You are on page 1of 39

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Sebagai desainnya dapat ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai

berikut:

Mendeskripsikan gaya
Sumber
komunikasi guru datanya
Peneliti Kualitatif matematika adalah
bertujuan
berdasarkan teori lingkungan
komunikasi logika MTs N
desain pesan Mranggen
karakteristik

Lingkungan alamiah Observasi, wawancara,


Bersifat diskriptif analitik dan dokumentasi, catatan
induktif lapangan
Menekankan proses bukan hasil
Mengunakan makna

Analisis

Bagaimana gaya
komunikasi guru
matematika dalam
pembelajaran ditinjau dari
teori komunikasi logika
desain pesan

Gambar 3.1 Desain penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang gaya

komunikasi guru matematika dalam pembelajaran ditinjau dari komunikasi

logika desain pesan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dengan sumber datanya adalah lingkungan MTs Negeri

Mranggen. Penelitian kualitatif ini memiliki karakteristik sebagai berikut yaitu


48

(1) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data; (2) memiliki sifat

diskriptif analitik; (3) menekankan proses bukan hasil; (4) bersifat induktif; (5)

mengutamakan makna.

Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif meliputi hasil

pengamatan, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan data kualitatif yang

berisi tentang semua catatan yang terjadi di lapangan pada saat penelitian

berlangsung, dan tidak mengolah data yang berupa angka namun dinyatakan

dalam bentuk kata-kata dan gambar. Kata-kata disusun dalam kalimat,

misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan, peneliti

melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,

membandingkan, dan menemukan pola data asli.

Hasil analisis data berupa pemaparan situasi gaya komunikasi guru

matematika yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. Penelitian diskriptif

tidak bertujuan mencari hubungan atau komparasi. Penelitian ini dilaksanakan

di MTs Negeri Mranggen Kabupaten Demak tahun pelajarn 2012/2013 dengan

subyek utamanya adalah guru matematika.

Pendekatan kualitatif dipakai dalam penelitian ini karena berguna untuk

memahami realitas rasional sebagai realitas subyektif warga MTs Negeri

Mranggen. Proses observasi dan wawancara mendalam terhadap guru

matematika sangat utama dalam pengumpulan data. Observasi dan wawancara

dilakukan untuk menggali informasi mengenai analisis gaya komunikasi guru

matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen.


49

Peneliti mencari informasi selengkap mungkin mengenai gaya komunikasi

guru matematika yang meliputi perencanaan pembelajaran matematika,

pelaksanaan pembelajaran matematika, penilaian hasil pembelajaran

matematika, dan pengawasan pembelajaran matematika di MTs Negeri

Mranggen. Peneliti melakukan penelitian dengan memahami subyek dari sudut

pandang subyek itu sendiri dan tidak mengabaikan pembuat penafsiran dengan

membuat skema konseptual.

Rumusan umum permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ingin mengetahui bagaimana gaya komunikasi guru dalam pembelajaran

matematika didasarkan pada teori komunikasi logika desain pesan di MTs

Negeri Mranggen.

3.2 Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru matematika yang mengajar di

MTs Negeri Mranggen, yang terdiri dari 5 (empat) orang guru matematika

sebagai subjek penelitian.

Subjek diteliti dengan mengamati subjek tersebut selama kegiatan

belajar mengajar matematika berlangsung, dimana peneliti mencatat

bagaimana gaya komunikasi yang dilakukan guru matematika selama

mengajar di kelas sesuai dengan lembar observasi yang telah tersedia.

Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek dengan tujuan untuk

mengetahui latar belakang subjek, model gaya komunikasi dan keberhasilan

dalam melakukan gaya komunikasi yang dimiliki, serta mewawancarai

beberapa siswa untuk triangulasi data.


50

3.3 Latar Penelitian

Penelitin dilaksanakan pada setting asli (alamiah) atau pada konteks

yang utuh di MTs Negeri Mranggen. Dalam setting alamiah ini terdapat fakta-

fakta sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari

konteksnya, guru matematika sebagai sumber data primer (sumber data yang

memberikan informasi secara langsung kepada peneliti), observasi partisipasi,

wawancara, dan dokumentasi. Peneliti mengikuti kegiatan pembelajaran guru

matematika di kelas pada waktu yang sudah ditentukan.

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

Data penelitian yang didapatkan mengenai gaya komunikasi guru

matematika di MTs Negeri Mranggen. Jenis data yang dikumpulkan untuk

penelitian ini adalah data deskriptif. Sumber data dalam penelitian kualitatif

dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru matematika MTs

Negeri Mranggen. Sedangkan kata-kata dan tindakan/tingkah laku guru

matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen merupakan sumber

data utama dalam penelitian kualitataif ini.

(2) Sumber data skunder

Sumber data ini bertujuan untuk melengkapi data yang sudah ada. Yang

termasuk sumber data skunder dalam penelitian ini adalah semua komponen

dan unsur yang ada di lingkungan MTs Negeri Mranggen.


51

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif adalah penyelidikan yang bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menjelaskan pengalaman yang muncul dalam kehidupan

manusia (Polkinghorne,2005: 137). Data kualitatif yang dikumpulkan lebih

mengutamakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis daripada dalam bentuk

angka-angka. Menurut Sugiyono (2010: 308-309) dalam penelitian kualitatif,

pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiyah).

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer (langsung memberikan data) dan sumber sekunder (tidak

langsung memberikan data). Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), intervew (wawancara), kuesioner (angket),

dokumentasi, dan gabungan keempatnya. Macam teknik pengumpulan data

(sugiyono,2010: 309) ditunjukkan pada Gambar 2.9:

Observasi
Observasi

Wawancara
Wawancara
Macam teknik
pengumpulan data
Dokumentasi
Dokumentasi

Triangulasi/
Triangulasi/
gabungan
gabungan

Gambar 2.9 Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono


52

3.5.1 Observasi

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan

dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Moleong

(2011: 174-175) pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya;

pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana

dilihat oleh subjek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena

dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi

pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu; pengamatan

memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh

subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data;

pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui

bersam, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.

(1) Macam-macam observasi

Observsi diklasifikasikn menjdi observasi berprtisipasi

(participantobservation) observasi yang secara terang-terangan dan tersamar

(overt observation and covert observation), dan observasi yang tak terstruktur

(unstructured observtion). Selanjutnya observasi berpartisipasi

dikelompokkan menjadi empat yaitu (1) Pasive participation; (2) moderate

participation; (3) active participation; (4) complete participation (Sugiyono,

2010: 310). Untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan Gambar 2.10

tentang macam-macam observasi:


53

Observasi yang
pasif

Observasi yang
moderat

Observasi
partisipatif Observasi yang
aktif

Observasi
Macam-macam Observasi
terus terang
observasi yang lengkap
dan tersamar

Observasi tak
terstruktur

Gambar 2.10 Macam-macam observasi

(1) Observasi partisipatif

Peneliti dalam observasi partisipasif menjadi anggota penuh dari kelompok

yang diamatinya. Dengan melakukan observasi partisipasif, data yang

diperoleh lebih lengkap dan tajam. Stainback (Sugiyono, 2010: 311)

menyatakan “In participant observation, the researcher observes what people

do, listent to what they say, and participates in their activities” Dalam

observasi partisipatuf, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas

mereka.

Observasi partisipatif digolongkan menjadi empat , yaitu partisipasi pasif,

partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap. Saat melakukan

partisipasi pasif (passive participation), peneliti berada di tempat kegiatan


54

sumber data, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan. Dalam partisipasi

moderat (moderate participation) terdapat keseimbangan antara peneliti

sebagai orang dalam dan sebagai orang luar. Dalam mengumpulkan data,

peneliti kut berpartisipasi dalam beberapa dari semua kegiatan yang dilakukan.

Pada saat observasi partisipasi aktif (active participation) peneliti ikut

melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data, tetapi belum sepenuhnya

lengkap. Pada pengumpulan data partisipasi lengkap (complete participation),

peneliti telah terlibat sepenuhnya dalam kegiatan yang dilakukan sumber data,

sehingga suasana telah natural, peneliti tidak sedang melakukan penelitian.

(2) Observasi terus terang dan tersamar

Pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang

bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi subyek diteliti mengetahui tentang

aktifitas penelitian. Namun pada saat untuk menghindari jika ada data yang

dicari bersifat rahasia, peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi.

(3) Observasi tak terstruktur

Observasi tak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis mengenai hal-hal yang akan diobservasi. Observasi ini dilakuakan

karena peneliti belum mengetahui secara pasti fokus penelitian, dan dilakukan

menggunakan rambu-rambu pengamatan yang dapat berkembang sesuai

keadaan lapangan.
55

(b) Manfaat observasi

Menurut Patton (2002, 262-264) manfaat observasi adalah sebagai berikut:

(1)Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial. Pemahaman konteks ini

diperlukan untuk mendapatkan pandangan holistik atau menyeluruh.

(2)Mendapatkan pengalaman langsung, dengan setting yang mengijinkan

peneliti untuk masuk, berorientasi penemuan, dan induktif, peneliti tidak

lagi terpengaruh oleh konsep atau pandangan sebelum penelitian yang

berasal dari dokumen tertulis maupun tidak tertulis.

(3)Dengan observasi, peneliti mempunyai kesempatan untuk melihat hal-hal

yang kurang atau tidak diamati orang lain dalam lingkungan tersebut.

(4)Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh

responden dalam wawancara.

(5)Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden,

sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

(6)Peneliti memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi

sosial yang diteliti. Refleksi dan interpretasi merupakan bagian penting

dari lapangan penelitian.


56

(c) Obyek observasi

Menurut Sugiyono (2010: 314) obyek observasi dalam penelitian kualitatif

terdiri atas sembilan komponen yang merupakan penjabaran dari tiga komponen

utama (place, actor, dan activities) yaitu:

(1) Space, yaitu ruang dalam aspek fisiknya;

(2) Actor, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi sosial;

(3) Activity, yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang;

(4) Object, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu;

(5) Act, yaitu perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu;

(6) Event, yaitu rangkaian kegiatan yang dikerjakan orang-orang;

(7) Time, yaitu urutan kegiatan;

(8) Goal, yaitu tujuan yang ingin dicapai orang-orang;

(9) Feeling, yaitu emosi yang dirasakan dan diekspresikan oleh orang-

orang.

Dalam melakukan pengamatan kita dapat menentukan pola sendiri,

bedasarkan pola tersebut di atas yaitu Place merupakan tempat di mana

interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. Actor merupakan pelaku

yang sedang memainkan peran tertentu. Activity merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.

(d)Tahapan Observasi

Menurut Spradley (Sugiyono 2010: 315) tahapan observasi ada tiga yaitu

observasi deskriptif, observasi terfokus, dan observasi terseleksi.


57

3.5.2 Wawancara

Terdapat tiga macam teknik wawancara, yaitu: (1) wawancara

terstruktur, digunakan bila peneliti telah mengetahu dengan pasti informasi

yang akan dicari; (2) wawancara semi terstruktur, termasuk dalam kategori in

deph interview; (3) wawancara tak terstruktur, pedoman wawancara berupa

garis besar permasalahan yang belum tersusun secara sitematis.

Langkah-langkah wawancara menurut Guba dan Lincoln (1983: 156)

adalah sebagai berikut: (1) menetapkan subyek yang akan diwawancarai; (2)

menyiapkan pokok-pokok permaslahan yang akan menjadi bahan

pembicaraan; (3) mengawali atau membuka alur wawancara; (4)

melangsungkan alur wawancara; (5) mengkonfimasikan ikhtisar hasil

wawancara dan mengakhirinya; (6) menuliskan hasil wawancara ke dalam

catatan lapangan; (7) mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang

telah diperoleh.

Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara menurut Patton (2002: 348-

351) adalah sebagai berikut: (1) pertanyaan yang berkaitan dengan

pengalaman; (2) pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat; (3) pertanyaan

yang berkaitan dengan perasaan; (4) pertanyaan tentang pengetahuan; (5)

pertanyaan yang berkaitan dengan indera; (6) pertanyaan yang berkaitan

dengan latar belakang atau demografi.


58

3.5.3 Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara.

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber

data karena dalam banyak hal dokumen sebagi sumber data dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan

(Moleong, 2011: 217).

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah maupun di

luar sekolah yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan

dengan mencari data yang mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, draf, buku, transkrip, notulen rapat, agenda dan sebagainya

(Sugiyono, 2010: 329).

3.5.4 Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

mengumpulkan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek

kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data.
59

Trianggulasi lebih banyak menggunakan metode alam level mikro,

seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan

analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan

informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian (Bungin,

2012: 203). Asumsinya bahwa informasi yang diperoleh peneliti melalui

pengamatan akan lebih akurat apabila juga digunakan interview atau

menggunakan bahan dokumentasi untuk mengoreksi keabsahan informasi yan

telah diperoleh dengan kedua metode tersebut. Begitu pula hasil-hasil analisis

data yang dilakukan peneliti akan lebih akurat apabila dilakukan uji keasahan

melalui uji silang dengan informan lain, termasuk dengan informan

penelitian.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan

dokumentasi. Triangulasi sumber, berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal ini ditunjukkan

pada Gambar 2.11a dan 2.11b.

Observasi
partisipatif

Wawancara Sumber
Mendalam data sama
Dokumentasi

Gambar 2.11a Triangulasi teknik pengumpulan data


60

A
Wawancar
a
mendalam
B

Gambar 2.11b Triangulasi sumber pengumpulan data


(Sugiono,2010: 330-331)

Teknik pengumpulan data yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian yang

digunakan dapat memberikan kualitas data yang baik dan hasil penelitian yang

tepat serta dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan dan metode wawancara.

Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dengan menggunakan metode

wawancara dari hasil wawancara antara subjek dengan peneliti setelah subjek

diamati dengan lembar observasi.

Untuk mencegah kecemasan dan keraguan guru dan siswa yang

diwawancarai, maka sebelum dilakukan wawancara peneliti menjelaskan bahwa

hasil wawancara ini digunakan untuk mencari data dalam memenuhi tugas

akhir perkuliahan pada jenjang S2 yakni penyelesaian tesis, serta diharapkan guru

dapat memberikan keterangan yang sesungguhnya dan apa adanya sesuai dengan

yang dilakukan. Pada saat melakukan wawancara, peneliti merekam hasil

wawancara tersebut dengan menggunakan alat perekam yang sebelumnya telah

meminta izin dan meminta persetujuan guru. Hasil wawancara digunakan untuk
61

mengetahui latar belakang, kendala dan keberhasilan gaya komunikasi yang

dilakukan oleh guru ketika menyampaikan pesan materi kepada siswanya.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau observasi berperan

serta merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

Data penelitian yang diperoleh merupakan informasi tentang gaya komuniksi guru

matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen. Instrumen yang

digunakan peneliti adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi.

(1) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk (1) memperkuat data aktivitas pembelajaran

matematika; (2) memperoleh data gaya komunikasi guru matematika; (3)

mengamati kondisi sekolah. Hasil observasi digunakan untuk mengkonfirmasi

data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan sebenarnya.

(2) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur

(menggunakan daftar pertanyaan/interview guide yang telah disiapkan dengan

cermat sesuai permasalahan penelitian) dan wawancara tak terstruktur

(wawancara dilakukan apabila jawaban berkembang di luar pertanyaan

terstruktur namun sesuai permasalahan penelitian).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada siswa dan guru untuk

mengetahui data mengenai kondisi nyata penerapan gaya komunikasi guru

matemtika dalam pembelajaran.


62

(3) Dokumentasi

Cara ini dipakai untuk memperoleh data yang lengkap guna menunjang dalam

penelitian. Dokumentasi ini berupa rekaman hasil pembelajaran di dalam kelas

dan foto-foto yang diperlukan guna penelitian.

(4) Triangulasi

Triangulasi yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data, yaitu dokumentasi, wawancara, dan observasi dengan

menggunakan beberapa sumber dan sekaligus untuk keabsahan data yang

digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang harus diperbaharui

dari konsep validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan). Moleong (2011:

320-321) mendefinisikan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus

memenuhi (1) mendemontrasikan nilai yang benar; (2) menyediakan dasar agar

hal itu dapat diterapkan; (3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat

tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif seperti ditunjukkan pada

Gambar 2.12 meliputi empat kriteria yaitu: (1) uji credibility (derajat

kepercayaan), transferability (keteralihan), dependability (kebergantungan),

dan confirmability (kepastian) (sugiyono, 2010: 366)


63

Uji Kredibilitas
Uji Kredibilitas
data
data

Uji
Uji
transferability
. transferability
Uji keabsahan
data Uji
Uji
dependability
dependability

Uji
Uji
confimability
confimability

Gambar 2.12 Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

Untuk menetapkan uji keabsahan data, diperlukn teknik pemeriksaan

yang didasarkan pada beberapa kriteria. Sebelum menguraikan masing-masing

teknik pemeriksaan, berikut disajikan ikhtisar pemeriksaan data yang

didasarkan pada beberapa kriteria keabsahan data. Ikhtisar pemeriksaan data

pada tabel 2.2 terdiri dari kriteria keabsahan data yang dapat diperiksa dengan

satu atau beberapa teknik pemeriksaan (Moleong,2011:326-327).


Tabel 2.2 Ikhtisar pemeriksaan keabsahan data

Kriteria Teknik Pemeriksaan


Credibility 1) Perpanjangan pengamatan
2) Peningkatan ketekunan
3) Triangulasi
4) Diskusi teman sejawat
5) Kecukupan referensi
6) Analisis kasus negatif
7) Pengecekan anggota
Transferability 8) Uraian rinci
Dependability 9) Audit kebergantungan
Confirmability 10) Audit kepastian

3.6.1 Uji Credibility


64

Penerapan kriteria credibility (derajat kepercayaan) pada dasarnya

bertujuan untuk menggantikan konsep validitas internal dari penelitian

nonkualitatif yang dianggap gagal karena tidak menggunakan isomorfisme

antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal dimana penelitian dapat

dikonvergensikan.Terdapat beberapa teknik pemeriksaan untuk melakukan

uji credibility terhadap data hasil penelitian hasil kualitatif.Berikut disajikan

Gambar 2.13 mengenai teknik pemeriksaan data uji credibility untuk

mendapatkan hasil keabsahan data penelitian kualitatif.

Perpanjangan
Perpanjangan
pengamatan
pengamatan

Peningkatan
Peningkatan
ketekunan
ketekunan

Triangulasi
Triangulasi

Diskusi teman
Diskusi teman
Uji credibility sejawat
sejawat

Kecukupan
Kecukupan
referensi
referensi

Analisis kasus
Analisis kasus
negatif
negatif

Pengecekan
Pengecekan
anggota
anggota

Gambar 2.13 Teknik pemeriksaan uji credibility

Zhang dan Wildemuth (2009: 6) Untuk meningkatkan kredibilitas

kontent analisis kualitatif, peneliti tidak hanya merancang strategi


65

pengumpulan data yang memadai, tetapi juga untuk merancang proses

transparan untuk coding dan menarik kesimpulan dari data mentah.

Credibility bertujuan untuk mendemonstrasikan bahwa

penyelidikan yang dilakukan sudah selaras dengan kaidah-kaidah ilmiah

untuk memastikan identifikasi deskripsi masalah penelitian secara

akurat.Menurut Marshall (Somantri, 2005: 60) penyelidikan dan penelitian

harus mengikuti aturan main “credibility to the constructors and the

original multiple realities”. Untuk meningkatkan credibility (derajat

kepercayaan) hasil penelitian kajian isi penelitian kualitatif, peneliti tidak

hanya memerlukan untuk merancang strategi pengumpulan data yang

memadai untuk menampilkan representasi, menarik kesimpulan dari data

mentah.

(1) Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan empunyai arti peneliti kembali ke lapangan

untuk melakukan pengamatan maupun wawancara sampai kejenuhan

pengumpulan data tercapai. Jika kejenuhan data tercapai, maka akan

membatasi: (1) gangguan dari dampak peneliti pada konteks; (2) kekeliruan

peneliti/bias; (3) mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang

tidak biasa atau pengaruh sesaat. Perpanjangan pengamatan peneliti akan

memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan.

Untuk menguji credibility data penelitian, pengamatan difokuskan

terhadap data yang diperoleh, apakah setelah pengecekan kembali di

lapangan data yang telah diperoleh benar atau salah. Apabila setelah
66

dilkukan pengecekan data yang diperoleh sudah benar, maka data dapat

dikatakan kredibel.

(2) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan dapat diartikan melakukan pengamatan dan

interpretasi secara lebih cermat dan berkesinambungan dengan berbagai cara

berkaitan dengan proses analisis yang konstan.

Tujuan dari peningkatan ketekunan adalah menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari dan secara rinci memusatkan diri pada hal-hal tersebut.

Dengan demikian meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

(3) Triangulasi

Menurut Moleong (2011: 332) Triangulasi berarti cara terbaik untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian

dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan demikian peneliti dapat

me-recheck temuannya dengan (1) mengajukan berbagai macam variasi

pertanyaan;(2) mengecek dengan berbagai sumber data; (3) memanfaatkan

berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu hal di luar data, sebagai pembanding terhadap data

yang didapatkan. Triangulasi pada prinsipnya merupakan model pengecekan

data untuk menentukan apakah sebuah data benar-benar tepat


67

menggambarkan fenomena penelitian. Proses triangulasi perlu direncanakan

sesuai dengan paradigma yang benar.

Bagan proses triangulasi digambarkan pada Gambar 2.14;

Perencanaan
Triangulasi

Mengkomunika Pelaksanaan
sikan hasil Triangulasi

Gambar 2.14 Bagan proses triangulasi

Perencanaan triangulasi dimulai dengan mencermati data yang telah

dimiliki kemudian merencanakan dengan pendekatan triangulasi yang

berbeda dengan pengumpulan data, untuk mendapatkan keabsahan data yang

telah diperiksa. Perencanaan triangulasi yang dilakukan akan ditindaklanjuti

dengan pelaksanaan triangulasi.

Proses pelaksanaan triangulasi hampir sama dengan proses pengambilan

data awal, namun instrumen yang digunakan telah berkembang sesuai data

awal yang telah masuk. Proses ini akan menemukan kecocokan hasil data

sekaligus memberikan keyakinan bahwa data yang didapatkan benar-benar

absah.

Kekuatan penelitian kualitatif terletak pada proses triangulasi untuk

mendapatkan keabsahan data. Penelitian kualitatif tidak langsung mengambil

kesimpulan berdasarkan hasil data. Keberhasilan untuk mendapatkan hasil

kesimpulan penelitian yang tepat sangat dipengaruhi oleh keabsahan data


68

yang diperoleh. Olehkarena itu triangulasi sangat diperlukan untuk

meyakinkan keabsahan data.

Terdapat berbagai macam cara triangulasi dalam penelitian kualitatif yaitu;

(a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk uji credibility seperti pada Gambar 2.15

dilakukan dengan membandingkan dan mengecek kembali data yan

diperoleh melalui sumber yang berbeda. Dat yang dianalisis menghasilkan

kesimpulan untuk dimintakan kesepakatan dengan ketiga sumber data.

Guru Teman

Orang tua

Gambar 2.15 Triangulasi dengan tiga sumber data (Sugiyono,


2010 : 372)
(b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yang ditunjukkan pada gambar 2.16 untuk menguji

kredibilitas dengan melakukan pengecekan data pada sumber yang sama dan

dengan cara yang berbeda.

Wawancara Observasi

Kuesioner/
dokumen
69

Gambar 2.16 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data


(Sugiyono, 2010: 372)

(c) Triangulasi Waktu

Waktu pengambilan data dapat mempengaruhi kredibilitas data.

Triangulasi waktu yang ditunjukan pada gambar 2.17 digunakan untuk

keabsahan data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku

manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Untuk pengujian kredibilitas data, dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu

dan suasana yang berbeda.

Siang Sore

Pagi

Gambar 2.17 Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data

(d) Triangulasi Peneliti

Triangulasi peneliti yaitu menggunakan lebih dari satu peneliti dalam

mengadakan observasi atau wawancara. Hal ini dikarenakan masing-masing

peneliti mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam

mengamati fenomena yang sama.

Wawancara dan pengamatan dengan menggunakan dua atau lebih

peneliti akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Namun sebelumnya

tim peneliti perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau


70

acuan dalam wawancara dan atau pengamatan agar data yang dikumpulkan

lebih fokus.

(e) Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah triangulasi dengan memanfaatkan dua teori atau

lebih untuk dipadukan, sehingga diperlukan rancangan penelitian dan

analisis data yang lengkap. Dengan demikian dapat memberikan hasil yang

lebih komprehensif.

(4) Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi

Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik

pemeriksaan keabsahan data, antara lain; (a) untuk membuat agar peneliti

tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; (b) memberikan suatu

kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis

kerja yang muncul dari pemikiran peneliti (Moleong, 2011: 333).

Diskusi teman sejawat mempunyai pengertian sebagai alat pemeriksaan

yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya yang

memiliki pengetahuan sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga

bersam-sama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan

analisis yang dilakukan. Jika hal ini dilakukan maka akan menghasilkan (1)

menyediakan pandangan kritis; (2) mengetes hipotesis kerja (temuan teori

substantif); (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya; dan (4)

melayani sebagai pembanding.

(5) Kecukupan referensi


71

Referensi yang digunakan adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data-data yang

dikemukakan perlu dilengkapi dengan referensi misalnya rekaman

wawancara, rekaman video, foto dan dokumen-dokumen autentik, sehingga

lebih dapat dipercaya. Alat bantu perekam data sangat diperlukan untuk

mendukung kredibilitas data.

(6) Analisis kasus negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil

penelitian pada saat tertentu. Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan

jalan mengumpulkan contoh kasus yang tidak sesuai dengan pola dan

kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai

bahan pembanding. Hasil temuan dalam penelitian yang sudah sesuai

dengan data, berarti data tersebut credible, namun apabila hasil temuan tidak

sesuai dengan data dengan kata lain bertentangan, maka peneliti dapat

mengubah hasil temuan.

(7) Pengecekan anggota

Pengecekan anggota adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data, yang meliputi data, kategori analitis,

penafsiran dan kesimpulan. Tujuan pengecekan anggota adalah mengetahui

seberapa jauh kesesuaian data yang diperoleh dengan apa yang diberikan

oleh pemberi data. Pengecekan anggota dapat dilakukan baik secara formal

maupun secara tidak formal. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
72

para pemberi data berarti data dapat dikatakan valid dan memenuhi uji

credibility (dapat dipercaya).

Peneliti menggunakan uji credibility untuk menilai data hasil penelitian

yang didapatkan merupakan data yang kredibel, sehingga apa yang diamati

peneliti sesuai dengan kenyataan, peneliti melakukan pemeriksaan

credibility yang meliputi:

(a) Triangulasi

Teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber.

Dengan menggunakan triangulasi metode, peneliti mencari keabsahan data

mengenai gaya komunikasi guru matematika dalam pembelajaran di MTs

Negeri ranggen.

(b) Kecukupan referensi

Referensi digunakan untuk membuktikan temuan data yang telah

ditemukan peneliti. Kecukupan referensi yang dilakukan peneliti untuk

membuktikan temuan data penelitian mengenai gaya komunikasi guru

matematika dalam pembelajaran matematika di MTs Negeri Mranggen

meliputi: membuat catatan lapangan selama penelitian dan transkrip

wawancara yang direkam menggunakan handphone.

3.6.2 Uji Transferability


73

Usaha membangun transferability (keteralihan) dalam penelitian

kualitatif jelas berbeda dengan nonkualitatif pada validitas eksternalnya.

Pada penelitian kualitatif, cara menguji transferability dilakukan dengan

uraian rinci (thick description) (Moleong, 2011: 337).

Kriteria Transferability (keteralihan) berbeda dengan validitas

eksternal dari penelitian non kualitatif yang dianggap gagal karena tidak

mentaati aksioma dasar dari generalisasinya. Dalam penelitian non

kualitatif, berdasarkan hasil penelitian pada sampel dapat digeneralisasikan,

namun tidak demikian dalam penelitian kualitatif, meskipun kejadian

empiris sama tetapi bila konteksnya berbeda, hasil penelitiannya tidak dapat

digeneralisasikan.

Cara menguji transferability dalam penelitian kualitatif dilakukan

dengan uraian rinci. Transferability yang menyangkut kemampuan untuk

demonstrasi aplikasi temuan penelitian dalam konteks yang berbeda,

triangulasi dapat dijadikan rujukan untuk dapat mencapai transferability

dari suatu penelitian kualitatif (Somantri, 2005: 60).

Supaya hasil penelitian kualitatif mungkin untuk diterapkan dalam

membuat laporan penelitian, peneliti harus memberikan uraian yang rinci,

jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca akan

dapat lebih jelas dalam memahami hasil penelitian, sehingga dapat

memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian

tersebut di tempat lain.


74

Uji transferbility mengenai data gaya komunikasi guru matematika

dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen dilakukan peneliti dengan

memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya dalam

membuat laporn penelitian.

3.6.3 Uji Dependability

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas.

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

Kriteria dependability (kebergantungan) merupakan substitusi istilah

reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif yang dianggap gagal karena

mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya

tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desaian

yang berubah-ubah. Dependability merupakan keadaan dimana peneliti

berusaha untuk mencermati perubahan kondisi fenomena yang dikaji.

Menurut Bradley (Zhang dan Wildemuth, 2009: 6) dependability

mengacu pada “koherensi dari proses internal dan cerita lengkap peneliti

untuk mengubah kondisi dari fenomena”. Teknik utama untuk membangun

dependability ditentukan dengan memriksa proses dan temuan penelitian

yang didapatkan di lapangan. Dependaability dapat ditetapkan dengan

melakukan pengecekan konsistensi data dari hasil penelitian. Bahan yang

dapat digunakan untuk pengecekan meliputi data mentah, catatan lapangan,

catatan dan memo teoritis, pengkodean manual, catatan proses dan

sebagainya.
75

Dalam penelitian kualitatif cara menguji dependability dilakukan

dengan melakukan audit kebergantungan terhadap keseluruhan proses

penelitian. Auditor independen atau pembimbing melakukan audit

kebergantungan dengan tujuan untuk mengaudit keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian. Proses auditing meliputi lima langkah

yaitu: sebelum penelitian, penentuan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan

formal, penentuan keabsahan data dan penutupan.

Uji dependability dalam penelitian analisis gaya komunikasi guru

matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen dilakukan

dengan melakukan audit kebergantungan terhadap keseluruhan proses

penelitian yang dilakukan peneliti. Audit kebergantungan dalam penelitian

ini dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian.

3.6.4 Uji Confirmability

Uji confirmabilit (kepastian) disebut juga dengan uji obyektifitas dalam

penelitian non kualitatif, penelitian dikatakan obyektif apabila hasil penelitian

telah disepakati banyak orang. Kriteria confirmabilit (kepastian) berasl dari

konsep obyektivitas pada penelitian non kualitatif yang dianggap gagal karena

penelitian non kualitatif memberikan kesempatan interaksi antara peneliti dan

responden serta peranan nilai dan norma. Menguji confirmability berarti

menguji hasil penelitian yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan

fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
76

memenuhi standar confirmability. Uji confirmability menuntut peneliti untuk

menghasilkan temuan yang dapat dikonfirmasikan pada pihak lain.

Sesuatu dikatakan obyektif atau tidak obyektif bergantung pada

persetujuan beberpa orang mengenai pandangan, pendapat, dan penemuan

seseorang. Confirmability ditentukan dengan memeriksa koherensi

(keterkaitan) internal dari hasil penelitian, yaitu data, temuan, interpretasi dan

rekomendasi. Pengujian confirmability mirip dengan uji dependability,

sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Uji confirmability diartikan sebagai pengujian hasil penelitian analisis

gaya komunikasi guru matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri

Mranggen dikaitkan dengan proses penelitian yang telah dilakukan peneliti.

Bila hasil penelitian merupakan fungsi proses penelitian yang dilakukan

peneliti, maka penelitian ini telah memenuhi uji confirmability. Uji

confirmability mirip dengan uji dependbility yaitu dengan audit kepastian,

sehingga pengujian confirmability dilakukan bersamaan dengan uji

dependability dan dilakukan oleh pembimbing.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisa data menurut Moleong (2011: 280) adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data.

Menurut Sugiono (2010: 335) analisa data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
77

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Berdasarkan definisi tersebut di atas bahwa analisis data itu dilakukan

dalam suatu proses, yang berarti pelaksanaannya sudah mulai dilaksanakan

sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif setelah

meninggalkan lapangan penelitian.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan denga

pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kulaitatif lebih sering

berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai

pengumpulan data.

3.7.1 Analisis sebelum di lapangan

Sebelum memasuki lapangan, peneliti telah melakukan analisa data.

Analisis sebelum di lapangan artinya peneliti melakukan analisis data terhadap

data hasil studi pendahuluan, atau data skunder yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian di sini masih bersifat

sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan.


78

3.7.2 Analisis selama di lapangan model Miles dan Hubermen

Analisis data dalam penelitan kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu (Sugiyono, 2010: 337). Ketika peneliti melakukan wawancara

sejatinya sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu hingga data

yang diperoleh dianggap kredibel. Aktifitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Miles dan

Huberman, 1984).

Miles dan Huberman (1992: 16), mengemukakan bahwa analisis terdiri

dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada

Gambar 2.18:

Periode pengumpulan
Reduki data
Antisipasi Selama Setelah
Display data
Selama ANALISIS Setelah
Kesimpulan/verifikasi
Selama Setelah

Gambar 2.18 Komponen dalam analisis data (flow model air)


(Sugiyono,2010: 337)
79

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa, setelah peneliti melakukan

pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisiptory sebelum melakukan

reduksi data. Analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, rekaman video, dan sebagainya. Setelah dibaca,

dipelajari dan ditelaah, langkah selanjutnya adalah melakukan reduksi data

dengan cara merangkum data pokok. Data pokok diproses dengan pernyataan-

pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada pada data inti.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada

Gambar 2.19 sebagai berikut.

Pengumpulan
data
Penyajian
data

Reduksi
data
Penarikan
kesimpulan/verifikas
i

Gambar 2.19 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Reduksi data meliputi (1) meringkas data; (2) mengkode; (3) menelusur

tema; dan (4) membuat gugus-gugus. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu, sehingga kesimpuln akhir
80

dapat diambil. Dengan demikian data yang telah direduksi akan lebih jelas dan

memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitattif meliputi teks narataif

(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk ini

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan

mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi,

apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisa kembali.

Upaya penarika kesimpulan dilakukan oleh peneliti secara terus-

menerus selama berada di lapangan. Dari mulai mengumpulkan data, peneliti

mulai mencari arti, mencatat keteraturn pola, penjelasan, konfigurasi, lur

sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan ini bersifat terbuka, mula-mula belum

jelas, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan

kokoh.

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, yang berarti pelaksanaan

sudah dimulai sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif yaitu

sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan

usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari

peneliti dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mengalami

kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang

mungkin ditemukan.
81

3.7.3 Analisis selama di lapangan model Spradley

Analisis model spradley yaitu berangkat dari yang luas kemudian

menemukan focus kajian dan meluas lagi. Tahapan penelitian kualitatif

menurut Spradley (Sugiyono, 2010: 345) ditunjukkan pada Gambar 2.20.

Tahapan-tahapannya yaitu analisis domain (menetapkan domain-domain yang

akan diteliti melalui fenomena-fenomena lapangan yang berkaitan dengan

aktifitas, tempat dan subjek), analisis taksonomi (menggunakan teknik

observasi terfokus, wawancara mendalam, dan studi dokumen yang

berhubungan dengan domain – domain yang diteliti), analisis komponen

(mencari perbedaan atau yang kontras data yang telah dicari) dan analisis tema

(seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik/sebagai satu-satuan

dalam sistem pemandangan yang sedang diteliti.

12. menulis laporan penelitian kualitatif


11. Temuan budaya
10. Melakukan analisis tema
9. Melakukan analisis
komponensial
8. Melakukan analisis
terseleksi

7. Melaksanakan analisis
taksonomi

6. Melakukan observasi
terfokus

5. Melakukan analisis domain

4. Melakukan observasi deskripif

3. Mencatat hasil observasi dan wawancara

2. Melakukan observasi partisipan

1. Memilih situasi sosial (tempat, pelaku, aktifitas)

Gambar 2.20 Tahapan penelitian kualitatif menurut Spadely


82

Analisis data secara kualitatf dilakukan setelah pengumpulan data dan

menentukan instrumen dengan tujuan agar data yang diperoleh tersusun

secara sistematis dan lebih mudah menafsirkannya sesuai dengan pertanyaan

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan gaya komunikasi

guru matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen.

Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Reduksi data

Reduksi merupakan proses menghilangkan data penelitian yang tidak

dibutuhkan dan memilih serta menggabungkan data yang saling berkaitan dan

sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya data tersebut dianalisis untuk

merumuskan temuan penelitian.

Reduksi data dilakukan peneliti setelah pengumpulan data di MTs

Negeri Mranggen selesai dilakukan, yaitu menggolongkan data yang

didapatkan kemudian mengarahkan data ke dalam kategorisasi yang telah

dibuat peneliti untuk selanjutny membuang data yang tidak diperlukan dalam

penelitian ini. Data hasil reduksi yang didapatkan peneliti kemudian disajikan

dalam deskripsi kualitatif atau dalam bentuk narasi.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan pengklasifikasian data dan identifikasi data,

hal ini dilakukan dengan menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan

terkategori berdasarkan indikator-indikator pedoman wawancara sehingga

memungkinkan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.


83

Penyajian data dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran

keseluruhan hasil penelitian mengenai gaya komunikasi guru matematika

dalam pembelajaran yang telah dilakukan, bik berupa matrik atau pengkodean.

Dari data hasil reduksi dan penyajian data selanjutnya peneliti menarik

kesimpulan dan memverifikasikan data sehingga ditemukan kebermaknaan

data sebagai tujuan dari penelitian.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian ini. Tahap

penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang telah

dikumpulkan melalui pengamatan, rekaman, catatan lapangan dan data yang

telah direduksi. Untuk menetapkn kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak

lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan

sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan melakukan member chek,

triangulasi, dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi atau

kebermaknaan hasil penelitian.

Dari ketiga tahapan tersebut, selanjutnya peneliti mengoperasikan

dalam bentu koding kategorisasi dan display data. Kegiatan koding dilakukan

dengan tujuan (1) memudahkan identifikasi fenomena; (2) memudahkan

perhitungan frekwensi kemunculan fenomena; (3) frekwensi kemunculan kode

menunjukkan kecenderungan temuan; (4) membantu menyususn kategorisasi

dan sub kategorisasi.

Kategori merupakan langkah untuk mengkonstruksi fenomena yang

dijadikan pedoman untuk melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data
84

adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah data mengenai gaya

komunikasi guru matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri Mranggen

dinyatakan absah, selanjutnya peneliti memasuki tahap penafsirn data dalam

mengolah hasil sementara menjadi teori yang substantif dengan menggunakan

teori komuniksi logik desain pesan.

Untuk memudahkan pengkodean dalam wawancara, peneliti sebagai

pewawancara disebut PP, guru matematika disebut GM, siswa disebut PD.

Untuk lembar observasi, peneliti menggunakan PO untuk pertanyaan

observasi dan HO untuk hasil observasi.

Peneliti menggunakan 7 digit pengkodean yang mempunyai arti digit

pertama dan kedua menyatkan kode subyek; digit ketiga menyatakan urutan

subyek; digit keempat merupakan titik; digit kelima, keenam, ketujuh

merupakan urutan pertanyaan ataupun jawaban. seperti ditunjukkan pada

Gambar 3.2 sebagai berikut.


a b c . x y z

Subyek Urutan pertanyaan/jawaban

Urutan Subyek Titik

Gambr 3.2 Pengkodean data

Contoh cara membaca pengkodean: PW1.001 artinya peneliti

pewawancara 1 pertanyaan ke-1, GM1.003 artinya guru matematika 1

jawaban ke-3.

Setelah melakukan pengkodean, peneliti menggunakan pelabelan

untuk menyatakan data dan temuan hasil penelitian yang didapatkan mengenai
85

gaya komunikasi guru matematika dalam pembelajaran di MTs Negeri

Mranggen. Pelabelan ini terdiri dari 18 digit yang mempunyai arti digit

pertama dan kedua sebagai informan; digit ketiga menyatakan urutan

informan; digit kelima dan keenam sebagai kode informan; digit kedelapan

sebagai teknik pengambilan data; digit kesepuluh, kesebelas, dan keduabelas

sebagai halaman; digit keempatbels sampai delapanbelas sebagai baris. Seperti

ditunjukkan pada Gambar 3.3.

a b c de f ghi jk–lm

Informan Baris

Urutan Informn Halaman


Kode Informn Teknik Pengambilan Data

Gambr 3.3 Pelabelan data

Informan di sini adalah kepala sekolah (KS), guru matematika (GM),

dan siswa (PD); Urutan informan berupa angka 1, 2, 3, dan seterusnya; Kode

informan 01 untuk kepala sekolah, 02 untuk guru matematika, dan 03 untuk

siswa; Teknik pengambilan data yang digunakan adalah W (wawancara), O

(observasi); Halaman yang menunjukkan dimana terdapat data atau temuan

penelitian; Baris yang menunjukkan pada baris keberapa data tersebut berada.

Contoh GM1.02.W.100.03-05 memiliki arti bahwa data tersebut

merupakan data dari informan guru matematika kesatu dengan kode informan

02 dan teknik pengambilan data melalui wawancara yang terdapat pada

halaman 100 baris 03-05.

You might also like