You are on page 1of 43

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: , Website:

Nomor : 1538/GMIT/I/F/Sep/2023 25 September 2023


Lampiran : Dua Berkas (Liturgi dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar

Kepada : Yang Terhormat,

1. MKH se-GMIT
2. MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera.
Bulan Keluarga GMIT berlangsung di bawah tema : “Memperkuat Persekutuan
Keluarga dan Belajar Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif”. Kami berharap
tema ini menolong kita melihat sejumlah tantangan dalam keluarga kita masing-
masing.
Untuk itu, kami kirimkan bahan bahan-bahan pelayanan perayaan Bulan
Keluarga, HUT ke-76 GMIT dan HUT Ke-506 Reformasi. Bahan-bahan yang
kami kirimkan dapat dilanjutkan kepada segenap jemaat GMIT untuk digunakan
dalam pelayanan. Kami juga mohon perhatian Bapak/Ibu khusus pelaksanaan
ibadah Pasutri agar dilakukan secara serentak pada 17 Oktober 2023 atau
disesuaikan dengan kondisi jemaat masing-masing..
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya kami
syukuri dengan doa dan ucapan limpah terima kasih.
Majelis Sinode Harian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa,
M.Th; Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis,
MM
Lampiran :

Bahan Bulan keluarga GMIT


Tahun 2023
“Memperkuat Persekutuan Keluarga dan Belajar Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif”.
A. Pengantar
Perayaan bulan keluarga tahun ini berlangsung di bawah tema “Memperkuat Persekutuan
Keluarga dan Belajar Bertumbuh dalam Kebiasaan Positif”. Realitas persekutuan keluarga,
mengalami tantangan karena berbagai faktor, misalnya gap antargenerasi dan adaptasi dengan
kebiasaan-kebiasaan baru. Pada kesempatan perayaan ini kami mengajak seluruh anggota GMIT
agar memperkuat persekutuan keluarga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari persekutuan
gereja dan masyarakat. Kiranya Roh Kudus akan memampukan kita untuk maksud itu.
Penguatan persekutuan keluarga bisa dimulai dengan membangun kebiasaan-kebiasaan positif
dalam keluarga. Kebiasaan adalah sesuatu yang terus menerus dilakukan. Hal-hal baik untuk
persekutuan yang terus menerus dilakukan akan terpola dan terinternalisasi sebagai pandangan,
sikap dan tindakan setiap pribadi. Tiap keluarga diharapkan memiliki kebiasaan-kebiasaan baik,
seperti berdoa dan membaca Alkitab bersama, saling menyapa dengan ramah, saling
menghormati dan seterusnya. Kebiasaan yang baik menggeser kebiasaan yang memperburuk
persekutuan, seperti komunikasi dengan bahasa-bahasa kasar, berita bohong dan memecah-belah,
pesta pora, dan seterusnya.
Kebiasaan baik yang dimaksudkan adalah praktik-praktik yang sesuai dengan kebajikan
dan dilakukan secara rutin. Sebaliknya, kebiasaan buruk adalah rutinitas atau praktik yang
bertentangan dengan kebajikan. Sekecil apa pun kebiasaan baik, itu akan secara perlahan
membentuk kehidupan seseorang dan berdampak baik bagi penguatan persekutuan keluarga,
gereja dan bangsa.
Di tahun ini, perayaan bulan keluarga menjadi sangat khas karena persidangan sinode ke-
35 berlangsung di pertengahan bulan Oktober yang merupakan bulan keluarga di GMIT. Kita
ingat bahwa GMIT sebagai “keluarga Allah” sedang dirangkul oleh kasih Allah untuk menjadi
bagian dari keluarga masyarakat dan semesta yang diciptakan, ditebus dan terus dibarui oleh
Allah. Keluarga Allah merangkul semua orang percaya sebagai saudara seiman, dan merangkul
semua orang dan segala sesuatu yang diciptakan Allah sebagai saudara secipta. Kiranya suasana
perayaan kali ini memberi spirit dan inspirasi untuk persidangan yang penuh kasih antar saudara
seiman dan sepelayanan, dan hal itu akan menjadi kesaksian tentang kasih Allah yang merangkul
dan menyatukan semua orang dan segala makhluk sebagai keluarga Allah yang utuh bersatu,
rukun dan damai.
Bulan Keluarga menjadi waktu untuk berefleksi tentang bentuk-bentuk kebiasaan baik di
masing-masing keluarga angota GMIT. Firman Tuhan menjadi dasar refleksi kita atas setiap
kebiasaan baik, seperti taat dalam kata dan tindakan, saling menghormati, beribadah bersama
dan menyembah Allah, membangun komunikasi untuk mencari solusi dan menjadi keluarga
yang menopang pelayanan. Kiranya perayaan kita diberkati Allah sebagai alat kasih karunia
untuk memperkuat persekutuan keluarga, gereja, masyarakat dan semesta.

B. Bahan Kotbah Minggu


Bahan Kotbah Minggu bulan Keluarga, 1 Oktober 2023
Bacaan Alkitab : Matius 21:28-32
Tema : Taat Dalam Kata dan Tindakan

Pengantar
Tiap orang memiliki kekhasan yang merupakan anugerah Tuhan pada dirinya. Anak-anak
yang lahir dari satu rahim pun tidak serta-merta menyebabkan kesamaan ciri sifat dan
karakteristik antarpribadi. Demikian pula situasi di mana orang-orang tinggal bersama dalam
satu rumah atau bertumbuh bersama dalam satu keluarga, tidak menjamin kesamaan kepribadian
anak-anak. Bahkan anak kembar sekalipun memiliki perbedaan karakter dan kepribadian antar
satu orang dengan orang lainnya. Masing-masing anak memiliki ciri khasnya sendiri. Demikian
pula respon mereka terhadap didikan orangtua. Dalam hal ketaatan kepada orang tua, misalnya.
Ada anak yang serta merta menuruti apa kata orang tuanya, tetapi ada anak yang terlebih dahulu
mengajukan pertanyaan kritis terhadap perkataan orang tuanya. Ada pula anak yang perlu
diyakinkan lebih dahulu dengan pengalamannya sendiri untuk bisa memperbaiki cara berpikir
dan perilakunya yang tidak sesuai dengan kehendak orangtuanya. Apa pun kendala dalam
membimbing anak-anak, orang tua memiliki peran yang sangat menentukan kebeikan dan
keberhasilan anak-anak. Panggilan Tuhan bagi setiap orangtua ialah mendidik dan menolong
setiap anak untuk memiliki karakter yang baik.

Penjelasan Teks
Yesus menggunakan model relasi orangtua-anak untuk menggambarkan tanggapan
manusia terhadap jalan kebenaran yang Ia dan Yohanes Pembaptis beritakan. Kelompok pertama
adalah anak yang menjawab "Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi." Yesus menyamakannya dengan
pemimpin agama Israel. Mereka menganggap diri benar karena melaksanakan 613 perintah
Taurat, sehingga tidak membutuhkan keselamatan yang Yesus tawarkan.
Kelompok kedua adalah anak yang menjawab "Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal
lalu pergi juga." Sifat anak ini disamakan dengan para sampah masyarakat. Pemungut cukai dan
pelacur yang selama ini menjawab "tidak" kepada Tuhan, pada akhirnya bertobat setelah
mendengar pengajaran Yohanes dan Yesus. Menurut Yesus, mereka yang tersesat ini bahkan
memasuki Kerajaan Allah mendahului para pemimpinnya, karena mereka mau percaya.
Orang berdosa ini diterima bukan karena mereka baik, tetapi karena orang-orang beragama
jauh lebih buruk. Mereka mengklaim dirinya sebagai hamba Allah, tetapi justru menolak
Yohanes sebagai hamba Allah. Mereka bahkan menolak Yesus yang adalah Allah sendiri.
Pertobatan dari orang-orang berdosa, yang lebih terbuka terhadap Yesus dan Yohanes, sama
sekali tidak menyadarkan mereka.
Pernyataan Yesus bahwa para pemungut cukai dan pelacur dapat memasuki kerajaan Allah
tentu sangat mengejutkan orang Yahudi. Pada zaman itu, pemungut cukai sangat tidak dihargai,
sementara pelacur sama sekali tidak masuk hitungan. Tetapi Yesus mengatakan bahwa sampah
masyarakat, yang mengatakan tidak kepada Tuhan, tetapi kemudian bertobat dan melakukan
kehendak Bapa, akan memasuki kerajaan. Sedangkan otoritas agama yang dengan lantang
mengatakan "Ya" kepada Tuhan, tetapi tidak pernah melakukan apa yang Dia katakan, tidak
memiliki cukup alasan untuk memasuki kerajaan Allah.
Para pendengar Yahudi tentu akan lebih terkejut ketika Yesus mengatakan bahwa orang
berdosa akan memasuki kerajaan Allah "mendahului" mereka yang suci secara ritual (31). Ini
sama sekali berlawanan dengan standar agama. Jangankan masuk surga, hanya untuk beribadah
pun mereka dilarang. Namun dalam Kristus pintu surga terbuka lebar. Bila mereka mengakui
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, nereka bukan hanya boleh masuk surga. Mereka juga
akan memperoleh "hak istimewa" untuk berada di barisan depan, mendahului para pemimpin
agama yang mendiskriminasi mereka. Perkataan Yesus ini bukan sekedar janji yang akan terjadi
di masa depan. Kata "masuk" menunjuk pada bentuk waktu sekarang. Artinya, hal itu telah
berlangsung sejak Yesus menyatakannya. Yesus adalah raja, dan di mana Dia hadir, maka
Kerajaan Allah hadir.
Semua itu hendak menegaskan bahwa tekanan teks ini bukanlah pada pertobatan pemungut
cukai dan perempuan berdosa, tetapi pada Yesus. Budaya Mediterania Kuno menuntut anak
untuk menghormati dan mematuhi orang tua mereka, terutama ketika masih tinggal di rumah
ayahnya. Menolak melakukan apa yang diminta seorang ayah adalah sikap yang menghina sang
ayah, dan merupakan tindakan pemberontakan. Tetapi kejutannya adalah sang ayah mentolerir
ini. Sang ayah tidak menghukum anaknya karena penghinaan tersebut. Sikap sang ayah ini
menggambarkan kesabaran Tuhan, yang ingin kedua anaknya pergi ke kebun anggur. Dia selalu
bersedia menunggu mereka berubah pikiran.
Aplikasi
1. Setiap orangtua seringkali menghadapi anak-anak dengan karakter seperti bacaan ini. Ketika
sang ayah meminta anaknya melakukan suatu pekerjaan, ada anak yang menjawab "Ya", tetapi
tidak melakukannya. Ada pula anak yang menolak permintaan, tetapi kemudian menyadari
kesalahannya dan segera mengerjakan permintaaan orangtuanya. Sebenarnya masih ada dua
kemungkinan lain, yakni anak yang menjawab "Ya" dan langsung melakukan apa yang
diperintahkan. Dan anak yang menolak dan tidak pernah berubah pikiran.
2. Perumpamaan ini hanya berbicara tentang dua model anak yang umum terjadi dalam
masyarakat. Tidak ada anak yang konsisten sebagai penurut atau pembangkang. Ada
kemungkinan anak penurut berubah menjadi pembangkang. Tetapi juga ada fakta bahwa anak
pembangkang dapat berubah menjadi anak penurut.
3. Jadi prinsipnya ialah bahwa kedua sikap diatas sama-sama membutuhkan penyesalan diri.
Baik anak yang menjawab ya maupun tidak, keduanya membutuhkan penebusan. Tugas orangtua
ialah mendidik anak-anak untuk menyadari perilakunya selama ini dan mengambil pilihan baru
ke depan. Tugas anak-anak ialah melatih diri untuk berubah pikiran terhadap hal-hal yang salah.
Baik orangtua maupun anak-anak hendaknya mengimani bahwa pintu surga terbuka dan Allah
selalu menyediakan anugerah-Nya bagi seluruh proses tersebut (jami).

Bahan kotbah minggu bulan keluarga, 8 Oktober 2023


Bacaan Alkitab : Efesus 6:1-9
Tema : Keluarga Yang Saling Menghormati

Pengantar
Ingatkah kita dengan sebuah lagu pop rohani “Keluargaku adalah sorgaku”? lirik lagunya
menggambarkan tentang bagaimana keluarga dapat menjadi sebuah sorga bagi semua anggota
keluarga. “Aku dan seiisi rumahku, akan selalu menyembah-Mu Tuhan dan Rajaku. Didalam
kasih karunia-Mu yang hidup saling melayani dan melayani-Mu. Bila Tuhan menjadi kepala
rumah ini, maka berkat kehidupan tercurah selalu. Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-
Mu. Kualami setiap waktu, keluargaku adalah sorgaku”. Apa yang digambarkan dalam lirik
lagu ini dapat dialami oleh semua keluarga Kristen jika Tuhan menjadi kepala dalam rumah
tangga dan seluruh anggota saling menghormati seperti apa yang dikatakan Paulus kepada jemaat
di Efesus dalam bacaan kita saat ini.

Penjelasan Teks
Bagi Paulus, Kehidupan keluarga yang baik ditentukan oleh sejauhmana kita melibatkan
Tuhan dalam membangun relasi dalam keluarga. Dalam sebuah keluarga harus terjalin kualitas
relasi timbal balik di antara orang-orang dalam keluarga itu. Kondisi keluarga di masa Paulus
terdiri dari orang tua dan anak, suami dan istri, hamba dan tuan. Masing-masing anggota
keluarga memiliki kewajiban yang harus dilakukan dalam keluarga.
Kewajiban anak yang harus dilakukan adalah taati orangtua di dalam Tuhan dan
hormatilah mereka, sebab ini merupakan sebuah perintah yang penting dan mengandung janji
(ay1-3). Mengapa perlu demikian? Karena orangtua adalah alat Tuhan bagi keberadaan anak-
anak. Sebab itu menghormati orangtua adalah perintah Allah. Semua bentuk ketaatan dan rasa
hormat yang dilakukan anak-anak kepada orangtua harus dilakukan seperti untuk Tuhan (taat dan
hormat demi Tuhan). Jika sebagai anak-anak, kita melakukannya maka janji Allah untuk
berbahagia dan panjang umur di bumi akan menjadi bagian kita.
Namun, kewajiban itu tidak hanya ditujukan kepada anak-anak. Ada kewajiban yang juga
harus dilakukan oleh orangtua. Setiap orangtua perlu mengajari anak-anak bagaimana
berkelakukan yang baik, hidup menurut jalan Tuhan, melakukan kewajiban kepada Allah dan
berhati-hati terhadap dosa. Kepada semua didikan dan pengajaran inilah anak-anak diperintahkan
Tuhan untuk menaatinya. Disamping itu orangtua juga jangan membangkitkan amarah di dalam
hati anak-anak. Orangtua perlu mendidik mereka dalam kelembutan dan kasih sayang. Jangan
menjadi tidak sabar dan melakukan kekerasan yang tidak sepantasnya. Didiklah dengan
bijaksana dalam ajaran dan nasihat Tuhan (ay 4). Maksudnya ialah didiklah anak-anak dalam
disiplin dengan perbaikan yang sepantasnya dan penuh belas kasihan, jika mereka melakukan
kesalahan. Didiklah anak-anak juga dalam pengetahuan tentang tugas yang Allah berikan kepada
mereka supaya mereka lebih mengenal Allah. Orangtua perlu mengajari anak-anak untuk takut
melakukan dosa dan berusaha hidup dalam kehendak Allah.
Kepada hamba-hamba, dinasihatkan agar taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan
gentar dan dengan tulus hati sama seperti taat kepada Kristus (ay 5). Kepura-puraan tidak boleh
ada dalam relasi hamba dan tuan. Sebab mereka menjalankan kewajiban itu seperti orang-orang
yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Artinya bukan hanya atau terutama untuk manusia,
namun mereka mengarahkan pandangannya kepada Kristus, agar Ia membuat ketaatan mereka
menjadi mulia dan layak bagi-Nya. Sebab sesungguhnya Tuhan melihat mereka dan hadir
bersama mereka ketika mereka melakukan kewajiban dan tugas mereka dengan setia dan penuh
kesadaran dalam takut akan Tuhan. Demikian juga kepada tuan-tuan perbuatlah demikian
terhadap para hamba (ay 9). Artinya tuan juga harus bertindak dengan cara yang sama, bersikap
adil seperti yang kamu harapkan mereka lakukan terhadap kamu (jauhkanlah ancaman dari pada
mereka).
Paulus mengemukakan bahwa relasi dalam keluarga dibangun dengan iman, ketaatan,
janji setia kepada Allah dan ketulusan melayani sebagai anak-anak Allah. Hal-hal itu mendasari
pola hubungan di antara anggota keluarga. Setiap anggota keluarga: orangtua, anak-anak dan
para hamba dan tuan dalam berinteraksi satu terhadap yang lain harus merefleksikan
kesadarannya tentang kehadiran Allah diantara mereka. Kesadaran bahwa Allah hadir itu akan
membuat masing-masing orang dalam keluarga membangun kebiasaan saling menghormati.
Sikap dan kata-kata yang penuh hormat seorang kepada yang lain, akan menjadi kebiasaan yang
baik dalam keluarga apapun posisi dan peran dalam keluarga. Rasa hormat yang dilakukan oleh
semua orang dalam keluarga itu harus berlandaskan sikap hormat kepada Tuhan.

Aplikasi
Setiap hari kita bergumul dengan fakta di mana rasa hormat tidak lagi menjadi kebiasaan
sehari-hari dalam keluarga. Terjadi perbantahan, perselisihan, kekerasan bahkan pembunuhan
dalam sebuah keluarga. Tidak jarang anak melawan dan berbantah dengan orangtua atau bahkan
sebaliknya orangtua berlaku kasar terhadap anak-anak. Ketidakharmonisan hubungan suami istri
juga akan berdampak/memengaruhi sikap anak-anak terhadap orangtua. Anak bisa menjadi
sangat marah dan bangkit melawan ayahnya ketika ia melihat ibunya diperlakukan kasar oleh
ayah. Kenyataan ini dekat dengan kita hari-hari ini.
Kita memang tidak memilih keluarga, kita tidak bisa menentukan seperti apa ayah, ibu
atau anak kita. Tuhanlah yang menentukan dengan siapa kita sedang hidup dalam keluarga. Atas
kesadaran itulah kita harus hidup saling menghormati. Sebab Tuhan yang menghadirkan mereka
dalam kehidupan keluarga kita. kita juga perlu menyadari bahwa Tuhan selalu hadir dalam
kehidupan keluarga karena itu Tuhan mau supaya peran sebagai apapun kita harus melaksanakan
kewajiban kita sama seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Sebagai keluarga kita perlu
hidup saling menghormati seorang dengan yang lain. Dengan membangun kebiasaan saling
menghormati maka ketaatan dan kasih bertumbuh dalam keluarga dan kita menjadi keluarga
Kristus. (jam)

Bahan kotbah minggu bulan keluarga, 15 Oktober 2023


Bacaan Alkitab : Yosua 24:14-28
Tema : Aku dan Seisi Rumahku akan Menyembah Allah

Pengantar
Dalam hidup ini, kita diperhadapkan pada banyak pilihan. Mau ke pesta kita perlu
memilih pakaian apa yang mau dikenakan; mau sekolah kita perlu memilih sekolah atau jurusan
atau fakultas yang dituju; mau menikah kita perlu menentukan pilihan pasangan hidup yang
tepat, dan lain sebagainya. Begitu juga dengan cara hidup sebagai keluarga, kita perlu
menentukan pilihan bagaimana keluarga kita membentuk tradisi dan nilai-nilai dalam keluarga.
Hal ini sangat penting karena menentukan perjalanan kehidupan keluarga baik saat ini maupun di
masa depan. Salah pilih maka kehidupan keluarga menjadi kelam. Sebaliknya pilihan yang tepat
membawa kebaikan bagi kehidupan kita turun temurun.
Penjelasan Teks
Pilihan cara hidup ditawarkan oleh Yosua kepada umat Israel. Hidup yang dijalani
bersama TUHAN (YAHWE) ataukah hidup mengikuti ilah-ilah yang disembah oleh bangsa-
bangsa di sekitar mereka (ay. 15). Pilihan cara hidup ini tentu ada konsekuensi atau dampaknya.
Jikalau umat memilih untuk mengikuti TUHAN maka mereka harus mewujudkan pilihan itu
dalam tindakan yang nyata. Tindakan nyata itu dalam bentuk takut dan beribadah kepada
TUHAN (ay. 14). Takut yang dimaksud adalah hormat dan taat kepada TUHAN. Takut bukan
karena TUHAN itu jahat melainkan karena TUHAN penuh kewibawaan, kebaikan dan kasih
setia. Kasih setia itu yang ditunjukan TUHAN dengan menuntun umat Israel dari Mesir sampai
ke Negeri Kanaan bahkan memberikan negeri itu sebagai milik pusaka mereka. Takut Tuhan ini
disandingkan dengan beribadah kepada Tuhan. Takut akan Tuhan tidaklah lengkap tanpa
beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu umat yang takut akan Tuhan perlu menjadi umat yang
beribadah kepada-Nya.
Pilihan untuk hidup bersama TUHAN tentu menuntut kesetiaan. Tidak boleh ada allah
yang lain. Tidak ada kesetiaan ganda. Kesetiaan itu menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya
sandaran iman dan kehidupan umat Israel (ay. 14). Kesetiaan itu dinyatakan dalam ibadah
kepada Tuhan. Ibadah yang dimaksud bukan sekedar doa atau persembahan korban ataupun syair
nyanyian dan mazmur dalam upacara liturgis. Ibadah mencakup pola atau cara hidup setiap hari;
menyangkut pola pikir, tutur kata ataupun perbuatan. Beribadah kepada TUHAN secara nyata
akan memperjuangkan kebenaran dan keadilan dalam berbagai sisi kehidupan.
Namun, sebelum umat Israel memberi jawaban atas pilihan yang ditawarkan, Yosua
sendiri langsung menyampaikan pilihan hidupnya beserta keluarganya. Ia dengan tegas memilih
hidup bersama TUHAN. Hal ini didasari pada pengalamannya bersama TUHAN. Kebaikan dan
penyertaan TUHAN telah menjadi pengalaman dan bukti kehidupan. Itu bukan lagi janji tetapi
sesuatu yang dirasakan secara nyata. Pilihannya ini juga menjadi penegasan sikap sebagai
pemimpin. Ia ingin menjadi teladan iman bagi seluruh umat Israel (ay. 15). Pernyataan Yosua ini
mengisyaratkan bahwa bukan ia seorang diri yang akan menjadi teladan bagi umat melainkan
seluruh anggota keluarganya. Ini juga berarti bahwa Yosua akan berusaha mengajarkan dan
meneruskan iman dan tekad yang ada dalam dirinya kepada setiap anggota keluarganya. Ia tidak
ingin keluarganya menjadi keluarga yang timpang dalam iman atau memiliki dua wajah dalam
beriman.
Walaupun demikian, Yosua tidak mau bersikap otoriter dengan memaksa umat mengikuti
pilihannya. Ia tetap memberi ruang kepada kehendak bebas umat untuk menentukan jalan
hidupnya. Ini bukan berarti Yosua tidak peduli dengan iman umat. Ia melakukannya karena
menginginkan agar keputusan itu datang dari kesadaran dan kecintaan umat kepada TUHAN.
Bukan karena ikut-ikutan apalagi karena terpaksa, bukan juga untuk menarik simpati Yosua
sebagai pemimpin umat.
Hal ini yang direspon baik oleh umat. Mereka memilih TUHAN sebagai sumber dan
penuntun kehidupan mereka (ay. 16). Mereka memilih setia kepada TUHAN karena TUHAN
telah lebih dahulu berlaku setia dan mengasihi mereka. Sejak nenek moyang mereka, TUHAN
selalu ada sebagai penolong dan penuntun mereka (ay. 17). Pilihan ini juga jadi pengakuan iman
akan kuasa TUHAN yang menghalau ilah-ilah lainnya. Kekalahan orang Amori atau bangsa
lainnya di Kanaan menjadi bukti bahwa allah bangsa-bangsa itu telah ditaklukan TUHAN (ay.
18).
Terhadap pilihan ini, Yosua sekali lagi mengingatkan konsekuensi dan kesetiaan pada
pilihan mereka (ay. 19-20). Ia ingin agar umat benar-benar berpegang pada pilihan mereka
secara sadar dan sukarela. Umat pun sekali lagi menegaskan pilihan mereka (ay. 21). Pilihan
hidup ini yang kemudian dibawa oleh Yosua dalam perjanjian umat dengan TUHAN (ay. 22-28).
Perjanjian yang lahir dari kesadaran penuh tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun juga
termasuk Yosua. Yang harus diingat dari pilihan ini adalah bahwa hal ini bukan hanya menjadi
pilihan saat itu saja melainkan pilihan yang berlanjut dari generasi ke generasi. Dalam arti ini,
pilihan mengikuti TUHAN harus selalu diajarkan dan diwariskan turun temurun. Bukan hanya
tanah perjanjian yang diwariskan tetapi iman kepada TUHAN juga jangan sampai terputus atau
pudar dimakan zaman.

Aplikasi
Hidup takut akan TUHAN sebenarnya menjadi pilihan semua orang percaya. Kita tidak
mungkin menjadi pengikut TUHAN yang sejati jikalau tidak ada rasa takut/hormat akan Tuhan.
Rasa takut akan TUHAN ini lahir dari pengalaman bersama TUHAN tetapi juga didapatkan dari
warisan iman yang disampaikan atau disaksikan dari generasi ke generasi. Rasa takut akan
TUHAN ini perlu dilengkapi dengan beribadah kepada TUHAN. Ibadah kepada TUHAN ini
mencakup dua sisi yang saling melengkapi, yakni ibadah liturgis dan ibadah kehidupan.
Ibadah dalam makna liturgis berarti kita secara sengaja menyiapkan waktu khusus untuk
bertemu dengan TUHAN dalam doa dan pembacaan serta perenungan Firman Tuhan. Ibadah ini
bukan hanya tentang hubungan pribadi dengan Tuhan melainkan juga hubungan yang melibatkan
seisi rumah (keluarga) dengan TUHAN. Dalam hal ini ibadah keluarga menjadi kunci. Ibadah
keluarga bukan hanya menjadi cara menyatakan iman kepada TUHAN tetapi juga memiliki
banyak manfaat. Beberapa manfaat itu antara lain: memberi pegangan nilai-nilai kehidupan
berdasarkan kehendak TUHAN; membentuk karakter keluarga; memberikan kekuatan dan
pertimbangan ketika ada dalam pergumulan atau persoalan; menjadi tempat berbagi suka duka
dan berbagi pengalaman hidup bersama TUHAN; tempat saling mendoakan dan memberi
perhatian; memberikan arah kehidupan serta memberi makna bagi kehidupan; menjadi tempat
menemukan kehendak TUHAN dan juga perhatian TUHAN lewat sesama anggota keluarga;
serta masih banyak lagi manfaat lainnya.
Namun, akhir-akhir ini ibadah keluarga mulai ditinggalkan. Berbagai kesibukan ataupun
kebiasaan baru telah menyita begitu banyak perhatian dan merongrong persekutuan iman
keluarga. Waktu berkualitas bersama keluarga mulai berkurang. Ibadah keluarga yang
menguatkan itu di banyak keluarga malah hilang sama sekali. Tidak ada waktu berkumpul
apalagi berdoa bersama untuk mensyukuri hari atau menggumuli kehidupan anggota keluarga.
Tak heran jika di masa kini semakin banyak keluarga yang terpecah belah. Anggota keluarga
asyik dengan dunianya masing-masing dan tidak peduli dengan anggota keluarga yang lain.
Anak-anak, remaja atau pemuda kehilangan pegangan nilai kehidupan sehingga terjerumus
dalam berbagai kejahatan. Tidak jarang juga dalam keluarga terjadi permusuhan karena hal-hal
sepele. Keluarga perlu menghidupkan kembali ibadah keluarganya untuk memelihara kehidupan
persekutuan anggota-anggotanya; baik dengan TUHAN maupun dengan sesama anggota
keluarga. Ibadah ini perlu menjadi kebiasaan bahkan menjadi ciri khas Keluarga Kristen yang
dilakukan turun temurun dari generasi ke generasi.
Ibadah memiliki dimensi vertikal dengan Allah, juga horinsontal yaitu dengan sesama.
Bukan hanya berkaitan dengan ritual di ruang ibadah, tetapi nyata dalam kehidupan setiap hari.
Kesaksian keluarga bukan hanya dilakukan dalam ibadah keluarga yang rutin melainkan juga
ditunjukkan dalam pola kehidupan sehari-hari. Ini yang disebut ibadah kehidupan. Ibadah itu
dinampakan dalam kehidupan rumah tangga, dalam kerja dan kehidupan sosial. Dalam arti ini,
keluarga yang beribadah harus juga menjadi keluarga yang bersaksi. Keluarga yang bersaksi
dalam ibadah kehidupan akan menunjukkan pola hidup yang jujur, rajin, setia dan berintegritas.
Keluarga ini bukanlah keluarga tanpa masalah melainkan keluarga yang menyelesaikan
permasalahannya dengan cara yang bijak; bukan dengan kekerasan atau penelantaran, bukan juga
dengan miras dan narkoba. Anggota keluarga yang bersaksi akan bekerja dengan jujur, rajin dan
bertanggung jawab; tidak menipu, korupsi, ataupun mengabaikan tugas. Anak-anak dalam
keluarga yang bersaksi akan mengupayakan kesempatan mengenyam pendidikan dengan belajar
dan mengambangkan kemampuannya sebaik mungkin. Keluarga ya ddeng bersaksi akan
mengelola pergaulannya sehingga tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain. (YMW)

Bahan kotbah minggu bulan keluarga, 22 Oktober 2023


Bacaan Alkitab : 2 Raja-raja 4:1-7
Tema : Menguatamakan Komunikasi yang Melahirkan Solusi

Pengantar
Salah satu tantangan serius dalam kehidupan keluarga adalah masalah komunikasi.
Ketika media komunikasi semakin canggih, justru orang makin cenderung mencari informasi
untuk diri sendiri, makin egois dan materialis. Ada orang yang dapat mengelola media
komunikasi canggih untuk mengembangkan karier, dan mendapatkan manfaat hidup yang lebih
besar dan lebih berdampak luas. Tetapi ada juga orang dan keluarga yang digilas kecanggihan
teknologi komunikasi. Teknologi justru menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh,
hoax bertebaran merusak relasi dan mengancam katahanan keluarga.

Penjelasan Teks
Dalam bacaan ini, seorang perempuan mengalami kesulitan. Suaminya adalah sahabat
Nabi Elisa dan juga salah seorang Hamba Tuhan. Sayangnya, orang itu wafat meninggalkan dia
dan anak-anaknya, juga sejumlah hutang yang tidak dapat dibayar kecuali dengan menjual buah
hati mereka sebagai budak. Kisah ini tentang orang tua tunggal. Mungkin ada di antara jemaat
yang mengalami keadaan ini. Seperti kebanyakan orang tua tunggal, seorang janda pasti pernah
mengalami kesulitan dalam kesendiriannya. Mencukupi kebutuhan keluarga seorang diri adalah
sebuah perjuangan sulit. Keluarga itu terancam kemiskinan, kepahitan, lalu hidup terpisah-pisah.
Masa depan mereka terancam sebatang kara. Sang janda tidak mau menyerah pada keadaan,
entah bagaimana caranya membayar hutang dan membebaskan diri dari kemiskinan itu. Di
dalam rumahnya hanya tersisa dia, anak-anaknya dan minyak dalam sebuah buli-buli (botol).
Rasa-rasanya tidak ada lagi harapan.
Harta keluarga janda itu hanyalah sebotol minyak dan kedua anaknya. Kebutuhan dan
hutang mereka sekeluarga tidak akan cukup dibiayai dengan minyak itu. Ia masih mau
memperjuangkan kehidupannya dan kedua anaknya. Maka janda itu menemui Elisa, untuk
memberitahukan kondisinya kepada Elisa. Nabi Elisa sendiri bahkan memberikan sebuah jalan
keluar yang aneh. Bagi Elisa minyak di dalam buli-buli adalah modal yang penting untuk
mengubahkan keadaan mereka. Bukan modal yang besar melainkan niat yang besar untuk
memulai sesuatu bersama Tuhan. Mereka hanya perlu kembali dan bertindak sesuai petunjuk
aneh itu. Kedua anaknya mengumpulkan bejana (bokor) dari para tetangga, menutup pintu dan
mulai menuang isi botol itu ke dalam semua bokor. Janda itu melakukannya sampai tetesan
terakhir ketika anak-anaknya berkata “sudah selesai, sudah penuh semua bejana berisi minyak”.

Pesan Teks
Dari teks ini kita belajar beberapa hal: pertama, kita berjumpa dengan cara Tuhan bekerja
secara diam-diam, sebuah pola yang sering kali dikisahkan dalam Alkitab. Pekerjaan Allah yang
spektakuler justru terjadi jauh dari hiruk-pikuk yang ditanggapi gegap-gempita oleh banyak
orang. Kisah ini menegaskan bahwa satu-satunya penyelamat bagi manusia hanyalah Tuhan
Allah. Bukan Nabi Elisa, bukan kekuatan janda itu, bukan anak-anaknya ataupun tetangga-
tetangganya, melainkan Allah semata-mata. Allah yang mendengar doa dan keluhan, Allah yang
menjawab dengan cara-Nya, Allah yang memelihara dan terus menyertai orang-orang yang
mengandalkan Dia.
Tentu buli-buli itu tidak setiap hari mengalirkan minyak ke dalam banyak bejana, namun
apa yang disediakan Allah selalu cukup bagi semua orang sesuai kebutuhannya masing-masing.
Buli-buli itu hanya mengeluarkan minyak sesuai keperluan dan kesediaan perempuan itu pada
saat itu. Sekali lagi kita berjumpa dengan cara Tuhan memelihara manusia sesuai kebutuhannya.
Tidak harus berlebihan namun cukup; tidak harus kaya raya, namun memenuhi secara adil
kebutuhan-kebutuhan kita; bukan pada berapa banyak yang kita perlukan, tetapi berapa perlu
yang Tuhan sudah sediakan. Memang mujizat tidak datang setiap hari, namun pemeliharaan
Allah selalu terjadi dari terbit matahari sampai terbenamnya.
Kedua, Pertemuan dengan nabi Elisa membuka ruang percakapan yang menyingkapkan
pergumulan sang janda. Ketika mendengar pergumulan sang Janda, Elisa menanyakan tentang
apa yang dapat dilakukan Elisa untuk membantunya, apa yang dipunyai yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan. Percakapan yang dialogis, komunikasi yang dibangun
melahirkan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Aplikasi
Apa makna nats hari ini bagi kita dalam perayaan bulan keluarga ini:
Pertama, Nats ini berbicara tentang Tuhan yang menjawab doa para janda, duda, balu
(lansia yang tidak menikah), orang tua tunggal, anak yatim/piatu yang berjuang dengan kesulitan
mereka. Keadaan sulit tentu tidak menyenangkan. Kita belajar menghadapinya dengan tidak
panik, sebab Allah sanggup memelihara seisi dunia apalagi keluarga yang diasuh oleh hanya
seorang kepala keluarga. Tuhan juga akan memakai kehadiran gereja, sahabat, tetangga, keluarga
di sekitar orang-orang itu sebagai alat. Semuanya adalah alat Tuhan untuk menguatkan iman,
menolong dalam kesulitan, bertekun dalam perjuangan. Elisa dan para tetangganya
menempatkan diri hanya sebagai alat Tuhan. Karena itu kita juga belajar memberi perhatian,
kesediaan mendengar, kerelaan membantu orang tua-orang tua tunggal, sebab itu akan sangat
bermanfaat bagi mereka. Semua orang percaya harus selalu mengandalkan Tuhan. Berdoalah
selalu bersama seisi rumah tanggamu. Jangan lalai membangun relasi yang kuat dengan Allah
sebagai Sumber Kehidupan.
Kedua, kita belajar bagaimana janda ini memperjuangkan keluarganya khususnya masa depan
anak-anaknya. Memperjuangkan keluarga supaya tetap utuh adalah tanggungjawab seluruh isi
rumah. Keluarga yang lengkap haruslah bersyukur masih dapat menikmati kebersamaan.
Keluarga yang telah kehilangan salah seorang anggota keluarga juga harus penuh sukacita
memperjuangkan kehidupan. Jagalah keutuhan keluarga, bangunlah komunikasi antar isi
keluarga dan komunikasi keluarga dengan Allah. Jangan sampai persoalan-persoalan kehidupan
membuat kita semakin memporak-porandakan persekutuan rumah tangga. Menjaga keutuhan
keluarga di masa sulit adalah sebuah beban ganda. Namun kita harus percaya bahwa Allah akan
memberikan pertolongan pada waktu-Nya dan dengan cara-Nya.
Ketiga, kita belajar bahwa tidak setiap hari Tuhan membuat mujizat namun setiap hari Tuhan
pasti selalu memelihara. Itulah prinsip Providensia Dei yang sangat penting bagi orang percaya.
Hal-hal di luar pengaturan alami hanya diizinkan Allah untuk situasi tertentu dan orang tertentu.
Namun setiap saat Allah selalu memelihara, menyertai, mengarahkan dan mengatur sempurna
jalan kehidupan umat manusia. Mujizat adalah otoritas Tuhan, namun tugas manusia adalah
mengandalkan Dia dalam segala perkara. Mujizat terjadi di dalam misteri, namun pemeliharaan
Allah selalu pasti terjadi. Yang paling utama adalah kehadiran Allah dalam kehidupan dan
keluarga, di balik pintu-pintu tertutup itulah Dia sedang aktif bekerja. Pemeliharaan Allah pasti
selalu terjadi dalam semua keluarga yang menghadirkan-Nya.
Keempat, belajar untuk membangun keluarga di era ini dengan menghindarkan diri dari gaya
hidup konsumtif yang menggiring kita kepada perilaku suka berhutang sehingga menimbulkan
beban yang terlampau berat. Bisa jadi, anak-anak dipaksa bekerja untuk melunasi hutang atau
kredit yang terlampau besar. Serta kita belajar untuk membenahi komunikasi dalam keluarga dan
dalam komunitas agar menjadi dialog yang memberdayakan dan melahirkan solusi terhadap
berbagai masalah kehidupan.

Bahan kotbah minggu bulan keluarga, 29 Oktober 2023


Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 18:1–11
Tema : Keluarga yang Menopang Pelayanan
Pengantar
Relasi dalam jemaat bukan semata relasi personal antaranggota gereja tetapi juga relasi
antarkeluarga anggota gereja. Karena itu pelayanan gereja membutuhkan topangan keluarga-
keluarga dalam gereja. Jadilah pribadi dan keluarga yang menopang pelayanan.

Penjelasan Teks
Paulus tinggal di Korintus selama 18 bulan (ay. 11) untuk memberitakan Injil,
membentuk jemaat dan melayani jemaat sambil memberitakan Injil kepada orang-orang yang
belum percaya kepada Tuhan Yesus. Pelayanan Paulus di Korintus, sebagai kota perdagangan
dan industri, rupanya berlangsung dengan baik, karena mendapat dukungan dari beberapa
keluarga dan beberapa orang yang percaya. Suami-istri Akwila dan Priska (atau: Priskila)
mendukung Paulus dalam penginjilan, karena suami-istri ini banyak berjalan keliling berbagai
kota. Contohnya, di Efesus, mereka bertemu dengan Apolos dan melengkapi pengetahuan
Apolos tentang Jalan Allah (Kis. Ras. 18:26). Akwila dan Priska juga membantu Paulus dengan
jalan bekerja bersama membuat kemah dan menjual untuk mendapatkan penghasilan (ayat 3).
Keluarga Titius Yustus, orang Yunani yang menganut agama Yahudi, kemudian percaya
kepada Tuhan Yesus, menyediakan rumahnya sebagai tempat Paulus memberitakan Injil, dan
tempat orang-orang Korintus yang percaya beribadah bersama (ay. 7,8).
Keluarga Krispus, kepala rumah ibadah Yahudi di Korintus juga percaya dan menggabungkan
diri dengan orang-orang percaya yang beribadah di rumah Titius. Tentu saja sebagai orang yang
dihormati di kalangan orang Yahudi, karena sebelum menjadi Kristen ia menjadi kepala rumah
ibadah (semacam KMJ), ia amat membantu Paulus untuk menginjili orang-orang Yahudi di
Korintus.
Demikianlah ketiga keluarga ini menjadi keluarga yang beribadah dan yang melayani
dengan talenta mereka masing-masing: Akwila dan Priska mendukung penginjilan dan bekerja
sama dengan Paulus untuk berdagang demi memelihara hidup mereka. Keluarga Titius
menyediakan rumahnya dan fasilitas ibadah sebagai tempat ibadah rutin. Besar kemungkinan
keluarga ini menyediakan minuman bagi semua peserta ibadah. Sementara itu keluarga Krispus,
seorang Yahudi, mendukung Paulus dengan mengadakan penginjilan bagi keluarga-keluarga
Yahudi di Korintus.

Selain itu ada juga orang-orang percaya secara pribadi yang menyerahkan diri untuk
membantu pekerjaan pemberitaan Injil yang Paulus lakukan, yaitu Silas dan Timotius. Keduanya
mendukung Paulus dalam mencari dana sehingga Paulus bisa memusatkan perhatiannya pada
penginjilan (ayat 5). Keduanya juga banyak berjalan keliling bersama Paulus untuk penginjilan
(Kis. Ras. 15:22,23; 2 Kor. 1:19; 1 Tes. 1:1 dll). Timotius juga diutus untuk meneruskan
pelayanan kepada Jemaat yang telah Paulus dirikan (Lihat antara lain surat 1 dan 2 Timotius).

Aplikasi
Teks Kis. Ras. 18:1-11 menjadi cermin dan teladan bagi kita untuk memeriksa keluarga
kita masing-masing, agar kita menjadi keluarga yang terus melayani dan memberitakan Injil
Kristus. Kita belajar dari keluarga-keluarga dalam Kis. Ras 18:1-11, bahwa mereka tentu cukup
sibuk bekerja untuk memperoleh hasil dan nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
mereka akan uang, makanan dan barang. Namun, iman kita mendorong kita untuk menyediakan
waktu, tenaga dan barang serta uang untuk ikut menjadi keluarga-keluarga dan orang percaya
yang melayani pemberitaan Injil dan memelihara hidup menggereja di Jemaat kita masing.
Hendaklah kepentingan diri dan keluarga tidak menghalangi kita untuk ikut melayani dan
membangun persekutuan kita sebagai Jemaat yang bersekutu, beribadah, bersaksi, melayani dan
menata-layani.
Teks Kis. Ras. 18:1-11 juga mengajar kita bahwa keluarga yang berbeda suku dan latar
belakang agama pun bisa membentuk satu persekutuan beribadah kepada Tuhan Yesus. Kita tahu
bahwa Titius adalah orang Yunani, sementara Krispus orang Yahudi dan sebelum menjadi
Kristen adalah seorang “besar” dan kepala rumah ibadah Yahudi. Namun Krispus berani masuk
ke rumah Titius untuk bersekutu dan ikut beribadah, padahal kita tahu bahwa orang Yahudi yang
beragama Yahudi tidak pernah bergaul dengan orang bukan Yahudi dan tidak bersedia masuk ke
rumah mereka. Namun, di dalam Kristus, semua suku dan bangsa bisa menjadi anak-anak Tuhan
dan bisa membentuk persekutuan iman yang beribadah bersama.
Tentu ada banyak tantangan bagi Jemaat yang terdiri dari keluarga-keluarga dan orang-
orang yang berbeda suku, budaya, bahasa dan kebiasaan hidup sehari-hari. Kita belajar dari
Jemaat Korintus, sebagaimana kita baca di surat 1 dan 2 Korintus bahwa ada konflik dalam
Jemaat itu. Ada konflik antara keluarga kaya dengan keluarga miskin (I Kor. 11: 20 – 22). Ada
konflik antara keluarga-keluarga, karena tiap kelompok keluarga menjagokan orangnya sendiri
(1 Korintus 1 : 10 -13). Ada konflik antara warga jemaat yang merasa diri lebih rohani dan
mendapat karunia rohani yang luar biasa dengan mereka yang menerima karunia yang biasa-
biasa saja atau tidak menerima karunia khusus (1 Kor. 12, 14). Dalam bahasa Kupang kita
bilang: baterek, yaitu pamer kelebihan dan menghina mereka yang berkurangan. Tetapi iman
dalam nama Tuhan Yesus menjadi kekuatan kita untuk mengalahkan tantangan-tantangan ini dan
belajar hidup bersama dalam iman dan kasih persaudaraan.
Dengan membangun, memelihara dan merawat persekutuan kita walau berbeda suku,
bahasa, budaya dan kebiasaan maka kita sudah ikut membina hidup damai sejahtera dalam
masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai gereja, memberi sumbangan untuk merawat hidup
bersama kita sebagai bangsa Indonesia yang bhineka-tunggal ika. (svn)

Bahan kotbah Syukur HUT GMIT ke 76 dan Reformasi ke 506, 31 Oktober 2023
Bacaan Alkitab : Efesus 3:14-21
Tema : Roh Kudus Menguatkan Persekutuan dan Memimpin Gereja
Menjadi Berkat bagi Semesta
Pengantar

Hari ini semua jemaat GMIT bersukacita atas HUT GMIT ke-76. Dan sebagai bagian dari
gereja reformasi, kita merayakan hari Reformasi yang ke 506. Perjalanan gereja mestinya
dirayakan dengan penuh sukacita. GMIT hadir dan berkarya melalui hidup dan aktivitas anggota
GMIT di mana pun. Karya pelayanan itu bersifat terbuka bagi semua. Tiap anggota gereja
menjadi bagian dari persekutuan yang utuh. Karya layan gereja juga menjadi ruang hidup dan
berkarya bersama untuk dunia yang semakin baik. Allah menghendaki Gereja melayani sebagai
alat karya Allah bagi semesta.

Penjelasan Teks
Jika kita mencermati teks ini, Ada 3 pokok doa syafaat dari Rasul Paulus yaitu:
1. Dalam syafaatnya, Rasul Paulus mendoakan supaya Jemaat Tuhan semakin berakar dan kuat
dalam kasih kepada Tuhan dan sesama ciptaan. Paulus berdoa supaya hati orang-orang
Efesus dikuatkan oleh Roh Kudus. Kalau hati mereka sudah dikuatkan oleh Roh Kudus,
maka Imannya akan kuat. Kalau imannya kuat, mereka pun berakar di dalam Kristus. Jadi,
permintaan atau doa pertama adalah supaya iman orang Efesus dikuatkan oleh Roh Kudus
sehingga mereka berakar kokoh, kuat, di dalam Kristus. Ada harapan bahwa kelimpahan
kekayaan bathin yang datang karena kuasa Roh Kudus, membuat jemaat Efesus mampu
meneruskan pertumbuhan gereja. Rasul Paulus tentu tahu bahwa jemaat Efesus sebagai
jemaat terbesar di Asia, telah menjadi jemaat yang menyokong banyak jemaat kecil yang
ada di Asia dan Eropa. Namun, Rasul Paulus tetap mengingatkan, bahwa gereja tetap
membutuhkan kuasa Tuhan, supaya gereja tetap berdiri diatas dasar yang sama dan berakar
semakin dalam di tempatnya bertumbuh. Kiasan berakar dan berdasar adalah kiasan yang
menggambarkan gereja seperti sebatang pohon yang hidup. Sumber dari kekuatan gereja
adalah kehadiran Roh Allah. Gereja yang mau hidup dan terus bertumbuh haruslah selalu
dipenuhi dan dibaharui oleh Roh Allah. Roh Allah memberikan iman, bekerja secara tidak
kelihatan dalam karya-karya orang percaya, menggerakkan, memotivasi, membuat gereja
semakin merambat meski dihambat, melaju, tancap gas, tidak menyerah dengan keadaan
yang menghalanginya.
2. Kedua, Rasul Paulus juga berdoa, supaya jemaat dapat memahami dan mengalami Kasih
Allah yang melampaui segala akal atau pengetahuan, kasih yang tidak dapat diukur dan
kasih Allah yang tidak terbatas itu. Paulus berdoa agar iman yang pernah dialami oleh
gereja membuat gereja semakin dewasa dalam mengasihi Tuhan. Kasih Allah yang
melampaui segala akal itu adalah misteri dari karya Allah. Meskipun kasih itu kelihatan
sederhana, namun kasih adalah misteri Allah sendiri. Kedewasaan gereja akan dipengaruhi
dari pemahamannya yang baik tentang kasih Allah. Rasul Paulus berdoa untuk hal ini,
bukan karena jemaat Efesus tidak dikasihi Tuhan, melainkan supaya Jemaat memahami
kasih tidak dalam bentuk yang biasa didefinisikan oleh dunia. Jika bagi dunia kasih hanya
sebatas perasaan, maka kasih Allah lebih dari sebuah empati. Jika bagi dunia kasih itu
berwujud pemberian kado, hadiah atau benda, maka kasih Allah adalah Anugerah yang
nyata dalam Kristus. Jika bagi dunia kasih itu terbatas, maka kasih Allah lebih lebar,
panjang tinggi dan dalam. Kasih Allah itu hal yang tak akan mampu diukur, ditakar,
dihitung, ditimbang dan tidak dapat dibanding-bandingkan.
Gereja yang memahami kasih secara benar, akan menjadi gereja yang bertahan dalam
berbagai kesulitan. Inilah krisis yang sedang dialami dunia saat ini. Meskipun kemajuan
teknologi, revolusi industri dan percepatan pembangunan membuat kita harus beradaptasi,
namun satu hal yang tidak boleh hilang adalah kasih diantara kita. JANGANLAH KITA
KEHILANGAN KASIH sebagai sebuah keluarga Allah. Inilah doa agung yang juga
dipanjatkan Kristus di akhir pelayanan-Nya, supaya gereja selalu penuh dengan orang-orang
yang mengatasi perbedaan, mendamaikan, melayani dan berkontribusi secara aktif
berdasarkan kasih.
3. Ketiga, Rasul Paulus berdoa supaya anggota jemaat semakin menyerupai Allah. Istilah
kepenuhan Allah berarti menjadi serupa dengan Allah. Inilah tahap utama dari keselamatan,
yaitu supaya orang-orang percaya menjadi serupa dengan Kristus. Apa yang gereja buat di
tengah dunia adalah karya Kristus. Keserupaan dengan Kristus itu nyata melalui karakter-
karakter para hamba-Nya yang melayani. Pelayan Kristus akan melayani seperti Kristus
melayani. Gereja Kristus akan bersekutu, bersaksi, melayani dengan kasih, beribadah dan
menatalayani seperti Kristus melakukannya. Gereja adalah Imago Christi, gambar Kristus
yang nyata. Pertanyaannya, sebagai pelayan dan gerejaNya, apakah kita sudah menyerupai
Imago Christi itu? Tidak bisa dipungkiri bahwa hari ini kita bergumul dengan karakter
pelayan-pelayan Kristus. Karakter itu teruji dalam masa-masa pencobaan, tantangan,
kesulitan, hambatan. Karakter itu muncul ketika kita bekerjasama, melayani bersama,
mengasah argumentasi dalam pelayanan. Karakter orang percaya akan muncul ketika kita
berpendapat, bersikap bahkan bertindak. Oleh karena itu, gereja haruslah juga memikirkan
orang lain, kepentingan semua orang, kesejahteraan semua pihak, berdasarkan anugerah
kebenaran yang memerdekakan.
Dalam pelayanan kita hanyalah Allah yang mesti dimuliakan. Bagaimana gereja dapat
menjadi kemuliaan Tuhan yang terlihat dan menjadi berkat bagi semesta. Kita dapat belajar
dari doa Paulus ini. Yang pertama, kita harus mendoakan tentang kasih Kristus, supaya
kasih itu berakar di dalam hati kita, teguh dan tahan uji. Yang kedua, kita diajarkan untuk
saling mendoakan supaya masing-masing kita yang adalah gereja itu sendiri dapat mengenal
dan memahami kasih yang melampaui akal itu. Kasih Allah kepada kita, yang penuh
pengorbanan, ajaib, dan tanpa pamrih. Begitu indah kasih-Nya, yang begitu lebar dan
panjang dan tinggi dan dalam sehingga kasih itu yang perlu dikenal, dipahami, dimiliki, dan
dilakukan oleh gerejaNya dalam dunia ini. Yang ketiga, kita harus saling mendoakan agar
kita dapat menjadi gereja Tuhan yang sejati dan merasakan kepenuhan kuasa Roh Allah
seutuhnya, dengan demikian gereja bisa menjadi berkat bagi semesta ini.

Penutup
76 tahun kehadiran GMIT adalah tanda kasih Allah bagi dunia. Di tengah pergumulan dan
permasalahan dunia yang kompleks, Gereja bukanlah persekutuan yang sempurna. Kesadaran itu
menjadi alasan kita bergantung pada Allah, bersekutu di dalam kasih, dan melayani dengan
kemurahan hati, menjadi tanda berkat Allah bagi semua ciptaan. Selamat ulang tahun gerejaku,
selamat merayakan hari reformasi.
C. Membangun Kebiasaaan Positif dalam Keluarga
Dalam menghayati bulan keluarga GMIT, mari membangun dan meneruskan kebiasaan-
kebiasaan positif antara lain:
1. Ibadah pribadi dan keluarga
Setiap jemaat/gereja lokal di GMIT diminta membunyikan lonceng gereja jam 5 pagi
setiap hari, kecuali hari Minggu. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak setiap rumah tangga di
GMIT pada jam tersebut berdoa, menyanyi memuji Tuhan, membaca Alkitab, dan
merenungkannya di rumah masing-masing. Ibadah keluarga dapat memakai Buku Renungan
Tunas Dari Tanak Kering (TDTK) sebagai penuntun perenungan Firman Tuhan setiap hari. Pada
jam yang sama, tiap gedung gereja dapat dibuka dan memutar lagu pujian yang teduh selama 30
menit. Pemutaran lagu diupayakan tidak menimbulkan kebisingan di lingkungan sekitar. Pada
jam 5 pagi tersebut gedung kebaktian dapat dibuka untuk anggota jemaat berdoa secara pribadi
tanpa ada liturgi khusus. Dengan demikian kita memberi makna kepada gedung gereja sebagai
rumah doa bagi jemaat.

2. Mengingat Kembali Gerakan 18.00-20.00

Pengaruh perkembangan teknologi yang berdampak pada penggunaan media sosial


berdampak pada relasi keluarga. Hal ini tentu perlu mendapat perhatian kita bersama. GMIT
pernah menyecuskan gerakan 18.00-20.00. Gerakan ini mengajak seluruh jemaat GMIT untuk
sejenak berhenti dari segala aktifitas media sosial dan saling membangun keakaraban dengan
orang serumah dan sekitarnya dan kemudian beribadah bersama. Setiap hari dalam bulan
keluarga mulai pukul 18.00-20.00.

3. Berdoa Bersama Menopang Pelayanan Gereja


Pada tanggal 11-20 Oktober, GMIT akan mengadakan Sidang Sinode ke XXXV di Sabu
Raijua. Sidang ini menjadi pesta iman bagi gereja untuk berjalan bersama dalam rangka
memutuskan hal-hal berkaitan dengan pelayanan dalam lingkup yang lebih luas. Berkenaan
denga ini maka kami mengajak keluarga-keluarga GMIT untuk bersama bertekun, berdoa bagi
semua proses bergereja ini. Setiap hari dalam ibadah bersama, mulai tanggal 11-20 semua
keluarga GMIT mengangkat doa yang sama dari rumah masing-masing. Pokok-pokok doa setiap
hari selama persidangan diatur sebagai berikut:

Hari Pokok Doa

Rabu,11 Oktober Berdoa untuk acara pembukaan sidang, persiapan tuan rumah,
panitia, peserta dan semua peralatan yang digunakan dalam
persidangan.

Kamis, 12 Oktober Berdoa PGI dan GPI, bagi yayasan-yayasan milik GMIT,
lembaga-lembaga mitra, pemerintah yang telah bekerjasama dan
menopang pelayanan GMIT sepanjang periode 2020-2023
Jumat, 13 Oktober Berdoa untuk proses pertanggungjawaban oleh MS periode
2020-2023. Menyukuri pelayanan GMIT sebagai gereja milik
Tuhan yang boleh melewati periodesasi pelayanan dengan segala
dinamika yang terjadi. Bersyukur karena GMIT menghadapi dua
situasi sulit yaitu pandemi covid 19 dan bencana Siklon Seroja,
namun Tuhan berkenan menyertai gereja sampai saat ini.

Sabtu, 14 Oktober Berdoa bagi jemaat-jemaat yang ada di Sabu-Raijua serta


pemerintah Sabu Raijua yang telah bersatu padu
mempersiapkan sidang dalam segala keterbatasan yang ada.
Berdoa memohon Tuhan berkati Sabu Raijua yang memasuki
musim kemarau.
Minggu,15 Oktober Berdoa untuk pelayanan ibadah minggu yang terjadi di seluruh
wilayah pelayanan GMIT . Berdoa bagi persekutuan GMIT dan
para pelayan yng melayani.

Senin, 16 Oktober Berdoa untuk persidangan komisi di gereja-gereja yang ada di


Sabu Raijua.

Selasa, 17 Oktober Doakan Pleno Komisi

Rabu, 18 Okotber Doakan Pleno Komisi

Kamis, 19 Oktober Doakan proses pemilihan Majelis Sinode GMIT periode 2024-
2027. Tuhan Yesus Sang Kepala Gereja menolong agar proses
pemilihan berjalan baik. Berdoa bgi mereka yang terpilih
maupun tidak. Tuhan kiranya memberi hikmat dan terus
melanjutkan ziarah pelayanan.
20, Oktober Doakan acara penutupan dan rencana peserta kembali ke klasis
masing-masing dengan damai sejahtera dan sukacita untuk
melaksanakan tanggungjawab pelayanan di periode pelayanan
yang baru.

D. Bahan PA Pasutri (Pasangan Suami Istri)

Bacaan Alkitab: Keluaran 4:18-26

Relasi suami-isteri yang bertumbuh dalam kebiasaan positif.

Hubungan antara suami-isteri sebagai hubungan yang unik dan istimewa. Hubungan ini
diteguhkan dan diberkati melalui pernikahan kristiani. Peneguhan dan pemberkatan nikah
diyakini sebagai cara Tuhan mempertemukan laki-laki dan Perempuan dari latar belakang hidup
masing-masing. Adanya perbedaan-berbedaan yang mesti disadari oleh suami-isteri sehingga
keduanya berkomitmen untuk mengelola perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan
bersama. Perbedaan tersebut datang dari kebiasaan yang sudah dilakukan dalam keluarga asal
masing-masing.

Pertanyaan panduan untuk diskusi:

1. Ceriterakanlah 2 kebiasaan yang sering dilakukan oleh suami dan isteri?


2. Kebiasaan yang diceriterakan pada nomor 1 itu dikategorikan sebagai kebiasaan
positif ataukah kebiasaan negatif?
3. Mengapa kebiasaan-kebiasaan itu disebutkan sebagai kebiasaan positif ataupun kebiasaan
negatif.
4. Bagaimana pasangan (suami-isteri) mengelola kebiasaan masing-masing dan membentuk
kebiasaan baru sebagai pasangan dalam pernikahan?
Penjelasan Teks:

Musa mengajak Zipora, isterinya dan anak-anaknya laki-laki untuk kembali ke tanah
Mesir. Dalam perjalanan dari Midian ke tanah Mesir, mereka bermalam di suatu tempat. Di
tempat mereka bermalam itu, Tuhan berfirman kepada Musa dan berikhtiar untuk
membunuhnya. Lalu Zipora, isteri Musa mengambil pisau batu, dipotongnya kulit kathan
anaknya, disentuhnya kulit itu pada kaki Musa sambil berkata: “Sesungguhnya engkau pengantin
darah bagiku”. Kata-kata Zipora mengingat tentang sunat.

Upacara memotong kulit kathan disebut juga sunat. Berdasarkan perjanjian antara Allah
dan Abraham, seorang ayah di Israel bertanggungjawab memastikan setiap anak laki-laki dalam
keluarganya di sunat untuk menunjukan bahwa keturunan Abraham adalah umat pilihan Allah
(17:9-14; 34:21-23; Imamat 12:3). Mungkin Musa belum menyunat putranya dan ini membuat
Allah marah. Jadi Zipora isteri Musa, datang menolong dan menyunat anaknya. Ia memakai
pisau yang terbuat dari batu yang ditajamkan. Sebagai Putri seorang imam (2:16), ia mungkin
tidak asing lagi dengan upacara agama. Ia mengoleskan Sebagian darah yang mengalir dari
potongan itu pada kaki Musa. Darah diyakini memiliki kuasa menyelamatkan atau melindungi
(12:21-23).

Tindakan Zipora telah menyelamatkan Musa yang lalai untuk menyunatkan anak mereka karena
ia tidak punya kebiasaan yang diketahui dari keluarga asalnya.

5. Darimana Zipora mengetahui Firman Tuhan yang datang kepada Musa dan rencana
Tuhan untuk membunuh Musa?
6. Mengapa Zipora bisa berinisiatif untuk mengadakan sunat bagi anak mereka?
7. Adakah makna yang kita dapati dari kisah Musa dan Zipora, pasangan suami-isteri yang
saling menolong dan melindungi satu dengan yang lain?
8. Bagikanlah pengalaman bagaimana suami-isteri saling mempengaruhi untuk bertumbuh
dalam kebiasaan positif?
9. Adakah peran Tuhan dalam upaya-upaya suami-isteri untuk bertumbuh dalam kebiasaan
positif?
10. Pilihlah satu tindakan konkrit untuk diterapkan dalam persekutuan sebagai suami-isteri
dalam memperkuat Persekutuan dan belajar bertumbuh dalam kebiasaan positif.
Tuhan memberkati. Amin. (Pdt.Adi Amtaran).
TATA IBADAH BULAN KELUARGA
Minggu, 1 Oktober 2023
Matius 21:28-32
“Taat dalam Kata dan Tindakan ”

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaranGMIT..
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari kamis, sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab bisa
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 2 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Pnt : Jemaat yang terkasih, Tuhan menghadirkan gerejaNya ke dunia untuk menjadi
berkat bagi semesta. Demikianpun setiap keluarga Kristen memiliki tugas yang
sama. Untuk maksud ini maka setiap keluarga bertanggungjawab dalam
mendidik anggota keluarganya. Salah satu wujud didikan itu adalah menolong
anggota keluarga untuk taat dalam kata dan tindakan. Ketaatan dalam kata dan
tindakan sangat mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Karena itu
marilah berteduh diri dalam kasih Tuhan melalui persekutuan saat ini,
menemukan kekuatan dari Sang Sumber hidup yang akan terus menuntun setiap
keluarga kita, untuk dapat taat dalam kata dan tindakan.
 : (berdiri) KJ. 2:1-2, “Suci, Suci, Suci” (do=d, 4 ketuk)

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan
bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (Jemaat duduk)

INTROITUS
Pelayan : Jemaat yang dikasihi Tuhan, hari ini kita telah memasuki perayaan bulan
keluarga. Perayaan ini menolong setiap keluarga untuk memperkuat
kebersamaan dan berkomitmen untuk hidup berkeluarga yang berkualitas. Salah
satu kualitas itu adalah taat dalam kata dan perbuatan. Untuk itu Nas yang
membimbing kita dalam persekutuan saat ini terambil dari Kolose 3:23,
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
 : KJ. 318:1-2, “Berbahagia Tiap Rumah Tangga” (do=c, 2 ketuk)
PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Jemaat yang diberkati, dalam persekutuan hidup sebagai keluarga Kristen
sesungguhnya Tuhan berkehendak agar setiap anggota keluarga saling mengasihi
dan mampu menyatakan kasihnya juga kepada sesama disekitarnya. Namun tak
dapat dipungkiri bahwa seringkali yang terjadi justru kita saling menyakiti dan
melukai. Untuk itu dalam kesadaran sungguh dan kerendahan hati, marilah
dengan penuh ketulusan mengakui segala kelemahan dan dosa-dosa kita, serta
mohon ampun dari Tuhan …
……………………Saat teduh ……………….
Pelayan : (berdoa)
 : KJ. 27:1, “Meski Tak Layak Diriku” (do=es, 6 ketuk)

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarkanlah berita anugerah pengampunan dosa dari Tuhan bagi setiap orang
yang telah mengaku dosanya dengan jujur di hadapan Tuhan sebagaimana
tertulis dalam Mazmur 32:1-2: “Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya,yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia yang
kesalahannyatidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu!”
 : KJ. 278:1,3, “Bila Sangkakala Menggegap” (do=g, 4 ketuk)
PUJI-PUJIAN
Pelayan : Mari dalam keadaan berdiri kita menaikan puji-pujian kepada Tuhan
dengan berbalasan menurut Mazmur 78: 1-16 secara berbalasan…
 : Menyanyi NKB. 3:1, “Terpujilah Allah” (do=as, 3 ketuk)

(duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
Penatua : Berdoa dan membaca Alkitab dari Matius 21:28-32; Jemaat Berdiri,
(diakhiri dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan) .
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan memelihara
dalam hidupnya. Haleluya
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : “Taat dalam Kata dan Tindakan”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala waktu,
marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli,
baiklah masing-masing kita berkata:
Semua : “Aku Percaya kepada Allah,............”
 : KJ. 426:1, “Kita Harus Membawa Berita” (do=e, 4 ketuk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Umat yang diberkati, saatnya kita untuk menyatakan syukur kepada Tuhan.
Berilah persembahan syukur dengan hati yang bersukacita. Persembahkanlah
juga hidup dan karya keluarga sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Tuhan. Sebab itu adalah ibadah kita yang sejati.
Marilah kita berdoa….
 : PKJ. 147:1-dst, “Di Sini Aku Bawa“ (do=e, 4 ketuk)
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Jemaat yang terkasih, jalanilah hidup keluarga dan karya dengan kasih Tuhan..
Buktikanlah kehidupan keluarga yang penuh ketaatan dalam kata dan tindakan,
sebab karena itulah Tuhan menghadirkan keluarga kita di dunia ini. Biarlah
setiap keluarga kita menjadi saksi bagi kemuliaan Nama Tuhan.

 : KJ. 432:1, “Jika Padaku Ditanyakan” (do=4, 4 ketuk)


BERKAT
Pelayan : Pulanglah dengan membawa berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah-Nya,dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu,dan memberi
engkau damai sejahtera”.
 : KJ. 478c, Amin….amin…amin

SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar,
mematikan lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat
pendampingi).
TATA IBADAH BULAN KELUARGA
Minggu, 8 Oktober 2023
Efesus 6: 1-9
“Keluarga Yang Saling Menghormati”

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaranGMIT..
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari kamis, sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab bisa
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

UNGKAPAN SITUASI
Seorang Anak : Betapa bahagianya hidup kami. Kami dihargai dalam kehidupan
keluarga kami. “Anak yang tidak berguna”, “anak yang membuat malu
keluarga”, kalimat-kalimat yang tidak pernah kami dengar keluar dari
mulut orang tua kami. Bahkan bicara dengan nada keraspun tidak
pernah dilakukan orang tua kami terhadap kami. Orang tua kami selalu
bercerita bangga tentang semua pencapaian kami. Kami bangga punya
orang tua yang demikian.
Seorang Pemuda : Oleh karena harus mendapatkan pendidikan yang tinggi dengan latar
belakang kehidupan keluarga yang susah membuat saya harus tinggal
bersama dengan orang lain di kota. Saya berjalan dengan ketakutan
karena cerita-cerita yang tidak mengenakan seputar tinggal bersama
orang lain. Ternyata cerita kehidupanku berbeda. Saya sangat dihargai
dan dikasihi. Saya bisa belajar dengan mengatur waktu yang baik di sela-
sela mengerjakan pekerjaan rumah. Saya bertumbuh dalam iman
kepada Tuhan melalui keluarga saya ini
Seorang Mama : Saya seorang mama janda yang sungguh berbahagia. Kehidupan
bersama anak-anak sungguh merasakan berkat Tuhan yang tak
terhingga. Anak-anak yang patuh dan menghormati orang tua ada
karunia dari Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 15 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Penatua : Saling menghormati adalah salah satu “nilai hidup” yang penting yang perlu
dibangun dan diwariskan mulai dari keluarga. Sikap saling menghormati yang
bertumbuh dalam keluarga kemudian akan menjadi “gaya hidup” yang juga dapat
menghargai dan menghormati sesama yang lain. Keluarga yang baik ditentukan
oleh sejauh mana kita melibatkan Tuhan dalam membangun relasi dalam
keluarga. Mari kita memuliakan Tuhan melalui ibadah hari ini dengan berdiri
dan menyanyi bersama…

 : KJ. 15:1&3, “Berhimpun Semua Menghadap Tuhan” (do=d, 3 ketuk)


1. Berhimpun semua menghadap Tuhan dan pujilah Dia, Pemurah dan benar.
Berakhirlah segala pergumulan, diganti dengan kedamaian yang besar.
3. Berdoa dan jaga supaya jangan penggoda merugikan jiwamu.
Di dunia tegaklah kemenangan dan dasarnya imanmu yang teguh.

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan
bumi.” Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (duduk)

INTROITUS
Pelayan : “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului
dalam memberi hormat” (Roma 12: 10), demikianlah Nas Pembimbing.
 : GB 69:2, “Kumulai Dari Diri Sendiri” (do=d, 4 ketuk)
Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku FirmanMu
S’lalu mendengar tuntunan Tuhan, berserah pada rencana kasihMu
Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku, kupegang teguh,
Tuhanku memberikan yang terbaik,
Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasihMu
Walau ‘ku lemah dan tidak layak, Kuasa Tuhan menguatkan diriku

PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Allah mengasihi setiap keluarga dan Allah menghendaki setiap keluarga saling
menghormati dalam relasi yang diberkati Tuhan. Namun, dalam kenyataannya,
anak-anak tidak menghormati orang tua, bapa-mama membangkitkan amarah
dalam hati anak-anak, dan banyak hal yang dilakukan dengan saling menyakiti
satu dengan yang lain. Oleh karena itu di hadapan Tuhan, mari kita mengakuinya
dan memohon pengampunanNya dalam doa.
……………………Saat teduh diiringi Instrumen lagu NKB 186 ………………………..
Pelayan : (berdoa)
 : NKB. 186:1, “Ku Cari Tuhan” (do=as, 4 ketuk)

BERITA ANUGERAH
Pelayan :Dalam hal inilah kasih karunia Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa
Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup
oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-
dosa kita. ( I Yohanis 4: 9-10)
 : PKJ 286: 1 & 3 “Keluarga Yang Damai”
1. Keluarga yang damai dan saling mengerti,
sehati dalam suka dan di dalam duka.
Reff : Anug’rah Allah Bapa tercurah baginya,
Membimbing kehidupan di jalan Tuhan.
2. Keluarga beriman beralaskan firman,
hidupnya bahagia, damai sejahtera. Reff:
PUJI-PUJIAN
Pelayan : Mari dalam keadaan berdiri kita menaikan puji-pujian kepada Tuhan dengan
berbalasan menurut Mazmur 127
 : NR. “Kucinta Keluarga Tuhan” (do=f, 4 ketuk)
Kucinta k’luarga Tuhan Terjalin mesra sekali
Semua saling mengasihi Betapa s’nang ku menjadi k’luarganya Tuhan
Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan (2x)
Ku lihat di wajahmu kemuliaan Bapa Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan.
(duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : Berdoa dan membaca Alkitab dari Efesus 6: 1-9; Jemaat Berdiri, di akhiri
dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan) .
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan
memelihara dalam hidupnya. Haleluya
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : “Keluarga Yang Saling menghormati ”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala
waktu, marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman
Rasuli, baiklah masing-masing kita berkata:
Semua : Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli: “Aku Percaya kepada Allah, dst.”
 : NKB. 197:1, “Besarlah Untungku” (do=a, 4 ketuk)
Besarlah untungku jika Yesus milikku,
bersuka jiwaku kar’na damai yang penuh.
Meskipun angin k’ras badai dunia
menderu, tak goyah hatiku kar’na Yesus
milikku.
Reff. Benar, benar, besarlah untungku (3x)
Ketika Yesus sungguhlah tetap
milikku.
PERSEMBAHAN
Diaken : Sebagai umat yang dikasihi-Nya dan keluarga yang diberkati-Nya, pantaslah
bila kita mengucap syukur kepada-Nya. Sabda-Nya dari Roma 11:36 berkata:
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah
kemuliaan sampai selama-lamanya”. Mari membawa persembahan syukur
kepada-Nya. Kita berdoa
 : NKB. 133:1 -dst, “Syukur padaMu, Ya Allah” (do=bes, 3 ketuk)
1. Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala
rahmatMu; Syukur atas kecukupan dari
kasihMu penuh. Syukur atas pekerjaan, walau
tubuhpun lemban; Syukur atas kasih sayang
dari sanak dan teman.

2. Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak


terp’ri. Syukur atas awan hitam dan mentari
berseri. Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap
saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat
3. Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Berbahagialah kita yang sudah patuh dan setia terhadap segala didikan,
ajaran dan nasihat orang tua.
Jemaat : Berbahagialah kita dan semua pribadi di antara kita yang sudah menghormati
ayah dan ibu kita, supaya kita hidup berbahagia dan panjang umur kita di
bumi.
Pelayan : Berbahagialah kita yang sudah tidak lagi membangkitkan amarah di dalam
hati anak-anak kita, sebaliknya kita sudah mendidik anak-anak kita di dalam
ajaran dan nasihat Allah
Jemaat : Berbahagilah kita yang saling menghormati seorang akan yang lain dengan
tulus hati, seperti seorang hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan
kehendak Allah
Semua : Sungguh berbahagialah kita.
 : “Berkat Bagi Keluarga” (Ry Hyori)
Kiranya Tuhan berkenan
Memberkati rumah keluargaku
Apa yang t’lah Tuhan berkati
Diberkatilah untuk selamanya
Sebab Tuhan melindungi
Tuhan menyinari dengan wajah-Nya
Memb’ri kasih karunia
Damai sejahtera, Tuhan Yesus berkati

BERKAT
Pelayan : Pulanglah dalm tugas dan pelayananmu dengan membawa berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah-Nya, dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu, dan memberi
engkau damai sejahtera”.
 : KJ. 478c, Amin….amin…amin

SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar,
mematikan lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat
pendampingi).
TATA IBADAH BULAN KELUARGA
Minggu, 15 Oktober 2023
Yosua 24:14-28
“Aku dan Seisi Rumahku akan Menyembah Allah”

PERSIAPAN (Saat Teduh)


Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaran GMIT..
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari kamis, sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab bisa
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 448 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Penatua : Shalom, selamat bertemu kembali dalam ibadah Bulan Keluarga GMIT.
Memiliki waktu bersama untuk beribadah adalah suatu hal yang sangat berharga
dan penting dalam keluarga. Di tengah pilihan-pilihan yang menggoda, setiap
orang dapat terjatuh dan larut dalam semua kesenangan hidup…
Pertanyaannya, di mana waktu bersama Tuhan dalam keluarga, jika sepanjang
hari semua waktu telah kita habiskan untuk bekerja dan bekerja? Haruskah
kebersamaan dalam setiap keluarga dikorbankan karena alasan kesibukan tiap
orang dalam rumah? Haruskah waktu bersama Tuhan terlewatkan dalam hiruk-
pikuk dunia?
Manusia memang diberi kebebasan untuk menentukan pilihan hidupnya.
Keluarga yang tetap menjadikan ibadah sebagai prioritas adalah keluarga yang
telah memilih bagian yang tepat, sebab Allah memanggil setiap keluarga untuk
diselamatkan.
Berbahagialah setiap keluarga yang mau memilih datang kepada Tuhan dalam
ibadah hari ini. Dalam pertolongan-Nya yang mengasihi setiap keluarga, marilah
kita angkat hati mensyukuri kasih dengan berdiri dan menyanyi.
 : KJ. 448 : 1 – 3 “Alangkah Indahnya” (do=f, 3 Ketuk)
1. Alangkah indahnya serikat beriman,
Cerminan kasih Tuhannya di dalam sorga t‘rang
2. Baik suka, baik keluh berpadu berserah
Segala doa bertemu di takhta rahmat-Nya
3. Sengsara dan beban ‘kan ringan rasanya,
Sebab saudara seiman memikulnya serta
VOTUM DAN SALAM
Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan
bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga.
INTROITUS
Pelayan : “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada
TUHAN” (Yosua 24 : 15b)
 : PKJ. 288:1-3, “Inilah Rumah Kami” (do=d, 4 Ketuk)
2. Betapalah mesranya, ayah dan ibu contohnya
Semua anak-anak ikut teladan tindaknya. Reff.
3. Di dalam kesusahan, kami berdoa tak segan
Pun dalam kesenangan ucapan syukur bergema. Reff.
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Sebab dosa telah memisahkan manusia dari kasih Allah. Karena itu
hendaklah tiap orang merendahkan diri dan mengaku di hadapan Allah bahwa ia
telah berdosa dan kehilangan pengharapan. Untuk itu marilah kita berdoa:
Bpk/Ibu : Ampunilah kami sebagai orang tua yang seringkali karena kesibukan
Membuat kami letih dan akhirnya mengabaikan saat teduh bersama keluarga.
Ketika lelah, kami pulang dengan tidak membawa sukacita dan mengabaikan
perhatian kepada anggota keluarga. Kami kehilangan waktu yang berkualitas
bersama keluarga dan terjebak dalam rutinitas…Karena itu kami mohon :
Jemaat : Ampunilah kami Tuhan
Anak-anak : Ampunilah kami sebagai anak-anak, sebab ketika permintaan dan kemauan
kami tak dituruti, sering kami memberontak terhadap orang tua kami dan
membuat hati mereka terluka. Kami mengasihi mereka dalam hati kami namun
kami menyakiti mereka dalam tutur kata dan perbuatan kami. Karena kitu
kami mohon:
Jemaat : Ampunilah kami Tuhan.
Penatua : Ya Tuhan, dengarkanlah doa jemaatMu, pulihkanlah keluarga kami
dalam karya kasihMu yang besar. Amin.
 : KJ. 42, “Tuhan kasihani” (do=f, 2 ketuk)
Tuhan, kasihani… Kristus, kasihani… Tuhan, kasihani kami!

BERITA ANUGERAH
Pelayan : “Aku akan menahirkan mereka dari segala kesalahan yang mereka lakukan
dengan berdosa terhadap Aku, dan Aku akan mengampuni segala kesalahan yang
mereka lakukan dengan berdosa dan dengan memberontak terhadap Aku.”
(Yeremia 33:8) Demikianlah berita anugerah bagi setiap orang yang dengan tulus
iklah mengaku dosanya.
 : NKB. 196:1, “Ku Beroleh Berkat” (do=d, 3 + 4 Ketuk)

PUJI-PUJIAN
Pelayan : Mari dalam keadaan berdiri kita menaikkan puji-pujian kepada Tuhan secara
berbalasan menurut Mazmur 128
 : KJ. 318:1, “Berbahagia Tiap Rumah Tangga” (do=g, 2 ketuk)
Berbahagia tiap rumah tangga di mana Kaulah Tamu yang tetap
Dan merasakan tiap sukacita tanpa Tuhannya tiadalah lengkap
Di mana hati girang menyambut-Mu dan memandang-Mu dengan berseri
Tiap anggota menanti sabda-Mu dan taat akan firman yang Kau b‘ri
(duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
Penatua : Berdoa dan membaca Alkitab dari Yosua 24:14-28; Jemaat Berdiri, di
akhiri dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan.
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan
memelihara dalam hidupnya. Haleluya
Nyanyian : KJ. 473a, “Haleluya”
Khotbah : Aku dan Seisi Rumahku akan Menyembah Allah

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala
waktu, marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman
Rasuli, baiklah masing-masing kita berkata:
Semua : Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli: “Aku Percaya kepada Allah, dst.”
 : NKB. 120:1, “Tiada Lain Landasanku” (do = f, 3
ketuk) Tiada lain landasanku, hanyalah pada darah-Mu
Tiada lain harapanku, ‚ku bersandarkan nama-Mu
Reff. Kristuslah Batu Karangku, di atas Dia ‘ku teguh
Landasan lain hancur luluh

PERSEMBAHAN
Diaken : Persembahan yang kita berikan hendaknya didasarkan pada pengakuan
bahwa Allah adalah pemilik sejati dari segala sesuatu yang kita terima. Dengan
hati yang penuh syukur kita memberi yang terbaik melalui persembahan ini.
Sebab kita percaya bahwa semua berkat yang telah Tuhan berikan mesti menjadi
alat kesaksian setiap keluarga melalui gerejaNya.
Untuk itu marilah kita berdoa….
 : NKB. 199, “Sudahkah Yang Terbaik Ku Berikan” (do=f, 4 Ketuk)
1. Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan kepada Yesus Tuhanku?
Besar pengurbananNya di Kalvari! DiharapNya terbaik dariku.
Reff. Berapa yang terhilang t’lah ‘ku cari
dan ‘ku lepaskan yang terbelenggu?
Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan
kepada Yesus, Tuhanku?
2. Begitu banyak waktu yang terluang sedikit ‘ku b’ri bagiNya.
Sebab kurang kasihku pada Yesus; mungkinkah hancur pula hatinya? Reff
3. Telah ‘ku perhatikankah sesama, atau ‘ku biarkan tegar?
‘Ku patut menghantarnya pada Kristus dan kasih Tuhan harus ‘ku sebar. Reff
4. ‘Ku tak mau lebih lama dalam jurang, ‘ku panjat dindingnya terjal.
Dunia yang ‘kan binasa memerlukan berita kasih Allah yang kekal. Reff

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Di tengah banyaknya pilihan hidup, setiap keluarga terpanggil untuk menyembah
Allah. Sebab IA adalah Allah yang peduli dan memiliki rencana yang baik bagi
tiap keluarga. Karena itu kembalilah dengan komitment dan pengakuan :
Semua : “Aku dan Seisi Rumahku akan Menyembah Allah”
 : “Keluargaku Adalah Sorgaku”
(https://www.youtube.com/watch?v=8yCfSmrFJyQ)
Aku dan seisi rumahku
Akan selalu menyembah-Mu Tuhan dan Rajaku
Di dalam kasih karunia-Mu
Yang hidup saling melayani dan melayani-Mu
Bila Tuhan menjadi kepala rumah ini
Maka berkat kehidupan tercurah selalu
Datanglah K’rajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
Ku alami setiap waktu, keluargaku adalah sorgaku

BERKAT
Pelayan : Pulanglah dalam tugas dan pelayananmu dengan membawa berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah- Nya, dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu, dan memberi
engkau damai sejahtera”.
 : KJ. 478c, Amin….amin…amin

SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar,
mematikan lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat
pendampingi).
TATA IBADAH HARI PASUTRI
Selasa, 17 Oktober 2023

“ Pembaharuan Cinta Kasih”


PERSIAPAN
MJ atau UPP Liturgi Muger menyiapkan dekorasi yang indah dalam ruang ibadah,
mengatur tempat duduk yang baik agar suami dan istri duduk berpasangan dalam
suasana yang nyaman.
MJ atau UPP Liturgi Muger menyiapkan setangkai bunga yang akan diberikan suami
kepada istri. Jangan bunga plastik. Bunga bisa dibeli, atau diambil dari halaman
masing-masing atau bisa memakai bunga liar yang indah di sekitar lingkungan
kampung/jemaat.
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain
yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Majelis Jemaat bisa berkreasi sesuai dengan konteks masing-masing jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi wajib melakukan latihan dan gladi agar gerak liturgi
dapat dilakonkan dengan baik.

...........................Saat Teduh..........................

Pelayan : “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti materai pada lenganmu
karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati,
nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan. Air yang banyak tidak dapat
memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya”.
Hari ini kita ada di rumah Tuhan untuk merayakan cinta kasih kita sebagai suami
isteri. Mari bawa hidup pernikahan dan syukur kepada-Nya.
Litani ungkapan Kasih
Istri : Hari ini, aku bersyukur atas pemberian Tuhan yang terindah, yaitu
dirimu, aku mengasihimu, sayangku. Kita telah berjalan bersama
menempuh susah dan duka, saling mendukung dalam sehat dan sakit.
Suami : Sayangku, kita telah berjalan bersama mengayuh bahtera hidup rumah tangga.
Maafkan aku yang sering berkata kasar kepadamu. Aku mencintaimu dari lubuk
hatiku. Betapa ku bersyukur Tuhan memberimu untukku. Maafkan tingkahku
yang menyakitimu.
Istri : Juga dari lubuk hati, ku mohonkan maaf untuk semua laku yang
menyakitimu, kekasihku. Kita telah meniti hari bersama, melewati
suka dan duka. Tetaplah di sisiku, agar kita kuat melangkah bersama
mewujudkan semua mimpi kita.
Suami : Dirimu adalah hal terbaik yang dikaruniakan Tuhan untukku. Dalam kesulitan
dan tangan, jangan kita pernah menyerah karena Tuhan telah berjanji akan
berjalan bersama kita.
Istri : Jalan terjal yang kita lewati bukanlah sesuatu yang akan
memusnahkan cintaku padamu. Peganglah tanganku erat-erat dan
mari lanjutkan perjalanan hingga sampai akhir tujuan.
Suami : (Sambil menggenggam tangan isteri dan katakan) Mari, kita berjalan terus
bersama Tuhan, janganlah cemas dan kuatir, Tuhan selalu bersama kita.
Pujian Hati.
Menyanyikan pujian: “Kasih”
Kasih pasti lemah lembut Refr: Ajarilah kami ini saling mengasihi
Kasih pasti memaafkan Ajarilah kami ini saling mengampuni
Kasih pasti murah hati Ajarilah kami ini, kasihMu ya Tuhan
kasihMu, kasihMu, Tuhan KasihMu kudus tiada batasnya.(Kembali ke
Refr)

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi,
yang memelihara keseiaannya sampai selama-lamanya, dan tidak meninggalkan
perbuatan tanganNya.
Pelayan : Tuhan menyertai saudara sekalian
Jemaat : dan meyertaimu juga
Nyanyian : “Bahasa Cinta”
Andaikan aku lakukan Refr Ajarilah kami bahasa cintaMu,
Yang luhur mulia Agar kami dekat padamu ya Tuhanku
Jika tanpa kasih cinta, Ajarilah kami bahasa kasihMu
Hampa tak berguna Agar kami dekat padaMu (kembali ke Refr)
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN ( disampaikan dalam bentuk refleksi, kesaksian, dan
sharing)
Doa, pembacaan Firman Tuhan
Berbagi pengalaman kasih (majelis jemaat sudah mempersiapkan sepasang suami dan
istri yang dipilih untuk berbagi kesaksian suka duka hidup rumah tangga dan
penyertaan Tuhan yang telah dialami. Selanjutnya dilakukan sharing bersama dan
penegasan oleh pemimpin kebaktian).
PEMBAHARUAN JANJI DAN KOMITMEN
Suami/Istri : Allah sumber cinta sejati, Engkau telah mempersatukan kami dalam ikatan
perkawinan yang suci. Kami bersyukur atas segala pengalaman yang kami alami
selama perjalanan perkawinan kami: atas segala suka dan duka, atas
kebahagiaan dan penderitaan, atas untung dan malang, terlebih atas rahmat
kesetiaan yang telah memungkinkan kami berdua berpegang teguh pada janji
suci pernikahan kami.
 Sejenak berdiam di dalam keheningan Allah, suami dan istri saling mendoakan, dan
kembali merenungkan awal mula membangun cinta kasih, menggenggam tangan
pasangan masing-masing, bertelut dan saling mendoakan.
PEMBERIAN TANDA CINTA KASIH
SUAMI : Istriku tersayang, saya memberikan bunga ini sebagai lambang cintaku yang
tulus dan murni kepadamu. (Memberikan setangkai bunga segar kepada istri.
Jangan bunga plastik. Bunga bisa dibeli, atau diambil dari halaman masing-
masing atau bunga liar yang indah di sekitar lingkungan kampung/jemaat).
Nyanyian : “Bahasa Cinta”
Cinta itu lemah lembut Refr Ajarilah kami bahasa cintaMu,
Sabar sederhana Agar kami dekat padamu ya Tuhanku
Cinta itu murah hati Ajarilah kami bahasa kasihMu
Rela menderita Agar kami dekat padaMu (kembali ke Refr)

PERSEMBAHAN SYUKUR (Maju ke depan dan memberi persembahan)


Menyanyikan : KJ 451:1-2, “Bila Yesus Berada di tengah Keluarga” do=d, 3 ketuk
1. Bila Yesus berada di tengah kelaurga 2. Bila Yesus berkuasa di tengah keluarga,
Bahagialah kita, bahagialah kita Pasti kita bahagia, pasti kita bahagia.

DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN & BERKAT
Pelayan : Saudaraku, kenakanlah kasih Kristus sebagai pengikat dalam hidup
rumah tanggamu.
Semua : Ya Tuhan, tolonglah kami agar kami mampu mengasihi seperti Kristus
mengasihi kami.
Pelayan : Saudaraku, sebagai istri, ingatlah bahwa suamimu adalah
pemberian terindah Tuhan bagimu, karena itu hormatilah dia dan
jangan lukai hatinya.
Istri : Ya Tuhan, tolonglah agar kami mampu menjadi istri yang takut akan Engkau,
menjadi penyejuk dalam keluarga, sabar, murah hati, penuh kasih dan
penyayang.
Pelayan : Saudaraku, sebagai suami, ingatlah bahwa istrimu adalah
pemberian terindah Tuhan bagimu, hormatilah dia dan jangan
berlaku kasar pada dirinya.
Suami : Ya Tuhan, tolonglah agar kami mampu menjadi suami yang takut Tuhan,
mampu menjadi teladan dalam hidup rohani, bijaksana, penuh kasih, sabar, dan
penyayang.
Pelayan : Saudaraku melangkahlah dalam tuntunan kasih Allah, maka damai sejahtera
yang melampaui segala akal itu, akan memelihara hati dan pikiranmu di dalam
Kristus Yesus Tuhan kita. Terimalah berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan
menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih
karunia, Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera. Amin.”
TATA IBADAH BULAN KELUARGA
Minggu, 22 Oktober 2023
2 Raja-Raja 4:1-7
“Mengutamakan Kominukasi Yang
Melahirkan Solusi ”
PERSIAPAN (Saat Teduh)
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain
yang sesuai dengan teologi dan pengajaranGMIT..
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib
melakukan latihan minimal dimulai hari kamis, sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah
kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan
jemaat bagian tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab
bisa dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument PKJ. 19 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Penatua : Jemaat Tuhan yang terkasih, hari ini kita masih ada dalam perayaan bulan
keluarga. Tema dalam perayaan bulan keluarga pada minggu ini ialah
“Mengutamakan Komunikasi Yang Melahirkan Solusi”.
Saudaraku.. Salah satu tantangan serius dalam kehidupan keluarga adalah
masalah komunikasi. Ketika media komunikasi semakin canggih, justru orang
makin cenderung mencari informasi untuk diri sendiri, makin egois dan
materialis. Ada orang yang dapat mengelola media komunikasi canggih untuk
mengembangkan karier, dan mendapatkan manfaat hidup yang lebih besar dan
lebih berdampak luas. Tetapi ada juga orang dan keluarga yang digilas
kecanggihan teknologi komunikasi. Teknologi justru menjauhkan yang dekat dan
mendekatkan yang jauh, hoax bertebaran merusak relasi dan mengancam
ketahanan keluarga.
Komunikasi merupakan alat yang sangat penting untuk kita saling
menyampaikan pendapat, perasaan hati, dan dengan komunikasi yang baik
maka kita bisa mendapatkan solusi yang baik bagi setiap persoalan yang terjadi.
Komunikasi yang baik selain dengan keluarga, kita perlu membangun
komunikasi yang baik bersama Tuhan melalui ibadah kepada-Nya.
Mari kita datang membangun komunikasi dengan Tuhan dalam Ibadah pada
saat ini, Jemaat dijemput berdiri dan memuliakan Tuhan dari...
 : (berdiri) PKJ. 19:1-3, “Mari Sembah” (do=d, 4 ketuk)

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan
bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

INTROITUS
Pelayan : Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih dan
persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah
sukacitaku dengan ini : hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan (Filipi 2:1-2)
 : NKB. 116:1, “Siapa Yang Berpegang” (do=f, 3 ketuk)

PENGAKUAN DOSA
Penatua : Allah menyatukan setiap anggota keluarga karena anugerah dan berkat-Nya.
Ia menginginkan agar setiap anggota keluarga saling mengasihi dan mampu
menyatakan kasihnya juga kepada sesama di sekitarnya. Namun seringkali yang
terjadi justru kita saling menyakiti dan melukai. Untuk itu saat ini marilah
dengan penuh ketulusan kita mengakui segala kelemahan dan dosa-dosa kita,
serta mohon ampunan dari Tuhan …
……………………Saat teduh diiringi Intrumen lagu pkj 151 ………………………..
Bapak : Ya Tuhan, sebagai umat yang engkau percayakan untuk ada dan merasakan
semua berkat dalam hidup ini, kami mengaku akan setiap kesalahan yang telah
kami perbuat selama ini. Seringkali dalam kehidupan berkeluarga kami selalu
melakukan perbuatan yang menyakiti isteri kami, anak-anak kami, orang tua
kami, dan sesama kami melalui perkataan dan tingkahlaku kami serta cara
berkomuniaksi kami yang kadangkala tidak memikirkan perasaan keluarga dan
sesama kami.
Ibu : Ya Tuhan, Tuhan kami..sebagai ibu, sebagai isteri terkadang kata-kata yang
kami sampaikan mengandung kemarahan yang mendalam, bahkan melukai hati
suami, orang tua dan anak-anak kami…
Terkadang Kami lebih senang duduk bersama dan membicarakan kekurangan-
kekurangan sesama kami dan melahirkan fitnah, dusta bahkan membuahkan
dosa..
Anak-anak : Ya Tuhan, Tuhan kami, dalam menjalani kehidupan kami sebagai anak-anak,
kami lebih suka membantah, mencomel dan bersungut-sungut terhadap segala
bahasa kasih yang diberikan dari orang tua kepada kami…
Kami sadari bahasa kami sering melukai hati orang tua dan sesama kami.
Komunikasi yang kami nyatakan bukanlah komunikan yang membangun dan
menyukacitakan hati melainkan merendahkan dan mendukakan hati banyak
orang..

Semua : Ya Tuhan, Tuhan kami, ….kami mohon, ampunilah kami dan ajarlah kami
untuk bersikap lebih baik lagi serta perkenankan kami untuk terus belajar dari
setiap perbuatan kami. Mampukan kami untuk selalu melahirkan kata-kata
damai sejahtera dan kasih dalam seluruh karya kami, sehingga sukacita dan
damai sejahtera terus menjadi bagian milik kami…
Dalam nama Tuhan Yesus Juruselamat, kami berdoa, Amin.
 : PKJ. 151:1, “Padamu Tuhanku, Kubawa Dosaku” (do=bes, 4 ketuk)
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Jika demikian pengakuanmu atas setiap dosa-dosamu, maka Allah yang
penuh kasih dan rahmat mengaruniakan pengampunan dosa, sebagaimana nyata
dalam firman-Nya: Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan
berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamnya
Ia mendendam. Tidak dilakukannya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan
tidak dibalasnya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi
langit di atas bumi, demikian besar kasih setianya atas orang-orang yang takut
akan Dia. sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita. seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan
sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia (Mazmur 103 : 8 – 13)
 : “Sejauh Timur Dari Barat”

Sejauh Timur dari Barat, Engkau membuang dosa ku


Tiada Kau ingat lagi pelanggaranku
Jauh ke dalam tubir laut, Kau melempar dosaku
Tiada Kau perhitungkan kesalahanku
Betapa besar kasih...pengampunan-Mu Tuhan
Tak Kau pandang hina hati yang hancur
Ku berterima kasih kepadaMu ya Tuhan
Pengampunan yang Kau beri pulihkanku...2x

PUJI-PUJIAN
Pelayan : Mari dalam keadaan berdiri kita menaikan puji-pujian kepada Tuhan dengan
berbalasan menurut Mazmur 30
 : PKJ 2:1, “Mulia, Mulia, Mulia” (do=g, 4 ketuk)
Mulia, mulia namaNya. Bagi Yesus kemuliaan, puji, sembah!
Mulia, kekuasaanNya memb’ri berkat bagi jemaat, bersyukurlah!
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus.
Dialah selamanya Sang Raja benar!
Mulia, mulia namaNya. Sang Penebus, Mahakudus, Mahabesar!
(duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN
Penatua : Berdoa dan membaca Alkitab dari 2 Raja – Raja 4 : 1 - 7; -Jemaat
Berdiri, (diakhiri dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan) .
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan
memelihara dalam hidupnya. Haleluya
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : Mengutamakan Komunikasi Yang Melahirkan Solusi

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala
waktu, marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman
Rasuli, baiklah masing-masing kita berkata:
Semua : Mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli: “Aku Percaya kepada Allah, dst.”
 : PKJ. 184:1, “Nama Yesus Termulia” (do=a, 4 ketuk)
Nama Yesus termulia di atas segala nama,
agar di dalam namaNya semuanya menyembah.
Yang di bumi dan di sorga tekuk lutut memuliakan.
S’gala lidah pun berkata: Yesus Kristus itu Tuhan.
Terpuji namaNya, terpuji namaNya,
sembah dan pujilah Raja alam semesta.
Yang di bumi dan di sorga tekuk lutut memuliakan.
S’gala lidah pun berkata: Yesus Kristus itu Tuhan.

PERSEMBAHAN
Diaken : Anggota keluarga Allah yang diberkati Tuhan, saatnya kita untuk mensyukuri
segala berkat Tuhan dalam kehidupan kita. Dan teristimewa kita juga mau
mempersembahkan tubuh kita, sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah. Sebab itu adalah ibadah kita yang sejati.
Marilah kita berdoa….
 : Menyanyi PKJ. 147 “Di Sini Aku Bawa”
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Sebagai anak-anak Allah yang hidup dalam satu perkumpulan keluarga Allah,
marilah kita hidup dengan terus melakukan komunikasi yang baik dengan
keluarga dan teruslah belajar untuk membenahi komunikasi dalam keluarga agar
menjadi dialog yang memberdayakan dan melahirkan solusi terhadap berbagai
masalah kehidupan.
Jemaat : Kami ingin menjadi keluarga yang terus menjaga setiap perkataan dan
cara berkomunikasi kami dengan keluarga kami
Pelayan : Teruslah berkata baik dalam hidup bersama sebagai suami istri, orang tua dan
anak maupun dengan sesama, sehingga kasih dan damai selalu menjadi bagian
indah dalam menikmati anugerah kehidupan yang Tuhan berikan.
Jemaat : Dengan pertolongan Tuhan Yesus , Allah sumber bahasa kasih, dengan
tuntunan Roh kudus, kami mau menjaga setiap perkataan yang kami ungkapkan
dan menghadirkan komunikasi yang baik untuk solusi bagi hal-hal yang dihadapi
dalam kehidupan berkeluarga kami.
 : “Pemulihan Keluarga”
(https://www.youtube.com/watch?v=PDyYbA3RurQ)
Ini saatnya Tuhan 'kan melawat keluargaku
Ini waktunya pemulihan terjadi
Keluargaku milikMu Selalu berharga dimataMu
Kau satukan Kau berkati Untuk kemuliaanMu
BERKAT
Pelayan : Pulanglah dalm tugas dan pelayananmu dengan membawa berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah-Nya,dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nyakepadamu, dan memberi
engkau damai sejahtera”.

 : KJ. 478c, Amin….amin…amin

SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar,
mematikan lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat
pendampingi).
TATA IBADAH BULAN KELUARGA
Minggu, 29 Oktober 2023
Efesus 3:14-21
“Keluarga yang Menopang Pelayanan”

PERSIAPAN (Saat Teduh)


Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaran GMIT..
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari kamis, sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab bisa
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua : Umat Tuhan yang terkasih, membangun relasi sangat penting dalam
kehidupan sebuah persekutuan berjemaat. Namun relasi dalam jemaat
bukan semata relasi personal antar anggota gereja tetapi juga relasi antar
keluarga- keluarga anggota gereja. Keluarga-keluarga yang memiliki relasi
yang kuat, dengan sendirinya akan memberi dampak yang baik serta dapat
menopang pelayanan di dalam gereja.
Di Minggu terakhir bulan keluarga tahun ini, kita akan diperlengkapi untuk
menjadi pribadi dan keluarga yang selalu menopang pelayanan.
Di bawah terang tema “Keluarga yang Menopang Pelayanan” Marilah kita
menyembah dan memuliakan Tuhan.
 : (berdiri) PKJ. 145:1, “Aku Melangkah Ke Rumah Tuhan” (do=bes, 4 ktk)

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan
bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh
Kudus menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

(duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala
dan layanilah Tuhan” (ROMA 12:11)
 : “Bersama Keluargaku”
(https://www.youtube.com/watch?v=7bygjeZlH3o)
Kami datang di hadirat-Mu
Dalam satu kasih dengan bersehati
Berjanji setia sampai akhir Mengasihi-Mu Yesus
Reff. Bersama k'luargaku melayani Tuhan
Bersatu s'lamanya mengasihi Engkau
Tiada yang dapat melebihi kasih-Mu ya Tuhan
Bagi kami Engkau segalanya
Gelombang badai hidup coba menghalangi
Namun kuasa Tuhan buka jalan kami. Reff.
PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Umat Tuhan Dosa adalah perbuatan yang melanggar perintah dan kehendak
Tuhan, sehingga menjauhkan manusia dari Tuhan dan sesama. Kemarahan,
gengsi pertengkaran, egois, dendam, rasa angkuh menyebabkan
ketidakharmonisan dalam relasi kita baik rumah tangga, gereja dan
bermasyarakat. Untuk itu mari berdoa mengaku dosa dan memohon ampun dari
Tuhan. …………………………saat teduh……………………………….
Mari Berdoa………..
 : KJ. 467:1-2, “Tuhanku, Bila Hati Kawanku” (do= as, 4 ketuk)
Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku,
dan kehendakku jadi panduku, ampunilah
Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu;
dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan
mentahirkan kamu.
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan
Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu
hati yang taat. (Yehezkiel 36:25-26). Demikian anugerah Tuhan bagi kita
Jemaat : Syukur kepada Tuhan
 : KJ. 467:3, “Tuhanku, Bila Hati Kawanku” (do=as, 4 ketuk)
Dan hari ini aku bersembah serta padaMu, Bapa, berserah,
berikan daku kasihMu mesra. Amin, amin

PUJI-PUJIAN (Mazmur 133)


 : “Berkat Bagi Keluarga”
(https://www.youtube.com/watch?v=xjB0ecno8Is)
Kiranya Tuhan berkenan Memberkati rumah k'luargaku
Apa yang t'lah Tuhan berkati diberkatilah untuk selamanya
Sebab Tuhan melindungi, Tuhan menyinari dengan wajah-Nya
Memb’ri Kasih karunia, damai Sejahtera, Tuhan Yesus berkati

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : Berdoa dan membaca Alkitab dari Efesus 3:14-21; Jemaat Berdiri,
(diakhiri dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan).
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan
memelihara dalam hidupnya. Haleluya
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : Keluarga Yang Menopang Pelayanan

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah kita memperbarui
iman percaya kita dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, demikian: Aku
Percaya….
Jemaat : NKB. 120:1, “Tiada Lain Landasanku” (do=f, 3 ketuk)
Tiada lain landasanku, hanyalah pada darahMu;
tiada lain harapanku, ‘ku bersandarkan namaMu.
Reff. Kristuslah Batu Karangku, di atas Dia ‘ku teguh;
Landasan lain rebah runtuh. (duduk)
PERSEMBAHAN
Diaken : Berdoa
 : NKB. 133:1-3, “Syukur Pada-Mu ya Allah” (do=bes, 3 ketuk)
1. Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala
rahmatMu; Syukur atas kecukupan dari
kasihMu penuh. Syukur atas pekerjaan, walau
tubuhpun lemban; Syukur atas kasih sayang
dari sanak dan teman.
2. Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak
terp’ri. Syukur atas awan hitam dan mentari
berseri. Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap
saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat
3. Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Saudaraku…
Mari kita pastikan bahwa keluarga-keluarga kita adalah keluarga yang
menopang pelayanan, dengan melibatkan semua anggota keluarga sebagai bagian
aktif dalam gerakan pelayanan bersama. Seperti firman-Nya yang meneguhkan:
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia”

 : KJ. 451:1,2, “Bila Yesus Berada di Tengah Keluarga” (do=d, 3 ketuk)


1. Bila Yesus berada di tengah keluarga,
bahagialah kita, bahagialah kita.
2. Bila Yesus berkuasa di tengah keluarga,
pasti kita bahagia, pasti kita bahagia.

BERKAT
Pelayan : Pulanglah dalam tugas dan pelayananmu dengan membawa berkat Tuhan:
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah- Nya, dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu, dan memberi
engkau damai sejahtera”.
 : KJ. 478c, Amin….amin…amin

SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar,
mematikan lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat
pendampingi).
TATA IBADAH SYUKUR
HUT Reformasi ke-506, HUT GMIT ke-76 &
Penutupan Bulan Keluarga
Senin, 31 Oktober 2023
1 Korintus 3:10-23
“Roh Kudus Meneguhkan Persekutuan dan Memimpin Gereja
Menjadi Berkat bagi Semesta ”

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 Baru lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan
suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas
kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari Kamis, dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu2 yang baru dalam tata Ibadah kepada
Jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab bisa
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 242 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Pnt : Hari ini GMIT genap berusia 76 tahun. Ibarat seseorang yang berusia 76 tahun,
sudah saatnya GMIT menjadi persekutuan yang memiliki kedewasaan dan
kepenuhan untuk berkarya menghadirkan pelayanan yang membawa berkat bagi
semesta. Hari ini juga kita memasuki akhir dari Bulan Keluarga Tahun 2023. Kita
bersyukur karena di Bulan Keluarga ini, kita dituntun oleh Roh Allah, untuk
memperkuat persekutuan gereja di mulai dari keluarga kita masing-masing,
bahkan dalam persekutuan itu kita yakini bahwa Roh Kudus Roh Kudus selalu
meneguhkan Persekutuan dan Memimpin Gereja Menjadi Berkat bagi Semesta.

Dkn : Hari ini, sebagai bagian dari Gereja Reformasi, kita juga merayakan Hari Ulang
Tahun Reformasi ke-506. Perayaan Reformasi mengingatkan kembali pada inti
Injil dalam Alkitab yang menjadi acuan hidup Kristen dan kesaksian gereja, yakni
kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus. Pada dasarnya Reformasi bukan untuk
memecah-belah gereja, melainkan menemukan gereja sejati, satu tubuh Kristus,
yang dipersekutukan dalam Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus, serta bersama-
sama menjalankan panggilan kesaksian dan pelayanan serta peribadahan.
Pgr : Untuk masuk dalam ibadah syukur ini, kita menyiapkan diri dengan berdiri dan
menyanyikan KJ 242 “Mulia, Mulia Nama-Nya” (sementara itu, penanggung
jawab ibadah, pelayan ibadah dan pelayan liturgi memasuki ruang ibadah).

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita dalam ibadah ini ada di dalam nama Tuhan yang menciptakan
langit dan bumi.
Nyanyi : KJ 476a “Amin” do=g 2/4 MM ± 68

Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
menyertai saudara sekalian.
Jemaat : Dan menyertai saudara juga. (duduk)
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Tema dalam ibadah ini, “Roh Kudus Meneguhkan Persekutuan dan
Memimpin Gereja Menjadi Berkat bagi Semesta”, yang mengingatkan kita
dasar dan hakekat Gereja.
Nas yang mengarahkan ibadah ini merupakan tulisan rasul Paulus dalam 1
Korintus 3:11, “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain
dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.“
Nyanyi : KJ 252:1,4 “Batu Penjuru G;reja” do=d 4/4
Batu penjuru G'reja dan Dasar yang esa,
yaitu Yesus Kristus, Pendiri umat-Nya.
Dengan kurban darah-Nya Gereja ditebus;
baptisan dan firman-Nya membuat-Nya kudus.
Gereja takkan punah selama-lamanya,
dibimbing tangan Tuhan, dibela kasih-Nya.
Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya,
bertahanlah jemaat dan jaya mulia.
PENGAKUAN DOSA
Pely : Ketika kita berada di hadapan hadirat Tuhan Allah Yang Mahakudus, betapa kita
sadari bahwa kita adalah orang yang berdosa dan tidak layak di hadapan-Nya.
Karena itu, marilah kita mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya.
………..……………….………….. saat teduh …………………………………….
Pely : Ya Tuhan Allah, kami datang ke hadapan-Mu
membawa diri kami yang berdosa.
Kami sering menganggap iman kami sudah lengkap dan sempurna,
sehingga kami menjadi sombong,
dan enggan diubah lagi oleh Roh Kudus.
Jemaat : Kami sering menganggap diri kami yang paling benar,
sehingga kami begitu mudah menghakimi orang lain,
dan menganggap semua orang lain rendah.
Kami sering menganggap kasih kami sudah cukup,
sehingga kami tidak mau menambah lagi perhatian
dan bantuan kami kepada orang lain.
Pely : Kami mengaku suka membesar-besarkan diri kami
dan tanpa sadar mengecilkan nama Tuhan.
Kami sering iri hati dan berselisih dengan orang lain,
hanya karena kami mau benar dan menang sendiri.
Jemaat : Tolonglah kami, ya Allah,
agar terus-menerus mau diubah oleh Roh Kudus dan menjadi baru.
Mampukanlah kami tetap menyegarkan iman,
kasih dan pengharapan kami.
Pely + J : Ya Allah, ampunilah dosa kesombongan kami.
Berilah kami kerendahan hati, ketekunan belajar,
dan semangat mengasihi satu sama lain sebagai rekan sekerja Allah,
sebagaimana diteladankan Kristus kepada kami. AMIN.
Nyanyi : KJ 42:1 “Tuhan Kasihani kami”

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Janji Tuhan tentang pengampunan dosa, “Tuhan adalah penyayang dan pengasih,
panjang sabar dan berlimpah-limpah kasih setia-Nya. Tidak dilakukan-Nya kepada
kita setimpal dengan dosa kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian
Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Segala kemuliaan bagi
Allah di tempat yang Mahatinggi!
Jemaat : Amin.
Nyanyi : PKJ 98:1-2 “Ya Roh Kudus Baharuilah”

PUJIAN MAZMUR 77:12-21(do=c 4/4 MM 58-60)


Pemazmur : Dalam keadaan berdiri, marilah kita melantunkan Mazmur

.
(duduk)
PS/VG/SOLO
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt : (Berdoa dan membaca Alkitab dari I Korintus 3:10-23 Jemaat Berdiri, di
akhiri dengan berkata: :”Demikianlah Firman Tuhan) . berdoa)

Pnt : (membacakan Firman Tuhan dari I Korintus 3:12-21, diakhiri dengan berkata:)
“Demikianlah Firman Tuhan” (jemaat berdiri).
Pelayan : Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya. Heleluya
Nyanyi : KJ 473a “Haleluya”
Pelayan: (berkhotbah) Tema: “Roh Kudus Meneguhkan Persekutuan dan Memimpin
Gereja Menjadi Berkat bagi Semesta ”
saat teduh
PS/VG/SOLO
PENGAKUAN IMAN GMIT
Pely : Sambil berdiri, marilah kita bersama menyatakan pengakuan iman kita, demikian:
Pely + J : Kami percaya kepada Allah, Bapa Yang Mahakuasa,
yang adalah Allah di atas kami,
yang menciptakan langit dan bumi,
serta segala sesuatu berpasang-pasangan;
supaya bersekutu dan saling melengkapi,
yang mengasuh dan memelihara kami seperti seorang ibu.
Kami percaya kepada Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa,
yang adalah Allah di antara kami, yang adalah terang dunia,
yang benar-benar Allah dan benar-benar manusia,
yang oleh Roh Kudus lahir seperti kami dari seorang perempuan;
yang menjadi satu dengan kami dalam suka dan duka,
yang mempersatukan kami dengan Allah,
dengan sesama dan dengan alam kami.
Ia memberikan kabar baik kepada orang
miskin, memberi pembebasan kepada orang
tertindas,
menghukum para penindas, memberi penglihatan kepada orang buta,
bergaul dengan orang-orang hina,
mengampuni orang berdosa, memberkati anak-anak,
dan menjadikan perempuan dan laki-laki sebagai saksi-saksi-Nya.
Dalam Dia pemerintahan Allah yang mendatangkan
damai sejahtera menjadi nyata.
Ia menderita demi kami dan untuk keselamatan kami,
yang ditolak oleh para penguasa yang lalim,
ditangkap dan dihakimi dalam pengadilan yang tidak adil,
yang disalibkan demi kami, mati dan dikuburkan seperti kami,
yang telah bangkit pada Hari Minggu
dari antara orang mati sebagai sulung kami,
naik ke sorga dan memegang segala kuasa di sorga dan di bumi,
dan akan datang kembali sebagai Hakim Yang Agung
dalam kemuliaan.
Kami percaya kepada Roh Kudus,
yang adalah Roh Pencipta dan Roh Pendamai,
yang adalah Allah di dalam kami,
yang bekerja bersama kami dan melalui roh kami,
yang telah berbicara kepada leluhur dan pendahulu kami,
yang berbicara juga kepada kami.
Ia memanggil dan melengkapi kami untuk bersekutu,
bersaksi, beribadah, melayani dan menatalayani.
Ia memberi hidup baru bagi kami,
menumbuhkan iman, kasih dan pengharapan akan kebangkitan,
di langit yang baru dan bumi yang baru.
Kami mengaku bahwa Alkitab adalah Firman Allah
oleh pekerjaan Roh Kudus.
Kami mengaku, bahwa gereja adalah Rumah Allah,
Yesus Kristus adalah tiang induk di dalam rumah itu.
Kami mengaku, bahwa dunia adalah ladang kerja Allah,
Gereja diutus Allah untuk menghadirkan syalom Allah dalam dunia.
Kami mengaku, bahwa Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus
memeteraikan kami sebagai milik Allah.
Dalam Baptisan Kudus kami diterima sebagai anggota keluarga Allah.
Perjamuan Kudus adalah wujud persaudaraan kami dalam Kristus,
bersama dengan mereka yang miskin dan menderita.
Dalam pengucapan syukur kepada Allah,
kami mau mengiring Yesus, hidup kudus dan benar,
melayani sesama, bekerja dalam dunia, dan bertekun dalam doa:
Datanglah, ya Kristus, Amin!
Nyanyi : NKB 11:1 “Gereja Bagai Bahtera”

PS/VG/SOLO
PERSEMBAHAN
Dkn : Menghantar kita memberi kurban persembahan syukur, marilah kita mendengar
firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 30:5, “Nyanyikanlah mazmur bagi
Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada
nama-Nya yang kudus.”
Mari kita berdoa: ….
Nyanyi : Kidung Keesaan 384 “Ting Petik Sasando” do=d 2/4 MM ± 76

DOA SYAFAAT
SUARA GEMBALA
PENGUTUSAN
Pelayan : Jemaat Tuhan terkasih, Dalam suasana merayakan HUT ke 76 GMIT, firman
Tuhan menasehati kita agar tidak jenuh berdoa dan berupaya membangun
persekutuan jemaat demi menghadirkan pelayanan yang bermakna bagi
kehidupan semesta. Tantangan pelayanan sangat kompleks, namun karya
pelayanan adalah karya Allah Tritunggal.
Jemaat : Kita percaya bahwa Roh Kudus sedang menguatkan kita untuk berdoa dan
berkarya terus menerus demi kemuliaan Allah.
Nyanyi : “Hymne GMIT” do=d 6/8 MM ± 110

Pelayan : Arahkan hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:


“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan
menyinari engkau dengan wajah- Nya, dan memberi engkau kasih
karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu, dan memberi
engkau damai sejahtera”.
Nyanyi : KJ 478c “Amin, Amin, Amin” do=f 4/4
(Dilanjutkan dengan menyanyikan “Mars GMIT”) do=a 4/4 MM ± 96
SAAT TEDUH
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar, mematikan
lilin, kemudian menyerahkan Alkitab kepada anggota majelis jemaat pendamping).

You might also like