Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
RAFIDA RAHMASARI
19.P1.0005
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Dokter
Diajukan Oleh:
RAFIDA RAHMASARI
19.P1.0005
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Dokter
Disusun oleh
RAFIDA RAHMASARI
19.P1.0005
Disetujui Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
(dr. Fransisca Pramesshinta H, M.Si.Med) (dr. Indra Adi Susianto, M.Si.Med., Sp.OG)
NPP. 5812019370 NPP. 5812018334
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Tingkat Stres Terhadap Gangguan Fungsi Menstruasi Mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran di Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
Tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk
menyelasaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. DR. Ferdinand Hindiarto, S.Psi, M.Psi., selaku rektor Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang
2. dr. Indra Adi Susianto, M.Si Med, Sp.OG, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
3. dr. Fransisca Pramesshinta H, M,Si Med, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata
4. dr. Maya Yanuarty, M.Biomed selaku dosen pembimbing I proposal
penelitian skripsi
5. dr. Vania Angeline Bachtiar, Sp.N selaku dosen pembimbing II proposal
penelitian skripsi
6. dr. Indra Adi Susianto, M.Si.Med., Sp.OG selaku penguji I proposal
penelitian skripsi
7. dr. Ratna Shintia Defi, M.Biomed (AAM) selaku penguji II proposal
penelitian skripsi
8. dr. Aprilia Karen Mandagie, Sp.KK selaku dosen wali
9. Orang tua selaku pendukung dan penyemangat dalam pengerjaan skripsi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini sangat jauh dari
sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengalaman dan waktu dari penulis.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari berbagai
pihak. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Rafida Rahmasari
iii
ABSTRAK
Latar Belakang: Menstruasi adalah luruhnya lapisan dinding bagian dalam rahim
yang banyak mengandung pembuluh darah sehingga keluar darah dari vagina. Stres
dapat mempengaruhi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad, mengubah regulasi
GnRH, gonadotrof, dan gonad. Dalam keadaan tertekan, tubuh memproduksi
kortisol, yang dapat menghambat sekresi GnRH. Penurunan GnRH sekresi
menyebabkan penurunan kadar FSH, kadar LH, perkembangan folikel, dan sekresi
estrogen. Perubahan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi menstruasi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh tingkat stress terhadap gangguan fungsi menstruasi
pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata.
Metode: Penelitian berjenis deskriptif analitikal dengan desain cross sectional.
Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner DASS-42 dan kuesioner fungsi
menstruasi. Data dianalisis dengan uji Spearman Rho menggunakan IBM® SPSS®
Statistics 25.0.
Hasil Penelitian: Hasil uji Spearman Rho diketahui bahwa nilai p-value sebesar
0,335 menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara tingkat stres dan fungsi
menstruasi.
Kesimpulan: Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat stres dan fungsi menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Soegijapranata.
iv
ABSTRACT
Background: Menstruation is the shedding of the inner wall layer of the uterus
which contains a lot of blood vessels so that blood comes out of the vagina. Stress
can affect the hypothalamic-pituitary-gonadal axis, altering the regulation of
GnRH, gonadotrophs, and gonads. In a depressed state, the body produces cortisol,
which can inhibit the secretion of GnRH. Decreased GnRH secretion leads to
decreased FSH levels, LH levels, follicular development, and estrogen secretion.
These changes can lead to menstrual function disorders.
Purpose: Knowing the effect of stress levels on menstrual function disorders in
students of the Faculty of Medicine, Soegijapranata Catholic University.
Method: This research is analytical descriptive type with a cross sectional design.
The study was conducted using the DASS-42 questionnaire and the menstrual
function questionnaire. Data were analyzed with the Spearman Rho test using
IBM® SPSS® Statistics 25.0.
Result: The results of the Spearman Rho test found that a p-value of 0.335 showed
no significant relationship between stress levels and menstrual function.
Conclusion: Research shows that there is no significant relationship between stress
levels and menstrual function in female students of the Faculty of Medicine,
Soegijapranata Catholic University.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
iv
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 25
3.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel (Sample Size), dan Teknik Pengambilan
Sampel..................................................................................................... 25
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Hasil Analisis Bivariat Tingkat Stres terhadap Fungsi Menstruasi ...... 33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................................ 42
Lampiran 2 ............................................................................................................ 43
Lampiran 3 ............................................................................................................ 45
Lampiran 4 ............................................................................................................ 48
Lampiran 5 ............................................................................................................ 50
Lampiran 6 ............................................................................................................ 52
Lampiran 7 ............................................................................................................ 53
Lampiran 8 ............................................................................................................ 54
Lampiran 9 ............................................................................................................ 55
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menstruasi sebesar 6,1%, dan stres sangat parah yang menyebabkan gangguan
siklus menstruasi sebesar 1%.5
Menurut penelitian Abdi Azhim pada tahun 2014, mahasiswi yang
menjalani program studi kedokteran cenderung rentan terhadap stres, karena
dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan sikap yang
profesional. Tuntutan tersebut menjadi sebuah tekanan sehingga dapat
menyebabkan stres.6
Menurut penelitian Lakshminarayanan Preethi pada tahun 2022 hampir
70% wanita menghadapi peningkatan beban kerja dibandingkan dengan
sebelum pandemi. Peningkatan beban kerja ini menjadi stresor yang
mengakibatkan wanita-wanita tersebut mengalami perdarahan sedang-berat
yang berhubungan dengan nyeri dan siklus tidak teratur. Perdarahan abnormal
pada uterus dapat digunakan untuk menentukan siklus menstruasi termasuk
lamanya siklus, durasi aliran, jumlah perdarahan, dan lain sebagainya. Dalam
banyak kasus, perdarahan abnormal pada uterus dapat terjadi karena kegagalan
ovarium untuk melepaskan sel telur, yang akhirnya menyebabkan
ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan hormon memiliki hubungan
yang mengakar dengan stres psikologis, yang juga dapat berkontribusi faktor
untuk menginduksi perdarahan abnormal pada uterus.7
Penelitian-penelitian di atas menunjukkan adanya hubungan antara tingkat
stres yang dialami dengan gangguan fungsi menstruasi yang terjadi. Hal ini
ditandai terjadinya perubahan yang tidak normal dari pola siklus menstruasi
dan jumlah volume perdarahan menstruasi yang tidak normal.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan stres terhadap gangguan fungsi menstruasi pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata.
4
menstruasi.
5 Pande Putu Novi PLACENTUM Jurnal Ilmiah Hubungan Tingkat Variabel independen Ada hubungan yang
Ekajayanti, Pande Putu Kesehatan dan Aplikasinya Stres dengan (stres) dan variabel signifikan antara tingkat
Indah Purnamayanthi, Perubahan Pola dependen (perubahan stress terhadap perubahan
202010 Menstruasi pada pola menstruasi) pola menstruasi pada remaja
Remaja putri.
6 Preethi L, Health Science Reports by Pandemic‐Induced Variabel independen Telah terjadi peningkatan
Mylanikunathil Saji A, Wiley Periodicals LLC Stress and Obesity (stres, obesitas) dan signifikan antara stres dan
Chandran L, Suresh A, Leading to Abnormal variabel dependen obesitas yang mengakibatkan
Indra S, Sabarathinam Uterine Bleeding: a (siklus menstruasi) perdarahan uterus.
S, 20227 Prospective Study
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah variabel dependen pada penelitian sebelumnya hanya berfokus pada
pola dan siklus menstruasi, sedangkan penelitian ini juga berfokus pada gangguan yang terjadi secara fungsional pada menstruasi yang
meliputi siklus dan volume perdarahan menstruasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
1) Fase Folikuler
2) Fase Luteal
Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium
akan mengalami perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan
akhir masa reproduksi. Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir
fase folikuler, tetapi meningkat secara signifikan setelah
ovulasi.
Menjelang dinding folikel pecah dan oosit keluar saat
ovulasi, sel granulosa akan membesar, kemudian timbul vakuol
dan penumpukan pigmen kuning, lutein proses luteinisasi yang
kemudian dikenal sebagai corpus luteum. Selama tiga hari pasca
ovulasi, sel granulosa terus membesar membentuk corpus
luteum bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Pada
hari 8-9 pasca ovulasi, vaskularisasi mencapai puncaknya
bersamaaan dengan puncak kadar progesteron dan estradiol.
Kadar progesteron meningkat tajam segera pasca ovulasi. Kadar
progesteron dan estradiol mencapai puncaknya sekitar 8 hari
pasca lonjakan LH, kemudian menurun perlahan bila tidak
terjadi pembuahan. Bila terjadi pembuahan, sekresi progesteron
11
3) Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superfisial dan
media dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium
dipertahankan. Endometrium yang lepas bersama dengan cairan
jaringan dan darah membentuk koagulan di dalam uterus.
Koagulan ini segera dicairkan oleh fibrinolisin dan cairan, yang
tidak berkoagulasi yang dikeluarkan melalui serviks dengan
kontraksi uterus. Jika jumlah darah yang dikeluarkan pada
proses ini sangat banyak mungkin fibrinolisin tidak mencukupi
sehingga wanita mengeluarkan bekuan darah dari serviks.11
c. Volume Menstruasi
Jumlah perdarahan pada satu siklus diklasifikasikan menjadi
ringan (36,5 mL), sedang (>36,5 dan 72,5 mL), atau berat (>72,5
mL). Jumlah perdarahan dalam satu hari pada individu
diklasifikasikan menjadi ringan (4 mL), sedang (> 4 dan 14 mL),
atau aliran darah yang deras (>14 mL).13 Pembalut biasa untuk
siang hari dapat menampung sekitar 5 mL cairan dan pembalut
untuk malam hari dapat menampung 10-15 mL.13-14
d. Fungsi Menstruasi
Fungsi menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan
siklik yang terjadi di uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium dan secara fungsional terbagi menjadi siklus dan
12
2.1.2. Stres
a. Definisi Stres
Stres merupakan suatu keadaan tuntutan lingkungan yang
melebihi kapasitas dari biasanya dan membutuhkan respon yang
lebih sehingga dapat mempengaruhi fisik dan psikologis
seseorang.17
b. Gejala Stres
1) Gejala Psikologis
Gejala psikologis yang sering terjadi adalah mudah
tersinggung, ingatan melemah, konsentrasi kurang, tugas susah
untuk dilaksanakan, daya mengingat melemah, reaksi berlebihan
terhadap hal-hal sepele, tidak mampu santai pada saat yang tepat,
tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain, dan emosi yang
tidak dapat dikendalikan.18
2) Gejala Fisik
Gejala fisik yang sering dialami pada stres adalah nyeri dada,
diare selama beberapa hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar,
15
c. Tingkat Stres
1) Stres normal, stres yang dihadapi secara teratur dan merupakan
bagian alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi: kelelahan
setelah pulang dari kerja, takut akan kegagalan, detak jantung
berdetak lebih keras setelah melakukan aktivitas.18
d. Sumber Stres
Penyebab stres oleh berbagai sumber yang sering disebut dengan
stresor. Stresor adalah keadaan atau objek yang dapat menimbulkan
stres.18
Stresor dibagi menjadi 3, yaitu:18
1) Stresor Fisik
Stresor fisik adalah keadaan atau kejadian yang dialami
seseorang, misalnya suhu (panas dan dingin), suara bising polusi
udara, dan keracunan.
2) Stresor Sosial
Stresor sosial adalah faktor pemicu stres yang berasal dari
kondisi lingkungan atau interaksi sosial seperti:
3) Stresor Psikologis
Stresor psikologis adalah faktor penyebab stres yang berasal
dari kondisi kejiwaan (psikologis) yang tidak mampu atau tidak
dapat menyesuaikan dengan keadaan. Misalnya seseorang sering
dalam keraguan dan merasa tidak pasti dalam masa depan atau
pekerjaan, tertekan, rasa bersalah.
e. Dampak Stres
1) Dampak Fisiologik
Seseorang yang mengalami stres akan mengalami gangguan
fisik seperti mudah masuk angin, mudah pening, kram,
mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat
dijelaskan, dapat juga mengalami penyakit yang serius seperti
penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan lain-lain.18
Klasifikasinya sebagai berikut:18
i. Menstruasi
2) Dampak Psikologis
Dampak psikologis ini akan mengalami dimana seseorang
akan merasa jenuh, keletihan emosi dan akan mempunyai peran
sentral bagi terjadinya burn-out, pencapaian pribadi seseorang
yang bersangkutan akan menurun sehingga terjadi penurunan rasa
kompeten dan rasa sukses.18
3) Dampak Perilaku
Stres menjadi distres, distres adalah stres yang berbahaya dan
merusak keseimbangan fisik, psikis atau sosial individu. Level
stres yang cukup tinggi akan berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah
tepat, misalnya prestasi belajar menurun seseorang akan banyak
membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.18
2) Faktor Psikologis
Seseorang yang menghadapi masalah kehidupan mungkin
berperan dalam munculnya stres. Orang-orang yang kurang
percaya diri, sering merasa cemas, terlalu bergantung pada orang
lain, terlalu berharap pada diri sendiri merupakan ciri orang yang
19
3) Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi stres karena adanya
perubahan lingkungan dan ketidakmampuan seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya berpindah tempat
tinggal, PHK, ditinggal keluarga yang meninggal, dan lain-lain.18
4) Faktor Biologis
Salah satu sudut pandang biologis adalah somatic weakness
model, model ini memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres
dan gangguan psikofisiologis terkait dengan lemahnya organ
tubuh individu. Misalnya genetik ataupun penyakit yang
sebelumnya pernah diderita membuat suatu organ tertentu
menjadi lebih lemah daripada organ lainnya, hingga akhirnya
rentan dan mudah mengalami kerusakan ketika individu tersebut
dalam kondisi tertekan dan tidak bugar.18
2) Stres
Stres berpengaruh pada kegagalan produksi Follicle
Stimulating Hormone-Luteinizing Hormone (FSH-LH) di
hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan produksi
estrogen dan progesteron yang menyebabkan ketidakteraturan
20
siklus menstruasi.21
3) Aktivitas Fisik
Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi
fungsi menstruasi. Atlet wanita seperti pelari memiliki faktor
risiko untuk mengalami gangguan fungsi menstruasi. Aktivitas
fisik yang berat merangsang inhibisi GnRH sehingga
menurunkan level estrogen.22
Hipotalamus
CRH GnRh↓
ACTH
Ovarium
Estrogen↓ Progesteron↓
Gangguan
Fungsi
Menstruasi
3.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel (Sample Size), dan Teknik Pengambilan
Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Katolik Soegijapranata.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Soegijapranata yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
24
25
b. Kriteria Eksklusi
3,8416(0,25)131 125,8124
= 1,3+3,8416(0,25) = = 56
2,2604
26
Keterangan :
n = banyak sampel
N = besar populasi (131 mahasiswi)
p = proporsi variabel yang dikehendaki hasilnya (0,5)
Z = simpangan rata-rata pada tingkat signifikansi α
(95%=1,96)
d = derajat akurasi (presisi) yang diinginkan (10%)
dikumpulkan kembali ke peneliti pada saat itu juga. Peneliti akan melakukan
pengecekan dan penilaian pada jawaban kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
4.1. Karakteristik
4.1.1. Angkatan
2019 19 32,8
2020 22 37,8
2021 17 29,3
Total 58 100
31
32
Fungsi Stres
Menstruasi
Normal Ringan Sedang Parah Sangat Total P-Value
Parah
N % N % N % N % N % N %
Terganggu 40 69,0 5 8,6 7 12,1 5 8,6 1 1,7 58 100
Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,335
Terganggu
Total 40 100 5 100 7 100 5 100 1 100 58 100
34
35
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Alloy LB, et al. Abnormal Psychology: Current Perspectives. 9th Ed. New
York: McGraw-Hill; 2005.
2. Hatmanti NM. Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa.
Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2018 Apr 25;8(1).
https://doi.org/10.33086/jhs.v8i1.218
3. Ernawati S, et al. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Universitas
Nasional; 2017.
4. Toduho S, Kundre R, Malara R. Hubungan Stres Psikologis dengan Siklus
Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 di SMA Negeri 3 Kepulauan Tidore. Jurnal
Keperawatan. 2014;2 (4). https://doi.org/10.35790/jkp.v2i2.5306
5. Sood M, Devi A, Mohd Daher AA, et al. Poor Correlation of Stress Levels and
Menstrual Patterns among Medical Students. Journal of ASIAN Behavioural
Studies. 2012 Oct; 2 (7). DOI:10.21834/jabs.v2i5.221
6. Abdi A, et al. Hubungan Faktor Pencetus Stres Dengan Skor Distress Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Jurnal Kedokteran
Universitas Mataram. 2017 Oct 26; 3 (1). https://doi.org/10.29303/jku.v3i1.83
7. Preethi L, et al. Pandemic‐induced stress and obesity leading to abnormal
uterine bleeding: A prospective study. Health Science Reports published by
Wiley Periodicals LLC. 2022 Mar 5; 5 (2). DOI: 10.1002/hsr2.508
8. Iryani D, Yanis A, Yudita N. Hubungan antara Stres dengan Pola Siklus
Menstruasi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2017; 6 (2). https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.695
9. Kandou RD, et al. Hubungan Antara Stres Dan Pola Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (Co-Assistant). Jurnal e-Biomedik.
2017; 5 (1). DOI: 10.35790/ebm.5.1.2017.15978
39
40
10. Novi E, et al. Hubungan Tingkat Stres Dengan Perubahan Pola Menstruasi
Pada Remaja. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya. 2020;
8 (2). DOI:10.20961/placentum.v8i2.43439
11. Anwar M. Ilmu Kandungan. 3rd Ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiraharjo; 2011.
12. Rusip G. Dasar-Dasar Fisiologi Sistem Reproduksi. Medan: FK UISU; 2009
13. Dasharathy SS, et al. Menstrual bleeding patterns among regularly
menstruating women. American Journal of Epidemiology. 2012 Mar 15; 175
(6), 536–545. https://doi.org/10.1093/aje/kwr356
14. Wyatt KM, et al. Determination of total menstrual blood loss. Fertil Steril. 2001
Jul; 76 (1), 125-31. DOI: 10.1016/s0015-0282(01)01847-7
15. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirodihardjo; 2009.
16. Siwi E, Purwoastuti E. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015.
17. Bamuhair SS, et al. Sources of Stress and Coping Strategies among
Undergraduate Medical Students Enrolled in a Problem-Based Learning
Curriculum. Journal of Biomedical Education. 2015 Sep 21; 2015.
https://doi.org/10.1155/2015/575139
18. Priyoto. Konsep Manajemen Stres. 2nd Ed. Yogyakarta: Nuha Medika, 2019.
19. Baskeran, Priyangka. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus
Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara; 2021.
20. Kusmiran, Eny. Kesehatan Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika;
2014.
21. Kurniawati, H., & Afifatul Latifah. Relationship between Hormonal
Contraception and Menstrual Cycle. Bioscientia Medicina : Journal of
41
Lampiran 1
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak atau resiko apapun
terhadap responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh
tingkat stress terhadap gangguan fungsi menstruasi berupa siklus menstruasi dan
volume perdarahan menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Katolik Soegijapranata. Untuk keperluan tersebut Saudara
menjadi responden dalam penelitian ini. Diharapkan kuesioner yang saya sediakan
diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Identitas dan informasi yang berkaitan
dengan Saudara akan dirahasiakan oleh peneliti.
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini serta bersedia menjawab pertanyaan dengan sadar dan sebenar-
benarnya.
Semarang, 2022
(……………………………)
*lingkari yang sesuai dengan pilihan Anda
43
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER
Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Saudara selama 3 bulan belakangan ini. Terdapat dua pilihan jawaban
NO PERTANYAAN YA TIDAK
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
DEPRESSION ANXIETY STRESS SCALE (DASS-42)
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak atau resiko apapun
terhadap responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh
tingkat stress terhadap gangguan fungsi menstruasi berupa siklus menstruasi dan
volume perdarahan menstruasi guna menyelesaikan Tugas Akhir dari peneliti.
2 : Sering
Indikator Penilaian
Tingkat Stress
Normal 0 – 14
Ringan 15 – 18
Sedang 19 – 25
Parah 26 – 33
Lovibond SH, Lovibond PF. Manual for the Depression Anxiety Stress Scales. 2nd
Ed. Sydney: Psychology Foundation; 1995.
48
Lampiran 4
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS KUESIONER FUNGSI
MENSTRUASI
49
50
Lampiran 5
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS KUESIONER DASS-42
51
52
Tingkat Stress
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 40 69,0 69,0 69,0
Ringan 5 8,6 8,6 77,6
Sedang 7 12,1 12,1 89,7
Parah 5 8,6 8,6 98,3
Sangat Parah 1 1,7 1,7 100,0
Total 58 100,0 100,0
Fungsi Menstruasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Terganggu 58 100,0 100,0 100,0
Angkatan
Cumulative
Percent Valid Percent Percent
32,8 32,8 32,8
37,9 37,9 70,7
29,3 29,3 100,0
100,0 100,0
53
Correlations
Fungsi Tingkat
Menstruasi Stress
Spearman's rho Fungsi Menstruasi Correlation Coefficient 1,000 -,129
Sig. (2-tailed) . ,335
N 58 58
Tingkat Stress Correlation Coefficient -,129 1,000
Sig. (2-tailed) ,335 .
N 58 58
55