BAB Iv ‘
PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL
DI KECAMATAN KOTAMOBAGU
4e1. OBYEK PERJANJIAN BAGI HASIL
Sebelum penulis tiba pada pembahasan selanjutnya
maka ada baiknya terlebih dahulu obyek bagi hasil yang
terdapat di Kecamatan Kotamobagu penuligs dapat sebutkan
sebagai berikut :
(1). Hasil tanaman padi,
(2). Hasil tanaman palawija.’
Namun dalam pembahasan selanjutnya, penulis hanya
nembatasi pembahasannya tentang bagi hasil tanaiian pa
di saja.
Sedangkan perjanjian mengenai hasil tanaman pala
wija, tidak dipaparkan didalam materi ini, karena hal
tersebut @iluar jangkauan dari pada skripsi ini. Ber
kaitan dengan sub judul diatas, maka obyek yang diper
janjikan dalam bagi hasil tanah persawahan di Kecamatan
Kotamobagu yaitu hasil sawah, serta tenaga kerja dari
pada penggarap itu ‘omndiet. Sedangkan taneh sawah seba
gai tempat untuk menanam, hanyalah ikut terlibat saja
sehingga tanah sawah sesungguhnya bukanlah obyelk dari
5L52
Pada perjanjian. Karena dalam penyelenggaraan usaha di
makeud untuk memperoleh hasil maksimal dari tanaman -
yang menjadi pokok suatu perjanjian, maka menurut hemat
penulis faktor tenaga atau kKemampuan pisik dari peng
garap dan tanah tidak bisa terlepas dari obyeknya 56
hingga secara otomatis turut terkait pula.
Menurut praktek sehari hari sesuai penelitian pe
nulis, dimana pemilik hendak menggarapkan tanah Bawah
nya kepada penggarap, maka faktor kemampuan pisik ada
lah mengimbangi dengan luasnya sawah yang hendak diker
jakan.
Perjanjian bagi hasil ini di Kotamobagu disebut
"Tumo yo! ™ yaitu suatu istilah dalam bahasa dae
rah yang artinya " Membagi Hasil ". Sehingga obyek -
yang diperjanjikan sesuai kenyataan adalah hasil sawah
maka hal tersebut adalah sudah sesuai dengan pasal i
evb (a) Undang Undang Nomor : 2 Tahun 1960.
4.2. TATACARA PERJANJIAN
Sebelum membahas mengenai cara atau bentuk dari -
pada perjanjian bagi basil antara pemilik dan pengga
rap yang terdapat dalam praktek sehari hari di Kecama -
tan Kotamobagu, maka ada baiknya penulis dapat mengemu-
kakan sebab sebab terjadinya perjanjian bagi hasil seca53
ra umum sesuai dengan kebiasaan dari masyarakat se
tempat.
Pada mulanya pemilik sawah mendatangi . rumah
Penggarap, lalu hendak menyampaikan maksudnya. Pengga
Tap yang Gidatangi adalah menurut keinginan dari pa-
da pihak pemilik. Setelah maksud tersebut sudah di-
sampaikan dan tidak ada suatu penolakan dari pihak peng-
garap, maka perjanjian tersebut telah terjadi serta me
ngikat antara kedua belah pihak.
Sebaliknya kalau tidak dapat ditempuh apa yang
sesungguhnya dikehendaki pemilik Walaupun sudah ada
proses tawar menawar dari kedua belah pihak, maka
pemilik tadi menghubungi orang lain dengan sesuatu mak
sud yang sama pula,
Tetapi didalam praktek pada umumnya hal tereebut ,
tercapal oleh karena didalam kehidupan pergaulan se
hari hari lebih mementingkan hubungan kekeluargaan dian-
tara satu dengan yang lainnya. Disamping itu pula per
janjien " Tumoyo' " sangat menguntungkan dari pihak -
penggarap itu sendiri, walaupun semua ongkos ongkos
pada Waktu menanam, dan memanen adalah menjadi tang
gungan pihak penggarap.
Dalam proses terjadinya perjanjian tersebut, ma5h
ka segala isi dan maksud para pihak sudah mengikat, na
mun tidak dibuat secara tertulis serta tanpa sakei. Mak-
sud Para pihak dari uraian ini adalah hak dan kewajiban,
sehingga apa yang disampaikan oleh pemilik dihadapan -
penggarap adalah sesuatu cara yang lagim diperjanjikan .
“hanya saja didasarkan atas suatu kebiasaan kebiasaan be
laka.
Tatacara seperti yang telah digsebutkan diatas, se
sungguhnya sangat mengikat berdasarkan atas azas keperca
yaan, saling menghormati serta saling menghargai 19),
Penelitian dalam keitannya dengan perjanjian bagi-
hasil di Kecamatan Kotamobagu, penulis berhesil menjum -
pai sebanyak 100 responden, dengan bentulc perjanjian se
bagai berikut :
BENTUK PERJANJIAN MENURUT KEBIASAAN DI.KOTA
MOBAGU
TABEL. WI
——$
NO. |! Bentuk ! Jawaben ) N =160 )!Prosentase
——$——— OEE
i, 1 Tertulis fos - orang ! O%
B’bisan 1 = 106 orang ! 100 %
Jumlah ' = 100 orang ! 100 %
15).Hasil wawanceara antara Ahmad Laoh(pemilik) ,deng
an Marsidi(penggarap),tanggal 30 Juli 198933
Melihat kedua bentuk perjanjian diatas, menun -
jukkan bahwa baik pemilik Maupun penggarap, lebih suka
membuat Perjanjian bagi hasil secara tradisional atau
lisan saja sesuai kebiasaan masyarakat setempat, dari -
pada perjanjian bagi hasil menurut Undang Undang Nomor
2 Tahun 1960.
Walaupun perjanjian tersebut hanya dilakukan menu
rut keblasaan keblasaan ( tidak tertulis ), tetapi be
lum pernah timbul sesuatu sengketa antara kedua belah -
pihak khusus mengenai cara perjanjian tersebut 16),
Menurut Wawgncara penulis dengan beberapa orang =
pemilik dan penggarap apakah saudara bisa menulis atau
membaca karena perjanjian yang dibuat hanya dalam ben
tuk ligan saja, semuanya menjawab bisa menulis ataupun
membaca 1),
Maka hal dimaksud penulis berkesimpulan bahwa ben
tuk perjanjian yang terjadi umumnya dilaksanakan oleh
Orang orang yang bisa menulie dan membaca,
4.3. HAK DAN KEWAJIBAN PEMILIK DAN PENGGARAP
16).Hasil wawancara antara Alaeka Putong(penggarap)
dengan Lies Malalunsenge(pemilik) Juli 1989
17).Hasil wawancara antara Soetarlan(pemilik)dengan
Yoram Limbanon(penggarap), 26 Juli 198956
Sebelum tiba dalam pembahasan tentang hak dan ke
wajiban dari pemilik dan penggarap dalam praktek per
jJanjian bagi hasil tanah sawah yang terdapat di Kota
mobagu, maka ada baiknya penulis menyedutkan hal hal -
tersebut sebagaimana nyata dibawah ini sebagai beri
kut :
1, Hak hak bagi pemilik.
(1). Mendapatkan hasil sawah.
(2). Mebdapatkan tanahnya kembali.
(3). Dapat mengalihkan kepada pihak lain.
(4). Menentukan imbangan hasil,
Dari beberapa hak diatas, maka pemilik juga mem=
punyai kewajiban kewajiban antara lain :
(1). Menyediakan sawah sebagai garapan.
(2). Membayar pajak bumi.
(3). Memberikan kesempatan memanen.
2. Hak hak bagi penggarap.
(1). Mendapatkan hasil garapan.
(2). Memanen hasil sawah.
Sedangkan kewajiban dari penggarap adalah seba -
gai berikut :
(1). Menyediakan gabah untuk bibit.5?
(2). Menyediaken pupuk, obat obatan.
(3). Menyediakan alat membajak, ternal.
(4). Memelihara tanaman (padi).
Untuk dapat mengetahui secara jelas tentang hak
dan kewajiban dari masing masing pihak dalam praktek -
berjanjian bagi hasil, maka dalam uraian selanjutnya -
Gapatlah dipaparkan satu persatu sebagai berikut :
1. Hak hak bagi pemilik.
1 - 1).Mendapatkan hasil sawah.
Dalam perjanjian bagi haeil tanah -
PpersaWahan, maka bagi pemilik sawah akan
memperoleh sebagian hasil sawahnya dari
penggarap yang diterima setelah penyeleng
Garaan panen selesai dileksanakan, Hasil
Yang menjadi bagian dari pemilik tanah ,
diberikan oleh penggarap dalam bentuk be
ras, Mengenal banyaknya yang diterima di
dasarkan atas persetujuan kedua belah pi
hak yang ditentukan pada saat perjanjian-
mulad dinyatekan berlaku 18),
18).Hasil wawancara antara Ruedi Mokoginta (pemi
lik), dengan Tondukon Dondo(penggarap),2 Agus
‘tus 19895B
1 = 2).Mendapatkan tanahnya kembali,
Sesuai kebiasaan yang terjadi dalam per-
dJanjian membagi hasil di Kotamobagu, pihak pemt
lik sawah tidak mengambil tanahnya yang sedang
digarapkan, sepanjang Penggarap masih mempunyai
kemauan untult mongerjakan, kecuali penggarap ~
sendiri yang menyatakan tidak lagi bersedia un
tuk mengerjakannya, Sehingga pihak pemilik deng
an sendirinya mengambil tanah itu, Lalu mengga-
rapkannya kepada orang lain 19),
1 - 3).Dapat mengalihkan kepada pihak lain,
Jika suatu perjanjian Penggarapan sawah
masih berada dalam penyelenggaraan Pihak peng
sarap dengan hak bagi hasil, lalu pemilik hen
dak mengalihkannya kepada orang lain dengan -
jual beli, maka apa yang dilakukan oleh pemilik
tidak bisa dihalang halangi oleh penggarap.
Dengan beralihnya sawah karena jual beli
apakah penggarap lama masih dilanjutkan atan-
tidak, hal tersebut sangat ditentukan oleh pemi
19).Hasil wawancara antara.Ny.Indong Sidampoi (pe~
milik) baru dan Abdjali Mamonto (pemilik) lama
Agustus 198959
lik baru untuk memutuskannya. Sesuai apa yang dite-
mui penulis di Kelurahan Upai kecamatan Kotamobagu ,
sawah dengan luas kurang lebih 1/4, Ha sementara diga -
rap orang lain, maka pada awal bulan April 1989, sawah
@ijual oleh Pemiliknya dengan harga uang tunai sebe
sar Rp.2.300.000,- ( dua juta tiga ratus ribu rupiah ).
Setelah pelaksanaan panen selesai, maka sawah —
tersebut digarapkan oleh pemilik baru kepada pihak -
yang lain dengan cara perjanjian yang tidak tertulis,
menurut keblasaan setempat tanpa ada salah paham da-
ri penggarap lama 20),
1 - 4).Menentukan imbangan haeil.
Mengenai hak dalam menentukan besar dan kecil-
nya bagian yang akan diperoleh masing masing pL
hak setelah panen selesai dikerjakan, pada mula
nya @ikemukakan pemilik dihadapan penggarap.
Tetapi sesuai kebiasaan di Kotamobagu pa-
da akhirnya tercapai melalui proses tawar mena-
war, sehingga apa yang diuraikan dalam butir 4
diatas penulis berkesimpulan bahwa hak tersebut
20).Hasil wawancara antara Ny.Indong Sidamphi (pe-
milik),dengan Djainuddin (penggarap) baru Agus
tus 198960
telah menjadi hak dari kedua belah Bihak,
2. Kewajiban kewajiban pemilik.
Selain hak hak diatas, maka pemilik mempunyai ke=
wajiban yang dapat disebutkan berikut ini :
2- 1).Menyediakan sawah sebagai garapan.
Di Kotamobagu pada umumnya tanah sa-
wah yang menjadi garapan biasanya disedia
kan oleh pihak pemilik sebagai suatu sya -
rat mutlak dalam setiap praktek bagi ha
sil didalam masyarakat. Sehingga secara -
otomatis harus disediakan oleh pemilik, -
dan hal tersebut adalah sesuai dengan ke
nyataan dilokasi. "!
2 - 2).Membayar pajak bumi.
Dalam hal membayar pajak bumi dan ba
ngunan adalah kewajiban setiap warga nega-
ra Republik Indonesia khusuenya pajak bu
mi atau tanah persawahan, Pembayaran pa —
jak tersebut dapat dilakukan setelah dike-
tahui besar dan kecilnya penetapan yang di
berikan melalui S.K.P.P. ( Surat Keterang-
an Pokok Pajak ), dari Kantor Dinas Luar -61
Pajak Tingkat IL bagi daerah Tingkat IL ,
dan seterusnya keatas, Pembayaran pajak bu
mi khususnya tanah persawahan di Kotamoba-
gu dapat dilakukan didalam tahun piskal pa
jak, baik dibayar sekaligus maupun dengan
Cara angsuran sempai dengan tahun piskal -
yang bersangkutan berakhir.
Sehingga dalam hal pembayaran pajak,
bumi dan bangunan khusus tanah peraawahan,
sesungguhnya tidaklah dibebankan kepada
Penggarap, tetapi sesuai kenyataan dibayar
oleh pemilik itu sendiri 21),
Hal ini sudah sejalan dengan kehen -
dak pasal 9 Undang Undang Nomor : 2 Tabun
1960.
2 = 3).Memberikan kesempatan memanen.
Jika diatas tanah garapan, masih ter
dapat tanaman yang belum dipanen, lalu -
terjadi pemindahan hak dari pemilik kepa—
da orang lain, misalnya sawah digadaikan,
——__——__
: 1 wawancara antara Hasirin Mokedompit (peng
a) ea dengan Usi Abarang (pemilik), Agustus -
198962
disewakan, maka kepada penggarap dapat diberikan waktu
untuk menyelesaikan banen terhadap hasil sawah sampai-
pekerjaannya itu sbelesai.
3. Hak hak bagi Penggarap.
3 - 1). Mendapatkan hasil garapan.
Kedudukan antara pemilik dan peng-
@arap dalam perjanjian bagi hasil tanah
persawahan di daerah Kotamobagu tidak -
lah mempunyai guatu perbedaan yang berar
ti, dalam heal mendapatkan bagian masing-
masing setelah pelakeanaan panen selesai.
Karena imbangan yang akan diterima
adalah disesuaikan dengan persetujuan -
yang. mereka telah sepakati sebelumnya.
Di Kotamobagu dalam praktek Tumo
yo' ini, maka bagian yang banyak diteri-
ma adalah dari pihak penggarap sesuai ke
biasaan yang terjadi, karena semua ke
perluan yang berhubungan langsung deng~
an pelaksanaan pekerjaan sampai saatnya
panen tiba, adalah ditanggung penggarap
itu sendiri, serta tidaklah diperhitung-
kan dengen hasil beraih sebelum dibagi.
*63
Menurut kebiasaan yang terjadi dalam prak -
tek sehari hari semua hal hal yang berkaitan -
langsung dengan penyelenggaraan sawah garapan sam
pai pada saat panen tiba, tidaklah termausk dalam
Perjanjian dari kedua belah pihalk dan yang diper-
janjikan hanyalah target atau borongan semata ma
ta.
3 - 2). Memanen hasil sawah.
Beberapa hari sebelum padi hendak diiris,
atau ditebas, maka sesuai kebiasaan yang berla-
ku bagi masyarakat Kotamobagu ichususnya pihak -
penggarap, datang memberitahukan kepada pemilik
sawah, bahwa padi sudah saatnya untuk diiris,
Hal tersebut dilakukan untuk sealing meng-
hargai antara satu dengan yang lain, sehingga -
rasa kekeluargaan selalu dapat terpelihara se
cara baik.
Setelah pemberitahuan disetujui oleh pemi
lik, maka keesokan harinya penggarap datang mem
peritahukan lagi kepada ketua kelompok tani un
tuk meminta agar penggarap dapat dibantu untuk-
mengerjakan panennya. Sehingga didalam pekerja-
an panen tersebdut dapatlah dilekukan dengan ca-64
ra beramai ramai atau gotong royong,
Pekerjaan gotong royong ini oleh masyara-
kat Kotamobagu disebut dengan istilah dalam ba
hasa daerah yaitu " Momosad " dan dalam baha-
sa Indonesia dapat berarti : Kerja bersama sa
ma. Berkaitan dengan Momosad, maka di daerah -
Minahasa, masyarakatnya menyebut dengan istilah
dalam bahasa daerah yaitu " Mapalus " yang mak
sudnya adalah sama dengan Momosad 22),
Di Kotamobagu didalam waktu setiap satu
tahun yaitu tiga kali dilakukan penanaman Pa
di disawah, oleh karena didukung pengairan tek
nis yang memadai,
Kewajiban kewajiban penggarap.
Yang dapat menjadi kewajiban kewajiban dari -
penggarap dalam perjanjian Tumoyo' didaerah Kotamo
bagu adalah sebagai berikut :
.h + 1). Menyediakan gabah untuk bibit.
Dalam perjanjian Tumoyo', di Ko
tamobagu yang ditetapkan pihak pomi-
22).Haeil wawancara antara Mustapa Mokoginta ( Ket~
tua kelompok tani Ibayui ),tanggal 5 Agustus -
198965
dik dan penggarap hanya bagian yang di
terima setelah pelaksanaan panen sele —
sai, tetapi yang menyediakan gabah un -
tuk bibit biasanya ditanggung oleh
Benggarap itu sendiri,
4 - 2). Menyediakan pupuk, obat obatan,
Untuk menyediakan hal tersebut, -
juga menjadi tanggungan penggarap, teta
pi tidak tertutup kemungkinan bagi pi -
hak pemilik untuk memberikan bantuan, wa
laupun sebelumnya tidak ditetapkan oleh
kedua belah pihak 2),
4 = 3), Menyediakan alat membajak, ternak.
Dalam proses pengolahan sawah se-
belum ditanami, semua peralatan yang e
rat hubungannya dengan pekerjaan itu ,
pada umumnya disiapkan terlebih dahulu
oleh penggarap sabelum ia memulai pe -
kerjaannya, baik itu milik sendiri atau
pun hanya meminjam kepada orang lain,
———_——
41 wawancara antara Kolin Limbanon (pengga -
#5) , pengendalian dan pengawasan secara efektif dan efi -
sien.
(5). Keputusan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
tentang besarnya bagian hasil tanah yang menjadi hake
Penggarap dan pemilik tanah yang sudah ada pada saat di
keluarkannya Instruksi Presiden ini, supaya diperbaha -
mi dan disesuaikan dengan ketentuan ketentuan dalam -
Instrukei Presiden ini.
(6). Dalam menetapkan besarnya bagian hasil tanah
sebagaimana dimakeud dalam ayat (5), Bupati/Walikotamad
ya Kepala Daerah meminta pertimbangan dari Panitia Per
timbangan Landreform di daerah masing masing.88
Pasal 3
ql).
Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri
nemberikan pedoman tentang cara menetapkan besarnya ha
gil tanah yang mudah dilaksanakan dan diawasi.
(2). Dalam menetapkan besarnya bagian hasil tanah
yang menjadi hak penggarap dan pemilik tanah, oleh pa
ra Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah diusahakan imbang
an yang sebaik baiknya antara kepentingan pemilik dan
kepentingan penggarap, sehingga selain dirasakan adil
oleh pihak pihak yang bersangkutan, juga dapat mendo =
rong kenaikan produksi.
Pasal
(1), Besarnya bagian hasil tanah ialah :
a. 1 (eatu) bagian untuk penggaraP dan 1 (satu) bagian-
untuk pemililc bagi tanaman padi yang ditanam disawah
b. 2/3 (dua pertiga) bagian untuk penggarap serta 1/3
(satu pertiga) bagiean untuk pemilik bagi tanaman pa
lawija di sawah dan padi yang ditanam dilahan ke
ring.
(2). Hasil yang aibagi ialah hasil bersih, yaitu -
hasil kotor sesudah dikurangi Playa biaya yang harus di
pikul bersama sepertt penih, pupuk, tenagas ternak, bia
ya menanam, blaya Panems dan gakate
(3) Dalam nenetapkan besarnys bagian hasil tanah-89
yang menjadi hak penggarap dan pemilik faktor tata 1ak-
gana yang Gilakulan oleh pihak dinilai Ithusus, jika he
sil produkei yang dicapai melebihi hasil rata pata Dae-
rah Tingkat II atau Kecamatan yang bersangkutan menurut
ketetapan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah selama 95
(lime) tahun terakhir.
(a). Hasil diatas rata rata tersebut dalam ayat
(3) dibagi 80 % (delapan puluhpersen) untuk penggarap -
dan 20 % (dua puluh persen) untuk pemilik.
Pasal 5
(1). Pada azasnya kredit untuk pencetakan sawah ~
diberikan kepada dan menjadi tanggung jawab pihak pemi-
Wk tanah. Jika tanah tersebut dibagihasilkan maka kre—
dit tersebut tidak boleh dibebankan kepada pihak peng
garap. :
(2). Jika pemilik tanan tidak diketabui alamatnya
dan tanah yang bersangkutan dibagihasilkan oleh Camat -
atas nama pemilik berdasarken Keputuean Presiden Nomor:
54 Tahun 1980 tentang Webijaksanaan Mengenai Pencetakan
Sawah, maka kredit untule pencetakan sawah tersebut dia
tur dengan tata care tersendiri.
(3) Jika tanah sebagaimana dimalcsud dalam ayat
(2) kemudian berdasarken ketentuan ketentuan peraturan90
perundang Undangan yang berlaku @iberikan dengan hak mi
lik kepada penggarapnya, maka sisa kredit ene PRE
vayar kembali menjadi tanggungan penggarap tersebut se
pagal pemilik yang baru,
Pasal 6
qa). Para Kepala Desa secara aktif mengadakan pen
catatan mengenai perjanjian perjanjian bagi hasil yang
ada di Desanya masing maging untuk dihimpun dalam daf
tar yang disediakan untuk itu dan dilaporkan kepada Ca
mat yang bersangkutan.
(2). Daftar himpunan sebagaimana dimakeud dalam
ayat (1) eelain memberikan keterangan mengenai hal ih
Wal perjanjian bagi hasil yang ada, ditanda tangani pu
la oleh para pihak yang bersangkutan.
Paseal 7
q). Dalam melaisanakan ketentuan Undang Undang -
Nomor : 2 Tahun 1960 para Camat dan Kepala Desa dibantu
Oleh Panitia Pertimbangan Perjanjian Bagi Hasil.
(2), Panitia Pertimbangan Bagi Hasil Kecamatan ~
terdiri dari:
a. Camat sebagai Ketua merangkap Anggota.
b. Pejabat Pertanian Kecamatan sebagai Anggota.
% Pejabat Pengairan Kecamatan sebagai Anggota.91
a. 2 (dua) orang Walcil pomilik sebagai Anggota.
e. 2 (dua) orang Wakil penggarap sebagai Anggota.
(3).
dari t
Panitia Pertimbangan Bagi Hasil Desa terdiri
a. Kepala Desa sebagai Ketua merangkap Anggota.
>, Carik Desa sebagai Anggota.
c. Seorang Pamong Desa yang mengurus soal pertanian (Pa
mong Tani Desa) sebagai Anggota.
d. 2 (dua) orang Wakil pemilik sebagai Anggota.
e. 2 (dua) orang Wakil penggarap sebagai Anggota.
Pasal 8
Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan ketentuan Un-
dang Undang Nomor : 2 Tahun 1960 dibebankan pada angea-
ran Departemen Dalam Negeri.
Pasal 9
Hal hal yang perlu untuk melaksanakan Pedoman Pelakeana
an ini diatur oleh Menteri Dalam Negert dan Menteri Per
tanian, baik secara persama maupun sendiri sendiri, se-
suai dengan bidang tugasnyae
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
Di i aslinya
sealin sesua: SOEHARTO
Yang menyelin
Syamsu Mamontetampiran IIT
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERT DALAM NEGERI DAN MENTERI PERTANIAN
NOMOR : 211 TAHUN 1980
NOMOR + 714/Kpte/Um/9/1960
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN RI
NOMOR :13 TAHUN 1980 TENTANG PELAKSANAAN
UNDANG UNDANG PERJANJIAN BaGI HASIL
MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI PURTANIAN
Menimbang
Bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor : 13
Tahun 1980 tentang Peleksanaan ‘Dndang Undang Perjanji-
an Bagi Hasil, perlu diberikan petunjuk petunjuk pelak
Sanaannya.s .
Mengingat :
1. Undang Undang Nomor + 2 Tahun 1960 tentang Perjanji
an Bagi Hasil (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomo: Ba
2. Undang Undang Nomor ¢ 5 Tahun 1960 tentang Peratu -
ran Dasar Pokok Rokok Agraria (Lembaran Negara Ta
hun 1960 Nomor + 104)+
3. Undang Undang Nomor * 5 Tanun 1974 tentang Pokol: Po
kok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun-
92he
q
93
1974 Nomor + 30).
Undang Undang Nomor : 5 Tahun 1979 tentang Pemerinta
han Desa (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor : 56).
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun
1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repeli-
ta) Tahun 1979/1960 - 1982/1984,
Keputusan Presiden Nomor : 54 Tahun 1980 tentang Po
kok Pokok Kebijaksanaan Pemerintah mengenai Penceta-
kan Sawah.
Keputusan Presiden Nomor : 55 Tahun 1980 tentang Pa
nitia Pertimbangan Landreform.
8. Instrukesi Presiden Republik ‘Indonesia Nomor : 13 Ta
hun 1980 tentang Pelaksanaan Undang Undang Perjanji-
an Bagi Hasil.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PETUNJUK PELAKSANAAN INSTRUKST PRESIDEN NOMOR :13 TAHUN
1980 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG BAGI HASIL SEBA-
@aI BERIKUT =
PERTAMA =
Penyuluhan mengenat pelaksa
mor
naan Instruksi Presiden No -
: 13 Tahun 1980 tentane pelaksanaan Undang Undang ~; oh
Bagi Hasil, dilakukan
bagai berikut :
1. Di tingkat Pusat dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri
M .
dan Menteri Pertanian dibantu oleh Panitia Pertimba-
ngan Landreform Pusat,
2, Di Tingkat IT dilakulkan oleh Gubernur Kepala Daerah -
dibantu oleh Panitia Pertimbangan Landreform Ting -
kat I.
3, Di Tingkat II dilakukan oleh Bupati/Wolikotamadya Ke
pala Daerah dibantu oleh Panitia Pertimbangan Landre
form Tingkat IZ
+
Di Tingkat Kecamatan dilakukan oleh Camat/Kepala Wi-
layah Kecamatan dibantu oleh Panitia Pertimbangan Ba
gi Hasil Kecamatan dan Pars penyuluh Pertanian Lapa-
ngan (PPL) yang bersangkuten.
wn
Di Tingkat Desa/Kelurahan dilakukan oleh Kepala Desa
/Kepala Kelurahan dengan mempergunakan Lembaga Keta-
hanan Masyarakat Desa dan dibantu oleh Panitia Per -
timbangan Bagi Hasil Desa.
KEDUA
Besarnya imbangan bagian hasil tanah yang menjadi ale
Penggarap dan pemilik.
6. Besarnya imbangan bagia® hesil tanah yang menjadi ~
hak penggarap dan pemilik sebagai yang dimakeud da~
isn gana! Undang Undangs Nomor : 2 Tahun 1960 sepan95
Jang mengenal padi yang ditanam disawah ditetapkan-
oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dengan ment
pergunakan pedoman sebagai tersebut dibawah ini
6.1.
6.20
Oleh Bupati/Waliketamadya Kepala Daerah ber-
dasarkan usul dari pertimbangan Camat/Kepala
Wilayah Kecamatan serta Instanei instansi -
yang bidang tugasnya berkaitan dengan kegia-
tan usaha produksi pangan dan Pengurus Orga-
nisasi Tani yang ada di Daerahnya dengan ter
lebih dahulu mendengar usul dan pertimbangan
Kepala Desa atau Kepala Kelurahan dengan Lem
baga Ketahanan Masyarakat Desanya.
dumlah biaya untuk bibit, sarana produkei, -
tenaga ternak, tenaga tanam dan panen, seba—
gaimana dimakeud dalam pasal 1 huruf d w:.°Un
dang Undang Nomor : 2 Tahun 1960 dinyatakan=
dalam bentuk haeil Natura padi gabah.sebesar
maximum 25 % dari hasil kotor yang besarnya-
dibawah atau sama dengan hasil produksi ra
‘a dalam Daerah Tingkat II atau Kecama-
ta rat
tan yang persangkutan atau dalam bentuk ru
mus sebagai perikut |
Z= l/h x
dalam mana 2 = biaya untuk bibit, sarana —
abude
Gale
96
produkei, tenaga ternak, tena-
ga tanam dan panen.
X= hasil kotor,
Jike hasil yang dicapai oleh penggarap tidal —
melebihi hasil produksi rata rata Daerah Ting-
kat II atau Kecamatan sebagai yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Ting -
kat II atau Kecamatan sebagai yang ditetapkan
oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah yang -
bersangkutan, maka hasil kotor, setelah dikura
ngi biaya untuk bibit, sarana produksi, tenaga
ternak, tenaga tanam dan panen yang dinitung -
menurut rumus dalam 6.2 diatas, dibagi dua 5a
ma besar antara penggarap dan pemilik, atau da
lam bentuk rums sebagai berikut : ( rume 1)
= X-1/4X%
2
Hak Penggarap = Hak Pemilik = % -
zi
Jika hasil yang dicapai oleh penggarap diatas
hasil produkel pata rata Daerah fPingkat II/Ke-
camatan sebagai yank ditetapkan oleh Bupati /
Walikotamadya Kepale Daerah yang bersangkutan,
maka besarnys Yan menjadi hak penggarap dan ~
pemilik sepagal perikut +
Gelpel pasil kotor gampai dengan hasil pro-97
duksi rata rata sebagai menurut rumus 1.
Sule2e hasil selebihnya Gari hasil produkei rata -
rata dibagi antara penggarap dan pemilik de
ngan imbangan 4 bagian bagi penggarap dan 1
bagian bagi pemilik atau dalam bentuk rumus
. berikut ;
(rumus IT) tr
Hak penggarap = Y=2+u(X-¥) = Y-1/h¥ + W(K-¥)
2 5 2 2
Hak pemilik = YoX+1(X2¥) = Yo1/s¥ + Xo¥
2 g 2 $
Dimana ¥Y = hasil produkei rata rata daerah tingkat IT
atau Kecamatan yang bersangkutan.
6.5.
6.6,
Jika di suatu daerah bagian yang menjadi bagian-
penggarap pada kenyataannya lebih besar dari apa
yang ditentukan dalam rumus I dan IT diatas, ma
ka tetap diperlakukan imbangan ini lebih mengun-
tungkan penggaraP+
£
Ketetapan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah me
ngenai besarny@ jmbangan bagi hasil tanah yang -
menjadi hek penggeraP dan pemilik, serta hasil -
produksi rata rata tiap Ha di Daerah Tingkat IT
atau Kecamatan yang persangkutan diberitahukan -
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat It6.75
98
setempat,
Sesuai dengan Penjelasan pasal 7 Undang Undang -
Nomor : 2 Tahun 1960 zakat disisihkan dari hasil
Kotor yang mencapai nisab untuk padi, ditetapkan
sebesar 1k kwintal.
6.8. Sestai dengan ketentuan pasal 8 Undang Undang -
Nomor : 2 Tahun 1960, pemberian " Sromo ™ oleh -
ealon penggarap kepada pemilik tanah dilarang.
6.9% Sesuai dengan ketentuan pasal 9 Undang Undang -
Nomor : 2 Tahun 1960, pajak tanah sepenuhnya men
jadi beban pemilik tanah dan dilarang untuk dibe
bankan kepada penggarap.
KBYIGA =:
Pengengkatan dan pemberhentian Ketua dan Anggota Panitia
Pertimbangan Bagi Hasil :
2
Ketua dan para Anggota Panitia Pertimbangan Bagi Ha-
sil Kecamatan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati
/Walikotamadya Kepala Daerah atas usul Camat/Kepala-
Wlayah Kecamatan yang bersangkutane
Ketua dan para Anggota Penitia Pertimbangan Bagi Ha-
Sil Desa diangkat dan diberhentikan oleh Camat/Kepa-
la Wiayah Kecamatan ates usul Kopala Deea/Kepala Ke
lurahan yang bersangiutan+99
KEEMPAT 2
Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan.
co
10.
he
Para Kepala Desa/Kepala Kelurahan wajib menyedia -
kan buku daftar pelaksenaen perjanjian bagi hasil,
menurut contoh daftar terlampir.
Para Kepala Desa/Kepala Kelurahan dengan dibantu -
Panitia Pertimbangan Bagi Hasil wajib secara aktif
melakukan pendaftaran atas orang orang(pemilik dan
penggarap tanah) yang mengadakan hubungan perjanji
an bagi hasil dan menyelesaikan permasalahen yang
timbul dalam pelaksanaan Undang Undang Nomor + 2
Tahun 1960 dengan penggunaan Lembaga Musyawarah De
sa untuk Desa dan Kelurahan, berdasarkan peraturan
perundang undangan yang perlaku dan petunjuk petun
juk teknis yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Ne
geri dan Menteri Pertanian.
Dengan tidak mengurangi tanggung jawab Kepala Desa
/Kepala Kelurahan untuk melaksanakan tugas ini pa
va Kepala Desa/Kepela Kelurahan dapatimenunjuk seo
rang atau peberapa orang pamong desa.
Para Kepala Desa/Kepala Kelurahan wajib melaporkan
kepada Camat/Kepala Wilayah Kecamatan mengenai per
masalahan yang timbul balk yang sudah dapat diata—
si maupun yang pelum dapat diatasi.13+
Ihe
Le
100
Para Kepala Desa/Kepala Kelurahan wajib membuat 1a
poran bulanan kepada Camat/Kepala Wilayah Kecamat-
tan yang membawahinya mengenai pelaksanaan Perjan-
-jian Bagi Hasil yang ada di daerahnya menurut con
toh terlampir dengan tembusan kepada Bupati/Waliko
tamadya Kepala Daerah Cq.Kepala Kantor Agraria Ka
bupaten/Kotamadya setempat,
Camat/Kepala Wilayah Kecamatan berkewajiban melak-
sanakan pengawasan atas pengisian daftar isian pe
laksanaan bagi hasil serta pelaksanaan penyuluhan
oleh para Kepala Desa/Kepala Kelurahan beserta pem
bantu pembantunya.
Camat/Bupati/Walikotamadye/Gubernur Kepala Daerah,
berkewajiban .:
15.1. Menyelesaikan pertiasalahan permasalahan =
yang timbul dalam pelakesanaan Undang Undang
Nomor : 2 Tahun 1960 dan secara hirarkhis -
melaporkan permasalahan permasalahan yang
tidak dapat dlatasi kepada pejabat atasan-
nyae
15.2, Menyeleseikan pernasalehan permasalahan —
120
ng timbul dalam pelaksanaan Undang Undang
yal
Nomor : 2 Tahun 1960 yang oleh pejabat satu16.
17.
18,
101,
tingkat dibawahnya dilaporkan dan diminte -
kan benyelesaiannya Pada pejabat atasannya
15.3. Melaporkan perkembangan pelakeanaan Undang-
Undang Nomor : 2 Tahun 1960 di daerahnya ma
sing masing kepada pejabat atasannya,
Para Gubernur/Supati/Walikotamadya Kepala Daerah me
ngadakan evaluasi terhadap laporan laporan mengenei
pelaksanaan Undang Undang Nomor : 2 Tahun 1960.
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah menyelenggarakan
pengaWasan terhadap penyuluhan dan pelaksanaan atas
Undang Undang Nomor ; 2 Tahun 1960 yang dilaiukan o
leh para petugas penyuluhan lapangan dan Kepala Wi
layah Kecamatan beserta pembantu pembantunya.
Tugas dan kewajiban Gubernur/Bupati/Walikotamadya ~
Kepala Daerah dan Camat/Kepala Wilayah Kecamatan -
serta Kepala Desa/Kepala Kelurahan dalam melaksana-
kan Inetrukei Presiden ini, akan dietur lebih lan -
jut oleh Menteri Dalam Negeri.
KELIMA :
Penyesuaian perjanjian vagi hasil yang telah ada sebelus
Wleksanakannya Instruks
dg,
4 Presiden Nomor : 13 Tahun 1980
Pedoman mengenai pelaksanaan Undang Undang Nomor i
2 Tahun 1960 yang audah ada sexta pergendian bagt ~102
hasil yang didasarkan pada pedoman tersebut, din -
bah dan disesuaikan dengan ketentuan ketentuan, da
lam Instruksi Presiden Nomor : 13 Tahun 1980 tang-
gal 10 September 1980 dan Surat Keputusan Bersama
ini, kecuali apabila perjanjian bagi hasil yang
dimaksud belum dilaksanakan pembagian hasilnya.
KEENAM :
Penyediaan anggaran operasional.
20, Sambil menunggu disediakannya anggaran operasio -
nal untuk pelaksanaan Instrukesi Presiden Nomor :
13 Tahun 1980, maka pembiayaan yang diperlukan un
tuk itu secara fungsional dibebankan kepada Tnstan
ei Inetansi/Dinas Dinas yang bersengkutan yang ber
ada di Daerah Tingkat II setempat.
KETUJUH
Saat berlakunya surat keputusan bersatla.
al,
Surat Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada -
tanggal ditetapkannya dan dilaksanakan secara efek
tif pada musim tanam 1980/1981, yaitu bulan Oktober
1980 dengan ketentuan akan diadakan perobahan dan
penyempurnaan apabila terdapat kekurangan.
Ditetapkan di = Jakarta.
Pada tanggal 2 30 September 1980.103
MENTERI PERTANIAN MENTERI DALAM NEGERT
ttd ttd
SOEDARSONO AMTRMACHMUD
HADISAPOETRO
Untuk salinan yang sama
sesuai aslinya
yang menyalin
Syamsu Mamonto.jampiran IV
DAFTAR KUESTIONER PEMILIK TANAH
Nyatakanlah pendapat saudara mengenai masalah ma
salah yang dilukiskan melalui pertanyaan pertanyaan di
pawah ind, dengan melengkapi salah satu angka dan ang-
ya dimaksud merupakan simbol simbol yang mempunyai ar
ti sebagai berikut =
= Yar
B = Tidak.
No. } Pertanyaan {Ya { Tidak
1. ! Apakah saudara memiliki tanah di Ke
camatan Xotamobagu ? » AY -
2.1! dika ya berapakah luasnya
2.1. Apakah luesnya hanya 1 Ba PAL «=
2.2. Apakah kurang dari 1/4 Ha Pat -
2.3. Apakah Juasnya lebih dari 3 Ha! - !
2.4. Apakah juasnya lebih dari 4 Hat -- !
wom oo
2.5. Apalcah lebih antara .-+3Ha !F - ft
3. ! Apakah tanah yang gaudara miliki ai
Kotamobagu di Tumoyo' kan z tad a
4. 1 Sika ai Tumoyo'ken giapa yang meng
garap tanah tersenut a@pakah masih
ada hubungap weluarge ? !
: 104105
5, | dike di Tumoyo' kan bagaimane cara
membagi hasilnya ?
5.1. Dengan sistim borongan
5.2, Dengan sistim bagi 4 : !
a
! Bagaimana cara pembagiannya dengan
sistim borongan 7?
6.1. Adelah sesuai persetujuan pemi-
lik dengan penggarap saja 1A? -
6.2. Kalau borongan 300 Kg beras,ma-
ka sebanyak itu yang diterima
pemilik sendiri 1a: -
Berapakah bagian dari penggarap ?
a
7.1. Bagian penggarap adalah hasil
>
‘
sisa, setelah dikurangi target
7.2. Kalau demikian apakah adil me-
nurut saudara ? bk
9,3. Bagaimana adil menurut saudara
9.1. Karena kami menerimanya
sama sama senang 1 & bos
8.1 dika saudara memiliki sawah yang ad
Tumoyo'ken siapakah yang menangeung
pibit, pupuk, obat obatan, ternak ?
L r= ft B
8.1. Pemilik gendiri
8.2. PenggaraP dtu sendiri pA to =106
g. ! Jika penggarap yang menanggung semua
nya itu apakah tidak diperhitungkan
sebelum hasil bersih dibagi ?
9.1. Dikurangi !
9.2. Tidak dikurangi 1
- 1B
9.3. dike begitu apakah senang 7 ! A! -
10, |! Oleh karena hanya ditanggung pengga
rap apakah ia masih bersedia mengga
rap sawah saudara z
10.1. Penggarap tidak bersedla f~ 1 B
10.2, Penggarap masih bersedia to @ die
10.3. Penggarap sandara Baya rat =
10,4. Penggarap tidak mempunyai sa
wah sendiri t= 18
ll, ! Dalam membuat perjanjian antara sau
dara sebagai pemilik dengan pengga-
rap, bagaimana cara perjanjiannya ?
11.1, Dibuat secara tertulis 1a 1 8B
12.2, Dibuat secare lisan saja@ pate
11.3» Dibuat menurut kebiasaan Pa t=
1B; frtea teeny wea wocate Theat BATE
rut kebiasaan apakan tidal ada seng
keta antara pemilik dan penggarap ?
12.1. ada sengketa yené bambul tod @
b d& kh =
12.2. Tidak ada sengketale
Te
15.
6
Apa sebabnya dalam membuat perjanjian
Tumoyo!' tidak dilakukan dihadapan Ke-
pala Desa secara tertulis 2
13-1. Eatena masih banyak pekerjaan
yang lain 4
13.2. Kepala Desa jarang ditemui di
Kantornya !
13.3. Prosedurnya berbelit belit 4
13.4. Adanya biaya biaya ekstra !
Jika sebelum perjanjian Tumoyo' ini
terjadi antara pemilik dan penggarap
pagaimana hal itu bisa terjadi ?
14,1. Penggarap mendatangi pemilik 1
14.2. Pemilik mendatangi penggarap !
14.3. Pemilik menyuruh orang lain |
Jika saudara yong mendatangi rumah
penggarap untuk memberitahukan peng
garapan saWah apakah penggarap meng:
lak atau tidak =?
15.1. Biasanya pensgeraP mono lal }
15.2. Penggarap tidak menolae .
15.3. Penggerap saudara S878
Jika begitu hal hal apa saja yang
dibicarakan saudare dengan pengge
rap ?
107