Professional Documents
Culture Documents
Makalah Budidaya Komoditas Ubi Jalar
Makalah Budidaya Komoditas Ubi Jalar
Disusun Oleh :
22025010098
Kelas B
FAKULTAS PERTANIAN
JAWA TIMUR
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Adapun taksonom tanaman ubi jalar menurut Heyne (1987) yaitu sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivsio : Angospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Convolvulus
Famili : Convolvulacea
Genus : Ipomoea
1. Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi dengan
daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah
20°C dan suhu minimum tinggal di atas 15°C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur
antara 15 hingga 33°C diperlukan selama siklus vegetatif, dengan suhu optimal yang
antara 20 hingga 25°C. Temperatur rendah pada malam mendukung pembentukan
umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari mendukung perkembangan
vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadi dalam kisaran suhu 20 hingga
30°C, optimum 25°C dan umumnya berhenti di bawah 10°C). Ubi jalar adalah
tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk pembangunan maksimum.
Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama dengan hari-hari pendek mendukung
pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi pertumbuhan dedaunan. Kelembaban
memiliki pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun
adalah (86%), batang (88,4%) dan umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk
mencapai perkecambahan yang baik. Tanah juga harus tetap basah selama masa
pertumbuhan (60-120 hari), meskipun pada panen kelembaban harus rendah untuk
mencegah busuk umbi . Kondisi yang mendukung perkembangan bagian vegetatif
tanaman meliputi kelembaban relatif 80% dan tanah lembap. Tanaman ubi jalar
membutuhkan hawa panas dan udara yang lembap.
Daerahyang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu
21-27 °C . Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari merupakan daerah
yang disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar
tercapai pada musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam
yang baik untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedang pada tanah
sawah waktu tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen. Tanaman ubi jalar
dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara
750-1500 mm/tahun.
2. Media Tanam
a) Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.
Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubi jalar
pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah
terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang
mudah becek atau berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan
tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi
benjol.
b) Derajat keasaman tanah adalah Ph=5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan
kelembaban tanah yang cukup.
c) Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi,
terutama pada musim kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan tanah
yang cukup lembap. Oleh karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus
tersedia air yang memadai.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembap.
Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena
daerah penyebaran terletak pada 300 LU dan 300 LS. Di Ahmad yang beriklim
tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m
dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh
dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah.
a. Akar
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur hara
yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat untuk
menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi. Kedalaman akar
tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar15 persen dari seluruh akarnya yang
terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang tumbuh agak dangkal.
Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif (Sonhaji, 2007).
b. Batang
Ubi jalar merupakan tanaman dikotiledon tahunan dengan batang panjang
menjalar dan daun berbentuk jantung hingga bundar yang bertopang tangkai daun
tegak. Bagian tengah batang tempat tumbuhnya cabang lateral biasanya bengkok dan
bergantung pada panjang ruas batang, dapat terlihat berupa semak. Tipe kultivar
yaitu semak, semak menjalar atau menjalar, lebih ditentukan oleh panjang ruas
daripada oleh panjang batang, percabangan batang berbeda-beda bergantung pada
kultivar (Rybatzky dan Yamaguchi, 1998).
c. Daun
Daun ubi jalar bentuknya berbeda-beda tergantung varietasnya. Tangkai daun
melekat pada buku-buku batang. Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi
rata atau berlekuk-lekuk dangkal sampai berlekuk dalam sedangkan bagian ujung
daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu mirip bentuk jantung,
tetapi ada yang bersifat menjari. Daun berwarna hijau tua atau hijau kekuning-
kuningan (Suparman, 2007).
d. Bunga
Mahkota bunga menyatu membentuk terompet, berdiameter 3-4 cm, berwarna
merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau ungu,
menyerupai warna bunga “mekar pagi” (morning glory). Bunga mekar pada pagi
hari dan menutup serta layu dalam beberapa jam. Penyerbukan dilakukan oleh
serangga.
e. Biji
Biji berbentuk kapsul, sebanyak 1-4 bij. Biji matang berwarna hitam, bentuknya
memph dan keras dan biasanya memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk
membantu perkecambahan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).Varietas unggul ubi
jalar yang dianjurkan adalah daya, prambanan, borobudur, mendut, dan kalasan.
Deskripsi masing-masing varietas unggul ubi jalar adalah sebagai berikut:
• Daya
a) Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas (kultivar) putri
selatan x jonggol.
b) Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.
c) Umur panen 110 hari setelah tanam.
d) Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda.
e) Rasa ubi manis dan agak berair.
f) Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
• Prambanan
a) Diperoleh dari hasil persilangan antara varietas daya x centenial II.
b) Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar.
c) Umur panen 135 hari setelah tanam.
d) Kulit dan daging ubi berwarna jingga.
e) Rasa ubi enak dan manis.
f) Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
• Borobudur
a) Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x philippina.
b) Potensi hasil antara 25-35 ton per ha.
c) Kulit dan daging ubi berwarna jingga.
d) Umur panen 120 hari setelah tanam.
e) Ubi berasa manis.
f) Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
• Mendut
a) Varietas ini berasal dari klon MLG 12653 introduksi asal IITA, Nigeria
tahun 1984.
b) Potensi hasil antara 25-50 ton per ha.
c) Umur panen 125 hari setelah tanam.
d) Rasa ubi manis.
e) Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab.
• Kalasan
a) Varietas diintroduksi dari Taiwan.
b) Potensi hasil antara 31,2-42,5 ton/ha atau rata-rata 40 ton/ha.
c) Umur panen 95-100 hari setelah tanam.
d) Warna kulit ubi cokelat muda, sedangkan daging ubi berwarna orange
muda (kuning).
e) Rasa ubi agak manis, tekstur sedang, dan agak berair.
f) Varietas agak tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.).
g) Varietas cocok ditanam di daerah kering sampai basah, dan dapat
beradaptasi di lahan marginal.
1. Persiapan lahan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu
basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau
keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama 1 minggu.
Tanah untuk budi daya ubi jalar diolah secara sempurna (dibajak dua kali dengan
kedalaman lapis olah >30 cm) dan digaru, dibersihkan dari sisa-sisa tanaman
sebelumnya.
b) Tanah langsung diolah bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan. Dibuat
guludan tunggal dengan lebar 50-60 cm, tinggi 40-50 cm, dan jarak antar guludan
80-100 cm. Pada lahan yang miring dibuat teras bangku dan pembuatan guludan
mengikuti kontur lahan. Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah
maka pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60 sampai 100
cm. Kalau tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat
dengan jarak 1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring,
maka pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan
miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah
yang ringan (pasir mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah 60 cm,
tinggi 30-40 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran
guludan adalah lebar bawah 40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100
cm. Arah guludan sebaiknya memanjang Utara-Selatan, dan ukuran panjang guludan
disesuaikan dengan keadaan lahan.
Pemilihan varietas ubi jalar disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan sesuai
dengan permintaan pengguna. Varietas unggul ubi jalar umur genjah (3,5-4 bulan) dan
umur dalam (4,5-5,0 bulan).
Bibit diambil dari tanaman sehat berupa stek pucuk dengan panjang 20-25 cm.
Apabila telah digunakan 4-5 generasi, bibit diperbanyak terlebih dahulu dari umbi,
kemudian setelah berumur 2-3 bulan diambil stek pucuk untuk dijadikan bibit. Selain itu
Bahan stek yang digunakan sebagai bahan perbanyakan merupakan bagian tanaman yang
berasal dari batang ubi yang diambil dari klon unggul dengan keadaan pertumbuhannya
sehat dan normal. Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar 15-20 cm tergantung panjang
jenis ruas setiap genotip. Panjang stek adalah 3 ruas buku, sekitar 15-20 cm tergantung
panjang jenis ruas setiap genotip (Kementan, 2000). Sebelum ditanam, bibit direndam
dalam larutan fungisida Mancozeb 80% dan insektisida karbo sulfan selama lima menit
Di lahan sawah, ubi jalar ditanam setelah panen padi pada awal atau pertengahan
musim kemarau dandi lahan kering pada awal/pertengahan musim hujan. Penanaman
dapat dilakukan dengan sistem kering (tanah cukup lembap) dan sistem basah
(diari). Sebelum bibit ditanam, sebagian daunnya dikurangi (dirempes) untuk
mengurangi penguapan. Stek ditanam datar/miring, sedalam 2-3 ruas (5-1 0 cm).
Penyulaman bibit yang mati dilakukan sesegera mungkin, maksimum 2 minggu setelah
tanam. Untuk penentuan pola tanam Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara
tunggal (monokultur) dan tumpang sari dengan kacang tanah.
a) Sistem Monokultur
Membuat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak
guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar
lubang 25-30 cm, lalu membuat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan
kanan lubang tanam untuk tempat pupuk, kemudian menanamkan bibit ubi jalar ke
dalam lubang atau larikan hingga dangkal batang (setek) terbenam tanah ½ sampai
dengan 2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit). Lalu
memasukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP
seluruh bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang
atau larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang
dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha)-ditambah 25 kg P2O5/ha (50
kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada saat tanam diberikan
pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman
ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl) (Kementan,
2000).
b) Sistem Tumpang Sari
Tujuan sistem tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan persatuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi ditumpang sarikan
dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman sistem tumpang sari
prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya di antara barisan tanaman ubi
jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah. Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-
30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.
5. Pemupukan
a) Pengendalian hama
Hama utama pada ubi jalar adalah Penggerek batang ubi jalar, Pengendalian
dapat dilakukan dengan :
Pada 8 minggu pertama, tanaman memerlukan air yang cukup, sehingga apabila
tidak cukup hujan, tanaman harus diairi tiap minggu. Pada minggu berikutnya, tanaman
diairi 2-3 minggu sekali, bergantung pada keadaan. Pada 2-3 minggu sebelum panen,
lahan diupayakan dalam kondisi kering. Saluran drainase diperlukan terutama pada
musim hujan untuk mencegah terjadinya genangan air.
9. Pemanenan
Di dataran rendah, panen dilakukan pada umur 3,5-5 bulan . Di dataran tinggi, panen
dapat dilakukan sampai tanaman berumur 6-8 bulan. Ciri- ciri tanaman yang siap dipanen
adalah sebagian daun telah menguning. Panen dilakukan dengan memotong batang dan
menyingkirkan brangkasan tanaman, kemudian membongkar guludan. Pada waktu panen
diupayakan tidak banyak terjadi pelukaan pada umbi. Umbi dibersihkan dari tanah dan
kotoran. Sebaiknya dilakukan pemisahan (grading) umbi berdasarkan ukurannya. Panen
dengan tangkai umbi akan memperpanjang masa simpan. Umbi disimpan dalam karung
atau keranjang (Juanda dan Cahyono, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, F.R., Staples, G., 1995. Convolvulaceae. Flora of China 16: 271– 325.
Juanda, D.J.S. dan B. Cahyono. 2002. Ubi jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Kanisius. Ahmad.
Kementerian Pertanian. 2000. Ubi Jalar atau Ketela Rambat (Ipomoea batatas L.).
http://www.litbang.pertanian.go.id/.
Sarwono, B. 2005. Ubi jalar : Cara Budidaya yang Tepat, Efisien, dan Ekonomis. Penebar
Swadaya. Ahmad.
Sumarno. 1985. Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk Urea pada Tanah Aluvial
dan Mediteran terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubi jalar Varietas Lokal
Grompol dan Unggul. Universitas Brawijaya. Malang. 74hal.
Suratman, Dwi P., Ahmad D.S. 2000. Analisis Keragaman Genus Ipomoea Berdasarkan
Karakter Morfologi. Biodiversitas 1(2): 72-79.
Wahyuni, S. Dan Wargiono. 2012. Morfologi dan Anatomi Tanaman. Wargiono (ed). Proc.
Ubi jalar: Inovasi Teknologi dan Prospek Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor : 37-56
LAMPIRAN