You are on page 1of 5

Nama : Haura Sagitarifany

NIM 40030519650156
Mata Kuliah : Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T.

UAS SISTEM MANAJEMEN K3 & LINGKUNGAN

3. Jelaskan tahapan (hirarki) Pengendalian Resiko pada suatu proyek, mulai dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi. Setujukah anda bahwa semakin tinggi Pengendalian
Resiko akan memerlukan biaya yang semakin besar?. Jelaskan.
Jawab:
1. Eliminasi.
Eliminasi dilakukan dengan upaya penerapan pendekatan secara ergonomis ketika
perencanaan tempat kerja baru dipikirkan, serta sekaligus mengeliminasi pekerjaan
yang monoton untuk menghilangkan stress negatif bagi setiap pekerja dan
menghilangkan aktivitas forklift dari suatu area sekaligus.
2. Substitusi.
Substitusi merupakan upaya penggantian suatu proses atau tindakan yang berbahaya
dengan sesuatu yang memiliki bahaya lebih rendah atau bahkan tidak berbahaya sama
sekali.
3. Melakukan Rekayasa Teknik, Re-organisasi dari pekerjaan atau Kombinasi keduanya.
Tahapan rekayasa teknik dan re-organisasi dari pekerjaan menjadi suatu tahapan yang
dilakukan dalam memberikan perlindungan pekerja secara kolektif.
4. Metode Pengendalian Administrasi.
Pengendalian administrasi merupakan metode pengendalian resiko dan bahaya dengan
pengaturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dibuat atau
dicanangkan sebelumnya.
5. Alat Pelindung Diri.
Alat pelindung diri merupakan sebuah alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya digunakan dalam mengisolasi sebagian atau keseluruhan
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Menurut saya, saya setuju dengan pernyataan semakin tinggi pengendalian resiko maka
semakin besar juga biaya yang dikeluarkan. Karena dalam pengendalian resiko kita juga
membutuhkan unsur pendukung seperti material pengganti ataupun alat pelindung diri
yang memiliki harga lebih besar. Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya risiko
bahaya yang bisa merugikan.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Proyek (Pekerjaan Konstruksi) dan Manajemen Proyek
(Manajemen Konstruksi)?
Jawab:
 Proyek (Pekerjaan Konstruksi).
Kata proyek berasal dari bahasa Latin “projectum” yang berarti untuk membuang
sesuatu ke depan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proyek merupakan
rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan
sebagainya) dan dengan waktu penyelesaian yang tegas.
Menurut Kerzner (2009), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan (bangunan atau konstruksi) dengan batasan waktu, biaya
dan mutu tertentu. Proyek konstruksi membutuhkan resources (sumber daya) yaitu man
(manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).
Proyek pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian suatu rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan upaya perencanaan, pembangunan, pelaksanaan
beserta pengawasan suatu bangunan yang mencakup pekerjaan pokok dalam bidang
teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain seperti
teknik industri, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap untuk mewujudkan suatu
bangunan. Adapun jenis-jenis proyek konstruksi adalah sebagai berikut.
1. Proyek bangunan perumahan atau bangunan pemukiman (residential construction),
adalah suatu proyek pembangunan perumahan atau pemukiman berdasarkan pada
tahapan pembangunan yang serempak dengan penyediaan prasarana penunjang.
2. Konstruksi bangunan gedung (building construction), adalah tipe proyek konstruksi
yang paling banyak dikerjakan. Tipe konstruksi bangunan ini menitikberatkan pada
pertimbangan konstruksi, teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan.
3. Proyek konstruksi teknik sipil (heavy engineering construction), adalah proses
penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built environment).
Biasanya pemilik proyek adalah pemerintah, baik pada tingkat nasional maupun
daerah proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi
pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan
mengutamakan pelayanan masyarakat (public services).
 Manajemen Proyek (Manajemen Konstruksi)
Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan. Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu
kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasionil rutin.
Manajemen konstruksi tersusun dari dua kata yaitu “Manajemen” dan
“Konstruksi”. Kata manajemen berarti melatih kuda mengangkat kaki, kata konstruksi
mempunyai arti susunan ari elemen-elemen bangunan yang kedudukan setiap bagian-
bagian sesuai dengan fungsinya.
Selanjutnya dapat disimpulkan suatu definisi dari Manajemen Konstruksi sebagai
berikut: “Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan melalui proses
manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap kegiatan-
kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasikan sumber-sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan sesuai sasaran
yang diinginkan”. Dalam buku Manajemen Konstruksi, manajemen konstruksi
didefinisikan sebagai: “Usaha-usaha yang dilakukan dalam suatu kegiatan agar tujuan
dari kegiatan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien”. Selanjutnya dapat
dipahami mengenai bagaimana maksud dair pengaturan/penataan konstruksi yang
teratur. Artinya suatu pekerjaan konstruksi, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
dan sampai konstruksi
selesai, kegiatan-kegiatannya tersusun secara berurutan. Misalnya: membuat pondasi
dikerjakan setelah galian selesai, membuat sloof setelah pondasi selesai dan lain-lain.
Manajemen pada suatu konstruksi merupakan suatu alat untuk mengefektifkan dan
mengefisienkan kegiatan-kegiatan pada proyek tersebut. Parameter yang digunakan di
sini adalah fungsi waktu dan biaya dari setiap kegiatan proyek konstruksi. Jadi, untuk
mengatur/menata kegiatan-kegiatan ini seseorang harus lebih dahulu mengerti dan
memahami persoalan dari awal sampai akhir, dengan kata lain kita harus memasuki ke
dalam konstruksi secara utuh. Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang
akan diproses, pada saat proses inilah diperlukan manajemen agar proses ini berjalan
efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang memuaskan. Sumber daya adalah berbagai
daya untuk memungkinkan sebuah hasil yang ingin dicapai. Sumber daya itu terdiri dari
6M+I+S+T yaitu Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Man-power
(tenaga manusia), Market (pasar), dan Methode (metode) serta Information (informasi),
Space (ruang) dan Time (waktu).
Secara skematis ditunjukkan seperti gambar berikut:

Sasaran manajemen konstruksi adalah untuk menata pekerjaan konstruksi agar pekerjaan
tersebut berlangsung efektif dan efisien. Konstruksi itu sendiri merupakan susunan yang
terabjatis, artinya konstruksi itu tersusun A – B – C – D, bukan seperti C – B – D – A. Dengan
kata lain, pondasi suatu bangunan selalu letaknya paling bawah dan rangka atap bangunan
letaknya di atas ringbalk.

5. Bila mana (terkait dengan besar dan rumitnya proyek) dan Kapan (terkait pentahapan
pekerjaan proyek) suatu Proyek memerlukan Manajemen Proyek dalam penanganannya?

Jawab:
Aktivitas manajemen ditandai dengan adanya fungsi perencanaan dan evaluasi proyek.
Antara fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian proyek (termasuk monitoring dan
evaluasi proyek) memiliki kaitan yang sangat erat. Jika pada fungsi perencanaan proyek
sudah ada ketidakakuratan prediksi kebutuhan dan analisa lingkungan, pengendalian
proyek tidak dapat berjalan secara maksimal. Selain itu, ketidakakuratan penilaian akan
menimbulkan masalah standarisasi kinerja yang tidak jelas atau ambigu, sebab tidak adanya
patokan pasti tentang pengukuran kinerja (performance) proyek. Intinya, evaluasi sebagai
bagian dari pengendalian proyek merupakan fungsi yang menjalankan penelitian,
penyelidikan, penilaian hasil maupun proses pekerjaan proyek; atau sebagai fungsi analisis
apakah fungsi-fungsi pekerjaan proyek sudah berjalan atau sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan dalam perencanaan proyek.
Membicarakan fungsi pengorganisasian proyek akan menyangkut permasalahan
mengenai pengelolaan sumber daya manusia (staffing) proyek dan sumber daya material
(mesin, sarana dan prasarana administrasi serta lainnya); bagaimana pekerjaan dan fungsi-
fungsi dalam pekerjaan proyek itu dibagi-bagi atau ada diferensiasi pekerjaan proyek;
bagaimana pekerjaanpekerjaan proyek dan unit-unit kerjanya diintegrasikan atau disatukan
untuk mencapai tujuan-tujuan (goals) proyek dan akhirnya bagaimana seluruh sumber daya
proyek tersebut (material dan immaterial) ditatakelola dalam proses produksi pekerjaan
proyek menuju tercapainya tujuan proyek.
Kemudian pada fungsi penggerakan proyek akan menyangkut permasalahan mengenai
kepemimpinan proyek, pola dan proses komunikasi dalam organisasi proyek serta
hubungan organisasi proyek dengan lingkungan eksternal maupun hubungan internal
proyek itu sendiri. Di dalam fungsi penggerakan proyek, peran pemimpin proyek sangat
penting sebab membawa arah ke mana organisasi dan pekerjaan proyek akan dibawa. Oleh
sebab itu, internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai dalam organisasi proyek sangat bergantung
pada peran pemimpin. Inovasi, kreativitas, profesionalisme, integritas, learning, rasa peduli
dan loyalitas adalah beberapa nilai-nilai bersama (shared values) yang dapat berkembang
baik manakala ada keteladanan dari sang pemimpin proyek.

You might also like