You are on page 1of 5

Tugas martikulasi keperawatan gawat darurat

Pemateri: roulita, Ns., M.Kep


Nama:Toriq fahranul.s
Nim:22156011207

1. Rjp pada Bayi, Anak ,dan Dewasa :


Rjp adalah Bantuan hidup dasar harus segera dilaksanakan oleh penolong apabila
dalam penilaian dini penderita ditemukan salah satu dari masalah antara lain :
tersumbatnya jalan nafas, tidak menemukan adanya nafas serta tidak ditemukan
adanya tanda-tanda nadi.
Resusitasi bayi dan anak merupakan tindakan medis untuk menyelamatkan
nyawa. Yang dimaksud bayi dan anak pada pedoman ini adalah bayi diatas usia 28
hari sampai anak usia sebelum pubertas (usia 12 tahun).

 Cari bantuan bila menemukan bayi atau anak yang tidak sadar.
 Raba nadi brakialis pada bayi (usia 28 hari sampai 1 tahun) atau nadi karotis pada
anak berusia diatas 1 tahun.
 Buka jalan napas, kemudian berikan 5 napas bantuan (rescue breath) bila anak
tidak sadar dan tidak bernapas. Ketentuan ini berdasarkan panduan European
Resuscitation Council/ERC)
 Berikan 15 kali kompresi dada bila tidak teraba nadi
 Lakukan kompresi dada dengan frekuensi 100-120 x/menit, kedalaman adekuat (4
cm pada bayi dan 5 cm pada anak diatas 1 tahun), recoil sempurna, minimal
interupsi.
 Teknik kompresi pada bayi dengan menggunakan 2 ibu jari atau 2 jari (telunjuk
dan jari tengah). Pada anak usia ≤8 tahun dapat menggunakan teknik satu tangan
dan pada anak usia >8 tahun dapat menggunakan teknik 2 tangan.
 Berikan 15 kali kompresi dada dan 2 bantuan napas, hindari ventilasi berlebihan.
Dengan kata lain, lakukan RJP dengan perbandingan 15:2
 Pasang monitor/alat AED segera saat alat tersedia, nilai irama jantung.
 Lakukan defibrilasi bila ada indikasi shockable, yaitu pada kasus takikardi
ventrikular tanpa nadi atau fibrilasi ventrikel tanpa nadi
 RJP 15:2 harus tetap dilakukan sebelum dan setelah defibrilasi dilakukan
 RJP dihentikan bila telah ada tanda kehidupan (Return of spontaneous
circulation/ROSC), atau RJP telah dilakukan dan tidak ada tanda kembalinya
sirkulasi spontan, atau penolong kelelahan
 tidak perlu memberikan 5 bantuan napas (rescue breath) sebelum kompresi dada.
Pemberian bantuan napas dilakukan simultan dengan kompresi dada,
perbandingan kompresi-ventilasi 15:2. Disertai pemasangan
monitor/defibrillator[1-4]
RJP Pada Dewasa Letakkan satu telapak tangan Anda di atas dada bagian tengahnya,
tepatnya di antara puting, dan letakkan telapak tangan kedua Anda di atas tangan
pertama. Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda.

Setelah itu, Anda bisa mulai menekan dada sedalam kira-kira 5-6 cm sebanyak 30 kali,
dengan kecepatan satu hingga dua tekanan per detik . Saat menekan, sebaiknya
gunakan kekuatan tubuh bagian atas Anda, jangan hanya mengandalkan kekuatan
lengan, agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.Kemudian cek apakah sudah terlihat
tanda-tanda dia bernapas atau bergerak. Jika belum, Anda bisa memberikan napas
buatan jika merasa kompeten atau Anda bisa lanjutkan proses kompresi dada saja
hingga tenaga medis datang dengan kecepatan 100-120 kompresi dada per menit.
Sebagai orang awam, Anda bisa memberikan RJP dengan cara ini saja. Namun jika
Anda sudah terlatih atau pernah mengikuti pelatihan RJP, Anda bisa melanjutkan
langkah berikutnya. Langkah kedua: Buka saluran pernapasan . Setelah menekan dada
telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuka saluran napas dengan cara
mendongakkan kepalanya, lalu letakkan telapak tangan Anda di dahinya. Lalu angkat
dagunya secara lembut untuk membuka saluran napas.Anda bisa mengecek apakah dia
bisa bernapas dengan normal atau belum dengan cara melihat gerakan dadanya dan
mendekatkan telinga dan pipi Anda ke hidung dan mulutnya. Jika dia belum bisa
bernapas secara normal, Anda bisa melanjutkan langkah ketiga.

Langkah ketiga: Beri napas buatan dari mulut ke mulutDengan kepala mendongak dan
dagu terangkat, Anda bisa memberikan pernapasan buatan, dengan catatan Anda
sudah terlatih. Cara memberikannya adalah dengan menjepit hidungnya, lalu
tempatkan mulut Anda ke mulutnya. Berikan dia napas atau udara dari mulut Anda
selama sedetik kemudian lihat apakah bagian dadanya sudah seperti orang bernapas
atau belum. Jika belum, berikan napas buatan kedua dengan cara yang sama.Setelah
itu, ulangi proses tekan dada sebanyak 30 kali yang diikuti oleh dua kali memberikan
napas buatan. Proses ini dianggap sebagai satu siklus.Jika orang tersebut tidak juga
bernapas dalam lima siklus, Anda bisa melanjutkan RJP hingga ada gerakan tubuh dan
datangnya tenaga medis.

3. Bagaimana cara pengluaran benda asing/ sumbatan jalan nafas ?

pertolongan pertama yang dilakukan untuk penanganan sumbatan jalan nafas


meliputi back blow, abdominal thrust, dan chest thrust (pada pasien obese dan
ibu hamil). Pada keadaan yang tidak mengancam nyawa, prosedur medis yang
dapat dilakukan adalah forcep Magill dengan laringoskopi direk.

4. Cara penatalaksanaan syok hipovelemik


pertolongan pertama pada orang yang mengalami gejala syok hipovolemik dapat
diberikan oleh siapapun, dengan terlebih lagi apabila pengidap mengalami
pendarahan hebat. Pertolongan pertama yang dilakukan sambil menunggu
pertolongan medis datang, dapat berupa: Hindari memberikan cairan ke dalam
mulut pengidap syok hipovolemik. Jaga suhu tubuh agar tetap hangat untuk
mencegah hipotermia, dan jaga agar pengidap dapat tetap nyaman. Jangan ubah
posisi pada bagian yang mengalami cedera di bagian kepala, kaki, leher, dan
punggung. Tekan titik pendarahan dengan handuk agar volume darah yang
terbuang dapat berkurang. Apabila terdapat benda tajam yang menancap, jangan
dicabut. Usahakan pengidap syok hipovolemik berbaring dengan posisi kaki
ditinggikan agar peredaran darah meningkat. Beri penyangga khusus pada bagian
cedera di leher atau kepala, sebelum pengidap syok hipovolemik dipindahkan ke
ambulans.

5. Cara Mengatasi Keracunan

Keracunan terjadi saat seseorang menelan, menghirup, atau menyentuh zat yang
berbahaya bagi tubuh. Gejala keracunan mencakup sakit perut, muntah-muntah, diare,
kehilangan nafsu makan, sesak napas, kesulitan menelan, kulit memerah, bibir membiru,
kejang-kejang, hingga hilang kesadaran.

Apabila ada seseorang di sekitar Anda yang mengalami gejala keracunan, tetap tenang dan
segera hubungi rumah sakit terdekat. Sambil menunggu bantuan, Anda dapat
memberikan pertolongan pertama sesuai dengan penyebab keracunan yang dialami:
Racun yang tertelan Pada kasus racun yang tertelan, berikut cara mengatasinya: Minta
penderita untuk meludahkan sisa racun yang masih ada di mulut. Namun, jangan
memaksa penderita untuk memuntahkan racun yang sudah tertelan, karena justru bisa
berbahaya.

Jika penderita muntah secara tidak sengaja, segera bersihkan mulut dan tenggorokannya.
Caranya, balutkan kain bersih ke jari dan tangan Anda, lalu gunakan jari Anda untuk
membersihkan mulut dan tenggorokannya.

Bila penderita tidak sadarkan diri, cobalah untuk membangunkannya, lalu minta ia untuk
meludahkan sisa racun yang masih terdapat di mulutnya.

Sambil menunggu pertolongan medis datang, baringkan penderita dengan posisi miring
ke arah kiri dan berikan bantal atau penyangga pada punggungnya. Tarik dan tekuk
tungkai yang berada di atas ke arah depan. Posisi seperti ini disebut posisi pemulihan
(recovery position).
Jika korban keracunan sadar, minta ia untuk duduk dan pastikan penderita tetap sadar
hingga tim medis datang.

Jika zat berbahaya tersebut mengenai baju atau kulit penderita, segera bersihkan.

Apabila korban keracunan tidak bernapas, lakukan prosedur CPR (resusitasi jantung
paru) jika Anda mengetahui caranya.

Racun yang terhirup

Untuk kasus racun yang terhirup, berikut adalah pertolongan pertama yang bisa Anda
lakukan:

Apabila penderita menghirup racun dari udara yang tercemar, misalnya gas karbon
monoksida, segera bawa ia keluar dari lokasi untuk menghirup udara yang lebih bersih.

Jika penderita muntah dalam posisi berbaring, miringkan kepalanya ke samping untuk
mencegah ia tersedak.

Apabila penderita tidak responsif, napasnya terhenti, atau tidak bernapas, lakukan
prosedur CPR selagi menunggu bantuan medis datang.

Racun yang mengenai kulit

Untuk mengatasi racun yang mengenai kulit, berikut adalah langkah yang perlu dilakukan:
Jika kulit terpapar zat beracun, segera lepaskan pakaian yang dikenakan menggunakan
sarung tangan.

Bersihkan kulit dari racun dengan cara mencucinya menggunakan air dan sabun selama
15-20 menit.

Jika kondisi kulit terlihat semakin parah atau mengalami pembengkakan, segera cari
bantuan medis di rumah sakit terdekat.

Keracunan bisa terjadi di mana saja. Maka dari itu, kita perlu mengetahui cara
mengatasinya dengan tepat, agar penderita keracunan dapat segera ditangani sambil
mencari atau menunggu bantuan medis.

6. Apakah yang di maksud multipele trauma.

Secara lebih khusus, multiple trauma adalah suatu sindrom dari cedera multipel dengan
derajat keparahan yang cukup tinggpi yang disertai dengan reaksi sistemik akibat trauma
yang kemudian akan menimbulkan terjadinya disfungsi atau kegagalan dari organ yang
letaknya jauh dan sistem organ yang vital yang tidak mengalami cedera akibat trauma
secara langsung.

You might also like