Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sejarah Kerajaan Kediri X.4
Makalah Sejarah Kerajaan Kediri X.4
KELOMPOK 6
X.4
NAMA KELOMPOK:
Aditya Arya Saputra(2)
Gede Wahyuningadha(6)
I Made Ngurah Bagus Dwijaputra(13)
I Putu Yogi Pratama(17)
Michael Arthara Immanuel(21)
KERAJAAN KEDIRI
A,Letak Geografis
Letak kerajaan Kediri berada di Jawa Timur, berpusat di kota Daha atau
sekarang dikenal dengan kota Kediri. Asal usul kota Daha berasal dari
Dhanpura, artinya kota api. Mengenai lokasi kerjaan kediri ini, bersumber dari
salah satu prasasti peninggalan yang berhasil ditemukan yakni prasasti
Pamwatan. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Arlangga, raja pertama sekaligus
pendiri kerajaan Kediri. Namun yang menarik disini adalah sebelum pusat ibu
kota berada di kota Daha, ternyata keberadaannya di wilayah Kahirupan. Hal ini
sesuai dengan isi prasasti tersebut yang dikeluarkan pada tahun 1042 dan berita
Serat Calon Arang.
B.Sumber Sejarah
Berikut beberapa sumber sejarah kerajaan kediri:
1)Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 saka atau 1204
masehi. Prasasti ini memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa
oleh raja jayawarsa, prasasti ini ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan
saat ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta. Dari isi prasasti ini diketahui
bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah seorang raja yang
memiliki kekuasaan otonom(terpisah) dari kerajaan kediri, tepatnya di sekitar
Madiun dan Ponorogo saat ini.
2)Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat
pada tahun 1194 M. Isi Prasasti Ngantang bercerita tentang pemberian dan
pembebasan pajak tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah
mengabdi pada Kerajaan Kediri. Prasasti ini sekarang menjadi salah satu
koleksi di Museum Nasional.
3)Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya
(1194-1222), tepatnya pada tahun 1194 M. Isinya Prasasti Kamulan menyebut
tentang tentang sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung, serta Kerajaan
Kediri ketika diserang oleh raja di kerajaan sebelah timur. Prasasti ini sekarang
disimpan di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
4)Prasasti Jaring
Prasasti Jaring diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Sri Gandra.
Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di Dukuh Jaring, Kecamatan Sutojayan,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Isi Prasasti Jaring menceritakan tentang
dikabulkannya permintaan penduduk Desa Jaring yang telah dijanjikan oleh
Raja Sri Aryeswara
5)Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung memiliki angka tahun 1123 Saka atau 1201 Masehi.
Melihat dari waktu pembuatannya, Prasasti Galunggung diperkirakan dibuat
pada masa pemerintahan Raja Kertajaya. Prasasti Galunggung ini terdiri dari 20
baris, tetapi sebagian tidak dapat terbaca lagi karena telah aus. Prasasti
Galunggung ditemukan di daaerah Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur.
6)Candi Panataran
Candi Panataran terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di Desa
Panataran, Kecamatan Ngleggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dalam kitab
Negarakertagama, Candi Penataran disebut dengan nama Candi Palah yang
dibangun untuk memuja Hyang Acalapati, atau yang dikenal sebagai Girindra
(raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa. Berdasarkan tulisan pada sebuah batu
yang terletak sisi selatan bangunan utamanya, diduga bahwa Candi Penataran
atau Candi Palah dibangun pada awal abad ke-12 , atas perintah Raja Srengga
dari Kediri.
C.Kehidupan Politik
Dalam persaingan antara Panjalu dan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan
menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri
adalah Jayabaya (1135–1157). Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti
masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali.
Lencana kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol Airlangga.
Pada masa pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan
Empu Panuluh menggubah karya sastra kitab Bharatayudha yang
menggambarkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang untuk
menggambarkan peperangan antara Jenggala dan Kediri. Empu Panuluh juga
menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya.
Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa
depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan
istilah “Jangka Jayabaya".
Raja Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah Kameswara. Empu
Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu
Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Di dalam kiitab Smaradahana ini
Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri
Kirana atau putri Candrakirana.
Raja Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya
dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah Kerajaan Kediri dan muncul
Kerajaan Singasari.