You are on page 1of 10

SATUAN ACARA

PENYULUHAN
DIABETES MELITUS DENGAN HIPERGLIKEMIA
DI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH SINGKIL TEGAL

DI SUSUN OLEH

IRMAIDA PUTRI SEPTIYANI


(C1019077)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI MANDALA HUSADA

SLAWI ( UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI )

2021
SATUAN ACARA
PENYULUHAN

TOPIK : Diabetes Militus


SUB TOPIK : Hiperglikemia
SASARAN : Pasien Ny. S & keluarga
TEMPAT : Rg. Marwah
PEMATERI : Irmaida
HARII/TANGGAL : Kamis, 9
Desember

WAKTU : 30 MENIT

I. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya
(American Diabetes Association [ADA] 2004.)
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan
keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga
diharapkan mampu memahami materi penjelasan yang disampaikan penyuluh.
III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIU)
Setelah penyuluhan di berikan pasien dan keluarga dapat memahami :
1) Peserta mengerti tentang pengertian Hiperglikemia
2) Peserta mengerti faktor Resiko Pada diabetes mellitus
3) Peserta memahami Komplikasi Diabetes Gestasional
4) Peserta Memahami Tanda Dan Gejala Diabetes Dalam Kehamilan
5) Peserta memahami Penatalaksanaan Diabetes dalam Kehamilan
IV. STRATEGI PELAKSANAAN
No Tahap Kegiatan Waktu Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan 2 menit a) Menyampaikan a) Memperhatikan dan
salam dan mendengarkan
perkenalan
b) Membuat
kontrak waktu
dan topik
c) Menjelaskan TIU
dan TIK
2. Pengembangan 15 menit a) Menjelaskan a) Memperhatikan dan
tentang diabetes mendengarkan
Dalam
Kehamilan

3. Penutup 3 menit a) Memberi a) Mengajukan


peluang pertanyaan
pertanyaan b) Memahami
b) Evaluasi atau materi yang telah
menyimpulkan disampaikan
materi yang c) Menjawab
sudah pertanyaan
disampaikan d) Menjawab salam
c) Menanyakan
kembali materi
yang sudah
dijelaskan
d) Memberikan
salam

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet

VII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
Evaluasi proses
Evaluasi dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
1) Peserta mengerti tentang pengertian Hiperglikemia
2) Peserta mengerti faktor Resiko Pada diabetes mellitus
3) Peserta memahami Komplikasi hiperglikemia
4) Peserta Memahami Tanda Dan Gejala Diabetes Dalam Kehamilan
5) Peserta memahami Penatalaksanaan Diabetes dalam
Kehamilan Evaluasi proses
1) Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015 . Hiperglikemia. (Online), (http://www.alodokter.com/ hiperglikemia)


diakses 20 Maret 2018.
Anonim. 2014. Hiperglikemia. (Online), (http://www.kerjanya.net/faq/4539-
hiperglikemia.html), diakses 20 Maret 2018.
Lampiran Materi Penyuluhan
Hiperglikemia

A. Pengertian Hiperglikemia

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada


rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah, atau rentang non puasa sekitar 140-
160 mg/100 ml darah (Elizabeth J. Corwin, 2015) Hiperglikemi terjadi ketika glukosa
tidak dapat dikirimkan ke sel-sel karena kurangnya insulin . Tanpa adanya
karbohidrat untuk bahan bakar selular , hepar akan mengubah simpanan glikogennya
menjadi glukosa (glikogenesis) dan peningkatan biosintesis glukosa. Namun begitu
respon ini akan memburuk situasi dangan meningkatkan kadar glukosa darah semakin
tinggi

B. Faktor Resiko Hiperglikemia

Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan


dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang
dapat diubah dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa
DM berkaitan dengan
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi
a. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus Seorang yang menderita Diabetes Mellitus
diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen
resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang
menderita Diabetes Mellitus.
b. Umur Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus
adalah > 45 tahun.
c. Riwayat persalinan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat
badan bayi > 4000gram
d. Faktor Genetik DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor
mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua
sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit
ini.
2. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi
a. Dislipedimia Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
b. Alkohol dan Rokok Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan
dengan peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan
ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan
fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan
tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan
dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM,
sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan
darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil
alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml
wine atau 720 ml.
c. obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT >
23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.

C. Tanda Dan Gejala


1. Mengalami Rasa Haus yang Berlebihan Orang yang menderita diabetes akan
cenderung menampakan gejala haus yang berlebihan meskipun mereka sudah
cukup mendapatkan cairan yang dikonsumsinya. Kondisi ini akan nampak jelas
dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap kondisi yang sama. Pada orang
normal umumnya mereka akan cukup mengkonsumi sebanyak 8 gelas air setiap
harinya untuk mencukupi kebutuhan cairan harian didalam tubuhnya. Akan tetapi,
untuk mereka yang menderita diabetes jumlah ini bisa kurang dan hasrat ingin
minum akan jauh lebih banyak dengan intensitas yang sering.
2. Sering Buang Air Kecil Tanda yang satu ini akan lebih nampak terlihat pada saat
malam hari
3. Meningkatnya Rasa Lapar
4. Mengalami Kelelahan yang Berlebihan
5. Masalah Penglihatan yang Kabur
D. Komplikasi hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetic
b. Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
c. Hipoglikemia
d. Asidosis lactate
e. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a. Komplikasi vaskuler
b. Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
c. Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
d. Komplikasi neuropati : Neuropati sensorimotorik, neuropati
otonomik gastroporesis

E. Penatalaksanaan Hiperglikemia
1. Prinsip penatalaksanaan diabates melitus adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien DM.
Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :
a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
b. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien secara
holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
2. Penatalaksanaan hiperglikemia
a. Prinsip diet pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu. Pada
penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan
adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-
25% danprotein 10-15%. Untuk menentukan status gizi, dihitung dengan BMI
(Body Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan.
b. Exercise (latihan fisik/olahraga) Dianjurkan latihan secara teratur (3 -4 kali
seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan
Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training
sesuai dengan kemampuan pasien.
c. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan.
Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok
masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada
kelompok pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan
tersier diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit
menahun.
d. Obat : oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengaturan
makan dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah
maka dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik

You might also like