You are on page 1of 3

TATA LAKSANA GIZI BURUK

PASCA RAWAT INAP PADA


BAYI USIA < 6 BULAN DAN
BALITA USIA > 6 BULAN
DENGAN BERAT BADAN < 4
KG DI LAYANAN RAWAT
JALAN PUSKESMAS
No.
:
Dokumen
SO No. Revisi :
P Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/3

UPT TTD dr. XXXXX


PUSKESMAS
Kepala Puskesmas NIP. YYYYYYYY
ZZZZZZ
A. Pengertian Kegiatan perawatan pada balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan
komplikasi medis, balita gizi buruk usia ≥ 6 bulan dengan berat badan
< 4 kg dan bayi gizi buruk usia < 6 bulan pasca rawat inap di rumah
sakit.
B. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) dalam
melakukan tindak lanjut pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita
usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg pasca rawat inap di rumah
sakit yang dirujuk ke puskesmas.
C. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas No.… tentang Jenis-Jenis Pelayanan
Puskesmas…
2. SK Kepala Puskesmas No…. tentang Struktur Organisasi
Puskesmas…
3. SK Kepala Puskesmas No…. tentang Layanan Terpadu
Puskesmas…
D. Prosedur 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menyiapkan logistik berupa
alat antropometri (alat timbang berat badan, seperti timbangan
digital anak dan bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti
papan ukur panjang atau tinggi badan (length/ height board) dan
pita Lingkar Lengan Atas (LiLA) sesuai standar, Tabel Z-skor
sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau
perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro),
Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Formula 100
WHO (F100) atau Ready to Use Therapeutic Food (RUTF), obat-
obatan (antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing, zat besi
dan vitamin), gelas, sendok, formulir pasien, formulir rujukan,
formulir pencatatan dan pelaporan.
2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan anamnesis
riwayat kesehatan balita meliputi riwayat kelahiran, imunisasi,
menyusui dan makan (termasuk nafsu makan), penyakit dan
riwayat keluarga.
3. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan
fisik secara umum dan khusus berupa pemeriksaan fisik umum
(kesadaran, suhu tubuh, pernafasan, dan nadi) dan pemeriksaan
fisik khusus seperti tercantum pada formulir Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) dan melakukan pemeriksaan penunjang
sesuai indikasi.
4. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemberian obat
sesuai hasil pemeriksaan dimana pemberian antibiotika
merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya di rawat inap,
Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Bila
demam > 39°C rujuk balita ke rawat inap, berikan penjelasan cara
menurunkan suhu tubuh anak di rumah kepada pengasuh,
vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tata laksana gizi
buruk), pemberian Vitamin A dan Asam Folat merupakan lanjutan
dari pemberian di rawat inap.
5. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menghitung kebutuhan gizi
balita gizi buruk usia 6 – 59 bulan, yaitu Energi 150 - 220
kkal/kgBB/hari, Protein 4 - 6 g/kgBB/hari, cairan 150 - 200
ml/kgBB/hari. Pemenuhan kebutuhan gizi dapat diperoleh dari
Formula 100 WHO (F100) atau Ready to Use Therapeutic Food
(RUTF) dan makanan padat gizi.
6. Melakukan konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), cara pemberian
Formula 100 WHO (F100) atau Ready to Use Therapeutic Food
(RUTF) dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
7. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) memberikan Formula 100
WHO (F100) atau Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) untuk
balita gizi buruk.
8. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) dan kader pendamping
melakukan pemantauan balita gizi buruk. Pemantauan dilakukan
dengan kontrol rutin ke puskesmas/kunjungan ke rumah balita gizi
buruk 1x per minggu.
9. Balita gizi buruk keluar dari layanan rawat jalan bila selama 2
minggu berturut-turut atau 2x kunjungan menunjukkan kondisi
klinis baik, tidak ada komplikasi medis, kenaikan berat badan
minimal 20 g/hari atau 5 g/kb BB/hari, BB/PB atau BB/TB ≥-2 SD,
LILA ≥ 12,5 cm dan tidak ada pitting edema bilateral.
10. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pencatatan dan
pelaporan.
E. Referensi 1. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019.
2. Peratuaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
3. Peratuaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor
29 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi bagi Anak
Akibat Penyakit.
4. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 87 Tahun 2019 tentang
Penanggulangan Masalah Gizi
F. Dokumen 1. SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk atau Yang
Terkait Berisiko Gizi Buruk.
2. SOP Penetapan Dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk Di Puskesmas.
3. SOP Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita Usia 6-59 Bulan di
Layanan Rawat Jalan Puskesmas.
4. SOP lain yang berhubungan dengan tatalaksana gizi buruk di
puskesmas (sebutkan judul SOPnya).
G. Unit Terkait 1. Posyandu
2. Rumah Sakit
H. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
Historis
Perubahan

You might also like