Professional Documents
Culture Documents
Sap DM Hiperglikemi Irmaida-Dikonversi
Sap DM Hiperglikemi Irmaida-Dikonversi
PENYULUHAN
DIABETES MELITUS DENGAN HIPERGLIKEMIA
DI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH SINGKIL TEGAL
DI SUSUN OLEH
2021
SATUAN ACARA
PENYULUHAN
WAKTU : 30 MENIT
I. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya
(American Diabetes Association [ADA] 2004.)
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan
keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
Leaflet
VII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
Evaluasi proses
Evaluasi dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
1) Peserta mengerti tentang pengertian Hiperglikemia
2) Peserta mengerti faktor Resiko Pada diabetes mellitus
3) Peserta memahami Komplikasi hiperglikemia
4) Peserta Memahami Tanda Dan Gejala Diabetes Dalam Kehamilan
5) Peserta memahami Penatalaksanaan Diabetes dalam
Kehamilan Evaluasi proses
1) Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian Hiperglikemia
E. Penatalaksanaan Hiperglikemia
1. Prinsip penatalaksanaan diabates melitus adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien DM.
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :
a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
b. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien secara
holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
2. Penatalaksanaan hiperglikemia
a. Prinsip diet pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu. Pada
penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan
adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-
25% danprotein 10-15%. Untuk menentukan status gizi, dihitung dengan BMI
(Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan.
b. Exercise (latihan fisik/olahraga) Dianjurkan latihan secara teratur (3 -4 kali
seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan
Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training
sesuai dengan kemampuan pasien.
c. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan.
Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok
masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada
kelompok pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan
tersier diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit
menahun.
d. Obat : oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengaturan
makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah
maka dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik