You are on page 1of 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 4, November 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

DIAGNOSIS EFUSI PLEURA


Dima Fitri Hayuningrum
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandarlampung, Lampung, Indonesia 35145
dimafitri@gmail.com (+6281368919049)

ABSTRAK
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berada di antara pleura parietal dan visceral.
Akumulasi ini dapat terjadi karena infeksi, keganasan, atau peradangan yang terjadi pada
jaringan parenkim paru atau karena organ lain pada sistem tubuh. Dalam diagnosis efusi pleura,
penting untuk menemukan penyebab terjadinya efusi pada paru. Artikel ini dibuat dengan
menggunakan metode literature review. Tulisan ini menggunakan 17 artikel dari jurnal
internasional dan 2 buku yang dipublikasikan pada rentang tahun 1972-2020. Referensi artikel
yang digunakan didapat dengan melakukan literature searching dari database NCBI dengan kata
kunci pleural effusion, diagnosis, dan examination serta filter berupa rentang publikasi dalam
tahun 2010-2020. Literature searching ini menghasilkan 1235 artikel yang kemudian dipilih
sebanyak 17 artikel. Penulisan artikel ini menggunakan metode systemic literature review yang
mencakup aktivitas pengumpulan, evaluasi, dan pengembangan penelitian pada fokus informasi
tertentu secara sistematis. Hasil dari literature review ini menunjukkan bahwa dalam diagnosis
efusi pleura, perlu dilakukan proses mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, hingga tindakan pungsi pleura.

Kata kunci: diagnosis; efusi pleura; pemeriksaan

THE DIAGNOSE OF PLEURA EFFUSION

ABSTRACT
Pleura effusion is fluid accumulation which takes places between parietal and visceral pleura.
This accumulation happens because of infection, malignancy, or inflammation at the parenchym
of lungs or because of specifi organ(s) in body. In the diagnose of pleura effusion, it is
important to seek the main etiologiy factor. In this article, author uses literature review method.
In this writing, author uses 17 international article and 2 books which were published in 1972-
220. The references author uses are collected by doing a literature searching in database NCBi
with keywords pleural effusion, diagnosis, and examination and further filtered by range of
publication in 2010-2020. This literature searching yielded 1235 articles with then 17 were
picked from them. This writing uses systemic literature review methodthat include activities like
collecting, evaluating, and development of information systematically. The result of this
literature review is that in diagnosing pleura effusion, we need to start from collecting
information by doing anamnesis, holding physical examination, laboratory examination, and
pleura puncture.

Keywords: diagnose; examination; pleura effusion

PENDAHULUAN pleura parietal (melekat pada dinding


Pleura adalah membran serosa yang dada) dan pleura visceral (melekat pada
terlipat di permukaan paru sehingga paru dan struktur lain) dimana akan
membentuk struktur membranosa dua terbentuk ruang diantara keduanya yang
lapis. Pleura dibagi menjadi menjadi disebut kavitas pleura yang berisi sedikit

529
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

cairan pleura (Charalampidis et al., perubahan tekanan hidrostatik atau


2015) onkotik pada ruang pleura akibat gagal
jantung kiri kongestif, sindrom nefrotik,
Cairan pleura diproduksi utama oleh sirosis hepatis, hipoalbuminemia,
pleura parietal dan direabsorbsi melalui kelebihan cairan, atau perikarditis.
limfatik pleura melalui stomata yang ada Penyebab umum dari efusi pleura
di pleura parietal (D’Agostino & Edens, eksudatif ialah pneumonia atau
2020). Pada manusia sehat, kavitas tuberkulosis, keganasan, penyakit
pleural umumnya berisi kira-kira 0.3 inflamatorik (misal, lupus dan arthritis
mL/kg cairan atau 10-20 mL dengan rheumatoid), infeksi virus, kilotoraks
konsentrasi protein yang rendah (karena obstruksi limfatik), hemotoraks
(D’Agostino & Edens, 2020; Mercer, (darah pada kavitas pleural), asbestosis
Corcoran, Porcel, Rahman, & Psallidas, benigna, atau sindrom Dessler
2019) (Chinchkar et al., 2015; Krishna &
Rudrappa, 2020).
Efusi pleura adalah akumulasi cairan di
antara pleura parietal dan visceral Suatu penelitian di Jerman menyatakan
(kavitas pleura). Hal ini dapat terjadi bahwa insidensi efusi pleura disana
karena infeksi, keganasan, atau mencapai kira-kira 400-500 ribu per
peradangan yang terjadi pada jaringan tahun. Penelitian ini juga menyatakan
parenkim atau karena gagal jantung bahwa penyebab paling umum dari efusi
kongestif (D’Agostino & Edens, 2020; pleura ialah gagal jantung kongestif,
Krishna & Rudrappa, 2020). Akumulasi kanker, pneumonia, dan embolisme
ini menandakan adanya pulmonal (Jany & Welte, 2019).
ketidakseimbangan antara produksi Insidensi di Amerika mencapai angka
dengan drainase cairan pleura. 1.5 juta per tahun. Mortalitas tinggi
Ketidakseimbangan ini secara dalam 12 bulan diasosiasikan dengan
patofisiologi terjadi karena adanya keadaan seperti usia tua, keparahan dari
peningkatan tekanan kapiler pulmonal, penyakit, dan adanya keganasan atau
penurunan tekanan onkotik plasma, penyakit pulmonal. Torakosintesis yang
peningkatan permeabilitas membran didukung oleh plot Kaplan-meier
pleura, penurunan kemampuan drainase menjadi faktor protektif terhadap
limfatik pleura, dan obstruksi bronkus mortalitas 30 hari (Kookoolis,
dengan tingginya tekanan negatif Puchalski, Murphy, Araujo, & Pisani,
intrapleural. Ketidakseimbangan ini 2014)
dapat terjadi karena adanya kelainan
yang ada pada paru, pleura, atau Pada suatu penelitian univariat, adanya
kelainan sistemik. Oleh karena itu, keganasan non-paru solid (dibandingkan
sangat penting bagi praktisi untuk dengan tumor cair), peningkatan ukuran
mampu mengatasi efusi pleura serta efusi pleura pada X-ray bukan karena
etiologi dari keadaan ini (Chinchkar, banyaknya toraks, tingginya jumlah
Talwar, & Jain, 2015; Karkhanis & cairan yang didrainase, serta tingginya
Joshi, 2012). kadar LDH, protein dan kolesterol pada
cairan berkaitan dengan kejadian efusi
Cairan yang terjebak di dalam kavitas pleura berulang. Faktor 'banyaknya
pleura dapat berupa transudat ataupun cairan yang didrainase' menjelaskan
eksudat. Efusi pleura transudat bahwa bukan karena banyak cairan yang
umumnya terjadi akibat adanya didrainase hingga menyebabkan

530
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

rekurensi, namun faktor ini hanya 2020. Literature searching ini


menjadi marker untuk kejadian rekurensi menghasilkan 1235 artikel yang
(Boshuizen, Vincent, & Heuvel, 2013; kemudian dipilih sebanyak 17 artikel.
Grosu et al., 2019). Penelitian ini juga Penulisan artikel ini menggunakan
menemukan bahwa adanya kecurigaan metode systemic literature review yang
tinggi terhadap pneumonia, efusi mencakup aktivitas pengumpulan,
kontralateral, dan hasil sitologi yang evaluasi, dan pengembangan penelitian
negatif menjadi faktor penurun pada fokus informasi tertentu.
probabilitas terjadinya rekurensi (Grosu
et al., 2019). Merokok tembakau HASIL
berkaitan kuat dengan terjadinya efusi Dalam penanganan efusi pleura, perlu
pleura tuberkulosis. Semakin banyak dilakukan identifikasi etiologi dari
rokok yang dihabiskan dan lamanya kejadian efusi. Pemeriksaan dimulai
merokok meningkatkan resiko terjadinya dengan melakukan anamnesis pada
efusi pleura tuberkulosis (Tewatia, pasien terkait riwayat penyakit dan
Kaushik, Kaushik, & Kumar, 2020). keluhan yang dialaminya. Pemeriksaan
Tujuan dilakukannya literature review fisik lebih lanjut dilakukan untuk
ini adalah untuk mengetahui langkah mendapat informasi secara mendasar.
diagnosis yang tepat pada kasus efusi Diagnosis efusi pleura ditegakkan
pleura. setelah ditemukan ciri tertentu pada
rontgen toraks (Diaz-Guzman & Budev,
METODE 2008; Jany & Welte, 2019).
Artikel ini dibuat dengan menggunakan
metode literature review. Tulisan ini Pemeriksaan lebih lanjut dilakukan
menggunakan 17 artikel dari jurnal dengan melakukan analisis pada cairan
intenrasional dan 2 buku yang pleura untuk mengetahui apakah jenis
dipublikasikan pada rentang tahun 1972- cairan tersebut bersifat eksudatif atau
2020. Referensi artikel yang digunakan transudatif. Identifikasi etiologi dari
didapat dengan melakukan literature efusi pleura dilakukan dengan
searching dari database NCBI dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut
kata kunci pleural effusion, diagnosis, seperti pemeriksaan biomarker, infeksi,
dan examination serta filter berupa dan abnormalitas jaringan (Jany &
rentang publikasi dalam tahun 2010- Welte, 2019).
Tabel 1.
Temuan pemeriksaan fisik berdasarkan ukuran efusi (Diaz-Guzman & Budev, 2008).
Temuan Ukuran efusi
< 300 mL 300-1500 mL 1500mL
Takipneu Tidak ada Ada Sangat jelas
Ekspansi dada Normal Menurun Sangat menurun
Suara napas Vesikuler Menurun Tidak ada atau
bronkial
Cembungan spatium interkostal Tidak ada Kadang ada Ada
Pergeseran trakea kontralateral/ Tidak ada Tidak ada Ada
mediastinal
Egofoni Tidak ada Ada Ada
Fremitus taktil Normal Menurun Tidak ada

531
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

Gambar 1. Algoritma diagnosis efusi pleura (Jany & Welte, 2019).

PEMBAHASAN pernapasan serta gejalanya (demam,


Riwayat hidup pasien menjadi data penurunan berat badan, malaise),
yang cukup penting untuk membantu adanya riwayat penyakit gagal jantung
diagnosis efusi pleura. Informasi kongestif, embolisme pulmonal, serta
mengenai adanya infeksi saluran

532
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

riwayat paparan asbestos (Jany & atipikal seperti lamellar dan fissural
Welte, 2019). juga dapat menandakan efusi pleura
(Feller-Kopman, Reddy, DeCamp,
Identifikasi efusi pleura umumnya Diekemper, & Gould, 2018; Karkhanis
dilakukan dengan menemukan gejala & Joshi, 2012).
yang dirasakan oleh pasien. Gejala yang
timbul pada pasien dirasakan karena Identifikasi etiologi efusi pleura segera
adanya proses-proses seperti respon dilakukan setelah diagnosis efusi pleura
inflamasi pada pleura, resktriksi ditegakkan lewat gambaran rontgen
mekanis pulmonal, atau adanya toraks. Usaha untuk menemukan
gangguan dalam pertukaran gas (Jany & etiologi dimulai dengan memastikan
Welte, 2019). Efusi yang sedikit dapat pasien tidak mengalami gagal jantung
tidak menunjukkan gejala apapun kongestif. Jika sudah dipastikan tidak,
(asimptomatik). Seiring bertambahnya lakukan pemeriksaan lanjutan dengan
jumlah efusi, gejala seperti dispneu, menganalisis cairan pleura dengan
trepopnea (dispneu posisional dimana metode pungsi pleura dengan bantuan
dispneu dirasakan saat berbaring pada ultrasonografi (Jany & Welte, 2019).
salah satu sisi), nyeri dada, atau batuk
(Diaz-Guzman & Budev, 2008). Inspeksi cairan pleura dapat dilakukan
Beratnya gejala dispneu kadang tidak untuk membantu menentukan etiologi
berhubungan dengan ukuran efusi dari efusi pleura. Tampilan cairan dapat
pleura. Pasien dengan efusi pleura berupa susu (kilotoraks), nanah
akibat gangguan pada paru (misal, (empiema), dan darah (umumnya
chronic obstructive pulmonary disease, karena keganasan, bila kemungkinan
limfangitis karsinomatosa, dan emboli pendarahan iatrogenik sudah
pulmonal) dengan gambaran efusi yang disingkirkan). Pada sentrifugasi,
sedikit mungkin mengalami dispneu kilotoraks dapat dibedakan dengan
berat (Na, 2014). empiema dengan melihat tampilannya
yang tetap seperti susu sedangkan
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tampilan cairan empiema akan
pasien dengan efusi pleura dengan menunjukkan supernatan yang jernih
volume efusi <300 mL umumnya tidak (Jany & Welte, 2019; McGrath, Blades,
memberikan informasi yang baik. Efusi & Anderson, 2010).
besar (>1.500 mL) baru dapat dideteksi
dengan pemeriksaan fisik lewat temuan Pemeriksaan yang umum dilakukan
berupa ekspansi dinding dada yang pada cairan pleura untuk mengetahui
asimetris dan adanya tonjolan pada etiologi dari efusi pleura adalah
spatium interkostal (Diaz-Guzman & pemeriksaan kadar protein, LDH,
Budev, 2008). pewarnaan Gram, sitologi, dan hitung
jenis. Pada cairan eksudat, pemeriksaan
Pemeriksaan rontgen toraks standar pada cairan pleura dapat menghasilkan
posteroanterior dan lateral merupakan berupa peningkatan kadar protein dan
metode penting dalam diagnosis efusi LDH serta penurunan glukosa. Kadar
pleura. Opasitas pada sudut kostofrenik LDH lebih dari 1000 U/L ditemukan
dan lengkungan batas atas menjadi pada efusi akibat tuberkulosis, limfoma,
temuan klasik efusi pleura. Penumpulan dan empiema. Berdasarkan banyaknya
sudut kostofrenik mulai dapat terlihat sel yang ditemukan pada sitologi,
saat terjadi efusi 200 mL. Temuan mesotelial menandakan cairan berjenis

533
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

transudat, neutrofil menandakan adanya lebih lanjut dengan pengukuran


proses inflamasi seperti lupus pleuritis biomarker transaminase sebagai
dan pancreatitis akut, limfosit penanda terjadinya sirosis hepatis. Efusi
menandakan terjadinya proses pleura juga dapat terjadi pada pasien
keganasan, limfoma, tuberkulosis, dengan gagal ginjal. Kerusakan ginjal
sarkoid, dan efusi rheumatoid pleural dapat diketahui dengan melakukan
kronik, dan eosinofil menandakan pengukuran pada kadar protein urin
adanya efusi akibat infeksi parasit, (Jany & Welte, 2019).
konsumsi obat, darah (hemothorax),
atau udara (pneumothorax) (Krishna & Pada temuan eksudat pemeriksaan lebih
Rudrappa, 2020). Pada sitologi, temuan lanjut seperti konsultasi dengan
berupa sel mesotelial atipik spesialis paru, pengamatan CT scan
menandakan adanya efusi akibat dengan kontras, serta uji tuberkulosis
keganasan (Cakir, Demirag, Aydin, & dan infeksi lainnya mungkin diperlukan
Erdogan, 2011). untuk mengetahui etiologi secara lebih
spesifik. Terapi diberikan berdasarkan
Penentuan jenis cairan pleura dilakukan etiologi yang telah ditemukan. Efusi
dengan mengikuti kriteria Light. pleura diharapkan untuk membaik
Berdasarkan kriteria Light, efusi setelah etiologi dihilangkan (Jany,
bersifat eksudatif bila memenuhi satu 2019)(Jany & Welte, 2019).
atau lebih kriteria : konsentrasi protein
efusi dibagi konsentrasi protein serum SIMPULAN
>0,5 ; konsentrasi laktat dehidrogenase Diagnosis efusi pleura pada temuan
(LDH) efusi >200 IU ; atau konsentrasi radiologis dan penyeab dari
LDH dibagi konsentrasi LDH serum terjadinya efusi harus ditemukan.
>0,6 (Light, MacGregor, Luchsinger, & Usaha yang dapat dilakukan untuk
Ball, 1972). Kriteria ini memiliki mengidentifikasi etiologi efusi pleura
kekurangan dimana yang seharusnya adalah dengan melakuan anamnesis
efusi bersifat transudat namun terkait riwayat kesehatan dan keluhan
ditemukan sebagai efusi yang bersifat yang dialami pasien, pemeriksaan
eksudat. Kekurangan ini tidak berlaku radiologis, pemriksaan laboratorium
secara berkebalikan (Mercer et al., dari cairan pleura, serta pemeriksan
2019). lebih lanjut seperti uji tuberkulosis,
biomarker, dan pengamatan jaringan.
Pemeriksaan lebih lanjut untuk
mengetahui etiologi dilakukan setelah DAFTAR PUSTAKA
mengetahui apakah efusi pleura bersifat Boshuizen, R., Vincent, A., & Heuvel,
transudat atau eksudat. Pada temuan M. (2013). Comparison of
efusi transudat, pemeriksaan biomarker Modified Borg Scale and Visual
NTproBNP dilakukan untuk Analog Scale Dyspnea Scores in
mengetahui apakah pasien mengalami Predicting Re-intervention After
gagal jantung kongestif. Pemeriksaan Drainage of Malignant Pleural
biomarker ini juga dapat dilakukan pada Effusion. Support. Care Cancer,
temuan efusi eksudatif untuk 5(e1).
mengetahui apakah pasien mengalami https://doi.org/10.1017/gheg.2020
gagal jantung kongestif pula (Han et .1
al., 2015; Jany & Welte, 2019).
Kejadian hepatik hidrotoraks diperiksa Cakir, E., Demirag, F., Aydin, M., &

534
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

Erdogan, Y. (2011). A Review of Grosu, H., Molina, S., Casal, R., Song,
Uncommon Cytopathologic J., Li, L., & Diaz-Mendoza, J.
Diagnosis of Pleural Effusions (2019). Risk Factors for Pleural
From a Chest Diseases Center in Effusion Recurrence in Patients
Turkey. CytoJournal, 8(13). with Malignancy. Respirology
https://doi.org/10.4103/1742- (Carlton, Vic.), 24(1), 76–82.
6413.83026 https://doi.org/10.1111/resp.13362
Charalampidis, C., Youroukou, A., Han, Z., Wu, X., Cheng, J., Zhao, S.,
Lazaridis, G., Baka, S., Gao, M., & Huang, H. (2015).
Mpoukovinas, I., & Karavasilis, Diagnostic Accuracy of
V. (2015). Pleura Space Anatomy. Natriuretic Peptides for Heart
Journal of Thoracic Disease, Failure in Patients with Pleural
7(Suppl 1), S27–S32. Effusion : A Systematic Review
https://doi.org/10.3978/j.issn.2072 and Updated Meta-analysis. PLoS
-1439.2015.01.48 ONE, 10(8), e0134376.
https://doi.org/10.1371/journal.po
Chinchkar, N., Talwar, D., & Jain, S. ne.0134376. eCollection 2015.
(2015). A Stepwise Approach to
the Etiologic Diagnosis of Pleural Jany, B., & Welte, T. (2019). Pleural
Effusion in Respiratory Intensive Effusion in Adults-Etiology,
Care Unit and Short-Term Diagnosis, and Treatment.
Evaluation of Treatment. Lung Deutsches Arzteblatt
India : Official Organ of Indian International, 116(21), 377–386.
Chest Society, 32(2), 107–115. https://doi.org/10.3238/arztebl.20
https://doi.org/10.4103/0970- 19.0377
2113.152615
Karkhanis, V., & Joshi, J. (2012).
D’Agostino, H., & Edens, M. (2020). Pleural Effusion : Diagnosis,
Physiology, Pleural Fluid. Treatment, and Management.
Finlandia: StatPearls Publishing. Open Access Emergency
Medicine : OAEM2, 4, 31–52.
Diaz-Guzman, E., & Budev, M. (2008). https://doi.org/10.2147/OAEM.S2
Accuracy of the Physical 9942
Examination in Evaluating Pleural
Effusion. Cleve Clin J Med, 75, Kookoolis, A., Puchalski, J., Murphy,
297–303. T., Araujo, K., & Pisani, M.
https://doi.org/10.3949/ccjm.75.4. (2014). Mortality of Hospitalized
297 Patients with Pleural Effusions.
Journal of Pulmonary&
Feller-Kopman, D., Reddy, C., Respiratory Medicine, 4(3), 184.
DeCamp, M., Diekemper, R., & https://doi.org/10.4172/2161-
Gould, M. (2018). Management of 105X.1000184
Malignant Pleural Effusions : An
Official ATS/STS/STR Clinical Krishna, R., & Rudrappa, M. (2020).
Practive Guideline. Am J Respir Pleural Effusion. Finlandia:
Crit Care Med, 198(7), 839–849. StatPearls Publishing.
https://doi.org/10.1513/AnnalsAT
S.201809-620CME Light, R., MacGregor, M., Luchsinger,
P., & Ball, W. (1972). Pleural

535
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 4, November 2020 Hal 529 – 536
Global Health Science Group

Effusions : The Diagnostic


Separation of Transudates and
Exudates. Ann Intern Med, 77,
507–513.
https://doi.org/10.7326/0003-
4819-77-4-507.
McGrath, E., Blades, Z., & Anderson,
P. (2010). Cylothorax : Aetiology,
Diagnosis, and Therapeutic
Options. Respir Med, 104(1), 1–8.
https://doi.org/10.1016/j.rmed.200
9.08.010.
Mercer, R., Corcoran, J., Porcel, M.,
Rahman, N., & Psallidas, I.
(2019). Interpreting Pleural Fluid
Results. Clinical Medicine
(London, England), 19(3), 213–
217.
https://doi.org/10.7861/clinmedici
ne.19-3-213
Na, M. (2014). DIagnostic Tools of
Pleural Effusion. Tuberculosis
and Respiratory Diseases, 76(5),
199–210.
https://doi.org/10.4046/trd.2014.7
6.5.199
Tewatia, P., Kaushik, R., Kaushik, R.,
& Kumar, S. (2020). Tobacco
Smoking as a Risk Factor for
Tuberculous Pleural Effusion : A
Case-Control Study. Global
Health, Epidemiology and
Genomics, 5, e1.
https://doi.org/10.1017/gheg.2020
.1

536

You might also like