You are on page 1of 4

NOTULEN SKP

Pelatihan yang telah dijalani komite mutu belum ada.

SKP 1

1. Seluruh Karyawan dirumah sakit harus ada pelatihan keselamatan pasien dan pelatihan mutu.
2. Peraturan Masa berlaku nya harus dibuat maksimal 3 tahun. Atau diganti jika terjadi revisi.
3. Defenisi itu apa ? harus dijelaskan secara rinci tentang pengertian-pengertian tentang semu
identifikasi pasien.
4. Tata laksana rancu dengan kebijakan
5. Identitas pasien harus dijelaskan. Dan harus sesuai dengan identitas resmi. Yaitu KTP pasien
atau passport untuk pasien untuk Warga Negara Asing.
6. Panduan berisi tentang bagaimana menjalankan identifikasi.
7. Tata laksana harus sesuai mulai awal sampai dengan akhir. Bagaimana melakukan
identifikasi. Harus dibunyikan petugas harus melaksanakan tugas dengan benar.
8. Fasilitas yang digunakan untuk identifikasi adalah gelang identitas
9. Pembuatan gelang identitas menggunakan system barcode yang dibuat oleh bagian
pendaftaran.
10. Didalam kebijakan tidak boleh ada unsur panduan.
11. Identifikasi dibagian pendaftaran berbeda dengan identifikasi dokter yang akan memberikan
obat.
12. Penjelesan tentang gelang identitas tidak perlu ada pengulangan di dokumen
13. Harus ada penjabaran umum dan khusus
14. Tata laksana : lakukan identifikasi secara verbal dan visual.
15. Identifikasi yang dilakukan pada pertemuan kedua dan seterusnya pada hari yang sama
cukup dengan visual saja.
16. Di tata laksana tidak boleh ada tujuan. Karena sudah ada di bab sebelumnya
17. Kebijakan dan panduan perlu ada nya pembetulan.
18. Identitas yg terkait dengan darah pasien harus ditambah dengan golongan darah. Ada di bag
nya dan labor juga kartu golongan darah nya.
19. Kartu golongan darah harus masuk rekam medis pasien
20. Pengecakan untuk darah harus dilakukan dengan double chek untuk lebih aman
21. Harus ada dokumentasi bahwa telah dilakukan double check. Berupa formulir.
22. Spo identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan medis :
a. Harus dijelaskan maksud dengan tindakan medis itu apa
b. Harus ada identitas di sample darah agar tidak keliru. Dan ada penjelasannya.
c. Pengecekan darah harus ada blanko permintaan darah
d. Tabung sample diberikan etiket dulu apa belum ?
e. Harus ada langkah setelah mencocokkan identitas menmberi etiket pada tabung untuk
sample di SPO.
23. SPO pemberian obat :
a. Cara mengidentifikasi ke pasien. Identitas diobat harus dicocokkan dengan form obat nya.
b. Tidak ada menyiapkan obat. Karena sudah disiapkan oleh apotek.
c. Formulir permintaan daftar obat harus dibunyikan di SPO
d. Membawa daftar memberikan obat. Membawa obat, lalu lakukan identifikasi. Dengan
visulal dengan bertanya. Dan mencocokkan nama yang ada digelang dengan yang ada di
etiket obat.
24. Dokumentasi harus berisi : formulir yang digunakan. Bukan berisi pelaporan

SKP 2

1. Permenkes tentang keselamatan pasien harus ada.


2. Komunikasi efektif tidak ada kata menggunakan. Komunikasi baik lisan maupun tertulis
harus dilakukan dengan cara yg efektif. Atau komunikasi yg efektif harus dilakukan pd
saat komunikasi secara lisan maupun tertulis.
3. Komunikasi efektif harus dilakukan saat serah terima..
4. Kebijakn tentang SBAR tidak dimasukan
5. Memutus kan : cara komunikasi efektif dapat dilakukan sesuai lampiran berikut ini
6. Kebijakan tidak seperti peraturan
7. Hasil pemeriksaan nilai kritis harus segera dilaporkan kepada DPJP dalam waktu yang
harus ditetapkan interval waktu nya sesuai usulan dari komite medic
8. Lampiran nilai kritis harus dibuat.
9. Contoh : HB kurang dari 6 dinilai kritis.
10. Pemeriksaan apa saja yang masuk nilai kritis harus ditetapkan bersama seluruh dokter dan
direktur.
11. Harus ada usulan dari labor dan dirapat komite medic dibahas dan ditetapkan nilai kritis
nya.
12. Kebijakan nya harus dibuat.
13. Defesini itu terdiri atas kata-kata yang mempunyai pengertian. Jadi 1 kata itu ada
pengertian nya itu yang dimaksud defenisi
14. Jadi tata laksana hanya berisi langkah-langkah nya.
15. Ruang lingkup komunikasi digunakan diruangan mana saja ? oleh siapa saja ? ketika apa
saja.
16. Komunikasi antara dokter dengan pasien dilakukan pada saat ananesa. Bertanya dengan
jelas dan dimengerti oleh pasien. Memberikan kepercayaan agar pasien bersedia bercerita
17. Saat melakukan tindakan harus ada penjelasan ke pasien
18. Ketika kita sudah mendapatkan hasil pemeriksaan. Dan akan memberitahu rencana
tindakan yang akan diberikan
19. Bentuk kita komunikasi kepasien dibuat dlam bentuk langkah.
20. Komunikasi antara dokter dengan petugas harus dijabarkan. Komunikasi tertulis atau
telfon seperti apa.
21. Pada waktu mau melaporkan bagaiman persiapan pertama yang kita lakukan. TBK
22. Instruksi Obat – obat norum lasa harus dieja sesuai alphabet
23. Panduan itu diperbaiki untuk lahirnya SPO
24. Di ejaan alfabet tidak perlu ada symbol morse karena tidak ada penggunaan nya dirumah
sakit agar sesuai dengan panduan
25. Dokumentasi berisi : nama-nama formulir yang digunakan.
26. Formulir TBK : sudah dibacakan kembali atau read back harus ada bukti nya
Pada saat menulis harus ada direkam medis.
Pemberi perintah sebelum tanda tangan harus ada tanggal
Pada saat menulis harus langsung diform. Selanjutnya yang ditulis itu dikonfirmasi lagi
ke pemberi perintah.
Tanggal-tulis perintah-read back tangan tangan-tanggal-pemberi perintah-tanda tangan.
27. Semua form harus ada tata cara pengisian nya.

SKP 3 : KEAMANAN OBAT YANG HARUS DI WASPADAI

1. Peraturan / kebijakan itu hanya berisi peraturan. Dan tidak boleh ada pengulangan
kalimat. Peraturan tidak perlu ada lagi di kebijakan.
2. Kebijakan ada lampirannya. Keputusan 3 : ada kesalahan pengetikan.
3. Tata cara hanya ada di panduan
4. Bunyinya : semua obat yg masuk hight alert harus diberikan label atau stiker warna apa .
Tidak perlu ada tata caranya.
5. Lasa harus ada keterangan stiker nya
6. Cara melakukan peraturan dibunyikan di panduan.
7. Semua obat harus diberikan label itu masuk peraturan.
8. Lasa harus diberikan label itu masuk peraturan.
9. peraturan tidak boleh ada panduan. Hanya berisi aturan-aturan saja.

SKP 4 :
1. Penandaan itu dibuat peraturan nya saja
2. Tata caranya diletakkan di panduan
3. Penandaan harus dibuat oleh operator yang akan melakukan operasi atau dokter yang
masuk tim bedah. Dan tidak boleh didelegasikan. Harus operator nya langsung.
4. Penandaan dilakukan sebelum pasien masuk ruang operasi
5. Setiap pasien yang akan dioperasi harus dilakukan verifikasi. Verifikasi dilakukan dari
ruang rawatan sampai dengan pasien akan masuk ruang operasi.
6. Verifikasi diruang rawatan
7. Verifikasi sebelum masuk di kamar bedah : nama pasien, tindakan , alat-alat yg
dibutuhkan
8. Panduan hanya berisi defenisi, tujuan, ruang lingkup, tata laksana, dokumentasi. Tidak
ada latar belakang.
9. Ruang lingkup perbaiki tim operasi nya dihapus
10. Tujuan masuk di depan.
11. Tata laksana langsung saja :
a. Pemberian tanda operasi berikan penjelasan nya jangan terlalu luas.
12. Panduan kamar operasi ada 2 : verifikasi dan penandaan. Jangan terlalu luas dan harus
spesifik
13. SPO penandaan operasi
a. Dokter tidak perlu menjelaskan.
Benar nya : dokter menjelaskan atau memberikan informasi dan menjelaskan dan
menanyakan pemahaman dari pasien. Pasien menandatangani informasi yg sudah
dijelaskan. Dokter menanda tangani sudah memberikan .

b. Dokter memberi tanda bentuk lingkaran pada yang akan di lakukan tindakan
14. SPO sign in kamar operasi :
a. Petugas operasi memastikan ada tidak nya tanda pd bagian tubuh yg akan dilakukan
operasi. Sesuai dengan ketentuan.
b. Kebijakan : Perdir no.................... tentang .............................
15. SPO Sign out
a. Harus sesuai SK atau peraturan.
b. Harus jelas. Cth. Prtugas sekuler. Tidak boleh tim kamar operasi karena itu banyak.
Harus disebutin namanya satu
16. Verifikasi diruangan perawatan harus ada SPO nya.
17. Dokumentasi : form persiapan operasi, form ceklis keselamatan operasi : harus tanda
tangan disetiap tahap.jadi harus ada kolom tanda tangan.

SKP 6
1. Pasien rawat jalan dilakukan assessment tambahkan di kebijakan.
2. Kebijakan sudah oke
3. Panduan nya dibuat secara sistematis.
4. Assesmen risiko jatuh dilakukan ke pasien rawat inap dan rawat jalan.
5. Ruang lingkup disemua pelayanan. Rehabilitasi, radiologi,
6. Get up and GO untuk rawat jalan belum ada.
7. Lengkapi kebijakan

You might also like