Professional Documents
Culture Documents
LP Kebutuhan Oksigenasi (SUKARDI) .
LP Kebutuhan Oksigenasi (SUKARDI) .
SUKARDI
NIM. 616080721059
CI Rumah Sakit
(Ns.Andriasman, S.Kep)
1.1 Pengertian
5. Dispnea
6. Ortopnea
7. Penyimpangan Dada,
8. Nafas Pendek
2. Bayi 44x/i
1. Faktor fisiologis
c. Hipovolemia
2. Status kesehatan
3. Faktor perkembangan
d. Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, dan stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-
paru
4. Faktor perilaku
5. Lingkungan Kondisi
a. Suhu lingkungan
b. Ketinggian
1.4.1 Tipe 1
3. Insufisiensi pernafasan
4. Hipoksia
c. Oksimetri
e. Bronkoskopi
f. Endoskopi
g. Fluoroskop
h. CT-SCAN
1.7.3 Hipoksemia
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan dengan cara postural drainase, clapping, dan
vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan.
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan
efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas
(Eki, 2017)
b. Keluhan Utama Batuk, sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan
demam tidak terlalu tinggi tiga hari yang lalu.
c. Riwayat kesehatan sekarang
12
f. Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
3. Sistem integument
4. Sistem pernafasan
5. Sistem kardiovaskuler
13
6. Sistem urinary
Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio urine,
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7. Sistem musculoskeletal
Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi
badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah adanya
gangren di ekstrimitas.
8. Sistem neurologis
Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan sensoris,
parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, dan disorientasi.
g. Pemeriksaan laboratorium
Tim Pokja SDKI PPNI (2016), gejala dan tanda pada masalah
bersihan jalan napas tidak efektif ada dua yaitu tanda mayor dan
tanda minor.
1) Tanda mayor
Data Objektif: batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,sputum
berlebihan, mengi, wheezing dan ronkhi kering, mekonium di
jalan napas.
2) Tanda minor
Data Subjektif: dispnea, sulit berbicara, ortopnea. Data Objektif:
gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah,
pola napas berubah.
d. Kondisi Klinis
Terkait Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2016), kondisi klinis
terkait pada masalah bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu: gullian
barre syndrome, sklerosis mustipel, myasthenia gravis, prosedur
diagnostik (mis. bronkoskopi, transesophgeal echocardiography
[TEE]), depresi sistem saraf pusat, cedera kepala, stroke,
kuadriplegia, sindrom aspirasi mekonium, infeksi saluran napas.
2. Hipertermi
Menurut Tim Pokja SDKI PPNI (2016) sebagai berikut:
a. Definisi
Hipertermi adalah suhu tubuh di atas rentang normal tubuh.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas. Suhu rektal > 38 drajat celcius karena
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas atau mengurangi
produksi panas.
b. Etiologi
Penyebab dari hipertermia antara lain: dehidrasi, terpapar lingkungan
udara panas, proses penyakit (mis. infeksi, kanker), ketidaksesuaian
pakaian dengan suhu lingkungan, peningkatan laju metabolisme,
16
d. Kondisi klinis
terkait Kondisi klinis terkait pada masalah hipertermia yaitu: proses
infeksi, hipertiroid, stroke, dehidrasi, trauma, prematuritas.
3. Defisit pengetahuan
Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu. Penyebab defisit
pengetahuan adalah keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi,
kurang pajanan, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat,
dan tidak familier dengan informasi. Pada ibu hamil penyebab terjadinya
defisit pengetahuan karena kurangnya informasi.
Gejala dan tanda menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), adalah
sebagai berikut:
1) Subjektif
Menanyakan masalah yang dihadapi Misalnya : menanyakan keadaan
ataupun kondisi kehamilannya
2) Obyektif a)
Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran Misalnya : Jarang
melakukan pemeriksaan kehamilan dan terlalu melakukan kebiasaan
(kepercayaan) yang bertentangan dengan kesehatan. b) Menunjukkan
persepsi yang keliru terhadap masalah Misalnya : Mempunyai
pemikiran yang berbeda dari segi kesehatan terhadap kehamilannya
17
DAFTAR PUSTAKA