menyebabkan epidermis pecah. Jaringan pelindung
(jaringan gabus) kemudian mengambil alih fungsi epidermis. Gabus tersusun dari sel-
7
sel mati berbentuk pipih tanpa ruang antarsel. Sel-sel tersebut dibatasi oleh lapisan
berlemak suberin. Pada batang batang, gabus mucul pada sel-sel korteks terluar,
sedangkan pada akar umumnya gabus dibentuk didalam perisikel. Pada jaringan
gabus terdapat sekumpulan sel-sel yang memiliki ruang antarsel yang disebut
lentisel. Lentisel berfungsi sebagai sebagai jalur pertukaran udara atau oksigen untuk
kebutuhan hidup yang terletak didalamnya.
2.1.5 Jaringan Pengangkut (jaringan Vaskuler)
Menurut (Hidayat, 2001) Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan
tingkat tinggi yang berfungsi mengangkut garam-garam mineral, serta zat makanan
hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan floem.
a. Xilem
Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju
ke daun. Xilem merupakan jaringan yang kompleks kaerna tersusun dari berbagai
bentuk sel. Sel-selnya telah mati berdinding tebal dan mengandung zat lignin
komponen-komponen pembentuk xilem,yaitu:
1. Unsur trakael, terdiri atas sel-sel yang memanjang, tidak mengandung
protoplasma, memiliki dinding sel yang berlignindan memiliki noktah-noktah
(lekukan). Unsur trakeal tersusun dari dua macam sel yaitu trakeid dan trakea
(pembuluh). Trakeid merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa
adanya lubang sehingga pengangkutan dilakukan melalui pasangan noktah
pada dua ujung yang saling menimpa Trakea (pembuluh) merupakan deretan
sel yang tersusun memanjang dengan ujung yang berlubang dan bersambung
pada ujung dan pangkalnya. Bagian trakea yang berlubang disebut lempeng
perforasi. Lempeng perforasi dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu
sederhana (memiliki lubang yang memenuhi seluruh dinding ujung sel), tipe
menangga (lubang pipih dan sejajar lempeng sehingga terbentuk tangga), dan
tipe memata jala (jalinan lubang membentuk jala)
2. Serat xilem, merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang berlignin.
Serat xilem memiliki dua macam serat yaitu serat trakeid dan serat libiform.
8
Berukuran lebih panjang, berdinding sel tebal, dan memiliki noktah yang
sederhana, sementara itu, serat trakeid memiliki noktah yang berlindung.
3. Parenkim xilem, tersusun dari sel-sel yang masih hidup berfungsi sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan, dan tempat ditemukan pada xilem
primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dapat ditemukan berupa
parenkim kayu dan parenkim jari-jari empulur.
b. Floem
Menurut (Ferdinant, 2009) floem berfungsi mengangkut dan mendistribusikan
zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun
dari sel-sel yang hidup dan mati. Komponen-komponen pembentuk floem yaitu:
1. Unsur tapis, tersusun dari sel-sel panjang yang dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau diatasnya, sehingga
membentuk pembuluh tapis. Ini sel menghilang dari protoplasma dan dinding
selnya berpori-pori. Dinding sel yang berpori-pori disebut lempeng tapis.
Lempeng tapis biasanya ditemukan di dinding bagian ujung dengan posisi
miring atau horizontal. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmamodesmata yang
menghubungkan unsur tapis yang satu dengan yang lainya.
2. Sel pengiring (sel tetangga), merupakan uraian sel-sel hidup yang menyerupai
parenkim, serta memiliki nukleus plastid, plasmodesma yang bercabang. Sel
pengiring berperan dalam proses keluar-masuknya zat-zat makanan melalui
pembuluh tapis.
3. Serat floem, dapat berupa sel hidup atau sel mati. Serat yang hidup berfungsi
sebagai cadangan makanan.
4. Parenkim floem, terletak dibagian buluh tapis yang merupakan sel hidup.
Parenkim floem berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat tepung,lemak dan
zat-zat organik lainnya.
5. Sel albumin (pada Gymnospermae), merupakan sel-sel jari empelur dan
parenkim buluh tapis yang mengandung banyak zat putih telur. Pada
tumbuhan Gymnospermae, terletak di dekat sel-sel tapis. Sel albumin
9
memiliki fungsi seperti sel pengiring, yaitu berperan dalam proses keluar-
masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
a. Tipe-tipe Berkas Pengangkut
Melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop, berkas pengangkut
mudah dibedakan dengan jaringan parenkim desekitarnya karena sel-selnya relatif
kecil tanpa ruang antar sel. Berdasarkan letak xilem dan floem, berkas pengangkut
dibedakan menjadi tiga tipe dasar, sebagai berikut:
1. Tipe kolateral, yaitu xilem dan floem terletak berdampingan dengan floem
berada dibagian luar xilem. Tipe kolateral dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral. Jika antar floem dan
xilem terdapat cambium, maka disebut Kolateral terbuka. Contohnya,
tumbuhan Dicotyledoneae dan Gymnosoermae. Namun, jika antara xilem dan
floem dan cambium serta xilem dan floem dihubungkan oleh jaringan
parenkim, disebut Kolateral tertutup. Contohnya tumbuhan
Momocotyledonae. Jika terdapat floem luar, floem dalam, cambium luar, dan
cambium dalam, dengan urutan posisi dari luar kearah dalam, yaitu floem
luar, cambium luar, xilem, cambium dalam, dan floem dalam, disebut
bikolateral.
2. Tipe konsentris, yaitu jika xilem dikelilingi floem atau sebaliknya. Apabila
xilem berada di tengah dan dikelilingi floem, disebut tipe konsentris
amfikribral. Contohnya pada tumbuhan paku-pakuan. Apabila floem berada
ditengah dan dikelilingi oleh xilem, maka disebut tipe konsentris amfivasal.
Contohnya, pada rizom Acorud calamus
3. Tipe radial, yaitu jika letak xilem dan floem bergantian sesuai dengan jari-jari
lingkaran, contohnya pada akar Monocotyledonae.

10
2.2 Uraian tanaman
2.2.1 Akar jagung (Zea mays radix)
a. Klasifikasi (Tjitrosocpomo, 2005)
Regnum : Plantae
Divisio : spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Gambar 2.1
Ordo : Graminae
Akar jagung
Family : Graminaceae
(Zea mays radix)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
b. Morfologi
Menurut Arianigrumi (2014), jagung merupakan tanaman semusim. Dalam
satu siklus hidupnya terjadi selama 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji- bijian (serelia) dari
keluarga rumput-rumputan. Menurut Kasryno (2012), akar tanaman jagung
merupakan akar serabut yang tumbuh di bagian pangkal batang dan menyebar luas
sebagai akar lateral, 12 Kemudian akar seminal yang tumbuh ke bawah dari lembaga
biji jagung. Menurut Warisno (2011), Batang tanaman jagung bulat silindris dan
beruas ruas, dan pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah
sekitar 8-20 ruas dan rata-rata tinggi tanaman jagung antara satu sampai tiga meter
diatas permukaan tanah. Sedangkan daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis
dan jumlah daunnya sekitar 848 helai tiap batangnya, tergantung pada jenis atau
variefas yang ditanam Panjang daun 30 cm 45 cm dan lebarnya antara 5cm–15 cm.
Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol biji dan daun pembungkus. Biji jagung
mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melitit secara lurus
atau berkelok-kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20 baris biji-biji jagung

11
terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Syafruddin dkk,
2014).
c. Kandungan kimia
Tanaman jagung mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sekitar
74,26 gram per 100 gram, dan banyak terkonsentrasi pada bagian endosperm.
Kandungan karbohidrat pada biji jagung terdiri atas amilosa dan amilopektin, yang
tersusun dari rantai gula sukrosa. Kandungan pati dalam biji jagung berkontribusi
besar dalam kesedian total energi pada biji jagung (Warisno,2011).
d. Manfaat
Melawan Kanker, jagung kaya akan asam fenolik-senyawa ferulic- agen anti
kanker yang telah terbukti efektif memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker
hati. Sebagai sumber asam linoleat, asam linoleat adalah asam lemak esensial yang
bersifat tidak jenuh dan sangat baik untuk kesehatan asam linoleat diperlukan untuk
asupan dan transportasi vitamin D. Mencegah anemia dan sebagai kekebalan tubuh,
vitamin B12 pada jagung mampu mencegah anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin selain itu kandungan B2-nya berfungsi mempertahankan
keseimbangan sel tubuh. Sumber Kalium, kalium berperan penting sebagai elektrolit
yang membantu mengatur tingkat cairan dan menjaga keseimbangan air dalam tubuh
sehingga organ tubuh dapat berfungsi dengan tepat Kalium bersifat duretik yang bisa
melancarkan pembuangan air seni, sehingga bisa mengatasi infeksi saluran kemih,
menurunkan kadar asam urat dan mencegah batu ginjal. Sumber Vitamin C,
konsumsi minyak kulit jagung dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh
Vitamin C, karotenoid dan bioflavinoid yang terkandung dalam jagung manis
menjaga jantung tetap sehat dengan mengendalikan kadar kolesterol dan
meningkatkan aliran darah dalam tubuh (Sumajo, A., 2016).

12
2.2.2 Akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix)
a. Klasifikasi (Suprapto, 2018)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Kelas : Dicotyleoneae
Ordo : Leguminales
Family : Papilonaceae Gambar 2.2

Genus : Arachis Akar kacang tanah

Spesies : Arachis hypogaea linn (Arachis hypogaea radix)

b. Morfologi
Terdapat empat pola percabangan pada kacang tanah, yaitu berseling
(alternate), sequensial, tidak beraturan dengan bunga pada batang utama, dan tidak
beraturan tanpa bunga pada batang utama. Pola percabangan berseling dicirikan
dengan cabang utamanya tidak mempunyai bunga, cabang lateral biasanya melebihi
panjang batang utama, jumlah cabang dalam 1 tanaman berkisar antara 5-15 cabang,
umur panennya panjang, berkisar antara 4-5 bulan. Pola percabangan sequential
dicirikan dengan buku subur terdapat pada batang utama, cabang primer maupun
pada cabang sekunder, tumbuhnya tegak, cabangnya sedikit (3-8 cabang) dan
tumbuhnya sama tinggi dengan batang utama (Sutian, 2004).
Bunganya terbentuk pada batang utama dan ruas cabang yang berurutan.
Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang kacang tanah, warna batang
dikelompokkan menjadu dua golongan, yaitu warna merah atau ungu, dan hijau.
Batang utama ada yang memiliki sedikit bulu dan ada yang berbulu banyak
(Purseglove, 2010).
Daun Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetrafoliate
yang muncul pada batang dengan susunan melingkar pilotaksis 2/5. Daun mempunyai
beragam bentuk antara lain bulat, elips, sampai agak lancip, dengan ukuran bervariasi
(2,4 x0,8 cm sampai 8,6 x 4,1) tergantung varietas dan letaknya. Warna daun hijau
dan hijau tua. Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar dibandingkan dengan

13
yang dibawah. Daun yang terletak pada batang utama umumnya lebih besar
dibandigkan dengan yang muncul pada cabang. Ukuran dan bentuk daun tercermin
dari panjang daun, lebar daun, serta rasio panjang dan lebar daun. Perbandingan
panjang dan lebar daun ini menentukan bentuk daun, di mana untuk tipe-tipe Spanish
bentuk daun umumnya lebih mendekati bulat-oval, sedangkan pada tipe Valencia
umumnya lebih lancip. Semakin besar nilai perbandingkan menunjukkan semakin
lancip (lanceolate) bentuk daunnya. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai
lonjong, terbungkus kulit biji tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus
seminis) terdiri atas lembaga (embrio), dan putih telur (albumen). Biji kacang tanah
yang berkeping dua (dikotil) juga merupakan alat perbanyakan tanaman dan bahan
makanan (Trustinah 2016).
c. Kandungan kimia
Menurut (Ginting, 2010) Kacang tanah kaya kandungan lemak, protein yang
tinggi, zat besi, vitamin E, vitamin B kompleks, fosfor. Vitamin A, vitamin K, lesitin,
kolin, dan kalsium. Menurut (Sentosa, 2010) Kandungan protein biji kacang tanah
merupakan parameter yang menentukan kualitas nutrisi biji dan berkolerasi negatif
dengan kandungan minyak biji dan presentasi oleat. Biji kacang mengandung 40-48
% minyak, 25% protein, dan 18% karbohidrat dan vitamin B kompleks (Kumar dkk.,
2014).
d. Manfaat
Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang
tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah
bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resiko penyakit
jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama penyakit
kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung Omega 3
yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak
jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram
Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar
14
kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari
makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali
kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol. Kacang tanah juga
mengandung arginin yang dapat merangsang tubuh untuk memproduksi oksida nitrat
yang berfungsi untuk melawan bakteri tuberkulosis. (Heyne, 2011)
2.2.3 Batang kayu putih (Melaleuca laucadendra caulis)
a. Klasifikasi (Usda, 2011)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliopthyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae Gambar 2.3
Genus : Melaleuca Batang kayu putih
Spesies : Melaleuca laucadendra (Melaleuca leucadendra
b. Morfologi caulis)
Kayu putih sebagai pohon dengan tinggi ± 30 m. Di wilayah Australia, kayu
putih dapat mencapai tinggi lebih dari 40 m dan diameter batang 1,2 m. Batang kayu
putih berwarna abu-abu sampai putih seperti kertas, dengan pucuk pohon berwarna
agak keperakan. Sementara itu, daun kayu putih berwarna hijau, tidak mengkilap, tepi
daun rata, umumnya panjang daun antara 5-10 cm dan lebar 1-4 cm serta daunnya
berbulu. Pada tiap helaian daun terdapat 5–7 tulang daun dengan panjang 3–11 mm.
Perbungaan tanaman kayu putih berbentuk bulir dan banyak terdapat pada ujung
ranting maupun ketiak daunnya (Sutian, 2004).
Bunga pohon kayu putih bersifat biseksual, serta kelopak dan mahkota
bunganya kecil. Buah kayu putih berbentuk kapsul dan bertipe dehiscent, yaitu
mempunyai kulit buah yang 6 kering dan akan terbuka ketika mencapai kemasakan
untuk melepaskan biji-biji yang ada di dalamnya (Kartikawati, 2014).
Tanaman kayu putih merupakan jenis tanaman dengan habitus pohon, yang
mencapai tinggi ± 10 m. Batang berkayu, berbentuk bulat, kulit batang mudah
15
mengelupas, serta warna batang kuning kecokelatan. Sementara itu, daun kayu putih
merupakan daun tunggal, berbentuk lanset (lancip), ujung dan pangkal daun
meruncing, tepi daun rata, permukaan daun berbulu, pertulangan daun sejajar serta
warna daun hijau. Tanaman kayu putih memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir
dengan panjang 7 - 8 cm, mahkota bunga terdiri 5 helai, dan memiliki bunga
berwarna putih (BPDAS Pemali Jratun, 2011).
c. Kandungan kimia
Komponen utama penyusun minyak kayu putih adalah sineol (C10H18O),
pinene (C10H8), benzaldehide (C10H5HO), limonene (C10H16), sesquiterpentes
(C15H24). Komponen yang memiliki kandungan cukup besar di dalam minyak kayu
putih, yaitu sineol sebesar 50% sampai dengan 65%. Dari berbagai macam komponen
penyusun minyak kayu putih hanya kandungan komponen sineol dalam minyak kayu
putih yang dijadikan penentuan mutu minyak kayu putih. Sineol merupakan senyawa
kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri,
seperti pada minyak kayu putih. Semakin besar kandungan bahan sineol maka akan
semakin baik mutu minyak kayu putih. Berikut komposisi utama dan sifat fisiko
kimia minyak kayu putih (Muyyasaroh, 2016).
d. Manfaat
Tanaman kayu putih merupakan salah satu tanaman hasil hutan bukan kayu
(HHBK) dari golongan minyak atsiri. HHBK merupakan hasil hutan hayati baik
nabati maupun hewani beserta produk turunannya dan budidaya yang berasal dari
hutan kecuali kayu. Di Indonesia, tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan.
Minyak atsiri sebagai produk dari tanaman kayu putih banyak dimanfaatkan dalam
obat-obatan karena mengandung senyawa pokok berupa 1,8 sineol yang tinggi.
Manfaat lain dari tanaman kayu putih yaitu berpotensi untuk upaya rehabilitasi hutan
dan lahan, seperti menunjang usaha konservasi lahan dan pemanfaatan lahan marginal
menjadi lahan produktif. Upaya pendayagunaan lahan marginal memiliki arti yang
penting dalam usaha memperbaiki lahan yang rusak, sebagai akibat pembangunan
atau kerusakan oleh alam (Kartikawati, 2014)
16
2.2.4 Batang miana (Coleus scutellarioides caulis)
a. Klasifikasi (Khaerunnisa, 2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Lamiaceae Gambar 2.4
Genus : Coleus Batang miana
Spesies : Couleus atropurpureus (Coleus scutellarioides
b. Morfologi caulis)
Tumbahan miana tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian
1500 meter diatas permukaan laut dan merupakan tanaman semusim. Umumnya
tumbuhan ini ditemukan di tempat lembab dan terbuka seperti pematang sawah, tepi
jalan pedesaan di kebun- kebun sebagai tanaman liar atau tanaman obat. Tumbuhan
miana memiliki batang herbal, tegak atau berbaring pada pangkalnya dan merayap
tinggi berkisar 30- 150 cm, dan termasuk kategori tumbuhan basah yang batangnya
mudah patah. Daun tunggal, helaian daun berbentuk hati, pangkal membulat atau
melekuk menyerupai bentuk jantung dan setiap tepiannya dihiasi oleh lekuk- lekuk
tipis yang bersambungan dan didukung tangkai daun dengan panjang tangkai 3- 4 cm
yang memiliki warna beraneka ragam dan ujung meruncing dan tulang daun menyirip
berupa alur. Batang bersegi empat dengan alur yang agak dalam pada masing- masing
sisinya, berambut, percabangan banyak, berwarna ungu kemerahan (Yuniarti, 2008).
c. Kandungan Kimia
Fitokimia dari daun miana menunjukkan terdapat senyawa golongan
flavonoid, streroid, tanin dan saponin. Tiga dari empat jenis ekstrak memperlihatkan
aktivitas anthelmintic yang kuat. Ekstrak kloroform memiliki aktifitas anthelmintic
yang paling tinggi dengan nilai ECso sebesar 5 mg/ml, diikut heksane 9 mg/ml dan
ekstrak air ethanol 10,2 mg/ml. Sedangkan ekstrak air memiliki aktivitas anthelmintic
yang paling rendah yaitu 106,2 mg/ml. Hasil pengujian secara in vito, pemberian
17
ekstrak klorofom dengan dosis 25 mg/kg bb sampai dengan dosis 200 mg/kg bb pada
ayam tidak mampu menurunkan jumlah cacing pita secara signifikan (Yusuf Ridwan,
2016).
d. Manfaat
Tanaman tumbuhan ini mempunyai khasiat untuk meredakan rasa nyeri,
sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, anti bakteri, dan dapat
mempercepat penyembuhan luka. Kandungan kimia daun miana berupa saponin,
steroid, tanin, minyak astiri, eugenol, senyawa polifenol, alkaloid, etil salisilat,
kalsium oksalat, senyawa rosmarinic acid (RA), dan flavonoid (Kumar dkk., 2014).
2.3 Uraian bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM, 2012)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Nama Kimia : Alkanol
Rumus Molekul : C₂H₅OH
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 46,07 g/mol


Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar
dengan memberikan nyala api biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api
Kegunaan : Sebagai pembersih alat dan bahan

18
Manfaat : Sebagai antiseptik (membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme) untuk pembersih luka
atau alat-alat medis
2.3.2 Aquadest (Dirjen POM, 2012)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, air suling
Nama Kimia : Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Rumus Sruktur :

Berat Molekul : 18,02 g/mol


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Sebagai cairan yang diteteskan pada sampel preparat
agar memperjelas objek pada saat pengamatan
Manfaat : Zat pelarut.
2.3.3 Kloralhidrat (Dirjen POM, 2011)
Nama Resmi : CHLORALHYDRAS
Nama Lain : Kloral hidrat
Nama Kimia : Trichloroethane
Rumus Molekul : C₂H₃Cl₃O₂
Rumus Struktur :

19
Berat Molekul : 165,40 g/mol
Pemerian : Hablur transparam, tidak meleleh, tidak basah, tidak
berwarna, bau tajam, rasa kaostika dan agak pahit,
dan perlahan-lahan menguap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, minyak zaitu, mudah
larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah kaca tertutup rapat, terlindung dari
cahaya di tempat sejuk
Kegunaan : Mempermudah pengamatan pada mikroskop
Manfaat : Sebagai hipotikum dan sedativum

20
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum jaringan meristem dan jaringan pengangkut dilaksanakan pada
tanggal 1 November 2022 pada pukul 07.00-10.00 WITA. Pelaksanaan praktikum
bertempat di Labolatorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan
Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan adalah cover glass, kaca preparat, mikroskop, pipet
tetes, silet.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah akar jagung (Zea mays Radix), akar kacang
tanah (Arachis hypogeae Radix), alkohol, batang kayu putih (Melaleuca
leucadendra Caulis), batang miana (Coleus scutellarioides Caulis),
kloraldehidrat.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Percobaan akar jagung (Radix zea mays)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar jagung yang akan digunakan menggunakan alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin secara melintang bagian akar jagung
4. Diletakkan diatas kaca preparat kemudian tetesi dengan kloraldehidrat
5. Tutup dengan menggunakan cover glass
6. Amati dibawah mikroskop
3.3.2 Percobaan akar kacang tanah (Radix arachis hypogaea)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan akar kacang tanah yang akan digunakan menggunakan
alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin secara melintang akar kacang tanah
4. Diletakkan diatas kaca preparat lalu tetesi dengan kloraldehidrat
5. Tutup dengan menggunakan cover glass

21
3.3.3 Percobaan batang kayu putih (Caulis melaleuca leucadendra)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang kayu putih yang akan digunakan menggunakan
alkohol 70%
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang kayu putih yang
sudah dibersihkan tadi
4. Tutup dengan menggunakan cover glass
5. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat
3.3.4 Percobaan batang miana (Caulis coleus scutellarioides)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan batang miana yang akan digunakan menggunakan alkohol
70%
3. Diiris setipis mungkin dengan irisan melintang batang miana yang sudah
dibersihkan tadi
4. Diletakkan diatas kaca preparat lalu tetesi menggunakan kloraldehidrat
5. Tutup dengan menggunakan cover glass
6. Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan kuat

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Nama
No Hasil Gambar literatur Keterangan
Tanaman
1 Batang miana Xilem dan
(Caulis Coleus floem
Scutellariodest)

Xilem floem (Soemardji, 2012)


Perbesaran 40x
2 Batang kayu Xilem dan
putih (Caulis floem
Melaleuca
Laucadendra)

Floem Xilem
Perbesaran 40x (Devina, 2010)

3 Akar kacang Xilem dan


tanah (Radix floem
Arachis
Hypogead)

Xilem floem
(Arnita, 2019)
Perbesaran 40x

23
4 Akar jagung Xilem dan
(Radix Zea floem
Mays)

Xilem floem
(Arnita, 2019)
Perbesaran 40x

4.2 Pembahasan
Jaringan maristem adalah jaringan yang terdiri dari sel sel muda yang
berdinding tipis selalu akan mambelah diri. Jaringan pengangkut adalah salah satu
jaringan pengangkut yang dimiliki tumbuhan yang terdiri atas xilem dan floem.
Xilem berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar kedaun dan bagian
tumbuhan lainnya. Sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari
daun keseluruh tumbuh tumbuhan (Arisworo, 2006).
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Adapun alat
yang digunakan adalah cover glass, mikroskop, object glass, pipet, silet dan
cutter. Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, alcohol 70%, batang miana
(Coleus Scutellariodest Caulis), batang kayu putih (Melaleuca Leucadendra
Caulis), akar kacang tanah (Arachis Hypogea Radix), akar jagung (Zea Mays
Radix).
Alat dan bahan dibersihkan menggunakan alkohol 70% agar bakteri yang
ada pada tumbuhan mati. Menurut Noviansari, dkk (2013), alkohol mempunyai
aktivitas sebagai bakterisida yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Kemudian sampel diiris setipis mungkin secara membujur maupun melintang.
Sampel diiris setipis mungkin agar jaringan yang ada didalamnya dapat diamati
dengan jelas. Sedangkan menurut Setyo, S. (2010), tujuan sampel diiris tipis agar
dapat terlihat jelas sel-sel yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Sampel yang
telah diiris tipis, kemudian diletakkan diatas kaca objek dan ditetesi dengan
chloral hyrat menggunakan pipet. Pada praktikum kali ini menggunakan chloral
hyrat karena penambahan chloral hyrat sangat membantu saat melakukan

24
pengamatan karena hasil dapat dilihat dengan jelas. sedangkan, menurut
Hedrisasrawan (2014), penambahan chloral hyrat untuk mendapatkan hasil yang
bersih tanpa ada bakteri yang menempel pada sampel sehingga mempermudah
pengamatan dari bawah mikroskop, lalu ditutupi dengan cover glass. Setelah itu
letakkan preparat dibawah mikroskop dan lakukan pengamatan mikroskop dengan
perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Sampel diletakkan di mikroskop dan diatur
fokus untuk memperjelas objek yang sedang di amati setelah itu diamati sampel
menggunakan mikroskop diawali dengan perbesaran kecil keperbesaran yang
lebih besar, tujuannya agar mempermudah kita mencari objek yang akan diamati
setelah objek dapat diamati dengan jelas kemudian pindahkan keperbesaran kuat.
Menurut Waluyo (2012), pengamatan objek dilakukan pada perbesaran terkecil
kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih besar. Hal ini bertujuan agar objek
yang di amati lebih jelas pada saat dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Pada tanaman batang miana (Coleus scutellarioides caulis) dapat dilihat
jaringan pengangkut berupa xilem dan floem. Posisi xilem dan floem pada berkas
pembuluh berbeda beda, pada miana ikatan pembuluh konsentris amfikribral,
yaitu floem mengelilingi xilem. Menurut Hasanah (2021), pembuluh konsentris
amfikribral adalah kolateral terbuka dimana terdapat cambium diantara xilem dan
floem, tipe stelenya yaitu diktiostele dimana floem mengelilingi xilem.
Pada tanaman batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis) dapat
dilihat jaringan pengangkut berupa xilem dan floem. Posisi xilem dan floem pada
berkas pembuluh berbeda beda, pada tanaman kayu putih ikatan pembuluh
konsentris yaitu xilem dan floem berbentuk cincin. Menurut Hakim (2022), ikatan
pembuluh konsentris adalah pembuluh xilem dan floem berbentuk cincin silindris.
Tanaman kayu putih termasuk konsentris amfikribral yaitu letak xilem ditengah
dan dikelilingi floem.
Pada tanaman akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix) dapat dilihat
jaringan pengangkut berupa xilem dan floem. Posisi xilem dan floem pada berkas
pembuluh berbeda beda, pada kacang tanah ikatan pembuluh radial, ikatan
pembuluh radial yaitu letak xilem dan floem bergantian. Menurut Fatimah (2018),
ikatan pembuluh radial yaitu ikatan pembuluh dengan floem dan xilem yang

25
letaknya bersebelahan, tetapi tidak berada didalam jari jari yang sama, misalnya
pada akar.
Pada tanaman akar jagung (Zea mays radix) dapat dilihat jaringan
pengangkut berupa xilem dan floem. Posisi xilem dan floem pada berkas
pembuluh berbeda beda, pada jagung ikatan pembuluh kolateral yaitu floem
bertempat disebelah luar xilem. Menurut Sulastri (2020), ikatan pembuluh
kolateral adalah xilem dan floem yang letaknya bersebelahan didalam satu jari
jari. Jagung termasuk kolateral tertutup, karena pada xilem dan floem tidak
terdapat kambium.
Pada hasil pengamatan batang sampel miana (Coleus scutellarioides
caulis), batang kayu putih (Melaluca leucadendra caulis), akar jagung (Zea mays
radix), dan akar kacang tanah (Arachis hypogaea radix) ditemukan jaringan
pengangkut berupa xilem dan floem, pada tumbuhan memiliki jaringan pembuluh
berupa xilem dal floem yang memiliki fungsi berbeda beda. Dimana xilem
berfungsi mengangkut air dan nutrisi yang diserap akar ke seluruh bagian
tumbuhan, sedangkan floem berfungsi mengangkut zat organik hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Adapun kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum ini yaitu
pada saat mengiris sampel. Dalam praktikum ini, mungkin terjadi kesalahan
dalam mengiris sampel yang begitu tebal sehingga sampel sulit diamati pada
mikroskop, kemungkinan kesalahan yang lain tidak ditemukannya jaringan
meristem pada batang miana (Coleus scutellarioides caulis) karena pada batang
miana tidak terdapat jaringan meristem. Menurut Firmansyah (2007), pada batang
miana jaringam meristem apikal yaitu terdapat pada ujung akar dan batang, hasil
pembelahan meristem ini menghasikan pemanjangan akar dan batang,
kemungkinan kesalahan yang lain yaitu pada saat pengamatan terjadi kesalahan
dalam melihat hasil yang diperoleh.

26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jaringan meristem, Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, meristem
terbagi menjadi 3, yaitu : Jaringan apeks, jaringan lateral dan jaringan interkalar.
Sedangkan jaringan pengangkut terdiri dari 3, yaitu : xilem dan floem.
Penampakan jaringan meristem apeks pada sampel caulis coleus scutellarioides,
xilem dan floem pada sampel Radix zea mays, Radix arachis hypogaeadan
jaringan meristem pada caulis melaleuca leucadendra.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Jurusan
Diharapkan agar jurusan bisa melengkapi peralatan praktikum yang lebih
lengkap lagi agar praktikum berjalan lebih baik.
5.2.2 Saran untuk Laboratorium
Diharapkan agar laboratorium bisa menyiapkan peralatan praktikum yang
lebih lengkap agar praktikum bisa berjalan lebih baik.
5.2.3 Saran untuk Asisten
Kerja sama antar asisten dengan praktikkan harus ditingkatkan, terutama
dalam membimbing praktikkan agar praktikkan dapat dengan benar dan
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.

27
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal 32-35
Estu Rahayu. 2007. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Fatimah, (2008).Biologi Edisi Lima-Jilid 2. Jakarta:Erlangga.
Hambali, E., Suryani, A., Dadang., Hariyadi., Hanafie, H., Reksowardojo, I.K., et
al. 2007. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Karneli, Witi K, Geby R (2014). Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus sp. Palembang :
Poltekkes Palembang.
Papuangan, N. N. et al. (2014). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman
Penghijauan. Jurnal SSIOêdukasi
Prihandana, R dan R, Hendroko. (2006). Petunjuk Budidaya Jarak Pagar. Agro
media Pustaka. Jakarta. 84 hal.
Rahayu, S. 2008. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Subekti, Nuning Argo, dkk. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan
Jagung. Maros : Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. 29 – 31.
Tjitrosoepomo, G.2011.Morfologi Tumbuhan.Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.
Yogyakarta: Gajah Mada University press.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press
Wijayakusuma, H., 2004, Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, Jakarta, Prestasi
Intan Indonesia.
Yayan Sutrian.(2004). Pengantar Anatomi Tumbuhan-tumbuhan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Usda, M.2011. Manfaat Tanaman Kayu putih.

28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Alat dan bahan
a. Alat
No Nama Gambar Fungsi

Untuk menutupi

1. Cover glass sampel di atas kaca


preparat

Untuk pemotong

2. Cutter sampel yang masih


berukuran besar

Untuk menaruh
3. Kaca preparat
sampel yang diamati

Untuk melihat objek


Mikroskop
4.
yang diamati

Untuk mengiris
Silet
5.
sampel

29
Untuk memindahkan

6. Pipet aquades dari wadah


asli ke kaca preparat

b. Bahan
No Nama Gambar Fungsi

Berfungsi sebagai
Akar jagung
1. sampel yang akan
(Radix zea mays)
diamati

Akar kacang tanah Berfungsi sebagai

2. (Radix arachis sampel yang akan


hypogaea) diamati

Berfungsi untuk
membersihkan alat dan
3. Alkohol 70%
sampel yang
digunakan

Batang kayu putih Berfungsi sebagai

4. (Caulis melaleuca sampel yang akan


leucadendra) diamati

Batang miana Berfungsi sebagai

5. (Caulis coleus sampel yang akan


scutellarioides) diamati

30
Sebagai cairan agar

6. Kloraldehidrat sampel melekat pada


kaca preparat

Untuk membersihkan
7. Tisu
alat dan sampel

31
Lampiran 2: Diagram Alir

Batang miana (Caulis coleus


scutellarioides)
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Diambil batang miana yang telah dibersihkan
Diiris setipis mungkin secara melintang lalu pindahkan ke atas kaca objek
lalu tetesi dengan kloraldehidrat dan tutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop objektif lemah dan kuat

Hasil

Batang kayu putih (Caulis melaleuca


leucadendra)
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Diambil batang kayu putih yang telah dibersihkan
Diiris setipis mungkin lalu pindahkan ke atas kaca objek lalu tetesi
dengan kloraldehidrat dan tutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop objektif lemah dan kuat

Hasil

32
Akar jagung (Radix zea mays)

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Diambil akar jagung yang telah dibersihkan
Diiris setipis mungkin lalu pindahkan ke atas kaca objek lalu tetesi
dengan kloraldehidrat dan tutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop objektif lemah dan kuat

Hasil

Akar kacang tanah (Radix arachis hypogaea)

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


Diambil akar kacang tanah yang telah dibersihkan
Diiris setipis mungkin lalu pindahkan ke atas kaca objek lalu tetesi
dengan kloraldehidrat dan tutup dengan cover glass
Diamati di bawah mikroskop objektif lemah dan kuat

Hasil

33
Lampiran 3: Skema kerja
Preparat : batang miana (Caulis coleus scutellarioides)

Membersihkan Mengiris setipis Memindahkan


batang miana mungkin irisan keatas kaca
dengan alkohol objek
70%

Menetesi dengan
Mengamati
Hasil pengamatan kloraldehidrat lalu
dibawah
tutup dengan
mikroskop
cover glass
objektif lemah
dan kuat
Preparat : batang kayu putih (Caulis melaleuca leucadendra)

Membersihkan Mengiris setipis Memindahkan


batang kayu putih mungkin irisan keatas kaca
dengan alkohol objek
70%

34
Hasil pengamatan Mengamati Menetesi dengan
dibawah kloraldehidrat
mikroskop lalu tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

Preparat : akar jagung (Radix zea mays)

Membersihkan Mengiris setipis Memindahkan


akar jagung mungkin irisan keatas kaca
dengan alkohol objek
70%

Mengamati Menetesi dengan


Hasil pengamatan kloraldehidrat lalu
dibawah
mikroskop tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

35
Preparat : akar kacang tanah (Radix arachis hypogaea)

Membersihkan Mengiris setipis Memindahkan


akar kacang tanah mungkin irisan keatas kaca
dengan alkohol objek
70%

Mengamati Menetesi dengan


Hasil pengamatan kloraldehidrat
dibawah
mikroskop lalu tutup dengan
objektif lemah cover glass
dan kuat

36

You might also like