You are on page 1of 3

Rangkuman PSAK 71 – Instrumen Keuangan

A. KLASIFIKASI
Setelah pengakuan awal aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, nilai wajar
melalui penghasilan komprehensif lain atau nilai wajar melalui laba rugi, dengan menggunakan
dua dasar, yaitu:
1. model bisnis entitas dalam mengelola aset keuangan,
2. karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan.

Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi jika kedua kondisi berikut terpenuhi:
- Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset
keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual, dan
- Persyaratan kontraktual meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok
dan bunga (solely payments of principal and interest / SPPI )
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika kedua kondisi
berikut terpenuhi:
- aset keuangan dikelola dalam model bisnis dengan mendapatkan arus kas kontraktual
dan menjual aset keuangan;
- persyaratan kontraktual dari aset keuangan menghasilkan arus kas pada tanggal
tertentu yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang.

Reklasifikasi pengelolaan aset keuangan jika dan hanya jika


 Entitas mengubah model bisnis untuk pengelolaan aset keuangan.
 Perubahan tersebut diperkirakan sangat jarang terjadi.
 Ditentukan oleh manajemen entitas sebagai hasil dari perubahan eksternal atau internal
dan harus signifikan pada kegiatan operasi entitas dan dapat dibuktikan pada pihak
eksternal.
 Perubahan pada model bisnis entitas akan terjadi hanya jika entitas memulai atau
berhenti untuk melaksanakan aktivitas yang signifikan terhadap kegiatan operasinya;
entitas telah memperoleh, melepaskan, atau mengakhiri lini bisnis.

Kriteria SPPI
Pokok pinjaman merupakan jumlah pokok pinjaman yang diperjanjian dalam kontrak yaitu nilai
wajar pada pengakuan awal. Sedangkan bunga pinjaman merupakan imbalan atas nilai waktu
uang, risiko kredit, risiko pinjmanan lainnya, biaya lain termasuk biaya administrasi dan margin
laba.

Karakteristik dan pengukuran kriteria SPPI bebeda sesuai dengan model bisnis, yaitu :
- Memiliki untuk memperoleh arus kas kontraktual
o Tujuan : memperoleh arus kas kontraktual
o Penjualan bersifat insential
o Penjualan sangat jarang (volume dan frekuensi)
o Pengukuran : Biaya perolehan diamortisasi
- Memiliki untuk memperoleh arus kas kontraktual dan untuk dijual
o Tujuan : memperoleh arus kas kontraktual dan menjual, sifatnya tidak
terpisahkan
o Umumnya lebih banyak penjualan secara frekuensi dan volume
o Pengukuran : FVOCI (Fair Value to Other Comprehensive Income)
- Lainnya
o Tujuan : tidak untuk memperoleh arus kas kontraktual atau dijual
o Kriteria SPPI tidak relevan – diukur pada FVTPL (Fair Value to Profit and Loss)

I. Aset Keuangan
Kategori Pengukuran serupa dengan PSAK 55. Berdasarkan PSAK 55, terdapat 4 kategori
pengukuran, yaitu FVTPL, FVOCI, HTM (Held to Maturity) dan Loan and Receivable.
Sedangkan berdasarkan PSAK 71, hanya terdapat 3 kategori pengukuran, yaitu FVTPL,
FVOCI, dan Biaya Perolehan Diamortisasi.

Reklasifikasi aset keuangan tunduk pada ketentuan yang sangat rigid dan diperkirakan
tidak sering terjadi

II. Liabilitas Keuangan


Ketentuan PSAK 55 sebagian besar masih dipertahankan, yaitu Biaya perolehan
diamortisasi dan FVTPL. Ditetapkan untuk diukur pada FVTPL jika
- Dikelola atas dasar nilai wajar; atau
- Mengandung derivative melekat (embedded derivative) yang tidak dapat
dipisahkan

Penyajian dalam OCI atas keuntungan atau kerugian liabilitas keuangan yang ditetapkan
untuk diukur pada FTPL yang timbul dari perubahan risiko kredit, kecuali jika hal
tersebut menciptakan atau meningkatkan inkonsistensi pengakuan dan pengukuran
(accounting mismatch)

Reklasifikasi tidak diperkenankan

Pertimbangan dalam penilaian


 Bagaimana kinerja dievaluasi.
 Tingkat penjualan dan actual serta ekspektasian.
 Bagaimana risiko dikelola.
 Bagaimana Manajer dikompensasi.
 Faktor lainnya.

B. PENGUKURAN AWAL
Instrumen keuangan pada awalnya diukur dengan cara 2 cara, yaitu FVTPL (dimana biaya
transaksi tidak dikapitalisasi) dan Nilai Wajar ditambah Biaya Transaksi terkait langsung dengan
perolehan (dimana biaya transaksi dikapitalisasi).

Terdapat 4 kategori pengukuran instrument keuangan, yaitu


1. Biaya Perolehan diamortisasi
Instrumen keuangan diukur seluruh keuntungan dan kerugian pada Laba Rugi
2. Instrumen utang pada FVOCI
Pada Laba Rugi, terdapat biaya Bunga, krugian penurunan nilai, keuntungan/kerugian selisih
kurs, keuntungan/kerugian saat pelepasan. Sedangkan keuntungan/kerugian lainnya
dikategorikan sebagai OCI.
3. Instrumen ekuitas pada FVOCI
Instrumen ekuitas tidak diperkenankan diukur dengan metode biaya perolehan. Dividen
(kecuali) jelas merupakan pemulihan atas sebagian biaya perolehan (investasi) dikategorikan
sebagai Laba rugi, sedangkan keuntungan/kerugian perubahan nilai wajar dikategorikan
sebagai OCI.
4. FVTPL
Seluruh keuntungan dan kerugian dicatat pada Laba Rugi.

You might also like