You are on page 1of 7

JURNAL

Panca Indra

I. Tujuan
I.1 mengenal struktur anatomi organ2 sensorik khusus
I.2 mengenal mekanisme fisiologi dan sifat2 indera

II. Prinsip
II.1 berdasarkan anatomi organ2 sensorik khusus
II.2 berdasarkan respon yang di amati

III. Reaksi
III.1 Penglihatan(mata)
III.2 Pendengaran(telinga)
III.3 Penciuman(hidung)
III.4 Rasa(lidah)
III.5 Sentuhan(kulit)

IV. Topografi
(gambar 1 panca indra)

V. Teori
VI. Panca indra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa (sensory imfression) dari organ indra menuju otak,
tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti
sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari
dalam antara lain lapar, haus, dan rasa sakit. Dalam segala hal serabut saraf-saraf
sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna mengumpulkan ransangan
perasaan yang khas itu tempat organ berhubungan. Tampaknya, kita seolah-olah
mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga
dan sentuhannya, tetapi sesunggunya otaklah yang menilai semua perasaan itu.
VII. Macam-macam panca indra yaitu :
VIII. 1. Indra penglihatan (Mata)
IX. Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola
mata terletak didalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat
bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata
yaitu (Arrington, 1972) :
X. · Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), berfungsi menggerakkan
bola mata.
XI. · Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata kebawah
dan kedalam.
XII. · Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata keatas dan
kebawah.
XIII. Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak
mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli
dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi
mengangkat kelopak mata yaitu muskulus levator palpebralis superior (Arrington,
1972).
XIV. Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan yaitu sklera
atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, selaput retina atau selaput jala.
XV. a. Selaput putih
XVI. Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat
tanduk dan merupakan lapisan yang kuat dan berwarna putih. Fungsi dari selaput
ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan menbantu
mepertahankan bentuk biji mata sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah
lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk
kemata, kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut kongjungtiva. Kornea
juga akan selalu dibasahi oleh air mata.
XVII. b. Selaput hitam
XVIII. Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan
oksigen kemata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul
disekitar mata bagian dalam. Pupil adalah celah yang berada dibagian tengah iris.
Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika
cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil akan menyempit dan
cahaya yang masuk kemata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa mata berada
dibelakang iris, lensa mata memiliki daya akomodasi yaitu kemampuan untuk
mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan
mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda
yang dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata.
Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
XIX. c. Selaput jala
XX. Selaput jala disebut juga retina, retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang
peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf, pada retina terdapat bintik
kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahay karena merupakan
tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Seseorang
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel
kerucut dan sel batang. Funsi sel kerucut dan sel batang (Arrington,1972) :
XXI. 1. Sel kerucut berfungsi untuk melihat ditempat yang terang, sel ini memerlukan
protein iodopsin.
XXII. 2. Sel batang berfungsi untuk melihat ditempat yang gelap, sel ini memerlukan
protein mata yang disebut riodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi
penggabungan iodopsin dan vitamin A.
XXIII. Mekanisme penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang
dipantulkan oleh benda tersebut kemata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda
adalah sebagai berikut (Moriwaki, 1994) :
XXIV. a. Cahaya yang dipantulkan oelh benda ditangkap oleh mata, menembus kornea
dan diteruskan melalui pupil.
XXV. b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa
mata.
XXVI. c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat dibintik
kuning.
XXVII. d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian
disampaikan keotak.
XXVIII. e. Cahaya yang disampaikan keotak akan diterjemahkan oleh otak sehingga
kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
XXIX. 2. indra pendengaran (telinga)
XXX. Telinga merupakan alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang
suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20 –
20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengar, telinga juga berfungsi menjaga
keseimbangan tubuh manusia ( pearce,2009).
XXXI. Bagian-bagian telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
XXXII. bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
XXXIII. 1. Telinga Bagian Luar
XXXIV. Telinga bagian luar terdiri atas :
XXXV. · Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
XXXVI. · Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
XXXVII. · Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.
XXXVIII. · Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan
memperbesar getaran suara.
XXXIX. 2. Telinga bagian tengah
XL. · Telinga bagian tengah terletak disebelah dalam membran timpani. Fungsi dari
telinga bagian tengah adlah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian
luar ke telinga bagian dalam.pada telinga tengah terdapat saluran eustachius dan
tiga tulang pendengaran
XLI. · Saluran eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga
tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan
tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan
tertutup dalam keadaan biasa dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
XLII. · Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran
ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Tulang-tulang ini menghubungkan gendang
telinga dan tingkap jorong.
XLIII.
XLIV.
XLV. 3. Telinga bagian dalam
XLVI. Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran
oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut :
XLVII. · Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
XLVIII. · Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan
getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat cairan
limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
XLIX. · Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
L. Mekanisme kerja pendengaran pada manusia adalah suara yang kita dengar akan
ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga
membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang
pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah
siput, cairan limfe akan bergetar sehingga merangsang ujung- ujung saraf
pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak
(pearce,2009).
LI. Di dalam otak, impuls tesebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan
mengenali suara tersebut. Selain sebagai indra pendengar, telinga juga berfungsi
sebagai indra keseimbangan. Letak indra keseimbangan terdapat di dalam ampula,
yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam
ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap grafitasi. Bila kepala
menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf
kemudian diteruskan ke otak.
LII. Gangguan pada telinga terjadi akibat dua gangguan yaitu gangguan penghantar
bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan
saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran
buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke
telinga.
LIII. Ada beberapa macam gangguan telinga, yaitu (pearce,2009) :
LIV. a. Tuli, ada dua macam yaitu :
LV. · Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea
misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga pada
peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang-tulang pendengaran.
LVI. · Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
LVII. Gangguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah
terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat
permanen jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera
memeriksakan telinganya pada dokter supaya cepat bisa disembuhkan.
Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke
gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran
dengan kapas minimal sekali seminggu.
LVIII. b. Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya
gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar
terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga
dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan
gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali. Kerusakan
telinga yang diakibatkan sebab-sebab yang lain yaitu :
LIX. · Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan
gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
LX. · Presbikusis, adalah kerusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia
manula.
LXI. · Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat
pendengaran suara yang amat keras.
LXII. 3. Indra penciuman/pembau (hidung)
LXIII. Hidung adalah alat indra yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut
halus ( silia olfaktori) diujungnya dan diliputi oleh lendir yang berfungsi sebagai
pelembab rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat dua jenis sel sebagai
berikut ( hau,2003) :
LXIV. 1. Sel penyokong berupa epitel-epitel.
LXV. 2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf .
LXVI. Sel- sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap
bau-bauan mula-mula berjalan cepat 2-3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih
lambat. Keistimewaan indra pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu
walau kadarnya sangat sedikit di udara. Beberapa hewan memiliki indra yang
lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau yang lebih banyak.
LXVII. Pada saat kita bernafas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung
kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir,
kemudian akan merangsang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau
akan meneruskan rangsangan ini akan ke otak dan akan diolah sehingga kita dapat
mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
LXVIII. Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang
mengghasilkan lendir atau ingus sehingga mengalami bau mencapai ujung saraf
pembau. Gangguan lain juga dapat disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung
dan bulu hidung terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari
kotoran dan merapikan bulu bulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indra pembau pada hidung dapat mengalami kelainan, antara lain (hau,2013) :
LXIX. 1. Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan
karena polit atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena inveksi virus.
LXX. 2. Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersembunyinya rongga hidung
sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
LXXI. 4. Indra pengecap ( lidah )
LXXII. Lidah adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan.
Lidah memiliki otot yang tebal, permukaanya dilindungi oleh lendir dan penuh
dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor
yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau
kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf
yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup –
kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri dari
dua jenis yaitu sel-sel penyokong dan sel –sel pengecap yang berfungsi sebagai
reseptor ( pearce,2009).
LXXIII. Gangguan yang bersifat permanen misalnya terjadi pada orang yang
mengalami trauma pada bagian terutama otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi
karena luka atau kekurangan vitamin c ( pearce,2009).
LXXIV. 5. Indra peraba (kulit)
LXXV. Selain menghasilkan keringat pada bagian dermis terdapat ujung saraf sebagai
reseptor peraba. Kulit adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa
sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang
berselaput (berpapillia). Sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga
bila rambut yang muncul dipermukaan kulit tersentuh oleh suatu benda. Sel-sel
saraf akan terangsang ( sulaksono,1987).
LXXVI. Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya
sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba,
keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh.
Permukaaan kulit yang mempunyai banyak- banyak ujung saraf peraba adalah
ujung jari telunjuk, telapak tangan , telapak kaki, bibir dan daerah kemaluan. Oleh
karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan.
Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan perabanya untuk membaca huruf
braile (sulaksono, 1987).
LXXVII. Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan-kelainan pada kulit
antara lain (sulaksono, 1987) :
LXXVIII. · Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasia terutama di
daeerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu
pubertas, karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon
akan merangsang pertumbuhan dan akatifitas kelenjar sebasia. Kelenjar sebasia
memproduksi lemak beserta keringat. Lemak merupakan merupakan media yang
cocok bagi pertumbuahan bakteri.
LXXIX. · Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya
terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat
disebabkan terkena zat kimia ( karbol, sabun, cat rambut, dan lain-lain) atau
berkaitan dengan kondisi tubuh.

LXXX. Alat dan bahan

LXXXI. Prosedur(diagram alir)

LXXXII. Daftar Pustaka

LAPORAN

I. Cover
II. Tujuan
1.1 mengenal struktur anatomi organ2 secara khusu
1.2 mengenal mekanisme fisilogi dan sifat2 indra
III. Prinsip
2.1 berdasarkan anatomi organ2 sensorik khusus
2.2 berdasarkan respon yang diamati

You might also like