You are on page 1of 11

Modul Perkuliahan Perkuliahan Ke-1

FEB909-Tata Kelola Perusahaan

Pengertian dan Latar Belakang

Tata Kelola Perusahaan

Penyusun

Amo Sugiharto, SE. MM.

Semester Ganjil 2019/2020

Jakarta 2019
Pendahuluan

Pengertian Tentang Corporate Governance

Kata “governance” berasal dari bahasa Perancis “gubernance” yang berarti


pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam konteks kegiatan perusahaan
atau jenis organisasi yang lain, menjadi corporate governance.
Dalam bahasa Indonesia corporate governance diterjemahkan sebagai tata kelola
atau tata pemerintahan perusahaan.
Perhatian dunia terhadap good corporate governance mulai meningkat tajam sejak
negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan
perusahaan-perusahaan raksasa terkemuka di dunia, termasuk Enron Corporation dan
WorldCom di Amerika Serikat, HIH Insurance Company Ltd dan One-Tell Pty Ltd di Australia
serta Parmalat di Itali pada awal dekade 2000 an.
Hasil analisis yang dilakukan berbagai organisasi internasional dan regulator
pemerintah di banyak negara menemukan sebab utama terjadinya tragedi ekonomi/bisnis di
atas adalah karena lemahnya corporate governance di banyak perusahaan.
Dalam buku ini diajukan tiga definisi corporate governance.
Masing-masing diutarakan oleh:
Peranan Good Colporate Governance
 The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),
 The Australian Stock Exchange (ASX), dan
 Pakar manajemen Jill Solomon dan Aris Solomon.
Ketiga definisi tersebut di atas memuat pengertian dasar tentang corporate governance,
yaitu sistem yang mengarahkan (directing) dan mengendalikan (control) kegiatan bisnis
perusahaan.

Definisi Corporate Governance Menurut OECD

Profil organisasi. OECD adalah organisasi internasional yang beranggautakan 30 negara


di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Termasuk dalam daftar anggauta OECD antara lain
Amerika Serikat, Australia, Austria, Belanda, Belgia, Canada, Chezna, Denmark, Hongaria,
Itali, Inggris, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Luxemburg, Norwegia, New Zealand,
Slovakia, Sweden dan Turki.
Organisasi internasional ini bertujuan membantu negara-negara anggauta dan non-
anggauta mereka dalam upaya meningkatkan kehidupan ekonomi, penciptaan lapangan
kerja dan perdagangan internasional.
Definisi corporate governance. OECD mendefinisikan corporate governance sebagai
berikut.
“Corporate governance is the system by which business corporations are directed and
controlled. The corporate governance structure specwes the distribution of rights and
responsibilities among dhferent participants in the corporation, such as the board, the
managers, shareholders and other stakeholders, and spells out the rules and
procedure for making decisions on corporate ajfairs. By doing this, it also provides the
structure through which the company objectives are set, and the means of attaining
those objectives and monitoring performance”

Sesuai dengan definisi di atas, Menurut OECD corporate governance adalah sistem
yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan.
Corporate governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk para pemegang saham, Dewan
Pengurus, para manajer, dan semua anggauta the stakeholders non-pemegang saham.
Corporate governance juga mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus
diperhatikan Dewan Pengurus-Board of Directors dan Direksi dalam pengambilan keputusan
yang bersangkutan dengan kehidupan perusahaan.
Dengan pembagian tugas, hak dan kewajiban serta ketentuan dan prosedur
pengambilan keputusan penting di atas, perusahaan mempunyai pegangan bagaimana
menentukan sasaran usaha (corporate objectives) dan strategi untuk mencapai sasaran
tersebut. Pembagian tugas, hak dan kewajiban di atas juga berfungsi sebagai pedoman
bagaimana mengevaluasi kinerja Board of Directors dan manajemen perusahaan.

Definisi Corporate Governance Menurut Australian Stock Exchange (ASX)

The ASX Corporate Governance Council mendefinisikan corporate governance sebagai


berikut.

“Corporate governance is the system by which companies are directed and managed.
It influences how the objectives of the company set and achieved, how risk is
monitored and assessed, and how performance is optimised” '

Sesuai dengan kutipan di atas ASX mengartikan corporate governance sebagai


sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan. Sistem
tersebut mempunyai pengaruh besar dalam menentukan sasaran usaha maupun dalam
upaya mencapai sasaran tersebut. Corporate governance juga mempunyai pengaruh dalam
upaya rnencapai kinerja bisnis yang optimal serta dalam anilisis dan pengendalian resiko
bisnis yang dihadapi perusahaan.
Good corporate governance mendorong perusahaan untuk meningkatkan nilai (the
value) perusahaan serta akuntabilitas dan sistem pengendalian kegiatan usaha bisnis.
Definisi Corporate Governance-Jill Solomon and Aris Solomon

Definisi corporate governance yang ketiga diutarakan oleh dua orang pakar
manajemen Jill Solomon dan Aris Solomon. Dalam buku mereka Corporate Governance and
Accountability kedua pakar manajemen tersebut mendefinisikan corporate governance
sebagai sistem yang mengatur hubungan antara perusahaan (diwakili oleh Board of
Directors) dengan pemegang saham. Corporate governance juga mengatur hubungan dan
pertanggunganjawab atau akuntabilitas perusahaan kepada seluruh anggauta the
stakeholders non-pemegang saham. Seperti akan diuraikan lebih lanjut dalam bab lain,
termasuk dalam kategori the stakeholders non-pemegang saham adalah para kreditur,
pelanggan, karyawan dan masyarakat (terutama yang berada disekitar unit sarana produksi
perusahaan).
Hubungan dan akuntabilitas perusahaan kepada para pemegang saham dan the
stakeholders yang lain itu harus ditata secara sehat dan mengindahkan berbagai macam
undang-undang dan ketentuan hukum lain yang berlaku di negara masing-masing. Kalau
tidak ia dapat menurunkan kinerja bisnis perusahaan dan menurunkan kepercayaan calon
kreditur dan investor. Corporate governance yang tidak sehat dapat menimbulkan godaan
penyalahgunaan jabatan oleh Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan yang lemah
etika bisnis dan moralnya. Ia juga dapat merugikan para anggauta the stakeholders,
terutama para pemegang saham, kreditur, perusahaan pernasok dan karyawan. Penerapan
corporate governance yang tidak mengindahkan ketentuan hukum yang berlaku dapat
dikenai sanksi oleh aparat pemerintah. Sebagai contoh perusahaan yang mencemari
lingkungan hidup masyarakat di sekitar daerah operasinya dapat dikenai sanksi oleh yang
berwajib.
Dalam menerapkan corporate governance mereka, perusahaan-perusahaan publik
juga wajib mengindahkan pedoman prinsip-prinsip good corporate governance yang
dikeluarkan badan pengelola pasar modal atau bursa efek masing-masing negara. Pada
saat buku ini disiapkan badan pengelola pasar modal di Indonesia disebut Badan
Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM). Sedangkan di Australia disebut the Australian
Stock Exchange (AXC), di Amerika Serikat disebut Securities and Exchange Commission
(SEC), sedangkan di Hong Kong (Cina) disebut the Stock Exchange of Hong Kong (SEHK).

Tujuan Good Corporate Governance

Good corporate governance mempunyai lima macam tujuan utama. Kelima tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
 Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham,
 Melindungi hak dan kepentingan para anggauta the stakeholders non-pemegang
saham,
 Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham,
 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors
dan manajemen perusahaan, dan
 Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior
perusahaan.

Melindungi Hak Dan Kepentingan The Stakeholders


Tujuan pertama dan kedua good corporate governance adalah melindungi hak dan
kepentingan pemegang saham dan stakeholders non-pemegang saham. Bab 2 buku ini
menyajikan kasus-kasus penyalah gunaan jabatan manajemen perusahaan c.q. Chief
Executive Officers (CEC) dan Board of Directors perusahaan-perusahaan besar
internasional yang telah merugikan the Stake holder mereka. Karena penyalahgunaan
jabatan itu hak dan kepentingan stakeholders perusahaan-perusahaan tersebut tidak
terlindungi.
Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non pemegang saham,
termasuk karyawan perusahaan, para kreditur, pelanggan, perusahaan, pemasok, dan
masayarakat disekitar lokasi perusahaan atau proyek yang mereka dirikan.

Meningkatkan Nilai Perusahaan Dan Pemegang Saham

Tujuan ketiga good corporate governance adalah meningkatkan nilai perusahaan


dan para pemegang sahamnya. Peningkatan nilai perusahaan antara lain ditandai oleh
peningkatan nilai modal sendiri mereka. Modal sendiri adalah sumber dana perusahaan
yang dimiliki para pemegang saham. Ia terdiri dari modal yang disetor dan laba yang
ditahan. Semakin besar jumlah modal sendiri dari tahun ke tahun semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Peningkatan jumlah modal sendiri dari tahun ke tahun dapat meningkatkan
kepercayaan para investor dan kreditur untuk menanamkan dananya di perusahaan yang
bersangkutan. Ia juga dapat meningkatkan citra perusahaan dan para pemegang
sahamnya di mata pelanggan, masyarakat, para penguasa, karyawan dan perusahaan-
perusahaan saingan.
Pada bulan Juli 2000 Bursa Efek Jakarta (JSX) mengeluarkan ketentuan baru
tentang persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan yang ingin memperdagangkan saham
mereka di Bursa Efek Jakarta. Tujuan ketentuan baru tersebut antara lain untuk
meningkatkan mutu corporate governance perusahaan-perusahaan publik Indonesia.
Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak investor nasional dan asing yang
tertarik minatnya untuk menanamkan dana mereka di perusahaan-perusahaan publik
Indonesia. Hal tersebut di atas juga akan meningkatkan daya saing JSX di pasar modal
Asia/Pacific, karena investor lebih percaya kepada pasar modal Indonesia.

Meningkatkan Efektifitas Kerja Dewan Pengurus


Meningkatkan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan
manajemen perusahaan merupakan tujuan lain good corporate governance.
Dalam perusahaan dengan good corporate governance, Chairman dan para
anggauta Board of Directors secara kolektif maupun individual rnempunyai pengetahuan
yang dalam tentang bidang usaha perusahaannya. Dengan demikian mereka dapat
membimbing anggauta manajemen perusahaan secara lebih efektif.
Mereka juga lebih mengenal lingkungan ekstern bisnis perusahaannya. Dalam good
corporate governance Board of Director dapat bersikap independen terhadap setiap
kebijaksanaan yang disusun, dan tindakan penting yang dilakukan Chief Executive Officer
(CEO) atau Managing Director.
Dalam good corporate governance para anggauta Board of Directors mempunyai
motivasi tinggi untuk mempertimbangkan faktor resiko dan manfaat terbaik bagi
perusahaannya atas setiap keputusan penting yang akan mereka ambil. Contoh keputusan
penting tersebut adalah memperluas kegiatan bisnis perusahaan atau melakukan merjer
dengan perusahaan lain.
Mereka juga bersedia meluangkan waktu secukupnya untuk menganalisis hal-hal
yang bersangkutan dengan keputusan itu; menyediakan waktu secukupnya untuk
mempersiapkan diri menghadiri rapat-rapat Dewan Pengurus.
Good corporate governance mendorong para anggauta Board of Directors dan
manajemen perusahaan selalu mengetengahkan etika bisnis dan moral, ketentuan hukum
yang berlaku dan kepentingan masyarakat dalam setiap tindakan dan keputusan penting
mereka.

Manfaat Good Corporate Governance


Banyak perusahaan menyusun pedoman atau kode (code) good corporate
governance. Praktek menyusun code of good corporate governance tersebut tidak hanya
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia, melainkan juga oleh perusahaan-
perusahaan di Canada, Perancis, Philippines, Australia, Amerika Serikat, India dan United
Kingdoms.
Contoh perusahaan Indonesia yang telah rnenyusun dan menerapkan code of
corporate governance adalah PT Timah dan PT Astra International.
Badan Pengelola Pasar Modal di banyak negara menyatakan penerapan corporate
governance di perusahaan-perusahaan publik secara sehat, telah berhasil mencegah
praktek pengungkapan laporan keuangan perusahaan kepada pemegang saham, investor
dan pihak lain yang berkepentingan secara tidak transparan.
Mereka juga mengutarakan Board of Directors perusahaan-perusahaan yang
menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance dapat melakukan bimbingan kepada
manajemen perusahaan mereka secara lebih efektif.
Good corporate governance dapat membantu Board of Directors mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
pemiliknya.
Walaupun telah terbukti di banyak negara penerapan prinsip-prinsip good corporate
governance membawa banyak manfaat, namun tidak sedikit cendekiawan memberikan
catatan tentang perbedaan tingkat manfaat yang dapat tercapai masing-masing
perusahaan. Salah seorang cendekiawan yang mengutarakan hal itu adalah Hon. Justice
Owen (Commissioner of Australian Royal Commission).
Dalam salah satu paragraf laporan beliau tentang hasil analisis kejatuhan HIH
Insurance Company Ltd, sebuah perusahaan asuransi terbesar di Australia, Justice Owen
mengutarakan sesuatu tentang corporate governance sebagai berikut. (Kasus HIH
Insurance akan dibahas secara lebih rinci dalam bab 2).
“By its very nature corporate governance is not something where one size fits all.
Even with companies within a class, such as public companies, their capital base,
risk projile, corporate history, business activity and management and personel
arrangements will be varied.
It would be impracticable and undesirable to attempt to place them all within a
single straitjacket and processes. A degree of flexibility and an acceptance that
system can and should be modified to suit the particular attributes and needs of
each company is necessary if the objectives of improved corporate governance are
to be achieved".

Makna yang diutarakan Hon. Justice Gwen tersebut di atas kurang lebih sebagai
berikut. Manfaat optimal good corporate governance tidak sama dari satu perusahaan ke
perusahaan yang lain, bahkan pada perusahaan-perusahaan publik sekalipun. Karena
perbedaan faktor-faktor intern perusahaan, termasuk riwayat hidup perusahaan, jenis usaha
bisnis, jenis resiko bisnis, struktur permodalan dan manajemennya, manfaat yang dapat
diperoleh secara optimal oleh satu perusahaan belum tentu dapat diperoleh secara penuh
oleh perusahaan yang lain.
Oleh karena itu guna mencapai manfaat secara optimal, seringkali diperlukan
modifikasi penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dari satu perusahaan ke
perusahaan yang lain.
Prinsip-prinsip Corporate Governance OECD

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


OECD menciptakan prinsip-prinsip good corporate governance dengan harapan
dapat dipergunakan sebagai bahan acuan internasional (international benchmark) bagi para
penguasa negara, investor, perusahaan dan para stakeholders perusahaan (termasuk
pemegang saham), baik di negara-negara anggauta OECD maupun bagi negara non-
anggauta. Harapan OECD menyajikan bahan acuan internasional tersebut telah membawa
hasil. Pada tahun 2004 Donald J . Johnson, OECD Secretary General mengutarakan sejak
beberapa tahun terakhir para penguasa pemerintahan dan masyarakat bisnis di banyak
negara mulai menyadari good corporate governance dapat memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap stabilitas perkembangan pasar modal, iklim investasi dan pertumbuhan
ekonomi.
Prinsip-prinsip corporate governance yang diterbitkan OECD itu mencakup hal-hal yang
berikut 2
 Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan good corporate
governance secara efektif (ensuring the basis for an effective corporate governance
framework),
 Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan (the rights of
shareholders and key ownership functions),
 Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham (the equitable treatment of
shareholders),
 Peranan the stakeholders dalam corporate governance (the role of stakeholders in
corporate governance),
 Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan (disclosure and
transparency), dan
 Tanggung jawab Dewan Pengurus (the responsibilities of the Board)

Landasan hukum. Menurut GECD apabila pemerintah suatu negara menginginkan prinsip-
prinsip good corporate governance diterapkan secara efektif di negaranya, mereka wajib
membangun landasan hukum yang memungkinkan hal itu terjadi. Tanpa landasan hukum
yang kuat salah satu tujuan utama good corporate governance, yaitu melindungi hak dan
kepentingan para pemegang saham dan stakeholders yang lain sulit dilaksanakan.
Landasan hukum tersebut antara lain berupa penciptaan (a) Undang-undang tentang
perseroan terbatas (corporation laws), (b) Undang-undang perburuhan, (c) Undang-undang
tentang kredit perbankan, (d) Ketentuan tentang standar akuntansi keuangan dan standar
audit, dan (e) Syarat dan prosedur pendaftaran saham perusahaan di bursa efek.
OECD menyarankan dalam menyusun undang-undang atau ketentuan hukum lain yang
bersangkutan dengan penerapan prinsip good corporate governance, pemerintah
hendaknya melakukan komunikasi dan konsultasi dengan perusahaan-perusahaan lokal. Di
samping itu pemerintah negara yang menerapkan prinsip-prinsip good corporate
governance disarankan memonitor penerapan prinsip-prinsip tersebut di dunia bisnis
negaranya.
Apabila pemerintah menganggap undang-undang atau ketentuan hukum baru perlu
dikeluarkan, hendaknya mereka menjamin undang-undang atau ketentuan hukum baru
tersebut dapat diterapkan. Untuk itu diperlukan dialog dengan asosiasi profesi dan
pengusaha sebelum undang-undang itu diundangkan.
Undang-undang atau ketentuan hukum baru tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang atau ketentuan hukum yang telah berlaku.

Hak pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak-hak tertentu. OECD


menyarankan hak-hak tersebut dilindungi, baik secara hukum maupun oleh masing-masing
perusahaan. Sebagai contoh hak pemegang saham perusahaan publik adalah menjual
kembali atau rnemindah tangankan saham yang mereka miliki. Contoh hak pemegang
saham yang lain adalah menerima dividen dan ikut menghadiri rapat umum pemegang
saham. Dalam bab lain buku lni akan dibahas secara lebih rinci hak-hak pemegang saham
dan bagaimana cara melindunginya.

Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham. Perusahaan wajib menjamin
perlakuan yang adil terhadap semua pemegang saham perusahaan, termasuk pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing. Pemegang jenis saham yang sama (misalnya
saham biasa) wajib mendapat jaminan memperoleh perlakuan yang sama.
Dalam kaitannya dengan perlakuan adil itu sebelum membeli saham yang diperdagangkan
di bursa efek, setiap investor berhak mendapatkan informasi tentang hak dan perlindungan
terhadap saham yang akan mereka beli.

Peranan the stakeholders. OECD juga menyarankan adanya perlindungan hak dan
kepentingan para anggauta the stakeholders non-pemegang saham. Hal itu disebabkan
karena keberhasilan operasi bisnis perusahaan ditentukan oleh hasil kerjasama para
anggauta the stakeholders, termasuk para pemegang saham, karyawan, kreditur, pelanggan
dan para pernasok layanan jasa, bahan baku dan bahan pembantu.

Prinsip pengungkapan informasi secara transparan. Prinsip good corporate governance


lain yang disosialisasikan OECD kepada negara-negara anggauta dan negara-negara non-
anggauta adalah pengungkapan informasi perusahaan secara transparan.
Menurut OECD Board of Directors perusahaan wajib melaporkan kepada pemegang saham
secara akurat, transparan dan tepat waktu, hal-hal yang bersangkutan dengan kondisi
keuangan, perubahan kepemilikan, kinerja bisnis dan hal-hal penting lainnya yang dapat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam bab lain buku ini prinsip
pengungkapan informasi secara transparan akan dibahas secara lebih mendalam.

Tanggung jawab Dewan Pengurus. Organisasi Dewan Pengurus atau Board of Directors
di banyak negara terdiri dari dua lapis. Di Indonesia lapis pertama disebut Dewan Komisaris,
sedangkan lapis kedua disebut Direksi. Lapis pertama Board of Directors berfungsi sebagai
pengarah dan pengawas jalannya operasi bisnis perusahaan dan kinerja Direksi.
Sedangkan fungsi utama lapis kedua Board of Directors adalah mengelola harta, utang dan
kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari. Pada bab lain buku ini akan dibahas lebih lanjut hal-
hal yang bersangkutan dengan peranan dan sistem penyusunan organisasi Board of
Directors.
Board of Directors bertanggung jawab atas kepatuhan perusahaan yang mereka kelola
terhadap undang-undang atau ketentuan hukum yang berlaku, termasuk undang-undang
tentang perpajakan, perburuhan, persaingan, perkreditan, lingkungan hidup dan
keselamatan kerja. Dalam bab lain buku ini akan dibahas secara lebih rinci fungsi dan
tanggung jawab Board of Directors dalam kerangka corporate governance.

Upaya Sosialisai
Agar prinsip-prinsip corporate governance tersebut di atas dapat dipergunakan sebagai
bahan acuan internasional, OECD mensosialisasikannya ke seluruh dunia. Salah satu cara
mensosialisasikan prinsip corporate governance tersebut adalah menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan antar negara anggauta OECD dan negara-negara non-anggauta.
Pertemuan-pertemuan yang mereka sebut the regional corporate governance rountable
meetings itu dihadiri para pejabat pemerintah, representatif bursa-bursa efek, representatif
perusahaan swasta dan pemerintah, organisasi multilateral, organisasi buruh, pakar-pakar
internasional dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Dalam pertemuan-pertemuan itu diperkenalkan prinsip-prinsip corporate governance yang
disusun OECD. Di samping itu dibicarakan pula cara-cara meningkatkan mutu corporate
governance, termasuk hal-hal yang bersangkutan dengan (a) Tugas, kewajiban, jumlah
anggauta dan struktur Board of Directors, (b) Perlindungan terhadap kepentingan pemegang
saham minoritas dan (c) Prinsip pengungkapan laporan perkembangan usaha bisnis dan
laporan keuangan perusahaan kepada pemegang saham secara transparan.
Dengan disponsori the World Bank Group, Asian Development Bank, pemerintah Jepang
dan the Global Corporate Governance Forum, dari tahun 1999-2003 OECD telah
menyelenggarakan lima kali regional corporate governance rountable meetings di Asia.
Regional rountable meeting yang pertama diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan.
Regional meeting yang kedua di Hong Kong (Cina), yang ketiga di Singapore, yang keempat
di India, sedangkan yang kelima diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kerja keras organisasi ekonomi internasional tersebut telah memberikan hasil. Salah satu
hasil yang tercapai adalah prinsip-prinsip corporate governance OECD telah dijadikan bahan
acuan instansi pemerintah banyak negara di dunia dalam mereformasi corporate
governance di negaranya. Prinsip-prinsip corporate governance OECD juga dijadikan
international benchmark para investor, perusahaan dan stakeholders perusahaan di
berbagai negara di dunia.

Sumber:

Sutojo, Siswanto, Aldridge, E John, Good Corporate Governance, Tata Kelola Perusahaan
yang Sehat, Cetakan kedua, Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Juni, 2008, Jakarta.

You might also like