You are on page 1of 15

MAKALAH PROJECT TERMODINAMIKA

TURBIN KONVEKSI SEDERHANA

Oleh Kelompok 7:
Ristia Mutiara Gultom (A1C320016)
Nur Kholija Harahap (A1C320017)
Ivan P. Ruphinus Silitonga (A1C320033)
Dwi Sartika Sari (A1C320035)

DOSEN PENGAMPU:
Erlida Amnie, M.Pd.
Jeliana Veronika Sirait, M.PD.
Dr. Sri Purwaningsih, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Turbin Konveksi Sederhana” ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 01 Juni 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3. Tujuan............................................................................................................3
1.4. Manfaat Percobaan........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
METODE PERCOBAAN........................................................................................4
2.1. Alat dan Bahan..............................................................................................4
2.2. Prosedur Percobaan.......................................................................................4
BAB III....................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Hasil dan Pembahasan..................................................................................7
BAB IV..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kriteria pembelajaran IPA yang baik sesuai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan tidak cukup hanya bersumber pada buku saja, tapi pengajaran itu
harus dilengkapi alat praktek serta dihubungkan dengan lingkungan sekitar. Siswa
akan terdorong untuk mengembangkan keterampilan dan sikap ilmiah dalam
pembelajaran yang berguna untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk hidup di
tengah masyarakat. Melalui penggunaan media pembelajaran, penanaman konsep,
prinsip, dan hukum IPA akan menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Pembelajaran IPA yang pada awalnya dirasakan sulit oleh siswa, akan menjadi
lebih mudah dipahami jika menggunakan media pembelajaran dan alat peraga
yang menarik (Widiyatmoko & Pamelasari, 2012).

Alat peraga menjadi salah satu teknik alternatif dalam mempermuda


penyampaian materi dalam pembelajaran. Alat peraga adalah media pembelajaran
yang mengandung atau membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat
peraga dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi agar lebih
efektif. Pada dasarnya siswa belajar melalui alat peraga atau benda konkrit itu
untuk memahami konsep keabstrakan matematika sebagai perantara visual (Sagita
& Kania, 2019). Selain matematika,pelajaran fisika menjadi salah satu mata
pelajaran yang memerlukan media pembelajaran seperti alat peraga dalam
penyampaian materinya, semisal pada materi termodinamika.

Termodinamika merupakan salah satu materi dari fisika yang konsep atau
pun materinya tidak bisa disampaikan melalui metode ceramah saja tetapi
memerlukan media lain seperti alat peraga. Keterbatasan alat peraga fisika di
disekolah merupakan salah satu kendala tidak optimalnya penggunaan metode
eksperimen pada proses penyampain konsep fisika. Kendala tersebut dapat diatasi
apabila memiliki kemampuan dalam membuat suatu peralatan dan men-setup
suatu eksperimen sederhana. tidak hanya menggunakan alat peraga yang sudah
ada akan tetapi dapat memodifikasi alat tersebut untuk kebutuhan dalam

1
pembelajarann mengikuti perkembangan teknologi untuk menghasilkan nilai
tambah pada anak didik (Qomariyah et al., 2020).

Sejalan dengan penjelasan diatas, alat peraga turbin konveksi sederhana


menjadi salah satu media pembelajaran yang cocok untuk menjelaskan materi
termodinamika. Dimana melalui alat peraga ini sangat cocok untuk memberi
pemahaman kepada peeserta didik mengenai hukum termodinamika, mesin
carnot, radiasi, dan perpindahan kalor secara konveksi.

Radiasi adalah perpidahan kalor tanpa zat perantara tetapi dipancarkan


melalui rambatan gelombang elektromagnetit.gelombang elektromagnetik ini
merambat melalui ruang hampa di luar angkasa dan memasuki atmosfer bumi.
gelombang elektromagnetik terdiri dari beberapa gelombang cahaya yang
mempunyai panjang gelombang dan frekuensi berbeda-beda. Penerapan peristiwa
radiasi didalam kehidupan sehari-hari misalnya pada menghangat rumah,
pengeringan kopi, dan pembakaran pada alat pemanggang (oven). Permukaan
benda yang hitam dan kusam adalah permukaan penyerap panas yang terbaik
tetapi pemantul yang buruk.dan sebaliknya.

Perpindahan kalor konveksi adalah salah satu mekanisme perpindahan


kalor yang terjadidalam kehidupan sehari-hari. Perpindahan kalor konveksi terjadi
karena adanya gradien suhu,namun mekanismenya sedikit berbeda dengan
perpindahan kalor konduksi yang juga terjadi akibat adanya gradien suhu.
Peristiwa konveksi dapat dibagi menjadi dua, yakni konveksi alamidan konveksi
paksa.

Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa


jenis dalam suatu zat.Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-
partikel zatnya disebut konveksi atau aliran. Selain perpindahan kalor secara
konveksi terjadi pada zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara.

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka pemakalah tertarik untuk


membahas dan mengkaji konsep serta cara pembuatan alat peraga untuk materi
termodinamika dengan judul “ Turbin Konveksi Sederhana”.

2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam percobaan ini adalah sebagai:

1. Bagaimana pengaplikasian hukum II termodinamika dan mesin kalor pada


turbin konveksi?
2. Bagaimana peristiwa pergerakan udara (konveksi) akibat kenaikan suhu
permukaan?

1.3. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini,diharapkan mahasiswa dapat :

1. Memahami pengaplikasian hukum II termodinamika dan mesin kalor pada


turbin konveksi
2. Mengamati peristiwa pergerakan udara (konveksi) akibat kenaikan suhu
permukaan.

1.4. Manfaat Percobaan


1. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Pergerakan Udara Yang Terjadi Akibat
Kenaikan Suhu Permukaan.
2. Agar Mahasiswa Dapat Mempraktikan Hasil Praktikum Dalam Kegiatan
Sehari Hari.
3. Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Peristiwa Angin Darat Dan Angin Laut
Secara Mendetail

3
BAB II

METODE PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Tabel 2.1 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan Jumlah


Lilin 2
Korek 1
Penggaris 1
Botol kaleng minuman 1
Kardus 1
Gunting 1
Tongkat kayu 1
Kertas karton atau sampul buku 1
Lem Perekat 1

2.2. Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut ;

1. Potonglah dan bentuk kaleng minuman dengan bentuk persegi panjang.

2. Potongan kaleng minuman tadi dibentuk menjadi lingkaran dengan


menggunakan busur.

4
3. Kemudian potonglah garis-garis arsiran pada lingkaran kaleng minuman,
sehingga akan terbentuk bilah-bilah turbin
4. Lipatlah potongan-potongan tadi membentuk bilah turbin.

5. Bentuklah kertas kado atau sampul seperti gambar berikut.

6. Masukkan turbin tadi kedalam silinder kertas kado atau sampul tersebut.
7. Buat lah penopang untuk turbin dan silinder yang dilengkapi dengan lilin
sebagai sumber energi konveksi.

5
8. Maka akan terlihat hasilnya seperti gambar dibawah.

6
BAB III

PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
Hukum II termodinamika memberikan pernyataan : “kalor mengalir secara
alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir
secara spontan dari benda dingin ke benda panas”. Hukum termodinamika
memberikan Batasan -batasan terhadap perubahan energi yang mungkin terjadi
dengan beberapa perumusan.

 Tidak ada mesin yang mengubah seluruh kalor yang masuk menjadi usaha
(kelvin plank)
 Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam siklus mengambil kalor
dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi
tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius)
 Pada proses reversible, total entropi semesta tidak berubah dan akan
bertambah Ketika terjadi proses irreversible (Clausius)
Aplikasi dari hukum II termodinamika ialah mesin carnot. Hukum II
termodinamika pada mesin carnot berbunyi “ tidak mungkin untuk membuat
sebuah mesin kalor yang cara kerjanya menyerap kalor dari reservoir bersuhu
tinggi kemudian mengubah semua kalor tersebut menjadi usaha “. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin ada mesin carnot dengan
efisiensi 100 %. Mesin carnot memanfaatkan prinsip kalor yang mengalir dari
suhu tinggi ke suhu rendah tanpa perlu melakukan usaha. Saat aliran kalor terjadi,
panas yang mengalir diubah menjadi usaha, misalnya gerak.

Kalor yang diterima (QH atau Q1) oleh mesin carnot di ubah menjadi usaha
(W) dan kalor sisanya akan dibuang (Q 1 atau Q2). Dari grafik yang ditunjukkan,
didapatkan suatu persamaan :

Q1 = W + Q2

Efisiensi mesin carnot merupakan perbadingan antara jumlah usaha yang


dihasilkan dengan jumlah kalor secara keseluruhan. Efisiensi mesin carnot
dirumuskan :

7
Pada pembuatan dan pengujian project yang kami lakukan terdapat 3 keadaan
yang kami amati : Pada percobaan 1 kami menggunakan lempengan kaleng
minuman wallet yang akan dibentuk menjadi turbin. Untuk penopang pertama
turbin kami memakai kardus dengan panjang 14 cm dan lebar nya 14 cm. Untuk
penopang kedua turbin kami memakai kardus dengan panjang 5 cm dan lebar nya
5 cm. Disini kami juga menggunakan sumpit kayu sebagai penopang turbin yang
sudah dibentuk. Untuk tabung silinder kami menggunakan kertas karton warna
putih dengan corak segitiga. Untuk prakteknya, pertama kami menggunakan satu
lilin untuk menggerakkan turbin yang mana pergerakan dari turbinnya tidak
begitu cepat dan ada kesalahan sedikit sehingga menyebabkan tabung silinder
terbakar terkena api lilin.

Sama halnya dengan percobaan 1 alat peraga yang dipakai pada percobaan
kedua yang dilakukan di ruang kelas saat presentasi kelompok. Percobaan 2: Pada
percobaan 2 kami menggunakan satu kaleng minuman walet yang akan dibentuk
menjadi turbin. Untuk penopang pertama turbin kami memakai kardus dengan
panjang 14 cm dan lebar nya 14 cm. Untuk penopang kedua turbin kami memakai
kayu berbentu persegi yang sudah lengkap dengan tiang pondasi dari ½ besi dan
½ pensil. Untuk tabung silindernya tetap memakai tabung silinder di percobaan 1.
kami menggunakan kertas karton warna putih dengan corak segitiga. Untuk
prakteknya, pertama kami menggunakan satu lilin untuk menggerakkan turbin
yang mana pergerakan dari turbinnya lebih cepat lebih baik dari percobaan 1.

Percobaan 3 kami memodifi ulang alat peraga kami dengan alat dan bahan
yang sama dengan desain yang lebih beda dari alat percobaan 1 dan 2. Pada
percobaan 3 kami menggunakan satu kaleng milo yang akan dibentuk menjadi
turbin. Untuk penopang turbin kami memakai kotak dari kardus seperti box kecil
Disini kami juga menggunakan batang kayu kecil sebagai penopang turbin yang
sudah dibentuk. Untuk turbin silinder nya mengalami perubahan dimana kami
menggunakan kertas karton warna kuning dengan corak lingkaran. Untuk
prakteknya, kami menggunakan satu lilin untuk menggerakkan turbin yang mana
pergerakan lambat. Kemungkinan kesalahan ini terletak pada pondasi dan tabung
silinder yang di modif.

8
Berdasarkan beberapa percobaan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
Turbin konveksi bekerja berdasarkan prinsip mesin kalor (mesin carnot), dimana
pergerakan turbin terjadi akibat adanya energi panas berupa lilin yang kemudian
selanjutnya dari panas lilin tersebut mengakibatkan adanya aliran kalor dari suhu
tinggi menuju ke suhu rendah. Dimana saat aliran kalor terjadi maka panas yang
mengalir akan diubah menjadi usaha, usaha itulah yang menyebabkan turbin
bergerak.

Asap lilin bergerak dari tekanan maksimum yang dihasilkan oleh bakaran
lilin menuju daerah yang bertekanan rendah yaitu didalam turbin, tetapi akibat
pemuaian yang terjadi yang disebabkan oleh adanya nyala lilin yang telah
diletakan didalam silinder membuat udara memuai dan bergerak naik keluar
melalui lubang yang lain. Dapat, seperti kita ketahui bahwa angina tau bergerak
dari tekanan tinggi ketekanan rendah dari suhu rendah ke suhu yang tinggi.
Perpindahan kalor secara konveksi berlangsung pada zat cair dan gas proses
perpindahan kalor diikuti oleh perpindahan partikel-partikel perantaranya.
Walaupun zat cair dan gas umumnya bukan merupakan penghantar kalor yang
sangat baik, namun dapat mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi.
(Giancoli, 2001: 504).

Perpindahan kalor secara konveksi merupakan proses perpindahan antar


konduksi panas, gerakkan percampuran, dan proses penyimpanan energi.
Konveksi ini sangat besar pengaruhnya dalam proses perpindahan kalor antara
permukaan padat dan cairan atau gas yang ada di dekatnya. Mekanisme
perpindahan kalor ini terjadi dengan urutan sebagai berikut:

1) Kalor mengambil secara konduksi dari permukaan zat padat ke partikel-


partikel fluida (cairan atau gas) yang berbatasan dengan permukaan zat padat
tersebut.
2) Kalor yang diterima fluida akan menaikkan suhu partikel-partikel penyusun
fluida tersebut.
3) Partikel fluida yang bersuhu lebih tinggi akan bergerak ke daerah yang
bersuhu lebih rendah, kemudian bercampur dan melepaskan sebagian kalor yang

9
dimilikiknya. Jadi dalam proses konveksi terjadi aliran energi dalam bentuk kalor
dan aliran materi fluida.

10
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aplikasi dari hukum II termodinamika ialah mesin carnot. Hukum II
termodinamika pada mesin carnot berbunyi “ tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang cara kerjanya menyerap kalor dari
reservoir bersuhu tinggi kemudian mengubah semua kalor tersebut
menjadi usaha “. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
mungkin ada mesin carnot dengan efisiensi 100 %. Mesin carnot
memanfaatkan prinsip kalor yang mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah
tanpa perlu melakukan usaha.
2. Turbin konveksi bekerja berdasarkan prinsip mesin kalor (mesin carnot),
dimana pergerakan turbin terjadi akibat adanya energi panas berupa lilin
yang kemudian selanjutnya dari panas lilin tersebut mengakibatkan adanya
aliran kalor dari suhu tinggi menuju ke suhu rendah. Dimana saat aliran
kalor terjadi maka panas yang mengalir akan diubah menjadi usaha, usaha
itulah yang menyebabkan turbin bergerak.

B. Saran
Laporan praktikum ini belum sepenuhnya memuat informasi tentang turbin
konveksi bertenaga lilin. Sehingga dengan adanya keterbatasan ini, dapat
dijadikan sebagai referensi yang cukup untuk percobaan selanjutnya dengan tema
yang berkaitan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Qomariyah, N., Wirawan, R., Minardi, S., Alaa’, S., & Yudi Handayana, I. G. N.
(2020). Pendalaman Konsep Fisika Menggunakan Alat Peraga Berbasis
Mikrokontroler Pada Siswa Sma. SELAPARANG Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 486.

Sagita, M., & Kania, N. (2019). Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika Di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA
2019, 1, 570–576.

Widiyatmoko, A., & Pamelasari, S. D. (2012). Pembelajaran berbasis proyek


untuk mengembangkan ALAT peraga IPA dengan memanfaatkan bahan
bekas pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 51–56.

Syukran and D. Suryadi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,


Universitas Kristen Petra Estimasi Penghematan Biaya Operasi PLTU
dengan Cara Penggantian Bahan Bakar. JURNAL TEKNIK MESIN 2007. 9:
p. 7.

Budihardjo, A. Subagio, and M. Hizbullah, Kajian Sistem Pendinginan Udara


Masuk Turbin Gas Untuk Menaikkan Daya Luaran Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Yang Beroperasi Pada Beban Puncak.Proceeding Seminar
Nasional Tahunan Teknik Mesin, 2015. 14.

Mohapatra, A.K. and Sanjay, Comparative analysis of inlet air cooling techniques
integrated to cooled gas turbine plant. Journal of the Energy Institute,
2014. 30: p. 15

12

You might also like