You are on page 1of 5

ANALISA SINTESA

TINDAKAN

OLEH:

NAVA SYAFAAT ARAFAT USMAN

1
14420231070

Pembimbing Mahasiswa

(Nama dan TT) (Nama dan TT)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

2023

ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN


________________Posisi Semi-Fowler___________________
Nama Klien : Ny.R
Umur : 42 tahun
Alamat : Jln. Abu Bakar Lambogo
Diagnosa Medik : Kolelitiasis
No.RM :

1. Diagnosa Keperawatan :
Berisi data subyektif dan data obyektif yang menghasilkan satu diagnose keperawatan
Diagnosa
Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
1. Keluarga Pasien 1. Pasien tampak sesak saat bernapas
Pola Napas
engatakan bahwa
tidak efektif
pasien merasakan
2. Frekuensi pernapasan 28x/menit (takipneu)
nyeri uluhati yang
membuatnya menjadi
sesak napas 3. Frekuensi nadi 90x/menit

4. Pasien tampak meringis kesakitan

2
5. Irama pernapasan ireguler

6. Pasien menggunakan otot bantu pernpasan

2. Dasar Pemikiran
Teori yang berkaitan dengan diagnose medic dan keperawatan yang ditemukan.

Pasien dengan diagnosa kolelitiasis biasanya memiliki tanda adanya rasa nyeri
di ulu hati, nyeri tajam di bagian perut kanan atas dan nyeri di punggung belakang
atau bahu. Setiap pasien berbeda dalam hal merespon rasa nyeri. Untuk Ny.R rasa
nyeri yang dirasakan berada di skala 6. Tampak meringis kesakitan sehingga
membuat pola napas pasien terganggu. Terjadi tekanan intraabdomen yang membuat
penekanan pada lambung yang naik hingga masuk ke kerongkongan pasien. Akhirnya
jalan napas terganggu karena adanya hambatan pada saat bernapas yaitu rasa nyeri.
Pasien merasakan sesak nafas hingga membutuhkan terapi oksigen.
Selain terapi oksigen, pasien juga di berikan terapi posisi semi-fowler. Posisi semi
fowler adalah salah satu di mana tempat tidur, kepala, dan batang tubuh semua
diangkat 15° sampai 45° derajat. Low fowler adalah nama lain untuk postur ini, yang
umumnya ditinggikan 30 derajat (Kozier dan Erb's, 2016). Pada pasien asma, Fowler
semipostur telah digunakan untuk membantu meminimalkan sesak napas. Frekuensi
pernapasan, yang khas pada 16-24 kali per menit, menunjukkan kemanjuran langkah-
langkah ini (Ruth, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muzaki & Ani, (2020)
menunjukkan hasil bahwa penerapan posisi semi fowler (posisi duduk 45°) selama
3x24 jam sesuai dengan SOP membantu mengurangi sesak nafas dan membantu
mengoptimalkan RR pada klien sehingga masalah ketidakefektifan pola nafas dapat
teratasi (Muzaki & Ani, 2020).

3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan


Tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diagnose keperawatam yang ditemukan

Posisi Semi-Fowler

4. Prinsip Tindakan
Prinsip tindakan keperawatan yang akan dilakukan

Pra Interaksi:

- Persiapan alat
1) Sandaran punggung atau kursi
2) Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu

3
3) Tempat tidur khusus (functional bed) jika perlu
- Persiapan pasien, perawat, dan lingkungan
1) Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran dan jelaskan
apa yang akan dilakukan.
2) Pastikan identitas klien
3) Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang dapat dipahami oleh
klien
4) Siapkan peralatan
5) Cuci tangan
6) Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan pencahayaan yang
cukup untuk melaksanakan tugas
7) Berikan privasi klien

Kerja :
1) Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah atau di atas kasur
di bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di rapikan. Bantal di susun menurut
kebutuhan. Pasien di baringkan kembali dan pada ujung kakinya di pasang penahan.
2) Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya langsung di atur
setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengan di topang
dengan bantal.
3) Pasien di rapikan.
. Terminasi :
1) Perhatikan keadaan umum pasien
2) Bila posisi pasien berubah, harus segera di betulkan
3) Khusus untuk pasien pasca bedah di larang meletakkan bantak di bawah perut.
4) Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5) Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang tepat

5. Analisa Tindakan
Tujuan dari tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diagnose keperawatan

1) Mengurangi sesak napas


2) Memberikan rasa nyaman
3) Membantu memperlancar keluarnya cairan

4
4) Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan

6. Bahaya dan Pencegahan


Bahaya yang dapat muncul ketika melakukan tindakan dan pencegahan yang bias
dilakukan.

Bahaya : tindakan ini tidak dianjurkan apabila pasien post-op


Pencegahan : identifikasi tindakan sesuai kebutuhan pasien

7. Hasil yang didapatkan dan Maknanya


Evaluasi data subyektif dan obyektif berdasarkan diagnose keperawatan yang
ditemukan (S-O-A-P)

S: Pasien mengatakan bernafas lebih mudah

O: Pasien tampak lebih nyaman dan pernapasan irama reguler

A: Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

8. Tindakan Keperawatan Lain


Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan terkait dengan diagnose
keperawatan yang muncul.

Terapi Oksigen

9. Evaluasi Diri
Penilaian terhadap diri sendiri, apakah sudah mampu melakukan tindakan secara
mandiri atau dibantu.

Melakukan tindakan secara mandiri

You might also like