You are on page 1of 6

SOP PELAYANAN KLINIK PDP HIV/AIDS PRA

COVID 19
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
TANGGAL TERBIT :
SOP HALAMAN :

KA PUSKESMAS TALUN KENAS


PUSKESMAS DR. HENDRIK SABUNGAN
TALUN KENAS TAMBUNAN
NIP. 19760518 201001 1 011

1. Pengertian HIV atau Human Immunodefficiency Virus adalah virus yang menyerang sel-sel
kekebalan tubuh.
AIDS atau Acquired Immunodefficiency Syindrome adalah kumpulan gejala akibat
penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penangananpasien HIV/AIDS.
3. Kebijakan -
4. Prosedur ALAT :
- Stetoskop
- Tensimeter
- Thermometer
- Alat perlindungan diri
4. Langkah- 1. Petugas menggunakan alat perlindungan diri
langkah 2. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
4. Petugas menyarankan konseling dengan konselor HIV
5. Petugas konselor merujuk pasien ke laboratorium puskesmas untuk
pemeriksaan darah
6. Petugas laboratorium membawa hasil pemeriksaan darah ke konselor
7. Konselor merujuk pasien kembali ke poli umum
8. Jika pasien didiagnosa dengan HIV, pasien dirujuk ke pelayanan kesehatan
tingkat lanjut
9. Jika pasien tidak didiagnosis dengan HIV, pasien diterapi sesuai dengan
pedoman yang berlaku
10. Petugas mencuci tangan
5. Diagram Alur
Petugas menggunakan alat Petugas melakukan anamnesis
perlindungan diri terhadap pasien

Petugas menyarankan konseling Petugas melakukan


dengan konselor HIV pemeriksaan fisik terhadap
pasien

Petugas konselor merujuk pasien ke Petugas laboratorium membawa


laboratorium puskesmas untuk hasil pemeriksaan darah
pemeriksaan darah

Jika pasien didiagnosa dengan HIV, pasien Konselor merujuk pasien kembali
dirujuk ke pelayanan kesehatan tingkat ke poli umum/dokter
lanjut
`
6. Unit terkait 1. Lab
2. Pj. Program /Konselor
3. Farmasi
7. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
historis
perubahan
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
JL.
HP. KODE POS.

PROGRAM HIV – AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

I. PENDAHULUAN
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas
manusia yang diharapkan, perlu peningkatam upaya penanggulangan HIV / AIDS, yang
melibatkan semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan
menyeluruh.

AIDS (Acquired Immune Defficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Defficiency Virus) yang akan mudah menular dan
mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang
bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal
karena berbagai penyakit infeksi, kanker dan lain-lain. Infeksi menular seksual (ims) adalah
infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi menular seksual akan lebih beresiko
apabila melakukan hubungan seksual bergonta ganti pasangan, baik melalui vagina, oral
maupun anal.

II. LATAR BELAKANG


Strategi penanggulangan HIV/AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi resiko penularan
HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat
HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi
produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik
pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdamak, sehingga
keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang
menyangkut area pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan
yang kondusif. Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif
dari kelompok populasi kunci yaitu:
(1) Orang-orang berisiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril;
(2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan
terhadap penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan
(3) ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV. Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan
AIDS di Indonesia telah memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Surveilans
Terpadu HIV dan perilaku (STHP, Populasi kunci, 2007) menunjukkan prevalensi HIV pada
populasi kunci : wanita pekerja seks (WPS) langsung 10,4%; WPS tidak langsung 4,6%; waria
24,4%; pelanggan WPS 0,8%; lelaki seks dengan lelaki (LSL) 5,2%; pengguna napza suntik
52,4%. Di provinsi Papua dan Papua Barat terdapat pergerakan ke arah generalized epidemic
dengan prevalensi HIV sebesar 2,4% pada penduduk 15-49 tahun (STHP, Penduduk Papua,
2007). Dalam menghadapi epidemi HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu
dan terkoordinasi, untuk menghasilkan program yang cakupannya tinggi, efektif dan
berkelanjutan.
III. TUJUAN
a. Tujuan umum program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas adalah pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat.
b. Tujuan khusus program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas adalah :
- menemukan kasus baru penderita HIV
- pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
JL.
HP. KODE POS.

- meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular


HIV tentang HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (IMS).
IV. KEGIATAN
1. KEGIATAN Program HIV/AIDS dan IMS pada penyelenggaraan UKP :
- Melakukan test HIV atas inisiasi petugas kesehatan (PITC) pasien yang berkunjung ke
layanan klinis Puskesmas
- Melakukan konseling dan test HIV sukarela (VCT) maupun konseling IMS baik
rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas
- Merujuk pasien ke unit laboratorium untuk test HIV dan IMS
- Memberikan resep obat pasien dengan IMS
- Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive ke layanan CST dan pendamping
(atas izin pasien)
2. Kegiatan program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaraan UKM :
- Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV tentang masalah HIV/AIDS dan penyakit IMS.
- Kegiatan mobile VCT.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaraan UKP :
1. Syarat
a. Membawa dokumen administrasi yang diperlukan :
- Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu BPJS
- Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga
b. Setiap pelanggan akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di loket.
c. Setiap pelanggan menunggu di ruang tunggu Klinik Anggrek untuk dipaggil sesuai
dengan ururtan rekam medik.
2. Biaya : Gratis
3. Waktu – Lama pelayanan
Waktu :
Senin – kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 – 11.00
Sabtu : 08.00 – 12.00
Lama pelayanan : 10 – 30 menit
4. Prosedur pelayanan
- Datang sendiri atau diantar oleh petugas
- Membawa rujukan bila dirujuk oleh fasilitas kesehatan lain
- Membawa persyaratan dokumen administrasi
- Melalui alur pendaftaran
5. Produk/hasil pelayanan yang akan diterima pelanggan :
a. Pelayanan medis
b. Resep obat
c. Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
d. Mengetahui haisl pemeriksaan laboratorium
e. Surat rujukan
f. Konseling
6. Kompetensi petugas
Dokter umum :
Perawat :
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
JL.
HP. KODE POS.

7. Sarana dan prasarana


a. Ruang tunggu
b. Ruang konseling
c. Alat diagnostik
d. Media informasi
8. Pelayanan informasi
Pasien mendapat informasi mengenai :
a. Penyakit yang diderita
b. Tindakan medis yang akan dilakukan
c. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara mengatasinya

2. Kegiatan program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM :


a. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada perencanaan BOK.
Penyuluhan dapat dilakukan di luar gedung maupun di dalam gedung dengan
mengundang kader kesehatan maupun kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV
AIDS dan penyakit IMS
b. Kegiatan mobile VCT dan IMS pada kelompok resiko tinggi, setelah berkoordinasi
dengan pasien dan Dinas Kesehatan

VI. SASARAN KEGIATAN


1. Konseling dan test terutama pada
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV/AIDS
dan penyakit infeksi menular (IMS), yaitu wanita penjaja seks (WPS), lelaki beresiko
tinggi (LBT), pengguna napza suntik, waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi.
b. Pelanggan yang berkunjung ke Puskesmas yang menunjukkan adanya gejala IMS
c. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas maupun rujukan dari fasilitas
kesehatan lain.
2. Merujuk pasien dengan HIV positive ke layanan CST untuk mendapatkan terapi ARV
sebesar 100%
3. Penyuluhan HIV/AIDS dan IMS dilakukan minimal 3 kali dalam 1 tahun
4. Mobile VCT dilakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun
5. Laporan program HIV/AIDS dan IMS paling lambat tanggal 3 setiap bulan

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
O
Konseling saat
1. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
test
Merujuk
2. pasien ke √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
layanan CST

3. Penyuluhan √ √ √ √

4. Mobile VCT √
PEMERINTAH KABUPATEN
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
JL.
HP. KODE POS.

Laporan
5. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bulanan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali utnuk melihat
kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
a. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKP akan dicatat pada format pencatatan
harian kemudian akan direkap pada akhir bulan
b. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan pada
notulen kegiatan

2. PELAPORAN
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan dan kegiatan mobile vct akan dilaporkan
kepada kepala puskesmas dan kemudian akan diserahkan ke Dinas Kesehatan

3. EVALUASI KEGIATAN
1. Program ini akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesma 3 bulan sekali
2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 6 bulan sekali

Mengetahui,
Kepala puskesma Penanggung jawab UKM

You might also like